Category: Tribunnews.com Metropolitan

  • Kondisi Sopir Kecelakaan Maut di Tol Ciawi: Masih Rasakan Sakit di Sekujur Tubuh – Halaman all

    Kondisi Sopir Kecelakaan Maut di Tol Ciawi: Masih Rasakan Sakit di Sekujur Tubuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut kondisi terkini Bendi Wijaya (30), sopir kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi 2, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Dilansir Tribunnews Bogor, saat ini Bendi yang mengalami cedera kepala, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi.

    Direktur Utama RSUD Ciawi, dr. Fusia Meidiawaty, menyatakan saat ini korban berada di ruang rawat inap biasa karena kondisinya yang cenderung stabil.

    Meski begitu, Bendi belum mampu untuk diajak berkomunikasi secara intens.

    Ia belum bisa dimintai keterangan oleh pihak berwajib atas kecelakaan yang terjadi pada Selasa (4/2/2025) malam, tersebut.

    “Sampai saat ini yang bersangkutan belum bisa dimintai keterangan karena dengan cedera kepala sedang masih tanpa sakit berat,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).

    Lebih lanjut, Fusia mengaku tak bisa memastikan berapa lama waktu recovery (pemulihan) yang dibutuhkan Bendi.

    Pasalnya, meski sudah diberikan obat, sang sopir masih mengeluhkan sakit di sekujur tubuhnya.

    Hal ini disebabkan oleh luka yang dialami oleh Bendi Wijaya cukup banyak akibat kecelakaan beruntun tersebut.

    “Kalau cedera kepala ini progresnya bukan seperti kita batuk pilek ya yang bisa cepet, speed recovery.” 

    “Kondisi hari ini tidak jauh berbeda dengan kemarin dan keluhan dari yang bersangkutan pagi ini juga masih merasakan sakit di sekujur badannya,” ungkapnya.

    Fusia mengatakan, keluhan itu diperoleh ketika pihaknya melakukan pemantauan atas kondisi Bendi.

    Ia pun berkomitmen bahwa RSUD Ciawi akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses recovery pasien agar bisa segera memberikan keterangan.

    “Bisa mengeluhkan dengan kita tanya. Jadi tidak spontan, kita kalau di dalam pelayanan perawatan dan kedokteran ini tentunya setiap hari kita analisis dan kita tanya apa yang dirasakan, beliau sudah bisa menjawab,” ucapnya.

    Belum Ditetapkan sebagai Tersangka

    Terpisah, Kasatlantas Polresta Bogor Kota, Kompol Yudiono, mengatakan sopir truk Aqua penyebab kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi 2 akan segera menjalani pemeriksaan.

    Ia menyebut, Bendi Wijaya kemungkinan besar akan menjadi tersangka dalam kasus ini.

    “Iya (kuat menjadi tersangka). Saat ini sudah naik ke sidik,” kata Kompol Yudiono saat dihubungi Tribunnews Bogor, Jumat.

    Meski begitu, jelas Yudiono, pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti kejadian ini, termasuk keterangan dari sopir.

    Adapun sampai saat ini yang bersangkutan belum bisa diajak berkomunikasi.

    “Sudah siuman. Tapi, belum bisa diajak komunikasi. Kalau sudah bisa diajak bicara kita langsung periksa,” ujarnya.

    Bukan hanya sang sopir, polisi juga akan memeriksa pemilik truk yang menabrak 6 kendaraan tersebut.

    “Nanti kita mintai keterangan juga pemilik truknya ini,” ucapnya.

    Di sisi lain, polisi juga sudah memeriksa truk ini di Unit Laka Lantas Ciawi.

    “Untuk hasilnya belum. Kita masih menunggu tim dari Dishub dan ATPM,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Dirawat di Ruang Biasa, Sopir Truk Aqua Penyebab Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi 2 Masih Irit Bicara.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani/Rahmat Hidayat)

  • Sunardi Punya Rekam Jejak KDRT Sebelum Bunuh dan Buang Istri ke Septic Tank – Halaman all

    Sunardi Punya Rekam Jejak KDRT Sebelum Bunuh dan Buang Istri ke Septic Tank – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Sunardi (44), seorang kuli bangunan yang membunuh penagih utang, Sri Pujayanti (22) dan istrinya bernama Almaidah (51) ternyata punya rekam jejak berperilaku kasar.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar mengatakan dari keterangan saksi, Sunardi ternyata pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap Almaidah.

    “Iya ini (Sunardi) punya track record seperti itu ya (perilaku KDRT),” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar kepada Tribunnnews.com, Jumat (7/2/2025).

    Namun demikian, pihak kepolisian sulit menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban AM. 

    Sebab, korban ditemukan sudah menjadi kerangka dalam septic tank rumah Sunardi karena diduga dibunuh sejak 2022 lalu.

    “Tapi pun tanda-tanda atau bukan KDRT tidak bisa lagi kami ditemukan karena sudah lama (dibunuh),” ujarnya. 

    Untuk informasi, Seorang perempuan, Sri Pujayanti menjadi korban penganiayaan hingga tewas di Kampung Cikoronjo RT.001/005 Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah. Kabupaten Bekasi, Senin (3/2/2025).

    Nahasnya korban ditemukan di dalam lemari terbungkus sprei yang diduga dibunuh oleh tersangka Sunardi.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan sebanyak tiga saksi telah dimintai keterangannya perihal kasus ini.

    Menurut keterangan dari saksi bahwa korban awalnya hendak menagih utang ke pelaku.

    “Korban datang menagih utang pinjaman kemudian pelaku mencekik korban ketika korban berbalik badan kemudian ditaruh di lemari,” ucap Ade kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).

    Saksi mencari korban karena tidak kunjung pulang.

    Diketahui korban sudah meninggal dunia kemudian pelaku sempat melarikan diri namun berhasil diamankan Polsek Cibarusah.

    Kasat Reskrim Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menuturkan bahwa korban merupakan pegawai koperasi.

    Korban dibunuh karena kesal ditagih utangnya sedangkan pelaku tidak bisa membayar.

    “Jumlah utangnya Rp 3 juta,” ucap Onkoseno.

    Jasad Istri Dalam Septic Tank 

    Saat melakukan olah TKP kasus pembunuhan Sri Pujayanti, polisi menemukan adanya kerangka manusia di sebuah septic tank rumahnya.

    Usut punya usut, kerangka manusia tersebut merupakan wanita bernama Almaidah alias AM yang tak lain adalah istri Sunardi. 

    “(Identitas kerangka manusia) saudari AM. Pengakuan dari tersangka, AM ini adalah istrinya,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, Rabu (5/2/2025).

    Sunardi membunuh istrinya Almaidah dan membuangnya ke dalam septic tank rumah pada 2022. 

    Adapun motif pembunuhan itu lantaran dia cemburu dan menduga istrinya berselingkuh dengan pria lain. 

    Diketahui Sunardi memiliki dua istri. Korban Almaidah yang dibunuh merupakan istri sah Sunardi. Keduanya melangsungkan pernikahan di Banyumas, Jawa Tengah, lalu pindah ke wilayah Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

     

  • Sunardi Sempat Berniat Kubur Jenazah Penagih Utang di Septic Tank, tapi Keburu Ketahuan Warga – Halaman all

    Sunardi Sempat Berniat Kubur Jenazah Penagih Utang di Septic Tank, tapi Keburu Ketahuan Warga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sunardi (44), pria asal Bekasi, Jawa Barat, tega menghabisi nyawa dua orang perempuan.

    Pertama, pelaku membunuh istrinya sendiri, Almaida (51), yang jasadnya dimasukkan ke dalam septic tank di rumah di Kampung Cikoronjo RT 001/005, Desa Sindang Mulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

    Pembunuhan tersebut dilakukan Sunardi pada awal November 2022.

    Tindakannya itu baru diketahui setelah dirinya menghilangkan nyawa gadis penagih utang bernama Sri Pujianti (23), Senin (3/2/2025).

    Berdasarkan keterangan Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, kedua korban dibunuh dengan dicekik menggunakan jilbab.

    “Dia menjerat korban menggunakan jilbab,” kata Onkoseno kepada Tribunnnews.com, Jumat (7/2/2025).

    Bahkan, jelas Onkonseno, Sunardi juga akan menggunakan cara yang sama untuk menghilangkan jejak pembunuhannya, yaitu membuang korban ke dalam septic tank rumahnya.

    Namun, korban penagih utang belum sempat dibuang ke septic tank lantaran sudah ketahuan oleh warga.

    “Makanya si pelaku juga sempat menyatakan bahwa yang korban yang kedua ini, yang penagih utang ini dia ada rencana untuk menyembunyikan dengan cara yang sama karena caranya pun ngebunuh juga dengan cara yang sama,” ucapnya.

    Diberitakan sebelumnya, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar mengatakan pelaku diketahui menghabisi nyawa dua orang.

    Korban bernama Sri Pujianti dibunuh dengan cara dijerat lehernya menggunakan kerudung.

    “Hasil keterangan pelaku, keduanya dijerat lehernya menggunakan tangan dan sarana kerudung korban,” kata Onkoseno Grandiarso Sukahar, Kamis (6/2/2025).

    Hasil visum menunjukkan terdapat luka bekas jeratan di leher korban. 

    Saat ditemukan, bagian wajah korban tampak membiru.

    Korban disembunyikan pelaku di dalam kamar deket lemari dan ditutupi kasur spring bed.

    Sementara itu, pelaku membunuh istrinya dan jasadnya dimasukkan ke septic tank.

    Ketika ditemukan, jenazah korban tinggal kerangka, tetapi masih utuh dengan pakaiannya berupa jaket dan lainnya.

    “Untuk motif menghilangkan nyawa SP itu karena kesal karena menagih utang.” 

    “Adapun istrinya itu karena cekcok soal dugaan perselingkungan, tapi ini masih kita dalami,” terangnya.

    Menurutnya, tersangka dijerat pasal 338 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan.

    Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara.

    Sementara itu, pelaku membunuh istrinya dan jasadnya dimasukkan ke septic tank.

    Ketika ditemukan, jenazah korban tinggal kerangka, tetapi masih utuh dengan pakaiannya berupa jaket dan lainnya.

    “Untuk motif menghilangkan nyawa SP itu karena kesal karena menagih utang.” 

    “Adapun istrinya itu karena cekcok soal dugaan perselingkungan, tapi ini masih kita dalami,” terangnya.

    Menurutnya, tersangka dijerat pasal 338 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan.

    Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara.

    Meski begitu, pihaknya masih mendalami terkait ada tidaknya unsur pembunuhan berencana yang dilakukan pelaku.

    “Sementara ini pasal 338 ancaman 15 tahun penjara. Soal itu (pembunuhan berencana) masih kami dalami,” ucapnya.

    (Tribunnews.com/Deni/Abdi)

  • DB Museum Ramaikan Ruang Seni di Jakarta – Halaman all

    DB Museum Ramaikan Ruang Seni di Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia masih kekurangan museum seni, baik yang publik atau privat.

    Padahal, museum seni berfungsi untuk menampilkan, merawat, dan melestarikan karya seni, serta mempromosikannya kepada masyarakat. 

    Museum seni bisa berupa publik atau privat, yang membedakan adalah kepemilikan benda koleksinya. 

    Menampilkan karya seni rupa, seperti lukisan, patung, instalasi, fotografi, dan seni media lainnya.

    Di sisi lain, muncul tantangan lainnya, bahwa pengelola dan pemilik museum seni juga mengalami kegelisahan karena minimnya peminat museum. Meski ada fakta tersebut, tidak menyurutkan langkah Rahmat Bastian untuk membuka Dheye Bastian Museum (DB Museum). 

    Sebuah museum seni di kawasan Pondok Indah yang baru melakukan grand opening pada November 2024 lalu di Balai Resital Kertanegara, Jakarta menampilkan musisi Jogja Hip Hop Foundation.

    “Masih kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke museum seni jangan menghalangi niat kita untuk tetap memberi edukasi seni kepada publik. Justru disitu letak tantangan dan kepuasan, jika kita bisa memberikan legacy sekaligus edukasi kepada masyarakat, khususnya anak muda untuk bisa lebih dekat kepada dunia seni,” ujar Pemilik DB Museum, Raden Rahmat Bastian ketika diwawancara di Jakarta, Jumat (7/2/2025).

    Di DB Museum, ia mempersembahkan koleksi lukisan miliknya dan mendiang sang kakak untuk menjadi media edukasi seni kepada masyarakat.

    Menurutnya, koleksi yang dipamerkan di DB Museum cukup beragam, karena keluarganya memiliki selera lukisan yang berbeda-beda.

    Hal itu tercermin dari koleksi yang ada di DB Museum, baik dari sisi karya seniman maupun kategori lukisannya, cukup memiliki keragaman, walaupun secara kuantitas, belum terlalu banyak.

    Namun kualitas dan keragaman koleksi lukisan yang ada, tak perlu diragukan, karena merupakan koleksi yang dikumpulkan selama berpuluh-puluh tahun.

    Ia pun menyadari, museum memiliki fungsi untuk membantu pengunjung mempelajari lebih lanjut tentang seniman favorit atau menemukan seniman baru. 

    “Itu sebabnya kami mengoleksi karya lukis modern dan kontemporer. Koleksi kami juga beragam, mulai dari karya seniman Indonesia, Inggris, Amerika, Korea Selatan hingga China. Ada yang lukisan maestro ada juga yang seniman baru tapi karyanya patut diapresiasi,” rincinya.

    Salah satu yang menjadi standar pemilihan koleksi lukisan di DB Museum adalah harus merupakan karya seniman yang telah berpameran di luar negeri minimal 10 tahun.

    “Artinya, karya mereka sudah melanglang buana, konsistensi melukisnya juga terukur, dan karyanya sudah dikenal pecinta seni global,” imbuh pria yang juga pemilik Galeri Apik itu.

    Pengusaha batu bara, CEO PT Kalimatera Kotawaringin Rahmat (KKR) itu juga mengaku menggandeng kurator seni kenamaan, Kuss Indarto untuk mengkurasi seluruh karya seni yang ada di museum miliknya. “Dibawah naungan Yayasan Dhanapala Indonesia, kami berharap, museum seni kami bisa menjadi rujukan bagi pecinta seni untuk lebih menambah khazanah tentang dunia seni lukis, baik modern maupun kontemporer,” harapnya.

    Dan yang terpenting, sambungnya, bahwa koleksi lukisan di DB Museum adalah otentik atau asli dan merupakan milik pribadi. “Bukan barang aspal (asli tapi palsu-Red) dan bukan pinjaman koleksi orang yang diakui sebagai milik museum,” ucapnya serius.

    Ke depan, selain akan terus menambah koleksi museum, Rahmat berencana untuk membentuk dewan kurator. “DB Museum juga bekerjasama dengan KKR dan kurator seni Kuss Indarto bakal menerbitkan buku berjudul “Encyclopedia of Visual Art”,” tuntasnya. 

  • Sunardi Sempat Berniat Kubur Jenazah Penagih Utang di Septic Tank, tapi Keburu Ketahuan Warga – Halaman all

    Polisi Belum Temukan Indikasi Sunardi Alami Gangguan Jiwa usai Bunuh Istri dan Penagih Utang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Polisi telah memeriksa Sunardi, seorang kuli bangunan yang membunuh penagih utang, Sri Pujayanti (22) dan istrinya bernama Almaidah (51) di rumahnya di Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Dalam pemeriksaan, belum ditemukan adanya gangguan kejiwaan dari Sunardi sehingga tega melakukan aksi kejinya tersebut. 

    “Ya sejauh ini sih kita melihat semuanya kita periksa dari pemeriksaan kita ajak ngomong masih nyambung, jadi kita nilai dia secara jasmani rohani bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar kepada Tribunnnews.com, Jumat (7/2/2025).

    Meski begitu, Onkoseno mengatakan pihaknya tak menutup kemungkinan akan memeriksa kejiwaan pelaku.

    Hal ini karena Sunardi sudah berencana membuang jasad Sri Pujayanti ke septic tank di mana jasad istrinya tersebut sudah berada di sana sejak 2022 silam.

    “Itu kan namanya suasana kebatinan dari si pelaku ya, itu mungkin bisa berubah-berubah seperti itu kadang ada penyesalannya kadang timbul lagi karena dorongan emosi,” ungkapnya.

    Untuk informasi, Seorang perempuan, Sri Pujayanti menjadi korban penganiayaan hingga tewas di Kampung Cikoronjo RT.001/005 Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah. Kabupaten Bekasi, Senin (3/2/2025).

    Nahasnya korban ditemukan di dalam lemari terbungkus sprei yang diduga dibunuh oleh tersangka Sunardi.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan sebanyak tiga saksi telah dimintai keterangannya perihal kasus ini.

    Menurut keterangan dari saksi bahwa korban awalnya hendak menagih utang ke pelaku.

    “Korban datang menagih utang pinjaman kemudian pelaku mencekik korban ketika korban berbalik badan kemudian ditaruh di lemari,” ucap Ade kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).

    Saksi mencari korban karena tidak kunjung pulang.

    Diketahui korban sudah meninggal dunia kemudian pelaku sempat melarikan diri namun berhasil diamankan Polsek Cibarusah.

    Kasat Reskrim Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menuturkan bahwa korban merupakan pegawai koperasi.

    Korban dibunuh karena kesal ditagih utangnya sedangkan pelaku tidak bisa membayar.

    “Jumlah utangnya Rp 3 juta,” ucap Onkoseno.

    Jasad Istri Dalam Septic Tank 

    Saat melakukan olah TKP kasus pembunuhan Sri Pujayanti, polisi menemukan adanya kerangka manusia di sebuah septic tank rumahnya.

    Usut punya usut, kerangka manusia tersebut merupakan wanita bernama Almaidah alias AM yang tak lain adalah istri Sunardi. 

    “(Identitas kerangka manusia) saudari AM. Pengakuan dari tersangka, AM ini adalah istrinya,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, Rabu (5/2/2025).

    Sunardi membunuh istrinya Almaidah dan membuangnya ke dalam septic tank rumah pada 2022. 

    Adapun motif pembunuhan itu lantaran dia cemburu dan menduga istrinya berselingkuh dengan pria lain. 

    Diketahui Sunardi memiliki dua istri. Korban Almaidah yang dibunuh merupakan istri sah Sunardi. Keduanya melangsungkan pernikahan di Banyumas, Jawa Tengah, lalu pindah ke wilayah Cibarusah, Kabupaten Bekasi. (Tribunnews.com/Abdi Ryan Shakti)
     

  • Sunardi Sempat Berniat Kubur Jenazah Penagih Utang di Septic Tank, tapi Keburu Ketahuan Warga – Halaman all

    Cara Sunardi Tutupi Kematian Istri yang Jasadnya Dibuang ke Septic Tank: Dalih Jadi TKW di Malaysia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Angin berhembus cukup kencang di sebuah kebon pohon bambu di pekarangan rumah Sunardi (44), yang menjadi lokasi pembunuhan pegawai bank keliling, Sri Pujayanti (22) dan istri sahnya, Almaidah (51) pada Kamis (6/2/2025) siang.

    Rumah yang di Kampung Cikoronjo RT 001/005 Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi itu nampak sepi. 

    Hanya terdengar suara dari daun pohon bambu yang bersahutan diterpa angin.

    Garis polisi masih terpasang di rumah berwarna biru yang sedikit pudar di bagian depannya. 

    Pintu rumah pun nampak terbuka sehingga terlibat sejumlah barang yang berantakan di dalam rumah.

    Di sisi kanan rumah terdapat lahan kosong yang beratapkan seng. 

    Lokasi itu, merupakan titik septic tank yang dijadikan tempat pembuangan jasad Almaidah usai dibunuh pada 2022 lalu.

    Kasus ini terungkap berawal penemuan jasad Sri Pujayanti pada Senin (3/2/2025) di rumah tersangka. 

    Kala itu korban dibunuh oleh Sunardi saat tengah menagih utang sebesar Rp3 juta.

    Jasad Sri ditemukan dengan kondisi tertelungkup di balik kasur yang berhadapan dengan tembok rumah oleh ketua RT bernama Misan.

    Usai tertangkap, terungkap fakta ternyata tak hanya Sri Pujayanti yang menjadi korban pembunuhan oleh Sunardi. 

    Istri sah Sunardi bernama Almaidah pun dibunuh dan ditemukan hanya tinggal tulang-belulang di septic tank rumah.

    Usut punya usut, ternyata Almaidah sudah dicari-cari oleh anaknya bernama Edi Riyanto (31) karena hilang sejak lama. 

    Bahkan, Edi sudah sempat membuat laporan polisi soal kehilangan orang ke Polsek Serang Baru.

    Edi sudah beberapa kali menanyakan keberadaan mendiang ibunya ke Sunardi. 

    Namun, berbagai alasan selalu dilontarkan tersangka untuk menutupi kematian Almaidah.

    Santi, yang merupakan tetangga Sunardi menceritakan jika dia mendapat kabar bahwa tersangka pernah beralasan kepada anak tirinya itu Almaidah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia.

    “Anaknya dari istri yang dibunuh udah pernah ngelapor polisi juga itu padahal, kehilangan orang. Bilangnya alasannya katanya mah kerja di Malaysia,” kata Santi ketika ditemui Tribunnews, Kamis (6/2/2025).

    Bahkan sepengetahuannya, anak tirinya itu sudah meminta nomor telepon ibunya, namun tak pernah diberikan Sunardi dengan sejumlah alasan.

    Betapa kagetnya jika ternyata Almaidah pun dibunuh oleh Sunardi yang jasadnya disimpan di septic tank selama beberapa tahun belakangan.

    Memang, ucap Santi, Sunardi yang tinggal bersama istri pertamanya, yang dinikahinya secara siri, merupakan pribadi yang tertutup.

    Selama tinggal di sana, Sunardi jarang bertegur sapa atau mengikuti kegiatan warga seperti pengajian dan lain-lain. 

    “Enggak, enggak ada ikut kegiatan pengajian atau maulidan. Setiap lebaran, salat id juga enggak ada, makannya jadi pada enggak tahu,” tuturnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar mengatakan Sunardi awalnya tak mau berterus terang soal keberadaan istrinya tersebut.

    Padahal, laporan yang diterima polisi dari anak korban, jika dari komunikasi terakhir, mendiang ibunya berinteraksi dengan tersangka beberapa tahun lalu.

    “Awalnya tidak mengaku, akhirnya kita lakukan pendalaman kepada pelaku, akhirnya selama beberapa jam kemudian pelaku mengakui yang dimaksud itu adalah saudari AM yang pada saat itu berstatus sebagai istrinya,” ucap Onkoseno.

    Soal alasan menjadi TKW di Malaysia, Onkoseno menyebut pihaknya belum mendapat keterangan tersebut dari tersangka.

    Namun, Onkoseno mengatakan dia menggunakan sejumlah alasan untuk mengaburkan keberadaan istri sah yang telah ia bunuh untuk menutupi tindakan kejinya tersebut.

    Menurutnya, semua keterangan yang dilontarkan oleh pelaku harus dipastikan kebenarannya.

    Hal ini karena sebagai pelaku kejahatan, emosi Sunardi dianggap masih belum stabil.

    “Kalau pada saat kemarin yang pelaku sampaikan ya dia secara menutupinya hanya menyampaikan bahwa tidak ketemu,” ungkapnya.

    “Tapi walaupun dia menyampaikan, beralasan korban saudari AM itu pergi ke Malaysia atau kemana intinya argumen-argumen itu dapat kami simpulkan berarti dia selama rentang waktu 2022 sampai kemarin Februari 2025 itu dia memang punya keinginan dan niat untuk mengaburkan apa yang dia lakukan terhadap saudari AM,” sambungnya.

    Saat ini, Sunardi sendiri sudah ditangkap dan ditahan di Polres Metro Bekasi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

    Adapun, dia dijerat pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

  • Nasib Donatur Pesta Seks Gay di Jaksel, Kompol Iskandarsyah: Dipecat karena Perilaku Seksualnya – Halaman all

    Nasib Donatur Pesta Seks Gay di Jaksel, Kompol Iskandarsyah: Dipecat karena Perilaku Seksualnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus pesta seks gay di sebuah hotel di wilayah Jakarta Selatan.

    Dua dari tiga tersangka, RH alias R dan RE alias E disebut telah dipecat dari pekerjaannya karena perilaku seksual yang menyimpang.

    Kedua tersangka tersebut berperan sebagai orang yang membiayai pesta seks gay tersebut.

    “Mereka bekerja di swasta. Tapi, sudah dihentikan (dari) pekerjaannya karena perilaku seksualnya juga sudah dikembangkan,” kata Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Iskandarsyah, Kamis (6/2/2025).

    Diketahui, ada 56 orang pria yang diamankan dalam penggerebekan pesta seks sesama jenis ini.

    “Kalau yang public figure, tidak ada. Tapi untuk rata-rata umur dan pekerjaan, variatif sih. Enggak ada dari satu lokasi atau satu pekerjaan,”

    “Jadi, mereka ini karena pola perekrutannya mengajak peserta dari rekomendasi random. Jadi, variatif semuanya (latar belakangnya),” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

    Kompol Iskandarsyah menuturkan, 56 orang yang ditangkap tersebut memiliki beragam profesi.

    Ia menyebut, ada yang jadi guru Bahasa Arab, bahkan dokter.

    “(Profesi para peserta) karyawan swasta 48 orang, guru bahasa Arab satu orang dan dokter satu orang,” ungkap Iskandarsyah, Jumat (7/2/2025).

    Mengutip TribunJakarta.com, Iskandarsyah juga menyebut ada peserta pesta seks gay yang berprofesi sebagai karyawan kontrak AVSEC Soetta.

    “Kemudian personal trainer dua orang, karyawan kontrak AVSEC Soetta satu orang, tidak bekerja tiga orang,” kata dia.

    Ia juga menuturkan, ada lima peserta yang sudah menikah dan lima peserta yang tercatat sudah bercerai.

    “47 orang belum menikah,” ujar Iskandarsyah.

    Diketahui, pesta seks sesama jenis tersebut digerebek jajaran Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Sabtu (1/2/2025) pukul 21.00 WIB.

    “Adanya pesta seks sesama jenis, laki-laki atau gay. Jadi pesta seks LGBT yang dilakukan oleh sesama jenis, laki-laki,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.

    Dalam penggerebekan tersebut, polisi mengamankan 56 pria.

    Tiga orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Mengutip TribunBekasi.com, tiga orang tersebut berinisial RH alias R, RE alias E, dan BP alias D.

    “Pertama saudara RH alias R. Saudara RH alias R ini membiayai penyewaan kamar hotel,”

    “Kemudian yang kedua saudara RE alias E, ini juga membiayai persewaan kamar hotel. Kemudian yang ketiga Saudara BP alias D, ini adalah merekrut peserta,” ungkapnya.

    Ia menuturkan, D berperan untuk menghubungi satu per satu peserta untuk diajak.

    Dari 20 peserta awal yang dihubungi D, mereka masing-masing mengajak dan mengundang rekan-rekan lainnya.

    “Sejauh ini fakta yang ditemukan oleh tim penyidik bahwa untuk mengikuti peserta atau event ini, itu tidak dipungut biaya oleh para penyelenggara tiga tersangka ini. Hanya didasarkan pada kepuasan dan kesenangan yang ingin mereka dapatkan,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ada Guru Bahasa Arab dan Dokter Jadi Peserta Pesta Seks Gay di Hotel Jaksel dan di Tribunbekasi.com dengan judul Polisi Gerebek Pesta Seks Homo di Sebuah Apartemen di Jaksel, 56 Pria Diamankan, Tiga Jadi Tersangka

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Anna Furqon Hakim)(TribunBekasi.com, Miftahul Munir)(Kompas.com, Baharudin Al Farisi)

  • Pelaku Pembunuh Wanita Penagih Utang di Bekasi Ternyata Punya 2 Istri, Satu Sah, Satu Siri – Halaman all

    Pelaku Pembunuh Wanita Penagih Utang di Bekasi Ternyata Punya 2 Istri, Satu Sah, Satu Siri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Sunardi, pelaku pembunuhan ganda terhadap dua perempuan, yakni istrinya Almaidah (51), dan seorang debt collector Sri Pujayanti (22), di Kampung Cikoronjo, Desa Sindang Mulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ternyata memiliki dua istri.

    Santi, yang merupakan tetangga Sunardi menyebut pelaku pembunuhan ganda itu tinggal di rumah tempat kejadian perkara pembunuhan itu bersama istri sirinya dan seorang putra kandungnya, Doni, yang kira-kira berusia 20 tahun.

    Katanya, sebelum menikah dengan Sunardi, istri pertama atau istri siri Sunardi merupakan seorang janda satu anak. 

    Anak tiri Sunardi itu saat ini disebut sudah menikah.

    Dari pernikahannya dengan Sunardi, istri siri pelaku pembunuhan itu dikaruniai seorang anak, yang diberi nama Doni.

    Selanjutnya, Sunardi kemudian menikah lagi dengan Almaidah yang juga seorang janda dua anak. 

    Dari pernikahan secara sah tersebut, mereka belum dikaruniai momongan.

    “Dia pulang aja bisa seminggu sekali. Karena memang kerjanya kuli bangunan, bikin gypsum juga. Kalau ketemu pun enggak ada obrolan,” kata Santi.

    Misan, Ketua RT 001/005 Kampung Cikoronjo Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyebut tidak ada kelakuan aneh yang dilakukan Sunardi di wilayahnya selama ini. 

    “Biasa-biasa saja sih. Ramah orangnya,” kata Misan.

    Keterangan Misan ini berbeda dengan keterangan Euis, warga yang hanya berjarak sekira 50 meter dari kediaman Sunardi.

    Ia menyebut tetangganya itu jarang terlibat dalam acara-acara yang digelar warga di lingkungan Kampung Cikoronjo RT 001/005 Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

    Namun demikian, menurutnya, istri siri Sunardi beberapa kali terlihat mengikuti pengajian di masjid dekat rumah mereka.

    “Memang enggak pernah ngobrol. Ketemu aja jarang. Kalau istrinya pernah ikut pengajian di masjid,” ucap Euis. 

    Buang Mayat di Septic Tank 
    Belakangan kasus pembunuhan ganda yang dilakukan Sunardi menjadi perhatian lantaran ia tega membuang jasad sang istri di septic tank di kediamannya di Kampung Cikoronjo RT 001/005 Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Sementara jenazah Sri Pujayanti ditemukan disembunyikan di balik spring bed yang disandarkan pada dinding kamar di rumah Sunardi.

    Sunardi sempat berencana memasukkan jasad Sri Pujayanti ke dalam septic tank tempat ia mengubur istrinya setelah ia membunuh penagih utang itu.

    Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa mengatakan rencana itu timbul karena Sunardi panik melihat korban tidak bernyawa.

    Sehingga dia hendak membuang jasad korban di tempat ia membuang jasad istrinya bernama Almaidah.

    “Jadi dia panik dengan kejadian ini. Sebenernya dia juga pengen masukin korban S ini ke septic tank,” kata Mustofa kepada wartawan, Kamis (6/2/2025). 

    Namun, aksinya tersebut gagal lantaran saat itu kerabat korban mencari ke rumah pelaku karena tidak kunjung pulang. 

    “Belum sempat dimasukkan ke sana (septic tank), karena ada saudara yang mencari. Jadi sementara dia taruh (jasad korban) di bawah spring bed,” tuturnya. 

    Pada Kamis (6/2/2025) Tribunnews menyambangi rumah Sunardi di Kampung Cikoronjo RT 001/005 Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Dari pantauan mata, keheningan menyelimuti rumah yang menjadi tempat kejadian perkara dua peristiwa pembunuhan tersebut.

    Rumah yang dindingnya bercat biru muda itu terletak di tengah-tengah lahan yang dipenuhi pohon-pohon bambu.

    Jika dilihat dari jalan yang kerap dilalui warga, kediaman Sunardi tidak terlihat karena letaknya yang tertutupi pepohonan.

    Sejumlah warga tampak masih meramaikan sekitar rumah tempat kejadian perkara pembunuhan tersebut. 

    Beberapa dari mereka hanya melihat dari kejauhan atau lebih tepatnya berupa jalan beraspal yang menghubungkan antara gang satu dengan gang yang lain.

    Meski demikian ada beberapa warga lainnya yang mendekat ke rumah tersebut. 

    Mereka memberanikan diri untuk melangkahkan kaki melalui kebun bambu yang tanahnya basah sehingga dapat mengotori alas kaki yang mereka kenakan.

    Pintu rumah yang menjadi saksi dua peristiwa pembunuhan itu tampak dalam kondisi terbuka. 

    Namun terdapat garis polisi yang melintang di depannya. 

    Dari teras rumah terlihat di bagian dalam terdapat sebuah ruang tamu, dua kamar tidur, dan dapur.

    Kemudian di bagian samping kiri rumah tersebut terdapat lahan kosong beratap seng, di mana di lokasi ini terdapat lubang septic tank yang menjadi tempat Sunardi menyembunyikan jasad istri sahnya.

    Ketua RT Misan (48) kemudian menceritakan detik-detik saat dia menangkap Sunardi.

    Pada Senin (3/2/2025) sekitar jam 01.00 dini hari, rumah Misan didatangi keluarga korban Sri Pujayanti dan perwakilan koperasi tempat debt collector wanita itu bekerja. 

    Mereka mencari keberadaan Sri Pujayanti yang belum kunjung pulang ke rumah dan tidak bisa dihubungi oleh keluarga dan pihak koperasi.

    Perwakilan koperasi tempat Sri Pujayanti menyampaikan kepada Misan bahwa karyawatinya itu sempat menagih hutang kepada pelaku Sunardi, pada Minggu (2/2/2025) sore.

    Mengetahui hal tersebut, sang Ketua RT lantas mengajak keluarga korban dan perwakilan koperasi tersebut ke rumah mertua Sunardi untuk mencari tahu keberadaan pria yang berprofesi sebagai kuli bangunan itu.

    Kata Ketua RT, mertua Sunardi membenarkan menantunya tersebut sempat mengunjungi kediamannya pada Minggu, sekira pukul 15.00 WIB.

    “Saya enggak berlama-lama di rumah mertuanya itu. Hanya ingin memberi kepastian kepada pihak koperasi bahwa si Mas (Sunardi) sempat ke rumah mertuanya,” kata Misan saat ditemui Tribunnews, pada Kamis (6/2/2025).

    Setelah mendapat informasi dari mertua Sunardi, Ketua RT kemudian langsung mengajak keluarga dan perwakilan koperasi tersebut ke rumah Sunardi untuk menanyakan keberadaan Sri Pujayanti.

    Di kediaman Sunardi Misan dan beberapa orang yang mencari keberadaan Sri Pujayanti berhasil bertemu langsung dengan Sunardi. 

    Saat itu, katanya, juga ada istri pertama atau istri siri Sunardi yang menyambut kedatangan mereka.

    Misan kemudian berbincang dengan Sunardi dan menyampaikan niatnya menggeledah rumah pelaku pembunuhan itu.

    “Pas di sini (rumah Sunardi), saya tanya sama si Mas (Sunardi), ‘Mas saya bukannya enggak percaya sama si Mas ya. Biar Mas enggak terlalu ditekan oleh orang bank karena karyawannya hilang kontak titiknya di rumah Mas’,” kata Sunardi.

    Mendengar hal tersebut, kata Ketua RT, Sunardi mengizinkan mereka untuk masuk dan menggeledah rumahnya. 

    Namun, Sunardi meminta waktu sejenak untuk dia membangunkan istri sirinya yang disebutnya sedang tidur.

    Beberapa saat kemudian, Sunardi membolehkan mereka masuk ke bagian dalam rumah. 

    Ketua RT Misan berada paling depan, lalu ada Sunardi di samping kirinya dan di sebelah kanannya adalah perwakilan koperasi tempat Sri Pujayanti bekerja.

    Tanpa diduga, Misan menemukan sesosok jasad di balik spring bed yang disandarkan pada dinding kamar. 

    Jasad tersebut adalah Sri Pujayanti yang ditemukan dalam posisi tengkurap.

    “Kan kehalangan kasur dan bantal. Langsung saya jatuhkan spring bed disenderin ke tembok, pas di bawahnya ada bocah lagi tengkurap,” ungkapnya.

    Sunardi seketika kabur menuju ke kebun di depan rumahnya. 

    Ketua RT mengaku sempat terjadi kejar-kejaran dengan pelaku.

    Meski demikian, pada akhirnya Ketua RT seorang diri berhasil menangkap Sunardi yang kebingungan meloloskan diri karena jalan yang dilaluinya buntu. 

    Misan lantas membawanya ke satu di antara beberapa rumah warga di sana.

    Misan juga mengungkapkan, saat dia berhadapan dengan Sunardi, pelaku pembunuhan itu mengaku pasrah.

    “Jadi dia (Sunardi) sempat berontak, tapi langsung kedua tangannya saya kebelakangin. Saya buka kausnya untuk mengikat tangannya. Dia sempat bilang ‘udah  Pak RT, saya pasrah’,” tutur Misan.

    Sesampainya di rumah warga, Sunardi dibawa masuk ke dalam rumah dan dijaga beberapa warga yang berdatangan. 

    Sementara Ketua RT itu langsung menghubungi pihak kepolisian.

  • Lansia 60 Tahun di Bogor Dianiaya Oknum Polisi, Anak Korban Lapor ke Propam Polda Metro Jaya – Halaman all

    Lansia 60 Tahun di Bogor Dianiaya Oknum Polisi, Anak Korban Lapor ke Propam Polda Metro Jaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peristiwa penganiayaan yang melibatkan oknum polisi terjadi di Bogor.

    Seorang oknum polisi dari Polsek Metro Gambir diduga menganiaya lansia 60 tahun berinisial Z.

    Kejadian itu kemudian dilaporkan sang anak korban MAS (36) ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya, Kamis (6/2/2025).

    Laporan yang dilayangkan MAS selaku anak dari korban ini teregistrasi dengan nomor SPSP2/45/II/2025/Subbagyanduan.

    Oknum polisi yang disebut melakukan penganiayaan ini ternyata adalah adik ipar MAS, yang berinisial Ipda KI

    “Saya bersama dengan anak dari klien saya, korban penganiayaan atau dugaan penganiayaan dari oknum polisi. Kami datang ke Polda Metro Jaya, guna kepentingan untuk melaporkan terduga oknum polisi ini,” ujar Yulianti Musa, kuasa hukum Z, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025).

    Yulianti menjelaskan, dugaan penganiayaan yang dilakukan Ipda KI terhadap ibunda MAS terjadi di kediaman korban di Cilebut Barat, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Rabu (29/1/2025) pukul 22.00 WIB.

    Insiden bermula ketika Ipda KI datang ke rumah Z bersama ibu kandung dan kakaknya selaku istri MAS, yang tengah dalam proses perceraian dengan MAS.

    “Mereka bertiga datang pada malam hari dan berteriak-teriak di dalam rumah,” Yulianti membeberkan.

    Saat kejadian, MAS tak berada di rumah lantaran masih dalam perjalanan pulang. 

    MAS diketahui tinggal bersama ibunya karena ingin berpisah dari sang istri.

    Ayah MAS juga telah meninggal dunia, lalu akhirnya memutuskan untuk menemani ibunda.

    Menurut Yulianti, dalam peristiwa tersebut, Ipda KI diduga memaki-maki, mendorong hingga menjatuhkan Z sebanyak dua kali, serta meludahi wajahnya. 

    Dugaan pengancaman, ucap Yulianti, pun juga diterima korban.

    “Yang parahnya itu, pelaku ini melakukan peludahan atau meludah di wajah korban, sambil mengancam akan melakukan kekerasan dan bahkan sambil mengancam untuk membunuh korban atau klien saya ini serta MAS sendiri,” katanya.

    Sementara itu, MAS mengaku sempat ditelepon ibunya setelah kejadian. 

    Dalam percakapan itu, ibunya meminta agar MAS tak pulang ke rumah.

    Ibunya bahkan tidak memberitahu bahwa telah mengalami penganiayaan.

    Ketika tiba di rumah, MAS melihat sejumlah tetangga mengerumuni rumahnya.

    Kendati demikian, Ipda KI dan keluarganya sudah tidak ada di lokasi.

    Pasca kejadian, MAS mendampingi ibunya untuk melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Polres Bogor. 

    Laporan itu teregistrasi dengan nomor STTLP/B/171/I/2025/SPKT/RES BGR/POLDA JBR, Kamis (30/1/2025) pukul 01.00 WIB.

    Terkait motif kejadian, Yulianti mengatakan dirinya belum mengetahui pasti alasan Ipda KI mendatangi rumah Z hingga berujung pada dugaan penganiayaan.

    Namun, sebelumnya Ipda KI telah dua kali melayangkan somasi kepada MAS, menuntutnya segera menyelesaikan kewajiban nafkah kepada kakaknya atau istri MAS yang sedang dalam proses perceraian.

    Ipda KI bahkan dalam somasi mengancam akan menyeret MAS ke jalur pidana andai tidak segera menyelesaikan tuntutan nafkah.

    Padahal, menurut Yulianti, MAS dan istrinya masih dalam tahap negosiasi terkait nafkah.

    “Sebelumnya, kalau kita lihat, beliau (pelaku) ini melakukan somasi terhadap klien saya atas kewajiban nafkah-nafkah ini. Atas putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur itu, ada nafkah-nafkah yang harus diserahkan oleh MAS,” kata Yulianti.

    “Tetapi, karena untuk memperoleh atau memberikan itu, ada negosiasi dulu. Sementara dinegosiasikan antara MAS dan istrinya. Tetapi, saya tidak tahu kenapa kemudian kenapa dia (Ipda KI) yang terlalu menginginkan untuk nafkah-nafkah ini untuk segera diserahkan, akhirnya dia datang ke rumah,” lanjut dia. (m31)

    Sumber: Warta Kota

  • Polisi Ringkus Anggota Sindikat Spesialis Pencurian Mobil Pikap di Tangerang – Halaman all

    Polisi Ringkus Anggota Sindikat Spesialis Pencurian Mobil Pikap di Tangerang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang pelaku spesialis pencurian mobil pikap lintas provinsi berhasil ditangkap unit reskrim Polsek Pasar Kemis, Polresta Tangerang. 

    Tersangka berinisial M (57) diamankan polisi beserta dua unit mobil losbak hasil curian. 

    Kapolsek Pasar Kemis AKP Syamsul Bahri mengatakan, tersangka M yang merupakan bagian dari sindikat pencurian mobil pikap ini sudah empat kali beraksi di wilayah hukum Pasar Kemis. 

    Yakni di kawasan pergudangan Putra Jaya Perkasa, Kampung Gandu Sindang Jaya, Kampung Gelam Jaya Barat, dan Kampung Teurep Sindang Jaya. 

    “Tersangka diamankan pada Rabu 22 Januari 2025 sekitar pukul 09.00 WIB di daerah Kecamatan Benda Tangerang,” kata AKP Syamsul Bahri, Kamis (6/2/2025).

    Ia menjelaskan, tersangka ditangkap setelah polisi menerima informasi dari masyarakat adanya seseorang yang mencurigakan sedang memodifikasi mobil pikap diduga hasil curian. 

    Menurut Syamsul, setelah diubah bentuk tersangka akan dihubungi oleh eksekutornya berinisial NV yang berada di daerah Rajabasah, Lampung. 

    “Saat ini kita masih melakukan penyelidikan dan pengembangan termasuk melacak keberadaan tersangka lain yang kini sudah masuk daftar pencarian orang (DPO),” terangnya. 

    Selain menangkap satu orang tersangka polisi juga mengamankan barang bukti yakni dua unit kendaraan pikap beserta 14 plat nomor kendaraan palsu yang dipersiapkan untuk mengubah identitas mobil losbak hasil curian, supaya tidak mudah teridentifikasi. 

    Ia menambahkan, terhadap tersangka polisi akan menjeratnya dengan pasal 363 KUHP Jo 56 Ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman 7 Tahun penjara. 

    “Jadi untuk tersangka M ini perannya adalah merubah bentuk awal kendaraan dan merubah plat nomor kendaraan yang didapat dari daerah Cengkareng,” tukasnya.