Category: Tribunnews.com Regional

  • Meski Dekat dengan Gibran, KGPAA Hamangkunegoro Disebut Profesional soal ‘Nyesel Gabung Republik’ – Halaman all

    Meski Dekat dengan Gibran, KGPAA Hamangkunegoro Disebut Profesional soal ‘Nyesel Gabung Republik’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Putra Mahkota Keraton Solo, Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau KGPAA Hamangkunegoro yang akrab disapa Gusti Purboyo, masih menjadi sorotan buntut status Instagram “Nyesel gabung Republik” dan “Percuma Republik kalau cuma untuk membohongi” yang dibuatnya beberapa waktu lalu.

    Sebab, KGPAA Hamangkunegoro diketahui dekat dengan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, sejak putra Joko Widodo (Jokowi) itu menjabat sebagai Wali Kota Solo.

    Bahkan, akun Instagram @kgpaa.hamangkunegoro pernah mengunggah foto KGPAA Hamangkunegoro bersama Gibran pada 4 November 2024.

    Saat itu, Gibran terlihat berkunjung ke Keraton Solo, didampingi KGPAA Hamangkunegoro dan Paku Buwono (PB) XIII.

    Atas hal itu, Pengageng Sasana Wilapa, KPH Dany Nur Adiningrat, memastikan hubungan KGPAA Hamangkunegoro dan Gibran baik-baik saja, meski Putra Mahkota Solo tersebut mengunggah status satir terhadap pemerintah.

    “Hubungannya baik sejak Mas Wapres menjadi Wali Kota maupun sekarang menjadi RI 2,” ungkap Dany baru-baru ini, dilansir TribunSolo.com.

    Menurut Dany, status satir KGPAA Hamangkunegoro merupakan bentuk profesionalitas sang Putra Mahkota, meski memiliki kedekatan dengan pemerintah.

    Ia menyebut, kedekatan antara KGPAA Hamangkunegoro dengan Gibran, bukan berarti Putra Mahkota Keraton Solo tidak berani melayangkan kritik.

    “Jadi kalau dekat, belum tentu tidak berani mengkritik, tidak,” ujar Dany.

    “Beliau profesional, beliau menyampaikan hal-hal yang tegas dan lugas,” lanjut dia.

    Dany lantas menegaskan, status KGPAA Hamangkunegoro juga merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

    KGPAA Hamangkunegoro, kata Dany, sangat mendukung upaya pemerintahan Prabowo-Gibran dalam memberantas korupsi, sesuai cita-cita pendiri bangsa dan nilai-nilai luhur Keraton Solo.

    “Kami mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran dalam upaya pemberantasan korupsinserta penegakan prinsip-prinsip ketatanegaraan sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa dan nilai-nilai luhur Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.”

    “Demikian klarifikasi ini saya sampaikan agar dapat dipahami dengan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat,” pungkas Dany membacakan isi klarifikasi KGPAA Hamangkunegoro.

    Status KGPAA Hamangkunegoro Dianggap sebagai Bentuk Kepedulian

    Sebelum membacakan klarifikasi KGPAA Hamangkunegoro di Keraton Solo pada Senin (3/3/2025), KPH Dany Nur Adiningrat telah menyampaikan penjelasan mengenai status yang dibuat Putra Mahkota tersebut.

    Menurutnya, unggahan KGPAA Hamangkunegoro itu sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah Indonesia terkait sejumlah masalah di tanah air.

    Dany mengatakan, ada empat isu yang menjadi perhatian KGPAA Hamangkunegoro sehingga Putra Mahkota Keraton Solo itu menuliskan unggahan kritikan.

    Pertama, mengenai kasus korupsi di PT Pertamina Patra Niaga soal Pertamax Oplosan. Kedua, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT Sritex, serta tutupnya perusahaan tersebut setelah beroperasi selama 58 tahun.

    Ketiga, kasus korupsi Izin Usaha Pertambagan (IUP) PT Timah di Kepulauan Bangka Belitung dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp300 triliun.

    Keempat, kasus pagar laut di perairan Tangerang, Banten, yang hingga saat ini masih bergulir.

    “Jadi itu kalau melihat unggahan beliau sebelumnya tentang BBM oplosan, PHK massal di PT Sritex, korupsi timah, serta kebijakan pemerintah yang tidak tegas dalam kasus pagar laut dan lain sebagainya.”

    “Mungkin itu yang melatarbelakangi beliau timbul unggahan seperti itu,” jelas Dany, Sabtu (1/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Selain keempat isu nasional itu, lanjut Dany, kritik yang disampaikan KGPAA Hamangkunegoro juga terkait status Daerah Istimewa Surakarta (DIS).

    Hingga saat ini, status DIS masih ditangguhkan oleh pemerintah, yang menyebabkan hak-hak dan aset Keraton Solo tak kunjung diberikan.

    “Tentang janji pemerintah terhadap Keraton Surakarta, bahwa Daerah Istimewa Surakarta ditangguhkan, tetapi sampai sekarang belum diberikan hak-hak keraton, termasuk asetnya,” jelas Dany, dilansir TribunSolo.com.

    “Mungkin ini pemikiran yang melatarbelakangi beliau untuk memberikan peringatan keras kepada pemerintah,” lanjutnya.

    Dany menegaskan, kritik yang disampaikan KGPAA Hamangkunegoro merupakan bentuk kepedulian terhadap pemerintah.

    Ia mengatakan kritik KGPAA Hamangkunegoro merupakan unggahan satir yang diharapkan bisa ditangkap secara lugas dan cerdas oleh pemerintah.

    Dany pun menekankan, KGPAA Hamangkunegoro sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, tidak mungkin akan berbicara sembarangan.

    Dany lantas mengingatkan, apa yang disampaikan KGPAA Hamangkunegoro patut diperhatikan dan didengarkan.

    “Ini adalah unggahan yang satir, yang baik dari beliau. Pemerintah harus menangkap pesan ini dengan lugas dan cerdas”

    “Seorang Putra Mahkota Keraton Surakarta yang merupakan pewaris darah Majapahit dan Kerajaan Mataram tentu tidak akan berbicara sembarangan. Ini adalah peringatan keras yang harus didengar,” pungkas Dany.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Klarifikasi Unggahan Putra Mahkota Keraton Solo : Dekat dengan Gibran Bukan Berarti Takut Kritik

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunSolo.com/Andreas Chris, Kompas.com/Labib Zamani)

  • Wanita di Medan Diamputasi Kakinya Tanpa Izin Keluarga, Polda Sumut Selidiki Dugaan Malapraktik – Halaman all

    Wanita di Medan Diamputasi Kakinya Tanpa Izin Keluarga, Polda Sumut Selidiki Dugaan Malapraktik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dugaan malapraktik yang dialami wanita berinisial JS di Medan, Sumatra Utara telah dilaporkan pada Senin (3/3/2025) lalu.

    Pelapor merupakan suami korban bernama Everedy Sembiring (49), sedangkan terlapor seorang dokter di Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan.

    Everedy Sembiring tak terima JS diamputasi kakinya tanpa persetujuan keluarga.

    Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani Tampubolon, mengatakan keluarga hanya menyetujui korban diamputasi di bagian telunjuk kaki kanan karena diabetes.

    Namun, dokter justru melakukan amputasi dari telapak kaki hingga lutut.

    “Laporannya sudah diterima dan tentunya akan ditindaklanjuti, akan diproses,” bebernya, Selasa (4/3/2025).

    Kasus ini berawal ketika korban masuk rumah sakit pada Minggu (23/2/2025) karena telunjuk kaki menghitam.

    Korban menjalani operasi pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

    Everedy telah menandatangani persetujuan melakukan amputasi di bagian telunjuk kaki istrinya.

    Sekitar pukul 1800 WIB, Everedy memasuki ruang bedan dan kaget melihat kaki istrinya diamputasi.

    Kuasa hukum korban, Hans Benny Silalahi, mengatakan Everedy meluapkan emosinya ke pihak rumah sakit karena istri menjadi cacat permanen.

    “Nah, setelah itu, keluarga semua terkejut rupanya bukan jari-jari yang dioperasi tapi kaki JS diamputasi dari bagian betis,” ujarnya, Selasa (4/3/2025).

    Kepala Hukum Rumah Sakit Mitra Sejati, Erwinsyah Lubis, belum dapat memberikan penjelasan mengenai kronologi operasi JS.

    “Ini sedang diproses, untuk penyelesaian nanti saya konfirmasi kembali,” ucapnya, Selasa.

    Kata Dinkes Sumut

    Dinas Kesehatan Sumatra Utara telah memeriksa dokter serta perawat yang melakukan tindakan operasi.

    Kepala Dinkes Sumut, Faisal Hasrimy, mengaku telah mendengar insiden tersebut beberapa hari lalu dan langsung melakukan pemeriksaan.

    “Jadi kami Dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati,” ungkapnya, Selasa.

    Ia menerangkan operasi amputasi jari kaki dilakukan pada Senin (24/2/2025) atas persetujuan pasien.

    “Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan.”

    “Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes, nah tinggi 449, ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,” lanjutnya.

    Perawat sempat mencari keluarga untuk melakukan konfirmasi terkait amputasi lanjutan.

    “Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir,” tuturnya.

    Pihak keluarga merasa keberatan lantaran kaki korban diamputasi tanpa kesepakatan.

    “Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki,” ucapnya.

    Pihak rumah sakit dan keluarga korban telah melakukan mediasi.

    “Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi,” lanjutnya.

    Dinkes mendalami dugaan kelalian yang dilakukan perawat serta dokter.

    “Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja,” sambungnya.

    Pasien yang mengalami amputasi telah menerima keputusan dokter, namun keluarga masih melayangkan protes ke rumah sakit.

    “Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legawa, tapi yang belum menerima suami dan pengacara,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Viral Dokter Diduga Lakukan Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin, Begini Kata RS Mitra Sejati Medan

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Annisa Ramadhani/Fredy Santoso)

  • Wanita di Medan Diamputasi Kakinya Tanpa Izin Keluarga, Polda Sumut Selidiki Dugaan Malapraktik – Halaman all

    Klarifikasi RS di Medan Diduga Malapraktik, Dikira Hanya Jari, Malah Kaki Pasien yang Diamputasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral video dugaan malapraktik terhadap seorang wanita penderita diabetes di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan, Sumatera Utara (Sumut).

    Kasus dugaan malapraktik ini bermula saat seorang pasien diabetes menjalani operasi amputasi bagian tubuh yang mengalami luka akibat terdampak penyakit tersebut.

    Keluarga pasien awalnya setuju dengan dokter untuk melakukan operasi amputasi jari kaki korban.

    Namun, betapa terkejutnya keluarga saat melihat hasil operasi yang mana dokter justru mengamputasi kaki pasien, bukan hanya bagian jari.

    Akibat kejadian ini, keluarga korban pun menuntut direktur rumah sakit untuk bertanggung jawab.

    “Saya menuntut direktur RS ini karena saudara saya kakinya dipotong, dipotong kakinya,” kata seorang pria dalam video viral dilansir Tribun-Medan.com. 

    “Gak ada bilang, jari kakinya dioperasi okelah kami setuju, dioperasilah hari Kamis. Dibawa ke ruang operasi rupanya kaki dipotong tanpa sepengetahuan,” timpal pria lain yang merekam video viral itu.

    Klarifikasi Rumah Sakit

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Faisal Hasrimy mengatakan, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan menggelar mediasi antara keluarga korban dengan RSU Mitra Sejati.

    “Jadi kami dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati,” ujar Faisal saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (4/3/2025). 

    Faisal pun menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada Senin (24/2/2025) ini.

    Mulanya, atas persetujuan pasien, dokter di RS Mitra Sejati melakukan tindakan operasi amputasi jari kaki pasien. 

    “Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan. Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes nah tinggi 449 ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,” ungkap Faisal.

    Tetapi, pada saat akan dikonfirmasi kembali ke keluarga pasien, kata Faisal, pihak keluarga tidak ada di dekat ruangan operasi.

    “Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir,” terangnya.

    Di sisi lain, keluarga pasien keberatan karena merasa tidak ada konfirmasi dari rumah sakit untuk amputasi kaki tersebut.

    “Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki,” jelas Faisal.

    Menurut Faisal, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap pihak rumah sakit.

    “Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi,” tutur Faisal.

    “Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja,” lanjutnya.

    Adapun mengenai hasil mediasi, pihak rumah sakit mengaku bahwa pasien sendiri sudah menerima. Hanya saja, pihak keluarga yang belum.

    “Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legowo, tapi yang belum menerima suami dan pengacara,” sebut Faisal.

    “Jadi sekarang belum ada sanksi baik itu ke dokter atau rumah sakit. Karena pemeriksaan masih diproses,”jelasnya imbuhnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kata Dinkes Sumut soal Dugaan Dokter Lakukan Amputasi Tanpa Izin Keluarga di RS Mitra Sejati Medan

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Medan.com/Anisa Rahmadani)

  • Ada Desa Mandarin di Batang, Anak-anak di Kampung Ini Antusias Belajar Bahasa China – Halaman all

    Ada Desa Mandarin di Batang, Anak-anak di Kampung Ini Antusias Belajar Bahasa China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Keterampilan berbahasa asing menjadi hal mutlak dimiliki generasi muda di tengah perkembangan teknologi yang pesat 

    Selain bahasa Inggris, bahasa Mandarin semakin diminati seiring dengan meningkatnya hubungan bisnis dan budaya antara Indonesia dan Tiongkok. 

    Bahasa Mandarin menjadi salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia.

    Selain digunakan dalam komunikasi bisnis internasional, bahasa ini juga memberikan manfaat lain.

    Di antaranya bisa meningkatkan peluang karier yang lebih luas, mudah komunikasi saat traveling hingga meningkatkan keterampilan kognitif.

    Di Indonesia sudah lama di kenal kampung Inggris Pare dan kini mulai ada tren kampung mandarin.

    Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pun mengakui pentingnya bisa berbahasa asing, khususnya bahasa Mandarin.

    Di Indonesia sendiri pernah dilaksanakan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di Desa Besani, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang.

    Di Desa tersebut mencetuskan Kampung Jawa-Mandarin, hingga melatih anak-anak agar mampu berbahasa Mandarin.

    “Generasi muda kita harus memiliki keterampilan, termasuk berbahasa Mandarin. Anak-anak diajari bahasa Mandarin, ini merupakan gerak cepat, dengan kompetensinya bisa membuka peluang usaha lain,” kata dia ditulis di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Mengutip dari Kemenparekraf, desa wisata dengan tagline Gerbang Akulturasi Jawa-China ini sudah lama dikenal sebagai daerah dengan produk unggulan teh yang menjadi sumber pendapatan daerah.

    Desa ini bisa menjadi contoh pengembangan desa lainnya, dimana investasi besar asal China datang ke desa ini.

    Berangkat dari hal ini, terobosan menciptakan kampung Jawa Mandarin lahir.

    Generasi muda Indonesia perlu menguasai keterampilan berbahasa termasuk bahasa Mandarin. 

    Melalui keterampilan berbahasa asing maka dapat meningkatkan kemampuan mendapat pekerjaan.

    Belajar bahasa Mandarin dan menguasainya menjadi peluang dan harapan agar anak-anak bisa menata masa depan akan lebih luas.

    Di Desa Mandarin Besani ini, dilakukan pelatihan Bahasa mandarin setiap minggunya dan juga mengenalkan budaya akulturasi Jawa dan China. (Rina Ayu)

  • Komentar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Soal Istri Wali Kota Bekasi yang Mengungsi di Hotel saat Banjir – Halaman all

    Komentar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Soal Istri Wali Kota Bekasi yang Mengungsi di Hotel saat Banjir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut komentar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dan istrinya, Wiwiek Hargono, yang menginap di hotel berbintang saat banjir melanda wilayahnya.

    Dalam video tersebut, Wiwiek Hargono terlihat mengenakan rompi Jabar Bergerak berwarna hijau, keluar dari mobil sambil membawa barang-barang pribadinya.

    Aksi ini menimbulkan pertanyaan terkait peran pemimpin daerah dalam menghadapi bencana, yang semestinya lebih menunjukkan empati terhadap masyarakat yang terdampak.

    Dedi menegaskan bahwa meskipun sanksi hukum terhadap Wali Kota Bekasi atau istrinya berada di bawah kewenangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Menurutnya, Pemprov Jabar memiliki wewenang untuk memberikan pembinaan berupa teguran.

    Dedi Mulyadi mengingatkan, para pejabat yang daerahnya terkena musibah harus lebih peka dan hadir di tengah masyarakat yang terdampak, bukan justru mencari kenyamanan di tempat yang aman.

    Dia mengatakan, kepala daerah dan istri mereka, khususnya yang juga memegang peran di organisasi kemasyarakatan seperti PKK, harus menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan dan pelayanan kepada masyarakat, termasuk dalam situasi krisis.

    “Pemimpin harus memberi contoh nyata. Kita terpilih untuk melayani, bukan untuk mencari kenyamanan pribadi di tengah penderitaan masyarakat,” ujarnya dengan tegas.

    Diberitakan, dalam video tersebut, Wiwiek tampak sibuk mengatur barang bawaannya guna menginap di hotel.

    “Gais, kita antar ibu Wiwiek yang mau stay di hotel karena rumahnya kebanjiran. Ibu wali kota kita rumahnya kebanjiran gais, jadi nginepnya di (hotel),” kata perekam video.

    “Ngungsi ya,” ujar Wiwiek.

    Postingan video soal istri Wali Kota Bekasi mengungsi di hotel tersebut sontak ramai diperbincangkan.

    Netizen ramai memuat asumsi pro dan kontra soal aksi Wiwiek yang memilih tidur di hotel.

    Ada netizen yang tak mempermasalahkan aksi Wiwiek tersebut, ada pula yang menyayangkannya.

    Setelah dirinya viral hingga ramai disorot, Wiwiek pun merespon komentar sinis netizen dengan santai.

    Wiwiek justru bertanya ke netizen tersebut soal di mana lokasi warga yang belum mendapatkan bantuan.

    Sebab Wiwiek akan segera meluncur untuk menuju ke lokasi tersebut.

    Alih-alih kesal, Wiwiek justru mendoakan netizen yang telah berkomentar negatif terhadapnya.

    “Dimana yang belum dapat bantuan? Saya meluncur saat ini juga. Semoga semua selalu sehat dan dalam kedamaian apapun kondisinya,” balas Wiwiek Hargono.

    Wiwiek sejatinya dikenal aktif berorganisasi dan bermasyarakat khususnya di Bekasi.

    Maka tak heran jika Wiwiek berhasil terpilih menjadi ketua di Komite Olahraga Masyarakat Indonesia Kota Bekasi alias KORMI Kota Bekasi.

    Selain itu, Wiwiek juga bergabung dalam organisasi Jabar Bergerak bersama istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya.

    Wiwiek juga dikenal aktif di kegiatan ibu-ibu PKK Kota Bekasi.

    Sosok Wiwiek nyatanya tak lepas dari sang suami, Tri Adhianto.

    Termasuk dengan harta kekayaan Tri Adhianto, suami Wiwiek yang ternyata fantastis.

    Dikutip TribunnewsBogor.com dari laman LHKPN, harta kekayaan Tri Adhianto sang Wali Kota Bekasi tercatat mencapai Rp 12.179.914.164.

    Harta tersebut terdiri dari aset tanah dan bangunan senilai Rp 7.644.708.000.

    Selain tanah dan bangunan, Tri juga memiliki aset berupa kendaraan berjumlah Rp 1.655.000.000 serta kas senilai Rp 2.191.863.992 dan harta bergerak senilai Rp 688.342.172.

    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, membenarkan dirinya dan sang istri menginap di hotel ketika terjadi banjir di Bekasi.

    Tri dan istrinya menginap di hotel tersebut karena letaknya strategis.

    “Iya benar menginap di hotel karena lokasi strategis,” ujarnya kepada Kompas.com di Perumahan Pondok Gede Permai, Rabu.

    Tri menyebut lokasi hotel yang ditempatinya memudahkan untuk meninjau korban banjir.

    Namun, Tri menyampaikan ia dan istri tidak lama menetap di hotel itu.

    “Karena istri saya saja jam 04.00 WIB sudah bantu-bantu masak buat makanan korban banjir. Jadi, saya enggak stay selamanya di hotel,” paparnya.

    Sebagai informasi, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, lebih dari 52 ribu jiwa terdampak akibat banjir dengan ketinggian air yang bervariasi antara 50 hingga 350 sentimeter.

    Sejumlah fasilitas publik, termasuk rumah sakit, juga ikut terendam.

    Pelaksana Harian Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadiane Adnan, mengatakan pihaknya bersama BPBD Kabupaten/Kota dan relawan telah melakukan penanganan darurat, termasuk evakuasi warga, pendirian tempat pengungsian darurat, serta penyediaan logistik untuk korban.

    Bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat hujan deras dan meluapnya Kali Bekasi ini telah menyebabkan 14 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan 7 kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir.

    Saat ini, warga yang terdampak membutuhkan air minum, makanan siap saji, perlengkapan bayi, kebutuhan khusus perempuan, selimut, dan alas tidur.

    “Semua kebutuhan kita tetap upayakan untuk menjamin kelangsungan aktivitas korban terdampak sehari-hari,” kata Anne, Rabu.

  • Sudah Resmi Jadi Gubernur Sumut, Kapan Bobby Nasution Berkantor di Nias? – Halaman all

    Sudah Resmi Jadi Gubernur Sumut, Kapan Bobby Nasution Berkantor di Nias? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Sebelum dilantik menjadi gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution pernah berjanji akan berkantor di Nias.

    Bukan hanya itu, Bobby membuat program khusus untuk Kabupaten Nias, namanya dikatakan Bobby Nasution, ‘ditambah satu’. 

    Setelah resmi jadi gubernur Sumut, kapan Bobby mewujudkan janjinya?

    “Sudah kita sampaikan kemarin, untuk program-programnya salah satunya itu ya, untuk program kewilayahan,” jelasnya, Rabu (5/3/2025).

    Namun Bobby tak merinci, apa yang menjadi alasan dirinya belum menjadwalkan berkantor di Nias. 

    “Tentu kita akan berkantor di sana, melihat Nias masih menjadi kota tertinggal. Kita ingin tidak ada lagi wilayah yang tertinggal di Sumut,” ucapnya. 

    Janji berkantor di Nias

    Diketahui, pada saat kampanye, Bobby Nasution kerap menjanjikan memajukan Kabupaten Nias dengan cara berkantor di Nias.

    Bobby juga mengumumkan, program khusus yang diterapkan berdasarkan kebutuhan setiap daerah.

    Ia menyoroti masalah daerah tertinggal, terutama di Kepulauan Nias, di mana empat dari tujuh daerah tertinggal di Pulau Sumatera berasal dari sana. 

    Satu program terakhir, ini akan dilakukan secara kekhususan, kekhususan di wilayah pariwisata ini akan kita kembangkan melalui program-program pariwisata,” jelasnya.

    Oleh karena itu 5 tahun ke depan pihaknya menginginkan minimal daerah tertinggal yang ada di Sumatera Utara Bisa berkurang dan maksimal cita-cita kita bisa menghilangkan seluruh daerah tertinggal.

    Ia menargetkan selama masa kepemimpinannya, kabupaten yang ada di Kepulauan Nias harus bisa bangkit dan setara dengan daerah lain di Sumut.

    “Untuk itu kami percaya seluruh komponen Sumatera Utara yang ada di sini bisa mendukung dan men-support program-program yang akan kami lakukan dan akan menjalankannya dengan sebaik mungkin,” tutupnya.

    Penulis: Anisa Rahmadani

  • Pengerukan RDMP Balikpapan, Kapal Dipastikan Beroperasi Tanpa Hambatan – Halaman all

    Pengerukan RDMP Balikpapan, Kapal Dipastikan Beroperasi Tanpa Hambatan – Halaman all

    pengerukan (dredging work) di RDMP Balikpapan berjalan optimal guna menjaga kedalaman alur pelayaran dari -10 meter menjadi -13 meter.

    Tayang: Rabu, 5 Maret 2025 23:16 WIB

    Istimewa

    PENGERUKAN RDMP BALIKPAPAN – PT Anugerah Samudera Madanindo (ASM) memastikan pengerukan (dredging work) di RDMP Balikpapan berjalan optimal guna menjaga kedalaman alur pelayaran dari -10 meter menjadi -13 meter.  

    TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN – PT Anugerah Samudera Madanindo (ASM) memastikan pengerukan (dredging work) di RDMP Balikpapan berjalan optimal guna menjaga kedalaman alur pelayaran dari -10 meter menjadi -13 meter.

    Langkah ini memastikan kapal pengangkut bahan bakar dan gas dapat beroperasi tanpa hambatan, mendukung efisiensi distribusi energi nasional.

    Proyek yang dimulai 11 November 2024 dan ditargetkan selesai April 2025 ini juga mencakup debris clearing serta penerapan silt curtain untuk mencegah sedimentasi yang mengganggu operasional kilang.

    Dalam proyek ini, PT Rekayasa Industri (Rekind) bertindak sebagai kontraktor utama dengan berfokus pada peningkatan unit proses serta pengembangan insfra struktur.

    “Ini merupakan kebanggan buat kami karena bisa ikut bagian dari program pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan energi, Kami berkomitmen menjaga alur pelayaran tetap optimal dengan pengerukan terencana dan teknologi inovatif, guna memastikan distribusi energi nasional berjalan lancar,” ujar Direktur Utama Rekind Yanuar dalam keterangannya pada Rabu (5/3/2025).

    Peningkatan infrastruktur ini akan memperkuat daya saing Kilang Balikpapan, mengurangi ketergantungan impor bahan bakar, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Ratu Emas Makassar Mira Hayati Melahirkan Jelang Hadapi Sidang Dakwaan, Sempat Hadir di Pengadilan – Halaman all

    Ratu Emas Makassar Mira Hayati Melahirkan Jelang Hadapi Sidang Dakwaan, Sempat Hadir di Pengadilan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR – Si Ratu Emas Mira Hayati melahirkan menjelang dirinya menghadapi sidang dakwaan dalam kasus  skincare mengandung merkuri.

    Seharusnya Mira Hayati menjalani sidang dakwaan pada Selasa (4/3/2025) kemarin.

    Tetapi sidangnya ditunda karena kehadiran Mira Hayati di Pengadilan Negeri Makassar tanpa surat keterangan sehat dari Rumah Sakit.

    Terbaru, Mira Hayati melahirkan bayi laki-laki pada Rabu (5/3/2025) sekira pukul 10.00 WITA.

    Kuasa hukum Mira Hayati, Ida Hamidah, Mira Hayati melahirkan secara caesar.

    “Betul, klien kami tadi pagi melahirkan sekitar pukul 10.00 WITA. Persalinan dilakukan secara caesar atas pertimbangan kesehatan ibu dan bayi,” ucap Ida Hamida.

    Mira Hayati terpaksa melahirkan melalui proses caesar karena kondisinya tidak stabil dan tekanan darahnya cenderung tinggi.

    “Kondisinya tidak stabil karena stres menghadapi proses hukum, sehingga tensinya terus naik. Demi keselamatan, dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi meskipun belum waktunya,” sambungnya.

    Saat ini, Mira Hayati masih dalam masa pemulihan pascaoperasi.

    Ida berharap kondisi kliennya segera membaik agar bisa menghadiri sidang berikutnya.  

    “Saya mendapat informasi dari suaminya bahwa beliau masih berada di ruang operasi. Kami berharap klien kami sehat dan bisa segera hadir di persidangan. Sebenarnya, ia ingin sekali mengikuti sidang, terbukti dengan permohonannya untuk keluar rumah sakit kemarin,” katanya.  

    Lebih lanjut Ida menjelaskan, pada jadwal sidang Selasa kemarin, Mira Hayati sempat hadir di Pengadilan Negeri Makassar, setelah mengantongi izin dari RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.

    Namun, niat Mira mengikuti sidang tidak diamini majelis hakim lantaran keberadaannya di PN Makassar tanpa surat keterangan sehat dari Rumah Sakit.

    Selain itu, status keberadaannya di PN Makassar juga bukan karena dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

    “Klien kami memang dalam keadaan sakit, tetapi kemarin ia berusaha hadir atas permintaan sendiri. Rumah sakit memberikan izin keluar, tapi jaksa meminta surat keterangan sehat, yang sayangnya tidak bisa dikeluarkan karena klien kami memang belum sehat,” katanya.

    Ida Hamida pun berharap agar kondisi kliennya terus membaik hingga dapat mengikuti sidang dakwaan pada Selasa pekan depan.

    “Jadwal sidang selanjutnya masih agenda pembacaan dakwaan karena sudah dua kali ditunda,” jelasnya.

    Diketahui Mira Hayati dikenal sebagai Ratu Emas Makassar setelah dirinya memamerkan emas yang ia beli di Arab Saudi seberat 1 kilogram pada 2023 silam.

    Belakangan Mira Hayati ditetapkan Polda Sulawesi Selatan menjadi tersangka karena diduga menjual skincare mengandung merkuri dan hidrokinon.

    Tak sendiri, ia ditetapkan menjadi tersangka bersama Mustadir Dg Sila suami Fenny Frans dan Agus Salim bos skincare Makassar.

    Ketiga tersangka pun kemudian ditahan di Rutan Makassar Senin (3/2/2025).

    Namun belakangan Mira Hayati ditempatkan di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo sejak 14 Februari 2025 selanjutnya dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar karena usia kehamilannya saat itu sudah memasuki trisemester ketiga kehamilan atau tepatnya usia 8 bulan kehamilan.

    Sekadar informasi, terungkapnya produk kosmetik berbahaya tersebut berdasarkan temuan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Makassar terhadap enam produk skincare yang mengandung merkuri dan ilegal.

    Salah satu yang diuji adalah produk kecantikan milik ‘Ratu Emas’ Mira Hayati. 

    BPOM memastikan salah satu produk yang dijual Mira Hayati tidak memiliki izin edar BPOM. 

    Ketiga tersangka diduga melanggar sejumlah pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan konsumen dan kesehatan.

    Adapun pasal yang diduga dilanggar oleh para tersangka adalah Pasal 62 ayat 1 jo Pasal 8 ayat 1 huruf a dan huruf d Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

    Serta Pasal 35 jo Pasal 138 dan Pasal 136 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

    (Tribunnews.com/ tribuntimur.com/ Muslimin Emba)

  • Detik-detik Bocah 5 Tahun di Bogor Dianiaya Ayah Tiri, Wajah Terluka dan Dirawat di Rumah Sakit – Halaman all

    Detik-detik Bocah 5 Tahun di Bogor Dianiaya Ayah Tiri, Wajah Terluka dan Dirawat di Rumah Sakit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang bocah perempuan di Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat berinisial S (5) menjadi korban penganiayaan yang dilakukan ayah tirinya.

    Korban telah dievakuasi ke RSUD Kota Bogor setelah mengalami luka di wajah.

    Ayah kandung korban, Farhan (23), mengatakan aksi penganiayaan dilakukan berulang kali di kontrakan, namun korban tak pernah cerita.

    “Jadi kejadiannya itu anak saya ditonjok. Itu di tonjok dirumahnya sama ayah tirinya.”

    “Katanya sering kejadian serupa tapi tidak pernah ngomong si anaknya,” paparnya, Rabu (5/3/2025), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Farhan mengetahui adanya penganiayaan setelah mendapat laporan dari adik mantan istrinya.

    “Kalau saya dikasih tahunya sama tante korban,” imbuhnya.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho, mengatakan sejumlah polwan telah mendatangi korban untuk memastikan kondisinya.

    “Jadi memang sudah di konfirmasi bahwa memang betul kejadiannya bukan jatuh dari tempat bermain, tapi ada penganiayaan oleh ayah tirinya,” tuturnya.

    Pihaknya akan mendampingi keluarga korban untuk membuat laporan agar proses penyelidikan dapat berjalan.

    “Untuk tindakan selanjutnya, ini akan di dampingi oleh KPAID, Polresta Bogor Kota, untuk membuat laporan di Polres Kabupaten.”

    “Kenapa di Polres Kabupaten? Karena terkait lokasi kejadiannya itu di daerah Kabupapaten,” sambungnya.

    Sementara itu, anggota DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri, mengaku geram mendengar kasus penganiayaan yang dialami bocah lima tahun.

    Ia akan mengawal kasus ini hingga pelaku ditangkap.

    “Anaknya sekarang sudah masuk RSUD Kota Bogor. Ayah tirinya pun harus segera ditangkap karena sudah menganiaya anak kecil.”

    “Kita akan kawal kasus ini bersama KPAID juga. Mulai dari mengawal laporan ke Polres Bogor. Karena lokasi kejadiannya di Cibinong, tapi, mereka ini asalnya dari Kota Bogor,” tandasnya.

    Selanjutnya, korban akan ditangani konselor agar tak mengalami trauma.

    “Untuk anaknya kita sudah siapkan UPT PPA. Jadi, kita siapkan konselor untuk trauma healing buat si anak yang jadi korban,” tukasnya.

    Ia berharap kasus kekerasan anak tak terjadi di Kota Bogor karena selama ini Bogor mendapat predikat kota layak anak.

    “Seperti ini seharusnya tidak terjadi di kota layak anak. Kita tidak akan pernah mentolerir adanya kekerasan-kekerasan kepada perempuan dan anak.”

    “Sudah berulang kali kasus-kasus kekerasan selalu terjadi pada anak,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Pilu Bocah 5 Tahun di Kota Bogor Babak Belur Dianiaya Ayah Tiri, Wajahnya Penuh Lebam

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Terkejutnya Pemilik Kos di Bali Tak Bisa Nyalakan Air, Ternyata Ada Mayat WNA Dalam Toren – Halaman all

    Terkejutnya Pemilik Kos di Bali Tak Bisa Nyalakan Air, Ternyata Ada Mayat WNA Dalam Toren – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang warga negara asing (WNA) ditemukan tewas tanpa busana di dalam toren atau tangki air di sebuah kos di jalan By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali pada Selasa (4/3/2025).
     
    Penemuan mayat WNA dalam toren di Bali yang belum diketahui identitasnya ini bermula saat pemilik kos hendak menghidupkan air keran, namun tidak bisa.

    Karena air tidak keluar, pemilik kos menduga ada permasalahan di alat otomatis dalam tandon air. 

    Pemilik kos lantas menghubungi tukang tandon air, bernama Ketut untuk mengecek kondisi toren.

    Saat itulah, Ketut melihat jasad bule tersebut meski awalnya sempat mengira itu adalah boneka.

    “Awalnya jenazah korban dikira boneka, setelah dicek kembali ternyata memang benar jenazah manusia dan bapak tukang air itu langsung menginformasikan kembali ke tuan rumah,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, Rabu (5/3/2025), dilansir Tribun-Bali.com. 

    Penemuan jasad WNA dalam toren ini lantas dilaporkan kepada pihak kepolisian.

    Hingga kemudian, jasad korban dievakuasi petugas Basarnas, sementara itu Tim Inafis Polresta Denpasar melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). 

    “Hasil olah TKP menunjukkan, korban ditemukan tanpa busana, ditemukan luka lecet pada lutut kiri, luka lecet pada dada kanan, luka lecet pada dada kiri bagian bawah, luka lecet pada pinggang kiri,” ungkap Sukadi.

    “Kemudian kemaluan mengeluarkan cairan, mulut berbusa, serta punggung sudah mengalami lebam mayat dan terdapat pelampung air di bawah kaki ditutupi baju,” lanjutnya.

    Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa kaus warna hijau putih, celana pendek warna abu-abu, sweater warna hitam, leging panjang warna hitam, sepasang sandal karet warna biru, dan alat otomatis beserta pelampung di tandon air.

    Sosok Misterius

    Sebelum kejadian tersebut, FK (29), saksi sekaligus penghuni kos mengungkapkan, tengah malam sebelum kejadian, ia melihat ada seseorang mondar-mandir di depan kamar menggunakan pakaian sweater hoodie warna coklat tua dengan celana panjang dan kepalanya ditutup.

    Orang misterius itu sempat berdiri di tangga menghadap ke utara kurang lebih 5 menit lalu naik ke atas, kurang lebih 30 menit kemudian, FK mendengar suara seperti ada barang yang jatuh.

    Tetapi, saat itu FK tidak menghiraukannya dan lanjut tidur, dan baru keesokan paginya, ia bangun saat sudah ramai penemuan jenazah. 

    Sementara itu, saksi penghuni kos lainnya, NT (49), sempat mendengar suara teriakan di atas.

    Hal itu membuat NT penasaran dan  langsung naik untuk melihat ke lantai 3.

    Sesampainya di lantai 3, orang-orang kos sudah berkumpul dan sempat ada yang melihat seseorang menggunakan pakaian hitam-hitam di balik pintu balkon.

    Tetapi, mereka tidak ada yang berani membuka khawatir sosoktersebut masih ada di balik pintu dan membawa benda tajam. 

    Akhirnya, pintu dibuka dan ternyata orang yang dimaksud sudah tidak ada di balkon.

    Namun, ditemukan ada bekas jejak kaki yang kemudian direkam oleh penghuni kos. Selain itu, pintu balkon dalam kondisi rusak.

    Saksi lainnya, RV (25), mengaku sempat mendengar ada suara benda jatuh di belakang, yang dikira suara kucing menjatuhkan sesuatu. 

    Saat RV membuka pintu belakang, ia melihat ada kaki orang kurus memakai baju jaket kain, celana panjang, tanpa alas kaki.

    RV lantas reflek menutup kembali pintu tersebut, tapi tiba-tiba orang tersebut mendorong pintu hendak masuk ke dalam.

    Ia yang sedang bersama sang kekasih langsung berteriak minta tolong. 

    Kemudian berselang kurang lebih 30 menit, RV bersama dua orang lainnya membuka pintu belakang dan sosok tersebut sudah tidak terlihat lagi.

    Saat ini, TKP telah dipasang garis polisi untuk kepentingan penyelidikan dan polisi melakukan penyisiran CCTV di sekitar lokasi.

    Jenazah korban pun sudah dievakuasi ke  Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar.

    Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk mencari tahu identitas korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul SOSOK Misterius Sebelum Gempar Penemuan Mayat Bule Tanpa Busana di Jimbaran, Ini Kata Penghuni Kos!

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Bali.com/Adrian Amurwonegoro)