Category: Tribunnews.com Regional

  • Harapan Anggota DPR Kawendra Perjuangkan Perbaikan Jalan di Sumber Baru Jember Jawa Timur – Halaman all

    Harapan Anggota DPR Kawendra Perjuangkan Perbaikan Jalan di Sumber Baru Jember Jawa Timur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Kawendra Lukistian, berhasil memperjuangkan perbaikan jalan yang rusak di Kecamatan Sumberbaru, Jember, Jawa Timur.

    Jalan yang sebelumnya dalam kondisi rusak parah kini telah diperbaiki, memberikan kemudahan akses bagi masyarakat setempat.

    Komitmen Kawendra untuk memperbaiki infrastruktur di daerah pemilihannya membuatnya turun langsung meninjau kondisi jalan di Sumberbaru pada 10 Desember 2024. 

    Dia melihat langsung kondisi jalan yang rusak di sekitar kawasan perkebunan PTPN.

    “Jalan menuju Sumberbaru, tepatnya di Sumber Ayu, melalui kawasan perkebunan PTPN, kondisinya sangat rusak. Kita akan cek apakah jalan ini milik Pemkab, Pemprov, atau PTPN. Jika memang milik PTPN, kita akan meminta mereka untuk memperbaikinya,” ungkap Kawendra, Minggu (2/3/2025).

    Tidak lama setelah peninjauan, dalam rapat kerja di DPR RI, Kawendra kembali menyuarakan masalah perbaikan jalan tersebut. 

    Dia menegaskan pentingnya akses jalan yang baik untuk mendukung mobilitas masyarakat di daerah tersebut.

    “Sumberbaru adalah bagian dari dapil saya, dan akses menuju ke sana melalui perkebunan PTPN. Sayangnya, jalan tersebut sangat buruk. Kalau bukan milik PTPN, pasti milik Perhutani. Kami berharap PTPN dapat segera memperbaikinya,” ungkap Kawendra dalam rapat kerja dengan Direktur Utama PTPN.

    Dalam rapat tersebut, Kawendra juga meminta PTPN untuk mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk memperbaiki jalan yang rusak demi kesejahteraan masyarakat sekitar.

    “PTPN pasti memiliki dana CSR. Saya minta agar dana tersebut digunakan untuk memperbaiki jalan demi kepentingan masyarakat yang memerlukan akses yang lebih baik,” ucapnya.

    Usai rapat kerja tersebut, PTPN langsung melakukan survei lokasi dan merencanakan langkah-langkah perbaikan. 

    Direktur Utama PTPN, Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan melalui pesan WhatsApp bahwa perbaikan jalan telah dimulai pada 26 Februari 2025.

    Kabar baik ini datang tepat di awal bulan Ramadan 1446H, dengan jalan di Kecamatan Sumberbaru kini telah diaspal dan dapat dilalui dengan lebih lancar. Kawendra mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini.

    “Alhamdulillah, semoga semuanya berjalan lancar. Kami akan terus berjuang untuk rakyat,” ujar Kawendra.

    Kawendra berharap perbaikan jalan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, mempermudah akses sehari-hari, serta meningkatkan perekonomian warga Sumberbaru.

  • Pencurian Beruntun Menimpa Kakek Disabilitas di Grobogan, Uang Rp11 Juta untuk Biaya Kematian Raib – Halaman all

    Pencurian Beruntun Menimpa Kakek Disabilitas di Grobogan, Uang Rp11 Juta untuk Biaya Kematian Raib – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang kakek disabilitas bernama Juminah mengalami nasib tragis setelah menjadi korban pencurian sebanyak dua kali.

    Juminah, yang merupakan warga Desa Gaji, Kecamatan Tegowanu, mengalami kerugian total sebesar Rp11 juta.

    Uang tersebut merupakan tabungan hasil kerja kerasnya selama dua tahun.

    Pada kejadian terbaru, Juminah kehilangan uang tabungannya sebesar Rp8 juta.

    Uang tersebut diakumulasikan dari hasil mengumpulkan rosok dan gedebog pisang, serta bantuan dari berbagai pihak.

    “Saya kan lagi jual sayur, waktu beliau tahu uangnya hilang langsung menjerit-jerit,” ungkap Musrifah, tetangga Juminah.

    Sebelumnya, Juminah juga pernah menjadi korban pencurian dengan kehilangan uang sebesar Rp3 juta.

    Rencananya, Juminah ingin menggunakan uang tersebut untuk biaya keperluannya kelak ketika meninggal.

    “Kalau uang itu, bilangnya sama saya, besok sudah meninggal kan tidak merepotkan siap-siap,” kata Musrifah menirukan perkataan Juminah.

    Namun, harapan tersebut kini sirna setelah pencurian kedua terjadi.

    Musrifah merasa iba dengan nasib yang menimpa Juminah.

    “Kasihan kan, masak ya tega gitu,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

    Ia berharap agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

    “Semoga kejadian ini tidak terulang lagi, kasihan Mbah Juminah,” tambahnya.

    Kejadian ini menggarisbawahi perlunya perhatian lebih terhadap keamanan bagi lansia, terutama mereka yang tinggal sendiri dan memiliki keterbatasan fisik.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Shri Garden: Makam HM Lukminto Pendiri PT Sritex, Sosok Inspiratif di Dunia Tekstil – Halaman all

    Shri Garden: Makam HM Lukminto Pendiri PT Sritex, Sosok Inspiratif di Dunia Tekstil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – HM Lukminto, pendiri PT Sritex, dimakamkan di Shri Garden, sebuah area pemakaman keluarga yang terletak di Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah.

    Makam Lukminto dan istrinya, Susyana, terletak di kompleks pemakaman yang sejuk dan dikelilingi oleh pepohonan hijau, menciptakan suasana tenang.

    Lukminto meninggal dunia pada 5 Februari 2014 dan dimakamkan pada 16 Februari 2014.

    Sementara itu, istri beliau, Susyana, meninggal dunia pada 20 Agustus 2022 dan dimakamkan pada 27 Agustus 2022.

    Sumber Tribunnews mengungkapkan Shri Garden sendiri mulai dibangun pada 2008 oleh keluarga Lukminto dan memiliki luas sekitar 8 hektar.

    Lokasi pemakaman ini berdekatan dengan Taman Memorial Delingan.

    Untuk mencapai Shri Garden, diperlukan waktu perjalanan sekitar 20 menit dari pusat Kabupaten Karanganyar atau sekitar satu jam dari Kota Solo.

    MAKAM KELUARGA LUKMINTO – Lokasi makam pendiri PT Sritex, H.M. Lukminto di Shri Garden, Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (2/3/2025). Area seluas 8 hektare itu diperuntukkan sebagai makam keluarga Lukminto. (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

    Apa yang Ada di Shri Garden?

    Sebelum memasuki Shri Garden, terdapat sebuah batu besar yang bertuliskan “SHRI GARDEN”.

    Pintu masuknya berupa pagar besar berwarna silver yang dilengkapi dengan pos keamanan di sebelah kanan.

    Area ini hanya diperuntukkan bagi keluarga, sehingga akses masuk bagi orang lain tanpa izin pihak keluarga dilarang.

    Dari luar pagar, terlihat kolam dan bangunan beratap hijau dengan struktur arsitektur bergaya Tionghoa.

    HM Lukminto dan Perjalanan Bisnisnya

    HM Lukminto adalah sosok yang sangat dikenal dalam industri tekstil di Indonesia.

    PT Sritex yang ia dirikan di Sukoharjo, Jawa Tengah, kini menjadi perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, dikenal luas sebagai pemasok seragam militer untuk 35 negara di berbagai belahan dunia.

    Sritex lahir dari kerja keras Lukminto yang dimulai pada tahun 1966.

    Awalnya, ia mengoperasikan sebuah usaha perdagangan tradisional yang bernama UD Sri Redjeki di Pasar Klewer, Solo.

    Pada tahun 1968, ia membuka pabrik cetak pertamanya yang memproduksi kain berwarna dan putih di Solo.

    Bersama istrinya, Susyana, yang dinikahi pada 26 Oktober 1969, mereka membangun usaha ini bersama dan memperluasnya hingga mencapai kesuksesan.

    HM Lukminto dan Susyana dikaruniai lima anak:

    Vonny Imelda, Iwan Setiawan, Lenny Imelda, Iwan Kurniawan, dan Margaret Imelda.

    Menurut data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kelima anaknya memiliki saham di PT Sritex.

    Apa yang Terjadi Setelah Kepergian HM Lukminto?

    Setelah kepergian HM Lukminto pada 5 Februari 2014, kepemimpinan perusahaan beralih kepada Iwan Setiawan Lukminto, anak pertama dari pasangan tersebut.

    Di bawah kepemimpinannya, Sritex meraih berbagai penghargaan, termasuk Businessman of the Year dari Forbes Indonesia dan Entrepreneur of the Year dari Ernst & Young.

    Namun, sayangnya, pada 13 Februari 2025, PT Sritex resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang, yang mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi lebih dari 10 ribu karyawan.

    Iwan Kurniawan Lukminto, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama, menyatakan kesedihan mendalam atas penutupan permanen perusahaan yang telah beroperasi selama 58 tahun.

    Mengapa Sritex Dinilai Pailit?

    Putusan pailit tersebut disebabkan oleh tuntutan dari salah satu vendor, PT Indo Bharat Rayon, terkait utang yang belum terbayarkan.

    Sebelum penutupan, Sritex dan beberapa afiliasinya dianggap tidak memenuhi kewajiban pembayaran terhadap vendor tersebut.

    PT Sritex telah gulung tikar per Sabtu (1/3/2025).

    Jumlah total karyawan dan pekerja Sritex Group yang terkena PHK akibat putusan pailit mencapai 10.665 orang.

    Gelombang PHK itu terhitung sejak Januari hingga akhir Februari 2025.

    Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRITEX), Iwan Kurniawan Lukminto (Wawan), mengungkapkan kesedihan mendalam setelah penutupan permanen Sritex tersebut. 

    Apalagi dengan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya. 

    “Kondisi terkini sekarang menjadi hari terakhir kita berada di sini (Sritex). Kami sangat berduka sekali karena ini adalah momentum yang historical.”

    “Di mana 58 tahun kita bisa berkarya dan sangat sedih sekali berpisah semuanya,” terang Wawan, Jumat (28/2/2025).

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Perpisahan Haru Karyawan Sritex di Tengah PHK Massal, Corat-coret Seragam hingga Teriakkan ‘Lulus’ – Halaman all

    Perpisahan Haru Karyawan Sritex di Tengah PHK Massal, Corat-coret Seragam hingga Teriakkan ‘Lulus’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Momen perpisahan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo berlangsung emosional pada Jumat, 28 Februari 2025.

    Sekitar 8.000 karyawan berkumpul di divisi masing-masing untuk berpamitan, menyusul penutupan operasional pabrik yang resmi berlaku pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    Karyawan pabrik tekstil terbesar di Indonesia ini mencoba mengubah suasana perpisahan menjadi perayaan kelulusan.

    Mereka meneriakkan kata “lulus” sambil menyebutkan lamanya mereka bekerja di Sritex.

    Beberapa di antaranya mencorat-coret seragam kerja dengan tanda tangan kolega sebagai kenang-kenangan.

    Meskipun merasa sedih, Karwi berusaha menerima kenyataan.

    “Sedih pasti, tetapi tetap harus kami terima,” ujarnya.

    Ia juga mengungkapkan kekecewaannya, mengingat istrinya yang juga terdampak PHK setelah bekerja selama 10 tahun di Sritex.

    Perpisahan tidak hanya dirasakan oleh karyawan, tetapi juga oleh para pedagang yang selama ini menggantungkan penghasilan dari keberadaan buruh Sritex.

    Suparmi, pemilik warung makan di depan pabrik, mengungkapkan kesedihannya.

    “Setiap hari mereka beli di warung saya. Sekarang mereka harus pergi, saya sedih sekali,” katanya.

    Karyawan terlihat berpelukan dengan pedagang langganan mereka, menandakan hubungan yang lebih dari sekadar pelanggan dan penjual.

    “Kami bukan sekadar pelanggan dan pedagang, tetapi sudah seperti keluarga,” ungkap Karwi.

    Terkait pesangon, Karwi menyebutkan bahwa pembayaran baru bisa dilakukan setelah aset perusahaan terjual. 

    Wagiyem, seorang operator di Sritex Weaving IV, menambahkan bahwa pihak Sritex telah berjanji untuk memenuhi hak karyawan, termasuk Jaminan Hari Tua (JHT) yang dijadwalkan cair pada Maret 2025.

    “Alhamdulillah, hak-hak dikasihkan tetapi masih menunggu. Diusahakan JHT cair bulan Maret 2025 ini,” tuturnya.

    Sejak kabar pailit Sritex pada 21 Oktober 2024, baik karyawan maupun pedagang sudah merasakan kekhawatiran akan masa depan mereka.

    Kini, dengan ribuan buruh kehilangan pekerjaan, para pedagang juga terdampak karena kehilangan pelanggan utama mereka.

    Hingga saat ini, manajemen PT Sritex belum memberikan pernyataan resmi terkait pemutusan hubungan kerja massal ini.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kondisi Tragis Pemakaman di Gresik, Warga Kuburkan Jenazah di Tengah Banjir – Halaman all

    Kondisi Tragis Pemakaman di Gresik, Warga Kuburkan Jenazah di Tengah Banjir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang merekam proses pemakaman jenazah di tengah pemakaman yang terendam banjir menjadi viral di media sosial.

    Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, pada Selasa, 25 Februari 2025, sekitar pukul 12.00 WIB.

    Dalam video tersebut, terlihat ketinggian air yang merendam area pemakaman setinggi lutut orang dewasa.

    Warga terlihat menandu keranda melewati nisan yang terendam air.

    Proses penggalian kubur pun mengalami kendala akibat genangan air yang menggenangi area pemakaman.

    Kapolsek Driyorejo, Kompol Musihram, menjelaskan bahwa warga harus berupaya ekstra untuk menggali tanah kuburan.

    “Warga harus menghalangi dan menguras air di sekitar liang lahat agar tidak mengganggu proses penggalian,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa karena area pemakaman terendam banjir, proses gali kubur dilakukan dengan menggunakan tripleks atau kayu untuk menghalangi air, kemudian air dikuras dan baru digali.

    Menurut Musihram, banjir di wilayah Desa Driyorejo disebabkan oleh tingginya debit Kali Surabaya.

    Luapan kali tersebut melewati saluran pembuangan air warga dan meluber ke permukiman.

    Kepala Desa Driyorejo, Choirul Machmud, juga mengonfirmasi bahwa hingga Rabu, 26 Februari 2025, sebanyak empat dusun di Desa Driyorejo masih terdampak banjir.

    “Desa kami tidak baik-baik saja, posisinya banjir paling parah sekecamatan Driyorejo,” ungkapnya.

    Choirul menyatakan bahwa warga sudah berusaha untuk melakukan pemakaman dengan layak meskipun dalam kondisi banjir.

    “Kami berharap berdoa yang terbaik, jangan sampai curah hujan tinggi, dan semoga tidak ada lagi yang meninggal karena kami tidak bisa melakukan pemakaman,” harapnya.

    Peristiwa ini menjadi gambaran sulitnya kondisi yang dihadapi warga Driyorejo akibat banjir yang melanda daerah mereka.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kisah Fiersa Besari dan Para Pendaki Selamat, Perjuangan di Tengah Tragedi Carstensz Papua – Halaman all

    Kisah Fiersa Besari dan Para Pendaki Selamat, Perjuangan di Tengah Tragedi Carstensz Papua – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PAPUA – Musisi Fiersa Besari dan sejumlah pendaki lainnya selamat dalam Insiden tragedi di puncak Carstensz, Papua

    Dalam informasi yang dihimpun Tribunnews.com, tercatat sejumlah pendaki lainnya yang selamat, termasuk Fiersa Besari, yaitu Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, Saroni, Lody Hidayanto, dan Furki Rahmi Syahroni.

    Sementara itu, dua pendaki wanita atas nama Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono meninggal dunia pada Sabtu (1/3/2025).

    Informasi itu disampaikan Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bily Hildiarto Budiman.

    “Iya benar, dia (Fiersa Besari, -red) ikut dalam rombongan saat mendaki. Sudah dievakuasi dan sekarang mereka ada di hotel,” kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (2/3/2025) malam.

    Sementara itu, penghubung dari Fiersa Besari, yaitu Rizky Ubaidillah, juga membenarkan Fiersa Besari berada dalam kondisi selamat.

    “Untuk Fiersa, InsyaAllah baik,” ujar Rizky melalui pesan singkatnya, Minggu (2/3/2025).

    Perjuangan di Tengah Tragedi Carstensz

    Aparat kepolisian telah meminta keterangan korban selamat dan mendapatkan kronologi kejadian yang dialami para pendaki.

    Berdasarkan pengakuan dari para pendaki, akhirnya terungkap bagaimana perjalanan mendaki gunung dimulai hingga akhirnya terjadi insiden.

    “Para pendaki awalnya terbang dari Bandara Timika menuju Yellow Valley,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignasius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya pada Minggu (2/3/2025).

    Mereka terbang menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia jenis AS 350 B3 (PK-KIE) pada Rabu, 26 Februari 2025, sekitar pukul 07.00 WIT sampai pukul 09.50 WIT.

    Pada Jumat, 28 Februari 2025, para pendaki melakukan penyeberangan di jembatan tyrolean.

    Menurut laporan dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang berhasil turun, seluruh anggota tim berhasil mencapai puncak Cartenz.

    Namun, tragedi terjadi saat proses turun, di mana beberapa pendaki mulai mengalami gejala hipotermia.

    Indira Alaika dan Saroni dilaporkan terkena hipotermia di area teras besar, sementara tim tamu dan pemandu terjebak di area sebelum Tyrollean.

    Salah satu pendaki, Nurhuda, tiba di basecamp dalam kondisi hipotermia.

    Ia segera meminta bantuan karena radio komunikasi tim tidak berfungsi. 

    Mendengar laporan tersebut, pemandu Yustinus Sondegau langsung bergerak membawa perlengkapan darurat seperti sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio.

    Pemandu internasional, Dawa Gyalje Sherpa, juga turun tangan untuk membantu proses evakuasi.

    “Dengan cepat, 1 orang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa, naik untuk melakukan pertolongan hingga bertemu salah satu dari ibu-ibu pendaki,” ujar Benny.

    Pendaki Poxy melaporkan bahwa Dawa sempat menghubungi basecamp dan berusaha menangani Lilie dan Elsa yang mengalami hipotermia di Teras Dua.

    Sayangnya, upaya penyelamatan tidak berhasil.

    Benny, dalam keterangan resmi pada Minggu (2/3/2025), menyatakan bahwa kedua pendaki tersebut telah meninggal dunia.

    “Naasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa, -red) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” ujarnya.

    Sementara itu, pendaki Huda sempat mencoba naik kembali ke Teras Dua untuk membantu Egi dan tim lainnya di Summit Ridge.

    Namun, karena kondisi fisiknya yang lemah, ia memutuskan untuk kembali ke basecamp.

    Dari seluruh tim pendakian, dua orang, yaitu Lilie dan Elsa, meninggal dunia.

    Pendaki lainnya, termasuk Fiersa Besari, berhasil selamat dan kembali dengan selamat.

    (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNLAMPUNG/KOMPAS.COM)

  • Fiersa Besari Dipastikan Selamat Dalam Peristiwa Pendakian Puncak Carstensz, Kini Berada di Hotel – Halaman all

    Fiersa Besari Dipastikan Selamat Dalam Peristiwa Pendakian Puncak Carstensz, Kini Berada di Hotel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyanyi Fiersa Besari dipastikan dalam kondisi selamat dalam tragedi pendakian  Puncak Carstensz Pyramid, Papua Tengah.

    Sebelumnya Fiersa Besari masuk dalam rombongan pendakian  Carstensz bersama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, dua wanita pendaki yang meninggal dunia karena mengalami hipotermia saat turun dari Puncak Carstensz.

    Rizky Ubaidillah, manager dari Fiersa Besari, mengatakan keadaan Fiersa Besari dalam kondisi yang baik.

    “Untuk Fiersa InsyaAllah baik,” ujar Rizky melalui pesan singkatnya, Minggu (2/3/2025).

    Rizky juga menyebutkan bahwa Fiersa bersama rombongan akan segera meninggalkan Papua dan diperkirakan akan berangkat menuju Jakarta dalam waktu dekat. 

    “Kemungkinan besar besok atau lusa,” lanjutnya. 

    Fiersa dan rombongan akan kembali dari Papua ke Jakarta dan selanjutnya menuju rumah di Bandung. 

    Terpisah, Siti Aqia Nurfadla, istri Fiersa mengaku dirinya tak tahu persis kejadian yang menimpa rombongan suaminya di Puncak Carstensz.

    “Teman-teman, terima kasih atas perhatiannya, atas rasa khawatirnya yang sama denganku. Semoga mereka di sana baik-baik saja, pulang tanpa kurang apapun. Aku tidak bisa membagikan apa-apa karena tidak berhak dan tidak tahu jelas keadaan di sana,” ujar Aqia. 

    Aqia pun mengajak mendoakan kedua pendaki yang tewas dan pendaki lainnya yang selamat. 

    “Mari kita kirim doa untuk yang masih berjuang di sana dan juga yang gagal berjuang di sana,” ucap dia. 

    Fiersa Besari  Sudah Berada di Hotel

    Sementara itu, Kapolres Mimika AKBP Bily Hildiarto Budiman mengatakan bila Fiersa telah dievakuasi tim penyelamat dari lokasi pendakian dari Puncak Carstensz ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

    Dari data yang dihimpun Kompas.com, tertera nama Fiersa Besari bersama sembilan pendaki lainnya dalam rombongan pendaki puncak Carstensz.

    Sembilan pendaki tersebut yakni Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, Saroni, Lody Hidayanto, Lilie Wijayanti, Elsa Laksono, Furki Rahmi Syahroni, dan Indira Alaika.

    Diketahui Lilie dan Elsa meninggal karena hipotermia.

    “Iya benar, dia (Fiersa) ikut dalam rombongan saat mendaki,” kata Bily.

    “Sudah dievakuasi dan sekarang mereka ada di hotel,” ujarnya.

    Berdasarkan informasi pendakian Puncak Carstensz yang merenggut nyawa Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono dimulai pada 26 Februari 2025.

    Lilie dan Elsa berangkat dari Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, menuju Base Camp Yellow Valley Cartenz Pyramid dengan helikopter bersama dua pendaki lainnya, Saroni dan Lody Hidayanto.

    Delapan belas menit kemudian, rombongan berikutnya menyusul, termasuk Fiersa Besari, Furki Rahmi Syahroni, dan Indira Alaika.

    Setibanya di base camp, mereka menjalani aklimatisasi selama dua hari.

    Pada Kamis (27/2/2025), mereka berlatih teknik mendaki hingga Teras 1, termasuk teknik naik dan turun tebing.

    Pada Jumat (28/2/2025) pukul 04.00 WIT, rombongan yang terdiri dari 20 orang terdiri dari 5 pemandu, 7 pendaki WNI, 6 pendaki WNA, serta 2 pendaki dari Taman Nasional Lorentz memulai perjalanan menuju Puncak Cartenz.

    Pada Sabtu (1/3/2025) pukul 22.30 WIT, dilaporkan bahwa lima pendaki WNI mengalami cuaca ekstrem dengan hujan salju, hujan deras, serta angin kencang, yang menyebabkan hipotermia.

    Tiga menit kemudian, pemandu asal Nepal, Dawa Gyalje Sherpa, mencoba menyelamatkan Lilie dan Elsa, tetapi harus berhenti di Teras 2.

    Jenazah Elsa berhasil dievakuasi ke Timika dengan helikopter Komala Indonesia pada Minggu (2/3/2025) dan akan dipulangkan ke Jakarta.

    Sementara itu, jenazah Lilie dijadwalkan dievakuasi pada Senin (3/3/2025) untuk kemudian dibawa ke Bandung, Jawa Barat.

    (Tribunjabar.id/ Nappisah/ kompas.com/ Roberthus Yewen)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Pendakian Carstensz yang Tewaskan Lilie dan Elsa, Wafat di Tempat yang Sama dengan Sahabat

  • Fiersa Besari Dikabarkan Selamat dari Pendakian Maut Puncak Carstensz Papua, Kondisinya Sehat – Halaman all

    Fiersa Besari Dikabarkan Selamat dari Pendakian Maut Puncak Carstensz Papua, Kondisinya Sehat – Halaman all

    Namun Fiersa berbeda rombongan dengan dua pendaki yang tewas. Fiersa dikabarkan selamat dan sehat.

    Tayang: Minggu, 2 Maret 2025 18:30 WIB

    Kolase Tribunnews / Tangkapan layar Instagram Story @fiersabesari

    PENDAKIAN MAUT CARSTENSZ PAPUA – Musisi Fiersa Besari ikut dalam pendakian ke Carstesz Papua. Dua tewas dalam pendakian tersebut, namun Fiersa dalam kondisi selamat dan sehat. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musisi Fiersa Besari ternyata ikut serta dalam pendakian ke Puncak Carstensz Pyramid di Kabupaten Mimika, Papua. Namun Fiersa berbeda rombongan dengan dua pendaki yang tewas.

    Diketahui dua orang pendaki meninggal dunia saat menuruni Puncak Carstensz, Mimika, Papua. “Dia memang terdaftar melakukan pendakian ke Carstensz tetapi berbeda rombongan dengan dua pendaki perempuan yang dikabarkan tewas,” kata Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman, Minggu(2/3/2025).

    Kapolres memastikan kabar Fiersa Besari saat ini dalam kondisi sehat walafiat. Meski sudah dikonfirmasi selamat namun belum ada pernyataan terkini dari Fiersa Besari. “Fiersa saat ini dalam kondisi sehat walafiat,” ujar Kapolres.

    Meski kini telah dikonfirmasi selamat, hingga kini Fiersa masih belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlibatannya dalam pendakian tersebut maupun kabar duka yang menimpa timnya. 

    Diketahui dua orang pendaki wanita dikabarkan meninggal dunia di puncak Carstensz, Mimika, Papua. Dua orang pendaki tersebut adalah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati.

    Mereka mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian. Sementara itu, dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, juga mengalami gejala AMS namun kondisinya stabil.

    Keempat pendaki ini mulai menunjukkan gejala AMS sejak Jumat (28/2/2025), saat berada di area bawah Puncak Carstensz Tembagapura.

    Untuk korban selamat telah berhasil dievakuasi ke Timika.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Alasan Suami Lilie Izinkan Istrinya Naik ke Puncak Cartensz: Cita-citanya yang Belum Tercapai – Halaman all

    Alasan Suami Lilie Izinkan Istrinya Naik ke Puncak Cartensz: Cita-citanya yang Belum Tercapai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua pendaki wanita, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono meninggal dunia di Gunung Cartensz Pyramid, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

    Mereka tewas pada saat perjalanan turun dari Puncak Carstensz.

    Keduanya terindikasi terkena gejala Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian.

    Dikutip dari Tribun Jabar, suami Lilie, Frigard H (68) mengatakan, pergi ke Puncak Carstensz merupakan cita-cita sang istri yang belum tercapai. 

    Nahas, pendakian itu membuat istrinya kehilangan nyawa karena cuaca ekstrem.

    Frigard berujar, Lilie berangkat untuk pergi mendaki pada Minggu (23/2/2025), tetapi berangkat dari rumah sejak Sabtu (22/2/2025).

    “Dia memang sebelumnya sempat meminta izin ke saya. Izinnya sudah lama sebetulnya, karena memang naik ke Puncak Carstensz merupakan cita-citanya yang belum tercapai.” 

    “Akhirnya, saya perbolehkan,” ujar Frigard saat ditemui di rumahnya di Jalan Mochamad Romadhan, RT 002 RW 001, Desa Cigereleng, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (2/3/2025).

    Ia menyebut, Lilie sudah melakukan latihan-latihan pendakian di Citatah, Bandung Barat, sejak tahun lalu.

    Bahkan, saat itu Frigard yang mengantar Lilie latihan.

    “Saya lihatnya latihannya oke dan peralatannya juga sudah oke, hingga kemampuannya cukup. Akhirnya, ya saya katakan, silakan (mengizinkan),” ucapnya.

    Frigard membeberkan bahwa mendaki sudah menjadi hobi istrinya sejak sekolah menengah atas (SMA).

    Apalagi, saat pergi ke Carstensz, istrinya bersama bersama teman-teman SMA yang memiliki hobi hiking.

    Namun, pada 1 Maret 2025, sambung Frigard, dirinya memperoleh informasi mengenai kabar duka tersebut dari teman seangkatan istrinya yang sampai sekarang memberikan update.

    “Ya, rencananya nanti kami akan jemput jika memang sudah di Jakarta. Tapi, informasi terkini baru turun ke basecamp. Dan rencananya penerbangan ke Jakarta itu besok,” terang Frigard.

    Lilie meninggalkan suami dan dua anak laki-laki. Kedua anaknya itu tak tinggal di Bandung, tetapi di Jepang dan Singapura.

    Frigard menyebut, anak-anaknya sudah diberitahu terkait tragedi yang merenggut nyawa sang ibu.

    Ia juga mengaku sudah menerima apa yang menimpa istrinya sebab apa pun yang dilakukannya tetap tak mengubah keadaan.

    “Saya hanya bisa mendoakan sekarang. Semoga selamat evakuasinya, karena kalau selamat dalam hal hidup sebagai manusia sudah enggak, walau tak menutup kemungkinan kuasa Tuhan,” ucapnya sambil menahan kesedihan dan mata berkaca-kaca.

    Menurut Frigard, selain hiking, istrinya merupakan sosok yang menyukai dunia desain.

    Lilie di dunia media sosial, yaitu di Instagram terkenal sebagai @labellefemme_lbf.

    Lebih lanjut, Frigard mengatakan bahwa istrinya adalah seorang wanita pejuang dalam hampir segala hal.

    Jika menginginkan sesuatu dan dipikir bisa dicapai, jelasnya, sang istri akan terus berusaha menggapainya.

    “Istilahnya, kata dia itu, berapa pun nilainya akan dia perjuangkan. Saya pun belajar dari dia dalam hal seperti ini, karena saya bukan tipe yang begitu banget,” terangnya.

    Frigard mengungkapkan bahwa sang istri meninggal dunia pada usia 59 tahun, dan pada Oktober 2025 nanti akan berusia 60 tahun.

    Sebagai informasi, jenazah Elsa Laksono telah berhasil dievakuasi dan tiba di RSUD Mimika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Minggu hari ini.

    Sementara itu, jenazah Lilie Wijayanti Poegiono masih berada di lokasi kejadian dan direncanakan akan dievakuasi pada Senin (3/3/2024).

    Mengingat medan yang sulit dijangkau, evakuasi jenazah Elsa Laksono dilakukan dengan helikopter. 

    Besok, jenazah Lilie akan dievakuasi dengan menggunakan helikopter yang sama. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pendaki Bandung Meninggal Saat Daki Puncak Carstensz Pyramid, Suami Ungkap Alasan Mengizinkan.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Muhamad Nandri)

  • Kronologi Aksi Mogok Kerja Berujung Kerusuhan di Kawasan Industri IMIP Morowali Sulteng – Halaman all

    Kronologi Aksi Mogok Kerja Berujung Kerusuhan di Kawasan Industri IMIP Morowali Sulteng – Halaman all

    ​TRIBUNNEWS.COM, MOROWALI – Kerusuhan terjadi di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

    Peristiwa tersebut awalnya dipicu oleh aksi mogok kerja yang dilakukan karyawan kontraktor PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Minggu(2/3/2025).

    Demonstrasi tersebut kemudian berujung anarkis. Massa kemudian semakin beringas dan melakukan aksi pemukulan di sejumlah pintu masuk kawasan industri dan mengakibatkan sekuriti atau petugas keamanan luka-luka.

    Sejumlah mobil patroli IMIP juga dibakar bahkan polisi diserang. Selain melakukan pembakaran dan penyerangan terhadap polisi, massa yang beringas tersebut juga melakukan aksi penjarahan. Mereka memanfaatkan situasi di lokasi yang ricuh.

    “Kami menyesalkan tindakan sejumlah oknum karyawan kontraktor yang memanfaatkan situasi ricuh dengan melakukan tindakan pencurian aset perusahaan seperti AC, besi dan kabel tembaga,” kata Head of Media Relations Department PT IMIP Dedy Kurniawan saat dikonfirmasi via WhatsApp, Minggu(2/3/2025).

    Kendati demikian saat ini lanjut Dedy, situasi di  kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sudah berangsur kondusif dan tenang.

    “Sudah mulai kondusif saat ini,” kata dia.

    Kerusuhan yang terjadi di IMIP Morowali tersebut dipicu penerapan aturan penggunaan bus bagi perusahaan kontraktor dan Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) yang beroperasi di dalam kawasan IMIP.

    PT IMIP mengharuskan perusahaan kontraktor lokal untuk menggunakan bus untuk memuat buruh.

    Dedy menjelaskan anggota polisi di lokasi juga ikut diserang dalam kerusuhan tersebut.

    “Sejumlah petugas safety IMIP, security kawasan, polisi dan seorang karyawan PT DSI (Dexin Steel Indonesia) yang terluka akibat diserang dan dikeroyok karyawan kontraktor. Selain itu, sejumlah mobil patroli safety juga dibakar dan dirusak oleh mereka,”ujar Dedy.

    Dia pun memastikan karyawan kontraktor yang berlaku anarkis sudah teridentifikasi.

    “Sejumlah karyawan kontraktor yang beroperasi di Kawasan IMIP melakukan aksi anarkis di sejumlah pintu masuk kawasan,” kata Dedy.