Category: Tribunnews.com Metropolitan

  • Polisi Amankan 56 Pria Saat Gerebek Pesta Gay di Jaksel, Temukan Obat Anti-HIV dan Alat Kontrasepsi – Halaman all

    Polisi Amankan 56 Pria Saat Gerebek Pesta Gay di Jaksel, Temukan Obat Anti-HIV dan Alat Kontrasepsi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pesta sesama jenis laki-laki atau gay digerebek polisi di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2025)  pukul 21.00 WIB.

    Dalam penggerebekan, sebanyak 56 pria diamankan pihak kepolisian.

    “Adanya pesta sesama jenis laki-laki atau gay. Jadi pesta seks LGBT yang dilakukan oleh sesama jenis, laki-laki,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Senin (3/2/2025).

    Polisi akhirnya menetapkan 3 orang tersangka yang  berinisial RH alias R, RE alias E, dan BP alias D.

     RH berperan sebagai penyewa kamar hotel, RE adalah orang yang membayar biaya sewa dan BP alias D, ini adalah merekrut peserta.

    Jadi D inilah yang menghubungi satu persatu peserta untuk diajak ikut dalam event ini,” ungkap Kabid Humas.

    “Kemudian dari 20 peserta awal yang dijapri oleh saudara tersangka D. Kemudian masing-masing juga mengajak, mengundang rekan-rekan lainnya yang berkeinginan untuk bergabung dalam event ini,” imbuh Ade Ary.

    Saat penggerebekan, polisi menemukan fakta bahwa para peserta yang terlibat saling berbagi peran ada yang berperan sebagai laki-laki, ada juga pria yang berperan menjadi perempuan.

    Yang berperan sebagai wanita ditempeli stiker di bagian bahu.

    “Yang menjadi pemeran laki-laki tidak menggunakan stiker dan jika perempuan maka menggunakan label stiker pada bahu,” jelas Ade Ary.

    Adapun stiker di bahu ini bersifat menyala dalam kegelapan atau glow in the dark.

    Polisi menyita sejumlah barang bukti termasuk alat kontrasepsi dan obat anti HIV.

    “Ada barang bukti pemesanan hotel, kemudian alat kontrasepsi kondom, kemudian ada obat anti HIV dan juga ada sabun mandi,” ungkap Ade Ary.

    Para tersangka kini telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

    Mereka dijerat Pasal 33 juncto Pasal 7 UU Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi.

    “Dengan ancaman pidana paling singkat dua tahun, paling lama 15 tahun dan denda Rp 1-7,5 miliar,” terang Ade Ary.

    Dari video yang beredar, terlihat penyidik mendatangi salah satu kamar di hotel Kuningan, Jakarta Selatan.

     Di sana ada puluhan laki-laki yang terlibat pesta seks sesama jenis.

    Para peserta tersebut menutupi wajahnya saat digiring penyidik.

    Mereka lantas digiring penyidik ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut.

    Pihak kepolisian dibantu manajemen dan keamanan hotel saat melakukan penggerebekan kamar nomor 2617 yang dijadikan ruangan untuk pesta seks. (Tribun Jakarta/Nur Indah Farrah Audina)

     

  • Pengecer Gas Elpiji 3 Kg di Kota Bekasi Mengaku Usahanya Terancam Bangkrut – Halaman all

    Pengecer Gas Elpiji 3 Kg di Kota Bekasi Mengaku Usahanya Terancam Bangkrut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Tidak hanya berdampak ke masyarakat, larangan menjual gas elpiji 3 kilogram berdampak kelangsungan usaha pelaku bisnis eceran elpiji. 

    Usaha yang mereka telah jalani terancam bangkrut. 

    Apalagi pengecer sangat susah mendapatan gas elpiji 3kg selama sepekan terakhir gas melon itu kosong di sejumlah agen dan pangkalan. 

    Irvan Saputra (42) mengatakan, gas elpiji 3kg selama sepekan terakhir sulit didapatkan.

    Padahal biasanya pelaku usaha di Jalan Karang Satria, Kampung Crewed, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi bisa menjual 15 tabung sehari.

    Dia tidak tahu persis penyebab kelangkaan, ada sekitar tiga agen dan pangkalan yang dia sambangi untuk mencari stok gas Elpiji 3kg. 

    Terkait kebijakan pemerintah yang melarang penjual eceran gas Elpiji 3kg, Irvan merasa bingung harus bersikap karena usahanya terancam bangkrut. 

    Saat ini, ia bergantung pada usaha isi ulang air galon karena kelangkaan gas elpiji 3kg yang terjadi selama sepekan terakhir. 

    Hal yang sama dirasakan Muchtar, usaha jual gas Elpiji 3kg mandek selama kelangkaan yang terjadi dalam sepekan terakhir. 

    Dia saat ini fokus mencari gas Elpiji 3kg untuk kebutuhan pribadi.

    Dia berharap pemerintah dapat memberikan solusi bukan mempersulit masyarakat. (Tribun Jakarta/Yusuf Bachtiar) 

     

  • Video Detik-detik Pesta Gay Digerebek Polisi: Wanita Pakai Stiker Khusus, Ditemukan Obat Anti-HIV – Halaman all

    Video Detik-detik Pesta Gay Digerebek Polisi: Wanita Pakai Stiker Khusus, Ditemukan Obat Anti-HIV – Halaman all

    Polda Metro Jaya menggerebek pesta seks sesama jenis atau gay di kawasan Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan pada Sabtu (1/2/2025) malam.

    Tayang: Selasa, 4 Februari 2025 08:04 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Polda Metro Jaya menggerebek pesta seks sesama jenis atau gay di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan pada Sabtu (1/2/2025) malam.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan 56 orang pria diamankan dalam penggerebekan tersebut.

    Lokasi itu dijadikan sarang pesta gay.(*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Tangis Adik Yonih saat Cerita Kakaknya Meninggal Dunia usai Antre Gas Elpiji 3 Kg di Tangsel – Halaman all

    Tangis Adik Yonih saat Cerita Kakaknya Meninggal Dunia usai Antre Gas Elpiji 3 Kg di Tangsel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang lansia bernama Yonih (62) meninggal dunia setelah mengantre gas ukuran 3 kg di Jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/2/2025).

    Adik kandung Yonih, Rohaya mengatakan, sang kakak pingsan selepas antre gas selama satu jam di pangkalan gas yang jaraknya 500 meter dari rumah.

    “Pas ditanya dia mau antre gas,” ucap Rohaya saat ditemui di rumah duka, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Menurut Rohaya, keluarganya sempat melarang, tetapi saat itu almarhumah memutuskan untuk antre langsung.

    “Mpok ntar juga dianter, saya pikir dia di agen biasa, taunya antre,” ujarnya.

    Setelah mengantre selama satu jam, Yonih pulang dan istirahat sejenak sampai akhirnya pingsan.

    Keluarga pun segera membawanya ke Rumah Sakit Permata Pamulang untuk memperoleh perawatan.

    Namun setibanya di rumah sakit, Yonih dinyatakan meninggal dunia.

    Sambil menangis, Rohaya berujar bahwa kakaknya dikenal aktif dan memang tak suka berdiam diri di rumah.

    Sempat Ucapkan Takbir

    Keponakan Yonih, yakni Raya, juga buka suara terkait peristiwa ini.

    Sambil menangis tersedu, dirinya menceritakan detik-detik Yonih meregang nyawa.

    Raya mengatakan, Yonih terlihat kelelahan setelah berhasil membawa pulang dua tabung gas elpiji. 

    Sesampainya di rumah, ia mengaku melihat Yonih sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit.

    Raya menuturkan, sang bibi juga sempat mengucapkan takbir sebelum meninggal dunia.

    “Dia (Yonih) sempat ngomong ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, saya ajak ngomong udah enggak respons, terus dibawa ke rumah sakit,” ujar Raya, Senin.

    Lebih lanjut, Raya mengungkapkan sosok Yonih.

    Ia menyebut bahwa Yonih merupakan seorang yang rajin dan gesit dalam melakukan suatu hal.

    “Mungkin kerena kecapean, memang orangnya rajin, gesit gitu,” ujarnya sambil menangis.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunTangerang.com dengan judul: Tangis Adik Ceritakan Kepergian Yonih, Lansia yang Meninggal Usai Antre Gas Elpiji 3 Kg di Tangsel.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah/Nurmahadi)

  • Sebelum Meninggal Usai Antre Gas LPG 3 Kg, Nenek Yonih Tolak Bantuan Agen Bawa 2 Tabung ke Rumah – Halaman all

    Sebelum Meninggal Usai Antre Gas LPG 3 Kg, Nenek Yonih Tolak Bantuan Agen Bawa 2 Tabung ke Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Nurhadi, Ketua RW 007 Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, mengungkapkan nenek Yonih (62), menolak bantuan pemilik agen gas yang ingin bawakan dua tabung gas almarhumah ke rumah.

    Yonih merupakan warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, yang meninggal diduga kelelahan, usai mengantre gas LPG 3 kg, Senin (3/2/2025).

    Nurhadi mengatakan, setelah kabar Yonih meninggal viral di media massa, menemui Haji Bahrudin, pemilik agen gas tempat Yonih membeli gas elpiji 3 kg.

    Dalam pertemuan itu, Nurhadi diperlihatkan rekaman CCTV saat Yonih membeli gas.

    “Saya ngobrol sama Pak Haji (Bahrudin). Ada CCTV-nya, memang saat Mpok Yonih beli gas enggak mengantre, dia cuma berdua dengan pembeli lain,” kata Nurhadi, kepada Tribunnews.com, Senin (3/2/2025) malam.

    Kemudian, Nurhadi mengungkapkan, Haji Bahrudin sempat menawarkan bantuan kepada Yonih agar dua tabung gas yang telah dibeli almarhumah dibawakan karyawannya sampai ke rumah.

    Tawaran dari Haji Bahrudin tersebut, menurut Ketua RW setempat, dilakukan karena pemilik agen gas merasa kasihan Yonih yang sudah lanjut usia harus membawa dua tabung gas elpiji 3 kilogram yang tergolong cukup berat.

    “(Yonih) sempat ditawarkan ‘itu tabung gasnya dibawain aja sama anak-anak (karyawan agen gas) ke rumah. Jangan dibawa sendiri’,” jelas Nurhadi.

    “Tapi Mpok Yonih menolak. Menurut dia bisa bawa (tabung gas) sendiri,” lanjutnya.

    Akhirnya, kata Nurhadi, Yonih pun membawa pulang sendiri dua tabung gas melon tersebut.

    Adapun tabung gas tersebut diduga dibeli untuk Yonih berdagang nasi uduk.

    Ketua RT 001, RW 007 Pamulang Barat, Saiful mengatakan, Yonih sudah berdagang nasi uduk cukup lama. Ia tidak merinci sejak kapan Yonih mulai membuka warung nasi uduk.

    Selain berdagang nasi uduk, almarhumah yang kerap disapa Mpok Yonih oleh para warga di sekitar rumahnya juga menjual aneka gorengan, lontong, dan kopi di warung miliknya.

    “Dia (Yonih) janda, tapi tidak berleha-leha, tapi tetap kerja dengan dagang nasi uduk,” ungkap Saiful.

    “Kita warga di sini cukup kehilangan Mpok Yonih. Biasanya kalau sarapan pagi ‘gorengan Pak RT’. Warungnya cukup ramai karena yang beli ya warga di sini,” tutur Saiful.

    Sebelumnya, seorang lansia bernama Yonih (62) warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

    Warga bernama Rohaya mengatakan Yonih sempat mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya.

    Kejadian bermula ketika Yonih terlihat sedang membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantre gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Saat itu, Rohaya mengatakan bahwa Yonih ingin mengantre gas, namun diminta pulang karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Korban kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.

    “(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet,” kata Rohaya.

    Setibanya di rumah, Rohaya mengatakan. Yonih pingsan usai berhasil mendapatkan gas berwarna hijau itu. 

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata. Namun, setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Dia ngomong ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab). Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, bagi masyarakat Tangerang Selatan, saat ini pembelian gas bersubsidi hanya dapat dilakukan di pangkalan gas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

    Kebijakan ini diberlakukan untuk mengontrol distribusi gas subsidi agar tepat sasaran dan mengurangi potensi penyalahgunaan yang bisa merugikan warga yang berhak.

     

  • Sosok Nenek Yonih, Meninggal Kelelahan Usai Antre Beli Gas 3 Kg, Nasi Uduknya Andalan Warga Sarapan – Halaman all

    Sosok Nenek Yonih, Meninggal Kelelahan Usai Antre Beli Gas 3 Kg, Nasi Uduknya Andalan Warga Sarapan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Nenek Yonih (62), warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, meninggal dnia, usai mengantre beli gas melon 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

    Ia meninggal dunia di rumahnya setelah antre beli gas di penyalur resmi gas tersebut di wilayahnya. Diduga karena kelelahan.

    Bukan hanya keluarga yang kehilangan, tapi juga tetangga dan warga di sekitar kediamannya. Ya, Nenek Yonih kesehariannya jualan nasi uduk.

    Jualannya tersebut jadi andalan bagi warga untuk santap sarapan.

    Saiful, ketua RT 001, RW 007 Pamulang Barat, menjelaskan nenek Yonih sudah berdagang nasi uduk cukup lama.

    Warung nasi uduk milik mendiang Yonih buka setiap pagi.

    Selain berdagang nasi uduk, almarhumah yang kerap disapa Mpok Yonih oleh para warga di sekitar rumahnya juga menjual aneka gorengan, lontong, dan kopi di warung miliknya.

    “Kita warga di sini cukup kehilangan Mpok Yonih. Biasanya kalau sarapan pagi ‘gorengan Pak RT’. Warungnya cukup ramai karena yang beli ya warga di sini,” tutur Saiful.

    Sementara itu, Nurhadi, Ketua RW setempat mengaku cukup sering makan di warung nasi uduk milik Yonih.

    “Kalau pagi saya suka makan atau ngopi di warungnya,” ucap Nurhadi.

    Menurut dia, warga di Jalan Beringin, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang memang saling mengenal.

    Terutama mendiang Yonih, yang disebut warga asli di Jalan Beringin.

    “Semua pada kenal di sini. Ya udah kayak keluarga,” imbuh Ketua RW 007 itu.

    Nenek Yonih (62) warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

    Warga bernama Rohaya mengatakan Yonih sempat mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya.

    Kejadian bermula ketika Yonih terlihat membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantre gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Saat itu, Rohaya mengatakan Yonih mengaku ingin mengantre gas, namun diminta pulang karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Yonih kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.

    “(Sampai akhirnya) dijemputlah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet,” kata Rohaya.

    Setibanya di rumah Yonih pingsan usai mendapatkan gas berwarna hijau itu. 

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata. Namun, setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Dia ngomong, ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab). Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, bagi masyarakat Tangerang Selatan, saat ini pembelian gas bersubsidi hanya dapat dilakukan di pangkalan gas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

    Kebijakan ini diberlakukan untuk mengontrol distribusi gas subsidi agar tepat sasaran dan mengurangi potensi penyalahgunaan yang bisa merugikan warga yang berhak.

     

     

  • Terdesak Kebutuhan, 4 Gadis Belia Diperalat Jual Diri di Kelapa Gading Demi Upah Rp 50 Ribu Per Tamu – Halaman all

    Terdesak Kebutuhan, 4 Gadis Belia Diperalat Jual Diri di Kelapa Gading Demi Upah Rp 50 Ribu Per Tamu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Demi memenuhi kebutuhan ekonomi, empat gadis belia diperalat  melayani pria hidung belang di apartemen Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Mereka diberi upah Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu setiap melayani tamu.

    Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading AKP Kiki Tanlim mengatakan, sindikat prostitusi online menjual keempat perempuan muda itu dengan tarif Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu untuk sekali “main”.

    Namun, sindikat tersebut memangkas pendapatan korban dan hanya memberikan mereka upah sangat minim.

    “Dari hasil pemeriksaan untuk range harga itu mulai dari Rp 250 ribu sampai dengan Rp 500 ribu,” kata Kiki, Senin (3/2/2025).

    “Untuk upah yang diterima korban sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per pelanggan,” jelasnya.

    Dalam menjalankan praktik tersebut, korban mengaku tidak dipaksa.

    Mereka menjajakan tubuhnya secara sukarela karena desakan kebutuhan ekonomi.

    “Hubungan (antara tersangka dan korban) memang sebatas teman, kemudian mungkin karena adanya kebutuhan ekonomi sehingga punya kesepakatan di antara mereka untuk melakukan praktik seperti ini,” jelas Kiki.

    Praktik prostitusi ini sudah berlangsung sekitar 3 bulan di apartemen wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Sindikat beranggotakan tujuh orang ini terdiri dari lima laki-laki dan dua perempuan.

    Peran masing-masing bervariasi, mulai dari menjadi joki yang menawarkan para korban ke pelanggan hingga mengantar korban ke pelanggan.

    Ketujuh tersangka masing-masing ialah FA (17), AP (20), AF (15), HP (21), RA (15), AF (19), dan MA (15).

    Sementara korban alias para wanita muda yang dijual sebagai pekerja seks komersial itu ialah AS (16), FA (16), NA (17), dan SAR (18).

    Sindikat prostitusi ini memiliki modus menjual perempuan di bawah umur melalui aplikasi.

    Selain itu, para tersangka juga membuat dua grup WhatsApp yang fungsinya untuk saling berkoordinasi.

    Ketujuh tersangka kini sudah diproses di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta Utara dan dijerat dengan pasal terkait perlindungan anak dan perdagangan orang.

    Mereka terancam hukuman di atas 5 tahun penjara.

     

     

    Sumber: Tribun Jakarta 

  • 3 Fakta Pesta Gay di Jaksel, Stiker Menyala Dalam Gelap Jadi Pembeda hingga Peran Tiga Tersangka – Halaman all

    3 Fakta Pesta Gay di Jaksel, Stiker Menyala Dalam Gelap Jadi Pembeda hingga Peran Tiga Tersangka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut tiga fakta yang dihimpun Tribun terkait pesta gay yang digelar di sebuah hotel kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2025) malam.

    Puluhan orang diamankan dari sebuah kamar sebuah hotel di Setiabudi.

    Tiga diantaranya jadi tersangka.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyampaikan peran dari masing-masing tersangka yang berinisial RH alias R, RE alias E, dan BP alias D.

    “Saudara RH dan RE ini membiayai penyewaan kamar hotel, kemudian saudara BP adalah yang merekrut peserta,” katanya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025).

    Menurutnya, BP menghubungi satu persatu untuk diajak ikut dalam pesta seks gay.

    Sebanyak 20 peserta awal yang diundang kemudian mereka juga diminta mengajak rekan-rekan lainnya yang berkeinginan gabung.

    “Sejauh ini fakta yang ditemukan oleh tim penyidik bahwa untuk mengikuti peserta pesta gay tidak dipungut biaya oleh penyelenggara berjumlah tiga orang,” sambungnya.

    Saat peserta sudah berkumpul di kamar hotel nomor 2617 kemudian tersangka D menutup pintu kamar.

    Kemudian, Ade menyebut para peserta memulai event dengan membuka pakaian hingga celana. 

    Stiker Glow In The Dark Jadi Pembeda

    Para peserta diminta untuk menggunakan label identitas berupa stiker.

    ”Yang menjadi pemeran laki-laki tidak menggunakan stiker dan yang memerankan sebagai perempuan maka menggunakan label stiker pada bahu,” tambah Ade.

    Situasi pada saat pesta berlangsung dalam kondisi lampu kamar dimatikan sehingga ada efek stiker glow in the dark yang menyala di tubuh peserta.

    Saat ini penyidik masih melakukan pendalaman terkaiti kasus pesta seks yang terjadi ini.

    “Masih terus didalami, kegiatannya sudah dilakukan berapa lama, dimana saja, berapa kali dan seterusnya,” kata Ade.

    Sejumlah barang bukti diamankan

    Dalam kasus ini, polisi turut menyita sejumlah barang bukti di lokasi. Antara lain, alat kontrasepsi, obat anti HIV, hingga sabun.

    Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat Pasal 33 Jo Pasal 7 dan atau Pasal 36 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi dan atau Pasal 296 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 15 tahun dan atau denda maksimal Rp7,5 miliar.

    Bar di Kebayoran Lama jadi tempat pesta LGBT

    Beberapa waktu lalu viral di media sosial sebuah penggerebekan dengan narasi bahwa adanya aktivitas yang diduga adalah pesta LGBT.

    Adapun peristiwa penggerebekan itu disebut di Bunker Bar yang berada di ITC Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    Tampak dalam video tersebut, para pengunjung keluar dari sebuah ruangan sambil diteriaki warga.

    “Pulang, pulang! ingat orang tua,” teriak salah satu warga.

    “Allahu akbar!” teriak warga lainnya.

    Pasca viralnya video tersebut, polisi pun melakukan penyelidikan. Kapolsek Kebayoran Lama, Kompol Widya Agustiono pun membenarkan terkait penggerebekan tersebut.

    Dia menjelaskan, penggerebekan terkait dugaan digelarnya pesta LGBT di bar tersebut.

    “(Dibubarkan) karena tuduhan ada LGBT,” kata Widya pada Senin (6/1/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.

    Widya mengatakan pihaknya saat ini masih menyelidiki terkait dugaan digelarnya pesta LGBT tersebut.

    Dia mengungkapkan pengunjung dari bar tersebut beragam.

    “Itu bukan bar khusus, pengunjungnya beragam. Tuduhan LGBT masih dalam penyelidikan,” jelasnya.

    Dalam perkembangannya, penyidik sudah memeriksa lima saksi yang merupakan karyawan dari bar tersebut.

    Adapun pemeriksaan dilakukan untuk membuktikan apakah benar bar tersebut dijadikan tempat pesta LGBT.

    “Memang masih didalami semua sudah kita minta keterangan yang melihat, mendengar, atau yang mengetahui kejadian itu. Itu yang kita kumpulkan untuk sementara ini,” ucap dia.

    Bar Ditutup Permanen

    Setelah penggerebekan tersebut, Bunker Bar yang diduga menjadi lokasi aktivitas LGBT telah ditutup permanen.

    Berdasarkan pantauan Tribun Jakarta, bar itu berada di basement Grand ITC Permata Hijau.

    Lalu, bar tersebut tampak kumuh dan hanya ada satu pintu masuk yang tersedia.

    Sementara, diketahuinya penutupan permanen terhadap bar itu berdasarkan stiker yang terpasang di samping pintu masuk.

    “Pemberitahuan. Mulai 1 Januari 2025 Bunker Bar tutup permanen,” demikian tulisan yang tertera pada stiker berwarna merah tersebut.

    Lurah Grogol Utara, Rasyid mengungkapkan penutupan bar merupakan kesepakatan antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan pengelola.

    Menurut Rasyid, pihak pengelola sudah sepakat bahwa bar tersebut akan ditutup secara permanen setelah malam Tahun Baru.

    “Sebelum malam tahun baru kan sebelumnya sudah ada rapat di kecamatan, tingkat kecamatan. Bahwa dia siap menutup setelah malam tahun baru. Jadi itu tuh sudah ada penutupan dari yang bersangkutan,” kata Rasyid.

    Terkait penutupan bar, Rasyid tak membantah bahwa keputusan tersebut buntut dari protes warga.

    “Alasan penutupannya memang ya ada protes keras dari warga masyarakat terkait dengan kegiatan mereka yang viral di medsos itu,” ujar dia.

    Aktivitas di Bar Sudah Diprotes Warga sejak November 2024

    Rasyid juga menuturkan aktivitas di bar tersebut sudah diprotes warga sejak tiga bulan lalu atau pada November 2024.

    “Itu (protes warga) hampir dua bulan yang lalu,” kata Rasyid.

    Rasyid juga mengungkapkan protes warga tidak hanya terkait aktivitas di bar saja, tetapi juga kerapnya terjadi keributan antarpengunjung.

    “November sudah ada kejadian terkait dengan parkir atau keributan antar pengunjung itu sudah ada. Tapi warga resah ya sudah mulai protes,” ujarnya.

    Protes warga, kata Rasyid, semakin gencar dilakukan usai adanya dugaan pesta LGBT di dalam bar tersebut.

    Akhirnya, warga pun menuntut agar bar tersebut ditutup.

    “Dari warga, baru ya dia menemukan ya bahwa itu ada praktik LGBT. Maka bersikeras untuk menutup tempat tersebut,” ungkap Rasyid.

  • Kumpulan Fakta-fakta Lansia Meninggal Dunia Usai Antre Gas LPG 3 Kg di Pamulang – Halaman all

    Kumpulan Fakta-fakta Lansia Meninggal Dunia Usai Antre Gas LPG 3 Kg di Pamulang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN – Seorang lansia bernama Yonih (62), meninggal dunia, setelah mengantre gas LPG 3 Kg pada Senin, 3 Februari 2025.

    Yonih diduga mengalami kelelahan setelah mengantre gas LPG 3 kilogram. 

    Kronologi

    Yonih diketahui telah mengantre gas LPG 3 kilogram di pangkalan gas yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. 

    Awalnya, sekitar pukul 11.00 WIB, Yonih datang dengan membawa dua tabung gas kosong. 

    Ia sempat diminta pulang oleh petugas karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP), yang membuatnya harus kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan administrasi.

    Setelah menyelesaikan tugas di rumah, Yonih kembali menuju pangkalan gas. 

    Namun, setelah berhasil mendapatkan gas, kondisinya terlihat sangat lemas dan ia sempat beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas. 

    Sempat Bawa Pulang Gas Elpiji 

    Almarhumah diketahui meninggal setelah sebelumnya mengantre di pangkalan gas, 500 meter dan membawa dua tabung gas.

    “Saya dapat informasi dari warga bahwasanya ada salah satu warga saya meninggal, setelah itu saya coba untuk mastiin informasi itu,” kata ketua RT, Saiful, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Saiful mengatakan jika warganya setempat melihat Yonih membawa tabung gas dan terlihat lemas.

    Kata Saiful, Yonih kemudian duduk di depan rumahnya untuk beristirahat sejenak.

    “Dia mungkin lemas atau gimana terus dia duduk ada beberapa warga melihat untuk membantu,” kata Saiful.

    Beberapa warga yang melihat kejadian tersebut langsung berinisiatif untuk membantu. 

    Korban juga dalam kondisi pingsan sehingga dibawa ke rumah sakit.

    Namun sayang, meskipun sudah mendapat pertolongan, nyawa almarhumah tidak dapat tertolong.

    “Setelah keluarga datang dia langsung dibawa ke rumah untuk membantu. gak lama kemudian dia di bawa ke rumah sakit Permata, gak lama kemudian warga saya bercerita bahwasanya ibu Yonih sudah meninggal dunia,” kata Saiful.

    Penyebab Meninggal Dunia

    Rohaya, kerabat Yonih, mengungkapkan bahwa Yonih sempat mengucapkan takbir, “Allahu Akbar,” sebelum akhirnya tak lagi memberikan respons. 

    Dugaan kelelahan menjadi penyebab utama dari kejadian tersebut, mengingat panjangnya antrean yang harus dihadapi oleh warga untuk mendapatkan gas LPG bersubsidi. 

    Yonih sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Permata untuk menjalani perawatan.

    Sebelum akhirnya, dia meninggal dunia. 

    (TRIBUNTANGERANG.COM/TRIBUNNEWS.COM)

  • 3 Fakta Pesta Gay di Jaksel, Stiker Menyala Dalam Gelap Jadi Pembeda hingga Peran Tiga Tersangka – Halaman all

    Konsep Liar Pesta Gay di Jaksel Sebelum Digerebek Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pesta seks sesama jenis, dalam hal ini gay, nyaris berlangsung di kamar hotel kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

    Untungnya, pesta gay tersebut digagalkan oleh pihak berwajib.

    Tercatat 56 pria diamankan. Tiga di antaranya ditetapkan tersangka.

    Jika tak digagalkan polisi, pesta tersebut bakal berlangsung dengan konsep yang sangat liar. 

    Sebab, pesta seks sesama jenis ini melibatkan puluhan orang di waktu dan tempat yang sama.

    Dari puluhan pria, mereka terbagi dua peran. Sebagian jadi laki-laki, sebagian lagi jadi “perempuan”.

    Yang ditandai stiker di bahu adalah mereka yang menunjukkan peran sebagai “perempuan” saat pesta berlangsung.

    “Pemeran laki-laki tidak menggunakan stiker, jika “perempuan” maka menggunakan label stiker di bahu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Senin (3/2/2025).

    Stiker tersebut menyala dalam kondisi gelap atau glow in the dark.

    “Jadi lampunya dimatikan, stikernya itu glow in the dark ya, menyala,” ungkap Kabid Humas.

    Dalam pesta, setiap pria bebas memilih pasangannya dalam gelap. Tentu saja masing-masing juga tak bisa melihat jelas siapa yang dipilihnya sebagai partner seks. 

    Sebelumnya, pesta seks gay yang digelar di sebuah kamar hotel di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, digerebek polisi.

    Penggerebekan yang dilakukan jajaran Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya itu berlangsung pada Sabtu (1/2/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

    “Adanya pesta seks sesama jenis, laki-laki atau gay. Jadi pesta seks LGBT yang dilakukan oleh sesama jenis, laki-laki,” kata Ade Ary.

    Dalam penggerebekan tersebut, polisi mengamankan 56 pria. Tiga orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Ketiganya adalah pria berinisial RH alias R, RE alias E, dan BP alias D.

    Tersangka RH berperan sebagai penyewa kamar hotel, sedangkan tersangka RE adalah orang yang membayar biaya sewa.

    “Kemudian yang ketiga Saudara BP alias D, ini adalah merekrut peserta. Jadi D inilah yang menghubungi satu persatu peserta untuk diajak ikut dalam event ini,” ungkap Kabid Humas.

    “Kemudian dari 20 peserta awal yang dijapri oleh saudara tersangka D. Kemudian masing-masing juga mengajak, mengundang rekan-rekan lainnya yang berkeinginan untuk bergabung dalam event ini,” imbuh dia.

    Dari penggerebekan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti termasuk alat kontrasepsi dan obat anti HIV.

    “Ada barang bukti pemesanan hotel, kemudian alat kontrasepsi kondom, kemudian ada obat anti HIV dan juga ada sabun mandi,” ungkap Ade Ary.

    Para tersangka kini telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Mereka dijerat Pasal 33 juncto Pasal 7 UU Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi.

    “Dengan ancaman pidana paling singkat dua tahun, paling lama 15 tahun dan denda Rp 1-7,5 miliar,” terang Ade Ary.

     

    Sumber: Tribun Jakarta