Category: Tribunnews.com Regional

  • 51 Kepala Daerah Kader PDIP Ikuti Retret di Akmil Magelang, 46 Orang Lagi Belum Bergabung – Halaman all

    51 Kepala Daerah Kader PDIP Ikuti Retret di Akmil Magelang, 46 Orang Lagi Belum Bergabung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG – 51 kepala daerah dari PDI Perjuangan (PDIP) ternyata tetap mengikuti retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Mereka bahkan telah hadir sejak hari pertama.

    Sementara 46 kepala daerah kader PDIP masih belum bergabung. Diketahui, kepala daerah yang berasal dari PDIP berjumlah 97 orang.

    “51 sudah masuk dari hari pertama. Hari yang pertama ya. Karena ya mereka menyadari bahwa ini adalah program dari Pemerintah dan ini berguna untuk mereka sendiri dan mereka tahu bahwa ini adalah pada saat pemilihan, yang memilihkan rakyat ya. Tanggung Jawabnya adalah kepada rakyat utamanya,” kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian di Akmil Magelang, Minggu (23/2/2025). 

     

    Tito mengatakan kehadiran dalam program retret ini sangat penting bagi kepala daerah karena merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar pemimpin daerah. 

    Ia menegaskan bahwa kepala daerah dipilih oleh rakyat, sehingga tanggung jawab utama mereka adalah kepada masyarakat, bukan sekadar kepada partai politik.

    “Partai itu hanya kendaraan. Partai memberikan blessing untuk maju, tapi ketika menjadi kepala daerah, mereka dipilih oleh rakyat. Oleh karena itu, kehadiran dalam program ini adalah untuk kepentingan rakyat,” ujar dia. 

    Ia juga menyoroti manfaat retret yang memungkinkan para kepala daerah untuk saling mengenal dan membangun komunikasi yang lebih cair. 

    Program ini menjadi ajang bagi gubernur, bupati, dan wali kota untuk bertemu serta mendiskusikan berbagai isu penting di daerah masing-masing.

    Tito mengungkapkan, masih ada beberapa kepala daerah yang akan menyusul bergabung dalam program ini. Namun, ia tidak menyebutkan jumlah pastinya.

    “Saya tahu dalam beberapa waktu ke depan masih akan ada yang bergabung. Silakan, kita welcome,” ujarnya.

    Sementara itu, bagi kepala daerah yang belum dilantik akibat sengketa hasil Pilkada 2024, Kemendagri berencana mengadakan program orientasi tersendiri. 

    Tito menjelaskan bahwa ada 40 daerah yang masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pilkada. 

    Sebagian daerah bahkan berpotensi menggelar pemungutan suara ulang, seperti Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang.

    Berbeda dengan retret di Akmil Magelang, kepala daerah yang masih tertunda pelantikannya akan menjalani program pembekalan di BPSDM Kemendagri di Jakarta.

    “Konsepnya nanti akan berbeda dengan yang di Magelang. Di Magelang ini programnya besar, gabungan dengan Lemhannas, tempatnya informal, dan lebih mendukung interaksi yang cair,” jelas Tito. 

    Tunggu instruksi Megawati

    Sebanyak 55 kepala daerah dari PDI Perjuangan telah berada di Magelang pada Sabtu (22/2/2025) sore.

    Dari jumlah tersebut, di antaranya merupakan yaitu Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Bali I Wayan Koster. 

    Meski demikian, mereka masih menunggu instruksi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mengikuti retret kepala daerah yang saat ini tengah berlangsung di Akademi Militer (Akmil) Magelang.

    Sebanyak 55 kepala daerah itu sempat berkumpul di sebuah kafe di Kota Magelang.

    Saat Tribun Jogja tiba di lokasi pada pukul 16.15 WIB, hanya tersisa beberapa kader yang masih berada di sana. 

    Yang lainnya telah meninggalkan lokasi namun masih berada di wilayah Magelang.

    Salah satunya adalah Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang menyampaikan bahwa mereka sedang menunggu instruksi lebih lanjut terkait jadwal masuk ke retret.

    “Tadi kan sudah dijelaskan oleh Mas Pram (Pramono Anung) bahwa kita semua siap mengikuti retret, dan waktunya akan ditentukan lebih lanjut. Makanya kita stand by di sekitar sini, dengan komunikasi yang terus dilakukan oleh Pak Pramono dengan pemerintah dan penyelenggara,” kata Hasto di dalam mobil saat hendak meninggalkan lokasi, Sabtu (22/2/2025).

     
    Hasto juga memastikan bahwa kepala daerah kader PDIP yang berkumpul berjumlah 55.

    Jumlah tersebut berbeda dari jumlah peserta retret yang absen sebanyak 47 kepala daerah menurut data Kemendagri.

    “Kepala daerah yang ada di sini tadi kita absen ada 53, ditambah dua gubernur, jadi totalnya 55,” ujarnya.

    Terkait kepastian kapan mereka akan masuk ke Akmil, Hasto mengaku belum bisa memberikan jawaban pasti karena masih menunggu instruksi dari Ketum PDI Perjuangan.

    “Waktunya memang belum bisa disampaikan, tetapi secepatnya akan ditentukan. Bisa hari ini, besok, atau lusa. Makanya semua teman-teman standby di sini,” katanya.

    Hasto juga mengonfirmasi bahwa seluruh barang kepala daerah kader PDIP sudah berada di lokasi retret.

    “Semua baik yang sudah mengenakan seragam maupun yang belum, sudah siap. Kan, barang-barang sudah dibawa, kopernya juga sudah di dalam,” tuturnya.

    Menanggapi adanya beberapa kader PDIP yang sudah lebih dulu masuk ke Akmil, Hasto enggan memberikan komentar lebih lanjut karena itu bukan kapasitasnya. 

    “Kalau saya sendiri tidak berkomentar, biarlah teman-teman dari DPP yang memberikan pernyataan lebih lanjut,” ucapnya. 

     

    Penulis: Yuwantoro Winduajie 

    dan

    Sebanyak 55 Kepala Daerah PDIP Sudah Berada di Magelang, Tunggu Instruksi Mega Masuk Akmil

     

  • Imam Ghozali Anak Bunuh Ibu Kandung di Semarang Tertangkap, Sang Ayah Ikhlas Anaknya Dihukum Mati  – Halaman all

    Imam Ghozali Anak Bunuh Ibu Kandung di Semarang Tertangkap, Sang Ayah Ikhlas Anaknya Dihukum Mati  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Kasus anak bunuh ibu kandung di Semarang, Jawa Tengah menemui titik terang.

    Imam Ghozali diduga melakukan penusukan terhadap ibunya sendiri Salamah (61) secara membabi buta di beberapa bagian tubuhnya hingga meregang nyawa.

    Pelaku berhasil ditangkap di rumah jalan Gunungsari RT 010 RW 009 Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang, Minggu (23/2/2025).

    Ia ditangkap di wilayah Candisari dan lokasinya tak jauh dari rumahnya.

    “Benar sudah tertangkap. Pelaku ditangkap di Karanganyar Gunung pagi tadi,” ujar Kapolsek Candisari Iptu Rudy.

    Kapolsek Candisari Iptu Rudy menuturkan Imam Ghozali ditangkap tim dari Polrestabes Semarang.

    Namun pihaknya tidak menerangkan secara detail soal penangkapan tersebut.

    “Untuk lengkapnya bisa konfirmasi ke Polrestabes Semarang,” ujarnya.

     

    Sang Ayah Iklas Imam Ghozali Dihukum Mati

    Moeh Ghozali sebagai orang tua meminta Imam Ghozali dihukum setimpal karena telah membunuh istrinya yang juga ibu kandung dari Imam Ghozali. 

    Dirinya ikhlas ketika anak pertamanya itu dihukum mati.

    “Saya tidak masalah jika dihukum seberat-beratnya. Jika perlu dihukum mati” tegasnya.

    Pada kasus pembunuhan ini Moeh Ghozali awalnya tidak mengetahui jika sang anak membunuh ibunya.

    Saat kejadian dirinya sedang bekerja.

    “Saya baru tahu pukul 07.30. Saya diberitahu teman saya  datang ke tempat kerjaan. Bahwa saya harus pulang karena istri di bunuh,” ujarnya kepada tribunjateng.com, Rabu (19/2/2025).

    Dia hanya mengetahui istrinya telah dibawa ke masjid kondisi dan akan disalatkan.

    Bahkan dia tidak tahu apa alasan anaknya membunuh ibunya.

    “Saya tidak tahu dimana lukanya apa penyebabnya,” ujarnya.

    Moeh menuturkan anaknya yang membunuh istrinya merupakan anak pertama dari lima anaknya.

    Pelaku sebelumnya pernah meminta rumah yang ditempatinya.

    “Adik-adiknya marah waktu itu. Kamu gimana wong tuo (orang tua) masih kok ngomong warisan,” imbuhnya.

    Menurutnya, pelaku sering membuat ulah ketika berada di luar rumah.

    Bahkan pelaku sempat akan dihajar massa.

    “Anak saya bilang katanya mau di massa. Minta tolong ke ketua RT tetapi tidak berani. Yang berani menghadapi saya,” katanya.

    Dikatakannya pelaku diusianya 36 masih menganggur.

    Kerjaannya hanya mabuk-mabukan dan mengkonsumsi pil koplo.

    “Bahkan meminta warisan rumah untuk itu,” ujarnya.

     

    Motif Anak Bunuh Ibu

    Peristiwa pembunuhan ini terjadi di rumah korban pada Selasa (18/2/2025) sekira pukul 23.15 WIB.

    Sejumlah saksi yang merupakan para tetangga korban sempat mendengar teriakan korban meminta tolong.

    Para tetangga lantas keluar rumah lalu melihat korban sudah bersimbah darah di teras rumahnya.

    Warga lantas melarikan korban ke rumah sakit Roemani Semarang.

    Selepas mendapatkan perawatan, korban dinyatakan meninggal dunia.

    “Soal motif masih kami dalami,” terang Andika.

    Informasi yang dihimpun Tribun, terduga pelaku melakukan pembunuhan lantaran tak dipenuhi permintaannya ketika meminta uang ke ibu korban.

    Pelaku yang pengangguran lantas marah kemudian melakukan penganiayaan pada korban dengan menggunakan pisau hingga korban alami sejumlah luka tusuk di tangan, punggung dan dada.

    Selepas membunuh ibunya pelaku kabur. (tribun network/thf/TribunSemarang.com)

  • Bos Roti Bakar Endeuss di Badung Bali Ditemukan Tewas, Diduga Korban Perampokan dan Pembunuhan – Halaman all

    Bos Roti Bakar Endeuss di Badung Bali Ditemukan Tewas, Diduga Korban Perampokan dan Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BADUNG – Sebuah perampokan berujung maut terjadi di Perumahan Kori Nuansa Barat Blok III No. 6, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali, Minggu (23/2/2025) dini hari.

    Korban tewas adalah seorang wanita berinisial K (68), sementara putrinya, DPK (24), mengalami luka-luka dan saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bali Jimbaran.

    Informasi yang dihimpun, ada kasus itu berawal saat warga sekitar mendengar suara gaduh, rintihan, dan teriakan minta tolong dari dalam rumah korban.

    Setelah dicek, ditemukan K tergeletak tak bernyawa di ruang tamu dengan luka tusuk di punggung dan kepala bagian belakang.

    Sementara itu, putrinya, DPK, mengalami luka-luka di bagian wajah dan kepala.

    Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gusti Ngurah Yudistira mengatakan, korban diduga kehabisan darah akibat luka tusuk yang dideritanya.

    Polisi belum mengetahui motif pembunuhan.

    “Motifnya masih kami dalami. Putri korban masih dalam kondisi sakit, sehingga kami belum bisa meminta keterangan lengkap. Namun, sejumlah saksi sudah kami periksa,” ungkapnya.

    Terduga pelaku diduga memasuki rumah korban melalui tangga belakang yang mengakses balkon di lantai 2.

    Polisi juga sedang mengecek apakah ada barang berharga yang hilang dari rumah korban.

    Beredar kabar di media sosial bahwa pelaku mengarah pada seorang buruh bangunan di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) berinisial R.

    Disebutkan R terlihat mengemasi pakaian dan kabur dari bedeng tempat tinggalnya setelah kejadian namun Kapolsek Kuta Selatan enggan berspekulasi.

    “Masih didalami. Kami tidak ingin terburu-buru menyimpulkan,” tegasnya.

    Polisi terus menindaklanjuti kasus ini dengan melibatkan Satuan Reskrim Polresta Denpasar.

    “Kami masih mendalami kasus ini. Yang jelas, kami akan menindaklanjuti dengan serius. Mohon doanya agar kasus ini cepat terungkap,” jelas Kompol Yudistira.

    Korban, K, merupakan warga asal Purworejo, Jawa Tengah, dan dikenal sebagai pengusaha rumahan Roti Bakar Endeuss.

    Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar.

    Masyarakat sekitar berharap polisi segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku.

    Kejadian ini menjadi peringatan bagi warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan rumah dan lingkungan.

     

  • Sahabat Sebut Feni Ere Sering Curhat Soal Pacarnya yang Sering Berbuat Kasar – Halaman all

    Sahabat Sebut Feni Ere Sering Curhat Soal Pacarnya yang Sering Berbuat Kasar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALOPO – Kasus pembunuhan sales mobil bernama eni Ere (28) kini terus diselidiki Polres Palopo, Sulawesi Selatan.

    Kekinian, Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Saiyed Ahmad Aidid mengatakan pihaknya telah memeriksa 10 saksi atas kasus hilangnya Feni Ere.

    “Sudah ada 10 orang yang kami periksa untuk kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang termasuk teman dekatnya,” kata AKP Sayed Ahmad Aidid dalam keterangannya, Minggu(23/2/2025).

    Salah satu saksi yang diperiksa sebagai saksi adalah Monik, salah satu sahabat Feni Ere. 

    Monik sudah diperiksa sebanyak enam kali terkait hilangnya tewasnya Feni Ere.

    Dalam keterangannya kepada polisi, Monik menyebut pacar Feni Ere berinisial ADT. Pacar Feni Ere tersebut disebutnya kerap ​berbuat kasar kepada Feni Ere.

    Bahkan, Feni sering curhat kepada Monik mengenai sikap dan perangai ADT yang sering berbuat kasar.

    “Toxic emang pacarnya itu, entah kenapa dia(Feni) masih mau bertahan,” ujar Monik.

    Monik pun berharap dalang pelaku pembunuhan sahabatnya itu segera ditangkap dan diberikan hukuman setimpal.  “Semoga pelaku sebenarnya bisa segera ditemukan dan kasusnya diselesaikan,” ujarnya.

    Terkait temuan mobil di sebuah rumah kosong di Makassar pada Juli 2024, Polres Palopo menyebut telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil tersebut.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” ujar AKP Sayed Ahmad Aidid.

    Pihaknya juga meminta Polda Sulsel untuk meminta keterangan dari sekuriti yang pertama kali menemukan mobil milik Feni di Makassar, Sulawesi Selatan.

    Kata AKP Sayed Ahmad Aidid ada kecocokan antara korban (yang dilaporkan hilang) dengan kerangka yang ditemukan di pinggir jalan KM 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Battang Barat, Palopo, Jumat (7/2/2025) sekitar pukul 14.00 Wita.

    Tengkorak wanita itu ditemukan oleh dua pengendara yang singgah untuk buang air kecil di tepian jalan. Saat itu, pengendara tersebut melihat ada ayam yang memakan belatung.

    Pengendara lantas mendekati ayam itu dan melihatnya tengah menyantap belatung di tengkorak manusia. Tim Inafis Polres Palopo kemudian mendatangi lokasi kejadian begitu menerima laporan.

    Feni Ere yang bekerja sebagai sales mobil di Palopo, Sulawesi Selatan dilaporkan hilang kepada polisi. Keluarga membuat laporan setelah Feni Ere tak ditemukan berada di rumah sehari sebelumnya, Kamis (25/1/2024).

    Feni diketahui tinggal sendiri di rumahnya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.  Sementara orang tuanya tinggal di Kabupaten Luwu Utara. Parman, ayah korban mengatakan, sebelum menghilang, Feni sempat berkunjung ke Malili, Luwu Timur, selama tiga hari.

    Korban pun pulang ke rumahnya di Palopo dan tiba pada Rabu (24/1/2024).​ Feni pun sempat memberikan kabar kepada keluarganya bila dirinya pulang sore itu.

    Namun, pada Kamis (25/1/2025), Parman tak lagi mendapatkan kabar dari putrinya. Hingga akhirnya ia bergegas ke Palopo dan mendatangi kediaman Feni.

    “Saat ke rumah, pintu dalam keadaan terkunci. Pintu saya dobrak, Feni tidak ada di rumah. Banyak darah di kamarnya,” kata Parman.

    Salah seorang teman kerja Feni yang enggan disebutkan namanya menyebutkan pada Rabu(24/1/2024) malam Feni dan beberapa temannya sempat ikut minum kopi bareng di sebuah warung di Palopo.

    Ketika itu Feni mendadak minta makan durian. “Dia itu tidak suka durian, tiba-tiba minta durian,” kata teman Feni tersebut.

    Usai makan durian teman-teman mengajak Feni pulang ke rumah. Namun, saat itu Feni ogah pulang. “Itu sekitar jam 23.00 dia nggak mau pulang,” kata teman Feni tersebut.

    Akhirnya setelah dibujuk, Feni pun diantar pulang oleh teman-temannya menggunakan mobil. 

  • Sehari Sebelum Dikabarkan Hilang Feni Ere Minta Durian, Tengah Malam Ogah Pulang ke Rumah – Halaman all

    Sehari Sebelum Dikabarkan Hilang Feni Ere Minta Durian, Tengah Malam Ogah Pulang ke Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALOPO – Feni Ere yang bekerja sebagai sales mobil di Palopo, Sulawesi Selatan dilaporkan hilang kepada polisi. Keluarga membuat laporan setelah Feni Ere tak ditemukan berada di rumah sehari sebelumnya, Kamis (25/1/2024).

    Feni diketahui tinggal sendiri di rumahnya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.  Sementara orang tuanya tinggal di Kabupaten Luwu Utara. Parman, ayah korban mengatakan, sebelum menghilang, Feni sempat berkunjung ke Malili, Luwu Timur, selama tiga hari.

    Korban pun pulang ke rumahnya di Palopo dan tiba pada Rabu (24/1/2024).​ Feni pun sempat memberikan kabar kepada keluarganya bila dirinya pulang sore itu.

    Namun, pada Kamis (25/1/2025), Parman tak lagi mendapatkan kabar dari putrinya. Hingga akhirnya ia bergegas ke Palopo dan mendatangi kediaman Feni.

    “Saat ke rumah, pintu dalam keadaan terkunci. Pintu saya dobrak, Feni tidak ada di rumah. Banyak darah di kamarnya,” kata Parman.

    Salah seorang teman kerja Feni yang enggan disebutkan namanya menyebutkan pada Rabu(24/1/2024) malam Feni dan beberapa temannya sempat ikut minum kopi bareng di sebuah warung di Palopo.

    Ketika itu Feni mendadak minta makan durian. “Dia itu tidak suka durian, tiba-tiba minta durian,” kata teman Feni tersebut.

    Usai makan durian teman-teman mengajak Feni pulang ke rumah. Namun, saat itu Feni ogah pulang. “Itu sekitar jam 23.00 dia nggak mau pulang,” kata teman Feni tersebut.

    Akhirnya setelah dibujuk, Feni pun diantar pulang oleh teman-temannya menggunakan mobil. 

    Hingga saat ini kasus pembunuhan Feni Ere (28) yang tengah diselidiki Polres Palopo menyita perhatian publik. Baik kronologi pembunuhan Feni Ere hingga jasadnya yang tinggal kerangka akhirnya ditemukan masih menjadi misteri. Sehingga, hingga saat ini, pelaku pembunuhan Feni Ere juga masih belum bisa diungkap.

    Kekinian, Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Saiyed Ahmad Aidid mengatakan pihaknya telah memeriksa 10 saksi atas kasus hilangnya Feni Ere.

    “Sudah ada 10 orang yang kami periksa untuk kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang termasuk teman dekatnya,” kata AKP Sayed Ahmad Aidid.

    Ia juga menegaskan kasus hilangnya Feni dan penemuan kerangka mayat di Battang Barat Palopo masih dalam tahap penyelidikan.

    Terkait temuan mobil di sebuah rumah kosong di Makassar pada Juli 2024, Polres Palopo menyebut telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil tersebut.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” jelasnya.

    Pihaknya juga meminta Polda Sulsel untuk meminta keterangan dari sekuriti yang pertama kali menemukan mobil milik Feni di Makassar.

    Kata AKP Sayed Ahmad Aidid ada kecocokan antara korban (yang dilaporkan hilang) dengan kerangka yang ditemukan di pinggir jalan KM 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Battang Barat, Palopo, Jumat (7/2/2025) sekitar pukul 14.00 Wita.

    Tengkorak wanita itu ditemukan oleh dua pengendara yang singgah untuk buang air kecil di tepian jalan. Saat itu, pengendara tersebut melihat ada ayam yang memakan belatung.

    Pengendara lantas mendekati ayam itu dan melihatnya tengah menyantap belatung di tengkorak manusia.

    Tim Inafis Polres Palopo kemudian mendatangi lokasi kejadian begitu menerima laporan.

  • Nyawa Ayah dan Anak di Blora Melayang Usai Minum Air Mineral yang Tercampur Racun Rumput  – Halaman all

    Nyawa Ayah dan Anak di Blora Melayang Usai Minum Air Mineral yang Tercampur Racun Rumput  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLORA – Tragedi memilukan mengguncang Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

    Muslikin (45) dan putrinya, S (9), harus meregang nyawa setelah meminum air yang ternyata telah tercampur racun gulma atau rumput.

    Racun mematikan itu ditemukan dalam botol air mineral yang diletakkan di atas meja rumah mereka, Jumat malam (21/2/2025), sekitar pukul 19.30 WIB.

    Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, menuturkan kronologi tragis tersebut.

    Semuanya berawal ketika S, sang anak, terlihat histeris melambaikan tangan ke arah jalan raya sambil berteriak minta tolong.  

    Tak lama kemudian, Maspupah, istri Muslikin juga berteriak meminta bantuan warga.

    Suasana mencekam pun langsung menyelimuti area tersebut. 

    Warga yang mendengar teriakan itu bergegas mendatangi rumah korban.  

    Sesampainya di sana, mereka dikejutkan oleh pemandangan mengerikan.

    Muslikin tergeletak tak sadarkan diri di teras rumah dengan mulut berbusa.

    Warga berusaha menolongnya dengan memijat dan menggosok tubuhnya menggunakan minyak kampak namun nyawa Muslikin tak tertolong.  

    Belum reda kepanikan, 20 menit kemudian, S, sang anak, tiba-tiba lemas.

    Maspupah pun meminta warga mengambilkan air dari botol mineral di atas meja untuk diberikan kepada S.

    Namun, alih-alih memulihkan, air itu justru memperparah kondisi S.

    Sang anak semakin lemas dan akhirnya dilarikan ke Puskesmas Rowobungkul. Sayangnya, nyawa S tak terselamatkan.  

    Berdasarkan pemeriksaan bidan desa, Muslikin juga dinyatakan meninggal dunia.

    AKP Lilik menjelaskan, dugaan sementara penyebab kematian keduanya adalah keracunan racun gulma yang tercampur dalam air di botol mineral tersebut.  

    “Hasil pemeriksaan tim kesehatan dari UPTD Puskesmas Rowobungkul menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada korban.

    Namun, ditemukan busa keluar dari mulut korban, dan pupil mata tidak lagi merespons,” papar AKP Lilik.  

    Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar.

    Masyarakat pun berharap adanya penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap bagaimana racun gulma bisa berada dalam botol air mineral tersebut.  

  • Keluarga Feni Ere Ungkap Kejanggalan Sebelum Korban Hilang: Kami Tak Berdaya Menangkap Pelakunya – Halaman all

    Keluarga Feni Ere Ungkap Kejanggalan Sebelum Korban Hilang: Kami Tak Berdaya Menangkap Pelakunya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Orang tua Feni Ere menemukan berbagai kejanggalan sebelum anaknya menghilang satu tahun lalu.

    Feni Ere (28) yang merupakan warga Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo ini menghilang sejak Januari 2024 lalu. 

    Parman, ayah korban sudah menempuh segala cara untuk menemukan anaknya, Feni Ere, seorang sales mobil di Kota Palopo.

    Tak hanya melapor ke polisi, Parman juga telah mencari anaknya ke Luwu Timur dan Toraja.

    Feni diketahui tinggal sendiri di rumahnya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kota Palopo.

    Sementara orang tuanya tinggal di Kabupaten Luwu Utara.

    “Saat ke rumah, pintu dalam keadaan terkunci. Pintu saya dobrak, Feni tidak ada di rumah,” kata Parman kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).

    Di dalam rumah, orang tua Feni menemukan bercak darah dalam kamar. 

    “Banyak darah di kamarnya,” terangnya.

    Parman kemudian melapor hilangnya Feni ke Polres Palopo, pada Sabtu 27 Januari 2024.

    Setelah melakukan pencarian selama setahun, Feni belum juga ditemukan.

    Baru ketahuan nasib setelah warga menemukan kerangka tengkorak yang mirip dengan ciri-ciri Feni. 

    Tak Berdaya Tangkap Pelaku

    Keluarga korban minta kepolisian usut tuntas dugaan kasus pembunuhan yang dialami Feni Ere.

    Orang tua Feni melihat darah di kamar serta di celana yang tergantung di pintu kamar Feni pada Kamis (25/1/2024). Sejak saat itu juga Feni Ere dinyatakan hilang.

    Keluarga kemudian melaporkan hilangnya Feni Ere ke pihak kepolisian pada Jumat (26/1/2024).

    “Kami baru melapor ke polisi itu hari Jumat karena satu kali 24 jam baru kita bisa melapor ke polisi,” ucap Tante Feni di rumah duka, Kamis (20/2/2025).

    Sejak saat itu, pihak keluarga tak pernah bertemu dan berkomunikasi dengan Feni.

    Setahun berlalu, kerangka manusia tanpa identitas kemudian ditemukan di Kilometer 35 Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo.

    Pihak keluarga meyakini kerangka manusia tersebut adalah Feni Ere.

    Kerangka manusia tersebut kemudian diserahkan kepada keluarga Feni Ere karena beberapa alasan.

    Salah satunya karena adanya kemiripan antara fisik Feni Ere dan kerangka manusia tersebut.

    Keluarga merasa sangat terluka karena hanya dapat melihat kerangka mayat Feni Ere.

    “Hati keluarga sangat terluka. Satu tahun kami kehilangan dan Feni ditemukan dalam kondisi seperti ini,” ucap Paman Feni, Farwi.

    “Anak ini (Feni Ere) pasti dibunuh. Kami banyak mencurigai orang, tapi kami tidak berdaya untuk menangkap pelakunya,” sambungnya.

    Karena itu, keluarga Feni Ere sangat berharap pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang melakukan hal kejam tersebut kepada Feni. 

    Sementara Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayeed Ahmad Aidid mengatakan pihaknya masih terus menyelidiki kasus ini.

    10 Saksi

    Sejumlah saksi telah diperiksa oleh Sat Reskrim Polres Palopo terkait kasus hilangnya Feni Ere.

    Hilangnya Feni Ere sejak Januari 2024 kembali menghebohkan masyarakat Palopo karena adanya penemuan kerangka mayat di Battang Barat Palopo.

    Kerangka mayat tersebut diserahkan ke keluarga Feni Ere karena adanya kemiripan kerangka dengan fisik Feni Ere.

    Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid mengatakan pihaknya telah memeriksa 10 saksi atas kasus hilangnya Feni Ere.

    “Sudah ada 10 orang yang kami periksa untuk kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang termasuk teman dekatnya,” kata AKP Sayed Ahmad Aidid saat dihubungi, Jumat (21/2/2025).

    Ia juga menegaskan kasus hilangnya Feni dan penemuan kerangka mayat di Battang Barat Palopo masih dalam tahap penyelidikan.

    Diketahui mobil Feni juga dinyatakan hilang bersamaan dengan hilangnya Feni Ere pada Januari 2024.

    Mobil tersebut kemudian ditemukan di sebuah rumah kosong di Makassar pada Juli 2024.

    Kasat Reskrim Polres Palopo mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil tersebut.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” jelasnya.

    Pihaknya juga meminta Polda Sulsel untuk meminta keterangan dari sekuriti yang pertama kali menemukan mobil milik Feni di Makassar. (Tribunnews.com/TribunTimur.com)

  • Oknum Polisi Rudapaksa 2 Remaja Putri di Ruang Tahanan Mapolres Kaimana Papua Barat Hebohkan Medsos – Halaman all

    Oknum Polisi Rudapaksa 2 Remaja Putri di Ruang Tahanan Mapolres Kaimana Papua Barat Hebohkan Medsos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KAIMANA – Seorang oknum polisi berinisial MEP dilaporkan ke Polres Kaimana, Papua Barat atas dugaan kasus rudapaksa terhadap 2 remaja perempuan berusia 13 dan 14 tahun. 

    Dugaan rudapaksa yang diduga terjadi di Markas Polres Kaimana ini menimbulkan kemarahan keluarga korban dan masyarakat setempat, serta menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial.

    Saat ini, proses hukum masih dalam tahap penyelidikan.

    Laporan yang diterima kepolisian, kasus ini terungkap setelah kedua korban mengaku mengalami kekerasan dan pelecehan saat ditahan di Polres Kaimana.

    Mereka ditahan terkait dugaan tindak pidana pencurian.

    Kedua remaja tersebut sempat menghilang dari rumah sejak 17 Februari 2025, sebelum akhirnya ditemukan dan mengungkap kejadian tersebut kepada keluarga pada 20 Februari 2025.

    Salah satu orang tua korban menyatakan bahwa sebelum kejadian rudapaksa, kedua remaja itu juga mengalami penganiayaan oleh terduga pelaku.

    Korban mengalami luka memar di bagian kepala belakang, yang kemudian diperiksa melalui visum et repertum di RSUD Kabupaten Kaimana sebagai bagian dari proses hukum. 

    “Mereka mengaku ada kejadian itu saat ditahan dan kami langsung buat laporan,” ujar salah satu orang tua korban yang enggan disebutkan namanya.

    Penyelidikan Polisi

    Kasat Reskrim Polres Kaimana, AKP Boby Rahman, memastikan bahwa kasus ini akan ditangani dengan serius dan tegas sesuai prosedur hukum yang berlaku.

    Kepolisian telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk mengumpulkan alat bukti yang cukup sebelum melakukan gelar perkara dan penetapan tersangka.

    “Pasti kami ambil tindakan tegas jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terduga pelaku terbukti bersalah,” tegas AKP Boby Rahman.

    Namun, penyelidikan masih terkendala karena oknum polisi berinisial MEP belum diperiksa.

    Pelaku dilaporkan telah mengajukan izin keluar daerah sebelum laporan dari pihak korban diterima oleh kepolisian.

    Meski demikian, pihak kepolisian telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap terduga pelaku dan berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini sesuai hukum yang berlaku.

    “Terduga pelaku sekarang masih berada di luar Kaimana, tapi kami sudah jadwalkan pemeriksaannya,” lanjut AKP Boby Rahman.

    Sorotan Publik

    Kasus ini telah memicu keprihatinan di tengah masyarakat, terutama karena melibatkan aparat kepolisian.

    Publik menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini untuk memastikan tidak ada upaya perlindungan terhadap pelaku yang berasal dari institusi penegak hukum. 

    Selain itu, kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dan perempuan dalam sistem peradilan, khususnya bagi mereka yang berada dalam tahanan.

    Organisasi perlindungan anak dan masyarakat sipil diharapkan turut mengawal jalannya proses hukum agar hak-hak korban mendapatkan keadilan.

    Harapan Keluarga Korban dan Masyarakat

    Keluarga korban berharap agar kasus ini diusut secara adil dan transparan, serta pelaku mendapatkan hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku.

    Mereka juga menekankan pentingnya pendampingan psikologis bagi korban agar dapat pulih dari trauma yang dialami. (Kompas.com/Tribun Papua/Paul Manahara Tambunan)

  • Keluarga Feni Ere Ungkap Kejanggalan Sebelum Korban Hilang: Kami Tak Berdaya Menangkap Pelakunya – Halaman all

    Awal Mula Penemuan Kerangka Feni Ere di Palopo, Hilang Sejak Januari 2024 dan Diduga Dibunuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah dilaporkan hilang selama setahun, Feni Ere ditemukan dalam kondisi sudah menjadi kerangka di Palopo, Sulawesi Selatan.

    Penemuan ini mengundang banyak pertanyaan terkait dengan pelaku pembunuhan yang hingga kini masih diburu.

    Feni Ere, seorang wanita yang dilaporkan hilang sejak Januari 2024, ditemukan di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo pada tanggal 10 Februari 2025.

    Ayah korban, Parman, menyatakan bahwa Feni ditemukan tepat 10 hari sebelum hari ulang tahunnya.”Sebenarnya kalau Feni masih hidup, maka pada Kamis, 20 Februari 2025 adalah hari ulang tahunnya,” ungkapnya.

    Feni tinggal sendirian di Kecamatan Mungkajang, sementara keluarganya menetap di Kabupaten Luwu Utara.

    Pada 26 Januari 2024, Parman mengunjungi rumah Feni dan mendapati pintu terkunci, serta tidak ada tanda-tanda keberadaan anaknya.

    “Saya coba dobrak pintu rumah dan ternyata Feni Ere tidak ada di rumah,” jelas Parman.

    Di dalam kamarnya, ia menemukan bercak darah yang mengkhawatirkan.

    Setelah laporan orang hilang dibuat ke Polres Palopo pada 27 Januari 2024, pencarian Feni dilakukan secara intensif di berbagai wilayah, termasuk Luwu Timur hingga Toraja.

    Keluarga akhirnya mendapat petunjuk setelah mobil Feni ditemukan di sebuah rumah kosong di Perumahan Elit Antang, Makassar pada Agustus 2024.

    Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi, menegaskan bahwa laporan yang dibuat oleh keluarga tidak pernah diabaikan.

    “Proses pencarian terus dilakukan setelah keluarga membuat laporan orang hilang,” katanya.

    Setelah jenazah Feni ditemukan, jenazahnya telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan.

    Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid, mengungkapkan bahwa 10 saksi telah diperiksa, termasuk teman-teman dekat Feni yang bertemu dengannya sebelum hilang.

    Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki penemuan mobil Feni di Makassar.

    Paman Feni, Farwi, menyatakan bahwa keluarga sangat terkejut mendengar penemuan kerangka Feni setahun setelah dia dilaporkan hilang.

    “Hati keluarga sangat terluka. Satu tahun kami kehilangan, dan Feni ditemukan dalam kondisi seperti ini,” ucapnya penuh haru.

    Keluarga berharap pelaku pembunuhan segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal.

    “Anak ini pasti dibunuh. Kami banyak mencurigai orang, tetapi kami tidak berdaya untuk menangkap pelakunya,” pungkas Farwi.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Setahun Hilang Feni Ere Masih Dicari Keluarga, Mobil Ditemukan di Makassar

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Andi Bunayya)

  • Bupati Purbalingga Soroti Pemecatan Novi dari Guru SD, Vokalis Sukatani Dinilai Buka Aurat – Halaman all

    Bupati Purbalingga Soroti Pemecatan Novi dari Guru SD, Vokalis Sukatani Dinilai Buka Aurat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Novi Citra Indriyati, seorang guru di SDIT Mutiara Hati Banjarnegara, Jawa Tengah, telah diberhentikan dari posisinya.

    Keputusan ini diumumkan pada Kamis, 6 Februari 2025, setelah pihak sekolah menyatakan bahwa Novi dianggap melanggar aturan yang berlaku.

    Pemecatan Novi menimbulkan polemik dan perhatian banyak pihak.

    Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, memberikan respons terhadap isu ini saat menghadiri retret kepala daerah di Magelang, Jawa Tengah.

    Ia menawarkan vokalis Sukatani tersebut menjadi guru di Purbalingga.

    Sementara itu, Kepala Ombudsman RI Jateng, Siti Farida, menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki dugaan diskriminasi dalam pemecatan Novi.

    Ia menekankan pentingnya objektivitas dalam penilaian dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan.

    “Sanksi pemecatan harus berdasarkan proses peradilan yang berlaku di instansi tersebut,” ujarnya.

    Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM RI, Uli Parulian Sihombing, juga berkomentar mengenai pemecatan Novi.

    Ia meminta keterangan dari Polda Jateng dan Mabes Polri terkait peristiwa ini dan menekankan bahwa kebebasan berpendapat harus dihormati, sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

    Kepala SD IT Mutiara Hati, Eti Endarwati, menegaskan bahwa pemecatan Novi tidak ada hubungannya dengan lagu Sukatani yang dianggap mengkritik institusi kepolisian.

    “Betul diberhentikan tetapi yang jadi masalah adalah bukan lagu dan terkait peristiwa viralnya. Tapi yang dilanggar adalah kode etiknya terutama yang berkaitan dengan syariat Islam,” ujarnya.

    Menurutnya, Novi, sebagai guru di sekolah swasta Islam, diharapkan untuk menjaga perilaku dan aurat di luar sekolah.

    “Kode etik sudah disosialisasikan di awal mendaftar dan dari awal beliau sudah tahu konsekuensinya,” tambahnya.

    Novi sudah bekerja sebagai guru di SD IT Mutiara Hati sejak tahun 2022.

    Pihak sekolah merasa terkejut dengan munculnya video klarifikasi yang dibuat oleh band milik Novi yang menjadi viral di media sosial.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polda Jateng Bantah Intervensi Band Asal Purbalingga Sukatani Imbas Kritik Polisi Lewat Lagu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Iwan Arifianto)