Category: Tribunnews.com Regional

  • Tuduh Semua Guru Korupsi, TikTokers Riezky Kabah Minta Maaf Saat Jemput Paksa, Polisi: Belum Lebaran – Halaman all

    Tuduh Semua Guru Korupsi, TikTokers Riezky Kabah Minta Maaf Saat Jemput Paksa, Polisi: Belum Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – TikTokers Riezky Kabah Nizar dijemput paksa polisi berkait aduan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pontianak, Kalimantan Barat, (3/3/2025) malam.

    Iky, sapaan akrab Riezky Kabah, yang sebelumnya terlihat percaya diri dan sama sekali tak menunjukkan rasa takut berurusan dengan hukum, terlihat syok.

    Pada tayangan video viral di akun Twitter @dhemit_is_back, tampak Iky dijemput paksa jajaran Polda Kalbar.

    Iky sempat menyampaikan maaf. Tak jelas kepada kepada siapa ia minta maaf.

    “Minta maaf semua,” kata Iky.

    Mendengar ucapan Iky, aparat dan warga meledeknya.

    “Enggak ada, enggak ada. Belum lebaran,” ujar seorang aparat.

    Iky digelandang ke Polda Kalbar untuk dimintai keterangan berkait postingan videonya yang menyebut semua guru koruptor.

    Menurut Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Bayu Suseno, saat ini Iky diperiksa di Direktorat Krimsus Polda Kalbar.

    “Saat ini masih tahap penyelidikan, dan belum ditahan,” jelas Kabid Humas Polda Kalbar.

    Yang ditunjukkan oleh Iky saat penangkapan bertolak belakang yang diucapkannya di postingan videonya yang juga sempat viral.

    Kala itu, ia begitu percaya diri. Bahkan sama sekali tak menunjukkan rasa gentar saat PGRI Pontianak mengadukannya ke polisi. 

    Pada videonya, Iky mengenakan busana putih penuh aksesori.

    Sembari tertawa, Iky mengaku ingin sekali bertemu awak media guna membincangkan kelakuannya yang kontroversial karena dinilai menghina guru.

    “Inces Iky kalau ketemu wartawan pas diwawancara. Oh jelas Inces akan tampil cetar mempesona, slay. Makin suka inces kalau difoto-foto say, oh my god,” pungkas Iky.

    Tak cuma itu, Iky bahkan mengirimkan pesan untuk para pembencinya.

    Bahwa Iky yakin tidak akan bisa dijerat hukum atas perbuatannya.

    “Aku superstar, dan gue bakal bilang ‘kamu bakal menjatuhkan diriku? enggak bisa say’,” ujar Iky.

  • 2 Wanita Tewas Usai Pesta Miras di Bantul, Diduga Dicampur Pil Sapi, Begini Kronologinya – Halaman all

    2 Wanita Tewas Usai Pesta Miras di Bantul, Diduga Dicampur Pil Sapi, Begini Kronologinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua orang wanita berinisial RNP (21) dan MAM (25) ditemukan tewas usai pesta minuman keras (miras) di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (1/3/2025).

    Kedua warga kota Yogyakarta itu diduga tewas karena menenggak miras oplosan.

    Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Ngumbul, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, pada Sabtu (1/3/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

    “Korban konsumsi miras bersama dengan teman-teman yakni KPP (21), warga Kapanewon Banguntapan dan AF (26), warga Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul,” katanya kepada awak media, Selasa (4/3/2025), dikutip dari TribunJogja.com.

    Peristiwa tersebut bermula ketika KPP datang ke rumah AF di Kapanewon Pleret untuk membeli minuman oplosan sebanyak tiga botol ukuran 600 ml. 

    “Saat akan pulang, AF ingin ikut minum kemudian mereka berdua menuju rumah KPP,” tuturnya. 

    Sekitar pukul 16.30 WIB, RKP dan MAM berangkat menuju rumah KPP. Sesampainya di sana, mereka bertemu dengan KPP dan AF yang sudah berada di lokasi.

    “Kemudian KPP mencampur minuman tersebut dengan pil (pil sapi) yang diperoleh dari orang lain,” tuturnya.

    Setelah minuman diracik, keempatnya pun menggelar pesta minuman keras hingga pukul 21.00 WIB.

    Namun, tiba-tiba RKP merasa tidak enak badan dan segera menghubungi temannya, APN (18), yang berdomisili di Kota Yogyakarta.

    Tak lama berselang, sekitar pukul 21.15 WIB, APN tiba di rumah KPP untuk menjemput RKP, yang saat itu dalam kondisi lemah, dan membawanya pulang.

    “Menurut keterangan APN, sesampainya di rumah, RKP hanya tidur dan tidak mau makan. Kemudian, pada Minggu (2/3/2025) pukul 21.00 WIB, APN membelikan makan, minuman susu, dan menawari RKP untuk makan. Namun yang bersangkutan tidak mau,” ujarnya. 

    Pada Senin (3/3/2025) pukul 04.18 WIB, RKP mengalami muntah-muntah dan dilarikan ke RS Pratama oleh keluarganya.

    Setibanya di rumah sakit, ia sempat mendapatkan perawatan di ruang IGD. Namun, pada pukul 06.00 WIB, RKP dinyatakan meninggal dunia.

    “Pada pukul 11.18 WIB, anggota Polsek Banguntapan menerima informasi kejadian tersebut dan mendatangi lokasi kejadian. Kemudian, pada pukul 12.00 WIB, Polsek Banguntapan cek di RS pratama dan mendapatkan informasi korban RKP dinyatakan meninggal dunia pukul 06.00 WIB,” terangnya.

    Sementara itu, untuk korban MAM, sempat mengalami gejala yang sama dengan RKP, seperti muntah-muntah.

    Ia dinyatakan meninggal dunia di RS Rajawali Citra Banguntapan pada Senin (3/3/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. 

    Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan serta pemeriksaan di lokasi kejadian.

    “Lalu, pada hari yang sama, pukul 13.00 WIB, Inafis Polres Bantul mendatangi TKP dan ditemukan tujuh botol bening ukuran 600 mililiter,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul BREAKING NEWS: Dua Perempuan Asal Kota Yogya Meninggal seusai Pesta Miras Oplosan di Bantul

    (Tribunnews.com/Falza) (TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana)

  • Pasien Rehabilitasi Tewas Dianiaya di Semarang , 12 Orang Jadi Tersangka Termasuk Ketua Yayasan – Halaman all

    Pasien Rehabilitasi Tewas Dianiaya di Semarang , 12 Orang Jadi Tersangka Termasuk Ketua Yayasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 12 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang pasien rehabilitasi narkoba bernama Yusuf Rafli Aliasnyah (25), warga Jenarsari, Gemuh, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

    Yusuf dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan oleh petugas rehabilitasi dari Yayasan Rehabilitasi At Tauhid yang berlokasi di Kelurahan Sedangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, mengonfirmasi penetapan tersangka tersebut saat dihubungi oleh Tribun, Selasa (4/3/2025).

    “Dari kasus ini, ada 12 tersangka termasuk ketua yayasan,” ungkapnya.

    Informasi yang dihimpun menunjukkan kasus ini bermula ketika keluarga korban meminta bantuan yayasan untuk rehabilitasi.

    Sebelumnya, Yusuf pernah menjalani rehabilitasi di pusat rehabilitasi BNN di Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, namun tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan dan diduga mengalami depresi.

    Keluarga kemudian meminta Yayasan At Tauhid untuk menjemput Yusuf dari rumahnya pada Minggu (2/3/2025).

    Empat petugas yayasan datang menjemput menggunakan mobil Mazda putih dengan pelat nomor B1 640 SRW.

    Berhubung korban sempat melawan, petugas yayasan sempat memborgol tangan korban.

    Di perjalanan, Yusuf juga memberontak, yang menyebabkan petugas melakukan tindakan kekerasan.

    Sesampainya di yayasan, Yusuf dimasukkan ke kamar nomor 3, di mana ia kembali mengalami kekerasan.

    Korban mengalami luka lebam di dada dan kepala, serta luka goresan di tangan.

    Akibat kekerasan tersebut, Yusuf pingsan dan petugas yayasan membawanya ke RSUD KRMT Wongsonegoro.

    Sayangnya, nyawa Yusuf tidak tertolong.

    Kepolisian menerima informasi tentang kematian Yusuf pada Senin (3/3/3025) pukul 02.00 WIB. 

    “Lokasi kekerasan tidak berada di pondok pesantren, melainkan di yayasan rehabilitasi,” tegas AKBP Andika.

    Polisi saat ini masih melakukan pendalaman terhadap kasus ini dan berupaya mengonfirmasi informasi lebih lanjut dari pihak yayasan terkait peristiwa tragis ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Awalnya Yakin Sritex Tak Akan Tutup, Surati Kini Bingung Sudah Keluar Uang Rp105 Juta: Terjadi Juga – Halaman all

    Awalnya Yakin Sritex Tak Akan Tutup, Surati Kini Bingung Sudah Keluar Uang Rp105 Juta: Terjadi Juga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penutupan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tak hanya berimbas kepada karyawannya, tetapi juga bagi pelaku usaha di kawasan pabrik.

    Pelaku usaha tempat parkir di kawasan Sritex, Surati (52), mengaku bingung dengan nasib usahanya.

    “Ini terasa sekali, padahal sumber mencari makan saya di sini,” katanya, Sabtu (1/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Yang membuatnya makin bingung, ia baru saja memulai bisnis tempat parkirnya di depan gerbang Sritex pada Akhir Agustus 2024.

    Ia menyewa lahan dengan nilai kontrak Rp105 juta selama 3 tahun.

    “Setahunnya Rp55 juta, ini langsung 3 tahun, totalnya Rp105 juta. Baru dapat 6 bulan,” ungkapnya.

    Ia pun yakin Sritex tak akan tutup. 

    Keyakinan Surati itu membuatnya berani menginvestasikan uang ratusan juta.

    Namun, perhitungannya meleset. Pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara itu dinyatakan pailit dan resmi tutup per Sabtu (1/3/2025).

    “Saya berani 3 tahun, masa pabrik sebesar itu kok tutup. Kan enggak mungkin. Tapi terjadi juga,” urainya.

    Dijelaskan Surati, hasil yang didapat dari usaha lahan parkir di kawasan Sritex cukup besar.

    Sehari, lahan parkir itu mampu menghasilkan uang sebesar Rp400 ribu.

    “Sehari Rp 400.000 atau Rp 4.350.000 dapatnya uang selama 24 jam, 3 shift.”

    “Pas ramai Rp 400.000-an, kalau sepi Rp 300.000-an. Pas sepi, dirumahkan kemarin Rp 100.000,” jelasnya.

    Dengan ditutupnya Sritex, Surati mengaku bingung dengan langkah yang harus ia tempuh, mengingat uang yang ia investasikan cukup besar.

    “Gimana ya, saya bingung buka tidak ya? Belum ada gambaran,” ujarnya.

    Sementara itu, kesedihan dirasakan Supami, pemilik warung makan di depan Sritex.

    Ia tak kuasa menahan kesedihan saat karyawan Sritex berpamitan kepada dirinya.

    “Bagaimana ya, perpisahan dengan pembeli sudah 35 tahun, dari umurnya remaja sampai tua ada. Saya sangat terharu,” katanya, Jumat (28/2/2025), dikutip dari TribunSolo.com.

    Supami menuturkan, setiap hari para karyawan Sritex membeli sarapan, makan siang, atau sekadar kopi di warungnya.

    “Sekarang mereka harus pergi, saya sedih sekali,” terangnya.

    Supami juga menyebut, para buruh Sritex sudah dianggap seperti keluarganya sendiri.

    “Mereka sudah seperti anak saya sendiri. Biasanya, ‘mbok maem lawuhe opo? (Ibu makan lauknya apa?). Iya seperti itu namanya juga anak sendiri,” terangnya.

    Ke depannya, Supami belum tahu apakah akan tetap berjualan di kawasan tersebut atau tidak.

    “Saya sudah tua, saya tidak tahu ke depan seperti apa. Apakah jualan atau tidak belum tahu,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sritex Sukoharjo Tutup, Pedagang Sekitar Pabrik Ungkap Rasa Sedih : Karyawan Seperti Anak Saya

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar, Kompas.com/Romensy Augustino)

  • Sosok Hartono Soekwanto, Tersangka Koboi Jalanan di Bandung Barat, Kantongi Izin Penggunaan Senpi – Halaman all

    Sosok Hartono Soekwanto, Tersangka Koboi Jalanan di Bandung Barat, Kantongi Izin Penggunaan Senpi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hartono Soekwanto ditetapkan sebagai tersangka setelah melakukan aksi koboi jalanan di kawasan Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

    Hartono Soekwanto dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Cimahi pada Selasa (4/3/2025).

    Akibat perbuatannya, pengusaha ternama di Kota Bandung tersebut terancam 10 tahun penjara.

    Diketahui, Hartono dikenal sebagai pehobi ikan koi dan tercatat pernah menjabat sebagai Presiden Zen Nippon Airinkai (ZNA) Bandung Chapter pada 2019 lalu.

    ZNA merupakan organisasi koi tertua di Indonesia yang berafiliasi dengan Jepang.

    Saat dipimpin Hartono, ZNA Bandung Chapter meraih prestasi dengan tercatat di MURI sebagai penyelenggara kontes koi terbesar di Indonesia.

    Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, menjelaskan Hartono telah mengantongi izin penggunaan senjata api yang dikeluarkan Baintelkam Polri.

    “Senjatanya sudah ada izin, pelaku pegang izin, senjata sudah kita amankan beserta kartun izin, masih kita dalami terus,” paparnya.

    Kini, izin senjata api telah dicabut dan penyidik menyimpannya di gudang Satintel Polres Cimahi.

    “Karena yang mengeluarkan dari Baintelkam, nanti akan ada pencabutan secara resmi yang dilakukan Baintelkam,” tandasnya.

    Senjata api itu digunakan untuk meneror tiga wanita yang berada di dalam mobil pada Minggu (2/3/3/2025).

    AKBP Tri Suhartanto, mengatakan tersangka mengenal salah satu wanita di dalam mobil berinisial C.

    Motif Hartono melakukan teror lantaran C tak mau melanjutkan hubungan asmara.

    “Korban tidak mau lagi menjalani hubungan, korban dan pelaku memiliki hubungan tanpa status,” ujarnya, Selasa (4/3/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Kasus ini berawal ketika Hartono tak sengaja melihat mobil milik C melintas.

    “Jadi bertemu tidak sengaja. Karena memang pelaku melihat dan mengetahui kendaraan korban, karena kendaraan yang dipergunakan korban itu berasal dari pelaku. Dibuntuti kemudian diberhentikan oleh pelaku,” lanjutnya.

    Tersangka kemudian berusaha menemui C untuk menyelesaikan masalah asmara.

    “Karena mungkin ada kesalahpahaman antara korban dan pelaku, setelah berhasil memberhentikan kendaraan, berusaha masuk ke dalam mobil dengan mengeluarkan senpi,” imbuhnya.

    Kasus ini dilaporkan korban berinisial IZ ke Polres Cimahi pada Senin (3/3/2025).

    “Pasal yang kita sangkakan 1 ayat 1 Undang-undang Darurat  RI nomor 12 tahun 1951 dan atau pasal 335 ayat 1 KUHP dengan ancaman 10 tahun penjara,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Polisi Cabut Izin Senjata Api Hartono Soekwanto Buntut Aksi Koboinya di KBP Bandung Barat

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan)

  • Terungkap Motif Hartono Soekwanto Lakukan Aksi Teror bak Koboi di Bandung Barat: Masalah Asmara – Halaman all

    Terungkap Motif Hartono Soekwanto Lakukan Aksi Teror bak Koboi di Bandung Barat: Masalah Asmara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hartono Soekwanto alias HS resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Cimahi dalam kasus teror ala koboi jalanan terhadap tiga wanita di kawasan Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Minggu (2/3/2025).

    Hartono ditetapkan sebagai tersangka setelah menjalani pemeriksaan oleh Satreskrim Polres Cimahi pada Senin (3/3/2024).

    “Kejadian hari Minggu tanggal 2 Maret, korban melapor pada 3 Maret, pelaku juga diamankan 3 Maret 2025, kita periksa dan kita tetapkan sebagai tersangka dan ditahan,” kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (4/3/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Hasil penyelidikan mengungkap bahwa aksi teror yang dilakukan Hartono Soekwanto dipicu oleh masalah asmara.

    Menurut Tri, Hartono mengaku merasa sakit hati karena salah satu korban berinisial Cici menolak untuk melanjutkan hubungan asmara yang tidak memiliki kejelasan status.

    “Motif pelaku itu karena tidak terima, karena korban tidak mau lagi menjalani hubungan, korban dan pelaku memiliki hubungan tanpa status,” ungkapnya.

    Peristiwa ini berawal saat Hartono dan korban melintas di kawasan Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat.

    Ketika tanpa sengaja melihat mobil korban, Hartono memutuskan untuk mengejar dan menghentikan kendaraan tersebut.

    “Jadi bertemu tidak sengaja. Karena memang pelaku melihat dan mengetahui kendaraan korban, karena kendaraan yang dipergunakan korban itu berasal dari pelaku. Dibuntuti kemudian diberhentikan oleh pelaku,” katanya.

    Hartono menghentikan mobil korban dan berupaya menemui korban berinisial Cici guna membahas serta menyelesaikan permasalahan asmara di antara mereka.

    “Karena mungkin ada kesalahpahaman antara korban dan pelaku, setelah berhasil memberhentikan kendaraan, berusaha masuk ke dalam mobil dengan mengeluarkan senpi,” ujarnya.

    Korban berinisial IZ melaporkan insiden tersebut kepada Polres Cimahi pada Senin (3/3/2025), satu hari setelah kejadian.

    Untuk menindaklanjuti laporan itu, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan dan pemeriksaan, hingga akhirnya menetapkan Hartono sebagai tersangka pada hari yang sama.

    “Pasal yang kita sangkakan 1 ayat 1 Undang-undang Darurat  RI nomor 12 tahun 1951 dan atau pasal 335 ayat 1 KUHP dengan ancaman 10 tahun penjara,” katanya.

    Selain itu, polisi juga akan mencabut izin senjata api jenis pistol milik Hartono Soekwanto.

    Dari pemeriksaan Satreskrim Polres Cimahi, izin senjata api milik Hartono Soekwanto dikeluarkan oleh Baintelkam Polri.

    “Karena yang mengeluarkan dari Baintelkam, nanti akan ada pencabutan secara resmi yang dilakukan Baintelkam,” kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (4/3/2025).

    Tri mengatakan senjata api jenis pistol itu digunakan oleh Hartono saat melakukan aksi terornya terhadap tiga wanita tersebut.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Teror Koboi Jalanan di KBP, Motifnya Ternyata karena Asmara HTS, Hartono Soekwanto Ditahan Polisi

    (Tribunnews.com/Falza) (TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan)

  • AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmadja, S.I.K. – Halaman all

    AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmadja, S.I.K. – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ajun Komisaris Besar Polisi atau AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmadja, S.I.K. adalah seorang perwira menengah (Pamen) di dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

    Di Polri, AKBP Fajar Widyadharma Lukman diamanahkan untuk mengemban tugas di wilayah hukum Kepolisian Resort (Polres) Ngada, Polda Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Di sana, Fajar dipercaya untuk menduduki posisi jabatan nomor satu di Polres Ngada, yakni sebagai Kapolres Ngada.

    AKBP Fajar Widyadharma Lukman sudah menjabat sebagai Kapolres Ngada sejak Juni 2024.

    Adapun Fajar kala itu menggantikan posisi AKBP Padmo Arianto yang diangkat sebagai Wadanmen II Pelopor Pas Pelopor Korbrimob Polri.

    Namun, karier cemerlang AKBP Fajar sebagai Kapolres Ngada menjadi terancam karena ia diduga terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba hingga tindakan asusila.

    Kehidupan pribadi dan pendidikan

    Fajar memiliki seorang istri yang bernama Ny. Dewi Fajar dan menganut agama Islam.

    AKBP Fajar Widyadharma Lukman diketahui merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2004.

    Di Akpol, ia satu angkatan dengan AKBP Bintoro hingga AKBP Jatmiko.

    Akpol 2004 sendiri memiliki sebutan Tatag Trawang Tungga.

    DITANGKAP – Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman. AKBP Fajar ditangkap Propam Mabes Polri di Bajawa, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, NTT pada Kamis (20/2/2025). Hingga Senin (3/3), AKBP Fajar masih menjalani pemeriksaan di Mabes Polri. (DOK.POS-KUPANG.COM)

    Perjalanan karier

    Karier AKBP Fajar telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

    Sejumlah jabatan strategis di Polri pun pernah diemban Fajar.

    Saat masih berpangkat Kompol, AKBP Fajar tercatat pernah menjabat sebagai Wakapolres Cirebon pada 2018.

    Selain itu, polisi lulusan STIK 2011 ini juga pernah menduduki posisi jabatan sebagai Wakapolres Indramayu pada 2019.

    Karier Fajar makin moncer setelah ia didapuk sebagai Kabag Bin Opsnal Ditresnarkoba Polda NTT pada 2021.

    Pada 2022, Fajar diangkat menjadi Kapolres Sumba Timur.

    Tak berselang lama, Fajar kemudian dimutasi menjadi Kapolres Ngada pada 2024.

    Kasus narkoba dan asusila

    AKBP Fajar Widyadharma Lukman ditangkap Div Propam Mabes Polri pada Kamis (20/2/2025).

    Alumnus Akpol 2004 tersebut ditangkap atas dugaan kasus narkoba dan asusila.

    Penangkapan Fajar oleh Propam Mabes Polri didampingi Paminal Polda NTT.

    Harta kekayaan

    AKBP Fajar Widyadharma Lukman tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp14 juta.

    Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Ia terakhir kali melaporkan hartanya pada tanggal 7 Februari 2024 untuk periodik 2025.

    Total harta Rp14 juta tersebut berasal dari kas dan setara kas milik AKBP Fajar.

    Dalam laporannya di LHKPN KPK, Fajar mengaku tak memiliki harta yang berasa dari tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, harta bergerak lain, surat berharga, dan harta lainnya.

    Berikut rincian lengkap harta milik AKBP Fajar.

    I. DATA PRIBADI

    1. Nama : FAJAR WIDYADHARMA LUKMAN S.

    2. Jabatan : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SUMBA TIMUR

    3. NHK : 734526

    II. DATA HARTA

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp.—

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp.—

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp.—

    D. SURAT BERHARGA Rp.—

    E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 14.000.000

    F. HARTA LAINNYA Rp.—

    Sub Total Rp. 14.000.000

    III.HUTANG Rp.—

    IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 14.000.00

    Adapun Harta AKBP Fajar ini jauh berbanding terbalik dari harta yang ia laporkan di LHKPN KPK pada periodik 2022.

    Dalam laporannya itu, ia mengaku memiliki total harta kekayaan sebesar Rp103 juta.

    Harta terbanyaknya berasa dari alat transportasi dan mesin sebesar Rp90 juta.

    Adapun ia melaporkan memiliki mobil jenis Honda CRV tahun 2008.

    Di periode laporan ini, AKBP Fajar juga mengaku memiliki kas senilai Rp13 juta.

    Sementara itu, total harta yang paling banyak pernah dimiliki AKBP Fajar Widyadharma Lukman yakni pada pelaporan 18 Maret 2020 di LHKPN KPK.

    Saat itu, ia tercatat memiliki total harta sebesar Rp127 juta.

    Rinciannya yakni harta dari mobil Honda CRV tahun 2008 senilai Rp100 juta dan kas sebesar Rp27 juta.

    (Tribunnews.com/Rakli)

  • Profil Gusti Moeng, Adik PB XIII Sebut KGPAA Hamangkunegoro Ngaco soal Status Nyesel Gabung Republik – Halaman all

    Profil Gusti Moeng, Adik PB XIII Sebut KGPAA Hamangkunegoro Ngaco soal Status Nyesel Gabung Republik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Status Instagram “Nyesel gabung Republik” yang dibuat Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau KGPAA Hamangkunegoro yang akrab disapa Gusti Purboyo, dianggap bisa berdampak buruk terhadap Keraton Solo.

    Hal ini disampaikan adik aja Keraton Solo Pakubuwono (PB) XIII, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.

    “Sangat nggak baik dampaknya untuk Keraton (Solo). Katanya sarjana hukum, pastinya kalau bicara harus diterapkan,” kata Gusti Moeng, Minggu (2/3/2025), dilansir TribunSolo.com.

    Menurut Gusti Moeng, status yang dibuat KGPAA Hamangkunegoro tidak mewakili sikap Keraton Solo.

     Sebab, kata dia, KGPAA Hamangkunegoro tidak berkomunikasi lebih dulu dengan keluarga, sebelum membuat status tersebut.

    Gusti Moeng pun menilai apa yang disampaikan KGPAA Hamangkunegoro adalah hal ngawur.

    “Itu lebih (bersifat) pribadi pernyataannya itu. Tidak ada dasar hukumnya dan tidak bicara sama keluarga dulu, ngaco menyampaikannya,” ujar dia.

    Gusti Moeng lahir pada 1 November 1960 di Solo, dengan nama Gusti Raden Ajeng Koes Moertiyah.

    Ia merupakan adik PB XIII dan istri dari Kanjeng Pangeran Eddy S Wirabhumi.

    Dari pernikahannya dengan Kanjeng Pangeran Eddy, Gusti Moeng dikaruniai dua anak, yaitu BRAj Lung Ayu dan BRAj Sedhah Mirah.

    Menurut Wikipedia, Gusti Moeng adalah putri dari Sri Susuhunan PB XII dengan KRA Pradapaningrum.

    Gusti Moeng diketahui merupakan lulusan S1 dan S2 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

    Meski keturunan Keraton Solo, Gusti Moeng termasuk aktif di dunia politik.

    Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR fraksi PDIP pada 1999-2004.

    Kemudian, anggota DPR fraksi Demokrat periode 2009-2014.

    Gusti Moeng juga diketahui pernah menjadi Pengageng Sasono Wilopo Keraton Solo.

    Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo.

    Dilansir TribunnewsWiki.com, Gusti Moeng pernah dianugerahi Bintang Sri Kabadyan oleh sang ayah, sebab dianggap sebagai orang yang berjasa terhadap Keraton Solo.

    Ia juga pernah mendapat penghargaan Fukuoka Prize 2012 Arts and Culture.

    Pada Februari 2021, sosok Gusti Moeng menjadi sorotan sebab pernah dikunci di area Kepuntren Keraton Solo selama tiga hari.

    Selama dikunci, Gusti Moeng ditemani Gusti Timoer Rumbai dan dua ambi dalem penari, sentono, serta abdi dalem.

    Hal itu bermula saat Gusti Moeng baru saja pulang dari makan siang bersama sang suami pada 11 Februari 2021.

    Ia melihat mobil milik pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan mengikutinya hingga ke Kori Kamandungan.

    Gusti Moeng sengaja mengikuti sebab ingin menyampaikan aspirasi terkait surat yang dilayangkan oleh BPK Semarang soal tagihan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) tahun 2018 sampai 2020.

    Tetapi, saat hendak keluar dari Keputren Keraton Solo, Gusti Moeng melihat pejabat BPK membawa kunci dan gembok. Ternyata akses masuk ke Keputren ditutup seluruhnya.

    Kemudian, Gusti Moeng pun berjalan ke Kantonan Dalem Pakubuwono XII dan pintu tidak tertutup. Lantaran tak bisa keluar, dirinya pun menelpon sang suami.

    Selama tiga hari di dalam Keputren, Gusti Moeng dan para abdi dalem Keraton Solo itu tak memperoleh makanan yang cukup.

    Ia juga mengatakan hanya tidur beralaskan tikar dan tak ada penerangan karena listrik dimatikan. Gusti Moeng baru bisa keluar karena bantuan dari Gusti Sekara dan suami.

    Protes Revitalisasi Alun-Alun Utara

    Pada Agustus 2024, Gusti Moeng sempat melayangkan protes terkait desain revitalisasi alun-alun utara Keraton Solo.

    Gusti Moeng mengaku dirinya sebagai Ketua LDA Keraton Solo, tidak pernah diajak berkomunikasi mengenai desain revitalisasi.

    Protes itu dilayangkan Gusti Moeng berbarengan dengan proses revitalisasi yang sudah berlangsung, serta disetujui oleh PB XIII dan LDA sendiri.

    Selain soal desain, ia juga memprotes alun-alun utara yang ditutu pasir.

    Hal itu, kata Gusti Moeng, tidak sejalan dengan desain yang dibentuk oleh Raja-raja Keraton Solo sebelumnya.

    Ia menceritakan, alun-alun utara Keraton Solo pada masa kepeimpinan SISKS PB X misalnya, tanah lapang sebagai halaman depan Keraton Solo sempat digunakan sebagai arena bermain sepak bola.

    “Iya, itu permintaan kita. Karena dalam terakhir pedoman kita zaman PB X itu kan alun-alun juga sudah dipakai sepak bola.”

    “Jadi tidak mungkin sepak bola di pasir,” ujar Gusti Moeng dalam siniar bersama TribunSolo.com, Jumat (9/8/2024).

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul 2 Fakta LDA Protes Desain Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo, Ingin Kembali Jadi Arena Sepak Bola

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yohanes Liestyo, TribunSolo.com/Andreas Chris, TribunnewsWiki.com/Restu Wahyuning)

  • Sosok MK, Pria yang Racun Ayah dan Putrinya di Blora, Ternyata Adik Ipar Korban – Halaman all

    Sosok MK, Pria yang Racun Ayah dan Putrinya di Blora, Ternyata Adik Ipar Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial MK jadi pelaku pembunuhan ayah dan anak di Blora, Jawa Tengah.

    MK meracuni Muslikin (45) dan S (9) di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Blora, Jumat (21/2/2025).

    Pelaku pun sempat kabur hingga berhasil diringkus pada Selasa (25/2/2025).

    MK ternyata adalah adik ipar dari Muslikin.

    Seorang tetangga korban, Suyatmi, menceritakan siapa sosok MK.

    Dikutip dari TribunJateng.com, ia mengatakan MK merupakan sosok yang jarang berada di rumah.

    “Kalau pelaku sendiri nggak tahu, Pak, karena komunikasinya kan jarang.”

    “Soalnya pelaku kan jarang di sini, kerja kadang malam baru pulang, kadang kan pagi berangkat lagi, rumahnya juga jauh dari sini,” katanya, Senin (3/3/2025).

    MK sendiri meracun kedua korban menggunakan apotas.

    “Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan terhadap tersangka, dia mengakui bahwa racun yang dicampur di air mineral yang ada di rumah korban itu berupa apotas dicampur dengan racun tikus cair,” kata Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Selamet, Senin.

    Pelaku nekat meracun kedua korban karena sakit hati dan dendam masalah warisan hingga jual beli kayu jati.

    Sempat Ikut Takziah

    Sebelum kabur, MK ternyata sempat ikut bertakziah di rumah korban.

    Kades Sambonganyar, Teguh Mulyo Utomo, mengaku sempat melihat MK takziah di rumah korban.

    “Pada malam kejadian, setelah salat Isya, tersangka masih ikut bertakziah di rumah duka. Kami sama sekali tidak menaruh curiga,” katanya, Senin.

    Namun, banyak yang curiga saat MK tiba-tiba tak pernah menghadiri pengajian tujuh hari yang kerap dilakukan warga apabila ada keluarga yang berduka.

    Teguh yang curiga pun akhirnya berkoordinasi dengan Polsek Ngawen.

    Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan bukti kedua korban diracun oleh MK.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Tersangka MK Sempat Takziah ke Rumah Korban Tewas Diracun di Blora, Ini Awal Mula Kecurigaan Warga

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, M Iqbal Shukri)

  • Banjir Rendam Pondok Cina Depok, Warga Tetap Santap Sahur dengan Baju Basah – Halaman all

    Banjir Rendam Pondok Cina Depok, Warga Tetap Santap Sahur dengan Baju Basah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Banjir menggenangi sejumlah rumah warga di lingkungan RT/RW 004/01, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat, pada Selasa (4/3/2025).

    Banjir itu mengenang rumah warga sejak Senin malam.

    Menjelang waktu sahur pada Selasa pukul 04.00 WIB, kondisi banjir di area perumahan warga semakin parah.

    Air masuk ke ruangan.

    Perabotan rumah basah terendam banjir.

    Di tengah bencana banjir, sejumlah warga menyempatkan untuk menyantap makanan sahur.

    Salah satu di antaranya, yaitu Dirga (54).

    Dia mengaku terbangun pada Selasa dini hari dan melihat pakaiannya sudah basah.

    Lalu, dia bergegas untuk menyantap makanan sahur.

    “Saya tidur bangun-bangun sudah basah,” ujarnya.

    Beruntung, dia masih dapat menyantap sahur di tengah banjir.

    “Sahurnya mah nggak di rumah di atas sini, cuma ada makanan,” tuturnya.

    Dia mengaku banjir di wilayahnya terjadi karena luapan Sungai Ciliwung. 

    “Kalau ini banjir kiriman dari Bogor, jadi Sungai Ciliwung di samping meluap,” ujarnya.

    Banjir Pondok Cina

    Untuk diketahui, sebanyak 40 kepala keluarga terdampak banjir di wilayah Pondok Cina.

    Hingga Selasa pagi, banjir luapan Sungai Ciliwung mulai surut seiring berkurangnya volume air sungai.

    Hal itu diungkap Lurah Pondok Cina, Nurman Hakim.

    “Kondisi saat ini agak surut walau lebih besar dampaknya dibandingkan pada Senin malam. Dampaknya lebih luas, kalau kemarin yang terdampak itu sekitar 29 kepala keluarga, sekarang bertambah menjadi 40 kepala keluarga,” ujarnya.

    Menurut Nurman Hakim, akibat banjir itu sejumlah warga kehilangan baju hingga peralatan sekolah anak-anaknya.

    “Banjir ini siklus lima tahunan,” kata Nurman Hakim.

    Untuk membersihkan lumpur yang ada di jalanan dan rumah warga, Komunitas Ciliwung (Kancil) juga dilibatkan.

    Tagana Kota Depok juga diterjunkan untuk memberikan bantuan logistik bagi warga yang terdampak banjir.