Category: Tribunnews.com Regional

  • Gempa Masih Terus Terjadi di Gunung Gede, Pendaki Diimbau Tidak Dekati Kawah Wadon – Halaman all

    Gempa Masih Terus Terjadi di Gunung Gede, Pendaki Diimbau Tidak Dekati Kawah Wadon – Halaman all

    Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi

    TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR – Gunung Gede di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang berada di wilayah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengalami aktivitas kegempaan dan asap putih keluar dari kawah setinggi 50 meter dari puncak enam kali.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari https://magma.esdm.go.id pada periode pengamatan Sabtu (3/5/2025), Gunung api Gede terlihat jelas dan tetutup kabut 0-III.

    Hasil pengamatan Pos Gunung Api Gede di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Gunung Gede tercatat mengalami enam kali aktivitas kegempaan pada Minggu (4/5/2025).

    Sejumlah aktivitas kegempaan tersebut diantaranya, sekali gempa tornillo dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 15 detik, sekali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 3 mm, S-P 1 detik dan lama gempa 5 detik.

    Dua kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 9-48 mm, S-P 2-9 detik dan lama gempa 26-150 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 81-173 detik.

    Meski telah terjadi aktivitas kegempaan, hasil pengamatan pada periode itu, tingkat aktivitas Gunung Gede berada di level I atau normal.

    Namun, masyarakat dan pengunjung agar tidak mendekati serta tidak bermalam di Kawah Gunung Gede dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon.

     

  • Aditya Arya Pratama, Anak Petani di Sulawesi Utara Lulus TNI AL 2025, 4 Kali Gagal Tes – Halaman all

    Aditya Arya Pratama, Anak Petani di Sulawesi Utara Lulus TNI AL 2025, 4 Kali Gagal Tes – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aditya Arya Pratama Mangeke, seorang anak petani asal Sitaro, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, berhasil lulus seleksi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) 2025.

    Pengumuman kelulusan ini disampaikan pada Sabtu (3/5/2025), dan menjadi momen spesial bagi keluarga dan masyarakat setempat.

    Aditya, yang lahir di Kampung Beong, Kecamatan Siau Tengah, adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Isteny Ronald Mangeke dan Irmawati.

    Ayahnya, Ronald, merupakan seorang petani yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

    Perjalanan Aditya untuk mencapai impiannya tidaklah mudah.

    “Ini yang keempat kali Adit mengikuti tes. Setiap gagal, sebagai orang tua saya mengingatkan Adit untuk pantang menyerah,” ungkap Irmawati, sang ibu.

    Meskipun berasal dari keluarga sederhana, tekad Aditya untuk menjadi seorang TNI tidak pernah pudar.

    Aditya menempuh pendidikan di SD Maranatha Beong, SMP Negeri 2 Siau Barat, dan SMA Negeri 1 Siau Timur.

    Setelah lulus SMA, ia fokus mempersiapkan diri untuk tes TNI AL.

    Pengumuman kelulusan TNI AL ini bertepatan dengan waktu yang spesial, hanya 26 hari sebelum hari ulang tahun Aditya pada 29 Mei 2025.

    “Tak ada kado yang lebih membahagiakan daripada bangga melihat anak kami sukses meraih apa yang diimpikannya selama ini, kiranya kedepan anak saya Adit lebih sukses di masah karirnya” ucap Ronald, ayah Adit.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Duduk Perkara Oknum Polisi Ancam Warga Pakai Pisau, Sakit Hati sang Ibu Diduga Dianiaya – Halaman all

    Duduk Perkara Oknum Polisi Ancam Warga Pakai Pisau, Sakit Hati sang Ibu Diduga Dianiaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto, mengonfirmasi insiden melibatkan oknum polisi yang mengancam warga dengan pisau telah ditangani oleh Bid Propam Polda Maluku Utara.

    Aksi yang dilakukan oleh Bripda Radhitya Farell Adjan ini sempat viral di media sosial.

    Kejadian tersebut terjadi di SD Negeri 41, Kelurahan Soa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara pada Rabu (30/4/2025) sekira pukul 09.50 WIT.

    Menurut penjelasan AKBP Anita, oknum polisi tersebut merasa sakit hati karena ibunya, Candra Atmaja (42), diduga mengalami tindakan kekerasan dari suami Risnayanti Djamaluddin (33), yang juga merupakan warga Kelurahan Soa.

    Dengan laporan ibunya seperti itu, maka oknum polisi ini datang dengan suasana emosi. Namun, Anita menyayangkan oknum polisi membawa sajam lalu memasuki area sekolah.

    “Kalau kronologi awal sih seperti itu, setelah kejadian itu sempat kedua belapihak langsung mendatangi Polsek Ternate Utara dan sudah melakukan mediasi,” ungkap AKBP Anita saat dikonfirmasi di Mapolda Malut, Jumat (2/5/2025).

    Setelah insiden tersebut, kedua belah pihak langsung mendatangi Polsek Ternate Utara untuk melakukan mediasi.

    Kapolres memastikan langkah-langkah hukum akan diambil sesuai dengan prosedur yang berlaku.

    “Kasusnya sudah ditangani Propam Polda Maluku Utara soal oknum polisi tersebut,” kata AKBP Anita saat dikonfirmasi di Mapolda Malut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Mama Muda Berkenalan dengan Cowok Brondong di Aplikasi Tinder Lalu Uangnya Dikuras Hingga Rp 47 Juta – Halaman all

    Mama Muda Berkenalan dengan Cowok Brondong di Aplikasi Tinder Lalu Uangnya Dikuras Hingga Rp 47 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Mama muda asal Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur berhasil menguras uang seorang brondong atau laki-laki yang usianya lebih muda dibandingkan pasangannya. Tidak tanggung-tanggung, jumlah uang yang dikuras tersebut mencapai Rp 47 juta.

    Awal mula mama muda yang diketahui bernama Widya tersebut memperdaya seorang brondong dimulai saat ia menggunakan media sosial bernama Tinder. Di aplikasi tersebut ia berkenalan dengan seorang pria brondong bernama Chandika. Candhika(20) merupakan warga Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

    Sekitar awal bulan Oktober 2024, mereka berkenalan melalui aplikasi kencan Tinder. Kemudian Widya yang sudah menikah dan punya anak, mengaku masih lajang atau jomblo.

    Widya kemudian mengaku bekerja sebagai Perawat Puskesmas di Desa Tanon Kecamatan Papar, Kediri, Jawa Timur. Keduanya pun terus intens melakukan komunikasi.

    Pada suatu saat, Widya sang pelaku curhat kepada sang brondong. Dalam curhatnya sang ayah bernama Suryanto sedang sakit parah dan dirawat di RS Dr Sutomo, Surabaya, Jawa Timur. Widya saat itu mengaku sangat butuh uang.

    Karena terlanjur kepincut, Candhika menuruti saja kemauan Widya. Tanpa basa-basi, dia langsung memenuhi permintaan pelaku.

    Memberikan uang melalui transfer, yang pertama Rp 500.000. Pelaku minta uang lagi hingga ditransfer ke-12-kalinya, Rp 2.000.000.

    Kemudian pakai aplikasi e-wallet lain, dengan jumlah yang variatif.
    “Korban sudah transfer mencapai Rp 47.000.000. Selanjutnya korban mengecek ke RSUD Dr Soetomo surabaya dan tidak ada pasien bernama Suryanto tersebut. Setelah itu korban menyadari telah menjadi korban penipuan dan melaporkan kejadian tersebut Ke polsek Cerme,” ujar Kapolsek Cerme Iptu Andik Asworo, Minggu(4/5/2025).

    Setelah menerima laporan tersebut anggota reskrim Polsek Cerme langsung melakukan pengumpulan bahan dan keterangan atau Pulbaket dan penyelidikan.

    Kemudian mendapat informasi bahwa pelaku berada di rumahnya Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri.

    Selanjutnya pada hari Rabu tanggal 30 April 2025 sekitar jam 13.00 wib anggota Reskrim Polsek Cerme dipimpin Kanit Reskrim langsung cek informasi tersebut dan berangkat menuju Kediri.

    Sesampai di lokasi Kediri pukul 17.30 wib, pelaku Widya berada di dalam rumah bersama suaminya Fiki.

    Dari interogasi awal bahwa Widya beserta suaminya Fiki mengakui semua perbuatannya tersebut salah atau melanggar hukum yang dilakukan bersama-sama.

    “Uang (korban) tersebut telah habis digunakan bersama-sama suaminya untuk kebutuhan sehari – hari,” imbuhnya.

    Atas pengakuan tersebut selanjutnya kedua pelaku berikut barang bukti diamankan ke Polsek Cerme untuk dilakukan proses  lebih lanjut.

    Barang bukti yang diamankan, satu buah Handphone Iphone 13, warna hitam, satu bendel Rekening koran bank BCA atas nama Widya.

    Modus operandi yang dilakukan Widya dan suaminya Fiki, menyiasati korban dengan mengaku seorang single, bekerja sebagai perawat, dan mengaku orang tuanya sakit.

    Padahal, sebenarnya pelaku sudah punya suami dan anak, tidak bekerja sebagai perawat, dan orang tuanya atau ayahnya tidak sakit.

    “Selanjutnya berkenalan dengan korban melalui sosial media aplikasi Tinder namun hal tersebut hanya sebagai modus tersangka untuk menarik perhatian kepada korban supaya mentransfer uang kepada tersangka. Korban dan tersangka tidak pernah bertemu sama sekali,” ucapnya.

    Pasangan suami istri ini dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang tindak pidana penipuan.

     

  • Kegiatan Peserta Pendidikan Karakter di Barak Militer Purwakarta: Baris-berbaris hingga Pengajian – Halaman all

    Kegiatan Peserta Pendidikan Karakter di Barak Militer Purwakarta: Baris-berbaris hingga Pengajian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 39 siswa tingkat SMP mengikuti program pendidikan karakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    Program ini berlangsung selama 14 hari, dimulai sejak Kamis (1/3/2025), dan digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai upaya pembinaan bagi siswa yang mengalami masalah kedisiplinan di sekolah.

    Pada hari ketiga program, Sabtu (3/5/2025), para siswa terlihat antusias mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang untuk membentuk kedisiplinan dan wawasan kebangsaan.

    Kegiatan ini mencakup pengarahan penguatan bela negara di aula resimen, dengan materi yang berfokus pada isu moralitas dan cinta Tanah Air.

    Kehidupan sehari-hari para siswa kini menyerupai kehidupan militer.

    Mereka menyantap makanan dengan tertib, berlatih baris-berbaris sambil meneriakkan yel-yel, dan bernyanyi penuh semangat.

    Pada waktu salat Dhuhur, siswa Muslim menunaikan salat berjamaah di masjid, dilanjutkan dengan pengajian yang dipimpin oleh Kiai Haji Endang Abdul Somad dari Pondok Pesantren Arraudoh Cireok.

    Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang akrab disapa Om Zein, serta Gubernur Dedi Mulyadi, turut hadir untuk menyaksikan langsung latihan tersebut.

    Selama menjalani pendidikan karakter, Om Zein menegaskan seluruh hak siswa tetap dijaga.

    “Kami pastikan hak-hak siswa seperti kesehatan, kebebasan bertanya, dan pendidikan tetap dijaga. Dokter dan psikolog siaga setiap hari,” ujarnya.

    Kegiatan belajar juga tetap berlangsung, di mana para guru dari sekolah terdekat didatangkan untuk mengajar.

    Meskipun ada 18 siswa yang jadwalnya bentrok dengan ujian, dua di antaranya telah mulai mengikuti program ini, sedangkan sisanya menyesuaikan dengan jadwal sekolah masing-masing.

    Program pendidikan karakter ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan cinta Tanah Air kepada para siswa.

    Selain itu, program ini juga menjadi alternatif pembinaan yang humanis dan edukatif.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kakek Jualan Pisang demi Hidupi Istri yang Stroke, Malah Dipukul Pemotor hingga Hidung Berdarah – Halaman all

    Kakek Jualan Pisang demi Hidupi Istri yang Stroke, Malah Dipukul Pemotor hingga Hidung Berdarah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib pilu menimpa seorang kakek penjual pisang bernama Ugan (78) di Bogor, Jawa Barat.

    Ia menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh pengendara motor tak dikenal, Kamis (1/5/2025).

    Video ketika Ugan dipukul hingga hidungnya berdarah oleh pemotor itu, viral di media sosial.

    Saat kejadian pemukulan, Ugan sempat melawan lantaran dipalak oleh pelaku Rp300 ribu.

    Berdasarkan informasi dari keluarga, Ugan biasa menjajakan pisang keliling sejauh 10 kilometer setiap hari.

    Hal itu diungkap oleh pemilik akun Instagram @mamahakuhshop, dilansir TribunnewsBogor.com.

    “Pak Ugan adalah penjual pisang keliling yang berdomisili area Cibanteng.”

    “Beliau jualan start dari Pasar Merdeka sampai area Gunung Batu, bahkan SBJ pokoknya jalan jauh banget (bayangin Bapak setua itu bawa2 pisang muter2 jualan)” kata akun @mamahakushop.

    Ugan rela berjualan keliling di usianya yang sudah senja demi menghidupi sang istri yang menderita stroke sejak empat tahun lalu.

    Menurut keterangan akun tersebut, Ugan kerap ditipu dan dipalak. Ia yang tidak bisa baca tulis disebut beberapa kali diberikan uang palsu.

    Kasus yang menimpa Ugan ini pun mendapat perhatian dari Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin.

    Jenal bahkan sudah mengunjungi rumah Ugan di wilayah Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

    Jenal mengetahui kejadian tersebut bermula dari akun yang memposting peristiwa tersebut di Instagram.

    Setelahnya, Jenal bersama Polresta Bogor Kota langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Kebetulan saya masih online dan saya tanggapi. Saya meluncur ke toko tersebut berbarengan dengan Polresta Bogor Kota,” katanya.

    Sementara itu, pihak kepolisian telah mengantongi identitas pelaku pemukulan terhadap Ugan.

    “Pelaku sudah teridentifikasi. Pelaku bukan warga Bogor, melainkan warga Bekasi,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho saat dihubungi, Jumat (2/5/2025).

    Aji menuturkan, pihaknya saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.

    Meski begitu, Aji belum membeberkan identitas pelaku.

    Viral di Media Sosial

    Dalam video yang viral di media sosial, tampak kakek penjual pisang sedang berjalan kaki sambil membawa dagangannya.

    Tak berselang lama, seorang pemotor menghampiri kakek tersebut.

    Kakek tersebut dipukul hingga hidungnya berdarah.

    Namun, sayangnya, saat aksi pemukulan, tidak terekam kamera CCTV.

    Beruntung, ada seorang karyawati di dekat lokasi kejadian yang langsung membantu Ugan.

    Tampak kakek tersebut lesu setelah dianiaya oleh pria tak dikenal tersebut.

    “Ada bapak-bapak jual pisang, dipukulin tuh sampai berdarah pas di depan toko lagi, Astaghfirullah, kasihan.”

    “Kurang ajar ya memang. Gue sumpahin tuh orangnya jatuh. Kasihan udah orang tua lagi, main pukul aja,” ujar pemilik akun @mamahakuhshop.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsBogor.com/Khairunnisa/Rahmat Hidayat)

  • Bercak Sperma Diduga Milik Predator Seksual Jepara Ditemukan di Kamar Kos Nomor 4 – Halaman all

    Bercak Sperma Diduga Milik Predator Seksual Jepara Ditemukan di Kamar Kos Nomor 4 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEPARA – Tim Puslabfor Bareskrim Polri dan tim Labfor Polda Jateng mendatangi kos-kosan di Desa Langon, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah untuk memeriksa lokasi yang digunakan predator seksual berinisial S (21) warga Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara untuk menyetubuhi korban anak bawah umur.

    Tim Puslabfor Bareskrim Polri bersama ​Tim ​Labfor Polda Jateng mendatangi lokasi sekiranya pukul 10.00, Sabtu (3/5/2025). Penyelidikan tersebut dilakukan di sebuah kamar kos berukuran sekira 2,5×2,5 meter. Terdapat lima kamar di rumah kos tersebut. Kamar yang dilakukan penyelidikan yaitu kamar nomor 4 dari sebelah timur. 

    Pantauan di lokasi, kamar kos tersebut hanya berisi satu kasur pegas dan satu kasur kapuk yang ditumpuk menjadi satu.  Selama hampir 30 menit, tim penyidik mengambil sampel dari kasur yang berada di kamar kos tersebut.  

    Kasubbid Biologi Serologi Puslabfor Bareskrim Polri, Kompol Irfan Taufik menyampaikan, dari hasil penyelidikan pihaknya menemukan molekul biologi yang diduga sperma tersangka. Setelah mendapatkan temuan tersebut, pihaknya akan melakukan pengecekan di laboratorium untuk memastikan temuan itu.

    “Kami menemukan yang diduga sebagai bercak sperma atom material biologi dari pelaku. Bercak sperma yang kami temukan akan kami uji, apakah cocok dengan pelaku,” kata Kompol Irfan Taufik, Minggu(4/5/2025).

    Tak hanya itu, Tim Puslabfor Bareskrim Polri bersama ​Tim Labfor Polda Jateng juga menemukan material biologi lain. Material tersebut nantinya juga akan diuji di laboratorium untuk dicocokkan dengan korban maupun pelaku. 

    “Dari barang bukti yang kami temukan, kalau memang ada jejak atau material biologi dari pelaku dan korban, kami akan tahu, misalnya kami menemukan barang bukti bercak darah atau rambut akan kami uji. Apakah cocok dengan korban A, B, atau C. Kalau cocok berarti korban A benar dilakukan di lokasi tersebut,” ujar Kompol Irfan.

    Menurutnya, dengan beberapa temuan ini bisa mempermudahkan pengungkapan kasus tersebut, tidak hanya dibuktikan dari hasil penyelidikan investigasi, tetapi juga terdapat bukti secara ilmiah.

    Selain menggeledah rumah kos di Desa Langon, tim juga mendatangi lokasi lain di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Lokasi rumah kos tersebut cukup tersembunyi, lantaran berada di belakang rumah warga.

    Terdapat lima kamar dan satu kamar mandi di bagian luar. Di dalam kamar tersebut diketahui hanya menyediakan fasilitas berupa kasur. 

    Anak pemilik rumah kos Muhammad Yusuf mengatakan, ibunya tidak mengenal sosok S yang merupakan tersangka predator seksual.  Dia menegaskan bahwa S tidak termasuk dalam daftar penghuni ​rumah kos.

    “Penghuni kosnya ini setiap bulan biasanya ganti orang, sehingga kami tidak tahu kalau ada penyusup seperti pelaku ini,” kata Muhammad Yusuf. 

    Dari hasil keterangan yang dia dapatkan, pelaku bisa menghuni ​rumah kos yang disewakan ibunya karena menyewa dari penghuni asli.  Tarif sewanya yaitu Rp30 ribu per jam. Sedangkan harga sewa dari kos tersebut Rp300 ribu per bulan. 

    “Kami ada daftar (penghuni kos) yang dibawa ibu. Nanti akan ditanya langsung, agar jangan sampai terulang seperti ini lagi. Karena jadi aib terutama untuk lingkungan,” ungkapnya.

    Menurutnya, adanya peristiwa tersebut cukup menjadi pukulan berat, sebab baru pertama kali terjadi di wilayahnya. 

    Sehingga dia berharap kejadian tersebut bisa menjadi pengingat bagi pemilik kos yang lain agar lebih waspada dan berhati-hati dalam menyewakan kosnya. 

    “PR juga buat keluarga atau pengurus RT agar bisa dikondisikan, agar kejadian ini tidak terulang lagi,” tutupnya.

    Diketahui, warga Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dikagetkan dengan penangkapan seorang pemuda berinisial S (21) pada Rabu (30/4/2025).

    S yang dikenal pendiam berstatus tersangka pencabulan anak di bawah umur. Ditreskrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagio, menjelaskan kasus ini terungkap setelah handphone salah satu korban diperbaiki orang tua. Di dalam galeri handphone ditemukan foto serta video asusila.

    “Itu berawal dari laporan orang tua korban, saat memperbaiki HP anaknya ditemukan video dan foto tak berbusana. Anak tidak berani cerita karena malu,” terangnya.

    Hasil penelusuran menunjukkan korban pencabulan berasal dari berbagai daerah seperti Jepara, Semarang, Jawa Timur, hingga Lampung.

    Tersangka sengaja merekam dan menyimpan video pencabulan anak di bawah umur. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menjelaskan ada 31 anak yang menjadi korban pencabulan dan ada kemungkinan jumlahnya bertambah.

    Modus yang digunakan tersangka yakni mengancam akan menyebarkan video korban jika keinginannya tak dipenuhi.

    “Pasti dengan penggunaan media sosial merayu korban anak dibawa umur ini diminta untuk buka baju dan segalanya kalau tidak mau akan disebarkan. Sehingga korban ketakutan akhirnya memenuhi keinginan pelaku,” paparnya.

     

  • Turis Asing dan Domestik yang Melancong ke Banten Wajib Kenakan Tenun Khas Suku Baduy – Halaman all

    Turis Asing dan Domestik yang Melancong ke Banten Wajib Kenakan Tenun Khas Suku Baduy – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANTEN – Turis atau wisatawan yang melancong ke Desa Adat Suku Baduy, Banten wajib mengenakan pakaian adat khas Suku Baduy. Hal tersebut kini sedang dikaji.

    Pemerintah Kabupaten Lebak bersama DPRD setempat berencana mengkaji aturan tentang kewajiban pengunjung wisata untuk memakai pakaian adat Suku Baduy. Bupati Lebak, Hasbi Jayabaya, mengatakan pihaknya masih mengkaji kemungkinan tersebut.

    “Ini sedang kita kaji,” ujarnya beberapa waktu lalu.

    Ia menyebutkan bahwa saat ini Pemkab Lebak sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) mengenai kewajiban memakai batik Lebak.

    “Mungkin ke depan bisa juga kita Perdakan atau buat Peraturan Bupati (Perbup) untuk penggunaan tenun Baduy,” jelasnya.

    Namun, ia menyampaikan kekhawatirannya jika pengunjung belum terbiasa mengenakan pakaian adat Suku Baduy.

    “Tidak semua orang terbiasa memakai pakaian adat. Tiba-tiba diwajibkan, ya jangan juga,” ujarnya.

    Yang lebih penting menurutnya adalah pemberdayaan UMKM di kawasan Baduy, baik bagi wisatawan maupun Pemkab Lebak sendiri.

    “Tapi ini masih kita kaji,” tambahnya.

    Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Lebak, Juwita Wulandari, mengatakan pihaknya juga akan mengkaji usulan tersebut.

    “Baduy ini adalah ciri khas Lebak, jadi perlu juga dipertimbangkan. Tapi tentu akan kita kaji dulu,” ujarnya.

    Menurutnya, jika aturan itu dianggap penting untuk menjaga identitas budaya lokal, maka tidak ada alasan untuk tidak menerapkannya.

    “Kalau memang dirasa perlu, kenapa tidak? Tapi tetap harus melalui kajian,” tegasnya.

    Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lebak, Effendy mengatakan aturan resmi mengenai wisatawan wajib kenakan baju adat khas Suku Baduy memang belum ada. Tetapi dirinya mendukung jika ke depan ada aturan terkait pakaian adat bagi pengunjung.

    Hal ini dinilainya penting untuk menjaga kelestarian budaya Baduy dari pengaruh luar.

    “Kalau pengunjung yang datang ke Baduy diwajibkan memakai pakaian adat, budaya Baduy bisa terus lestari,” katanya.

    “Apalagi Baduy sudah dikenal secara nasional maupun internasional,” sambungnya.

    Untuk mewujudkan hal tersebut, menurutnya, dibutuhkan pembahasan internal oleh pemerintah daerah karena menyangkut identitas budaya lokal.

    “Perlu ada diskusi bersama di internal pemerintah, karena ini menyangkut identitas yang harus dijaga dan dilestarikan,” ujarnya.

    Ia juga menilai, jika aturan ini diterapkan, justru bisa menjadi daya tarik wisata tambahan.

    “Ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Sekarang saja pengunjung sudah membludak, apalagi kalau ada aturan itu,” jelasnya.

    “Contohnya waktu musim durian kemarin, antreannya sampai 4 kilometer, macet juga,” tambahnya.

    Anggota Komisi X DPR RI, Adde Rosi Khoerunnisa, mendukung adanya aturan yang mewajibkan pengunjung wisata memakai pakaian adat Baduy saat berkunjung ke wilayah tersebut. “Saya sangat mendukung dan setuju dengan adanya aturan bahwa pengunjung harus memakai pakaian adat Baduy ketika ke sana,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa salah satu alasan dukungannya terhadap aturan tersebut adalah sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat Baduy.

    “Kenapa? Karena masyarakat Baduy memakai pakaian adat hampir setiap hari—pagi, siang, dan malam,” katanya.

    “Lalu kenapa pengunjung yang datang ke Baduy tidak bisa menghargai apa yang dipakai masyarakat setiap hari?” sambungnya.

    Politisi Partai Golkar itu memberikan contoh bahwa Yogyakarta telah menerapkan kebijakan serupa.

    “Misalnya, wisatawan yang ingin masuk ke Borobudur harus memakai kain dan tidak boleh berpakaian tidak sopan,” jelasnya.

    Menurutnya, aturan semacam ini bisa menjadi hal positif jika diterapkan di Baduy.

    “Minimal pengunjung berpakaian sopan, akan lebih bagus lagi jika mereka memakai kain khas Baduy,” ungkapnya.

    Bahkan, menurutnya, aturan tersebut juga akan menguntungkan UMKM masyarakat Baduy.

    “Pengunjung, baik dari dalam maupun luar Banten, bisa membeli produk mereka. Kemudian produk itu bisa langsung dipakai di lingkungan Baduy,” jelasnya.

    Meski begitu, ia meyakini bahwa masyarakat Baduy mampu menjaga tradisi dan budaya mereka di tengah banyaknya wisatawan yang datang.

    “Saya rasa keteguhan masyarakat adat Baduy dalam menjaga kebudayaannya masih sangat kuat,” ujarnya.

    “Saya juga sempat berbincang dengan duta besar Korea yang hadir, dan mereka sangat menghormati masyarakat Baduy,” tambahnya.

     

  • Sentil Keras Dedi Mulyadi, Toto Izul Fatah: Jangan Terbuai Popularitas hingga Bicara Tak Terkendali – Halaman all

    Sentil Keras Dedi Mulyadi, Toto Izul Fatah: Jangan Terbuai Popularitas hingga Bicara Tak Terkendali – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Ibaadurrahman YLPI Tegallega Sukabumi, Toto Izul Fatah, menyentil keras Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait wacana menjadikan vasektomi sebagai syarat penerima bantuan sosial (bansos).

    Ia dan tokoh di Jawa Barat, sepakat menilai wacana Dedi soal vasektomi itu kebablasan dan tak dipikirkan secara matang.

    Toto pun meminta Dedi agar mempertimbangkan berbagai pandangan, termasuk dari organisasi keagamaan, seperti Muhammadiyah hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    Hal itu, kata dia, agar Dedi tidak kebablasan dalam berbicara terkait kebijakan publik.

    “Saya dan sejumlah tokoh di Jawa Barat ikut menyesalkan pernyataan KDM (Kang Dedi Mulyadi) yang kebablasan, ceroboh, dan tidak dipikirkan secara matang, soal vasektomi jadi syarat penerima bansos,” kata Toto, Jumat (2/5/2025), dilansir TribunJabar.id.

    “KDM Jangan sampai terbuai popularitasinya di tengah warga Jabar yang sedang ‘demam KDM’, hingga merasa bebas bicara tanpa kendali,” tegas dia.

    Lebih lanjut, Toto kembali mengingatkan Dedi untuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak, baik hukum maupun medis.

    Sebab, kata dia, setiap kebijakan pemerintah daerah, harus selalu sejalan dengan konstitusi yang telah disepakati bersama.

    “Penting bagi KDM untuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak yang berkompeten, baik dari aspek hukum maupun medis,” pungkasnya.

    Cak Imin: Jangan Buat Aturan Sendiri

    Sentilan terhadap Dedi Mulyadi terkait wacana vasektomi, juga dilontarkan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

    Ia mengingatkan Dedi sebagai Gubernur Jawa Barat, agar tidak membuat aturan sendiri.

    Apalagi, kata Cak Imin, aturan itu berbeda dari pemerintah pusat.

    “Tidak boleh bikin aturan sendiri,” tegas Cak Imin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Satu (3/5/2025).

    Ketua Umum PKB ini pun menekankan, tidak ada syarat vasektomi bagi penerima bansos.

    “Enggak ada. Enggak ada syarat itu (vasektomi bagi penerima bansos)” pungkasnya.

    Sebelumnya, Dedi Mulyadi melontarkan wacana kebijakan vasektomi bagi penerima bansos.

    Wacana ini disampaikan Dedi sebab ia menyoroti banyaknya keluarga yang tak mampu memiliki banyak anak.

    Dedi tak ingin bantuan dari pemerintah hanya mengalir untuk keluarga yang sama dalam jangka waktu lama.

    Ia pun menyebut, ke depannya seluruh bantuan dari pemerinah akan diintegrasikan dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).

    “Seluruh bantuan pemerintah nanti akan diintegrasikan dengan Keluarga Berencana. Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tapi negara menjamin keluarga itu-itu juga.”

    “Yang dapat beasiswa keluarga dia, yang kelahirannya dijamin keluarga dia, yang dapat bantuan perumahan keluarga dia, yang dapat bantuan pangan non-tunai keluarga dia. Nanti uang numpuk di satu keluarga,” urai Dedi, dilansir YouTube KompasTV, Rabu (30/4/2025).

    Lebih lanjut, Dedi menjelaskan mengapa bantuan dari pemerintah bisa terpusat pada keluarga yang sama.

    Selama ini, kata dia, banyak bantuan yang diterima keluarga tak mampu, seperti Program Indonesia Pintar (PIP) hingga perumahan sederhana.

    Ia juga menyinggung bantuan biaya melahirkan bagi ibu dari keluarga tak mampu.

    Kata Dedi, sekarang ini bantuan melahirkan sudah naik kelas, yakni dengan proses caesar.

    Sementara, biaya proses melahirkan dengan caesar bisa menelan biaya hingga Rp25 juta.

    “Karena variabelnya (bantuan yang diterima) banyak, dia dapat PIP, bantuan perumahan, besok lagi caesar.”

    “Ingat, keluarga yang tidak mampu hari ini melahirkannya naik kelas caesar, (biayanya) Rp25 juta,” jelas Dedi.

    Dedi pun menyayangkan jika uang senilai Rp25 juta diberikan kepada keluarga yang sama untuk bantuan melahirkan.

    Pasalnya, kata dia, uang tersebut jika dikumpulkan bisa digunakan untuk membangun rumah sederhana bagi keluarga tak mampu.

    “Masa harus terus-terusan Rp25 juta untuk melahirkan? Itu bisa buat bangun rumah,” katanya.

    Atas hal itu, Dedi pun mengimbau kepada keluarga tak mampu untuk berhenti memiliki banyak anak jika tak bisa menafkahi.

    “Makanya, berhentilah bikin anak kalau tidak sanggup menafkahi,” tegas dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Soal Vasektomi sebagai Syarat Bansos, Dedi Mulyadi Dinilai Kebablasan: Diminta Dengarkan Saran Ulama

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fransiskus Adhiyuda, TribunJabar.id/Muhamad Syarif)

  • Kisah Ibu di Karawang Temui Dedi Mulyadi, Minta Anaknya Diikutkan Pendidikan Militer di Barak TNI – Halaman all

    Kisah Ibu di Karawang Temui Dedi Mulyadi, Minta Anaknya Diikutkan Pendidikan Militer di Barak TNI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang ibu di Karawang, Jawa Barat (Jabar), bernama Juju, ingin anaknya juga diikutsertakan dalam program pendidikan di barak militer.

    Bahkan, Juju sampai menemui Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, dan Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, agar permintaannya itu terwujudkan.

    Juju ingin menitipkan anaknya di barak TNI untuk mengikuti program pendidikan militer gagasan gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu.

    Harapan besar itu disampaikan langsung oleh Juju saat mendatangi lokasi pendidikan berkarakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jabar pada Sabtu (3/5/2025).

    “Saya cuma ingin anak saya jadi lebih baik, Pak. Namanya orang tua, meski capek, tetap harus kuat demi anak,” kata Juju kepada TribunJabar.id, Sabtu.

    Sebagaimana diketahui, program gagasan KDM ini diprioritaskan untuk diikuti oleh siswa yang sulit dibina, terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas, dan tindakan kriminal.

    Adapun Juju menyebutkan, anaknya yang kini telah berusia 20 tahun itu sering melakukan sejumlah kenakalan, seperti mengonsumsi obat-obatan terlarang.

    “Anak saya itu seperti kenakalan remaja lainnya. Kadang suka sulit diatur, terus suka konsumsi eksimer juga. Saya ingin dia dibina, diawasi, dan diarahkan,” ungkap Juju.

    Selain itu, Juju juga mengaku dirinya sudah melakukan berbagai upaya agar anaknya bisa berubah menjadi lebih baik.

    “Sudah banyak cara, sudah bayar ke kiai juga, ke dokter juga, ke psikolog, juga masih sama saja, engga berubah,” tuturnya.

    PENDIDIKAN MILITER SISWA- Para pelajar saat mengikuti pendidikan berkarakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Kamis (1/5/2025). Mereka dilatih bersama anggota TNI. Orang tua berharap anaknya dapat berubah menjadi siswa yang baik di sekolah (TribunJabar.id)

    Meski saat ini belum ada program untuk orang dewasa, Juju berharap, pemerintah bisa segera mengadakan program pendidikan berkarakter serupa seperti yang saat ini dijalani oleh para pelajar.

    “Iya tadi kata Pak Gubernur juga disuruh tunggu dulu, nanti disiapkan program yang serupa buat orang dewasa,” sebut Juju.

    Senada, Kang Dedi Mulyadi juga menyatakan pihaknya segera mempersiapkan program pendidikan berkarakter untuk orang dewasa.

    “Bahkan saya berencana setelah SMP dan SMA setelah sebulan ke depan, bila ini berhasil, maka nanti ada yang untuk dewasa,” ujar Dedi Mulyadi.

    “Yang suka nongkrong di perempatan, mabok-mabok, tawuran yang susah ditindak pidana karena pidananya ringan. Kalaupun dipidana, malah naik tingkatan kejahatannya nah itu nanti saya akan siapkan konsepnya,” lanjutnya.

    Sementara itu, Om Zein, sapaan akrab Bupati Purwakarta, menegaskan selama menjalani pendidikan karakter ini, seluruh hak siswa tetap dipenuhi. 

    “Kami pastikan hak-hak siswa seperti kesehatan, kebebasan bertanya, dan pendidikan tetap dijaga. Dokter dan psikolog siaga setiap hari,” kata Om Zein, Sabtu, dilansir TribunJabar.id.

    Kegiatan belajar tetap berjalan dan para guru didatangkan dari sekolah terdekat, bahkan sebagian siswa tetap mengikuti ujian. 

    “Dari total 18 siswa yang jadwalnya bentrok dengan ujian, dua sudah mulai ikut. Sisanya menyesuaikan dengan jadwal sekolah masing-masing,” paparnya.

    Om Zein berharap program ini dapat menanamkan nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan cinta Tanah Air kepada para siswa, sekaligus menjadi alternatif pembinaan yang humanis serta edukatif.

    Untuk diketahui, sebanyak 39 siswa tingkat SMP mulai menjalani pendidikan karakter selama 14 hari di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, pada Kamis (1/5/2025) lalu.

    Peserta pendidikan militer tersebut dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dengan orang tua.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ibu di Karawang Datangi Armed 9 Purwakarta, Temui Dedi Mulyadi Minta Anaknya Diikutkan Program

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Deanza Falevi)