Category: Tribunnews.com Regional

  • 3 Polisi Meninggal di Arena Judi Sabung Ayam Ditembak Jarak Dekat, Kompolnas: Pakai Senjata Pabrikan – Halaman all

    3 Polisi Meninggal di Arena Judi Sabung Ayam Ditembak Jarak Dekat, Kompolnas: Pakai Senjata Pabrikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – 3 Polisi yang meninggal lantaran ditembak di lokasi judi sabung ayam, Kabupaten Way Kanan, Lampung disebut dieksekusi dalam jarak dekat.

    Hal ini dikatakan oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam.

    Diketahui tiga polisi yang menjadi korban jiwa yakni Kapolsek Negara Batin, Lusiyanto, memperoleh kenaikan pangkat menjadi AKP Anumerta, Petrus Aprianto dari Bripka menjadi Aipda Anumerta dan M Ghalib Surya Ganta menjadi dari Bripda menjadi Briptu Anumerta.

    Choirul Anam mengatakan, polisi ditembak saat sedang berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.

    Hingga akhirnya ketiganya ditembak dari jarak dekat, diduga dilakukan oleh oknum TNI.

    Menurut Choirul, Kompolnas memiliki rekaman video yang memperlihatkan peristiwa tersebut dengan jelas, mengutip Youtube Kompas TV, Sabtu (22/3/2025). 

    Selain itu ia menyebut, penembakan maut itu memang menargetkan Kapolsek Negara Batin Lusiyanto dan dua anggota polisi lainnya yang sedang melakukan penggeberekan pada Senin (17/3/2025), lalu.

    “Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek, menarget petugas-petugas yang lain. Karena memang dia berbeda. Mereka, petugas ini berbeda dengan peserta perjudian dan sabung ayam. Makanya mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat. Karena mereka ini sedang menghalau,” kata Choirul lagi.

    Selain itu, Choirul menegaskan kalau senjata yang digunakan dalam aksi penembakan bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan.

    Hal ini didasarkan pada temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

    “Senjatanya adalah senjata pabrikan. Kenapa kami meyakini ini? Sederhana, ada proyektil peluru yang ada dalam tubuhnya Pak Kapolsek itu memiliki sidik jari balistik. Sehingga dalam dunia balistik tidak ada perdebatan. Itu adalah keluaran dari senjata pabrikan, tidak mungkin senjata rakitan,” katanya.

    Ada Dugaan Setoran Judi Sabung Ayam

    Sementara itu terdapat dugaan adanya setoran judi sabung ayam hingga disebut-sebut memicu insiden maut tertembaknya 3 polisi di Way Kanan, Lampung.

    Hal itu diungkap oleh Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, menurut keterangan saksi yakni dua oknum TNI yang kini telah ditahan.

    Kolonel Inf Eko Syah Putra mengatakan bahwa setoran judi sabung ayam tersebut diduga mengalir ke Polsek dan Koramil setempat.

    Namun Kapendam tak menyebut soal jumlah setoran yang mengalir dari pemilik judi sabung ayam tersebut.

    “Keterangan sementara dari saksi (oknum TNI) menyatakan ada ikatan komitmen itu (setoran),” ujar Kapendam II Sriwijaya, mengutip tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (21/3/2025).

    Namun hingga saat ini dugaan tersebut masih masuk dalam tahap pemeriksaan lanjutan.

    “Ini sabung ayam ada duit ya dibagi, keterangan sanksi itu ada duit dibagi, tapi ini masih proses lebih lanjut, kita tunggu prosesnya, duit dibagi ada ya, kita bukan bodoh-bodoh amat lah,” lanjutnya.

    Awal Mula Kejadian Tragis

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menyebut oknum anggota TNI berinisial Kopka B alias Basarsyah menyebar undangan judi sabung ayam lewat WhatsApp dan Facebook.

    Judi sabung ayam di di Register 44 Way Kanan, Lampung ini dihadiri bukan hanya warga Lampung, namun dari luar Lampung.

    Hal ini lantaran ditemukan sejumlah kendaraan dengan nomor polisi dari luar Lampung.

    Setelah mendapat informasi terkait judi sabung ayam, Senin (17/3/2025), Kapolres Way Kanan memerintahkan jajarannya untuk melakukan penindakan dalam konteks pembubaran. 

    Pada akhirnya dilakukan penggerebekan yang dipimpin oleh Kapolsek Negara Batin pada sore harinya.

    Hingga berujung pada gugurnya tiga polisi, yakni Kapolsek Negara Batin AKP (Anumerta) Lusiyanto, anggota Polsek Negara Batin Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto, dan anggota Satreskrim Polres Way Kanan Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta.

    Irjen Pol Helmy Santika mengatakan awalnya polisi sempat letuskan tembakan peringatan bertujuan untuk membubarkan massa, yakni pada Senin, 17 Maret 2025.

    “Namun, terdengar beberapa kali letusan senjata hingga akhirnya diketahui bahwa tiga anggota Polri meninggal dunia di lokasi. Sementara itu, petugas lainnya berusaha mengevakuasi korban sambil melindungi diri,” kata Helmy dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis Ditahan

    Dua nama anggota TNI  disebut sebagai pembunuh 3 polisi di lokasi judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore.

    Dua oknum TNI itu yakni Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis, yang diduga tembak mati 3 polisi saat penggerebekan.

    Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin, dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin.

    Dua anggota TNI terduga pelaku penembakan tersebut dilaporkan telah ditangkap.

    Baik Peltu Lubis maupun Kopka Basarsyah sudah ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) Mako Kodim 0427/Way Kanan, mengutip TribunLampung.com.

    Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, membenarkan hal tersebut. 

    “Benar sudah ditahan,” kata Eko kepada wartawan, Selasa (18/3/2025).

    Kapendam mengatakan, terhadap keduanya masih dilakukan investigasi.

    Tersangka Warga Sipil

    Irjen Pol Helmy juga menyebut terdapat warga sipil yang menjadi tersangka yakni Z.

    “Sejauh ini yang diamankan untuk menjadi saksi sekaligus tersangka adalah Z. Pada Sabtu, 15 Maret 2025, sekitar pukul 14.00 WIB.”

    “Z mengetahui adanya lapak perjudian sabung ayam di Way Kanan dari teman-temannya, yaitu IPL, R, serta IW (dalam pengejaran). Undangan tersebut disebarkan oleh seorang oknum berinisial B melalui pesan WhatsApp,” beber Helmy.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Kopka Basarsyah Oknum TNI Viral Usai Penembakan 3 Anggota Polisi di Way Kanan Lampung dan dengan judul Awal Mula 3 Polisi Gugur di Way Kanan Lampung, Undangan Sabung Ayam Disebar Kopka B

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunLampung.co.id/Riyo Pratama) (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunLampung.com/Riyo Pratama)

  • Hancur Hati Putri Kapolsek Lusiyanto yang Akan Wisuda, Sudah Satu Tahun Tak Bertemu: Pa, Bila Kangen – Halaman all

    Hancur Hati Putri Kapolsek Lusiyanto yang Akan Wisuda, Sudah Satu Tahun Tak Bertemu: Pa, Bila Kangen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Anak perempuan dari Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, Salsabila, muncul mencurahkan isi hatinya melalui media sosial TikTok @.sabils.

    Bila, sapaan akrabnya, mengenang sosok sang ayah yang telah meninggal diduga karena ditembak oknum anggota TNI saat menggerebek judi sabung ayam di Dusun Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

    Bila menceritakan bahwa dirinya dan ayahnya, Lusiyanto, sudah tak bertemu selama satu tahun, dan ia mengaku sangat rindu.

    Akan tetapi, momen pertemuan yang dirindukan itu justru terjadi saat ayahnya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

    “Satu tahun Bila nggak peluk papa, satu tahun Bila nggak cium papa. Kemarin pas pulang Bila peluk papa badan papa sudah kaku,” tulisnya, dikutip dari akun TikTok @.sabils, Minggu (23/3/2025).

    “Tapi badan papa bersih wajah papa bercahaya dan senyum. Bila pegang papa dari ujung kepala sampai ujung kaki papa karena Bila kangen banget. Bila peluk papa, Bila cium papa, sekangen itu Bila, pa, benar-benar kangen,” sambungnya.

    Bila mengatakan bahwa ayahnya sudah berjanji akan merayakan hari lebaran Idul Fitri di kampung halaman.

    Selain itu, ia juga menceritakan bahwa ayahnya berjanji akan menghadiri wisudanya pada Mei 2025 mendatang.

    “Papa juga janji mau datang wisuda Bila di bulan Mei. Kata papa ‘iya sayang papa usahain ya, kita nabung dulu biar bisa ke wisuda Bila dan kita jalan-jalan di sana,” katanya.

    Menurut Bila, selama ini Lusiyanto selalu mengusahakan apapun untuknya supaya bisa sekolah yang tinggi.

    Bahkan, Lusiyanto juga bekerja sampingan dengan menjadi sopir travel untuk membiayai pendidikan putri tercinta.

    “Papa kerja siang malam, sampingan sambil jadi sopir travel demi biaya pendidikan Bila dan kehidupan Bila, karena papa nggak mau anak papa dikasih uang haram makanya papa selalu kerja siang malam tanpa kenal lelah,” tulisnya.

    Hati Bila sangat hancur tatkala ia mengetahui ayahnya tewas ditembak saat sedang bertugas.

    Ia bersaksi bahwa mendiang ayahnya adalah sosok orang yang baik.

    “Pa, sakit sekali rasanya hati Bila. Hancur banget, pa. Bila tau pa Bila harus ikhlas dan menerima semua ini, karena papa meninggal dengan cara yang baik di bulan yang baik bahkan sampai saat papa meninggal papa masih dalam keadaan berpuasa. MasyaAllah sekali pa, Allah maha baik, semua orang mengenang kebaikan papa semua orang menjadi saksi kalau papa orang baik,” tulis Bila.

    Lusiyanto selalu mengajarkan anaknya untuk selalu berbuat baik meski orang lain menjahatinya.

    “Papa selalu ajarkan kebaikan ke Bila untuk jadi manusia yang jujur bahkan papa selalu ingetin Bila buat nggak bales kejahatan dengan kejahatan. Papa selalu bilang harus jadi orang baik walaupun orang jahat sama kita tapi kita nggak boleh bales jahat,” tulisnya.

    Sebagai informasi, 3 anggota kepolisian tewas akibat luka tembak saat menggerebek arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore.

    Ketiga anggota tersebut meninggal di lokasi saat menjalankan tugas penggerebekan. 

    Arena judi sabung ayam itu diduga milik anggota TNI.

    Tiga anggota yang tewas adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

    (Tribunnews.com/Rakli)

  • Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Deli Serdang, Kenal Lewat Aplikasi Kencan dan Kesal Diajak Nikah – Halaman all

    Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Deli Serdang, Kenal Lewat Aplikasi Kencan dan Kesal Diajak Nikah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus pembunuhan wanita di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara terungkap.

    Jasad korban bernama Risma Yunita (31) ditemukan di kebun tebu pada Jumat (21/3/2025).

    Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan bernama Edy Subayu (39) ditangkap di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh pada Sabtu (22/3/2025).

    Petugas kepolisian menembak kaki pelaku karena melawan saat ditangkap.

    Edy Subayu mengakui perbuatannya telah merencanakan pembunuhan.

    Motif pembunuhan yakni Edy diminta untuk segera menikahi korban.

    Keduanya saling kenal melalui aplikasi kencan dan menjalin asmara sejak Februari 2024.

    “Kenal dari aplikasi Tantan, makai handphone. Terus dia menantang saya sudah siap berumah tangga belum, dan saya bilang siap,” ucap Edy, Sabtu (22/3/2025).

    Edy merupakan kuli bangunan yang sedang mengerjakan proyek di Padang, Sumatera Barat.

    Pelaku berjanji ke korban pulang ke Medan pada Desember 2024, namun pelaku baru pulang ke Medan pada Februari 2025.

    Setiba di Medan, korban mendesak pelaku untuk segera menikahinya pada Mei 2025.

    Namun, pelaku tak memiliki uang sehingga muncul niat untuk membunuh korban.

    “Dia minta bulan 5 (menikah). Dia minta dinikahi, saya gak ada uang,” beber Edy.

    Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan kasus pembunuhan dilakukan di kamar kos pelaku di Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang pada Jumat (21/3/2025).

    Jasad korban dibuang ke kebun tebu menggunakan sepeda motor.

    “Jadi korban ini dibonceng menggunakan sepeda motor, posisi tangannya melingkar ke badan.”

    “Kemudian korban lunglai sampai kakinya terseret ke aspal. Sempat ditegur warga sesama pengguna jalan,” tuturnya.

    Berdasarkan pengakuan Edy, kasus pembunuhan direncanakan sejak tiga hari sebelumnya.

    “Korban meminta kepada pelaku untuk dinikahi, namun pelaku belum bersedia,” imbuhnya.

    Selain melakukan pembunuhan, Edy juga mengambil barang-barang korban seperti dua handphone, cincin, anting serta sepeda motor.

    Akibat perbuatannya, Edy dapat dijerat Pasal 340 tentang pembunuhan berencana dan terancam kurungan penjara seumur hidup atau 20 tahun.

    “Ancaman seumur hidup atau 20 tahun,” tandasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul NASIB Tragis Wanita Ngebet Nikah di Medan, Tewas di Tangan Pacar, Harta Dilucuti

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santoso)

  • Viral Intel Gagalkan Aksi Begal dengan Todongkan Senjata di Probolinggo, Pelaku Sujud Minta Ampun – Halaman all

    Viral Intel Gagalkan Aksi Begal dengan Todongkan Senjata di Probolinggo, Pelaku Sujud Minta Ampun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral video anggota polisi menodongkan senjata api pada pelaku begal di Probolinggo.

    Dalam postingan akun X @Heraloebss, nampak polisi tersebut tak menggenakan seragam.

    Ia hanya menggunakan kaus berwarna dongker dan celana jeans saat menodongkan senjata.

    Satu pelaku nampak sudah dilumpuhkan.

    Satu pelaku lain yang belum terkapar ditodong anggota polisi hingga membuat pelaku sujud meminta ampun.

    Polisi yang tengah menyandra satu pelaku meminta tolong warga untuk memborgol pelaku lainnya yang tengah tertunduk menyerahkan diri.

    Terlihat juga anggota polisi tersebut mengamankan dua buah celurit dari tangan pelaku.

    Selain itu, video detik-detik polisi menghentikan aksi begal di Probolinggo juga terekam CCTV.

    Akun @polres_kota_bengkulu mengunggah mobil MPV menabrakkan motor pelaku lalu melepaskan tembakan.

    “Detik – Detik Anggota Polres Probolinggo melumpuhkan terduga pelaku begal di Jalan Raya Sebaung Kecamatan Gending Kab. Probolinggo,” tulis akun tersebut.

    Kejadian tersebut terjadi di Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Sabtu (22/3/2025).

    Hal tersebut diungkap Kasatreskrim Polres Probolinggo, AKP Putra Adi Fajar Winarsa.

    AKP Putra Adi menyebut anggotanya melumpuhkan dua pelaku begal di wilayah Kecamatan Gending.

    Ia juga membenarkan anggotanya menyita dua buah celurit milik pelaku.

    “Anggota kami juga sudah menyita dua celurit milik para pelaku. Untuk identitas dan kronologi penangkapannya akan kami sampaikan sesegera mungkin ya, mohon waktu,” kata Fajar dikutip dari TribunJatim-Timur.com.

    Menurut AKP Fajar, diduga kedua pelaku merupakan residivis.

    “Seperti pelaku yang pernah viral di Kecamatan Besuk. Tapi masih kami dalami lagi,” pungkasnya.

    Sosok anggota yang menggagalkan aksi begal pun terungkap.

    Ia adalah Aipda Andik Muhyeni, yang kini menjabat sebagai Kanit Intel Polsek Dringu.

    Dikutip dari Surya.co.id, Aipda Andik kini mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana dan Bupati Probolinggi, dr Mohammad Haris atau Hus Haris.

    AKSI GAGALKAN BEGAL – Aipda Andik Muhyeni (Tengah) diapit Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana dan Bupati Probolinggo Gus Haris, seusai menerima penghargaan, Sabtu (22/3/2025). Aksi heroiknya membuat 2 begal bersenjata tajam celurit tersungkur atau keok mendapat apresiasi. (Surya.co.id/ Ahsan Faradisi)

    Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Aipda Andik, yang benar-benar menjalankan tugasnya untuk menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).

    “Alhamdulillah tadi Aipda Andik telah melumpuhkan 2 begal yang berbahaya dengan membawa senjata tajam jenis celurit. Terima kasih dari saya sebagai Kapolres Probolinggo dan dari Bupati Probolinggo Gus Haris,” kata AKBP Wisnu, Sabtu (22/3/2025).

    Menurutnya, pelaku Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) sekaligus begal itu, tidak hanya beraksi di satu Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan hingga saat ini masih dikembangkan untuk mengetahui titik-titiknya.

    “TKP-nya banyak, bawa senjata tajam, residivis juga, dan semoga apa yang dilakukan Aipda Andik ini bisa menginspirasi kita semua dan membuat daerah tercinta Kabupaten Probolinggo lebih aman,” ungkap AKBP Wisnu.

    Sementara, Bupati Probolinggo Gus Haris mengatakan, keberanian Aipda Andik patut jadi contoh bagi penegak hukum di Kabupaten Probolinggo khususnya, sehingga nantinya bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat.

    “Aksi dari Aipda Andik harus dijadikan motivasi bagi kita semua, khususnya kepolisian, agar Kamtibmas di wilayah hukum Polres Probolinggo khususnya dipastikan aman dan kondusif,” ujar Gus Haris. (*)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim-Timur.com dengan judul Todongan Senjata Api Anggota Satreskrim Polres Probolinggo Buat Dua Begal Tak Berkutik dan Surya.co.id dengan judul Bikin Keok 2 Begal Bercelurit, Aipda Andik Diapresiasi Kapolres dan Bupati Probolinggo

    (Tribunnews.com/ Siti N) (TribunJatim-Timur.com/ Surya.co.id/ Ahsan Faradisi)

  • Waspada Jalan Berlubang di Sejumlah Titik di Tol Trans-Sumatera – Halaman all

    Waspada Jalan Berlubang di Sejumlah Titik di Tol Trans-Sumatera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Jalan berlubang dan bergelombang tampak terlihat di sejumlah titik di Tol Trans-Sumatera.

    Pantauan Tribunnews.com, pada Sabtu (22/3/2025), terdapat jalan berlubang dari ruas tol Kota Bandar Lampung yang mengarah ke Palembang, Sumatera Selatan.

    Beberapa jalan berlubang, di antaranya ditemukan di KM 255 dan KM 297.

    Terutama di sepanjang KM 297, bukan hanya jalan berlubang, ada juga jalan yang bergelombang.

    Meski demikian, proyek perbaikan jalan juga terpantau sedang berjalan di beberapa lokasi.

    Di antaranya, di KM 255, KM 263, dan KM 297.

    Beberapa cone berwarna oranye dan marka jalan untuk menandakan sedang adanya proyek perbaikan tampak dipasang sebagai petunjuk bagi para pengemudi agar berhati-hati.

    Pengendara yang melintas tampak mengurangi kecepatan kendaraan mereka saat melalui titik-titik tersebut.

    Selain jalan berlubang dan bergelombang, terdapat jalan yang dikerubungi asap hitam, yakni di KM 306.

    Asap hitam tersebut diduga berasal dari kawasan hutan kelapa sawit yang ada di sisi kiri dan kanan jalan tol. Belum diketahui penyebab kemunculan asap tersebut.

    Walaupun asap tak begitu tebal, aroma tak sedap tercium hingga ke dalam mobil.

    Pengemudi kendaraan roda empat tetap perlu berhati-hati, terutama menjaga jarak aman antar kendaraan saat melewati lokasi tersebut.

    Selanjutnya, hampir di sepanjang tol Trans-Sumatera tidak dipasang lampu penerangan jalan.

    Hanya ada beberapa lokasi yang dipasang lampu penerangan jalan. Misalnya, seperti di beberapa titik di jalan tol Kayu Agung Utama-Palembang.

    Dengan kondisi seperti yang demikian, pengemudi perlu lebih waspada saat berkendara di malam hari.

    Untuk diketahui, tarif tol dari Kota Bandar Lampung menuju ke Palembang untuk kendaraan golongan I sekitar Rp300-Rp400 ribu.

  • Dua Anggota Ditlantas Polda NTT Dipecat Akibat Suka Sesama Jenis hingga Hubungan Badan – Halaman all

    Dua Anggota Ditlantas Polda NTT Dipecat Akibat Suka Sesama Jenis hingga Hubungan Badan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Dua anggota Ditlantas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) allias dipecat sebagai anggota Polri, setelah terbukti sesuka sesama jenis.

    Kedua polisi dipecat tersebut yakni Brigpol L anggota Ba Ditlantas Polda NTT dan Ipda H anggota Ps. Pair Fasmat SBST Ditlantas Polda NTT.

    Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).

    Henry mengatakan, kedua anggota Ditlantas tersebut telah diberhentikan secara tidak hormat dari Polri sebagaimana putusan Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang digelar di Ruang Direktorat Tahti Polda NTT, Kupang, Kamis, 20 maret 2025.

    Brigpol L dijatuhi sanksi setelah terbukti melakukan hubungan seksual sesama jenis atau disorientasi seksual. 

    Dia melanggar Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 serta beberapa pasal dalam Perpol Nomor 7 Tahun 2022. 

    Hal yang memberatkan adalah ketidakjujuran terduga dalam pemeriksaan dan perbuatannya yang mencoreng citra Polri. 

    “Sidang memutuskan pemberhentian tidak dengan hormat berdasarkan PUT KKEP/13/III/2025,” ucap Henry dalam keterangan, Sabtu (22/3/2025).

    Sidang KKEP juga memutuskan pemberhentian terhadap Ipda H dengan alasan yang serupa melakukan hubungan seksual sesama jenis. 

    Selain itu, ia juga tidak menjaga keutuhan rumah tangga, yang memperburuk citra Polri. 

    Meskipun terduga memiliki rekam jejak baik selama 19 tahun dinas, sikap tidak kooperatif dan perbuatannya menjadi pertimbangan dalam sanksi PTDH yang dijatuhkan, sesuai keputusan PUT KKEP/12/III/2025.

    “Kedua kasus ini menunjukkan komitmen Polri dalam menegakkan disiplin dan menjaga integritas institusi,” tukas Kombes Henry.

  • Gotong Royong Ramadan: Menciptakan Lingkungan Ibadah yang Nyaman dan Harmonis – Halaman all

    Gotong Royong Ramadan: Menciptakan Lingkungan Ibadah yang Nyaman dan Harmonis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Semangat gotong royong kembali terasa dalam bulan suci Ramadan. Ratusan warga berkumpul di Yayasan Darul Hikam, Bandung, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan ibadah yang lebih nyaman dan harmonis.

    Melalui program Sobat Aksi Ramadan, masyarakat diajak bergotong-royong membersihkan dan memperbaiki fasilitas masjid agar jemaah dapat beribadah dengan lebih khusyuk.

    Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga yang antusias berpartisipasi dalam aksi sosial tersebut.

    Tak hanya membersihkan area masjid, mereka juga memperbaiki berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan beribadah.

    “Program ini bukan sekadar aksi seremonial, tetapi wujud nyata semangat kebersamaan yang menjadi identitas bangsa,” ujar Ardhy Wahyu Basuki, Grup Head Sekretariat Pelindo salah satu penggagas kegiatan ini dalam keterangannya pada Sabtu (22/3/2025).

    Dia juga menekankan bahwa gotong royong dalam menjaga tempat ibadah merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan sosial.

    Selain aksi kebersihan, kegiatan ini juga menghadirkan pasar murah yang menyediakan 1.200 paket sembako bersubsidi.

    Warga yang turut serta dalam kegiatan ini pun mendapat apresiasi berupa paket sembako.

    Tidak hanya itu, momen kebersamaan semakin terasa dengan adanya berbagai permainan interaktif yang mempererat tali silaturahmi antarwarga.

    Salah satu kejutan terbesar dalam program ini adalah hadiah umroh bagi satu peserta yang beruntung.

    Hal ini menjadi motivasi tambahan bagi masyarakat untuk turut serta dalam aksi sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.

    Program Sobat Aksi Ramadan telah sukses dilaksanakan di berbagai daerah sebelumnya, termasuk di Masjid Al Iman, Padang, Sumatera Barat.

    Inisiatif ini bertujuan untuk terus menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian sosial, terutama di bulan penuh berkah ini.

    Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tergerak untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan harmonis, terutama di tempat-tempat ibadah yang menjadi pusat spiritual masyarakat. 

  • 7 Fakta Baru Kasus Asusila Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar, Korbannya Ada yang Saudara Sepupu – Halaman all

    7 Fakta Baru Kasus Asusila Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar, Korbannya Ada yang Saudara Sepupu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Kasus asusila terhadap anak di bawah umur eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman kini memasuki babak baru.

    Setelah dipecat atau Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) dari anggota Polri, AKBP Fajar Widyadharma kini menghadapi kasus pidananya.

    Saat ini, ia menyandang status tersangka dijerat pasal berlapis.

    Mantan perwira menengah Polri tersebut dijerat dengan pasal 14 ayat 1 huruf a dan b serta pasal 15 ayat 1 huruf e, g, j UU nomor 12 tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan atau pasal 45 ayat 1 junto pasal 27 ayat 1 UU nomor 1 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua UU ITE, karena ada perekaman.

    Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda NTT, AKBP Bertha Hagge mengungkap beberapa fakta baru yang diperoleh dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya.

    Pertama, Polri menerima delapan potongan rekaman video tindak asusila AKBP Fajar dari Australian Federal Police (AFP).

    “Setelah menerima surat dari Divisi Internasional Polri dan Polda NTT tanggal 14 Januari 2025. Dasar surat itu adalah surat dari Australian Federal Police (AFP) disertai rekaman. Ada delapan potongan rekaman,” kata AKBP Bertha di ruang kerja Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra saat menerima audiensi dari massa aksi Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual Terhadap Anak pada Jumat (21/3/2025).

    Kedua, berdasarkan potongan rekaman video diketahui bahwa wajah AKBP Fajar tidak ditampilkan.

    Tetapi dalam video tersebut hanya memperlihatkan wajah korban saja.

    “Dalam rekaman tidak ditunjukan wajah yang bersangkutan tetapi wajah korban saja,” katanya.

    Ketiga, dalam surat yang diterima pihaknya disampaikan tempat kejadian tindak asusila tersebut di satu hotel di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

    “Polda NTT langsung keluarkan surat perintah penyelidikan. Dari penyelidikan belum terungkap siapa pelakunya, kemudian korbannya atas nama siapa belum diketahui,” ungkap Bertha.

    Keempat, dua korban tindak asusila AKBP Fajar diketahui memiliki hubungan saudara.

    Hal tersebut terungap berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Polda NTT terhadap pihak hotel 

    Menurut Bertha, hasil pemeriksaan pihak hotel, terungkap ada kejadian tindak asusila, yakni pada 15 Januari dan 25 Januari dengan korban berbeda.

    “Kedua korban ini yang tanggal 15 Januari itu usia 16 tahun, kemudian tanggal 25 Januari itu adalah 13 tahun. Mereka berdua ini adalah sepupu kandung. Dan korban-korban ini berhubungan langsung dengan yang bersangkutan melalui aplikasi Michat,” ujar Bertha.

    Bertha pun tak menampik bila kasus tindak asusila yang dilakukan AKBP Fajar masuk kategori trafficking, karena transaksi melalui aplikasi Michat.

    Bertha pun mengklarifikasi terkait usia anak yang diinformasikan berusia tiga tahun itu tidak benar.

    Karena pada tanggal 11 Juni 2024 usia anak baru lima tahun tiga bulan.

    Kelima, saat check in di hotel AKBP Fajar Widyadharma tak menggunakan nama samaran.

    Hal tersebut terungkap setelah pihak Polda NTT melakukan interogasi terhadap pihak hotel.

    Saat dicek transaksinya muncul nama AKPB Fajar.

    “Saat check in di hotel, beliau tidak menyembunyikan idetitas namanya. Nama jelas di situ,” kata Bertha.

    Keenam, saat 11 Juni 2024 status AKBP Fajar masih menjabat Kapolres Sumba Timur.

    Ketika tanggal 15 Januari dan 25 Januari 2025 baru sudah menjabat sebagai Kapolres Ngada.

    Disampaikan juga tersangka datang ke Kupang karena bagian dari urusan dinas, bukan urusan berbuat asusila.

    Ketujuh, perkara AKBP Fajar segera disidangkan.

    Menurut Bertha penanganan perkara asusila AKBP Fajar termasuk penanganan yang paling cepat.

    Karena setelah dilakukan penyelidikan dan diketahui siapa pelaku, siapa korban, lokasi di mana, barang buktinya, dan tanggal 23 Februari 2025 interogasi terakhir kepada tersangka.

    “Tanggal 24 Februari 2025 beliau diterbangkan ke Jakarta berdasarkan hasil koordinasi dengan Kabid Propam. Setelah gelar perkara, tanggal 3 Maret 2025, dibuat laporan Polisi. Tanggal 20 Maret, sudah diserahkan berkas tahap satu,” ujarnya.

    Ia mengatakan masih menunggu dari Jaksa Penuntut Umum (JPU), apakah berkas dinilai sudah lengkap atau belum.

    Sedangkan jawaban dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) masih libur dan nanti di bulan April baru mendapat kepastiannya, apakah berkas perkara sudah lengkap atau belum.

    (Poskupang.com/ Petrus Chrisantus Gonsales) 

  • Sosok Muhammad Rafy, Simpan Mayat Pacar hingga Jadi Kerangka, Berasal dari Keluarga Terpandang – Halaman all

    Sosok Muhammad Rafy, Simpan Mayat Pacar hingga Jadi Kerangka, Berasal dari Keluarga Terpandang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok dari Muhammad Rafy Ramadhan, pemuda yang bunuh lalu simpan mayat pacarnya hingga jadi kerangka di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Rafy diketahui lahir pada 2001, kini masih berusia 24 tahun.

    Ia tinggal di sebuah rumah kontrakan di Kalurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul.

    Sedangkan korban pembunuhan bernama  Enggal Dika Puspita.

    Perempuan berumur 23 tahun itu, tercatat sebagai warga Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

    Kepala Dukuh Gading Lumbung, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek, Bantul, Edy Purnama, membeberkan latar belakang keluarga Rafy.

    Pelaku berasal dari keluarga terpandang di lingkungannya.

    Kakek Rafy merupakan mantan pejabat pemerintah kalurahan di Kabupaten Bantul.

    Dari segi ekonomi, keluarga pelaku bisa dibilang berkecukupan.

    “Secara ekonomi, mereka juga hidup berkecukupan karena orang tua MRR itu buka usaha. Enggak jauh lah dari rumahnya,” kata Edy, dikutip dari TribunJogja.com, Sabtu (22/3/2025).

    Edy melanjutkan, ayah dan ibu Rafy cerai beberapa waktu lalu.

    Pelaku kemudian ikut ibunya tinggal di rumah kontrakan yang menjadi tempat kejadian pembunuhan.

    “Jadi ayahnya di sini dan memang asli sini. Terus ibunya, tetangga kampung sebelah. Setelah cerai dan mereka pisah,” tandasnya.

    Utomo (65), tetangga Rafy menyebut, pelaku dan ibunya memiliki kepribadian tertutup.

    Rafy tinggal di kontrakan sudah sekitar satu tahun.

    Saat bertemu, pelaku hanya sebatas bertegur sapa.

    “Ya pelaku itu kalau ketemu sama saya juga jarang sapa-sapa.”

    “Kalau ketemu ya cuma ketemu pas lewat di jalanan depan rumah itu aja,” ucap dia.

    Terbongkarnya kasus ini bermula saat keluarga korban melaporkan hilangnya Enggal.

    Korban diketahui tidak diketahui keberadaannya selama 6 bulan terakhir.

    Beredar informasi, Enggal tewas dibunuh oleh pacarnya sendiri, Rafy.

    Polisi lantas mendatangi pelaku dan akhirnya ditemukan kerangka dari korban.

    “Jenazah korban ditemukan pada Kamis (20/3/2025) pukul 18.00 WIB, usai jajaran Polsek Bantul dan Polres Bantul mendapat laporan terkait dugaan pembunuhan,” kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, dikutip dari TribunJogja.com.

    Petugas langsung mengamankan Rafy guna dimintai keterangan dan sejumlah barang bukti turut dibawa polisi.

    Hasilnya, Rafy mengakui telah membunuh pacarnya sendiri pada tanggal 25 September 2024, sekira pukul 09.00 WIB di kos.

    Pelaku mencekik korban hingga tewas.

    Setelah membunuh korban, MR membiarkan jasadnya di dalam kamar kos, hanya ditutupi mantel.

    Seiring waktu, jasad tersebut, membusuk hingga tersisa tulang belulang.

    AKP Jeffry mengatakan, motif pembunuhan dipicu masalah sepele.

    Pelaku dan korban terlibat keributan gara-gara bakso gosong.

    “Korban sedang menggoreng bakso namun ditinggal menyapu ruangan, di saat yang sama, tersangka sedang mencuci piring. Namun, bakso yang digoreng gosong,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

    Korban lalu memarahi pelaku dan sempat memukulnya dengan sapu sebanyak 5 kali.

    Perlakukan korban membuat pelaku tersulut emosinya.

    Ia mencekik korban hingga akhirnya tewas.

    Polisi sementara dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    “Tapi masih pemeriksaan ya, bisa saja ditemukan unsur pidana lainnya,” tutup AKP Jeffry.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kesaksian Sejumlah Warga Terkait Kasus Pembunuhan di Sabdodadi Bantul

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana)

  • Kronologis Pembunuhan Wanita Muda di Deli Serdang, Pelaku Sempat Bawa Keliling Mayat Pakai Motor – Halaman all

    Kronologis Pembunuhan Wanita Muda di Deli Serdang, Pelaku Sempat Bawa Keliling Mayat Pakai Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Polisi mengungkap kasus pembunuhan berlatar belakang asmara terhadap wanita bernama Risma Yunita (31) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

    Terungkapnya kasus pembunuhan tersebut berawal saat warga menemukan mayat Risma di pinggir jalan perkebunan tebu milik PTPN II di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang pada Jumat (21/3/2025) sekira pukul 09.00 WIB.

    Kemudian temuan mayat tersebut pun dilaporkan ke polisi.

    Polisi pun bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi.

    Hingga akhirnya polisi pun mengantongi identitas pelaku pembunuhan tersebut.

    Polisi langsung memburu pelaku hingga akhirnya berhasil ditangkap di di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh pada Sabtu (22/3/2025) dini hari.

    Pelaku diketahui bernama Edy Subayu (39) warga Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

    Kronologis Pembunuhan

    Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkap kronologis pembunuhan terhadap Risma Yunita.

    Awalnya Edy Subayu dan korban Risma Yunita saling mengenal melalui aplikasi kencan ‘Tantan’ yang diunduh handphone masing-masing.

    Hingga akhirnya keduanya pun menjalin hubungan asmara.

    Hampir satu tahun lamanya keduanya menjalin ikatan sebagai sepasang kekasih.

    Hingga akhirnya muncul niat Edy Subayu menghabisi nyawa korban karena tergiur harta benda milik Risma.

    Dalam melancarkan aksinya, Edy Subayu pun menjemput Risma di rumahnya.

    Kemudian, pelaku membawa korban ke kamar indekos pelaku di Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

    Di kamar tersebut korban dicekik dari belakang hingga meninggal dunia.

    Setelah tewas, pelaku menaikkan korban ke atas sepeda motor dengan cara dua tangannya diletakkan di perut pelaku, sambil dipegang menggunakan tangan kirinya.

    Kemudian, pelaku membonceng mayat korban berkeliling wilayah Sunggal.

    Namun, di perjalanan, kaki korban sempat terseret ke aspal dan mendapat sorotan pengendara lainnya.

    Sampai akhirnya pelaku membuang mayat korban ke perkebunan tebu, kurang lebih 20 meter dari pinggir jalan.

    “Jadi korban ini dibonceng menggunakan sepeda motor, posisi tangannya melingkar ke badan. Kemudian korban lunglai sampai kakinya terseret ke aspal. Sempat ditegur warga sesama pengguna jalan,” kata Kombes Gidion Arif Setyawan.

    Kesal Korban Minta Dinikahi

    Kombes Gidion mengatakan pelaku dan korban memiliki hubungan asmara sejak setahun belakangan.

    Dugaan sementara, motif Edy membunuh korban karena menginginkan harta bendanya berupa cincin, anting, handphone, dan sepeda motor korban.

    Namun demikian, ada dugaan motif lainnya yakni pelaku kesal korban kerap mendesak supaya dinikahi.

    “Korban meminta kepada pelaku untuk dinikahi, namun pelaku belum bersedia,” ucap Gidion.

    Kepada Polisi, pelaku mengaku sudah merencanakan pembunuhan Risma sejak 3 hari sebelumnya.

    Setelah membunuh korban, ia mengambil harta benda korban berupa 2 handphone, cincin, anting, dan sepeda motornya.

    Kemudian, pelaku kabur ke Kabupaten Aceh Tamiang menggunakan motor korban.

    Atas perbuatannya, Edy Subayu dijerat dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana dan terancam kurungan penjara seumur hidup atau 20 tahun.

    (Tribunmedan.com/ Fredy Santoso/ tribunnews.com/ adi)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pelaku Pembunuhan Wanita yang Mayatnya Dibuang ke Kebun Tebu Deli Serdang Ditangkap