Category: Tribunnews.com Regional

  • Jenazah Lilie dan Elsa, Pendaki Wanita Meninggal di Carstensz, Dipulangkan ke Jakarta – Halaman all

    Jenazah Lilie dan Elsa, Pendaki Wanita Meninggal di Carstensz, Dipulangkan ke Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PAPUA – Jenazah dua pendaki wanita, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, dipulangkan ke Jakarta, pada Senin (3/3/2025).

    Upaya pemulangan jenazah itu dilakukan setelah petugas mengevakuasi dua jenazah dari puncak Carstensz, Papua

    Informasi itu disampaikan Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman.

    “Benar, pesawat sudah terbang tadi pukul 10.45 WIT ke Jakarta,” ujarnya pada Senin (3/3/2025).

    Dua jenazah dipulangkan setelah dievakuasi dari Gunung Cartenz Pyramid.

    Elsa Laksono dievakuasi pada Minggu (2/3/2025). Sedangkan jenazah Lilie Wijayanti Poegiono baru dievakuasi tadi pagi.

    Sebelumnya, Elsa Laksono disemayamkan di RSUD Mimika sambil menunggu jenazah Lilie Wijayanti Poegiono kemudian diterbangkan ke kampung halamannya masing-masing.

    Elsa Laksono asal Malang, lahir pada 24 Juli 1965, alamat Jalan KH Abdulah Safei, No 8, RT. 005 RW. 001, Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

    Lilie Wijayanti Poegiono lahir di Malang pada, 2-10-1965 beralamat Jalan Moch Ramdhan Nomor 63C, RT 002, RW 001 Cigereleng Regol Bandung Jawa Barat.

    Elsa Laksono dan Lilie Wijayati Poegiono meninggal dunia dikarenakan mengalami hipotermia atau Acute Mountain Sickness (AMS) setelah turun dari pendakian pada Sabtu (1/3/2025).

    Elsa adalah rekan Lilie, dan sahabat sejak sekolah SMA di Malang, Jawa Timur.

    Keduanya dilaporkan meninggal pada saat perjalanan turun dari Puncak Cartenz Pyramid.

    Mereka terindikasi terkena gejala Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian.

    Sementara, tiga rekan korban dinyatakan selamat.

    Lilie dan Elsa melakukan pendakian bersama dengan tiga pendaki WNI lainnya, yakni Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni.

    Pada Sabtu sekitar pukul 22.30 WIT, didapatkan informasi dari penanggung jawab terkait insiden tersebut.

    AKBP Billyandha mengatakan korban terindikasi mengalami hypotermia.

    “Ia benar, meninggal karena hipotermia,” katanya .

    Ada lima orang pendaki asal WNI yang mengalami hipotermia akibat cuaca sangat buruk, di mana turun hujan salju, hujan deras, dan angin kencang.

    Dari hipotermia yang dialami oleh lima pendaki asal WNI ini, dua orang dinyatakan meninggal dunia dan tiga pendaki lainnya dinyatakan selamat.

    “Dua orang pendaki perempuan meninggal, yakni Lilie dan Elsa, dan tiga pendaki lainnya selamat dari musibah tersebut,” ujarnya.

  • Gubernur Dedi Mulyadi Kena Tipu Daya Pedagang Pasar Ciamis, Titin Ngaku Miskin dapat Uang Rp 5 Juta – Halaman all

    Gubernur Dedi Mulyadi Kena Tipu Daya Pedagang Pasar Ciamis, Titin Ngaku Miskin dapat Uang Rp 5 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS – Sekelas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kena tipu pedagang di Pasar Ciamis. 

    Adalah pedagang bernama Titin yang berhasil akting di depan Dedi Mulyadi hingga mendapat bantuan Rp 5 juta. 

    Titin mengaku sebagai korban kebakaran di Pasar Ciamis pada 28 Februari 2025 lalu.

    Ia mengatakan kiosnya hangus terbakar dilalap si jago merah.

    Bahkan Titin juga mengatakan kerugian yang dia alami mencapai Rp 600 juta.

    Depan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Titin berpura-pura menangis saat menceritakan nasib mirisnya usai ditimpa bencana kebakaran di Pasar Ciamis.

    “Gak tahu pak, saya juga udah gak jualan, udah berapa hari pak. Gak ada pendapatan, kemarin juga saya cuma bengong liatin orang yang beli. (untuk makan ?) yang ada saja, gimana,” kata Titin.

    Titin menerangkan ada 17 kios yang terdampak kebakaran di Pasar Ciamis, Jawa Barat.

    “17 kios dengan 5 pemilik. Kan ada yang punya kiosnya 4, ada yang 7, ada yang dua,” kata Titin.

    Dedi Mulyadi sebenarnya sudah mengendus kebohongan Titin.

    Ia menganggap sebenarnya meski tertimpa bencana namun pedagang di Pasar Ciamis tak membutuhkan bantuan karena termasuk ke dalam orang berkecukupan.

    Namun begitu, Titin justru mengaku hanya memiliki satu kios saja.

    “Nci yang cina, kalau aku mah cuma satu yang itu. Penghasilannya dari sana,” kata Titin.

    “Saya kalau bantu harus tetap pada orang yang membutuhkan,” timpal Dedi Mulyadi.

    Dedi pun memberikan bantuan berupa uang sebesar Rp 5 juta untuk Titin.

    “Kalau ibu mah nanti untuk bekal selama bulan puasa kirim aja rekeningnya nanti saya kirim Rp 5 juta buat ibu,” kata Demul.

    Dedi Mulyadi pun sempat menekankan kembali soal kondisi ekonomi Titin.

    “Kalau ibu betul membutuhkan yah ?” tanya Demul.

    “Membutuhkan pak, dari mana penghasilan aku,” katanya.

    Padahal dua anak Titin juga sudah berkeluarga dan memiliki anak.

    Dalam artian, Titin tak lagi memiliki tanggungan mengurus anak.

    Dan ternyata benar saja. Titin membuat video klarifikasi usai disidang pedagang Pasar Ciamis.

    Dalam video yang sebenarnya, yang mengalami dampak paling parah adalah kios milik Budi.

    Budi dan istrinya harus menepok jidat karena seluruh dagangannya hangus terbakar.

    “Bahwa saya menderita kerugian 600 juta itu tidak benar,” kata Titin.

    Mirisnya lagi Titin ternyata memiliki 8 unit kios di Pasar Cimahi.

    “Saya mempunyai satu kios itu juga tidak benar, yang benar saya memiliki 8 kios,” kata Titin.

     

  • Detektor Terus Berbunyi saat 2 Pria Masuk Ruang Tunggu Bandara, Ternyata Sabu di Balik Pakaian Dalam – Halaman all

    Detektor Terus Berbunyi saat 2 Pria Masuk Ruang Tunggu Bandara, Ternyata Sabu di Balik Pakaian Dalam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BATAM – ZK dan IA, calon penumpang pesawat di Bandara Hang Nadim Kota Batam kedapatan menyelundupkan sabu-sabu di balik pakaian dalamnya.

    Kasus ini terungkap saat keduanya tengah melintas di pemeriksaan penumpang ketika hendak memasuki ruang tunggu keberangkatan pesawat, Minggu (2/3/2025).

    Keduanya hendak menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Awalnya Subdit II Ditresnarkoba Polda Kepri dipimpin Kasubdit II AKBP Gokmaulitae Sitompul menerima informasi dari petugas Bandara.

    Setelah mendapat informasi adanya penyelundupan narkotika jenis sabu, pihaknya langsung datang ke Hang Nadim.

    “Kedua tersangka ini hendak berangkat ke Lombok, modus tersangka menyimpan barang bukti sabu di dalam celana dalam,” kata Gokmaulitae mewakili Ditresnarkoba Polda Kepri Kombes Pol Anggoro Wicaksono.

    Saat digeledah barang bukti tersebut awalnya tidak ditemukan.

    Namun detektor terus berbunyi saat pelaku melintas di pemeriksaan penumpang.

    Melihat kejanggalan tersebut kedua tersangka diarahkan ke ruang pemeriksaan lebih lanjut.

    Akhirnya ditemukan bungkusan kecil serbuk putih berupa kristal.

    Saat dilakukan pemeriksaan serbuk putih tersebut merupakan narkotika jenis sabu yang diselipkan di dalam celana dalam.

    Dari hasil pemeriksaan sementara kedua pelaku membawa sabu masing-masing 200 gram.

    “Jadi total barang bukti dari dua tersangka sebanyak 400 gram,” kata Gokmauliate.

    PENYELUNDUPAN SABU – ZK dan IA, calon penumpang pesawat di Bandara Hang Nadim Kota Batam kedapatan menyelundupkan sabu-sabu di balik pakaian dalamnya. Foto salah satu penumpang pesawat yang diamankan Subdit II Ditresnarkoba di Bandara Hang Nadim Kota Batam, Minggu (2/3/2025).

    Kasus tersebut saat ini masih dalam pengembangan Subdit II Ditresnarkoba Polda Kepri.

    “Kedua pelaku masih irit bicara, kita masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut,” kata Gokmauliate.

    Terpisah Ditresnarkoba Polda Kepri Anggoro Wicaksono menegaskan pihaknya terus berkomitmen untuk memberantas peredaran narkotika di Kepri khususnya Batam.

    Pihaknya terus memperkuat sinergi dengan instansi lain di Kepri, untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran Narkotika di Kepri. (Tribunbatam.id/ianpertanian)

  • Selamatkan Kakak yang Terpeleset, Joni Tewas Terseret Arus Sungai Brantas, Sang Kakak Selamat – Halaman all

    Selamatkan Kakak yang Terpeleset, Joni Tewas Terseret Arus Sungai Brantas, Sang Kakak Selamat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Muhammad Joni (34) tewas tenggelam di Sungai Brantas, Desa Mojokerep, Kecamatan Plemahan, Jawa Timur, Minggu (2/3/2025) malam.

    Warga Desa Bumirejo, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri ini tewas setelah menyelamatkan kakaknya yang terpeleset ke Sungai Brantas.

    Anggota BPBD Kabupaten Kediri, Ida Didik Suwandi mengatakan korban awalnya bekerja memanen padi bersama kakaknya Kastono sebelum keduanya menuju sungai untuk mencuci muka. 

    “Berdasarkan keterangan saksi, sekitar pukul 14.00 WIB, Kastono terpeleset dan jatuh ke dalam sungai saat hendak mencuci muka. Melihat kakaknya dalam bahaya, Joni spontan melompat ke sungai untuk menyelamatkannya,” jelas Didik. 

    Joni berhasil meraih tubuh Kastono dan berusaha membawanya ke tepi sungai.

    Namun, arus deras membuat situasi semakin sulit, terlebih Joni ternyata tidak bisa berenang.

    Dalam kepanikan, Joni justru terseret arus, sementara Kastono berhasil menyelamatkan diri. 

    “Kondisi debit air saat itu cukup deras, sehingga korban yang tidak bisa berenang semakin kesulitan hingga akhirnya tenggelam,” imbuhnya. 

    Tim BPBD Kabupaten Kediri yang mendapat laporan segera melakukan pencarian bersama warga setempat.

    Setelah menyisir sungai selama beberapa waktu, tubuh Joni ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi awal kejadian.

    Namun sayang tubuhnya sudah tak bernyawa. 

    “Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, tidak jauh dari tempatnya tercebur,” ungkap Didik. 

    Korban kemudian dibawa ke rumah untuk selanjutnya dilakukan prosesi pemakaman. 

  • Gempa M 4,3 Guncang Sumbawa, BMKG: Pusat Gempa di Laut – Halaman all

    Gempa M 4,3 Guncang Sumbawa, BMKG: Pusat Gempa di Laut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa berkekuatan magnitudo 4,3 mengguncang Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada hari ini, Senin (3/3/2025) pukul 07.02 WIB.

    Pusat gempa berada di laut, tepatnya 113 km tenggara Sumbawa pada kedalaman 18 km.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa ini dirasakan (Skala MMI) hingga wilayah: 

    “Gempa (UPDATE) Mag:4.3, 03-Mar-25 07:02:06 WIB, Lok:9.50 LS, 117.55 BT (Pusat gempa berada di laut 113 km Tenggara Sumbawa), Kedlmn:18 Km Dirasakan (MMI) II Sumbawa Barat, II Sumbawa,” tulis BMKG di X, Senin.

    Skala MMI Gempa

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • Jenazah Lilie dan Elsa, Pendaki Wanita Meninggal di Carstensz, Dipulangkan ke Jakarta – Halaman all

    Cerita Suami Lilie Sebelum sang Istri Berangkat ke Puncak Carstensz – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lilie Wijayanti Poegiono (59), pendaki asal Bandung, Jawa Barat, meninggal dunia dalam misi pendakian ke Puncak Carstensz Pyramid, Papua. 

    Lilie meninggal bersama sahabatnya, Elsa Laksono (60), saat perjalanan turun dari puncak. 

    Lilie dan Elsa terindikasi mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian.

    Frigard H (68), suami Lilie mengaku menerima takdir kehilangan istrinya. 

    Ia menceritakan bagaimana Lilie mempersiapkan segala hal untuk misi pendakian ke puncak yang merupakan cita-cita Lilie ini. 

    Lilie, kata Frigard, berangkat atau pamit untuk pergi mendaki pada Minggu (23/2/2025). 

    Namun, berangkat dari rumahnya sejak Sabtu (22/2/2025).

    “Dia memang sebelumnya sempat meminta izin ke saya. Izinnya sudah lama, sebetulnya, karena memang naik ke Puncak Carstensz merupakan cita-citanya yang belum tercapai. Akhirnya, saya perbolehkan,” ujar Frigard di Kota Bandung, Minggu (2/3/2025) dikutip dari Tribun Jabar, 

    Dia menceritakan, Lilie telah melakukan latihan-latihan pendakian di Citatah, Bandung Barat, sejak tahun lalu.

    Bahkan Frigard yang mengantar Lilie saat latihan itu.

    Frigard mengakui, sang istri telah mempersiapkan betul untuk misinya kali ini. 

    “Saya lihatnya latihannya oke dan peralatannya juga sudah oke, hingga kemampuannya cukup. Akhirnya, ya, saya katakan, silakan (mengizinkan),” katanya.

    Frigard menegaskan, mendaki itu memang sudah menjadi hobi sang istri sejak SMA.

    Terlebih, ketika Lilie pergi ke Carstensz bersama teman-teman SMA-nya yang memiliki hobi hiking.

    Namun, pada 1 Maret 2025, dia mengaku mendapatkan informasi terkait kabar duka itu dari teman seangkatan istrinya yang terus memberikan update-nya.

    “Ya, rencananya nanti kami akan jemput jika memang sudah di Jakarta. Tapi, informasi terkini baru turun ke basecamp. Dan rencananya penerbangan ke Jakarta itu besok (hari ini),” katanya.

    Lilie meninggalkan suami dan dua anak lelaki.

    Kedua anaknya itu tak tinggal di Bandung, melainkan di Jepang dan Singapura.

    Ia pun mengatakan, anak-anak sudah diberitahu terkait meninggalnya Lilie ke kedua anaknya.

    Mengenai meninggalnya Lilie, Frigard sudah menerimanya. Sebab, katanya, apapun yang hendak dilakukan tetap tak akan mengubah keadaan.

    “Saya hanya bisa mendoakan sekarang. Semoga selamat evakuasinya, karena kalau selamat dalam hal hidup sebagai manusia sudah enggak, walau tak menutup kemungkinan kuasa Tuhan,” katanya sambil menahan kesedihan dan mata berkaca-kaca.

    Diberitakan Tribun Papua, dua korban meninggal di Puncak Cartenz diketahui bernama Elsa Laksono dan  Lilie Wijayanti Poegiono.

    Tragedi meninggalnya dua pendaki di Puncak Cartenz diduga disebabkan Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian.

    Dikutip dari clevelandclinic.org, kondisi AMS terjadi akibat adanya reaksi tubuh terhadap berkurangnya kadar oksigen.

    Kondisi ini kemudian berpengaruh terhadap sistem saraf pusat sehingga menimbulkan keluhan.

    Sementara itu, pihak kepolisian menyebut, korban meninggal karena hipotermia.

    “Meninggal karena hipotermia,” ungkap Kapolres Mimika AKPB Bily Hildiarto Budiman, dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (2/3/2025).

    Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun menjadi sangat rendah.

    Baik AMS maupun hipotermia diketahui merupakan kondisi yang sama-sama bisa terjadi di lingkungan pegunungan.

    (Tribunnews.com/Milani) (TribunJabar.id/Nandri Prilatama) (TribunPapua.com/Labu Bela) (Kompas.com) 

  • Razia Balap Liar, Kapolsek Bukitraya Pekanbaru Dilempar Petasan oleh Bocil SMP – Halaman all

    Razia Balap Liar, Kapolsek Bukitraya Pekanbaru Dilempar Petasan oleh Bocil SMP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU – Kapolsek Bukitraya Pekanbaru, Kompol Syafnil dilempari petasan saat melakukan razia balap liar.

    Peristiwa Kapolsek dilempar petasan itu terjadi di kawasan Jalan KH Nasution Pekanbaru, Minggu (2/3/2025) dini hari.

    Beruntung para pelaku pelemparan petasan berhasil diamankan.

    Mereka adalah dua orang remaja pelajar SMP, berinisial RA (15) dan RH (15). 

     

    Nasib Bocil Lempar Petasan ke Kapolsek Bukitraya

    Keduanya dibawa ke Mapolsek untuk dilakukan pemeriksaan dan pemanggilan orangtuanya. 

    “Kedua pelaku anak di bawah umur dan masih berstatus pelajar SMP. Jadi tidak diproses hukum,” kata Syafnil saat diwawancarai wartawan di Pekanbaru, Minggu.

    Dia menyebut, kedua pelaku telah membuat surat pernyataan yang ditandatangani bersama orangtuanya masing-masing.

    Mereka berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

     

    Kronologi

    Syafnil menjelaskan bahwa kejadian tersebut bermula saat pihaknya mengadang ratusan remaja yang melakukan aksi balap liar di depan SMK Negeri Pertanian Provinsi Riau. 

    Pada saat dilakukan pembubaran, para pelaku tidak terima dirazia dan melakukan perlawanan. 

    Mereka melemparkan petasan ke arah Kapolsek dan sejumlah anggotanya.

    Beruntung tidak ada yang terkena percikan api.

    Selain petasan, para remaja tersebut juga menggunakan paralon modifikasi untuk menyalakan petasan berukuran besar serta menembakkan sinar laser ke arah pengendara yang melintas. 

    “Tindakan ini sangat berbahaya dan bisa memicu kecelakaan lalu lintas. Kami langsung melakukan pengejaran dan berhasil mengamankan dua pelaku,” terang Syafnil.

    Razia yang dilakukan polisi ini, tambah Syafnil, untuk mencegah aksi balap liar dan tindak kriminalitas di malam Ramadan.

     

  • Bendung Katulampa Siaga 1, Air dari Bogor Tiba di Jakarta Pagi Ini, Berikut Kelurahan yang Terdampak – Halaman all

    Bendung Katulampa Siaga 1, Air dari Bogor Tiba di Jakarta Pagi Ini, Berikut Kelurahan yang Terdampak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kota Bogor kembali diterjang potensi bencana banjir pada Minggu (2/3/2025), yang dipicu oleh tingginya curah hujan dan meningkatnya debit air di Bendung Katulampa.

    Sebanyak 28 kelurahan di Jakarta diprediksi akan dilintasi air kiriman dari Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, yang telah dinyatakan berstatus siaga 1.

    Ketinggian air di bendung tersebut mencapai 220 sentimeter pada pukul 21.33 WIB.

     

    Berdasarkan informasi dari Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air Provinsi Jakarta, yang diunggah di laman resmi mereka, beberapa wilayah di Jakarta berpotensi mengalami banjir pada Senin (3/3/2025).

    Air kiriman dari Bogor diperkirakan tiba di Jakarta pukul 06.30 WIB.

    Berikut adalah daftar kelurahan yang diprediksi terdampak:

    Kelurahan Bale Kambang
    Kelurahan Bali Mester
    Kelurahan Baru
    Kelurahan Bidara Cina
    Kelurahan Bukit Duri
    Kelurahan Cawang
    Kelurahan Cikoko
    Kelurahan Cililitan
    Kelurahan Duren Tiga
    Kelurahan Gedong
    Kelurahan Jagakarsa
    Kelurahan Jati Padang
    Kelurahan Kalibata
    Kelurahan Kalisari
    Kelurahan Kampung Melayu
    Kelurahan Kampung Tengah
    Kelurahan Kebagusan
    Kelurahan Kebon Baru
    Kelurahan Kebon Manggis
    Kelurahan Lenteng Agung
    Kelurahan Manggarai
    Kelurahan Pal Meriem
    Kelurahan Pancoran
    Kelurahan Pejaten Timur
    Kelurahan Pengadegan
    Kelurahan Rawajati
    Kelurahan Srengseng Sawang
    Kelurahan Tanjung Barat

    Sementara itu, Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengimbau kepada seluruh warga, khususnya yang berada di bantaran Sungai Ciliwung, untuk meningkatkan kewaspadaan.

    Pada Minggu pagi, debit air di Bendung Katulampa sempat mencapai posisi siaga 1, dengan tinggi muka air lebih dari 2 meter, yang meningkatkan risiko terjadinya banjir di beberapa wilayah.

    Dedie mengingatkan bahwa potensi limpasan air dari Bendung Katulampa dapat berdampak pada wilayah yang dilalui Sungai Ciliwung, mulai dari Kabupaten Bogor hingga Jakarta.

    “Untuk warga yang berada di bantaran Sungai Ciliwung, kami mengimbau agar tetap waspada, terutama di wilayah Jakarta, yang diperkirakan akan menerima limpasan air sekitar pukul 06.30 WIB,” kata Dedie, Minggu (2/3/2025).

    Dedie A Rachim memastikan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi debit air di Bendung Katulampa dan memberikan laporan berkala kepada masyarakat.

    Ia berharap agar hujan di hulu Sungai Ciliwung segera mereda, sehingga potensi banjir di kawasan Bogor dan Jakarta dapat diminimalisir.

    “Upaya pemantauan terus dilakukan untuk memastikan keamanan warga, dan kami akan terus memberikan informasi terbaru mengenai perkembangan situasi banjir ini,” tambahnya. (TribunBogor)

  • Sahabat Hingga Akhir Hayat, Detik-detik Proses Evakuasi Jenazah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati – Halaman all

    Sahabat Hingga Akhir Hayat, Detik-detik Proses Evakuasi Jenazah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dunia pendakian kehilangan dua figur veteran, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, yang meninggal dunia setelah mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) saat mendaki Puncak Carstensz di Papua, Sabtu (1/3/2025). 

    Kejadian ini menjadi sorotan dunia pendakian, mengingat kedua korban memiliki ikatan persahabatan yang kuat dan telah lama aktif dalam dunia pendakian.

    Lilie dan Elsa, yang bersekolah di Malang, Jawa Timur, sejak SMP, dikenal luas sebagai pendaki berpengalaman.

     

    Mereka memulai perjalanan pendakian mereka di SMAK St. Albertus Malang (Dempo), dan sejak itu, keduanya menjadikan pendakian gunung sebagai salah satu kecintaan mereka. 

    Meskipun setelah SMA mereka sempat terpisah karena fokus pada pendidikan dan pekerjaan masing-masing, persahabatan mereka tetap terjaga.

    Mereka akhirnya kembali berkomunikasi melalui media sosial dan memutuskan untuk melaksanakan pendakian bersama, yang berujung pada tragedi ini.

    Pada 28 Februari 2025, saat berada di area bawah Puncak Carstensz, kedua wanita tersebut mulai menunjukkan gejala AMS, yang merupakan penyakit ketinggian yang umum dialami pendaki di ketinggian ekstrem.

    Meskipun dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, juga menunjukkan gejala yang sama, kondisi mereka tetap stabil, dan mereka berhasil dievakuasi ke Timika.

    Namun, Lilie dan Elsa tidak bisa bertahan.

    Elsa Laksono, yang berasal dari Malang dan lahir pada 24 Juli 1965, meninggal dunia saat dalam perjalanan turun dari puncak. 

    Kedua korban dikenal sebagai ‘Ratu Pendaki’ di kalangan komunitas pendaki, yang selalu menginspirasi pendaki lainnya untuk menjelajahi puncak-puncak gunung dengan tekad dan semangat yang tinggi.

    Diduga akibat Hipotermia dan Cuaca Buruk

    Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengungkapkan kronologi evakuasi dua pendaki yang meninggal dunia di Puncak Carstensz, Papua, pada Sabtu (1/3/2025).

    Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, bersama dengan rombongan yang terdiri dari 15 orang, terjebak dalam kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan hipotermia, dan akhirnya meninggal dalam perjalanan turun dari puncak.

    Kronologi peristiwa dimulai pada 1 Maret 2025 sekitar pukul 02.07 WIT, ketika Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal setelah dievakuasi oleh guide dan rekan-rekannya di Basecamp yang kembali naik untuk membantu proses evakuasi.

    Akibat cuaca buruk, ketiganya, termasuk Elsa dan Lilie, mengalami hipotermia yang mempengaruhi kondisi fisik mereka.

    Proses Evakuasi

    Pada Minggu (2/3/2025), upaya evakuasi dimulai dengan kedatangan helikopter Komala Indonesia AS 350 B3/PK-KIE di Helipad Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 06.10 WIT.

    Helikopter tersebut kemudian bergerak menuju Yellow Valley Tembagapura, dan pada pukul 07.49 WIT, empat orang berhasil dievakuasi, termasuk jenazah Elsa Laksono.

    Tim yang Terkena Gejala AMS

    Selain Elsa dan Lilie, dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) pada 28 Februari 2025.

    Namun, kondisi mereka stabil dan berhasil dievakuasi menggunakan helikopter yang sama. Setelah berhasil dievakuasi, Indira dan Saroni dibawa menuju Timika untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Lanjutkan Proses Evakuasi

    Proses evakuasi dilanjutkan pada pukul 09.23 WIT dengan kedatangan helikopter lainnya yang membawa tim internasional, termasuk Benjamin Mason Jones dari AS, Catherine Leblanc dari Kanada, dan William Edward Hartman dari AS.

    Mereka selamat dan juga menjadi bagian dari rombongan yang dievakuasi. 

    Penerbangan Jenazah ke Jakarta

    Jenazah Elsa Laksono akan diterbangkan ke Jakarta pada hari ini, bersama dengan jenazah Lilie Wijayati Poegiono, menggunakan pesawat Lion Air.

    Polisi dan tim evakuasi terus bekerja keras untuk memastikan semua proses berjalan lancar demi menghormati dua pendaki yang telah mengabdikan diri dalam dunia pendakian.

    Kapolres Billyandha mengungkapkan bahwa meskipun tragedi ini meninggalkan duka mendalam, upaya evakuasi yang cepat dan terkoordinasi diharapkan dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi keluarga korban.

  • Banjir Bandang di Puncak Bogor: Permukiman Terendam dan Jembatan Putus, Pemkab Imbau Warga Tenang – Halaman all

    Banjir Bandang di Puncak Bogor: Permukiman Terendam dan Jembatan Putus, Pemkab Imbau Warga Tenang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Puncak, Bogor, dilanda banjir akibat intensitas hujan yang tinggi, Minggu (2/3/2025) malam

    Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan air sungai meluap, menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Cisarua dan mengakibatkan sejumlah jembatan penghubung terputus.

    Banjir juga mengganggu lalu lintas di Jalan Raya Puncak, mempersulit pengendara yang melintas.

     

    Salah satu jembatan yang terputus berada di Jalan Hankam, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, yang biasa digunakan warga untuk beraktivitas.

    Merespons kejadian ini, Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi, atau yang akrab disapa Jaro Ade, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai bencana tersebut.

    “Hujan cukup lebat dari tadi siang, barusan sudah ada laporan dari Cisarua, Puncak, Desa Tugu, ada banjir dan saya sudah laporkan langsung ke Pak Bupati, Pak Bupati sudah monitor,” ungkapnya saat ditemui pada Minggu malam.

    Jaro Ade juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada dalam menghadapi situasi darurat ini.

    “Jangan panik, tetap waspada dan saling membantu antar sesama,” ujarnya.

    Dirinya menekankan pentingnya kerjasama dalam menangani bencana.

    Banjir yang melanda Cisarua ini juga mengganggu akses utama bagi warga setempat, termasuk anak-anak yang harus bersekolah.

    Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurunnisa Setiawan, meminta pemerintah daerah segera mengambil tindakan dengan menyiapkan jembatan sementara, seperti jembatan Bailey, untuk memudahkan akses warga.

    “Penanganan segera sangat dibutuhkan, terutama karena jalan ini merupakan jalur utama bagi warga Jogjogan dan Cilember, serta akses ke sekolah-sekolah di wilayah tersebut, seperti SD 1 Jogjogan dan SMPN 1 Cisarua,” kata Nurunnisa.

    Pemerintah daerah pun diharapkan segera menanggulangi dampak bencana ini untuk meminimalkan kerugian dan memastikan aksesibilitas bagi warga terdampak. (TribunBogor/Penulis:Muamarrudin Irfani/Editor: Naufal Fauzy)