Category: Tribunnews.com Metropolitan

  • Keluarga Dian Cahyadi Korban Kebakaran Glodok Plaza Datangi RS Polri untuk Proses Identifikasi – Halaman all

    Keluarga Dian Cahyadi Korban Kebakaran Glodok Plaza Datangi RS Polri untuk Proses Identifikasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keluarga korban kebakaran hebat Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat mulai mendatangani RS Polri Kramat Jati.

    Riyadi, keluarga dari korban atas mama Dian Cahyadi (38) baru saja selesai melakukan rangkaian proses identifikasi jenazah.

    Mengenakan masker warna hitam dan topi, Riyadi mengatakan diminta menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Cuma KTP saja tidak ada sampel diambil jadi cuma laporan aja kan belum tentu juga (jenazah cocok,” ucapnya kepada wartawan di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Selain itu, Riyadi mengatakan juga diwawancara berkaitan dengan identifikasi

    “Tidak ada pemeriksaan cuma wawancara saja,” ungkapnya.

    Sebelumnya, tragedi kebakaran di Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat lantai paling atas terjadi pada Rabu (15/1/2025) pukul 21.33 WIB.

    Sebanyak tujuh kantong jenazah sudah dievakuasike RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (25), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

     

     

  • Melihat Pembongkaran Pagar Laut di Perairan Tangerang, TNI AL Tarik Menggunakan Tali – Halaman all

    Melihat Pembongkaran Pagar Laut di Perairan Tangerang, TNI AL Tarik Menggunakan Tali – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Pagar laut dari bambu yang membentang di perairan Tangerang sepanjang 30,16 km menjadi kontroversi, akhirnya dibongkar pada Sabtu (18/1/2025).

    Berdasarkan pantauan di Tribunnews.com di lokasi pukul 13.00 WIB, pembongkaran pagar laut ini dilakukan oleh sejumlah personil TNI Angkatan Laut (AL) dan warga.

    Sejumlah anggota TNI AL terlihat menceburkan diri ke laut memasang tali ke pagar laut yang terdiri dari jejeran bambu.

    Selanjutnya, personel TNI AL yang berada di atas kapal, menarik tali yang terikat dengan pagar laut tersebut. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang.

    Ada 4 perahu TNI AL dan 2 buah motor boat yang terlihat menggarap pencabutan pagar laut ini. Sedangkan, ada sekitar 2 kapal nelayan berukuran sedang yang membantu proses penarikan pagar.

    Terkait kondisi saat ini, cuaca di perairan Tanjung Pasir terpantau cerah dengan angin laut yang berhembus sedang.

    Berdasarkan informasi, sedikitnya 600 prajurit TNI AL dikerahkan untuk membongkar pagar laut Tangerang yang terbuat dari bambu itu.

    Dikutip dari kompas.com, Komandan Lantamal III, Brigadir Jenderal Harry Indarto, menyatakan bahwa pembongkaran ini dilakukan sebagai bentuk sinergi dengan masyarakat setempat. 

    “Pagi ini kami bersinergi bersama warga sekitar akan melaksanakan pembongkaran pagar laut yang selama ini mungkin sudah viral,” ujar Harry kepada wartawan, Sabtu pagi. 

    Pagar bambu yang membentang di laut Tangerang sepanjang 30,16 km menjadi kontroversi, akhirnya dibongkar pada Sabtu (18/1/2025). (Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda)

    Harry mengungkapkan bahwa langkah ini diambil karena banyaknya keluhan dari para nelayan terkait keberadaan pagar laut yang mengganggu akses mereka dalam mencari tangkapan ikan. 

    “Kami meminta untuk membuka akses maupun memberikan rambu-rambu, sehingga memudahkan para nelayan pada saat keluar-masuk alur untuk menuju ke laut,” jelas Harry.

    Sebelum pembongkaran dilakukan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan agar perairan tersebut dapat kembali seperti semula.

     

  • Sepak Terjang Tobak Mucikari ABG, Paksa 2 Remaja Putri Jadi PSK, Layani 70 Pria di Hotel Jakarta – Halaman all

    Sepak Terjang Tobak Mucikari ABG, Paksa 2 Remaja Putri Jadi PSK, Layani 70 Pria di Hotel Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polsek Kebayoran Baru Jakarta meringkus empat orang terkait Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    Mereka memaksa dua korbannya untuk menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    Dua remaja putri yang dipaksa jadi PSK itu adalah AMD (17) dan MAL (19).

    Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Kompol Nunu Suparmi mengatakan pelaku melakukan eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur. 

    “Itu terjadi pada 3 Januari 2025, TKP-nya di salah satu hotel di Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,” ujar Nunu dikutip dari Warta Kota, Sabtu (18/1/2025).

    Keempat pelaku berinisial RA, MRC, MR, dan R.

    Pelaku yang rata-rata juga masih usia remaja itu menjual dua wanita tersebut melalui aplikasi MiChat.

    Peran keempatnya pun berbeda-beda, mulai dari admin MiChat, mengantar sampai mengawal korban.

    Korban dibayar Rp 3,5 juta jika melayani 70 orang lebih dulu.

    Korban mulai bekerja dengan para pelaku sejak Oktober 2024 dan diancam dengan jeratan utang.

    Dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, masing-masing korban sudah melayani ratusan pria hidung belang.

    “(Korban) sudah tiga kali gajian. Iya betul (melayani 210 pria),” tutur  Kompol Nunu Suparmi.

    WNA Juga Jadi Pelanggan

    Ekonomi orang tua para korban juga sangat minim memaksa remaja putri itu ikut jadi PSK.

    Hotel sudah disewa pelaku ketika ada tamu yang setuju untuk menggunakan jasa korban.

    Polisi  menuturkan tamu yang dilayani korban dari Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA).

    “Tarifnya kalau dari para tamu yang membayar kepada muncikari ini berkisaran Rp250 ribu sampai Rp1,5 juta. Sedangkan korban hanya dibayar Rp3,5 juta per 70 tamu. Jadi kita bisa hitung ya, sekitar 50 ribu untuk sekali dia melayani tamu,” lanjut Kompol Nunu Suparmi

    Sepak Terjang Mucikari Tobak

    Mucikari dari dua remaja yang dipaksa jadi PSK adalah seorang remaja ABG pria berinisial R alias Tobak (19)

    Hanya butuh waktu satu bulan untuk belajar menjadi muncikari.

    Kanit Reskrim Polsek Metro Kebayoran Baru Kompol Nunu Suparmi mengatakan, Tobak menjadi muncikari sejak September 2024.

    “September untuk jadi muncikari. Tapi sebelumnya dia belajar dulu,” kata Nunu, Sabtu (18/1/2025).

    Kepada polisi, Tobak lebih dulu bekerja sebagai joki atau orang yang mengantar jemput pekerja seks komersial (PSK).

    “Jadi joki. Setelah dia belajar, ‘oh ternyata gue bisa jadi bos nih’. Dari joki cukup sebulan itu dia langsung bisa jadi muncikari,” ujar Kanit Reskrim.

    Muncikari yang masih berusia 19 tahun itu mengaku menerima gaji Rp 3-5 juta per hari dari hasil menjual korban AMD dan MAL kepada pria hidung belang.

    Jika diakumulasikan selama satu bulan, penghasilan Tobak sebagai muncikari mencapai Rp 90-150 juta.

    “Betul gaji dia (Tobak) bisa sehari Rp 3-5 juta, itu penghasilannya sehari,” ujar Nunu.

    Ia mengungkapkan, pelanggan korban berasal dari berbagai kalangan. Bahkan, beberapa di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).

    “Untuk pelanggannya bermacam-macam, warga negara asing (WNA) juga pernah, orang Indonesia, dari berbagai macam kalangan,” ungkap Nunu.

    Adapun muncikari mematok tarif sebesar Rp 250 ribu hingga Rp 1,5 juta.

     Namun, korban hanya dibayar Rp 50 ribu per satu kali melayani pria hidung belang.

    “Tarifnya kalau dari para tamu yang membayar kepada muncikari ini berkisaran Rp 250 ribu sampai Rp 1,5 juta. Sedangkan korban hanya dibayar 3,5 juta per 70 tamu. Jadi kita bisa hitung ya, sekitar Rp 50 ribu untuk sekali dia melayani tamu,” kata Nunu.

    Para tersangka dijerat Pasal 2 dan atau Pasal 12 UU RI Nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
     

     

     

  • Update Kasus Pemerasan Penonton DWP: Tiga Perwira Polisi Disanksi Demosi 1-8 Tahun – Halaman all

    Update Kasus Pemerasan Penonton DWP: Tiga Perwira Polisi Disanksi Demosi 1-8 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polri kembali menjatuhkan sanksi terhadap tiga anggota melalui sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) dalam kasus pemerasan penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.

     

    Tiga anggota tersebut disidang etik di Ruang Sidang KKEP Bidpropam Polda Metro Jaya Lantai 1 Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jumat (17/1/2025).

     

    Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Erdi Adrimulan Chaniago mengatakan tiga anggota pelanggar yang disidang ialah AB, AJH, dan DM.

     

    AB yang dimaksud adalah AKP Aryanindita Bagasatwika Mangkoesoebroto, AJH adalah AKP Abad Jaya Harefa, dan DM ialah AKP Derry Mulyadi.

     

    “AB dan DM demosi 8 tahun dan AJH demosi satu tahun,” kata Erdi dikutip Sabtu (18/1/2025).

     

    “Sanksi administratif berupa mutasi bersifat demosi di luar fungsi penegakan hukum (reserse),” sambung Erdi.

     

    Ketiga pelanggar menyatakan banding atas putusan sidang etik.

    Lebih jauh, Erdi menuturkan perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela. 

     

    Keduanya diwajibkan meminta maaf secara lisan di hadapan Sidang KKEP dan secara tertulis kepada pimpinan Polri.

     

    Majelis sidang KKEP menyatakan kedua pelanggar terbukti menangkap WN asal Malaysia yang diduga menyalahgunakan narkoba saat konser DWP di Jiexpo Kemayoran.

    Kemudian ada permintaan uang sebagai imbalan dalam pembebasan atau pelepasannya terhadap penonton yang diamankan.

     

    Pasal yang dilanggar yakni Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri Juncto Pasal 5 ayat (1) huruf b, Pasal 5 ayat (1) huruf c, Pasal 12 huruf b Perpol Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik Polri.

     

     

  • Permintaan Maaf Keluarga Nanang Gimbal Ditolak Istri Mendiang Sandy Permana – Halaman all

    Permintaan Maaf Keluarga Nanang Gimbal Ditolak Istri Mendiang Sandy Permana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Istri mendiang Sandy Permana, Ade Andriani, menolak permintaan maaf yang disampaikan oleh keluarga tersangka Nanang Gimbal.

    Permintaan maaf tersebut muncul setelah Nanang ditangkap karena membunuh Sandy.

    Ade bahkan menyatakan keinginannya agar “nyawa dibayar nyawa” sebagai balasan atas kematian suaminya.

    Permintaan Maaf yang Ditolak

    Permintaan maaf itu disampaikan oleh istri Nanang, Yulianti, pada Jumat, 17 Januari 2025, di kediaman Sandy di Perumahan TNI Polri, Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

    Yulianti datang ditemani kuasa hukumnya, namun tidak dapat bertemu dengan Ade yang sedang tidak ada di rumah.

    Dia hanya disambut oleh ibu Sandy, Noki, dan beberapa anggota keluarga lainnya.

    Dalam pertemuan tersebut, Yulianti mengungkapkan permintaan maafnya sembari mencium tangan ibunda mendiang tersebut.

    “Saya mau minta maaf ke keluarga korban karena kemarin saya empat hari dibawa polisi, baru dipulangin kemarin hari Rabu,” ujar Yulianti, dilansir Kompas.com.

    Meskipun Noki menerima permintaan maaf tersebut, ia menyampaikan keinginan Ade untuk adanya balasan atas kematian Sandy.

    “Iya, saya maafin sih, maafin,” kata Noki. 

    “Nyawa dibayar nyawa, kalau kata istrinya (Ade),” ungkap Noki.

    Motif Pembunuhan

    Nanang ditangkap oleh pihak kepolisian pada Rabu, 15 Januari 2025, setelah terungkap bahwa dia adalah pelaku penusukan Sandy.

    Motif pembunuhan ini berakar dari sakit hati dan dendam pribadi.

    Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, Nanang merasa direndahkan oleh Sandy setelah insiden meludah dan pandangan sinis yang terjadi antara mereka.

    Sandy dan Nanang sebelumnya terlibat konflik yang berkepanjangan, termasuk masalah terkait hajatan pernikahan Sandy yang digelar tanpa izin di pekarangan rumah Nanang.

    “Korban (Sandy) melakukan penebangan pohon di pekarangan tersangka tanpa izin terlebih dahulu, sehingga tersangka tidak menegur korban karena tersangka tahu korban sangat pemarah,” ujar Wira.

    Reaksi Keluarga Korban

    Ade juga mengungkapkan bahwa keluarga Nanang sering menghina suaminya.

    Oleh karena itu, Ade merasa seharusnya dialah yang menyimpan dendam pada Nanang karena sakit hati.

    Namun, selama ini hal tersebut ditahan oleh Ade.

    “Ya enggak sangka ya, harusnya kan saya yang dendam sama keluarga mereka ya karena keluarga mereka itu sering ngehina suami saya,” ungkap Ade saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (17/1/2025).

    “Ya menghina, ngejelek-jelekin suami saya. Harusnya saya yang harus dendam, sakit hati gitu. Selama ini saya tahan baik-baik. Ke tetangga (ngejelek-jelekin), semua di perumahan ini udah tahu kok mulut istrinya itu seperti apa karena sering menjelek-jelekan orang,” tuturnya.

    Ia pun merasa terkejut saat mengetahui ternyata Nanang menyimpan dendam begitu lama terhadap suaminya, yakni sejak hajatan pernikahan Sandy dan Ade pada 2018 lalu yang digelar di pekarangan rumah Nanang tersebut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pemprov DKI Jakarta Gelar Natal Bersama, Ini Harapan Pj Gubernur ke ASN – Halaman all

    Pemprov DKI Jakarta Gelar Natal Bersama, Ini Harapan Pj Gubernur ke ASN – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar Perayaan Natal bersama ASN, BUMD, dan DPRD DKI Jakarta di Hall Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Jumat (17/1/2025). 

    Marulina Dewi, selaku Ketua Panitia Natal yang juga Kepala Kerjasama Pemprov Jakarta menyampaikan bahwa Natal kali ini dihadiri oleh sekitar 6.000 ASN. 

    Para ASN bekerja di berbagai bidang antara lain guru, perawat, dokter pegawai di dinas, biro hingga badan yang melayani Kota Jakarta. 

    Selain ASN, perayaan Natal kali ini juga dihadiri keluarga BUMD serta DPRD DKI Jakarta.

    Marulina Dewi menyampaikan tema Natal Pemprov DKI masih sama dengan tema yang  ditetapkan KWI dan PGN yaitu “Marilah Sekarang Kita ke Betlehem” dan sub tema “Jati Diri Indonesia Mewujudkan Jakarta yang Global”.

    Tema yang diangkat mengandung makna refleksi atas nilai-nilai kasih kebersamaan dalam keberagaman Kota Jakarta yang heterogen, kota yang sangat beragam dan ini memiliki refleksi tentang kesederhanaan dan sejahtera. 

    Nomenklatur acara ini, lanjutnya, adalah “Aktualisasi Nilai-nilai Natal.” 

    “Maka harapannya acara ini mampu membawa semua peserta yang hadir hari ini  agar mampu mengimplementasikan nilai-nilai Natal dalam kehidupan kita sehari-hari di kota kita, Kota Jakarta dan dalam tugas pengabdian serta pelayanan kepada masyarakat,” beber Dewi.

    “Khusus ASN pemprov DKI Jakarta, diharapkan semangat Natal ini menjadi satu proses guna membentuk aparatur negara yang berkualitas, penuh loyalitas jujur dan disiplin mempunyai mindset yang teruji dan berjiwa melayani,” sambungnya. 

    Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya berharap para ASN di lingkup pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bisa menjaga kerukunan dan persatuan untuk mendukung Kota Jakarta yang maju, inklusif, sejahtera, berkeadilan dan berkelanjutan. 

    “Sungguh saya sebagai pejabat Gubernur, Pemerintah DKI Jakarta berharap ASN bisa membahagiakan masyarakatnya tanpa memandang SARA. Kita semua ingin bahagia di DKI Jakarta,” ujarnya. 

    Maka dari itu, dia pun berharap berbagai program di bidang keagamaan dan spiritual dapat terus dioptimalkan untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antar umat beragama khususnya di Kota Jakarta. 

    “Untuk ASN diharapkan terus bersinergi dengan berbagai stakeholder maupun elemen-elemen masyarakat lainnya dalam mengaktualisasikan kasih dalam wujud kepedulian terhadap sesama menjaga kerukunan persatuan dan kesatuan dalam upaya pembangunan kita,” ujarnya.

    “Kiranya semangat Natal menjadi pemantik semangat bagi kita semua untuk memberikan pelayanan optimal bagi Provinsi DKI Jakarta. Kota Jakarta adalah miniatur Indonesia yang penuh dengan keberagaman,” kata Teguh.

    Natal Pemprov DKI tahun ini turut dihadiri Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. 

    Dalam kesempatan ini, Menag menyoroti pentingnya hubungan yang erat antara agama dan umatnya.

    Ia menyatakan, semakin dekat seseorang dengan agamanya, semakin baik dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat.

    “Ini yang saya selalu sampaikan, semakin berjarak agama dengan umatnya, semakin di situ ada krisis, dan di situ Kementerian Agama gagal. Tapi semakin menyatu agama dan pemeluknya, semakin sukses Kementerian Agama,” kata Nasaruddin.

    Menag mengibaratkan bahwa jika akidah dan keimanan sudah kokoh, maka keberadaan polisi di tengah-tengah masyarakat pun seolah tidak diperlukan.

    Akidah, keyakinan, dan keimanan, kata Nasaruddin, seharusnya menjadi “polisi” yang dapat mencegah setiap individu berbuat hal-hal yang dilarang agama.

    “Semakin menyatu pemeluk dengan agama-agamanya, maka semakin damai, tenang, tentram bangsa ini,” ucap Nasaruddin.

  • 3 Teror yang Dirasakan Bung Towel Karena Kerap Mengkritik Shin Tae-yong, Lapor ke Polisi – Halaman all

    3 Teror yang Dirasakan Bung Towel Karena Kerap Mengkritik Shin Tae-yong, Lapor ke Polisi – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Tommy Welly alias Bung Towel melapor ke polisi dugaan ancaman atau teror yang menimpanya ke Polda Metro Jaya, Jumat (17/1/2025) malam.

    Bung Towel yang selama ini dikenal ‘pengamat’ sepak bola itu melapor ke polisi didampingi kuasa hukumnya.

    “Saya menduganya (ada serangan) seperti itu. Karena setiap kali saya memberikan catatan kritis, terutama misalnya terhadap kinerja Shin Tae Yong, ya biasanya itu otomatis terjadi. Penyerangan, pem-bully-an, dan sebagainya,” kata Bung Towel di kantor polisi.

    Laporan Bung Towel tersebut teregister dengan nomor STTLP/B/397/I/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    Dalam laporannya, Bung Towel memberikan barang bukti berupa sejumlah screenshot atau tangkapan layar akun media sosial.

    Bung Towel melaporkan dugaan Tindak Pidana Kejahatan Informasi Dan Transaksi Elektronik UU Nomor 1/2024 tentang Perubahan Kedua UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 Ayat (4) Juncto Pasal 27 A dan atau Pasal 65 JO Pasal 67 UU NO 27 Tahun 2022.

    Tommy Welly alias Bung Towel melaporkan doxing yang menimpanya ke Polda Metro Jaya, Jumat (17/1/2025) malam. (Warta Kota)

    Berikut 3 teror atau ancaman yang diklaim diterima Bung Towel:

    Klaim Dikirimi Paket COD

    Bung Towel mengaku kerap mendapat paket dari ojek online berjenis cash on delivery (COD).

    Itu terjadi usai data pribadi diseberluaskan oleh akun media sosial tertentu.

    “Paket COD juga terjadi, ada banyak paket COD dan itu sangat mengganggu ketentraman,” kata Bung Towel saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jumat (17/1/2025) dikutip dari Kompas.com.

    Bung Towel tidak bisa berbuat banyak.

    Dia hanya bisa meminta keluarganya agar tidak pernah menerima paket COD apapun bentuknya.

    “Karena kan kasihan mereka (ojek online), jadi korban antar-antar paket COD,” ujar Bung Towel.

    Dugaan Kena Doxing

    Bung Towel juga mengklaim terkena penyebaran informasi pribadi (doxing)  di media sosial.

    Oleh karena itu dia melaporkan sejumlah akun media sosial ke Polda Metro Jaya.

    Dugaan tindak pidana ini bukan hanya Bung Towel alami sendiri, tetapi juga dirasakan dua anaknya.

    “Saya mengalami sejak tanggal 17 Desember, istilahnya di-doxing, data pribadi saya disebarkan, lalu terjadi serangan-serangan, WhatsApp tidak kenal, telepon tidak dikenal, lalu juga lewat media sosial,” kata Bung Towel.

    “Kalau putra-putri saya itu per 14 Januari kemarin. Jadi, kedua putra dan putri saya juga mengalami serangan doxing, data pribadi juga disebarluaskan sehingga mendapatkan serangan,” tambah dia.

    Serangan dan Dugaan Pengancaman

    Bung Towel menambahkan, penyebarluasan data pribadinya dan juga anaknya sudah bukan lagi berkaitan dengan konteks sepak bola Indonesia, melainkan masuk ke ranah pribadi.

    Penyebarluasan data pribadi dan ancaman yang diterimanya juga mencakup akun media sosial sekolah kedua anaknya.

    Bung Towel menduga, aksi tindak pidana ini dia alami setelah melontarkan kritik terhadap Shin Tae-yong yang saat itu masih menjadi pelatih tim nasional (timnas) Indonesia.

    “Saya menduganya seperti itu. Karena setiap kali saya memberikan catatan kritis, terutama misalnya terhadap kinerja Shin Tae-yong, ya biasanya itu otomatis terjadi,” pungkas dia.

    “Saya pikir kan kita bicara tentang sepak bola, rasanya tidak normal, tidak wajar kalau harus menyerempet keluarga, dalam hal ini terutama anak-anak saya, jadi saya perlu melakukan ini,” lanjut Bung Towel. 

    Bung Towel Ngaku Akan Tetap Kritis

    Bung Towel selama dikenal sebagai sosok yang kerap mengkritik kinerja pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

    Kritik yang dilontarkan Bung Towel kepada Shin Tae-yong pun membuat dirinya harus berhadapan dengan warganet yang sebaliknya justru mendukung kinerja Shin Tae-yong.

    Beberapa hari lalu Bung Towel juga dkitik warganet karena masih menyindir Shin Tae-yong meski telah dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia.

    “Memang cocoknya jualan,” tulis Bung Towel dalam Instagram Story miliknya, disertai emoji tertawa. 

    Penerjemah Shin Tae-yong, Jeong Seok-seo alias Jeje, membalas komentar  Bung Towel.

    Jeje tak terima dengan komentar sinis Bung Towel terhadap unggahan saat Shin Tae-yong mempromosikan sebuah restoran cepat saji.

    Demi sepak bola

    Bung Towel mengaku akan tetap mengkritik sepak bola Indonesia meskipun telah menjadi korban doxing atau penyebaran data pribadi.

    Bung Towel menyebut kritik yang sering dilontarkannya adalah demi kebaikan sepak bola Indonesia.

    “Saya pikir kalau saya mengkritisi selalu ada momen dan argumennya. Jadi selama ada momen sepak bola dan argumen saya juga saya punya, dan itu adalah check and balance buat sepak bola kita, ya saya akan tetap lakukan,” kata Bung Towel.

    Bung Towel mengaku menginginkan atmosfer sepak bola Indonesia menjadi lebih sehat. Ia pun mengklaim kritiknya selalu dalam koridor sepak bola.

    “Karena yang saya lakukan saat ini pun dalam koridor sepakbola. Karena saya ingin sepak bola kita lebih sehat dalam atmosfer perilaku kita sebagai insan sepak bola. Baik itu saya pengamat maupun dalam reaksinya dengan netizen atau publik bola,” ujar dia.

    Selama bertahun-tahun menggeluti sepak bola Indonesia baik sebagai jurnalis maupun praktisi, Towel mengaku baru kali ini terkena doxing.

    “Karena selama saya menggeluti sepakbola, baik itu sebagai jurnalis, baik itu sebagai praktisi langsung saya pernah terlibat sebagai pengurus, baru kali inilah situasi seperti ini terjadi. Baru kali inilah, bahkan sampai menyerempet anak,” tutur Bung Towel.

    Sumber: Kompas.com/Warta Kota/Tribun Jakarta

  • Duduk Perkara Bung Towel Melapor ke Polisi, Bawa-bawa Nama Shin Tae-yong – Halaman all

    Duduk Perkara Bung Towel Melapor ke Polisi, Bawa-bawa Nama Shin Tae-yong – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Tommy Welly alias Bung Towel yang selama ini kabarnya adalah ‘pengamat’ sepakbola melapor ke polisi.

    Dia mengklaim dapat serangan doxing di media sosial oleh oknum tertentu.

    Bung Towel menduga serangan itu terjadi karena dirinya kerap mengkritisi dunia persepakbolaan.

    Terutama saat mengkritisi mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong.

    Bung Towel melaporkan doxing yang menimpanya ke Polda Metro Jaya, Jumat (17/1/2025) malam.

    “Saya menduganya seperti itu. Karena setiap kali saya memberikan catatan kritis, terutama misalnya terhadap kinerja Shin Tae Yong, ya biasanya itu otomatis terjadi. Penyerangan, pem-bully-an, dan sebagainya,” kata Bung Towel

    Laporan Bung Towel tersebut teregister dengan nomor STTLP/B/397/I/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    Keluarganya Ikut Diserang?

    Selain itu Bung Towel juga mengaku serangan tersebut mengarah kepada keluarganya.

    “Jadi, laporan diterima dan ini juga saya lakukan karena penyerangan terhadap saya juga sudah menyerempet atau sudah mengenai putra dan putri saya,” tuturnya.

    “Jadi, kedua putra dan putri saya juga mengalami serangan doxing, data pribadi juga disebarluaskan sehingga mendapatkan serangan,” lanjut dia.

    Bung Towel  menceritakan anaknya pun tak luput jadi sasaran serangan Doxing, hingga akhirnya ia memutuskan melaporkan hal tersebut ke Polda Metro

    Bung Towel menyebut serangan itu dia terima sejak 17 Desember 2024.

    Bukan hanya pencemaran nama baik, tetapi juga kena doxing.

    “Ya hari ini saya melaporkan tindakan penyebaran data pribadi, termasuk juga pencemaran nama baik. Saya mengalami sejak tanggal 17 Desember, istilahnya di doxing, data pribadi saya disebarkan, lalu terjadi serangan-serangan, WhatsApp tidak kenal, telepon tidak dikenal, lalu juga lewat media sosial,” jelasnya.

    Sertakan Bukti

    Dalam laporannya Bung Towel menyertakan sejumlah barang bukti dalam pelaporannya ke polisi. Beberapa di antaranya konten dalam media sosial (medsos).

    “(Barang bukti) Ya apa yang muncul di media sosial, baik itu sifatnya penghinaan yang kategorinya masuknya pencemaran nama baik. Jadi martabat kita kan direndahkan dengan penghinaan itu, dan menyerempet ke putra-putri saya, ke anak-anak saya,” sebutnya.

    Kemudian mengenai terlapornya, dia mengatakan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Karena saat ini menurut dia kasus tersebut sedang dalam penyelidikan.

    Didampingi Kuasa Hukum

    Dalam laporannya ini, Bung Towel yang tanpa didampingi kuasa hukum memberikan barang bukti berupa sejumlah screenshot atau tangkapan layar akun media sosial.

    Bung Towel melaporkan dugaan Tindak Pidana Kejahatan Informasi Dan Transaksi Elektronik UU Nomor 1/2024 tentang Perubahan Kedua UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 Ayat (4) Juncto Pasal 27 A dan atau Pasal 65 JO Pasal 67 UU NO 27 Tahun 2022.

    “Tentu dicek dulu ya laporan-laporan, dokumen-dokumen yang kami sampaikan, lalu kronologis disampaikan kapan itu, contohnya saya itu terjadi 17 Desember doxing terhadap diri saya nomor, alamat, data diri, sementara kalau putra-putri saya per 14 Januari kemarin, per 14 Januari kemarin putra-putri saya juga mengalami doxing dan menurut saya ini sudah di luar koridor sepak bola lah ya,” ucap dia.

    “Saya pikir kan kita bicara tentang sepak bola, rasanya tidak normal, tidak wajar kalau harus menyerempet keluarga, dalam hal ini terutama anak-anak saya, jadi saya perlu melakukan ini,” lanjut Bung Towel. 

    Akan tetap kritis meski STY sudah dipecat

    Bung Towel selama dikenal sebagai sosok yang kerap mengkritik kinerja pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

    Kritik yang dilontarkan Bung Towel kepada Shin Tae-yong pun membuat dirinya harus berhadapan dengan warganet yang sebaliknya justru mendukung kinerja Shin Tae-yong.

    Beberapa hari lalu Bung Towel juga dkitik warganet karena masih menyindir Shin Tae-yong meski telah dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia.

    “Memang cocoknya jualan,” tulis Bung Towel dalam Instagram Story miliknya, disertai emoji tertawa. 

    Penerjemah Shin Tae-yong, Jeong Seok-seo alias Jeje, membalas komentar  Bung Towel.

    Jeje tak terima dengan komentar sinis Bung Towel terhadap unggahan saat Shin Tae-yong mempromosikan sebuah restoran cepat saji.

     

     

  • Sudah 7 Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Ditemukan, Posisi Jasad Menyatu dengan Bahan Material – Halaman all

    Sudah 7 Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Ditemukan, Posisi Jasad Menyatu dengan Bahan Material – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hingga Jumat (17/1/2025) sore, sebanyak tujuh jenazah korban kebakaran di Glodok Plaza sudah dievakuasi dari lantai 8 atau ruang karaoke Glodok Plaza.

    “Ya, sampai dengan sore ini ya. Itu kita berhasil mengevakuasi jumlahnya seluruhnya tujuh dan tadi baru saja ada dua korban yang kita evakuasi,” ujar Plt Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) atau Damkar Jakarta, Satriadi Gunawan dikutip dari TribunJakarta.com, Jumat.

    Satriadi mengatakan, jenazah korban itu ditemukan di reruntuhan bangunan yang sudah terbakar.

    “Posisi sudah tertimpa dan sudah menyatu dengan bahan material yang terbakar,” kata dia.

    Satriadi mengungkapkan tantangan yang dihadapi tim evakuasi ketika mencari keberadaan para korban.

    Selain karena kondisi korban sudah tidak utuh dan tak bisa dikenali, kondisi bangunan gedung juga rawan ambruk.

    “Jadi banyak bangunan bahan material yang runtuh. Kemudian banyak besi-besi yang memang sudah mengganggu pada saat kita operasi mengevakuasi korban. Dan ini saja kita masih agak kewalahan. 

    “Karena struktur bangunannya sudah tidak stabil, kita harus mengais atau menyisir lagi korban sampai dalam. Nah ini juga kenapa kok sampai lama betul kita melakukan evakuasi,” ujar Satriadi.

    Karenanya, Satriadi mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pengelola gedung terkait keputusan apakah pencarian korban akan dilanjutkan atau dihentikan.

    Sedangkan untuk proses pemadaman telah tuntas Jumat kemarin.

    “Kami sedang melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Kemudian juga dengan pengelola atau pemiliknya karena konstruksi bangunannya sudah tidak lagi memungkinkan kita untuk mengevakuasi.”

    “Jadi mungkin perlu ada penanganan khusus. Harus kita rapikan dulu. Kita benahi dulu potong-potong besi-besinya. Nah itu perlu waktu yang lama,” ujarnya.

    Sementara itu, untuk jumlah laporan korban hilang, Satriadi menyebut belum ada penambahan atau masih 14 orang.

    “Sampai saat ini data yang kami dapat itu 14. Tapi kita belum tahu di lapangan seperti apa,” ujarnya. 

    Sebelumnya, kebakaran yang cukup besar terjadi di Gedung Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta, Rabu (15/1/2025) malam.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Gulkarmat Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan api diduga berasal dari sebuah diskotek.

    “Objek diskotek lantai 7 Glodok Plaza,” ucap Satriadi dalam keterangannya.

    Dia mengatakan, sebanyak 21 mobil pemadam kebakaran (damkar) dengan melibatkan ratusan personel sudah di lokasi untuk memadamkan api.

    “Pengerahan Unit atau personel 21 Unit dengan 105 personel,” tuturnya.

    Sempat Terdengar Letupan

    Pantauan Tribunnews.com, sekira pukul 23.05 WIB, api masih berkobar di bagian atas gedung.

    Terlihat anggota pemadam kebakaran pun terus berdatangan untuk memadamkan api di gedung tersebut.

    Beberapa kali terdengar suara letupan dari bagian gedung yang diduga dari lokasi yang terbakar.

    “Ada bunyi ledakan 2 kali,” kata seorang warga di lokasi.

  • Versi BAP Polisi, Kebakaran Plaza Glodok Dipicu Api dari Usaha Karaoke di Lantai 9 – Halaman all

    Versi BAP Polisi, Kebakaran Plaza Glodok Dipicu Api dari Usaha Karaoke di Lantai 9 – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Polisi membantah informasi yang menyebutkan awal titik api yang membakar Plaza Glodok pada Rabu malam, 15 Januari 2025 berasal dari lantai 7.

    Menurut Kanit Reskrim Polrek Metro Tamansari, Kompol Suparmin, api berasal dari lantai 9 yang juga merupakan tempat hiburan malam.

    “Lantai 9 awalnya, bukan 7. Sudah lapor pimpinan, titik api yang dilihat dari saksi, ini saksi yang kami BAP (berita acara pemeriksaan),” kata Suparmin saat dihubungi wartawan, Kamis (16/1/2025).

    “Dari ruangan bekas diskotek ya di lantai 9, dari belakang papan video tron,” imbuhnya.

    Suparmin menjelaskan, saksi mulanya melihat asap pekat dari salah satu ruangan di lantai 9.

    Saksi kemudian keluar ruangan dan melihat ada api yang muncul. “Coba dipadamin pakai APAR tapi enggak mempan, malah membesar apinya,” imbuhnya.

    Walhasil, saksi tersebut keluar dan teriak kebakaran kepada pengunjung Plaza Glodok, terutama yang berada di lantai 9.

    Seketika semua orang berhamburan keluar lantaran api makin membesar dan merambat ke lantai 8 dan 7 yang berada di bawahnya.

    “Iya (merambat ke bawah). Terus 9 orang yang kejebak itu di atas di lantai 9, naik ke atas (ke rooftop) yang selamat,” jelas Suparmin.

    Pantauan di lokasi sekira pukul 01.20 WIB, nampak api masih berkobar dan melalap hampir seluruh bagian atap Plaza Glodok. 

    Bersamaan dengan itu, asap hitam pekat menggulung dan menutupi hampir seluruh bangunan bertingkat 9 itu.

    Angin malam yang berhembus kencang pun membuat asap berkibar cepat hingga menimbulkan percikan-percikan api. 

    Petugas evakuasi gabungan menggotong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza untuk dimasukkan ke mobil jenazah dan dibawa ke RS Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis, 17 Januari 2025. (dok. Kompas /Febryan Kevin))

    Kaca-kaca Plaza Glodok juga berjatuhan bersamaan dengan runtuhnya puing-puing bangunan.

    Bahkan, jatuhnya kaca-kaca tersebut terlihat bak gerimis kala hujan turun.

    Sementara itu, terkait korban lain yang dilaporkan hilang, pihaknya belum bisa memastikan, apakah menjadi korban kebakaran atau tidak.

    “Untuk korban lain belum bisa dipastikan, kan masih belum bisa masuk semua untuk mencarinya,” kata Suparmin.

    Sehingga, Suparmin menegaskan bahwa belum ada korban jiwa dalam insiden ini.

    “Belum ada. Korban jiwa masih nihil,” jelasnya.

    Berbeda dengan keterangan saksi mata, salah satu korban selamat bernama Jilim, menceritakan detik-detik mencekam saat dirinya terjebak kebakaran Plaza Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (16/1/2025) malam. 

    Dengan air muka syok dan lemas, Jilim bercerita jika saat kejadian ia tengah bekerja sebagai operator karaoke di lantai 9.

    Tim evakuasi gabungan mengangkut jenazah tewas dalam kebakaran dahsyat di Glodok plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat, Kamis petang, 17 Januari 2025. (Kompas/Intan Afrika Rafni)

    Dia melihat adanya percikan api yang langsung membesar dan merambat ke bangunan lain di sekitarnya dari lantai 7.

    Lantaran panik, Jilim dan 8 orang lainnya pun lantas berlari ke bagian paling atas Plaza Glodok untuk menyelamatkan diri.

    “Wah enggak tahu (awal mulanya), tahunya udah enggak bisa kemana-mana asap tebal,” kata Jilim kepada wartawan di lokaso kejadian, Rabu.

    Di benaknya saat itu hanyalah kalut dan takut. Ia bahkan sudah hampir putus asa mencari cara untuk bisa turun ke bawah.

    “Saya lari ke lantai yang tertinggi di atas, enggak tahu deh apa itu (bagian apa) bersembilan,” kata Jilim.

    Beruntung, tak beberapa lama berselang, petugas pemadam kebarakan datang untuk menyelamatkan ia dan 8 orang rekannya menggunakan bronto skylight.

    Jilim dibawa ke tempat terbuka dan mendapatkan penanganan medis dari Palang Merah Indonesia (PMI).

    “Saya hawa takut juga ini, enggak tahu gimana, makanya saya bisa turun gini, terima kasih deh,” ujarnya sembari bernapas lega.

    “Soalnya tadi apinya enggak tahu udah berubah-ubah (arahnya), di atas udah pasrah aja,” imbuhnya.

    Bahkan, Jilim seolah bersiap nekat dengan berdiri di pinggiran area terbuka Plaza Glodok saat berada di titik pasrahnya itu.

    Laporan Reporter: Nuri Yatul Hikmah | Sumber: Warta Kota