Category: Tribunnews.com Regional

  • Ketua DPC PDIP Surabaya dan Bondowoso Dicopot, Sejumlah Daerah Lain di Jawa Timur Dalam Evaluasi – Halaman all

    Ketua DPC PDIP Surabaya dan Bondowoso Dicopot, Sejumlah Daerah Lain di Jawa Timur Dalam Evaluasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA –  Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono dan Ketua DPC Bondowoso Irwan Bachtiar dicopot dari sruktural partai. Irwan Bachtiar lebih dulu dicopot.

    Selain mencopot Adi Sutarwijono, PDIP juga mencopot Wakil Sekretaris Achmad Hidayat. 

    Keputusan tersebut diumumkan setelah DPD PDIP Jatim menggelar rapat tertutup di Kantor DPD PDIP Jatim, Jalan Raya Kendangsari Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/5/2025).

    Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jatim, Budi Sulistyono Kanang. 

    Sebagai informasi, Awi adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya yang telah menjabat sejak 2019.

    Saat ini, Awi juga duduk sebagai Ketua DPRD Surabaya.

    “Ini menjadi evaluasi partai. Kita bebastugaskan Ketua DPC dan wakil sekretaris,” kata Kanang di Kantor DPD PDIP Jatim. 

    Sebelum mengumumkan hasil ini, jajaran DPC PDIP Surabaya dipanggil ke kantor DPD. Termasuk Awi hadir secara langsung.

    Namun, Awi lebih dulu keluar dan tidak berkomentar. 

    Kanang menjelaskan, pencopotan ini bermula dari surat dari DPP tertanggal 30 April 2025 lalu yang melakukan evaluasi kinerja DPC se-Jawa Timur.

    Surabaya menjadi salah satu atensi.

    Surat itu menjadi dasar DPD PDIP Jatim untuk menindaklanjuti dengan pencopotan Awi. 

    Dari pertimbangan yang dilakukan, evaluasi itu dinilai struktural DPC PDIP Perjuangan Kota Surabaya belum optimal.

    Di antaranya lantaran penurunan kursi hasil pileg.

    Semula PDIP memperoleh 15 kursi di 2019, namun melorot menjadi 11 kursi pada Pileg 2024 lalu. 

    PDIP menilai ada persoalan soliditas di internal DPC.

    Sebab, selain Awi dan Hidayat, PDIP juga mengevaluasi Sekretaris DPC Baktiono dan Taroe Sasmito.

    Bedanya, sekretaris dan bendahara ini mendapat sanksi peringatan.

    Hidayat dievaluasi lantaran posisinya semacam kepala sekretariat yang dianggap tidak optimal.

     

    “Yang mendapat sanksi peringatan kita minta untuk memperbaiki kinerja,” terang Kanang yang merupakan anggota DPR RI. 

    Meski telah dicopot dari struktural partai, namun Kanang mengungkapkan, keanggotaan maupun penugasan partai kepada yang bersangkutan masih tetap. 

    Sejumlah daerah juga dievaluasi

    PDIP juga kini mengevaluasi Sidoarjo dan Kota Pasuruan. Evaluasi itu lantas diperdalam dan ternyata didapati penilaian bahwa soliditas internal tidak optimal.

    “Soliditas ini memang menjadi yang utama untuk menuju evaluasi yang lebih dalam lagi,” ungkap Kanang yang merupakan anggota DPR RI tersebut. 

    Kanang belum membocorkan progres evaluasi yang dilakukan untuk sejumlah daerah selain Surabaya dan Sidoarjo.

    Apakah akan bernasib sama seperti Adi Sutarwijono dan Irwan Bachtiar, Kanang menyebut semua tengah berproses.

    Namun dia menyebut, evaluasi itu akan dilakukan mendalam hingga menemukan titik persoalan. 

    Jika dianggap persoalan soliditas itu lantaran kinerja ketua, sekretaris dan bendahara, maka sanksi yang akan diberikan juga bakal serupa.

    “Bisa saja semua kita evaluasi,” ujar politisi kawakan yang juga mantan Bupati Ngawi tersebut. 

     

     

    Penulis: Yusron Naufal Putra

    dan

    Usai DPC Surabaya dan Bondowoso, PDIP akan Evaluasi Sejumlah Daerah Lain di Jawa Timur

     

  • Keluarga Ungkap Sosok Baim, Pendaki Asal Jember yang Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso – Halaman all

    Keluarga Ungkap Sosok Baim, Pendaki Asal Jember yang Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fahrul Hidayatullah alias Baim (18) jatuh di Gunung Saeng, di Desa Sumber Waru, Kecamatan Binakal, Bondowoso, Jawa Timur, pada Kamis (1/5/2025).

    Pria asal Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember tersebut mendaki bersama keempat temannya yang berasal dari sekolah yang sama, yaitu SMK Negeri 5 Jember.

    Keempat temannya itu adalah Fajar Teguh Ardiansyah, Wulandari, Ahmad Najmi Yahya Fajriyah, dan Ayudya Mundri Estriaradini.

    Menurut Fajar, mereka adalah teman satu sekolah yang saat ini berada di bangku kelas 11, tetapi beda jurusan.

    “Beda jurusan, Baim jurusan Ternak Ruminansia,” ungkapnya, dilansir Surya.co.id, Jumat (2/5/2025).

    Lebih lanjut, Baim adalah putra bungsu dari dua bersaudara.

    Keluarganya telah datang ke basecamp pendakian Gunung Saeng sejak Kamis malam. 

    Namun, kini orang tuanya sudah pulang, dan yang masih berada di basecamp adalah kakak dan sepupunya.

    Sepupu korban, Hakiki mengatakan, ini pertama kalinya Baim mendaki ke gunung. 

    Namun dapat dipastikan bahwa korban pamit pada keluarga saat berangkat mendaki.

    “Pamit kalau mau mendaki,” ucap Hakiki.

    Ia mengenal Baim sebagai pribadi yang ramah dan tak pernah aneh-aneh.

    Bahkan, dirinya aktif di madrasah sebagai remaja masjid di Dusun Kedungsuko, Desa/Kecamatan Bangsalsari. 

    “Ramah anaknya,” jelas Hakiki.

    Ia menyebut, setiap Sabtu malam Baim aktif mengikuti sholawatan.

    Hakiki lantas bercerita, tak ada firasat apa pun dari keluarga saat Baim pamit akan berangkat mendaki.

    “Kemarin pas Baim jatuh itu kan sekitar pukul 13.30 WIB. Ibunya ada depan rumah saya, ambil kayu. Tak ada firasat ini,” tuturnya.

    Sementara itu, pencarian keberadaan Baim kembali dilakukan pada Jumat pagi.

    Semalam pencarian oleh Timsar Gabungan dihentikan sekitar pukul 22.00 WIB karena terhambat kabut dan cuaca gerimis yang terjadi.

    Menurut Kepala Bidang Logistik, Rehabilatisi, dan Rekrontuksi, BPBD Bondowoso, Tugas Riski Bahana, pencarian pagi dilakukan sejak pukul 05.00 WIB.

    Tim dibagi menjadi dua pos, yaitu Posko Utama di Basecamp Gunung Saeng dan posko kedua di Dusun Tegal Tengah, Kelurahan/Kecamatan Curahdami.

    “Pencarian dan evakuasi dilakukan di 2 titik lokasi dimulai pukul 05.00 WIB,” ujar Tugas Riski.

    Ia menerangkan, tim yang sudah naik menemukan topi dan sepatu yang disinyalir milik korban.

    “Disinyalir milik Baim,” ucapnya.

    Akan tetapi, sampai dengan pukul 09.30 WIB, keberadaan korban belum ditemukan, hanya titik jatuhnya.

    Fajar Teguh menyebut, korban terakhir kali memang mengenakan baju berwarna coklat muda, sepatu hitam, dan topi putih.

    “Pakai baju coklat, sepatunya hitam, pakai topi putih,” ungkapnya 

    Ia menerangkan, dirinya bersama Baim telah sampai di puncak, bahkan sempat berfoto dan menikmati snack bersama-sama.

    “Iya sudah di puncak, sudah mau turun,” pungkas Fajar.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pendaki Jember yang Jatuh di Gunung Saeng Bondowoso Dikenal Ramah dan Suka Sholawatan.

    (Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Sinca Ari Pangistu)

  • Dedi Mulyadi Didukung Ortu Siswa, Harap Anak Nakalnya Jadi Baik lewat Gemblengan Pendidikan Militer – Halaman all

    Dedi Mulyadi Didukung Ortu Siswa, Harap Anak Nakalnya Jadi Baik lewat Gemblengan Pendidikan Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mulai melaksanakan gebrakan barunya memasukkan anak-anak nakal ke barak TNI untuk digembleng lewat pendidikan militer.

    Pada tahap pertama pendidikan militer ala Dedi Mulyadi, ada 39 anak jadi pesertanya.

    Mereka mengikuti pendidikan militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, sejak Kamis (1/5/2025). 

    Meski menimbulkan kontroversi, gebrakan baru Dedi Mulyadi ini mendapatkan dukungan dari orang tua siswa.

    Sambutan baik itu datang salah satunya dari ibu bernama Elly.

    Ia mengakui anaknya memiliki kepribadian yang nakal.

    “Anak saya sering bolos dan susah dinasehati, katanya, dikutip dari TribunJabar.id, Jumat (2/5/2025).

    Elly mengaku sengaja mendaftarkan anaknya ikut program pendidikan militer lewat sekolah.

    Diri juga memastikan, sebagai orang tua mendukung gebrakan Dedi Mulyadi tersebut.

    “Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang setuju dan dukung,” tambahnya.

    Ia berharap anaknya yang nakal dapat berubah menjadi lebih baik setelah mengikuti pendidikan militer.

    “Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut.”

    “Semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik,” tandasnya.

    Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein dalam kesempatannya mengajak para orang tua siswa menyerahkan anaknya untuk didik.

    Terutama bagi mereka yang sudah angkat tangan karena tak tahan lagi dengan kelakuan putranya.

    “Ini untuk anak-anak nakal yang orang tuanya sudah tak sanggup lagi ngurus. Tinggal lapor saja, biar kami yang urus, kami yang latih,” ujar Om Zein, sapaan akrabnya.

    Selama di barak lanjutnya, 39 anak akan diajari baris-berbaris.

    Mereka juga diajak mengenal arti kedisiplinan, tanggung jawab, dan tekad dalam menghadapi tantangan hidup.

    Om Zein memastikan fasilitas di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, sudah memadai.

    Sudah disiapkan meja makan berjajar rapi, velbed tersusun rapi sebagai tempat tidur, dan seragam militer telah disiapkan untuk dikenakan oleh para peserta.

    “Persiapannya sudah selesai. Kami siap mendidik mereka menjadi pribadi yang lebih baik,” tutup Om Zein, dikutip dari TribunJabar.com.

    PENDIDIKAN MILITER SISWA – Para pelajar saat mengikuti pendidikan militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (1/5/2025). (TribunJabar.id/Deanza Falevi)

    Dedi Mulyadi melaporkan para peserta pendidikan milier merasa senang mengikuti program tersebut.

    Semua tidak lepas dari fasilitas yang memadai dari segi makanan hingga program latihan.

    “Mereka sangat happy saya lihat hari ini. Gimana enggak happy, gizinya cukup, istirahatnya cukup, olahraganya cukup, sistem pembelajaran di sekolahnya cukup. Kan mereka tetap belajar di sekolah, cuma gurunya aja ngajarnya di sana,” ujarnya, dikutip dari TribunJabar.com.

    Dedi Mulyadi dalam kesempatannya juga menanggapi perihal payung hukum pendidikan militer gebrakannya.

    Ia mengatakan, program ini berlandaskan ketersediaan orang tua peserta yang tertuang dalam surat pernyataan.

    “Kemudian kalau bicara payung hukum, kan yang menyerahkan orang tuanya. Dalam bentuk surat keterangan bermaterai,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Bocorkan Sumber Anggaran Untuk Pendidikan Militer Bagi Siswa Bermasalah

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJabar.idTribunJabar.id/Hilman Kamaludin)

  • Beda Pendapat Gubernur Kaltim dan Gubernur Bengkulu soal Dedi Mulyadi ‘Gubernur Konten’ – Halaman all

    Beda Pendapat Gubernur Kaltim dan Gubernur Bengkulu soal Dedi Mulyadi ‘Gubernur Konten’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menyindir Dedi Mulyadi sebagai “Gubernur Konten” dalam rapat resmi, sementara Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, memuji gagasan-gagasan positif Dedi yang dianggap inspiratif. 

    Perbedaan pandangan antara kedua gubernur ini memicu perhatian publik tentang peran media sosial dalam kepemimpinan daerah.

    Sindiran Rudy Mas’ud terhadap Dedi Mulyadi

    Pada Selasa (29/4/2025), Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menarik perhatian publik setelah menyebut Dedi Mulyadi sebagai “Gubernur Konten” dalam sambutannya di rapat dengan Komisi II DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

    Dalam sambutannya, Rudy mengatakan, “Yang saya hormati Bu Wamendagri, terima kasih banyak Ibu Wamen, dan seluruh gubernur yang hadir hari ini. Kang Dedi, Gubernur Konten.

    Mantap nih Kang Dedi.” Ucapan ini langsung menjadi bahan perbincangan publik, menyasar Dedi Mulyadi yang dikenal aktif membuat konten sosial di media sosial.

    Helmi Hasan Puji Dedi Mulyadi Sebagai Gubernur Inovatif

    Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, justru memuji Dedi Mulyadi sebagai seorang gubernur yang inovatif. 

    Dalam pandangannya, Dedi merupakan sosok yang banyak memberi gagasan positif untuk masyarakat. 

    Bahkan, Helmi Hasan mengaku terinspirasi untuk meniru beberapa kebijakan yang diterapkan Dedi, seperti cara berkomunikasi di media sosial dan kebijakan menindak siswa nakal. 

    “Hal baik, kenapa tidak duplikasi?” ujar Helmi Hasan pada Kamis (1/5/2025).

    Ia menegaskan bahwa meniru kebijakan yang baik dan sesuai dengan kondisi daerah tidak masalah, selama memberikan dampak positif bagi masyarakat.

    Dedi Mulyadi Tanggapi Sindiran Rudy Mas’ud

    Tidak tinggal diam, Dedi Mulyadi memberikan balasan yang cukup menohok terhadap sindiran Rudy Mas’ud. 

    Saat rapat, Dedi mengungkapkan bahwa konten-kontennya yang viral justru memberikan dampak positif bagi anggaran belanja iklan Pemprov Jawa Barat. 

    “Alhamdulillah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” kata Dedi. 

    Dedi menjelaskan bahwa sebelumnya Pemprov Jawa Barat mengeluarkan dana Rp 50 miliar untuk belanja iklan, namun setelah konten-kontennya viral, pengeluaran tersebut turun drastis menjadi hanya Rp 3 miliar.

    Kontroversi dalam Dunia Kepemimpinan Sosial Media

    Perbedaan pandangan ini mencerminkan perdebatan mengenai peran media sosial dalam pemerintahan. 

    Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan sebutan “Gubernur Konten,” telah menggunakan media sosial untuk lebih dekat dengan rakyat dan menyampaikan kebijakan-kebijakan daerah. 

    Di sisi lain, sindiran dari Rudy Mas’ud menyoroti dampak dari ketergantungan terhadap media sosial dalam kepemimpinan. 

    Apa pun pandangan yang diambil, satu hal yang jelas: media sosial kini menjadi alat yang tidak bisa diabaikan dalam dunia politik modern.

    Rekam Jejak Dedi Mulyadi dan Pengaruh Media Sosial

    Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan kemampuannya dalam memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat, terus mendapat perhatian publik. 

    Kendati mendapat kritik dan sindiran, ia tetap yakin bahwa konten-konten yang dibuatnya memberikan dampak positif dalam hal komunikasi pemerintahan dan pengelolaan anggaran. 

    “Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp 50 miliar. Sekarang cukup Rp 3 miliar tapi viral terus,” tegas Dedi.

    Kisah ini menunjukkan bagaimana peran media sosial dalam pemerintahan semakin tidak terelakkan, dengan setiap gubernur memiliki pendekatannya masing-masing.

    Perdebatan antara Gubernur Kaltim dan Gubernur Bengkulu hanya memperjelas bagaimana media sosial dan konten menjadi bagian tak terpisahkan dari politik dan komunikasi modern.

    Apa pendapat Anda? Berikan komentar Anda di bawah dan bagikan artikel ini jika Anda menginginkan orang lain untuk membacanya.

    Akses Tribunnnews.com di Google News atau WhatsApp Channel Tribunnews.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Nasib Mahasiswa ITB Lucas Valentino Nainggolan Joki UTBK 2025, Terancam Dapat Sanksi – Halaman all

    Nasib Mahasiswa ITB Lucas Valentino Nainggolan Joki UTBK 2025, Terancam Dapat Sanksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang mendalami kasus kecurangan yang melibatkan mahasiswanya dalam penyelenggaraan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025.

    Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, seorang mahasiswa ITB bernama Lucas Valentino Nainggolan menjadi joki UTBK 2025.

    Ia diamankan tim Pelaksana UTBK Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

    Pihak ITB dalam keterangan tertulis yang dirilis, menyebut pihak kampus sedang mendalami kasus joki UTBK yang menyeret Lucas.

    “ITB telah membentuk Komisi Pelanggaran Akademik dan Kemahasiswaan untuk menindaklanjuti pemeriksaan kasus ini,” kata ITB, dikutip dari itb.ac.id, Jumat (2/5/2025).

    Kampus berlogo Ganesha itu akan memintai keterangan mahasiswa yang bersangkutan.

    Jika nantinya, Lucas terbukti bersalah, ITB siap memberikan sanksi kepada pelaku.

    Sedangkan terkait unsur pidana, kampus serahkan penanganannya kepada pihak kepolisian.

    “Komisi ini bertugas memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh yang bersangkutan, dan jika terbukti maka Komisi akan merekomendasikan sanksi kepada Rektor ITB sesuai dengan ketentuan,” tulis ITB.

    Pimpinan ITB dalam rilisnya juga menyatakan kekecewaannya.

    Aksi joki bagian dari kecurangan pelaksanaan UTBK malah dilakukan oleh seorang mahasiswa yang seharusnya menjunjung tinggi etika akademik.

    ITB berkomitmen menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, tanggung jawab akademik, serta senantiasa berupaya menjaga kepercayaan publik dan mendorong terciptanya budaya akademik yang jujur, bersih, dan beretika.

    “Untuk itu dengan segera kami melakukan langkah-langkah penegakan aturan akademik dan kemahasiswaan,” tegas ITB.

    Informasi tambahan, berdasarkan penelusuran Tribunnews.com di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Lucas adalah mahasiswa jurusan Sarjana Teknik Elektro ITB.

    Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Eduart Wolok menjelaskan, foto Lucas  terpasang di empat kartu ujian peserta UTBK 2025.

    Lucas terlihat hanya mengubah gaya rambutnya guna mengelabui petugas ujian di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

    “Ini yang kita dapatkan terkait joki. Ada 4 kartu peserta dengan satu foto yang dimainkan dengan AI (Artificial Intelligence).”

    “Dirubah tingkat kemiripannya. Nama asli jokinya Lucas Valentino Nainggolan.”

    “Peserta yang dijoki sementara 4 orang. Kami sebut kan sebanyak 4 orang karena memang masih kami lacak (pengganti peserta lainnya),” papar Eduart, dikutip dari kanal YouTube SNPMB ID, Kamis (1/5/2025). 

    Eduart melanjutkan, pihaknya juga berhasil mendapati joki peserta UTBK 2025 lain bernama Khamila Djibran.

    Ia melakukan modus yang sama dengan mengubah foto peserta ujian.

    “Ada dua peserta dijoki oleh Khamila Djibran dan Healthy Febrian Jessica,” papar Eduart.

    Eduart dalam kesempatannya sangat menyayangkan aksi joki di UTBK 2025.

    Semua tidak lepas dari dinamika ujian lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya.

    “Karena dari tahun ke tahun wanita semakin memperketat dan peningkatan standarisasi SOP kami. Sehingga bisa mendeteksi kecurangan dan lain sebagainya,” tegas Eduart.

    Eduart juga menyampaikan, pihaknya berpotensi memeriksa peserta UTBK yang kini sudah duduk di bangku kuliah.

    Jika nanti terbukti mahasiswa tersebut, masuk Perguruan Tinggi bisa saja disanksi.

    “Yang besakutan saat kita cek, yang asli dengan foto kartu UTBK-nya besa.”

    “Maka bisa saja sudah duduk di semester 2 maupun semester 4 bisa kita diskualifikasi,” tegasnya.

    Eduart menegaskan, cara ini bagian dari cara tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) untuk mendisiplinkan para peserta.

    Dengan harapan di kemudian hari tidak ada lagi peserta yang menggunakan joki untuk ikut ujian.

    Koordinator Pelaksana UTBK ISBI Bandung, Redhiana Langen Tresna, membenarkan telah mengamankan dua joki.

    Lucas beraksi saat ujian pada Jumat (25/4/2025), sementara Khamila pada Minggu (27/4/2025).

    Di hadapan panitia, keduanya tidak bisa mengelak lagi.

    Lucas dan Khamila mengaku berasal dari komplotan yang sama.

    “LK (Lucas) dan KD (Khamila) ini mengakui menjadi joki dari peserta UTBK di ISBI Bandung. Bahkan, dari pendalaman kami keduanya sama-sama direkrut seseorang berinisial TN,” beber Redhiana, dikutip dari TribunJabar.id, Kamis.

    Redhiana membeberkan kronologi saat Lucas tertangkap basah.

    Semua berawal dari kecurigaan panitia yang tak asing dengan wajahnya.

    “Setelah kami mencocokkan data kehadiran peserta, ternyata foto yang bersangkutan (Lucas) ditemukan menggunakan tiga identitas berbeda, dan telah mengikuti UTBK di ISBI,” terangnya.

    Lucas mengaku kepada panitia mau menjadi joki karena dibayar.

    Ia bisa mengantongi uang puluhan juta rupiah dari aksinya.

    “Joki ini mendapat bayaran Rp 30 juta-Rp 50 juta. Ini berdasarkan pengakuan keduanya kepada panitia UTBK ISBI Bandung,” ucap Redhiana.

    Terakhir, Redhiana menyebut Pelaksana UTBK ISBI Bandung sudah melaporkan kasus joki ke pusat.

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJabar.id/Ahmad Imam Baehaqi)

  • Siswa SMP di Purwakarta Mulai Jalani Pendidikan Militer, 14 Hari Hidup di Barak Tentara – Halaman all

    Siswa SMP di Purwakarta Mulai Jalani Pendidikan Militer, 14 Hari Hidup di Barak Tentara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Program gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal adanya pendidikan militer sudah mulai berjalan.

    Sebanyak 39 dari 40 siswa sekolah menengan pertama (SMP) bakal menjalani pendidikan ala militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, yang terletak di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Kamis (1/5/2025). 

    Selama 14 hari, mereka akan jalani pembinaan intensif dalam lingkungan militer dengan tujuan membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan akhlak mulia.

    Mengutip TribunJabar.id, para siswa tersebut merupakan peserta program pendidikan karakter khusus yang digagas pemerintah daerah bagi pelajar yang dinilai sulit diatur oleh sekolah dan keluarga.

    Salah satu orang tua siswa, Elly menuturkan bahwa ia berharap anaknya bisa berubah menjadi lebih baik setelah mengikuti program pendidikan militer ini.

    Ia menyebut, anaknya suka bolos sekolah dan susah dinasehati.

    “Anak saya sering bolos dan susah dinasehatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik,”

    “Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut,” kata Elly.

    Ia menuturkan bahwa telah menyiapkan segala perlengkapan jauh-jauh hari.

    “Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik,” katanya.

    Sementara itu, Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental.

    “Tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak,” ujarnya.

    Ia menuturkan, materi pelatihan ini disusun oleh banyak pihak, seperti TNI, Polri, Pemda, Dinas Sosial, hingga Psikolog Anak.

    “Tentu ini kolaborasi yang baik, semua terlibat untuk memberikan hal yang positif kepada anak,” ucapnya.

    Sebelumnya diwartakan, pada Kamis (1/5/2025) puluhan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Purwakarta dikirim ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, yang terletak di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

    Mereka akan mulai menjalani pendidikan berkarakter, program yang digagas Dedi Mulyadi untuk membina siswa yang dianggap ‘sulit diatur’ oleh lingkungan dan sekolah.

    Mengutip TribunJabar.id, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein mengatakan, Aula the Gunner akan jadi pusat aktivitas para pelajar.

    “Ini untuk anak-anak nakal yang orang tuanya sudah tak sanggup lagi ngurus. Tinggal lapor saja, biar kami yang urus, kami yang latih,” ujar Om Zein.

    Ia mengatakan, pelatihan ini bukan hanya soal kedisiplinan, namun juga penguatan fisik dan mental.

    Para siswa harus jalani tes kesehatan, termasuk ujian lari.

    “Kalau dia terlatih, dia akan berupaya keras mencapai target,”

    “Kalau dia malas, ya akan jalan kaki. Dari situ kami tahu mana anak yang punya semangat dan mana yang butuh dorongan lebih,” kata Om Zein.

    Saepul Bahri menuturkan, saat ini persiapan sudah selesai dan pihaknya telah siap mendidik para pelajar tersebut.

    “Persiapannya sudah selesai. Kami siap mendidik mereka menjadi pribadi yang lebih baik,” tutup Om Zein.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Tangisan & Harapan 39 Siswa di Purwakarta yang Dilepas Orang Tua ke Pendidikan Karakter Ala Militer

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Daenza Falevi)

  • Daftar Lengkap 24 Pelajar TK, SD dan SMP di Tasikmalaya yang Keracunan MBG: Berikut Gejalanya – Halaman all

    Daftar Lengkap 24 Pelajar TK, SD dan SMP di Tasikmalaya yang Keracunan MBG: Berikut Gejalanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA –  24 pelajar TK, SD dan SMP menjadi korban keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di beberapa sekolah di wilayah Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

    Puluhan pelajar tersebut mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya.

    Sejak Kamis (1/5/2025) malam, 8 orang, terdiri dari dua laki-laki dan 6 perempuan, masih dirawat untuk melihat kondisinya, sementara ada 1 pelajar yang dirujuk ke RS atas permintaan keluarga pasien.

    Kepala Puskesmas Rajapolah Hani Hariri menjelaskan sampai saat ini pihaknya mencatat 24 orang yang diberikan penanganan medis.

    “Total hari ini ada sekitar 24 orang, yang dirawat ada 8 orang dan 1 orang dirujuk karena permintaan keluarga pasien,” ungkap Hani ketika memberikan keterangan ke awak media di ruangan IGD Rajapolah, Kamis (1/5/2025) malam.

    Hani mengaku, kondisi pasien yang dirawat pun sudah berangsur membaik, tapi masih mendapatkan pengawasan dari petugas kesehatan.

    “Untuk yang dirujuk tidak memiliki penyakit penyerta dan saat ini kondisi pasien yang dirawat sudah berangsur membaik,” kata Hani.

    Dia pun menegaskan rata-rata pasien yang datang berasal dari wilayah Rajapolah dengan keluhan mual hingga buang air besar terus menerus.

    Daftar korban keracunan menu MBG

    1 Raisa (11) asal Kampung Kaum, SDN 2 Rajapolah, dengan keluhan nyeri perut.

    2.Kenken (8) asal Laker, SDN 2 Rajapolah, keluhan (BAB dua hari, demam, pusing, nyeri ulu hati).

    3.Ghada (14) asal Cikapol, SMPN 1 Rajapolah Rajapolah, keluhan nyeri perut, pusing, BAB satu malam, status (observasi)

    4.Rasya (13) asal Rajapolah, SMPN 1 Rajapolah, keluhan BAB dua kali, pusing, 

    5.Riska (14) asal Cirende, SMP, keluhan (nyeri perut, mual, BAB mencret, pusing) status (Observasi).

    6.Natasya (13), asal Cikole, SMPN 1 Rajapolah, keluhan (BAB mencret).

    7. Arfin (6,5) asal Panembong, TK Persis, keluhan (nyeri perut, BAB mencret 3 kali muntah tiap diisi makan), status (dirujuk).

    8.Gesa (15) asal perum melati mas, SMPN 1 Rajapolah, keluhan (nyeri perut melilit, pusing, muntah 2 kali, BAB mencret.

    9.Alfa (15) asal Cidahu, SMPN 1 Rajapolah, keluhan (BAB mencret 8 kali, lemas, mual, nyeri perut).

    10.Fauzan (27) asal Bojongsari, gusu SMPN 1 Rajapolah, keluhan nyeri perut, BAB mencret 4 kali).

    11.Elsa (14) asal Sukaruas, SMP Islam Rajapolah, keluhan(mual, BAB mencret 4x, lemas).

    12.Lendra (13) asal Sukahurip, SMPN 1 Rajapolah, keluhan (mual, BAB mencret 6x, pusing, sesak).

    13.Trisa (13) asal Bojongsari, SMPN 1 Rajapolah, Rajapolah, keluhan (bab mencret 5 kali, perut terasa melilit).

    14.Miran (13) asal Margasari, SMPN 1 Rajapolah, keluhan (nyeri perut melilit, bab mencret 5 kali).

    15.Salwa (13) asal Cibitung, SMPN 1 Rajapolah keluhan (nyeri perut, bab mencret 4 kali, pusing).

    16.Nova Aura (11), asal kawasan stasiun, SDN Rajapolah, keluhan (pusing, nyeri perut, bab mencret 7 kali, lemas.

    17.Ridwan (14) asal Cikuya, SMPN 1 Rajapolah, keluhan(bab mencret sering, status (observasi).

    18.Lutfia (14) asal Margasari, SMPN 1 Rajapolah, keluhan (bab mencret +10x, nyeri perut, pusing), status (observasi).

    19.Radita (9) asal Ciberkah, SD, keluhan (bab mencret 6x, nyeri perut melilit.

    20.Khanza (13) asal Pasanggrahan, SMPN 1 Rajapolah keluhan (bab mencret 4 kali, muntah 4 kali, pusing, nyeri perut, status (observasi).

    21.Angga (9) asal Ciberkah, SDN, keluhan (mencret 10 kali, demam, perut terasa mules), status (observasi).

    22.Rizki (15) asal Ci.barani, SMPN 1 Rajapolah, keluhan (nyeri perut melilit, mencret 10 kali).

    23.Vanesa (14) asal Cikuya, SMPN 1 Rajapolah keluhan (mual, muntah, pusing, nyeri perut, mencret 10 kali, status (observasi).

    24.Riska (13) asal Sukapadi, SMPN 1 Rajapolah, keluhan(perut melilit, mual, muntah, mencret 6 kali) status (observasi). (*)

    Penulis: Jaenal Abidin

     

  • Tidak Berobat Karena BPJS Menunggak, Mahasiswi Unhas Ditemukan Meninggal di Kamar Kos – Halaman all

    Tidak Berobat Karena BPJS Menunggak, Mahasiswi Unhas Ditemukan Meninggal di Kamar Kos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR- Diduga karena sakit, seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas) bernama Moudita Hernanda Puri ditemukan meninggal dunia di dalam kamar kosnya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (1/5/2025) malam.

    Perempuan asal Palu, Sulawesi Tengah itu tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Sosiologi FISIP Unhas angkatan 2020.

    Kepala Bidang Humas Kantor Sekretariat Rektor Unhas, Ishaq Rahman, membenarkan adanya kabar duka tersebut.

    “Kami konfirmasi bahwa benar telah ditemukan (meninggal dunia) seorang mahasiswa Unhas program studi Sosiologi Angkatan 2020 atas nama Moudita Hernanda Puri,” kata Ishaq.

    Mayat Moudita pertama kali diketahui setelah teman merasa curiga karena Moudita tak kunjung merespon pesan dan panggilan selama tiga hari terakhir.

    “Kronologi kejadian, pada sore hari sekitar pukul 17.45, rekan korban yang bernama Ananda Pratiwi mendapat informasi dari teman lain bahwa korban sudah tiga hari tidak dapat dihubungi,” ungkapnya.

    Merasa khawatir, teman korban kemudian mendatangi kamar kos korban yang berada di Pondok Haji Mandor I, Jalan Sahabat, tepat di samping Kampus Unhas.

    “Dengan dibantu oleh penghuni kost lain, mereka membuka pintu kamar korban yang dalam keadaan tidak terkunci,” ungkapnya.

    Mereka pun masuk dan mendapati Moudita dalam posisi terlentang di atas tempat tidur.

    Tubuhnya tampak membengkak dan mengeluarkan bau menyengat.

    “Korban ditemukan dalam keadaan terlentang, sudah tidak bernyawa, di tempat tidur. Kondisi tubuh agak membengkak dan sudah mengeluarkan bau busuk,” ujarnya.

    Hal senada diungkapkan Kapolsek Tamalanrea Kompol Muhammad Yusuf.

    Menurutnya, setelah diperoleh informasi, Bhabinkamtibmas Kelurahan Tamalanrea Indah segera menerima laporan dan bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan.

    Kemudian, personel dari Polsek Tamalanrea tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pengamanan awal.

    Setelah itu, Tim Inafis Polrestabes Makassar bersama tim Dokpol Polda Sulsel datang untuk melakukan olah TKP lebih lanjut.

    Setelah olah TKP, mayat Moudita dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk pemeriksaan medis forensik.

    “Identitas korban, Moudita Hernanda Puri, umur 23 tahun,” sebutnya dalam keterangan tertulis.

    Dari hasil penelusuran awal, diketahui bahwa Moudita sebelumnya mengeluhkan kondisi kesehatannya.

    Ia sering mengalami sesak napas namun tak mendapat perawatan medis.

    Polisi masih menyelidiki lebih lanjut untuk memastikan apakah ada unsur lain di balik kematian Moudita.

    Sementara itu, keluarga telah dihubungi untuk proses pemulangan jenazah.

    Terkendala biaya

    Ishaq Rahman mengatakan Moudita sudah lama mengalami sakit sesak napas, namun tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit karena terkendala biaya.

    “Menurut keterangan teman-temannya, almarhumah memang dalam keadaan sakit. Ia disebutkan beberapa lama mengalami sesak napas,” kata Ishaq.

    Akan tetapi, korban tidak berobat ke rumah sakit karena terkendala biaya.

    “Namun yang bersangkutan tidak ke rumah sakit, karena katanya BPJS-nya menunggak,” jelas Ishaq.

    Saat ini, jasad Moudita telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

     

     

     

  • 3 Kebijakan Dedi Mulyadi Bikin ‘Heboh’: Diancam Hercules hingga Dinilai Berpotensi Langgar HAM – Halaman all

    3 Kebijakan Dedi Mulyadi Bikin ‘Heboh’: Diancam Hercules hingga Dinilai Berpotensi Langgar HAM – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Tiga kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menuai pro-kontra hingga ramai dibicarakan.

    Tiga kebijakan itu adalah pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme, berencana menjadikan vasektomi sebagai syarat bagi penerima bantuan sosial (bansos), dan pendidikan militer untuk anak-anak bermasalah.

    Sejumlah pihak pun menyoroti kebijakan-kebijakan Dedi tersebut.

    Dirangkum Tribunnews.com, berikut ini tiga kebijakan Dedi yang membuat heboh hingga menjadi sorotan:

    1. Pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme

    Kebijakan Dedi Mulyadi membentuk Satgas Pemberantasan Premanisme di Jabar, berbuntut ancaman dari Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Hercules Rosario de Marshal.

    Hercules menilai kebijakan tersebut menunjukkan Dedi seolah lupa jasa ormas yang mendukungnya maju sebagai Gubernur Jabar.

    Karena hal itu, Hercules mengancam akan menggeruduk Gedung Sate bersama puluhan ribu anggota ormas.

    “KDM berlebihan (membentuk Satgas). Jadi Gubernur didukung oleh kami (ormas)” kata Hercules dalam tayangan YouTube Unlocked, Rabu (30/4/2025).

    “Jika mencari masalah, kami akan datang. Pulouhan ribu personel (ormas) siap ke Gedung Sate,” tegasnya.

    Hercules menilai, alih-alih membentuk Satgas, Dedi seharusnya mengajak ormas di Jabar untuk mendukung programnya.

    “Seharusnya bilang, mari mendukung program-program saya (sebagai) Gubernur, dukung saya,” pungkas Hercules.

    Menanggapi ancaman Hercules, Dedi memilih untuk tidak berkomentar.

    “Saya tidak akan mendengarkan,” ucap Dedi.

    Diketahui, ancaman itu datang setelah Dedi mengatakan Satgas Pemberantasan Premanisme akan berfokus terhadap premanisme jalanan, pasar, dan industri.

    Tujuan dibentuknya Satgas adalah untuk melindungi masyarakat dari aksi premanisme yang mengintimidasi dan merugikan ekonomi.

    “Satgas bertujuan melindungi petani, pedagang, guru, pengusaha. Semua harus dilindungi dari premanisme,” ujar Dedi pada akhir Maret 2025.

    Dedi menjelaskan, sektor industri menjadi salah satu yang paling terdampak aksi premanisme, seperti pungli, baik kepada pengusaha maupun pekerja, serta gangguan operasional dan distribusi barang.

    “Kalau ini dibiarkan akan menurunkan daya saing Jabar sebagai pusat investasi nasional dan berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan masyarakat,” jelas Dedi.

    Dedi Mulyadi meminta Satgas bertindak tegas sesuai hukum yang berlaku, tidak tebang pilih, namun tetap humanis.

    “Pastikan tindakan penegakan hukum berjalan adil, humanis, dan sesuai aturan tanpa tebang pilih,” pesannya.

    2. Kebijakan Vasektomi Dianggap Tak Beretika

    Baru-baru ini, Dedi Mulyadi melontarkan wacana kontrasepsi atau KB vasektomi sebagai syarat penerima bansos pemerintah.

    Ia menjelaskan, apabila diterapkan, vasektomi diharapkan bisa menurunkan angka kelahiran dan kemiskinan di Jabar.

    Sebab, kata dia, selama ini keluarga tak mampu cenderung memiliki banyak anak.

    Dedi juga menjanjikan insentif sebesar Rp500 ribu bagi peserta vasektomi nanti.

    “Untuk itu, (vasektomi) ya agar kelahirannya diatur dan angka kemiskinan turun, karena hari ini kan yang cenderung anaknya banyak itu cenderung orang miskin,” kata Dedi, Selasa (29/4/2025), dilansir TribunJabar.id.

    Pengamat kebijakan publik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Yogi Suprayogi, menilai wacana tersebut tak beretika.

    Sebab, kata dia, wacana kebijakan vasektomi berisiko melanggar hak asasi manusia (HAM).

    Ia juga beranggapan wacana tersebut terkesan memaksa dengan adanya “iming-iming” insentif sebesar Rp500 ribu.

    “Tidak ada etika kebijakan, tapi boleh saja itu rasional, namun tidak ada etiknya, apalagi dengan kultur kita di Indonesia.”

    “Terus yang siap dikasih uang Rp 500 ribu, saya pikir (seolah-olah) ada pemaksaan, itu melanggar hak asasi manusia ya,” urai Yogi kepada TribunJabar.id, Rabu.

    Lebih lanjut, Yogi menyebut prosedur vasektomi tak bisa sembarangan diterapkan.

    Ia berpendapat harus dibuat kontrak lebih dulu untuk menjamin kesehatan dan keselamatan peserta vasektomi.

    Karena itu, Yogi pun meminta Dedi untuk mengkaji lebih dulu wacana vasektomi sebelum menerapkannya.

    “Prosedur ini kan gak bisa seenaknya saja, karena kalau nanti terjadi kesalahan hanya dapat uang Rp 500 ribu dan gak ada asuransinya.”

    “Harus ada prosedur kontrak dulu, jadi kebijakannya buat saya tidak beretika, kalau tepat ya tepat saja untuk mengendalikan penduduk,” jelasnya.

    “Nah jadi saya pikir Kang Dedi harus meninjau ulang lah kebijakan ini, karena dalam kebijakan itu ada etika ya, dan etika itu harus dijaga dan diperhatikan jangan sampai ada masalah,” imbuh Yogi.

    3. Pendidikan Militer Berpotensi Melanggar HAM

    Amnesty International Indonesia menyoroti soal HAM terkait kebijakan pendidikan militer bagi anak-anak bermasalah yang sudah mulai diujicobakan Kamis (1/5/2025) di Purwakarta..

    Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan kebijakan Dedi itu berpotensi melanggar HAM.

    Ia juga menilai penanganan anak-anak bermasalah menggunakan cara militer, adalah tidak tepat.

    Sebab, kata Usman, militer sering melibatkan disiplin keras dan hukuman fisik yang tak sesuai untuk anak-anak.

    Menurutnya, anak-anak justru membutuhkan pendekatan yang mendukung perkembangan emosi, sosial, dan kognitif mereka.

    “Pendekatan itu membawa potensi terjadinya pelanggaran hak-hak asasi anak.”

    “Pembinaan dengan cara militer dapat berpotensi melanggar hak-hak anak, seperti hak atas perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis, serta hak untuk berkembang dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung,” urai Usman saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu.

    “Pengalaman kekerasan atau disiplin keras dapat menyebabkan trauma dan memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan emosi anak.”

    “Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang menekankan perlindungan dan kesejahteraan anak,” lanjutnya.

    Usman pun meminta Dedi sebagai Gubernur Jabar, agar berpikir lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah.

    Ia berpendapat masih banyak alternatif yang lebih mendukung untuk menangani anak-anak bermasalah.

    Misalnya, melibatkan kerja sama dengan tenaga profesional, seperti psikolog dan guru, yang berbasis HAM.

    “Ada banyak tokoh pemuda di Indonesia termasuk di Jawa Barat yang memiliki kreatifitas tinggi untuk membantu anak-anak,” pungkas dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pengamat Unpad Kritisi Dedi Mulyadi Soal Wacana Vasektomi, Kebijakannya Dinilai Tak Beretika

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Endra Kurniawan/Gita Irawan, TribunJabar.id/Seli Andina/Hilman Kamaludin)

  • VIRAL Pria Berkaos Superman di Kolaka Sultra Angkat Motor Saat Laut Pasang, Begini Cerita Lengkapnya – Halaman all

    VIRAL Pria Berkaos Superman di Kolaka Sultra Angkat Motor Saat Laut Pasang, Begini Cerita Lengkapnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KOLAKA  – Tidak ada angin, tidak ada badai, tiba-tiba muncul Superman di Pantai Kayu Angin, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

    Ini bukan syuting film Hollywood atau acara prank YouTube. 

    Ya, ini kisah nyata seorang pria yang bikin warganet heboh karena mengangkat motor Honda Beat Street sendirian.

    Pria itu mengangkat sepeda motor di tengah air laut pasang!

    Video berdurasi 1 menit 14 detik itu kini viral di media sosial.

    Peristiwa unik ini terjadi pada Kamis, 1 Mei 2025, sekitar pukul 14.20 WITA, di Pantai Kayu Angin, Desa Sani-sani, Kecamatan Samaturu.

    Saat laut mulai pasang, jalanan tergenang, dan motor hampir tenggelam.

    Tapi bukannya panik, pria ini malah angkat motor, jalan kaki di atas air… yah, hampir mirip jalan di atas air, sih, cuma lebih licin dan becek.

    Hilman, pemilik video sekaligus saksi mata, mengaku kaget sekaligus kagum dengan aksi temannya itu.

    “Air laut semakin tinggi, dan dia langsung angkat sendiri motornya. Saya cuma bisa rekam, soalnya kalau bantu saya takut keseleo,” kata Hilman sambil tertawa saat diwawancara TribunnewsSultra.com.

    Warganet langsung menyerbu kolom komentar.

    Ada yang menyarankan pria ini mendaftar ke audisi America’s Got Talent.

    Ada juga yang iseng bertanya, “Itu kaus Superman beli di mana? Kok bisa nambah STR power?”

    Sebagian netizen lain berspekulasi kalau pria ini mungkin bukan manusia biasa, tapi reinkarnasi Hercules yang tersesat di Kolaka.

    Bahkan muncul komentar kocak seperti:

    “Beat Street naiknya diangkat, turunnya dilempar kayak batu!”

    “Fix, ini Superman shift sore!”

    “Beat Street aja bisa diangkat, apalagi beban hidup…”

    Meski penuh tawa, momen ini juga menyadarkan kita bahwa warga Indonesia memang luar biasa. Dalam situasi genting, mereka bisa tetap kreatif, kuat, dan tentu saja… viral!