Category: Tribunnews.com Metropolitan

  • Warga Dengar Empat Kali Ledakan di Lokasi Kebakaran Glodok Plaza Jakarta Barat – Halaman all

    Warga Dengar Empat Kali Ledakan di Lokasi Kebakaran Glodok Plaza Jakarta Barat – Halaman all

    Kebakaran terjadi di Plaza Glodok di Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025) malam. saksi mendengar empat kali ledakan.

    Tayang: Rabu, 15 Januari 2025 22:46 WIB

    net

    Kebakaran besar melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat pada Rabu (15/1/2025) malam. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebakaran terjadi di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025) malam.

    Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Taman Sari menyebut sumber api berasal dari lantai tujuh Glodok Plaza.

    Warga sekitar lokasi kejadian bernama Bobby mengaku mendengar ledakan saat kebakaran terjadi.

    “Keras Kak soalnya rumah ku jaraknya lumayan dan kedengaran jelas banget sampai ke jalan, lebih empat kali ledakannya,” ujar Bobby saat dikonfirmasi melalui media sosial X(Twitter), Rabu(15/1/2025).

    Kebakaran di Plaza Glodok terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.

    Sebanyak 20 armada mobil pemadam kebakaran dari Suku Dinas Pemadam kebakaran Jakarta Barat menuju ke lokasi kebakaran tersebut.

    “Banyak ada puluhan,” kata Petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran Taman Sari, Supra saat dikonfirmasi Tribun.

    Supra pun mengungkap personil Damkar mengalami kendala untuk menjangkau titik api.

    “Aksesnya agak sulit karena di atas,” kata dia.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Polemik Pagar Laut di Perairan Tangerang, Pemuda Muhammadiyah Minta Diselesaikan Transparan   – Halaman all

    Polemik Pagar Laut di Perairan Tangerang, Pemuda Muhammadiyah Minta Diselesaikan Transparan   – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyatakan kesiapannya untuk melakukan investigasi terkait polemik keberadaan pagar laut Sepanjang 30,16 KM di Perairan Tangerang yang dikaitkan dengan kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2), pesisir utara Tangerang.

    Langkah ini diambil untuk meluruskan berbagai informasi yang beredar, menjaga kepastian hukum, mendukung iklim investasi yang kondusif, serta memastikan proyek tersebut memberikan manfaat optimal bagi masyarakat dan perekonomian nasional.

    Demikian hal ini disampaikan Affandi Affan Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.

    Sebagai informasi, proyek PSN PIK 2, yang sepenuhnya didanai oleh swasta, telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan nilai investasi mencapai puluhan triliun rupiah.

    Proyek ini dirancang sebagai kawasan terpadu dengan infrastruktur modern dan ramah lingkungan, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan devisa negara, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan kawasan pesisir utara Tangerang.

    Dengan nilai investasi mencapai puluhan triliun, proyek ini telah menarik perhatian luas, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

    Affandi Affan, aktivis dan lawyer asal Sumatera Utara yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, menyatakan bahwa kepastian hukum adalah hal yang mutlak dalam penyelesaian polemik ini.

    Ia menegaskan bahwa isu pagar laut yang saat ini dikaitkan dengan PSN PIK 2 harus segera dituntaskan demi menjaga stabilitas investasi.

    “Sebagai praktisi hukum, saya memahami bahwa kepastian hukum adalah elemen fundamental yang harus dijaga, terutama dalam pelaksanaan proyek strategis nasional seperti PIK 2. Polemik ini harus diselesaikan secara transparan dan adil agar tidak mengganggu kepercayaan investor,” ujarnya di Jakarta.

    Affan juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas hukum dan politik.

    “Indonesia harus menunjukkan komitmen yang konsisten terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Jangan sampai perubahan politik mengganggu kepercayaan investor terhadap keamanan dan stabilitas investasi di negara ini,” tambahnya.

    Affandi menilai, meskipun pagar laut tersebut tidak berada di dalam kawasan PSN PIK 2, penyelesaian polemik ini sangat penting untuk memastikan proyek tetap berjalan sesuai tujuan awalnya.

    “PSN PIK 2 adalah simbol kepercayaan global terhadap kemampuan Indonesia dalam menarik investasi besar. Proyek ini harus menjadi contoh bagaimana investasi besar dapat dikelola untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.

    Sebagai advokat, Affandi menyerukan agar pemerintah dan semua pihak terkait berkolaborasi menyelesaikan polemik ini tanpa mengorbankan hak-hak masyarakat.

    Ia juga meminta seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak membuat spekulasi berlebihan terkait isu ini.

    “Semua pihak harus mampu menahan diri agar tidak menimbulkan kegaduhan yang dapat mengganggu stabilitas, ketenangan masyarakat, dan iklim investasi di Indonesia. Polemik ini harus diselesaikan dengan bijaksana demi menjaga kepentingan bersama,” tegasnya.

    Pemuda Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu-isu strategis yang berdampak pada pembangunan nasional.  

     

  • Rute Baru Bus Sekolah Jakarta Gratis 2025: Simak Jalan dan Sekolah yang Dilintasi – Halaman all

    Rute Baru Bus Sekolah Jakarta Gratis 2025: Simak Jalan dan Sekolah yang Dilintasi – Halaman all

    Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memberlakukan rute baru bus sekolah. Simak jalan dan sekolah yang dilintasi.

    Tayang: Rabu, 15 Januari 2025 20:29 WIB

    IG @dishubdkijakarta

    Rute Baru Bus Sekolah Jakarta Gratis 2025 

    TRIBUNNEWS.COM – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memberlakukan rute baru bus sekolah.

    Terutama untuk sekolah di kawasan Cijantung, Pekayon, Kalisari, Cibubur, Taruna Jaya dan Kelapa Dua Wetan.

    Rute baru itu adalah Zonasi 14 dengan rute Cijantung, Pekayon, Kalisari, dan Zonasi 15 dengan rute Cibubur, Taruna Jaya, Kelapa Dua Wetan. 

    Adapun waktu dan jam operasi adalah Senin hingga Jumat dengan tiga shift pelayanan, yakni:

    Shift 1 jam 05.30-07.00 WIB
    Shift 2 jam 11.00-16.00 WIB
    Shift 3 jam 16.30-18.30 WIB

    Zonasi 14 (Cijantung – Pekayon – Kalisari)

    Titik start: Jl. Kalisari Raya (depan resimen zeni kontuksi)

    Jalan Yang Dilintasi: Jl. Ra Fadhilah – Jl. H. Hasan – Jl. Kalisari Raya – Jl. Kalisari 1 – Jl. Kalisari-Jl. Kalisari Pekayon -Gg. Kong Rani Iii – Jl. Raya Bogor

    Sekolah Yang Dilintasi: SDN Cijantung 03-SMPN 103 Jakarta Timur – SDN 01 Baru Pagi – SDN 02 Baru Pagi – SMAN 39 Jakarta – SMPN 179 Jakarta – SMPN 203 Jakarta – SDN Kalisari 05 Pasar Rebo-SDN Kalisari 01 Pasar Rebo-SMA-SMK Budi Warman 2 – SMPN 184 Jakarta – SDN 09 Pekayon – SDN 10 Pekayon

    Zonasi 15 (Cibubur – Taruna Jaya – Kelapa Dua Wetan)

    Titik start: Jl. Lapangan Tembak (dekat Apartment JKT Living Star)

    Jalan Yang Dilintasi: Jl. Lapangan Tembak Cibubur – Jl. Cibubur 1-Jl. Raya Pkp – Jl. Raya Klp Dua Wetan – Jl. Jambore – Jl. Taruna Jaya – Jl. Abdulrahman – Jl. Masjid

    Sekolah Yang Dilintasi: SDN 01 Cibubur – SDN 05 Pagi Cibubur – SMP N 233 Jakarta – SMP N 287 Jakarta – SMA N 99 Jakarta – SMK N 52 Jakarta – SMK Al Wahyu-Mi Alwahyu-SMP N 147 Jakarta – SD N 02 Kelapa Dua Wetan – SD 01 Kelapa Dua Wetan – SD/SMP/SMA Pkp Islamic School -SDN 04 Cibubur – SDN 03 Cibubur

    Rute Reguler

    Rute 1 (Lap.Banteng – Galur-P.Kemerdekaan)
    Rute 2 (Pelumpang-Sunter-Kemayoran)
    Rute 3 (Gandaria-Hek-Tmii)
    Rute 4.A (Printis Kemerdekaan-Pulogadung-Bor-Pd.Kopi)
    Rute 4.B (P. Kemerdekaan-Pulogadung-Pulogebang -Pdk Kopi) Rute 5 (Kampung Melayu – Tmii – Ceger)
    Rute 6 (Ps.Minggu – Buncit – Kebayoran Ptik)
    Rute 7 (Pasar Minggu – Ranco-Lt.Agung – Ui)
    Rute 8 (Ps. Minggu – Pancoran – Manggarai)
    Rute 9 (Cilincing-Plumpang -P.Kemerdekaan)
    Rute 10 (Kampung Melayu – Lapangan Banteng) Rute 11 (Blok.M-Cileduk)
    Rute 12 (Terminal Kalideres – Gajah Mada)
    Rute 13 (Pulogadung-Pd.Bambu – Kali Malang-Cawang-Pgc)
    Rute 14 (Blok.M-Pondok Labu)
    Rute 15 (Tebet-Cipinang Muara – Pondok Kopi)
    Rute 16 (Rusun Muara Baru Pluit – Grogol)
    Rute 17 (Rusun Muara Baru Pluit-Bandengan Muara Angke (Kali Adem)) Rute 18 (Meruya-Ciledug – Meruya)
    Rute 19 (Bendungan Hilir-Kemanggisan)
    Rute 20 (Kemanggisan-Daan Mogot)
    Rute 21 (Lodan – Kota Tua – Pinangsia)
    Rute 22 (Ps. Minggu – Kebagusan – Pondok Labu)
    Rute 23 (Kembangan-Pesanggrahan – Meruya)
    Rute 24 (Kemanggisan-Kebayoran – Pondok Pinang)
    Rute 25 (Blok M-Rempoa)
    Rute 26 (Pulogadung Cilincing Via Pegangsaan Dua – Semper)
    Rute 27 (Tipar Cakung-Sukapura – Semper – Koja)
    Rute 28 (Gajahmada-Jembatan 5-Pinangsia)
    Rute 29 Disabilitas (Ypac-Kalideres)
    Rute 30 Disabilitas (Ypac-Lubang Buaya)
    Rute 31 Disabilitas (Ypac-Muara Baru)

    Rute Zonasi

    Zonasi 1 (Pondok Gede-Condet-Ranco) Zonasi 2 (Kp. Melayu-Rawamangun) Zonasi 3 (Terminal Kalideres-Kamal)
    Zonasi 4 (Kalideres-Semanan-Durikosambi) Zonasi 5 (Pulogadung-Mardani-Paseban)
    Zonasi 6 (Cawang-Ragunan)
    Zonasi 7 (Rawamangun-Manggarai-Cikini)
    Zonasi 8 (Lubang Buaya – Cipayung – Ciracas)
    Zonasi 9 (Rorotan-Marunda)
    Zonasi 10 (Rusunawa Marunda-Cilincing)
    Zonasi 11 (Rusun Kapuk Muara-Jemb. Lima-Cideng)
    Zonasi 12 (Rusun Rawabebek-Rorotan)
    Zonasi 13 (Cipedak – Serengseng Sawah-Ciganjur)
    Zonasi 14 (Cijantung – Pekayon – Kalisari)
    Zonasi 15 (Cibubur – Taruna Jaya – Kelapa Dua Wetan)

    (Tribunnews.com/Widya)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Nanang Gimbal, Pembunuh Aktor Sandy Permana Tidur di Kuburan Desa Kutamukti Karawang Selama Sembunyi – Halaman all

    Nanang Gimbal, Pembunuh Aktor Sandy Permana Tidur di Kuburan Desa Kutamukti Karawang Selama Sembunyi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Nanang Irawan alias Nanang Gimbal pelaku pembunuhan aktor Sandy Permana diketahui tinggal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat untuk bersembunyi dari kejaran polisi.

    Nanang Gimbal bahkan disempat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) saat datang ke dusun tersebut setelah melakukan pembunuhan terhadap aktor Sandy Permana pada Minggu (12/1/2025) pagi.

    Kepala Desa Kutamukti, Aan Maryani mengatakan berdasarkan laporan perangkat RT/RW dan warga, Nanang Gimbal datang ke wilayah Karawang sejak Senin, 13 Januari 2024 pagi.

    Warga mengaku sempat curiga akan kedatangan orang asing atau tak dikenal tersebut.

    Tapi tidak terpikir jika orang baru yang datang ke wilayahnya tersebut merupakan pelaku pembunuhan aktor Sandy Permana.

    “Warga cerita ke RT lihat orang enggak kenal masuk sini mondar-mandir itu, tapi enggak kepikiran itu pelaku pembunuhan. Karena kan ramainya orang rambut panjang gimbal gitu, ini kan enggak,” kata Aan dikutip dari Tribunbekasi.com, Rabu (15/1/2025).

    Warga justru mengira orang tersebut mengaalami gangguan jiwa, sebab setelah ada di jalanan menghilang dan warga lain melihatnya ada di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Kutamukti.

    “Iya pada mengiranya itu orang gila, karena ada di TPU terus. Sampai tidur juga di makam itu,” ujarnya.

    Kata Aan, saat pagi hari orang itu lapar dan keluar dari TPU untuk membeli makan.

    Akan tetapi, karena uangnya sisa Rp 2.500 dia datang ke klinik meminta bantuan agar bisa membeli makan.

    “Dari situ langsung ditangkap polisi, karena memang dari kemarin polisi itu sudah ada dan menyebar di desa sini,” imbuhnya.

    Nanang Gimbal ditangkap polisi di Dusun Poris RT 04/RW 09, Kutamukti, Kutawaluya, Karawang, Rabu (15/1/2025) pukul 10.45 WIB.

    “Pelaku dengan sengaja kabur dan bersembunyi untuk hindari kejaran petugas kami,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Rabu (15/1/2025).

    Nanang Gimbal sengaja kabur ke daerah Karawang, Jawa Barat setelah aksi penikaman Sandy Permana.

    “Ditangkap di warung sedang makan,” kata Ade Ary.

    Ade Ary pun mengungkap Nanang berupaya mengelabui petugas dengan mengubah penampilannya selama dalam pelarian.

    Pelaku mencukur rambut gimbalnya menggunakan gunting yang dipinjam dari sebuah warung dengan tujuan agar tidak dapat dikenali.

    “Pelaku pun sempat memotong rambut, saat pelarian menuju Karawang, menggunakan gunting yamg dipinjam di warung dengan tujuannya agar tidak dikenali selama pelarian,” ungkap Ade Ary.

    Saat ini, tim gabungan masih menginterogasi pelaku untuk mendalami motifnya menghabisi nyawa Sandy Permana.

    Sandy tewas dengan sejumlah luka tusuk.

    Dua luka tusuk di antaranya terdapat di bagian kepala korban.

    “Saat dilakukan olah TKP, di tubuh korban terdapat perlukaan di bagian kepala kiri 3 Cm, lebar 1 Cm, perlukaan di belakang kiri telingga panjangnya 4 Cm,” kata Ade Ary Senin (13/1/2024).

    Selain itu terdapat luka gores di pipi kiri Sandy dan luka robek di bagian perut korban.

    Pembunuh Sandy Permana Berupaya Hilangkan Bukti

    Sebelum kabur ke Karawang, Jawa Barat, terungkap Nanang membuang barang bukti pisau sesaat setelah menusuk artis Sandy Permana.

    Kini pisau yang digunakan untuk menusuk Sandy Permana telah ditemukan polisi.

    “Sudah (ditemukan barang bukti pisau),” kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Marasabessy, Rabu (15/1/2025).

    Berdasarkan foto yang diterima, barang bukti pisau tersebut ditemukan di selokan.

    Menurut Ressa, pisau itu ditemukan tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

    “(Pisau ditemukan) di gapura dekat TKP,” ujar Ressa.

    Dalam kasus ini Nanang dijerat dengan Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat dan atau Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukumannya 15 tahun penjara.

  • Rumah Nanang Gimbal Dihiasi Poster Tengkorak, Ada Kandang Ayam dan Botol Bekas Minuman – Halaman all

    Rumah Nanang Gimbal Dihiasi Poster Tengkorak, Ada Kandang Ayam dan Botol Bekas Minuman – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Nanang Gimbal ditangkap polisi di Karawang, Jawa Barat, siang tadi.

    Tersangka pelaku pembunuhan aktor Sandy Permana ini melarikan diri setelah membunuh.

    Pelaku membunuh Sandy Permana di dekat rumahnya di kompleks perumahan TNI/Polri, RT05 RW08, Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

     Nanang Gimbal dan Sandy Permana adalah tetangga.

    Jarak rumah keduanya tidak lebih dari 200 meter.

    Mereka diketahui sudah sama-sama tinggal di perumahan tersebut sejak sekitar 13 tahun silam. 

    “Tetangga (sama pelaku), dia (pelaku) tinggal sama istri dan anak-anak serumah berlima, udah 13 tahun tinggal di sini,” kata Ade Andriani, istri korban. 

    Kondisi Rumah Nanang Gimbal

    TribunJakarta.com melihat langsung kediaman Nanang Gimbal.

    Lokasinya berada di ujung jalan atau hook kompleks perumahan. 

    Dari luar, rumah tersebut tertutup pohon rindang tinggi menjulang dan rapat. 

    Jika dilihat dari jarak dekat, kondisi rumah terlihat berantakan.

    Ada kolam ikan tak terawat di bagian depan rumah. 

    Dinding bangunan beberapa tampak terkelupas, tanaman di dekat jendela sampai pintu menambah kesan tak beraturan. 

    Paling mencengangkan ketika melihat sisi samping rumah, terdapat sebuah celah seperti akses masuk di antara rindangnya pepohonan. 

    Di baliknya ternyata ada semacam gubuk, beratapkan terpal dan plastik lengkap dengan kipas angin serta hiasan poster bergambar tengkorak. 

    Pada bagian alas gubuk, terdapat karpet dan bantal yang terlihat kusam.

    Ditambah keberadaan botol bekas minuman keras yang disusun laiknya pajangan. 

    Tak jauh dari gubuk, terlihat kandang ayam dan tungku kendi.

    Tumpukan kayu dan bebatuan menambah kesan berantakan rumah yang ditempati pelaku tersebut. 

    Profesi Nanang Gimbal

    Ade mengatakan, Nanang sempat bekerja sebagai kru sinetron tukang bubur naik haji.

    Dan kemungkinan pernah kerja bareng dengan korban. 

    “Pelaku itu dulunya itu Kru di Tukang Bubur Naik Haji, sudah (kenal lama) mungkin dia pernah satu kerjaan sama suami saya,” kata Ade, Senin (13/1/2025).  

    Namun profesi itu seperti sudah cukup lama ditinggalkan pelaku.

    Dia lebih terlihat berada di rumah ketimbang bekerja. 

    Hal ini juga diperkuat dengan keterangan Sudarmaji ketua RT setempat,

    Nanang lebih sering di rumah mengurus ternak ayam di kediamannya. 

    “Sekarang ini lagi sibuk mengurusi ternak ayam di rumahnya itu,” kata Sudarmaji.

    Pakai Pisau Modifikasi

    Tersangka Nanang Gimbal menusuk Sandy Permana di dekat rumahnya kawasan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat,  pada Minggu (12/1/2025) pagi.

    Berkat informasi dari masyarakat, pelaku akhirnya berhasil ditangkap di Dusun Poris, RT 04/RW 09, Desa Kuta Mukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hari ini.

    Barang bukti berupa pisau yang digunakan pelaku juga telah diamankan polisi untuk mendukung proses hukum lebih lanjut. 

    Polisi resmi menetapkan Nanang Gimbal sebagai tersangka dalam kasus ini.

    Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi mengumpulkan sejumlah bukti dan memeriksa saksi-saksi terkait kasus itu.

    Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya, Kompol Bambang Askar Sodiq, dalam konferensi pers menyampaikan bahwa pelaku dijerat Pasal 354 KUHP.

    Pasal ini mengatur tentang penganiayaan berat yang menyebabkan kematian dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    “Sudah tersangka yang bersangkutan dengan ancaman pasal 354 atau 338 pembunuhan,” kata Kompol Bambang di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

     Sejauh ini, polisi telah memeriksa tujuh orang saksi, termasuk istri Sandy Permana.

    Tujuannya untuk menggali informasi lebih lanjut terkait peristiwa ini. 

    Berdasarkan keterangan saksi, diketahui bahwa setelah melakukan aksi pembunuhan, tersangka langsung melarikan diri ke wilayah Karawang, Jawa Barat.

    “Yang bersangkutan kabur dan sempat mengelabui petugas dengan memotong rambutnya untuk menyamar,” ujar Kompol Bambang. 

    Namun upaya pelaku untuk bersembunyi gagal.

    Nanang Gimbal akhirnya berhasil ditangkap di sebuah rumah di Dusun Poris, Desa Kuta Mukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, hari ini (15/1/2025), sekitar pukul 10.45 WIB.

    Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jakarta

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Rumah Pelaku Penusukan Aktor Sinetron ‘Mak Lampir’ Berantakan: Ada Kandang Ayam Hingga Botol Miras

     

     

     

     

  • Cara Gunakan Stratifikasi UKS di Aplikasi Jakarta Edukasi, Jangan Lupa Buat Akun jakartaedukasi.id – Halaman all

    Cara Gunakan Stratifikasi UKS di Aplikasi Jakarta Edukasi, Jangan Lupa Buat Akun jakartaedukasi.id – Halaman all

    Inilah cara menggunakan fitur Stratifikasi UKS di aplikasi Jakarta Edukasi, sekolah harus memiliki akun di website jakartaedukasi.id.

    Tayang: Rabu, 15 Januari 2025 16:43 WIB

    Instagram @jakartaedukasi

    Cara menggunakan fitur Stratifikasi UKS di aplikasi Jakarta Edukasi – Inilah cara menggunakan fitur Stratifikasi UKS di aplikasi Jakarta Edukasi, sekolah harus memiliki akun di website jakartaedukasi.id. 

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah cara menggunakan fitur Stratifikasi UKS di aplikasi Jakarta Edukasi.

    Dalam rangka  peningkatan mutu pembinaan dan pelaksanaan Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) maka sekolah harus memperhatikan stratifikasi UKS yang terdiri dari minimal, optimal, standar dan paripurna. 

    Dinas pendidikan (Disdik) DKI Jakarta telah membagikan cara gunakan Stratifikasi UKS di aplikasi Jakarta Edukasi untuk diisi oleh sekolah atau madrasah.

    Pertama sekolah harus memiliki akun di website jakartaedukasi.id sebelum login untuk mengunakan Stratifikasi UKS.

    Setelah itu pilih jenis akun sekolah dan memasukan NPSN sekolah masing-masing.

    Kemudian isi data sekolah dan jika akun sudah berhasil dibuat, login di aplikasi Jakarta Edukasi untuk memilih opsi Stratifikasi UKS.

    Selengkapnya berikut cara buat akun sekolah di jakartaedukasi.id dan cara gunakan Stratifikasi UKS di aplikasi Jakarta Edukasi, mengutip Instagram resmi @jakartaedukasi, berikut ini.

    1. Buka laman jakartaedukasi.id

    2. Pilih jenis akun sekolah

    3. Masukan NPSN sekolah

    4. Isi data sekolah sesuai kolom

    5. Buat password dan konfirmasi ulang

    Cara Gunakan Stratifikasi UKS di Aplikasi Jakarta Edukasi

    1. Login ke aplikasi Jakarta Edukasi dengan memasukkan NPSN Sekolah dan password yang sudah dibuat.

    2. Pilih menu Aplikasi di dashboard utama.

    3. Cari dan klik opsi Stratifikasi UKS.

    4. Klik menu Pendataan.

    5. Lakukan pendataan dengan memilih kondisi sekolah apakah Sesuai atau Tidak Sesuai pada setiap kriteria yang tersedia.

    6. Setelah semua data diisi, klik Simpan untuk menyelesaikan proses pendataan.

    *)Catatan: Aplikasi Jakarta Edukasi hadir untuk mempermudah proses evaluasi dan pengelolaan data UKS di sekolah. 

    Pastikan data yang dimasukkan sudah sesuai dengan kondisi aktual.

    (Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Detik-detik Penangkapan Nanang Gimbal Saat Asyik Makan di Warung – Halaman all

    Detik-detik Penangkapan Nanang Gimbal Saat Asyik Makan di Warung – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Pelaku pembunuhan aktor Sandy Permana akhirnya ditangkap polisi.

    Nanang Irawan alias Nanag Gimbal (45) ditangkap di wilayah Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025) siang.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi bilang Nanang Gimbal ditangkap saat bersembunyi di wilayah Karawang.

    Penangkapan tersebut berlangsung di RT 04/RW 09, Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (15/1/2025).

    “(Ditangkap) pada saat yang bersangkutan bersembunyi di daerah Karawang. (Ditangkap tadi) sekitar pukul 10.45 WIB,” ujar Ade Ary saat dikonfirmasi.

    Nanang ‘Gimbal’ sengaja kabur ke daerah Karawang, Jawa Barat setelah aksi penikaman Sandy Permana.

    “Ditangkap di warung sedang makan,” kata Ade Ary.

    Pisaunya Didapatkan

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar mengatakan Nanang ditangkap oleh tim gabungan dari Polres Metro Bekasi dan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Tampak Nanang ‘Gimbal’ memakai kacamata dan mengenakan jaket berwarna saat ditangkap polisi pada Rabu (15/1/2025).

    Selain itu, dia juga mengenakan baju berwarna biru serta mengenakan kalung.

    Rambut gimbal yang menjadi ciri khas Nanang tak tampak.

    Dalam foto tersebut, tampak polisi tengah memborgol Nanang di suatu tempat yang diduga warung kelontong.

    Tayangan Kompas.TV memperlihatkan Nanang dibawa ke lokasi pembunuhan.

    Di dekat rumahnya itu dia  menunjukkan lokasi membuang pisau yang diduga untuk membunuh aktor Sandy Permana.

    Potong Rambut

    Ade Ary mengatakan Nanang memotong rambutnya untuk mengelabui polisi. 

    Dia meminjam gunting di warung dan mencukur rambutnya sendiri.

    “Pelaku pun sempat memotong rambut, saat pelarian menuju Karawang. Menggunakan gunting yang dipinjam di warung dengan tujuannya agar tidak dikenali selama pelarian,” imbuhnya.

    Saat ini, tim gabungan masih menginterogasi pelaku untuk mendalami motifnya menghabisi nyawa Sandy Permana.

    “Pasal yang dikenakan Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat dan atau Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukumannya 15 tahun penjara,” ujar Kabid Humas.

    Kronologi 

    Sandy tewas dengan sejumlah luka tusuk. Dua luka tusuk di antaranya terdapat di bagian kepala korban.

    “Saat dilakukan olah TKP, di tubuh korban terdapat perlukaan di bagian kepala kiri 3 Cm, lebar 1 Cm, perlukaan di belakang kiri telingga panjangnya 4 Cm,” kata Ade Ary di Polda Metro Jaya, Senin (13/1/2024).

    Selain itu terdapat luka gores di pipi kiri Sandy dan luka robek di bagian perut korban. Saat ini, polisi masih berupaya untuk menangkap pelaku pembunuhan.

    “Mohon waktu tim gabungan akan usut tuntas dan tangkap pelaku,” ujar Ade Ary.

    Di sisi lain, Sandy diketahui sempat berduel dengan seorang pria sebelum ditikam hingga tewas.

    Fakta itu terungkap setelah polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.

    “Setidaknya ada empat saksi, itu antara lain seorang ibu yang melihat korban diduga sedang berkelahi,” kata Ade Ary.

    Ade Ary mengungkapkan, pria yang berduel dengan korban sempat melotot sebelum akhirnya meninggalkan lokasi kejadian.

    “Kemudian yang sedang berkelahi dengan korban itu melotot dan akhirnya pergi,” ungkap Kabid Humas.

     

     

     

  • Demi Hilangkan Jejak, Nanang ‘Gimbal’ Pembunuh Sandy Permana Sempat Cukur Sendiri Rambutnya – Halaman all

    Demi Hilangkan Jejak, Nanang ‘Gimbal’ Pembunuh Sandy Permana Sempat Cukur Sendiri Rambutnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Selama menjadi buronan, Nanang Irawan alias Gimbal ternyata sempat mencukur rambutnya.

    Adapun tujuannya agar tidak dikenali saat masih menjadi buronan.

    Diketahui, Nanang Irawan adalah pelaku pembunuhan terhadap aktor Misteri Gunung Merapi atau Mak Lampir, Sandy Permana di Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (12/1/2025).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menuturkan Nanang mencukur rambutnya saat masih dalam perjalanan kabur ke Karawang, Jawa Barat.

    “Betul, berdasarkan keterangan pelaku sempat memotong rambut, saat pelarian ke Karawang,” kata Ade Ary kepada Tribunnews.com, Rabu (15/1/2025).

    Bukan ke tempat cukur, Ade Ary menyebut, Nanang mencukur rambutnya sendiri menggunakan gunting yang dipinjam dari warung.

    “(Cukur) menggunakan gunting yang dipinjam di warung,” jelasnya.

    Nanang ‘Gimbal’ akhirnya berhasil ditangkap oleh tim gabungan dari Polres Metro Bekasi dan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Rabu siang sekira pukul 10.45 WIB.

    Adapun dia ditangkap di Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawulya, Karawang, Jawa Barat saat tengah makan.

    “(Nanang ditangkap) saat sedang makan di warung,” jelasnya.

    Nanang Tunjukkan Pisau yang Digunakan untuk Tikam Sandy, Dibuang di Dekat Rumahnya

    Setelah ditangkap, Nanang disuruh oleh penyidik untuk menunjukkan lokasi pisau yang digunakannya untuk menikam Sandy.

    Berdasarkan tayangan dari YouTube Kompas TV, Nanang berjalan menuju sebuah gapura yang ternyata dekat dengan kediamannya.

    “Yang mana pisaunya?” kata salah satu penyidik.

    Lalu, Nanang mengambil pisau yang digunakan untuk menikam Sandy di selokan dekat gapura.

    “Oh ini ya?,” tanya penyidik.

    Kemudian, pisau tersebut dimasukkan ke sebuah plastik. Lalu, Nanang digelandang ke mobil berwarna merah untuk dibawa ke Polda Metro Jaya.

    Ciri-ciri Pelaku Sempat Diungkap Istri Sandy Permana

    Sebelumnya, istri Sandy Permana, Ade Indriani sempat membeberkan ciri-ciri dari pelaku penikaman yang mengakibatkan suaminya tewas.

    Dia mengungkapkan, pelaku kerap dipanggil ‘Gimbal’ karena memang memiliki rambut gimbal.

    Ade juga menyebut, pelaku diduga berprofesi sebagai kru film.

    “Namanya? Gimbal karena rambutnya gimbal. Dia itu kru film,” tuturnya pada Senin (13/1/2025) lalu.

    Di sisi lain, Ade juga menyebut, Sandy sempat mengucapkan nama pelaku penikaman sebelum tewas.

    Dia mengungkapkan, Sandy menyebut nama pelaku saat meminta tolong ke tetangganya setelah ditikam.

    Ade mengaku, mengetahui hal tersebut ketika diberitahu oleh tetangganya.

    “Infonya dia udah penuh darah itu, dia masih minta pertolongan ke rumah warga. Saat itu, sembari meminta pertolongan, dia sebut nama pelaku,” kata Ade di Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat pada Senin (13/1/2025).

    Tampang Nanang Irawan alias ‘Gimbal’, pelaku pembunuhan terhadap aktor Sandy Permana pada Minggu (12/1/2025) lalu. Dia ditangkap polisi pada Rabu (15/1/2025) hari ini. (Tangkap Layar YouTube Tribunnews)

    Ade mengaku, tidak mengetahui motif sebenarnya dari pelaku hingga nekat menghabisi nyawa suaminya. Menurutnya, Sandy tidak memiliki musuh semasa hidupnya.

    “Mungkin, yang lain menganggap suami saya musuh,” katanya.

    Hanya saja, Ade menduga, pemicu pelaku sampai tega menikam Sandy karena tidak diterima ditegur tidak hati-hati saat memotong ranting pohon.

    Sehingga, sambungnya, diduga pelaku tidak diterima dengan teguran dari Sandy dan berujung pemeran Arya Soma itu ditikam hingga tewas.

    “Mungkin pelaku ini ditegur sama suami saya. Infonya itu, (saat kejadian) pelaku sedang memangkas pohon, mungkin terlalu kencang dan mungkin suami saya tidak diterima dan akhirnya cekcok,” katanya.

    Ade mengungkapkan, teguran serupa juga sempat disampaikan terhadap terduga pelaku beberapa waktu lalu.

    Dia mengatakan, aktivitas memotong ranting pohon itu hampir mencelakai dirinya dan anaknya saat lewat.

    Ia juga mengungkapkan, terduga pelaku sempat emosi saat memotong ranting pohon ketika melihat dirinya dan anaknya.

    “Cuma mangkas pohonnya pelan. Tapi pas saya lewat, dia langsung pes (memeragakan memotong ranting pohon), kayak emosi. Saya tegur juga ‘pelan-pelan, kalau nanti misalnya kena saya dan anak saya bagaimana?’ Terus (terduga pelaku) melotot,” katanya.

    Sebelum Tewas, Sandy Sempat ke Danau

    Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan Sandy sempat pergi ke danau untuk menemui seseorang sebelum tewas pada Minggu pagi pukul 07.00 WIB.

    “Menuju danau menemui seseorang,” kata Ade di Mapolda Metro Jaya, Senin siang.

    Tidak diketahui korban bertemu siapa, singkatnya korban ditusuk oleh orang yang ditemuinya.

    Korban kemudian bertolak ke rumah temannya, LA dan sudah dalam kondisi berlumuran darah.

    Ade Ary mengatakan, korban lantas ambruk dan tergeletak di depan rumah temannya itu.

    “Kemudian korban dibawa ke Rumah Sakit, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia,” katanya.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Reynas Abdila)

    Artikel lain terkait Aktor Sandy Permana Tewas di Cibarusah 

     

     

  • Demi Hilangkan Jejak, Nanang ‘Gimbal’ Pembunuh Sandy Permana Sempat Cukur Sendiri Rambutnya – Halaman all

    Tampang Nanang Gimbal, Pelaku Pembunuh Aktor Sandy Permana, Ditangkap Saat Sembunyi di Karawang – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaku pembunuhan aktor Sandy Permana di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berhasil ditangkap.

    Hal itu disampaikan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bekasi Kabupaten, Komisaris Polisi Onkoseno Grandiarso Sukahar kepada wartawan, Rabu (15/1/2024).

    “Iya (pelaku sudah ditangkap),” katanya.

    Yang bersangkutan ditangkap oleh tim gabungan Subditektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Kabupaten Bekasi. 

    Onkoseno mengungkap nama pelaku dikenala dengan Nanang Gimbal.

    Pelaku saat ini digiring ke Markas Polda Metro Jaya untuk penyelidikan lebih lanjut.

    “Sedang dibawa ke Polda (Metro Jaya),” ujarnya.

    Tampang Nanang Irawan alias ‘Gimbal’, pelaku pembunuhan terhadap aktor Sandy Permana pada Minggu (12/1/2025) lalu. Dia ditangkap polisi pada Rabu (15/1/2025) hari ini. (Tangkap Layar YouTube Tribunnews)

    Ditangkap Saat Sembunyi

    Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan Nanang Gimbal ditangkap saat bersembunyi di wilayah Karawang.

    Penangkapan tersebut berlangsung di RT 04/RW 09, Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (15/1/2025).

    “(Ditangkap) pada saat yang bersangkutan bersembunyi di daerah Karawang. (Ditangkap tadi) sekitar pukul 10.45 WIB,” ujar Ade Ary dikutip dari Kompas.com.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Komisaris Onkoseno menambahkan, penangkapan terhadap Nanang dilakukan bersama tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Sandy ditemukan bersimbah darah di Jalan Cibarusah, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Minggu (12/1/2025) pagi.

    Sandy mengalami luka tusuk akibat senjata tajam pada bagian leher, dada, dan perut.

    Saat pertama kali ditemukan oleh tetangga, Sandy masih bernapas. Pemeran serial Mak Lampir itu sempat pingsan lalu dilarikan ke rumah sakit.

    Sayangnya, nyawa Sandy tidak tertolong dalam perjalanan ke rumah sakit.

    Sebelum ditemukan dalam kondisi kritis, Sandy diketahui sempat pergi ke sebuah danau untuk bertemu seseorang.

    Selain itu, informasi yang beredar menyebutkan bahwa Sandy juga sempat terlibat duel dengan pelaku sebelum akhirnya mengalami luka parah akibat tusukan senjata tajam.

     

     

     

    Sebelumnya diberikan, aktor Sandy Permana ditemukan tewas di pinggiran Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Minggu (12/1/2025).

    Korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah.

    Sandy sempat dilarikan ke rumah saki untuk namun nyawanya tidak tertolong. 

    Sandy merupakan aktor dalam film Mak Lampir.

     

  • BREAKING NEWS: Pelaku Pembunuhan Aktor Sandy Permana Ditangkap, Kini Dibawa ke Polda – Halaman all

    BREAKING NEWS: Pelaku Pembunuhan Aktor Sandy Permana Ditangkap, Kini Dibawa ke Polda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Tim gabungan dari Polres Metro Bekasi dan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap pelaku pembunuhan aktor Sandy Permana.

    “Iya (pelaku sudah ditangkap),” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, Rabu (15/1/2025).

    Namun, belum diketahui identitas dan kronologi penangkapan terduga pelaku.

    Onkoseno hanya mengatakan bahwa saat ini pelaku sedang dibawa ke Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

    “Sedang dibawa ke Polda,” ujar Onkoseno.

    Diberitakan sebelumnya, pemain sinetron Sandy Permana ternyata sempat terlibat baku hantam dengan pelaku sebelum ditemukan tewas.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, hal ini diketahui dari saksi yang melihatnya.

    “Berdasarkan fakta yang ditemukan, diduga ada saksi yang melihat ada seorang laki-laki yang sedang berkelahi dengan korban,” kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (13/1/2025).

    Meski demikian, belum diketahui siapa sosok pelaku tersebut.

    Ada dugaan pelaku merupakan tetangga korban sendiri, tetapi Ade Ary akan memastikannya kembali.

    “Nanti kami pastikan lagi,” ucap eks Kapolres Metro Jakarta Selatan itu.

    Ade Ary menuturkan, tim gabungan terdiri dari Polsek Cibarusah dan Polres Metro Bekasi dibantu Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah memeriksa empat orang saksi.

    “Terus melakukan pendalaman setelah mendatangi TKP, olah TKP melakukan pemeriksaan setidaknya ada 4 saksi itu antara lain seorang ibu yang melihat korban itu dengan ada satu saksi diduga sedang berkelahi, kemudian yang sedang berkelahi dengan korban itu melotot dan akhirnya pergi,” jelasnya.

    “Saksi kedua adalah istri dari orang yang bekelahi dengan korban, seorang sekuriti juga diambil keterangan, yang terakhir ada tetangga korban yang melihat adanya keributan antara korban dengan seorang laki laki,” tuturnya. (m31)

    Penulis: Ramadhan L Q