Category: Tribunnews.com Regional

  • Buntut Temuan Ladang Ganja di Kawasan Taman Nasional Bromo, DPR Panggil Kemenhut, Minta Penjelasan – Halaman all

    Buntut Temuan Ladang Ganja di Kawasan Taman Nasional Bromo, DPR Panggil Kemenhut, Minta Penjelasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini telah ditemukan ladang ganja sebesar ribuan meter persegi di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

    Imbas temuan ladang ganja ini, Komisi IV DPR RI akan memanggil Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk dimintai penjelasan.

    Tak hanya itu, pemanggilan Kemenhut ini juga bertujuan untuk memastikan tidak adanya ladang ganja serupa di taman nasional lain, atau di tempat-tempat di bawah pengawasan pemerintah.

    Hal ini diungkapkan oleh  anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan.

    “Kita akan segera memanggil, meminta penjelasan dari pihak Kementerian Kehutanan yang memang bertanggung jawab terhadap pengelolaan taman nasional,” kata Daniel dilansir Kompas TV, Rabu (19/3/2025).

    Terkait temuan ladang ganja ini, Daniel mengaku DPR sangat terkejut.

    Pasalnya kawasan taman nasional ini seharusnya telah mendapatkan pengawasan ketat dari pemerintah, terutama Kemenhut.

    Namun ironisnya ladang ganja ini justru ditemukan di kawasan taman nasional.

    Menhut Akui Ada Temuan Ladang Ganja di TN Bromo

    Viral di media sosial, sebuah temuan ladang ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Lumajang Jawa Timur, yang terbongkar usai terdeteksi pantauan drone wisatawan. 

    Sejumlah konten di media sosial menarasikan bahwa penutupan kawasan TNBTS beberapa waktu lalu karena adanya keberadaan ladang ganja yang siap panen tersebut.
     
    Menanggapi kabar viral tersebut, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengakui adanya penemuan ladang ganja di Bromo tersebut. 

    Lantas, Raja Antoni juga menyatakan bahwa ladang ganja tersebut ditemukan oleh Balai Besar TNBTS bersama pihak kepolisian dan tim Manggala Agni KLH hutan menggunakan bantuan teknologi drone.

    Setelah penemuan tersebut, ladang ganja itu lantas dicabut dan menjadi barang bukti oleh kepolisian untuk proses hukum terhadap pelaku.

    “Pakai drone segala macam, dan itu tidak terkait dengan penutupan taman nasional. Kan isunya ‘oh ditutup supaya ganjanya tidak ketahuan’, justru dengan drone, dan temen-temen di Taman Nasional yang menemukan titiknya bersama Polhut, itu kita cabut dan menjadi barang bukti yang kita bawa ke polisi,” kata Raja Antoni dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).

    Raja Juli juga membantah kabar penutupan beberapa area pendakian di TNBTS beberapa waktu lalu, untuk menutupi keberadaan ladang ganja tersebut. 

    Ia menegaskan bahwa penutupan tersebut  bertujuan untuk alasan lain yang tak terkait.

    Raja Juli juga membantah bahwa ladang ganja itu ditanam oleh pihak pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

    “Insyaallah staf kami tidak ada yang begitu, ada juga paling tanam singkong,” sambungnya.

    Ladang Ganja Ditemukan Sejak September 2024

    Temuan ladang ganja ini pertama kali diungkap pada September 2024.

    Saat itu, Kepolisian Resor Lumajang sedang mengusut kasus narkotika dan menemukan lokasi tersebut.

    Pihak TNBTS kemudian membantu dengan menurunkan petugas dan menggunakan drone untuk memetakan area tanaman ganja yang tersembunyi di lereng curam dan semak belukar.

    Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan bagaimana ladang ganja itu ditemukan.

    Ladang ganja itu ditemukan pertama kali pada bulan September 2024. Lokasi tersebut merupakan hasil pengembangan kasus narkotika yang ditangani Kepolisian Resor Lumajang.

    Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membantu mengungkap area lahan yang ditanami ganja dengan menerjunkan petugas, polisi hutan dan pengecekan lokasi yang diduga ada ladang ganja menggunakan drone.

    Tanaman ganja itu ditemukan di lokasi yang tersembunyi, tertutup semak belukar lebat dan berada di lereng curam.

    “Itu kan sebenarnya temuan pada bulan September 2024, waktu itu memang ada penyelidikan Polri yang menangkap tersangka yang punya ladang ganja tersebut, lalu kita dari Taman Nasional ini membantu mengungkapkan dimana ladang ganja itu,” kata Satyawan.

    “Karena ladang ganja itu biasanya ditanam di tempat-tempat yang relatif sulit untuk ditemukan, sehingga kita menurunkan petugas termasuk Kepala Balai Taman Nasional waktu itu, Polhut, masyarakat mitra Polhut dan juga manggala agni yang ada di sana, semua turun ke lapangan dibantu dengan teknologi drone,” lanjutnya.

    Berdasarkan citra drone tersebut, Kemenhut kemudian memetakan area yang diketahui terdapat tanaman ganja.

    Selanjutnya Balai Besar TNBTS bersama kepolisian melakukan pencabutan tanaman ganja itu untuk diserahkan sebagai barang bukti ke pihak kepolisian dan proses hukum.

    “Kita petakan, ada beberapa titik yang ada ganjanya, kita hitung, lalu dilakukan pencabutan dan setelah itu tentu ada proses ke pengadilan, jadi mulai dari awal penemuan ladang ganja itu sampai dengan pembersihan dan proses pengadilan kita terus lakukan pengawalan,” jelasnya.

    Satyawan mengatakan Kemenhut dan seluruh balai taman nasional akan terus intensif melakukan patroli untuk membersihkan kawasan alam dari tanaman-tanaman yang dilarang negara.

    “Kita harapkan ke depan tidak ada lagi ladang ganja di taman nasional dengan patroli-patroli yang lebih intensif,” pungkas dia.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Choirul Arifin/Danang Triatmojo)

     

  • Pria di Sukoharjo Ketagihan Judi Online Mobil dan Sepeda Motor Mertua Digadaikan Rp 8,5 Juta – Halaman all

    Pria di Sukoharjo Ketagihan Judi Online Mobil dan Sepeda Motor Mertua Digadaikan Rp 8,5 Juta – Halaman all

    Tersangka mengaku uang dari menggadaikan dua barang itu digunakan untuk bermain judi slot. Ia pun hanya mengaku menggelapkan mobil dan motor .

    Tayang: Rabu, 19 Maret 2025 19:37 WIB |
    Diperbarui: Rabu, 19 Maret 2025 19:37 WIB

    dok. Kompas

    EFEK JUDI ONLINE – Ilustrasi judi online di ponsel.

    Aksi nekat dilakukan seorang pria bernama Angga Dewangga (31) demi bisa bermain judi online. Kecanduan judi online, yang dialami pria yang beralamat sesuai KTP di Dukuh Gamping, Desa Joho, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah itu membuat dirinya nekat melakukan penipuan penggelapan.

    Mirisnya ia melakukan aksi tak terpuji tersebut kepada mertuanya sendiri. Sepeda motor Honda Revo dan Mitsubishi Colt 120 SS dia gadaikan agar tetap bisa bermain judi online. 

    Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Aksi nekat dilakukan seorang pria bernama Angga Dewangga (31) demi bisa bermain judi online.

    Kecanduan judi online yang dialami pria yang beralamat sesuai KTP di Dukuh Gamping, Desa Joho, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah itu membuat dirinya nekat melakukan penipuan penggelapan. 

    Mirisnya ia melakukan aksi tak terpuji tersebut kepada mertuanya sendiri. Sepeda motor Honda Revo dan Mitsubishi Colt 120 SS dia gadaikan agar tetap bisa bermain judi online.

    “Motor digadaikan Rp 1,5 juta. Mobil Rp 7 juta,” kata Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan didampingi Kanit Reskrim, Aiptu Saryanto, Rabu (19/3/2025).

    Tersangka mengaku uang dari menggadaikan dua barang itu digunakan untuk bermain judi slot. 

    Tersangka pun hanya mengaku menggelapkan mobil dan motor mertuanya saja. 

    Selain itu dia juga kerap meminta uang dengan alasan untuk usaha.

    “Kalau sampai sekarang (menggelapkan kasus lainnya) tidak mengakui. Tetapi kalau dia pinjam uang kepada temannya itu ada,” ujar Agung.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Bocah 8 Tahun Tewas Terpanggang dalam Insiden Kebakaran Warteg di Tangsel – Halaman all

    Bocah 8 Tahun Tewas Terpanggang dalam Insiden Kebakaran Warteg di Tangsel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang bocah laki-laki tewas dilalap si jago merah dalam kebakaran warteg di Jalan Raya Serpong, Kelurahan Pakulonan, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.

    Insiden itu terjadi pada Selasa (18/3/2025) pukul 23.43 WIB.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel, Ahmad Dohiri menuturkan kebakaran disebabkan hubungan arus pendek listrik atau korsleting.

    Dia menuturkan identitas korban berinisial A (8) di mana pada saat kejadian sedang tidur pulas di kamarnya yang terletak di lantai dua.

    Ahmad menyebut korban tidak dapat diselamatkan karena kobaran api sudah terlalu besar.

    Tiga orang lainnya, yaitu Naprilihin (55), Sutriani (42), dan Salsabila (14) berhasil melompat dari lantai dua.

    Mereka diselamatkan oleh tetangganya.

    “Kebakaran dapat dipadamkan setelah tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi,” paparnya dalam keterangan, Rabu (19/3/2025).

    Kondisi bangunan warteg sudah hangus terbakar sekitar 85 persen.

    Jenazah korban dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang.

    Korban lain yang mengalami luka yakni Sutriani dilarikan ke RSU Serpong Utara untuk mendapatkan perawatan.

    Terpisah, Komandan Pleton Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Dian Wiryawa, menjelaskan korban yang meninggal dunia adalah seorang anak yang sedang berada di dalam kamarnya.

    “Anak laki-lakinya yang masih tertidur pulas masih di dalam kamarnya,” kata Dian Wiryawan saat dikonfirmasi.

    Pada saat kejadian, pasangan suami istri yang merupakan pemilik warteg panik.

    Mereka keluar dari bangunan karena kobaran api yang semakin membesar.

    Pasangan suami istri ini baru menyadari bahwa anak mereka masih berada di dalam kamar, setelah mereka berhasil keluar dari warteg.

    “Korban masih anak-anak,” tutur Dian.
     

  • Siasat Petani Tanam Ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Dijanjikan Bonus Rp4 Juta – Halaman all

    Siasat Petani Tanam Ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Dijanjikan Bonus Rp4 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak empat petani di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur, ditetapkan sebagai tersangka penggarap ladang ganja.

    Kasus penemuan ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terungkap sejak September 2024.

    Keempat petani menanam ganja atas permintaan Edy, warga Dusun Pusung Duwur, yang kini masih buron.

    Seorang tersangka bernama Ngatoyo meninggal saat dirawat di RSUD dr Haryoto pada Sabtu (2/3/2025).

    Ngatoyo telah dua kali menjalani sidang dan kondisi kesehatannya terus menurun.

    Sidang lanjutan digelar di Pengadilan Negeri Lumajang pada Senin (17/3/3035).

    Terdakwa bernama Bambang, mengaku menanam ganja karena dijanjikan uang Rp150 ribu oleh Edy selaku inisiator.

    “Saya dijanjikan upah Rp 150 ribu per hari,” ujarnya.

    Tugas yang diberikan Edy ke Bambang yakni merawat tanaman ganja di sejumlah titik.

    Sebelum bekerja, Edy mengajarkan cara menanam ganja ke Bambang serta tiga tersangka lain.

    “Cara menanam memupuk semua diberitahu. Setiap ke lokasi itu bawa pupuk,” imbuhnya.

    Bambang tak mengetahui keberadaan Edy yang masuk daftar pencarian orang (DPO).

    Ia hanya mengetahui Edy seorang petani dan pedangang sayuran.

    “Edy orangnya (berkulit) putih, berkumis,” tuturnya.

    Sementara itu, terdakwa Tomo mengatakan dirinya terlibat penanaman ganja karena kendala ekonomi.

    Selama ini, penghasilan sebagai petani tak cukup memenuhi kebutuhan hidupnya dan Edy datang dengan iming-iming uang Rp4 juta setiap panen.

    “Kalau saat panen upah yang dijanjikan mencapai Rp4 juta,” terangnya.

    Tetapi, kata terdakwa Tono, Edy tak menepati janji untuk membayar para petani.

    “Sampai sekarang saya tak pernah menerima upah. Seperti semuanya diperdaya saja oleh Edy,” jelasnya.

    Tono juga tak mengetahui lahan yang digunakan untuk menanam ganja merupakan kawasan konservasi TNBTS.

    “Selama ini bebas masuk keluar hutan tak ada penjagaan,” tandasnya.

    Hakim Ketua, Redite Ika Septina, meminta penyidik membuat sketsa wajah Edy yang diduga pelaku utama dalam kasus ini.

    Sebelumnya, Kasubsi Pidum Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, mengatakan Edy masih diburu.

    “Sekarang masih pengejaran saya konfirmasi ke pak Kasat Narkoba tadi,” katanya, Rabu (19/3/2025).

    Ipda menjelaskan penyidik telah mengantongi foto Edy, namun tak dapat mengungkap ciri fisiknya secara detail.

    “Terkait sketsa (wajah pelaku) Polres Lumajang punya fotonya. Soal foto ini akan dipublikasi? Nanti Kasat Narkoba akan meminta petunjuk terlebih dahulu kepada Pak Kapolres,” ucapnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Surya.co.id dengan judul Beda Nasib Petani di Ladang Ganja di Bromo dan Pemiliknya: Pekerja Meninggal, Bos Bebas Berkeliaran

    (Tribunnews.com/Mohay) (Surya.co.id/Erwin Wicaksana)

  • Motif Pria di Jember Bunuh Anak Pacar, Jasad Korban Dibungkus Karung dan Dikubur di Kebun Kopi – Halaman all

    Motif Pria di Jember Bunuh Anak Pacar, Jasad Korban Dibungkus Karung dan Dikubur di Kebun Kopi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang bocah di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berinisial F (6) ditemukan tewas terkubur dan terbungkus karung pada Kamis (13/2/2025).

    Korban dilaporkan hilang oleh ibunya sejak Minggu (9/2/2025).

    Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan bernama Alfiyanto (25) ditangkap dan sempat dihajar warga.

    Pelaku merupakan pacar ibu korban yang melakukan pembunuhan di kebun kopi Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember.

    Alfiyanto mengaku menyesal telah membunuh anak pacarnya.

    “Saya menyesal membunuh korban. Dan saya sangat mencintai IR (ibu korban),” ucapnya, Senin (17/3/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Motif pembunuhan adalah pelaku kesal karena korban tidak suka ibunya berpacaran dengan pelaku.

    “Seringkali menunjukkan pantatnya pada saya dengan nada mengejek, bahkan suka berkata kasar,” beber Alfiyanto.

    Saat berada di kebun kopi, Alfiyanto memukuli korban hingga meninggal.

    “Saya periksa nadi dan napas di hidungnya tidak berdenyut. Saya pun menganggap korban mati, ” imbuhnya.

    Alfiyanto kemudian mengubur jasad korban dan membakar pakaiannya untuk menghilangkan jejak.

    “Saya menggali tanah menggunakan ranting pohon hingga kedalaman setengah meter, kemudian tubuh dia saya masukkan ke dalam karung lalu menguburnya,” ucapnya.

    Pelaku sempat berpura-pura membantu IR mencari keberadaan korban yang dilaporkan hilang.

    “Saat IR lapor polisi, saya ikut dan juga ikut mencari korban. Itu saya lakukan agar IR dan warga lain tidak curiga,” katanya.

    Meski pelaku sempat kabur, warga mengetahui keberadaan pelaku dan menghajarnya.

    Kronologi Pembunuhan

    Kasatreskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma, mengatakan ibu korban menitipkan F kepada pelaku karena sibuk membantu tetangga mempersiapkan hajatan pernikahan.

    “Ibu korban saat itu sedang sibuk membantu acara hajatan di rumah saudaranya,” katanya.

    Setelah dititipkan, korban diajak ke kebun kopi dan dianiaya hingga tewas.

    “Korban dikubur di sana, baju dan sandalnya dibakar untuk menghilangkan barang bukti,” lanjutnya.

    Penganiayaan dilakukan Alfiyanto menggunakan tangan kosong dan menyasar dada korban.

    “Dia memukul di bagian dada, cukup banyak (pukulannya) saat kami tanyakan berapa kali,” imbuhnya.

    Ibu korban masih syok akan kejadian ini dan belum dapat diperiksa sebagai saksi.

    AKP Angga Riatma mengatakan jasad ditemukan dalam kondisi terbungkus karung putih.

    “Setelah korban tidak bergerak, bocah tersebut dimasukkan ke dalam karung warna putih,” paparnya, Jumat (14/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Kebun kopi yang menjadi lokasi jasad dikubur berjarak 50 meter dari rumah pelaku.

    “Kedalaman korban dikuburkan selutut (orang dewasa),” lanjutnya.

    Sejumlah barang bukti disita penyidik, yakni sepeda motor dan sebilah batang kayu yang digunakan untuk menggali kuburan.

    “Sisa baju yang dibakar, lelehan kain, potongan kayu, bambu arang kami ambil, terus jenazah korban dan juga karung,” sambungnya.

    Pihaknya masih menyelidiki korban yang dikubur dalam keadaan hidup atau meninggal.

    “Berdasarkan hasil autopsi nanti bisa kami simpulkan. Apakah korban dikuburkan saat masih hidup, atau meninggal dunia karena luka fatal atau korban meninggal karena kekurangan napas,” tandasnya.

    Kejiwaan pelaku yang berusia 25 tahun akan diperiksa.

    Menurutnya, pelaku dapat dijerat pasal 340, subsider 338 subsider 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pembunuhan dan penganiayaan.

    “Ini masih sangkaan awal untuk lebih jelasnya pasalnya akan kami lakukan usai gelar perkara,” katanya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Penuturan Pelaku Pembunuhan Anak Kekasih di Jember

    (Tribunnews.com/Mohay) (Tribunjatim.com/Imam Nawawi)

  • Kasus Korupsi Pertamina Belum Usai, Muncul Praktik SPBU Curang, Keuntungan Rp3,4 Miliar per Tahun – Halaman all

    Kasus Korupsi Pertamina Belum Usai, Muncul Praktik SPBU Curang, Keuntungan Rp3,4 Miliar per Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina masih ramai disorot publik dan masih dalam tahap penyidikan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

    Namun, saat kasus korupsi Pertamina ini belum usai, kini muncul kasus baru, yakni kasus praktik SPBU curang yang ditemukan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Kasus praktik SPBU curang ini diungkap oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Budi Santoso.

    Budi menyebut dugaan praktik SPBU curang ini awalnya ditemukan berkat aduan masyarakat.

    Kasus itu kemudian ditindaklanjuti oleh Polri, Kemendag, dan pemerintah daerah.

    “Pagi ini Rabu (19/3/2025), kita melakukan ekspose bersama, dengan Bareskrim Polri, yaitu ekspose mengenai pelanggaran atau kecurangan yang dilakukan SPBU di Kabupaten Bogor.”

    “Jadi temuan ini berasal dari aduan masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti oleh Polri dan kemudian didalami bersama Kemendag dan juga pemerintah daerah.”

    “Sehingga ditemukan ada kecurangan yang dilakukan oleh pengusaha SPBU ini,” kata Budi dilansir Kompas TV, Rabu (19/3/2025).

    Kecurangan ini berupa pemasangan perangkat elektronik pada pompa ukur.

    Perangkat tersebut disimpan di ruangan yang jauh dari tempat pengisian SPBU.

    Perangkat itu juga disambungkan dengan sistem remote sehingga bisa dioperasikan dari ponsel.

    “Yaitu dengan memasang perangkat elektronik yang ini saya pikir bentuknya baru , jadi tidak begitu kelihatan.”

    “Elektronik dipasang di kabel disambungkan di pompa ukur, kemudian dibawa ke ruangan yang agak jauh dari pompa ukur dan menggunakan sistem remote,” kata Budi.

    Budi menambahkan, akibat praktik SPBU curang ini, pengusaha SPBU bisa meraup keuntungan hingga Rp3,4 miliar per tahunnya.

    “Sehingga konsumen atau masyarakat dirugikan, kira-kira dalam setahun Rp3,4 miliar,” imbuh Budi.

    Penyelidikan Terungkap: SPBU Beroperasi Dengan Kecurangan Sejak Awal

    Polisi dan pihak Kemendag pun mendalami kasus ini lebih lanjut dan menemukan bahwa perangkat tersebut telah terpasang sejak awal SPBU beroperasi meski pengawas SPBU, Husni Zaeni Harun, mengaku baru dua bulan melakukan pengaturan pengurangan takaran.

    Atas tindakan tersebut, Budi Santoso menyatakan bahwa pelaku dapat dijerat dengan Pasal 62 Ayat 1 UU Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana penjara hingga lima tahun dan denda maksimal Rp2 miliar.

    Selain itu, Pasal 27 Ayat 1 dan Pasal 32 Ayat 1 UU Metrologi Legal juga dapat menjerat mereka dengan ancaman pidana satu tahun penjara dan denda Rp1 miliar.

    Kasus ini menjadi peringatan keras terhadap pengelola SPBU yang berniat melakukan kecurangan terhadap konsumen, dan menunjukkan bahwa pemerintah tak akan segan-segan mengambil tindakan tegas terhadap para pelanggar.

    Penyidik Bareskrim Polri masih mendalami lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama kecurangan ini telah berlangsung dan berapa besar kerugian yang telah dialami masyarakat.

    Dengan adanya aksi penyegelan dan penyelidikan yang dilakukan oleh Kemendag dan Bareskrim, masyarakat diingatkan untuk lebih waspada dan melaporkan jika menemukan adanya kecurangan serupa.

    Pemerintah menegaskan bahwa mereka akan terus mengawasi dan memberi sanksi tegas kepada SPBU yang mencoba memanipulasi takaran BBM demi keuntungan pribadi.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Glery Lazuardi)

  • Sosok Iwan Sulistiya, Kades di Klaten Bagikan THR Rp200 Ribu ke Semua Warganya, Punya Harta Rp1,4 M – Halaman all

    Sosok Iwan Sulistiya, Kades di Klaten Bagikan THR Rp200 Ribu ke Semua Warganya, Punya Harta Rp1,4 M – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Iwan Sulistiya Setiyawan, kepala desa yang bagi-bagi tunjangan hari raya (THR) kepada semua warganya, masing-masing dapat Rp200 ribu.

    Iwan merupakan Kepala Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

    Ia jadi orang nomor satu di Wunut sejak 2023 lalu.

    Dikutip dari desawunutklaten.id, Iwan adalah kepala desa ke-5 yang memimpin Desa Wunut.

    Iwan terpilih menggantikan kades Wunut sebelumnya yang bernama Samsuri.

    Iwan membeberkan pihak Pemerintah Desa Wunut sudah menyiapkan uang Rp457 Juta untuk dibagikan kepada warganya.

    Uang tersebut akan dibagi dengan ketentuan setiap kepala mendapatkan Rp 200 ribu.

    “Kita memberikan THR, untuk 2.289 jiwa. Sehingga jumlahnya Rp 457.800.000,” katanya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Iwan mengungkap sumber pemasukan desa sehingga bisa memberikan THR adalah pengelolaan badan usaha milik desa di bidang pariwisata.

    Desa Wunut mempunyai potensi wisata air bernama Umbul Pelem.

    Desa membangun destinasi wisata itu dengan konsep waterpark.

    Sementara pembagian THR sudah diberikan selama beberapa tahun yang lalu.

    Pemberian THR berdasarkan jumlah jiwa di dalam kartu keluarga (KK)

    Baik anak-anak maupun orang dewasa mendapatkan besaran uang yang sama.

    Nominal THR meningkat setiap tahunnya.

    Pada tahun 2024, pemberian THR diberikan per KK bukan per jiwa sebesar Rp400 ribu.

    “Kita pengen warga kita bahagia disaat lebaran, walaupun mungkin pemberian kita 1 orang baru Rp 200 ribu. Tapi semoga ini bermanfaat bagi warga kita,” harap Iwan.

    Seorang warga bernama Sunipah (30) menangis bahagia setelah mendapatkan THR di Gedung Serbaguna Desa Wunut, Selasa (18/3/2025).

    Ia mendapatkan THR sebanyak Rp1.600.000.

    Sunipah diketahui memiliki 7 orang anak.

    “Senang. Buat beli baju lebaran anak,” katanya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Sunipah terbantu dengan pemberian THR dari pihak desa.

    Semua karena ia memiliki pendapatan tidak menentu.

    “Dapat ya (rata-rata) Rp100 ribu, sampai Rp180 ribu (sehari),” paparnya.

    Iwan memiliki harta kekayaan sebanyak Rp.1.492.850.000.

    Jumlah tersebut ia laporkan ke Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 31 Desember 2024.

    Berikut rincian lengkapnya:

    Tanah dan Bangunan Rp1.313.250.000 

    Tanah dan Bangunan Seluas 993 m2/84 m2 di KAB / KOTA KLATEN, WARISAN Rp702.000.000
    Tanah Seluas 1124 M2 Di Kab / Kota Klaten, Warisan Rp146.120.000
    Tanah Seluas 501 M2 Di Kab / Kota Klaten, Warisan Rp65.130.000
    Tanah Seluas 1560 M2 Di Kab / Kota Klaten, Hadiah Rp200.000.000
    Tanah Seluas 1630 M2 Di Kab / Kota Klaten, Hasil Sendiri Rp200.000.000

    Alat Transportasi Dan Mesin Rp112.000.000

    Mobil, Toyota Rush Tahun 2012, Hasil Sendiri Rp90.000.000
    Motor, Yamaha N-Max Tahun 2019, Hasil Sendiri Rp22.000.000

    Harta Bergerak Lainnya Rp5.600.000

    Surat Berharga Rp—-

    Kas Dan Setara Kas Rp62.000.000

    Harta Lainnya Rp—-

    Utang Rp—-

    Total Harta Kekayaan (Ii-Iii) Rp1.492.850.000

    (Tribunnews.com)(TribunSolo.com/Zharfan Muhana)

  • Fakta 2 Oknum LSM Tusuk Satpam SMKN 9 Tangerang, Bukan karena Minta Jatah THR – Halaman all

    Fakta 2 Oknum LSM Tusuk Satpam SMKN 9 Tangerang, Bukan karena Minta Jatah THR – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral dua oknum anggota Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang mengatasnamakan Gerhana melakukan penganiayaan pada satuan pengamanan alias satpam di SMKN 9 Tangerang di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Solear.

    Dalam narasi yang beredar di media sosial, dua oknum tersebut marah lantaran tak diberi THR oleh pihak sekolah.

    Akun X Heraloebss ikut membagikan video berdurasi 29 detik yang menunjukkan dua pelaku cekcok dengan korban.

    Tampak korban tersungkur saat pelaku melakukan penusukan.

    “Surat Minta THR Tak Direspon, Oknum Anggota LSM Gerhana Bacok Satpam SMKN 9 Argo Subur Tangerang (17/3/2025),” tulis @heraloesbss.

    Nyatanya, 2 oknum LSM tersebut bukan mempertanyakan soal THR, melainkan tentang surat yang dikirim minggu lalu.

    Dikutip dari TribunTangerang.com, Humas SMKN 9 Tangerang, Masyur meluruskan disinformasi yang beredar.

    Memang benar terjadi penganiayaan, tapi aksi tersebut bukan tentang THR.

    Masyur menjelaskan, kedua pelaku datang menggunakan Honda PCX pada Senin (17/3/2025) siang.

    Keduanya datang untuk menindaklanjuti surat berisi dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BBM Subsidi.

    Sambil berteriak, dua pelaku langsung ke kantor mencari kepala sekolah.

    “Jadi mereka berdua datang ke sini saat siang hari, memang ketika masuk ke sekolah, dua oknum itu sedikit teriak, menanyakan keberadaan kepala sekolah,” kata Mansyur saat diwawancarai di SMKN 9 Kabupaten Tangerang, Selasa (18/3/2025). 

    “Bertemu lah dengan saya waktu itu, dan oknum itu pun menanyakan soal surat yang telah dikirim.”

    “Isinya bukan soal THR, tapi dua oknum itu menduga kalau SMKN 9 telah menyelewengkan dana BOS dan dana BBM subsidi, padahal itu tidak benar, kami saja tidak ada dana BBM Subsidi,” tambahnya. 

    Dua oknum LSM tersebut tetap berupaya ingin menemui kepala sekolah.

    Namun karena kepala sekolah dalam keperluan di luar sekolah, keduanya meninggalkan kantor.

    Kedua pelaku justru berhenti di pos satpam dan terlibat cekcok hingga berakhir pembacokan.

    Aksi tersebut terekam CCTV.

    Terjadi saling dorong antara korban dengan oknum LSM itu tepat di depan gerbang sekolah. 

    Tak lama, adu pukul pun terjadi, hingga salah satu anggota LSM mengeluarkan senjata tajam dan membacok korban beberapa kali. 

    “Saat mereka (oknum LSM) itu akan pergi, terjadi cekcok dan adu pukul dengan satpam, sampai salah satu dari pelaku mengeluarkan senjata tajam dan membacok satpam,” kata Mansyur. 

    “Satu korban, yaitu Karyono mengalami luka tusuk pada bagian kepala, kuping dan pinggang,” kata dia.

    Sementara korban lainnya, Sunarto mengalami luka pada bagian hidungnya.
     
    Pada kesempatan lain, saksi sekaligus rekan kerja korban, Wahana menjelaskan situasi saat pengeroyokan terjadi.

    Wahana mengatakan, usai terjadi cekcok, salah satu pelaku menghantam wajah Sunarto menggunakan helm.

    Adapun korban lainnya, yakni Karyono mengalami lima luka tusuk, yakni di bagian leher, telinga dan pinggang.

    “Korban pertama dipukul pakai helm, hingga helm tersebut pecah, korban kedua terkena lima luka tusuk, yaitu di leher, telinga sama pinggangnya,” kata Wahana saat ditemui di lokasi.

    Kini kedua pelaku masih dalam pengejaran.

    Meski sudah terungkap anggota LSM Gerhana, namun polisi masih membutuhkan penyelidikan mendalam.

    Kepala Seksi Humas Polresta Tangerang, Ipda Rani Purbawa menuturkan, pihaknya akan mengerahkan tim gabungan, yang terdiri dari Tim Satreskrim Polresta Tangerang dan Polsek Cisoka untuk memburu kedua pelaku. 

    “Tim Satreskrim Polresta Tangerang bersama Polsek Cisoka sedang melakukan upaya pengungkapan dari pelaku tersebut,” kata dia saat diwawancarai di Mapolreta Tangerang, Selasa (18/3/2025). 

    Lebih lanjut, Rani Purbawa juga mengatakan saat ini Satreskrim Polresta Tangerang telah melakukan pemeriksaan terhadap beberpa saksi terkait kasus tersebut. 

    “Kami sudah melakukan penyelidikan secara komprehensif, dan sudah ada beberapa saksi yang periksa,” kata dia. (*)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunTangerang.com dengan judul Kronologi Lengkap Penusukan Satpam SMKN 9 Kabupaten Tangerang oleh Dua Oknum Anggota LSM dan Polisi Buru 2 Anggota LSM Pelaku Penusukan Satpam SMKN 9 Kabupaten Tangerang

    (Tribunnews.com/ Siti N) (TribunTangerang.com/ Nurmahadi)

  • Petani Ladang Ganja Lereng Semeru Diajari Cara Tanam dan Memupuk, Dapat Bagian Rp4 Juta Tiap Panen – Halaman all

    Petani Ladang Ganja Lereng Semeru Diajari Cara Tanam dan Memupuk, Dapat Bagian Rp4 Juta Tiap Panen – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) menyatakan temuan kawasan konservasi di lereng Gunung Semeru yang ditanami ganja mencapai 0,6 hektar atau 6.000 meter persegi tersebar di 59 lokasi. 

    Lokasi penanaman ganja tersebut berada di Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, seperti terungkap saat sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Negeri Lumajang, Selasa (11/3/2025).

    Menurut Septi Eka Wardhani, Kepala Bagian Tata Usaha BBTNBTS, mengatakan bahwa hasil konversi luasan lahan di 59 titik ini berjumlah 0,6 hektar. 

    Setiap ladang ganja memiliki luas yang berbeda antara 4 meter persegi hingga 16 meter persegi. “Luasan sekitar 0,6 hektar, ada di 59 titik berbeda,” kata Septi melalui pesan singkat, Selasa (18/3/2025).

    Seperti dilansir dari Kompas.com pada Jumat (20/9/2024), ketika polisi dan warga menyisir ladang ganja di 16 lokasi berbeda, luasannya mulai dari 5×10 meter sampai 10×20 meter. 

    Kala itu, polisi menemukan 10.000 batang tanaman ganja berbagai ukuran, mulai dari 20 sentimeter hingga 2 meter. 

    Septi mengklaim saat ini sudah tidak ada lagi tanaman ganja di kawasan konservasi TNBTS.  “Saat ini sudah dipastikan tidak ada tanaman itu lagi (ganja),” kata dia.

    Septi menjelaskan, lahan-lahan yang rusak akibat ditanami ganja ini akan ditanami lagi dengan jenis tumbuhan asli TNBTS. 

    Namun tidak disebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan ekosistem yang rusak agar kembali seperti semula, termasuk biaya yang dibutuhkannya. 

    Selain itu Septi menyebut bahwa beberapa jenis tumbuhan yang akan ditanam adalah dadap, cemara gunung, putih dada, dan kesek. 

    PENANAM GANJA LERENG SEMERU- Terdakwa kasus ladang ganja di kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) keluar dari Ruang Sidang Kartika Pengadilan Negeri Lumajang, Selasa (18/3/2025). Saat persidangan, para terdakwa menyebutkan ciri-ciri pelaku utama.

    Saat ini kasus temuan ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tengah dipersidangkan di Pengadilan Negeri Lumajang, Selasa (18/3/2025). 

    Agenda persidangan memasuki tahap pemeriksaan para terdakwa, yakni Tomo, Tono dan Bambang, warga Argosari Lumajang. 

    Ketiga terdakwa merupakan seorang petani yang berafiliasi dan membantu perawatan tanaman ganja. Mereka mengaku dipekerjakan untuk mengurus tanaman ganja oleh seorang warga bernama Edy. 

    Edy diduga kuat merupakan otak inisiator penanaman ganja di wilayah pegunungan Desa Argosari. Kini, Edy masih berstatus buron alias masuk daftar pencarian orang (DPO).

    Keberadaannya masih misterius sehingga tengah dilakukan upaya pengejaran oleh polisi. 

    Majelis hakim persidangan diketuai oleh Hakim Ketua Redite Ika Septiana. Beranggotakan dua hakim anggota yakni Adhi Gandha Wijaya serta Faisal Ahsan.

    Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan kali ini adalah Prasetyo Pristanto. 

    Ketika dicecar pertanyaan oleh para hakim, terdakwa Bambang mengaku jika dirinya mau membantu Edy menanam ganja lantaran tergiur nominal upah bayaran. 

    “Saya dijanjikan upah Rp 150 ribu per hari oleh Edy,” ujar Bambang di hadapan majelis hakim. 

    Bambang mengutarakan dirinya diberi tugas oleh Edy untuk merawat tanaman ganja di salah satu titik yang sudah ditentukan. 

    Kepada majelis hakim, ia mengakui keterampilan menanam ganja diajarkan langsung oleh Edy sang DPO.  “Cara menanam memupuk semua diberi tahu. Setiap ke lokasi itu bawa 5 kilogram pupuk,” bebernya.

    Terkait keberadaan pelaku yang buron, Bambang sontak mengakui tidak tahu menahu tentang keberadaan Edy.

    Kepada majelis hakim, Bambang mengungkap ciri-ciri fisik sang pelaku utama. 

    Sehari-hari, Edy diketahui merupakan petani yang menanam sayur dan juga berdagang sayuran. Edy merupakan warga Dusun Pusung Duwur, Lumajang.

    “Edy orangnya (berkulit) putih, berkumis,” jelasnya singkat. 

    Sementara itu, terdakwa Tomo menuturkan motif utama dirinya tergiur masuk dalam sindikat ladang ganja karena motif ekonomi. 

    Penghasilannya sebagai petani tak terlalu baik sehingga dirinya memutuskan menerima tawaran Edy menanam ganja. 

    “Kalau saat panen upah yang dijanjikan mencapai Rp 4 juta setiap kali panen,” beber Tomo. 

    Senada dengan dua terdakwa lainnya, terdakwa Tono lantang menyebut jika upah yang dijanjikan tak kunjung dibayarkan hingga akhirnya dirinya tertangkap polisi. 

    “Sampai sekarang saya tak pernah menerima upah. Seperti semuanya diperdaya saja oleh Edy,” tutur Tono. 

    Selama bekerja di ladang ganja yang ditentukan Edy, para terdakwa kompak mengaku tak mengetahui jika lahan tersebut merupakan kawasan konservasi TNBTS. 

    “Selama ini bebas masuk keluar hutan tak ada penjagaan,” ujar para terdakwa. 

    Hakim Ketua Redite Ika Septiana menyarankan agar sketsa pelaku utama yang kini buron disebar di wilayah Desa Argosari. 

    “Foto Edy ini bisa dipasang di pintu-pintu masuk desa (Argosari),” pesan Redite. 

    Di sisi lain, sidang lanjutan kasus ladang ganja Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur akan dilanjutkan dua pekan ke depan.

    Agenda pemeriksaan di persidangan yang akan datang adalah penggalian keterangan dari saksi para terdakwa. Meliputi keluarga terdakwa dan pihak-pihak yang terkait. 

    Laporan Reporter: Erwin Wicaksono | Sumber: Tribun Jatim

  • Sosok AKP Anumerta Lusiyanto yang Tewas Tertembak, Dikenal Baik dan Ramah – Halaman all

    Sosok AKP Anumerta Lusiyanto yang Tewas Tertembak, Dikenal Baik dan Ramah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolsek Negara Batin Polres Way Kanan AKP Anumerta Lusiyanto tewas tertembak saat menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, pada Senin 17, Maret 2025.

    Jenazah AKP Anumerta Lusiyanto dimakamkan kemudian di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sumber Harjo, Kecamatan Buay Madang Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Selasa (18/3/2025) kemarin.

    Kini keluarga hanya bisa mengenang keseharian Lusiyanto yang semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah kepada masyarakat.

    “Baik orangnya, sangat ramah beliau itu,” ucap kerabat almarhum Lusiyanto, Sarijan, dikutip dari Tribun Sumsel, Selasa.

    Pria berusia 86 tahun itu mengatakan, almarhum adalah sosok anggota Polri yang dekat dengan masyarakat.

    “Kalau dia (almarhum) pulang ke sini pasti bergaul dengan masyarakat. Baik sekali orangnya,” ungkapnya.

    Sosok Penurut

    Selain itu, di mata keluarga, AKP Anumerta Lusiyanto merupakan sosok yang penurut.

    Saudara perempuan almarhum, yaitu Parwati mengatakan, Lusiyanto merupakan anak bungsu yang memiliki tiga kakak perempuan.

    “Lusiyanto ini adik bungsu yang paling nurut sama mbak-mbaknya. Serta paling manja dengan mbak-mbaknya,” kenang Parwati sambil menangis, Selasa.

    Ia menyebut, dalam beberapa minggu ini Lusiyanto selalu ingin berkomunikasi lewat gawai dan berkumpul dengan keluarga.

    “Bahkan pada hari Minggu kemarin, adik saya Lusiyanto ini pulang ke sini. Bahkan sempat ikut tarawih di mushola dekat rumah mbak saya. Lalu abis sahur berangkat pulang kembali ke Way Kanan,” ucap Parwati.

    Parwati juga menyampaikan sempat ada firasat yang dirasakannya pada saat libur panjang kumpul-kumpul bersama keluarga beberapa hari yang lalu, bahkan ia juga sempat mengambil video kebersamaan itu.

    “Pada saat itu Lusiyanto itu sempat bilang nanti kalau kita kumpul di Sumber Harjo nanti juga kumpul di Negara Batin, saya diminta untuk menginap di rumah dinasnya, itu permintaannya,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Parwati menyebut tak ada pesan-pesan terakhir yang disampaikan almarhum.

    Namun menurut Parwati, jika almarhum Lusiyanto kangen terhadap ibunya, almarhum menelepon dirinya. 

    “Tidak ada pesan terakhir, namun almarhum Lusiyanto mengatakan jika dia kangen ibu, dia menelepon saya.” 

    “Karena menurut almarhum, saya ini sosok pengganti ibu, jadi kalau Lusiyanto kangen ibu, selalu menelepon saya,” tuturnya. 

    Parwati berujar bahwa kepergian Lusiyanto secara tragis ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga besarnya.

    “Ya kami sangat kehilangan sosok adik kami yang sangat kami sayangi ini. Dan sangat-sangat luar biasa di tengah-tengah keluarga.” 

    “Kami sempat tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini,” ucap Parwati.

    Setelah kejadian ini, ia meminta kepada aparat penegak hukum agar menindak tegas pelaku yang menghabisi nyawa adiknya.

    “Harapan saya dan keluarga besar meminta keadilan seadil-adilnya untuk ditindak tegas pelaku penembakan adiknya,” ucap Parwati.

    Ia lantas menyampaikan doa untuk adiknya yang meninggal dunia dalam menjalankan tugasnya.

    “Semoga diterima amal ibadahnya, diampuni segala dosa-dosanya. Insyaallah ini sudah takdir Allah jalannya.” 

    “Di mana almarhum meninggal dunia ketika menjalankan tugas memberantas kebatilan,” ujarnya. 

    Sebagai informasi, sebanyak tiga anggota kepolisian tewas ditembak saat menggerebek tempat perjudian sabung ayam di Way Kanan.

    Selain AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus Aprianto dan Briptu Anumerta M. Ghalib Surya Ganta juga kehilangan nyawanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Tangis Kakak Kandung Pecah Kuak Keseharian AKP Anumerta Lusiyanto Tewas Tertembak, Adik Penurut.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSumsel.com/Aggi Suzatri)