Category: Tribunnews.com Regional

  • 4 Alasan Putra Mahkota Keraton Solo, KGPAA Hamangkunegoro, Buat Status ‘Nyesel Gabung Republik’ – Halaman all

    4 Alasan Putra Mahkota Keraton Solo, KGPAA Hamangkunegoro, Buat Status ‘Nyesel Gabung Republik’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan status Instagram story Putra Mahkota Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo, Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau KGPAA Hamangkunegoro.

    Dalam unggahan yang kini telah dihapus, KGPAA Hamangkunegoro menuliskan “Nyesel gabung Republik” dengan latar belakang hitam.

    Tulisan itu diunggah KGPAA Hamangkunegoro di akun Instagram pribadinya, @kgpaa.hamangkunegoro.

    Tak hanya “Nyesel gabung Republik”, KGPAA Hamangkunegoro juga menuliskan “Percuma Republik Kalau Cuma untuk Membohongi” di unggahannya.

    Terkait unggahan KGPAA Hamangkunegoro, Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KPA H Dany Nur Adiningrat, memberikan penjelasan.

    Menurutnya, unggahan KGPAA Hamangkunegoro itu sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah Indonesia terkait sejumlah masalah di tanah air.

    Dany mengatakan, ada empat isu yang menjadi perhatian KGPAA Hamangkunegoro sehingga Putra Mahkota Keraton Solo itu menuliskan unggahan kritikan.

    Pertama, mengenai kasus korupsi di PT Pertamina Patra Niaga soal Pertamax Oplosan. Kedua, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT Sritex, serta tutupnya perusahaan tersebut setelah beroperasi selama 58 tahun.

    Ketiga, kasus korupsi Izin Usaha Pertambagan (IUP) PT Timah di Kepulauan Bangka Belitung dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp300 triliun.

    Keempat, kasus pagar laut di perairan Tangerang, Banten, yang hingga saat ini masih bergulir.

    “Jadi itu kalau melihat unggahan beliau sebelumnya tentang BBM oplosan, PHK massal di PT Sritex, korupsi timah, serta kebijakan pemerintah yang tidak tegas dalam kasus pagar laut dan lain sebagainya.”

    “Mungkin itu yang melatarbelakangi beliau timbul unggahan seperti itu,” jelas Dany, Sabtu (1/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Selain keempat isu nasional itu, lanjut Dany, kritik yang disampaikan KGPAA Hamangkunegoro juga terkait status Daerah Istimewa Surakarta (DIS).

    Hingga saat ini, status DIS masih ditangguhkan oleh pemerintah.

    Tak hanya itu, jelas Dany, hak-hak dan aset Keraton Solo yang belum diberikan, juga menjadi pemicu kekecewaan.

    “Tentang janji pemerintah terhadap Keraton Surakarta, bahwa Daerah Istimewa Surakarta ditangguhkan, tetapi sampai sekarang belum diberikan hak-hak keraton, termasuk asetnya,” jelas Dany, dilansir TribunSolo.com.

    “Mungkin ini pemikiran yang melatarbelakangi beliau untuk memberikan peringatan keras kepada pemerintah,” lanjutnya.

    Dany menegaskan, kritik yang disampaikan KGPAA Hamangkunegoro merupakan bentuk kepedulian terhadap pemerintah.

    Ia mengatakan kritik KGPAA Hamangkunegoro merupakan unggahan satir yang diharapkan bisa ditangkap secara lugas dan cerdas oleh pemerintah.

    Dany pun menekankan, KGPAA Hamangkunegoro sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, tidak mungkin akan berbicara sembarangan.

    Dany lantas mengingatkan, apa yang disampaikan KGPAA Hamangkunegoro patut diperhatikan dan didengarkan.

    “Ini adalah unggahan yang satir, yang baik dari beliau. Pemerintah harus menangkap pesan ini dengan lugas dan cerdas”

    “Seorang Putra Mahkota Keraton Surakarta yang merupakan pewaris darah Majapahit dan Kerajaan Mataram tentu tidak akan berbicara sembarangan. Ini adalah peringatan keras yang harus didengar,” pungkas Dany.

    Menurut catatan Wikipedia, KGPAA Hamangkunegoro merupakan gelar yang dianugerahkan sebagai tanda ia adalah pewaris takhta Keraton Solo.

    Pengumuman pewaris takhta sekaligus pemberian gelar itu berlangsung saat acara Tingalan Dalem Jumenengan atau peringatan kenaikan takhta Raja Keraton Solo Pakubuwono (PB) XIII, pada 27 Februari 2022.

    KGPAA Hamangkunegoro sendiri memiliki nama Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau Kanjeng Gusti Pangeran Harya Purbaya.

    Ia adalah anak tunggal dari PB XIII dengan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu PB XIII.

    Saat penobatan KGPAA Hamangkunegoro sebagai putra mahkota, ia masih berusia 21 tahun dan berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

    “Kanjeng Gusti Pangerang Adipati Anom Sudibyo Rojo Narendra masih semester tiga,” jelas Pengageng Parentah Keraton Solo, KGPH Dipokusumo atau Gusti Dipo, Minggu (27/2/2022).

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Putra Mahkota Unggah Status ‘Nyesel Gabung Republik’ di Medsos, Keraton Solo Buka Suara

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunSolo.com/Mardon Widiyanto, Kompas.com/Labib Zamani)

  • Keraton Solo Buka Suara usai Putra Mahkota Buat Status ‘Nyesel Gabung Republik’: Perhatian ke Negara – Halaman all

    Keraton Solo Buka Suara usai Putra Mahkota Buat Status ‘Nyesel Gabung Republik’: Perhatian ke Negara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keraton Surakarta buka suara usai putra mahkota, KGPAA Hamengkunegoro, membuat status ‘Nyesel Gabung Republik’ di akun Instagram pribadinya dan viral di media sosial.

    Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Hadiningrat, KPA H Dany Nur Adiningrat, menuturkan status KGPAA Hamengkunegoro tersebut menjadi wujud respons sang putra mahkota terhadap berbagai masalah yang menimpa Indonesia.

    Dia mengatakan putra mahkota tengah mengkritik beberapa masalah seperti kasus mega korupsi tata kelola minyak tanah PT Pertamina Patra Niaga, PHK massal di PT Sritex, hingga kasus pagar laut.

    “Jadi itu kalau melihat unggahan beliau sebelumnya tentang BBM oplosan, PHK massal di Sritex, korupsi timah, serta kebijakan pemerintah yang tidak tegas dalam kasus pagar laut dan lain sebagainya. Mungkin itu yang melatarbelakangi beliau timbul unggahan seperti itu,” ujar Dany, Sabtu (1/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Selain isu nasional, Dany juga menyebut KGPAA Hamengkunegoro memberikan kritik terkait status Daerah Istimewa Surakarta (DIS) yang masih ditangguhkan oleh pemerintah.

    Dia juga mengungkapkan penangguhan statsu DIS itu membuat hak dan aset Keraton Solo tidak diberikan.

    “Tentang janji pemerintah terhadap Keraton Surakarta, bahwa Daerah Istimewa Surakarta ditangguhkan tetapi sampai sekarang belum diberikan hak-hak keraton, termasuk asetnya. Mungkin ini pemikiran yang melatarbelakangi beliau untuk memberikan peringatan keras kepada pemerintah,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Dany meminta kepada pemerintah agar menanggapi kritik dari KGPAA Hamengkunegoro dengan cerdas.

    Menurutnya, kritik dari putra mahkota tersebut bisa menjadi peringatan keras bagi pemerintah dalam memperbaiki tata kelola negara.

    “Ini adalah unggahan yang satir, yang baik dari beliau. Pemerintah harus menangkap pesan ini dengan lugas dan cerdas.”

    “Seorang putra mahkota Keraton Surakarta yang merupakan pewaris darah Majapahit dan Kerajaan Mataram tentu tidak akan berbicara sembarangan. Ini adalah peringatan keras yang harus didengar,” tandasnya.

    KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram atau akrab disapa Gusti Purbaya merupakan putra bungsu dari pasangan Pakubuwana XIII dengan GKR Pakubuwana atau KRAy Pradapaningsih.

    Dia merupakan anak dari Pakubuwana XIII yang berasal dari pernikahan ketiga.

    Alhasil, Gusti Purbaya memiliki sejumlah kakak tiri seperti GRM. Suryo Suharto (GPH Mangkubumi), GRAy Rumbai Kusuma Dewayani (GKR Timur), GRAy Devi Lelyana Dewi, GRAy Ratih Widyasari, BRAy Sugih Oceani dan GRAy Putri Purnaningrum.

    Dia pernah dinobatkan sebagai putra mahkota saat Tinggaldalem Jumenengan SKKS Pakubuwana XIII ke-18 pada 2022 lalu.

    Saat dinobatkan, dia masih berusia 21 tahun.

    Gusti Purbaya saat ini tercatat sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

    Pernah Bersikap soal Konflik di Keraton Solo

    PUTRA MAHKOTA VIRAL – Inilah profil KGPH Purbaya, putra mahkota Keraton Solo (Kolase Tribunnews). Keraton Solo buka suara usai putra mahkota membuat status di akun Instagram-nya yaitu ‘Nyesel Gabung Republik’. Hal itu bentuk perhatian ke negara. Hal ini disampaikan pihak Keraton Solo pada Sabtu (1/3/2025).

    Pada 4 Maret 2023 lalu, KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purbaya menjadi salah satu pejabat Keraton Solo yang memenuhi undangan dari Wali Kota Solo saat itu, Gibran Rakabuming Raka.

    Ketika itu, dia bersama pejabat Keraton Solo lainnya memenuhi undangan makan siang yang digelar di rumah dinas Wali Kota Solo untuk membahas perdamaian dari dua kubu di Keraton Solo yang tengah berkonflik.

    Lalu, saat konflik memanas pada akhir 2022, dia pernah berbicara kepada awak media soal terkait sikapnya.

    Dia berharap segera ada pertemuan keluarga untuk menyelesaikan konflik yang telah berkepanjangan. 

    “Dalam waktu dekat semoga ada pertemuan keluarga,” kata dia kepada TribunSolo.com, Jumat (23/12/2022).

    Purbaya menyampaikan pihak SISKS Pakubuwana XIII saat itu terbuka untuk melakukan musyawarah.

    “Kita sangat terbuka bila ada suatu musyawarah,” ucap dia.

    “Saya berharap dengan adanya musyawarah, ada solusi untuk kebaikan bersama,” tambahnya.

    Menurut Purbaya, masalah internal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memang harus diselesaikan secara kekeluargaan.

    Dia menekankan dirinya juga menghormati pihak-pihak dari kelompok LDA, termasuk GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.

    “Saya menghormati beliau (Gusti Moeng) sebagai tante saya, (pihak-pihak yang) lebih sepuh dan semua yang lebih tua. Saya menghormati mereka semua,” ujar dia.

    “Saya berharap secepatnya mendapat solusi, menjalin musyawarah, dan (semoga) semua ada jalan keluarnya,” ujarnya. 

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Daryono)(Kompas.com/Labib)

  • Terlibat Perang Sarung dan Celurit di Surabaya, Remaja Gangster Terbirit-birit Dikejar Aparat – Halaman all

    Terlibat Perang Sarung dan Celurit di Surabaya, Remaja Gangster Terbirit-birit Dikejar Aparat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Aksi tawuran antar kelompok remaja kembali terjadi di Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Simolawang, Simokerto, pada dini hari Sabtu (1/3/2025). 

    Delapan remaja berhasil ditangkap oleh Anggota Tim 3 Jogoboyo 97 Satuan Samapta Polrestabes Surabaya setelah terlibat dalam perang sahur yang menggunakan senjata celurit dan buntalan sarung berisi batu. Aksi ini berakhir dengan para pelaku terbirit-birit dikejar polisi.  

    Kasat Samapta Polrestabes Surabaya, AKBP Teguh Santoso, pihaknya menerima laporan dari warga sekitar pukul 03.00 WIB mengenai adanya aksi tawuran antarkelompok remaja bersenjata celurit.

    Tim patroli yang dipimpin Aipda Yudha langsung bergerak menuju lokasi.  

    Sesampainya di tempat kejadian, petugas menemukan sekelompok remaja yang sedang terlibat perkelahian.

    Melihat kedatangan polisi, para remaja tersebut berusaha melarikan diri.

    Namun, delapan di antaranya berhasil diamankan dan dibawa ke Mapolsek Simokerto untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.  

    Kedelapan remaja yang ditangkap berinisial MY (19), ARW (18), NLP (15), MRA (15), RA (16), AM (16), AD (16), dan HK (16).

    Dari penggeledahan, polisi menyita sejumlah barang bukti, termasuk sepeda motor, sebilah celurit panjang, empat ponsel, dan kain sarung yang dibuntalkan berisi batu.  

    Berdasarkan hasil interogasi awal, para remaja tersebut mengaku sebagai anggota dua kelompok gangster yang saling berseteru, yaitu @rwbsurabayans_ dan @utaraawokawok.sby.

    Kedua kelompok ini diketahui sering terlibat konflik, baik di dunia nyata maupun di media sosial.  

    “Mereka mengaku bentrok karena masalah lama yang belum terselesaikan. Namun, kami masih mendalami motif sebenarnya,” ujar Teguh.  

    AKBP Teguh Santoso menegaskan bahwa patroli antisipasi petasan dan perang sarung merupakan bagian dari upaya kepolisian untuk menjaga ketertiban dan mencegah kenakalan remaja yang dapat mengganggu keamanan masyarakat.  

    “Kami akan terus meningkatkan patroli, terutama pada momen-momen tertentu seperti jelang sahur, untuk memastikan Kota Surabaya tetap aman dari aksi tawuran dan gangguan kamtibmas lainnya,” tegasnya.  

    Salah satu remaja yang berhasil diamankan, mengenakan kaus oblong hitam lengan pendek, mengaku tidak mengetahui asal-usul senjata celurit yang dibawanya.

    Namun, ia tidak bisa menyangkal bahwa dirinyalah yang membawa senjata tersebut saat tawuran terjadi.  

    “Gak tahu, Pak, anak situ. (Yang bawa celurit ini saat tawuran) iya, saya,” ujarnya polos saat diinterogasi petugas.  (Tribun Madura/Luhur Pambudi)

     

  • Berapa Harta Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha? Istri & Anaknya Disorot karena Diduga Suka Flexing – Halaman all

    Berapa Harta Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha? Istri & Anaknya Disorot karena Diduga Suka Flexing – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Harta kekayaan Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Pol. Rosyanto Yudha Hermawan menjadi informasi yang dicari-cari oleh publik setelah istri dan anaknya diduga kerap flexing alias pamer gaya hidup mewah.

    Baru-baru ini anak dan istri Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan ramai dihujat karena diduga kerap pamer gaya hidup mewah.

    Ghazyendha Aditya Pratama, anak Rosyanto, kedapatan flexing pamer kehidupan mewah di tengah isu negara melakukan efisiensi anggaran.

    Nama Ghazyendha Aditya Pratama pertama kali menjadi sorotan saat ia mengunggah ucapan ulang tahun untuk sang ayah di akun X melalui iklan.

    Selain itu, ia juga kedapatan pamer sedang menaiki jet pribadi hingga melakukan transaksi hingga senilai Rp1,2 miliar hanya dalam satu bulan sepanjang Desember 2024.

    Tak hanya sang anak, istri Rosyanto, Yeni Susanty, kini juga terkena imbas karena juga diduga doyan flexing.

    Pada akun Instagram Irjen Rosyanto masih terdapat foto-foto bersama sang istri.

    Dalam HUT ke-78 Bhayangkara tahun 2024, Yudha mengunggah foto bersama istrinya.

    Pada foto tersebut, Yeni mendampingi sang suami dengan mengenakan kebaya berwarna cokelat muda dan menteng tas mewah harga puluhan juta.

    KAPOLDA KALSEL ULTAH – Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Rosyanto Yudha Hermawan saat menghadiri acara syukuran menjelang Ramadhan sekaligus perayaan ulang tahunnya ke-55 yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Polda Kalsel di Banjarbaru. (Tangkapan layar dari akun Humas Polda Kalimantan Selatan)

    Ternyata, tas yang dibawa istri Kapolda Kalsel tersebut memiliki harga yang fantastis.

    Tas tersebut bermerek Hermes Picotin 18 yang harganya senilai Rp 84.150.000, seperti dilansir dari Thinkerlust.

    Sementara itu, jika dilihat dari gaji Rosyanto Yudha yang berpangkat Irjen, diketahui memiliki gaji bulanan berkisar Rp 3,2 juta hingga Rp 5,5 juta per bulan.

    Dengan gaya hedon sang anak dan istri, warganet menaruh kecurigaan pada Irjen Rosyanto Yudha.

    Lantas, berapakah harta kekayaan Irjen Rosyanto?

    Sayangnya, informasi tentang harta kekayaan Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan hingga kini belum diketahui.

    Pasalnya, dalam situs laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak ada nama Rosyanto dalam daftar pelaporan harta kekayaan.

    Padahal, lumrahnya seorang Kapolda mestinya melaporkan harta kekayaan kepada KPK melalui LHKPN.

    Sementara itu, Div Propam Polri buka suara soal acara syukuran ulang tahun Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan yang viral di media sosial, seperti  di akun X bernama @tilehopper, pada Rabu (26/2/2025) lalu.

    Unggahan tersebut diapresiasi Div Propam Polri karena publik ikut aktif melakukan pengawasan atas kinerja Polri.

    “Kami sangat mengapresiasi upaya masyarakat untuk berperan aktif dalam mengawasi dan memberikan perhatian terhadap kinerja Polri.”

    “Pengawasan oleh masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tugas kami dalam menjaga kepercayaan publik,” tulis akun X resmi Div Propam Polri.

    Propam Polri pun berjanji akan melakukan evaluasi jika memang dirasa ada pelanggaran terhadap anggota Polri.

    “Jika ada  tindakan yang melenceng dari prinsip-prinsip profesionalisme dan keadilan, masukan masyarakat dalam mengingatkan kami sangatlah krusial,” katanya.

    Profil Irjen Rosyanto

    Irjen Rosyanto Yudha Hermawan sudah mengemban jabatan sebagai Kapolda Kalsel sejak November 2024.

    Kala itu, ia menggantikan posisi terdahulunya, yakni Irjen Pol. Winarto.

    Sebelum itu, Rosyanto sempat menduduki posisi jabatan sebagai Wakapolda Kalsel sejak akhir 2022.

    Polisi kelahiran Purworejo, 26 Februari 1970, tersebut juga sempat menduduki sejumlah jabatan strategis di Polda Kalsel.

    Pada 2011, Rosyanto pernah mengisi kursi jabatan sebagai Kapolres Kotabaru.

    Pada 2013, ia sempat mengemban jabatan sebagai Kabidpropam Polda Kalsel.

    Irjen Rosyanto Yudha adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1992.

    Kariernya di Polri pun juga sudah malang melintang.

    Ia pernah menjabat posisi sebagai Kasat I Ditreskrim Polda Gorontalo.

    Kemudian, Rosyanto juga sempat menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Kaltim.

    Pada 2017, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan naik pangkat dari Kombes menjadi Brigjen.

    Kala itu, ia dipercaya untuk menduduki posisi jabatan sebagai Wakapolda Sulawesi Tenggara.

    Tak berselang lama, Rosyanto dimutasi menjadi Wadirtipidkor Bareskrim Polri pada 2019.

    Pada 2020, ia kemudian ditugaskan menjadi Auditor Kepolisian Madya Tk. I Itwasum Polri.

    Pada tahun yang sama, Rosyanto Yudha diutus untuk menjabat sebagai Irbidjemenlog Itwil V Itwasum Polri.

    Pada tahun 2023, Rosyanto Yudha diangkat menjadi Wakapolda Kalimantan Selatan (Kalsel).

    Baru setelah itu Irjen Rosyanto Yudha Hermawan dipercaya menjadi Kapolda Kalsel pada 2024.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Tak Cuma Anak Doyan Flexing, Istri Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Pakai Tas Rp 80 Juta

    (Tribunnews.com/Rakli/Theresia Felisiani) (TribunBengkulu.com)

  • Kasus Penganiayaan di Polres Baubau: 6 Bintara Terlibat – Halaman all

    Kasus Penganiayaan di Polres Baubau: 6 Bintara Terlibat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak enam bintara polisi di Polres Baubau, Sulawesi Tenggara, terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap junior mereka, Bripda A, yang berusia 22 tahun.

    Insiden ini terjadi di barak pada Kamis malam, 20 Februari 2025.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian bermula saat Bripda A dan rekan-rekannya yang merupakan bintara baru sedang tidur di barak.

    Sekitar enam bintara senior mendatangi mereka dan membangunkannya.

    Mereka kemudian meminta Bripda A dan delapan bintara lainnya untuk berdiri di samping lemari dan menjawab pertanyaan tentang apakah mereka mengenal nama-nama senior mereka.

    Bagi bintara baru yang mengenali nama seniornya dipersilakan kembali ke tempat tidur.

    Namun, korban yang tidak mengenal nama seniornya harus menjalani pembinaan yang berlebihan.

    “Nah saat itu, korban tidak mengenal seniornya, sehingga mendapat pembinaan. Tapi tindakan terlalu berlebihan sehingga satu orang dirawat di rumah sakit,” jelas Iis Kristian.

    Identitas Pelaku

    Enam bintara yang terlibat dalam penganiayaan tersebut adalah Bripda F, Bripda RAY, Bripda MAF, Bripda LAM, Bripda A, dan Bripda M.

    Saat ini, mereka telah menjalani pemeriksa dan penempatan khusus (Patsus).

    “Sudah diamankan dan sudah menjalani penempatan khusus dalam pengawasan Propam,” ujar Iis Kristian saat ditemui, Kamis (27/2/2025), dikutip dari TribunSultra.com.

    Para pelaku itu nantinya akan diperiksa guna menjalani sidang dugaan pelanggaran kode etik kepolisian.

    “Yang pasti Polda akan menindak tegas sesuai dengan apa yang diperbuat berdasarkan fakta yang terjadi,” ucap Iis Kristian.

    Pihak polisi juga masih menyelidiki penyebab lain dari dugaan penganiayaan yang dialami Bripda A tersebut.

    Apakah ada pengaruh minuman beralkohol atau tidak.

    “Masih diselidiki penyebab lainya dan masih didalami penyidik propam,” tutur Iis Kristian.

    Akibat Penganiayaan

    Akibat penganiayaan tersebut, Bripda A mengalami luka serius dan harus dirawat di RSUD Kota Baubau.

    Korban bahkan harus menjalani operasi akibat kebocoran pankreas.

    “Korban harus operasi sehingga rumah sakit segera lakukan tindakan karena pankreas alami kebocoran dan mengeluarkan darah,” ungkap Kuasa Hukum korban, Safrin Salam.

    Karena kondisi korban yang demikian, dia bahkan harus terima perawatan lanjutan yakni dirujuk Ke Makassar, Sulawesi Selatan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bocah 7 Tahun di Grobogan Hidup bersama Ibu yang ODGJ, Rela Tak Sekolah dan Tidur di Jalanan – Halaman all

    Bocah 7 Tahun di Grobogan Hidup bersama Ibu yang ODGJ, Rela Tak Sekolah dan Tidur di Jalanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kisah bocah berusia 7 tahun hidup bersama ibunya yang menderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), viral di media sosial.

    Bocah bernama Slamet Riyadi itu bahkan tak sekolah dan terpaksa hidup luntang lantung di jalanan.

    Ia merupakan warga Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

    Kisah Slamet viral setelah diunggah oleh akun TikTok @pasukangrobogan.

    Dalam video yang dibagikan di akun tersebut, tampak Slamet tengah duduk di depan televisi sembari menyaksikan kartun.

    “Anak ini namanya Slamet umur 7 tahun. Selama ini dia hidup bersama ibunya yang mengidap ODGJ.”

    “Dari sejak anak ini umur 3 tahun jalanan sudah menjadi tempat tidurnya. Bahkan dinginnya malam juga tidak ia rasakan.”

    “Bahkan jika ku tanya kamu sudah makan? Jawabannya tentu saja belum,” tulis akun tersebut, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Diungkapkan akun tersebut, Slamet sebenarnya ingin sekali bersekolah seperti anak-anak pada umumnya.

    Namun, keinginan tersebut harus dipendam lantaran tidak diizinkan oleh sang ibu.

    “Slamet sangat ingin sekali sekolah tapi ibunya yang ODGJ tidak memperbolehkan. Padahal dia ingin bisa membaca dan berhitung seperti anak normal lainnya,” terangnya.

    Pasca-viralnya video tersebut, bantuan untuk Slamet pun datang dari Kapolres Grobogan, AKBP Ike Yulianto Wicaksono.

    Kapolres Grobogan yang didampingi sejumlah Pejabat Utama (PJU) Polres Grobogan, Forkopimcam Torioh Serta Kepala Desa Pilangpayung mendatangi kediaman Slamet, Selasa (25/2/2025).

    Diketahui, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Slamet dan ibunya menumpang pada Sri (45), kakak dari ibu Slamet.

    Oleh karena itu, Kapolres memberikan bantuan paket sembako kepada Sri, untuk meringankan beban keluarga kecil tersebut.

    Selain itu, Yulianto juga memberikan bantuan perlengkapan sekolah untuk Slamet.

    Adapun bantuan itu berupa buku, tas, sepatu, peralatan tulis hingga dukungan dana.

    Slamet yang belum pernah mendapatkan pendidikan akademik seperti anak-anak lainnya, kini mulai bisa bersekolah di SDN 4 Pilangpayung.

    “Kami berharap bantuan ini dapat sedikit membantu meringankan beban keluarga.”

    “Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat yang membutuhkan.”

    “Dan harapan kami, Slamet Riyadi juga bersekolah dengan baik, pintar, jadi anak yang bermanfaat,” kata Kapolres, dilansir laman resmi Polres Grobogan.

    Selain menyalurkan bantuan, Polres Grobogan juga melakukan pemeriksaan kesehatan pada ibu Slamet.

    Pihaknya juga berkomitmen untuk terus memantau kondisi keluarga tersebut.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Viral Kisah Miris Bocah Tidur di Jalanan Punya Ibu ODGJ, Sikapnya Saat Dibantu Warga Bikin Terenyuh

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsBogor.com/Khairunnisa)

  • 8 Indikator MCP Kabupaten Mimika Tunjukkan Skor Rendah, Pj Bupati Ingatkan ASN – Halaman all

    8 Indikator MCP Kabupaten Mimika Tunjukkan Skor Rendah, Pj Bupati Ingatkan ASN – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut 8 indikator Monitoring Corruption for Prevention (MCP) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, menunjukan skor yang rendah atau merah.

     

    Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelatihan Anti Korupsi KPK RI, Yonathan Demme Tangdilintin, yang ditunjuk pemerintah sebagai Penjabat (Pj) Bupati Mimika Provinsi Papua Tengah.

     

    “Bisa dibayangkan kalau merah itu tata kelola kurang baik, pelayanan publik tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pelayanan publik itu diatur dengan Undang-Undang 25 tahun 2009 dan ada peraturan pelaksanannya, PP 96 tahun 2012,” kata Yonathan kepada wartawan, Sabtu (1/3/2025).

    Yonathan menjelaskan angka atau ‘rapor merah’ pada MCP KPK di Kabupaten Mimika, tertera pada 8 area intervensi, yaitu perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, pelayanan publik, pengawasan APIP, manajemen ASN, pengelolaan BMD serta optimalisasi pajak.

     

    Melihat hal ini, ia langsung menerbitkan Surat Edaran Bupati Mimika Nomor 03 Tahun 2025 tentang pelaksanaan e-learning Pengetahuan Dasar Antikorupsi dan Integritas (PADI) yang wajib diikuti seluruh ASN.

     

    Selain mengedukasi dan menanamkan pemahaman, kebijakan ini juga dimaksudkan agar ASN di Kabupaten Mimika memiliki semangat antikorupsi.  

    Tokoh – tokoh religi dan spiritual juga digandeng untuk mengentalkan semangat antikorupsi serta akhlak setiap ASN di lingkungan Pemkab Mimika.

     

    Yonathan yang akan segera kembali bertugas di KPK, menyampaikan pesan kepada para ASN agar terbiasa dengan hal-hal benar alih-alih membenarkan kebiasaan seperti budaya KKN dalam konteks tugas dan kewajiban. 

     

    “Saya berharap, setiap penyelenggara negara termasuk para ASN di sini membiasakan yang benar, bukan membenarkan kebiasaan dalam  menjalankan tugas serta kewajiban, guna mewujudkan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat Mimika,” ungkapnya. 

    Yonathan kemudian menuturkan, dalam pelaksanaan undang-undang pelayanan publik, ada standar minimal yang harus diberikan oleh aparatur pemerintahan, khususnya pada janji layanannya.

     

    Namun kendati secara formalitas bahkan tertera dalam maklumat layanan, ada perbedaan dengan praktik di lapangan.

     

    Ia kemudian mencontohkan sarana dan prasarana kurang baik khususnya pada puskesmas atau rumah sakit di pelosok. Seperti RSUPD Tipe D Waa Banti yang kekurangan tenaga medis. 

     

    “Bagaimana masyarakat dapat terlayani dengan baik jika OPD seperti itu. Diingatkan bahwa pelayanan publik yang baik di bidang kesehatan adalah bukti nyata hadirnya negara di tengah masyarakat. (Kondisi) OPD lainnya juga begitu,” ungkapnya.

  • Di Hadapan Ribuan Karyawan, Tangis Iwan Kurniawan Lukminto Pecah: ‘Kami Berduka. Sritex Berduka’ – Halaman all

    Di Hadapan Ribuan Karyawan, Tangis Iwan Kurniawan Lukminto Pecah: ‘Kami Berduka. Sritex Berduka’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suasana duka menyelimuti ribuan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) setelah Pengadilan Negeri (PN) Semarang menolak upaya going concern yang telah diperjuangkan selama lebih dari lima bulan. 

    Keputusan tersebut menjadi pukulan berat bagi perusahaan tekstil terbesar di Indonesia yang telah berdiri selama puluhan tahun dan berjasa dalam industri garmen nasional maupun global.

    Puluhan ribu karyawan yang telah mengabdikan diri mereka dalam produksi tekstil dan pakaian berkualitas tinggi harus menerima kenyataan pahit bahwa Sritex tidak lagi dapat melanjutkan operasionalnya.

    Tangis haru dan kesedihan tidak bisa terbendung saat Komisaris Utama sekaligus Presiden Direktur Sritex, HM Lukminto, turun langsung menemui para karyawan yang selama ini menjadi bagian dari keluarga besar perusahaan.

    “Kami berduka. Sritex berduka,” kata Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, dengan suara bergetar, Jumat (28/2/2025).

    Di  di tengah lautan kesedihan para karyawan yang kehilangan pekerjaan, Wawan panggilan akrab Iwan Kurniawan meminta maaf.

    “Kami mohon maaf karena tidak mampu memperjuangkan keinginan karyawan agar dapat tetap bekerja kembali di Sritex,” ungkapnya.

    Sementara itu, ribuan buruh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) berbondong-bondong mendatangi pabrik di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (1/3/2025).

    Dikutip Tribun Solo, meskipun perusahaan telah resmi tutup permanen, kedatangan mereka bukan untuk bekerja, melainkan untuk mengurus pencairan dana BPJS Ketenagakerjaan.

    Pantauan TribunSolo.com, ribuan mantan karyawan tampak memadati gedung HRD PT Sritex.

    Mereka membawa berkas persyaratan, mengisi absensi, dan meninggalkan nomor telepon untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait pencairan BPJS.

    Salah satu mantan karyawan, Jumari (40), mengaku telah bekerja di PT Sritex selama 13 tahun.

    Ia harus antre untuk mengurus pencairan BPJS Ketenagakerjaan.

    “Saya sudah melengkapi berkas, ada Nomor Pokok Karyawan (NPK), buku peserta BPJS, KTP, KK, dan buku rekening. Tapi soal pencairannya, kami belum diberi tahu kapan bisa dicairkan,” ujar Jumari, Sabtu (1/3/2025).

    Jumari berencana menggunakan dana BPJS untuk modal usaha kecil-kecilan.

     Selain itu, ia juga mengaku akan mencari pekerjaan di pabrik lain yang masih beroperasi di sekitar Sukoharjo.

    “Harus tetap mencari penghasilan karena memiliki anak yang masih bersekolah,” katanya.

    Selain BPJS, para buruh juga menantikan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR).

    Sritex, yang telah menjadi simbol kejayaan industri tekstil nasional, telah berjuang keras untuk mempertahankan kelangsungan usahanya di tengah tekanan finansial yang semakin berat. 

    Sejak mengalami kesulitan likuiditas dan masalah utang, manajemen Sritex terus berupaya mencari solusi, termasuk melalui restrukturisasi keuangan dan negosiasi dengan para kreditur. Sayangnya, upaya tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari keterpurukan.

    Sejak pertengahan tahun lalu, Sritex telah berusaha mendapatkan persetujuan restrukturisasi dari berbagai pihak, termasuk pemasok, perbankan, serta pemangku kepentingan lainnya. Namun, keputusan PN Semarang menutup harapan terakhir untuk mempertahankan operasional perusahaan.

    Penutupan Sritex tidak hanya berdampak pada karyawan, tetapi juga pada rantai pasokan dan sektor ekonomi di sekitar wilayah operasionalnya. Sebagai salah satu perusahaan yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, terutama di sektor manufaktur tekstil, ribuan keluarga kini menghadapi ketidakpastian ekonomi.

    Banyak di antara para pekerja merupakan tulang punggung keluarga yang mengandalkan penghasilan dari pekerjaan di pabrik. Selain itu, penutupan Sritex juga berimbas pada para pemasok bahan baku, mitra bisnis, hingga UMKM yang menggantungkan keberlangsungan usaha mereka pada produksi Sritex.

  • Profil Ghazyendha Aditya Pratama, Anak Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Diduga Kerap Pamer Hidup Mewah – Halaman all

    Profil Ghazyendha Aditya Pratama, Anak Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Diduga Kerap Pamer Hidup Mewah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ghazyendha Aditya Pratama, anak Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, sedang ramai dihujat netizen karena diduga kerap pamer gaya hidup mewah.

    Ghazyendha Aditya Pratama disebut kerap flexing kekayaan, mulai dari transaksi Rp1,2 miliar dalam sebulan hingga naik jet pribadi.

    Akan tetapi, pasca-dihujat warganet, akun Instagram, Twitter, hingga TikTok milik anak Kapolda Kalsel tersebut mendadak hilang.

    Awal mula nama Ghazyendha Aditya Pratama menjadi viral adalah saat ia mengunggah ucapan ulang tahun untuk ayahnya di akun X atau Twitter @ghazyysuck3r.

    Rupanya, unggahan tersebut juga ia iklankan, sehingga banyak mendapat impresi dari netizen X.

    Sontak, warganet pun menelusuri sejumlah akun media sosial milik Ghazyendha.

    Mereka pun menemukan sejumlah unggahan lain Ghazyendha yang memperlihatkan felxing kekayaan.

    Beberapa unggahan Ghazyendha yang sangat disorot di antaranya yakni foto naik jet pribadi, tangkapan layar pengeluaran pribadi yang mencapai Rp1 miliar, hingga koleksi barang-barang bermerek seperti Gucci dan outfit mewah lainnya.

    Lantas, seperti apakah sosok Ghazyendha Aditya Pratama? Berikut profilnya yang dihimpun Tribunnews dari sejumlah sumber.

    KAPOLDA KALSEL ULTAH – Istri Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, Yenny Yudha tampil dengan mengenakan tas mewah harga puluhan juta. Irjen Rosyanto Yudha Hermawan saat menghadiri acara syukuran menjelang Ramadhan sekaligus perayaan ulang tahunnya ke-55 yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Polda Kalsel di Banjarbaru. Anak Irjen Rosyanto Yudha Hermawan juga disebut doyan flexing. Keluaga ini disorot terkait viralnya foto Kapolda Irjen Rosyanto yang diisukan merayakan ultah di tengah gencarnya efisiensi anggaran. (Tangkapan layar dari akun Instagram Humas Polda Kalimantan Selatan/ Kolase Instagram @rosyantoyudha)

    Profil Ghazyendha Aditya Pratama

    Ghazyendha Aditya Pratama adalah anak dari Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan.

    Ibunya bernama Yeni Susanty, S.E., M.M., M.H.

    Dalam data di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek (PDDikti), nama Ghazyendha Aditya Pratama tercatat pernah mengenyam kuliah di dua universitas di Indonesia.

    Ia pernah mengenyam pendidikan di Unviersitas Megou Pak Tulang Bawang Lampung pada 2016.

    Di sana, ia kuliah dengan mengambil jurusan S-1 Manajemen.

    Pada periode 2019/2020, ia berhasil dinyatakan lulus.

    Ghazyendha juga pernah mengenyam pendidikan kuliah di Unviersitas Pelita Harapan (UPH).

    Di UPH, ia mengambil jurusan program studi S-1 Hukum.

    Namun, anak Irjen Rosyanto ini mengajukan pengunduran diri pada semester ganjil tahun 2024/2025.

    Ghazyendha kini disebut-sebut berkarier di PT. Tunggal Utama Lestari yang terletak di di Kelumpang Hilir, Kota Baru, Kalimantan Selatan.

    Di sana, ia menjabat sebagai Direktur Utama alias Dirut.

    Konon kabarnya perusahaan tersebut konon bergerak di bidang jasa konstruksi dan tambang batu bara.

    Warganet pun juga bertanya-tanya dari mana sumber kekayaan yang dimiliki Ghazyendha.

    Mengingat, sang ayah adalah perwira tinggi (Pati) Polri dengan gaji yang dapat ditakar setiap bulannya.

    Berapa harta kekayaan ayah Ghazyendha Aditya?

    Informasi soal harta kekayaan Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, ayah Ghzyendha tidak bisa ditemukan pada laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) Komisi Penyelenggara Negara (KPK).

    Seorang perwira tinggi yang menjabat Kapolda dinilai seharusnya menyampaikan laporan harta kekayaannya kepada KPK melalui LHKPN.

    Royanto sendiri sudah mengemban jabatan sebagai Kapolda Kalsel sejak November 2024.

    Sebelum itu, ia juga sempat menduduki posisi jabatan sebagai Wakapolda Kalsel sejak akhir 2022.

    Polisi kelahiran Purworejo, 26 Februari 1970, itu juga pernah menjabat posisi strategis di wilayah hukum Polda Kalsel.

    Ia tercatat pernah menjabat sebagai Kapolres Kotabaru pada 2011.

    Lalu, Rosyanto juga sempat menjabat sebagai Kabidpropam Polda Kalsel pada tahun 2013.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sosok Ghazyendha Aditya, Anak Kapolda Kalsel Flexing, Pamer Naik Jet Pribadi dan Transaksi Rp1,2 M

    (Tribunnews.com/Rakli) (Bangkapos.com/Vigestha Repit Dwi Yarda)

  • Kasus Penganiayaan di Polres Baubau: 6 Bintara Terlibat – Halaman all

    6 Bintara Polisi di Polres Baubau Aniaya Junior, Ini Alasan, Identitas Pelaku hingga Kronologinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak enam bintara polisi di Polres Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) menganiaya juniornya, Bripda A (22).

    Enam personel ini merupakan bintara polisi lulusan 2023 sementara korban Bripda A, lulusan Polri tahun 2024.

    Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Iis Kristian, mengatakan saat ini enam polisi yang diduga melakukan perundungan terhadap Bripda A sudah diperiksa propam.

    “Sudah dimintai keterangan di propam enam personel itu,” katanya melalui telepon, Rabu (26/2/2025), dikutip dari TribunSultra.com.

    Dari pemeriksaan sementara, penyebab enam personel polisi itu menganiaya Bripda A karena iseng hingga melakukan pembinaan bintara baru secara berlebihan.

    “Jadi mereka iseng-iseng saja dan pembinaannya berlebihan. Mereka sempat tanya kenal saya tidak? Terus melakukan pembinaan seperti itu,” jelasnya.

    “Jadi korban ini adek kelas mereka. Satu tingkat di bawah mereka,” ungkap Iis Kristian.

    Akibat peristiwa ini, korban harus dirawat di RSUD Kota Baubau dan harus menjalani operasi karena mengalami luka organ dalam.

    “Korban harus operasi sehingga rumah sakit segera lakukan tindakan karena pankreas alami kebocoran dan mengeluarkan darah,” ungkap Kuasa Hukum korban, Safrin Salam.

    Safrin mengatakan, pemukulan itu diduga dilakukan oleh dua orang, sedangkan empat lainnya menjaga barak.

    Karena kondisi korban yang demikian, dia bahkan harus terima perawatan lanjutan yakni dirujuk Ke Makassar, Sulawesi Selatan.

    Pihak kuasa hukum pun sudah memasukan laporannya ke Polres Baubau, Selasa (25/2/2025).

    Identitas 6 Pelaku

    Saat ini, kata Iis Kristian, enam oknum bintara terduga pelaku penganiayaan terhadap juniornya kini menjalani pemeriksa dan penempatan khusus (Patsus).

    Para bintara polisi yang ditahan Propam yakni Bripda F, Bripda RAY, Bripda MAF, Bripda LAM, Bripda A dan Bripda MA.

    “Sudah diamankan dan sudah menjalani penempatan khusus dalam pengawasan Propam,” ujar Iis Kristian saat ditemui, Kamis (27/2/2025), dikutip dari TribunSultra.com.

    Para pelaku itu nantinya akan diperiksa guna menjalani sidang dugaan pelanggaran kode etik kepolisian.

    “Yang pasti Polda akan menindak tegas sesuai dengan apa yang diperbuat berdasarkan fakta yang terjadi,” ucap Iis Kristian.

    Pihak polisi juga masih menyelidiki penyebab lain dari dugaan penganiayaan yang dialami Bripda A tersebut.

    Apakah ada pengaruh minuman beralkohol atau tidak.

    “Masih diselidiki penyebab lainya dan masih didalami penyidik propam,” tutur Iis Kristian.

    Kronologi Kejadian

    Iis Kristian juga menyampaikan bahwa kejadian itu bermula saat Bripda A berada di barak, Kamis (20/2/2025) malam.

    Saat itu, Bripda A lulusan Bintara Polri angkatan 51, bersama sejumlah leting mendapat penempatan tugas di Barak Dalmas Polres Baubau. 

    Lalu, datanglah enam terduga pelaku ini ke barak.

    Sesampainya di barak, para pelaku membangunkan Bripda A bersama teman-temanya sedang tidur. 

    “Mereka membangunkan 9 bintara remaja termasuk korban dan disuruh berdiri di samping lemari,” jelas Iis Kristian, dikutip dari TribunSultra.com.

    Korban Bripda A bersama delapan orang letingnya kemudian ditanya oleh enam pelaku tersebut, dengan pertanyaan apakah adik tingkatnya itu mengenal nama mereka atau tidak. 

    Bagi bintara baru yang mengenali nama seniornya, dipersilakan kembali ke tempat tidur. 

    Sementara itu, sisanya, termasuk korban yang mengaku tidak mengenal nama bintara senior, berada di depan mendapat pembinaan.

    Namun, pembinaan itu tersebut dinilai berlebihan, sehingga membuat korban dirawat di rumah sakit. 

    “Nah saat itu, korban tidak mengenal seniornya, sehingga mendapat pembinaan. Tapi tindakan terlalu berlebihan sehingga satu orang dirawat di rumah sakit,” jelas Iis Kristian.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSultra.com dengan judul Diduga Karena Iseng, Jadi Alasan 6 Bintara Polisi di Polres Baubau Sulawesi Tenggara Aniaya Junior

    (Tribunnews.com/Rifqah) (TribunSultra.com/Laode Ari)