Category: Tribunnews.com Regional

  • Fakta Ekshumasi Jenazah Siswa SMA di Asahan, Ditemukan Bercak Darah, Diduga Dianiaya Oknum Polisi – Halaman all

    Fakta Ekshumasi Jenazah Siswa SMA di Asahan, Ditemukan Bercak Darah, Diduga Dianiaya Oknum Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Siswa SMA di Asahan, Sumatra Utara bernama Pandu Brata Siregar (18) tewas saat dirawat di Rumah Sakit Umum Abdul Manan Simatupang pada Senin (10/3/2025) lalu.

    Diduga, Pandu ditendang oknum polisi yang menangkapnya saat menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025).

    Penyidik melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam korban pada Minggu (16/3/2025).

    Dokter forensik RS Bhayangkara TK II Medan, dr Ismurizal SpF, menyatakan kematian korban tak wajar setelah ditemukan sejumlah bercak darah.

    “Sudah kita autopsi, sudah kita ambil semua dan kita lihat. Nanti dia dirangkum semua ya,” bebernya, Minggu dikutip dari TribunMedan.com.

    Hasil autopsi akan keluar dua pekan kedepan untuk mengungkap penyebab kematian korban.

    “Kan dia sudah dikubur, kita lihatlah nanti. Ada memang seperti warna kemerahan gitu ya. Tapi, belum bisa kita simpulkan karena harus ada pemeriksaan tambahan,” lanjutnya.

    Sementara itu kuasa hukum keluarga korban, Chrisye Sitorus, menyatakan ada dokter independen yang dihadirkan untuk mengawal proses ekshumasi.

    “Kami menghadirkan dokter ini diharapkan menjadi pembanding dari dokter yang kita hadirkan dan juga dari dokter yang dihadirkan pihak kepolisian,” tuturnya.

    Menurutnya, kematian Pandu janggal karena tak memiliki riwayat penyakit.

    “Karena sebelumnya, dia ini sehat. Tiba-tiba meninggal dunia. Kami merasa ada kejanggalan atas kematian korban,” tandasnya.

    Kapolres Asahan Bentuk Tim Khusus

    Polres Asahan membentuk tim khusus untuk mengungkap dugaan kekerasan aparat.

    Kaur Bin Ops Satuan Reserse Kriminal Polres Asahan, Iptu Ahmadi, menyatakan tim bentukan Kapolres Asahan terdiri dari tim Reskrim dan tim Propam.

    “Kapolres sudah mengeluarkan surat perintah (sprint) terhadap adanya dugaan yang seperti baru-baru ini viral. Kapolres bentuk dua unit, kami dari tim Reskrim menyelidiki pengungkapan dari kematiannya,” tandasnya, Jumat (14/3/2025).

    Sejumlah saksi telah diperiksa oleh tim khusus dengan tidak melibatkan jajaran Polsek Simpang Empat.

    “Ini murni tim internal dari Polres. Saat ini rekan kami masih mengambil keterangan rekan Pandu di sekolah, dan saat ini sebagian ada di Polsek Simpang Empat, dan ada di Universitas Asahan untuk menyelidiki seluruh yang bersangkutan dengan kasus ini,” tuturnya.

    Iptu Ahmadi meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan dan tidak terpancing emosinya.

    Sosok Korban

    Berdasarkan keterangan dokter, Pandu mengalami luka bocor di lambung akibat pukulan benda tumpul.

    Kerabat korban yang enggan disebut identitasnya mengatakan Pandu mengaku ditendang dua kali oleh oknum polisi.

    “Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu.”

    “Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima,” bebernya, Selasa (11/3/2025).

    Korban dianiaya setelah kejar-kejaran dengan oknum polisi menggunakan sepeda motor.

    “Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali,” lanjutnya.

    Korban kemudian dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput keluarga karena mengalami sakit.

    Ia menerangkan Pandu merupakan yatim piatu dan keluarga sedang berunding untuk melaporkan kasus ini ke Propam Polres Asahan.

    “Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga,” lanjutnya.

    Selama sekolah, Pandu selalu latihan fisik karena bercita-cita ingin masuk TNI.

    “Dia juga bukan anak yang nakal, saya tau dia juga pelari, dia berprestasi. Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara,” tandasnya.

    Ia membantah keterangan Polres Asahan yang menyatakan Pandu positif menggunakan narkoba.

    “Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tau persis kehidupan dia (korban). Jangankan sabu, rokok pun tidak,” tegasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Keluarga Pandu Brata Hadirkan Dokter Independen untuk Pembanding dari Hasil Otopsi

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Alif Alqodri)

  • Sosok TM, Polisi Terjaring Razia Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos, Protes Petugas – Halaman all

    Sosok TM, Polisi Terjaring Razia Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos, Protes Petugas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – TM (22), seorang anggota polisi terjaring razia petugas, Sabtu (15/3/2025).

    Ia kepergok saat berduaan dengan seorang mahasiswi di kamar kos di Jalan WR Supratman, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

    Adapun identitas mahasiswi itu adalah EDP (20), warga Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.

    Dilansir TribunJatim.com, TM merupakan warga Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.

    Ia adalah anggota polisi dari jajaran Polres Lamongan, tepatnya bertugas di Polsek Solokuro.

    “Yang bersangkutan anggota dari Polsek Solokuro Lamongan,” kata Kanit Patroli Sat Samapta Polres Tuban, Ipda Rudi.

    Imbas dari kejadian itu, TM mendapat penindakan dari Propam Polres Lamongan.

    “Saat ini sudah mendapat penanganan dari Propam Polres Lamongan,” ujarnya.

    Sebelumnya, saat dirazia, TM sempat tak terima. Ia memprotes petugas yang mendatangi kamar kosnya.

    Bahkan, TM juga keberatan dan melarang awak media yang meliput razia gabungan tersebut mengambil gambarnya.

    Namun, setelah mendapatkan penjelasan dari petugas kepolisian yang ikut dalam razia tersebut, akhirnya mereka bisa menerimanya.

    Saat itu, petugas tidak memproses TM lebih lanjut karena kurangnya bukti.

    Sebab saat razia terjadi, pintu kamar kos TM dalam posisi terbuka.

    “Mau menindak tidak cukup bukti,” kata Rudi.

    Dari pengakuan TM, ia hanya mengantarkan pulang pasangannya, dikutip dari Kompas.com.

    Adapun hubungan antara TM dan EDP yang terjaring razai itu memang bukan pasangan suami istri.

    “Keduanya statusnya memang masih belum nikah,” terangnya.

    “Dia (TM) masih perjaka, yang perempuan juga masih lajang,” sambungnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Oknum Polisi yang Terjaring Razia di Kamar Kos Tuban, Bertugas di Lamongan, Diperiksa Propam

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Muhammad Nurkholis, Kompas.com/Hamim)

  • Kondisi Parapat Diterjang Banjir Bandang, 50 Rumah Terdampak, Belum Ada Laporan Korban Jiwa – Halaman all

    Kondisi Parapat Diterjang Banjir Bandang, 50 Rumah Terdampak, Belum Ada Laporan Korban Jiwa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PARAPAT – Bagaimana kondisi terkini usai banjir bandang yang terjadi di Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Sumut?

    Diperkirakan banjir bandang pada Minggu (16/3/2025) ini berdampak pada 50 rumah warga sekitar dan belum dilaporkan ada korban jiwa.

    Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati menuturkan, banjir bandang terjadi akibat hujan deras selama 3 jam di Kota Parapat. 

    “Saat ini banjir sudah mulai surut dan sedang pembersihan  material lumpur. Ada sekitar dari hasil sementara, 50 rumah terdampak,” ujar Kabid Peralatan BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati, Minggu (16/3/2025) malam. 

    Banjir bandang tersebut disertai material lumpur dan bebatuan. 

    “Tidak begitu tinggi, tapi deras dan disertai material bebatuan,” 

    Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan informasi soal adanya korban jiwa.

    “Informasi yang kami dapatkan karena curah hujan yang terlalu tinggi selama tiga jam. Lokasinya di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun,” terangnya. 

    Hujan mulai reda sekitar pukul 18.00 WIB dan banjir mulai surut. 

    “Pukul 18.00 WIB, sudah mulai surut. Hingga saat ini, tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.

    Banjir bandang yang terjadi di Kota Wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, tepat pada Minggu (16/3/2025) sore mengakibatkan sejumlah fasilitas layanan umum terganggu.

    Salah satunya adalah RSUD Parapat yang tepat berada di inti kota tersebut. 

    Derasnya air pun tak mampu dibendung oleh para Tenaga Kesehatan (Nakes) RSUD Parapat.

    Kebetulan bangunan RSUD Parapat sedikit lebih rendah dari badan jalan, sehingga air pun masuk dengan leluasa. 

    Untungnya tak ada situasi yang signifikan hingga membuat manajemen rumah sakit harus mengevakuasi pasien. 

    “Kondisi saat ini, RSUD Parapat masih menangani pasien dengan baik dan layanan rawat inap masih kondusif,” kata Edwin.

    Adapun para tenaga kesehatan dan manajemen RSUD Parapat saat ini sedang melakukan pembersihan, khususnya pada barang-barang yang mudah rusak seperti dokumen, surat menyurat, alat elektronik dan fasilitas listrik dan alat kesehatan. 

    Para pegawai tampak membersihkan koridor RSUD Parapat hingga mendekati malam hari untuk memastikan fasilitas layanan kesehatan tetap tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan.

    “Sejauh ini masih terkendali. Tidak terjadi hal-hal yang membuat kita terpaksa untuk mengevakuasi pasien,” kata Edwin.

    PARAPAT BANJIR BANDANG – Manajemen RSUD Parapat melakukan pembersihan usai rumah sakit plat merah di Kota Wisata itu dihantam banjir bandang pada Minggu (16/3/2025) (DOKUMEN DINKES SIMALUNGUN) (DOKUMEN DINKES SIMALUNGUN)

    Amatan sejumlah video amatir milik warganet, dilaporkan bahwa banjir bandang memasuki pertokoan Jalan Parapat.

    Derasnya air berwarna coklat itu membuat para pengendara khawatir untuk menerjang. 

    Lalu lintas di Kota Wisata Parapat pun berhenti sementara waktu sampai derasnya air benar-benar berkurang.

    Air bercampur lumpur datang dari sungai kecil yang berhulu di perbukitan, diduga sebagai penyebabnya. 

    Diketahui hujan deras memang sedang terjadi di wilayah Kabupaten Toba hingga ke sebagian Kabupaten Simalungun, termasuk Kota Wisata Parapat.

    Tak ayal, akibat banjir ini lalu lintas kendaraan sempat terhenti. 

    Pengendara yang datang dari arah Siantar menuju Parapat maupun sebaliknya terpaksa menghentikan laju kendaraan sampai air benar-benar berhenti.

    Lurah Parapat, Juniarli Sinaga yang dikonfirmasi reporter Tribun Medan mengatakan bahwa banyak rumah dan toko-toko warga yang dimasuki oleh banjir bermuatan material lumpur tersebut.

    “Kondisi saat ini, banyak rumah, lalu RSU Parapat, Polsek Parapat, Hotel, Pantai bebas Parapat, dan permukiman warga lingkungan I dan II Kelurahan Parapat yang terdampak banjir,” kata Juniarli.

    PARAPAT BANJIR BANDANG – Kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, berubah menjadi lautan lumpur setelah banjir bandang menerjang pada Minggu (16/3/2025). (TribunMedan/Arjuna Bakkara)

    Adapun penyebab banjir, kata Juniarli, lantaran meluapnya sungai kecil yang bersumber pada perbukitan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

    Air kemudian mengalir hingga ke jalan protokol dan bermuara ke Danau Toba. 

    Kondisi saat ini, laju banjir telah berhenti.

    Masyarakat mulai membersihkan rumahnya dari material bercampur tanah tersebut.

    Air tak hanya masuk ke dalam rumah, melainkan pula merusak rumah toko yang ada di sepanjang Jalan Parapat.

    (cr3/tribun-medan.com)

     

     

  • Sosok TM, Polisi Terjaring Razia Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos, Protes Petugas – Halaman all

    Anggota Polisi yang Terjaring Razia di Kamar Kos Tuban Ternyata Bertugas di Lamongan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Tuban, TNI, Polri, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) melakukan razia di sejumlah rumah kos di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (15/3/2025).

    Razia ini bertujuan untuk menjaga ketertiban umum selama bulan suci Ramadan.

    Dari total lima kos yang diperiksa, petugas menemukan dua pasangan bukan suami istri yang sedang berada di dalam kamar.

    Salah satu di antara pasangan itu adalah anggota polisi berinisial TM (22), warga Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.

    TM terjaring razia saat berada di dalam kamar kos bersama wanita berinisial EDP (20), warga Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.

    Menurut Kanit Patroli Sat Samapta Polres Tuban, Ipda Rudi, TM bukanlah anggota polisi dari jajar Polres Tuban, melainkan anggota dari jajaran Polres Lamongan.

    “Yang bersangkutan anggota dari Polsek Solokuro Lamongan,” ujar Rudi, dikutip dari Tribun Jatim, Senin (17/3/2025).

    Rudi menyebut, atas perbuatan, saat ini TM telah mendapatkan penindakan dari Propam Polres Lamongan.

    “Saat ini sudah mendapat penanganan dari Propam Polres Lamongan,” imbuhnya.

    Diberitakan sebelumnya, kendati kedapatan sedang ngamar bersama seorang wanita, TM sempat tidak terima saat petugas merazianya.

    Pasalnya, dirinya merasa tak sedang berbuat asusila di dalam kamar kos itu.

    Namun setelah mendapatkan arahan dari petugas, TM kemudian mulai menyadari perbuatannya.

    Kemudian, pasangan kedua yang tak memiliki hubungan suami istri didapati di sebuah homestay bernama F&Z yang lokasinya di Kelurahan Perbon, Kecamatan/Kabupaten Tuban.

    Di dalam homestay itu, ditemukan laki-laki berinisial NAZ (42), warga Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Oknum Polisi yang Terjaring Razia di Kamar Kos Tuban, Bertugas di Lamongan, Diperiksa Propam.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Muhammad Nurkholis)

  • Sosok TM, Polisi Terjaring Razia Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos, Protes Petugas – Halaman all

    Oknum Polisi di Tuban Terjaring Razia saat Berduaan dengan Mahasiswi di Kos, tapi Tidak Ditindak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Tuban, TNI, Polri, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) melakukan razia di sejumlah rumah kos di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (15/3/2025).

    Razia ini bertujuan untuk menjaga ketertiban umum selama bulan suci Ramadhan.

    Dari total lima kos yang diperiksa, petugas menemukan dua pasangan bukan suami istri yang sedang ngamar di dalam kamar.

    Satu di antara pasangan tersebut melibatkan seorang oknum anggota polisi.

    Pasangan pertama ditemukan di sebuah kos di Jalan WR Supratman, Kelurahan Sendangharjo, Kecamatan Tuban.

    Pria berinisial TM (22), yang diduga sebagai oknum polisi, terjaring bersama pasangannya EDP (20), seorang mahasiswi asal Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.

    TM sempat menolak saat petugas melakukan razia, mengeklaim ia tidak berbuat asusila.

    Namun, setelah mendapatkan arahan dari petugas, TM akhirnya menyadari kesalahannya.

    Pasangan kedua, NAZ (42) dan MK (23), ditemukan di sebuah homestay di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban.

    Mereka juga bukan suami istri dan langsung diproses oleh petugas.

    Kanit Patroli Sat Samapta Polres Tuban, Ipda Rudi , menjelaskan pasangan TM dan EDP tidak diproses lebih lanjut karena petugas tidak menemukan cukup bukti.

    Posisi pintu kamar kos saat itu tengah terbuka.

    “Mau menindak tidak cukup bukti,” ujarnya.

    Terkait status TM sebagai anggota kepolisian, Rudi menyatakan, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut.

    “Anggota mana belum tahu hanya mengaku anggota,” imbunnya.

    Rudi juga mengonfirmasi TM dan EDP berstatus lajang dan tidak memiliki hubungan suami istri.

    “Dia masih lajang,” pungkas Rudi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok TM, Polisi Terjaring Razia Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos, Protes Petugas – Halaman all

    Oknum Polisi di Tuban Terjaring Razia saat Berduaan dengan Mahasiswi di Kos, tapi Tidak Ditindak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Tuban, TNI, Polri, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) melakukan razia di sejumlah rumah kos di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (15/3/2025).

    Razia ini bertujuan untuk menjaga ketertiban umum selama bulan suci Ramadhan.

    Dari total lima kos yang diperiksa, petugas menemukan dua pasangan bukan suami istri yang sedang ngamar di dalam kamar.

    Satu di antara pasangan tersebut melibatkan seorang oknum anggota polisi.

    Pasangan pertama ditemukan di sebuah kos di Jalan WR Supratman, Kelurahan Sendangharjo, Kecamatan Tuban.

    Pria berinisial TM (22), yang diduga sebagai oknum polisi, terjaring bersama pasangannya EDP (20), seorang mahasiswi asal Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.

    TM sempat menolak saat petugas melakukan razia, mengeklaim ia tidak berbuat asusila.

    Namun, setelah mendapatkan arahan dari petugas, TM akhirnya menyadari kesalahannya.

    Pasangan kedua, NAZ (42) dan MK (23), ditemukan di sebuah homestay di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban.

    Mereka juga bukan suami istri dan langsung diproses oleh petugas.

    Kanit Patroli Sat Samapta Polres Tuban, Ipda Rudi , menjelaskan pasangan TM dan EDP tidak diproses lebih lanjut karena petugas tidak menemukan cukup bukti.

    Posisi pintu kamar kos saat itu tengah terbuka.

    “Mau menindak tidak cukup bukti,” ujarnya.

    Terkait status TM sebagai anggota kepolisian, Rudi menyatakan, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut.

    “Anggota mana belum tahu hanya mengaku anggota,” imbunnya.

    Rudi juga mengonfirmasi TM dan EDP berstatus lajang dan tidak memiliki hubungan suami istri.

    “Dia masih lajang,” pungkas Rudi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sejumlah OTK di Cimaung Kabupaten Bandung Mengamuk, Menganiaya Jukir Minimarket hingga Tewas – Halaman all

    Sejumlah OTK di Cimaung Kabupaten Bandung Mengamuk, Menganiaya Jukir Minimarket hingga Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Jeritan ketakutan menggema di dalam sebuah minimarket di Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. 

    Sekelompok orang tak dikenal (OTK) mengamuk, menghancurkan barang-barang, dan menganiaya seorang juru parkir secara brutal dan tak ada yang bisa menghentikan mereka. 

    Peristiwa mengerikan ini berakhir  tragis.

    Seorang juru parkir berinisial RS (24) ditemukan terkapar bersimbah darah di lantai minimarket.

    Tubuhnya tak lagi bergerak, napasnya tersengal.

    Video kejadian ini dengan cepat menyebar di media sosial, memicu kemarahan publik atas aksi brutal yang dilakukan tanpa ampun.

    Dalam rekaman video yang beredar luas, sekelompok pemuda bertindak beringas, merusak barang-barang di dalam minimarket sebelum akhirnya melampiaskan kebrutalan mereka kepada korban.

    Seseorang yang merekam kejadian itu hanya bisa berbisik dengan nada ketakutan, memohon agar para pelaku segera pergi.

    Namun, permohonan itu sia-sia. Korban tak berdaya, dipukuli bertubi-tubi tanpa belas kasihan.

    Saat suasana mereda, kamera ponsel yang merekam kejadian itu menyorot tubuh RS yang sudah terkulai.

    Kasatreskrim Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara, mengonfirmasi kejadian mengenaskan ini.

    Insiden itu terjadi pada Minggu, 16 Maret 2025, tepat menjelang waktu berbuka puasa.

    “Benar terjadi adanya peristiwa penganiayaan secara bersama-sama yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (17/3/2025).

    Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif di balik aksi sadis ini.

    Meski belum ada keterangan resmi mengenai latar belakang kejadian, pihak kepolisian sudah mengantongi identitas para pelaku dan memastikan mereka sedang dalam tahap pengejaran.

    “Kami dari Polres dan Polsek telah melakukan olah TKP. Dari hasil penyelidikan sementara, kami sudah bisa mengidentifikasi para pelaku dan saat ini sedang dilakukan pengejaran,” tambah Luthfi dengan nada tegas.

    Korban Berusaha Diselamatkan, Namun Nyawanya Tak Tertolong

    Saksi mata yang berada di lokasi kejadian menggambarkan pemandangan yang memilukan.

    RS, yang tadinya hanya seorang juru parkir yang mencari nafkah dengan damai, kini tergeletak dalam kondisi kritis.

    Warga yang panik berusaha memberikan pertolongan pertama, membawa korban ke klinik terdekat di Cimaung namun, takdir berkata lain.

    “Menurut informasi di TKP, korban sudah lemas ketika dibawa untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan,” tutur Luthfi.

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RS Sartika Asih untuk dilakukan otopsi. 

    Hingga berita ini diturunkan, polisi masih terus memburu para pelaku, sementara keluarga korban hanya bisa menangisi kepergian RS yang begitu tragis dan menyakitkan. (Tribunjabar.id/Adi Ramadhan Pratama) 

  • Detik-detik Tabrakan Motor dan Truk Pengangkut Ratusan Botol Miras di Lumajang, Menewaskan 2 Orang – Halaman all

    Detik-detik Tabrakan Motor dan Truk Pengangkut Ratusan Botol Miras di Lumajang, Menewaskan 2 Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG – Truk Mitsubishi Colt Diesel bermuatan ratusan botol minuman keras bertabrakan dengan sepeda motor di Jalan Lintas Selatan (JLS) Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (16/3/2025). 

    Akibat kejadian itu, dua orang tewas di tempat sementara truk terguling.

    Kanit Laka Satlantas Polres Lumajang, Ipda Dendy Cucu menjelaskan, kecelakaan terjadi ketika truk Mitsubishi Colt Diesel bernomor polisi AG-8994-UK melaju dari arah selatan menuju utara. 

    Saat melewati Jalan Lintas Selatan, diduga truk tiba-tiba kehilangan kendali dan oleng ke kanan.

    Saat bersamaan, sepeda motor Yamaha Vega dengan nomor polisi L-4523-PA melaju dari arah berlawanan, yakni dari utara ke selatan.

    Tak dapat menghindar, tabrakan pun terjadi dengan keras.

    “Korban meninggal dunia ada dua orang, yakni pengendara dan pembonceng motor sementara pengemudi dan penumpang truk mengalami luka ringan,” ungkap Ipda Dendy.

    Identitas Korban

    Dua korban jiwa dalam kecelakaan ini adalah Ponadi dan Suparmi, warga Lumajang.

    Keduanya mengalami luka parah di bagian kepala akibat benturan keras dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSU Pasirian Lumajang.

    Kapolsek Pasirian, Iptu Loni R, membenarkan bahwa truk Mitsubishi tersebut mengangkut minuman keras (miras). 

    Sebanyak 15 dus miras jenis arak berhasil diamankan oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti.

    Setiap dus diperkirakan berisi 50 botol miras.

    Menurut hasil penyelidikan awal, miras tersebut berasal dari Pulau Bali dan dikirim atas pesanan seorang warga di Sumberwuluh, Lumajang.

    Polisi kini tengah memeriksa awak truk, yakni sopir Danny F, warga Pamotan, Dampit, Malang, dan keneknya, Nova, warga Dampit, Malang.

    “Kami telah membuat laporan polisi dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini,” tegas Iptu Loni.

     

  • Naik Motor Bonceng Tiga, Calon PPPK 2024 Tewas Dilindas Truk Gandeng di Kendari – Halaman all

    Naik Motor Bonceng Tiga, Calon PPPK 2024 Tewas Dilindas Truk Gandeng di Kendari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KENDARI – Cita-cita menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kandas.

    Seorang wanita yang lolos PPPK tahun 2024 dan tinggal menunggu SK pengangkatan tewas kecelakaan.

    Korban inisial DE (33) asal Desa Lelamo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara (Butur), Sultra.

    DE meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (15/3/2025).

     

    Saat kejadian, korban bersama temannya dan seorang anak 8 tahun berboncengan mengendarai sepeda motor.

    Ketiganya bergerak dari arah perempatan kampus Universitas Halu Oleo Kendari.

    Di jalur yang sama, dari arah belakang terdapat mobil truk gandeng.

    Saat berada di Jalan Jendral AH Nasution, motor yang dikendari korban melebar ke kanan, hingga ditabrak truk gandeng tersebut.

    Saat ditabarak, korban DE saat itu dibonceng, masuk ke bawah kolong truk hingga dilindas.

    Korban tewas di lokasi kejadian, sedangkan dua korban lain yakni DM (22) dan DAL (8) selamat.

    Kasat Lantas Polresta Kendari, AKP Syahrul, mengungkapkan pengendara truk dan barang bukti telah diamankan.

    “Mobil dan sopir sementara kami amankan, untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya, Minggu (16/3/2025).

     

    Calon PPPK di Kendari Tak Berdaya Dilindas Truk, Tewas di Lokasi Kejadian

    Seorang wanita di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) bersimbah darah dan tak berdaya dilokasi kejadian usai mengalami kecelakaan lalu lintas (lakalantas) diduga dilindas truk.  

    Insiden naas ini terjadi pada Sabtu (15/3/2025) di Jalan Jendral AH Nasution, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sultra. 

    Dari video yang diterima TribunnewsSultra.com, tubuh seorang wanita yang adalah calon PPPK ini terbaring tengkurap di atas aspal jalan.

    Wanita pengendara motor tersebut mengenakan hijab hitam, baju merah mudah dan celana hitam panjang.

    Korban terbaring tepat di depan mobil truk gandeng berwarna hijau.

    Pada bagian kepala bersimbah darah yang ditutupi sebuah helm.

    Terdapat satu wanita lainnya histeris melihat jasad tersebut, sedangkan warga lain sibuk merekam peristiwa tersebut.

    Salah satu saksi A menuturkan penyebab korban mengalami kecelakaan lalu lintas.

    “Korban berboncengan dengan temannya, mungkin karena jalan licin membuatnya tergelincir hingga dilindas truk gandeng,” ungkapnya pada Sabtu (15/3/2025).

    Ia menambah jasad korban masih tergeletak di lokasi kejadian menunggu pihak lalu lintas, sehingga kemacetan di jalur tersebut tak terhindarkan. (tribun network/thf/TribunSultra.com)

  • Modus Wanita Inisial F yang Sediakan Korban Anak ke Eks Kapolres Ngada, Mulanya Diajak Main – Halaman all

    Modus Wanita Inisial F yang Sediakan Korban Anak ke Eks Kapolres Ngada, Mulanya Diajak Main – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aksi keji mantan Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Fajar Widyadharma, melecehkan anak di bawah umur mendapat bantuan dari wanita berinisial F. 

    F membawakan anak seperti permintaan AKBP Fajar. 

    F membawa anak di bawah umur tersebut ke kamar sebuah hotel di Kupang yang telah dipesan oleh Fajar.

    Setelah membawakan anak untuk Fajar, F mendapatkan bayaran sebanyak Rp3 juta. 

    Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTT, Veronika Ata, mengatakan bahwa F mengenal baik keluarga korban. 

    Oleh karena itu, keluarga selama ini tak menaruh curiga kepada F. 

    “Ibunya sendiri sangat mengecam atas situasi ini, apalagi anaknya masih sangat kecil dan yang menjadi perantara itu juga adalah orang yang dikenal sangat baik, bahkan tinggal di situ,”  kata Veronika Ata, Minggu (16/3/2025) dikutip dari tayangan YouTube KompasTV.  

    Veronika mengatakan bahwa modus F adalah dengan mengajak korban bermain. 

    F meminta izin langsung kepada orang tua korban untuk mengajak korban. 

    “Kalau menurut keluarga korban, awalnya terjadi seperti apa itu tidak tahu sama sekali karena ketahuan ketika mereka didatangi oleh teman-teman dari Polda NTT untuk menginformasikan.”

    “Dan menurut mamanya setelah kejadian itu baru dia tahu bahwa selama ini si F yang jadi perantara, dia datang ke rumahnya dan kemudian setelah datang dia minta izin secara baik dengan mama dan bapaknya si anak itu,” jelas Veronika. 

    Alih-alih diajak bermain, korban justru diajak untuk bertemu AKBP Fajar. 

    “Mau jalan-jalan, mau pergi untuk bermain, nah di luar dugaan sama sekali bahwa ternyata dia mengajak untuk pergi untuk makan dan bertemu si pelaku,” kata Veronika. 

    Setelah korban pulang, tak ada kecurigaan dan keanehan terjadi. 

    Namun, pada suatu waktu, korban pernah membawa uang Rp 50.000 ketika pulang bermain dengan F.

    Saat ditanya, korban menjawab uang itu dari ‘ayah’ F yang diduga adalah AKBP Fajar. 

    “Mamanya pada suatu waktu dia heran sekali karena ketika anaknya pulang itu bawa uang 50 ribu dan mama langsung bertanya lalu dia menjawab ‘oh ini kakak F punya bapak yang kasih saya’,” jelas Veronika. 

    “Dan mamanya menyesal kenapa tidak menggali informasi lebih jauh,” lanjutnya. 

    Veronika mengatakan, F adalah anggota atau anak kos keluarga korban.

    Keluarga Korban Minta AKBP Fajar Dihukum Mati 

    Atas aksi keji ini, keluarga korban pun marah dan merasa terpukul.  

    Ibu korban mengecam tindakan AKBP Fajar yang melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anaknya yang masih di bawah umur itu. 

    “Orang tuanya (korban) sangat terpukul, marah, dan sebenarnya mereka sangat kecewa dengan situasi yang terjadi saat ini,” kata Veronika. 

    Veronika mengatakan bahwa keluarga korban baru tahu anaknya menjadi korban setelah polisi datang ke rumah mereka. 

    Mereka tak pernah menyangka, terlebih perantara yang menghubungkan korban dengan tersangka adalah orang yang mereka kenal baik. 

    “Ibunya sendiri sangat mengecam atas situasi ini, apalagi anaknya masih sangat kecil dan yang menjadi perantara itu juga adalah orang yang dikenal sangat baik, bahkan tinggal di situ,” katanya. 

    Veronika mengatakan, keluarga korban meminta, agar tersangka dihukum seumur hidup atau mati. 

    “Mereka sangat marah, mereka menuntut untuk hukuman yang seberat-beratnya, hukuman harus maksimal, bahkan harus hukuman seumur hidup atau hukuman mati, mereka berharap seperti itu,” tegasnya. 

    AKBP Fajar diketahui telah mencabuli empat orang korban, tiga di antaranya adalah anak di bawah umur.

    Fakta itu terkuak dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan kode etik yang dilakukan oleh Biro Pertanggung Jawaban Profesi Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Wabprof Propam Polri).

    “Dari penyelidikan pemeriksaan melalui kode etik dari wabprof, ditemukan fakta bahwa FLS telah melakukan pelecehan seksual dengan anak di bawah umur sebanyak tiga orang dan satu orang usia dewasa,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, saat konferensi pers, Kamis (13/3/2024). 

    Trunoyudo menjelaskan, tiga anak yang menjadi korban ada yang berusia 6 tahun, 13 tahun, dan 16 tahun. 

    Sementara, satu orang dewasa yang dilecehkan berusia 20 tahun. 

    Penyidik telah memeriksa saksi sebanyak 16 orang, di antaranya termasuk empat korban.

    Selain itu, ada empat orang manajer hotel dan dua orang personel Polda NTT.

    “Tiga ahli selaku ahli bidang psikologi, agama, dan kejiwaan, satu dokter, dan ibu seorang korban anak,” ucapnya.

    Eks Kapolres Ngada Buat 8 Video Pelecehan

    Polisi menemukan total 8 video pelecehan dari empat korban AKBP Fajar. 

    Hal itu diketahui penyidik setelah memeriksa saksi dan barang bukti berupa CD rekaman video yang direkam tersangka. 

    “(Disita) alat bukti surat berupa visum serta CD yang berisi kekerasan seksual sebanyak delapan video,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTT Kombes Patar Silalahi, Kamis (13/3/2024). 

    Selain itu, polisi juga menyita pakaian anak berwarna pink dengan motif hati atau love, rekaman CCTV hingga data registrasi hotel. 

    “Ada pun beberapa alat bukti yang kami dapat dari saksi-saksi ada sembilan orang, kemudian petunjuk dari CCTV dan dokumen registrasi di resepsionis.”

    “Kemudian barang bukti satu baju dress anak bermotif love pink,” papar Patar. 

    Patar menjelaskan, awal mula kasus ini diungkap sejak 22 Januari 2025 setelah menerima laporan.

    Setelah menerima laporan, keesokan harinya dilakukan penyelidikan ke sebuah hotel di Kupang.

    “Menggali informasi dari staf hotel serta pengecekan terhadap data hotel yang tertanggal 11 Juni 2024,” katanya. 

    Dari awal pengecekan itu lah kemudian polisi menemukan bukti-bukti tersebut.

    (Tribunnews.com/Milani) (KompasTV)