Category: Tribunnews.com Nasional

  • Baleg DPR: Ketentuan Koperasi Kelola Minerba Diatur UU Nomor 3 Tahun 2020 – Halaman all

    Baleg DPR: Ketentuan Koperasi Kelola Minerba Diatur UU Nomor 3 Tahun 2020 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Martin Manurung menyesalkan adanya narasi negatif dari sebuah podcast terkait ketentuan Koperasi dalam pengelolaan mineral dan batu bara (Minerba).

    Apalagi, kata dia, narasi yang dibangun pada program bincang-bincang itu bersifat tendensius, bahkan seakan mengarahkan Undang-Undang Minerba yang baru disahkan DPR RI memiliki tujuan yang buruk. 

    “Kami sangat menyayangkan narasi yang dibuat dalam acara podcast tersebut cenderung tendensius dan tidak berbasis data,” tutur Martin kepada wartawan, Jakarta, Jumat (4/4/2025).

    Legislator dari Fraksi Partai NasDem itu menekankan jika regulasi pengelolaan Minerba oleh Koperasi sudah diatur jauh sebelum disahkannya UU Minerba baru. Dia mengatakan ketentuan Koperasi dalam mengelola Minerba termaktub dalam UU Nomor 3 Tahun 2020.

    “Ada 5 pasal yang sudah mengatur keberadaan Koperasi,” ucapnya. 

    Dia menjelaskan pada Pasal 65 ayat 1 disebutkan Badan Usaha, Koperasi, atau perusahaan perorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Pasal 57, dan Pasal 60 yang melakukan usaha pertambangan wajib memenuhi persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan finansial.

    Selanjutnya di poin kedua dijelaskan ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan finansial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Berikutnya, kata Martin, pada Pasal 66 dikatakan bahwa kegiatan pertambangan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikelompokkan sebagai berikut, pertambangan mineral logam, pertambangan mineral bukan logam, atau pertambangan batuan.

    Sedangkan pada Pasal 67 mengatur IPR diberikan oleh Menteri kepada, pertama orang perseorangan yang merupakan penduduk setempat. Kedua, koperasi yang anggotanya merupakan penduduk setempat.

    Atas penjeleasan detail dari setiap pasalnya, Martin menyayangkan adanya pihak-pihak yang membangun narasi-narasi negatif terkait UU Minerba yang baru disahkan tersebut.

    “Ada pernyataan host acara Podcast Bocor Alus pada menit 5.45 yg menyatakan bahwa Koperasi bisa mendapatkan izin usaha pertambangan. Padahal terkait ketentuan Koperasi dalam perizinan Minerba sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020, bukan mendadak ada dalam revisi UU Minerba,” katanya.

    Martin kembali menekankan bila ketentuan izin koperasi dalam mengelola Minerba bukan ‘barang baru’ yang diatur dalam UU Minerba. Dia menegaskan aturan terkait peran Koperasi dalam pengelolaan Minerba jelas sudah lebih dulu diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2020 tersebut.

    “Bahkan ketentuan Koperasi dalam perizinan Minerba sudah diatur dalam 5 pasal di Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020,” tutur Martin.

    Dirinya juga menilai bahwa apa yang disampaikan pada podcast tersebut kurang memiliki data yang valid, provokatif dan kurang membaca data yang ada.

    Martin juga menyebut bahwa opini yang dibuat ada pihak yang mengendalikan proses di Baleg tidak benar, karena setiap fraksi yang ada di DPR memiliki independensi tersendiri yang tidak bisa diintervensi fraksi lain. 

    “Kami berharap ke depan Bocor Alus lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang akurat. Jangan sampai podcastnya hanya menjadi ajang gosip yang tidak berbasis data yang benar, seperti narasi tentang koperasi dalam revisi UU Minerba,” ujarnya. (Tribunnews.com/M Zulfikar)
     
     
     
     
     
     
     

  • 40 Persen Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta, Puncak Arus Balik Diprediksi pada 5-8 April – Halaman all

    40 Persen Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta, Puncak Arus Balik Diprediksi pada 5-8 April – Halaman all

    Masih ada sekitar 60 persen pemudik yang belum kembali. Mereka diperkirakan akan kembali ke Ibu Kota pada periode 5 hingga 8 April.

    Tayang: Sabtu, 5 April 2025 01:34 WIB

    lihat foto

    Tribunnews.com/Fersianus Waku

    ARUS BALIK- Ilustrasi 40 persen pemudik sudah kembali ke Jakarta hingga H+4 Lebaran, Jumat (4/4/2025).

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menyampaikan sekitar 40 persen pemudik sudah kembali ke Jakarta hingga H+4 Lebaran, Jumat (4/4/2025).

    Data tersebut mengacu pada proyeksi total arus balik yang mencapai 2,2 juta pemudik.

    “Proyeksi arus balik itu 2,2 juta, hari ini diperkirakan sudah hampir 40 persen yang sudah mengarah ke Jakarta,” ujar Agus saat meninjau Gerbang Tol Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah.

    Dengan demikian, masih ada sekitar 60 persen pemudik yang belum kembali. Mereka diperkirakan akan kembali ke Ibu Kota pada periode 5 hingga 8 April.

    Agus menegaskan pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi guna menghindari kemacetan parah saat puncak arus balik nanti. Salah satunya adalah penerapan rekayasa lalu lintas berupa sistem satu arah (one way) nasional.

    “Ini sudah kita persiapkan karena memang kehadiran Bapak Kapolri ke Jawa Tengah akan memberangkatkan flag off arus balik, jadi one way nasional arus balik pada tanggal 6 (April) kurang lebih jam 9 di Kalikangkung,” jelasnya.

    Pihak kepolisian pun mengimbau para pemudik untuk mengatur waktu perjalanan kembali ke Jakarta dengan bijak agar tak terjebak kepadatan lalu lintas. 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • VIDEO Cerita Libur Lebaran 2025: Lihat Jerapah di Ragunan dan Jasa Foto di Ancol Sepi Peminat – Halaman all

    VIDEO Cerita Libur Lebaran 2025: Lihat Jerapah di Ragunan dan Jasa Foto di Ancol Sepi Peminat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meski gema libur Lebaran 2025 mulai mereda, dua destinasi wisata andalan Ibu Kota, Taman Margasatwa Ragunan dan Taman Impian Jaya Ancol, masih menjadi magnet bagi warga yang ingin menikmati waktu santai bersama keluarga, Jumat (4/4/2025).

    Kepadatan pengunjung masih terasa di kedua tempat tersebut.

    Namun, dibandingkan dua hari sebelumnya, jumlah wisatawan mulai menurun, seiring berakhirnya masa cuti dan persiapan kembali ke rutinitas.

    Cerita Liburan Lebaran di Ragunan

    Pada H+4 Lebaran hari ini, Jumat (4/4/2025), suasana di Taman Margasatwa Ragunan tidak sepadat dua hari sebelumnya.

    Kepadatan kendaraan yang masuk ke area Kebun Binatang Ragunan tidak terlihat seperti kemarin.

    Jumlah pengunjung di Ragunan paling banyak terjadi pda H+2 (2/4/2025) Lebaran dengan angka 102 ribu orang.

    Hingga siang tadi jumlah pengunjung tercatat sebanyak 34 ribu pengunjung.

    Kebun Binatang Ragunan memang menjadi favorit masyarakat karena memiliki banyak koleksi hewan juga harga tiket masuk yang terjangkau, yakni sebesar Rp 4.000 untuk anak-anak dan Rp 6.000 untuk dewasa.

    Kisah Arief dan Jerapah Ragunan

    Pagi baru saja menyapa Kebun Binatang Ragunan saat Arief (33) sudah sibuk mengangkut batang-batang pohon ke sisi kandang jerapah.

    Di balik seragam kerjanya yang sederhana, Arief bukan sekadar penjaga satwa.

    Ia juga bertugas mengedukasi pengunjung Ragunan soal satwa berleher panjang tersebut dalam acara keeper talk.

    Arief adalah seorang perawat satwa—atau dalam istilah kerennya, zoo keeper.

    Sudah tiga tahun ia mendedikasikan waktunya untuk merawat jerapah-jerapah yang kini menjadi primadona di Ragunan.

    Bersama dua rekan sejawatnya, Baba Iwan dan Heru, Arief memulai harinya sejak pukul 06.30 pagi, mempersiapkan kandang dan menyapa para penghuni berleher elegan itu.

    “Mereka keluar kandang jam setengah tujuh. Kami kasih makan daun-daunan, wortel, dan pelet. Menjelang siang, biasanya kita mulai sesi edukasi untuk pengunjung,” kata Arief kepada Tribunnews, Jumat (4/4/2025).

    Sesi edukasi ini disebut keeper talk. Di sinilah Arief bukan hanya perawat, tetapi juga guru dadakan bagi para pengunjung yang penasaran dengan dunia jerapah.

    Ia menjelaskan asal-usul, kebiasaan, dan cara perawatan para jerapah.

    Tak jarang, ia juga membagikan cerita lucu atau unik dari kehidupan harian para satwa tinggi ini.

    Ragunan saat ini memiliki empat ekor jerapah: Dirga dan Ayuri yang berumur 11 tahun, serta dua bayi jerapah, Rajaka (4 bulan) dan Raju (3 bulan).

    “Satu ekor lagi sudah dikirim ke Jatim Park untuk dikawinkan di sana. Jadi kami ada kerja sama dengan mereka untuk pengembangbiakkan,” kata Arief.

    Dalam sesi edukasi, Arief kerap mengedukasi atau mengingatkan agar para pengunjung tidak memberi makan kepada jerapah. Aturan pakan ini disebut dia juga berlaku untuk semau satwa.

    “Nah, ini perlu diketahui bahwa kalau pengunjung itu sebenarnya tidak boleh memberimakan pada satwa yang ada di TMR. Semua satwa, jadi tidak boleh memberi makan. Tujuannya kalau pengunjung ke sini mungkin untuk melihat terus kita ada tambahan mungkin edukasi,” katanya.

    Aturan lainnya yang diberlakukan yakni penggunaan suara atau musik yang terlalu keras. Bagi jerapah, dikatakan Arief, musik yang terlalu keras bisa membuat jerapah stres.

    “Kalau tidak musik ya tenang-tenang saja,” ucap Arief.

    Libur Lebaran di Ancol

    Di sisi lain kota, Taman Impian Jaya Ancol juga masih dikunjungi ribuan orang. Namun, suasananya tak seramai kemarin.

    Hingga pukul 13.00 WIB, tercatat 27.535 pengunjung telah masuk kawasan Ancol.

    Meski terlihat ramai, Head Corporate Communication (Corcom) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Daniel Windriatmoko, menyatakan jumlah pengunjung yang datang ke Ancol hari ini mengalami penurunan dibandingkan dengan hari sebelumnya.

    “Update pengunjung lebaran hari 5 (4 April) pukul 13.00 WIB, pengunjung terhitung 27.535 orang,” kata Daniel kepada Tribunnews.com di kawasan Ancol Taman Impian, Jumat.

    Angka ini menurun dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada hari keempat lebaran kemarin yang mencapai 68.450 orang, serta hari ketiga lebaran yang mencapai 72.058 orang pada 2 April 2025.

    Jasa ‘Foto Langsung Jadi’ di Ancol Sepi Peminat 

    Penghasilan para tukang foto keliling ‘langsung jadi’ di kawasan Taman Impian Jaya Ancol  Jakarta anjlok pada momen libur Lebaran 2025 ini.

    Arif (28), menjadi salah satu penyedia jasa foto langsung jadi yang sudah bergelut di dunia street photography selama 10 tahun itu turut merasakan kondisi demikian.

    Pria asal Indramayu tersebut mengaku penghasilannya di momen libur Lebaran 2025 ini jauh dari kata memuaskan.

    “Jauh banget dari harapan,” ujarnya pelan, saat ditemui Tribunnews.com di kawasan pantai Ancol, Jakarta Utara, Jumat (4/4/2025).

    “Pengunjungnya berkurang jauh dibanding tahun-tahun kemarin.”

    Berbagai faktor diyakini Arif menjadi pemicu lesunya pesanan foto hasil kamera DSLR miliknya.

    Salah satu yang menjadi keluhan yakni perihal cuaca di Jakarta yang tidak menentu.

    “Tahun ini mah cuma karena faktor cuaca, juga dari ekonomi yang lagi menurun, jadi ya otomatis kita jadi berkurang,” kata Arif.

    Tak cukup di situ, kemajuan teknologi yang memungkinkan setiap orang bisa memiliki fasilitas fotografi yang ringkas juga menjadi tantangan dirinya.

    Kini, kata dia, banyak orang sudah memiliki gawai yang dibekali kamera dengan kemampuan mengambil gambar yang ciamik.

    “Tapi foto kan sekarang banyak persaingannya, kan banyak HP, banyak kamera,” ujar dia sembari mengotak-atik kameranya.

    Dengan beragam kondisi tersebut, Arif mengaku biaya jasanya mengabadikan momen pengunjung Ancol senilai Rp20 ribu menjadi kurang diminati lagi tahun ini.

    Tak banyak harapan yang diutarakan Arif.

    Dirinya hanya merasa bersyukur apabila rezeki yang didapatnya bisa cukup untuk keperluan makan.

    “Buat makan aja mah bisa. Gak tentu, kadang 150 ribu, kadang 100. Pas lagi kemarin doang tuh, gak hujan tuh dapat 200. Jadi bismillah aja lah,” ujar dia lalu  tersenyum.

    (Tribunnews/Rizki Sandi/Reza Deni/Apfia Tioconny Billy/Malau)

  • VIDEO Arus Balik Lebaran 2025, Kedatangan Pemudik di Terminal Kampung Rambutan Terus Meningkat – Halaman all

    VIDEO Arus Balik Lebaran 2025, Kedatangan Pemudik di Terminal Kampung Rambutan Terus Meningkat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Arus balik Idulfitri 1446 H mulai terasa di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (4/4/2025).

    Sejak pagi hingga siang hari, kedatangan pemudik terus bertambah.

    Bus antarkota dari berbagai rute seperti Bantarujeg–Jakarta, Surabaya–Semarang–Jakarta, serta Bandung–Bogor–Jakarta silih berganti menurunkan penumpang.

    Mayoritas pemudik terlihat membawa koper besar dan tas ransel, sebagian juga tampak membawa oleh-oleh khas daerah.

    Pada siang hari ini, pemudik didominasi dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    Sementara penumpang dari Pulau Sumatera biasanya tiba pada dini hari antara pukul 02.00–03.00 WIB.

    Pantauan di area kedatangan menunjukkan Terminal Kampung Rambutan terus menerima lonjakan pemudik yang kembali ke Jakarta.

    Korlantas Polri memprediksi puncak arus balik Lebaran akan terjadi pada H+5 atau pada 5 hingga 7 April 2025 akhir pekan ini.

    Untuk terminal Kampung Rambutan, jumlah kedatangan bus Antar Kota Antar provinsi (AKAP) diperkirakan akan meningkat pada Sabtu (5/4/2025) dan Minggu (6/4/2025).

    Berdasarkan data penumpang di Terminal Kampung Rambutan sampai Kamis (3/3/2025) kemarin, jumlah penumpang yang tiba di Terminal sebesar 4.951 orang.

    Angka ini naik dari jumlah penumpang yang kembali ke Jakarta di hari Rabu yang sebesar 1.998 orang.

    Untuk memastikan kelancaran saat arus balik mudik Idulfitri 1446 Hijriah petugas gabungan dari Dinas Perhubungan, TNI-Polri masih disiagakan untuk mencegah gangguan keamanan.

    Cerita Pemudik di Tengah Arus Balik 

    Peningkatan kedatangan pemudik juga sudah terlihat di Terminal Kampung Rambutan di Jakarta Timur pada Kamis (3/4/2025).

    Satu per satu bus dari berbagai kota mulai merapat, menurunkan para penumpangnya—pemudik yang kembali dari ritual tahunan pulang kampung.

    Di antara ransel-ransel besar dan koper yang diseret perlahan, ada Amalia, warga Karawang. 

    Bersama suami dan anaknya, ia kembali ke Jakarta dari Cilegon.

    “Soalnya sudah masuk kerja, ya,” ujarnya sambil tersenyum lelah,

    “Jadi biar bisa istirahat sebentar sebelum Senin.”

    Ia tak ingin kelelahan merusak hari pertamanya kembali ke rutinitas.

    Tak jauh dari sana, Dinda dan keluarganya juga baru turun dari bus.

    Setelah pulang kampung ke Cilegon pada H-3 Lebaran lalu, kini dia bersiap untuk melanjutkan aktivitas dengan bekerja.

    Rupanya seminggu di Cilegon cukup untuk ‘membayar rindu’.

    “Pinginnya sih lebih lama. Tapi ya gimana, nyari duit lagi. Lumayan seminggu kemarin udah cukup mengobati,” katanya dengan nada ringan.

    Di sudut lain terminal, Arul berdiri sendiri.

    Baru tiba dari Cirebon, ia punya alasan praktis untuk pulang lebih awal.

    “Takut macet,” ujarnya singkat.

    Bagi banyak pemudik sepertinya, keputusan kembali ke ibu kota lebih awal adalah strategi, bukan sekadar pilihan.(Tribunnews/Danang/Fransiskus Adhiyuda/Apfia Tioconny Billy/Malau)

  • VIDEO Sketsa Rezeki di Libur Lebaran: Kisah Pak Kedsu, Sosok Seniman di Tengah Riuh TMII – Halaman all

    VIDEO Sketsa Rezeki di Libur Lebaran: Kisah Pak Kedsu, Sosok Seniman di Tengah Riuh TMII – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk libur Lebaran di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), seorang pria paruh baya duduk tenang dengan kertas dan pensil di tangannya. 

    Namanya Pak Kedsu, seniman sketsa wajah yang telah lama menggoreskan rezeki lewat pensil dan kertas.

    Bukan AI, bukan digital. Ini murni karya tangan. 

    Dengan tarif Rp50 ribu, ia tawarkan lebih dari sekadar gambar—tapi kenangan yang abadi, ditangkap dari guratan wajah pengunjung.

    Sosok itu duduk tenang di bawah rindangnya pepohonan, tangannya cekatan, pensilnya menari di atas kertas putih.

    Pak Kedsu dengan cekatan menggoreskan pensilnya di atas kertas, menangkap ekspresi dan karakter setiap individu yang duduk di hadapannya. 

    Hanya butuh waktu 5 menit, dan sebuah wajah akan hidup di atas kertas—dengan ciri khas garis tegas dan ekspresi yang begitu akurat.

    Keahliannya dalam menggambar wajah telah dikenal oleh banyak pengunjung TMII, menjadikannya salah satu daya tarik tersendiri di antara berbagai wahana dan atraksi yang ada.

    “Sketsa wajah itu saya sudah lama. Tapi untuk berpikir saya bisa mencari uang itu baru tahun 2020-an.  Ternyata saya bisa mencari uang,” tutur Pak Kedsu, matanya tetap fokus pada garis wajah seorang pengunjung yang tengah duduk di hadapannya. 

    Sejak hari kedua lebaran, ia sudah menawarkan jasanya, mengais rezeki dari goresan yang ia cintai sejak kecil.

    “Hari kedua bisa dapat sekitar Rp 600 ribu” 

    “Buat saya itu sudah lumayan untuk harga per sketsa Rp50 ribu,” ucapnya.

    Bukan hanya di TMII, Pak Kedsu juga harus berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk menawarkan jasa membuat sketsa wajah.

    Ia ingin selalu berkarya, menggoreskan pensil di atas kertas putih–sketsa wajah yang mengabdikan dan menggambar wajah-wajah penuh cerita.

    Libur Lebaran di TMII

    Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kembali menjadi destinasi favorit ribuan warga Jakarta dan sekitarnya saat libur Lebaran 2025. 

    Pada Jumat (4/4/2025), kawasan di Jakarta Timur ini diserbu pengunjung yang ingin melepas penat sekaligus menyerap nuansa budaya Indonesia dalam satu tempat.

    Kalau Anda berkunjung ke TMII, jangan cuma duduk manis atau sibuk selfie di pintu masuk ya.

    Coba jelajahi Anjungan Daerah, spot ikonik yang menghadirkan miniatur rumah adat dari 33 provinsi lengkap dengan warisan budaya, mulai dari benda pusaka hingga tarian khas, dan patung flora-fauna endemik dari seluruh Nusantara.

    Rasanya seperti keliling Indonesia dalam sehari—tanpa perlu naik pesawat!

    Di tengah danau, pertunjukan air mancur Tirta Cerita siap memukau dengan tarian air yang selaras dengan musik dan cahaya.

    Untuk menikmati anjungan dan pertunjukan air mancur cukup membayar tiket masuk TMII adalah Rp 25.000 per orang.

    Tapi tunggu dulu, pesona TMII tidak berhenti di situ.

    Masih ada Taman Burung, Istana Anak-Anak, Keong Mas, Kereta Gantung, Taman Reptil, hingga Akuarium Air Tawar yang bisa jadi pengalaman seru untuk pengunjung. 

    Memang, beberapa fasilitas punya tiket tambahan, tapi semua sepadan dengan keseruan yang ditawarkan.

    Nah, setelah puas keliling, mungkin saatnya istirahat sejenak di sudut-sudut rindang TMII.

    Di salah satu area, Anda bisa bertemu dengan Pak Kedsu, seniman sketsa yang dengan cekatan mengabadikan wajah-wajah pengunjung ke dalam goresan pensil.

    (Tribunnews/Alfarizy/Apfia Tioconny Billy/Malau)

     

     

  • PIK 2 Salurkan 1.000 Paket Beras untuk Santri dan Warga Sekitar Pesantren Al-Wahdah – Halaman all

    PIK 2 Salurkan 1.000 Paket Beras untuk Santri dan Warga Sekitar Pesantren Al-Wahdah – Halaman all

    PIK 2 menyalurkan 1.000 paket beras kepada santri dan warga sekitar Pondok Pesantren Terpadu Al-Wahdah sebagai bentuk kepedulian sosial

    Tayang: Jumat, 4 April 2025 20:34 WIB

    istimewa

    SALURKAN BANTUAN – PIK 2 menyalurkan 1.000 paket beras kepada santri dan warga sekitar Pondok Pesantren Terpadu Al-Wahdah sebagai bentuk kepedulian sosial. Bantuan ini disambut hangat dan diharapkan meringankan beban kebutuhan pangan masyarakat. 

    TRIBUNNEWS.COM – Sebagai wujud kepedulian sosial, PIK 2 menyalurkan 1.000 paket beras kepada para santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Terpadu Al-Wahdah. Program ini bertujuan meringankan beban kebutuhan pangan serta mendukung kesejahteraan warga di lingkungan sekitar pesantren.

    Ketua Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Al-Wahdah, H. Miftah Khoiry, menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan PIK 2. Ia menilai, dukungan dari sektor swasta sangat membantu ketersediaan pangan bagi para santri dan masyarakat.

    “Hari ini kami bersyukur Pondok kami bisa menyalurkan CSR dari PIK ya, ini sungguh luar biasa karena manfaatnya akan sangat terasa bagi kami dan masyarakat sekitar,” ujar dia.

    Bagi para santri yang tinggal di pesantren, bantuan ini menjadi dorongan positif. Selain mencukupi kebutuhan harian, dukungan tersebut memungkinkan mereka untuk lebih fokus dalam proses belajar tanpa terbebani persoalan kebutuhan pokok.

    Salah satu warga penerima bantuan, Nursimah, turut menyampaikan rasa syukur atas adanya program sosial ini.
    “Alhamdulillah bantuan ini, kami bersyukur kepada Allah SWT supaya diberi keringanan,” kata dia.

    PIK 2 berharap bantuan ini memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat. Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk terus aktif dalam berbagai program sosial demi mendukung kesejahteraan warga, khususnya di sekitar pesantren.

    Inisiatif ini juga mencerminkan pentingnya kolaborasi antara dunia usaha dan komunitas dalam menciptakan dampak sosial yang positif dan luas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Niat Puasa pada Bulan Syawal, Lengkap dengan Keutamaannya – Halaman all

    Niat Puasa pada Bulan Syawal, Lengkap dengan Keutamaannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puasa pada bulan syawal termasuk dalam puasa sunnah.

    Amalan ini umumnya dilaksanakan pada awal bulan Syawal.

    Puasa Syawal adalah amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam setelah selesai menjalani ibadah puasa Ramadan. 

    Dikutip dari baznas.go.id,  puasa syawal lebih baik diamalkan sejak tanggal 2 Syawal atau setelah Idul Fitri, selama 6 hari.

    نويت صوم شهر شوال سنة لله تعالى

    Nawaitu Sauma Syahri Syawwal Sunnatan Lillahi Ta’alah

    Artinya :

    “Saya niat puasa bulan Syawwal , sunnah karena Allah ta’ala.”

    Puasa Syawal

    Hukum puasa Syawal adalah sunnah muakkadah, artinya sunnah yang sangat dianjurkan.

    Rasulullah saw telah menjelaskan dalam haditsnya bahwa orang yang berpuasa Ramadan kemudian disambung dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka akan memperoleh pahala senilai puasa sepanjang tahun.

    “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun.” (HR. Muslim)

    Keutamaan melaksanakan puasa pada bulan Syawal diibaratkan seperti melakukan puasa tanpa henti atau mendapatkan pahala puasa selama setahun penuh.

    Hal ini diartikan bahwa melaksanakan amalan ini dihitung sebagai pahala puasa yang dilipatgandakan oleh Allah.

    Tata cara berpuasa pada bulan Syawal hampir sama seperti tata cara puasa pada bulan lainnya.

    Namun, yang membedakan hanyalah niatnya saja.

    Keutamaan Puasa Syawal
    1. Menggenapkan Ganjaran Berpuasa Setahun Penuh

    Salah satu keutamaan utama dari puasa Syawal adalah ganjaran yang diterima.

    Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh HR Muslim (no. 1164), disebutkan bahwa barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dan diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan memperoleh pahala setara dengan puasa selama setahun penuh.

    Ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

    2. Menyempurnakan Ibadah Wajib

    Puasa Syawal berfungsi mirip dengan shalat sunah rawatib.

    Amalan ini dianggap sebagai penyempurna kekurangan yang mungkin ada selama ibadah puasa Ramadhan.

    Hal ini juga menunjukkan pentingnya menjaga dan menyempurnakan ibadah kita agar dapat diterima oleh Allah SWT.

    3. Tanda Diterimanya Puasa Ramadhan

    Mengapa melakukan puasa Syawal dianggap sebagai tanda diterimanya puasa Ramadhan?

    Ibn Rajab rahimahullah menjelaskan bahwa jika Allah menerima amalan seorang hamba, Dia akan memberinya taufik untuk melakukan amalan saleh lainnya.

    Melanjutkan dengan puasa Syawal setelah Ramadhan menunjukkan bahwa amalan puasa kita diterima oleh Allah.

    4. Bentuk Syukur kepada Allah

    Puasa Syawal juga merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat ampunan dosa yang kita terima selama bulan Ramadhan.

    Sebagaimana dikatakan oleh Ibn Rajab, tidak ada nikmat yang lebih besar daripada pengampunan dosa.

    Dengan berpuasa di bulan Syawal, kita mengekspresikan rasa syukur kita atas karunia yang telah diberikan.

    Tata cara Puasa Syawal

    Niat puasa Syawal
    Makan Sahur
    Menahan diri dari segala hal yang membatalkan
    Berbuka puasa

    Puasa Syawal merupakan kesempatan emas bagi kita untuk terus memperoleh pahala setelah selesai menjalani ibadah Ramadan.

    Dengan menjalankan puasa ini, diharapkan kita dapat terus meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

    (Tribunnews.com/Oktavia WW)

  • 3 Pihak Sentil Supian Suri soal Izinkan ASN Pakai Mobil Dinas, KPK dan Dedi Beri Peringatan – Halaman all

    3 Pihak Sentil Supian Suri soal Izinkan ASN Pakai Mobil Dinas, KPK dan Dedi Beri Peringatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Pernyataan Wali Kota Depok, Jawa Barat, Supian Suri, yang mengizinkan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan mobil dinas untuk mudik lebaran, menuai reaksi dari berbagai pihak.

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kompak mengingatkan mengapa ASN tidak diperbolehkan menggunakan mobil dinas untuk keperluan pribadi.

    1. KPK: Mobil Dinas Bukan untuk Kepentingan Pribadi

    Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan mobil dinas bukan digunakan untuk kegiatan pribadi.

    Atas hal itu, Budi mengingatkan kepada kepala daerah, agar aktif menjadi teladan bagi jajarannya dalam pencegahan korupsi, terutama saat momen lebaran.

    Pencegahan korupsi itu termasuuk dengan tidak menyalahgunakan mobil dinas.

    “Kendaraan dinas seharusnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan kedinasan, bukan untuk kepentingan pribadi,” tegas Budi dalam keterangannya, dikutip Kompas.com pada Jumat (4/4/2025).

    “Kepala daerah dan satuan pengawas atau inspektorat seharusnya bisa secara aktif melakukan pemantauan dan pengawasan, agar penyalahgunaan kendaraan dinas ini dapat dilakukan pencegahan secara efektif,” imbuh dia.

    2. Dedi Mulyadi Bakal Panggil

    Dedi Mulyadi mengatakan bakal memanggil semua kepala daerah, termasuk Supian Suri, pada 8 April 2025 mendatang.

    Hal ini buntut sikap Supian yang mengizinkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Depok, menggunakan mobil dinas untuk mudik lebaran.

    “Tanggal 8 (April) akan kita undang bupati, wali kota, termasuk Wali Kota Depok,” ujar Dedi di rumah Ketua MPR, Ahmad Muzani, di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025).

    Dalam pertemuan itu, lanjut Dedi, ia akan mengingatkan kepada semua kepala daerah di Pemprov Jabar, agar langkah yang dilakukan Supian, tak terulang lagi.

    Ia juga akan menekankan beberapa hal kepada semua kepala daerah di Jabar.

    “Termasuk nanti ada hal-hal yang akan menjadi titik tekan kita, agar peristiwa serupa tidak terulang lagi,” kata Dedi.

    Dedi sebelumnya mengatakan ia telah menegur Supian buntut mengizinkan ASN memakai mobil dinas.

    Kepada Supian, Dedi meminta agar Wali Kota Depok itu tak lagi mengulangi perbuatannya.

    Sebab, menurut Dedi, langkah Supian justru membuka peluang bagi ASN abai pada peraturan yang ada.

    “Tadi malam saya sudah tegur, nanti nggak boleh ada pernyataan seperti itu lagi.”

    “Itu membuka ruang pada kebijakan-kebihakan lainnya, nanti abai,” jelas Dedi setelah melaksanakan salat Id di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (31/3/2025).

    3. Wamendagri Akan Beri Teguran

    Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, mengaku akan menegur Supian Suri buntut mengizinkan ASN pakai mobil dinas untuk mudik.

    Bima menegaskan, mobil dinas hanya boleh digunakan untuk keperluan pelayanan publik.

    Sebab, apabila mobil dinas mengalami kerusakan, hal itu akan berisiko pada kerugian negara.

    “Ya kita akan tegur (Wali Kota Depok),” kata Bima, Senin.

    “Seharusnya (mobil dinas) tidak digunakan (untuk kepentingan pribadi). Apalagi risiko kerusakan yang mungkin akan berdampak pada kerugian negara,” jelas Bima.

    Karena itu, Bima meminta seluruh kepala daerah memerhatikan tugas dan fungsi ASN tersebut.

    Ia mengatakan, aturan penggunaan mobil dinas tidak pernah berubah hingga saat ini.

    Saat ditanya soal sanksi yang akan dikenakan kepada Supian Suri atas kebijakan tersebut, Bima mengatakan pasti akan diputuskan oleh Gubernur Jawa Barat.

    “Sanksinya tentu akan disampaikan nanti oleh pembina kepegawaian masing-masing. Pak Gubernur pasti akan memberikan sanksi,” pungkas dia.

    Alasan Supian Supri Izinkan ASN Pakai Mobil Dinas

    Sebelumnya, Supian Suri memperbolehkan ASN Pemkot Depok menggunakan mobil dinas untuk mudik lebaran.

    Izin itu, kata Supian, diberikan sebab tak semua ASN memiliki kendaraan pribadi.

    Supian juga menyebut, izin itu diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap pengabdian para ASN.

    “Kami mengizinkan kepada teman-teman yang memang dipercaya memegang kendaraan dinas (untuk dipakai bermudik),” kata Supian, saat dikonfirmasi, Jumat (28/3/2025).

    “Pertama, ya enggak semua dari mereka (ASN) punya kendaraan, jadi diharapkan itu bisa membantu sebagai apresiasi pengabdian mereka selama ini, sehingga kami izinkan,” sambungnya.

    Tak hanya itu, perizinan mobil dinas untuk dipakai ASN mudik juga sebagai jaminan agar mereka lekas kembali ke Depok tanpa beralasan terkendala transportasi.

    “Pada prinsipnya, mau bawa (kendaraan dinas) pulang kampung atau tetap enggak dibawa kemana-mana, ya pertanggungjawaban mobil dinas tetap melekat terhadap yang diamanahkan,” jelas Supian.

    Kondisi itu termasuk risiko mobil dinas yang mungkin hilang saat ditinggal atau rusak saat dipakai.

    Pemkot Depok, kata Supian, pastinya akan menindaklanjuti dengan tegas.

    “Itu tanggung jawab mereka, sehingga harus mengembalikan kerugian negara jika semisalnya hal itu terjadi,” pungkasnya.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ruly Kurniawan/Adhyasta Dirgantara/Dinda Aulia)

  • Jadwal KRL Solo-Jogja pada 5-6 April 2025, Ada 13 Stasiun Keberangkatan – Halaman all

    Jadwal KRL Solo-Jogja pada 5-6 April 2025, Ada 13 Stasiun Keberangkatan – Halaman all

    Berikut ini jadwal KRL Solo-Jogja pada tanggal 5-6 April 2025. Ada 13 stasiun keberangkatan untuk rute KRL Solo-Jogja.

    Tayang: Jumat, 4 April 2025 17:19 WIB

    Instagram @kai121_

    Ilustrasi kereta api jarak jauh – PT Kereta Api Indonesia (KAI) umumkan daftar kereta api eksekutif yang berhenti di stasiun Ciamis, per 1 Juni 2023, banyak rute pilihan perjalanan. Berikut ini jadwal KRL Solo-Jogja pada tanggal 5-6 April 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini jadwal KRL rute Solo-Jogja pada hari Sabtu (5/4/2025) dan Minggu (6/4/2025).

    Harga tiket KRL Solo-Jogja adalah Rp8.000 untuk sekali perjalanan.

    Ada 13 stasiun yang dilewati oleh KRL Solo-Jogja, yaitu Stasiun Palur, Solo Jebres, Solo Balapan, Purwosari, Gawok, Delanggu, Ceper, Klaten, Srowot, Brambanan, Maguwo, Lempuyangan, dan berakhir di Stasiun Tugu Yogyakarta.

    Bagi Anda yang ingin melakukan perjalanan menggunakan KRL dengan rute Solo-Jogja, Anda dapat membeli tiket melalui aplikasi Access by KAI dan mencetaknya di stasiun sebelum berangkat.

    Selengkapnya, simak jadwal KRL Solo-Jogja berikut ini, dikutip dari laman commuterline.

    Jadwal KRL Solo-Jogja pada 5-6 April 2025

    Stasiun Palur (PL)

    Keberangkatan: 05.00 WIB, 06.05 WIB, 07.15 WIB, 08.56 WIB, 10.40 WIB, 12.50 WIB, 13.43 WIB, 15.35 WIB, 16.35 WIB, 18.05 WIB, 19.45 WIB, 20.42 WIB. 

    Stasiun Solo Jebres (SK) 

    Keberangkatan: 05.06 WIB, 06.11 WIB, 07.21 WIB, 09.02 WIB, 10.46 WIB, 12.56 WIB, 13.49 WIB, 15.41 WIB, 16.41 WIB, 18.11 WIB, 19.51 WIB, 20.48 WIB.

    Stasiun Solo Balapan (SLO) 

    Keberangkatan: 05.13 WIB, 06.18 WIB, 07.27 WIB, 09.08 WIB, 10.52 WIB, 13.03 WIB, 13.55 WIB, 15.48 WIB, 16.47 WIB, 18.19 WIB, 20.01 WIB, 20.54 WIB. 

    Stasiun Purwosari (PWS) 

    Keberangkatan: 05.18 WIB, 06.23 WIB, 07.32 WIB, 09.13 WIB, 10.57 WIB, 13.08 WIB, 14.00 WIB, 15.53 WIB, 16.52 WIB, 18.24 WIB, 20.06 WIB, 20.59 WIB. 

    Stasiun Gawok (GW) 

    Keberangkatan: 05.26 WIB, 06.31 WIB, 07.40 WIB, 09.20 WIB, 11.04 WIB, 13.16 WIB, 14.07 WIB, 16.01 WIB, 16.59 WIB, 18.31 WIB, 20.14 WIB, 21.06 WIB. 

    Stasiun Delanggu (DL)

    Keberangkatan: 05.32 WIB, 06.37 WIB, 07.46 WIB, 09.26 WIB, 11.10 WIB, 13.22 WIB, 14.13 WIB, 16.07 WIB, 17.05 WIB, 18.37 WIB, 20.20 WIB, 21.12 WIB. 

    Stasiun Ceper (CE)

    Keberangkatan: 05.39 WIB, 06.44 WIB, 07.53 WIB, 09.46 WIB, 11.17 WIB, 13.29 WIB, 14.20 WIB, 16.14 WIB, 17.12 WIB, 18.44 WIB, 20.27 WIB, 21.19 WIB.

    Stasiun Klaten (KT)

    Keberangkatan: 05.48 WIB, 06.53 WIB, 08.02 WIB, 09.55 WIB, 11.26 WIB, 13.38 WIB, 14.29 WIB, 16.23 WIB, 17.21 WIB, 18.53 WIB, 20.36 WIB, 21.28 WIB. 

    Stasiun Srowot (SWT)

    Keberangkatan: 05.55 WIB, 07.00 WIB, 08.09 WIB, 10.02 WIB, 11.33 WIB, 13.45 WIB, 14.36 WIB, 16.30 WIB, 17.28 WIB, 19.00 WIB, 20.43 WIB, 21.35 WIB. 

    Stasiun Brambanan (BBN)

    Keberangkatan: 06.01 WIB, 07.06 WIB, 08.15 WIB, 10.08 WIB, 11.39 WIB, 13.52 WIB, 14.42 WIB, 16.36 WIB, 17.34 WIB, 19.06 WIB, 20.49 WIB, 21.41 WIB.

    Stasiun Maguwo (MGW)

    Keberangkatan: 06.01 WIB, 07.15 WIB, 08.24 WIB, 10.16 WIB, 11.47 WIB, 14.00 WIB, 14.50 WIB, 16.44 WIB, 17.42 WIB, 19.14 WIB, 20.57 WIB, 21.49 WIB.

    Stasiun Lempuyangan (LPN) 

    Keberangkatan: 06.19 WIB, 07.25 WIB, 08.35 WIB, 10.23 WIB, 11.55 WIB, 14.08 WIB, 15.01 WIB, 16.52 WIB, 17.49 WIB, 19.21 WIB, 20.05 WIB, 21.57 WIB. 

    Stasiun Tugu Yogyakarta (YK) 

    Keberangkatan: 06.23 WIB, 07.29 WIB, 08.39 WIB, 10.27 WIB, 11.59 WIB, 14.12 WIB, 15.06 WIB, 16.56 WIB, 17.55 WIB, 19.25 WIB, 20.09 WIB, 22.01 WIB.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 30 Ide Halalbihalal Tahun 2025, Lengkap dengan Sejarah dan Maknanya – Halaman all

    30 Ide Halalbihalal Tahun 2025, Lengkap dengan Sejarah dan Maknanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Simak ide tema halalbihalal yang cocok digunakan pada tahun 2025.

    Halalbihalal merupakan  tradisi yang selalu hadir saat Idul fitri.

    Mengutip dari kemenkopmk.go.id, halalbihalal dilakukan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat.  

    Pada acara halalbihalal, tiap orang akan saling memaafkan dan bersalam-salaman.

    Acara ini menjadi tradisi yang terus berkembang hingga saat ini.

    Tradisi ini merupakan tradisi asli Indonesia yang tak dapat ditemukan di negara-negara lain. 

    30 Ide Tema Halal Bi Halal Tahun 2025

    “Sucikan Hati, Eratkan Silaturahmi di hari yang Fitri”

    “Merajut Ukhuwah, Menyambut Berkah Idul Fitri”

    “Dengan Silaturahmi, Kita Raih Ridha Ilahi”

    “Halal Bihalal: Saatnya Kembali ke Fitrah”

    “Maafkan, Lupakan, dan Cintai dalam Kasih Sayang Allah”
     
    “Kita Kuat Karena Kita Satu”

    “Bersama Kita Bangkit, Bersatu dalam Silaturahmi”

    “Sambung Rasa, Satukan Asa”

    “Dari Hati ke Hati, Kita Jalin Harmoni”

    “Satu Hati dalam Silaturahmi, Satu Langkah Menuju Kebaikan”
     
    “Silaturahmi Tanpa Batas, Maafkan dengan Tulus”

    “Reconnect, Reunite, Rebond”

    “Bersih dari Dendam, Upgrade Keikhlasan”

    “Ngopi, Ngobrol, Ngomong Maaf: Halal Bihalal Zaman Now”

    “Swipe Up Silaturahmi, Like Maaf Tulus”
     
    “Kembali ke Akar, Kuatkan Keluarga Besar”

    “Menjaga Warisan, Mengikat Persaudaraan”

    “Tradisi Berlanjut, Cinta Tak Pernah Surut”

    “Tali Kasih dalam Bingkai Keluarga”

    “Lebaran Adalah Rumah untuk Pulang”

    “Sinergi dalam Silaturahmi, Sukses dalam Kolaborasi”

    “Maaf, Motivasi, dan Momentum untuk Berkarya”

    “Bangun Semangat Baru, Lewat Silaturahmi yang Tangguh”

    “Satu Visi, Satu Hati, Menuju Prestasi”

    “Bermaaf-maafan, Bersinergi untuk Masa Depan”

     “Reset Hati, Reboot Silaturahmi”

    “Maaf Bukan Sekadar Kata, Tapi Niat yang Nyata”

    “Kebaikan yang Dirayakan, Maaf yang Dihidupkan”

    “Lebaran Bukan Hanya Ketupat, Tapi Juga Keikhlasan”

    “Halal Bihalal: Memaafkan dengan Gaya, Menyatukan Tanpa Batas”

    Sejarah dan Makna Halal Bi Halal

    Halalbihalal memang terdengar seperti berasal dari bahasa Arab.

    Halalbihalal sebenarnya berasal dari kata serapan ‘halal’ dengan sisipan ‘bi’ yang berarti ‘dengan’ (bahasa Arab) di antara ‘halal’.  

    Namun, halalbihalal sebenarnya bukan berasal dari Arab, melainkan merupakan tradisi yang dibuat di Indonesia.

    Istilah halalbihalal berasal dari kata ‘alal behalal’ dan ‘halal behalal’.

    Kata ini masuk dalam kamu Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938.

    Dalam kamus ini halal behalal berarti dengan salam (datang, pergi) untuk (memohon maaf atas kesalahan kepada orang lebih tua atau orang lainnya setelah puasa (Lebaran, Tahun Baru Jawa).

    Sementara halal behalal diartikan sebagai dengan salam (datang, pergi) untuk (saling memaafkan di waktu Lebaran).

    Asal usul istilah halal bihalal ini bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936. Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia.

    Pedagang martabak ini dibantu dengan pembantu primbuminya kemudian mempromosikan dagangannya dengan kata-kata ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’.

    Sejak saat itu, istilah halal bi halal mulai populer di masyarakat Solo.

    Masyarakat kemudian menggunakan istilah ini untuk sebutan seperti pergi ke Sriwedari di hari lebaran atau silaturahmi pada hari Lebaran.

    Kegiatan halalbihalal kemudian berkembang menjadi acara silaturahmi saling bermaafan saat Lebaran.

    (Tribunnews.com/Oktavia WW)