Category: Tribunnews.com Regional

  • Kondisi Terkini Ladang Ganja di Kawasan Bromo-Semeru, Polres Lumajang: Diduga Sudah Tidak Terurus – Halaman all

    Kondisi Terkini Ladang Ganja di Kawasan Bromo-Semeru, Polres Lumajang: Diduga Sudah Tidak Terurus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Kasat Resnarkoba Polres Lumajang, Jawa Timur, AKP I Gede Putu Wiranata, membeberkan kondisi terkini ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

    Putu menduga, ladang ganja itu kini sudah tidak terurus sehingga tertutup semak belukar.

    Menurutnya, akibat kondisi tersebut, ganja-ganja itu tidak memungkinkan untuk tumbuh.

    “Berdasar pemeriksaan langsung di lapangan, tidak ditemukan tanaman narkotika jenis ganja.”

    “Diduga tanaman tersebut sudah tidak terurus dan tertutup semak belukar sehingga tidak memungkinkan untuk tumbuh,” jelas Putu, Minggu (23/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Putu menjelaskan, kondisi itu diketahui setelah dilakukan tim gabungan dari Polres Lumajang dan pengelola TNBTS, serta TNI, melakukan penyisiran ulang di sejumlah titik yang ditanami ganja.

    Ia mengatakan, penyisiran ulang itu dilakukan tidak hanya untuk mengawasi kawasan hutan, melainkan juga bertujuan mengklarifikasi isu di media sosial mengenai dugaan munculnya kembali ladang ganja.

    “Kami ingin membuktikan kepada publik bahwa di tanah bekas ladang ganja ini sudah tidak ditemukan tanaman ganja.”

    “Kegiatan ini juga sebagai langkah untuk meng-counter informasi miring yang beredar di media sosial,” tukas dia.

    Diketahui, ladang ganja di kawasan TNBTS sudah ditemukan sejak September 2024.

    Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko, mengungkapkan temuan ladang ganja itu merupakan hasil kerja sama penyelidikan antara Balai Besar TNBTS dan pihak kepolisian.

    “Kita dari Taman Nasional membantu mengungkapkan di mana ladang ganja itu karena biasanya ditanam di tempat yang relatif sulit ditemukan,” kata Satyawan, Selasa (18/3/2025).

    Satu Pelaku Buron

    Dalam kasus ini, pihak kepolisian telah mengamankan tiga tersangka, yaitu Tomo, Tono, dan Bambang yang merupakan warga Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang.

    Selain ketiganya, polisi masih memburu satu buron lainnya, yaitu Edy.

    Dalam persidangan ketiga terdakwa di Pengadilan Negeri Lumajang pada Selasa (18/3/2025), terungkap peran Edy.

    Edy diduga kuat merupakan otak inisiator penanaman ganja di kawasan TNBTS.

    Menurut pengakuan Bambang, dari Edy lah ia mengetahui cara menanam dan merawat ganja.

    Oleh Edy, Bambang mengaku dijanjikan bakal diberi upah sebesar Rp150 ribu per hari.

    “Cara menanam memupuk semua diberitahu. Setiap ke lokasi itu bawa pupuk,” ungkap Bambang, Selasa, dikutip dari Surya.co.id.

    “Saya dijanjikan upah Rp150 ribu per hari oleh Edy,” imbuh dia.

    Lebih lanjut, Bambang mengatakan selama ini Edy dikenal berprofesi sebagai petani dan penjual sayur.

    Edy disebutkan merupakan warga Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari.

    Ia menyebut Edy memiliki ciri-ciri berkulit putih dan berkumis.

    “Edy orangnya (berkulit) putih, berkumis,” kata dia.

    Dalam kesempatan yang sama, terdakwa lainnya, Tono, mengaku hingga kini ia belum menerima upah seperti yang dijanjikan Edy.

    Ia menduga kuat Edy sengaja memperdaya dirinya dan dua temannya.

    “Sampai sekarang saya tak pernah menerima upah. Seperti semuanya diperdaya saja oleh Edy,” tutur Tono, dilansir TribunJatim.com.

    Saat ditanya keberadaan Edy, ketiga terdakwa kompak mengaku tak tahu.

    Ladang Ganja Tersebar di 59 Titik

    Sementara itu, dalam sidang pemeriksaan saksi, Selasa (11/3/2025), diketahui ladang ganja di kawasan TNBTS memiliki luas 6.000 meter persegi atau 0,6 hektar yang tersebar di 59 titik.

    Sebanyak 59 titik itu tersebar di Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang.

    Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, mengatakan hasil konversi luasan lahan di 59 titik ini berjumlah 0,6 hektar.

    Ia menuturkan, setiap ladang ganja punya luas berbeda, antara empat hingga 16 meter persegi.

    Saat ditemukan ladang ganja pada September, didapati tanaman terlarang itu memiliki berbagai ukuran.

    Bahkan, ada yang tingginya mencapai dua meter.

    Untuk saat ini, kata Septi, dipastikan sudah tak ada lagi ladang ganja di kawasan tersebut.

     “Saat ini sudah dipastikan tidak ada tanaman itu lagi (ganja),” ujar Septi, Selasa.

    Septi menjelaskan, lahan-lahan yang rusak akibat ditanami ganja ini akan ditanami lagi dengan jenis tumbuhan asli TNBTS.

    Tidak disebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan ekosistem yang rusak agar kembali seperti semula, termasuk biaya yang dibutuhkannya.

    Namun, Septi menyebut beberapa jenis tumbuhan yang akan ditanam adalah dadap, cemara gunung, putih dada, dan kesek.

    “Akan dilakukan pemulihan dengan penanaman jenis asli TNBTS, contohnya jenis dadap, putih dada, cemara gunung, kesek,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sidang Kasus Temuan Ladang Ganja Taman Nasional Bromo, 3 Terdakwa Blak-Blakan ke Hakim PN Lumajang dan di TribunJatim.com dengan judul Sidang Kasus Ladang Ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Terdakwa Ungkap Ciri Pelaku Utama

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Surya.co.id/TribunJatim.com/Erwin Wicaksono, Kompas.com/Miftahul Huda)

  • OPM Bakar Sekolah dan Rumah Guru di Distrik Anggruk Yahukimo, 1 Guru Tewas, 6 Luka-luka – Halaman all

    OPM Bakar Sekolah dan Rumah Guru di Distrik Anggruk Yahukimo, 1 Guru Tewas, 6 Luka-luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan penyerangan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025), sekitar pukul 23.00 WIT.

    Mereka membakar gedung sekolah SD YPK Anggruk dan merusak rumah guru serta puskesmas.

    Akibat insiden ini, seorang guru bernama Rosalina (30) meninggal dunia.

    Sementara itu, tiga orang lainnya yang mengalami luka berat diketahui bernama Vidi, Cosmas, dan Tari, sedangkan tiga orang dengan luka ringan adalah Vanti, Ibu Paskalia, dan Irmawati.

    Mereka mengalami luka setelah sekolah tempatnya mengajar dibakar oleh OPM pada Jumat (21/3/2025) pukul 17.00 WIT.

    “Kami sudah tanya wakil bupati langsung  yang turun ke lokasi. Informasi terakhir yang kami dapat adalah satu meninggal dunia dan tiga luka berat dan tiga luka ringan,” kata Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, Minggu (23/3/2025).

    Yahuli juga mengklarifikasi berita yang beredar sebelumnya mengenai enam orang guru dan tenaga kesehatan yang tewas akibat penyerangan KKB. 

    “Sebelumnya kalau ada enam atau tujuh guru dan nakes meninggal dunia, semuanya terbantahkan. Kebenarannya seperti itu, setelah dilakukan evakuasi di Distrik Anggruk,” katanya.

    Pihaknya juga telah melakukan evakuasi terhadap tujuh korban menggunakan lima pesawat sipil dan tiga helikopter TNI.

    “Kami sudah masuk di lokasi dan melakukan penanganan darurat,” ucap Yahuli.

    Selain itu, 42 guru kontrak dan tenaga kesehatan berhasil dievakuasi ke Jayapura pada Minggu.

    Yahuli prihatin atas kejadian tersebut. Ia juga mendoakan korban.

    “Sebagai kepala daerah kami menyampaikan prihatin dan turut berduka sangat mendalam untuk 1 tenaga guru yang meninggal dunia. Kiranya jasa dan pelayanannya dapat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan dapat penguatan dari Tuhan,” katanya.

    Serangan yang dilakukan oleh OPM diduga dipicu oleh permintaan uang kepada masyarakat.

    Dalam kejadian tersebut, terdapat 20 anggota OPM yang dilengkapi senjata api. Sementara itu, di Distrik Anggruk tidak terdapat kehadiran aparat keamanan, baik dari TNI maupun Polri.

    Saat ini, aparat masih terus mencari pelaku dan memperketat patroli di area rawan untuk mencegah peristiwa serupa terjadi kembali.

    DPR kecam aksi penyerangan

    Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengecam aksi kekerasan yang menewaskan satu guru dan tenaga kesehatan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025). 

    “Tentu kami sangat prihatin dan mengecam terhadap aksi kekerasan yang menimpa para guru dan tenaga kesehatan di Papua,” kata Lalu kepada Tribunnews.com pada Minggu (23/3/2025).

    Menurut Lalu, serangan terhadap tenaga pendidik dan medis tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga mencerminkan ancaman serius bagi sektor pendidikan dan kesehatan di Papua.

    Ia menekankan, guru dan tenaga kesehatan merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kecerdasan dan kesehatan masyarakat, sehingga perlindungan terhadap mereka harus menjadi prioritas utama.

    “Guru dan tenaga medis adalah garda depan dalam mencerdaskan serta menyehatkan masyarakat, sehingga perlindungan mereka harus menjadi prioritas,” ujar Lalu.

    Lalu juga mendorong pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan perlindungan terhadap guru dan tenaga kesehatan.

    “Kami tentu mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan perlindungan bagi para pendidik dan tenaga kesehatan di daerah rawan konflik agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan aman,” tegasnya.

    Lalu mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk menemukan solusi menyeluruh dalam menangani situasi di Papua.

    Ia menegaskan, pendekatan keamanan saja tidaklah cukup, melainkan perlu disertai dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

    “Bukan hanya sebatas pendekatan keamanan, tetapi juga harus mencakup peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pembangunan yang inklusif, pendidikan yang merata, serta dialog yang konstruktif dengan seluruh masyarakat di sana,” jelas Lalu.

    Lalu berharap kejadian serupa tidak terulang, sehingga tenaga pendidik, tenaga medis, serta seluruh masyarakat Papua dapat bekerja tanpa rasa takut demi masa depan yang lebih baik.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Bupati Yahukimo Klarifikasi Korban Meninggal Hanya 1, Bukan 6 Atau 7 Orang

    (Tribunnews.com/Falza/Fersianus Waku) (Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda) (Kompas.com/Roberthus Yewen)

  • Pelaku Pembunuhan di Bantul Bersihkan Jenazah, Masukkan ke Trash Bag, dan Bawa Mayat ke Rumah Ortu – Halaman all

    Pelaku Pembunuhan di Bantul Bersihkan Jenazah, Masukkan ke Trash Bag, dan Bawa Mayat ke Rumah Ortu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANTUL – Kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Bantul mengungkap upaya pelaku, Muhammad Rafy Ramadhan (24), untuk menghilangkan jejak kejahatannya.

    Setelah membunuh kekasihnya, Enggal Dika Puspia (23), pada September 2024, Rafy membersihkan jenazah, memasukkannya ke dalam trash bag, dan membawa mayat tersebut ke rumah orang tuanya di Padukuhan Gading Lumbung, Donotirto, Kretek, Bantul.

    Awal Terungkapnya Kasus

    Kepala Dukuh Gading Lumbung, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek, Bantul, Edy Purnama, mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak mengetahui adanya kasus pembunuhan ini. 

    Ia baru tersadar setelah diminta polisi datang ke rumah orang tua Rafy pada Kamis (20/3/2025).

    “Saya pikir ini kasus narkoba karena polisi memasang garis polisi di halaman rumah. Ternyata, Rafy disuruh membongkar isi tiga trash bag dan dua koper besar,” kata Edy saat ditemui di rumahnya, Jumat (21/3/2025).

    Proses Penemuan Kerangka

    Edy menceritakan, polisi meminta Rafy memilah isi trash bag dan koper tersebut.

    Di dalamnya, ditemukan kerangka manusia yang masih utuh. 

    “Tulang itu disusun rapi, dari tengkorak sampai ujung kaki. Tidak ada bau menyengat karena sudah dibersihkan,” ujarnya.

    Kerangka tersebut kemudian dibawa oleh tim Dokkes Polda DIY untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Menurut Edy, tulang itu sempat disimpan di jok motor milik korban sebelum akhirnya dibawa ke rumah orang tua Rafy.

    Upaya Pelaku Menghilangkan Jejak

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, Rafy membunuh Enggal Dika Puspia di sebuah kamar kos di Kalurahan Sabdodadi, Bantul, pada 25 September 2024.

    Setelah membunuh korban dengan cara mencekik, Rafy membersihkan jenazah dan menyimpannya di kamar kosnya.

    Namun, setelah dua minggu, bau menyengat mulai tercium.

    Rafy pun memindahkan jenazah ke kontrakan temannya di Condongcatur, Sleman. 

    Pada 7 Desember 2024, ia menemukan jenazah korban sudah menjadi kerangka.

    Rafy kemudian memasukkannya ke dalam trash bag berlapis dan koper, lalu membawanya ke sebuah penginapan di Kaliurang, Sleman, untuk dibersihkan kembali.

    Setelah itu, Rafy membawa kerangka tersebut ke rumah orang tuanya di Bantul.

    Ia juga membakar beberapa barang milik korban, seperti selimut, pakaian, dan pernak-pernik, untuk menghilangkan jejak.

    Pelaku Tenang Saat Diperiksa

    Edy mengungkapkan, Rafy terlihat tenang saat diperiksa polisi. “Dia tidak grogi sama sekali. Padahal, ini kasus besar,” ujarnya.

    Rafy diketahui berasal dari keluarga terpandang dan berkecukupan. Kakeknya pernah menjadi pejabat pemerintah kalurahan di Bantul.

    Namun, orang tua Rafy telah bercerai, dan ia tinggal bersama ibunya di Sabdodadi sebelum akhirnya kembali ke rumah ayahnya di Gading Lumbung.

    Motif Masih Diselidiki

    Polisi masih mendalami motif pembunuhan ini. Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, mengatakan, “Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif pelaku.”

    Kasus ini terungkap setelah warga melaporkan kecurigaan mereka karena korban sudah lama tidak terlihat, sementara motornya digunakan oleh Rafy.

    Kini, Rafy ditetapkan sebagai tersangka dan terancam hukuman penjara hingga 15 tahun.

    Dampak pada Warga Sekitar

    Kasus ini menimbulkan shock di kalangan warga Gading Lumbung. Edy mengaku, banyak warga yang tidak menyangka Rafy bisa melakukan tindakan keji seperti itu.

    “Keluarga Rafy dikenal baik dan terpandang. Ini benar-benar di luar dugaan,” ujarnya.

    Sementara itu, keluarga korban dan pelaku masih berusaha memproses kejadian tragis ini. Masyarakat berharap proses hukum dapat berjalan transparan dan memberikan keadilan bagi Enggal Dika Puspia, korban yang kehilangan nyawa dalam tragedi mengerikan ini.

  • Pulang Healing dari Luar Negeri, Komplotan Maling yang Beraksi di Jogja dan Jateng Ditangkap Polisi – Halaman all

    Pulang Healing dari Luar Negeri, Komplotan Maling yang Beraksi di Jogja dan Jateng Ditangkap Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tim Satreskrim Polres Kulon Progo membekuk komplotan maling yang beraksi di berbagai lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng). 

    Hasil curian para pelaku digunakan untuk liburan foya-foya sampai ke luar negeri.

    Kasatreskrim Polres Kulon Progo, Iptu Andriana Yusuf, menyebutkan ada enam pelaku dalam komplotan pencuri ini. Tetapi, yang berhasil ditangkap berjumlah lima orang.

    “Pelaku yang kami amankan adalah SP (32), S (37), dan AKS (39), sedangkan dua lainnya, yaitu S di Polsek Sentolo dan T, di Polsek Gamping, Sleman karena kasus serupa di sana,” kata Yusuf dalam konferensi pers di Mako Polres Kulon Progo, Jumat (21/3/2025), dilansir TribunJogja.com.

    Terungkapnya aksi komplotan maling ini bermula dari kasus pencurian yang dilaporkan di gudang satu perusahaan di Wates, Kulon Progo, DIY.

    Aksi pencurian diketahui terjadi pada 26 Februari 2025 lalu dan dilaporkan ke Polsek Wates.

    Dalam aksi tersebut, para pelaku diketahui menggasak sebuah brankas berisi uang tunai senilai Rp 162.252.000,00.

    Para pelaku juga mengambil sejumlah peralatan elektronik dari gudang tersebut.

    “Pihak perusahaan yang menjadi sasaran pencurian mengalami kerugian totalnya hingga Rp 185 juta,” sebut Yusuf.

    Satreskrim Polres Kulon Progo kemudian mengambil alih kasus pencurian tersebut dan menanganinya bersama tim dari Polda DIY. 

    Berdasarkan penyelidikan, ditangkaplah salah satu pelaku, yakni SP yang tinggal di Prambanan, Klaten, Jateng.

    Selain menangkap SP di rumahnya, polisi juga berhasil mengamankan satu buah mobil dan peralatan yang digunakan untuk merampok. 

    Healing Pakai Uang Hasil Curian

    Kepada polisi, SP mengaku ia beraksi dengan teman-temannya yang lain, di mana pelaku AKS menjadi otak utama.

    Yusuf mengatakan, polisi lalu mengamankan S dan T di Terminal Jombor, Sleman, lalu AKS dan S di Stasiun Lempuyangan, DIY.

    Mereka ternyata baru saja kembali setelah rekreasi ke Bali.

    “Seluruh pelaku kami periksa dan mereka mengakui bahwa uang dari brankas yang dicuri dibagi-bagi per orang sebesar kurang lebih Rp 40 juta,” ungkap Yusuf.

    Setelah mendapatkan bagiannya masing-masing, tiap pelaku menghabiskan uang tersebut untuk keperluan pribadi hingga menghibur diri.

    Seperti SP yang menggunakan uang hasil curiannya untuk melunasi angsuran mobil dan pinjaman dari bank.

    Sementara S, menghabiskan uangnya untuk judi online, menyewa pekerja seks komersial (PSK) saat di Bali, serta untuk biaya hidup sehari-hari. 

    Lalu, AKS, menggunakan uang untuk liburan hingga ke Malaysia lalu Thailand dan menyewa PSK seharga Rp 25 juta di sana. Selanjutnya, AKS pergi senang-senang lagi ke Bali.

    “Jadi seluruh uang dari brankas yang dicuri pelaku ini sudah habis semua, sedangkan brankas yang sudah kosong dibuang ke Bengawan Solo di Surakarta, Jateng,” beber Yusuf.

    Para pelaku juga mengakui mereka beraksi bukan hanya di Sleman dan Kulon Progo, melainkan juga di Bantul, hingga wilayah Jateng yakni Kebumen dan Purworejo.

    Yusuf mengungkapkan, para pelaku memang bekerja secara berkelompok dan kadang berbagi tim dengan sasaran utamanya adalah gedung perkantoran atau gudang yang tidak dijaga.

    “Aksi tersebut mereka lakukan setidaknya dalam 5 tahun terakhir,” sebut Yusuf.

    Adapun, satu pelaku berinisial A yang belum ditangkap, kini berstatus sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang).

    Para pelaku dijerat Pasal 363 ayat (1) ke-5e KUHP dengan ancaman pidana maksimal 7 tahun penjara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Polres Kulon Progo Ringkus Komplotan Maling yang Beraksi di DIY dan Jateng

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJogja.com/Alexander Aprita)

  • 3 Bocah di Cilacap Jadi Korban Ledakan Mercon Racikan Sendiri, Alami Luka Bakar dan Berdarah di Kaki – Halaman all

    3 Bocah di Cilacap Jadi Korban Ledakan Mercon Racikan Sendiri, Alami Luka Bakar dan Berdarah di Kaki – Halaman all

    Tiga bocah mengalami luka bakar akibat ledakan mercon di Cilacap, Sabtu (22/3/2025).

    Tayang: Minggu, 23 Maret 2025 17:07 WIB

    Warta Kota/Budi Sam Law Malau

    ILUSTRASI PETASAN – Tiga bocah mengalami luka bakar akibat ledakan mercon di Cilacap, Sabtu (22/3/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM – Tiga bocah mengalami luka bakar setelah mercon yang mereka rakit meledak di pekarangan belakang rumah warga di Desa Gandrungmanis, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

    Insiden ini terjadi pada Sabtu (22/3/2025) sekira pukul 15.30 WIB.

    Menurut keterangan resmi dari Kasihumas Polresta Cilacap, Ipda Galih Soecahyo, ledakan tersebut merupakan hasil rakitan mercon oleh ketiga bocah tersebut.

    “Insiden yang menyebabkan luka bakar di bagian tubuh ketiga bocah itu terjadi di pekarangan belakang rumah salah satu warga,” kata Kasihumas Polresta Cilacap, Ipda Galih Soecahyo kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (23/3/2025).

    Ketiga bocah yang mengalami luka bakar segera dilarikan ke Rumah Sakit Aghisna Medika Sidareja untuk mendapatkan perawatan medis.

    Pasalnya usai kejadian kondisi ketiga bocah itu mengalami luka berdarah di bagian kaki.

    Setelah kejadian, pihak kepolisian dari Polsek Gandrungmangu langsung menuju lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan barang bukti. 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Siswa SD di Ampenan NTB Diberikan Edukasi Pentingnya Menjaga Ekosistem Laut dan Perilaku Hidup Sehat – Halaman all

    Siswa SD di Ampenan NTB Diberikan Edukasi Pentingnya Menjaga Ekosistem Laut dan Perilaku Hidup Sehat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) memberikan edukasi pentingnya menjaga ekosistem laut dan perilaku hidup sehat untuk anak-anak di Ampenan, Nusa Tenggara Barat.

    Dalam edukasi ini, para Pekerja Pertamina yang terlibat, turun langsung membantu proses belajar mengajar di SD Negeri 18 Ampenan bersama para guru lewat media belajar yang interaktif.

    Manager Integrated Terminal Ampenan Taufik Nur Alam, menyampaikan, sebagai bagian dari komunitas pesisir, masyarakat di sekitar Terminal Ampenan memiliki keterikatan erat dengan laut sebagai sumber kehidupan.

    Melalui program PIS BerSEAdekah, kata Taufik, perusahaan berharap aktivitas sosial di masyarakat dapat berjalan dengan baik.

    “Kehadiran Pertamina diharapkan dapat relasi baik antara terminal dan masyarakat sekitar,” kata Taufik dikutip Minggu (23/3/2025).

    Selain kegiatan tersebut, PIS menyalurkan bantuan untuk mendukung fasilitas umum dan pendidikan, diantaranya Mushola Nurul Huda, Masjid Zulfa, dan SD Negeri 18 Ampenan.

    “Perlu kita ingat bersama, dari setiap terminal yang berada dalam ekosistem PIS, terdapat peran komunitas lokal yang turut mendukung kelancaran serta kesuksesan kita,” tutur Direktur Tanker, Minyak Mentah dan Minyak Bumi PIS Brilian Perdana.

    Lebih lanjut, program TJSL ini merupakan bagian dari program besar ‘BerSEAnergi untuk Laut’ oleh PIS, yang menyasar pada kesejahteraan masyarakat pesisir.

    “Melalui payung program TJSL ‘BerSEAnergi untuk Laut’, kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang kuat dan mandiri,” tutur Brilian. 

  • Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kegiatan festival “Ramadan Under The Dome” yang diadakan di Pantai Indah Kapuk 2 Tangerang, Banten, pada 21 Maret 2025, menandai awal dalam pengembangan fasilitas ibadah, di antaranya Masjid Agung As’adiyah, di kawasan tersebut.

    Acara yang dilaksanakan di SPIKE Air Dome ini tak hanya festival Ramadan, tapi bagian dari awal rencana pembangunan pusat ibadah khususnya Masjid Agung di kawasan tersebut.

    Acara ini digelar terpusat di satu lokasi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan terpisah-pisah.

    Di samping berbuka puasa, acara juga menyuguhkan tausiyah dan siraman rohani sebagai bagian dari perjalanan pengembangan fasilitas keagamaan di kawasan ini.

    Managing Director Spike Air Dome, Ryan Adrian mengatakan, dengan dimulainya acara festival Ramadan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pengembangan fasilitas ibadah yang lebih besar, yang nantinya akan mendukung kebutuhan spiritual masyarakat.

    “Jadi, harapannya ini menjadi yang pertama, sekaligus awal dari sesuatu yang lebih besar,” kata Ryan, dalam keterangannya, dikutip Minggu (23/3/2025).

    Sebagai bagian dari upaya pengembangan, pembangunan fasilitas ibadah besar, termasuk masjid agung dengan kapasitas tampung hingga 5.000 orang, kini tengah direncanakan.

    Pengembangan tersebut bertujuan untuk menyediakan tempat ibadah yang memadai sekaligus mendukung aktivitas keagamaan masyarakat.

    Proyek pembangunan ini, yang mencakup masjid-masjid besar, diharapkan dapat selesai pada akhir 2026 dan menjadi pusat kegiatan keagamaan serta pendidikan bagi masyarakat muslim atau Islamic Center.

    “Selama ini, di sini belum ada fasilitas masjid yang besar. Jadi, ini adalah salah satu road to (Masjid Agung-red),” ujar Ryan.

    “Karena kami sedang membangun fasilitas-fasilitas ibadah yang besar, masjid-masjid, termasuk masjid agung. Jadi, ini adalah road to masjid-masjid yang sedang kami bangun,” sambungnya.

    Rencana pembangunan masjid agung ini sempat disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar saat meresmikan pemancangan pembangunan Masjid Al Ikhlas, di PIK 2 pada 7 Maret 2025. 

    Menag pun berharap Masjid Al Ikhlas tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat.

    Ia juga menyatakan bahwa masjid ini merupakan yang keempat di kawasan tersebut, dengan rencana pembangunan Masjid Agung As’adiyah yang lebih besar dan akan berfungsi sebagai Islamic Center dengan kapasitas 5.000 jemaah.

  • Detik-detik Kanit Intel Polsek Dringu Tembak Begal di Probolinggo, Seorang Pelaku Sujud Minta Ampun – Halaman all

    Detik-detik Kanit Intel Polsek Dringu Tembak Begal di Probolinggo, Seorang Pelaku Sujud Minta Ampun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO – Dramatis. Begini detik-detik dua pria diduga pelaku begal ditembak polisi di Probolinggo, Jawa Timur. Kejadian ini terekam dalam video yang akhirnya viral di media sosial (medsos).

    Peristiwa ini terjadi di jalan raya masuk Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (22/3/2025).

    Dalam video yang beredar, anggota Polsek Dringu tampak menodongkan senjata api kepada seorang pelaku diduga begal di jalanan.

    Belakangan diketahui jika sang polisi itu adalah Aipda Andik Muhyeni, yang kesehariannya bertugas di bagian intel.

    Aksinya yang berani berhadapan dengan dua pelaku begal bersenjata tajam itu viral setelah diunggah dalam postingan akun X @Heraloebss.

    Aipda Andik Muhyeni saat ini menjabat sebagai Kanit Intel Polsek Dringu.

    Menurut pihak kepolisian, para pelaku begal ditembak karena melawan dengan celurit saat hendak ditangkap. 

    Dalam video terlihat satu pelaku sudah dilumpuhkan.

    Sedangkan satu pelaku lain yang belum terkapar ditodong dengan menggunakan senjata api.

    Terlihat pelaku begal itu sujud seraya meminta ampun.

    Polisi tersebut meminta bantuan warga untuk memborgol pelaku lainnya yang sedang tertunduk menyerahkan diri.

    Anggota polisi itu juga kemudian mengamankan dua buah celurit dari tangan pelaku begal.

    Penjelasan polisi

    Kasatreskrim Polres Probolinggo, AKP Putra Adi Fajar Winarsa membenarkan anggotanya yang melumpuhkan dua pelaku begal di wilayah Kecamatan Gending itu.

    Anggota polisi itu juga menyita dua buah celurit milik pelaku.

    “Anggota kami juga sudah menyita dua celurit milik para pelaku. Untuk identitas dan kronologi penangkapannya akan kami sampaikan sesegera mungkin ya, mohon waktu,” jelas Fajar dilansir dari TribunJatim-Timur.com.

    AKP Fajar mengatakan dua pelaku begal yang berhasil dilumpuhkan itu merupakan residivis.

    “Seperti pelaku yang pernah viral di Kecamatan Besuk. Tapi masih kami dalami lagi,” jelasnya.

    Diganjar penghargaan

    Aksi Aipda Andik Muhyeni yang berhasil melumpuhkan dua begl itu mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana.

    Termasuk juga apresiasi datang dari Bupati Probolinggo, dr Mohammad Haris atau Gus Haris.

    Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Aipda Andik Muhyeni.

    Menurut kapolres, Aipda Andik telah benar-benar menjalankan tugasnya demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

    “Alhamdulillah tadi Aipda Andik telah melumpuhkan 2 begal yang berbahaya dengan membawa senjata tajam jenis celurit. Terima kasih dari saya sebagai Kapolres Probolinggo dan dari Bupati Probolinggo Gus Haris,” ungkap AKBP Wisnu, Sabtu (22/3/2025).

    Ia mengatakan pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) sekaligus begal itu, tidak hanya beraksi di satu tempat kejadian perkara (TKP).

    Pihaknya saat ini masih mengembangkan kasus itu untuk mengetahui titik-titik TKP.

    “TKP-nya banyak, bawa senjata tajam, residivis juga, dan semoga apa yang dilakukan Aipda Andik ini bisa menginspirasi kita semua dan membuat daerah tercinta Kabupaten Probolinggo lebih aman,” kata AKBP Wisnu.

    Bupati Probolinggo Gus Haris juga menyampaikan apresiasinya terhadap Aipda Andik Muhyeni.

    Keberanian Aipda Andik, menurut bupati, patut jadi contoh bagi penegak hukum di Kabupaten Probolinggo sehingga dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat.

    Ia berharap aksi Aipda Andik Muhyeni ini bisa menjadi motivasi bagi aparat lainnya.

    “Aksi dari Aipda Andik harus dijadikan motivasi bagi kita semua, khususnya kepolisian, agar Kamtibmas di wilayah hukum Polres Probolinggo khususnya dipastikan aman dan kondusif,” kata Gus Haris.

    Sumber: Surya

  • Lima Remaja Diamankan Polisi di Tuban karena Rencana Balas Dendam – Halaman all

    Lima Remaja Diamankan Polisi di Tuban karena Rencana Balas Dendam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Satreskrim Polres Tuban berhasil mengamankan lima remaja yang berencana melakukan balas dendam kepada kelompok gangster.

    Kejadian ini terjadi pada Sabtu (22/3/2025) sekira pukul 02.45 WIB, di wilayah Kecamatan/Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

    Kelima remaja tersebut, yang terdiri dari I (18), K (18), D (18), A (18) asal Kecamatan Tuban, dan M (16) asal Kabupaten Bojonegoro, terlihat mengitari wilayah Tuban.

    Keberadaan mereka membuat masyarakat resah, sehingga beberapa warga melaporkan situasi tersebut ke pihak kepolisian.

    Mendapatkan laporan, Unit Jatanras Satreskrim Polres Tuban segera melakukan penyisiran di lokasi.

    Petugas berhasil menemukan kelompok remaja tersebut dan melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada barang berbahaya yang dibawa.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan, tidak ada barang berbahaya yang ditemukan.

    Setelah pemeriksaan, para remaja tersebut dikumpulkan di Taman Sumur Gemuling Tuban untuk diberikan pembinaan fisik berupa push-up.

    “Kita lakukan pembinaan agar tidak mengulangi tindakannya,” ujar Kanit Jatanras Satreskrim Polres Tuban, Ipda Moch Rudi.

    Rudi menjelaskan, tindakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan balas dendam M, yang sebelumnya telah menjadi korban penganiayaan oleh kelompok gangster.

    “Dari pengakuannya hendak balas dendam kepada kelompok gangster yang telah menganiaya M sebelumnya,” imbuhnya.

    Setelah pembinaan, para remaja tersebut diperbolehkan pulang untuk beristirahat.

    Polres Tuban juga berencana memanggil orang tua dari para remaja untuk memberikan edukasi agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anak mereka.

    “Kita akan panggil orang tuanya agar mereka juga turut mengawasi pergaulan anak-anak ini,” jelas Rudi.

    Sementara itu, pihak kepolisian juga akan mendalami kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anggota gangster terhadap M.

    Jika terbukti ada kelompok gangster yang meresahkan masyarakat, Satreskrim Polres Tuban berjanji akan mengambil tindakan tegas.

    Rudi mengimbau masyarakat untuk melapor jika menemukan kelompok yang dianggap membahayakan, dan tidak mengambil tindakan sendiri.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bukan Terima Setoran Judi, Ini Pekerjaan Sampingan Kapolsek AKP Lusiyanto Menurut Anak: Beliau Sopir – Halaman all

    Bukan Terima Setoran Judi, Ini Pekerjaan Sampingan Kapolsek AKP Lusiyanto Menurut Anak: Beliau Sopir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto yang tewas saat menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai sopir.

    Hal tersebut diungkapkan oleh anak perempuan AKP Anumerta Lusiyanto, yakni Salsabila, di dalam media sosialnya di TikTok @.sabils.

    Baru-baru ini beredar isu Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, terlibat dalam uang setoran judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Sang istri, Nia telah membantah soal isu uang setoran yang jadi pemicu sang suami gugur tertembak.

    Sang anak kini juga ikut angkat bicara terkait pekerjaan sampingan ayahnya.

    Bila, sapaan akrab Salsabila, menceritakan bahwa ayahnya, selain menjadi polisi juga bekerja sebagai sopir travel.

    Itu dilakukan Lusiyanto agar bisa membiayai pendidikan sekolah putri tercintanya itu.

    “Segala hal papa usahakan buat Bila, buat pendidikan Bila supaya Bila bisa sekolah setinggi-tingginya. Papa kerja siang malam, sampingan sambil jadi sopir travel demi biaya pendidikan Bila dan kehidupan Bila,” tulis Bila, Sabtu (22/3/2025), dikutip dari akun TikTok @.sabils.

    Bila juga menjelaskan bahwa Lusiyanto tidak ingin memberi uang haram kepada anaknya, sehingga ia rela bekerja tanpa lelah dari siang hingga malam.

    POLISI TEWAS DITEMBAK – AKP Anumerta Lusiyanto semasa hidup dan sang anak, Salsabila atau Bila. Curhat pilu, Salsabila, anak Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto soal sosok ayahnya yang dikenal pekerja keras dan jujur. Salsabila, menyampaikan pesan menyentuh melalui akun media sosialnya, Jumat (22/3/2025) (Tangkapan layar TikTok @.sabils)

    “Papa nggak pernah dzolim sama orang, papa nggak pernah mau dikasih ataupun disuap uang oleh siapapun. Bahkan papa kalau bantu orang benar-benar ikhlas karena papa tau yang papa bantu juga mereka susah,” tulisnya.

    Bila pun menyinggung berbagai fitnah yang kini tengah menghujani almarhum.

    Menurutnya tuduhan-tuduhan kepada Lusiyanto tidak benar adanya.

    “Itu semua menghapus dosa-dosa dan menjadi ladang pahala untuk papa. Semiga Allah memberikan jalan yang terbaik, pa. InsyaAllah kebenaran akan terungkap,” lanjutnya.

    Putri tercinta AKP Anumerta Lusiyanto tersebut menegaskan bahwa ia tak akan gentar dan tak takut kepada orang yang telah berbuat kejam kepada ayahnya.

    “BIla harus meneggakkan keadilan untuk papa. Bila nggak peduli sebesar dan sekuat apa power mereka, Bila juga punya kekuatan dan keyakinan karena Bila yakin Allah akan menunjukkan kebesaran-Nya dan mukjizat-Nya,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, insiden penembakan 3 anggota kepolisian ini terjadi saat polisi melakukan penggerebekan judi sabung ayam pada Senin (17/3/2025) sore.

    Pada kejadian tersebut, 3 anggota polisi yang tewas ditembak yakni Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, Bintara Unit Binmas Polsek Negara Batin Bripka Petrus Apriyanto, dan anggota Satreskrim Polres Way Kanan Bripda M Ghalib Surya Ganta.

    Kapolda Lampung angkat bicara soal isu setoran judi sabung ayam

    Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika membantah isu mengenai setoran yang mengalir ke aparat kepolisian terkait kasus judi sabung ayam di Lampung.

    Irjen Helmy Santika berujar bahwa informasi tersebut harus dibuktikan dengan data maupun fakta yang valid.

    “Saya tahu soal isu setoran itu,” kata Helmy saat diwawancarai, Jumat (21/3/2025) malam.

    Helmy menilai bahwa isu tersebut mencuat setelah ada unggahan di media sosial yang berkembang menjadi narasi yang menjadi konsumsi publik.

    “Jika kita meruntut lagi jejak digital, itu kan diawali dari media sosial, yang menyebutkan ada chat atau percakapan antara Kapolsek dengan Peltu Lubis,” kata dia.

    Ia menyampaikan informasi itu harus dibuktikan, baik itu data maupun fakta yang valid.

    “Buat kami, ini harus dibuktikan, data dan faktanya mana?” ujarnya.

    Akan tetapi, demi memberikan kejelasan, pihak Mabes Polri dan Polda Lampung sudah melakukan kroscek serta klarifikasi atas isu setoran tersebut.

    “Dalam rangka merespons informasi itu, tim Propam, Irwasum Mabes, dan Polda sudah melakukan klarifikasi pengecekan apakah betul ada peristiwa itu atau tidak,” ujar dia.

    Kalaupun itu ada, hal itu tidak boleh mengaburkan peristiwa sebenarnya, yakni terjadi hilangnya tiga nyawa personel Polda Lampung.

    “Ini adalah persoalan kemanusiaan yang perlu diselesaikan hingga tuntas,” kata dia. 

    “Kemudian jika benar, datanya ada dan valid, silakan sampaikan, pasti akan kami tindak lanjuti. Rasanya Polri sudah terbiasa untuk bisa menindak anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran-pelanggaran,” tuturnya.

    Helmy menegaskan, isu-isu di luar fakta jangan menjadi narasi-narasi yang dapat membiaskan penyelidikan tim investigasi bersama.

    “Tolong berikan kepada tim kesempatan bekerja secara leluasa,” kata dia.

    (Tribunnews.com/Rakli/Theresia Felisiani)