Category: Tribunnews.com Regional

  • Polisi Ungkap Gudang MinyaKita Palsu di Bogor, Modusnya Kemas Minyak Curah Hingga Kurangi Takaran – Halaman all

    Polisi Ungkap Gudang MinyaKita Palsu di Bogor, Modusnya Kemas Minyak Curah Hingga Kurangi Takaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Polisi mengungkap gudang pemalsu minyak goreng MinyaKita di Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Dalam menjalankan aksinya, gudang tersebut menjadi tempat mengumpulkan minyak curah, kemudian dikemas dengan kemasan menyerupai MinyaKita lalu dijual seharga Rp 15.600 kepada distributor.

    Bukan hanya itu, pelaku pun mengurangi takaran minyak dalam kemasan.

    Seharusnya minyak kemasan pouch berat bersih ukuran 1 liter atau 1.000 ml.

    Namun nyatanya kapasitas dikurangi demi meraup keuntungan.

    Wakapolres Bogor, Kompol Rizka Fadhilah mengatakan pengungkapan tersebut dilakukan oleh jajaran Satreskrim Polres Bogor pada Jumat (7/3/2025).

    Dari pengungkapan yang dilakukan, satu orang pelaku yang mengelola tempat tersebut berinisial TRM berhasil diamankan dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

    “Sebagaimana diedarkan seharusnya berat bersih itu 1 liter, namun oleh tersangka berat yang diedarkan itu 750-800 ml sehingga terjadi pengurangan kuota yang seharusnya,” ujarnya, Senin (10/3/2025).

    Kompol Rizka Fadhilah mengungkapkan, bahan minyak didapatkan dari berbagai daerah seperti Tangerang dan Cakung.

    Di tempat tersebut, kata dia, minyak goreng curah dipacking ulang dengan kemasan MinyaKita lalu diedarkan.

    “Di dalam repackaging tersebut juga pelaku membuat pack yang tidak sesuai dengan ketentuan, di mana di dalam pack tidak dicantumkan berat bersih,” terangnya.

    Tak hanya sampai di situ, pelaku juga menjual minyak goreng dengan harga di atas ketentuan. 

    Hal tersebut membuat harga MinyaKita di pasaran tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan sangat merugikan masyarakat.

    Jika seharusnya harga dari distributor tingkat pertama dijual Rp 13.500, namun pelaku menjualnya dengan harga Rp 15.600.

    “Dengan tingginya harga yang dikeluarkan oleh TRM ini harga di tangan konsumen akhir di atas dari HET, di mana sesuai aturan pemerintah harga minyak kita adalah 15.700 namun faktanya bisa Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu,” katanya.

    Penulis: Muamarrudin Irfani

  • Tambang Emas Ilegal di Gunung Botak Maluku Longsor, Puluhan Orang Diduga Tertimbun – Halaman all

    Tambang Emas Ilegal di Gunung Botak Maluku Longsor, Puluhan Orang Diduga Tertimbun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kawasan tambang emas ilegal Gunung Botak di Namlea, Buru, Maluku longsor, Sabtu (8/3/2025).

    Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Aries Aminnulla mengatakan, puluhan orang jadi korban dalam kejadian ini.

    “Sementara jumlah korban yang terdata 13 orang,”

    “Besok (Minggu) dilanjutkan evakuasi. Jumlah korban 7 meninggal dan 6 patah tulang,” paparnya, Sabtu (8/3/2025).

    Ia menuturkan, longsornya tambang emas ilegal ini karena air turun deras dari atas tebing.

    “Info awal sementara dari saksi pegawai warung, air turun deras dari atas tebing dan mengakibatkan longsor,” ujar Kombes Pol. Areis Aminnulla saat dihubungi TribunAmbon.com.

    Saat kejadian, tak ada kegiatan di tambang dan diduga para korban tengah berada di warung-warung untuk sahur.

    “Karena dari saksinya dia sementara masak lalu ada suara air turun,” ujarnya.

    Ia menambahkan, tujuh korban yang meninggal langsung dievakuasi ke masjid terdekat.

    “Dari tujuh meninggal dunia, dua sudah dimakamkan. Lima sisanya masih di Masjid,”

    “Sedangkan enam orang luka-luka ada yang patah tulang juga dan sudah ada upaya perawatan,” jelasnya.

    Sementara itu, Kapolres Buru, AKBP Sulastri Sukidjang mengatakan, diduga ada 20 penambang ilegal yang tertimbun longsor.

    Pihaknya bersama instansi terkait pun masih melakukan pencarian terhadap korban yang tertimbun.

    “Saya sampaikan bahwa saat ini, rekan-rekan dari Basarnas bersama kami akan menuju TKP untuk melakukan pencarian,” ujarnya, Senin (10/3/2025).

    Selain itu, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi terkait longsornya tambang emas ilegal tersebut.

    “Kami juga telah memeriksa para saksi,” ujar Kapolres, dikutip dari TribunAmbon.com.

    Ia mengimbau kepada masyarakat apabila merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke Polres Buru guna proses identifikasi.

    Kata DPRD

    Sementara itu, Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Maluku, Nina Batuatas mendesak penutupan tambang emas di Gunung Botak ini.

    Mengutip TribunAmbon.com, tambang emas ilegal tersebut menjadi sumber petaka bagi masyarakat setempat.

    Pasalnya, longsor yang terjadi pada Sabtu lalu bukanlah yang pertama kali.

    “Sudah terlalu banyak korban jatuh akibat aktivitas tambang ilegal ini. Saya meminta pemerintah provinsi, Gubernur Maluku, dan juga aparat kepolisian setempat yakni Kapolres Buru untuk segera bertindak tegas,”

    “Jangan hanya dengan razia sesaat, tapi harus ada langkah permanen untuk menutup tambang ilegal Gunung Botak,” katanya, Minggu (9/3/2025).

    Ia pun meminta Kapolda Maluku untuk mengevaluasi jajarannya di Kabupaten Buru terkait tragedi ini.

    “Mengapa tambang ilegal ini tetap beroperasi meski sudah jelas melanggar hukum? Saya kira, Kapolda Maluku jangan diam, sudah harus evaluasi kinerja jajarannya di Kabupaten Buru,” tandas Nina.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Diduga Ada 20 Korban Tertimbun Longsor di Gunung Botak, Polisi dan Tim SAR Lanjutkan Pencarian

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunAmbon.com, Jenderal Louis MR/Mesya Marasabessy)

  • Partai Buruh-KSPI Demo 5 Hari di PT Sritex, Soroti Kejelasan Pesangon hingga PHK Dinilai Ilegal – Halaman all

    Partai Buruh-KSPI Demo 5 Hari di PT Sritex, Soroti Kejelasan Pesangon hingga PHK Dinilai Ilegal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Partai Buruh bersama Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah menggelar demo di depan PT Sritex Rejeki Isman Tbk, Jl. KH. Samanhudi 88 Jetis, Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah.

    Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengatakan, demo akan digelar sejak hari ini, Senin (10/3/2025) hingga Sabtu (15/3/2025) mendatang.

    Selain di PT Sritex, massa buruh juga menggelar demo di depan Kantor Kemenaker RI di Jakarta.

    “Kami menuntut kejelasan nilai pesangon dan THR serta dipekerjakannya kembali buruh PT Sritex,” kata Said Iqbal, lewat keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin.

    Said Iqbal melanjutkan, bentuk aksi tersebut meliputi orasi di depan pabrik oleh gabungan buruh Jawa Tengah.

    Pihaknya juga mendirikan tenda posko pengaduan dan advokasi PHK buruh PT Sritex.

    Selain itu, massa dijadwalkan melakukan pembagian takjil, serta pembagian selebaran tentang PHK buruh Sritex yang tidak sah atau ilegal karena tidak ada anjuran tertulis yang dibuat oleh pemerintah (Menaker).

    “Posko pengaduan atau advokasi ini dinamakan Posko Orange, yang juga menampung pengaduan buruh dari perusahaan lainnya yang tidak dibayar THR oleh perusahaannya.”

    “Posko Orange didirikan di depan Pabrik Sritex Sukoharjo dan juga di Semarang, selain itu posko pengaduan ini juga didirikan di Jakarta, tepatnya di Kantor Pusat KSPI,” tambahnya.

    Isu yang diangkat dalam aksi di depan PT Sritex Sukoharjo meliputi:

    1. Tidak ada kejelasan nilai pesangon dan THR yang dibayarkan untuk buruh serta waktu pembayarannya yang gelap.,

    2. PHK buruh Sritex tidak sah atau ilegal karena tidak ada kesepakatan tertulis bipartit dan tidak ada anjuran tertulis dari pemerintah (Menaker) mengenai hak-hak yang didapat oleh buruh yang ter-PHK,

    3. Menuntut kejelasan upah dan status hubungan kerja buruh Sritex yang akan dipekerjakan kembali oleh investor baru,

    4. Ada dugaan miliaran rupiah uang koperasi milik karyawan Sritex dipinjam oleh oknum pimpinan perusahaan untuk kepentingan yang tidak jelas dan informasinya sampai saat ini belum dikembalikan,

    5. Ada temuan dari KSPI Jawa Tengah dari hasil komunikasi dengan Kepala Deputi BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah bahwa lebih dari 1.200-an buruh Sritex berpotensi tidak mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) dengan alasan sudah mengundurkan diri, padahal JKP adalah hak buruh yang ter-PHK dengan alasan apa pun,

    6. Patut diduga dari temuan Posko Orange Partai Buruh dan KSPI Jawa Tengah pembayaran iuran JHT tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

    (Tribunnews.com/Endra)

  • Penyebab Kusyanto Jadi Korban Salah Tangkap, Aipda IR Lakukan Kekerasan hingga Ancaman Pembunuhan – Halaman all

    Penyebab Kusyanto Jadi Korban Salah Tangkap, Aipda IR Lakukan Kekerasan hingga Ancaman Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aipda IR, oknum Polres Grobogan ditempatkan di penempatan khusus (patsus) usai mengintimidasi pencari bekicot bernama Kusyanto (38) pada Minggu (2/3/2025) malam.

    Kusyanto diikat tangannya dan dipaksa mengaku melakukan pencurian mesin pompa air.

    Setelah dibawa ke kantor kepolisian, Kusyanto dinyatakan tak bersalah dan menjadi korban salah tangkap.

    Kapolres Grobogan, AKBP Ike Yulianto Wicaksono, mengaku telah mendatangi rumah Kusyanto untuk meminta maaf atas tindakan Aipda IR.

    “Kami sudah mendengarkan runtutan cerita yang disampaikan Pak Kusyanto mulai awal hingga terjadinya interogasi tersebut,” katanya, Minggu (9/3/2025).

    Aipda IR kini diperiksa Propam Polres Grobogan dan terancam mendapat sanksi.

    “Oknum tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku,” imbuhnya.

    Kasus ini berawal ketika Kusyanto beristirahat di persawahan Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

    Sejumlah warga mengaku sering kehilangan pompa air serta onderdil mesin diesel beberapa hari terakhir.

    Aipda IR yang mencurigai Kusyanto langsung melakukan penangkapan tanpa barang bukti dan membawanya ke rumah warga.

    Kusyanto diinterogasi di hadapan warga dengan kondisi tangan terikat ke belakang.

    Aipda IR mencengkeram mulut, mencekik leher, serta menekan jidat Kusyanto dengan kepalan tangan.

    Kusyanto mendapat ancaman pembunuhan jika tidak mengaku melakukan pencurian.

    Sepeda motor Honda Verza yang dipakai Kusyanto untuk mencari bekicot juga dirusak.

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menyatakan sepeda motor korban yang dirusak telah diperbaiki Kapolres Grobogan.

    Namun, pelaku pengrusakan sepeda motor belum dapat diungkap karena masih proses penyelidikan.

    “Nanti kan dari pemeriksaan itu akan bisa kita ketahui siapa yang merusak dan sebagainya.”

    “Imbauan dari kasus ini, semisal masyarakat melihat polisi melanggar SOP dalam bertugas bisa segera dilaporkan,” lanjutnya.

    Kusyanto Trauma

    Kusyanto mengaku ketakutan dibawa ke rumah mertuanya untuk diinterogasi.

    “Saya diapit di motor dan pak polisi itu duduk di belakang. Di perjalanan, kepala saya juga dipukuli disuruh mengaku mencuri pompa air diesel.”

    “Salah saya apa, saya tak tahu apa-apa. Katanya di sana banyak pompa air diesel hilang,” ucap Kusyanto, dikutip dari TribunJateng.com.

    Aipda IR kemudian membawa Kusyanto ke Mapolsek Geyer untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kusyanto dinyatakan tak melakukan pencurian sehingga dibebaskan.

    Akibat intimidasi tersebut, Kusyanto menjadi trauma keluar malam dan meminta Aipda IR meminta maaf.

    “Saya orang enggak punya, enggak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya ingin IR meminta maaf secara langsung dan nama baik saya dipulihkan.”

    “Saya sakit hati, malu, dan takut pergi keluar,” bebernya.

    Penyidik Satreskrim Polsek Geyer yang enggan disebut identitasnya mengatakan Kusyanto dipulangkan ke rumahnya malam itu juga.

    “Kusyanto tidak bersalah dan tuduhan pencurian itu tidak bisa dibuktikan. Kusyanto benar-benar pencari bekicot.”

    “Di bronjong motornya juga masih ada banyak bekicot. Anggota kami Aipda IR telah salah langkah,” bebernya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Aipda IR Polisi Salah Tangkap Aniaya Pencari Bekicot Kini Ditahan Propam, Korban Diancam Dibunuh dan Kompas.com dengan judul Nelangsa Kusyanto, Pencari Bekicot yang Jadi Korban Salah Tangkap Polisi, Takut Keluar

    (Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Putut Dwi) (TribunJateng.com/Iwan)

  • Tangisan Istri Warnai Rekonstruksi Pembunuhan Ayah dan Anak di Blora, Korban Tewas Diracun – Halaman all

    Tangisan Istri Warnai Rekonstruksi Pembunuhan Ayah dan Anak di Blora, Korban Tewas Diracun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Blora – Satreskrim Polres Blora menggelar rekonstruksi pembunuhan berencana yang menewaskan Muslikin (45) dan anak bungsunya S (9) di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

    Rekonstruksi berlangsung pada Senin (10/3/2025), di Polres Blora.

    Kejadian tragis ini terjadi pada Jumat, 21 Februari 2025, ketika Muslikin dan anaknya meminum air yang telah dicampur dengan racun apotas dan racun tikus.

    Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Selamet, pelaku pembunuhan, M. Khundori (35), yang merupakan adik ipar Muslikin, mengaku meracuni kedua korban dengan mencampurkan racun ke dalam air mineral di rumah korban.

    M. Khundori ditangkap di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Selasa, 25 Februari 2025.

    Dalam rekonstruksi, Khundori hadir mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye dan memperagakan aksi keji tersebut.

    Motif di balik tindakan M. Khundori adalah sakit hati dan dendam terkait masalah warisan dan jual beli. “Dari hasil pemeriksaan, dia mengakui bahwa racun dicampur di air mineral yang ada di rumah korban,” ungkap AKP Selamet.

    Kehilangan yang Mendalam

    Istri korban, Maspupah, turut hadir dalam proses rekonstruksi.

    Ia terlihat bersedih, duduk bersama anak sulungnya dan sesekali mengusap air matanya.

    Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Setelah kejadian, makam Muslikin dan anaknya dibongkar pada Jumat, 28 Februari 2025, untuk dilakukan otopsi.

    Proses ini bertujuan untuk memastikan penyebab kematian keduanya.

    Saat ini, Satreskrim Polres Blora masih menunggu hasil otopsi dari Tim Kedokteran Forensik Biddokkes Polda Jateng.

    Kejadian ini menjadi perhatian publik dan menyoroti kejahatan pembunuhan berencana yang melibatkan hubungan keluarga.

    Proses hukum terhadap M. Khundori akan dilanjutkan setelah hasil autopsi keluar.

    (TribunJateng.com/M Iqbal Shukri)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Penyebab Kusyanto Jadi Korban Salah Tangkap, Aipda IR Lakukan Kekerasan hingga Ancaman Pembunuhan – Halaman all

    Aipda IR Dipatsus Imbas Salah Tangkap Pria Pencari Bekicot di Grobogan, Ancam Bunuh Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aipda IR, polisi yang salah tangkap pria pencari bekicot di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), akhirnya ditahan dengan penempatan khusus (patsus).

    Aipda IR sendiri berdinas di Polsek Geyer Polres Grobogan, Polda Jateng.

    Korban salah tangkap Aipda IR adalah Kusyanto (38) warga Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Grobogan, yang dituduh sebagai pencuri pompa air bermesin diesel.

    Tak hanya salah tangkap, Aipda IR juga melakukan tindakan arogan dengan mencekik, memukul, mengikat tangan Kusyanto, dan diduga merusak motor korban.

    Bahkan, Aipda IR juga diduga melakukan ancaman pembunuhan terhadap korban.

    “Kusyanto tidak terbukti melakukan pencurian sehingga tindakan Aipda IR sudah ditangani oleh Propam Polres Grobogan dan dilakukan tindakan penempatan khusus,” kata Kapolres Grobogan Kapolres Grobogan AKBP Ike Yulianto Wicaksono, Senin (10/3/2025), dilansir dari TribunJateng.com.

    Ike mengungkapkan bahwa pada Minggu (9/3/2025) malam, pihaknya telah mengunjungi rumah Kusyanto untuk meminta maaf atas tindakan berlebihan yang dilakukan oleh Aipda IR.

    “Anggota tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku,” sebut Ike.

    Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Artanto mengatakan bahwa Ike telah membantu motor korban yang rusak.

    Meski begitu, Artanto enggan menyebutkan siapa pelaku yang merusak sepeda motor korban.

    “Nanti kan dari pemeriksaan itu akan bisa kita ketahui siapa yang merusak dan sebagainya,” ujar Artanto.

    Artanto melanjutkan kasus ini masih ditangani oleh Polres Grobogan dan pihaknya hanya melakukan pemantauan.

    “Imbauan dari kasus ini, semisal masyarakat melihat polisi melanggar SOP dalam bertugas bisa segera dilaporkan,” tuturnya.

    Korban Trauma Berat

    Kejadian polisi salah tangkap ini berawal pada Minggu (2/3/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIB, saat Kusyanto sedang duduk santai di persawahan Desa Suru, Kecamatan Geyer.

    Tiba-tiba saja Kusyanto dibekuk Aipda IR bersama sejumlah warga karena diduga mencuri pompa air bermesin diesel.

    Korban dicurigai mencuri hanya karena mengendarai motor Honda Verza warna merah tanpa pelat nomor.

    Kusyanto yang sedang melepas lelah di sela aktivitasnya mencari bekicot pun dibuat kebingungan.

    Meski merasa tak bersalah, nyali Kusyanto saat itu langsung menciut.

    Di hadapan kerumunan warga, Kusyanto dipaksa mengakui perbuatan yang tidak ia lakukan.

    Dalam rekaman amatir berdurasi pendek, Kusyanto tampak pasrah di tengah intimidasi yang ia terima.

    Kusyanto terlihat duduk di kursi dengan kedua tangannya terikat di belakang dan diinterogasi oleh Aipda IR yang berdiri di hadapannya.

    Leher Kusyanto juga dicengkeram oleh Aipda IR menggunakan tangan kanannya hingga wajahnya mendongak ke atas.

    “Ngaku rak! Ngaku rak! Hey! Hey! Hey! Mateni kowe rak pateken (membunuh kamu tidak masalah). Saiki diesel mbok dolok ndi? (sekarang diesel kamu taruh mana),” desak Aipda IR kepada Kusyanto saat kejadian.

    “Mboten, Pak, mboten (tidak Pak, tidak…),” jawab Kusyanto lirih. 

    Kedua tangan Kusyanto diikat lalu ia diboncengkan motor menuju rumah mertua Aipda IR di Desa Ngleses, Kecamatan Boyolali.

    “Saya diapit di motor dan Pak polisi itu duduk di belakang. Di perjalanan, kepala saya juga dipukuli disuruh mengaku mencuri pompa air diesel,” ungkap Kusyanto saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/3/2025), dilansir dari Kompas.com.

    “Salah saya apa, saya tak tahu apa-apa. Katanya di sana banyak pompa air diesel hilang,” imbuhnya. 

    Setelah diinterogasi, Kusyanto langsung digelandang Aipda IR ke Mapolsek Geyer untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sepeda motor Honda Verza milik Kusyanto juga ikut disita.

    Setelah diselidiki oleh Satreskrim Polsek Geyer, Kusyanto dinyatakan tidak terbukti melakukan pencurian pompa air bermesin diesel tersebut.

    Pada malam itu juga, Kusyanto langsung dipulangkan ke rumahnya dengan disaksikan perangkat desa.

    Kasus polisi salah tangkap ini juga telah dimediasikan di Mapolsek Geyer.

    Namun, Kusyanto tetap merasa trauma berat atas kejadian tidak mengenakkan yang dialaminya itu.

    Kusyanto meminta agar Aipda IR meminta maaf secara langsung kepada dirinya, pihak keluarga, dan desa.

    Kusyanto juga meminta supaya nama baiknya dipulihkan.

    “Walau orang kecil, saya tidak pernah mencuri. Saya dipaksa mengaku maling, padahal saya bukan maling. Saya meminta oknum itu meminta maaf dan pulihkan nama baik saya. Saya takut dan malu,” ucap Kusyanto.

    “Demi Allah, saya bukan pencuri. Keseharian cuma berburu bekicot untuk dijual,” lanjutnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Aipda IR Polisi Salah Tangkap Aniaya Pencari Bekicot Kini Ditahan Propam, Korban Diancam Dibunuh

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJateng.com/Iwan Arifianto) (Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho)

  • Penyebab Kusyanto Jadi Korban Salah Tangkap, Aipda IR Lakukan Kekerasan hingga Ancaman Pembunuhan – Halaman all

    Aipda IR Dipatsus usai Intimidasi Pencari Bekicot di Grobogan, Sepeda Motor Korban Dirusak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus salah tangkap dialami pencari bekicot di Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, bernama Kusyanto.

    Pria 38 tahun itu ditangkap oknum polisi saat sedang beristirahat di persawahan pada Minggu (2/3/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.

    Kusyanto kemudian dibawa ke rumah mertuanya menggunakan sepeda motor dan diintimidasi oknum polisi berinisial Aipda IR.

    Dihadapan warga, Kusyanto dipaksa mengaku mencuri mesin pompa air yang tak pernah dilakukannya.

    Kusyanto dicekik, diikat tangannya, dipukul, hingga mendapat ancaman pembunuhan oleh Aipda IR.

    Sepeda motor yang dipakai Kusyanto untuk mencari bekicot juga dirusak.

    Kapolres Grobogan, AKBP Ike Yulianto Wicaksono, mengatakan Aipda IR telah ditahan melalui penempatan khusus (patsus). 

    “Kusyanto tidak terbukti melakukan pencurian sehingga tindakan Aipda IR sudah ditangani oleh Propam Polres Grobogan dan dilakukan tindakan penempatan khusus,” tegasnya, Senin (10/3/2025).

    Ia mewakili Polres Grobogan telah mendatangi rumah Kusyanto untuk menyampaikan permintaan maaf.

    “Anggota tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku,” tandasnya.

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menyatakan sepeda motor korban yang dirusak telah diperbaiki Kapolres Grobogan.

    Namun, pelaku pengrusakan sepeda motor belum dapat diungkap karena masih proses penyelidikan.

    “Nanti kan dari pemeriksaan itu akan bisa kita ketahui siapa yang merusak dan sebagainya.”

    “Imbauan dari kasus ini, semisal masyarakat melihat polisi melanggar SOP dalam bertugas bisa segera dilaporkan,” lanjutnya.

    Diketahui, video aksi intimidasi yang dilakukan Aipda IR viral di media sosial.

    Aipda IR mencengkeram leher Kusyanto sambil memaksanya mengaku mencuri pompa air.

    “Ngaku rak, ngaku rak, ngaku rak (mengaku tidak).” 

    “Mateni kowe ora pateken (membunuh kamu tidak masalah),” kata Aipda IR kepada Kusyanto.

    Kusyanto Trauma

    Kusyanto mengaku ketakutan dibawa ke rumah mertuanya untuk diinterogasi.

    “Saya diapit di motor dan pak polisi itu duduk di belakang. Di perjalanan, kepala saya juga dipukuli disuruh mengaku mencuri pompa air diesel.”

    “Salah saya apa, saya tak tahu apa-apa. Katanya di sana banyak pompa air diesel hilang,” ucap Kusyanto, dikutip dari TribunJateng.com.

    Aipda IR kemudian membawa Kusyanto ke Mapolsek Geyer untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kusyanto dinyatakan tak melakukan pencurian sehingga dibebaskan.

    Akibat intimidasi tersebut, Kusyanto menjadi trauma keluar malam dan meminta Aipda IR meminta maaf.

    “Saya orang enggak punya, enggak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya ingin IR meminta maaf secara langsung dan nama baik saya dipulihkan.”

    “Saya sakit hati, malu, dan takut pergi keluar,” bebernya.

    Penyidik Satreskrim Polsek Geyer yang enggan disebut identitasnya mengatakan Kusyanto dipulangkan ke rumahnya malam itu juga.

    “Kusyanto tidak bersalah dan tuduhan pencurian itu tidak bisa dibuktikan. Kusyanto benar-benar pencari bekicot.”

    “Di bronjong motornya juga masih ada banyak bekicot. Anggota kami Aipda IR telah salah langkah,” bebernya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Aipda IR Polisi Salah Tangkap Aniaya Pencari Bekicot Kini Ditahan Propam, Korban Diancam Dibunuh dan Kompas.com dengan judul Nelangsa Kusyanto, Pencari Bekicot yang Jadi Korban Salah Tangkap Polisi, Takut Keluar

    (Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Putut Dwi) (TribunJateng.com/Iwan)

  • Pengakuan Kusyanto Pencari Bekicot Dituduh Curi Pompa Air, Oknum Polres Grobogan Lakukan Intimidasi – Halaman all

    Pengakuan Kusyanto Pencari Bekicot Dituduh Curi Pompa Air, Oknum Polres Grobogan Lakukan Intimidasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kusyanto (38), seorang pencari bekicot di Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi korban salah tangkap oknum polisi.

    Ia mendapat intimidasi dan dipaksa mengaku mencuri mesin pompa air.

    Video Kusyanto dipermalukan oknum polisi berinisial Aipda IR viral di media sosial.

    Dalam video terlihat Kusyanto yang sedang duduk diikat tangannya ke belakang dan diteriaki Aipda IR di hadapan warga.

    Aipda IR juga mencengkeram mulut Kusyanto karena tak mau mengaku melakukan pencurian.

    Aksi intimidasi tersebut terjadi saar Kusyanto beristihat usai mencari bekicot pada Minggu (2/3/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.

    Kusyanto mengaku ketakutan dibawa ke rumah mertuanya untuk diinterogasi.

    “Saya diapit di motor dan pak polisi itu duduk di belakang. Di perjalanan, kepala saya juga dipukuli disuruh mengaku mencuri pompa air diesel.”

    “Salah saya apa, saya tak tahu apa-apa. Katanya di sana banyak pompa air diesel hilang,” ucap Kusyanto, dikutip dari TribunJateng.com.

    Aipda IR kemudian membawa Kusyanto ke Mapolsek Geyer untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kusyanto dinyatakan tak melakukan pencurian sehingga dibebaskan.

    Akibat intimidasi tersebut, Kusyanto menjadi trauma keluar malam dan meminta Aipda IR meminta maaf.

    “Saya orang enggak punya, enggak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya ingin IR meminta maaf secara langsung dan nama baik saya dipulihkan.”

    “Saya sakit hati, malu, dan takut pergi keluar,” bebernya.

    Penyidik Satreskrim Polsek Geyer yang enggan disebut identitasnya mengatakan Kusyanto dipulangkan ke rumahnya malam itu juga.

    “Kusyanto tidak bersalah dan tuduhan pencurian itu tidak bisa dibuktikan. Kusyanto benar-benar pencari bekicot.”

    “Di bronjong motornya juga masih ada banyak bekicot. Anggota kami Aipda IR telah salah langkah,” bebernya.

    Kasi Humas Polres Grobogan, AKP Danang Esanto, mengaku telah mendalami kasus salah tangkap yang dialami Kusyanto.

    Aipda IR selaku anggota Polres Grobogan akan diperiksa untuk memberikan klarifikasi video yang viral di media sosial.

    “Kami akan melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terkait video viral tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Tangis Pencari Bekicot di Grobogan, Korban Salah Tangkap Polisi: Demi Allah, Saya Bukan Pencuri! dan Kompas.com dengan judul Nelangsa Kusyanto, Pencari Bekicot yang Jadi Korban Salah Tangkap Polisi, Takut Keluar

    (Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Putut Dwi) (TribunJateng.com/Daniel Ari)

  • Suami Kabur Usai Dugaan Perselingkuhan dengan Tetangga Terbongkar, Ibu Hamil Lapor Polisi – Halaman all

    Suami Kabur Usai Dugaan Perselingkuhan dengan Tetangga Terbongkar, Ibu Hamil Lapor Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KENDARI – PL, seorang ibu hamil di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan suaminya, AM (26) ke polisi, Minggu (9/3/2025).

    AM dipolisikan atas dugaan perselingkuhan dengan seorang wanita berinisial ME (24) yang merupakan tetangganya.

    ME diketahui juga sudah mempunyai suami yang bekerja di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe.

    PL melaporkan dugaan perselingkuhan AM ke polisi usai diberitahu oleh suami ME.

    PL mengaku memiliki bukti chat whatsApp antara ME dengan AM.

    “Itu yang kasih tahu saya suaminya perempuan itu. Saya dikasih tahu Sabtu malam kemarin, tanggal 8,” ungkap PL saat dikonfirmasi, Minggu (9/3/2025).

    PL mengatakan sudah melaporkan dugaan perselingkuhan suaminya dengan ME ke polisi.

    “Sudah saya melapor ke polisi tadi dengan bukti-bukti chatnya saya serahkan,” katanya.

    Ia mengaku melaporkan sang suami karena tidak senang dengan tingkah lakunya.

    Apalagi saat ini dirinya tengah hamil.

    “Iya ini saya lagi kondisi hamil, tinggal tunggu hari mau melahirkan,” ungkapnya.

    PL mengatakan setelah informasi tersebut terbongkar, AM kini tidak lagi pulang ke rumah.

    “Suami saya sudah kabur. Dia itu kerjanya driver online kalau selingkuhannya itu kerja di klinik kecantikan,” ujarnya.

    PL menyampaikan, sebenarnya dugaan perselingkuhan itu bukan yang pertama, bahkan sudah pernah terjadi tahun 2024.

    “Tapi saat itu saya tidak lapor hanya mediasi saja. Saya kira mau berubah, ternyata tetap begitu tingkah lakunya tidak berubah,” ujarnya.

    Sementara itu, AM yang dikonfirmasi terkait dirinya yang dilapor karena selingkuh dengan ME, belum memberikan jawaban.(TribunnewsSultra.com/Laode Ari)

  • 500 Rumah di Grobogan Terendam Banjir Akibat Tanggul Sungai Tuntang Jebol – Halaman all

    500 Rumah di Grobogan Terendam Banjir Akibat Tanggul Sungai Tuntang Jebol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Banjir melanda Desa Ringinkidul, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025) akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Desa Baturagung.

    Banjir ini mengakibatkan sekitar 500 rumah warga terendam dengan ketinggian air antara 30 cm hingga 150 cm.

    Kepala Desa Ringinkidul, Muhammad Shodiq, menyampaikan sekitar 150 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke Masjid dan Gereja setempat.

    “Yang mengungsi sekitar 150 KK,” ujar Shodiq kepada awak media di lokasi pengungsian.

    Untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak, pemerintah desa berencana membuka tiga dapur umum di Karangmalang, Gereja, dan Balai Desa Ringinkidul.

    Hingga Minggu sore, tim gabungan dari pemerintah desa dan BPBD Grobogan masih melakukan evakuasi warga menggunakan perahu karet.

    Jumlah pengungsi kemungkinan besar akan bertambah karena ketinggian air terus meningkat.

    Shodiq juga menerangkan, pemerintah daerah telah memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak.

    Semua logistik tersebut saat ini dikumpulkan di Gereja Ringinkidul untuk didistribusikan secara merata.

    “Pihak pemerintah daerah dan BPBD telah memberikan bantuan logistik berupa beras, mi instan, dan Dinas Kesehatan memberikan bantuan obat-obatan,” tambahnya.

    Namun, Shodiq mencatat, masih ada kebutuhan mendesak bagi warga yang mengungsi, terutama kasur dan selimut.

    Banjir Terbesar di Ringinkidul

    Menurut Shodiq, ini merupakan banjir terbesar yang pernah melanda Ringinkidul, khususnya di awal tahun 2025.

    “Ini merupakan banjir terbesar, kemarin dua kali banjir masih bisa teratasi,” ungkapnya.

    Salah satu warga, Suratno, menyebutkan hampir seluruh wilayah desa telah terendam.

    Jika air terus naik, tidak menutup kemungkinan seluruh desa akan terendam.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).