Category: Tribunnews.com Regional

  • Pria di Lubuklinggau Tewas Dibacok, Pelaku Ternyata Rekannya Komplotan Pencuri Sapi – Halaman all

    Pria di Lubuklinggau Tewas Dibacok, Pelaku Ternyata Rekannya Komplotan Pencuri Sapi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kejadian pembacokan yang mengakibatkan tewasnya Ismail di Lubuklinggau kini terungkap sebagai bagian dari aksi komplotan pencurian sapi.

    Rudi Hartono, yang merupakan tersangka utama dalam kasus ini, ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Musi Rawas.

    Hal ini berdasarkan keterangan dari Selamet, salah satu saksi yang juga terlibat dalam komplotan tersebut.

    Menurut Kanit Pidum Sat Reskrim Polres Lubuklinggau, Ipda Novra, Selamet mengungkapkan mereka telah melakukan pencurian sapi di Desa Sungai Bunut, Kecamatan BTS Ulu pada bulan Januari lalu.

    Selamet berperan dalam menyiapkan barang-barang serta menjadikan rumahnya sebagai basecamp untuk merencanakan pencurian.

    “Selamet berperan menyiapkan barang-barang mereka, serta rumahnya menjadi basecamp (tempat merencanakan lokasi pencurian),” ujar Novra pada wartawan, Minggu (9/2/2025).

    Setelah mendengar pengakuan Selamet, anggota Polres Lubuklinggau berkoordinasi dengan Polres Musi Rawas dan menangkap Selamet pada Kamis (6/3/2025).

    “Kini Selamet sudah kita tetapkan jadi tersangka karena turut andil dalam pencurian sapi tersebut,” ungkap Novra.

    Selamet mengaku komplotan ini sering melakukan pencurian sapi, namun belum ada laporan resmi tentang aksi mereka.

    Mereka juga pernah beraksi di wilayah Muara Enim.

    Uang hasil pencurian dibagi lima di antara mereka, dan Selamet mengaku baru sekali terlibat.

    Reaksi Keluarga Korban

    Yanti, istri almarhum Ismail, membantah, suaminya memiliki utang kepada Rudi Hartono.

    “Tidak ada berutang dengan dia (Rudi Hartono),” kata Yanti pada wartawan, Jumat (7/3/2025).

    Ia mengungkapkan sebelum kejadian, Rudi mengajak suaminya untuk mencuri, namun Ismail menolak karena tidak diperbolehkan oleh Yanti.

    Setelah menolak ajakan Rudi, Ismail keluar rumah untuk membeli rokok dan tidak pernah kembali.

    Yanti dan anak-anaknya terkejut ketika mendengar teriakan warga dan menemukan Ismail tergeletak berlumuran darah.

    “Kemudian pukul 12.00 Wib terdengar orang-orang teriak, kami keluar dan terjadilah itu,” ungkapnya.

    Yanti berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.

    “Kita minta pelaku dihukum seberat-beratnya, nyawa balas nyawa,” tegasnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Meski Sudah Sungkem ke ODGJ yang Bakar Motornya, Bripka J Anggota Polres Labuanbatu Tetap Ditahan – Halaman all

    Meski Sudah Sungkem ke ODGJ yang Bakar Motornya, Bripka J Anggota Polres Labuanbatu Tetap Ditahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus anggota Polres Labuhanbatu, Bripka J tendang kepala Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bernama Evi berakhir damai.

    Bripka J bahkan sungkem minta maaf ke ODGJ bernama Evi tersebut. Kedua belah pihak saling memaafkan.

    Meski begitu, pimpinan tidak mentolerir sikap Bripka J.

    Kini dia menjalani proses hukuman dengan cara ditahan di tempat khusus atau di patsus. 

    “Langkah-langkah yang diambil oleh pimpinan Polres Labuhanbatu, bahwa anggota Satlantas tersebut (Bripka J), telah dilakukan proses oleh unit Paminal dan ditempatkan di Patsus Bid Propam Polres Labuhanbatu,” ujar Kasi Humas Polres Labuhanbatu, Kompol Syafruddin

    Sebelumnya Bripka J telah menendang kepala ODGJ bernama Evi, karena kesal motornya dibakar.

     

    Dari video yang beredar tampak Bripka J bersimpuh meminta maaf kepada ibunda dari Evi, Nurhayati. 

    “Saya Bripka Aldian Janu Rambe (Bripka J) selaku personil Satlantas Polres Labuhanbatu, dari hati yang paling dalam, dengan kejadian yang saya lakukan, saya memohon maaf yang sebesar besarnya kepada orangtua saudara Evi,” ujar Bripka J.

    Selanjutnya dalam kesempatan itu, Nurhayati tampak memaafkan Bripka J.

    Dia pun juga meminta maaf atas perbuatan Evi yang membakar motor Bripka J.

    “Saya pun minta izin, minta maaf atas kesalahan anak saya, saya minta maaf atas kesalahan anak saya,” ujar Nurhayati.

    POLISI TENDANG ODGJ – Tangkapan layar oknum polisi di Labuhan Batu sengaja menendang kepala wanita ODGJ, Jumat (7/3/2025). Alasan polisi berinisial Bripka J menendang kepala wanita tersebut lantaran kesal motornya dibakar. (Tribunmedan.com/ Facebook @amitamitamin)

    Damainya kedua pihak dibenarkan Kasi Humas Polres Labuhanbatu, Kompol Syafrudin.

    “Atas kejadian tersebut telah disepakati penyelesaian secara kekeluargaan,” ujar Syahrudin, Minggu (9/3/2025).

    Kendati demikian kata Syafrudin, pihaknya tidak mentolerir sikap Bripka J, kini dia menjalani proses hukuman dengan cara ditahan di tempat khusus atau di patsus. 

    “Langkah-langkah yang diambil oleh pimpinan Polres Labuhanbatu, bahwa anggota Satlantas tersebut (Bripka J), telah dilakukan proses oleh unit Paminal dan ditempatkan di Patsus Bid Propam Polres Labuhanbatu,” ujar Syafrudin.

     

    Syafrudin lalu menjelaskan duduk perkara kasus yang menyeret Bripka J.

    Peristiwa terjadi pada Kamis (6/3/2025) tepat pukul 16.00.

    Awalnya dia bersama personil lantas lainnya sedang bertugas di Pos Satlantas Polres Labuhanbatu di Kelurahan Rantauprapat, Kecamatan Rantau Utara.

    Bripka J kemudian memarkirkan kendaraan di sekitar post lantas.

    “Tiba-tiba seorang wanita datang dan menyiramkan cairan minyak diduga pertalite ke sepeda motor milik anggota polri (Bripka J ) dan langsung menyulutnya dengan menggunakan mancis (korek gas) sehingga sepeda motor (Bripka J) terbakar,” ujar Syafruddin.

    Melihat ada kegaduhan, kata Syafruddin, Bripka J dan sejumlah personil polisi lain mengejar Evi yang langsung melarikan diri.

    Kemudian Evi berhasil diamankan warga. 

    “Dan saat itu lah personil polisi (Bripka J) merasa kesal dan menendang wanita tersebut,” ujar Syafruddin.

     

    Sebelumnya diberitakan insiden Bripka J menendang Evi sempat viral di media sosial.

    Dilihat dari akun Facebook @amitamitamin, awalnya tampak Evi duduk di lantai lalu berdebat dengan Brigadir J.

    Warga juga tampak mengerumuni lokasi tersebut. Evi kemudian terlihat berteriak di hadapan Brigadir J.

    Selanjutnya, dalam sekejap, polisi itu menendang kepala wanita ODGJ tersebut.

    Saat kejadian, warga sekitar sempat melarang polisi melakukan kekerasan.

    “Jangan, Pak, jangan pakai kekerasan, Pak,” ujar warga sekitar.

    Selanjutnya, Evi dibawa dengan cara digotong oleh beberapa pria lain.

     

    Nasib Wanita ODGJ

    Kini, Evi telah diamankan di Polres Labuhanbatu untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Kami telah menerima laporan dari Polres Labuhanbatu terkait insiden ini. Kepolisian akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku dan langkah hukum yang akan diambil,” terang Yudhi.

    “Jika terbukti bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa, maka akan ada pendekatan yang sesuai dengan prosedur hukum dan kesehatan mental,” lanjutnya.

    Polres Labuhanbatu juga masih mendalami kasus ini guna memastikan motif dan latar belakang aksi pembakaran Evi.

    (*/tribun-medan.com/Tribunnews/kompas)

     

  • Bayi Ditemukan dalam Tas Ransel di Selokan, Kondisinya Masih Hidup Meski Sempat Dikerubungi Semut – Halaman all

    Bayi Ditemukan dalam Tas Ransel di Selokan, Kondisinya Masih Hidup Meski Sempat Dikerubungi Semut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TABANAN –Bayi laki-laki ditemukan di selokan pinggir Jalan Raya Pupuan-Seririt Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (8/3/2025) malam. 

    Bayi itu saat ditemukan berada di dalam tas ransel warna hitam merah.

    Beruntung kondisi bayi masih hidup saat ditemukan meski tubuhnya dikerubungi semut.

    Bayi itu kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

    Dikutip dari Tribun Bali, bayi tersebut pertama kali ditemukan I Made Dwi Arsana (32), petani asal Desa Bantiran. 

    Saat itu, Dwi Arsana sedang dalam perjalanan menuju Desa Subuk. 

    Sekitar 50 meter dari Pos Polisi Bantiran, dia berhenti lantaran menerima panggilan telepon. 

    Dia kaget mendengar suara tangisan dari tempatnya berhenti.

    “Awalnya saya kira itu suara luwak. Karena penasaran, saya dekati sumber suara tersebut dan kaget suara itu memang benar tangisan bayi dalam tas ransel yang tergeletak di selokan pinggir jalan,” ungkap Dwi Arsana kepada aparat kepolisian.

    Dwi Arsana kemudian menghubungi 2 saksi lainnya, yaitu Perbekel Desa Bantiran, I Nyoman Suranata (55), dan I Made Artana (52), seorang PNS setempat. 

    Setelah tiba di lokasi, mereka bersama-sama membuka tas tersebut dan menemukan bayi laki-laki dalam keadaan masih hidup, namun dikerubungi semut.  

    “Kondisi bayi saat ditemukan masih hidup. Namun dikerubungi semut,” bebernya.

    Melihat kondisi bayi yang memprihatinkan, mereka segera melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Pupuan. 

    Bayi itu juga dibawa ke Puskesmas Pupuan I.

    PENEMUAN BAYI – Bayi laki-laki ditemukan di selokan pinggir Jalan Raya Pupuan-Seririt Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (8/3/2025) malam dalam perawatan Puskesmas Pupuan I Bali. Kondisi bayi masih hidup saat ditemukan.

    Semantara, berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan oleh Unit Reskrim Polsek Pupuan, bayi laki-laki tersebut diperkirakan baru lahir sekitar 3 jam sebelum ditemukan. 

    Bayi tersebut memiliki berat badan sekitar 2,8 kilogram (kg). 

    Bayi terebut masih memiliki tali pusar dan dibungkus dengan kain kemben berwarna ungu.

    Kasi Humas Polres Tabanan, Iptu I Gusti Made Berata yang dikonfirmasi Minggu 9 Maret 2025, membenarkan adanya temuan bayi tersebut. 

    Jajaran Reskrim Polsek Pupuan melakukan penyelamatan melalui pemeriksaan medis. 

    Selain itu juga Unit Reskrim Polsek Pupuan mengamankan beberapa barang bukti dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) seperti, tas ransel hitam merah merk Polo Henda, 6 lembar kertas bertuliskan pelajaran, 1 gulung benang warna abu tua, 1 gulung perban warna putih, 1 buah tas belanja polos warna biru.

    “Untuk kasusnya sedang dilakukan penyelidikan. Kami berharap siapa pelaku yang tega membuang bayi yang baru lahir tersebut bisa cepat terungkap,” harapnya.

    Sementara, langkah-langkah yang akan dilakukan kepolisian yakni menganalisis rekaman CCTV di sepanjang Jalan Raya Pupuan-Seririt. 

    Kemudian melacak data persalinan di wilayah Kecamatan Pupuan dan berkoordinasi dengan pimpinan untuk menentukan langkah hukum lebih lanjut. (gus)

  • Jadi Korban Salah Tangkap Polisi, Pencari Bekicot Mengalami Persekusi Hingga Trauma Berat – Halaman all

    Jadi Korban Salah Tangkap Polisi, Pencari Bekicot Mengalami Persekusi Hingga Trauma Berat – Halaman all

    TRIBUNEWS.COM, JAKARTA – Kusyanto (38) seorang pencari bekicot yang menjadi korban salah tangkap oleh oknum polisi berpangkat Aipda.

    Warga Desa Dimoro Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu mengaku trauma.

    Kusyanto dituduh mencuri pompa air dan dipersekusi oleh sejumlah orang, meski akhirnya terbukti tidak bersalah.

    “Demi Allah, saya bukan pencuri. Keseharianku cuma berburu bekicot untuk dijual,” ujar Kusyanto dengan suara terisak saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/3/2025).

    “Walau orang kecil, saya tidak pernah mencuri,” tegasnya.

    “Saya dipaksa mengaku maling, padahal saya bukan maling dan saya meminta oknum itu meminta maaf dan pulihkan nama baik saya, saya takut dan malu,” lanjut pria lulusan SD ini.

    Kusyanto yang bekerja sebagai pencari bekicot ini mengalami trauma berat usai dipersekusi dengan tudingan ‘maling’ pompa air.

    Warga Desa Dimoro, Toroh, Grobogan, ini diketahui menjadi korban salah tangkap sejumlah orang dan anggota kepolisian berpangkat Aipda.

    Faktanya, Kusyanto tidak terbukti mencuri meski telah ketiban apes dan merugi menerima kekerasan fisik serta psikis.

    Di hadapan kerumunan warga, lajang bertubuh kurus ini dipaksa mengakui perbuatan yang tidak pernah sekalipun ia lakukan.

    Video Kusyanto dipermalukan di muka umum oleh IR, anggota Polsek Geyer, Polres Grobogan, itu viral di media sosial baru-baru ini.

    Direkaman amatir berdurasi pendek itu, Kusyanto pasrah di tengah intimidasi polisi.

    Kusyanto yang duduk di kursi dengan kedua tangannya terikat di belakang itu diinterogasi IR yang berdiri di hadapannya.

    Mulut Kusyanto lantas dicengkeram IR menggunakan tangan kanannya hingga wajahnya mendongak ke atas.

    Aksi tak pantas itu dilakukan di ruang tamu hingga menjadi tontonan warga sekitar.

    “Ngaku rak! Ngaku rak! Hey! Hey! Hey! Mateni kowe rak pateken (membunuh kamu tidak masalah), saiki diesel mbok dolok ndi? (sekarang diesel kamu taruh mana),” kata IR memaksa Kusyanto.

    “Mboten Pak mboten (tidak Pak, tidak…),” lirih Kusyanto memohon.

    Awal mula kena salah tangkap Minggu (2/3/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIB itu adalah kenyataan paling pahit dalam perjalanan hidup Kusyanto.

    Saat itu Kusyanto duduk santai di persawahan Desa Suru, Kecamatan Geyer, tiba-tiba dibekuk IR bersama sejumlah warga lantaran dituduh mencuri pompa air bermesin diesel.

    Kusyanto yang sedang melepas lelah di sela aktivitasnya mencari bekicot pun kebingungan.

    Meski merasa tak bersalah, nyali Kusyanto seketika menciut.

    Kedua tangannya diikat dan ia diboncengkan motor menuju rumah mertua IR di Desa Ngleses, Kecamatan Boyolali.

    “Saya diapit di motor dan pak polisi itu duduk di belakang, di perjalanan, kepala saya juga dipukuli disuruh mengaku mencuri pompa air diesel,” kata Kusyanto.

    “Salah saya apa, saya tak tahu apa-apa, katanya di sana banyak pompa air diesel hilang,” lanjutnya.

    Rampung diinterogasi, Kusyanto kemudian langsung digelandang IR ke Mapolsek Geyer untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Motor Honda Verza milik Kusyanto juga disita.

    Hasil Kepolisian Hasil penyidikan Satreskrim Polsek Geyer ternyata menyebutkan Kusyanto tidak terbukti melakukan pencurian pompa air.

    “Kusyanto tidak bersalah dan tuduhan pencurian itu tidak bisa dibuktikan, Kusyanto benar-benar pencari bekicot,” kata penyidik Satreskrim Polsek Geyer yang enggan identitasnya dipublikasikan.

    “Di bronjong motornya juga masih ada banyak bekicot dan anggota kami Aipda IR telah salah langkah,” lanjutnya.

    Malam itu juga, Kusyanto dikembalikan ke rumahnya dengan disaksikan perangkat desa.

    Perkara salah tangkap itu juga langsung dimediasikan di Mapolsek Geyer.

    “Saya orang nggak punya, nggak bisa berbuat apa-apa, saya hanya ingin IR meminta maaf secara langsung dan nama baik saya dipulihkan, saya sakit hati, malu, dan takut pergi keluar,” kata Kusyanto.

     

     

  • Pengakuan Yuni Enumbi, Mantan TNI yang Selundupkan Senjata untuk KKB Papua, Beli Seharga Rp1,3 M – Halaman all

    Pengakuan Yuni Enumbi, Mantan TNI yang Selundupkan Senjata untuk KKB Papua, Beli Seharga Rp1,3 M – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Seorang mantan anggota TNI, Yuni Enumbi (29), ditangkap oleh tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz dan Polda Papua pada Kamis, 6 Maret 2025.

    Ia ditangkap karena menyelundupkan senjata produksi Pindad untuk disuplai kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puncak Jaya.

    Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa penangkapan ini adalah hasil kerja keras tim yang berhasil menggagalkan penyelundupan senjata dan amunisi.

    “Alhamdulillah, berkat kerja keras tim kami berhasil menggagalkan penyelundupan berbagai jenis senjata dan amunisi yang rencananya akan disuplai kepada KKB di Puncak Jaya,” ujarnya dalam jumpa pers, Sabtu, 8 Maret 2025.

    Yuni Enumbi ditangkap bersama dua orang lainnya, Yudhi Kalado, sopir, dan Matius Payokwa, helper.

    Yuni mengaku membeli senjata tersebut dari luar Papua seharga Rp1,3 miliar dengan tujuan untuk diserahkan kepada KKB.

    Sementara itu, Yudhi dan Matius mengaku tidak mengetahui isi muatan yang mereka bawa.

    Penyidikan Lanjutan

    Brigjen Faizal menegaskan pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut terkait penyelundupan senjata ini.

    “Kami akan terus menelusuri asal-usul senjata ini dan siapa saja yang terlibat,” katanya.

    Yuni Enumbi sebelumnya merupakan anggota TNI Kodam 18 Kasuari Papua Barat dengan pangkat Pradana.

    Yudhi Kalado berasal dari Manado, sedangkan Matius Payokwa beralamat di Jayapura.

    Kronologi Penangkapan

    Kapolda Papua, Irjen Patrige R. Renwarin, menjelaskan bahwa penangkapan ini berawal dari informasi mengenai pergerakan senjata ilegal yang akan dikirimkan ke Puncak Jaya.

    Tim kepolisian melakukan pemantauan dan penyidikan di beberapa titik di Jayapura dan Keerom sejak 1 Maret 2025.

    Penangkapan berlangsung pada pukul 22:50 WIT.

    “Penangkapan ini menegaskan komitmen Polri dalam menjaga keamanan serta mencegah peredaran senjata ilegal yang dapat mengancam stabilitas wilayah Papua,” ungkap Patrige.

    Dua pucuk senjata api laras panjang (belum terangkai);
    Empat pucuk pistol G2 Pindad;
    632 butir amunisi kaliber 5,56 mm;
    250 butir amunisi 9 mm;
    Satu pucuk senapan angin (belum terangkai);
    Satu paket laser senter dan mounting;
    Satu teleskop dan peredam;
    Satu popor kayu warna cokelat;
    Satu laras dan tabung senapan angin;
    Satu unit kompresor bertuliskan United warna biru (tempat penyimpanan senjata);
    Satu ponsel Vivo Y19S;
    Satu pompa dan tas angin;
    Satu kunci T;
    Satu paket gerinda portabel”
    Beberapa tas, termasuk tas senapan angin dan tas selempang berisikan identitas diri serta kartu ATM;
    Uang tunai senilai Rp369.600.000.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Jadi Korban Salah Tangkap Polisi, Pencari Bekicot Mengalami Persekusi Hingga Trauma Berat – Halaman all

    Sosok Kusyanto, Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap yang Dipersekusi Aipda IR Kini Mentalnya Hancur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sosok Kusyanto, pencari bekicot yang viral dipersekusi oleh oknum polisi untuk mengaku mencuri pompa air.

    Kusyanto malam itu hanya ingin mencari bekicot.

    Namun, di sela waktu istirahat di persawahan Desa Suru, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kusyanto justru disambangi oknum polisi dan ditekan untuk mengaku mencuri.

    Kejadin tersebut terjadi pada Minggu (2/3/2025) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.

    Detik-detik oknum polisi mencengkeram dan mencekik leher Kusyanto viral di media sosial.

    Terdengar teriakan oknum polisi yang kini diketahui berinisial Aipda IR, berteriak di depan Kusyanto.

    “Ngaku rak (Ngaku nggak)! Ngaku rak (Ngaku nggak)! Hey! Hey! Mateni kowe ra patheken (Membunuhmu tidak masalah). Saiki diesel mbok dokok ndi? (Sekarang dieselnya kamu taruh mana),” teriak Aipda IR memaksa Kusyanto.

    Kusyanto beberapa kali mengelak tuduhan tersebut.

    “Mboten, Pak mboten (Tidak, Pak, Tidak),” jawab Kusyanto.

    Kusyanto lantas digelandang ke Mapolsek Geyer untuk diperiksa.

    “Saya diapit di motor dan Pak Polisi itu duduk di belakang. Di perjalanan, kepala saya juga dipukul, disuruh ngaku mencuri pompa air diesel.”

    “Salah saya apa, saya tidak tahu apa-apa. Katanya di sana banyak pompa air diesel hilang,” jelas Kusyanto, Sabtu (8/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Dari hasil penyidikan, Satreskrim Polsek Geyer menyatakan Kusyanyo benar-benar hanya pencari bekicot.

    Tidak ada bukti dirinya melakukan tindak pencurian.

    “Kusyanto tidak bersalah dan tuduhan pencurian itu tidak bisa dibuktikan, Dia benar-benar pencari bekicot.”

    “Di bronjong (keranjang) motornya juga masih banyak bekicot. Anggota kami Aipda IR telah salah tangkap,” terang penyidik yang enggan disebutkan namanya.

    Sosok Kusyanto lantas menjadi pembicaraan.

    Kusyanto sendiri merupakan pria berusia 38 tahun.

    Ia merupakan pencari bekicot asal Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.

    “Demi Allah, saya bukan pencuri. Keseharian cuma berburu bekicot untuk dijual,” tutur Kusyanto sambil terisak menangis saat ditemui di rumahnya.

    Kusyanto telah dikembalikan dengan disaksikan perangkat desa setelah dinyatakan tidak bersalah.

    Namun, trauma Kusyanto masih membekas.

    Ia meminta Aipda IR meminta maaf secara langsung dan nama baiknya dipulihkan.

    Kusyanto mengaku sakit hati dan malu setelah video persekusinya viral di media sosial.

    “Saya orang gak punya, gak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya ingin IR meminta maaf secara langsung dan nama baik saya dipulihkan. Saya sakit hati, malu dan takut pergi keluar,” terang Kusyanto.

    Masih dari Kompas.com, Kusyanto tinggal di rumah berukuran 12 meter x 14 meter.

    Kediamannya mencerminnya betapa sederhana hidupnya.

    Rumah Kusyanto pun hanya berdinding kayu, beralaskan tanah tanpa plafon.

    “Walau orang kecil, saya tidak pernah mencuri. Saya dipaksa mengaku maling, padahal saya bukan maling,” tegas pria tamatan Sekolah Dasar tersebut.

    Tetangga juga menyebut sosok Kusyanto merupakan orang yang tidak neko-neko.

    “Kasihan Kusyanto difitnah, dihajar, dan dipermalukan. Dia gak neko-neko, disuruh apapun oleh para tetangga juga nurut,” tegas Sri Mutipah, tetangga Kusyanto.

    Kakak Kusyanto, Jumiyatun, menuntut hal serupa seperti adiknya.

    “Apa karena kami orang tak punya terus diperlakukan seenaknya. Kami minta nama baik Kusyanto dipulihkan dan pelaku meminta maaf secara langsung. Mental adik saya hancur. Kasihan,” ungkapnya.

    Kasi Humas Polres Grobogan, AKP Danang Esanto, mengatakan, kepolisian masih mendalami kasus dugaan salah tangkap yang melibatkan Aipda IR, anggota Polsek Geyer.

    “Kami akan melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terkait video viral tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku,” terang Danang.

    Dikutip dari TribunBanyumas.com, Aipda IR telah diperiksa sejak Jumat (7/3/2025).

    “Masih dalam penyelidikan.”

    “Saksi-saksi masih dalam proses,” jelas AKP Danang.

    Ia menurutkan, polisi telah meminta maaf kepada Kusyanto.

    Saat ini, Aipda IR belum ditahan, namun masih menjalani pemeriksaan intensif di Propam Polres Grobogan.

    Banyak pihak menyoroti prosedur penangkapan yang tidak sesuai SOP.

    Begitu juga dengan kekerasan yang dilakukan Aipda IR.

    Polres Grobogan berjanji akan menangani kasus ini dengan transparan dan sesuai prosedur.

    Aipda IR Harus Disanksi karena Tidak Profesional

    Pakar Hukum Pidana, Boris Tampubolon, menyikapi viral video aksi salah tangkap terhadap Kusyanto (38) pencari bekicot asal Desa Dimoro, Toroh, Grobogan.

    Kusyanto dituduh mencuri pompa air dan diperkusi sejumalah orang termasuk oknum polisi, meski akhirnya terbukti tidak bersalah.

    “Saya sangat prihatin dan menyesalkan perbuatan oknum polisi dari Polsek Geyer tersebut,” papar Boris dikutip, Minggu (9/3/2025).

    Menurutnya, perbuatan oknum polisi yang melakukan intimidasi untuk mendapatkan pengakuan dalam video tersebut sangat tidak profesional dan jelas telah melanggar hukum. 

    Ia menyebut polisi seharusnya menjalankan tugas dengan profesional, sesuai prosedur hukum dan menghormati hak asasi manusia. 

    Hal ini dinyatakan tegas dalam Pasal 5 huruf c Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi Polri (Perkap 7/2022) bahwa Polisi wajib menjalankan tugas, wewenang dan tanggungjawab secara profesional, proporsional, dan prosedural. 

    Serta, Pasal 7 huruf a Perkap 7/2022 juga menyatakan, Polisi wajib menghormati harkat dan martabat manusia berdasarkan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia.

    “Polisi tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan intimidasi kepada siapapun untuk mengejar pengakuan,” ucapnya.

    Boris menyebut hal ini jelas diatur dalam Perkap Pasal 10 ayat 2 huruf e Perkap No. 7/2022.

    “Intinya menyatakan polisi dilarang melakukan pemeriksaan terhadap seseorang dengan cara memaksa, intimidasi dan atau kekerasan untuk mendapatkan pengakuan,” paparnya.

    Lebih lanjut, Boris mengatakan, dalam Pasal 13 ayat 1 huruf a Perkap 8 tahun 2009 tentang Implementasi HAM, polisi dilarang melakukan intimidasi, ancaman, siksaan fisik, psikis ataupun seksual untuk mendapatkan informasi, keterangan atau pengakuan.

    “Bila perbuatan oknum polisi sebagaimana diberitakan ini benar adanya. Maka ini jelas sangat merugikan dan mencoreng nama baik Polri. Hemat saya, Polri harus segera memproses oknum yang bersangkutan dan diberikan sanksi,” paparnya.

    Menurutnya, polri juga secara institusi harus meminta maaf kepada korban salah tangkap tersebut untuk memulihkan nama baik korban. 

    “Bila perlu, Polri harus mengambil langkah-langkah pemulihan lainnya baik dari pemulihan traumanya ataupun ganti kerugian secara materi kepada korban,” ujar Founder Dalimunthe & Tampubolon Lawyers (DNT Lawyers) itu. (*)

    Sebagian yang ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Kasus Polisi Salah Tangkap Pencari Bekicot, Polres Grobogan Minta Maaf!

    (Tribunnews.com/ Siti N/ Seno Tri Sulistiyono) (Kompas.com/ Puthut Dwi Putranto Nugroho) (TribunBanyumas.com)

  • Daftar Nama 4 Korban Banjir dan Tanah Longsor di Sukabumi yang Masih Dalam Pencarian – Halaman all

    Daftar Nama 4 Korban Banjir dan Tanah Longsor di Sukabumi yang Masih Dalam Pencarian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – BNPB terus melakukan penanggulangan banjir dan tanah longsor yang  terjadi di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, pada Kamis (6/3/2025).

    Berdasarkan data yang dihimpun hingga Minggu (9/3/2025) bencana tersebut menyebabkan 5 warga meninggal dunia dan 4 warga dinyatakan hilang.

    Selain itu enam warga diantaranya di laporkan luka-luka.

    “Tercatat sebanyak 12 desa di 9 kecamatan terdampak banjir dan 30 desa di 22 kecamatan terdampak tanah longsor,” ujar Kapusdatin BNPB Abdul Muhari.

    Ia mengatakan peristiwa tersebut juga menyebabkan 1.424 KK atau 4.500 warga terdampak dan 83 KK atau 246 warga diantaranya dilaporkan mengungsi.

    Daftar nama korban yang dinyatakan meninggal dunia :
    1.      Eneng Sabiti (P/40th)
    2.      Siti Nurul Awlia (P/8th)
    3.      Nendi Saputra (P/7th)
    4.      Ooy (L/69th)
    5.      Yayar (L/70th)

    Daftar nama korban yang masih dalam pencarian:
    1.      Drajat (L/60th)
    2.      Siti Maryam (P/35th)
    3.      Ahyar Fauzi (L/9th)
    4.      Mondi (L/9th)

    Adapun kerugian materil tercatat, sebanyak 150 unit rumah Rusak Ringan (RR), 110 unit rumah Rusak Sedang (RS), 95 unit rumah Rusak Berat (RB), 3 unit jembatan RS, 3 unit jembatan RB, 1 sarana Kesehatan RS, dan 27 titik jalan terdampak serta 16 titik jembatan lainya juga ikut terdampak.

    Sebagai langkah percepatan penanganan bencana di Kabupaten Sukabumi, Dinas PUPR telah menurunkan alat berat.

    “Adapun kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, air mineral, selimut, matras, alat kebersihan dan hygiene kit masih dibutuhan para pengungsi terutama yang sedang mengungsi secara mandiri,” katanya.

    Ia mengatakan kondisi mutakhir banjir dinyatakan telah surut total. Kondisi terkini terkait bencana tanah longsor, berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan tiga kecamatan yang masih dalam masa tanggap darurat antara lain, Kecamatan Plabuhan Ratu, Kecamatan Simpenan, dan Kecamatan Lengkong.

    “Sejalan dengan keputusan tersebut, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melakukan aktivasi tiga posko darurat, yang pertama Pos Utama yang terletak di Pendopo Kabupaten Sukabumi, yang kedua Pos Lapangan yang terletak Pelabuhan Ratu, dan yang ketiga Pos Logistik yang terletak di Kantor BPBD Kabupaten Sukabumi,” pungkasnya.

  • Penampakan Villa Forest Hill Puncak, Diduga Penyebab Banjir karena Berdiri di DAS Ciliwung – Halaman all

    Penampakan Villa Forest Hill Puncak, Diduga Penyebab Banjir karena Berdiri di DAS Ciliwung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Villa Forest Hill Puncak diduga menjadi penyebab banjir, karena berdiri di DAS Ciliwung.

    Penampakan Villa Forest Hill Puncak. Villa Forest Hill Puncak adalah sebuah kompleks villa yang terletak di kawasan sejuk dan asri di daerah Bogor. 

    Villa Forest Hill Puncak beralamat di Tugu Utara, Kec. Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Villa Forest Hill Puncak diduga melanggar aturan karena berdiri di atas hutan produksi di Bogor, Jawa Barat. 

    Villa Forest Hill dikelilingi oleh alam pegunungan yang hijau. Villa ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan dan suasana yang tenang, cocok untuk liburan keluarga atau rombongan besar.

    Kompleks ini terdiri dari tujuh unit villa, dengan empat vila memiliki tiga kamar tidur dan tiga villa lainnya memiliki empat kamar tidur.

    Masing-masing vila dapat menampung antara 20 hingga 30 orang. Lokasi ini menjadi pilihan ideal untuk liburan keluarga atau rombongan perusahaan.

    Selain Villa Forest Hill Puncak, terdapat empat villa lainnya di kawasan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Republik Indonesia pun langsung memasang plang peringatan untuk lima villa tersebut.

    Pantauan TribunnewsBogor.com, Minggu (9/3/2025) di lokasi, plang ini berwarna putih merah dan langsung dipasang oleh Kemenhut tepat di depan bangunan villa. Untuk tulisannya sendiri bertuliskan, yakni “Area ini masuk dalam kawasan hutan dan dalam pengawasan direktorat jenderal penegakan hukum kehutanan.”

    Untuk villanya sendiri, yakni Villa Forest Hills, Villa Vinus, Villa Cemara, dan Villa Siporafrika. Semua bangunan milik sendiri namun masuk ke dalam wilayah hutan produksi.

    “Dimana sebagaimana saudara-saudara ketahui bahwa dua minggu treachery, termasuk yang dua hari lalu ada banjir besar di Bekasi, maka kita pemerintah dalam ini memandang perlu untuk melakukan review dan melakukan penertiban penggunaan-penggunaan lahan yang ada di hulu Sungai Ciliwung, DAS Bekasi, dan DAS Cisadane,” kata Direktur Penindakan Pidana Kehutanan Rudianto Saragih Napitu kepada wartawan.

    Ia melanjutkan, sebanyak 15 titik teridentifikasi masuk ke dalam kawasan hutan produksi.

    “15 titik yang lain yang akan juga kami lakukan penertiban dalam hal ini kita pasang plang. Nanti akan kita ambil keterangan dan pemasangan plang ini disaksikan oleh pak RT, pemilik, dan seluruh jajaran kami yang ada dari Jakarta,” ujarnya.

    Jajaran Kemenhut akan melakukan pemeriksaan kepada para pemilik usai pemasangan plang ini. Pemeriksaan akan mulai dilakukan dari segi legalitas dan dokumen-dokumen lainnya.

    “Tapi apabila nanti terbukti, tidak memiliki legalitas, dan tidak memiliki izin, akan dikenakan sanksi pidana. Lalu ada pemulihan aset, ada pasalnya di situ untuk pemulihan aset negara. Jadi aset negaranya itu berupa hutan akan digulirkan menjadi hutan lagi,” tandasnya.

  • Update Banjir di Kabupaten Bandung: 4 Kecamatan Tergenang, 11.032 KK Terdampak, Warga Mengungsi – Halaman all

    Update Banjir di Kabupaten Bandung: 4 Kecamatan Tergenang, 11.032 KK Terdampak, Warga Mengungsi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Update banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Minggu (9/3/2025) sekitar pukul 20.30 WIB. 

    Tercatat empat kecamatan tergenang air dan 11.032 KK terdampak genangan.

    Informasi banjir itu disampaikan Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat.

    “Ada warga yang terpaksa mengungsi akibat banjir sebanyak 246 KK atau 635 jiwa,” ujar Hadi saat dihubungi, Minggu (9/3/2025).

    Adapun empat kecamatan yang terdampak banjir, yaitu Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, dan Margahayu.

    Di Kecamatan Dayeuhkolot, empat desa terendam, yakni Desa Dayeuhkolot, Citeureup, Cangkuang Wetan, dan Pasawahan.

    Di Kecamatan Bojongsoang, desa yang terendam adalah Bojongsoang, Bojongsari, dan Buahbatu.

    Adapun di Kecamatan Baleendah, desa yang terendam adalah Baleendah, Rancamanyar, dan Andir.

    Sebanyak 8.043 unit rumah dan 13 fasilitas umum, 6 sekolah, serta 19 tempat ibadah terendam banjir.

    Dari total tersebut, sebanyak tiga unit rumah warga mengalami rusak berat dan satu unit lainnya rusak ringan.

    Saat ini, sejumlah petugas gabungan masih menyisir sejumlah titik lokasi banjir untuk mengevakuasi warga yang terisolasi.

    Sejumlah perahu dayung pun masih hilir mudik membawa warga untuk dievakuasi ke tempat tenda-tenda pengungsian yang lebih aman.

    “BPBD Jabar melaksanakan evakuasi warga dan penyedotan air di titik banjir,” kata Hadi.

  • Terapkan Program 1 Desa 1 Wifi, Bupati Tabalong Luncurkan Internet Gratis untuk Desa – Halaman all

    Terapkan Program 1 Desa 1 Wifi, Bupati Tabalong Luncurkan Internet Gratis untuk Desa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Tabalong resmi meluncurkan program “1 Desa 1 Wifi” sebagai bagian dari tujuh program prioritas pembangunan daerah. Program ini bertujuan menyediakan akses internet gratis di seluruh desa, guna mengatasi kesenjangan digital dan membuka peluang ekonomi berbasis digital bagi masyarakat.

    Bupati Tabalong HM Noor Rifani atau yang akrab disapa Haji Fani menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Tabalong Smart yang ia usung bersama Wakil Bupati Habib M Taufani Alkaf.

    “Ini sesuai dengan jargon kami pada saat kampanye, Tabalong Smart, yang kami jabarkan ke dalam tujuh program prioritas pembangunan,” ujar Haji Fani.

    Peluncuran program ini digelar di Halaman Pendopo Bersinar Pembataan, hanya kurang dari satu bulan sejak pasangan HM Noor Rifani – Habib M Taufani Alkaf resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tabalong pada 20 Februari 2025.

    Dukung Pendidikan dan Ekonomi Digital

    Program 1 Desa 1 Wifi dirancang untuk meningkatkan akses informasi, pendidikan, dan peluang usaha bagi masyarakat pedesaan. Dengan adanya internet gratis, masyarakat diharapkan lebih siap menghadapi tantangan era digital.

    “Internet gratis di perdesaan ini menjadi wujud nyata partisipasi pemerintah daerah dalam upaya membantu, memberikan layanan kepada masyarakat agar bisa berdaya saing,” kata Haji Fani.

    Sebagai tahap awal, program ini akan diterapkan di 12 desa yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Tabalong. Selanjutnya, target program ini pada 2025 adalah mencakup 50 desa dari total 131 desa dan kelurahan di wilayah tersebut.

    Tujuh Program Prioritas Tabalong Smart

    Selain Program 1 Desa 1 Wifi, Bupati HM Noor Rifani merancang enam program prioritas lainnya yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat Tabalong. Berikut tujuh program prioritas pembangunan Kabupaten Tabalong untuk lima tahun ke depan:

    Satu Desa Satu Wifi Gratis – Memastikan seluruh desa memiliki akses internet gratis untuk mendukung pendidikan, informasi, dan ekonomi digital.
    Satu Desa Satu Da’i – Setiap desa akan memiliki seorang Da’i guna memperkuat nilai-nilai religius dan membentuk masyarakat yang lebih harmonis.
    Tabalong Pasti Sehat – Menjamin pelayanan kesehatan berkualitas dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat.
    Mencetak 15 Ribu Tenaga Terampil – Menekan angka pengangguran melalui pelatihan dan pendidikan guna menciptakan tenaga kerja siap pakai.
    Beasiswa 1.000 Sarjana – Memastikan masyarakat Tabalong, terutama dari keluarga kurang mampu, bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
    100 persen Jalan & Jembatan Kabupaten Mantap – Memperbaiki dan memastikan infrastruktur jalan serta jembatan dalam kondisi baik.
    Kredit Permodalan untuk UMKM & Petani dengan Bunga 0% Tanpa Biaya Administrasi – Memberikan akses permodalan tanpa bunga untuk mendukung perkembangan UMKM dan sektor pertanian, serta mengurangi ketergantungan pada rentenir.

    Dengan berbagai program tersebut, Pemerintah Kabupaten Tabalong berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat daya saing daerah dalam menghadapi tantangan global.