Category: Tribunnews.com Metropolitan

  • Video Kronologi Penggerebekan Pesta Seks Gay di Jaksel, Penyelenggara Tak Pungut Biaya, Ada 56 Pria – Halaman all

    Video Kronologi Penggerebekan Pesta Seks Gay di Jaksel, Penyelenggara Tak Pungut Biaya, Ada 56 Pria – Halaman all

    Sebanyak 56 orang digerebek dari sebuah hotel di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan oleh tim Polda Metro Jaya pada Sabtu (1/2) pukul 21.00 WIB.

    Tayang: Selasa, 4 Februari 2025 15:28 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 56 orang digerebek di sebuah hotel di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan oleh tim Polda Metro Jaya pada Sabtu (1/2/2025) pukul 21.00 WIB.

    Mereka merupakan para peserta pesta seks gay yang digelar oleh tiga orang.

    Puluhan pria tersebut digiring dari sebuah kamar hotel menuju Polda Metro Jaya menggunakan bus kepolisian.

    Mereka pun tampak menutupi wajah mereka menggunakan masker ataupun jaket.

    Dari hasil pemeriksaan terungkap jika penyelenggara pesta seks gay ini tak memungut biaya alias gratis.

     

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Cerita Pengusaha Laundry Tempuh Jarak Jauh Berburu Gas Elpiji 3 Kg: Cari Agen dari Mulut ke Mulut – Halaman all

    Cerita Pengusaha Laundry Tempuh Jarak Jauh Berburu Gas Elpiji 3 Kg: Cari Agen dari Mulut ke Mulut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gunawan (34), nampak kesulitan membawa empat tabung gas bersama rekannya Mariyani (40) di sebuah pangkalan gas elpiji 3 kilogram di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (4/1/2025).

    Helm berwarna merah marun pun masih terpasang di kepalanya sambil melihat kondisi apakah masih tersedia gas 3 kilogram di pangkalan tersebut.

    Tak lama kemudian, dia pun beranjak dari sepeda motornya dan membeli gas dengan harga Rp16 ribu di pangkalan yang baru saja didatangi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

    Warga Kelapa Dua, Kebon Jeruk Jakarta Barat ini rela menunggangi kuda besinya itu hingga ke wilayah Palmerah agar bisa mendapatkan gas untuk keperluan usahanya.

    “Susah dapatin gasnya, tadinya kan deket-deket tuh, kalau misalkan warung langsung dapat kan gas. Tapi kayaknya harus ke agen,” kata Gunawan saat ditemui.

    Dia bercerita, sebelum ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, Gunawan membeli di warung eceran dengan harga hingga Rp25 ribu per tabung gas.

    Menurutnya, 3 kilogram ini sangat diperlukan untuk kelancaran usaha laundry yang dia jalankan. 

    Di mana, setiap harinya dibutuhkan paling sedikit lima tabung untuk alat pengering pakaian.

    “Per hari biasanya bisa butuh lima gas ya, minimal lima sampai 10,” tuturnya.

    Sehingga, kata Gunawan, dia harus rela mencari sejumlah agen meski tak dekat dari tempat usahanya.

    “Tahu agen-agen kayak gini tuh dari mulut ke mulut, atau dari yang lewat pakai motor dia lagi bawa gas kosong gitu, atau mungkin dia udah dapat terus ngasih tahu,” ungkapnya.

    Gunawan mengaku kesulitan dengan kondisi seperti ini. Sehingga, dia meminta agar pemerintah segera menemukan solusi agar masyarakat tak kesulitan.

    “Harapannya jangan seperti ini lah, apalagi kita ini kan diperuntukkan untuk masyarakat kan ya, kalau bisa terus ada,” pintanya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia kembali mengaktifkan para pengecer gas elpiji 3 Kg setelah terjadinya polemik dalam beberapa hari terakhir. 

    Hal ini sesuai dengan intruksi Presiden RI Prabowo Subianto dengan tujuan agar elpiji tepat sasaran. 

    “Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh indonesia, dengan nama sub-pangkalan,” kata Bahlil di pangkalan elpiji di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (4/1/2025).

    Bahlil mengatakan pihaknya bekerja sama dengan PT Pertamina akan membekali para pengecer ini dengan sebuah aplikasi untuk memonitor penjualan elpiji khususnya ukuran 3 kg. 

    “Nanti Pertamina dengan ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi dan proses mereka menjadi subpangkalan tidak dikenakan biaya apapun, bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian formal agar mereka bisa menjadi UMKM,” tuturnya. 

    Dalam hal ini, Bahlil berharap nantinya harga gas elpiji di para pengecer ini bisa stabil atau tidak ada lonjakan harga yang jauh dari agen maupun pangkalan. 

    “Sebenarnya rakyat itu mendapatkan harga LPG harusnya maksimal 19 ribu. Itu udah paling mahal itu. Karena harusnya itu negara itu mensubsidi itu sampai dengan 12 ribu. Jadi satu tabung itu negara kasih ke agen ya Pak ya, itu sekitar 12 ribu sampai 13 ribu,” tuturnya. 

    “Agen baru ke Pangkalan itu 16 ribu. Sampai ke Pengecer harusnya 19 ribu maksimal, 18 ribu, 19 ribu,” sambungnya.

  • Viral Transpuan Mengamuk Tak Terima Disawer Rp 1.000 Saat Ngamen di Jakarta Barat, Ini Sosok Pelaku – Halaman all

    Viral Transpuan Mengamuk Tak Terima Disawer Rp 1.000 Saat Ngamen di Jakarta Barat, Ini Sosok Pelaku – Halaman all

    Seorang transpuan diamankan polisi setelah videonya viral mengamuk di Kembangan, Jakarta Barat. Ia disebut tak terima disawer Rp 1.000

    Tayang: Selasa, 4 Februari 2025 14:38 WIB

    Tribunnews.com

    UANG RECEH – Foto ilustrasi uang receh pecahan Rp 100 hingga Rp 2.000 diambil beberapa waktu lalu di Jakarta. Pengamen transpuan diamankan polisi setelah mengamuk di Kembangan Jakarta Barat karena tak terima diberi uang Rp 1.000, Senin (3/2/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang transpuan diamankan polisi setelah videonya viral mengamuk di sebuah klinik kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Senin (3/2/2025).

    Waria tersebut diketahui memiliki nama panggilan Chika dengan inisial nama asli TGM. 

    Kapolsek Kembangan Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Moch Taufik Iksan, membenarkan pihaknya telah mengamankan Chika.

    “Yang bersangkutan kami amankan pada Senin siang, 3 Februari 2025. Sebelum kasus ini viral dia tinggal bersama teman-temannya,” kata Kompol Taufik saat dikonfirmasi, Selasa (4/2/2025).

    Menurutnya, aksi transpuan tersebut viral setelah videonya beredar luas di media sosial.

    Sejak aksinya viral, ia pun kerap berpindah-pindah tempat.

    Hingga akhirnya polisi menangkapnya di wilayah Penjaringan Jakarta Utara.

    “Dia tinggal tidak menetap dan sering berpindah-pindah tidak bersama teman-temannya lagi. Saat diamankan, dia berada di daerah Penjaringan, Jakarta Utara,” ucap Kapolsek.

    Berdasarkan pemeriksaan sementara, Chika bekerja sebagai pengamen dan kerap berpindah-pindah lokasi untuk mencari nafkah.

    “Dia mengamen dengan berjalan kaki dari pukul 11.00 siang hingga 23.00 WIB,” ujar Taufik.

    Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap yang bersangkutan untuk mengetahui motif dan mendalami dugaan pelanggaran hukum di balik aksinya.

    Menurut keterangan perekam dalam video itu menyebut bahwa Chika marah karena hanya diberi uang Rp 1.000 saat mengamen.

    “Dia ini sudah sering ke sini dan dikasih Rp 1.000, tapi dia enggak terima malah marah-marah sendiri,” tulis perekam video.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Emosi Warga Tangerang Meninggi saat Bahlil Tinjau Pangkalan Gas 3 Kg: “Anak Kami Lapar, Pak!” – Halaman all

    Emosi Warga Tangerang Meninggi saat Bahlil Tinjau Pangkalan Gas 3 Kg: “Anak Kami Lapar, Pak!” – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG  – Effendi, seorang warga di Tangerang, Banten, melampiaskan emosi saat bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM RI, Bahlil Lahadalia.

    Balil Lahadalia meninjau Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada Selasa (4/2/2025). 

    Effendi menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

    “Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang,” ujar Effendi di hadapan Bahlil.

    “Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak,” imbuhnya.

    Amarah warga tersebut pun coba diredakan oleh sejumlah pengawal Bahlil agar tidak kembali lagi membentak Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

    “Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang,” ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

     

    Sebelum menjawab luapan emosi masyarakat itu, Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

    “Iya, iya sudah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga,” kata Bahlil.

    Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

    Kedatangan Bahlil tersebut juga didampingi oleh Wali Kota Tangerang terpilih, Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang.

    Setibanya di lokasi, Bahlil langsung masuk ke dalam pangkalan untuk berinteraksi dengan pemilik dan menanyakan stok ketersediaan gas yang disubsidi oleh pemerintah itu.

    Selanjutnya ia keluar untuk menemui ratusan masyarakat yang telah mengantre sejak pagi hari dan mendengar keluhan yang disampaikan saat berjuang mendapatkan gas untuk memasak itu.

     

     

     

     

  • Iwan Fals Diperiksa Polisi, Kasus Orang Indonesia Berlanjut, Ini Perjalanannya – Halaman all

    Iwan Fals Diperiksa Polisi, Kasus Orang Indonesia Berlanjut, Ini Perjalanannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Iwan Fals, musisi legendaris Indonesia, memenuhi panggilan penyidik Polres Metro Jakarta Selatan, pada Senin (3/2/2025) malam.

    Iwan Fals didampingi istrinya Rosana Listanto dan kuasa hukumnya, Andika.

    “Iya, saya datang untuk memenuhi panggilan penyidik mengenai kasus yang sudah cukup lama, sekitar 4 tahun silam. Kasus apa? Silakan cek sendiri,” kata Iwan Fals singkat saat memberikan keterangan kepada awak media.

    Iwan Fals mengonfirmasi bahwa kedatangannya adalah untuk memberikan keterangan sehubungan dengan perkara yang sudah berlangsung selama hampir empat tahun. 

    Perjalanan Kasus

    Kasus ini diduga berkaitan dengan laporan Indra Bonaparte, salah satu pendiri Orang Indonesia (Oi).

    Indra Bonaparte menuduh beberapa pihak, termasuk istri Iwan Fals, Rosana Listanto, terlibat dalam dugaan pemalsuan dokumen organisasi Oi. 

    Kasus ini bermula pada November 2021, ketika Rosana Listanto, istri Iwan Fals, melaporkan Indra Bonaparte ke Polda Metro Jaya. 

    Rosana menuduh Indra melakukan pencemaran nama baik terkait dengan organisasi Orang Indonesia (OI). 

    Organisasi ini sebelumnya diprotes oleh Indra, yang mengklaim dirinya sebagai pendiri sah OI.

    Setelah laporan pencemaran nama baik dari Rosana, Indra Bonaparte membalas dengan melaporkan Rosana atas dugaan pemalsuan dokumen. 

    Indra menuduh Rosana terlibat dalam pemalsuan surat keputusan (SK) Menteri Hukum dan HAM yang berkaitan dengan dokumen pendirian organisasi OI. 

    Kasus ini kemudian berlanjut dengan laporan kedua yang mengaitkan Rosana.

    Pada Rabu (20/4/2022), kuasa hukum Indra, Kamarudin Simanjuntak, mengungkapkan, Rosana diduga terlibat dalam pembuatan dokumen yang dianggap bermasalah. 

    “(Yang membuat akta palsu) diduga RL bersama notarisnya,” ujar Kamarudin saat berada di Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu (20/4/2022). 

    Kasus ini bermula ketika Indra Bonaparte bersama Iwan Fals dan dua orang lainnya meresmikan organisasi Oi sebagai organisasi masyarakat berbadan hukum. 

    Namun, pada tahun 2017, nama Indra tiba-tiba tercantum sebagai Ketua Pengawas Oi tanpa sepengetahuannya. 

    “Di 2017, klien saya, Indra, menjadi salah satu Ketua Pengawas tanpa dia ketahui. Itu masuk dalam dokumen negara, yang saat ini kami laporkan diduga palsu,” jelas Kamarudin. 

    Dokumen yang dimaksud adalah Surat Keputusan (SK) dari Menteri Hukum dan HAM, yang mengesahkan status badan hukum Oi. 

    Kamarudin mengaku telah menyurati Rosana terkait hal ini, tetapi tidak mendapat jawaban yang memuaskan.

    (TRIBUNNEWS.COM/KOMPAS.COM)

  • Disperindagkop Pastikan Ketersediaan Elpiji 3 Kg di Kota Tangerang Aman, Tak Ada Kelangkaan – Halaman all

    Disperindagkop Pastikan Ketersediaan Elpiji 3 Kg di Kota Tangerang Aman, Tak Ada Kelangkaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Stok gas elpiji 3 Kg di Kota Tangerang, Banten, aman.

    Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Suli Rosadi.

    Dia menjamin tidak ada kelangkaan elpiji 3 kilogram.

    “Dipastikan tidak ada kelangkaan gas elpiji 3kg di Kota Tangerang. Namun, adanya pembatasan penjualan yang tidak boleh lagi di perjualbelikan di pengecer,” kata Suli Rosadi dikutip laman resmi Pemkot Tangerang pada Selasa (4/2/2025).

    Untuk mendapatkan elpiji 3 Kg, kata dia, masyarakat, dapat menjangkau gas elpiji 3 kg di seluruh agen atau pangkalan yang tersedia di Kota Tangerang.

    Menurut Suli saat ini ada kebijakan baru dari pemerintah, dimana elpiji tak bisa lagi diperjualbelikan ke pengecer maupun warung kelontong, elpiji subsidi hanya bisa didapat dipangkalan resmi dengan harga HET Rp19 ribu.

    “Selama ini gas bersubsidi ini ada juga di pengecer. Sehingga, subsidi tidak terpenuhi lantaran gas jadi mahal. Dengan aturan baru ini, konsep subsidi gas tersebut akan terpenuhi dengan harga masyarakat atau HET itu Rp19 ribu,” tegas Suli.

    Lanjutnya, langkah ini telah ditetapkan agar harga subsidi tepat sasaran kepada masyarakat yang memenuhi kriteria sebagai pembeli gas 3 kg atau gas melon. 

    “Maka, masyarakat tidak perlu panik dengan kondisi ini. Dipastikan stok aman dan normal, ketersediaan gas elpiji 3 kg ada di seluruh agen atau pangkalan di wilayah Kota Tangerang,” katanya.

    Kata Suli, di Kota Tangerang telah tersedia 52 agen dengan ketersediaan 40 sampai 50 ribu tabung per agen dan 1.100 pangkalan dengan ketersediaan 3.000 tabung per pangkalan yang tersebar di 13 kecamatan.

    Atau bisa mengakses website https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg. 

    Pilih tanda panah di kolom lokasi pangkalan terdekat, cari lokasi pangkalan terdekat dari lokasi Anda yang muncul.

    Selanjutnya, untuk mengetahui lokasi pangkalan secara tepat klik rute yang akan terintegrasi secara langsung ke google maps.

    “Masyarakat Kota Tangerang silakan untuk membeli gas di pangkalan dengan membawa KTP dan KK sebagai prosedur administrasi yang dipersyaratkan,” katanya.

  • Lika-liku Mencari Gas LPG 3 Kg di Depok, Nuni Sudah Keliling Mencari Sejak Senin Malam: Saya Bingung – Halaman all

    Lika-liku Mencari Gas LPG 3 Kg di Depok, Nuni Sudah Keliling Mencari Sejak Senin Malam: Saya Bingung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Nuni Agustini, warga Depok terlihat kebingungan saat berdiri di depan SPBU Pertamina, di Jalan Tanah Baru, Depok, Jawa Barat, Selasa (4/2/2025) pagi.

    Mengenakan kaus berwarna merah, wanita yang akrab disapa Bude Nuni ini tampak berdiri dijejeran gas LPG 3 kg yang kosong di depan SPBU tersebut.

    Sambil menenteng 2 tabung gas LPG 3 kg, Bude Nuni mengaku kebingungan mencari gas di sekitar wilayah tempat tinggalnya.

    Bahkan, dia harus meminta tolong kepada tetangganya untuk diantar menggunakan sepeda motor berkeliling mencari LPG 3 kg.

    “Bingung mau cari di mana lagi, sudah dari agen di Jalan Mujair, tidak ada,” ucapnya kepada Tribunnews.com, Selasa.

    Wanita sepuh yang berprofesi sebagai pembuat kue rumahan ini mengaku telah berkeliling mencari LPG 3 kg sejak malam hari. Namun, usahanya pupus lantaran agen yang didatanginya di Jalan Mujair sudah kehabisan stok.

    Tak menyerah, Bude Nuni pun kembali ‘berburu’ LPG 3 kg sejak Selasa pagi. Dia sudah keluar rumah sejak pukul 07.00 WIB.

    Bude Nuni pun mengaku kebingungan, lantaran pesanan kue telah menumpuk di tokonya. Apalagi, kue yang dipesan oleh pelanggan akan diambil pada sore hari nanti.

    “Mana orderan kue lagi banyak, ini bingung mau mencari kemana lagi,” kata Bude Nuni.

    Bude Ninu bersama tetangganya pun kembali melanjutkan perburuannya mencari LPG 3 kg dengan sepeda motor.

    Tribunnews.com pun mengikuti Bude Nuni mencari gas LPG 3 kg.

    Bude Nuni pun mencari ke agen LPG di Jalan R. Sanim, Tanah Baru, Depok. 

    Lagi-lagi, usahanya pupus lantaran agen tersebut tidak memiliki stok LPG 3 kg. 

    Bude Nuni menuturkan, agen yang didatanginya ini hanya menyetok 40 tabung setiap harinya. Sehingga, tidak ada lagi stok LPG 3 kg untuk masyarakat lainnya.

    Dia pun memutuskan kembali ke rumahnya di Jalan Camar Raya, Depok lantaran sudah hampir 2 jam berkeliling mencari LPG 3 kg.

    Sementara, tetangga Bude Nuni mengaku prihatin atas kelangkaan LPG 3 kg ini. Dia menilai, jika masyarakat tidak keberatan membayar lebih mahal namun mudah mendapatkan LPG 3 kg.

    “Padahal kalau harga beda Rp 2 ribu, masyarakat enggak masalah tapi belinya dekat di warung. Kalau seperti Bude Nuni ini kan kasian harus keliling mencari, itu juga belum tentu dapat,” tegasnya.

    Tribunnews.com pun kembali berkeliling di kawasan Depok untuk mencari sejumlah agen dan pangkalan LPG 3 kg. Dimana, awak wartawan berkeliling di Jalan Nusantara, Jalan Pitara, Jalan Kali Licin hingga Pancoran Depok. 

    Namun, sejumlah agen dan pangkalan tetap kehabisan stok LPG 3 kg.

  • Sudah 2 Hari Ini Emak-emak di Sukmajaya Depok Mengeluh Sulit Dapatkan Elpiji 3 Kg – Halaman all

    Sudah 2 Hari Ini Emak-emak di Sukmajaya Depok Mengeluh Sulit Dapatkan Elpiji 3 Kg – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Sudah 2 hari Iniibu rumah tangga di kawasan Sukmajaya Kota Depok mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg.

    Seperti dialami Amira (28). Dia mengaku sudah dua hari mencari lokasi agen yang menjual elpiji isi ulang ukuran 3 kg.

    Dia mengaku sudah berkeling dari pangkalan elpiji 3 kg satu ke pangkalan lainnya berharap bisa membeli isi ulang, tapi ibu muda itu tidak mendapatkan barang yang diinginkan.

    Menurut Amira, aturan baru yang dibuat pemerintah yang mengharuskan warga membeli gas elpiji 3 kg langsung ke pangkalan resmi Pertamina menyusahkan  masyarakat, terutama ibu rumah tangga seperti dirinya.

    “Kalau pangkalan kan jauh, terus ibu-ibu harus cari gitu, kan kita juga harus jagain anak,” kata Amira saat ditemui sedang mencari isi ulang gas elpiji 3 kg di wilayah Sukmajaya, Kota Depok, Selasa (4/2/2025).

    “Ini sudah dua harian keliling enggak dapat sama sekali,” sambungnya.

    Karena sulit mendapatkan elpiji 3 kg dia akhirnya memutuskan tidak memasak untuk suami dan anak-anaknya.

    Untuk menu mereka Amira terpaksa membeli makanan matang dari warung. Amira berharap pemerintah tidak mempersulit masyarakat untuk membeli gas elpiji tiga kilogram.

    Antrean Beli Gas Elpiji 3 Kg Mengular di Depok 

    Sebelumnya, antrean pembeli gas elpiji 3 kg membludak di Pangkalan Elpiji 3 Kg Jul Chaidir, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat pada Senin (3/2/2025).

    Permintaan warga yang tinggi menyebabkan stok gas elpiji tiga kilogram ludes dalam sesaat.

    Pemilik pangkalan elpiji 3 kg Jul Chaidir, Fita menjelaskan, lonjakan pembeli tersebut imbas regulasi baru distribusi gas subsidi.

    Kini, pangkalan gas dilarang untuk mensuplai stok ke pengecer atau warung-warung.

    Sebagai gantinya, masyarakat diwajibkan untuk membeli gas elpiji tiga kilogram langsung ke pangkalan.

    “Per tanggal 1 Februari tidak boleh ngirim ke warung-warung, jadi konsumen langsung ke pangkalan, pangkalan resmi,” kata Fita di lokasi.

    Fita menambahkan, pihaknya menyediakan stok gas elpiji tiga kilogram sebanyak 70. Namun, stok tersebut habis dalam sesaat.

    “Hari ini ada 70 stoknya, cepat habis dalam sesaat, hanya 30 menit,” ungkapnya.

    Meski permintaan melambung, harga gas elpiji tiga kilogram di pangkalan masih sama, yakni Rp19 ribu.

    Sementara itu, Seorang warga, Sofi (50) mengaku sudah mengantre untuk membeli gas elpiji di pangkalan sekitar satu jam. 

    Meski demikian, Sofi tidak tahu apakah akan mendapatkan tabung gas atau justru kehabisan.

    “Tadi sudah ngantri kira-kira 1 jam. Dari kemarin seluruh toko sudah enggak ada, buat masak sehari-hari,” kata dia.

    Sofi mengaku sudah mengelilingi wilayah Depok Timur untuk membeli gas elpiji tiga kilogram. Namun, satu tabung pun ia tak mendapatkannya.

    “Harapannya lebih baik lagi gas jangan sampai langka kasihan untuk pemakai, tukang dagang kecil,” pungkasnya. 

    Laporan: M. Rifqi Ibnumasy | Sumber: Warta Kota

     

     

  • Kakak Korban Ungkap Detik-detik Penembakan di Bogor, Diserang Gerombolan saat Nongkrong – Halaman all

    Kakak Korban Ungkap Detik-detik Penembakan di Bogor, Diserang Gerombolan saat Nongkrong – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pria berinisial TB (45) menjadi korban penembakan di depan Pasar Mawar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2025) sekitar pukul 01.30 WIB.

    Dilansir Tribunnews Bogor, kakak kandung korban, Erwin Tampubolon, mengungkap detik-detik sebelum kejadian adiknya tewas.

    Menurut informasi yang diterimanya, saat itu adiknya sedang nongkrong di dekat Pasar Mawar.

    “Kalau info yang saya dapat, keluarga adik kami ini sedang duduk-duduk,” kata Erwin di Rumah Duka Sinar Kasih pada Senin petang.

    Kemudian secara tiba-tiba ada gerombolan yang langsung menyerang TB.

    “Mereka menggunakan kendaraan menyerang,” ujar Erwin.

    Lebih lanjut, dirinya mengaku belum mengetahui pasti permasalahan utama dari peristiwa ini.

    “Kalau untuk akar permasalahannya saya juga tidak mengerti.”

    “Kurang tahu apa penyebabnya. Yang setahu saya sih, beliau memang tidak ada masalah,” terangnya.

    Adapun jenazah TB telah disemayamkan di Rumah Duka Sinar Kasih setelah diautopsi di RSUD Ciawi Kabupaten Bogor.

    Jenazah TB tiba di Rumah Duka Sinar Kasih sekitar pukul 17.30 WIB. 

    Jasad tersebut dibawa dengan menggunakan mobil ambulans.

    Jenazah yang sudah di dalam peti ini pun langsung dimasukkan ke dalam ruangan persemayaman.

    Sejumlah kerabat dan keluarga, termasuk anak korban terlihat menangis melihat jasad TB.

    Ditembak 5 Kali

    Diberitakan sebelumnya, korban tewas dengan lima kali tembakan dan langsung meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho mengatakan, korban mengalami luka pada dada dan pinggul.

    “Untuk korban sementara visum luar terdapat luka di dada sebelah kiri dan bagian pinggul,” kata AKP Aji Riznaldi Nugroho saat dijumpai di Mako Polresta, Senin.

    Ia menyebut peluru yang digunakan pelaku untuk menghabisi korban berukuran 9 milimeter.

    “Untuk barang bukti setelah dilaksanakan olah TKP kita menemukan beberapa selongsong peluru yang memiliki kaliber 9 mili,” katanya.

    Menurutnya, korban ditembak setelah sebelumnya berselisih paham dengan orang di Pasar Bogor.

    Lebih lanjut, kata Riznaldi, TB ternyata sudah ditarget untuk ditembak.

    “Jadi kemungkinan berdasarkan dari keterangan keterangan saksi, ini sudah ditarget ya korban ini karena ada selisih paham sebelumnya,” katanya.

    AKP Aji Riznaldi Nugroho menekankan pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan akan mengusut tuntas kejadian ini.

    “Untuk saat ini kami dari Satreskrim Polresta Bogor Kota sedang melaksanakan penyelidikan terkait tindak pidana yang dilakukan oleh para pelaku tersebut,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul: Kakak Kandung Korban Ungkap Detik-detik Penembakan di Bogor, Sebut Diserang Gerombolan Orang.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Cerita Miris Penggerebekan Pesta Gay yang Diikuti 56 Peserta di Hotel Jakarta Selatan – Halaman all

    Cerita Miris Penggerebekan Pesta Gay yang Diikuti 56 Peserta di Hotel Jakarta Selatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggerebek aktivitas pesta seks kaum gay yang digelar di kamar hotel nomor 2617 di Habitare Apart Hotel Rasuna, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2025) malam. 

    Dari penggerebekan dilakukan sekitar pukul 21.00 WIB ini polisi menggulung 56 pelaku yang seluruhnya adalah laki-laki berusia di atas 18 tahun.

    Tiga diantaranya yang menjadi penyelenggara pesta seks gay ini telah ditetapkan sebagai tersangka.

    “Adanya pesta seks sesama jenis, laki-laki atau gay. Jadi pesta seks LGBT yang dilakukan oleh sesama jenis, laki-laki,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).

    Tiga tersangka tersebut adalah RH alias R, RE alias E, dan BP alias D.

    Rincian peran masing-masing tersangka yakni, RH berperan sebagai penyewa kamar hotel. Sedangkan tersangka RE adalah orang yang membayar biaya sewa kamar Hotel Habitare Apart.

    “Kemudian yang ketiga Saudara BP alias D, ini adalah merekrut peserta. Jadi D inilah yang menghubungi satu persatu peserta untuk diajak ikut dalam event ini,” ungkap Kabid Humas.

    Semula ada 20 peserta awal yang dihubungi oleh tersangka D via japri di aplikasi Whatsapp. 

    “Kemudian masing-masing juga mengajak. Jadi, D inilah yang menghubungi satu per satu peserta untuk diajak ikut dalam event ini, mengundang rekan-rekan lainnya yang berkeinginan untuk bergabung dalam event ini,” imbuh Ade Ary.

    Ade Ary mengatakan, dari hasil pemeriksaan polisi, untuk penyelenggaraan pesta seks gay ini peserta tidak dipungut biaya.

    “Itu sejauh ini fakta yang ditemukan oleh tim penyidik. Jadi untuk mengikuti peserta atau event ini, tidak dipungut biaya oleh para penyelenggara tiga tersangka ini,” kata dia.

    “Pesta ini hanya didasarkan pada kepuasan dan kesenangan yang ingin mereka dapatkan,” imbuhnya.

    Ade Ary membeberkan, seluruh pesta seks gay ini diselenggarakan di kamar hotel nomor 2617. 

    Pakai Stiker Penanda ‘Jenis Kelamin’ Peserta

    Polisi menemukan fakta bahwa para peserta yang terlibat saling berbagi peran. Sebagian berperan sebagai laki-laki, ada juga pria yang berperan sebagai ‘perempuan.’

    Peserta yang memainkan peran sebagai ‘perempuan’ ditempeli stiker di bagian bahu.

    “Yang menjadi pemeran laki-laki tidak menggunakan stiker, dan jika perempuan maka menggunakan label stiker pada bahu,” jelas Ade Ary.

    POLISI GEREBEK PESTA GAY – Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggerebek aktivitas pesta seks kaum gay yang digelar di kamar hotel nomor 2617 di Habitare Apart Hotel Rasuna, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2025) malam. Polisi mengamankan barang bukti kondom hingga obat anti-HIV.

    Material stiker di bahu ini akan memantulkan cahaya dalam kondisi gelap.

    “Di pesta ini kalau ada pasangan yang tidak cocok, para peserta dimohon untuk tidak menolak secara kasar,” beber Ade Ary. Peserta juga diharuskan membuka pakaian hingga celana.

    Polisi Temukan Aalat Kontrasepsi dan Obat anti-HIV

    Dari penggerebekan ini polisi menyita sejumlah barang bukti termasuk alat kontrasepsi dan obat anti-HIV.

    “Ada barang bukti pemesanan hotel, kemudian alat kontrasepsi kondom, kemudian ada obat anti HIV dan juga ada sabun mandi,” ungkap Ade Ary.

    Para tersangka kini telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Mereka dijerat Pasal 33 juncto Pasal 7 UU Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi.

    “Dengan ancaman pidana paling singkat dua tahun, paling lama 15 tahun dan denda Rp 1-7,5 miliar,” terang Ade Ary.