Category: Tribunnews.com Regional

  • Gusnahari Ceritakan Detik-Detik Dibacok OTK: Terjadi saat Buka Pintu Mobil, Pelaku Berjaket Ojol – Halaman all

    Gusnahari Ceritakan Detik-Detik Dibacok OTK: Terjadi saat Buka Pintu Mobil, Pelaku Berjaket Ojol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hakim Pengadilan Agama (PA) Batam, Kepulauan Riau, bernama Gusnahari menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal (OTK) di kawasan kediamannya di Permuahan Cipta Garden Sekupang, Kamis (6/3/2025).

    Beruntung, Gusnahari tak terkena bacokan di daerah vital, tetapi di lengannya sehingga dia tidak sampai meregang nyawa.

    Setelah itu, dia sempat menceritakan detik-detik ketika dirinya dibacok oleh OTK pada Kamis pagi.

    Gusnahari menyebut sebelum peristiwa pembacokan terjadi, dirinya hendak pergi kerja ke Kantor PA Batam.

    Namun, lantaran mobil miliknya diparkirkan jauh dari rumahnya, dirinya harus berjalan kaki.

    Adapun alasan mobil Gusnahari tidak diparkir di dekat rumahnya adalah karena ada tetangganya yang meninggal dunia.

    “Jadi ada tetangga yang kemalangan, makanya saya parkir agak jauh dari rumah. Biasanya mobil saya parkir di rumah, bukan di luar,” cerita Gusnahari, dikutip dari Tribun Batam.

    Nahas, ketika Gusnahari hendak berjalan menuju mobilnya, tiba-tiba ada OTK yang mengayunkan parang ke arahnya dari belakang.

    Hal tersebut mengakibatkan tangannya mengalami luka. Adapun peristiwa itu terjadi ketika Gusnahari hendak membuka pintu mobil.

    Setelah dibacok, Gusnahari mengaku sempat menatap pelaku yang mengenakan helm dan jaket berwarna hitam.

    Dia pun sempat berteriak histeris setelah dibacok oleh pelaku. Sementara, saat peristiwa terjadi, Gusnahari menyebut tidak ada saksi mata yang melihatnya.

    “Pagi itu di komplek sepi. Mungkin karena bulan Ramadan juga. Jadi gak ada orang yang melihat. Saya langsung teriak saja minta tolong,” tegasnya. 

    Gusnahari mengatakan pelaku pembacokan sempat kaget ketika dirinya berteriak.

    Pelaku, kata Gusnahari, lalu mendatangi rekannya yang sudah menunggu dengan ciri-ciri mengenakan jaket ojek online (ojol).

    “Saya gak tahu itu temannya atau tukang ojek. Yang jelas temannya itu pakai baju ojek online,” ujarnya.

    Akibat peristiwa tersebut, Gusnahari harus menerima empat jahitan di lengannya.

    PA Batam Sempat Terima Surat agar Gusnahari Ditukar Jadi Hakim Sidang

    Pada kesempatan yang sama, Gusnahari mengaku sempat menerima surat yang berisi permintaaan agar PA Batam menukarnya dengan hakim lain terkait sebuah perkara.

    Dia menyebut surat tersebut diterimanya pada pekan lalu.

    “Sekitar satu minggu lalu ada surat masuk ke pengadilan. Surat itu berisikan untuk menukar saya sebagai hakim. Hal ini juga sudah saya ceritakan kepada penyidik tadi,” jelas Gusnahari.

    Gusnahari mengatakan dirinya sempat dipanggil oleh Kepala PA Batam terkait surat tersebut.

    Soal adanya permintaan pergantian hakim, Gusnahari menegaskan hal tersebut diserahkan kepada pimpinan PA Batam.

    “Saya kalau ditanya pimpinan saya selalu bilang, akan terus mengikuti arahan dari pimpinan. Itu terserah pimpinan, kalau mau menukar saya juga gak apa-apa. Tetapi saya kerja akan sesuai dengan prosedur yang ada,” ujarnya.

    Gusnahari juga mengatakan soal adanya kiriman surat tersebut sudah disampaikannya kepada penyidik Satreskrim Polresta Barelang saat diperiksa.

    “Saya sudah jelaskan ke polisi terkait masalah ada surat untuk saya diganti. Tapi saya bilang apakah ini ada hubungannya dengan itu apa gak. Yang jelas saya laporkan dulu,” tegasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Batam dengan judul “Matanya Sembab, Hakim Gusnahari Ceritakan Detik-detik Penusukan Dirinya oleh OTK”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Batam/Eko Setiawan/Pertanian Sitanggang)

     

  • Klarifikasi Wali Kota Bekasi usai Istrinya Viral, Terpaksa Tidur di Hotel karena Rumah Banjir – Halaman all

    Klarifikasi Wali Kota Bekasi usai Istrinya Viral, Terpaksa Tidur di Hotel karena Rumah Banjir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wiwiek Hargono, istri Wali Kota Bekasi menjadi sorotan setelah video mengungsi ke hotel viral di media sosial.

    Dalam video terlihat Wiwiek memindahkan barang dari mobil ke hotel ketika warga Bekasi terdampak banjir.

    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengaku tak ada maksud untuk memamerkan gaya hidup mewah.

    Keluarganya menginap di hotel karena rumah di Perumahan Kemang Pratama, Kecamatan Rawalumbu, Bekasi kebanjiran.

    “Saya selamatkan dulu anak dan istri saya, kemudian pagi-pagi jam 06.00 pagi saya juga harus sudah bergabung dengan warga.”

    “Saya harus bisa memastikan bahwa pada pagi hari itu logistik harus sudah siap, karena memang sejak jam 10.00 malam saya berada di lapangan, jam 02.00 (dini hari) pulang dan saya hanya mengambil istri dan anak saya,” ungkapnya, Rabu (5/3/2025).

    Tri Adhianto menambahkan debit air terus bertambah sehingga ia sudah memperkirakan rumahnya akan tergenang banjir.

    “Karena pada saat jam 02.00 WIB pagi itu memang ketinggian air sudah 600, dan saya perkirakan bahwa Kemang itu pasti akan tenggelam, nah kalau saya bertahan di dalam (rumah) berarti saya nggak bisa keluar,” imbuhnya.

    Hotel bintang empat tersebut dipilih karena lokasinya stategis dan memudahkan untuk meninjau korban banjir.

    “Tentu ada hal-hal yang lebih baik lagi, supaya ini saja, supaya prosesnya (kebutuhan logistik warga terdampak banjir) bisa dipastikan lebih aman, tidak ada pengin kesan bermewah-mewahan,” jelasnya.

    Ia mengaku hanya istirahat sebentar di hotel dan istrinya sudah membantu ibu-ibu memasak pada pagi hari.

    “Karena istri saya saja jam 04.00 WIB sudah bantu-bantu masak buat makanan korban banjir. Jadi, saya enggak stay selamanya di hotel,” terangnya.

    Tri Adhianto meminta maaf ke warga karena Kota Bekasi terendam banjir sejak Selasa (4/3/2025).

    “Saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Kota Bekasi atas dampak dari situasi musibah  banjir ini, saya memahami betapa sulitnya situasi ini bagi banyak keluarga,” terangnya.

    Ditegur Dedi Mulyadi

    Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, meminta kepala daerah membersamai masyarakat yang terkena musibah banjir.

    Tri Adhianto mendapat teguran dari Dedi Mulyadi karena memilih menginap di hotel bersama keluarga saat banjir belum surut.

    “Pada seluruh pejabat di manapun berada, mari kita sama-sama merasakan apa yang diderita masyarakat.”

    “Saat masyarakat mendapatkan musibah, pejabat dan istri pejabat ada di tengah masyarakat,” paparnya, Rabu (5/3/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Dedi mengaku tak berwenang memberikan sanksi lantaran berada di ranah Kemendagri sehingga hanya memberikan teguran.

    “Sanksi tidak ada, itu kan SK nya Mendagri. Sebagai Gubernur bisa melakukan pembinaan berupa teguran.”

    “Melalui media ini saya sampaikan teguran pada istri Wali Kota Bekasi untuk mengubah sikapnya karena dipilih oleh masyarakat untuk melayani,” sambungnya.

    Ia berharap para kepala daerah mementingkan masyarakat karena dipilih langsung oleh mereka.

    “Termasuk istrinya harus melayani masyarakat apalagi istrinya yang juga ketua tim penggerak PKK yang harus jadi garda terdepan menyelesaikan problem masyarakat dari kekurangan gizi sampai kebanjiran,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Mengaku Tak Bisa Beri Sanksi Istri Wali Kota Bekasi yang Ngungsi ke Hotel saat Banjir 

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Nazmi) (TribunBekasi.com/Rendy Rutama)

  • Alasan PT Sritex PHK Ribuan Karyawan Terungkap, Kurator Beberkan Fakta Sebenarnya – Halaman all

    Alasan PT Sritex PHK Ribuan Karyawan Terungkap, Kurator Beberkan Fakta Sebenarnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Sebanyak 9.609 karyawan PT Sritex Grup terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada 26 Februari 2025.

    Apa yang menjadi alasan PHK massal terhadap karyawan tersebut?

    Denny Ardiansyah, seorang kurator, mengungkap alasan PHK massal terhadap karyawan PT Sritex Grup.

    Ada dua alasan mengapa paya PHK massal dilakukan.

    Alasan pertama untuk menyelamatkan karyawan.

    “Pertama kami sampaikan sudah terlalu banyak karyawan yang mengundurkan diri tanpa kejelasan dan kehilangan hak-haknya sebagai kreditor preferen dalam kepailitan,” ujar Denny pada Rabu (5/3/2025).

    Sebanyak 9.609 karyawan terdampak PHK tersebut dengan rincian

    PT Sri Rejeki Isman TBK (Sritex) Sukoharjo 8.504 karyawan

    PT Primayudha, Boyolali 961 karyawan

    PT Sinar Pantja Jaja, Semarang Barat 40 karyawan

    PT Bitratex Industries, Semarang, 104 karyawan.

    Sejak Sritex dinyatakan pailit pada 21 Oktober 2024 hingga 26 Februari 2025, sebanyak 1.291 karyawan Sritex Sukoharjo memilih mengundurkan diri.

    “Berdampak pada dinonaktifkannya BPJS Ketenagakerjaan mereka, sehingga mereka kehilangan akses ke Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang seharusnya mereka dapatkan,” ujarnya.

    Alasan Kedua Kondisi Keuangan

    Denny Ardiansyah, mengungkap alasan kedua adalah kondisi keuangan perusahaan.

    Menurut dia, Sritex Grup telah mengalami kesulitan keuangan sejak beberapa tahun terakhir. 

    Perusahaan tidak mampu membayar Tunjangan Hari Raya (THR) secara penuh sejak 2020 hingga 2024, yang terpaksa dicicil selama 4-5 bulan.

    Bahkan, tagihan listrik perusahaan dari November 2024 hingga Januari 2025 mencapai Rp 40 miliar yang belum terbayarkan sebelum perusahaan dikelola oleh kurator.

    Secara cash flow, perusahaan terus mengalami kerugian.

    Jika PHK tidak dilakukan segera, maka kondisi finansial karyawan yang masih bertahan akan semakin tidak terjamin.

    Pembayaran JHT

    Pasca dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sebanyak 8.371 karyawan PT Sri Rejeki Isman atau Sritex mulai mendapatkan haknya.

    Pada Rabu (5/3/2025) ini, BPJS Ketenagakerjaan melayani pemberkasan untuk pencairan Jaminan Hari Tua (JHT).

    Loket pemberkasan dibuka pukul 09.00-13.00 WIB dengan durasi layanan per orang sekitar dua menit.

    BPJS Ketenagakerjaan menyiapkan anggaran sebesar Rp 129 Miliar.

    Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta Teguh Wiyono mengungkapkan mekanisme pemberkasan.

    Menurut dia, hanya yang menerima undangan yang dapat mengajukan pemberkasan.

    “Jadi yang dapat undangan adalah yang bisa mengajukan pemberkasan di Sritex,” ujarnya pada Rabu (5/3/2025).

    BPJS Ketenagakerjaan membuka pelayanan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

    Setiap hari ada 1.000 pekerja yang dilayani.

    Dia mengaku sudah menginformasikan kepada masing-masing koordinator Sritex untuk mekanisme pencairan tersebut.

    “Sudah di-WA blast oleh masing-masing koordinator,” ujarnya.

    Dia memprediksi proses pengurusan itu akan memakan waktu selama delapan hari.

    BPJS Ketenagakerjaan menyediakan waktu hingga 10 hari ke depan, sedangkan proses pencairan maksimal tiga hari.

    BPJS Ketenagakerjaan sudah berkoordinasi dengan Satgas Sritex kemudian juga kurator dan serikat pekerja.

    “Proses pencairan tiga hari ke depan, tinggal cek ke masing-masing rekening, tidak perlu datang ke sini atau kantor kami,” tambahnya.

     

  • Cerita Mantan Karyawan PT Sritex Pilih Jualan Takjil setelah Kena PHK dan Belum Terima Pesangon – Halaman all

    Cerita Mantan Karyawan PT Sritex Pilih Jualan Takjil setelah Kena PHK dan Belum Terima Pesangon – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, mantan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, memilih berjualan takjil untuk mendapatkan penghasilan.

    Itulah yang diungkapkan Sri Cahyaningsih, perempuan yang sudah bekerja di PT Sritex selama 25 tahun.

    Sri sebelumnya bekerja sebagai sekuriti PT Sritex.

    “Saya di rumah kalau sore jualan es untuk takjil, ada es buah dan es cincau,” ungkap Sri dalam program talkshow Overview Tribunnews, Rabu (5/3/2025).

    Selain mengisi waktu kosong, Sri menyebut ia membutuhkan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan jelang lebaran.

    “Kemarin ada PHK kan tidak ada kegiatan, untuk bulan depan kan butuh pemasukan, apalagi mau Lebaran kebutuhannya banyak,” ujarnya.

    Sri terakhir bekerja di Sritex pada 28 Februari 2025.

    Hanya gaji bulan itu yang ia dapat.

    Sementara pesangon dan THR yang dijanjikan, belum diketahui kapan bisa diterimanya.

    “Untuk pesangon dan THR belum menerima, ada informasi menunggu tim kurator untuk pelelangan PT Sritex, dijanjikan kalau sudah laku aset-aset di Sritex,” ungkapnya.

    Bukan sekadar pesangon dan THR yang diharapkan Sri.

    Lebih dari itu, Sri berharap bisa kembali bekerja di Sritex.

    “Semoga saja ada investor baru yang membeli Sritex beserta asetnya, dan semoga bisa kembali bekerja di eks Sritex nantinya,” harap Sri.

    Sri mengaku menjadi sebuah kebanggaan bisa bekerja di Sritex selama lebih dari dua dekade.

    “Saya merasa senang dan bangga bekerja di pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara ini,” ujarnya.

    Sri mengungkapkan seperti masih tidak percaya PT Sritex dinyatakan pailit hingga melakukan PHK massal.

    “Perasaannya seperti mimpi, apa mungkin pabrik segede ini, ekspor dan produksi lancar tapi kok tiba-tiba ada pengumuman PHK massal, syok, terenyuh, besok tidak bisa kerja lagi, tidak terima gaji lagi,” ungkap Sri.

    3 Investor Berminat Sewa Aset Sritex

    Perwakilan tim kurator, Denny Ardiansyah mengatakan, ada tiga investor yang mengajukan surat ke kurator untuk menyewa aset dari eks PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).

    Menurutnya, ketiga perusahaan tersebut telah mengirimkan surat penawaran secara resmi ke pihak kurator.

    Ia menyebut, kurator bertugas untuk mengelola, mengurus aset, dan menyelesaikan pemenuhan hak para karyawan eks Sritex setelah perusahaan pailit.

    Apabila ada pihak investor yang akan menyewa aset, jelas Denny, tentu pihaknya akan memfasilitasinya.

    “Sampai saat ini sudah ada letter of interest yang masuk ke kami, tapi untuk dapat menentukan investor ini layak atau tidak, kami membutuhkan keterlibatkan dari jasa penilaian publik agar penilaian terkait harga sewa ini ada pejabat yang berwenang untuk menilainya.” 

    “Jadi kurator tidak sewenang-wenang menentukan nilai harga sewa,” ujarnya kepada wartawan di Pabrik Sritex, Rabu (5/3/2025) sore, dikutip dari Tribun Solo.

    Di sisi lain, pihaknya juga sudah mengusulkan Kantor Jasa Penilaian Publik yang nantinya akan diambil sumpahnya sebelum melakukan penilaian terhadap harga sewa yang pantas dan layak serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum atas aset yang dikelola oleh kurator.

    Ia berujar, tiga perusahaan yang mengajukan surat berasal dari Pulau Jawa, seperti dari Jakarta dan Jawa Timur.

    Ketika ditanya mengenai kemungkinan dua pekan lagi pabrik bisa beroperasi, Denny menyatakan belum tentu.

    Pasalnya, nilai tawar yang diajukan penyewa belum tentu sesuai dengan penilaian harga sewa yang ditentukan oleh Jasa Penilaian Publik.

    “Ini bukan going concern, tapi ini sewa menyewa aset harta pailit,” terangnya.

    Jika nanti sudah ada penyewa, kesiapan operasional, bahan baku, dan pekerja menjadi ranah dari penyewa bukan kurator.

    Kemudian, menilik nama perusahaannya, Denny mengatakan bahwa investor yang mengajukan surat bergerak di bidang tekstil.

    Terkait kemungkinan dipekerjakannya kembali eks karyawan Sritex jika pabrik kembali beroperasi, Denny menekankan hal itu adalah ranah dari penyewa.

    Saat ini pihaknya bukan hanya berusaha menyelesaikan hak-hak eks karyawan Sritex, melainkan juga menjaga dan memelihara aset yang ada.

    Denny mengungkapkan, ada beberapa karyawan yang dipekerjakan untuk menjaga aset, baik itu terkait kebersihan, keamanan, dan pemeliharaan mesin. 

    Karyawan internal dilibatkan dalam menjaga aset di empat perusahaan, baik itu Sritex maupun anak perusahaannya. 

    Mereka mendapatkan surat tugas resmi dari kurator untuk bertugas selama 1 bulan ke depan sembari melihat perkembangan lebih lanjut.

    “Paling banyak di Sritex hampir 100 orang,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kurator Ungkap Ada 3 Investor Lirik Sritex Sukoharjo, Sinyal eks Karyawan Bisa Kembali Bekerja?

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Deni) (TribunSolo.com/Anang Maruf)

  • Update Banjir Bekasi: Daftar Wilayah Terdampak dan Penanganan di Kota/Kabupaten Bekasi – Halaman all

    Update Banjir Bekasi: Daftar Wilayah Terdampak dan Penanganan di Kota/Kabupaten Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Berikut ini update bencana banjir di Kabupaten dan Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (6/3/2025) pada pukul 12.00 WIB

    Untuk diketahui, Bekasi dibagi menjadi dua kota/kabupaten, yaitu Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

    Kabupaten Bekasi

    Ini merupakan hari pertama pasca BPBD Kabupaten Bekasi menetapkan status tanggap darurat pada Rabu kemarin. 

    Status tanggap darurat bencana untuk banjir, longsor, angin kencang hingga puting beliung.

    Penetapan status tanggap darurat diumumkan Ade Kuswara dalam rapat koordinasi Gedung BPBD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu kemarin.

    “Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti instruksi pihak berwenang,” kata Ade Kuswara, pada Rabu kemarin dalam keterangannya.

    Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mengerahkan tim tanggap bencana dari BPBD dan berkoordinasi dengan instansi di tingkat provinsi dan nasional. Posko bantuan juga didirikan untuk memberikan bantuan darurat.

    Selama masa tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mengerahkan tim tanggap bencana dari BPBD dan berkoordinasi dengan instansi di tingkat provinsi dan nasional.

    BPBD Kabupaten Bekasi mencatat sebanyak 61.648 jiwa terdampak banjir. 

    Puluhan ribu jiwa terdampak banjir tersebut tersebar di 16 kecamatan, antara lain Babelan, Sukawangi, Tambun Utara, Cibitung, Tambun Selatan, Cikarang Selatan, Serang Baru, dan Sukatani. Kecamatan lainnya, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Kedungwaringin, Cikarang Timur, Bojongmangu, Cibarusah, Cikarang Pusat, dan Setu. 

    Hingga kini, terdapat 14 lokasi pengungsian untuk menampung warga terdampak banjir.

    Kota Bekasi

    Untuk di Kota Bekasi, dari 12 kecamatan, delapan di antaranya terdampak banjir yang terjadi pada Selasa (4/3/2025).

    Delapan kecamatan tersebut, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Barat. Kecamatan Jatiasih, Pondok Gede, Rawalumbu dan Kecamatan Bantargebang.

    Hal itu disampaikan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto saat rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, Kamis (6/3/2025). 

    “Jadi dari 12 kecamatan, delapan kecamatan terdampak. Di antaranya adalah Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Bekasi Selatan,” ujar Tri. 

    Banjir yang melanda Kota Bekasi diprediksi akan semakin parah setelah hujan lokal yang cukup tinggi terjadi sejak Senin (3/3/2025) pukul 10.00 WIB.

    Tri, seorang pejabat terkait, menyebutkan bahwa hujan juga terjadi di kawasan Puncak, yang turut mempengaruhi kondisi di wilayah Bekasi.

    “Kami terus memantau pergerakan air, termasuk melalui komunitas KP2C yang kami miliki,” ujar Tri.

    Menurut Tri, curah hujan yang terjadi pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, yang dapat memicu luapan air yang tidak terkendali.

     “Curah hujan kali ini luar biasa, lebih tinggi dari tahun 2020. Ini hujan yang terjadi dalam siklus lima tahunan. Sungai dan kali yang biasanya mampu mengendalikan banjir satu tahunan, kini tidak bisa menampung debit air yang lebih besar akibat pengaruh cuaca dan perubahan iklim, terutama pada Kali Bekasi,” jelasnya.

    Pemerintah Kota Bekasi berusaha mengurangi dampak banjir dengan membuka pintu air di Prisdo. Namun, kendala teknis menghambat proses ini.

    “Dari tiga pintu air yang ada, dua dalam kondisi normal, namun satu lainnya rusak. Selain itu, normalisasi di pintu air belum dilakukan, sehingga proses evakuasi menjadi lebih lambat,” tambah Tri.

  • Kronologi Pria Bersajam Ngamuk di Masjid Samarinda, Buat Geger Jemaah Salat Tarawih – Halaman all

    Kronologi Pria Bersajam Ngamuk di Masjid Samarinda, Buat Geger Jemaah Salat Tarawih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Samarinda – Pada Senin, 3 Maret 2025, sekitar pukul 20.00 WITA, sebuah insiden mengejutkan terjadi di Masjid Baitul Arif, Jalan KH Damanhuri, RT 061, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

    Seorang pria bersajam berinisial SF (48) yang merupakan warga sekitar, masuk ke dalam masjid saat jemaah sedang melaksanakan salat tarawih.

    Kapolres Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, melalui Kapolsek Sungai Pinang, AKP Aksarudin Adam, menjelaskan bahwa SF tiba-tiba berteriak dan membuat gaduh di dalam masjid.

    Ia membawa dua bilah senjata tajam, yaitu parang dengan panjang 45 cm dan pisau dengan panjang 17 cm.

    Dalam situasi tersebut, SF mendekati imam masjid, namun ibunya yang juga berada di lokasi segera memeluknya untuk mencegah situasi semakin membahayakan.

    Jamaah yang sedang shalat tarawih berusaha menenangkan SF sebelum akhirnya melumpuhkannya.

    Setelah situasi aman, mereka segera menghubungi pihak kepolisian untuk melaporkan insiden tersebut.

    Tindakan Kepolisian

    Setelah menerima laporan, Polsek Sungai Pinang langsung bergerak cepat ke lokasi dan berhasil mengamankan pelaku serta barang bukti.

    Kapolsek Aksarudin Adam menyatakan bahwa dari hasil penyelidikan dan rekaman CCTV, SF diketahui membawa senjata tajam tanpa izin, yang merupakan pelanggaran Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951.

    Dalam pengungkapan ini, pihak kepolisian menyita barang bukti berupa satu bilah parang dan satu bilah pisau penusuk.

    SF kini telah diamankan di Polsek Sungai Pinang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Kapolsek Aksarudin Adam mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melaporkan kejadian mencurigakan di lingkungan sekitar.

    “Kami akan terus melakukan upaya penegakan hukum dalam rangka Operasi Pekat Mahakam 2025 demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama di tempat ibadah dan ruang publik,” pungkasnya.

    (TribunKaltim.co/Gregorius Agung Salmon)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Ini Kata Pertamina soal Motor Driver Ojol Mogok Diduga karena BBM Oplosan di Kendari – Halaman all

    Ini Kata Pertamina soal Motor Driver Ojol Mogok Diduga karena BBM Oplosan di Kendari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Kendari – Pertamina Patra Niaga Sulawesi telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi terkait dugaan Bahan Bakar Minyak (BBM) oplosan yang menyebabkan sejumlah motor pengemudi ojek online (ojol) mogok di Kendari.

    Hal ini disampaikan oleh Manager Communication Relation CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, pada Rabu (5/3/2025).

    Fahrougi menjelaskan bahwa tim Quality Control dari Pertamina sedang melakukan pengecekan langsung di lapangan, termasuk di SPBU yang menerima suplai Pertalite.

    “Kami tengah melakukan investigasi menyeluruh berkaitan dengan isu ini,” ujarnya.

    Pertamina juga telah berkoordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), serta aparat penegak hukum.

    “Kami akan melakukan uji sampling bersama instansi terkait untuk memberikan kepastian kepada masyarakat,” tambahnya.

    Laporan dari Driver Ojol

    Sebelumnya, sejumlah driver ojol di Kendari melaporkan bahwa mereka menjadi korban BBM oplosan.

    Mereka mendokumentasikan kondisi motor yang mogok setelah mengisi BBM di salah satu SPBU.

    Beberapa dari mereka bahkan mendatangi Polresta Kendari untuk melaporkan kejadian tersebut pada Selasa (4/3/2025).

    Kasi Humas Polresta Kota Kendari, IPDA Hariddin, menyatakan bahwa pihaknya akan memeriksa laporan yang masuk.

    “Saya cek dulu sebentar, saya pastikan dulu,” ungkapnya.

    Pengalaman Korban

    Salah satu pengemudi ojol, Dandy, mengungkapkan pengalamannya.

    Motor yang baru digunakannya selama tiga hari mogok setelah mengisi BBM di SPBU.

    “Saya isi Pertalite pada Senin (3/3/2025), sejak saat itu motorku mulai tersendat, dan kemarin baru mogok,” tuturnya.

    Setelah menghubungi teknisi diler, Dandy mengetahui bahwa saringan tangki BBM motor tersebut kotor. “Heran juga, masa motor baru langsung kotor filternya,” jelasnya.

    Dandy menambahkan bahwa kejadian serupa juga dialami oleh rekan-rekannya yang mengisi BBM di SPBU yang sama.

    “Kejadian begini bukan hanya saya, temanteman ojol lain juga jadi korban. Kami sudah membuat laporan ke Polres Kendari,” tutupnya.

    (TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kronologi Ibu Muda dan Anak Balitanya Tewas Tenggelam di Sendang Blora, Diduga Tak Bisa Berenang – Halaman all

    Kronologi Ibu Muda dan Anak Balitanya Tewas Tenggelam di Sendang Blora, Diduga Tak Bisa Berenang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Blora – Sebuah tragedi terjadi di Desa Kajengan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, ketika seorang ibu muda, Lusi Yeni (24), dan anak balitanya, MH (4), ditemukan tewas tenggelam di pemandian sendang.

    Kejadian ini terjadi, pada Rabu (5/3/2025) pagi hari, sekitar pukul 08.00 WIB.

    Menurut Kapolsek Todanan, Iptu Joko Sulistya, korban pertama kali ditemukan oleh warga yang akan mencuci pakaian di lokasi tersebut.

    Warga tersebut melihat ada sosok yang mengapung di sebelah timur sendang dalam posisi telentang.

    “Warga tidak berani menolong dan meminta bantuan warga lain. Mereka kemudian mengangkat korban ke tepian pemandian,” jelas Iptu Joko kepada Tribun Jateng.

    Setelah ditemukan, Lusi Yeni yang sudah meninggal dibawa ke rumah mertua di Desa Kajengan, sedangkan MH dibawa ke Puskesmas Todanan.

    Namun, saat dilakukan pemeriksaan, MH juga dinyatakan telah meninggal.

    Investigasi dan Penanganan

    Kejadian ini dilaporkan ke Polsek Todanan, yang segera mendatangi lokasi bersama anggota Koramil, petugas Puskesmas, dan petugas kecamatan.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada tanda-tanda penganiayaan, dan kejadian ini dinyatakan sebagai musibah.

    “Jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” tambah Iptu Joko.

    Berdasarkan keterangan saksi, diketahui bahwa Lusi Yeni mengajak anaknya berenang di pemandian sendang.

    Diduga, karena tidak bisa berenang dan kondisi kolam yang licin, keduanya tenggelam.

    Pemandian sendang di Desa Kajengan memiliki ukuran panjang sekitar 15 meter, lebar 9 meter, dengan kedalaman air 1 hingga 2 meter.

    (TribunJateng.com/M Iqbal Shukri)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pejabat Dinas Pendidikan di Sumut Tipu Pengusaha Rp1,2 Miliar, Polisi Ungkap Modusnya – Halaman all

    Pejabat Dinas Pendidikan di Sumut Tipu Pengusaha Rp1,2 Miliar, Polisi Ungkap Modusnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Sumut – Polda Sumatera Utara (Sumut) berhasil mengungkap kasus penipuan proyek pengadaan sekolah yang melibatkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial TMH.

    Kasus ini mencuat setelah TMH, yang menjabat sebagai Kepala Seksi SMA di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Sumut, diduga menipu seorang pengusaha hingga merugikan korban sebesar Rp1,2 miliar.

    TMH menawarkan investasi menggiurkan kepada korban, HS, dengan mengeklaim adanya proyek senilai Rp5,7 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Pendidikan Sumut.

    Dalam tawarannya, TMH menjanjikan keuntungan sebesar 30 persen dalam waktu tiga bulan.

    Tawaran ini membuat HS tergiur dan akhirnya menyetorkan dana secara bertahap hingga total mencapai Rp1,2 miliar.

    Namun, seiring berjalannya waktu, proyek yang dijanjikan tidak kunjung terlihat, dan uang yang disetorkan raib tanpa kepastian.

    Setelah menerima laporan dari HS, Polda Sumut langsung bergerak.

    Setelah dua kali pemanggilan yang diabaikan oleh TMH, polisi menerbitkan Surat Perintah Membawa dan berhasil menangkapnya.

    “Kami telah mengamankan barang bukti berupa bukti transfer, kuitansi, rekening transaksi perantara, serta surat perjanjian kerja sama antara korban dan tersangka,” ungkap Plt Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Yudhi Surya Markus Pinem, pada Rabu, 5 Maret 2025.

    Imbauan untuk Masyarakat

    Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan bahaya investasi dengan janji keuntungan instan yang sering kali berujung pada penipuan.

    Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, menegaskan komitmennya untuk memberantas kejahatan ekonomi, terutama yang melibatkan oknum pejabat.

    “Kami akan terus menindak tegas para pelaku. Kami juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan segera melapor jika menemukan indikasi penipuan,” tegas Kombes Yudhi.

    (Tribun-Medan.com/Arjuna Bakkara)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Mudasir, Oknum Anggota Satpol PP Ternate Pelaku Pemukulan Wartawan yang Kini Jadi Tersangka – Halaman all

    Sosok Mudasir, Oknum Anggota Satpol PP Ternate Pelaku Pemukulan Wartawan yang Kini Jadi Tersangka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TERNATE – Mudasir, oknum anggota Satpol PP Ternate akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

    Mudasir jadi tersangka kasus dugaan kekerasan terhadap dua jurnalis, saat melakukan peliputan aksi Indonesia gelap di kantor Wali Kota Ternate beberapa waktu lalu.

    “Yang bersangkutan terlapor M sudah kita tetapkan tersangka atas laporan pelapor pertama atas nama Julfikram Suhadi,” kata Kasat Reskrim Polres Ternate AKP Widya Bhakti Dira, Rabu (5/3/2025).

    Penetapan tersangka ini setelah penyidik memanggil dan melakukan pemeriksaan terhadap pelapor.

    Penetapan tersangka ini berdasarkan keterangan saksi, pelapor, terlapor, barang bukti rekaman video, rekaman CCTV serta barang bukti lainnya.

    “Karena sudah penetapan tersangka, statusnya dari penyelidikan naik ke penyidikan,” ungkapnya.

    Diketahui dalam kasus ini ada dua korban yakni M Zulfikram Suhadi dari TribunTernate.com dan Fitriyanti dari HalmaheraRaya.id.

    Untuk laporan pelapor Fitriyanti Safar, polisi akan melakukan pemanggilan kembali terhadap pelapor untuk diminta keterangan.

    Dalam penyelidikan, Penyidik Polres Ternate telah mengantongi rekaman CCTV Kantor Wali Kota Ternate sebagai bukti, kemudian 7 orang saksi dari jurnalis juga telah dimintai keterangan.

    Sosok Mudasir

    Mudasir adalah pegawai Satpol PP dan Linmas Kota Ternate, Maluku Utara.

    Saat kejadian, Mudasir tengah melakukan tugas pengamanan aksi Aliansi Mahasiswa Maluku Utara (AMMU) bersama dengan rekan sesama anggota Satpol Pp di depan Kantor Wali Kota Ternate, Senin (23/2/2025). 

    Aksi unjuk rasa tiba-tiba mulai memanas.

    “Saya bergerak menuju ke depan pintu kantor Wali Kota, untuk turut membantu sesama teman-teman petugas. Dengan tujuan melerai kondisi chaos antara massa dan petugas,” kata Mudasir menjawab pertanyaan saat pemeriksaan polisi mengutip TribunTernate.com.

    Mudasir mengaku dia berada di posisi barisan ketiga (paling belakang) dari petugas Satpol PP lainnya.

    Saat itu ia melihat seorang pria diamankan dari tengah-tengah kerumunan di dalam halaman Kantor Wali Kota Ternate.

    Mudasir mengira, orang itu adalah salah satu mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.

    “Setelah saya melihat ada yang diamankan, saya tidak lagi mendekat ke kerumunan tersebut. Saya lebih memilih untuk kembali ke depan pintu kantor Wali Kota,” kata Mudasir.

    “Namun pada saat saya mau berjalan ke sana, saat itu juga saya mendapat lemparan batu dari massa aksi.”

    “Lemparan batu itu mengenai wajah saya (bagian pipi) sebelah kiri dan menimbulkan bengkak/lebam,” jelasnya.

    Karena emosi, Mudasir lalu mengalihkan tujuannya ke seorang pria yang diamankan tadi untuk ‘melampiaskan emosinya’.

    “Tetapi dalam lakukan aksi pemukulan, tangan saya dihalangi orang-orang yang berada di lokasi.”

    “Sehingga tangan saya tidak mengenainya, dan saat itu langsung diamankan oleh teman-teman petugas,” papar Mudasir.

    “Setelah saya diamankan, datang seorang perempuan yang berusaha menarik baju, sehingga saku kiri depan sobek.”

    “Setelah itu saya diamankan ke dalam pos penjagaan, dan selanjutnya saya berinisiatif untuk kembali menenangkan diri di rumah.”

    “Oleh karena itu proses pengamanan selanjutnya saya sudah tidak mengetahui lagi,” sambungnya.

    Di akhir pemeriksaan, Mudasir mengaku menyesali perbuatannya karena sudah mencederai institusi.

    “Saya sangat menyesali tindakan saya pada saat itu, karena telah mencederai nama institusi Satpol PP dan Linmas khususnya di Kota Ternate, serta Satpol PP secara umum di seluruh Indonesia.”

    “Terlebih lagi nama baik keluarga terutama istri dan anak saya.”

    “Apabila dikasih kesempatan untuk bertemu dengan korban, saya ingin meminta maaf,” tuturnya. 

    Sempat Mangkir Panggilan Polisi

    Mudasir diketahui sempat mangkir dari panggilan polisi.

    Mudasir belum diperiksa atau dimintai keterangan karena tidak menghadiri panggilan.

    Sehingga penyidik kembali (hari ini Senin) mengirim surat panggilan kedua ke terlapor, Senin.

    “Panggilan ke dua sudah kami berikan, dalam surat panggilan ke dua, terlapor diminta datang Selasa (4/3/2025) besok,” ungkap  Kasat Reskrim Polres Ternate, AKP Widya Bhakti Dira, Senin (3/3/2025).

    Namun jika Mudasir absen panggilan kedua, maka disusul panggilan ketiga serta pemanggilan paksa. 

    Kronologi Pemukulan Jurnalis

    Sebelumnya, jurnalis Tribun Ternate menjadi korban pemukulan oleh anggota Satpol PP. 

    Pemukulan ini terjadi saat Julfikram Suhadi meliput aksi Indonesia Gelap yang digelar Aliansi Mahasiswa Maluku Utara (AMMU) di depan Kantor Wali Kota Ternate, Senin (23/2/2025). 

    Saat itu, Julfikram sedang mengambil gambar aksi massa yang terlibat bentrok dengan petugas Satpol PP. 

    Seorang Satpol PP tiba-tiba memukul tangan Julfikram. 

    “Saya sedang ambil gambar saat massa aksi mulai chaos. Saat massa dan aparat saling dorong, tiba-tiba tangan saya dipukul,” ungkap Julfikram. 

    Julfikram sempat memprotes sikap anggota Satpol PP tersebut dan menyatakan dirinya merupakan wartawan yang sedang bekerja. 

    Namun, Julfikram justru dipukul hingga ditendang di bagian rusuk dan wajah dalam kerumuman pihak keamanan.

    “Saya liputan dilengkapi id card pers. Dalam kerumunan itu ada polisi dan Satpol PP, dan saya yakin yang pukul itu anggota Satpol PP,” tegasnya.

    Sumber: (TribunTernate.com/Randi Basri) (Tribunnews.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunTernate.com dengan judul Oknum Satpol PP Ternate yang Pukul Wartawan Ditetapkan Tersangka