Category: Tribunnews.com Metropolitan

  • Sedang Masa Ujian, Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus Kini Jalani UAS di LPAS – Halaman all

    Sedang Masa Ujian, Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus Kini Jalani UAS di LPAS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengungkapkan kegiatan MAS (14) setelah dipindahkan ke Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) pada Rabu (4/12/2024) kemarin.

    Diketahui MAS ini adalah remaja yang membunuh ayah dan neneknya di rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/11/2024).

    Selama kasus pembunuhan ini berjalan, MAS pun dipindahkan ke LPAS agar hak-haknya sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH) bisa terpenuhi.

    Termasuk hak memperoleh pendidikan, mengingat MAS masih tercatat sebagai siswa kelas satu SMA.

    Menurut Nurma, hari ini MAS sedang mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) di LPAS.

    “Pendidikan anak dia ikut juga. Lagi ujian sekarang. Kemarin-kemarin ikut juga, ujian (UAS) harus ikut,” kata Nurma dilansir Kompas.com, Kamis (5/12/2024).

    Nurma menambahkan, dalam pemenuhan pendidikan untuk MAS ini, pihaknya pun berkoordinasi langsung dengan pihak sekolah.

    “Betul (koordinasi dengan sekolah) untuk ikut ujian. Ujian via zoom,” tambah Nurma.

    MAS Dipindahkan ke LPAS dengan Didampingi Penyidik PPA dan Tantenya

    AKP Nurma Dewi, mengungkap MAS pelaku pembunuhan ayah dan neneknya di Lebak Bulus telah dipindahkan ke Lembaga Penempatan Anak Sementara atau LPAS dari Polres Metro Jakarta Selatan.

    Dalam proses pemindahan MAS ke LPAS Polres Metro Jaksel, ia didampingi oleh Penyidik PPA Satreskrim Polres Jaksel dan tantenya.

    “Tadi pagi, untuk anak berkonflik dengan hukum (ABH) sudah kami bawa ke lembaga penitipan anak sementara, itu yang dilakukan penyidik,” kata Nurma, Rabu (4/12/2024).

    Nurma menegaskan, selama berada di LPAS, MAS akan tetap mendapatkan hak-haknya sebagai anak dan pelajar.

    Nantinya, MAS akan mendapatkan pembelajaran dari LPAS dan pihak sekolah.

    “Kalau sudah di sana, memang sudah ada sistemnya.”

    “Memang di situ ada pembelajaran, kemudian ada juga pembelajaran dari sekolahnya. Itu ada semua,” terang Nurma.

    Selanjutnya, terkait pemeriksaan kasus pembunuhan yang menjerat MAS, Nurma menyebut, nantinya penyidik akan melakukan jemput bola.

    Atau bisa juga MAS dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan.

    Mengingat pemeriksaan kasus pembunuhan ini tetap harus berjalan.

    “Jika memang kami perlu, kami bisa jemput bola atau bisa membawa ke Polres Metro Jakarta Selatan,” ungkap Nurma.

    Diketahui, sebelum dipindahkan ke LPAS, MAS menjalani pemeriksaan dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).

    Pemeriksaan Apsifor ini berlangsung selama tiga hari, yakni sejak Minggu (1/12/2024) hingga Selasa (3/12/2024) lalu.

    MAS Mulai Bisa Diajak Bicara

    Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat mengungkapkan perkembangan kondisi dari MAS pelaku pembunuhan ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/11/2024).

    Menurut Ade, kondisi MAS kini mulai stabil dan sudah bisa diajak berbicara.

    Tak hanya itu, MAS kini juga bisa tersenyum dan menjawab beberapa pertanyaan dari polisi.

    “Kondisi Ananda A ini sudah mulai stabil, dari mulai kemarin sudah mulai bisa diajak berbicara, menjawab pertanyaan. Sudah bisa senyum,” kata Ade, Selasa (3/12/2024).

    Lebih lanjut Ade menjelaskan, pemeriksaan terhadap MAS dalam kasus pembunuhan ayah dan neneknya akan dilakukan secara bertahap.

    Selain itu polisi juga akan melibatkan psikolog anak dalam pemeriksaan MAS ini.

    Selanjutnya dalam tahap pendalaman kasus, polisi juga akan bekerjasama dengan psikiater untuk menggali apa motif MAS melakukan pembunuhan pada ayah dan neneknya.

    “Tentunya pemeriksaan ini akan bertahap, kita akan gunakan juga psikolog anak.”

    “Kemudian juga sampai tahap mungkin ada pendalaman dari psikiater juga untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan (pembunuhan).” terang Ade.

    Ade menambahkan, MAS ini sangat disayang oleh keluarganya.

    Sehingga polisi harus menggali informasi lebih dalam terkait motif pembunuhan ini.

    “Padahal di keluarganya dia sangat disayang,” ungkap Ade.

    Kepada polisi MAS juga sempat mengungkapkan rasa sedihnya atas insiden pembunuhan ini.

    MAS juga mengungkapkan penyesalan yang mendalam usai melakukan pembunuhan pada ayah dan neneknya.

    “Tadi yang bersangkutan juga sangat sedih, menunjukkan rasa penyesalan yang mendalam,” jelas Ade.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Kompas.com/I Putu Gede Rama Paramahamsa)

    Baca berita lainnya terkait Bocah Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta.

  • Ibu Korban Penusukan oleh Anak di Cilandak Akhirnya Bersuara, Ada Pesan Disampaikan, Maafkan MAS? – Halaman all

    Ibu Korban Penusukan oleh Anak di Cilandak Akhirnya Bersuara, Ada Pesan Disampaikan, Maafkan MAS? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – AP (40), korban penikaman oleh anak kandung berinisial MAS (14)  akhirnya bersuara atas peristiwa yang menimpa dirinya dan keluarganya.

    AP tetap menitipkan pesan untuk putra sematawayangnya tersebut, meski ia telah ditikam hingga nyaris tewas.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengatakan, pesan itu dititipkan kepada salah satu anggota keluarga AP.

    Dalam pesannya itu, sang ibu mendoakan MAS agar anaknya itu tetap sehat.

    “Jadi kemarin bude bilangnya ‘sehat-sehat saja, semoga sehat’. Jadi tetap komunikasi antarkeluarga itu pasti ada,” ungkap Nurma kepada wartawan, Rabu (4/12/2024).

    Sebelumnya, MAS juga menitipkan salam dan permohonan maafnya untuk sang ibu.

    “Kita kemarin bertemu dengan bude dari anak tersebut, jadi berkomunikasi karena memang anak yang berkonflik dengan hukum ini menitip salam buat ibunya dan permohonan maaf untuk ibunya. Itu sudah kita sampaikan,” ungkap Nurma.

    “Dia juga berdoa agar dia bisa bertemu dengan ibu dan ibunya segera sembuh. Itu yang didoakan,” katanya.

    Meski demikian, kata Nurma, sang ibu belum menyampaikan bahwa dirinya memaafkan perbuatan MAS tersebut.

    “Kalau itu belum kita dapatkan karena memang kemarin tidak bertemu. Hanya dari keluarga atau budenya anak tersebut yang kita temui,” ucap dia.

    Untuk diketahui, AP selamat dari pembunuhan yang dilakukan oleh anaknya tersebut.

    Namun, AP mengalami luka cukup berat yang menyebabkannya masih menjalani perawatan di RS Fatmawati.

    Karena masih dalam masa perawatan, AP pun belum bisa bertemu dengan anaknya.

    Motif Pembunuhan Masih Misteri

    Sejauh ini penyelidik masih mendalami motif MAS (14), remaja yang membunuh ayahnya, APW (40) dan neneknya, RM (69) serta melukai ibunya AP (40) di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi menegaskan MAS tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan.

    “Tidak ada,” ucapnya.

    Berdasarkan keterangan, MAS belum pernah dirawat atau berobat terkait kejiwaan.

    “Belum pernah,” imbuh Nurma.

    Terkait dipaksa belajar oleh kedua orangtuanya, pihak kepolisian pun menjawab isu yang berkembang ini.

    “Ya kita bertanya karena banyak beredar dia dipaksa untuk belajar. Tetapi sejauh ini, setelah kita tanyakan, dia memang disuruh belajar, tapi dia itu sudah hal biasa bagi anak yang berkonflik dengan hukum ini. Jadi itu memang menjadi kebiasaan dari ibu bapaknya, dia disuruh belajar,” kata Nurma.

    Dalam kesehariannya, Nurma mengatakan memang MAS kerap diminta untuk belajar. 

    Namun, tersangka mengaku tidak ada paksaan atau tekanan yang menbuat dia hingga melakukan aksi kejinya itu.

    “Memang disuruh dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan, karena dia bilang ‘kalau saya belajar saya pintar’. Itu yang diungkapkan anak yang berkonflik dengan hukum,” ungkapnya.

    “Kalau sejauh ini kita bertanya, kemudian dijawab oleh anak tersebut. Dia bilang ‘ini bukan paksaan’. Jadi walaupun dia memang disuruh untuk belajar, tapi dia mengerjakan dengan senang hati,” sambungnya. 

    Sehingga, polisi saat ini masih melakukan pendalaman untuk motif pembunuhan yang dilakukan oleh MAS di samping mengecek kejiwaannya.

    “(motif pasti pembunuhan) kita masih mendalami. (hasil tes kejiwaan) belum, belum keluar,” tuturnya.

    Menyesal Bunuh Ayah dan Nenek

    MAS mengakui dirinya menyesal atas perbuatannya.

    Hal itu dikatakan Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Polisi Nurma Dewi kepada wartawan, Selasa (3/12/2024).

    “Dia (tersangka) juga berdoa agar bisa bertemu dengan ibu dan ibunya segera sembuh. Itu yang didoakan. Kemudian dia minta disampaikan permohonan maaf ke ibunya,” kata Nurma.

    Permintaan maaf tersangka kepada sang ibu akan disampaikan saat kondisi ibunya berangsur stabil.

    MAS sempat menangis saat diperiksa dan saat itu sudah bisa merespons setiap pertanyaan yang diajukan.

    “Sudah stabil, sudah ceria, kemudian berangsur-angsur sudah menerima apa yang kita tanya dan dijawab dengan lancar,” kata Nurma. 

    Tak Seperti Anak Normal

    Psikolog Anak dan Keluarga, Novita Tandry, mengungkapkan pertemuannya dengan MAS, bocah yang membunuh ayah dan sang nenek.

    Novita mengungkapkan kondisi MAS sudah jauh lebih baik.

    “Betul, tadi bertemu. Kondisinya sudah jauh lebih baik dibandingkan kemarin,” ungkap Novita dikutip dari TribunJakarta.com.

    Lebih lanjut, Novita membeberkan proses komunikasinya dengan MAS.

    Menurut Novita, MAS terlihat masih syok, namun sudah bisa diajak berkomunikasi.

    Ia menyebut kondisi MAS saat ini tak seperti anak-anak normal kebanyakan.

    “Kondisi lebih bisa untuk bicara, tetap dalam posisi yang agak syok. Tidak seperti anak-anak normal kebanyakan, tapi lebih baik,” kata dia.

    “Sudah bisa diajak komunikasi,” imbuhnya.

    Novita juga menyinggung soal sikap MAS saat bertemu dengannya.

    Ia sepakat dengan pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, yang menyebut MAS bersikap sopan.

    Novita mengungkapkan, MAS langsung menjabat tangannya dan menunjukkan gestur menghormati orang tua selama mereka bertemu.

    “Memang kalau kita bicara kata baik, definisinya luas sekali. Yang dimaksud Menteri PPPA mungkin sopan santunnya (MAS).”

    “Saya sudah bertemu langsung, sopan santun, perilakunya pada saat bertemu dengan orang tua (seperti lumrahnya) budaya kita.”

    “Salim, kakinya ditekuk dengan sikap mendengar. Kita bisa lihat (MAS) sedikit membungkuk,” urai Novita.

  • Kondisi Ibu yang Ditikam Anak di Lebak Bulus: Masih Kerap Berteriak Histeris, Diduga Trauma Mendalam – Halaman all

    Kondisi Ibu yang Ditikam Anak di Lebak Bulus: Masih Kerap Berteriak Histeris, Diduga Trauma Mendalam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah update kasus pembunuhan yang dilakukan remaja pria berinisial MAS (14) terhadap ayah dan neneknya di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

    Selain ayah dan nenek pelaku berinisial APW (40) dan RM (69), korban dalam kasus ini adalah ibu pelaku, yakni AP (40).

    Beruntungnya, AP masih selamat setelah ditikam anak kandungnya, dan kini kondisinya berangsur membaik.

    Paman MAS, Angga Raditya (37) menyebut, AP sudah mulai bisa diajak bicara oleh keluarga dekatnya. Proses pemulihannya berjalan lancar.

    “Kalau fisik sudah agak bagus, ya, cuman masih sama kayak kemarin,” kata Angga saat dihubungi, dilansir Tribun Jakarta, Kamis (5/12/2024). 

    “Fisik sih sudah agak bagus, maksudnya pemulihannya berjalan lancar,” imbuhnya.

    Namun, AP masih memerlukan perawatan intensif untuk memulihkan kondisi psikisnya.

    Pasalnya, korban masih sering berteriak histeris di ruang ICU Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta Selatan.

    Angga Raditya menduga korban mengalami trauma akibat perbuatan pelaku.

    “Ya itu masih suka ada kejadian seperti itu sih, memang masih kerap histeris. Mungkin karena trauma, ya, trauma mendalam,” tuturnya.

    Meski begitu, Angga mengaku tak mengetahui lebih detail mengenai teriakan histeris AP.

    “Nah saya itu kurang tahu, ya, persisnya karena belum melihat, karena di keluarga besar bilangnya cuma histeris saja sih.” 

    “Saya belum mendengar atau melihat langsung gitu ke rumah sakitnya,” ujar Angga.

    Ditetapkan sebagai Tersangka

    MAS telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap ayah dan neneknya.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, membenarkan hal tersebut.

    “Iya (MAS alias pelaku) tersangka,” kata Nurma, saat dihubungi, Senin (2/12/2024).

    Meski begitu, dirinya belum bisa menjelaskan motif AS menikam ayah dan neneknya hingga tewas.

    “Motifnya belum,” tutur Nurma.

    Ia juga menjelaskan, saat ini MAS dititipkan di lembaga penitipan anak milik Kementerian Sosial.

    Meski dititipkan, sambungnya, pihak kepolisian tetap terus melakukan pemantauan terhadap tersangka MAS.

    Selain itu, polisi juga masih mendalami motif tersangka tega melakukan pembunuhan, termasuk dengan meminta keterangan dari saksi-saksi, di antaranya seperti guru hingga kepala sekolah tempat MAS menimba ilmu.

    Akibat perbuatannya tersebut, tersangka dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.

    “Diduga melanggar Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 KUHP,” imbuhnya.

    Sosok MAS Menurut Pihak Sekolah

    Pada Senin, 2 Desember 2024, pihak kepolisian memeriksa sejumlah saksi dari sekolah tempat pelaku menempuh pendidikan.

    “Tadi dari kepala sekolah, dari guru BP, serta dari dewan guru SMA di mana anak yang berkonflik dengan hukum datang ke Polres Jakarta Selatan,” kata AKP Nurma Dewi.

    Menurut Nurma, pemeriksaan terhadap pihak sekolah dilakukan untuk mendalami keseharian pelaku selama proses belajar mengajar.

    Berdasarkan kesaksian kepala sekolah dan dua guru lainnya, MAS tergolong siswa yang berkelakuan baik dan ramah.

    “Tadi (pihak) sekolah sudah juga kami mintai keterangan. (Pelaku) anaknya baik, ramah,” ungkapnya.

    Selain itu, pelaku juga termasuk siswa yang berprestasi di sekolahnya.

    “Kemudian cenderung memang pintar, dan itu yang kami dapat dari keterangan sekolah, karena memang keseharian dari anak berinteraksi dengan guru itu baik.”

    “Tidak ada gejala yang aneh kalau menurut keterangan dari guru. Terus dari guru BP juga tidak ada yang aneh-aneh,” tuturnya.

    Mendengar Bisikan Gaib

    Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung mengatakan, pelaku melakukan tindakan kejam ini setelah mengaku mendengar bisikan gaib.

    “Interogasi awalnya, dia merasa tidak bisa tidur dan ada hal-hal yang membisiki dia,” ungkap Gogo.

    Pelaku lantas mengambil pisau dari dapur dan menikam ayah serta ibunya yang tidur di lantai atas.

    “Ayahnya sedang tidur bersama ibunya. Dia turun mengambil pisau, lalu naik lagi dan melakukan penusukan,” imbuhnya.

    Ayahnya tewas di lokasi, sedangkan ibunya berhasil selamat meski terluka.

    Nenek yang terbangun juga menjadi korban, ditikam saat mencoba keluar dari kamar.

    “Diduga neneknya juga ditusuk saat keluar,” jelas Gogo.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul: Ibu yang Ditikam Anak hingga Kritis Sering Teriak Histeris di Ruang ICU, Diduga Trauma Mendalam.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJakarta.com/Annas Furqon)

  • Menkopolkam-Kapolri Pimpin Pengungkapan Capaian Desk Pemberantasan Narkoba – Halaman all

    Menkopolkam-Kapolri Pimpin Pengungkapan Capaian Desk Pemberantasan Narkoba – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menkopolkam Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan sejumlah menteri terkait melakukan pengungkapan desk pemberantasan narkoba.

    Sejumlah barang bukti berbagai jenis narkoba ditampilkan dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (5/12/2024).

    Adapun barang bukti yang ditampilkan antara lain 1,190 ton ganja, 1.163.210 butir happy five, 132,900 gram hashish.

    Selain itu ada 2.296.409 butir obat keras, 370.868 butir pil ekstasi, dan BB TPPU senilai Rp1.057.515.000.

    Barang-barang haram tersebut ditampilkan berjejer dan bertumpuk-tumpuk di depan meja konferensi pers.

    Sesuai jadwal pengungkapan capaian desk pemberantasan narkoba akan dimulai pukul 12.00 WIB.

    Selain Menkopolkam dan Kapolri, pejabat yang dijadwalkan hadir Jaksa Agung, Mensesneg, Mendikti Saintek, Menimipas, Menag, Kepala PPATK, Kepala BNN.

    Pejabat lainnya Kadiv Humas, Deputi V Polkam, Sahli Penerima Negara, Irjen TNI, Wamen Dikdasmen, Ses Menko, Ka Bakamla, Wakapolri, Kabareskrim Polri, Sekjen Kemenkes RI dan Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri.

     

  • Pedagang Telur Tewas Diamuk Massa di Tebet, Polisi Dalami Keterlibatan Bos Korban – Halaman all

    Pedagang Telur Tewas Diamuk Massa di Tebet, Polisi Dalami Keterlibatan Bos Korban – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mendalami keterlibatan AS bos korban pedagang telur gulung yang tewas diamuk massa di Tebet, Jakarta Selatan.

    AS yang kini berstatus saksi menuduh MR sebagai maling motor.

    Kanit Reskrim Polsek Tebet AKP M Suwarno mengatakan saat ini AS masih diperiksa.

    “Masih kami dalami sedang dilakukan penyelidikan secara intensif,” ucapnya kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

    Polisi mendapat informasi bahwa korban MR dibawa ke kontrakan usai diamuk massa karena ada kesepakatan akan mencari motor yang dibawa kabur oleh korban.

    “Infonya mau diajak nyari motornya,” tambah Suwarno.

    Sebelumnya diberitakan, pedagang telur inisial MR tewas di Jalan Asem Baris Raya Gg. VI No. 2, Rt.007/005, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024).

    Kanit Reskrim Polsek Tebet AKP M Suwarno mengatakan informasi penemuan mayat diketahui pukul 09.00 WIB.

    “Kami ke TKP, dan di TKP ternyata ada di halaman depan rumah kontrakan akhirnya kami lihat seperti ada luka tidak wajar, kita panggil tim iden terus kita kirim ke RS Cipto untuk diautopsi,” ucapnya saat dihubungi Rabu (4/12/2024).

    Berdasarkan keterangan saksi AS selaku bos telur gulung meminjamkan motor ke korban untuk membeli telur pada 20 November 2024.

    Namun korban tidak kembali,.

    Saksi kemudian mencari keberadaan korban yang diduga maling motor.

    Setelah 10 hari menghilang, korban diketahui keberadaannya di Bekasi.

    “Korban sempat dipukulin orang yang sekitar situ yang melintas,” ucap Suwarno.

    Selanjutnya, korban yang sudah dalam kondisi penuh luka pemukulan dibawa oleh saksi ke kontrakan di Tebet Jakarta Selatan.

    Kasus ini ditangani gabungan dari Resmob dan Polres Metro Jakarta Selatan.

    Peristiwa  itu terungkap dari penemuan mayat terjadi di Jalan Asem Baris Raya Gg. VI No. 2, Rt.007/005, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan kronologis kejadian korban MR pada hari Senin tanggal 25 November 2024 jam 14.30 WIB diminta saksi belanja telor tetapi tidak kembali lagi.

    Lalu saksi menginfokan kepada grup Gojek dan mendapati keberadaannya di stasiun Bekasi.

    “Saksi 1 meminta saksi 2 untuk menemani kelokasi pada hari Senin tanggal 02 Desember 2024 sekira pukul 22.30 WIB, lalu saat dilokasi ketemu dengan korban dan korban melarikan diri,” ucap Ade Ary.

    Kemudian saksi 1 teriak “maling motor” dan diikuti ojek online yang di lokasi dan korban ketangkap dan diamuk masa.

    Lalu saksi 1 dan saksi 2 membawa korban ke kontrakan saksi 1 pada hari Selasa, 03 Desember 2024 sekira pukul 04.40 WIB di Jalan Asem Baris Raya Gg. VI No. 2, Rt.007/005, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jaksel.

    Korban diamankan di halaman kontrakan dalam keadaan sudah luka berdarah bagian kepala dengan keadaan kaki tangan diikat tali rafia oleh saksi 1.

    “Lalu saksi 1 tinggal tidur didalam kontrakan dan saksi 2 pulang kerumah, kemudian sekira pukul 09.00 WIB saksi 2 datang ke kontrakan dan ditanyakan oleh warga tentang keadaan korban dan saksi 2 membangunkan saksi 1, kemudian saksi 1 membangunkan korban tetapi tidak terbangun, atas kejadian tersebut dilakukan penyelidikan guna tindakan lebih lanjut,” pungkasnya. 

     

  • Sering Kumat, Keluarga Harap Aipda Nikson Tak Dipecat, Minta Direhabilitasi hingga Sembuh – Halaman all

    Sering Kumat, Keluarga Harap Aipda Nikson Tak Dipecat, Minta Direhabilitasi hingga Sembuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Belasan saudara Aipda Nikson Jeni Pangaribuan alias Ucok berkumpul di
    rumah TKP pembunuhan sekaligus rumah duka korban di Dusun Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (3/12) sore sekira pukul 16.00 WIB. 

    Mereka yang semuanya mengenakan pakaian serba hitam baru saja selesai menguburkan Herlina Sianipar, ibunda Aipda Nikson di TPU Cipenjo, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Wartawan Tribunnews diperbolehkan mengintip bagian dalam rumah Nikson dan Herlina oleh pihak keluarga. 

    Dari bagian tengah rumah keluarga itu tampak garis polisi membentang di sepanjang pintu berwarna cokelat yang dipasang gorden berwarna dominan merah muda dan putih.

    Pintu tersebut menghubungkan bagian ruang tengah rumah dengan warung yang menjadi tempat kejadian Nikson menghabisi nyawa ibu kandungnya. 

    Bagian dalam warung tidak terlihat. Hanya gelap karena lampu di bagian dalamnya tidak dalam kondisi menyala.

    Paman pelaku, Rony (75), menjelaskan keluarga Herlina sejatinya adalah keluarga yang
    rukun. 

    Ia menyebut, mendiang adik iparnya itu sangat menyayangi keempat anaknya, termasuk Nikson.

    Ia kemudian mengatakan, sekitar tiga tahun belakangan, Nikson diduga mengidap gangguan kejiwaan. 

    Ia tidak mengetahui apa penyebab keponakannya dalam kondisi seperti yang demikian. 

    Katanya, Nikson alias Ucok sudah sempat dibawa untuk berobat ke rumah sakit jiwa di kawasan Grogol, Jakarta Barat. 

    Pihak rumah sakit membolehkan Nikson pulang karena telah dinyatakan sembuh.

    Namun, menurutnya, gangguan kejiwaan yang diderita keponakannya itu kerap kambuh.

    Hal itu dikarenakan, Nikson, diduga tidak teratur minum obat yang diresepkan dokter kepadanya.

    Kondisi Nikson yang demikian, katanya, berdampak pada keluarganya yang khawatir akan kesehatan mental Nikson. 

    Bahkan, Rony mengatakan, ayah dari Nikson telah wafat enam bulan yang lalu akibat serangan jantung. 

    Ia menduga, sang adik meninggal karena memikirkan kondisi anaknya yang merupakan anggota kepolisian aktif itu.

    Aipda Nikson Pangaribuan (41), oknum polisi aniaya ibu kandung di Bogor terpaksa meratapi penyesalannya di bui. (Kolase foto TribunnewsBogor.com/ist)

    Meski demikian, ia menilai, hubungan Nikson dengan ibu kandungnya, Herlina, dalam kondisi yang sangat baik dan tidak pernah ada permasalahan sebelumnya. 

    “Gejala sebelum kejadian (pembunuhan), Nikson itu dua minggu yang lalu, sudah marah-marah
    terus, nonjokin lantai, ubin, dan mukulin meja. Di situ, kita jelas, bahwa si Nikson itu
    penyakitnya sudah kambuh,” jelas Rony, kepada Tribun Network.

    Atas kondisi yang terjadi dengan Nikson, Rony berharap keponakannya dapat
    direhabilitasi sambil menjalankan hukuman. 

    “Bukan kemauan si Nikson jadi sakit. Bukan kemauan dia. Mohon Propam yang memeriksa dia nanti memikirkan seadil-adilnya sesuai dengan aturan. Maksud saya, permintaan keluarga kami, jangan sampai dia dipecat. Tolonglah direhab sampai dia sembuh,” imbuh Rony.(tribun network/riz/dod)

  • Komitmen Presiden Terpilih Tingkatkan Peran Koperasi Sebagai Pilar Pembangunan

    Komitmen Presiden Terpilih Tingkatkan Peran Koperasi Sebagai Pilar Pembangunan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Koperasi Simpan Pinjam Nasari menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke – 25 Tahun Buku 2023.

    RAT digelar sebagai wujud pertanggungjawaban hasil kerja Pengurus di tahun 2023 serta sebagai bentuk kepatuhan dan tanggung jawab Pengurus dalam melaksanakan kewajiban dan hak yang berguna sebagai bahan evaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya guna mencapai kinerja yang lebih baik. 

    Acara yang digelar di SMESCO Tower, Jakarta pada Rabu (26/06/2024) ini dihadiri oleh tokoh, pejabat dan mitra kerja KSP Nasari.

    Diantaranya hadir Ahmad Zabadi Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM I, Laode Masihu Kamaluddin Wakil Ketua Dewan Pakar Presiden Terpilih, Amirsyah Tambunan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, serta Siti Marifah selaku Komisaris Utama PT. Askrindo Syariah.

    Dalam sambutannya Ketua KSP Nasari Frans Meroga Panggabean, menyapa seluruh anggota KSP Nasari Baik yang hadir secara langsung tatap muka maupun yang mengikuti acara ini secara virtual dengan menggunakan media elektronik Zoom Meeting yang jumlahnya 40 kantor cabang. 

    Ia menyampaikan bahwa dalam 2 tahun terakhir KSP Nasari telah meluncurkan 2 produk pelayanan pinjaman sebagai wujud terobosan kepada ASN Guru, ASN Purnabakti dan juga para pelaku UMKM yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa di pemerintah. 

    Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah yakni 40 persen dari pengadaan barang dan jasa pemerintah wajib dilaksanakan oleh pelaku UMKM dan koperasi.

    KSP Nasari terus menerus berinovasi dengan terus menghadirkan produk-produk terbarunya yang tentunya untuk meningkatkan pelayanan dan eksistensi koperasi Indonesia.

    “Saat ini KSP Nasari juga dapat melayani para ASN dengan pembiayaan khusus untuk naik haji (ONH plus), kepemilikan rumah dan mobil serta pembiayaan permodalan untuk modal usaha sebagai persiapan aktivitas ASN tersebut pasca pensiun,” jelas Frans. 

    Dalam kesempatan yang sama Frans juga menjelaskan bahwa dalam acara ini KSP Nasari memberikan penghargaan sebagai apresiasi kepada kantor cabang terbaik dan juga penghargaan karyawan terbaik KSP Nasari untuk kinerja tahun 2023.

    Frans menegaskan bahwa “inilah bukti bahwa KSP Nasari selalu berusaha untuk melaksanakan Management Profesional dan iklim kompetisi di internal, sehingga dapat memberikan peningkatan pelayanan kepada anggota sesuai Motto 6T, Tulus, Terpercaya, Totalitas, Tangguh, Trengginas, dan Terbaik,”  ungkapnya.

    Sementara itu Profesor Laode Masihu Kamaluddin sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Presiden Terpilih Prabowo Subianto, memberikan sekapur sirih bertajuk “Quo Vadis Perkoperasian Indonesia pada Kepemimpinan Nasional 2024 – 2029”.

     Menurut Laode koperasi adalah pilar pembangunan maka koperasi itu selalu melakukan gerakan kerakyatan. 

    Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto juga merupakan program kerakyatan yang di gagas dimana program itu nantinya direncanakan akan menyentuh sekitar 82 juta orang.

    “Hal ini tidak bisa hanya dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan besar saja tetapi juga harus melibatkan koperasi. Kekuatan tersebutlah yang akan dibangun dalam waktu 5 tahun kedepan,” terang Laode.

    “Lalu karena zamannya telah berubah maka peran big data, artifficial intelijen dan blockchain itu akan membantu koperasi memiliki sistem yang lebih mudah dan fleksibel dalam mengembangkan peran koperasi tadi,” ungkap Laode lagi.

    Prof. Laode menegaskan “Melanjutkan pengembangan infrastruktur dan meningkatkan lapangan pekerjaan yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri agro-maritim industri di sentra produktif melalui peran aktif koperasi merupakan program utama Presiden Terpilih yang tertuang dalam Asta Cita”.

    Acara dilanjutkan dengan Signing Kemitraan strategis antara KSP Nasari dengan PT Pos Indonesia, lalu KSPPS Nasari Mandiri Syariah dengan PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk, serta Koperasi Nasari Sentra UMKM (Skd) dengan DOKU.

    Sementara itu Ahmad Zabadi Deputi Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM dalam wawancara singkat kepada awak media menyampaikan bahwa dirinya mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan oleh KSP Nasari.

    “Inovasi yang dilakukan oleh KSP Nasari dinilai dapat menjawab tantangan zaman. Dengan tata kelola yang baik seperti KSP Nasari inu diharapkan nantinya akan membawa koperasi tetap eksis dan berkembang,” ungkap Zabadi.

    Ia berharap koperasi-koperasi di Indonesia mampu memberikan layanan terbaiknya kepada anggotanya dan juga memberikan perlindungan sehingga timbul rasa aman dari anggota ketika menyimpan dananya di koperasi.

    “Mudah-mudahan di pemerintahan yang baru akan datang nanti ada perubahan dari peraturan yang tidak dapat diwadahi oleh undang-undang yang lama saat ini,” tutup Zabadi.

    Tampak hadir pula Kadis Koperasi Provinsi DKI Jakarta, Kadis Koperasi Kota Depok, Tangerang, Bekasi dan Bogor, serta Gerakan Koperasi Indonesia yang tergabung dalam Dewan Koperasi Indonesia, Forum Koperasi Indonesia dan Angkatan Muda Koperasi Indonesia.

    Selain itu RAT KSP Nasari juga dihadiri oleh mitra kerja dari KSP Nasari yakni perwakilan dari PT Pos Indonesia, perwakilan dari bank BTPN, Bank BRI, Bank Banten, Bank Jateng, Hana Bank, Bank Neo, Bank Permata Syariah, BPR Lestari, Bank BSI Warna Bintang Kreasi, Asuransi Heksa.

  • Video Iptu Rudiana Terpantau Bermain Bulu Tangkis di Tengah Desakan Kasus Vina

    Video Iptu Rudiana Terpantau Bermain Bulu Tangkis di Tengah Desakan Kasus Vina

    Di tengah pengusutan kasus Vina, ayah Eky yakni Iptu Rudiana sedang bermain bulu tangkis.

    Tayang: Kamis, 27 Juni 2024 11:27 WIB

    TRIBUNNNEWS.COM – Kasus pembunuhan Vina dinilai makin kusut lantaran muncul berbagai saksi.

    Di tengah pengusutan kasus tersebut, ayah Eky, yakni Iptu Rudiana, tak muncul di depan publik.

    Namun, kini beredar foto Iptu Rudiana sedang bermain bulu tangkis.

    Adapun foto itu diunggah oleh Humas Polres Cirebon Kota pada Rabu (26/6/2024), dengan keterangan perlombaan bulu tangkis dalam acara Hari Bhayangkara ke-78.

    Dalam foto itu terlihat Iptu Rudiana menggunakan kaos olahraga warna biru putih yang dipadukan dengan celana hitam.

    Ayah Eky itu tampak berpose sembari memegang raket.

    Bersama Iptu Rudiana, terlihat pula beberapa pejabat Polres Cirebon Kota, Kapolres Cirebon Kota AKBP Rano Hadiyanto dan Kasat Narkoba AKP Ma’ruf Murdiyanto.

    Namun, berselang beberapa menit, Humas Polres Cirebon Kota menghapus foto tersebut.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini