Category: Tribunnews.com Regional

  • Penyebab Kebakaran Rumah Selebgram Tewaskan 3 Balita di Kendari: Diduga dari Korek Api & Korsleting – Halaman all

    Penyebab Kebakaran Rumah Selebgram Tewaskan 3 Balita di Kendari: Diduga dari Korek Api & Korsleting – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kebakaran terjadi di rumah seorang selebgram berinisial SA di Jalan R Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/5/2025).

    Ketika itu, SA sedang pergi meninggalkan rumah dan empat balitanya.

    Akibat kejadian, ketiga anak SA meninggal dunia. ANP (3) dan AZP (1) tewas saat terjadi kebakaran rumah.

    Sementara N (3) menyusul kedua saudaranya usai dirawat di RS Hermina.

    Ketiganya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Punggolaka, Kota Kendari.

    Kanit Reskrim Polsek Mandonga, Ipda Andry Irwanto, menyampaikan tim Labfor masih akan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab kebakaran tersebut.

    “Masih tunggu labfor,” ungkapnya, Jumat (9/5/2025), dilansir TribunnewsSultra.com.

    Namun, dari beberapa keterangan yang didapatkan di lapangan, penyebab kebakaran diduga berasal dari korek api dan korsleting listrik.

    “Karena dari empat anak, itu ada satu yang sering main korek.”

    “Bisa juga karena korsleting listrik, tapi itu semua masih dugaan, untuk hasil pasti masih menunggu labfor,” terang Andry.

    Akhir Tragis 3 Balita

    Balita AN dan AZ ditemukan dalam kondisi mengenaskan dari dalam rumah terbakar pada Selasa petang.

    Satu korban lainnya S (4), masih dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) Hermina Kendari akibat luka bakar.

    N yang sebelumnya juga berjuang melawan luka bakar di sekujur tubuhnya bersama S, telah pergi untuk selama-lamanya.

    Balita N dimakamkan berdampingan dengan makam AN dan AZ yang pada pagi harinya dikebumikan dalam satu liang lahat.

    Diberitakan TribunnewsSultra.com, TPU tersebut berlokasi tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) rumah terbakar yang merenggut nyawa tiga balita tersebut.

    Sang ayah, AR, terlihat menggendong jasad N yang terbungkus kain kafan ke tempat pemakaman.

    Pada pagi harinya, AR juga terlihat membopong jasad anaknya, AN, ke liang lahat.

    SA (23), ibu dari ketiga balita, terlihat menggendong jenazah anak bungsunya, AZP.

    Sebelumnya, AR yang sempat ditemui di RS Bhayangkara Kendari, Selasa, terlihat tak bisa menutupi kesedihannya.

    AR menceritakan sosok dan keseharian anaknya, AN dan AZ, yang sudah berpulang.

    Ia memaparkan, AN memang memiliki kebiasaan untuk selalu menjaga dan melindungi adiknya, AZP.

    “Kalau ada yang mengganggu adiknya, pasti akan dibela oleh kakaknya,” ucapnya.

    Kronologi

    Pihak kepolisian dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kendari telah membeberkan kronologi kebakaran tersebut.

    Damkar dalam keterangannya menyebutkan, awalnya pusat informasi Damkarmat menerima laporan peristiwa rumah terbakar dari pelapor, KA, sekitar pukul 14.21 WITA.

    BALITA TEWAS TERBAKAR – Teriakan histeris warga mengiringi detik-detik evakuasi 2 balita tewas terpanggang dalam kebakaran rumah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kebakaran rumah tersebut terjadi di Jalan R Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, pada Selasa (06/05/2025). Dalam insiden tersebut, dua balita tewas terbakar yakni AZP yang baru berusia 1 tahun dan dan ANP berusia 3 tahun. (TribunnewsSultra.com/Istimewa)

    Sebanyak 2 mobil Damkar, 1 unit rescue, dan 1 ambulans, kemudian diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api. 

    “Sesampainya di TKP, api sudah menjalar menghanguskan 1 bangunan rumah.”

    “Warga yang ada di sekitar membantu memadamkan api dengan ember,” tulis akun Instagram resmi Damkar Kendari.

    Sebanyak empat anak yang berada di dalam rumah, menjadi korban kebakaran.

    “Dua orang anak yang selamat (S) 4 tahun dan (N) 2 tahun. Sedangkan 2 orang anak lagi tidak sempat diselamatkan karena kobaran api semakin membesar yang berusia 1 tahun (AZ) dan 2 tahun (AN) meninggal dunia hangus terbakar,” jelas Damkar Kendari.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Mandonga, Ipda Andry Irwanto, menjelaskan kondisi rumah sebelum kebakaran terjadi.

    Awalnya, SA (23) pergi keluar rumah bersama kekasihnya, AD.

    Mereka hendak membelikan makanan bagi keempat korban dan sempat mampir mengisi bahan bakar minyak (BBM) kendaraannya.

    “Mamanya korban ini bersama AD pergi membeli makanan untuk anak-anak ini,” ujar Andry, Rabu (7/5/2025).

    Namun saat tiba di rumah, SA sudah mendapati kondisi rumahnya terbakar hebat.

    Bersama warga, SA dan AD berusaha mengevakuasi para korban yang terjebak di dalam rumah.

    Korban balita N dan S sempat diselamatkan, namun dengan kondisi luka bakar berat di sekujur tubuhnya.

    Sementara, korban AN dan AZ terjebak di dalam rumah hingga ditemukan dalam kondisi terpanggang.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Penyebab Kebakaran Rumah Tewaskan Tiga Balita di Puuwatu Kendari Tunggu Hasil Labfor

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono/Desi Triana Aswan)

  • Mayat Bayi Dikirim via Ojol di Medan: Lahir Prematur, Hasil Inses Kakak Beradik, Tewas Karena Ini – Halaman all

    Mayat Bayi Dikirim via Ojol di Medan: Lahir Prematur, Hasil Inses Kakak Beradik, Tewas Karena Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Mayat bayi laki-laki yang dikirim via aplikasi online (Gosend) di Medan, Sumatra Utara (Sumut) diduga merupakan hasil inses atau hubungan sedarah.

    Terduga pelaku ialah NH (perempuan) dan RD (laki-laki). Keduanya merupakan kakak beradik dan saat ini telah ditangkap polisi pada Jumat (9/5/2025) pagi.

    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan mengatakan penangkapan setelah personel Polrestabes Medan melakukan penyelidikan di sebuah indekos Jalan Selebes, Gang 7, Kecamatan Medan Belawan.

    “Pelaku diamankan di kos-kosan pada hari Jumat pagi,” kata Kombes Ferry.

    Hasil penyelidikan sementara, jenazah bayi laki-laki itu diduga hasil hubungan NH dan RD.

    Keduanya menjalin hubungan terlarang dan NH diketahui telah mengandung sejak Januari 2025.

    NH kemudian melahirkan bayi secara prematur pada 3 Mei lalu di sebuah lokasi bernama Barak Tambunan di kawasan Sicanang, Belawan.

    Dia melahirkan seorang diri, tanpa bantuan tenaga medis.

    “Diketahui hamil Januari 2025. Pengakuan si perempuan, dia melahirkan di ‘Barak Tambunan’ Sicanang Belawan dengan cara lahiran sendiri dan membersihkan sendiri,” kata Kombes Ferry.

    Empat hari setelah dilahirkan, tepatnya pada 7 Mei, bayi itu jatuh sakit sehingga dibawa ke RS Delima, Simpang Martubung.

    Keterangan dokter yang menanganinya, bayi itu kekurangan gizi karena lahir secara prematur.

    Lantas NH disuruh membawa anaknya ke RS Pirngadi Medan untuk penanganan lebih lanjut.

    Ketakutan karena tidak ada identitas

    NH merasa ketakutan karena tidak memiliki identitas keluarga beserta kelengkapan administrasi.

    Malam harinya, Rabu 7 Mei sekitar pukul 23:00 WIB, bayi itu meninggal dunia di ‘Barak Tambunan’ di Sicanang, Belawan.

    “Mau dibawa ke RS Pirngadi ibu bayi takut dikarenakan tidak ada data keluarga sehingga membawa bayi kembali ke ‘Barak Tambunan’ Sicanang Belawan. Malam harinya, bayi meninggal tanggal 7 Mei 2025 sekira pukul 23.00 WIB di barak tersebut,” kata Ferry.

    Setelah bayi itu meninggal, NH bersama abang kandungnya membawa jasad bayi ke sebuah hotel di Kecamatan Medan Barat.

    Pada Kamis 8 Mei, sekira pukul 06:00 WIB, mereka keluar dari hotel kemudian memesan jasa layanan antar jemput barang.

    Di sinilah jasad bayi diantar ke lokasi penemuan atau tujuan oleh pengemudi ojek online.

    “Lalu diserahkan kepada driver ojol di pinggir jalan untuk diantarkan ke lokasi tujuan,” kata Ferry.

    Untuk memastikan hubungan darah antara pelaku dan bayi, polisi masih menunggu hasil tes DNA.

    Kronologis

    Sebelumnya, orderan paket berupa tas berisi mayat bayi laki-laki menghebohkan warga  Jalan Ampera III, Kelurahan Gelugur Darat II, Kecamatan Medan Timur, pada Kamis (8/5/2025) kemarin.

    Paket itu diantar seorang pengemudi ojol berinisial MYA (35) sekira pukul 06:14 WIB.

    Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon mengatakan, peristiwa bermula ketika MYA menerima orderan antar jemput barang melalui aplikasi dengan lokasi penjemputan di sebuah Indomaret, Jalan Kolonel Yos Sudarso, Medan.

    Setibanya di titik penjemputan, MYA bertemu dengan sepasang laki-laki dan perempuan, yang menyerahkan tas, yang bagian atasnya berisi kain.

    Dalam pesanannya, sepasang pemuda-pemudi itu meminta MYA mengantar paket ke Jalan Ampera III, Kelurahan Gelugur Darat II, Kecamatan Medan Timur.

    Setelah menerima tas, kemudian MYA meminta nomor orang yang akan menerima paket tersebut, dan diberi nomor berinisial P.

    Singkat cerita, MYA bergerak ke tujuan sesuai pesanan pelanggan.

    Sedangkan sepasang muda-mudi tersebut langsung menyetop mobil angkutan kota (angkot) lalu naik ke arah Simpang Brayan atau Fly Over Yos Sudarso.

    “Pemilik orderan langsung naik angkot dan driver ojek online bergerak ke tujuan pengantaran,” kata Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon, Kamis (8/5/2025).

    Begitu sampai ke lokasi pengantaran, MYA menghubungi nomor ponsel yang diberikan oleh pengirim berinisial P, untuk memastikan lokasi dekat dengan pemakaman melalui pesan singkat.

    Lalu pemilik nomor yang mengaku sebagai penerima barang meminta supaya pengemudi ojek online memberikan paket tersebut kepada seorang marbot masjid, karena nanti akan diambilnya.

    Akan tetapi MYA menolak menuruti kemauan penerima fiktif tersebut meski sudah dibayar.

    Selanjutnya, MYA kembali mengirimkan pesan namun tidak terkirim alias nomornya tidak aktif lagi.

    Mulai curiga, MYA mendatangi warga di lokasi untuk menanyakan keberadaan seorang wanita berinisial P yang tinggal di sebelah masjid.

    Ternyata warga di sekitar masjid itu sama sekali tidak mengenal nama tersebut.

    Kemudian, MYA pun mengambil tas yang dibawanya, lalu membukanya.

    Pada lapisan atas berisi kain sajadah berwarna biru. Namun setelah kain diangkat, langsung terlihat bayi laki-laki yang sudah meninggal dunia.

    “Saksi melihat sajadah biru dan di bawahnya langsung melihat wajah bayi. Saksi langsung kaget, dan merapat ke arah ibu-ibu dan disaksikan oleh kepling. Kemudian kepling melaporkan kejadian tersebut,” kata Kompol Siti. 

    Pernyataan Godams

    Ketua Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams), Agam Zubir, menjelaskan bahwa Yusuf alias MYA bertemu dengan pengorder yang bersama seorang perempuan di depan Indomaret, Jalan KL Yos Sudarso. 

    Paket yang diberikan berupa kardus dan ditujukan kepada seseorang bernama Putri.

    “Yusuf menerima barang yang mau diantar ke penerima bernama Putri. Paket ini berupa satu kotak kardus,” kata Agam.

    Setibanya di alamat tujuan di Jalan Kapten Muchtar Basri, Kecamatan Medan Timur, Yusuf menelepon nomor penerima. Ia sempat diminta untuk menitipkan paket ke marbot masjid, tapi menolak karena tidak ada orang di lokasi.

    “Nah, si customer ini sempat meminta agar paket itu diberikan ke marbot masjid. Tapi Yusuf menolak karena tidak ada orang di lokasi,” sebut Agam.

    Setelah upaya menghubungi penerima gagal dan warga sekitar juga tidak mengenal nama tersebut, Yusuf akhirnya membuka paket bersama warga.

    “Karena tak ada yang kenal, inisiatif lah dia membuka paket itu bersama warga sekitar. Terus terkejut lah, rupanya ada mayat bayi,” ucap Agam.

    “Jadi di dalam kardus itu ada beberapa helai kain dan di bawahnya ada mayat bayi,” tambahnya. Kasus ini kini ditangani oleh pihak kepolisian, yang masih mendalami motif dan hubungan pelaku dengan bayi tersebut.

     

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul MISTERI Ojol Antar Paket Mayat Bayi, Pelaku Ternyata Kakak Beradik, Diduga Hasil Hubungan Terlarang

  • 1.300 Eks Karyawan Sritex Kembali Bekerja Pekan Ini, Begini Penjelasan Disnaker Sukoharjo – Halaman all

    1.300 Eks Karyawan Sritex Kembali Bekerja Pekan Ini, Begini Penjelasan Disnaker Sukoharjo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 1.300 eks karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) disebut mulai kembali bekerja pada pekan ini, Jumat (9/5/2025).

    Sebagaimana diketahui, PT Sritex resmi tutup pada Maret 2025 lalu setelah Pengadilan Niaga Kota Semarang memutuskan perusahaan tersebut dalam status pailit. 

    Akibatnya, ribuan karyawan perusahaan tekstil itu harus mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

    Namun, harapan baru muncul selepas manajemen dari investor baru mulai mengaktifkan kembali sebagian unit produksi, khususnya di bagian garmen. 

    Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Sukoharjo, Sumarno, membenarkan kabar tersebut.

    Sumarno mengatakan, meski belum ada pemberitahuan resmi secara tertulis dari pihak manajemen, proses persiapan sudah berjalan.

    “Kemarin dari perwakilan manajemen sudah menyampaikan, tetapi secara resmi belum. Ini baru pembicaraan lisan, belum ada surat tertulis,” terang Sumarno, dilansir Tribun Solo, Jumat (9/5/2025).

    Ia juga mengatakan, berdasarkan informasi, sudah ada 1.300 eks karyawan yang mulai masuk di bagian garmen untuk tahap awal.

    Selain itu, Sumarno membeberkan bahwa saat ini kegiatan masih dalam tahap persiapan, seperti pembersihan mesin dan penataan ulang peralatan produksi.

    “Sudah mulai bersih-bersih mesin, persiapan produksi. Laporan terakhir, sudah ada yang bekerja mulai pekan ini,” tambahnya.

    Sumarno juga menyatakan, sebanyak 1.300 eks karyawan Sritex itu berada di bagian garmen, sedangkan weaving dan spinning, masih dalam tahap proses. 

    Kemudian, saat disinggung nama investor baru yang saat ini mengambil alih PT Sritex, Sumarno masih enggan menjawab.

    Pasalnya, belum ada surat resmi terkait aktivitas di Pabrik Sritex.

    Dugaan Kasus Korupsi di Sritex

    Di sisi lain, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap alasannya tetap menyelidiki kasus dugaan korupsi pada PT Sritex meski perusahaan swasta.

    Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar mengatakan, hal ini karena adanya dugaan pemberian fasilitas kredit oleh perbankan dilakukan oleh perusahaan pelat merah dalam materi penyidikan.

    “Itu yang saya sampaikan bahwa bank pemberi kredit ini kan bank pemerintah,” kata Harli kepada wartawan dikutip pada Selasa (6/5/2025).

    Merujuk dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang keuangan negara secara eksplisit disebutkan bahwa keuangan daerah juga merupakan keuangan negara.

    Oleh sebab itu, Harli menyebut, jika memang ditemukan adanya tindakan melanggar hukum terkait pemberian fasilitas kredit terhadap perusahaan keluarga Lukminto, itu masuk dalam kategori korupsi.

    “Oleh karenanya kita melihat apakah dana-dana yang diberikan sebagai pinjaman ke bank ke PT Sritex oleh uang pemerintah ini dan bank daerah ada terindikasi ya.”

    “Perbuatan melawan hukum yang terindikasi merugikan keuangan negara atau daerah. Itulah yang mau dilihat dari sisi apakah ada kerugian negara di situ,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Harli Siregar membenarkan adanya pengusutan dugaan kasus korupsi di Sritex.

    Hanya saja, pengusutan dugaan korupsi yang tengah dilakukan itu saat ini masih bersifat penyidikan umum.

    “Masih penyidikan umum,” jelas Harli saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (1/5/2025).

    Ia menerangkan, penyidik tengah mencari adanya dugaan korupsi terkait pemberian kredit bank terhadap PT Sritex.

    “(Dugaan korupsi) dalam hal pemberian kredit bank kepada Sritex,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Nasib Eks Karyawan Sritex di Sukoharjo, 1.300 Orang Kembali Bekerja Pekan Ini, Tapi di Bidang Garmen.

    (Tribunnews.com/Deni/Abdi)(TribunSolo.com/Anang Maruf)

  • 40 Siswa Jalani Pembinaan di Makodim 0610/Sumedang, Dedi Mulyadi: Bukan Pendidikan Militer – Halaman all

    40 Siswa Jalani Pembinaan di Makodim 0610/Sumedang, Dedi Mulyadi: Bukan Pendidikan Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut, sebanyak 40 siswa yang dibina di Makodim 0610/Sumedang bukan menjalani pendidikan militer.

    Menurut Dedi, pembinaan itu merupakan usaha untuk mengembalikan kedisiplinan siswa.

    Pasalnya, sejumlah metode diterapkan di dalam pembinaan tersebut, seperti tes psikologi dan kesehatan.

    “Yang punya metode bupati, ini pengelolaannya di bawah bupati dan Dandim, diawasi Danrem, Polri juga nanti mengawasi, bagaimana mereka menghilangkan kebiasaan berkendaraan di bawah umur dan gadget.” 

    “Ada tes psikologi, kesehatan, kecukupan gizi, dan lainnya sudah cukup. Ini menunjukkan kepada publik bahwa ini bukan pendidikan militer, tapi kedisiplinan agar siswa mau minum air putih, makan bergizi, mau berolahraga,” ujar Dedi di Makodim Sumedang, dilansir Tribun Jabar, Jumat (9/5/2025). 

    Selain di Sumedang, Dedi Mulyadi mengatakan, kegiatan ini terus menerus di sejumlah kabupaten/kota.

    Ia bahkan mengimbau supaya bupati dan wali kota tak gengsi untuk meniru hal serupa.

    “Terus, banyak, kemarin kan Cianjur, kemudian nanti Bekasi, Kota Bekasi, pokoknya semua daerah yang berkebutuhan.” 

    “Bupatinya jangan gengsi, nanti daerah lain sudah tertib, ini ribut geng motor,” ungkapnya.

    Harapan Orang Tua

    Orang tua berharap, anaknya yang dibina di Makodim Sumedang bisa menjadi disiplin.

    Sebagaimana diketahui, siswa SMP yang dikirim ke Makodim Sumedang merupakan mereka yang dikategorikan nakal.

    Susi (46), orang tua dua siswa SMPN 1 Cimanggung, H dan H, mengaku senang anaknya bisa masuk ke situ. 

    Saat para guru memintanya untuk menandatangani surat persetujuan, dirinya segera menandatanganinya. 

    “Bagus sekali untuk mendisiplinkan kembali anak-anak yang selama ini terdampak lingkungan dan digital.” 

    “Memengaruhi kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan pulang dari sini disiplin lagi,” ucapnya, Jumat.

    Susi menyebut H dan H sering bolos sekolah, kecanduan game online, dan sering begadang.

    Menurutnya, ia dan sang suami sudah jengkel mendidik keduanya.

    Oleh sebab itu, ketika ada program siswa masuk Kodim, dirinya sangat senang. 

    “Enggak apa-apa di sini kan dididik, untuk membangun pribadi yang bagus. Jelas lah dengan suami sempat putus asa karena kewalahan, dibilangin susah, itu sudah nyandu sekali dengan main gim,” ucap Susi.

    Susi pun menyampaikan dukungan dan terima kasih kepada Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir.

    “Semoga sukses dengan programnya dan saya sangat mendukung sekali, mudah-mudahan anak-anak sukses di masa depan,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul ‘Bukan Pendidikan Militer’ kata Dedi Mulyadi soal 40 Siswa Jalani Pembinaan di Makodim 0610/Sumedang.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Kiki Andriana)

  • Campurkan Bahan Kimia Obat, Pabrik Jamu Ilegal di Klaten Digerebek BPOM RI, Ada 4 Lokasi – Halaman all

    Campurkan Bahan Kimia Obat, Pabrik Jamu Ilegal di Klaten Digerebek BPOM RI, Ada 4 Lokasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pabrik jamu di Klaten, Jawa Tengah, digerebek Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

    Ada empat lokasi pabrik yang digerebek karena memproduksi jamu ilegal.

    Irjen Tubagus Ade Hidayat selaku Deputi Bidang Penindakan BPOM RI menuturkan, penggerebekan ini berjalan sejak Rabu (7/5/2025).

    “Jadi pada hari kemarin, tanggal 7 Mei 2025, Badan POM RI melalui Deputi Penindakan bekerja sama dengan Balai Besar POM Semarang,” ujarnya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Ia menuturkan, ada empat lokasi yang dilakukan penindakan.

    “Perlu kami sampaikan, penindakan ini mencakup empat TKP,” paparnya.

    Keempat lokasi tersebut diketahui masih saling terkait.

    “Lokasi TKP 1 dan 2 tidak jauh dari sini. Sedangkan TKP 3 dan 4 agak sedikit jauh, namun semuanya masih merupakan satu rangkaian,” ucapnya.

    Ia menuturkan, jamu-jamu tersebut mengandung bahan kimia obat yang dilarang.

    “Pelanggarannya adalah melakukan kegiatan produksi farmasi yang tidak sesuai standar,” 

    “Bahan yang digunakan adalah bahan jamu, tetapi di dalamnya dicampur bahan kimia obat,” ujarnya.

    Ia menuturkan, bahan kimia obat tak boleh dicampurkan dalam produk obat tradisional atau jamu.

    “Padahal, bahan kimia obat tidak boleh dicampurkan ke dalam produk obat tradisional atau jamu,” tambahnya.

    Selain itu, produk jamu tersebut juga tak memiliki izin edar resmi.

    Terpisah, Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto mengatakan bahwa perlu adanya tindakan tegas kepada produsen jamu ilegal di wilayahnya.

    “Ini perlu adanya penindakan, dari rekan-rekan mungkin menggandeng APH (Aparatur Penegak Hukum)” ujar Benny pada Kamis (8/5/2025).

    Kepada TribunSolo.com, ia juga menuturkan bahwa jamu-jamu ilegal harus ditindak karena tidak sesuai aturan.

    “Tetapi memang untuk menghindari kegiatan serupa, kita perlu tindakan tegas untuk melakukan penindakan jamu ilegal ini,” paparnya.

    Sebagai pencegahan konsumsi jamu ilegal, ia juga menuturkan perlu untuk adanya edukasi kepada konsumen supaya tidak membeli produk tersebut.

    “Memberikan edukasi kepada konsumen, bahwasanya untuk jamu-jamu ilegal ini memang kalau bisa jangan untuk dikonsumsi dan dibeli,”

    “Karena kita enggak tahu keamanan dan efek dari jamu tersebut,” ucapnya.

    Kesaksian Warga

    Salah satu produsen jamu ilegal yang digerebek BPOM RI berada di Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

    Seorang warga setempat, Giyarto (60), mengaku tak mengetahui bahwa tempat yang digerebek tersebut adalah gudang yang digunakan untuk produksi jamu ilegal.

    Ia bahkan menganggap gudang tersebut adalah sebuah garasi.

    “Saya tahunya bangunan itu untuk garasi motor (atau mobil) pribadi,” katanya kepada TribunJogja.com, Kamis (8/5/2025).

    Gudang tersebut, lanjut Giyarto, baru berdiri sekitar satu tahun terakhir.

    Warga lainnya, Rohmat (28) juga menganggap bangunan tersebut adalah garasi untuk parkir mobil.

    “Setiap lewat jalan ini, posisi pintu gerbangnya sering tutupan. Kalau pas dibuka, saya hanya melihat mobil saja, jadi tahunya itu parkiran mobil,”

    “Tidak tahu kalau gudang produksi jamu, karena tidak kelihatan ada barang-barang seperti kardus,” jelas Rohmat.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul BPOM RI Bongkar Produk Jamu Ilegal di Klaten: Produk Dicampur Bahan Kimia Obat dan Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Gudang Produksi Jamu Ilegal Digrebek BPOM RI, Warga Bonyokan Klaten: Tahunya Garasi Mobil

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSolo.com, Zharfan Muhana)(TribunJogja.com, Dewi Rukmini)

  • Murid SDN Kedung Jaya Bogor Tidak Habiskan Menu MBG, Kepala Sekolah: Kelihatannya Trauma – Halaman all

    Murid SDN Kedung Jaya Bogor Tidak Habiskan Menu MBG, Kepala Sekolah: Kelihatannya Trauma – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Kepala SDN Kedung Jaya 1 Kota Bogor sekaligus Plt Kepala SDN Kedung Jaya 2 Kota Bogor Rudi Hartoni mengatakan sebagian menu makanan bergizi gratis (MGB) tidak dihabiskan murid.

    Hal itu diduga terkait adanya sebagian siswa yang keracunan MBG beberapa waktu lalu.

    “Bahkan siswapun kalau kita lihat sejak kejadian kemarin keliatannya trauma. Karena ada beberapa menu yang kelihatannya tidak habis,” kata Rudi Hartono kepada wartawan, Jumat (9/5/2025).

    Di SDN Kedung Jaya 1 sendiri yang diduga keracunan MBG ada empat orang dan Kedung Jaya 2 ada enam orang.

    Semuanya saat ini tengah dirawat di beberapa rumah sakit mulai dari RS Islam, Hermina dan di RS Salak.

    “Kami pun sudah berbagi tugas dengan guru untuk mengecek ke rumah sakit,” ujarnya.

    Sejauh ini, siswa di dua SDN ini sudah menerapkan cuci tangan sebelum MBG.

    “Memang sudah lama kita menerapkan cuci tangan dan berdoa dan itu jelas. Sebelum dan sesudah dilakukannya,” ujarnya.

    Rudi pun berharap kasus dugaan keracunan MBG ini menjadi pembelajaran.

    “Mudah mudahan ini bisa menjadi pembelajaran untuk semua penyedia MBG khusunya untuk berhati hati dan menjadikan pembelajaran yang sangat sangat penting untuk mereka agar lebih baik lagi kedepannya,” tandasnya.

    Sementara itu, Korban dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor bertambah.

    Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat ada 171 orang siswa yang saat ini diduga mengalami keracunan MBG.

    Mereka mengonsumsi makanan MBG yang disiapkan oleh dapur MBG Sekolah Bosowa Bina Insani.

    Kadinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, penambahan paling banyak terjadi pada hari ini, Kamis (8/5/2025) yakni sebanyak 135 orang.

    Pasien yang masuk rawat inap hari ini 17 orang, sehingga jumlah total yang dirawat inap sebanyak 22 orang.

    “Secara kumulatif total korban yang tercatat sebanyak 171 orang, dengan rincian 22 orang menjalani rawat inap, 29 orang menjalani rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan,” kata Sri Nowo Retno dalam keterangan tertulisnya.

    Sebaran 22 korban yang menjalani rawat inap di RS Hermina tujuh orang, RS Azra empat orang, RS Islam enam oran, RS EMC satu orang, RS Graha Medika dua orang, dan RS Salak dua orang.

    Penulis: Rahmat Hidayat

     

  • 17 Siswa Bandung Barat Masih Selamat, Tak Langsung Dikirim ke Barak Militer usai Dirazia Satpol PP – Halaman all

    17 Siswa Bandung Barat Masih Selamat, Tak Langsung Dikirim ke Barak Militer usai Dirazia Satpol PP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 17 siswa SMP dan SMA di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) nyaris dikirim ke markas TNI untuk mengikuti program pendidikan militer gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Pasalnya, belasan pelajar tersebut terjaring razia saat bolos sekolah oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bandung Barat pada Kamis (8/5/2025).

    Para siswa itu terancam dikirim ke barak militer jika masih tak berubah dan mengulangi hal yang sama.

    “Kalau di lain waktu kejadian lagi, tentu bisa saja dikirim ke sana (Barak Militer),” kata Kasatpol PP Bandung Barat, Ludi Awaludin, Kamis, dilansir TribunJabar.id.

    Ludi mengatakan bahwa penjaringan pelajar bolos itu dilakukan saat Satpol PP Bandung Barat sedang melakukan penertiban terhadap anak jalanan (Anjal).

    Saat menyisir Anjal, petugas Satpol PP mendapati sejumlah pelajar yang beraktivitas di luar sekolah mulai dari nongkrong di warung hingga nongkrong di pinggir jalan. 

    “Tadi awalnya kami sedang melakukan kegiatan penertiban terhadap anak jalanan, namun dalam praktiknya juga ditemukan anak sekolah yang sedang membolos. Sehingga kita ikut amankan juga,” ungkap Ludi.

    Terdapat beragam alasan yang membuat para pelajar tersebut melakukan bolos sekolah mulai dari terlambat masuk, tidak menyukai mata pelajaran tertentu, hingga sengaja keluar sekolah sebelum jam pelajaran berakhir.

    “Alasannya macam-macam, katanya enggak suka pelajaran matematika, kemudian memang ada yang malas sekolah. Apapun alasannya hal itu tidak dibenarkan, sehingga kami amankan dan kami akan bina,” bebernya.

    Berdasarkan pemeriksaan, petugas Satpol PP tidak menemukan adanya senjata tajam (sajam) maupun obat terlarang yang dibawa oleh para pelajar yang terjaring razia.

    “Tidak ada benda-benda seperti itu, jadi murni mereka ini memang membolos saja. Kemudian kita data dan kita panggil sekolahnya supaya tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut,” sebut Ludi.

    Beda nasib dengan para pelajar di Bandung Barat, sebanyak 19 pelajar SMA sederajat di Kabupaten Indramayu, Jabar, dikirim ke Resimen Induk Kodam (Rindam) III/Siliwangi Bandung pada Senin (5/5/2025) dini hari.

    Mereka akan mengikuti pembinaan oleh para tentara agar terbentuk karakter yang lebih disiplin.

    “Mereka merupakan ‘anak-anak hebat’ yang akan mengikuti pembinaan di barak militer,” ucap Pembina Guru BK se-Kabupaten Indramayu, Erna Setyawati Kamis, dilansir TribunJabar.id.

    Erna menyampaikan bahwa sesuai petunjuk Gubernur Dedi Mulyadi, 19 siswa tersebut tercatat kurang disiplin oleh pihak sekolah.

    Para siswa diketahui sering bolos hingga terlibat tawuran, bahkan ada juga yang sampai berurusan dengan pihak kepolisian.

    Pihak sekolah sendiri juga kewalahan dalam melakukan pembinaan dalam pembentukan karakter terhadap anak-anak tersebut.

    Erna menyebutkan bahwa 19 pelajar ini berasal dari 6 sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu.

    Para pelajar dikirim ke barak militer sudah atas dasar izin dari pihak orang tua dan sekolah.

    “Orang tua mereka setuju dan menyambut baik. Sekolah dan pemerintah hanya membantu mengarahkan karakter anak agar menjadi baik,” jelas Erna.

    Sebagai informasi, uji coba telah dimulai dengan dikirimnya 39 siswa SMP yang dianggap nakal ke Resimen Artileri Medan 1/Sthira Yudha, Batalyon Armed 9 di Bungursari, Purwakarta, Jabar, pada Kamis (1/5/2025) lalu.

    Disusul pada Selasa (6/5/2025), sebanyak 30 siswa dari berbagai sekolah dikirim ke Batalyon Infanteri Raider 300/Braja Wijaya di Kabupaten Cianjur, Jabar, guna menjalani pembinaan oleh tentara.

    Selama mengikuti pendidikan berkarakter di markas TNI ini, para siswa juga akan didampingi psikolog dan petugas kesehatan untuk memastikan aspek emosional serta fisik mereka terjaga.

    Para siswa yang mengikuti program pendidikan militer ini pun akan tetap mendapat pendampingan dari sekolah maupun Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar.

    Kriteria siswa yang dianggap bermasalah atau nakal untuk mengikuti program tersebut secara umum telah tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Nomor: 43/PK.03.04/KESRA.

    Di antaranya sering terlibat tawuran pelajar, kecanduan bermain gim, merokok, mabuk, balapan motor, menggunakan knalpot brong, dan perilaku tidak terpuji lainnya.

    Para orang tua siswa juga akan dimintai persetujuan secara lisan, dan menandatangani surat sebagai persyaratan tertulis untuk mengikutsertakan anaknya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Belasan Pelajar Bandung Barat Bolos Sekolah Dirazia Satpol PP, Terancam Dikirim ke Barak Militer

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan/Handhika Rahman)

  • Sopir Truk Kecelakaan Maut di Purworejo Meninggal Dunia – Halaman all

    Sopir Truk Kecelakaan Maut di Purworejo Meninggal Dunia – Halaman all

    Sopir truk yang mengalami kecelakaan maut di Purworejo meninggal dunia, Jumat (9/5/2025). Korban sempat dirujuk ke RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.

    Tayang: Jumat, 9 Mei 2025 12:29 WIB

    Tribun Jogja/Alexander Ermando

    REM BLONG – Truk tronton Hino500 pemicu kecelakaan maut di jalan turunan Kalijambe, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025), saat diderek pasca kecelakaan,Insiden ini menyebabkan 11 penumpang angkot tewas dan 6 korban luka. Sopir truk meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. 

    TRIBUNNEWS.COM – Korban kecelakaan maut di Kalijambe, Purworejo, Jawa Tengah, bertambah satu.

    Seorang sopir truk berinisial L (48), dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (9/5/2025) sekira pukul 05.08 WIB di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.

    Kabar meninggalnya L disampaikan oleh Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, kepada wartawan.

    “Innalillahi wa innailaihi rojiun, pasien kiriman (RSUD dr. Tjitrowardojo) Purworejo pagi ini jam 05.08 berpulang,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Jumat.

    Banu menjelaskan, pihak rumah sakit belum dapat memberikan rincian mengenai kondisi medis L.

    “Statement medis saya belum dapat infokan. Kami akan mengkomunikasikan dengan pihak pengirim terlebih dahulu,” tuturnya.

    Sebelum dirujuk ke RSUP Dr Sardjito, L telah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo untuk penanganan lebih lanjut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Penyebab Kebakaran Rumah Selebgram Tewaskan 3 Balita di Kendari: Diduga dari Korek Api & Korsleting – Halaman all

    Tangis Selebgram SA di Makam 3 Anaknya, Pergi dengan Pacar saat 4 Buah Hatinya Terbakar di Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tangis pilu selebgram berinsial SA (23) di pemakaman anaknya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Punggolaka, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (7/5/2025).

    SA menangis histeris di sisi liang lahat tiga buah hatinya yang meninggal dalam insiden kebakaran tragis yang terjadi di rumah mereka.

    Adapun rumah SA yang berada di Jalan R Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, terbakar pada Selasa (6/5/2025).

    Peristiwa yang terjadi sekira pukul 14.00 Wita itu telah merenggut nyawa tiga balita.

    SA sangat berduka, terlihat ia tak mampu membendung air matanya.

    Ia juga tampak menggendong jasad anak bungsunya sebelum dimakamkan.

    Sementara ayah korban tampak menangis dalam diam. 

    Kesedihan SA dan AR yang sudah berpisah itu pun menyayat hati para pelayat yang hadir.

    Kepedihan SA juga tampak saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara.

    SA menangis terisak sembari memeluk bungkusan makanan cepat saji yang sedianya ia beli untuk santapan keempat buah hatinya.

    Diketahui, saat kejadian SA pergi bersama kekasihnya berinisial A dan meninggalkan empat balitanya di rumah.

    Namun, saat ia kembali, api sudah membesar dan melahap rumahnya.

    “Saya pergi membeli makanan untuk mereka, tiba saat pulang ternyata sudah terbakar,” ujarnya, Selasa, dilansir TribunnewsSultra.com.

    Dua anak SA yakni AZP (1) dan ANP (3), ditemukan tewas terbakar di dalam lemari dengan posisi saling mendekap erat.

    “(Kedua korban) didapat di lemari, kasihan sekali,” kata bibi korban, RI (35).

    Sementara dua balita lainnya NW (3) dan SN (4), ditemukan selamat dengan luka bakar serius.

    Akan tetapi, NW yang sebelumnya berjuang melawan luka bakar yang menggerogoti tubuhnya harus menyerah.

    NW menghembuskan napas terakhir pada Rabu sekira pukul 16.30 Wita, hanya berselang 6 jam setelah AN dan AZ dimakamkan sekira pukul 10.00 Wita.

    Di hari yang sama, NW dimakamkan berdampingan dengan makan saudaranya AN dan AZ, sekira pukul 20.00 Wita.

    Sementara itu, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran di rumah selebgram SA.

    Kasat Reskrim Polres Kendari, AKP Nirwan Fakaubun mengatakan, sejauh ini, pihaknya belum menemukan adanya unsur kelalaian dalam insiden kebakaran tersebut.

    “Berdasarkan kronologi sementara, kami belum menemukan adanya unsur kelalaian dari kebakaran tersebut,” katanya, Rabu.

    Kendati demikian, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

    “Tentu, saat ini masih terus dilakukan investigasi,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Pengakuan Ibu Empat Balita Korban Kebakaran di Punggolaka Puuwatu Kendari Sulawesi Tenggara

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsSultra.com/La Ode Ahlun Wahid)

  • Sempat Viral Minta THR Rp 165 Juta, Kades Klapanunggal Bogor Disorot Lagi, Kini Anaknya yang Berulah – Halaman all

    Sempat Viral Minta THR Rp 165 Juta, Kades Klapanunggal Bogor Disorot Lagi, Kini Anaknya yang Berulah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Desa (Kades) Klapanunggal, Ade Endang Saripudin lagi-lagi menjadi sorotan.

    Pak Kades di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) itu sempat viral karena meminta tunjangan hari raya (THR) sebesar Rp 165 juta kepada pengusaha.

    Ia kembali diperbincangkan karena kini giliran anaknya yang berulah.

    Putra dari Ade, LR (26) ditetapkan sebagai tersangka setelah melakukan penganiayaan terhadap warga berinisial MWM (27).

    Penetapan status tersangka terhadap LR ini dilakukan oleh Polsek Klapanunggal kurang dari sepekan setelah korban melaporkan kasus tersebut.

    Meski antara korban dengan pelaku bersepakat untuk menyelesaikan persoalan ini melalui musyawarah, tetapi proses hukum di kepolisian tetap berlanjut.

    “Kami tetap menjalankan proses sesuai prosedur, sambil menunggu petunjuk lebih lanjut terkait masalah pengajuan permohonan Restorative Justice yang telah diajukan oleh pelapor yang juga merupakan korban,” kata Kapolsek Klapanunggal, AKP Silfi Adi Putri, Rabu (7/5/2025), dilansir TribunnewsBogor.com.

    Penetapan tersangka oleh Polsek Klapanunggal ini dilakukan pada Senin (5/5/2025), setelah memeriksa saksi-saksi dan gelar perkara.

    Pelaku LR dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.

    Sementara itu, korban mengalami luka sobek dan memar di bagian wajah akibat dianiaya oleh pelaku menggunakan tangan kosong.

    “Korban mengalami luka sobek pada pelipis kiri dan memar di pelipis kanan, kemudian menjalani pengobatan di RSIA Kenari Graha Medika. Korban baru melapor keesokan harinya, tanggal 30 April,” ungkap Silfi Adi.

    Kasus Pak Kades Klapanunggal

    Mengulik kembali pada momen lebaran 2025, saat Ade sang Kades Klapanunggal mendapat kecaman karena surat edarannya yang meminta THR senilai Rp 165 juta viral di media sosial (medsos) beberapa waktu lalu.

    Bahkan Ade sampai kena semprot oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi imbas surat edaran meresahkan itu.

    Surat permintaan THR itu ditandatangani Ade selaku Kades Klapanunggal.

    Dalam surat tertera rencana anggaran THR untuk aparatur desa yang mencapai Rp 165 juta, dengan rincian 200 paket bingkisan, 200 amplop THR, 200 paket kain sarung, dan 200 paket konsumsi.

    Kemudian ada biaya untuk penceramah, pembaca ayat suci Alquran, sewa sound system, dan tambahan biaya tak terduga.

    Uang THR yang terhimpun tersebut nantinya akan digunakan untuk menggelar halal bi halal pada Jumat (21/3/2025) di Kantor Desa Klapanunggal.

    Ade berdalih bahwa surat edaran yang viral di medsos itu hanya bersifat imbauan.

    “Maksudnya hanya bersifat imbauan,” ujar Ade, dilansir TribunnewsBogor.com.

    Ade pun meminta maaf atas tindakannya meminta THR kepada perusahaan dan pabrik di Klapanunggal, Bogor.

    “Saya mengaku salah dan memohon maaf kepada para pihak yang kurang berkenan,” tuturnya.

    Ade juga mengatakan akan menarik kembali surat edaran yang meresahkan tersebut.

    “Mohon kepada para pengusaha untuk menghiraukan yang sudah terlanjur beredar, dan saya akan menarik surat himbauan tersebut, dan saya akan menarik kembali surat imbauan tersebut,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Anak Kades Kalapanunggal Bogor Jadi Tersangka Penganiayaan, Terancam 5 Tahun Penjara

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)