Category: Tribunnews.com Metropolitan

  • Elpiji 3 Kg Langka: Lansia Meninggal Dunia Usai Antre hingga Ibu-ibu Harus Menunggu 5 Jam – Halaman all

    Elpiji 3 Kg Langka: Lansia Meninggal Dunia Usai Antre hingga Ibu-ibu Harus Menunggu 5 Jam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Seorang lanjut usia (lansia) meninggal diduga akibat kelelahan saat mengantre membeli Gas LPG 3 Kg atau gas elpiji di Tangerang, Banten.

    Selain kejadian miris tersebut, para pelanggan juga harus antre dari pagi demi gas elpiji 3 Kg. Sebagian dari mereka bahkan ada yang antre lima jam.

    Antre 5 jam

    Ratusan warga antre membeli gas LPG 3 kilogram (kg) di sejumlah pangkalan yang ada di Kota Tangerang.

    Pasalnya stok ketersediaan gas subsidi tersebut tengah mengalami kelangkaan usai pemerintah menerapkan kebijakan larangan terhadap warung kelontong ataupun pengecer menjualnya kepada masyarakat.

    Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com pada Senin (3/2/2025), lebih dari lima pangkalan gas elpiji 3 kg dipadati oleh ratusan pembeli sejak pagi tadi.

    Mereka rela menunggu lama agar bisa membeli gas LPG 3 kg baik untuk keperluan pribadi seperti memasak ataupun yang digunakan untuk berjualan.

    Pada salah satu pangkalan gas LPG 3 kg Budi Setiawan misalnya, antrean panjang telah mengular sejak pukul 08.00 WIB. 

    Bahkan panjang antrean pada pangkalan gas yang ada di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang itu mencapai lebih dari 100 meter.

    Warga yang mengantre tidak hanya diikuti oleh ibu-ibu, melainkan pria dewasa, hingga kalangan lanjut usia (lansia) juga ikut berjuang demi mendapat pasokan gas elpiji.

    Mereka mengantre sambil menenteng tabung LPG berwarna hijau yang kerap disebut gas melon, serta selembar kertas yang merupakan fotokopi kartu identitas KTP.

    Tidak sedikit warga yang membawa anak-anak mereka dengan penampilan apa adanya lantaran belum sempat berbenah seperti mandi ketika berangkat dari kediamannya masing-masing.

    Bahkan ada warga yang rela mengantre sambil menyuapi makan putrinya dengan bubur hanya karena takut tidak kebagian pembelian gas lantaran telah menunggu lebih dari 5 jam lamanya.

    Dewi, seorang ibu rumah tangga mengaku telah datang antre sejak pukul 09.00 WIB. Namun hingga pukul 14.00 WIB, ia belum juga kunjung membeli Elpiji.

    “Saya udah datang kesini untuk ikut antre dari tadi pagi, sampai siang ini belum juga kebagian gas LPG 3 kg. Mana belum makan sampai sekarang, sampai lemas saya nungguinnya,” ujar Dewi kepada TribunTangerang.com.

    Lamanya proses pembelian gas tersebut disebabkan oleh stok ketersediaan LPG yang hanya sedikit ketika diantarkan oleh kepada pihak pangkalan.

    Sehingga jumlah warga yang mengikuti antrean tidak sebanding dengan pasokan tabung gas yang disetorkan untuk dijual kepada masyarakat.

    “Gimana enggak lama saya nunggunya, orang jumlah gas yang datang saja cuma 80 tabung sedangkan yang antre udah lebih dari 200 orang ini,” kata dia.

    “Mau gak mau harus nunggu pasokan selanjutnya datang lagi, kalau saya tinggalin sayang banget udah antre dari tadi pagi,” ungkapnya.

    Ketika stok ketersediaan gas LPG 3kg ludes terjual dalam sekejap, pemilik pangkalan pun menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat yang mengantre.

    Hal itu dilakukan agar warga kembali sabar menunggu hingga pasokan gas selanjutnya kembali tiba atau diantarkan lagi ke pangkalan.

    Selain itu masyarakat juga diminta mempertimbangkan agar mencari pangkalan gas LPG yang lain demi mengurai antrean panjang yang tak terbendung.

    “Ibu-ibu, bapak-bapak sabar, tabung gasnya sudah habis sama antrean yang paling depan. Kalau mau nyari ke tempat lain silahkan, kalau mau tunggu ya sabar beberapa jam lagi datang stok selanjutnya,” ucap salah seorang pegawai pangkalan gas 3 kg Budi Setiawan Cibodas. 

    Seorang lansia meninggal

    Seorang lansia bernama Yonih (62) warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

    Warga bernama Rohaya mengatakan Yonih sempat mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya.

    Kejadian bermula ketika Yonih terlihat membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Yonih mengaku mengatakan pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Korban kembali ke rumah menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.

    “(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan. Dia sudah bawa tabung gas dapet,” kata Rohaya.

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata. Saat tiba di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Dia ngomong ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab). Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” pungkasnya. 

    Antrean Ricuh

    Ratusan warga yang mengantre gas LPG 3 Kg di Toko Tri Wijaya, kawasan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Di agen tersebut terlibat kericuhan akibat antrean yang berantakan, sampai akhirnya berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu giliran sesuai prosedur yang ada.

    “Ngantre dong, ngantre, kasian yang udah datang dari pagi,” ujar warga sambil berteriak, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Warga nampak menunggu dan mengantre meskipun gas hijau itu belum terlihat datang ke agen tersebut.

    Antrean panjang ini terjadi akibat masyarakat tak bisa lagi membeli gas LPG bersubsidi di warung-warung terdekat.

    Warga mengaku khawatir pasokan gas akan habis, sehingga mereka memilih datang lebih awal untuk mendapatkan jatah.

    Sampai akhirnya tumpukan gas yang dibawa dengan truk berwarna merah. warga pun bersorak riuh seolah lega karena usaha mengantrenya tak sia-sia.

    Warga yang sejak pagi sudah berdatangan, tak ragu untuk berteriak-teriak mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kelangkaan gas LPG yang terjadi belakangan ini.

    Pedagang Gas 3 Kg Eceran Bisa Daftar jadi Pangkalan

    Pemerintah akan menerapkan kebijakan baru terkait penjualan elpiji 3 kilogram (kg) mulai 1 Februari 2025.

    Dalam kebijakan ini, pengecer yang ingin terus menjual elpiji subsidi wajib mendaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa pengecer harus memenuhi syarat administrasi agar dapat beroperasi sebagai pangkalan resmi elpiji 3 kg.

    “Jadi, pengecer kita jadikan pangkalan. Mereka harus mendaftarkan nomor induk perusahaan terlebih dulu,” ujar Yuliot di Jakarta, Jumat (31/1/2025). (Tribun Tangerang)

  • Ibu di Tangsel Meninggal Usai Antre Elpiji 3 Kg, Korban Ucap Allahuakbar Sebelum Nafas Terakhir – Halaman all

    Ibu di Tangsel Meninggal Usai Antre Elpiji 3 Kg, Korban Ucap Allahuakbar Sebelum Nafas Terakhir – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Seorang ibu rumah tangga, Yonih (62), warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten meninggal dunia pada Senin (3/2/2025), diduga karena kelelahan usai mengantre tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram.

    Korban sempat dilarikan ke rumah sakit sesaat pingsan usai antre membeli gas 3 Kg.

    Namun di sana dirinya dinyatakan telah meninggal dunia.

    Korban Yonih pun sempat mengucapkan takbir sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

    “Dia ngomong ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong sudah enggak nyaut (menjawab). Saya minumin saja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” ujar Rohaya, kerabat Yonih, di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/2/2025).

    Rohaya menceritakan semula Yonih sempat mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya.

    Kejadian bermula ketika Yonih terlihat sedang membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong, tapi disuruh pulang lagi suruh pakai KTP,” ungkapnya.

    Saat itu, Rohaya mengatakan bahwa Yonih mengaku ingin mengantre membeli gas.

    Namun diminta pulang karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Korban kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.

    “(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya. Pas sampai di rumah langsung pingsan. Dia sudah bawa tabung gas dapat,” kata Rohaya.

    Setibanya di rumah, lanjut Rohaya, Yonih pingsan usai berhasil mendapatkan gas berwarna hijau itu. 

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata.

    Namun setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    Penyebab Elpiji 3 Kg Langka

    Sejumlah wilayah di Indonesia mulai merasakan gas elpiji 3 kilogram langka di pasaran.

    Lantas apa penyebab gas elpiji 3 kg langka?

    Diketahui, per 1 Februari 2025, pengecer tidak lagi diperbolehkan menjual gas elpiji 3 kg .

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, pengecer yang ingin tetap menjual elpiji bersubsidi harus terdaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina. 

    “Jadi, pengecer kita jadikan pangkalan. Mereka harus mendaftarkan nomor induk perusahaan terlebih dulu,” ujar Yuliot di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

    Pengecer yang ingin menjadi pangkalan dapat mendaftar melalui sistem Online Single Submission (OSS) untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). 

    “Nomor induk perusahaan diterbitkan melalui OSS. Kalau pengecer ingin jadi pangkalan, perseorangan pun boleh daftar,” katanya.

    Dikutip dari Kompas.com, lanjut Yuliot, sistem OSS sudah terintegrasi dengan data kependudukan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Sehingga proses pendaftaran bisa dilakukan lebih mudah.

    Setelah kebijakan ini berlaku, distribusi elpiji 3 kg akan langsung dari pangkalan ke konsumen tanpa melalui pengecer.

     

  • Lansia di Pamulang Tewas Setelah Mengantre Gas 3 Kg, Terima Dua Tabung Sebelum Meninggal – Halaman all

    Lansia di Pamulang Tewas Setelah Mengantre Gas 3 Kg, Terima Dua Tabung Sebelum Meninggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Rohaya, seorang warga Tangerang Selatan, Banten mengungkap detik-detik tewasnya seorang lansia bernama Yonih (62).

    Yonih meninggal dunia setelah mengantre gas ukuran 3 kilogram pada Senin (3/2/2025).

    Yonih meninggal dunia beberapa waktu usai menerima dua tabung.

    Rohaya menyaksikan saat menjelang Yonih meninggal dunia.

    “Dia ngomong ’Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong sudah tidak nyaut (menjawab,-red),” kata dia, di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Menurut Rohaya, Yonih mengantre gas elpiji sekitar 500 meter di dekat rumah.

    Dia melihat Yonih membawa dua tabun gas kosong pada Senin sekitar pukul 11.00 WIB.

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantre gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” kata dia.

    Saat itu, Rohaya mengatakan bahwa Yonih mengaku ingin mengantre gas, namun diminta pulang karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Korban kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.

    “(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet,” kata Rohaya.

    Setibanya di rumah, Rohaya mengatakan. Yonih pingsan usai berhasil mendapatkan gas berwarna hijau itu. 

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata, namun sayangnya, setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” tambahnya. 

  • Sosok Bripka O, Anggota Brimob Ikut Keroyok Sopir Bus di Jaktim hingga Tewas, Bertugas Jaga Ruko – Halaman all

    Sosok Bripka O, Anggota Brimob Ikut Keroyok Sopir Bus di Jaktim hingga Tewas, Bertugas Jaga Ruko – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Seorang anggota Brimob, Bripka O, diamankan setelah terlibat pengeroyokan terhadap sopir bus Al Hijrah asal Agam, Sumatra Barat (Sumbar), Rahmad Vaisandri (29), di Jakarta Timur.

    Ketika pengeroyokan terjadi pada Oktober 2024, Bripka O turut menganiaya korban bersama sembilan orang lainnya.

    Lantas, siapakah sosok Bripka O?

    Bripka O merupakan anggota Brimob Mabes Polri.

    Saat insiden pengeroyokan, Bripka O bertugas menjaga Ruko Zima di kawasan Pasar Rebo, Jaktim.

    “Satu orang selaku oknum anggota Polri, (bertugas) sebagai tenaga pengamanan dalam proyek pembangunan ruko,” jelas Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Senin (3/2/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Meski demikian, Ary enggan mengungkapkan, siapa yang memerintahkan Bripka O menjaga ruko tersebut.

    Ia hanya memastikan Bripka O mengantongi surat perintah untuk melakukan pengamanan.

    “Mengenai anggota Polri yang melakukan pengamanan di situ, mohon maaf kami tidak bisa menjawabnya.”

    “Yang pasti, itu ada surat perintah yang dipegang untuk melakukan pengamanan,” imbuhnya, dilansir Wartakotalive.com.

    Menurut Ary, Bripka O ditempatkan di Ruko Zima setelah adanya laporan dari kuli bangunan.

    Para kuli itu kerap mengeluhkan kehilangan barang pribadi ataupun material angunan.

    “Karena terkait kondisi yang tadi saya sampaikan, bahwa ada material bangunan juga yang hilang, ada juga yang bukan pada saat itu (saat kejadian), yang sebelum-sebelumnya, hari-hari sebelumnya (juga sering kehilangan)” jelas Ary.

    Bripka O yang diamankan pada 31 Januari 2025, langsung dilakukan penahanan.

    Saat ini, ia mendekam di rumah tahanan negara Korbrimob Polri.

    Kronologi Pengeroyokan

    Pengeroyokan terhadap sopir bus bernama Rahmad bermula saat korban diduga hendak mencuri ponsel dan dompet di lokasi proyek pembangunan Ruko Zima.

    Ia menjadi korban main hakim sendiri oleh Bripka O dan sejumlah kuli bangunan di proyek tersebut.

    Sesaat setelah pengeroyokan, pada 20 Oktober 2024 pukul 4.00 WIB, korban diserahkan ke Polsek Pasar Rebo.

    “Saudara korban Rahmad diserahkan ke Polsek Pasar Rebo karena tertangkap tangan melakukan pencurian HP dan dompet di pembangunan ruko,” ungkap Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

    Karena kondisinya yang parah, korban lantas dibawa ke RS Polri Kramat Jati pada pukul 5.00 WIB, untuk mendapatkan penanganan medis.

    Ketika dibawa ke rumah sakit, Rahmad dalam kondisi luka.

    Sehari setelahnya, pada 21 Oktober 2024, korban menjalani operasi karena kondisinya semakin menurun.

    Operasi itu dilakukan untuk mengambil gumpalan darah di belakang kepala.

    Nahas, pada 23 Oktober 2024, korban meninggal dunia setelah sempat masuk ke ruang perawatan.

    “Pada hari Selasa, tanggal 22 Oktober 2024, Saudara Rahmad Vaisandri dipindahkan dari ruang ICU ke ruang rawat rumah sakit Polri.”

    “Pada hari Rabu, tanggal 23 Oktober 2024, Saudara Rahmad Vaisandri masuk ke ruang perawatan,” urai Ary.

    “Rahmad Vaisandri dinyatakan meninggal dunia oleh pihak Rumah Sakit Polri, selanjutnya anggota Polsek Pasar Rebo membuat laporan polisi model A, disertai permohonan autopsi,” imbuhnya.

    Karena diduga terjadi pengeroyokan terhadpa korban, polisi pun memeriksa sejumlah pihak.

    Dari hasil penyidikan, 10 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan Rahmad.

    Sepuluh tersagka itu adalah H, AAB, S, MM, WA, Y, IS, PA, SF, dan Bripka O.

    H, AAB, S, dan MM ditangkap pada 10 Januari 2025. Sementara, WA dan Y ditangkap pada 21 Januari 2025.

    Lalu, IS, PA, dan SF diamankan pada 29 Januari 2025. Kemudian Bripka O ditangkap pada 31 Januari 2025.

    Berbeda dengan Bripka O yang ditahan di Rutan Korbrimob Polri, sembilan pelaku lain yang merupakan warga sipil ditahan di rumah tahanan negara Polres Metro Jakarta Timur. 

    “Kenapa kita menahan terpisah, karena kita memikirkan keselamatan yang bersangkutan dan yang kedua supaya tidak ada indikasi terpengaruh para tersangka lainnya dengan pihak anggota tersebut,” pungkas Ary.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Siapa yang Perintahkan Bripka O Jaga Ruko di Pasar Rebo Hingga Sopir Bus AKAP Tewas? Ini Kata Polisi

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Wartakotalive.com/Miftahul Munir, Kompas.com/Febryan Kevin)

  • Kronologi Warga Tangsel Banten Tewas Usai Antre Elpiji Tiga Kilogram, Sempat Dibawa ke Rumah Sakit – Halaman all

    Kronologi Warga Tangsel Banten Tewas Usai Antre Elpiji Tiga Kilogram, Sempat Dibawa ke Rumah Sakit – Halaman all

    Korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di tempat usaha laundry dekat pangkalan gas. Saat itu Yonih berhasil dapat elpiji.

    Tayang: Senin, 3 Februari 2025 20:27 WIB

    Tribun Tangerang/Ikhwana Mutuah Mico

    MENINGGAL DUNIA USAI ANTRE ELPIJI TIGA KILOGRAM – Suasana rumah duka lansia bernama Yonih (62). Warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten meninggal dunia usai mengantre gas elpiji ukuran 3 kilogram. Ia diduga kelelahan. 

    Laporan Wartawan Tribun Tangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Warga Jalan Beringin, Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, Banten bernama Yonih(62) meninggal dunia usai mengantre elpiji ukuran tiga kilogram. Ia mengantre elpiji tiga kilogram sekitar 500 meter dari rumahnya pada Senin(3/2/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau antre gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pakai KTP,” kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di tempat usaha laundry dekat pangkalan gas. 

    “(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapat,” kata Rohaya.

    Setibanya di rumah, Rohaya mengatakan. Yonih pingsan usai berhasil mendapatkan gas berwarna hijau itu.  

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata, namun sayangnya, setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Dia ngomong ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong ​sudah nggak nyaut (menjawab). Saya minumin saja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” pungkasnya. 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • BREAKING NEWS: Warga Tangsel Meninggal Dunia Usai Antre Elpiji Tiga Kilogram, Diduga Kelelahan – Halaman all

    BREAKING NEWS: Warga Tangsel Meninggal Dunia Usai Antre Elpiji Tiga Kilogram, Diduga Kelelahan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Tangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Seorang lansia bernama Yonih (62) warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten meninggal dunia usai mengantre tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram.

    Warga bernama Rohaya mengatakan Yonih sempat mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya. Kejadian bermula ketika Yonih terlihat sedang membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/2/2025).

    Saat itu, Rohaya mengatakan bahwa Yonih mengaku ingin mengantre gas, namun diminta pulang karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Korban kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas. “(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapat,” kata Rohaya.

    Setibanya di rumah, Rohaya mengatakan. Yonih pingsan usai berhasil mendapatkan gas berwarna hijau itu. 

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata, namun sayangnya, setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Dia ngomong ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong ​sudah nggak nyaut (menjawab). Saya minumin saja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” pungkasnya.

  • Tampang EHS, Tersangka Pembunuhan Sadis di Ciracas Jakarta Timur, Dipicu Perselingkuhan – Halaman all

    Tampang EHS, Tersangka Pembunuhan Sadis di Ciracas Jakarta Timur, Dipicu Perselingkuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menetapkan EHS (37) sebagai tersangka pembunuhan terhadap RR di sebuah bengkel kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025) malam.

    Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Senin (3/2/2025).

    “Benar sudah ditetapkan menjadi tersangka,” katanya.

    Tersangka saat ini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta.

    EHS dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan/atau Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan Berat.

    Dia diketahui merupakan sosok selingkuhan dari istri korban.

    “Pelaku sebagai pacar istri korban,” tambah Ade.

    Saat itu EHS sedang main ke lokasi untuk menghampiri istri korban. 

    RR yang melihat keberadaan pelaku langsung menegur istrinya tersebut.

    “Tiba-tiba pacar istri korban marah dan terjadi keributan dan pelaku langsung mendorong korban hingga jatuh,” ucapnya.

    Dalam keadaan terjatuh, pelaku langsung menusuk korban di bagian ulu hati hingga kepala. 

    Bahkan jari korban sampai putus.

    Saat itu korban pun meminta tolong dan didengar sang anak yang masih berusia 14 tahun.

    “Anak korban keluar dari dalam rumah membantu bapak nya yang sedang berantem. Adapun anak korban setelah membantu bapaknya kena pisau di jari kelingking hingga luka,” tuturnya.

    Setelahnya, pelaku dan istri korban meninggalkan lokasi itu. 

    Sementara sang anak meminta bantuan untuk membawa ayahnya ke rumah sakit agar mendapat perawatan.

    “Kemudian korban dibawa ke RSUD Ciracas untuk mendapatkan pertolongan. Namun dalam perjalanan korban meninggal,” ucapnya.

    Sebelumnya, warga di kawasan Jalan Raya Malaka nomor 22 RT 1 RW 7, Ciracas, Jakarta Timur dihebohkan dengan tewasnya seorang pria berinisial RR dengan kondisi mengenaskan.

    Korban tewas usai terlibat keributan di sebuah bengkel pada Jumat (31/1/2025) sekira pukul 22.00 WIB.

    Peristiwa pembunuhan itu terungkap berawal dari seorang saksi mendapat laporan via telepon oleh karyawan yang tinggal sekitar bengkel soal adanya keributan.

    Tak lama, saksi yang berada di lokasi kaget melihat korban sudah tergeletak di bengkel tersebut.

    Saksi keluar dari kamar melihat ternyata korban sudah terkapar di lokasi bengkel kemudian saksi dan teman-teman yang tinggal di area bengkel membawa ke RSUD Ciracas Jakarta Timur.

  • Polisi Gerebek Hotel di Jakarta Selatan yang Dijadikan Sarang Pesta Gay, 56 Orang Diamankan – Halaman all

    Polisi Gerebek Hotel di Jakarta Selatan yang Dijadikan Sarang Pesta Gay, 56 Orang Diamankan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan sebuah hotel di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

    Diketahui lokasi itu dijadikan sarang pesta gay atau penyuka sesama jenis.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menuturkan kasus itu diungkap oleh Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Sabtu (1/2/2025) malam.

    Dari hasil penggerebekan, polisi mengamankan 56 orang pria.

    “Pesta seks yang dilakukan oleh sesama jenis laki-laki ada 56 orang yang diamankan di TKP,” kata Ade Ary di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025).

    Dari 56 orang yang ditangkap, tiga orang ditetapkan menjadi tersangka yakni RH alias R, RE alias E, dan BP alias D.

    Pihak kepolisian dibantu manajemen dan keamanan hotel saat melakukan penggerebekan kamar nomor 2617.

    Beberapa barang bukti dari lokasi kejadian yang disita di antaranya alat kontrasepsi hingga obat anti-HIV.

    “Ada barang bukti pemesanan hotel kemudian alat kontrasepsi kondom, kemudian ada obat anti HIV dan juga ada sabun mandi,” ucapnya.

    Ade menambahkan penyidik masih melakukan serangkaian pendalaman terkait kasus pesta seks gay ini.

    Para tersangka dijerat Pasal 33 juncto pasal 7 UU no 44 2008 tentang pornografi dengan ancaman pidana paling singkat 2 tahun dan maksimal 15 tahun dan denda Rp 7,5 miliar.

    Kemudian pasal 36 dan UU Pornografi pidana maksimal 10 tahun dan ancaman denda maksimal Rp5 miliar. 

     

     

  • Antrean Elpiji Tiga Kilogram di Tangsel Banten Ricuh Tak Terkendali, Warga Berteriak Histeris – Halaman all

    Antrean Elpiji Tiga Kilogram di Tangsel Banten Ricuh Tak Terkendali, Warga Berteriak Histeris – Halaman all

    ​Laporan Wartawan Tribun Tangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN – Kericuhan terjadi di sebuah toko kawasan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Kericuhan dipicu oleh ratusan warga yang mengantre kemudian berebutan untuk mendapatkan tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram.

    “Woiii, antre dong antre kasihan yang sudah datang dari pagi,” ujar warga sambil berteriak histeris di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/2/2025).

    Warga nampak menunggu dan tetap antre meskipun gas hijau muda itu belum terlihat datang ke agen tersebut.

    Antrean panjang terjadi akibat masyarakat tak bisa lagi membeli gas elpiji tiga kilogram bersubsidi di warung-warung terdekat.

    Warga mengaku khawatir pasokan gas akan habis, sehingga mereka memilih datang lebih awal untuk mendapatkan jatah.

    Sampai akhirnya tumpukan gas yang dibawa dengan truk berwarna merah datang warga pun bersorak seolah lega karena usaha mengantrenya tak sia-sia.

    Warga yang sejak pagi sudah berdatangan, tak ragu untuk berteriak-teriak mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram yang terjadi belakangan ini.

    Pemerintah akan menerapkan kebijakan baru terkait penjualan elpiji 3 kilogram (kg) mulai 1 Februari 2025.

    Dalam kebijakan ini, pengecer yang ingin terus menjual elpiji subsidi wajib mendaftar sebagai pangkalan atau sub penyalur resmi Pertamina.

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa pengecer harus memenuhi syarat administrasi agar dapat beroperasi sebagai pangkalan resmi elpiji 3 kg.

    “Jadi, pengecer kita jadikan pangkalan. Mereka harus mendaftarkan nomor induk perusahaan terlebih dulu,” ujar Yuliot di Jakarta, Jumat (31/1/2025) lalu.

    Pengecer yang ingin menjadi pangkalan dapat mendaftar melalui sistem Online Single Submission (OSS) untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).

    Dengan demikian, hanya pihak yang telah memiliki izin resmi yang diperbolehkan menyalurkan elpiji 3 kg.

    “Nomor induk perusahaan diterbitkan melalui OSS. Kalau pengecer ingin jadi pangkalan, perseorangan pun boleh daftar,” kata Yuliot.

  • Hari Pertama Pengosongan Lahan UIII Tahap IV Berjalan Lancar – Halaman all

    Hari Pertama Pengosongan Lahan UIII Tahap IV Berjalan Lancar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Pengosongan lahan tahap IV untuk pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Depok, resmi dimulai hari ini, Senin (3/2/2025), 

    Sebanyak 689 bidang lahan dengan total luas 23,8 hektar akan dikosongkan dalam kurun waktu 10 hari, mulai 3 hingga 14 Februari 2025.

    Tim Terpadu Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan (PDSK) Lahan UIII, yang terdiri dari berbagai unsur seperti, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Depok, TNI, Polri, serta aparatur kecamatan dan kelurahan, turun langsung ke lokasi untuk memastikan proses berjalan tertib dan lancar.

    Menurut Kuasa Hukum Kementerian Agama dan UIII, Misrad, mayoritas warga penggarap lahan telah mengosongkan wilayahnya secara mandiri setelah menerima uang santunan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6 Tahun 2020.

    Berdasarkan aturan tersebut, penerima santunan wajib mengosongkan lahan paling lama tujuh hari setelah menerima dana.

    “Dari hasil pemantauan di lapangan, sekitar 70 persen warga telah membongkar bangunan dan membawa barang-barang mereka secara mandiri sebelum tim turun,” ujar Misrad di sela-sela proses pengosongan.

    Meskipun sebagian besar bangunan sudah kosong, masih banyak struktur yang belum dibersihkan sepenuhnya.

    Tim Terpadu tetap melakukan pengosongan, termasuk  bangunan yang belum dibongkar dan membersihkan pohon-pohon yang masih berdiri.

    Selain rumah-rumah warga, pengosongan juga mencakup sejumlah rumah ibadah yang telah dikosongkan secara gotong royong oleh jamaahnya. Beberapa di antaranya adalah Masjid Al-Muhajiri, Musholla Al-Ikhlas, Musholla At-Taqwa, dan Gereja Kristus Rahmani Indonesia.

    Tim Terpadu mengapresiasi sikap kooperatif warga yang telah berpartisipasi dalam proses ini.

    “Kami berterima kasih kepada para pemilik lahan yang dengan kesadaran sendiri telah membongkar bangunannya. Ini merupakan bentuk dukungan besar bagi kelancaran pembangunan UIII,” tambah Misrad.

    Lahan UIII memiliki status kepemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 00002/Cisalak/2018 atas nama Kementerian Agama RI dengan luas keseluruhan 142,5 hektar.

    Proses penanganan dampak sosial pengosongan lahan telah dilakukan sejak 2019 dalam empat tahap, dengan tahap IV ini menjadi yang terakhir.

    Dengan pendekatan yang humanis dan kolaborasi semua pihak, pengosongan lahan UIII diharapkan dapat berlangsung lancar hingga selesai sesuai target pada 14 Februari 2025.(tribunnews/fin)