Category: Tribunnews.com Regional

  • OPM Serang dan Bakar SD di Yahukimo Papua Pegunungan, 6 Guru Asal NTT Tewas – Halaman all

    OPM Serang dan Bakar SD di Yahukimo Papua Pegunungan, 6 Guru Asal NTT Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA –  Sekolah SD YPK Anggruk di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, dilaporkan diserang dan dibakar Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Yahukimo.

    OPM tersebut diduga di bawah pimpinan Elkius Kobak dan Kopi Tua Heluka.

    Enam guru dilaporkan tewas dalam serangan pada Jumat (21/3/2025).

    Informasi ini tersebar melalui pesan suara Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, yang meminta tindakan cepat dari aparat keamanan.

    Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, serangan tersebut terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, sekitar pukul 23.00 WIT.

    Bupati Yahukimo telah meminta Kapolres dan Dandim 1715/Yahukimo segera berkoordinasi dan memastikan kebenaran informasi ini.

    Ia juga meminta agar anggota dikirim ke lokasi untuk mencari kemungkinan adanya korban selamat.

    Hingga saat ini, belum ada informasi pasti mengenai kelompok OPM yang bertanggung jawab atas serangan ini.

    Dalam isi pesan suara bupati tersebut mengatakan, “Forkopimda baru saja saya terima informasi dari pengurus Yayasan Serapim dan Wakil Bupati Yahukimo bahwa ada kejadian di Distrik Anggruk.”

    Informasi diterima Didimus, bahwa OPM masuk di Distrik Anggruk dan membakar sekolah dan nasib guru-guru belum diketahui.

    “Tolong untuk Pak Kapolres dan Dandim 1715/Yahukimo dan juga  Sekda koordinasikan terkait hal ini untuk diketahui kebenarannya,” ujarnya.

    Kekhawatiran akan adanya korban jiwa dari tenaga pengajar dan tenaga medis yang bertugas di Distrik Anggruk semakin meningkat.

    Mengingat para petugas ini bukan berasal dari masyarakat asli Yahukimo, risiko menjadi sasaran serangan menjadi lebih tinggi.

    Aparat keamanan terus berupaya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan mengambil tindakan yang diperlukan. 

    Identitas korban belum diketahui

    Enam Guru tesebut meninggal setelah terbakar dalam rumah yang mereka tempati.

    Belum diketahui identitas para guru tersebut.

    Namun berdasarkan data dihimpun Tribun-Papua.com, enam guru itu berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Dua di antaranhya dari Kupang, dan tiga lainnya dari pulau Flores, serta satu dari Atambua.

    Terdapat empat ruangan kelas SD YPK Anggruk terbakar dan satu rumah guru yang dibakar OPM.

    Analisa pembakaran SD YPK Anggruk dilakukan karena OPM meminta uang kepada masyarakat.

    Sementara, ada warga yang memberikan uang dan ada yang tidak karena memang tidak punya uang.

    Di Distrik Anggruk tidak ada aparat keamanan, baik dari TNI dan Polri. 

    Penyerangan dan pembakaran SD dilakukan oleh sekira 20 anggota OPM.

    Mereka membawa senjata api.

    Rapat koordinasi antara Kodim, Polres, Pemda Yahukimo, Satgas Yon 1 Marinir dan Satgas Damai Cartenz serta melaksanakan vicon dengan Kaops Damai Cartenz.

    Satgas Damai Cartenz dan Polres Yahukimo akan mengevakuasi para korban.

    Telah dilaksanakan evakuasi terhadap guru-guru yang ada di sekitar Distrik Anggruk dengan menggunakan pesawat udara tadi pagi. (*)

     

     

    Penulis: Marselinus Labu Lela

    dan

    Enam Guru Asal NTT Dibunuh OPM di Pedalaman Yahukimo Papua Pegunungan, Sekolah Dibakar

  • Viral Surat Koramil Minta Bingkisan Lebaran di Jambi, Surat Ditarik karena Tidak Resmi – Halaman all

    Viral Surat Koramil Minta Bingkisan Lebaran di Jambi, Surat Ditarik karena Tidak Resmi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Surat yang berisi koramil minta bingkisan lebaran di wilayah Jambi, viral lewat media sosial.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, foto surat tersebut diunggah sejumlah akun dari platform X hingga Facebook.

    Pada bagian atas surat tertulis Komando Distrik Militer 0415/Jambi-Komando Rayon Militer 415-12/Sebapo.

    Surat ditujukan kepada pimpinan SPBU wilayah Sebapo, Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi dengan perihal ‘Mohon Bantuan Bingkisan Lebaran’.

    Sementara di akhir surat terdapat tanda tangan dan stempel Komandan Koramil 415-13/Sebapo.

    Adapun isi surat selengkapnya adalah:

    Poin pertama dalam surat itu yakni merujuk:

    a. Dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H Tahun 2025.

    b. Meningkatkan kerja sama dengan Koramil 415-13/Sebapo

    2. Sehubungan hal diatas, bersama ini kami ajukan surat permohonan bantuan bingkisan lebaran bagi anggota Koramil 415-13/Sebapo yang berjumlah 54 anggota.

    3. Demikian atas bantuan dan partisipasi Bapak serta kerja samanya tak lupa kami ucapkan terima kasih.

    Komandan Unit Intelijen (Danunit) Kodim 0415/Jambi, Kapten Inf Amru memastikan surat tersebut tidak resmi dari institusi TNI.

    Oleh karenanya, surat permintaan bingkisan lebaran itu ditarik.

    “Surat tersebut tidak berlaku karena langsung ditindaklanjuti Kodim 0415/Jambi dengan menarik surat tersebut dari pihak SPBU Sebapo,” katanya, dikutip dari TribunJambi.com, Sabtu (22/3/2025).

    Kapten Inf Amru juga menyebut, tidak benar Koramil 415-12/Sebapo meminta bingkisan lebaran.

    Di sisi lain, tidak ada pemberian apapun dari pihak SPBU Sebapo.

    “Perihal surat proposal dari koramil 13/Sebapo tersebut tidak benar, tidak ada bantuan sepeserpun dari pihak SPBU Sebapo kepada Koramil 13/Sebapo,” tutupnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Klarifiikasi Kodim 0415/Jambi Soal Surat Viral Minta Bingkisan Lebaran ke Pengusaha di Muaro Jambi

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJambi.com/Darwin Sijabat)

  • Jalan Utama Putus Akibat Banjir di Grobogan, Pelajar Terpaksa Naik Perahu ke Sekolah Setiap Hari – Halaman all

    Jalan Utama Putus Akibat Banjir di Grobogan, Pelajar Terpaksa Naik Perahu ke Sekolah Setiap Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Siswa-siswi di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan harus menempuh perjalanan berbahaya untuk mencapai sekolah mereka.

    Setiap hari, mereka terpaksa menyeberangi Kali Tuntang menggunakan perahu darurat akibat jalan utama desa yang terputus akibat banjir.

    Banjir yang melanda daerah tersebut disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang pada Minggu, 9 Maret 2025.

    Jalan yang terputus sepanjang 20 meter itu tergenang air dengan kedalaman mencapai 3 meter, sehingga aktivitas warga, terutama anak-anak, terganggu.

    “Kalau tidak menaiki perahu, kami harus memutar sekitar empat kilometer untuk sampai ke sekolah,” kata Dita, seorang siswi SMPN 3 Gubug.

    Ia mengungkapkan ketakutannya saat menyeberang dengan perahu yang ditarik menggunakan seutas tali.

    Belasan pelajar terlihat mengantre menaiki perahu darurat yang disediakan oleh relawan.

    Meskipun arus sungai saat itu tenang, banyak siswa merasa cemas saat menyeberang.

    “Deg-degan naik perahu, kalau memutar lewat Tambakan nanti lama, ada 17 menit selisih waktunya,” ungkap Dita.

    Dia berharap jalan desa segera diperbaiki agar kegiatan sekolah bisa berjalan aman.

    Sinta, siswi SMPN 1 Gubug, juga merasakan hal serupa.

    “Takut tapi tetap menyeberang karena harus sekolah,” ujarnya.

    Ia menyatakan bahwa jika air surut, ia lebih memilih memutar lewat jalan Ringinkidul yang dianggap lebih aman.

    Hartono, seorang warga setempat, mengeluhkan kondisi jalan yang terputus.

    Ia berharap pemerintah segera memperbaiki akses utama desa yang sangat terganggu.

    “Sangat terganggu karena jalan utama satu-satunya putus, aksesnya terkena dampak banjir,” keluh Hartono.

    Ia berharap sebelum Lebaran, jalan tersebut dapat diperbaiki dan kembali berfungsi normal.

    “Semoga jalan dibangun kembali, ini akses utama untuk anak-anak sekolah,” imbuhnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tak Ada Ganti Rugi Sejak 2005, Henny Tetap Ditagih Pajak meski Rumahnya Sudah jadi Jalan di Karawang – Halaman all

    Tak Ada Ganti Rugi Sejak 2005, Henny Tetap Ditagih Pajak meski Rumahnya Sudah jadi Jalan di Karawang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sudah 20 tahun berlalu, rumah dan tanah milik Henny Yulianti (60) warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat tak kunjung mendapat uang ganti rugi dari pemerintah daerah.

    Pasalnya, rumahnya yang berada di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Batujaya itu terpaksa digusur untuk pembangunan jalan menuju Jembatan Batujaya.

    Namun, hingga kini Henny tidak pernah mendapatkan uang ganti rugi.

    Bahkan, ia justru menerima tagihan dan harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas tanah yang sudah menjadi jalan umum.

    “Saya juga masih bayar PBB, terakhir 2024 lalu juga saya dapat SPPT dan saya bayar aja,” katanya saat diwawancarai di Karawang pada Sabtu (22/3/2025).

    Henny mengaku, rumah dan tanahnya digusur pada tahun 2005.

    Ia dipaksa melepas tanah seluas 426 meter persegi itu untuk pembangunan jalan penghubung Karawang-Bekasi.

    Padahal, ia sempat menolak nilai ganti rugi yang ditawarkan pemerintah lantaran jauh dari permintaan Henny.

    Dia tak sepakat lantaran meminta ganti rugi ke pemerintah sebesar Rp230 ribu per meter, tetapi hanya dihargai Rp80 ribu per meter.

    Apalagi ketika pihaknya hanya mampu membayar secara dicicil.

    “Udah gitu pembayaran juga dibayar secara dicicil oleh pemerintah. Ya kena gusur saya malah jadi belangsak,” katanya.

    Namun, bukannya mendapat kesepakatan lain, Henny mengaku diancam untuk melepas tanahnya.

    “Ibu nolak ketika itu, tapi kata orang pemdanya. Ya silakan nanti kita buat naik aja jalannya di atas rumah ibu,” ujar Henny.

    Ia juga merasa ditipu oleh pihak pemerintah daerah ketika itu. 

    Pasalnya, dia dipaksa menandatangani kuitansi kosong sebanyak tiga kali.

    Henny yang merupakan warga awam tidak mengetahui bahwa kuitansi itu ternyata persetujuan pembayaran.

    Apalagi, posisi rumahnya berada di tengah jalan yang akan dibangun dan dari pihak pemerintah terus mengancam akan tetap menggusurnya.

    “Saya kan enggak tahu awam ya, ya gimana ya waktu itu tandatangan di blangko yang kosong. Ya saya terima saja, kalau ngga diterima rumah saya mau digusur juga mau diratakan pakai beko,” ungkapnya.

    Usai digusur, Henny bersama ketiga anaknya itu mengontrak di rumah petakan beberapa tahun.

    Beruntung, Henny mendapatkan iba dari saudaranya sehingga dapat membeli tanahnya 200 meter dengan harga murah untuk membangun rumah secara bertahap di daerah Batujaya.

    “Bertahap dulu, dari gubuk reyot lantainya masih tanah saya tempatin rumah. Sampai anak saya kerja, dan punya uang buat bagusin rumahnya,” katanya.

    Henny, tak lagi menginjaki daerah Batujaya itu karena kerap kali melihat jalan yang dulu bekas rumahnya ia selalu menangis dan menahan rasa sakit hati.

    Henny berharap agar Bupati Karawang dan Gubernur Jawa Barat segera membayarkan ganti rugi tersebut.

    Sebab, perkara ini sempat masuk ke ranah pengadilan. Akan tetapi, dalam penyelesaian perkara pidananya bukan perdatanya.

    “Dulu saya jadi saksi di pengadilan, tapi waktu perkara pidana yang sama pejabatnya itu terjerat hukum. Ya saya orang awam engga ngerti, katanya kenapa engga coba masukin perkara perdata gitu,” imbuhnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul Tangis Henny Yulianti Pecah, 20 Tahun Tanahnya Digusur untuk Jalan di Karawang Belum Juga Dibayar  dan Kompas.com dengan judul 20 Tahun Rumahnya di Karawang Sudah jadi Jalan, Henny Masih Bayar Pajak.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunBekasi.com/Muhammad Azzam, Kompas.com/Farida Farhan)

  • Mobil Terlempar 100 Meter di Bekasi Akibat Puting Beliung, Diterjang Angin selama 3 Menit – Halaman all

    Mobil Terlempar 100 Meter di Bekasi Akibat Puting Beliung, Diterjang Angin selama 3 Menit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah mobil yang ditumpangi empat orang terlempar akibat angin puting beliung yang menerjang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Peristiwa ini terjadi pada Senin malam, 17 Maret 2025, di Kampung Telajung, Desa Telajung, Kecamatan Cikarang Barat.

    Mobil jenis Suzuki APV berwarna hitam tersebut terlempar sejauh kurang lebih 100 meter dari posisi semula dan terperosok ke dalam parit.

    Meskipun mengalami kerusakan di bagian depan, seluruh penumpang dinyatakan selamat.

    Sanin (51), salah satu penumpang, menceritakan bahwa mereka sedang berkendara di tengah gerimis hujan menuju lapangan bulu tangkis sekitar pukul 21:20 WIB ketika kejadian tersebut terjadi.

    “Enggak ada korban. Kebetulan yang di dalam mobil itu saya total ada empat orang,” ujar Sanin saat ditemui di lokasi pada Selasa, 18 Maret 2025.

    Sanin menjelaskan, kejadian bermula saat mereka mendengar suara ledakan dari kabel tiang listrik di sebuah tikungan.

    Tak lama setelah itu, mereka melihat angin puting beliung berwarna hitam pekat mendekat.

    Mobil mereka terangkat dan terlempar ke arah parit, setelah sebelumnya menghantam deretan batang bambu.

    “Durasi anginnya enggak lama, hampir tiga menitan,” ungkap Sanin.

    Setelah berhasil keluar dari mobil, Sanin menyadari sebuah tower BTS di dekat lokasi roboh akibat angin.

    Hingga kini, proses evakuasi mobil APV tersebut masih berlangsung dengan melibatkan petugas dan alat berat jenis crane.

    Selain mobil yang terlempar, angin puting beliung juga menyebabkan kerusakan pada atap rumah sekolah dan dua unit kendaraan roda empat.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, menyatakan bahwa hasil asesmen menunjukkan kerusakan pada 30 rumah, satu gudang, dan dua tiang listrik beton patah.

    “Tim sejak malam sudah ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi dan identifikasi kerusakan,” kata Dodi.

    Dodi menambahkan bahwa hingga saat ini tidak ada korban jiwa atau luka.

    Kerusakan pada tower BTS dan tiang listrik sedang ditangani oleh pihak terkait.

    BPBD juga telah memasang light tower untuk penerangan di area terdampak, menyiapkan tenda darurat, serta menyalurkan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, dan perlengkapan darurat untuk warga yang membutuhkan.

    “Kami pastikan warga terdampak mendapatkan perlindungan dan kebutuhan dasar yang memadai. Kami juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan,” tandas Dodi.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tiga Truk dari Jogja Kepergok Akan Buang Sampah di Klaten, DLH Sleman Sebut Bukan Milik Pemkab – Halaman all

    Tiga Truk dari Jogja Kepergok Akan Buang Sampah di Klaten, DLH Sleman Sebut Bukan Milik Pemkab – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan tiga truk dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kepergok hendak membuang sampah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi viral di media sosial.

    Video ini diunggah oleh akun Instagram @merapi_uncover pada Minggu, 16 Maret 2025.

    Tiga truk yang bernomor polisi AB 8851 ZQ, G 1928 CE, dan AB 8595 YK tersebut diberhentikan oleh Camat Kemalang, Kuncoro, bersama petugas Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Klaten, dan kepolisian pada Sabtu, 15 Maret 2025.

    Tindakan ini diambil karena truk-truk tersebut diduga melanggar Perda Klaten Nomor 6 Tahun 2018 yang melarang pembuangan sampah dari luar daerah.

    “Sesuai Perda, seseorang atau badan dilarang memasukkan sampah dari luar wilayah daerah. Kami minta truknya untuk putar balik,” ujar Kuncoro.

    Tetesan air lindi yang mengalir dari bak truk menjadi indikasi bahwa muatan tersebut adalah limbah rumah tangga.

    Camat Kemalang menyatakan bahwa pembuangan sampah dari luar daerah ini bukan kali pertama terjadi.

    Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, menegaskan bahwa ketiga truk tersebut bukan milik Pemkab, melainkan jasa pengangkut sampah swasta yang terdaftar di DLH Sleman.

    “Kami akan memanggil jasa pengangkut sampah swasta tersebut untuk mengingatkan tentang larangan dalam pengelolaan sampah,” ungkapnya.

    Epiphana berharap pembinaan yang akan dilakukan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

    Namun, ia juga mengingatkan bahwa sanksi akan diberikan jika pelanggaran tetap terjadi setelah pembinaan.

    “Kalau setelah itu masih terjadi pelanggaran, ya silakan saja, karena kami sudah melakukan pembinaan,” tegasnya.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Komunitas Pengamen Cirebon Sebar Surat Minta THR ke Pedagang Pasar, Polisi Tindak Lanjuti – Halaman all

    Komunitas Pengamen Cirebon Sebar Surat Minta THR ke Pedagang Pasar, Polisi Tindak Lanjuti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah surat permohonan Tunjangan Hari Raya (THR) yang diduga disebarkan oleh sekelompok pengamen di Kota Cirebon menjadi viral di media sosial.

    Surat tersebut berasal dari Kumpulan Pengamen Jalanan (KPJ) Cirebon dan ditujukan kepada para pedagang di Pasar Jagasatru.

    Surat yang beredar memiliki kop sederhana tanpa alamat atau narahubung.

    Tanda tangan di surat tersebut mencantumkan nama Ketua Umum KPJ Cirebon, Zaki, dan Koordinator, Apri Saputra, yang ditulis manual dengan pulpen.

    Surat ini pertama kali diunggah oleh akun Instagram @cirebonbanget pada Jumat, 14 Maret 2025.

    Menanggapi laporan dari masyarakat dan pedagang, Polres Cirebon Kota segera mengambil tindakan.

    Polisi telah memanggil empat orang yang diduga sebagai pembuat surat tersebut untuk dimintai keterangan.

    Namun, Eko menegaskan, sejauh ini tidak ditemukan unsur pemerasan atau pemaksaan dalam penyebaran surat tersebut.

    “Kita sudah cross check kepada pedagang kaki lima dan toko-toko yang mendapatkan surat tersebut, dan tidak ada indikasi pemaksaan atau pemerasan.”

    Meskipun demikian, pihaknya telah memberikan peringatan kepada para pelaku untuk tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.

    “Kita sudah wantiwanti kepada yang bersangkutan untuk tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan keresahan. Kami juga tidak akan memberikan toleransi apabila terjadi pemerasan atau pengancaman yang meresahkan masyarakat,” tegas Eko.

    Hingga saat ini, belum ada laporan dari pedagang yang memberikan THR kepada kelompok pengamen tersebut.

    Polisi mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika ada tindakan premanisme yang meresahkan.

    “Kami dari Polres Cirebon Kota menjamin keamanan seluruh masyarakat. Jika ada aksi premanisme dalam bentuk apa pun, silakan laporkan dan kami akan tindak tegas,” tutup Eko.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pohon Tumbang Memakan Korban di Kuta Bali, Ibu Rumah Tangga Tewas, Anaknya Selamat – Halaman all

    Pohon Tumbang Memakan Korban di Kuta Bali, Ibu Rumah Tangga Tewas, Anaknya Selamat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Bali – Cuaca ekstrem yang melanda Bali menyebabkan pohon tumbang di Jalan Raya Kuta, Bali, menimpa sebuah mobil yang sedang melaju.

    Insiden ini mengakibatkan seorang wanita meninggal dunia, sementara anaknya berhasil selamat.

    Menurut Kapolsek Kuta, AKP I Komang Agus Dharmayana, kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu, 22 Maret 2025, saat hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah tersebut.

     “Proses evakuasi korban mobil dan pohon yang tumbang membutuhkan waktu cukup lama,” ungkapnya.

    Proses Evakuasi

    Tim dari Polsek Kuta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan masyarakat setempat segera melakukan evakuasi.

    “Arus lalu lintas dialihkan sementara selama proses evakuasi berlangsung,” tambah Agus.

    Di dalam mobil terdapat dua orang, seorang ibu dan anaknya.

    Sang ibu, berusia sekitar 40 tahun, meninggal dunia di tempat kejadian akibat tertimpa dan terhimpit batang pohon besar.

    Sementara itu, anak laki-laki berinisial K, yang berusia sekitar 8 tahun, berhasil selamat.

    “Dia duduk di belakang sopir, sehingga masih bisa diselamatkan oleh warga,” jelasnya.

    Setelah kejadian, jenazah korban dibawa ke RS Prof Ngoerah, sementara anak korban masih menunggu kedatangan keluarganya dari Jakarta.

    “Anaknya selamat dan sekarang masih menunggu orang tuanya,” tutup AKP Agus.

    (Tribun-Bali.com/Zaenal Nur Arifin)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kisah Ribut Uripah Nekat Kabur dari Majikan di Malaysia, Pilih Tinggal di Gubuk, Kini Pulang Kampung – Halaman all

    Kisah Ribut Uripah Nekat Kabur dari Majikan di Malaysia, Pilih Tinggal di Gubuk, Kini Pulang Kampung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pekerja migran Indonesia di Malaysia bernama Ribut Uripah akhirnya kembali ke pelukan keluarga di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025).

    Ribut Uripah sebelumnya menjadi viral di media sosial karena ditemukan hidup setelah hilang selama 19 tahun, kini kembali berkumpul dengan keluarga menjelang perayaan Hari Raya Idulfitri 1446 H.

    Diberitakan, Ribut pergi ke Malaysia pada tahun 2006 dan tidak pernah memberi kabar.

    Dia temukan sedang berada di gubuk kayu di pinggiran kebun-kebun Malaysia, tanpa alat komunikasi.

    Ribut juga mengganti namanya menjadi Sakinah Anggraeni selama di Malaysia.

    Kini atas bantuan berbagai pihak, Ribut pun dapat berkumpul dengan keluarganya di kampung halaman, tepatnya di Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang pada Jumat sore sekira pukul 16.00 WIB.

    Saat ditemui di rumahnya, Ribut mengungkapkan awal mula dia berangkat ke Malaysia untuk bekerja.

    Ribut saat itu terpaksa menerima tawaran ke Malaysia lantaran menganggur dan mempunyai seorang anaak yang masih kecil.

    “Dulu saya ke Malaysia karena tidak ada kerjaan di sini, ya terpaksa lah, karena posisi saya waktu itu punya anak kecil, jadi akhirnya menerima tawaran ke Malaysia,” tutur Ribut, Jumat malam.

    Namun, bukannya bekerja untuk masa depan anak dan keluarganya, Ribut malah berubah harus berjuang hidup di tanah rantau.

    Ia mengaku selama setahun bekerja sebagai asisten rumah tangga tanpa digaji, bahkan untuk keluar rumah pun diberi izin oleh majikannya.

    Merasa tidak betah, akhirnya Ribut nekat melarikan diri. 

    Dia kabur melalui pintu toko setelah setahun bertahan tanpa gaji.

    “Ya karena saya tidak dapat gaji bahkan keluar rumah juga tidak boleh, kurang lebih satu tahun saya bertahan, sudah tidak betah sekali, saya memilih kabur, kabur lewat pintu kedai di rumah majikan,” ungkap Ribut.

    Pelariannya sampai ke daerah perkebunan, kemudian membangun gubuk kayu sebagai tempat tinggal.

    Untuk bertahan hidup, dia mengandalkan pekerjaan serabutan.

    Seperti membersihkan rumput hingga mengangkut sampah ke kantor pengelola dengan bayaran seadanya.

    “Dibayar sekitar 45 ringgit per hari, tergantung siapa yang mau bayar,” ujarnya.

    Takut Polisi

    Selama di hutan, Ribut hidup sederhana tanpa alat komunikasi. Ia pun memasak di depan gubuknya menggunakan kayu bakar.

    Di sisi lain, Ribut Uripah mengakui bahwa dirinya tidak punya dokumen resmi selama tinggal di sana.

    Hal itu lah yang membuat dirinya sempat takut jika berurusan dengan polisi Malaysia.

    Ribut memilih menjalani rutinitasnya bekerja sebagai buruh harian di Malaysia, tanpa membawa alat komunikasi apapun.

    Beruntung, kini ia bisa bertemu anak semata wayangnya, Istianah.

    “Tadi saya nangis pas ketemu anak saya, sekarang dia sudah gede, cantik,” ungkapnya.

    Ribut juga merasa bahagia lantaran banyak kerabat dan tetangga yang menyambut kepulangannya.

    Bahkan, dia menyebut saking banyaknya orang, penyambutan ini layaknya acara pengajian.

    “Alhamdulillah banyak sekali tadi orang-orang saat saya datang, seperti mau pengajian,” ujarnya sambil bercanda.

    Ribut kini memilih untuk beristirahat dan menikmati kebersamaan dengan keluarga. 

    Dia mengaku bersyukur bisa merayakan Idul Fitri bersama orang-orang tercinta.

    “Senang bisa pulang lebih cepat jadi bisa Raya di kampung halaman, mau istirahat dulu, dan ketemu saudara tetangga-tetangga,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Alasan Ribut Uripah Tak Bisa Hubungi Keluarga di Batang, 19 Tahun Hidup di Hutan Malaysia Usai Lari.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJateng.com/Dina Indriani)

  • Cerita Ibu Polisikan Anak karena Kecanduan Judi Online di Nunukan, Sudah Gadai Mobil hingga 4 Kulkas – Halaman all

    Cerita Ibu Polisikan Anak karena Kecanduan Judi Online di Nunukan, Sudah Gadai Mobil hingga 4 Kulkas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Nunukan  – Seorang ibu di Nunukan, Kalimantan Utara, melaporkan anaknya ke pihak kepolisian setelah sang anak, yang berinisial BY (25), menggadaikan barang-barang keluarga senilai Rp230 juta untuk mendanai kecanduannya bermain judi online.

    Tersangka BY, warga Jalan Tien Soeharto RT 18 Kelurahan Nunukan Timur, ditangkap oleh Unit Reskrim Polsek Kawasan Pelabuhan KSKP Tunon Taka setelah laporan dari ibunya.

    Kapolsek KSKP Nunukan, Iptu Andre Azmi Azhari, menjelaskan bahwa BY telah menggadaikan berbagai barang milik keluarga, termasuk motor, kulkas, freezer, dan mobil.

    “BY terlibat dalam kasus penggelapan barang milik keluarganya sendiri. Dia sudah sering menggadaikan barang seperti motor, kulkas, hingga mobil karena kecanduan judi slot online.”

    “Mungkin karena ibunya sudah jengkel melihat tingkah anaknya, akhirnya ibunya sendiri yang melaporkannya ke polisi,” ungkap Andre Azmi Azhari kepada TribunKaltara.com, pada Rabu, 19 Maret 2025.

    Awal Kecurigaan

    Kecurigaan ibu BY bermula ketika anaknya meminta kunci toko kelontong milik keluarga tanpa memberikan alasan yang jelas.

    Ketika ditanya, BY sempat mengaku telah memberikan kunci tersebut kepada temannya.

    Namun, rasa penasaran ibu tersangka membuatnya memeriksa toko bersama anggota keluarga lainnya.

    Setelah mendobrak pintu toko, mereka menemukan bahwa empat unit kulkas dan satu unit freezer telah raib.

    “Ibu tersangka kaget karena sudah tidak ada lagi 4 unit kulkas dan 1 unit freezer,” jelas Andre.

    BY juga diketahui telah menggadaikan mobil keluarga merek Daihatsu Sigra, menyebabkan total kerugian mencapai Rp230.500.000.

    Dengan berat hati, ibunya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek KSKP Nunukan karena khawatir ada barang lain yang juga digadaikan.

    Atas perbuatannya, tersangka BY dijerat Pasal 372 KUHP tentang penggelapan dalam lingkungan keluarga dan Pasal 367 ayat 2 KUHP, yang mengancamnya dengan pidana penjara maksimal empat tahun dan denda hingga Rp900.000.

    Kapolsek Andre Azmi Azhari menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan pengembangan kasus ini untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam penadahan barang-barang yang digadaikan oleh BY.

    “Kami masih melakukan pengembangan kasus ini untuk mencari pihak-pihak yang terlibat dalam penadahan barang yang digadaikan tersangka BY,” pungkas Andre.

    (TribunKaltara.com/Febrianus Felis)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).