Category: Tribunnews.com Internasional

  • Blak-blakan Tentara Israel Trauma dan Muak Dipaksa IDF Terapkan Protokol Anti-Nyamuk di Gaza – Halaman all

    Blak-blakan Tentara Israel Trauma dan Muak Dipaksa IDF Terapkan Protokol Anti-Nyamuk di Gaza – Halaman all

    Blak-blakan Tentara Israel Trauma dan Muak Dipaksa IDF Terapkan Protokol Antinyamuk di Gaza
     
     
    TRIBUNNEWS.COM – Perang kembali terjadi di Gaza.

    Sejak  membatalkan gencatan senjata  pada 17 Maret, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) telah menggempur wilayah Palestina  dengan gelombang serangan mematikan yang katanya menargetkan personel gerakan perlawanan Palestina, Hamas.

    Serangan tersebut telah menyebabkan jumlah korban tewas di Gaza menjadi lebih dari 50.000 sejak dimulainya perang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas di daerah kantong itu.

    Terkait agresi IDF yang kembali dilancarkan IDF ke Gaza, laporan CBS News baru-baru ini mengungkap pengakuan blak-blakan seorang tentara Israel yang mengaku trauma atas penggunaan taktik IDF dalam agresinya tersebut.

    Taktik-taktik IDF ini, disebutkan melanggar hukum internasional secara nyata. Selain itu, taktik ini justru menimbulkan trauma bagi kebanyakan personel IDF itu sendiri.

    “Tommy — bukan nama sebenarnya, karena ia setuju untuk berbicara dengan syarat anonim — bertempur di Gaza untuk IDF, dan kisahnya tentang taktik yang digunakan menimbulkan beberapa pertanyaan serius,” kata laporan tersebut dikutip Jumat (28/3/2025).

    Tentara Israel tersebut mengatakan kalau dia diperintahkan membakar dan menghancurkan rumah dan gedung serta menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia di Gaza

    “Kami telah membakar gedung-gedung tanpa alasan, yang tentu saja melanggar hukum internasional,” katanya dilansir CBS. 

    “…Dan kami menggunakan perisai manusia sebagai perlindungan,” tambahnya.

    Tommy mengatakan komandannya memerintahkan unitnya untuk menggunakan warga sipil Gaza untuk mencari bahan peledak di gedung-gedung, alih-alih menggunakan anjing militer yang sudah dilatih.

    “Mereka orang Palestina,”.

    “Kami mengirim mereka masuk terlebih dahulu untuk melihat apakah gedung itu aman dan memeriksa apakah ada jebakan… Mereka gemetar dan gemetar.”

     “Kami berbicara dengan komandan kami, dan kami memintanya untuk berhenti melakukannya,” kata Tommy, tetapi mereka diperintahkan untuk melanjutkan praktik tersebut. 

    AGRESI – Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza. Israel terindikasi enggan melanjutkan negosiasi tahap dua gencatan senjata dengan Hamas. (khaberni/tangkap layar) (khaberni/tangkap layar)

    Protokol Antinyamuk

    Tommy mengatakan kalau penggunaan tameng manusia dari warga Gaza itu adalah prosedur militer yang diterapkan IDF.

    Praktik tersebut bahkan memiliki nama — “protokol antinyamuk” — menurut Breaking the Silence, sebuah organisasi veteran Israel yang berupaya mengungkap pelanggaran militer oleh personel IDF. 

    Kelompok tersebut mengatakan kalau beberapa whistleblower IDF telah mengonfirmasi bahwa protokol tersebut tersebar luas di Gaza.

    Breaking the Silence telah bertindak sebagai badan pengawas militer Israel selama lebih dari 20 tahun.

    Dikatakan bahwa mereka telah menguatkan pernyataan Tommy dengan tentara lainnya.

    “Dalam sebuah email, militer Israel mengatakan kepada CBS News bahwa mereka melarang penggunaan perisai manusia tetapi mereka tidak dapat menyelidiki klaim Tommy tanpa informasi yang lebih rinci,” tulis disclaimer laporan.

    Adapun Israel telah lama menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, dan ada bukti bahwa para pejuang menyembunyikan diri dan senjata mereka di wilayah sipil, membuat terowongan di bawah rumah sakit, dan menembakkan roket dari posisi tersebut.

    “IDF tidak mengonfirmasi apakah mereka sedang menyelidiki laporan lain tentang penggunaan “protokol antinyamuk” oleh pasukannya, tetapi kami menemukan bahwa pasukan Israel menggunakan taktik yang sama seperti yang digunakan di Gaza di  Tepi Barat yang diduduki, di mana serangan besar-besaran  telah menyebabkan pasukan Israel meledakkan rumah-rumah dan mengungsikan lebih dari 40.000 orang selama lebih dari dua bulan,” tulis laporan CBS.

    Sama-sama Trauma

    Penggunaan praktik tameng manusia ini rupanya tak hanya menimbulkan trauma psikis bagi para korban, tetapi juga bagi tentara Israel yang menjalankannya.

    Di Tepi Barat, reporter media tersebut bertemu dengan Omri Salem yang berusia 14 tahun, seorang anak yang tekun belajar dan bercita-cita menjadi seorang insinyur.

    Keluarganya telah tinggal di daerah itu selama beberapa generasi. 

    Ia mengatakan, bersama dengan sepupunya yang berusia sembilan tahun, kalau dia diperintahkan oleh IDF untuk menggeledah sebuah gedung apartemen berlantai empat. Ia tidak ingin melakukannya.

    “Saya sangat takut,” katanya. “Lalu mereka mulai memukuli kami.”

    Omri masih terluka secara emosional oleh para prajurit, yang katanya memaksanya dengan todongan senjata untuk menjadi perisai manusia mereka.

    Di Gaza, Tommy adalah orang yang memegang senjata, tetapi ia mengaku juga mengalami trauma.

    Tommy menyiratkan kemuakkannya atas praktik ilegal militer ini dalam perang.

    “Saya terluka secara moral,” kata prajurit itu. 

    “Sungguh menyebalkan, Anda tahu, menggunakan warga sebagai tameng manusia seperti anjing,” katanya.

     

    (oln/cbs/*)

  • VIDEO Senjata Baru Rusia di Perang Ukraina: Drone Asap-Senapan Laser Portable Diklaim Game Changer – Halaman all

    VIDEO Senjata Baru Rusia di Perang Ukraina: Drone Asap-Senapan Laser Portable Diklaim Game Changer – Halaman all

    VIDEO Mainan Baru Rusia di Perang Ukraina: Drone Asap dan Senapan Laser Diklaim Game Changer

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Rusia kembali memamerkan sejumlah inovasi terbarunya yang mereka klaim sudah diterjunkan di zona konflik dalam perang melawan Ukraina.

    Satu di antaranya adalah sebuah pesawat tanpa awak (drone) bermodel First Person View (andangan orang pertama/FPV) dengan kemampuan mengeluarkan tabir asap.

    Penggunaannya dimaksudkan untuk menghalangi penetrasi pasukan darat Ukraiana di medan tempur.

    Pihak Rusia menyebut sejumlah alasan mengapa drone penyebar asap di udara ini diklaim sebagai game changer alias pengubah permainan:

    Menggunakan pesawat nirawak alih-alih pasukan darat berpotensi menghasilkan presisi yang lebih tinggi.
    UAV dapat memperhitungkan perubahan pola angin yang dapat mempengaruhi tabir asap, dan dapat menyebarkan asap tepat di tempat yang dibutuhkan pada waktu tertentu. 
    Drone-drone ini dapat membantu memberikan penyembunyian yang lebih baik bagi pasukan, sehingga mereka terhindar dari bahaya.
    Otonomi dan fleksibilitas, dipadukan dengan teknologi aerosol yang canggih, membuat UAV sangat diperlukan dalam peperangan modern.

    Berikut video penggunaan drone asap Rusia tersebut di medan perang:

    Senapan Laser untuk Lumpuhkan Drone di Jarak 500 Meter

    Rusia juga memamerkan perkembangan baru dalam teknologi militer berupa senapan laser yang dirancang untuk melawan drone kecil, khususnya model FPV.

    Senjata laser ini dipamerkan Rusia pada konferensi pertahanan di dekat St. Petersburg, pekan ini.

    Senjata tersebut, yang beroperasi pada jarak 500 meter, menggunakan emisi laser ytterbium terfokus untuk melumpuhkan drone dengan menargetkan tubuh, baling-baling, mesin, atau baterainya.

    Disampaikan pada Konferensi Pan-Rusia tentang Perlindungan Fasilitas Sipil terhadap Sistem Udara Tak Berawak, pengungkapan tersebut telah menarik perhatian para analis pertahanan dan memicu diskusi tentang masa depan peperangan anti-drone.

    “Acara yang dihadiri oleh pejabat militer dan pakar industri ini menyoroti upaya berkelanjutan Rusia untuk beradaptasi dengan peran drone yang terus berkembang dalam konflik modern,” tulis ulasan situs militer BM. 

    Meskipun rincian tentang penggunaan senapan ini masih terbatas, pengenalannya menandakan adanya potensi perubahan dalam cara negara-negara mengatasi ancaman sistem udara tak berawak yang terus meningkat.

    Debut senapan laser terjadi pada saat drone menjadi semakin menonjol di medan perang di seluruh dunia, khususnya dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

    SENAPAN LASER – Senapan laser penembak drone dalam jarak 500 meter yang diperkenalkan Rusia. Perang drone menjadi fenomena yang menonjol dalam konflik Rusia-Ukraina.

     
    Drone FPV, yang memungkinkan operator mengendalikannya melalui video langsung, telah terbukti efektif untuk pengintaian dan serangan presisi, seringkali dengan biaya rendah dibandingkan dengan persenjataan tradisional.

    “Hal ini telah mendorong militer untuk mencari tindakan penanggulangan yang inovatif, dan tawaran terbaru Rusia merupakan respons langsung terhadap tantangan tersebut,” ungkap ulasan BM.

    Menurut pernyataan dari konferensi yang dilaporkan oleh TASS, kantor berita milik pemerintah Rusia, senjata tersebut menggunakan sinar energi terkonsentrasi untuk menimbulkan kerusakan fisik pada targetnya, membuat mereka tidak dapat beroperasi dalam hitungan detik.

    Teknologi tersebut mengandalkan ytterbium, elemen tanah jarang yang dikenal karena penggunaannya dalam laser berdaya tinggi, untuk menghasilkan intensitas yang diperlukan.

    Pejabat Rusia belum mengungkapkan apakah senapan itu adalah prototipe atau siap digunakan segera, tetapi tampilan publiknya menunjukkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.

    Latar belakang konferensi, yang difokuskan pada perlindungan infrastruktur sipil dari ancaman pesawat tanpa awak, menggarisbawahi tujuan senjata tersebut.

    Drone telah terlibat dalam serangan terhadap target militer dan sipil dalam beberapa tahun terakhir, termasuk insiden serangan di Rusia yang dikaitkan dengan Ukraina.

    Meskipun tidak ada jadwal penyebaran yang spesifik, penekanan pada penanggulangan drone FPV sejalan dengan penggunaan drone yang terdokumentasi dalam perang yang sedang berlangsung.

    Para pakar pertahanan mencatat bahwa jangkauan 500 meter, meskipun sederhana jika dibandingkan dengan beberapa sistem antipesawat, dapat menjadikan senapan tersebut alat praktis bagi pasukan darat yang menghadapi ancaman udara jarak dekat.

    Senjata laser DragonFire milik Inggris (UK Ministry of Defence)

    Senjata Laser Bukan Baru, Tapi yang Portable Masih Sangat Jarang

    Konsep persenjataan berbasis laser bukanlah hal baru, tetapi penerapannya dalam format senapan portabel menandai kemajuan penting.

    Secara historis, laser telah dieksplorasi untuk penggunaan militer sejak Perang Dingin, ketika Amerika Serikat dan Uni Soviet bereksperimen dengan sistem energi terarah.

    Upaya awal, seperti Prakarsa Pertahanan Strategis AS pada tahun 1980-an, difokuskan pada aplikasi berskala besar seperti pertahanan rudal, tetapi keterbatasan teknologi dan biaya tinggi menghambat kemajuan pengembangan senjata tersebut. 

    Baru-baru ini, negara-negara termasuk Amerika Serikat, Cina, dan Israel telah mengembangkan sistem laser untuk melawan pesawat nirawak dan ancaman lainnya.

    Misalnya, Angkatan Laut AS telah menguji Sistem Senjata Laser [LaWS], yang mampu melumpuhkan kapal kecil dan pesawat nirawak dari kapal, sementara Iron Beam milik Israel melengkapi jaringan pertahanan misilnya.

    Namun, senapan Rusia menonjol karena desainnya yang ringkas, yang memungkinkan prajurit perorangan untuk menggunakannya di lapangan.

    Berikut video kemampuan senjata laser Rusia tersebut:

    Benarkah Jadi Game Changer?

    Untuk memahami pentingnya perkembangan ini, ada baiknya membandingkan senapan laser dengan teknologi anti-drone yang ada.

    Aksi penanggulangan drone secara tradisional meliputi perangkat pengacau yang mengganggu sinyal komunikasi drone dan senjata kinetik seperti senjata atau rudal yang secara fisik menghancurkannya.

    Pengacauan bisa efektif tetapi sering kali memerlukan peralatan canggih dan bisa gagal terhadap pesawat nirawak otonom yang tidak bergantung pada masukan operator secara langsung. Solusi kinetik, meskipun andal, menghabiskan amunisi dan mungkin kurang praktis terhadap kawanan target kecil yang lincah.

    Sebaliknya, senapan laser Rusia menawarkan alternatif energi terarah yang tidak bergantung pada proyektil. 

    Jika berhasil, senapan ini dapat memberikan opsi yang dapat digunakan kembali dan tepat bagi pasukan, meskipun efektivitasnya dalam berbagai kondisi—seperti cuaca buruk atau terhadap beberapa pesawat tanpa awak—masih belum teruji di depan umum.

    Komentar dari peserta konferensi St. Petersburg mengungkap potensi senapan tersebut.

    Seorang insinyur militer, yang dikutip oleh TASS, menggambarkan senjata tersebut sebagai “pengubah permainan” bagi unit infanteri yang menghadapi gangguan pesawat tanpa awak.

    “Kecepatannya dalam menetralkan target sungguh luar biasa,” kata insinyur tersebut, menekankan waktu tembak yang hanya berlangsung beberapa detik.

    Namun, belum ada verifikasi independen atas klaim tersebut, dan analis Barat memperingatkan bahwa tampilan promosi sering kali melebih-lebihkan kemampuan.

    Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara secara anonim kepada Reuters, mencatat bahwa meskipun teknologi tersebut layak, kinerjanya di dunia nyata akan bergantung pada faktor-faktor seperti pasokan daya, sistem pendingin, dan ketahanan dalam tekanan pertempuran.

    Laser portabel membutuhkan energi yang signifikan, dan memperkecilnya menjadi paket seukuran senapan menimbulkan tantangan teknis.

    Inovasi Persenjataan Rusia di Tengah Hujaman Sanksi

    Konteks yang lebih luas dari inovasi militer Rusia menambah lapisan lain pada cerita tersebut.

    Negara tersebut telah menghadapi sanksi internasional dan tekanan ekonomi sejak invasinya ke Ukraina, namun tetap berinvestasi dalam persenjataan canggih.

    Senapan laser ini mengikuti proyek-proyek besar lainnya, seperti rudal hipersonik Kinzhal dan sistem laser Peresvet, yang diklaim Rusia dapat membutakan satelit dan menangkal rudal.

    Para kritikus berpendapat kalau pameran senjata militer Rusia tersebut lebih merupakan tujuan propaganda daripada tujuan praktis, yang menunjukkan kekuatan di tengah ketegangan geopolitik.

    Namun, para pendukungnya melihat hal itu sebagai bukti kemampuan Rusia untuk beradaptasi dengan tuntutan peperangan modern.

    “Kebenarannya mungkin terletak di antara keduanya, dengan pengembangan senapan yang mencerminkan prioritas strategis dan keinginan untuk menegaskan kecakapan teknologi,” papar ulasan BM.

    Bagi Amerika Serikat dan sekutunya, pengumuman tersebut menimbulkan pertanyaan tentang penyebaran senjata berenergi terarah.

    Pentagon telah melacak program laser Rusia selama bertahun-tahun, dan pengungkapan terbaru ini dapat mendorong percepatan investasi dalam teknologi serupa.

    Pada tahun 2023, Angkatan Darat AS menguji laser yang dipasang di kendaraan untuk menjatuhkan drone, dengan jangkauan yang jauh melebihi 500 meter, meskipun portabilitas masih menjadi kendala.

    Sementara itu, perusahaan swasta seperti Raytheon dan Lockheed Martin tengah menjajaki solusi komersial, yang beberapa di antaranya pada akhirnya dapat menyaingi penawaran Rusia.

    Persaingan ini menggarisbawahi perlombaan senjata yang lebih luas, di mana pesawat nirawak dan penangkalnya membentuk kembali doktrin militer.

    Seperti yang dikatakan seorang pejabat NATO kepada CNN, “Ancaman pesawat nirawak tidak akan hilang, dan begitu pula dorongan untuk menemukan cara baru untuk menghentikannya.”

    Di luar medan perang, pengenalan senapan ini memiliki implikasi bagi keamanan sipil.

    Konferensi St. Petersburg difokuskan pada perlindungan infrastruktur—pikirkan pembangkit listrik, bandara, dan gedung pemerintah—dari serangan pesawat nirawak.

    Dalam beberapa tahun terakhir, insiden seperti penutupan Bandara Gatwick tahun 2018 di Inggris, yang disebabkan oleh pesawat nirawak yang tidak sah, telah menyoroti kerentanan.

    Penekanan Rusia pada isu ini menunjukkan bahwa senapan lasernya dapat digunakan untuk dua tujuan, meskipun pembatasan ekspor dan biaya akan membatasi penyebarannya. Untuk saat ini, senjata tersebut tetap menjadi alat militer, tetapi teknologi yang mendasarinya dapat menginspirasi aplikasi yang lebih luas jika terbukti efektif.

     

    (oln/sptnk/BM/*)

     

  • Pesawat Su-24M Rusia Serang Lebih 50 Target di Baltik, Sinyal Merah Putin Buat Sayap Timur NATO – Halaman all

    Pesawat Su-24M Rusia Serang Lebih 50 Target di Baltik, Sinyal Merah Putin Buat Sayap Timur NATO – Halaman all

    Pesawat Su-24M Rusia Serang Lebih 50 Target di Baltik, Sinyal Merah Putin Buat Sayap Timur NATO

    TRIBUNNEWS.COM – Pekan ini, awak pesawat pengebom taktis Su-24M dari penerbangan Angkatan Laut Armada Baltik Rusia dilaporkan melakukan latihan penerbangan taktis di dekat Kaliningrad.

    Situs militer BM, melansir Armada Baltik Rusia tengah melatih serangan presisi dan terkoordinasi terhadap target musuh yang disimulasikan.

    Latihan tersebut, yang diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia dan dilaporkan oleh kantor berita milik pemerintah Rusia TASS, difokuskan pada penghancuran fasilitas industri militer, lapangan udara, infrastruktur ekonomi penting, konsentrasi pasukan, pos komando, dan kolom peralatan militer.

    “Sekitar 10 pesawat terbang dan 50 personel dari resimen penerbangan campuran armada berpartisipasi, menargetkan lebih dari 50 sasaran dengan roket dan bom udara-ke-udara yang tidak terarah,” tulis situs tersebut menggambarkan aksi latihan militer ini.

    Disebutkan, latihan yang diadakan di wilayah Laut Baltik ini bertujuan untuk menyempurnakan koordinasi awak dan keterampilan taktis, dengan memanfaatkan pengalaman dari operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. 

    “Pelatihan ini menggarisbawahi upaya Moskow untuk memperkuat postur pertahanannya di wilayah yang secara strategis sensitif dan berbatasan dengan negara-negara NATO,” tulis laporan BM, dikutip Jumat (28/3/2025).

    TERHIMPIT NATO – Peta wilayah Kaliningrad, Rusia yang dihimpit wilayah-wilayah negara NATO. Kaliningrad merupakan enclave, teritorial yang terpisah dari daratan utama, Rusia.

    Kaliningrad Dihimpit Wilayah NATO, Risiko Ancaman di Baltik Bagi Rusia

    Sebagai catatan, Pesawat Su-24M, pesawat pengebom garis depan era Soviet dengan sayap sapuan variabel, tetap menjadi aset utama Armada Baltik, yang sebagian besar berpusat di Kaliningrad—daerah kantong yang terjepit di antara Polandia dan Lithuania—dan dekat St. Petersburg.

    Selama latihan, pilot Rusia berlatih manuver di ketinggian rendah, taktik pertempuran udara, pengintaian, dan serangan dengan persenjataan di pesawat, yang mensimulasikan medan pertempuran gabungan modern. 

    Menurut TASS, latihan tersebut mencakup pemberian dukungan tembakan kepada pasukan darat Armada Baltik, sebuah skenario yang mencerminkan integrasi pasukan udara dan darat dalam peperangan kontemporer.

    Biro pers pasukan Armada Baltik Rusia menekankan kalau pelatihan tersebut dibangun berdasarkan pelajaran dari “operasi militer khusus” Rusia —istilah yang digunakan Moskow untuk menggambarkan agresi militer Moskow di Ukraina— yang menekankan fokus pada penerapan di dunia nyata. 

    Tidak ada musuh tertentu yang disebutkan, tetapi lokasi dan cakupannya menunjukkan respons terhadap ancaman yang dirasakan Rusia di wilayah Baltik.

    Posisi unik Kaliningrad memperkuat signifikansi latihan-latihan ini.

    Dikelilingi oleh negara-negara anggota NATO, Polandia dan Lithuania, daerah kantong tersebut berfungsi sebagai pangkalan operasi terdepan bagi Rusia, yang menampung gabungan pasukan udara, laut, dan rudal.

    Laut Baltik, wilayah compact dengan garis pantai yang dimiliki oleh Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Denmark, Jerman, dan Finlandia yang baru saja bergabung dengan NATO, telah lama menjadi titik nyala ketegangan Timur-Barat.

    Fokus kru pesawat Su-24M dalam menyerang infrastruktur penting dan target militer mencerminkan strategi pencegahan Rusia yang lebih luas, yang bertujuan melindungi sisi baratnya dari potensi serangan. 

    “Dengan melibatkan sekitar 10 pesawat, latihan ini berskala sederhana tetapi terkenal karena kompleksitasnya, menguji kemampuan Armada Baltik Rusia untuk melaksanakan rencana taktis terpadu dalam kondisi simulasi pertempuran,” papar laporan BM.

    JET PENGEBOM – Pesawat jet pengebom Su-24M Rusia yang menjadi bagian dari Armada Baltik, saat lepas landas. Rusia mengerahkan jet pengebom ini dalam latihan di kawasan Baltik di tengah ketegangan Moskow dengan negara-negara NATO, ditambah lokasi kaliningrad yang terhimpit negara-negara Barat.

    Seputar Penggunaan Su-24M oleh Militer Rusia

    Sejarah Su-24M memberikan konteks bagi perannya saat ini bagi militer Rusia. 

    Diperkenalkan pada tahun 1970-an, pesawat ini dirancang untuk serangan penetrasi dalam terhadap pasukan NATO selama Perang Dingin.

    Pesawat ini diketahui mampu membawa hingga 8 ton persenjataan, termasuk bom, roket, dan amunisi berpemandu presisi awal.

    Meskipun sudah tua, peningkatan seperti sistem navigasi dan penargetan yang lebih baik membuatnya tetap relevan, dengan radius tempur sekitar 600 kilometer—cukup untuk mencapai target di seluruh negara Baltik atau ke Polandia dari Kaliningrad.

    Kemampuan terbang di ketinggian rendah, yang sering kali di bawah deteksi radar, meningkatkan kemampuan bertahannya terhadap pertahanan udara, taktik yang mungkin diasah selama latihan baru-baru ini.

    Rusia telah mengerahkan Su-24 secara luas di Suriah dan Ukraina, tempat ia menargetkan infrastruktur militer dan sipil, menawarkan pengalaman praktis kepada awaknya yang sekarang dapat diterapkan dalam pelatihan.

    Sinyal Merah Putin Bagi Sayap Timur NATO 

    Analis pertahanan melihat latihan militer Armada Baltik Rusia ini sebagai sinyal merah dari Presiden Vladimir Putin bagi sayap timur NATO. 

    Estonia, Latvia, dan Lithuania—mantan negara republik Soviet yang menjadi sekutu NATO—terletak dalam jarak serang Kaliningrad, begitu pula Polandia, pemain kunci dalam strategi regional aliansi tersebut.

    Sejak 2014, NATO telah memperkuat kehadirannya di negara-negara ini melalui inisiatif Enhanced Forward Presence, dengan menempatkan kelompok tempur multinasional yang dipimpin oleh AS, Inggris, Jerman, dan Kanada.

    Negara-negara Baltik, dengan angkatan udara mereka sendiri yang terbatas, sangat bergantung pada misi pengawasan udara NATO yang diterbangkan dari pangkalan-pangkalan seperti Ämari di Estonia dan Šiauliai di Lithuania.

     Seorang pensiunan perwira Angkatan Udara AS, berbicara kepada Defense News, mencatat kalau kemampuan Su-24M Rusia sejalan dengan misi untuk mengganggu operasi pengawasan dan patroli NATO.

    Su-24M berpotensi menargetkan landasan pacu atau lokasi radar dalam keadaan krisis.

    “Ini adalah senjata yang ‘tumpul’, tetapi dapat menyelesaikan tugas,” katanya.

    Wilayah udara Laut Baltik yang padat menambah lapisan kompleksitas lainnya. NATO secara rutin melakukan latihan di sini, seperti latihan angkatan laut tahunan BALTOPS, yang melibatkan kapal dan pesawat dari berbagai anggota, termasuk Denmark dan Jerman. Rusia melawan dengan manuvernya sendiri, sering terbang dekat dengan wilayah udara NATO untuk menguji waktu respons.

    Su-24M telah terlibat dalam insiden semacam itu—terutama pada tahun 2016, ketika dua pesawat pengebom menabrak USS Donald Cook saat terbang rendah di atas Laut Baltik, yang memicu kecaman AS.

    Latihan terbaru ini, meskipun tidak secara langsung bersifat provokatif, sesuai dengan pola penegasan kendali atas wilayah tersebut.

    Seorang perwira angkatan laut Rusia, yang dikutip secara anonim oleh TASS, menggambarkan pelatihan tersebut sebagai “langkah rutin untuk menjaga kesiapan,”.

    Perwira Rusia tersebut membantah adanya niat eskalasi di kawasan tersebut.

    Pesawat Jet F-16 Angkatan Udara Ukraina di langit Ukraina pada Agustus 2024 (Angkatan Udara Ukraina via Defence Express)

    Jet Barat Vs Su-24M

    Dibandingkan dengan jet-jet milik Barat macam F-16 AS atau Tornado GR4 Inggris—keduanya sudah pensiun atau tidak lagi digunakan dalam beberapa armada—Su-24M memang tidak memiliki kemampuan siluman.

    Namun, kelemahan itu diimbangi dengan kecepatan dan kemampuan muatan Su-24M.

    F-16, dengan radius tempur lebih dari 500 kilometer dan amunisi berpemandu presisi, unggul dalam hal fleksibilitas, sementara Su-24M mengandalkan daya tembak mentah dan penetrasi tingkat rendah.

    Pertahanan NATO modern, seperti Patriot PAC-3 atau NASAMS Norwegia, dapat mematahkan kemampuan bertahan pesawat tua ini, terutama mengingat sistem pertahanan elektroniknya yang sudah ketinggalan zaman.

    “Namun, kemampuan Su-24M untuk menyerang dengan cepat dari Kaliningrad membuatnya tetap relevan, terutama terhadap target yang lebih lunak seperti infrastruktur atau formasi pasukan, seperti yang dipraktikkan dalam latihan,” tulis BM.

    Penekanan latihan pada koordinasi awak mencerminkan tren yang lebih luas dalam doktrin militer Rusia.

    Pelajaran dari Ukraina, di mana dukungan udara sangat penting tetapi sering terhambat oleh pertahanan udara Ukraina, tampaknya menjadi dasar pelatihan.

    Siaran pers Armada Baltik, yang dikutip oleh TASS, menekankan kerja sama tim di seluruh unit udara dan darat, sebagai bentuk penghormatan terhadap peperangan hibrida yang terlihat di Eropa Timur.

    Pilot berlatih manuver mengelak dan mengidentifikasi target, keterampilan yang sangat penting di wilayah udara yang diperebutkan di mana pesawat tempur NATO seperti Eurofighter Typhoon atau F-35 dapat merespons dengan cepat.

    Seorang analis pertahanan Eropa, yang diwawancarai oleh Jane’s Defence Weekly, menyatakan bahwa Rusia bermaksud menutupi kelemahan usia tua Su-24M dengan kecakapan pilot.

    “Mereka memanfaatkan setiap kemampuan dari platform lama,” katanya.

    Reaksi Negara-Negara NATO

    Reaksi regional beragam. Kementerian Pertahanan Lithuania mengeluarkan pernyataan singkat kepada Reuters, mengakui latihan tersebut tetapi menolak berspekulasi mengenai tujuannya, hanya mencatat bahwa NATO memantau aktivitas Rusia dengan ketat.

    Estonia dan Latvia, yang sering menjadi sasaran penerbangan Rusia, belum berkomentar secara terbuka, meskipun ketergantungan mereka pada pencegahan NATO tetap jelas.

    Sementara itu, Polandia telah meningkatkan pertahanan udaranya sendiri, dengan mengerahkan sistem HIMARS dan Patriot yang dipasok AS dalam beberapa tahun terakhir, sebuah langkah yang dipandang sebagai penyeimbang bagi persenjataan Kaliningrad.

    “Kami siap menghadapi skenario apa pun,” kata seorang juru bicara militer Polandia kepada kantor berita PAP, yang mencerminkan kewaspadaan Warsawa.

    Obrolan publik di platform seperti X menawarkan pandangan sekilas ke persepsi yang lebih luas. Beberapa pengguna menganggap latihan itu sebagai rutinitas.

    Seorang netizen menulis, “Pedoman lama Kaliningrad yang sama—tidak ada yang baru di sini.”

    Netizen lain melihatnya sebagai upaya melawan NATO, dengan tulisan, “Su-24 terbang di Baltik lagi? Rusia tidak cerdik.”

    Tanpa komentar resmi NATO, dampak langsung latihan ini masih bersifat spekulatif, tetapi waktunya di tengah ketegangan Timur-Barat yang sedang berlangsung memastikan bahwa latihan ini tidak akan luput dari perhatian.

    Pesawat Tua yang Tetap Jadi Ancaman

    Riwayat operasional Su-24M di Baltik tidaklah sempurna.

    Pada tahun 2014, sebuah kecelakaan selama penerbangan pelatihan di dekat Kaliningrad menewaskan kedua awaknya, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang perawatan dan keandalannya.

    Upaya modernisasi telah meningkatkan armada, meskipun jumlah pasti yang beroperasi tidak jelas—perkiraan dari Institut Internasional untuk Studi Strategis menunjukkan Rusia mengoperasikan sekitar 100 Su-24 di semua cabang, dengan sebagian kecil ditugaskan ke Baltik.

    Keberhasilan latihan tersebut, dengan lebih dari 50 target yang berhasil dihantam, menunjukkan bahwa pesawat tersebut tetap berfungsi, meskipun efektivitasnya terhadap pertahanan mutakhir masih diperdebatkan.

    Sebuah laporan tahun 2023 oleh Center for Naval Analyses mencatat bahwa meskipun Su-24M masih dapat mengancam aset yang tidak terlindungi, hari-harinya sebagai penyerang garis depan sudah dihitung.

     Ke depannya, ketergantungan Armada Baltik pada Su-24M mungkin akan bergeser seiring Rusia memperkenalkan platform baru seperti Su-34 atau Su-57, meskipun kendala anggaran dan penundaan produksi telah memperlambat transisi tersebut.

     Untuk saat ini, pesawat pengebom tersebut berfungsi sebagai pekerja keras, menjembatani kesenjangan antara warisan Soviet dan kebutuhan modern. Perannya dalam latihan tersebut menggarisbawahi pendekatan pragmatis—memaksimalkan aset yang ada untuk memproyeksikan kekuatan di kawasan tempat kehadiran NATO terus tumbuh.

    Latihan yang berfokus pada sasaran ekonomi juga mengisyaratkan strategi gangguan, yang bertujuan untuk menimbulkan kerusakan maksimum dalam konflik hipotetis tanpa memerlukan teknologi canggih.

    “Saat debu mulai mereda di tempat latihan dekat Kaliningrad, kemampuan Armada Baltik tetap menjadi fokus bagi Rusia dan negara-negara tetangganya. Latihan ini, meskipun tidak mengubah keadaan, memperkuat komitmen Moskow untuk mempertahankan pos terdepannya di wilayah barat,” tulis ulasan BM.

    Apakah hal itu akan mengubah keseimbangan di Laut Baltik? Itu bergantung pada respons NATO dan langkah Rusia selanjutnya.

    “Untuk saat ini, awak Su-24M telah mengasah keterampilan mereka, sehingga papan catur strategis di kawasan itu tetap tegang seperti sebelumnya,” tutup ulasan tersebut.

     

     

  • Teheran Gerah, Menteri Luar Negeri Iran: Disintegrasi Suriah Hanya Akan Menguntungkan Israel – Halaman all

    Teheran Gerah, Menteri Luar Negeri Iran: Disintegrasi Suriah Hanya Akan Menguntungkan Israel – Halaman all

    Teheran Gerah, Menteri Luar Negeri Iran: Disintegrasi Suriah Hanya Akan Menguntungkan Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengomentari situasi keamanan di kawasan, khususnya di Suriah yang dikenal sebagai satu di antara kawasan proksi strategis Teheran.

    Abbas menyatakan, negaranya mengawasi semua gejolak yang terjadi di kawasan Timur Tengah yang dia sebut sebagai kawasan strategis negaranya.

    Khusus untuk Suriah, Abbas menekankan kalau konflik dan perpecahan di negara tersebut hanya akan menguntungkan Israel.

    Teheran rupanya gerah akan manuver Israel di negara tersebut yang dia siratkan akan berujung pada ancaman keamanan Iran.

    “Seluruh Timur Tengah adalah wilayah strategis kami, dan setiap negara di dalamnya memiliki arti penting. Terkait dengan peristiwa terkini di Suriah, perhatian utama kami adalah stabilitas negara Suriah, pelestarian persatuannya, dan integritas teritorialnya. Ini sangat penting, tidak hanya bagi kami tetapi juga bagi seluruh Timur Tengah,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, dikutip dari Sputnik, Jumat (28/3/2025).
     
    “Disintegrasi Suriah menimbulkan bahaya besar… Saya yakin bahwa disintegrasi Suriah hanya akan menguntungkan Israel dan rezimnya,” imbuhnya.

    Pada akhir November 2024, pasukan oposisi dipimpin gerakan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melancarkan serangan besar-besaran merebut Damaskus dan memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri.
     
    Pada hari yang sama, pasukan Israel menguasai sisi Suriah Gunung Hermon di Dataran Tinggi Golan.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan perjanjian pemisahan tahun 1974 batal setelah pasukan Suriah mundur, dan Israel mulai melakukan serangan udara terhadap lokasi militer Suriah.

    Ia juga bersikeras mempertahankan kendali atas Suriah selatan dan menuntut demiliterisasi penuh di wilayah tersebut.

    Suar yang dinyalakan tentara Israel jaruh di area Har Dov di Gunung Hermon, 13 November 2023. (Jalaa MAREY / AFP)

    Israel Bombardir Pangkalan Militer Suriah

    Komentar Menteri Luar Negeri Iran ini terjadi saat Israel mengintensifkan serangannya ke wilayah Suriah dalam apa yang mereka sebut sebagai upaya membentuk zona keamanan di perbatasan.

    Selain menduduki sejumlah wilayah perbatasan di sisi Suriah, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengklaim serangan terhadap sasaran militer di pangkalan Suriah Tadmor dan T4 pada 25 Maret 2025 kemarin.

    “IDF menyerang kemampuan militer yang tersisa di pangkalan militer Suriah di Tadmur dan T4,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Serangan IDF tersebut menyasar pangkalan di Palmyra dan sebuah pangkalan lain militer yang terletak 50 kilometer di sebelah barat kota Tadmur tersebut.

    Ditambahkannya: “IDF akan terus bertindak untuk menyingkirkan segala ancaman yang ditujukan kepada warga Negara Israel.”

    Serangan IDF serupa yang menargetkan kemampuan strategis militer Suriah juga terjadi pada Jumat malam.

    Pangkalan Udara Tiyas (T-4)

    Terletak di Kegubernuran Homs, barat laut Tiyas dan barat Palmyra, merupakan pangkalan udara terbesar Suriah.
    Pangkalan ini telah digunakan oleh Angkatan Udara Arab Suriah dan Pasukan Quds Iran untuk operasi.

    Pangkalan Tadmur

    Lokasi Bandara Militer Palmyra.
    Pangkalan udara ini telah menjadi titik fokus dalam konflik Suriah karena lokasinya dan baru-baru ini menjadi sasaran serangan udara Israel.

    Setelah pergantian kekuasaan di Damaskus pada awal Desember tahun lalu, tentara Israel mulai menyerang target militer bekas tentara Suriah.

    Depot senjata, lapangan udara militer, dan sistem pertahanan udara yang terletak di berbagai provinsi Suriah menjadi sasaran serangan besar-besaran IDF.

     

     

    (oln/sptnk/*)

  • Situasi di Bangkok Mulai Membaik Pasca-Gempa, PM Thailand Pastikan Warga Dapat Kembali ke Rumah – Halaman all

    Situasi di Bangkok Mulai Membaik Pasca-Gempa, PM Thailand Pastikan Warga Dapat Kembali ke Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra mengatakan saat ini situasi Bangkok sudah mulai membaik setelah gempa besar di Myanmar terasa ke negara tetangga tersebut.

    Dengan keadaan yang berangsur membaik, Paetongtarn mengatakan kepada warganya untuk kembali ke rumah masing-masing.

    “Sekarang sudah aman bagi semua orang untuk kembali ke tempat tinggal mereka,” kata Shinawatra dalam sebuah pernyataan pada Jumat (28/3/2025) malam waktu setempat, dikutip dari CNN.

    Gempa 7,7 SR yang mengguncang negara tersebut membuat sebuah bangunan gedung 30 lantai roboh.

    PM Thailand mengatakan bahwa bangunan ini roboh lantaran masih dalam tahap pembangunan.

    “Bangunan-bangunan yang bermasalah adalah yang masih dalam tahap pembangunan, yang mana integritas struktural dan stabilitas dindingnya menjadi masalah,” katanya.

    Meski terdapat sekitar 12 gempa susulan setelah gempa besar mengguncang negara tersebut, Paetongtarn mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir.

    Hal ini lantaran titik gempa yang jauh dari wilayah tersebut.

    Sehingga tidak ada kemungkinan tsunami.

    Masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing.

    “Kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa gempa susulan setelah kejadian ini tidak akan menimbulkan ancaman yang berarti. Warga gedung tinggi yang mengalami kerusakan ringan dapat kembali ke tempat tinggal mereka dengan aman,” katanya.

    Sebelumnya, PM Thailand mengumumkan keadaan darurat di Bangkok.

    Setelah itu, ia memutuskan untuk menghentikan kunjungan resminya ke pulau selatan Phuket untuk mengadakan pertemuan darurat.

    Setibanya di Bangkok, ia memantau dan mengawasi tanggapan pemerintah terhadap gempa tersebut, dikutip dari Bangkok Post.

    Gedung 30 Lantai Runtuh

    Gedung 30 lantai yang berada di sekitar pasar Chatucak itu runtuh akibat gempa besar yang mengguncang Bangkok.

    “Gedung pencakar langit setinggi 30 lantai itu merupakan kantor pemerintah yang sedang dalam pengerjaan di utara ibu kota Thailand,” lapor kantor berita AFP Prancis.

    Awalnya, National Institute of Emergency Medicine Thailand melaporkan bahwa jumlah pekerja konstruksi yang masih terjebak sebanyak 70 orang, dikutip dari Architectsjournal.co.uk.

    Namun wakil PM Thailand melaporkan bahwa jumlah pekerja yang hilang bertambah menjadi 81 orang.

    Menurut Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Somsak Thepsuthin, ada sekitar 409 orang yang bekerja di lokasi tersebut saat runtuh.

    Tiga orang yang berada di reruntuhan gedung dilaporkan tewas.

    Selain gedung tersebut, bangunan dan rumah di delapan provinsi sebagian besar di wilayah utara dilaporkan mengalami kerusakan besar.

    Sebagai informasi, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Mandalay di Myanmar pada pukul 1.20 siang, waktu setempat.

    Sekitar 2 jam kemudian, terdapat 6 gempa susulan.

    Terakhir, gempa kecil berkekuatan 3,3 skala Richter mengguncang distrik Pai di provinsi Mae Hong Son pada pukul 2.49 siang, waktu setempat.

    Departemen Meteorologi Bangkok mengatakan kedalaman gempa tercatat berada di gempa kecil berkekuatan 3,3 skala Richter di distrik Pai di provinsi Mae Hong Son pada pukul 2.49 siang.

    (Tribunnews.com/Farrah)

  • 10 Fakta Gempa Myanmar M 7,7: Pusat Gempa, Area Terdampak, hingga Jumlah Korban – Halaman all

    10 Fakta Gempa Myanmar M 7,7: Pusat Gempa, Area Terdampak, hingga Jumlah Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa dengan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025), pukul 12:50 waktu setempat.

    Mengutip dmnews.com, BBC .com dan CNN.com, berikut 10 fakta mengenai gempa tersebut:

    1. Pusat Gempa

    Pusat gempa terletak 16 km di barat laut kota Sagaing, Myanmar, pada kedalaman 10 km, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

    Pusat gempa berada dekat kota Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dengan populasi sekitar 1,5 juta orang, dan sekitar 100 km di utara ibu kota Nay Pyi Taw.

    2. Gempa Susulan

    Gempa susulan dengan magnitudo 6,4 terjadi 12 menit kemudian, berpusat di selatan Sagaing.

    USGS memperingatkan, gempa susulan dapat berlangsung selama berhari-hari, mengancam bangunan-bangunan yang sudah melemah di seluruh Myanmar.

    USGS mengeluarkan peringatan merah, memperkirakan banyaknya korban jiwa dan kerugian ekonomi yang berpotensi mencapai 2–30 persen dari PDB Myanmar.

    The Watchers menyoroti klasifikasi gempa ini sebagai “peristiwa besar”, dengan tanah longsor dan likuifaksi yang menambah kekacauan di daerah perbukitan Myanmar.

    3. Area yang Terdampak

    GEMPA DI MYANMAR – Tangkap layar situs USGS pada 28 Maret 2025, memperlihatkan pusat gempa Myanmar dan jaraknya dengan Bangkok, Thailand. Gempa M 7,7 yang mengguncang Myanmar, terasa hingga Thailand. (Tangkap layar situs USGS)

    Di Myanmar, ada laporan tentang jalan rusak di ibu kota serta kerusakan pada bangunan di seluruh negeri.

    Getaran kuat juga terasa di negara tetangga, termasuk Thailand.

    Sebanyak 81 pekerja konstruksi dilaporkan hilang setelah sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun di Bangkok, Thailand, runtuh.

    Gedung ini berjarak 1.000 km dari pusat gempa.

    Sebuah video menunjukkan, kolam renang di atap gedung di Bangkok meluap ke sisi-sisi bangunan yang bergoyang.

    Di China, pengguna media sosial di provinsi Yunnan dan Guangxi, yang berbatasan dengan Myanmar, mengatakan mereka merasakan guncangan setelah gempa.

    Kemungkinan besar, dampak gempa terasa di sebagian besar wilayah Segitiga Emas yang bergunung-gunung, mencakup bagian Myanmar, Thailand, dan Laos.

    4. Jumlah Korban

    Setidaknya, tiga orang tewas setelah sebagian bangunan masjid di Myanmar runtuh saat gempa terjadi.

    Di Bangkok, setidaknya satu orang tewas setelah sebuah gedung tinggi runtuh.

    Namun, jumlah korban secara resmi belum diumumkan.

    Seorang anggota tim penyelamat di Mandalay mengatakan kepada BBC bahwa jumlah korban tewas di sana diperkirakan mencapai ratusan.

    “Hanya itu yang dapat kami katakan saat ini karena upaya penyelamatan masih berlangsung,” tambahnya.

    5. Status Darurat

    Junta militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah, termasuk Mandalay dan Naypyidaw, akibat pemadaman listrik dan terputusnya jalur komunikasi yang menghambat upaya tanggap darurat.

    Thailand menyusul kemudian dengan menetapkan Bangkok sebagai daerah bencana, setelah kerusakan dilaporkan di seluruh kota.

    Pemerintah memperingatkan bahwa gempa susulan bisa terjadi dalam 24 jam ke depan, dan menghimbau masyarakat untuk menjauh dari gedung-gedung tinggi serta menggunakan tangga alih-alih lift.

    6. Penyebab Terjadinya Gempa Secara Umum

    Pada dasarnya, kerak bumi terdiri dari beberapa bagian yang disebut lempeng, yang saling menekan satu sama lain. 

    Lempeng-lempeng ini terkadang bergerak secara tiba-tiba karena akumulasi tekanan, menyebabkan terjadinya gempa bumi.

    Gempa bumi diukur dengan Skala Magnitudo Momen (Mw), yang telah menggantikan Skala Richter.

    Gempa bumi Myanmar dengan magnitudo 7,7 diklasifikasikan sebagai gempa besar, yang biasanya menyebabkan kerusakan serius, seperti yang terjadi kali ini.

    7. Penyebab Utama: Sesar Sagaing

    Ahli seismologi menunjuk Sesar Sagaing, sebuah patahan geser utama yang membelah Myanmar bagian tengah, sebagai kemungkinan penyebab gempa dahsyat ini.

    Sesar ini melepaskan energi gempa besar, yang diperparah oleh kedalaman gempa dangkal—hanya 10 km di bawah permukaan—memperkuat guncangan di Mandalay dan menyebarkan gelombang seismik jauh dari episentrum.

    Gelombang permukaan yang dihasilkan oleh gerakan patahan ini bergerak di sepanjang permukaan bumi, menyebabkan guncangan hebat yang terasa hingga jarak jauh.

    8. Kata Ahli

    Dr. Susan Hough, seorang seismolog USGS, menjelaskan kepada Associated Press bahwa gempa berkekuatan 7,7 pada kedalaman ini melepaskan energi sangat besar.

    Gelombang permukaan yang dihasilkan oleh patahan geser ini memiliki jangkauan yang luas.

    Menurutnya, efek gempa ini sangat terasa di Bangkok, meskipun jaraknya lebih dari 1.000 km dari pusat gempa.

    Cekungan sedimen di bawah Bangkok memperkuat getaran, mengubah guncangan menjadi kekuatan yang merusak.

    9. Myanmar, Negara yang Belum Stabil

    Myanmar adalah salah satu negara termiskin di Asia dan sudah diguncang perang saudara selama lebih dari empat tahun akibat kudeta militer yang merusak ekonomi.

    Kebebasan internet telah sangat dibatasi sejak junta militer mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021.

    Tidak jelas seberapa siap negara ini dalam menghadapi bencana besar seperti ini.

    10. Perbandingan dengan Gempa Besar Lainnya

    Pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 9,1 di lepas pantai Indonesia memicu tsunami yang menewaskan sekitar 228.000 orang.

    Gempa besar lainnya terjadi di lepas pantai Jepang pada 2011, berkekuatan 9,0, yang menyebabkan kerusakan luas dan bencana di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

    Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat memiliki magnitudo 9,5, terjadi di Chili pada tahun 1960.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Myanmar Darurat Bantuan, Rumah Sakit di Naypyidaw Ngaku Kewalahan Tampung Pasien Korban Gempa – Halaman all

    Myanmar Darurat Bantuan, Rumah Sakit di Naypyidaw Ngaku Kewalahan Tampung Pasien Korban Gempa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Salah satu rumah sakit di ibu kota Myanmar, Naypyidaw mengaku kewalahan menampung para pasien korban gempa pada Jumat (28/3/2025).

    Rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur dilaporkan mengalami lonjakan pasien akibat gempa dahsyat mengguncang Myanmar.

    Bahkan beberapa korban bahkan harus dirawat di luar gedung rumah sakit karena kapasitas yang penuh usai ratusan korban gempa dilarikan ke RS tersebut.

    “Saya belum pernah melihat (sesuatu) seperti ini sebelumnya. Kami berusaha menangani situasi ini. Saya sangat lelah sekarang,” kata salah satu dokter, sebagaimana dikutip dari The Statesman.

    “Pasien berbaring di luar, beberapa mengerang kesakitan, yang lain syok, mata mereka kosong karena tidak percaya,” imbuhnya.

    Lonjakan korban semakin tak terbendung lantaran IGD rumah sakit rusak parah dan sebuah mobil hancur tertimpa beton berat dari pintu masuk IGD yang runtuh.

    “Ratusan orang yang terluka berdatangan. Tetapi gedung gawat darurat di sini juga ambruk,” kata pejabat keamanan di rumah sakit itu.

    Korban Tewas Bertambah Jadi 23 Orang

    Pasca gempa dahsyat melanda Myanmar, sekitar 20 orang dilaporkan tewas di antaranya merupakan warga Myanmar dan tiga lainnya dari Thailand.

    “Sekitar 20 orang tewas setelah mereka tiba di rumah sakit kami sejauh ini. Banyak orang terluka,” kata dokter di rumah sakit umum berkapasitas 1.000 tempat tidur di Naypyidaw yang meminta identitasnya dirahasiakan, dilansir AFP.

    Sementara itu lebih dari 200 orang dilaporkan terluka di Myanmar, menurut seorang dokter di Rumah Sakit Umum Mandalay.

    Gempa terjadi di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, sekitar pukul 12.50 waktu setempat, menurut laporan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

    Tak lama setelah gempa tersebut terjadi, gempa susulan dengan kekuatan mencapai Magnitudo 6,4 dilaporkan mengguncang area yang sama di Myanmar.

    Salah satu warga yang tinggal di Mandalay kota berpenduduk 1,5 juta jiwa, menuturkan dirinya melihat sebuah gedung lima lantai ambruk akibat guncangan gempa.

    Selain menghancurkan gedung-gedung, gempa Myanmar juga membuat jembatan yang menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing runtuh.

    Insiden itu terekam video yang dibagikan di media sosial, dalam rekaman video itu menunjukkan beberapa bagian Jembatan Sagaing Lama yang runtuh dan jatuh ke dalam Sungai Irrawaddy, yang mengalir dari utara ke selatan di negara tersebut.

     Junta Militer Tetapkan Status Darurat

    Usai guncangan gempa memicu kerusakan parah di sejumlah wilayah, Junta militer Myanmar langsung mengumumkan situasi darurat, Jumat (28/3/2025).

    Adapun status darurat ini ditetapkan untuk 6 wilayah diantaranya Sagaing, Mandalay, Bago, Magway, serta Shan bagian timur.

    Selain itu, junta militer juga turut memberlakukan status darurat di Naypyidaw, ibu kota yang menjadi kediaman bagi para pemimpin tertinggi junta.

    Junta militer Myanmar bahkan meminta bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional usai diguncang gempa dahsyat 7,7 magnitudo.

    “Kami ingin komunitas internasional memberi bantuan kemanusiaan sesegera mungkin,” kata juru bicara junta Zaw Min tun di rumah sakit di Naypyidaw.

    Permintaan bantuan ini menjadi langkah yang tidak biasa bagi pemerintahan militer Myanmar yang selama ini lebih memilih untuk menangani permasalahan dalam negeri secara tertutup.

    Penyebab Gempa Myanmar

    Mengutip laporan Myanmar Now,  gempa yang mengguncang Mandalay, Myanmar, pada hari ini karena dipicu aktivitas Sesar Besar Sagaing.

    Sesar Sagaing sendiri adalah struktur tektonik besar yang membelah pusat Myanmar.

    Sesar itu membagi negara tersebut menjadi separuh bagian barat yang bergerak ke utara bersama Lempeng Hindia, dan separuh bagian timur yang menempel pada Lempeng Eurasia.

    Sesar Sagaing menghubungkan dua domain tektonik yang sangat berbeda namun sama-sama aktif: Laut Andaman di selatan dan sintaksis Himalaya timur di utara.

    Adapun guncangan gempa seperti ini bukan kali pertama yang terjadi di Myanmar, AFP mencatat, gempa kuat akibat aktivitas Sesar Sagaing beberapa kali terjadi di Myanmar.

    Gempa kuat berkekuatan 7,0 atau lebih pernah terjadi antara tahun 1930 dan 1956 di dekat Sesar Sagaing.

    Di tahun 2012, gempa di atas 6 magnitudo terjadi di daerah Thabeikkyin, 100 km sebelah utara Mandalay.

    Pada 2016, gempa berkekuatan 6,8 magnitudo kembali mengguncang ibu kota kuno, di Bagan, menewaskan setidaknya 3 orang.

    (Tribun News / Namira Yunia)

  • Beirut Hujan Bom Israel, Tanda-Tanda Israel Segera Lancarkan Serangan Skala Penuh ke Lebanon – Halaman all

    Beirut Hujan Bom Israel, Tanda-Tanda Israel Segera Lancarkan Serangan Skala Penuh ke Lebanon – Halaman all

    Beirut Hujan Bom Israel, Tanda-Tanda Israel Segera Lancarkan Serangan Skala Penuh ke Lebanon
      

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel (IDF) dilaporkan telah melakukan serangan udara di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Jumat (28/3/2025).

    RNTV melaporkan, serangan udara Israel ini merupakan sebuah prosedur standar IDF menjelang potensi serangan skala penuh.

    “Tindakan ini menyusul ancaman baru-baru ini dari pejabat Israel, terutama Menteri Pertahanan Pendudukan Israel. Israel Katz, yang menyatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Beirut tanpa perdamaian di wilayah Galilea.

    Selain itu, juru bicara tentara Israel, Avichay Adraee sebelumnya telah mendesak penduduk daerah Hadath di Beirut selatan untuk mengungsi dari gedung-gedung di dekat lokasi infrastruktur Hizbullah.

    Dia dan memperingatkan kalau lokasi-lokasi ini dapat segera menjadi sasaran serangan IDF.

    Eskalasi Israel dan Hizbullah Lebanon kembali memanas seiring berlanjutnya perang Gaza ditandai bombardemen dan pengerahan pasukan Israel ke wilayah kantung Palestina tersebut.

    “Serangan udara tersebut menandai peningkatan ketegangan yang signifikan antara Israel dan Lebanon, karena tindakan dan ancaman militer terus meningkat di sepanjang perbatasan,” kata laporan RNTV.

    SERANGAN UDARA – Militer Israel melakukan serangan udara peringatan di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Jumat (28/3/2025). Serangan udara Israel ini merupakan sebuah prosedur standar menjelang potensi serangan skala penuh ke lokasi sasaran.

    Hizbullah Bantah Lakukan Serangan Roket ke Permukiman Israel

    Di sisi lain, gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon membantah bertanggung jawab atas peluncuran roket ke pemukiman Israel di Kiryat Shmona di Palestina utara yang diduduki pada Jumat.

    Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut menjelaskan bahwa “insiden ini adalah bagian dari alasan yang dibuat-buat untuk membenarkan agresi berkelanjutan terhadap Lebanon,”.

    Hizbullah menegaskan komitmennya untuk mempertahankan gencatan senjata.

    Pernyataan Hizbullah ini merupakan jawaban atas klaim militer Israel yang melaporkan peluncuran dua roket dari Lebanon—salah satunya dicegat oleh sistem pertahanan Israel, sementara yang lainnya jatuh di wilayah Lebanon.

    Situasi di Kiryat Shmona di Israel Utara (wilayah Palestina yang diduduki) saat diserang kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah. (khaberni/tangkap layar)

    Tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dilaporkan, dan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

    Sebagai balasannya, Israel melakukan serangan udara terhadap beberapa kota di Lebanon selatan.

    Menteri Pendudukan Israel memperingatkan pemerintah Lebanon, dengan menyatakan, “Tidak akan ada ketenangan di Beirut tanpa ketenangan di Galilea.”

     

    (oln/rntv/*) 

  • Myanmar Darurat Bantuan, Rumah Sakit di Naypyidaw Ngaku Kewalahan Tampung Pasien Korban Gempa – Halaman all

    Bangkok Diguncang Gempa, 81 Pekerja Konstruksi Terjebak Setelah Gedung 30 Lantai Ambruk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar dan terasa hingga Thailand pada Jumat (28/3/2025).

    Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa tersebut terjadi di Myanmar bagian tengah pada pukul 1.20 siang waktu setempat pada kedalaman 10 km, dikutip dari The Guardian.

    Pusat gempa berada sekitar 17,2 km dari Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

    Kemudian diikuti oleh gempa susuluan berkekuatan 6,4 SR.

    Akibat gempa besar ini, banyak bangunan yang runtuh.

    Salah satunya di ibu kota Thailand, Bangkok.

    Gedung 30 lantai yang berada di sekitar pasar Chatucak itu runtuh seketika hanya dalam beberapa detik.

    “Gedung pencakar langit setinggi 30 lantai itu merupakan kantor pemerintah yang sedang dalam pengerjaan di utara ibu kota Thailand,” lapor kantor berita AFP Prancis.

    Awalnya, National Institute of Emergency Midicine Thailand melaporkan bahwa jumlah pekerja kontruksi yang masih terjebak sebanyak 70 orang, dikutip dari Architectsjournal.co.uk.

    Namun wakil PM Thailand melaporkan bahwa jumlah pekerja yang hilang bertambah menjadi 81 orang.

    Pemerintah Thailand mengatakan pihaknya sedang mengoordinasikan tanggapan darurat di lokasi kejadian, dikutip dari BBC.

    Dalam pernyataan daring, disebutkan bahwa mereka telah memerintahkan mobilisasi tim pencarian dan penyelamatan, dan pusat-pusat penanggulangan bencana telah diperintahkan untuk menyiapkan peralatan dan mesin bantuan.

    Menurut Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Somsak Thepsuthin, ada sekitar 409 orang yang bekerja di lokasi tersebut saat runtuh.

    Tiga orang yang berada di reruntuhan gedung dilaporkan tewas.

    Sementara itu, Suara sirene bergema di seluruh pusat kota Bangkok dan kendaraan memenuhi jalan, membuat beberapa jalan di kota yang sudah padat itu macet total.

    Sistem angkutan cepat dan kereta bawah tanah ditutup, dikutip dari Le Monde.

    Balai kota menyatakan kota itu sebagai daerah bencana untuk memfasilitasi bantuan antarlembaga dan bantuan darurat. 

    Perdana Menteri Thailand juga mengumumkan keadaaan darurat di Bangkok.

    Tidak hanya itu, ia juga menghentikan kunjungan resminya ke pulau selatan Phuket untuk mengadakan pertemuan darurat.

    Shinawatra mengimbau kepada warga untuk tenang dan menghindari bangunan tinggi.

    “Perdana Menteri akan segera kembali ke Bangkok dan mengimbau masyarakat untuk menghindari gedung-gedung tinggi, hanya menggunakan tangga, dan tetap tenang,” kata kantor PM Thailand.

    Departemen Pencegahan Bencana Thailand mengatakan gempa tersebut terasa di hampir seluruh wilayah negara tersebut.

    Di daerah tujuan wisata di utara Chiang Mai, tempat listrik sempat padam.

    Sebagai informasi, gempa sangat jarang terjadi di Thailand.

    Biasanya, guncangan terjadi akibat gempa dari negara tetangga, seperti, Myanmar.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gempa di Myanmar

  • Junta Militer Tetapkan Status Darurat Usai Myanmar Diguncang Gempa Dahsyat M 7,7 – Halaman all

    Junta Militer Tetapkan Status Darurat Usai Myanmar Diguncang Gempa Dahsyat M 7,7 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Junta militer Myanmar mengumumkan situasi darurat pasca gempa bumi 7,7 magnitudo mengguncang negara itu, Jumat (28/3/2025).

    Adapun status darurat ini ditetapkan untuk 6 wilayah diantaranya Sagaing, Mandalay, Bago, Magway, serta Shan bagian timur.

    Selain itu, junta militer juga turut memberlakukan status darurat di Naypyidaw, ibu kota yang menjadi kediaman bagi para pemimpin tertinggi junta.

    Status tersebut diberlakukan lantaran Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,7 yang mengguncang wilayah Myanmar memicu kerusakan yang tak terhindarkan.

    Laporan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut pusat gempa itu berada di area berjarak 16 kilometer sebelah barat laut kota Sagaing, Myanmar.

    Sementara pusat gempa disebut berada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan Bumi.

    Tak lama setelah gempa tersebut terjadi, gempa susulan dengan kekuatan mencapai Magnitudo 6,4 dilaporkan mengguncang area yang sama di Myanmar.

    Belum diketahui secara pasti berapa korban jiwa akibat guncangan gempa dahsyat ini, namun sejumlah warga Myanmar menuturkan bahwa kerusakan terjadi di area Sagaing dan Mandalay.

    Salah satu warga yang tinggal di Mandalay kota berpenduduk 1,5 juta jiwa, menuturkan dirinya melihat sebuah gedung lima lantai ambruk akibat guncangan gempa.

    Laporan serupa juga diungkap oleh seorang warga Mandalay lainnya, Htet Naing Oo.

    Ia mengatakan sebuah kedai teh ambruk dengan beberapa orang terjebak di dalamnya.

    “Kami tidak bisa masuk. Situasinya sangat buruk,” ucapnya.
     Selain menghancurkan gedung-gedung, gempa Myanmar juga membuat jembatan yang menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing runtuh.

    Insiden itu terekam video yang dibagikan di media sosial, dalam rekaman video itu menunjukkan beberapa bagian Jembatan Sagaing Lama yang runtuh dan jatuh ke dalam Sungai Irrawaddy, yang mengalir dari utara ke selatan di negara tersebut.

     Dampak Terasa Hingga Thailand

    Dahsyatnya guncangan gempa Myanmar dilaporkan terasa hingga ke negara-negara tetangga, seperti China dan Thailand.

    Di Bangkok, Thailand, video yang beredar di media sosial menunjukkan air menyembur keluar dari kolam renang di atap gedung dan mengalir ke jalan-jalan di bawahnya, sebagaimana dikutip dari BBC International.

    Sementara saksi mata di Bangkok mengatakan orang-orang berlarian ke jalan karena panik, banyak dari mereka adalah tamu hotel yang mengenakan jubah mandi dan pakaian renang.

     Guncangan gempa Myanmar dilaporkan memicu kerusakan terhadap sejumlah bangunan di Bangkok, memaksa penghentian sementara untuk sejumlah layanan kereta metro dan kereta ringan di area ibu kota Thailand.

    Bahkan Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra turut menggelar rapat, menetapkan Bangkok sebagai zona darurat usai guncangan gempa merusak sejumlah bangunan di negara itu.

     Penyebab Gempa Myanmar

    Mengutip laporan Myanmar Now,  gempa yang mengguncang Mandalay, Myanmar, pada hari ini karena dipicu aktivitas Sesar Besar Sagaing.

    Sesar Sagaing sendiri adalah struktur tektonik besar yang membelah pusat Myanmar.

    Sesar itu membagi negara tersebut menjadi separuh bagian barat yang bergerak ke utara bersama Lempeng Hindia, dan separuh bagian timur yang menempel pada Lempeng Eurasia.

    Sesar Sagaing menghubungkan dua domain tektonik yang sangat berbeda namun sama-sama aktif: Laut Andaman di selatan dan sintaksis Himalaya timur di utara.

    Adapun guncangan gempa seperti ini bukan kali pertama yang terjadi di Myanmar, AFP mencatat gempa kuat akibat aktivitas Sesar Sagaing beberapa kali terjadi di Myanmar.

    Gempa kuat berkekuatan 7,0 atau lebih pernah terjadi antara tahun 1930 dan 1956 di dekat Sesar Sagaing.

    Di tahun 2012, gempa di atas 6 magnitudo terjadi di daerah Thabeikkyin, 100 km sebelah utara Mandalay.

    Pada 2016, gempa berkekuatan 6,8 magnitudo kembali mengguncang ibu kota kuno, di Bagan, menewaskan setidaknya 3 orang.

    (Tribun News / Namira Yunia)