Category: Tribunnews.com Regional

  • H-8 Lebaran 2025, Kapal Penyeberangan Bakauheni-Merak KMP Jagantara Belum Ramai Penumpang – Halaman all

    H-8 Lebaran 2025, Kapal Penyeberangan Bakauheni-Merak KMP Jagantara Belum Ramai Penumpang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG – Kapal motor penyeberangan (KMP) Jagantara yang melayani rute Pelabuhan Bakauheni-Merak tampak tidak ramai penumpang, pada Senin (24/3/2025) pagi atau h-8 lebaran.

    Pantauan Tribunnews.com sekira pukul 07.07 WIB, di bagian tempat parkir KMP Jagantara tidak memuat kendaraan secara penuh.

    Hanya ada beberapa kendaraan yang terparkir, di antaranya jenis mobil pribadi, truk, dan bus.

    Situasi ini membuat tempat parkir kendaraan terlihat cukup lengang.

    Sementara itu, para penumpang yang membawa kendaraan turun dari mobil mereka masing-masing menuju ke bagian lain di kapal yang berada di lantai atas tempat parkir kendaraan.

    Penumpang yang membawa kendaraan dan tidak membawa kendaraan tampak menikmati penyebrangan di kantin dan ruang tunggu yang tersebar di sejumlah bagian kapal.

    Ada sekitar puluhan lebih penumpang yang ikut dalam perjalanan ini.

    Sebelumnya, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryonugroho bersama Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meninjau Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, pada Minggu (24/3/2025) malam atau H-8 Lebaran 2025.

    Dalam tinjauan itu, Dudy memastikan kesiapan sarana dan prasarana untuk melayani pemudik ke arah Sumatera. Mulai dari dermaga hingga lahan parkir dinilai sudah siap. 

    “Kita bisa lihat bahwa dermaga sudah disiapkan, lahan-lahan parkir juga sudah disiapkan. Semoga pelayanan terhadap pemudik bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya usai meninjau.

    Dudy juga menjelaskan pemerintah telah mengantisipasi lonjakan pemudik dengan menerapkan kebijakan work from anywhere (WFA) mulai 24 Maret. 

    “Sebagaimana yang kita prediksi, dengan adanya pemberlakuan work from anywhere tanggal 24, sebenarnya masyarakat sudah mulai bisa bepergian dari tanggal 21. Itu kita sudah bisa lihat tren adanya peningkatan,” katanya. 

    Dengan adanya WFA, masyarakat memiliki waktu yang panjang untuk mengatur perjalanan mereka, sekitar 10 hari sebelum Lebaran.

    Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Agus menyebut arus lalu lintas dari Cikupa hingga Merak masih terpantau lengang. 

    “Kami menelusuri dari Cikupa sampai ke Merak, kondisi lalu lintasnya sangat lengang, cukup terkendali,” ujarnya.

    Dari data yang ada, volume kendaraan yang meninggalkan gerbang tol menuju Trans Jawa sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun lalu. 

    Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28 Maret, dengan rekayasa lalu lintas disiapkan menyesuaikan kondisi di lapangan.

    Saat melakukan peninjauan, Agus dan Dudy didampingi Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo dan Direktur Utama PT Jasa Raharja, Rivan A Purwantono.

  • Istri Aipda Anumerta Petrus Minta Sidang Militer Digelar Terbuka, Hotman Paris Siap Bantu – Halaman all

    Istri Aipda Anumerta Petrus Minta Sidang Militer Digelar Terbuka, Hotman Paris Siap Bantu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Istri Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, Mirdawiani memohon untuk menggelar sidang militer secara terbuka atas kasus yang menewaskan suaminya.

    Hal tersebut diungkap Mirdawiani melalui video pendek yang beredar di media sosial.

    Akun Bripka Suyono Listrik, ikut membagikan permohonan Mirdawiani di TikTok dan Instagram.

    Mirdawiani memohon kepada Presiden, DPR RI, hingga Pangdam II Sriwijaya untuk menggelar persidangan kasus yang menewaskan tiga polisi saat penggerebekan sabung ayam di Way Kanan dilakukan secara terbuka.

    “Kepada yang terhormat Presiden RI Bapak Prabowo Subianto, kepada Ketua dan Anggota Komisi I dan III DPR RI, kepada Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI, kepada Kompolnas, kepada Kapolda Lampung, kepada Pangdam II Sriwijaya. Saya Mirdawiani, istri dari Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, anggota Polsek Negara Batin yang gugur dalam tugas penggerebekan sabung ayam,” kata Mirdawiani, seperti dilihat, Minggu (23/3/2025).

    Sempat muncul tuduhan ada uang setoran di antara TNI dan anggota polisi yang tewas pada Senin (17/3/2025).

    Terkait tuduhan tersebut, Mirdawiani meminta sidang militer terhadap terduga pelaku penembakan dilakukan secara terbuka.

    “Terkait pemberitaan buruk dan fitnah yang sedang beredar yang ditujukan kepada ketiga anggota yang gugur tersebut.”

    “Saya selaku istri Aipda Anumerta Petrus Apriyanto memohon kepada Bapak Prabowo Subianto, kepada Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI, Kompolnas, Bapak Kapolda Lampung, Bapak Pangdam II Sriwijaya untuk menggelar sidang militer secara terbuka dan disaksikan masyarakat Indonesia melalui TV dan media sosial,” ucapnya.

    “Dan saya memohon putusan yang seadil-adilnya. Demikian harapan saya, saya ucapkan terima kasih,” ujarnya.

    Video tersebut lantas viral hingga mendapat tanggapan dari pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.

    Akun @hotmanparisofficial mempersilakan pada keluarga untuk menghubungi timnya di 911.

    “Kasus penembakan 3 polisi oleh oknum TNI di Lampung: Agar keluarga Korban hubungin Hotman 911,” tulis @hotmanparisofficial pada Minggu (23/3/2025).

    Tim 911 Hotman Paris, Putri Maya Rumanti juga membuka direct message bagi keluarga ketiga polisi yang meninggal saat penggrebekan di Way Kanan, Lampung.

    “Keluarga, bisa hubungi saya ya,” tulis @putrimayarumanti.

    Nampak keluarga AKP (anumerta) Lusiyanto dan Briptu Anumerta Ghalib telah menghubungi tim dari Hotman Paris Hutapea.

    Kompolnas Desak Transparansi dan Kecepatan Proses Hukum

    Permintaan sidang militer terbuka sejalan dengan desakan Komisioner Kompolnas, Choirul Anam.

    Kompolnas menekankan pentingnya transparansi dan kecepatan dalam proses hukum untuk menjaga kredibilitas penegakan hukum.

    “Kami mendesak tim gabungan untuk bekerja secara ilmiah dan transparan. Masyarakat butuh keadilan, dan kasus ini harus segera diselesaikan,” tegas Choirul dikutip YouTube Kompas TV, Sabtu (22/3/2025).

    Ia juga meminta agar rekaman video yang dimiliki Kompolnas segera dijadikan alat bukti utama dalam penyidikan.

    “Rekaman ini adalah bukti kuat yang tidak bisa diabaikan. Kami akan terus mengawal proses hukum hingga pelaku diadili secara adil,” tambahnya.

    Tiga anggota Polsek Negara Batin tewas ditembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025).

    Korban yang gugur dalam insiden ini adalah Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, bersama dua anggotanya, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda Ghalib Surya Ganta.

    Saat ini, penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan untuk mengungkap motif serta pihak-pihak yang bertanggung jawab di balik penembakan tersebut.

    (Tribunnews.com/ Siti N)

  • Gubernur Sumsel Bilang Orang Palembang Dipermalukan Demi Konten Rendang Willie Salim – Halaman all

    Gubernur Sumsel Bilang Orang Palembang Dipermalukan Demi Konten Rendang Willie Salim – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG –  Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru berang dengan konten Willie Salim soal 200 kg daging sapi yang hilang saat buka puasa bersama di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

    Herman Deru mengatakan warga Palembang tidak salah.

    Ia menuding sang influencer Willie Salim sengaja membuat konten tersebut agar mendapatkan uang.

    “Wong kito yang salah? Idak. Memang dia sengaja, itu salah satu yang kalau dilihat oleh anak-anak itu belum cukup umur akan menganggap itu benar.”

    “Padahal itu orang yang cari uang,” ujar Herman Deru, Sabtu (22/3/2025), dilansir dari Tribun Sumsel.

    Herman Deru mengatakan warga Palembang dipermalukan buntut konten tersebut.

    Meski begitu, ia tidak menyalahkan warga Palembang yang sudah mengambil rendang saat itu.

    “Kita dipermalukan. Jadi kalau aku adalah orang yang tidak paham dengan kejadian ini dan aku tidak menyalahkan sedulur-dulur kita yang mengambil,” tandasnya.

    Helmy Yahya: Demi Konten

    Artis senior asal Palembang, Helmy Yahya, ikut angkat bicara.

    Helmy Yahya menyentil sikap Willie Salim si konten kreator yang dinilai telah menyakiti warga Palembang.

    Dalam video unggahannya itu, Helmy Yahya

    “Assalamualaikum jadi saya banyak sekali mendapatkan BM, WA dari masyarakat Palembang menyatakan pendapat saya tentang apa yang dilakukan seorang konten kreator Willie Salim,” kata Helmy Yahya.

    “Persoalannya orang menuduh, kenapa lama banget meninggalkan daging-daging itu ditengah kerumunan masa yang banyak,” sambungnya.

    Helmy sendiri mengaku mengikuti jejak Willie Salim yang dikenal kerap berbagi kepada masyarakat menegah ke bawah.

    Namun jauh sebelum Willie Salim, adik Tantowi Yahya ini sudah lebih dulu terjun dalam kegiatan sosial tersebut, tetapi tak pernah menimbulkan kegaduhan.

    “Sorry ya saya sudah melakukan itu berpuluh-puluh tahun melalui bedah rumah, uang kaget, sampai menimbulkan keos, karena semuanya kami pikirin, kamj izin ke masyarakat, Uang Kaget saya dikawal oleh Polisi agar tidak menimbulkan kegaduhan seperti ini,” bebernya.

    Terkait konten yang dibuat Willie Salim banyak yang beranggapan bahwa settingan.

    Hal ini menimbulkan asumsi bahwa warga Palembang rakus serta susah diatur.

     Maka dari itu, Helmy Yahya meminta Willie Salim untuk memberikan klarifikasi.

    “Ekspresi mukamu gak kaget juga. Ini menurut saya gak bisa begitu sebagai content creator, pikirkanlah gak semua yang kita lakukan demi mengejar konten views dengan melakukan hal-hal seperti itu,” ujar Helmy.

    “Mungkin anda tidak sadar atau mungkin juga sadar bahwa itu mempermalukan sebagian orang-orang Palembang.

    Nggak segitunya kali orang Palembang,” beber Helmy Yahya.

    Helmy pun berpesan kepada konten kreator agar lebih memikirkan dampak dari perbuatannya.

    “Silahkan melakukan kreativitas apapun tapi pikirkan dampaknya, termasuk foodvlogger yang demikian menilai orang sampai restorannya tutup, warung tutup padahal utang belum selesai,” terangnya.

    “Kalau kamu salah minta maaflah, gak semua orang Palembang seperti itu, apa yang kamu lakukan cukup menampar banyak orang dan saya ikut andil dalam rangka membuat kota Palembang itu menjadi lebih baik, jadi Willie Salim saya menunggu sikapmu,”.

    Pada keterangan unggahannya itu, Helmy Yahya kembali mengingatkan agar content kreator tersebut tak hanya memikirkan mencari viewer.

    Namun, pertanggungjawabkan dampaknya hingga menimbulkan citra buruk terhadap warga Palembang.

    “Untuk @Willie27 Enggak begitu caranya cari viewer dan cari uang, Boy! Kreatifitas tdk harus menyakiti banyak orang,” tulis keterangan unggahannya melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu, 2 Maret 2025.

    Sudah Minta Maaf

    Sebelumnya, Willie telah menyampaikan permintaan maaf kepada warga Palembang usai video masak besar daging rendang 200 kilogram viral.

    Baca selengkapnya berita permintaan maaf Willie : Konten Rendang Viral, Willie Salim Minta kepada Warga Palembang, Akui Itu Kesalahannya

    Dilaporkan ke polisi

    Willie kini dilaporkan ke Polda Sumatera Selatan (Sumsel) oleh kantor hukum Ryan Gumay Lawfirm.

    Dikutip dari Tribun Sumsel, Willie dilaporkan oleh salah satu anggota firma hukum tersebut yaitu Muhammad Gustryan pada Sabtu (22/3/2025) lalu.

    Baca selengkapnya soal laporan Willie ke polisi :  Buntut Panjang Konten Masak Rendang, Willie Salim Dilaporkan, Dianggap Bikin Rusak Citra Palembang

    Sumber: Tribun Sumsel

     

  • Demo UU TNI di Malang Ricuh: Gedung DPRD Membara usai Dilempar Molotov, Seragam Loreng Ikut Dibakar – Halaman all

    Demo UU TNI di Malang Ricuh: Gedung DPRD Membara usai Dilempar Molotov, Seragam Loreng Ikut Dibakar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aksi demo tolak UU TNI di Kota Malang berakhir ricuh pada Minggu (23/3/2025) malam.

    Kericuhan bermula saat massa melempar molotov ke arah gedung DPRD Kota Malang pada pukul 18.34 WIB.

    Terlihat, molotov mendarat tepat di teras depan Gedung DPRD Kota Malang hingga mengeluarkan kobaran api. Namun, kobaran api tidak sampai berlangsung lama karena langsung dipadamkan petugas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang yang bersiaga di lokasi.

    Selanjutnya, aksi massa makin anarkis dan menjebol pagar sisi utara gedung DPRD Kota Malang.

    Usai menjebol pagar, mereka membakar pos gedung DPRD Kota Malang dan satu pos lainnya dirusak hingga atapnya jebol.

    Melihat kondisi yang makin anarkis dan tak terkendali, maka pada pukul 18.41 WIB, polisi serta TNI langsung memukul mundur massa.

    Dibantu semprotan air dari mobil pemadam kebakaran, massa pun mundur hingga Jalan Kertanegara dan langsung bubar.

    Terlihat, ada beberapa massa aksi dibawa dan diamankan oleh petugas.

    Selanjutnya, petugas memadamkan pos jaga gedung DPRD Kota Malang yang terbakar tersebut. Dan pada pukul 18.50, situasi di lokasi sudah aman dan kondusif. 

    Atas kejadian tersebut, beberapa personel baik dari polisi maupun TNI terluka dan harus mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

    Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto.

    Namun, ia belum mengungkapkan luka-luka yang dialami personel tersebut.

    “Iya benar, ada 7 personel yang terluka. Terdiri dari 6 anggota polisi dan satu orang TNI,” pungkasnya.

    Seragam Loreng TNI Ikut Dibakar

    Kebakaran tak hanya dilakukan di pos gedung DPRD Kota Malang, massa juga nampak membakar seragam loreng TNI sebagai simbol penolakan UU TNI.

    Di samping itu, mereka meluapkan keresahan dengan mencoret-coret kapur dan cat semprot di aspal.

    Beragam tulisan di aspal itu berisi tuntutan penolakan UU TNI. Selain itu, mereka juga memasang spanduk dan menempelkan selebaran bertuliskan hal yang sama di pagar tembok gedung DPRD Kota Malang.

    Berbagai kata-kata menarik ditulis oleh massa aksi tersebut. Di antaranya adalah Supremasi Sipil, Gusti Mboten Sare, Reneo Orba Orde Baru Paling Baru.

    Respons Wakil Ketua DPRD Kota Malang

    Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah yang turun langsung ke lokasi, mengaku menyayangkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, pihak DPRD Kota Malang selalu terbuka menampung serta mendengarkan aspirasi masyarakat.

    “Kami telah siap menerima audiensi, dan semua fraksi juga sudah mendapat arahan. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk duduk bersama,” ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (23/3/2025).

    Dirinya mengungkapkan pada intinya, DPRD Kota Malang berpegang pada prinsip untuk membangun ruang dialog bersama. Namun belum sempat bertemu langsung dengan massa aksi, ternyata situasi berubah jadi kacau dan anarkis.

    “Sebenarnya dari tadi siang, kami sudah siap. Ternyata, suasananya tidak kondusif,” tambahnya.

    Rimzah juga mengapresiasi langkah cepat yang dilakukakan oleh polisi dan TNI. Sehingga, aksi anarkis itu tidak semakin memburuk.

    “Saya baru saja berbuka puasa, dapat kabar dari teman-teman di kepolisian dan langsung turun ke lokasi. Saya mengapresiasi TNI-Polri yang cepat menangani situasi ini, sehingga tidak semakin memburuk,” ungkapnya.

    Akibat kejadian tersebut, menyebabkan beberapa kerusakan di sisi kiri gedung DPRD Kota Malang.

    Termasuk dua pos juga menjadi sasaran massa, dimana satu pos terbakar dan satu pos lainnya rusak berat.

    “Kami sudah cek bersama Pak Sekwan dan dinas terkait. Ada beberapa bagian yang rusak lumayan parah di sisi kiri,” imbuhnya.

    Rimzah juga menambahkan, bahwa pihak DPRD Kota Malang tidak pernah menutup pintu bagi siapa pun yang hendak menyampaikan pendapat.

    “Kami siap menerima, di dalam, di luar, di bawah hujan, di bawah terik matahari sekalipun. Kami ingin membangun narasi bersama,” terangnya.

    Saat disinggung terkait aksi-aksi lanjutan yang mungkin akan terjadi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah tersulut emosi atau terprovokasi.

    “Kami ingin menjaga Malang tetap kondusif. Jangan sampai diprovokasi oleh hal-hal yang buruk atau merugikan kita semua,” tandasnya. (*)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Memanas Aksi Demo Tolak UU TNI Di Malang, Pos Jaga Gedung DPRD Terbakar, 7 Petugas Terluka, Respon Wakil Ketua DPRD Kota Malang usai Aksi Demo Tolak UU TNI Berujung Ricuh, Singgung Kerusakan, dan Aksi Demo Tolak UU TNI Ricuh, Pendemo Lempar Molotov Bikin Gedung DPRD Kota Malang Membara

    (Tribunnews.com/ Siti N) (TribunnJatim.com/ Kukuh Kurniawan)

     

  • Demo UU TNI di Malang Ricuh: Gedung DPRD Membara usai Dilempar Molotov, Seragam Loreng Ikut Dibakar – Halaman all

    Gedung DPRD Malang Dilempar Molotov, Prajurit TNI Luka dalam Aksi Ricuh Tolak UU TNI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Massa yang mengatasnamakan Arek-Arek Malang turun ke jalan menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Kota Malang, Minggu (23/3/2025) sore.

    Dalam aksi tersebut, mereka dengan tegas menyuarakan penolakan terhadap revisi UU TNI yang dinilai dapat menghidupkan kembali dwifungsi TNI, mirip dengan rezim Orde Baru.

    Massa aksi tak hanya berorasi, tetapi juga menggelar aksi teatrikal seperti mencoret-coret jalan dan menuliskan berbagai kalimat penolakan UU TNI.

    Mereka juga membawa spanduk berisi tuntutan yang sama, sementara beberapa kali melemparkan petasan ke arah Gedung DPRD Kota Malang.

    Situasi mulai memanas pada sore hari. Hingga pukul 16.59 WIB, massa masih berkumpul di depan gedung sambil terus melancarkan orasi dan tuntutannya.

    Namun, aksi tersebut kemudian berakhir ricuh pada pukul 18.34 WIB.

    Pada awalnya, massa melemparkan petasan ke arah gedung DPRD, namun setelah itu, mereka justru melemparkan petasan ke arah polisi yang berjaga di sekitar gedung.

    Ketegangan semakin meningkat ketika massa menjebol pagar sisi utara gedung DPRD Kota Malang, kemudian membakar pos jaga dan merusak pos lainnya hingga atapnya jebol.

    Menyikapi situasi yang semakin tak terkendali, polisi dan TNI memukul mundur massa pada pukul 18.41 WIB.

    Dengan bantuan semprotan air dari mobil pemadam kebakaran, massa pun mundur hingga ke Jalan Kertanegara dan akhirnya membubarkan diri.

    Beberapa peserta aksi diamankan oleh petugas, sementara petugas pemadam kebakaran segera memadamkan api yang membakar pos jaga di gedung DPRD.

    Situasi mulai terkendali pada pukul 18.50 WIB, namun akibat kejadian tersebut, sejumlah personel baik polisi maupun TNI mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

    Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto, mengungkapkan bahwa ada tujuh personel yang terluka, termasuk enam anggota polisi dan satu prajurit TNI. Meski demikian, ia belum merinci jenis luka yang dialami oleh para korban.

    “Iya benar, ada 7 personel yang terluka. Terdiri dari 6 anggota polisi dan satu orang TNI,” Ujarnya pada Minggu.

    Pada saat kejadian, massa juga melontarkan dua bom molotov ke arah Gedung DPRD yang mengenai teras depan gedung, menyebabkan kobaran api.

    Meskipun api dapat segera dipadamkan oleh petugas Pemadam Kebakaran, insiden tersebut semakin memanaskan suasana.

    Selain itu, massa juga membakar seragam loreng TNI sebagai simbol penolakan terhadap UU TNI dan merusak berbagai barang di sekitar lokasi.

    Sementara itu, mereka juga menulis beragam kalimat di jalanan dengan kapur dan cat semprot, berisi berbagai tuntutan, di antaranya “Supremasi Sipil”, “Gusti Mboten Sare”, dan “Reneo Orba Orde Baru Paling Baru”. Hingga pukul 18.38 WIB, massa masih bertahan di lokasi meskipun aksinya semakin memanas.

    Kejadian ini menambah daftar panjang aksi penolakan terhadap UU TNI yang sedang disorot oleh masyarakat, dengan melibatkan berbagai pihak dan kelompok di seluruh Indonesia.

  • Kondisi Ladang Ganja di Bromo-Semeru: Terbengkalai dan Tertutup Semak – Halaman all

    Kondisi Ladang Ganja di Bromo-Semeru: Terbengkalai dan Tertutup Semak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Kasat Resnarkoba Polres Lumajang, Jawa Timur, AKP I Gede Putu Wiranata, mengungkapkan kondisi ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) saat ini sudah tidak terurus dan tertutup semak belukar.

    Hal ini mengakibatkan tanaman ganja tidak dapat tumbuh dengan baik.

    Putu menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan langsung oleh tim gabungan dari Polres Lumajang, pengelola TNBTS, dan TNI menunjukkan tidak adanya tanaman narkotika jenis ganja di lokasi tersebut.

    “Kami ingin membuktikan kepada publik bahwa di tanah bekas ladang ganja ini sudah tidak ditemukan tanaman ganja,” jelasnya, Minggu (23/3/2025).

    Penyisiran ulang dilakukan untuk mengawasi kawasan hutan serta mengklarifikasi isu yang beredar di media sosial mengenai dugaan munculnya kembali ladang ganja.

    “Kegiatan ini juga sebagai langkah untuk mengcounter informasi miring yang beredar di media sosial,” tambah Putu.

    Ladang ganja di kawasan TNBTS pertama kali ditemukan pada September 2024.

    Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan, menyatakan bahwa temuan ini merupakan hasil kerja sama antara Balai Besar TNBTS dan pihak kepolisian.

    “Kita dari Taman Nasional membantu mengungkapkan di mana ladang ganja itu karena biasanya ditanam di tempat yang relatif sulit ditemukan,” ungkap Satyawan.

    Status Tersangka dan Buronan

    Dalam kasus ini, pihak kepolisian telah mengamankan tiga tersangka:

    Tomo, Tono, dan Bambang, warga Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang.

    Namun, satu pelaku bernama Edy masih buron.

    Edy diduga merupakan otak di balik penanaman ganja di kawasan TNBTS.

    Bambang, salah satu tersangka, mengaku bahwa ia belajar cara menanam ganja dari Edy, yang menjanjikannya upah sebesar Rp150 ribu per hari.

    “Cara menanam, memupuk, semua diberitahu. Setiap ke lokasi itu bawa pupuk,” kata Bambang dalam sidang yang digelar pada Selasa (18/3/2025).

    Luas dan Sebaran Ladang Ganja

    Dalam sidang yang berlangsung pada Selasa, terungkap bahwa ladang ganja di kawasan TNBTS memiliki luas 6000 meter persegi, tersebar di 59 titik di Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro.

    Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, mengonfirmasi bahwa saat ini tidak ada lagi tanaman ganja di kawasan tersebut.

    “Setelah ditemukan, kami pastikan sudah tidak ada tanaman itu lagi,” ujar Septi.

    Ia juga menyatakan bahwa lahan yang rusak akibat penanaman ganja akan dipulihkan dengan menanam jenis tumbuhan asli TNBTS, seperti dadap, cemara gunung, dan kesek.

    Pemulihan ekosistem yang rusak ini masih dalam tahap perencanaan dan tidak disebutkan berapa lama waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi lahan seperti semula.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Fakta Baru Penembakan 3 Polisi di Way Kanan Lampung, Rekaman Video dan Target Penembakan Terungkap – Halaman all

    Fakta Baru Penembakan 3 Polisi di Way Kanan Lampung, Rekaman Video dan Target Penembakan Terungkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkap fakta baru terkait penembakan tiga anggota polisi yang tewas saat penggerebekan judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025) sore.

    Kompolnas menyatakan telah memiliki rekaman video yang memperlihatkan detik-detik kejadian penembakan, termasuk identitas pelaku dan senjata yang digunakan. 

    Selain itu, terungkap bahwa ketiga polisi yang tewas sengaja menjadi target penembakan karena dianggap menghalangi kegiatan sabung ayam ilegal.

    Rekaman Video Jadi Bukti Kuat

    Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, menyatakan bahwa rekaman video yang dimiliki Kompolnas memperlihatkan dengan jelas jalannya peristiwa penembakan.

    “Rekaman video ini menunjukkan kondisi lapangan yang terang benderang, meski kejadian berlangsung sekitar pukul 17.00 WIB. Pelaku dan senjata yang digunakan juga terekam jelas,” ujar Choirul dalam keterangan resmi, Jumat (21/3/2025).

    Choirul menambahkan, rekaman tersebut menjadi bukti kuat yang seharusnya mempermudah proses hukum. Namun, ia mempertanyakan mengapa tim gabungan TNI-Polri hingga kini belum menetapkan tersangka, padahal fakta dan bukti sudah sangat jelas.

    “Tantangannya, tim gabungan ini sudah hampir satu minggu belum menetapkan tersangka. Faktanya jelas, unsurnya jelas, peristiwanya jelas, saksinya juga jelas. Apa masalahnya?” tegasnya.

    Ketiga Polisi Jadi Target Penembakan

    Kompolnas juga mengungkap fakta mengejutkan bahwa ketiga polisi yang tewas, yaitu Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta, sengaja menjadi target penembakan.

    “Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek dan petugas lainnya karena mereka dianggap menghalangi kegiatan sabung ayam ilegal,” jelas Choirul.

    Menurutnya, ketiga polisi ditembak dari jarak dekat saat berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.

    “Mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat karena sedang menghalau. Ini menunjukkan bahwa penembakan dilakukan dengan sengaja dan terencana,” ujarnya.

    Senjata Pabrikan dan Sidik Jari Balistik

    Choirul juga memastikan bahwa senjata yang digunakan pelaku bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan. Hal ini dibuktikan dengan temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

    “Senjatanya adalah senjata pabrikan. Proyektil peluru yang ditemukan dalam tubuh Kapolsek memiliki sidik jari balistik yang jelas. Ini menunjukkan bahwa pelaku memiliki akses ke senjata resmi,” jelasnya.

    Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa pelaku penembakan adalah oknum terlatih, diduga dari kalangan TNI. Namun, hingga saat ini, tim gabungan TNI-Polri belum memberikan kejelasan mengenai identitas pelaku.

    Kompolnas Desak Transparansi dan Kecepatan Proses Hukum

    Kompolnas menekankan pentingnya transparansi dan kecepatan dalam proses hukum untuk menjaga kredibilitas penegakan hukum.

    “Kami mendesak tim gabungan untuk bekerja secara ilmiah dan transparan. Masyarakat butuh keadilan, dan kasus ini harus segera diselesaikan,” tegas Choirul.

    Ia juga meminta agar rekaman video yang dimiliki Kompolnas segera dijadikan alat bukti utama dalam penyidikan.

    “Rekaman ini adalah bukti kuat yang tidak bisa diabaikan. Kami akan terus mengawal proses hukum hingga pelaku diadili secara adil,” tambahnya.

    Tiga anggota Polsek Negara Batin tewas ditembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025).

    Korban yang gugur dalam insiden ini adalah Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, bersama dua anggotanya, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda Ghalib Surya Ganta.

     Saat ini, penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan untuk mengungkap motif serta pihak-pihak yang bertanggung jawab di balik penembakan tersebut.

    Kronologi Penembakan

    Insiden bermula ketika Polsek Negara Batin menerima laporan mengenai aktivitas judi sabung ayam di Kampung Karang Manik.

    Setelah melakukan penyelidikan awal, sebanyak 17 personel dikerahkan untuk melakukan penggerebekan pada Senin sore, sekitar pukul 16.50 WIB. Kapolsek Iptu Lusiyanto memimpin langsung operasi tersebut.

    Saat tim kepolisian tiba di lokasi, situasi awalnya tampak normal. Namun, tiba-tiba mereka diserang oleh orang tak dikenal yang melepaskan tembakan.

    Dalam insiden tersebut, Kapolsek Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda Ghalib Surya Ganta tertembak dan meninggal dunia di tempat kejadian. Jenazah ketiganya kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, ketiga anggota polisi tersebut meninggal dunia akibat luka tembak di bagian kepala.

    Penyelidikan dan Dugaan Keterlibatan Oknum TNI

    Pasca kejadian, aparat kepolisian dan militer bergerak cepat untuk mengusut pelaku dan motif di balik penembakan tersebut. Muncul dugaan bahwa judi sabung ayam tersebut dikendalikan oleh oknum prajurit TNI, yang diduga terlibat dalam insiden ini.

    Saat ini, tim gabungan TNI-Polri tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap identitas pelaku serta pihak-pihak yang bertanggung jawab.

    Masyarakat setempat dan keluarga korban menuntut keadilan atas kematian ketiga anggota polisi yang gugur dalam menjalankan tugas.

  • Buntut Kasus ASN Akhiri Hidup, Kapolsek Kayangan Dicopot dan Diperiksa Propam Polri – Halaman all

    Buntut Kasus ASN Akhiri Hidup, Kapolsek Kayangan Dicopot dan Diperiksa Propam Polri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus kematian seorang pemuda asal Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Rizkil Watoni, yang berbuntut pembakaran Polsek Kayangan terus bergulir.

    Pemuda yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) diduga mengalami depresi akibat tuduhan pencurian karena keliru mengambil ponsel milik orang lain.

    Meski kasus pencurian tersebut telah diselesaikan secara damai, oknum di Polsek Kayangan diduga tetap melanjutkan proses hukum.

    Atas kejadian ini, Kapolsek Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Iptu Dwi Maulana Kurnia Amin dicopot dari jabatannya

    Pencopotan ini berdasarkan surat telegram Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) tertanggal 21 Maret 2025. Saat ini, Iptu Dwi menjalani pemeriksaan terkait kerusuhan yang terjadi di Mapolsek Kayangan.

    Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, membenarkan bahwa Iptu Dwi telah dinonaktifkan untuk mempermudah proses pemeriksaan oleh Divisi Propam Polri dan Bidang Propam Polda NTB.

    “Kapolsek dan anggota yang diduga melakukan intimidasi saat ini telah melakukan pemeriksaan di Divisi Propam Mabes Polri dan Bidang Propam Polda NTB,” kata Agus, Jumat (21,/3/2025).

    Agus mengatakan bahwa Polres Lombok Utara tengah menyelidiki berbagai pelanggaran yang dilakukan anggotanya, sesuai dengan informasi yang berkembang di masyarakat.

    Kapolres Lombok Utara bantah pemerasan

    Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta menuturkan bahwa penyerangan ini dipicu kesalahpahaman warga.

    Agus membantah bahwa penyerangan tersebut dipicu oleh adanya anggota polisi yang meminta sejumlah uang kepada korban berinisial RW untuk menutupi kasus pencurian HP.

    “Tidak ada, itu hanya isu, tidak ada polisi minta uang,” kata Purwanta ketika dihubungi Kompas.com, Selasa dini hari (18/3/2025).

    Sebelumnya, ratusan warga menyerang dan merusak markas Polsek Kayangan pada Senin (17/3/2025).

    Penyerangan ini dipicu oleh kasus bunuh diri seorang ASN di Lombok Utara bernama Rizkil Watoni (RW) karena depresi setelah menjalani pemeriksaan di kantor polisi. 

    Rizkil diduga terlibat kasus pencurian ponsel milik seorang penjaga toko modern di Kecamatan Kayangan.

    Ayah korban, Nasruddin, mengaku terpukul atas kepergian Rizkil, yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga.

    Ia menjelaskan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan secara damai, dibuktikan dengan adanya surat perjanjian antara kedua pihak.

    Namun, ia menuding ada oknum polisi di Polsek Kayangan yang masih mengintimidasi anaknya dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara serta denda Rp 90 juta.

    “Anak kami tidak bunuh diri, tapi dibunuh mentalnya oleh oknum aparat itu,” ujar Nasruddin, Senin (17/3/2025) malam, dikutip dari TribunLombok.com.

    “Kami telah menyelesaikan persoalan dugaan pencurian itu, kami sudah sepakat damai dengan pemilik HP. Bahkan, kami memberikan uang sejumlah Rp2 juta untuk perdamaian itu,” ungkapnya.

    Meski uang damai tersebut telah dibayarkan, kata Nasruddin, oknum polisi Polsek Kayangan itu diduga tetap menekan anaknya.

    Oknum polisi tersebut mengklaim bahwa laporan terkait dugaan pencurian yang melibatkan Rizkil sudah diteruskan ke kejaksaan.

    Selain itu, Nasruddin menyebut bahwa sebelum meninggal, anaknya sempat diminta membayar Rp 15 juta, yang kemudian meningkat menjadi Rp 90 juta, atau menghadapi hukuman penjara selama tujuh tahun.

    “Saya piker (menduga) ini yang mengakibatkan anak saya bunuh diri, karena depresi dengan tekanan oleh oknum aparat ini. Almarhum sering dihubungi lewat telepon,” ungkap Nasruddin.

    *Disclaimer:

    Artikel ini ditayangkan bukan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri.

    Kendati demikian, depresi bukanlah persoalan sepele.

    Jika kalian mempunyai tendensi untuk mengakhiri hidup atau butuh teman curhat, kalian dapat menghubungi kontak di bawah ini:

    LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293)

    Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh.

    Jika semakin parah, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

    LSM Jangan Bunuh Diri adalah Lembaga swadaya masyarakat yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan jiwa.

    Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap mental illness dan meluruskan mitos serta agar masyarakat paham bahwa bunuh diri sangat terkait dengan gangguan atau penyakit jiwa.

    Kalian dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon (021 0696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Kapolsek Kayangan Iptu Dwi Maulana Dicopot Usai Terjadi Kerusuhan di Mapolsek 

    (Tribunnews.com/Falza/Muhammad Renald Shiftanto) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah) (Kompas.com/Fitri Rachmawati)

  • Dampak Konten Willie Salim, Stigma Negatif Mengancam Palembang, Warga Laporkan ke Polda Sumsel – Halaman all

    Dampak Konten Willie Salim, Stigma Negatif Mengancam Palembang, Warga Laporkan ke Polda Sumsel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM PALEMBANG – Konten viral yang dibuat oleh kreator konten Willie Salim mengenai hilangnya 200 kg daging rendang saat dimasak di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang telah memicu reaksi keras dari warga Palembang. 

    Kantor hukum Ryan Gumay Lawfirm resmi melaporkan Willie Salim ke Polda Sumatera Selatan (Sumsel) pada Sabtu (22/3/2025) malam. 

    Laporan tersebut diajukan oleh Muhammad Gustryan, yang mewakili kepentingan warga Palembang, dengan alasan konten tersebut telah menimbulkan kegaduhan serta merusak citra dan nama baik masyarakat Palembang.

    Gustryan menyatakan bahwa sebagai warga Palembang asli, ia merasa tidak terima dengan konten yang dibuat oleh Willie Salim. 

    “Benar tadi malam, kita mendatangi Polda Sumsel. Untuk melaporkan pengaduan masyarakat dan terkait peristiwa gaduh ini, laporan kita sudah diterima dengan NO LP LAP-20250322-3F227 Sabtu (22/3/2025),” ungkapnya.

    Laporan tersebut dilengkapi dengan beberapa alat bukti yang telah diserahkan ke Subdit Cyber Crime Polda Sumsel.

    Ryan Gumay, selaku perwakilan hukum, menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk memberikan efek jera bagi kreator konten yang tidak mempertimbangkan konsekuensi hukum dan dampak sosial dari konten yang mereka buat. 

    “Kami berharap laporan segera ditindaklanjuti dan terkait laporan ini akan kami kawal hingga yang bersangkutan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum,” tegas Ryan.

    Laporan tersebut mengarah pada potensi tindak pidana sesuai Pasal 28 Ayat 2 dan 3 Jo Pasal 45 Ayat 1, 2, dan 3 Jo Pasal 27 Ayat 1 dan 3 tentang UU ITE. Selain itu, viralnya konten ini juga memicu terbentuknya Koalisi Masyarakat Palembang Gugat Willie Salim. 

    Koalisi ini berencana menempuh jalur hukum baik pidana maupun perdata terhadap Willie Salim.

    Budayawan Sumatera Selatan, Vebri Al Lintani, yang mendukung koalisi tersebut, menyatakan bahwa konten Willie Salim telah memicu komentar negatif dan bullying terhadap warga Palembang. 

    “Konten yang dibuat Willie Salim mengakibatkan komentar negatif, dan Palembang dibully sebagai orang yang rakus, tidak punya adab, dan lain-lain,” ujar Vebri.

    Vebri juga menambahkan bahwa ada dugaan Willie Salim melakukan settingan dalam konten tersebut, membiarkan orang-orang mengambil rendang yang belum matang.

    “Jadi biang keroknya ya Willie Salim,” ungkapnya. Koalisi ini berencana melaporkan Willie Salim ke Polda Sumsel pada Senin (24/3/2025).

    Sementara itu, Willie Salim telah meminta maaf secara terbuka melalui akun Instagramnya, @willie27_. Ia menyatakan bahwa kejadian tersebut bukan kesalahan warga Palembang, melainkan karena kurangnya persiapan dari dirinya.

    “Saya minta maaf sebesar-besarnya untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti gara-gara kejadian rendang yang viral ini,” kata Willie.

    Meskipun telah meminta maaf, warga Palembang menilai masalah ini belum tuntas. Mereka menuntut Willie Salim untuk menurunkan video-video terkait dan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

    “Harapannya bukan hanya minta maaf saja, tapi men-take down video-video tersebut,” tegas Vebri.

    Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengaturan dan pengawasan dalam acara-acara publik yang melibatkan banyak orang. Vebri menyarankan agar ke depannya ada lembaga kurasi yang bertanggung jawab mengawasi kegiatan-kegiatan serupa untuk mencegah terulangnya kejadian seperti ini.

    Sementara itu, pihak kepolisian telah memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut. Kanit Binmas Polsek Ilir Barat I, Iptu Rino Ardiansyah, menyatakan bahwa acara masak rendang yang diadakan Willie Salim awalnya berjalan lancar.

     Namun, saat Willie Salim meninggalkan lokasi untuk beristirahat, warga mulai berebut mengambil daging rendang yang belum matang.

     “Kami juga pihak kepolisian menyayangkan kejadian tersebut kok sebegitunya masyarakat Palembang berebut daging rendang yang belum matang,” kata Rino.

    Disindir Bobon Santoso

    Polemik ini pun sontak viral di media sosial hingga membuat warga Palembang geram karena dihina.

    Bahkan salah satu akun yang mengaku warga Palembang menghubungi Bobon Santoso meminta datang ke Palembang menyediakan rendang  untuk memperbaiki nama Kota Palembang.

    “Assaamualaikum selamat malam mas Bobon, saya warga Kota Palembang mau minta bantuas mas Bobon untuk memperbaiki nama daerah saya karena dagin rendang 200 kg si Willie, kalau bisa mas Bobon masak di Palembang untuk membuktikan bahwa warga Palembang berakhlak dan beradab, karena dalam konten Willie diduga ada settingan. Besar harapan saya mas Bobon mau membantu memperbaiki nama daerah kami. Atas perhatian dan tanggapannya saya ucapkan terimakasih,” tulis akun Buday Budiman.

    Menanggapi itu, Bobon Santoso rupanya sudah mencium beberapa kejanggalan dari video yang beredar hingga membuat nama Kota Palembang jadi buruk.

    Bobon menyinggung Willie Salim hanya ingin membuat konten untuk viral saja, tidak dari hati.

    Tak hanya itu, Bobon bahkan ingin sekali datang ke Palembang membuat rendang, namun waktunya sangat padat.

    Kendati begitu, ia meminta warga Palembang untuk bersabar.

    “Satu daru ratusan DM yang masuk, sebenarnya kita sudah membedah dan menemukan beberapa kejanggalan di video yang berdampak pada reputasi negatif warga kota Palembang. Sayang sekali jadwal gua sangat padat di bulan ini, kalo ga gue pasti buktiin bahwa jika terkoordinator dengan benar ga akan ada asumsi seliar ini. Begitulah kalo orang cuma niatan buat konten gak dari hati. Buat masyarakat kota Palembang sabar ya,” tulis Bobon Santoso.

  • Bawa Lima Anak dan Suami, Khotimah Rela Berdesakan Dalam Mobil Tiga Hari Demi Mudik ke Madura – Halaman all

    Bawa Lima Anak dan Suami, Khotimah Rela Berdesakan Dalam Mobil Tiga Hari Demi Mudik ke Madura – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Geliat arus mudik Idul Fitri 1446 Hijriah telah dimulai. Pemerintah memprediksi puncak arus mudik bakal terjadi pada tanggal 26 hingga 28 Maret 2025.

    Tujuh hari jelang Lebaran banyak warga yang sudah mudik ke kampung halamannya.

    Salah satu yang melakukan ritual tahunan tersebut adalah Khotimah dan keluarganya.

    Saat ditemui Tribun, Khotimah sedang beristirahat di masjid Rest Area Tol Solo-Ngawi KM 575 A. Ia terlihat sibuk menyuapi anaknya yang masih bayi berusia lima bulan.

    “Berangkat dari kemarin mas,” ujar Khotimah saat ditanya Tribun sembari sesekali menyuapi bayinya bubur susu, Minggu(23/7/2025).

    Khotimah berencana mudik ke Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Lima orang anaknya ikut serta dengan suaminya menggunakan kendaraan pribadi.

    Ia sempat bercerita kalau selama perjalanan ia lebih banyak berhenti, karena membawa serta anak bayi.

    Beruntung kata dia lalu lintas tidak macet parah karena belum memasuki puncak arus mudik. 

    Hal itu juga menjadi alasan mengapa Khotimah memilih mudik lebih awal.

    “Alhamdulillah lancar cuma berhenti-berhenti terus. Maklum bawa anak bayi,” kata dia.

    Khotimah memulai perjalanannya dari Jakarta pada Sabtu(22/3/2025) setelah buka puasa.

    Saat ditemui sekitar pukul 15.30 WIB Khotimah baru saja tiba di rest area tol Trans Jawa KM 575.

    Ia mengaku sudah terbiasa mudik dengan membawa serta lima orang anaknya yang masih kecil meski harus berdesakan dalam mobil sepanjang perjalanan.

    “Sudah biasa tiap tahun begini,” katanya.

    Diprediksi lanjut Khotimah ia bakal tiba di Bangkalan, Madura pada Senin(24/3/2025) siang. Hal itu berarti Khotimah menempuh perjalanan dari Jakarta ke Madura nyaris tiga hari.

    “Nanti nyebrang dari Suramadu biar cepat,” kata Khotimah.

    Di Rest Area KM 575 A tidak hanya Khotimah dan keluarganya saja yang pulang ke kampung halaman. Pantauan Tribun pemudik terus berdatangan ke tempat istirahat tersebut dengan menggunakan kendaraan pribadi.