Category: Tribunnews.com Regional

  • Kasus Pembunuhan Kekasih di Bantul, Pelaku Sempat Bersihkan Kerangka Jasad Korban – Halaman all

    Kasus Pembunuhan Kekasih di Bantul, Pelaku Sempat Bersihkan Kerangka Jasad Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pihak kepolisian mengungkap temuan baru dalam kasus pembunuhan kekasih di sebuah indekos yang berada di Bantul, DI Yogyakarta. 

    Pelaku yang bernama Muhammad Rafy Ramadhan (24) atau MRR sempat membawa kerangka jasad korban yang merupakan kekasihnya, Enggal Dika Puspia (23) atau EDP.

    Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, membeberkan fakta baru. 

    MRR mencekik EDP pada 25 September 2024 sekitar pukul 09.00 WIB.

    Setelah melakukan aksinya, pelaku memindahkan jasad korban ke kamar paling timur atau kamar nomor empat.

    “Jenazah ditutupi jas hujan, namun oleh tersangka dipindah ke kamar nomor 3 (sebelah kanan kamar nomor 4), dan ditutupi selimut,” kata Jeffry saat dihubungi wartawan melalui telepon, Jumat (21/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Setelah dua minggu menyimpan jenazah, bau tak sedap mulai tercium, sehingga pelaku memutuskan untuk pindah tidur ke kontrakan temannya di Condongcatur, Sleman.

    “Pada tanggal 7 Desember 2024, tersangka membereskan tempat kejadian dengan cara membuka kamar nomor 3 dan mendapati tubuh korban sudah menjadi kerangka,” kata dia. 

    Jeffry mengatakan, rambut, pakaian, serta barang-barang milik korban dimasukkan ke dalam kantong plastik sampah berwarna hitam.

    Pelaku kemudian membawa kantong tersebut ke kontrakan di Condongcatur, Sleman.

    Bahkan, pada 20 Desember 2024, tersangka membawa kantong plastik sampah tersebut ke losmen di Kaliurang, Sleman. 

    “Dibersihkan kerangkanya lalu membawa kerangka tersebut untuk disimpan di rumahnya korban di Padukuhan Gading Lumbung Rt. 16, Donotirto, Kretek,” kata dia. 

    “Pelaku juga membawa sisa pakaian korban yang dimasukkan ke dalam trash bag dan koper yang tersisa di kontrakan yang beralamat Kampung Dawang, Padukuhan Manding,” imbuhnya.

    Pelaku membakar berbagai barang yang terkontaminasi jasad korban, termasuk selimut, mantel, kantong plastik, rambut, dokumen, boneka, serta pernak-pernik yang dikenakan korban.

    Diberitakan sebelumnya, MRR tega membunuh EDP dengan cara dicekik.

    Jenazah korban ditemukan pada Kamis (20/3/2025), setelah ada laporan mengenai seorang perempuan lama tak terlihat, sedangkan motornya dibawa sang kekasih.

    Mendapat laporan itu, polisi langsung menindaklanjuti dan menemukan tindak pidana pembunuhan yang terjadi di suatu indekos Kalurahan Sabdodadi.

    “Jenazah korban ditemukan pada Kamis (20/3/2025) pukul 18.00 WIB, usai jajaran Polsek Bantul dan Polres Bantul mendapat laporan terkait dugaan pembunuhan,” ungkap Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, dilansir TribunJogja.com.

    “Saat ditemukan, jenazah korban tinggal kerangka. Saat ini, jenazah korban dibawa ke RS Bayangkara untuk dilakukan otopsi lebih lanjut,” ujarnya. 

    Pelaku mengaku ia menjalin hubungan asmara dengan korban.

    Keduanya terlibat cekcok sebelum insiden tersebut terjadi.

    “Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku dengan cara mencekik korban di tempat kos yang menjadi tempat kejadian perkara sampai meninggal dunia.”

    “Dan berdasarkan pengakuan pelaku, itu dilakukan karena sebelumnya terlibat cek cok,” ungkap Jeffry.

    Pelaku kemudian membawa pulang jasad korban yang hanya tersisa tulang belulang dan menyimpannya di rumahnya di Gading Daton, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek.

    Kerangka jasad korban dibungkus menggunakan kantong plastik sampah berwarna hitam.

    Namun, hingga saat ini, Jeffry belum dapat mengungkap secara rinci bagaimana rangkaian peristiwa yang menyebabkan korban hanya tersisa tulang belulang.

    “Selanjutnya, pelaku membawa dan mengakui menyimpan korban di kamar rumah pelaku yang berada di Kapanewon Kretek.”

    “Dan saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan tinggal kerangka manusia atau tulang belulang dan terbungkus trashbag warna hitam di rumah pelaku,” ujarnya.

    Kasus ini tengah ditangani oleh pihak Satreskrim Polres Bantul.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kronologi Kasus Warga Bantul Simpan Tulang Belulang Kekasihnya di Kamar

    (Tribunnews.com/Falza) (TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana) (Kompas.com/Markus Yuwono)

  • Temuan Baru Kompolnas soal Kasus Penembakan 3 Polisi di Lampung, Sebut Pelaku Terbiasa Pakai Senjata – Halaman all

    Temuan Baru Kompolnas soal Kasus Penembakan 3 Polisi di Lampung, Sebut Pelaku Terbiasa Pakai Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) membeberkan sejumlah temuan penting dalam kasus tewasnya tiga polisi saat melakukan penggerebekan arena sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Adapun, penembakan itu dilakukan oleh dua oknum TNI yang diduga juga mengelola lokasi judi sabung ayam dan kini mereka sudah diamankan di Denpom Lampung.

    Komisioner Kompolnas, Choirul Anam mengatakan bahwa dari hasil temuan menunjukkan pelaku penembakan bukan berasal dari kalangan sipil.

    Pasalnya, pelaku yang melakukan penembakan itu diduga sudah terbiasa menggunakan senjata api.

    Hal tersebut diketahui setelah dua komisioner Kompolnas, Choirul Anam dan Supardi Hamid melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “(Luka) itu cukup spesifik. Kalau itu dilakukan oleh orang yang tidak pernah pegang senjata, kayaknya susah.”

    “Jadi, ini identifikasinya lebih dekat kepada orang yang terbiasa menggunakan atau tahu cara menggunakan senjata,” kata Anam saat dihubungi dari Bandar Lampung, Kamis (20/3/2025) sore, dilansir Kompas.com.

    Temuan lainnya adalah terkait jenis senjata api yang digunakan.

    Menurut Anam, kemungkinan besar senjata yang digunakan itu bukan senjata rakitan.

    “Memang betul kami dapat informasi di sini banyak senjata rakitan, tapi kalau melihat dari karakter yang kami temukan, potensial ini bukan senjata rakitan. Tapi tetap nanti harus melihat hasil laboratorium forensik,” ujarnya.

    Selain itu, Kompolnas juga menyoroti karakter proyektil yang ditemukan saat autopsi jenazah tiga polisi itu, yakni diduga berasal dari senjata laras panjang.

    “Karakter proyektil memungkinkan itu keluar dari larasnya senjata panjang, itu juga penting,” katanya.

    Saksi Kasus Sebut 2 Oknum TNI Bawa Senjata Laras Panjang

    Sebelumnya, seorang warga sipil atau saksi berinisial Z, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penembakan tiga polisi itu, mengaku melihat langsung kejadian tersebut.

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika mengatakan, pada saat kejadian, Z mengaku melihat langsung oknum TNI menembak tiga polisi di arena sabung ayam Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Senin (17/3/2025).

    Empat dari 13 anggota polisi yang melakukan penggerebekan juga melihat oknum melakukan penembakan.

    Saksi Z kemudian mengakui bahwa dia melihat dua anggota TNI yakni Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah membawa senjata api laras panjang serta senjata yang diselipkan di pinggang.

    “Lalu empat orang dari 13 anggota polisi yang melakukan penggerebekan juga melihat oknum itu menembak dengan senjata laras panjang,” kata Helmy saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025), dikutip dari TribunLampung.co.id.

    Helmy pun mengatakan, jarak tembak antara pelaku dengan korban sangat dekat, berkisar antara 6 hingga 13 meter.

    “Ada yang menyebut jarak 6 meter dan ada yang menyebut 13 meter,” kata Helmy. 

    Adapun, Z ditetapkan sebagai tersangka dengan beberapa barang bukti.

    “Untuk peristiwa pertama perjudian, kami tetapkan Z sebagai tersangka dan sudah menyita barang bukti di TKP.”

    “Di antaranya uang tunai Rp 21 juta, ayam, mobil, motor, senjata tajam jenis pisau, pakaian, taji pisau, senter kepala,” kata Helmy.

    Helmy menjelaskan, dalam kasus perjudian sabung ayam, total 14 saksi yang diperiksa.

    Saat ini, Z telah ditahan di Mapolda Lampung dan dijerat dengan Pasal 303 KUHP Pidana.

    Hasil Autopsi 3 Polisi 

    Bidang Dokter Kesehatan (Biddokkes) Polda Lampung melakukan autopsi terhadap jenazah tiga polisi Way Kanan, yang tewas tertembak saat menjalankan tugas.

    Kabid Dokkes Polda Lampung, Kombes dr Sudaryono, mengatakan autopsi tersebut berlangsung selama 10 jam lamanya, yakni mulai pukul 02.00 WIB sampai 14.46 WIB.
     
    “Kami melakukan autopsi dengan tenaga medis, yakni dua tenaga dokter forensik, dua tenaga dokter umum, dua paramedik, dan dua orang perlengkapan,” ujar dr Sudaryono, Selasa, dikutip dari TribunLampung.co.id.

    Dari hasil autopsi tersebut, Tim Disaster Victim Identification (DVI) mengidentifikasi, ketiga polisi tersebut ditembak pada bagian dada, mata, hingga bagian bibir.

    AKP Anumerta Lusiyanto tertembak di bagian dada kanan.

    “Untuk AKP Anumerta Lusiyanto yang merupakan Kapolsek Negara Batin ditembak pada bagian depan, karena terdapat lubang bekas peluru dari arah depan di dada kanan.”

    “Saat dilakukan autopsi, proyektil ada di rongga dada sebelah kiri,” kata Tim DVI Polda Lampung, AKBP Legowo, saat diwawancarai awak media di RS Bhayangkara, Selasa.

    Lalu, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto terdapat bekas lubang luka peluru dengan arah tembak dari depan.

    Peluru itu mengenai persis mata sebelah kiri dan saat autopsi, proyektil tersebut ada di tempurung kepala. 

    Kemudian, Briptu Anumerta Ghalib Surya Ganta terdapat lubang bekas peluru pada sisi kiri bibirnya hingga menembus rongga mulutnya.

    Setelah dilakukan autopsi, proyektil peluru tersebut ada di tempurung kepala belakang dan di tenggorokannya. 

    “Ketiga hal tersebut menyebabkan kematian anggota polri yang gugur menjalankan tugasnya,” kata AKBP Legowo.

    Sebelumnya, kejadian penembakan tiga anggota polisi Way Kanan, Lampung itu terjadi pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 16.50 WIB.

    Saat itu, ketiga polisi tersebut sedang melakukan penggerebekan di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan.

    Adapun, ketiga polisi itu adalah Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, dan anak buahnya, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, serta anggota Polres Way Kanan, Briptu Anumerta Ghalib Surya Ganta.

    Lokasi kejadian disebut cukup jauh dari pemukiman warga.

    Setiba di lokasi, polisi yang memergoki pelaku judi sabung ayam mendapat perlawanan.

    Situasi pun memanas, hingga akhirnya polisi terlibat baku tembak.

    Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, membenarkan peristiwa tersebut.

    “Benar terjadi peristiwa penembakan,” katanya saat dikonfirmasi, Senin.

    Saat itu, polisi yang diturunkan melakukan penggerebekan berjumlah 17 orang.

    “Sebanyak 17 personel Polri Polres Way Kanan mendatangi tempat sabung ayam,” ujar.

    Begitu tiba di lokasi, anggota polisi tersebut pun langsung dihujani tembakan.

    “Saat di TKP langsung ditembaki orang tak dikenal sehingga tiga personel gugur dalam tugas,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Saksi Lihat Oknum TNI Tembak Pakai Laras Panjang dalam Insiden 3 Polisi Gugur di Way Kanan

    (Tribunnews.com/Rifqah/Rizki Sandi) (TribunLampung.co.id/Bayu Saputra/Riyo Pratama) (Kompas.com)

  • 5 Fakta Viral Pemdes Wunut Klaten Bagi-bagi THR ke Warga, Hampir Rp600 Juta, Ini Cerita Penerima – Halaman all

    5 Fakta Viral Pemdes Wunut Klaten Bagi-bagi THR ke Warga, Hampir Rp600 Juta, Ini Cerita Penerima – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta-fakta pemerintah desa (Pemdes) Wunut, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, membagikan uang tunjangan hari raya (THR) kepada warganya.

    Ribuan warga di Desa Wunut mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dari Pemdes pada Selasa (18/3/2025).

    THR ini diberikan ke masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri 1446 H di Gedung Serbaguna Desa Wunut.

    Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistyo Setyawan pun mengonfirmasi hal tersebut. 

    “Kita memberikan THR, untuk 2.289 jiwa,” katanya, Rabu (19/3/2025), dilansir TribunSolo.com. 

    5 Fakta Viral Pemdes Wunut Klaten Bagi-bagi THR ke Warga

    1. Satu Orang Dapat Rp200 Ribu

    Dalam penyalurannya, Desa Wunut ini membagikan THR kepada warga yang totalnya hampir Rp600 Juta.

    Untuk satu orangnya, mendapat THR dengan nominal Rp200 ribu.

    “Sehingga jumlahnya Rp457.800.000,” jelas Iwan Sulistyo Setyawan.

    Jumlah penerima THR diketahui meningkat dibanding tahun sebelumnya. 

    Pada 2023, THR hanya diberikan kepada 744 orang. 

    2. Anggaran THR dari Pendapat Desa

    Pemerintah Desa (Pemdes) Wunut mengalokasikan anggaran mencapai Rp457,8 juta untuk warganya.

    Menariknya, anggaran tersebut bukan berasal dari dana bantuan pemerintah pusat atau pun daerah. 

    Kepala Desa Wunut menjelaskan, dana THR berasal dari pendapatan desa. Khususnya dari hasil pengelolaan Umbul Pelem, destinasi wisata air yang dikelola desa.

    “Untuk jumlah yang kita bagikan kepada semua warga Desa Wunut yang sudah masuk KK sekalipun itu masih bayi itu sejumlah 2.289 jiwa. Untuk per orangnya Rp200.000,” ucapnya, Selasa (18/3/2025).

    Iwan pun mengatakan, tujuan membagikan THR untuk memberikan hasil pengelolaan Bumdes di bidang pariwisata.

    “Kita pengen warga kita bahagia di saat lebaran, walaupun mungkin pemberian kita satu orang baru Rp200 ribu. Tapi, semoga ini bermanfaat bagi warga kita,” terangnya. 

    Saat ini, Desa Wunut memiliki satu obyek wisata air Umbul Pelem, di mana pengelolaannya dilakukan oleh Bumdes Sumber Kamulyan.

    3. Program Bagi-bagi THR Sudah Berlangsung sejak 2023

    Lebih lanjut, Iwan Sulistyo Setyawan mengatakan pembagian THR telah berlangsung sejak 2023 dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

    “Alhamdulillah tiap tahun naik untuk nominalnya. Kalau (tahun) kemarin per KK, tahun ini sudah per orang,” ungkap Iwan.

    4. Warga Cukup Bawa KK 

    Dalam skema pembagian THR ini, semua warga Desa Wunut yang terdaftar dalam KK berhak menerima bantuan.

    “Konsepnya kita memberikan bantuan langsung seperti pemerintah pusat. Hanya saja, kita tidak tebang pilih, semua kita berikan sama,” imbuhnya.

    Warga hanya perlu membawa kartu keluarga sebagai syarat utama.

    “Syaratnya bawa KK saja,” tutup Iwan.

    Berdasarkan pantauan Tribun Solo saat pembagian THR pada Selasa, para warga mulai datang ke kantor Desa mulai pukul 09.30 WIB.

    5. Cerita Warga Dapat THR

    Tangis haru sempat menyelimuti seorang wanita yang menjadi penerima terbanyak tunjangan hari raya (THR) dari pemerintah Desa Wunut. 

    Seperti ibu bernama Sunipah (30), yang bekerja sehari-hari bekerja sebagai badut jalanan.

    Ibu dari tujuh anak ini merasa senang dirinya mendapat THR langsung uang tunai.

    “Ya senang. Buat beli baju lebaran anak,” ucapnya setelah menerima THR di Gedung Serbaguna Desa Wunut, Selasa.

    Diketahui, Sunipah menerima uang tunai sebesar Rp1.600.000.

    Pemberian THR terbanyak ini sesuai jumlah jiwa dalam kartu keluarga yang tertera.

    Melalui kebijakan ini, Desa Wunut menjadi contoh bagaimana pengelolaan potensi wisata desa dapat berdampak langsung pada kesejahteraan warganya. Terutama, saat momen Lebaran ini. 

    Sebagai informasi, Umbul Pelem merupakan obyek wisata air yang berlokasi tidak jauh dari Umbul Ponggok, yaitu di Jalan Tegalgondo-Janti, Dukuh Wunut, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

    Dikutip dari Instagram resminya, Umbul Pelem Waterpark dibuka untuk umum setiap hari, atau dari hari Senin hingga Minggu.

    Jam buka Umbul Pelem Waterpark pada hari operasional yaitu mulai pukul 05.00-16.00 WIB. 

    Adapun untuk harga tiket masuk Umbul Pelem Waterpark, mulai dari Rp8.000 per orang pada hari biasa dan Rp10.000 per orang untuk weekend. 

    Umbul Pelem Water Park dibangun secara bertahap sejak 2016 menggunakan dana desa sebesar Rp2,4 miliar.

    Dikutip dari Kompas.com, hingga saat ini, objek wisata Umbul Pelem telah menghasilkan pendapatan hingga Rp26 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk kesejahteraan warga Desa Wunut.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pemdes Wunut Klaten Beri THR ke Warganya Total Rp457 Juta, Per Orang Dapat Rp200 Ribu

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunSolo.com/Zharfan Muhana, Kompas.com/Labib Zamani)

  • Kronologi Penemuan Kerangka Manusia di Wajo Sulsel, Ditemukan juga Parang dan Potongan Celana – Halaman all

    Kronologi Penemuan Kerangka Manusia di Wajo Sulsel, Ditemukan juga Parang dan Potongan Celana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WAJO – Warga Dusun Batucokkong, Desa Lalliseng, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, digegerkan dengan penemuan kerangka manusia pada Kamis (20/3/2025). 

    Kerangka tersebut ditemukan di kebun milik warga setempat, Kambe Bin Cakka, yang sedang bekerja di lahannya.

    Selain kerangka, ditemukan pula sebilah parang dan sepotong celana yang diduga terkait dengan kasus ini.

    Kapolsek Keera, AKP Asrudi, mengonfirmasi bahwa penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh Asriadi, pemilik kebun tempat kerangka dipindahkan.

    “Iya, kerangka itu ditemukan oleh Kambe saat ia sedang bekerja di kebun miliknya namun, alih-alih melaporkannya, Kambe memindahkan kerangka tersebut ke kebun milik Asriadi,” jelas AKP Asrudi kepada Tribun-Timur.com.

    Asriadi, yang baru mengetahui keberadaan kerangka di kebunnya keesokan harinya, segera melaporkan temuan tersebut kepada pihak kepolisian.

    “Baru keesokan harinya, Asriadi melaporkan penemuan ini kepada kami,” tambah AKP Asrudi.

    Setelah menerima laporan, pihak kepolisian langsung bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan. 

    Tim dari Polsek Keera tiba di lokasi untuk memeriksa kerangka manusia serta barang bukti lain yang ditemukan, yaitu sebilah parang dan sepotong celana.

    “Kami sedang dalam proses penyelidikan. Kami juga menemukan parang dan celana sebagai barang bukti lainnya,” tandas AKP Asrudi.

    Meskipun belum dapat memastikan identitas korban, polisi menduga bahwa kerangka tersebut telah berada di lokasi dalam waktu yang cukup lama.

    “Kondisi kerangka sudah dalam keadaan yang tidak utuh, menunjukkan bahwa kejadian ini mungkin sudah berlangsung cukup lama,” ujar AKP Asrudi.

    Penemuan kerangka manusia ini membuat warga Dusun Batucokkong gempar. Banyak warga yang merasa khawatir dan penasaran dengan identitas korban serta kemungkinan adanya tindak kejahatan di balik penemuan tersebut. 

    “Kami semua kaget. Ini pertama kalinya terjadi di sini. Semoga polisi bisa segera mengungkap kasus ini,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

    Warga juga mempertanyakan alasan Kambe memindahkan kerangka ke kebun Asriadi alih-alih melaporkannya langsung kepada pihak berwajib.

    “Kenapa tidak langsung dilaporkan? Ini kan bisa menghambat penyelidikan,” ujar warga lainnya.

    Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap identitas korban serta kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini. 

    Tim forensik juga telah dikerahkan untuk memeriksa kerangka dan barang bukti yang ditemukan.

    “Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk identifikasi DNA jika diperlukan, untuk memastikan identitas korban,” kata AKP Asrudi.

    Selain itu, polisi juga akan memeriksa Kambe Bin Cakka dan Asriadi untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut terkait penemuan ini.

    “Kami akan memeriksa semua saksi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas,” tambahnya.

    Warga Desa Lalliseng berharap agar kasus ini dapat segera terungkap dan pihak berwajib dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat.

    “Kami berharap polisi bisa bekerja cepat. Ini penting agar warga tidak terus merasa was-was,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

    Sementara itu, pihak kepolisian meminta warga tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.

    “Kami meminta warga untuk tidak panik dan tidak menyebarkan berita yang belum diverifikasi. Kami akan memberikan update secepat mungkin,” pesan AKP Asrudi. (Tribun Wajo/M. Jabal Qubais) 

  • 4 Peserta Aksi Tolak Revisi UU TNI di Semarang Ditangkap Polisi, Dituding Lakukan Penghasutan – Halaman all

    4 Peserta Aksi Tolak Revisi UU TNI di Semarang Ditangkap Polisi, Dituding Lakukan Penghasutan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Empat orang peserta aksi tolak revisi UU TNI di Semarang, Jawa Tengah diringkus polisi.

    Mereka merupakan dua mahasiswa, sopir mobil komando, dan petugas sound system.

    Buntut dari ditangkapkan empat orang tersebut, para mahasiswa pun menggeruduk Mapolres Semarang untuk menuntut empat orang tersebut agar dibebaskan, Kamis (20/3/2025).

    “Iya ada empat orang yang ditangkap polisi, kami masih berupaya untuk menuntut mereka dibebaskan,” jelas Ketua BEM Universitas Diponegoro (Undip) 2025, Aufa Atha Ariq.

    Sementara itu, Kapolresta Semarang, Kombes M Syahduddi mengonfirmasi penangkapan empat orang tersebut.

    Ia menuturkan, salah satu di antaranya merupakan seorang orator.

    “Iya ada empat orang yang kami amankan, satu diantaranya adalah orator aksi,” jelas Syahduddi dikutip dari TribunJateng.com.

    Setelah diperiksa berjam-jam, keempat orang tersebut akhirnya dibebaskan.

    Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Fajar Muhammad Andhika mengatakan, empat orang yang diamankan polisi tersebut arena dituding melakukan penghasutan.

    “Kami melihat di BAP-nya keempat orang ini ditangkap dan diperiksa karena ada indikasi penghasutan atau pasal 160 KUHP,” kata Andhika di Mapolrestabes Semarang, Kamis (20/3/2025).

    Kepada TribunJateng.com, empat orang yang ditangkap tersebut sama sekali tak melakukan penghasutan.

    Mereka hanya berorasi menyampaikan pendapat dan menyatakan apresiasi.

    “Namun, aparat kepolisian menganggap tindakan demokratis itu sebagai tindakan kejahatan,” terangnya.

    Ia pun menyinggung soal prosedur hukum yang dilanggar oleh kepolisian.

    Pasalnya, empat orang tersebut diperiksa sebagai saksi.

    Menurut Andhika, penetapan sebagai sanksi harus berdasarkan surat pemanggilan yang jelas.

    “Kami tegaskan pula ada prosedur hukum yang dilanggar oleh kepolisian,”

    “Sebab, dua orang mahasiswa ini di dalam BAP-nya justru statusnya menjadi saksi,” terangnya.

    Terpisah, Kombes Syahduddi membantah telah menjerat keempat orang tersebut dengan pasal penghasutan.

    “Tidak benar (diperiksa dengan pasal penghasutan) mereka juga sudah dipulangkan semua,” terangnya.

    Dia juga membantah keempat orang tersebut diperiksa atau di BAP.

    “Itu hanya interogasi saja,” terangnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Tangkap 4 Peserta Aksi Tolak Revisi UU TNI di Semarang

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Iwan Arifianto)

  • Temuan Baru Kompolnas soal Kasus Penembakan 3 Polisi di Lampung, Sebut Pelaku Terbiasa Pakai Senjata – Halaman all

    Masih Belum Ada Tersangka di Kasus Penembakan 3 Polisi, Kapendam: Butuh Alat Bukti Lain – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua anggota TNI yang diamankan masih berstatus sebagai saksi dalam kasus penembakan tiga anggota polisi saat penggerebekan arena sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Eko Syah Putra SIregar menuturkan kedua prajurit tersebut ada di lokasi kejadian saat insiden penembakan terjadi.

    Namun, hingga saat ini masih belum ada bukti kuat untuk menjerat keduanya dalam aksi penembakan tersebut.

    “Oknum kita dua orang ini sudah diambil (keterangan) dan sudah diperiksa, statusnya saksi. Butuh alat bukti lain untuk mempertersangkakan, walaupun ada di TKP,” kata Eko saat ditemui di Palembang, Kamis (20/3/2025).

    Meski masih saksi, namun kedua anggota bernama Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah sudah ditahan di Denpom II/3 Lampung.

    Selain itu, uji balistik juga tengah dilakukan untuk menentukan jenis peluru dan senjatayang digunakan dalam penembakan terhadpa tiga polisi tersebut.

    “(Masih ditahan) sambil menunggu hasil uji balistik Mabes Polri,” ujar Kapendam, dikutip dari Kompas.com.

    Tak hanya itu, senjata laras panjang juga ditemukan di lokasi sabung ayam.

    “Denpom juga butuh tenaga ahli untuk memastikan senjata tersebut rakitan atau bukan,” ungkap Eko.

    Mengutip TribunLampung.co.id, ada seorang saksi yang melihat peristiwa penembakan tersebut.

    Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika menuturkan, seorang saksi yang kini jadi tersangka berinisial Z mengaku bahwa ia melihat langsung anggota TNI menembak tiga polisi.

    Tak hanya itu, empat dari 13 anggota polisi yang lakukan penggerebekan juga melihat pelaku yang melakukan penembakan.

    Z ini mengaku melihat anggota TNI bernama Peltu Lubis dan Komka Basarsyah membawa senpi laras panjang serta senjata yang diselipkan di pinggang.

    “Lalu empat orang dari 13 anggota polisi yang melakukan penggerebekan juga melihat oknum itu menembak dengan senjata laras panjang,” kata Helmy saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Ia menuturkan, jarak tembak antara pelaku dan korban berkisar antara enam hingga 13 meter.

    “Ada yang menyebut jarak 6 meter dan ada yang menyebut 13 meter,” kata Helmy. 

    Diketahui, ada dua pidana dalam peristiwa ini.

    Pertama yakni perjudian sabung ayam dan kedua adalah pembunuhan.

    “Dari peristiwa itu, kami (tim gabungan) sepakat dibagi 2 kluster yakni perjudian sabung ayam dan peristiwa meninggalnya atau penembakan terhadap petugas yang mengakibatkan meninggal dunia,” ujar Helmy.

    Saksi Z sendiri kini ditetapkan sebagai tersangka kasus sabung ayam.

    “Untuk peristiwa pertama perjudian, kami tetapkan Z sebagai tersangka dan sudah menyita barang bukti di TKP,”

    “Di antaranya uang tunai Rp 21 juta, ayam, mobil, motor, senjata tajam jenis pisau, pakaian, taji pisau, senter kepala,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Saksi Lihat Oknum TNI Tembak Pakai Laras Panjang dalam Insiden 3 Polisi Gugur di Way Kanan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunLampung.co.id, Riyo Pratama)(Kompas.com, Aji Yk Putra)

  • Beredar Narasi Bagi-bagi Uang Judi Antara Polsek-Koramil, Kapendam: Ada Profit, Ada Penerima Duit – Halaman all

    Beredar Narasi Bagi-bagi Uang Judi Antara Polsek-Koramil, Kapendam: Ada Profit, Ada Penerima Duit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus tewasnya tiga anggota polisi saat menggerebek arena sabung ayamg di Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung masih dalam penyelidikan.

    Dalam kasus ini, beredar narasi yang menyatakan bahwa ada bagi-bagi duit yang dinikmati anggota TNI dan Polri.

    Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Eko Syah Putra Siregar pun membenarkan soal adanya bagi-bagi uang yang dinikmati oleh segelintir oknum ini.

    “Sudah satu tahun lho, bagi-bagi duit (judi sabung ayam). Ada duit dikasih, Polsek-Koramil, makan duit.”

    “(Kalau) pembagian, saya tidak tahu, ada yang menerima duit, dan ini beroperasi satu tahun,” kata Eko, Kamis (20/3/2025).

    Mengutip Kompas.com, informasi bagi-bagi uang judi sabung ayam tersebut didapatkan dari keterangan para saksi yang diduga terlibat penembakan tiga polisi, Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah.

    “Judi ada profit, ada penerima duit. Saksi menjelaskan (setoran) ada. Kalau saksi ngomongnya gitu, ada duit, ada setoran, ya ada,” katanya.

    Namun, Ia menegaskan, pihaknya pun masih mendalami pengakuan para saksi tersebut.

    “Oknum-oknumnya siapa saja, kita tunggu proses selanjutnya,”

    “Duit dibagi ada, ya. Kita bukan bodoh-bodoh amatlah, duit (judi) ada dibagi iya. Duit ada setor iya, gitu sajalah,” tuturnya.

    Diketahui, tiga orang polisi tewas saat menggerebek arena judi sabung ayam di Way Kanan,

    Ketiganya tewas ditembak pada Senin (17/3/2025) sore.

    Tiga polisi yang tewas tersebut yakni Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda Ghalip Surya Ganta.

    Ketiganya ditembak di tubuh bagian atas, ada yang di kepala dan di dada.

    Penembakan ini diduga dilakukan oleh anggota TNI yang mengelola lokasi sabung ayam.

    Saat ini, ada dua anggota TNI yang telah diamankan oleh Denpom Lampung.

    Mengutip TribunLampung.co.id, ada seorang saksi yang melihat peristiwa penembakan tersebut.

    Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika menuturkan, seorang saksi yang kini jadi tersangka bernisial Z mengaku bahwa ia melihat langsung anggota TNI menembak tiga polisi.

    Tak hanya itu, empat dari 13 anggota polisi yang lakukan penggerebekan juga melihat pelaku yang melakukan penembakan.

    Z ini mengaku melihat anggota TNI bernama Peltu Lubis dan Kopka Basarsyahmembawa senpi laras panjang serta senjata yang diselipkan di pinggang.

    “Lalu empat orang dari 13 anggota polisi yang melakukan penggerebekan juga melihat oknum itu menembak dengan senjata laras panjang,” kata Helmy saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Ia menuturkan, jarak tembak antara pelaku dan korban berkisar antara enam hingga 13 meter.

    “Ada yang menyebut jarak 6 meter dan ada yang menyebut 13 meter,” kata Helmy. 

    Diketahui, ada dua pidana dalam peristiwa ini.

    Pertama yakni perjudian sabung ayam dan kedua adalah pembunuhan.

    “Dari peristiwa itu, kami (tim gabungan) sepakat dibagi 2 kluster yakni perjudian sabung ayam dan peristiwa meninggalnya atau penembakan terhadap petugas yang mengakibatkan meninggal dunia,” ujar Helmy.

    Saksi Z kini ditetapkan sebagai tersangka kasus sabung ayam.

    “Untuk peristiwa pertama perjudian, kami tetapkan Z sebagai tersangka dan sudah menyita barang bukti di TKP.”

    “Di antaranya uang tunai Rp 21 juta, ayam, mobil, motor, senjata tajam jenis pisau, pakaian, taji pisau, senter kepala,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Saksi Lihat Oknum TNI Tembak Pakai Laras Panjang dalam Insiden 3 Polisi Gugur di Way Kanan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunLampung.co.id, TribunLampung.co.id, Riyo Pratama/Bayu Indra Saputra)(Kompas.com, Aji YK Putra)

  • Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Status ke Level Awas, Zona Bahaya Erupsi Diperluas hingga 8 Km – Halaman all

    Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Status ke Level Awas, Zona Bahaya Erupsi Diperluas hingga 8 Km – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi pada Kamis (20/3/2025) malam.

    Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,6 mm dan durasi kurang lebih 11 menit 9 detik. 

    Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 8.000 meter di atas puncak, sekitar 9.584 meter di atas permukaan laut.

    Pasca erupsi tersebut, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperbarui status Gunung Lewotobi ke level IV atau awas.

    Selain itu, Badan Geologi mengubah radius zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

    Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan radius bahaya yang ditetapkan adalah larangan beraktivitas dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi.

    “Untuk pada sektoral barat daya dan timur laut yaitu delapan kilometer,” ujar Wafid kepada awak media, Kamis (20/3/2025) malam.

    Adapun radius yang ditetapkan sebelumnya adalah larangan beraktivitas dalam radius lima kilometer, dan enam kilometer pada sektoral barat daya dan timur laut. 

    Menurut Wafid, perluasan radius bahaya ini dilakukan setelah adanya peningkatan status gunung tersebut, dari level III siaga ke level IV awas pada Kamis (20/3/2025) pukul 23.30 WITA.

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu dari sumber yang tidak jelas.

    Hujan Kerikil hingga Dentuman Keras

    Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores, meletus dahsyat pada Kamis malam, waktu setempat.

    Letusan itu, menimbulkan dentuman keras hingga hujan kerikil di sejumlah desa yang dekat dengan gunung berapi aktif di NTT tersebut. 

    Seorang warga Desa Lewoleba, ibu kota Lembata mengatakan, suara letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki menyerupai suara Guntur.

    “Suara letusan terdengar seperti guntur, namun sangat berbeda karena ada getaran kuat,” kata Yeni Namang, seorang warga Lewoleba, Ibu Kota Lembata.

    Sementara itu, seorang warga yang berada di Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, mengungkapkan hujan kerikil sempat jatuh di tempat ia tinggal.

    “Kami mau lari, tidak bisa, pasrah saja,” ungkap Suzana Wanda, warga Desa Waiula.

    Ia mengaku, baru pertama kali merasakan hujan kerikil, meskipun desanya berjarak sekitar 9 kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Status Gunung Lewotobi Naik ke Level Awas, Radius Bahaya Diperluas

    (Tribunnews.com/David Adi/Endra Kurniawan) (Kompas.com/Seraphinus Sandi Hayon Jehadu)

  • Senpi untuk Tembak 3 Polisi di Arena Sabung Ayam Ditemukan, Dua Oknum TNI Segera Jadi Tersangka? – Halaman all

    Senpi untuk Tembak 3 Polisi di Arena Sabung Ayam Ditemukan, Dua Oknum TNI Segera Jadi Tersangka? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak pihak bertanya tanya mengapa polisi baru menetapkan satu tersangka di kasus judi sabung ayam dan penembakan 3 polisi saat menggerebek arena sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Satu tersangka itu adalah warga sipil inisial Z yang telah ditahan di Polda Lampung atas kasus judi sabung ayam.

    Sementara dua oknum TNI yang disebut-sebut sebagai pemilik dan pelaku penembakan 3 oknum polisi statusnya masih saksi.

    Mereka yakni Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah.

    Terkini dengan ditemukannya senjata api (senpi) jenis laras panjang yang dipakai untuk menghabisi nyawa 3 polisi, apakah dua oknum polisi itu bakal langsung jadi tersangka?

     

    Senjata Api Laras Panjang untuk Tembak 3 Polisi Ditemukan

    Senjata api (Senpi) jenis larang panjang diduga digunakan oknum TNI untuk tembak 3 anggota polisi di arena judi sabung ayam di Way Kanan Lampung akhirnya ditemukan.

    Hal tersebut disampaikan Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, di Kodam II/Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan melansir Tribunlampung, Kamis (20/3/2025).

    “Sore ini senjata yang hilang, artinya senjata ini, sempat dibuang oleh pelaku, ditemukan, sekarang lagi berproses, menuju Denpom II/3 Bandar Lampung,” kata Eko.

     

    Senjata Api Bakal Diperiksa di Peralatan Angkatan Darat Kodam

    Eko menjelaskan, senjata yang ditemukan tersebut adalah jenis laras panjang dengan ukuran amunisi 5,56 milimeter.

    Senjata itu nantinya akan diperiksa oleh Peralatan Angkatan Darat Kodam (Paldam).

    “Mungkin besok akan diperiksa oleh Paldam,” ujarnya.

    Menurut Eko, dari hasil olah TKP, ditemukan ada tiga jenis selongsong peluru, meliputi 5,56 milimeter, 7,2 milimeter, dan 9 milimeter.

    Semua selongsong peluru itu pun akan dilakukan uji balistik untuk mengetahui jenis senjata yang digunakan.

    “Senjata yang ditemukan satu, yaitu laras panjang kaliber 5,56,” tuturnya.

     

    Warga Sipil Inisial Z Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam

    Polisi menetapkan Z, seorang warga sipil sebagai tersangka dalam kasus judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Penetapan tersangka tersebut setelah dilakukan serangkaian penyelidikan yang dilakukan oleh tim investigasi bersama yang terdiri dari TNI-Polri.

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menjelaskan, dalam peristiwa tersebut ditemukan dua tindak pidana yakni perjudian sabung ayam dan pembunuhan.

    “Dari peristiwa itu, kami (tim gabungan) sepakat dibagi 2 kluster yakni perjudian sabung ayam dan peristiwa meninggalnya atau penembakan terhadap petugas yang mengakibatkan meninggal dunia,” ujar Helmy dalam konferensi pers di Polda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Helmy menyebutkan terkait tindak pidana perjudian, pihaknya telah menetapkan Z sebagai tersangka dengan beberapa barang bukti.

    “Untuk peristiwa pertama perjudian, kami tetapkan Z sebagai tersangka dan sudah menyita barang bukti di TKP. Di antaranya uang tunai Rp 21 juta, ayam, mobil, motor, senjata tajam jenis pisau, pakaian, taji pisau, senter kepala,” ungkapnya.

    UNGKAP PENEMBAKAN POLISI – Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika (kanan) dan Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Darwis saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025) (KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA)

    Helmy menjelaskan, dalam kasus perjudian sabung ayam, total 14 saksi yang diperiksa. Saat ini, Z telah ditahan di Mapolda Lampung dan dijerat dengan Pasal 303 KUHP Pidana.

    Seperti diketahui, lokasi judi sabung ayam tersebut berada di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan.

    Dalam penggerebekan itu, 3 anggota Polri yakni AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, Briptu Anumerta Ghalib gugur seusai ditembak oleh pelaku yang diduga oknum TNI.

     

    Kenapa Dua Oknum TNI Belum Tersangka?

    Dua oknum anggota TNI terduga pelaku penembakan 3 polisi di Way Kanan, Lampung, masih berstatus saksi, belum tersangka.

    Status kedua oknum TNI tersebut diungkapkan oleh Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Ujang Darwis di Polda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Dalam kasus ini, dua oknum anggota TNI yang telah ditahan yaitu Kopka Basarsyah yang merupakan anggota Subramil Negara Batin, dan Peltu Lubis yang menjabat sebagai Dansubramil Negara Batin.

    “Dua terduga pelaku ini statusnya sebagai saksi. Sejauh ini masih dimintai keterangan karena untuk menetapkan pelaku sebagai tersangka perlu didukung dengan barang bukti,” kata Mayjen Ujang Darwis, dikutip dari TribunLampung.co.id.

    Menurut jenderal bintang 2 tersebut, jika terbukti, kedua oknum TNI ini baru akan ditetapkan sebagai tersangka dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

    Kopka B dan Peltu L masih ditahan di Denpom Lampung pascakejadian penembakan terhadap 3 polisi hingga tewas.

    “Sejauh ini terdapat dua oknum yang terduga pelaku sedang diamankan di Denpom Lampung untuk dilakukan proses pemeriksaan lanjutan,” kata Darwis.

     

    Kopka B ditangkap, Peltu L serahkan diri

    Anggota TNI berpangkat Kopka (Kopral Kepala) Basarsyah alias B, ditangkap di kediamannya oleh anggota PM (Polisi Militer) TNI AD, pada Selasa (18/3/2025).

    Kopka B ditangkap karena menjadi terduga penembakan tiga anggota Polda Lampung saat operasi penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik. Lampung

    Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan Detasemen Polisi Militer, Kodim Way Kanan, dan jajaran Polres Way Kanan.

    Dilansir melalui tayangan Kompas TV, sempat terjadi kericuhan dalam penangkapan itu karena pihak keluarga menghalangi petugas.

    Meski demikian, anggota PM (Polisi Militer) TNI AD berhasil membawa Kopka Basarsyah setelah keluarga menerima penjelasan petugas.

    Dari video amatir yang beredar, tampak pelaku yang berbadan tambun itu mengenakan kaos motif doreng hijau.

    Kerumunan semakin banyak lantaran warga datang ikut menyaksikan penangkapan itu.

    Berbeda dengan Kopka B, Peltu L telah lebih dulu menyerahkan diri.

    Setelah itu, tim gabungan melakukan penjemputan terhadap Kopka Basarsyah di kediamannya.

    Keduanya diduga terlibat dalam penembakan tiga anggota polisi yang kala itu sedang melakukan penggerebekan judi sabung ayam

     

    20 Unit Mobil dan 12 Selongsong Peluru Ada di Lokasi Sabung Ayam Lampung TKP Gugurnya 3 Polisi

    Sejumlah barang bukti ditemukan di sekitar lokasi penggerebekan sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Diketahui, tiga anggota polisi tewas ditembak dalam operasi penggerebekan judi sabung ayam pada Senin (16/3/2025), di Way Kanan.

    Paska kejadian, sebanyak 20 unit mobil beragam merek tertinggal di TKP dan menjadi barang bukti.

    Di antaranya Toyota Innova abu-abu BE139*ALN, Daihatsu Terios putih G131*AN, Pajero Sport BE104*ASC, Toyota Avanza Hitam BG130*ND, hingga Daihatsu Sigra BG198*YH.

    Puluhan mobil tersebut, ada yang ada di dalam dan luar areal gelanggang.

    Dikutip dari Tribun Lampung, terlihat banyak bekas air mineral, kandang ayam hingga kayu tempat ayam diadu berserakan di lokasi kejadian gelanggang sabung ayam, Rabu (19/3/2025).

    Kemudian, warung milik penjual makanan diobrak-abrik hingga berserakan.

    Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan memasang garis polisi. 

    Sebelumnya, sebanyak 12 selongsong peluru juga ditemukan di lokasi judi sabung ayam, lokasi penembakan tiga polisi Lampung. 

    Lokasi kejadian perkara (TKP) tersebut, terletak di tengah perkebunan karet di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin. 

    TKP ini merupakan lokasi tewasnya tiga anggota polisi Polda Lampung, yaitu AKP (anumerta) Lusiyanto, Aipda (anumerta) Petrus Apriyanto, dan Briptu (anumerta) Ghalib Surya Ganta. 

    Kapolda Lampung Inspektur Jenderal (Irjen) Helmy Santika, menjelaskan pihaknya bersama Pomdam Sriwijaya, Korem 043 Garuda Hitam, dan Polres Way Kanan telah melakukan olah TKP pada Selasa (18/3/2025).

    “Ini adalah lokasi yang diduga sebagai TKP,” ungkap Helmy dalam keterangan pers yang disampaikan melalui video oleh Humas Polda Lampung.

    Dalam hasil olah TKP ditemukan sejumlah barang bukti, termasuk ayam, sepeda motor, dan mobil.

    “Faktanya di sini ada, kita mendapatkan 12 selongsong peluru,” jelas Helmy. 

    Kapolda Lampung menyatakan, hasil temuan, khususnya selongsong peluru, akan diidentifikasi oleh laboratorium forensik.

    “Informasi juga sudah ada mengukur arah tembakan. Ini akan dianalisis lebih mendalam oleh tim, kita kaitkan dengan alat bukti dan petunjuk lain,” katanya. 

    (tribun network/thf/TribunLampung.com)

  • Koper Berisi Pakaian dan Kunci Mobil Feni Ere Ditemukan, Tangis Adik Korban Pecah Lihat Barang Bukti – Halaman all

    Koper Berisi Pakaian dan Kunci Mobil Feni Ere Ditemukan, Tangis Adik Korban Pecah Lihat Barang Bukti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM PALOPO – Polisi menemukan koper berisi pakaian dan kunci mobil Feni Ere, wanita yang ditemukan tinggal kerangka di Palopo, Sulawesi Selatan.

    Koper berisi barang milik Feni Ere tersebut ditemukan polisi saat menggeledah sebuah rumah di Jalan Nanakan, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Kamis (20/3/2025).

    Diketahui, polisi menangkap seorang pria berinisial A setelah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi terkait kasus kematian Feni Ere.

    A merupakan teman dari ayah Feni Ere yang pernah mengerjakan kanopi rumah korban pada November 2023 silam.

    Setelah melakukan penangkapan terhadap A, polisi pun bergerak menggeledah sebuah rumah yang turut dihadiri keluarga besar Feni Ere.

    Bahkan adik korban, Fita turut masuk ke dalam rumah bersama tim penyidik.

    Isak tangis keluarga Feni Ere pecah saat penggeledahan berlangsung.

    Dalam penggeledahan tersebut, tim menemukan sebuah koper yang diduga milik korban.

    Saat koper tersebut dibuka, tangis adik korban pecah karena menyadari isi koper tersebut milik Feni Ere.

    Polisi kemudian membawa koper tersebut ke Mapolres Palopo untuk dijadikan barang bukti.

    Diketahui, koper yang ditemukan tersebut sebelumnya raib bersamaan dengan hilangnya Feni Ere pada Januari 2024 lalu.

    “Terkait koper yang diamankan, tadi adik Feni melihat langsung dan mengetahui bahwa koper itu milik almarhumah Feni,” ujar Kuasa Hukum keluarga Feni Ere, Abner Buntang, kepada Tribun-Timur.com, Kamis malam.

    Dugaan tersebut diperkuat dengan temuan beberapa barang di dalam koper diduga milik Feni Ere, seperti pakaian dan kunci mobil milik korban.

    Sebelumnya, saat mobil Feni Ere ditemukan di Makassar, beberapa barang milik korban, seperti sepatu, baju, dan tas, masih ada di dalamnya.

    Saat ini, sejumlah barang bukti, termasuk dua handphone milik Feni, telah diamankan kepolisian.

    Diketahui Feni Ere awalnya dinyatakan hilang pada Januari 2024. 

    Setahun berselang, Feni Ere ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan sudah menjadi  kerangka di hutan yang berada di Jalan Poros Palopo-Toraja pada 10 Februari 2025.

    Polisi pun telah memeriksa puluhan saksi, termasuk kekasih Feni Ere, untuk mengungkap kasus ini. 

    Hingga akhirnya, masyarakat heboh dengan penangkapan seorang pria berinisial A yang diduga terlibat dalam pembunuhan Feni Ere.

    Penulis: Andi Bunayya Nandini

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Mantan Pacar Feni Ere Ditangkap dan Rumah Terduga Pelaku Digeledah