Category: Tribunnews.com Regional

  • Kasus Pembunuhan Feni Ere di Palopo: Pelaku Panjat Tembok Kamar Mandi, Ingin Bawa Kabur Korban – Halaman all

    Kasus Pembunuhan Feni Ere di Palopo: Pelaku Panjat Tembok Kamar Mandi, Ingin Bawa Kabur Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALOPO –  Polisi menangkap pembunuh Feni Ere, warga Mungkajang, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

    Pelaku diketahui adalah Ahmad Yani (35), warga Jalan Nanakan, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Wara, Palopo.

    Mirisnya, Amma sapaan Ahmad Yani ternyata teman nongkrong ayah Feni Ere, Parman.

    Pelaku juga pernah bekerja sebagai kepala tukang yang mengerjakan kanopi rumah Feni Ere.

    Kronologis pembunuhan

    Kejadian bermula pada 24 Januari 2024 malam, Ahmad Yani dan beberapa rekannya nongkrong di rumah Bapak Apo, yang berada di samping rumah Feni Ere.

    Mereka nongkrong sambil mengkonsumsi minuman keras jenis ballo.

    Setelahnya, Ahmad Yani mengantar rekannya ke Asrama Kodim dan memarkirkan kendaraannya.

    “Pelaku kemudian duduk-duduk hingga dini hari dan muncul niat pelaku untuk membawa kabur Feni Ere,” kata Kapolres Palopo, AKBP Safi’i Nafsikin di Polres Palopo, Jumat (21/3/2025).

    Pada 25 Januari 2024 dini hari, pelaku berjalan kaki menuju rumah Feni.

    Setiba di lokasi, Ahmad Yani masuk ke rumah korban dengan cara memanjat tembok kamar mandi.

    Saat berada di dalam rumah korban, pelaku langsung masuk kamar korban. 

    AKBP Safi’i Nafsikin mengatakan Feni Ere sempat berteriak meminta tolong.

    Namun pelaku langsung mengikat celana pada mulut Feni Ere agar tak bisa teriak.

    Pelaku kemudian menyetubuhi korban.

    Feni Ere sempat mengajak pelaku ngobrol guna mengalihkan fokusnya.

    Saat pelaku lengah, Feni Ere berusaha melarikan diri.

    Namun pelaku berhasil mengejar korban dan membawanya kembali ke kamar.

    Di dalam kamar,  Feni Ere memberontak sehingga membuat pelaku emosi. Pelaku kemudian membenturkan kepala korban hingga berdarah.

    Darah tergenang di lantai dan terciprat ke beberapa bagian kamar.

    Guna menghilangkan jejak, pelaku membersihkan darah di lantai menggunakan pel serta merapikan kamar korban.

    Pelaku lalu memasukkan Feni Ere beserta koper berisi barang-barang korban ke dalam mobil Honda Brio dengan nomor polisi DP 1390 TE.

    Mobil yang dimiliki Feni Ere itu kemudian dikendarai pelaku.

    Setibanya di Kilometer 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo, pelaku membuang mayat korban.

    Pelaku mengganti pelat mobil milik Feni Ere dan memarkir mobil tersebut di sebuah lorong dekat RSUD Palemmai Andi Tandi Palopo.

    Dari situ, pelaku berjalan kaki menuju rumahnya.

    Pelaku menunggu hingga malam tiba dan kembali ke tempatnya memarkir mobilnya.

    Pelaku pun mengendarai mobil tersebut ke Makassar.

    Mobilnya ia parkir di sebuah rumah kosong di Perum Bukit Baruga Antang, Makassar.

    “Pelaku kemudian kembali ke Palopo dengan membawa koper yang berisi barang korban menggunakan ompreng,” ujarnya.

    Terancam hukuman mati

    Ahmad Yani diamankan di Bone-Bone, Luwu Utara pada Kamis (20/3/2025) siang.

    Ahmad Yani dikenakan Pasal 340 KUHP subs Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 285 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

    “Pelaku dikenakan Pasal 340 KUH Pidana,” kata Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid saat ditemui di Polres Palopo, Jumat (21/3/2025).

    Kuasa hukum keluarga Feni Ere, Abner Buntang mengungkap pasal yang disangkakan kepada pelaku sudah sesuai dengan harapan keluarga.

    “Sejauh ini pasal yang disangkakan kepada pelaku sudah sesuai dengan harapan keluarga,” ucap Abner Buntang.

    Abner mengaku pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga putusan pengadilan.

    Ia berharap hakim yang menangani kasus ini dapat menilai kasus ini dengan bijak sehingga bisa menjatuhkan hukuman seberat-beratnya.

    Pelaku teman nongkrong ayah korban

    Parman memang mengakui mengenal pelaku.

    “Terduga pelaku ini adalah kepala tukang yang kerja kanopi di rumah ini,” kata Parman saat ditemui di kediamannya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Palopo pada Kamis (20/3/2025) malam.

    Terduga pelaku diketahui mengerjakan kanopi rumah yang dihuni Feni Ere pada November 2023.

    Sekira dua bulan setelah terduga pelaku mengerjakan kanopi tersebut, Feni Ere dikabarkan hilang.

    Parman mengaku sering nongkrong bersama terduga pelaku sebelum Feni Ere dinyatakan hilang.

    “Memang kenal, saya sering nongkrong sama dia. Saya kenal baik dengan dia,” tambahnya.

    Parman juga menyampaikan bahwa setelah Feni Ere hilang, ia sudah tak pernah lagi bertemu dengan terduga pelaku.

    Ia juga tak pernah mencurigai pria berinisial A tersebut terlibat dalam pembunuhan yang dialami anaknya karena menilai terduga pelaku sebagai teman yang baik.

    dan

    Pembunuh Feni Ere Terancam Hukuman Mati

  • Detik-detik Penemuan Mayat Bocah Terbungkus Karung di Kalsel, Membengkak dan Beraroma Tak Sedap – Halaman all

    Detik-detik Penemuan Mayat Bocah Terbungkus Karung di Kalsel, Membengkak dan Beraroma Tak Sedap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BALANGAN – Detik-detik penemuan mayat bocah terbungkus karung di Kalimantan Selatan.

    Pada saat ditemukan jasad sudah terbungkus karung dengan pakaian lengkap.

    Namun jasad sudah mengalami pembengkakan dan beraroma tidak sedap.

    Informasi itu disampaikan Kasi Humas Polres Balangan, Iptu Eko Budi Mulyono.

    Pada saat ditemukan, korban itu diketahui berjenis kelamin laki-laki.

    “Membuang mayatnya ke jalan di belakang Masjid Al Akbar Balangan,” kata Kasi Humas Polres Balangan, Iptu Eko Budi Mulyono pada Jumat (21/3/2025).

    Jasad itu ditemukan di jalan lingkar, Desa Lingsir, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

    Penemuan jasad tersebut bermula dari laporan kasus yang disampaikan oleh Polres Tabalong ke Polres Balangan.

    Polres Balangan mendapat permintaan pencarian jasad anak laki-laki yang dibuang pelaku di wilayah Balangan.

    “Jadi ada laporan penculikan yang ditangani oleh Polres Tabalong, lalu ada salah satu pelaku yang tertangkap dan dimintai keterangan,” jelas Iptu Eko.

    “Kepada pihak kepolisian, pelaku mengaku telah membunuh korban dan membuang mayatnya ke jalan di belakang Masjid Al Akbar Balangan,” kata dia.

    Berbekal informasi tersebut lanjut Iptu Eko, pihak Polres Tabalong meminta bantuan kepada Polres Balangan untuk mencari jasad korban.

    Sejumlah personel kepolisian dari Polres Balangan, khususnya Satreskrim Polres Balangan beserta Tim Inafis Polres Balangan terjun ke lokasi.

    Al hasil, benar adanya mayat yang dibuang pada lokasi yang diinformasikan oleh pelaku. Di mana jasad anak laki-laki tersebut ditemukan kurang lebih berjarak dua meter dari jalan raya. Tepatnya pada semak-semak yang ada di pinggir jalan tersebut. 

    Jasad korban pun langsung dievakuasi ke rumah sakit di Tabalong untuk proses lebih lanjut.

    Sementara untuk identitas pelaku dan keterangan laporan perkara ujar Iptu Eko ditangani langsung oleh Polres Tabalong, mengingat laporan awal berada di sana. 

  • TNI Menanggapi soal Kabar Penembakan 3 Polisi di Lampung Dipicu Masalah Setoran Sabung Ayam – Halaman all

    TNI Menanggapi soal Kabar Penembakan 3 Polisi di Lampung Dipicu Masalah Setoran Sabung Ayam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Di media sosial beredar kabar soal penembakan tiga polisi di Way Kanan, Lampung diduga dipicu oleh masalah setoran sabung ayam baik oleh TNI maupun Polri.

    Belakangan juga ramai soal isu keterlibatan TNI-Polri dalam praktik judi sabung ayam ini.

    Menanggapi informasi tersebut, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi  mengaku masih belum bisa bicara banyak soal kabar yang beredar di media sosial.

    Karena hingga kini, tim investigasi gabungan dari TNI-Polri masih melakukan penyidikan kasus penembakan tiga anggota Polsek Negara Batin tersebut.

    “Saat ini tim investigasi Gabungan TNI/Polri masih bekerja melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap peristiwa sabung ayam dan penembakan terhadap 3 anggota Polri di Way Kanan,” kata Kristomei dilansir Kompas.com, Jumat (21/3/2025).

    Kristomei pun meminta publik untuk bisa bersabar menunggu hasil investigasi menyeluruh dari tim gabungan TNI-Polri.

    “Kita tunggu saja hasil investigasi secara menyeluruh,” terangnya.

    Lebih lanjut Kristomei memastikan anggota TNI yang melanggar hukum akan ditindak lanjut sesuai aturan perundangan yang berlaku.

    Sesuai dengan komitmen Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

    “Sudah menjadi komitmen dan perintah Panglima TNI bagi anggota yang jelas terbukti melakukan pelanggaran hukum, akan dihukum dan ditindak sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku,” tegasnya.

    Kapolri Minta Masyarakat Menunggu Hasil Investigasi

    Beredar isu keterlibatan anggota polisi dalam judi sabung ayam di Lampung.

    Diduga, ada setoran hasil judi ayam kepada anggota polisi.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil investigasi.

    “Di era media sosial dan kecerdasan buatan seperti sekarang, lebih baik kita menunggu tim yang bertugas dan pasti akan ada penyelesaian,” kata Listyo Sigit, pada Kamis (20/3/2025).

    Sementara itu, Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Eko Syah Putra Siregar membenarkan soal adanya bagi-bagi uang yang dinikmati oleh segelintir oknum ini.

    “Sudah satu tahun lho, bagi-bagi duit (judi sabung ayam). Ada duit dikasih, Polsek-Koramil, makan duit,”

    “(Kalau) pembagian, saya tidak tahu, ada yang menerima duit, dan ini beroperasi satu tahun,” kata Eko, Kamis (20/3/2025).

    Informasi bagi-bagi uang judi sabung ayam tersebut didapatkan dari keterangan para saksi, Peltu Lubis dan Kopka Masarsyah.

    “Judi ada profit, ada penerima duit. Saksi menjelaskan (setoran) ada. Kalau saksi ngomongnya gitu, ada duit, ada setoran, ya ada,” katanya.

    Ia menegaskan, pihaknya pun masih mendalami pengakuan para saksi tersebut.

    “Oknum-oknumnya siapa saja, kita tunggu proses selanjutnya,”

    “Duit dibagi ada, ya. Kita bukan bodoh-bodoh amatlah, duit (judi) ada dibagi iya. Duit ada setor iya, gitu sajalah,” tuturnya.

    Sementara itu, Asisten Intelijen Kasdam II/Sriwijaya, Kolonel Yogi Muhamanto mengatakan, hubungan antara Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto dan Komandan Pos Ramil Negara Batin Peltu Lubis sangat baik.

    Ia menuturkan, pihak kepolisian mengetahui adanya arena sabung ayam.

    Bahkan, Peltu Lubis selalu memberitahukan kepada Lusiyanto apabila ada kegiatan tersebut.

    “Saat Peltu Lubis minta izin menyelenggarakan gelanggang sabung ayam, Lusiyanto menjawab silakan, yang penting harus aman. Kata aman yang dimaksud adalah setoran uang. Jadi, memang ada setoran uangnya,” kata Yogi.

    Diduga, ada komunikasi yang tidak pas antara Lubis dan Lusiyanto sebelum hari penggerebekan.

    “Komunikasi yang tidak baik itu yang akhirnya memicu insiden yang tidak diinginkan tersebut,” tutur Yogi.

    Seperti diketahui, tiga orang anggota polisi tewas ditembak TNI saat tengah merazia sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Muhammad Renald Shiftanto)(Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya)

    Baca berita lainnya terkait Polisi Gugur Ditembak di Lampung.

  • Nasib Pilu Roberto Simbolon, Casis Polri Dibegal saat Akan Tes Kesehatan, Mimpinya Terancam Pupus – Halaman all

    Nasib Pilu Roberto Simbolon, Casis Polri Dibegal saat Akan Tes Kesehatan, Mimpinya Terancam Pupus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kisah pilu dialami oleh calon siswa (casis) Bintara Polri asal Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), bernama Roberto Crystiano Simbolon (19).

    Bagaimana tidak, dirinya mengalami pembegalan saat akan menuju Politeknik Pariwisata Negeri Medan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

    Adapun pembegalan tersebut dialami Roberto pada Rabu (19/3/2025) lalu, sekitar pukul 05.30 WIB di Jalan Letda Sujipto, Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumut.

    Kepada Tribun Medan, Roberto menceritakan detik-detik saat dirinya dibegal.

    Diketahui, Roberto pergi sendirian mengendarai sepeda motor untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di Politeknik Pariwisata Negeri Medan.

    Lalu, setibanya di Jalan Letda Sujono, dia sempat menurunkan kecepatan sepeda motornya untuk menghindari lubang.

    Namun, tiba-tiba, dari sebelah kanan, ada orang tidak dikenal (OTK) yang mengendarai sepeda motor menendang kendaraan Roberto.

    Akibatnya, Roberto terjatuh hingga terseret ke aspal. Dia pun mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.

    “Ceritanya pas saya mau berangkat ke tempat rikkes tahap 1, saya lewat dari belakang, Tembung. Sebelum di jembatan ada lubang, saya menghindari lubang itu jadinya saya pelan.”

    “Tiba-tiba ada orang dari kanan datang nendang saya dari kanan sampai saya terjatuh ke kiri ke lubang besar itu,” kata Roberto, Jumat (21/3/2025).

    Tak cuma menderita luka, barang milik Roberto seperti handphone dan uang sebesar Rp1 juta raib dibawa oleh OTK tersebut.

    Kendati demikian, para pelaku tidak mengambil sepeda motor milik Roberto.

    “Setelah mereka menjatuhkan saya, langsung mereka mengambil handphone saya di depan dan dompet saya di belakang (celana). saya jatuh tertimpa kereta (sepeda motor) dan kereta rusak parah,” katanya.

    Tetap Lanjutkan Perjalanan, meski Dibegal

    Meski begitu, Roberto tetap melanjutkan perjalanannya untuk tes kesehatan meski barang yang dibawanya raib dibawa pembegal tersebut.

    Setibanya di lokasi tes kesehatan, para personel yang berjaga terkejut melihat kondisi Roberto yang penuh luka setelah dibegal.

    Kemudian, Roberto pun bercerita ke para polisi tersebut terkait pembegalan yang dialaminya sebelum tiba di Politeknik Pariwisata Negeri Medan.

    Lalu, dia pun diarahkan untuk membuat laporan ke Polrestabes Medan terkait pembegalan yang dialaminya.

    Terancam Tak Bisa Ikut Tes

    Di sisi lain, Roberto kini terancam tak bisa ikut tes casis Bintara Polri akibat musibah yang menimpanya tersebut.

    Dia pun memohon kepada Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto, dan jajarannya untuk tetap memperbolehkannya mengikuti tes demi mengejar cita-citanya sejak kecil yaitu menjadi anggota Korps Bhayangkara.

    “Harapan saya kepada Kapolda Sumut agar saya tetap bisa lanjut tes saya dan dapat mewujudkan cita cita saya dari kecil,” tuturnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Medan dengan judul “Cerita Casis Bintara Polri Dibegal saat Berangkat Tes Kesehatan, Tetap Datang meski Berdarah-darah”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Medan/Fredy Santoso)

  • Awal Mula Kasus Mutilasi di Tangerang Terungkap, Jasad Disimpan 2 Tahun di Lemari Pendingin – Halaman all

    Awal Mula Kasus Mutilasi di Tangerang Terungkap, Jasad Disimpan 2 Tahun di Lemari Pendingin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus pembunuhan disertai mutilasi di Kabupaten Tangerang, Banten yang terjadi pada Desember 2023 terungkap.

    Korban berinisial JR merupakan buron kasus penipuan dan penyidik mendatangi rumahnya untuk melakukan penangkapan, Kamis (13/3/2025). 

    Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono, mengatakan pelaku berinisial MR berada di rumah korban di kawasan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang dan menunjukkan gelagat mencurigakan.

    Saat melakukan penggeledahan, petugas kepolisian menemukan lemari pendingin yang diikat rantai.

    Setelah dibuka, ditemukan delapan potongan jasad korban JR.

    “Di dalam lemari pendingin itu terdapat potongan-potongan tubuh dari korban JR.”

    “Selanjutnya petugas kepolisian, Polresta Tangerang dengan Polres Jakarta Utara, mengamankan tersangka MR, beserta barang bukti,” bebernya, Jumat (21/3/2025), dikutip dari TribunTangerang.com.

    Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, MR sempat menyimpan jasad di kamar mandi.

    MR berinisiatif membeli lemari pendingin lantaran jasad sudah membusuk.

    “Kemudian tersangka membeli lemari pendingin daging yang disimpan di bengkel milik korban dan menyimpan potongan tubuh korban di dalam peristiwa tersebut,” imbuhnya.

    Pada Februari 2024, lemari pendingin dipindahkan ke rumah korban karena bengkel disita bank.

    “Tersangka memindahkan lemari pendingin yang berisi potongan tubuh korban dengan menggunakan mobil pick-up yang di sewa oleh tersangka ke rumah lain milik korban,” lanjutnya.

    Proses olah TKP telah dilakukan dan potongan jasad dibawa untuk proses autopsi.

    “Bagi saksi juga sudah kami periksa, kami sudah berkomunikasi dengan ahli psikologi selanjutnya kami melengkapi berkas penyidikan,” tuturnya.

    Ia menambahkan MR sudah merencanakan pembunuhan dengan menyiapkan pisau.

    Untuk memutilasi jasad korban MR menggunakan gergaji besi.

    Barang bukti yang digunakan untuk membunuh korban dibuang ke sebuah sungai kecil di kawasan Pasar Kemis. 

    “Jasad korban dibawa ke kamar mandi, dan dimutilasi hingga terpisah menjadi 8 bagian, selanjutnya potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam plastik, dan disimpan di kamar mandi.” 

    “Pada hari kelima, ketika organ dalam korban mulai busuk, pelaku membuangnya beserta piasu yang dilakukan untuk menikam korban ke sungai kecil,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTangerang.com dengan judul Sadis, Pelaku Mutilasi di Kabupaten Tangerang Sempat Buang Organ Dalam Korban ke Sungai

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTagerang.com/Nurmahadi)

  • Terungkap! Pembunuh Sales Mobil Feni Ere Ternyata Kerabat Keluarga, Begini Kronologinya – Halaman all

    Terungkap! Pembunuh Sales Mobil Feni Ere Ternyata Kerabat Keluarga, Begini Kronologinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pelaku pembunuhan sales mobil, Feni Ere, berhasil ditangkap oleh polisi di di Bone-bone, Luwu Utara, Kamis (20/3/2025).

    Pembunuh Feni Ere adalah Ahmad Yani atau Amma (35) warga Jalan Nanakan, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Wara, Palopo.

    Ahmad Yani merupakan kerabat dari ayah Feni Ere.

    Pelaku pernah bekerja di rumah orang tua korban sebagai kepala tukang.

    Pada saat Ahmad Yani memasang kanopi di rumah orang tua Feni Ere, ia mulai menaruh hati pada korban.

    Ia bahkan sempat bercerita kepada teman nongkrongnya tentang perasaannya terhadap Feni Ere.

    Menurut Kapolres Palopo AKBP Safi’i Nafsikin, pelaku sempat berencana membawa kabur korban.

    Keinginan itu muncul ketika ia nongkrong di samping rumah Feni Ere, terutama saat dirinya dan teman-temannya sedang minum ballo.

    “Pelaku duduk hingga dini hari dan muncul niat pelaku membawa kabur Feni Ere. Pelaku kemudian berjalan kaki menuju rumah Feni,” jelasnya.

    Pelaku masuk ke rumah korban dengan memanjat tembok kamar mandi.

    Begitu berada di dalam, ia langsung menuju kamar korban.

    Feni sempat berteriak meminta tolong, tetapi pelaku dengan sigap menutup mulutnya menggunakan celana.

    Ia lalu merudapaksa korban.

    Korban berusaha melarikan diri, namun pelaku mengejarnya dan menyeretnya kembali ke dalam kamar.

    Di dalam kamar, korban terus memberontak, membuat pelaku semakin emosi.

    Pelaku sontak membenturkan kepala korban hingga berdarah.

    Untuk menghilangkan jejaknya, Ahmad Yani membersihkan darah yang ada di lantai menggunakan pel dan merapikan kamar korban.

    Pelaku kemudian membawa Feni Ere beserta sebuah koper yang berisi barang-barang korban dengan menggunakan mobil Honda Brio bernomor polisi DP 1390 TE.

    Amma membuang jasad korban di Kilometer 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo.

    Setelah itu, ia melepas dan mengganti pelat nomor mobil milik Feni Ere, lalu menyembunyikannya di sebuah lorong dekat RSUD Palemmai Andi Tandi.

    Pelaku pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

    Saat malam tiba, ia kembali ke lokasi tempat mobil diparkir, lalu membawanya ke Makassar.

    Setibanya di sana, ia memarkirkan mobil Feni Ere di sebuah rumah kosong di Perum Bukit Baruga Antang, Makassar.

    “Pelaku kemudian kembali ke Palopo dengan membawa koper yang berisi barang korban,” tutupnya. 

    Polisi juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti kasus pembunuhan Feni Ere.

    Seperti alat pel yang digunakan pelaku untuk membersihkan darah di lantai kamar korban serta sebuah lampu hias yang terdapat bercak darah.

    Polisi juga menemukan barang bukti di lokasi tempat dibuangnya mayat Feni Ere.

    Yaitu celana legging warna biru navy, baju putih dan sobekan kain bermotif warna kuning pink,” jelasnya.

    Pelaku dikenal baik oleh ayah korban

    Ayah korban mengaku kenal baik dengan pelaku, bahkan mereka sering nongkrong bersama.

    Namun Parman tak pernah membahas atau menyebut nama Feni Ere.

    “Saya sering nongkrong sama pelaku tapi dia tidak pernah bahas soal Feni,” ujar Parman kepada Tribun-Timur.com, Kamis (20/3/2025) malam.

    Parman bahkan tak pernah menaruh curiga pada Amma dalam kasus pembunuhan terhadap Feni Ere.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Motif Ahmad Yani atau Amma Bunuh Feni Ere di Palopo, Pelaku Ternyata Kerabat Ayah Korban 

    (Tribunnews.com/Falza) (Tribun-Timur.com/Andi Bunayya Nandini)

  • Sindiran Dedi Mulyadi untuk Jagoan Cikiwul Bekasi: Jangan Cuma Gaya, Ditangkap Nangis – Halaman all

    Sindiran Dedi Mulyadi untuk Jagoan Cikiwul Bekasi: Jangan Cuma Gaya, Ditangkap Nangis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, melontarkan sindiran pedas kepada Suhada Jagoan Cikiwul Bekasi yang belakangan ini menjadi sorotan.

    Dalam komentarnya di akun media sosial TikTok, Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa keberanian yang hanya tampak saat meminta THR kepada salah satu pabrik di Bekasi tak sebanding dengan sikap lemah saat menghadapi hukum.

    “Jangan cuma bergaya sebagai jagoan, kalau ditangkap malah nangis,” ujar Dedi Mulyadi pada Jumat (21/3/2025). 

    Suhada yang menyebut dirinya sebagai Jagoan Cikiwul Bekasi itu viral setelah aksinya meminta THR kepada salah satu perusahaan di Bekasi pada Senin (17/3/2025).

    Jagoan Cikiwul Bekasi itu mengancam menutup akses jalan depan perusahaan apabila tidak bisa bertemu dengan pemilik patrik.

    Setelah aksinya viral di media sosial, Jagoan Cikiwul Bekasi itu melarikan diri.

    Dia sempat melarikan diri hingga ke Gunung Putri, Bogor.

    Setelah aksi pemerasannya viral di mana-mana dan tengah dicari polisi, Suhada, yang mengaku jagoan dari Cikiwul itu akhirnya minta maaf. 

    Video permintaan maafnya pun tersebar di media sosial. 

    JAGOAN CIKIWUL DITANGKAP – Suhada, anggota ormas di kawasan Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi yang marah setelah minta THR ke perusahaan hanya dikasih Rp 20 ribu pada Senin (17/3/2025). Suhada ditampilkan di hadapan awak media saat press release, Jumat (21/3/2025) (Tribun Bekasi/Rendy Rutama Putra)

    “Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.”

    “Saya nama Suhada alias Mang Ada asli Cikiwul pribumi Cikiwul, tumpah darah di Cikiwul, putra daerah Cikiwul, dengan kejadian yang viral di TikTok tempo hari yang telah membuat warga Cikiwul merasa terganggu, dengan ucapan saya, saya minta maaf yg sebesar-besarnya.”

    “Saya mengakui salah, karena saya mengaku saya seorang jagoan di Cikiwul saya salah, saya minta maaf dan untuk sekuriti yang tempo hari saya maki-maki juga saya minta maaf juga sama sekuriti tersebut yang istilahnya takut dengan saya, takut hal-hal yang tidak diingikan terjadi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Mohon dimaafkan,” tulisnya seperti dikutip dari Instagram @infobekasi_raya.

    Suhada kemudian mencoba menjelaskan kronologi kejadian versinya. 

    Ia mengaku mengajukan proposal itu berisi permohonan bantuan dana untuk kegiatan membagikan takjil. 

    “Saya akan jelaskan kronologi kejadian, apa saja yang ada di dalam proposal yang saya ajukan ke perusahaan tersebut. Yang saya ajukan ke perusahaan tersebut adalah memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di jalan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan saya,” katanya. 

    Ia pun membantah bahwa dirinya meminta THR kepada perusahaan.

    “Jadi, tidak ada bahasa saya minta THR enggak ada, silakan dicek aja semua proposal ada di perusahaan itu, silakan dicek dan dibaca dan dilihat isinya itu meminta bantuan untuk bagi-bagi takjil pada tanggal berapa nanti yang akan kita bagiin, kalau kita dapat. Ternyata kejadiannya seperti ini, enggak dapat gitu.”

    “Saya akui emang saya arogan, tapi arogan saya itu kan permasalahan saya ada sebabnya gitu loh. Sebabnya di situ ada 4 proposal, dari 4 itu yang 3 dinaikkan sama satpamnya, yang punya saya yang proposal isinya memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di lingkungan itu tidak dinaikkan sama sekuritinya,” tutupnya.

  • Viral Keranda Jenazah di Ponorogo Diseberangkan Pakai Bambu Akibat Jembatan Ambrol Diterjang Banjir – Halaman all

    Viral Keranda Jenazah di Ponorogo Diseberangkan Pakai Bambu Akibat Jembatan Ambrol Diterjang Banjir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan keranda jenazah diseberangkan warga di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menjadi viral di media sosial.

    Tampak warga bergotong royong mengerek keranda itu dengan menunggakan bambu untuk menuju lokasi pemakaman. 

    Hal ini terpaksa dilakukan warga lantaran jembatan utama di wilayah tersebut ambrol akibat banjir yang menerjang pada Senin (17/3/2025) lalu.

    Alhasil, tak ada jalan lain sehingga warga nekat memindahkan keranda jenazah dengan cara mengerek untuk dapat melewati sungai.

    Video itu kemudian menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @infoponorogo pada Kamis (20/3/2025).

    Diketahui, peristiwa itu terjadi di Dusun Sumberejo RT 6, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo.

    Hal ini diungkapkan oleh Ketua RT 6 Dusun Sumberejo, Paniran.

    “Kejadiannya dua hari lalu yang pemindahan keranda itu. Hari Rabu, 19 Maret 2025,” ungkapnya, Jumat (21/3/2025).

    Paniran menjelaskan, jenazah bernama Saitun (70) itu merupakan warga yang terisolir dari dampak ambrolnya Jembatan Tugu di Dusun Sumberejo, Desa Munggu.

    Lebih lanjut, posisi rumah duka dan tempat pemakaman memang seharusnya melewati jembatan tersebut.

    “Jembatannya kan ambrol pada Senin, 17 Maret 2025 lalu. Sedangkan posisi rumah almarhum ke pemakaman harus melewati lokasi itu,” urainya.

    Warga pengiring jenazah pun terpaksa harus menandu keranda melewati sungai untuk menuju makam setempat.

    Karena bibir sungai cukup tinggi, warga pun berinisiatif mengerek keranda itu dengan tali dengan alas dua batang bambu.

    “Tidak ada jalan lain. Karena lewat pinggir sungai juga tidak bisa, hanya pakai bambu ini,” terang Paniran kepada wartawan.

    Mengutip Kompas.com, pihak Pemkab Ponorogo akan segera membangun jembatan itu.

    Sebab, jembatan itu merupakan akses penting bagi mobilitas warga di Desa Munggu.

    Hal itu diungkapkan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetya.

    “Ada jalan lain, tapi melingkar lebih jauh sehingga butuh waktu lebih lama. Akhirnya warga tandu jenazah dengan menyeberangi sungai,” katanya.

    Pemerintah, ungkap Agung, akan membangun jembatan baru setelah Lebaran. 

    Untuk sementara, sejumlah personel BPBD Kabupaten Ponorogo membangun jembatan sesek agar warga bisa menyebrangi sungai. 

    “Jembatan dari bambu itu untuk sementara. Pembangunan jembatan akan dilakukan setelah hari raya Lebaran,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Viral, Warga Ponorogo Seberangkan Keranda Jenazah Pakai Bambu, Darurat karena Jembatan Ambrol.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, SuryaMalang.com/Pramita Kusumaningrum, Kompas.com/Sukoco)

  • Anggota DPRD Bojonegoro Eny Soedarwati Korban Kecelakaan Jemaah Umrah Dimakamkan di Arab Saudi – Halaman all

    Anggota DPRD Bojonegoro Eny Soedarwati Korban Kecelakaan Jemaah Umrah Dimakamkan di Arab Saudi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO – Keluarga memutuskan tidak membawa jenazah anggota DPRD Bojonegoro dari Fraksi PKB Eny Soedarwati, yang meninggal dunia di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (20/3/2025).

    Eny meninggal dunia dalam kecelakan maut bus pengangkut jemaah umrah. Jenazah Eny akan dimakamkan di Makkah.

    Kerabat almarhumah, M. Yasin mengatakan keluarga memutuskan tidak membawa jenazah pulang ke kediamannya di Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

    “Masih ada beberapa informasi yang simpang siur, tetapi kemungkinan besar beliau dimakamkan di Makkah dengan pertimbangan berada di Tanah Suci,” ujar Yasin saat ditemui di rumah duka pada Jumat (21/3/2025).

    Sebelum berangkat ke Tanah Suci, Eny Soedarwati sempat berpamitan kepada keluarganya. Menurut Yasin, sehari sebelum keberangkatan, almarhumah masih menyempatkan diri bertemu dan meminta doa agar perjalanannya berjalan lancar.

    “Saat bertemu, Beliau meminta doa agar ibadahnya diberi kelancaran dan bisa pulang dengan selamat,” kenangnya.

    Almarhumah juga sempat mengatakan bahwa pada perayaan hari raya Idul Fitri masih menjalankan ibadah umroh di Tanah Suci, maka ia akan merayakannya di sana. 

    Di mata Yasin, Eny Soedarwati dikenal sebagai sosok yang aktif dalam berbagai organisasi, terutama di lingkungan keagamaan seperti Muslimat dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga sering berkomunikasi dengan masyarakat dari berbagai kalangan.

    “Beliau orang yang baik dan selalu berusaha menjaga komunikasi dengan siapapun. Mbak Eny sangat peduli dan adil kepada semua orang. Namun takdir berkata lain. Semoga beliau husnul khotimah, apalagi meninggal pada malam Jumat, saat masih berpuasa, dan sedang menjalankan ibadah umroh,” tambah Yasin

    Sebelumnya, Eny Soedarwati dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (20/3/2025) akibat kecelakaan bus di Arab Saudi. Bus yang ditumpanginya bersama rombongan mengalami kecelakaan dan terbakar hebat.

    Sementara itu, suasana duka menyelimuti rumah almarhumah di Desa Sobontoro, Kecamatan Balen. Sejumlah karangan bunga dari kolega sesama anggota dewan berjejer di halaman rumah duka.

    Sebelumnya Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, bersama Istri Bupati Bojonegoro, Cantika Wahono, turut hadir untuk melayat dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.

    Kepergian Eny Soedarwati meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan sejawat, serta masyarakat Bojonegoro. 

    Penulis: Misbahul Munir

  • Puluhan Warga Bantul Keracunan Takjil Buka Puasa, Biaya Pengobatan Ditanggung Infak Masjid – Halaman all

    Puluhan Warga Bantul Keracunan Takjil Buka Puasa, Biaya Pengobatan Ditanggung Infak Masjid – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 36 orang diduga mengalami keracunan makanan takjil buka puasa di Masjid Al Ikhlas, Jodog, Padukuhan Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (15/3/2025).

    Keluhan yang dirasakan oleh para korban antara lain demam, muntah, dan diare.

    Dari jumlah tersebut, dua orang yakni usia di atas 20 tahun dan anak-anak harus menjalani rawat inap di rumah sakit yang berbeda.

    Untuk korban berusia di atas 20 tahun menjalani rawat inap di RS UII.

    Sedangkan untuk korban anak-anak menjalani rawat inap di RSUD Panembahan Senopati.

    Para korban yang dirawat di dua rumah sakit berbeda di Kabupaten Bantul itu, kini telah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. 

    “Kami dapat info hari ini, semua sudah membaik dan diperbolehkan pulang,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Samsu Aryanto, saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Kamis (20/3/2025).

    Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul juga masih menunggu hasil uji sampel makanan yang dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan. 

    “Hasil lab masih kami tunggu, karena untuk melakukan uji sampel makanan itu butuh beberapa waktu,” ungkap Samsu.

    Saat ditanya terkait adanya isu jamur dalam makanan takjil yang dikonsumsi oleh puluhan jemaah Masjid Al Ikhlas di Jodog tersebut, Samsu memilih untuk tidak berkomentar. 

    “Kami masih nunggu hasil lab dulu,” sebutnya.

    Biaya Berobat Ditanggung Infak Masjid

    Takmir Masjid Al Ikhlas Jodog, Nurul Fuad, menyebutkan bahwa makanan tersebut sebenarnya disajikan untuk kategori anak-anak hingga remaja.

    “Makanan itu untuk anak-anak dan biasanya juga sama walinya. Karena, di tempat kami itu ada jadwal untuk mengisi takjil selain Senin dan Kamis itu, khusus anak-anak. Dan saat kejadian itu kan hari Sabtu, jadi makanannya khusus untuk anak-anak,” ujar Nurul, Selasa (18/3/2025).

    Akan tetapi, saat momen pembagian takjil, Nurul mengaku tidak mengetahuinya karena pada hari kejadian ia sedang mengikuti kegiatan lain.

    “Warga kami yang terkena keracunan makanan itu tidak langsung bereaksi keluhan keracunan. Itu kan dimakan Sabtu sore, jadi rata-rata bereaksi hari Minggu malam. Tapi, waktu itu belum mengetahui kalau ada dugaan keracunan makanan. Pas hari Senin itu baru banyak yang mengalami hal sama,” ungkap Nurul.

    “Yang diare itu ada yang diobati sendiri, terus sembuh. Tapi, ada juga yang berobat di layanan kesehatan. Setelah itu booming dan ketahuan kalau sumbernya sama-sama dari makanan katering itu,” lanjutnya. 

    Nurul juga mengungkapkan bahwa makanan takjil itu berasal dari salah satu katering di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.

    Makanan itu dipesan oleh salah satu warga Gilangharjo yang mendapat jatah untuk memberi takjil di Masjid Al Ikhlas Jodog.

    “Kan biasanya untuk mengisi takjil itu diserahkan ke warga kami dan itu digilir per keluarga. Nah, kebetulan kali ini, keluarga itu memasan takjil di katering yang ada di Pandowoharjo,” jelas Nurul.

    Menurut Nurul, ada sekitar 150 makanan takjil yang dipesan di tempat katering tersebut.

    Tetapi, yang dibawa ke masjid ada sekitar 125 makanan, sedangkan sisanya dikonsumsi pribadi oleh keluarga yang menerima jatah mengisi takjil dan dibagikan kepada beberapa orang lain.

    “Takjil itu makanan rice bowl. Isinya ada nasi, ayam fillet, dan telur goreng. Ayamnya itu seperti dibuat teriyaki. Waktu ditelusuri, ternyata ada yang enggak makan lauknya saja, tidak ada reaksi keluhan. Tapi, yang makan nasinya itu bereaksi. Jadi kemungkinan itu berasal dari nasi,” beber Nurul.

    Sementara itu, untuk sajian minum tidak didapatkan dari katering.

    Nurul menyebut minuman yang disajikan berupa teh yang dibuat sendiri.

    Adapun seluruh makanan tersebut telah dibawa ke laboratorium oleh Dinkes Bantul untuk dilakukan pengujian dan dicari tahu penyebabnya.

    “Jadi semuanya sudah komplet yang dibawa sama orang dinas itu untuk dilakukan uji coba. Dan tadi, Polsek Pandak juga sudah memanggil pihak katering itu. Tapi, pihak katering belum ketemu sama saya, jadi belum ada omong-omongan (pembicaraan),” jelas Nurul.

    Nurul mengatakan bahwa seluruh korban mendapatkan uang ganti biaya pengobatan.

    Di mana, pasien yang berobat mandiri yakni di klinik maupun dokter pribadi mendapatkan uang ganti biaya pengobatan dari infak masjid.

    Sedangkan, korban yang berobat di layanan kesehatan pemerintah mendapatkan uang ganti biaya pengobatan dari Pemerintah Kabupaten Bantul.

    “Karena, kejadian luar biasa ini, pemerintah setempat juga turun tangan. Tadi Dinas Kesehatan sudah turun juga dan yang rawat inap di rumah sakit itu biayanya ditanggung oleh pemerintah setempat,” terangnya.

    Saat disinggung soal besaran biaya yang dibutuhkan, Nurul mengaku belum mengetahuinya.

    Lantaran, pihaknya bersama pihak terkait masih melakukan pendataan terkait kasus tersebut.

    “Untuk pendataan yang dicover oleh kami dari Masjid Al Ikhlas, masih didata juga. Pendataannya hari ini sampai besok,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Takmir Masjid Al Ikhlas Jodog Bantul Buka Suara Terkait Kejadian Dugaan Keracunan Makanan Takjil

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana)