Category: Tribunnews.com Regional

  • Tiga Gerbong Kereta Terbakar di Stasiun Tugu Yogyakarta, Menhub Dudy: Tunggu Penyelidikan KNKT – Halaman all

    Tiga Gerbong Kereta Terbakar di Stasiun Tugu Yogyakarta, Menhub Dudy: Tunggu Penyelidikan KNKT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Peristiwa kebakaran yang menghanguskan tiga gerbong kereta terjadi di Stasiun Tugu, Yogyakarta pada Rabu (12/3/2025) pagi.

    Saat terjadi kebakaran, ketiga gerbong kereta itu sedang berada di jalur simpan Stasiun Tugu.

    Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

    “Pukul 06.44, petugas menerima informasi adanya kebakaran di Stasiun Tugu,” kata Feni kepada wartawan TribunJogja.com pada Rabu (12/3/2025).

    “Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 07.30 WIB,” sambungnya.

    Kendati demikian, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

    Menhub Beri Penjelasan

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi turut angkat bicara terkait insiden ini.

    Ia menegaskan bahwa keselamatan penumpang dan operasional transportasi merupakan prioritas utama.

    “Keselamatan adalah prioritas utama kami untuk semua moda transportasi, tidak hanya kereta api. Terkait kejadian ini, kami menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).”

    “Selain itu, kami juga akan melakukan evaluasi internal untuk mengidentifikasi penyebab dan langkah pencegahan ke depannya,” ujar Dudy.

    Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X juga memberikan tanggapan atas kejadian tersebut.

    Ia menyatakan bahwa lokasi kebakaran berada di sebelah utara stasiun dan, sejauh yang ia ketahui, tidak ada bangunan yang berpotensi memicu api sebesar itu.

    “Saya kira Pak Menteri sudah menyampaikan, tapi kebakaran itu terjadi di sebelah utara. Sejauh yang saya tahu, tidak ada bangunan yang bisa memicu api sebesar itu. Saya juga belum tahu pasti penyebab kebakaran tersebut. Semoga tidak ada hal yang perlu digelisahkan, ya normal saja,” ucap Gubernur DIY tersebut.

    Perjalanan KA Tak Alami Gangguan

    Kebakaran yang menghanguskan tiga gerbong kereta di Stasiun Tugu, Yogyakarta tidak menghambat operasional perjalanan kereta api.

    Feni mengatakan, kereta api yang melalui Stasiun Tugu, Yogyakarta tetap beroperasi secara normal.

    “Selama pemadaman api, penumpang untuk sementara dialihkan melalui pintu selatan dan barat Stasiun Tugu,” ucapnya.

    Pihaknya saat ini belum bisa memastikan berapa kerugian atas kejadian tersebut.

    Sebagaian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Insiden Kebakaran Gerbong Kereta di Stasiun Tugu Yogyakarta, Kemenhub dan KNKT Selidiki Penyebabnya

    (Tribunnews.com/David Adi) (TribunJogja.com/Hanif Suryo Nugroho)

  • 52 Napi Lapas Kelas II B Kutacane Aceh Tenggara Melarikan Diri, 26 Orang Belum Berhasil Ditangkap – Halaman all

    52 Napi Lapas Kelas II B Kutacane Aceh Tenggara Melarikan Diri, 26 Orang Belum Berhasil Ditangkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KUTACANE –  Dari 52 narapidana yang melarikan diri dari Lapas Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara, 26 napi sudah berhasil ditangkap. Sementara 26 orang lagi masih diburu.

    Satuan Reskrim Polres Aceh Tenggara terus melakukan pencarian begitu juga petugas Lapas Kelas II B Kutacane.

    “Saat ini sudah mencapai 26 napi diamankan termasuk ada yang menyerahkan diri, 9 napi di Lapas Kelas II B Kutacane dan 17 Napi Tahanan Tahti Polres Aceh Tenggara,” kata Kasat Reskrim Lapas Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara  Iptu Bagus Pribadi kepada TribunGayo.com, Rabu (12/3/2025).

    Menurutnya, jumlah napi yang melarikan diri 52 orang.

    Artinya, ada sekitar 50 persen atau 26 napi yang belum kembali ke Lapas.

    Kasat Reskrim Iptu Bagus Pribadi mengimbau kepada napi yang masih kabur untuk segera menyerahkan diri ke Polres maupun ke Lapas Kelas II B Kutacane.

    “Kepada pihak keluarganya diharapkan dapat bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk membantu memfasilitasi dan membawa napi yang kabur,” ujarnya.

    4 Napi menyerahkan diri di Polres Aceh Tenggara

    Empat napi akhirnya menyerahkan diri ke Polres Aceh Tenggara pada Selasa, (11/3/2025) sekira pukul 07.25 WIB.

    Kapolres Aceh Tenggara AKBP R Doni Sumarsono mengapresiasi keputusan empat napi yang menyerahkan diri dan mengimbau kepada napi lainnya agar mengikuti langkah serupa sebelum tindakan tegas dilakukan oleh aparat kepolisian.

    “Kami terus melakukan pencarian dan mengimbau kepada mereka yang masih buron agar segera menyerahkan diri secara sukarela. Penyerahan diri akan lebih baik daripada harus berhadapan dengan tindakan hukum yang lebih berat,” ujar Kapolres Aceh Tenggara.

    Saat ini, Polres Aceh Tenggara bekerja sama degan pihak Lapas dan instansi terkait, terus melakukan pencarian terhadap 35 napi yang masih dalam pelarian.

    Penjagaan di sejumlah titik strategis juga diperketat untuk mencegah pelarian lebih lanjut.

    Kapolres juga meminta kerja sama dari masyarakat agar segera melaporkan kepada pihak kepolisian apabila mengetahui keberadaan para tahanan yang masih buron.

    “Kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam memberikan informasi kepada pihak kepolisian guna mempercepat proses pencarian s erta menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Aceh Tenggara,” tambahnya.

    Bangun Lapas Baru

    Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Mashudi, Brigjen Pol Drs Mashudi berjanji tahun ini akan membangun Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara.

    “Alhamdulillah, lahan tanah seluas 4,1 hektare lebih telah diserahkan Bupati Aceh Tenggara Salim Fakhry dan akan ditinjau langsung lahannya. Insya Allah tahun ini akan dibangun Lapas baru di Kutacane,” ujar Mashudi kepada wartawan, Selasa (11/3/2025).

    Dikatakan Mashudi, Lapas Kelas II B Kutacane kondisi nya saat ini sudah sangat padat apalagi dihuni Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) 362 orang.

    Seharusnya Lapas Kelas II B Kutacane ini dihuni 85 orang. Ini udah cukup Over Kapasitas mencapai 300 persen.

    “Ini tak bisa lagi dibiarkan dengan hanya mengandalkan tenda-tenda. Makanya, akan digeser Napi atau WBP ke Lapas Aceh Tamiang dan daerah Lapas lainnya yang kosong. Agar Lapas Kelas II B Kutacane ini memadai untuk dihuni WBP,” jelasnya.

    Menurut Dirjenpas, kemarahan ini juga dipicu karena Lapas Kelas II B Kutacane karena over kapasitas menjadi cukup panas dan suasana bulan Suci Ramadan.

    Jadi, sehingga muncullah masalah adanya Narapidana yang melarikan diri 52 orang.

    Dari itu,  20 orang sudah kembali dan 32 lagi kita harapkan dikembalikan pihak keluarganya ke Lapas Kelas II B Kutacane.

    “Saya yakin dibawah kepemimpinan Bupati Agara ini masyarakat akan patuh -patuh kepada Bupatinya,” katanya. 

    Turunnya tim dari pusat itu, turut dihadiri Anggota Komisi XIII DPR RI, Kakanwil PAS Yan Rusmanto, Bupati Agara M Salim Fakhry, Wabup Aceh Tenggara dr Heri Al Hilal, Sekda Agara Yusrizal, Kepala Lapas Kelas II B Kutacane Andi Hasyim, Dandim dan Kapolres Agara dan pejabat lainnya.

     

    Penulis: Asnawi Luwi

    dan

    52 Napi Kabur karena Over Kapasitas, Dirjenpas: Tahun Ini Akan Dibangun Lapas Kutacane yang Baru

     

  • Terungkap Keberadaan Penghuni Rumah TKP Temuan Kerangka Pria dalam Mobil di Asrama Polisi – Halaman all

    Terungkap Keberadaan Penghuni Rumah TKP Temuan Kerangka Pria dalam Mobil di Asrama Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap keberadaan penghuni rumah tempat kejadian perkara (TKP) penemuan kerangka manusia dalam mobil yang terparkir di rumah kosong di Asrama Polisi Polsek Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur (Jatim).

    Terbaru, diketahui bahwa jasad manusia yang ditemukan tinggal kerangka pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 13.50 WIB itu berjenis kelamin laki-laki.

    Hal itu didapatkan dari hasil pemeriksaan oleh tim forensik dari Tim Bid Dokkes Polda Jatim pada Selasa (11/3/2025). 

    Kerangka pria ditemukan di dalam kursi sebelah kiri depan mobil Honda Civic milik Aipda Yudi Setiawan, mantan Kanit Reskrim Polsek Ujungpangkah.

    Jasad korban ditemukan dalam kondisi tak berbentuk dan hanya tersisa tulang belulang. 

    Penemuan kerangka manusia ini berawal saat petugas Polsek Gita Nurani dihubungi Yudi 

    Saat itu, Gita dihubungi Yudi untuk membuka kendaraan sedan Honda Civic miliknya yang terparkir di Asrama Polsek Ujungpangkah.

    Kendaraan tersebut sudah lama mangkrak dan akan diambil accu-nya oleh seseorang.

    Tetapi saat Gita membuka pintu mobil tersebut, dia dibuat terkejut setelah mendapati kerangka manusia yang ditemukan di kursi bagian kiri mobil.

    Gita langsung melaporkan temuan tersebut ke Polsek Ujungpangkah.

    Aspol Polsek Ujungpangkah sendiri persis berada di samping Polsek Ujungpangkah.

    Kurang lebih terdapat 10 rumah di aspol Polsek Ujungpangkah Gresik.

    Sementara itu, mobil Honda Civic berada di rumah nomor enam dari Polsek.

    Rumah menghadap ke jalan raya Ujungpangkah, Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik.

    Kondisi bangunan rumah di Aspol ada yang rusak, ada yang masih bagus. Namun, semuanya tidak berpenghuni.

    Hanya ada satu rumah yang terdapat mobil terparkir.

    Rumah itu ternyata dulunya ditinggali oleh Yudi saat masih menjabat Kanit Reskrim Polsek Ujungpangkah yang kini menjabat sebagai Kanit Reskrim Polsek Panceng.

    Mobil berwarna biru tua itu, dalam kondisi mangkrak. Bannya kempes. Debu tebal menyelimuti mobil tersebut.

    Kapolsek Ujungpangkah, Iptu Suwito Saputro menyebutkan bahwa sudah sekitar 2 tahun Yudi pindah tugas ke Panceng.

    “Tidak ada (yang tinggal di sini),” kata Suwito saat ditemui di Aspol Ujungpangkah, Selasa (11/3/2025), dilansir dari Surya.co.id.

    Menurut Suwito, selama ini tidak ada yang pernah mencium bau tidak sedap, karena memang tidak ada yang tinggal di sana.

    Diketahui bahwa Aspol Polsek Ujungpangkah sudah dalam kondisi kosong tidak ada yang menghuni.

    Suwito juga mengungkapkan bahwa mobil tersebut sudah lima tahun terparkir di Aspol Polsek Ujungpangkah dan tidak pernah dipakai. Selama ini hanya terparkir saja.

    “Kemarin itu, PHL kami bernama Gita dihubungi oleh Pak Yudi untuk mengecek apakah pintu mobilnya masih bisa dibuka. Setelah dicek ternyata ada kerangka manusia,” jelas Suwito saat ditemui di Aspol Polsek Ujungpangkah, Selasa, dilansir dari TribunJatim.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Identitas Kerangka Manusia dalam Mobil Aipda Yudi Setiawan Ternyata Pria, Ini 4 Cara Polisi Menguak

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Surya.co.id/TribunJatim.com/Willy Abraham)

  • Polisi Bongkar Pengoplosan LPG di Bali, Omzet Tembus Rp3,37 Miliar – Halaman all

    Polisi Bongkar Pengoplosan LPG di Bali, Omzet Tembus Rp3,37 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri mengungkap praktik pengoplosan Liquid Petroleum Gas (LPG) di Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.

    Modus ini menghasilkan omzet miliaran rupiah.

    Pengungkapan ini dilakukan setelah pihak kepolisian menerima informasi mengenai kelangkaan LPG 3 kg, atau yang dikenal sebagai gas melon, di Provinsi Bali.

    Setelah menerima laporan, Bareskrim Polri langsung melakukan penyelidikan dan menemukan dugaan pengoplosan di wilayah Desa Singapadu Tengah.

    Para tersangka, yang terdiri dari empat orang berinisial BC, MS, KAS, dan BK, mengoplos LPG 3 kg ke dalam tabung LPG 12 kg dan 50 kg.

    BC, yang merupakan pemilik usaha, membeli tabung gas melon yang terisi penuh dan tabung 15 kg serta 50 kg dalam kondisi kosong.

    “Modus operandinya tersangka BC selaku pemilik membeli tabung gas melon yang terisi penuh, dan tabung 15 kg dan 50 kg dalam kondisi kosongan.”

    “Lalu isi dari tabung gas melon ini dimasukkan ke tabung besar tersebut, dan dijual di seputaran Gianyar ujar Brigjen Pol Nunung Syaifuddin, Dirtipidter Bareskrim Polri, saat konferensi pers di lokasi pengoplosan, Selasa (11/3/2025).

    Dalam sehari, para pelaku rata-rata menjual sekitar 100 tabung LPG 12 kg dan 30 tabung LPG 50 kg.

    Keuntungan bulanan dari praktik ilegal ini diperkirakan mencapai Rp 650 juta, dengan total keuntungan selama empat bulan beroperasi mencapai Rp3,37 miliar. 

    “Hasil penjualan per harinya sekitar Rp 25 juta atau jika dihitung per bulan, kita asumsikan 26 hari kerja, maka total keuntungan setiap bulan mencapai Rp 650 juta,” kata Nunung.

    Polisi menyita barang bukti berupa 1.616 tabung LPG 3 kg, 123 tabung LPG 12 kg, 480 tabung LPG 12 kg, 94 tabung LPG 50 kg, serta beberapa kendaraan yang digunakan untuk mengangkut LPG hasil oplosan.

    Para tersangka dijerat dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, yang dapat mengakibatkan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda maksimum Rp 60 miliar. 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sempat Dirawat di RS, Sopir dan Kernet Truk Pupuk yang Tertabrak Kereta di Kediri Meninggal Dunia – Halaman all

    Sempat Dirawat di RS, Sopir dan Kernet Truk Pupuk yang Tertabrak Kereta di Kediri Meninggal Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan truk pengangkut pupuk vs Kereta Api Kartanegara jurusan Malang-Purwokerto di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), menewaskan dua orang.

    Insiden itu terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri pada  Senin (10/3/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

    Dua korban tewas adalah sopir dan kernet truk. Mereka sempat mendapatkan perawatan intensif di RS Gambiran Kota Kediri. 

    Kasat Lantas Polres Kediri, AKP I Made Jata Wiranegara mengatakan sang kernet truk Saiful Efendi (52) warga Kecamatan Pesantren, Kediri terlebih dahulu meninggal dunia di rumah sakit pada hari kecelakaan.

    “Ya benar, untuk update penumpang truk bernama Saiful Efendi ini dinyatakan meninggal dunia oleh tenaga medis, pada Senin lalu,” kata Jata, Rabu (12/3/2025), dilansir dari TribunJatim.com.

    Sementara itu sang sopir truk, Dafiq Ainul Fatoni (51) warga Kecamatan Wates, Kediri, meninggal dunia saat dirawat di ICU RS Gambiran pada Selasa (11/3/2025) malam, akibat luka berat di bagian kepala.

    “Kemarin kami bersama jasa Raharja juga mendatangi keluarga korban untuk memberikan support dan bantuan,” ungkap Jata.

    Jata pun mengimbau kepada pengendara agar selalu berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api tanpa palang pintu untuk berhenti sejenak, dan memastikan kondisi aman sebelum melintas.

    “Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semuanya. Jangan pernah menerobos perlintasan kereta api tanpa memastikan situasi benar-benar aman,” jelas Jata.

    Kecelakaan ini juga melukai masinis KA Kartanegara, Arif Syarifudin (33), yang sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan setelah sempat mendapatkan pertolongan medis.

    Sementara itu, Muchammad Dhofir (36) sang asisten masinis, mengalami patah kaki dan kini masih dirawat oleh tenaga medis di RS Argo Husada Ngadiluwih. 

    Sebelumnya, terjadi kecelakaan tragis antara KA Kertanegara Relasi Stasiun Malang-Purwokerto dengan truk muatan pupuk di JPL 267 KM 174+816 antara Stasiun Kras-Ngadiluwih tepatnya di Desa Seketi pada Senin siang.

    “Truk melintas di perlintasan tanpa palang pintu saat bersamaan dengan laju Kereta Api Kartanegara dari arah selatan ke utara. Akibatnya, truk tertabrak hingga mengalami kerusakan parah, sementara pengemudi dan masinis mengalami luka-luka,” ujar Jata. 

    Truk yang membawa muatan pupuk Phonska seberat 10 ton ringsek dan pupuk tercecer di sisi kiri dan kanan rel. 

    Evakuasi truk menggunakan mobil derek dilakukan karena kendaraan dalam kondisi rusak berat dan tidak bisa dikendarai lagi.

    KAI Daop 7 Madiun kembali mengingatkan dan menekankan bahwa berdasarkan UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 124 menyatakan kewajiban pengguna jalan pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.

    Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul Sopir dan Kenek Truk Pupuk yang Tertabrak Kereta Api di Kediri Meninggal Dunia

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Isya Anshori)

  • Terungkap Keberadaan Penghuni Rumah TKP Temuan Kerangka Pria dalam Mobil di Asrama Polisi – Halaman all

    Sosok Aipda Yudi Setiawan, Kanit Reskrim Diperiksa terkait Penemuan Kerangka Pria di Mobil Dinasnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aipda Yudi Setiawan, Kanit Reskrim Polsek Panceng Polres Gresik ikut diperiksa terkait penemuan kerangka di mobil dinas miliknya pada Senin (10/3/2025) siang.

    Tak hanya Aipda Yudi Setiawan, seluruh anggota Polsek Ujungpangkah juga diperiksa.

    Mereka didalami keterangannya terkait penemuan jasad laki-laki tinggal kerangka di Aspol.

    Siapa Aipda Yudi Setiawan?

    Aipda Yudi Setiawan kini bertugas Polsek Panceng menjabat sebagai Kasat Reskrim.

    Dulu Aipda Yudi pernah menjadi Kasat Reskrim Ujungpangkah.

    Saat itu dia tinggal di asrama polisi Polsek Ujungpangkah.

    Namun sudah sekitar 2 tahun terakhir Aipda Yudi tinggal di Panceng.

    Mobil Honda Civic, yang di dalamnya ditemukan kerangka manusia adalah milik Aipda Yudi Setiawan.

    Mobil itu sudah sekitar 5 tahun lamanya lama terparkir di Aspol Polsek Ujungpangkah. 

    “Mobil itu tidak pernah dipakai. Selama ini hanya terparkir saja,” kata Kapolsek Ujungpangkah Iptu Suwito Saputro mengutip Surya.co.id.

    Hingga akhirnya ditemukan tulang belulang manusia di mobil milik Aipda Yudi Setiawan.

    Bagaimana awal mula ditemukannya kerangka tersebut?

    Berikut selengkapnya:

    Awalnya, Gita petugas di Polsek Ujungpangkah, dihubungi oleh Aipda Yudi Setiawan, Kanit Reskrim Polsek Panceng.

    Gita diminta bantuannya untuk membuka kendaraan sedan Honda Civic yang sudah lama terparkir di Asrama Polsek Ujungpangkah. 

    KERANGKA DI ASPOL – Tim Bid Dokkes Polda Jatim saat mengeluarkan kerangka dari dalam mobil yang terparkir di Aspol Polsek Ujungpangkah, Gresik, Selasa (11/3/2025). Polisi masih mendalami asal usul dan identitas mayat tersebut. (TribunJatim.com/Willy Abraham)

    Informasi dari Yudi, kendaraan tersebut sudah lama mangkrak dan akan diambil accu-nya oleh seseorang. 

    Namun saat Gita membuka pintu mobil tersebut, dia terkejut setelah mendapati kerangka manusia yang ditemukan di kursi bagian kiri mobil.

    Gita segera melaporkan temuan tersebut ke Polsek Ujungpangkah.

    Petugas langsung bergerak ke lokasi kejadian. 

    Polisi memasang garis polisi (police line) dan menghubungi Tim Identifikasi Polres Gresik untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Jasad tersebut diduga sudah lama, sebab kondisinya tinggal tulang belulang.

    Kapolsek Ujungpangkah Iptu Suwito Saputro mengatakan, selama ini kondisi mobil tertutup rapat. 

    Tidak tercium bau apapun dari sekitar lokasi.

    “Tidak tercium, tertutup rapat mobilnya, tidak bau,” ujar Iptu Suwito.

    Identitas korban hingga kini belum diketahui, namun jenis kelaminnya diduga laki-laki.

    “Penyampaian dari dokter forensik tadi untuk sementara jenis kelamin laki-laki, detailnya kami masih menunggu,” ujar Kasatreskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz saat ditemui di Mapolsek Ujungpangkah, Selasa (11/3/2025).

    Di dalam mobil tersebut juga ditemukan sarung dan celana.

    “Olah TKP kemarin ada sarung sama celana,” kata Abid, sapaan akrabnya.

    Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan tim Bid Dokkes Polda Jatim lebih lanjut untuk mengetahui terkait identitas dan penyebab kematian korban.

    Seluruh Anggota Diperiksa

    Sementara itu seluruh anggota Polsek Ujungpangkah diperiksa oleh Propam Polres Gresik. 

    Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu mengatakan, sejak Selasa malam Propam sudah mengambil keterangan beberapa anggota.

    Termasuk Kanit Polsek Panceng, Aipda Yudi Setiawan selaku pemilik kendaraan Honda Civic yang sudah mangkrak, TKP ditemukannya korban.

    Diketahui mobil itu sudah lama tidak digunakan.

    “Kami juga menurunkan tim Propam untuk melakukan pemeriksaan anggota-anggota yang ada di sekitaran Aspol serta saksi, tim dari Propam Polres melakukan pemeriksaan kepada seluruh anggota Polsek Ujungpangkah,” ujar Kapolres Gresik.

    Dia menegaskan, semua langkah dilakukan untuk mengungkap kasus penemuan mayat di dalam mobil tersebut.

    Polres Gresik berkoordinasi dengan  masyarakat untuk mengidentifikasi korban melalui data kependudukan dan ciri-ciri fisik. 

    Jika belum teridentifikasi, pencocokan DNA dapat dilakukan.

    Polres juga bekerja sama dengan instansi terkait, termasuk Dinas Sosial dan aparat desa setempat, untuk memastikan adanya dukungan bagi keluarga korban jika diperlukan.

    Saat ini, penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap penyebab kematian serta memastikan apakah terdapat unsur pidana dalam kejadian ini.

    Kepolisian mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait untuk segera melapor ke kepolisian terdekat atau menghubungi hotline Lapor Kapolres.

    “Hasilnya nanti kami sampaikan rekan-rekan media secara transparan,” imbuhnya.

    Proses Identifikasi

    Sementara itu Tim Bid Dokkes Polda Jatim mendatangi Aspol Polsek Ujungpangkah, Polres Gresik, Selasa (11/3/2025) pagi.

    Tim mengidentifikasi kerangka manusia yang berada di dalam mobil Honda Civic yang terparkir di salah satu rumah di Aspol Ujungpangkah.

    Pantauan di lokasi, petugas terlihat membawa tiga koper KIT autopsi dan KIT DNA. 

    Mereka membuka pintu mobil yang terparkir.

    Aroma tidak sedap tercium. Tulang belulang itu, berada di kursi sebelah kiri depan.

    Petugas kemudian mengumpulkan satu per satu potongan tulang-belulang dan barang bukti lainnya, termasuk sarung.

    Polisi hingga kini masih mendalami asal-usul dan identitas jasad tersebut dan menunggu hasil pemeriksaan tim Bid Dokkes Polda Jatim lebih lanjut.

    “Hari ini tim dari Polda Jatim datang untuk melakukan identifikasi,” ujarnya. 

    Sumber: (TribunJatim.com/Willy Abraham) (Tribunnews.com/Wik)

  • Polisi Diduga Bunuh Anak Hasil Hubungan di Luar Nikah dengan Pacar di Jateng, Ini Penjelasan Polda – Halaman all

    Polisi Diduga Bunuh Anak Hasil Hubungan di Luar Nikah dengan Pacar di Jateng, Ini Penjelasan Polda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG –  DJP (24) mengaku mendapatkan kekerasan verbal terkait kematian anaknya AN yang masih berumur dua bulan.

    Anak tersebut merupakan hasil hubungan DJP dengan Brigadir AK, anggota Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Polda Jateng (Jawa Tengah). Keduanya masih berpacaran.

    AN tewas setelah dicekik Brigadir AK.

    Keterangan intimidasi tersebut disampaikan pengacara korban DJP, M. Amal Lutfiansyah. 

    Amal mengatakan, DJP mendapatkan intervensi meski masih sebatas intimidasi verbal tidak mengarah ke kekerasan fisik. 

    Kliennya DJP diintimidasi diduga agar kasus ini tidak berlanjut di kepolisian.

    Namun, dia belum berani mengungkap dalang yang mengintimidasi korban. 

    “Intimidasi ini agar korban tidak speak up, supaya kasusnya tidak lanjut lalu pilih jalan damai,” katanya di Kota Semarang, Selasa (11/3/2025).

    Melihat kondisi itu, pihaknya kini masih mengupayakan agar korban DJP diberi perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

    Upaya penghubungan dengan  LPSK dilakukan pihaknya karena terlapor adalah anggota kepolisian sehingga untuk mengantisipasi penyalahgunaan kekuasaan.

    “Oleh itulah kami menggandeng LPSK terkait dengan keselamatan dan keamanan dari klien kami,” ujarnya.

    Amal juga meminta kepada Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini.

    Selain itu, Polda Jateng juga perlu melakukan keterbukaan informasi tentang proses kasus ini baik secara pidana maupun etik.

    “Kami menilai kasus ini sangat  ironi dan sangat tragis sehingga sebagai masyarakat mencari keadilan berhak untuk mendapatkan segala informasi terkait tentang penanganan perkara ini,” katanya.

    Diberitakan sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah menerima laporan seorang ibu berinisial DJP (24) yang menyatakan anaknya dibunuh oleh ayah kandungnya.

    Terlapor berinisial Brigadir AK, anggota Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Polda Jateng.

    “Iya betul ada laporan itu,” jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kabid Humas Polda Jateng Kombes pol Artanto saat dihubungi, Senin (10/3/2025).

    Informasi yang dihimpun, Brigadir AK membunuh bayinya yang masih berusia 2 bulan dengan cara dicekik.

    Peristiwa ini terjadi di Kota Semarang. Ibu korban melaporkannya ke ke Polda Jateng pada Rabu,  5 Maret 2025.

    Kabid Humas Kombes Artanto mengaku, anggota tersebut juga sedang diproses di Propam Polda Jateng. “Soal pidana nanti ya diproses juga,” katanya. 

    Awal kenalan dengan pelaku

    DJP (24) adalah seorang perempuan lulusan sebuah kampus negeri di Kota Semarang.

    Brigadir AK mendekati DJP pada tahun 2023.  Brigadir AK kala itu mengaku sebagai pegawai Telkomsel.

    “Awalnya Brigadir AK awalnya ngaku bukan anggota polisi tapi kerja di Telkomsel. Namun, lama-kelamaan ketahuan (oleh DJP) ketika sudah saling dekat,”  kata pengacara DJP Alif Abudrrahman di Kota Semarang, Selasa (11/3/2025).

    Alif menyebut tidak memiliki kewenangan mengungkap status hubungan antara kliennya dengan Brigadir AK.

    Namun, pihaknya bisa memastikan bahwa bayi laki-laki yang diduga dibunuh Brigadir AK adalah anak kandungnya.

    “Jadi kami enggak asal ngomong ini anak siapa, ini ada tes DNA-nya itu anaknya 99,9 persen,” bebernya.

    Sementara, Polda Jawa Tengah mengungkap hubungan Brigadir AK dengan perempuan berinisial DJP (24) yang belum resmi menikah.

    Brigadir AK telah bercerai dengan istri sahnya lalu memiliki hubungan di luar dinas kepolisian dengan DJP.

    Hasil hubungan tersebut lahir bayi berinisial AN yang masih berusia 2 bulan.

    Kini, Brigadir AK tersandung kasus laporan dugaan pembunuhan terhadap anak bayinya tersebut.

    “Kalau perempuan ini (DJP) adalah teman dekat, belum istri sah. Namun, korban (AN) benar anak kandung dari Brigadir AK, hubungan mereka di luar resmi dari dinas kepolisian,” ungkap Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto kepada Tribun, Selasa (11/3/2025).

    Kendati begitu, Artanto masih enggan mengungkap motif dugaan pembunuhan terhadap bayi berinisial AN yang berusia 2 bulan tersebut.  

    “Soal motif masih didalami,” katanya.

    Terkait kematian korban, Artanto mengungkapkan kejadian itu bermula ketika Brigadir AK dan DJP hendak berbelanja di Pasar Peterongan, Kota Semarang, Minggu 2 Maret 2025.

    DJP menitipkan anaknya kepada Brigadir AK yang berada di dalam mobil.

    Selang 10 menit kemudian, DJP kembali ke mobil lalu melihat anaknya tidur dalam kondisi tak wajar.

    Ketika itu, Brigadir AK juga di dalam mobil atau tidak meninggalkan bayi AN sendirian.

    “Korban akhirnya langsung dibawa ke rumah sakit, ditangani dokter, besoknya (Senin 3 Maret ) meninggal dunia,” beber Artanto.

    Menurutnya, kasus ini berjalan secara beriringan terkait pelanggaran kode etik dan kasus pidana dugaan pembunuhan.

    Soal kode etik, Brigadir AK telah ditahan di ruang tahanan Polda Jateng selama 30 hari.

    “Iya dipatsus selama 30 hari mulai hari ini (Selasa 11 Maret),” terangnya.

    Sebaliknya, kasus pidana masih dalam proses pemeriksaan.

    Sejauh ini, baru satu orang yang diperiksa polisi yakni pelapor atau ibu kandung korban berinisial DJP.

    Polda Jawa Tengah juga telah melakukan ekshumasi terhadap jasad bayi AN di Purbalingga pada Kamis 6 Maret 2025.

    Korban dimakamkan di Purbalingga kampung halaman dari Brigadir AK.

    Artanto menyebut, hasil ekshumasi masih dalam proses oleh pihak kedokteran.

    Dia memastikan kasus ini baik etik kepolisian maupun pidana sama-sama diproses secara beriringan.

     
    “Kami telah profesional menangani kasus ini,” ujarnya.

     

    Penulis: iwan Arifianto

    dan

    Terkuak Bayi 2 Bulan Yang Diduga Dicekik Brigadir AK, Ternyata Hasil Hubungan Gelap Dengan Mahasiswi

     

  • Awal Mula Brigadir Ade Kurniawan Kenal DJP, Hamili dan Bunuh Bayinya, Bohong soal Pekerjaan – Halaman all

    Awal Mula Brigadir Ade Kurniawan Kenal DJP, Hamili dan Bunuh Bayinya, Bohong soal Pekerjaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Brigadir Ade Kurniawan atau AK, anggota Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Polda Jawa Tengah (Jateng), dilaporkan atas kasus dugaan pembunuhan terhadap anak kandungnya yang masih berusia 2 bulan.

    Mulanya, diberitakan yang melaporkan Brigadir AK adalah istrinya, DJP (24).

    Namun, ternyata keduanya belum resmi menikah. Bayi yang dibunuh Brigadir Ade adalah hasil hubungannya dengan DJP.

    DJP diketahui merupakan lulusan sebuah kampus negeri di Kota Semarang.

    Dilansir TribunJateng.com, Brigadir Ade mendekati DJP memanfaatkan kemampuannya di dunia intel pada 2023 lalu.

    Pendekatan itu dilakukan setelah Brigadir Ade resmi bercerai dari istri sahnya.

    Awal berkenalan dengan DJP, Brigadir Ade bohong soal pekerjaannya.

    Ia mengaku bekerja di sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    “Awalnya Brigadir AK ngaku bukan anggota polisi tapi kerja di Telkomsel.”

    “Namun, lama-kelamaan ketahuan (oleh DJP) ketika sudah saling dekat,” kata pengacara DJP, Alif Abudrrahman, Selasa (11/3/2025).

    Dari hasil hubungan itu, lahirlah bayi laki-laki berinisial AN.

    Alif pun memastikan, bayi laki-laki berusia 2 bulan yang diduga dibunuh Brigadir Ade adalah anak kandung dari polisi tersebut.

    “Jadi kami enggak asal ngomong ini anak siapa, ini ada tes DNA-nya, itu anaknya 99,9 persen,” tandasnya.

    Status hubungan Brigadir Ade dan DJP yang belum resmi menikah pun dibenarkan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto.

    Artanto juga memastikan, bayi yang menjadi korban pembunuhan adalah anak kandung dari Brigadir Ade.

    “Kalau perempuan ini (DJP) adalah teman dekat, belum istri sah. Namun, korban (AN) benar anak kandung dari Brigadir AK.”

    “Hubungan mereka di luar resmi dari dinas kepolisian,” ungkapnya, Selasa.

    Kendati demikian, motif dugaan pembunuhan terhadap AN oleh Brigadir Ade masih dalam penyelidikan.

    “Soal motif masih didalami,” tambahnya.

    Kronologi Kejadian

    Adapun peristiwa dugaan pembunuhan bayi oleh ayah kandungnya itu terjadi pada Minggu (2/3/2/025).

    Artanto menjelaskan kejadian bermula saat Brigadir Ade dan DJP hendak berbelanja.

    DJP menitipkan anaknya kepada Brigadir Ade untuk dijaga, sedangkan dirinya berbelanja.

    Ketika bayi itu berada di tangan Brigadir Ade, terjadilah dugaan pembunuhan tersebut.

    Setelah berbelanja, DJP kembali ke mobil dan mendapati bayinya sudah dalam kondisi yang tak wajar.

    Ia lantas membawa korban ke rumah sakit, tetapi nahas karena nyawa bocah itu tak terselamatkan.

    “Bayi itu lantas dibawa ke rumah sakit. Namun, setelah perawatan dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Artanto, Selasa (11/3/2025).

    DJP kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Polda Jateng, Rabu (5/3/2/025).

    Menindaklanjuti laporan itu, Artanto mengatakan telah mengamankan Brigadir AK untuk menjalani pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng.

    Sementara itu, tentang tindakan pidana masih ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).

    Pihaknya juga telah melakukan ekshumasi guna mengetahui penyebab pasti kematian korban.

    “Kami juga telah melakukan ekshumasi terhadap jenazah bayi AN pada Kamis, 6 Maret 2025 lalu,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Terkuak Bayi 2 Bulan Yang Diduga Dicekik Brigadir AK, Ternyata Hasil Hubungan Gelap Dengan Mahasiswi

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

  • Terima Rp1,3 M dari Yuni Enumbi Pecatan TNI, Warga Bojonegoro Jadi Pemasok Senjata KKB Papua – Halaman all

    Terima Rp1,3 M dari Yuni Enumbi Pecatan TNI, Warga Bojonegoro Jadi Pemasok Senjata KKB Papua – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Terungkap pemasok senjata yang dibeli pecatan TNI, Yuni Enumbi, untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

    Pemasok senjata itu di antaranya adalah tiga warga Bojonegoro, Jawa Timur, bernama Teguh Wiyono, Mukhamad Kamaludin, dan Pujiono.

    Ketiganya memiliki peran berbeda. Teguh berperan sebagai pemasok dan distributor senjata api.

    Sementara, Mukhamad adalah operator mesin perakitan senjata dan Pujiono yang membuat popor senjata.

    Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, mengungkapkan ketiganya baru pertama kali ini mengirimkan senjata untuk KKB Papua.

    Dalam transaksi ini, Teguh dan kawan-kawan menerima uang Rp1,3 miliar dari Yuni Enumbi.

    “Satu kali transaksi Rp1,3 miliar,” ungkap Farman, Selasa (11/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

    “Dari hasil pemeriksaan, baru diakui satu kali pengiriman menggunakan wadah mesin kompresor,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Farman mengatakan Yuni Enumbi pernah ke Bojonegoro untuk melihat lokasi pembuatan senjata.

    Setelahnya, ia pun memesan senjata itu untuk digunakan oleh KKB Papua.

    Menurut Farman, ketiga tersangka tahu, pesanan senjata itu diperuntukkan bagi KKB.

    “Bagaimana caranya, ya tentu ada pesanan dulu dari Papua.”

    “Tersangka Yuni pernah ke Bojonegoro untuk melihat lokasi pembuatan senjata ini,” jelas Farman,

    Atas perbuatannya, ketiga tersangka disangkakan Pasal 1 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara sementara paling lama 20 tahun.

    4 Polda Kerja Sama Bongkar Penyelundupan

    Dalam kasus penyelundupan senjata untuk KKB Papua dengan tersangka Yuni Enumbi, empat Polda bekerja sama.

    Dari kerja sama tersebut, pihak kepolisian berhasil mengamankan 17 senjata api dan 3.573 amunisi.

    “Total senpi yang diamankan adalah 17 buah dan 3.573 butir (amunisi)” ungkap Kapolda Papua, Irjen Patrige R Renwarin, Selasa.

    Ia merinci, Polda Papua berhasil mengamankan enam senpi dan 882 amunisi.

    Keenam senpi dan ratusan amunisi itu disita saat Polda Papua dan Satgas Operasi Damai Cartenz mengamankan Yuni Enumbi di Keerom, Papua, Kamis (6/3/2025).

    Lalu, Polda Jawa Timur menyita lima senpi rakitan dan 982 amunisi dari tersangka Teguh Wiyono.

    Kemudian, Polda DI Yogyakarta berhasil mengamankan empat senpi dan 262 amunisi oleh tersangka bernama Adi Pamungkas.

    Terakhir, Polda Papua Barat mengamankan tersangka bernama Eko Sugiyono dan mengamankan dua senpi serta 1.447 amunisi.

    “Tim Polda Papua Barat menangkap tersangka Eko Sugiyono dan mengamankan dua senjata api serta 1.447 butir amunisi bersama beberapa magasin dan komponen senjata rakitan yang disembunyikan di kediaman tersangka di Manokwari, Papua Barat,” jelas Patrige.

    Setidaknya, ada tujuh tersangka dalam kasus penyelundupan senjata untuk KKB Papua ini.

    Ketujuh tersangka itu ditahan di empat Polda berbeda.

    “Ada satu tersangka di Polda Papua, empat tersangka di Polda Jawa Timur, satu tersangka di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, dan satu tersangka di Polda Papua Barat,” pungkasnya.

    Dalam kesempatan berbeda, Irjen Patrige R Renwarin membeberkan kronologi penangkapan Yuni Enumbi.

    Hal ini bermula saat tim kepolisian mendapat informasi mengenai pergerakan senjata ilegal yang akan dikirimkan ke Puncak Jaya lewat jalur darat.

    Mereka pun melakukan pemantauan dan penyidikan di sejumlah titik di Jayapura dan Keerom sejak 1 Maret 2025.

    Akhirnya, tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz-2025 bersama Polda Papua berhasil mengamankan ketiga pelaku di Keerom, Kamis (6/3/2025) pukul 22.50 WIT.

    “Penangkapan ini menegaskan komitmen Polri dalam menjaga keamanan serta mencegah peredaran senjata ilegal yang dapat mengancam stabilitas wilayah Papua,” ujar Patrige, Sabtu, dalam jumpa pers, dilansir Tri Brata News.

    “Penyidikan lebih lanjut masih berlangsung untuk menangkap jaringan dan asal-usul senjata tersebut,” imbuhnya.

    Sebagai informasi, pada 2022 lalu, Yuni Enumbi juga pernah menyelundupkan senjata untuk KKB Papua.

    Kala itu, ia masih tergabung sebagai anggota TNI AD di Markas Komando Daerah (Makodam) XVIII/Kasuari Papua Barat.

    Atas kasus itu, Yuni Enumbi pun dipecat sebagai anggota TNI AD berdasarkan putusan sidang Mahkamah Militer.

    “(Yuni Enumbi) mantan anggota Kodam XVIII/Kasuari,” ungkap Patrige.

    “Kurang lebih dua tahun yang lalu (2022), telah diputus melalui sidang Mahkamah Militer dan dilakukan Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) atau dipecat,” tukasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terungkap Pecatan TNI Beli Senjata untuk KKB Papua di Bojonegoro, 3 Perakit Ditangkap

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Luhur Pambudi, Kompas.com/Izzatun Najibah/Roberthus Yewen)

  • Dugaan Kejahatan Seksual Kapolres Ngada: Cabuli Anak, Unggah Video Pencabulan di Situs Porno – Halaman all

    Dugaan Kejahatan Seksual Kapolres Ngada: Cabuli Anak, Unggah Video Pencabulan di Situs Porno – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terbongkar dugaan kejahatan seksual Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmadja.

    AKBP Fajar Widyadharma diduga mencabuli bocah yang masih di bawah umur. Tak sampai disitu, AKBP Fajar Widyadharma juga mengirimkan video pencabulan ke situs porno luar negeri.

    Bahkan, AKBP Fajar Widyadharma Lukman diduga melakukan kekerasan seksual terhadap tiga anak di bawah umur.

    Ketiga korban masing-masing berumur 3 tahun, 12 tahun dan 14 tahun.

    Saat melakukan kekerasan, AKBP Fajar Widyadharma Lukman merekam video. 

    Video kekerasan seksual itu diunggah pelaku ke situs porno luar negeri.

    Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Imelda Manafe menyampaikan hal ini, Senin (10/3/2025).

    Menurut Imelda Manafe, korban 3 tahun dalam bimbingan orangtua. 

    ”Korban 12 tahun itu kini dalam pendampingan kami,” ujarnya.

    Sedangkan korban berusia 14 tahun belum dapat ditemui.

    Imelda Manafe mengatakan, kasus tersebut berawal dari laporan pihak berwajib Australia yang menemukan ada video di situs porno negara itu.

    Setelah ditelusuri, video itu diunggah dari Kota Kupang, tempat kejadian. 
    ”Kejadiannya pertengahan tahun lalu (2024),” ucapnya.

    Selanjutnya, pihak Australia melaporkan ke Mabes Polri.

    Kemudian Mabes Polri melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku pada 20 Februari 2025. 

    Pihak kepolisian lalu menyerahkan para korban kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kupang untuk didampingi.

    Pemasok Anak Inisial F

    Direktur Reskrimum Polda NTT, Kombes Pol Patar Silalahi menjelaskan perkembangan penyelidikan kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang dilakukan oleh Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman.

    Menurut Patar Silalahi, AKBP Fajar Lukman mengorder anak berusia enam tahun lewat seorang wanita berinisial F.

    Kemudian dibawa ke kamar salah satu hotel di Kota Kupang yang telah dipesan oleh AKBP Fajar Lukman.

    Peristiwa ini terjadi pada Juni 2024 lalu.

    “Yang bersangkutan mengorder anak tersebut melalui seseorang yang bernama F dan disanggupi oleh F untuk menghadirkan anak tersebut di hotel pada tanggal 11 Juni 2024,” ujar Patar Silalahi saat konferensi pers di Polda NTT, Selasa (11/3/2025) sore.

    Patar Silalahi mengatakan, F dibayar Rp 3 juta oleh AKBP Fajar Lukman karena sudah berhasil membawa anak.

    Menurut Patar Silalahi, penyidik telah memeriksa sembilan saksi, termasuk F yang berperan sebagai pemasok anak di bawah umur.

    “Sampai saat ini total sudah sembilan orang saksi yang sudah diperiksa,” kata Patar Silalahi.

    Terkait jumlah korban, Patar Silalahi menyebut hanya satu orang yakni seorang anak berusia enam tahun. 

    Sementara mengenai video yang disebut disebar ke situs porno Australia, Patar Silalahi mengaku hanya menerima soft copy dari Hubinter Polri.

    Pihak Hubinter Polri sebelumnya menerima video tersebut dari Australian Federal Police (AFP).

    Ia mengatakan, saat ini juga pengembangan kasus ini masih terus berjalan dan pihaknya masih belum memeriksa Kapolres nonaktif tersebut hingga saat ini.

    Sementara terkait penggunaan narkoba, Patar Silalahi mengatakan bahwa dari serangkaian penyelidikan yang dilakukan, proses pemeriksaannya tidak mengarah kepada kasus narkoba yang diduga juga digunakan oleh AKBP Fajar Lukman. (Tribunnews.com/PosKupang.com)