Category: Tribunnews.com Internasional

  • JD Vance Rayu Rakyat Greenland Bergabung dengan AS, Remehkan Pemerintah Denmark – Halaman all

    JD Vance Rayu Rakyat Greenland Bergabung dengan AS, Remehkan Pemerintah Denmark – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, melakukan kunjungan ke Pangkalan Luar Angkasa Pituffik di Greenland barat laut pada hari Jumat, 28 Maret 2025.

    Dalam kunjungan tersebut, Vance menyampaikan pesan dari Presiden Donald Trump kepada rakyat Greenland, dengan menyatakan bahwa bergabung dengan AS lebih baik dibandingkan tetap berada di bawah Denmark.

    Vance menekankan komitmen pemerintah Trump untuk memperluas kehadiran permanen di Greenland.

    “Saya ingin menyampaikan pesan dari Presiden Trump,” ujar Vance kepada para prajurit yang berkumpul.

    Vance juga mengungkapkan bahwa tidak ada rencana segera untuk memperluas pangkalan militer AS, tetapi Washington akan meningkatkan investasi, termasuk pada kapal pemecah es militer dan kapal angkatan laut lainnya.

    JD Vance menegaskan bahwa AS mendukung penentuan nasib sendiri bagi Greenland, tetapi ia membayangkan masa depan di mana pulau tersebut berpihak pada AS.

    “Saya pikir akan jauh lebih baik jika Anda berada di bawah payung keamanan Amerika Serikat daripada di bawah payung keamanan Denmark,” katanya.

    Vance mengkritik pemerintah Denmark yang dinilai kurang berinvestasi pada masyarakat Greenland dan mengeklaim pulau tersebut sangat rentan saat ini.

     “Ini harus diubah, dan karena itu belum berubah, inilah mengapa kebijakan Presiden Trump di Greenland seperti sekarang,” tambahnya.

    Meskipun ada ambisi untuk memperkuat kehadiran AS di Greenland, Vance meyakinkan rakyat bahwa kekuatan militer tidak akan digunakan.

    “Kami tidak yakin bahwa kekuatan militer akan diperlukan. Kami yakin penduduk Greenland adalah orang-orang yang rasional dan baik,” jelasnya.

    Vance juga mencatat meningkatnya aktivitas China dan Rusia di kawasan Arktik, menjadikan Greenland sebagai titik api geopolitik.

    “Kita perlu memastikan bahwa Amerika memimpin di Arktik, karena jika tidak, negara-negara lain akan mengisi kekosongan yang kita tinggalkan,” katanya.

    Kunjungan Vance terjadi sehari setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, menguraikan kebijakan Arktik Moskow.

    Putin memperingatkan bahwa rencana aneksasi AS terhadap Greenland telah dimulai sejak tahun 1860-an dan harus ditanggapi serius.

    “Rencana Amerika untuk merebut Greenland dimulai sejak tahun 1860, tetapi saat itu mereka tidak mendapat dukungan Kongres,” ungkap Putin.

    Putin juga mengingatkan bahwa pada tahun 1910, AS dan Denmark hampir menandatangani kesepakatan untuk menukar tanah yang akan membuat Denmark menyerahkan Greenland kepada Amerika, tetapi kesepakatan tersebut akhirnya gagal.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pejabat AS Bocorkan Intelijen dari Israel untuk Serang Houthi di Yaman, Tel Aviv Kecewa Berat – Halaman all

    Pejabat AS Bocorkan Intelijen dari Israel untuk Serang Houthi di Yaman, Tel Aviv Kecewa Berat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel menyatakan kekecewaan mendalam terhadap Amerika Serikat (AS) setelah bocornya informasi intelijen yang mengungkapkan bahwa mereka memberikan data kepada AS untuk melancarkan operasi militer terhadap gerakan Houthi di Yaman.

    Kebocoran ini terungkap dari sebuah obrolan di aplikasi Signal yang dilaporkan oleh surat kabar AS, Wall Street Journal.

    Pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa informasi yang disampaikan Israel kepada AS mencakup data lokasi seorang pemimpin Houthi, yang berasal dari sumber intelijen Israel di Yaman.

    Meskipun Wall Street Journal tidak merinci peran informasi ini dalam serangan AS terhadap Houthi, Israel menilai kebocoran ini sebagai pelanggaran kerahasiaan intelijen yang berpotensi membahayakan sumber mereka.

    Kejadian ini terungkap pada Senin, 24 Maret 2024, ketika jurnalis Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi The Atlantic, menerbitkan artikel yang menjelaskan tentang percakapan rahasia di grup obrolan Signal.

    Obrolan tersebut melibatkan pejabat pemerintah AS yang membahas rincian serangan militer yang direncanakan terhadap Houthi.

    Dalam artikel tersebut, Goldberg menyebutkan bahwa pada 11 Maret 2025, ia menerima permintaan panggilan dari Mike Waltz, penasihat keamanan nasional Presiden AS.

    Dua hari kemudian, ia ditambahkan ke dalam grup obrolan tertutup yang membahas serangan militer di Yaman.

    Pada 15 Maret 2025, Pete Hegseth, Menteri Pertahanan AS, mengunggah pesan yang merinci serangan AS yang akan datang, termasuk target dan jenis senjata yang digunakan.

    Kebocoran informasi ini bertepatan dengan serangan udara AS yang diluncurkan terhadap Houthi di Yaman pada 15 Maret 2025.

    Israel menilai bahwa kebocoran ini dapat merusak kepercayaan dalam kerjasama intelijen antara kedua negara.

    Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump, menegaskan bahwa kelompok tersebut tidak merilis informasi rahasia dan tidak melihat adanya ancaman keamanan dalam masalah ini.

    Mike Waltz membantah mengetahui alasan Goldberg ditambahkan ke dalam grup obrolan tersebut.

    Hingga saat ini, Departemen Pertahanan AS belum memberikan komentar resmi mengenai masalah ini.

    Serangan Houthi terhadap kapal-kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah dimulai pada 14 Maret 2025, setelah Israel menolak tuntutan Houthi untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    Sebelumnya, pada 19 November 2023, Houthi menyatakan solidaritasnya untuk mendukung Gaza yang menghadapi serangan Israel.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sebelum Syahid, Jubir Al-Quds Abu Hamza Sampaikan Pesan Perlawanan di Pidato Terakhirnya – Halaman all

    Sebelum Syahid, Jubir Al-Quds Abu Hamza Sampaikan Pesan Perlawanan di Pidato Terakhirnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah layar besar di Sana’a, ibu kota Yaman, menayangkan video terakhir Abu Hamza, juru bicara Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, dalam rangka peringatan Hari Quds Sedunia pada Jumat (28/3/2025).

    Pidato yang disampaikan dalam video tersebut ditujukan untuk konferensi ketiga guna mendukung Palestina yang diduduki, dengan tema “Anda Tidak Sendirian.”

    Rekaman video tersebut dibuat hanya beberapa jam sebelum Abu Hamza gugur dalam serangan udara Israel yang terjadi pada Selasa (18/3/2025) di Jalur Gaza. Dalam serangan itu, ia meninggal bersama keluarganya.

    Dalam pidato terakhirnya, Abu Hamza mengungkapkan bahwa proyek Zionis Israel telah menunjukkan dengan jelas targetnya terhadap orang-orang bebas di Yaman.

    Ia juga menyatakan bahwa front perlawanan terhadap proyek tersebut telah terbentuk, membentang dari Palestina hingga Lebanon, Yaman, Iran, dan Irak.

    Selain itu, ia menegaskan pentingnya bagi semua individu yang cinta kebebasan untuk bergabung dengan poros perlawanan yang jujur, transparan, dan bermartabat.

    “Kita menyaksikan pencapaian besar serta keteguhan luar biasa dalam Pertempuran Banjir Al-Aqsa, yang telah memberikan pukulan telak terhadap rencana Zionis,” ujar Abu Hamza sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen.

    Ia meyakini bahwa jalur militer dan Operasi Banjir Al-Aqsa pada akhirnya akan menghancurkan entitas Zionis Israel.

    Juru bicara tersebut menilai bahwa pertempuran ‘Banjir Al-Aqsa’ merupakan titik balik strategis yang sangat penting.

    Ia menekankan bahwa semua pihak perlu belajar dari peristiwa ini serta berkontribusi dalam perjuangan membebaskan Palestina.

    Abu Hamza juga mengajak umat Islam untuk bersatu, mendukung Palestina serta perlawanan, mempertahankan keteguhan di tanah mereka, dan sepenuhnya memutus hubungan dengan musuh Zionis.

    Dalam pidato yang diputar di hadapan rakyat Yaman di Sana’a, ia menyerukan penghentian normalisasi hubungan dengan Israel.

    “Kehadiran masyarakat Arab dan Islam Yaman menjadi titik balik dalam Banjir Al-Aqsa, yang menyatakan perang terhadap entitas tersebut serta memberlakukan blokade laut terhadapnya,” kata Abu Hamza, merujuk pada tindakan kelompok Ansar Allah Houthi yang memblokade kapal-kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah.

    Ia menambahkan bahwa demonstrasi besar di Lapangan Al-Sabeen di Sana’a menjadi dorongan kuat bagi angkatan bersenjata Yaman untuk terus maju dengan penuh keteguhan dan keyakinan, sebagaimana diberitakan oleh Al Araby.

    Sebelumnya, pada 7 Oktober 2023, Brigade Al-Quds bersama kelompok perlawanan lainnya, termasuk Hamas dan sayap militernya, Brigade Al-Qassam, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa.

    Kemudian, pada 19 November 2023, Houthi di Yaman menyatakan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina yang menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza.

    Setelah Hamas dan Israel menyepakati gencatan senjata pada 19 Januari 2025, Houthi menghentikan serangan mereka terhadap kapal-kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah.

    Namun, setelah tahap pertama perjanjian tersebut, Israel menghambat negosiasi tahap kedua dan menutup jalur bantuan kemanusiaan di Rafah.

    Sebagai respons atas tindakan Israel yang mengabaikan permintaan mereka untuk membuka akses bantuan kemanusiaan, pada 14 Maret 2025, Houthi kembali menargetkan Israel.

  • 3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar, Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana – Halaman all

    3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar, Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana – Halaman all

    3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar: Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana

    TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR – Berikut ini 3 kisah pilu korban Gempa Myanmar.  Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana.

    Gempa dahsyat berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) telah merenggut ribuan nyawa dan meninggalkan duka mendalam. 

    Tribunnews.com merangkum kisah korban Gempa Myanmar ini dari tulisan di CNN International dan Reuters

    1. Han Sai: Kehilangan Adik di Biara Runtuh

    Seorang jurnalis Myanmar dalam pengasingan, Han Sai (nama samaran), berbagi kesedihannya setelah mendengar kabar gempa yang menghancurkan kampung halamannya di Mandalay.

    “Saya menerima telepon dari seorang warga yang menunjukkan biara yang berubah menjadi puing, dan mengatakan adik saya ada di dalamnya,” katanya kepada CNN.

    “Kemarin adalah hari puasa dalam tradisi Buddha. Bangunan-bangunan religius di desa saya setidaknya berusia 70 tahun. Saat gempa terjadi, bangunan itu tidak mampu bertahan.”

    Butuh tiga jam bagi warga desa untuk menemukan jenazah adiknya, yang menurutnya sudah terpisah-potong dan langsung dikuburkan.

    2. Perpisahan Terakhir Seorang Anak dengan Ibunya

    Sebuah rekaman penuh emosi yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria menggenggam tangan ibunya yang sudah tak bernyawa, masih terjebak di bawah reruntuhan.

    Pria itu, yang mengaku warga Naypyidaw—ibu kota Myanmar yang dibangun militer—terisak sambil berkata: “Ibu, aku anakmu, mengucapkan Dhama atas namamu.”

    Ia melanjutkan, “Ibu, jangan khawatir tentang aku. Aku tidak akan pergi ke mana pun yang Ibu tidak inginkan. Aku juga tidak akan melakukan hal bodoh. Aku akan jadi baik, Ibu tak perlu cemas.”

    Lokasi pasti rekaman ini belum diketahui.

    3. Htet Min Oo: Berjuang Sendiri Menyelamatkan Keluarga

    Htet Min Oo (25) selamat setelah diselamatkan warga dari reruntuhan di Mandalay. Ia mencoba menyelamatkan nenek dan dua pamannya dengan tangannya sendiri, tetapi akhirnya menyerah.

    “Aku tidak tahu apakah mereka masih hidup di bawah reruntuhan,” katanya kepada Reuters sambil menangis. “Setelah sekian lama, sepertinya tidak ada harapan lagi.”

    Seorang warga lain yang enggan disebutkan namanya menambahkan “Banyak orang terjebak, tetapi tidak ada bantuan yang datang karena benar-benar tidak ada tenaga, peralatan, atau kendaraan.”

    GEMPA GUNCANG THAILAND – Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times pada Jumat (28/3/2025) yang menunjukkan sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh akibat gempa Myanmar pada Jumat (28/3/2025). Wakil PM Thailand melaporkan bahwa jumlah pekerja yang hilang bertambah menjadi 81 orang. (Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday)

    Korban Tewas Terus Bertambah

    Sedikitnya 1.000 orang dilaporkan meninggal dalam bencana ini, sementara Badan Geologi AS (USGS) memperkirakan angka korban bisa melampaui 10.000 jiwa.

    Gempa ini merupakan yang terbesar di Myanmar dalam lebih dari seabad.

    Wilayah terdampak meliputi dataran tengah Mandalay hingga perbukitan Shan, di mana sebagian daerah tidak sepenuhnya dikendalikan junta militer.

    Sumber: CNN International, Reuters, USGS

  • Hari ke-1.130 Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Sebut AS Ubah Ketentuan Perjanjian Mineral – Halaman all

    Hari ke-1.130 Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Sebut AS Ubah Ketentuan Perjanjian Mineral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1130 dengan perkembangan signifikan yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Pasukan Rusia meluncurkan 172 pesawat tak berawak ke wilayah Ukraina, dengan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 94 di antaranya.

    Serangan Drone Massal di Dnipro

    Dalam serangan massal yang terjadi di Dnipro, empat orang tewas dan 19 lainnya terluka.

    Serangan ini juga menyebabkan kebakaran besar di kompleks hotel dan restoran, serta merusak sebuah blok apartemen bertingkat tinggi.

    Serhiy Lysak, kepala administrasi militer wilayah Dnipropetrovsk, melaporkan bahwa petugas pemadam kebakaran telah mengendalikan api, meskipun jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

    “Musuh mengarahkan lebih dari 20 pesawat nirawak ke kota tersebut. Sebagian besar dari mereka jatuh,” ungkap Lysak melalui Telegram.

    Akses Intelijen dari Eropa

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan bahwa Ukraina akan menerima akses yang lebih luas ke data intelijen dari negara-negara mitra Eropa.

    Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan Coalition of the Willing pada 28 Maret 2025.

    Selain itu, beberapa negara Eropa berjanji untuk memberikan akses ke depot amunisi dan lisensi untuk produksi sistem pertahanan udara.

    Zelensky menegaskan bahwa pertemuan kelompok tersebut akan dilanjutkan dalam format Ramstein pada bulan April.

    Penolakan Perjanjian Mineral

    Zelensky juga menolak kesepakatan hak mineral yang diusulkan oleh Amerika Serikat, yang dianggapnya dapat mengancam integrasi Ukraina dengan Uni Eropa.

    Ia meminta pengacara Kyiv untuk meninjau draf perjanjian tersebut sebelum memberikan penilaian lebih lanjut.

    “Kami tidak akan mengakui miliaran dollar bantuan AS di masa lalu sebagai pinjaman,” tegas Zelensky.

    Serangan di Belgorod

    Sementara itu, para blogger militer Rusia melaporkan bahwa pasukan Ukraina melakukan serangan tidak terpublikasi di wilayah Belgorod, Rusia.

    Baik Kyiv maupun Moskow belum mengonfirmasi laporan ini.

    Seruan Gencatan Senjata

    Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menegaskan bahwa Ukraina memiliki pemerintahan yang sah yang harus dihormati.

    Ia juga menyerukan diakhirinya penderitaan akibat serangan terhadap warga sipil di Ukraina.

    “Gencatan senjata terbatas yang melindungi jalur pelayaran dan infrastruktur merupakan langkah maju yang sangat dibutuhkan,” kata Volker Turk, Kepala HAM PBB.

    Pemulangan Jenazah Tentara

    Ukraina melaporkan bahwa mereka telah menerima kembali 909 jenazah tentaranya yang tewas dalam pertempuran dengan Rusia, merupakan pemulangan terbesar dalam lebih dari tiga tahun terakhir.

    Dukungan Internasional

    Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan pencairan sebesar 400 juta dollar untuk Ukraina, meskipun ekonomi negara tersebut tetap menghadapi tantangan.

    Komisioner UE untuk pertanian juga menyatakan bahwa Uni Eropa berencana untuk mengurangi impor produk pertanian dari Ukraina.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Putin Disebut Siap Perang Skala Besar, NATO Jadi Target Berikutnya? – Halaman all

    Putin Disebut Siap Perang Skala Besar, NATO Jadi Target Berikutnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dinas Intelijen Federal Jerman (BND) dan angkatan bersenjata negara tersebut baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengenai situasi keamanan yang mengkhawatirkan di Eropa.

    Mereka menilai bahwa Rusia saat ini memandang Barat, khususnya NATO, sebagai musuh sistemik.

    Dalam laporan media Jerman, termasuk dari Bild, terdapat indikasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan imperialisnya.

    Penilaian yang dibuat oleh BND tersebut juga didukung oleh beberapa media Jerman lainnya, seperti Süddeutsche Zeitung, WDR, dan NDR.

    Semua laporan ini menunjukkan bahwa Putin tidak hanya akan puas dengan pencapaian di Ukraina, dan pada akhir dekade ini, Rusia mungkin telah membangun semua kondisi yang diperlukan untuk melancarkan perang konvensional berskala besar.

    Menurut Badan Intelijen Lituania (VSD), meskipun Rusia belum dalam posisi untuk melancarkan perang besar-besaran melawan NATO dalam jangka menengah, tindakan militer terbatas terhadap satu atau lebih negara anggota NATO masih mungkin terjadi.

    Dalam laporan BND, disebutkan bahwa meskipun tiga perempat tentara dan peralatan Rusia dari wilayah perbatasan Baltik saat ini dikerahkan ke Ukraina, angkatan udara dan angkatan laut Rusia tetap dalam keadaan siaga penuh.

    Jika perang di Ukraina berakhir, unit-unit Rusia kemungkinan akan dikerahkan kembali ke wilayah perbatasan.

    Meskipun mengalami kerugian besar akibat sanksi Barat, Putin terus memperkuat militernya.

    Laporan dari Bundeswehr dan BND menunjukkan bahwa ekonomi militer Rusia mampu memenuhi kebutuhan perang di Ukraina.

    Diperkirakan pada tahun 2026, jumlah Angkatan Bersenjata Rusia akan meningkat menjadi 1,5 juta tentara.

    Rusia juga diketahui meningkatkan pengeluaran militernya dengan pesat.

    Pada tahun 2025, anggaran militer Rusia diperkirakan mencapai sekitar 120 miliar dollar, yang setara dengan lebih dari 6 persen dari PDB negara tersebut.

    Anggaran ini hampir empat kali lipat dibandingkan tahun 2021.

    Rencana yang ada juga mencakup peningkatan jumlah personel dan peralatan militer di perbatasan dengan NATO sebesar 30-50 persen pada tahun 2022.

    Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tegas mengenai tindakan NATO jika Rusia menyerang Polandia atau negara anggota lain.

    Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, Rutte menjelaskan bahwa Polandia merupakan kontributor penting bagi pertahanan kolektif NATO di laut, udara, dan darat.

    “Jika ada pihak yang salah perhitungan dan mengira mereka bisa lolos dengan menyerang Polandia atau sekutu lainnya, mereka akan berhadapan dengan kekuatan penuh dari Aliansi yang kuat ini. Reaksi kami akan sangat menghancurkan,” tegas Rutte, sebagaimana dilansir oleh European Pravda.

    Rutte juga menekankan bahwa kemitraan transatlantik adalah fondasi yang tak tergoyahkan bagi NATO dan tidak akan berubah.

    Di sisi lain, Tusk menegaskan perlunya perdamaian yang cepat di Ukraina, namun mengingatkan bahwa perdamaian tersebut harus adil dan menjamin keamanan bagi Ukraina, Polandia, dan negara-negara NATO lainnya.

    Sebagai langkah persiapan, Tusk mengumumkan bahwa Polandia sedang menyusun model pelatihan militer bagi setiap pria dewasa di negara itu sebagai langkah mitigasi jika terjadi konflik berskala besar.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • JD Vance Rayu Rakyat Greenland Bergabung dengan AS, Remehkan Pemerintah Denmark – Halaman all

    Wakil Trump Rayu Rakyat Greenland, Iming-imingi Lebih Baik Gabung AS daripada Denmark – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), JD Vance, merayu rakyat Greenland dengan mengatakan lebih baik bergabung dengan AS daripada Denmark.

    JD Vance menyampaikan pesan Presiden AS Donald Trump kepada rakyat Greenland ketika ia mengunnjungi para prajurit AS di Pangkalan Luar Angkasa Pituffik di Greenland barat laut pada hari Jumat (28/3/2025).

    Ia menekankan tekad pemerintahan Donald Trump untuk memperluas kehadiran permanennya di pulau Arktik tersebut.

    “Saya ingin menyampaikan pesan dari Presiden Trump,” kata Vance kepada para penerbang dan pengawal yang berkumpul.

    “Dia berterima kasih atas pengabdian Anda, berterima kasih atas apa yang Anda lakukan di sini… karena misi yang Anda lakukan sangat penting bagi Amerika Serikat,” lanjutnya.

    Ia juga menegaskan bahwa tidak ada “rencana segera” untuk memperluas kehadiran militer AS dengan pangkalan-pangkalan baru.

    “Washington akan meningkatkan investasi, termasuk berinvestasi pada kapal pemecah es militer tambahan, berinvestasi pada kapal angkatan laut tambahan yang akan memiliki kehadiran lebih besar di Greenland,” ujarnya.

    Selain itu, ia menekankan AS mendukung penentuan nasib sendiri Greenland, tetapi menjelaskan AS membayangkan masa depan di mana pulau tersebut pada akhirnya berpihak pada AS.

    “Saya pikir akan jauh lebih baik jika Anda berada di bawah payung keamanan Amerika Serikat daripada berada di bawah payung keamanan Denmark,” katanya.

    JD Vance menuduh pemerintah Denmark telah mengecewakan rakyat Greenland dan mengklaim pulau itu sangat rentan saat ini.

    “Anda (pemerintah Denmark) kurang berinvestasi pada masyarakat Greenland, dan Anda kurang berinvestasi pada arsitektur keamanan daratan yang luar biasa dan indah ini yang dipenuhi dengan masyarakat yang luar biasa. Itu harus diubah, dan karena itu belum berubah, inilah mengapa kebijakan Presiden Trump di Greenland seperti sekarang,” kata Vance, dikutip dari NPR.

    Namun, ia meyakinkan rakyat Greenland bahwa AS tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk mewujudkan ambisi Trump.

    “Kami tidak yakin bahwa kekuatan militer akan diperlukan… Karena kami yakin bahwa penduduk Greenland adalah orang-orang yang rasional dan baik, kami yakin kami akan mampu membuat kesepakatan, seperti Donald Trump, untuk menjamin keamanan wilayah ini,” kata JD Vance.

    Wakil presiden tersebut membenarkan pendekatan pemerintah AS yang semakin tegas dengan menunjuk pada meningkatnya aktivitas China dan Rusia di kawasan tersebut.

    Ia menggambarkan Greenland sebagai titik api geopolitik di era baru persaingan strategis.

    “Kita tahu bahwa Rusia, Tiongkok, dan negara-negara lain sangat tertarik pada jalur-jalur Arktik, rute-rute angkatan laut Arktik, dan juga mineral-mineral di wilayah Arktik,” katanya.

    “Kita perlu memastikan bahwa Amerika memimpin di Arktik – karena kita tahu bahwa jika Amerika tidak melakukannya, negara-negara lain akan mengisi kekosongan yang kita tinggalkan,” tambahnya.

    Ia juga menyoroti peran penting Greenland dalam sistem peringatan dini rudal AS, dengan menggambarkan fungsi pangkalan tersebut sebagai perisai penting jika rudal ditembakkan dari negara musuh.

    Putin: AS Ingin Aneksasi Greenland Sejak 1860-an

    Kunjungan wakil presiden dilakukan sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menguraikan kebijakan Arktik Moskow.

    Putin juga memperingatkan bahwa rencana aneksasi AS terhadap Greenland telah dimulai sejak tahun 1860-an.

    Putin menegaskan pernyataan Donald Trump untuk menganeksasi Greenland harus ditanggapi dengan serius dan tidak dianggap sebagai omong kosong belaka.

    Rencana Amerika untuk merebut Greenland dimulai sejak tahun 1860, tetapi pada saat itu mereka tidak mendapat dukungan Kongres, kata presiden Rusia.

    “Perlu saya ingatkan bahwa pada tahun 1868, pembelian Alaska diejek di surat kabar Amerika. Pembelian itu disebut kegilaan, ‘kotak es’, dan ‘taman beruang kutub’ milik Andrew Johnson, presiden AS saat itu. Dan usulannya tentang Greenland gagal,” kata Putin pada hari Kamis (27/3/2025) seperti diberitakan Russia Today.

    Putin mencatat bahwa AS, Jerman, dan Denmark juga hampir menandatangani kesepakatan tukar-menukar tanah pada tahun 1910.

    Kesepakatan tersebut hampir membuat Denmark menyerahkan Greenland kepada Amerika namun, kesepakatan itu akhirnya gagal.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Israel Klaim Belum Berhasil Lobi Indonesia Agar Mau Tampung Warga Gaza, Reaksi Kemlu RI – Halaman all

    Israel Klaim Belum Berhasil Lobi Indonesia Agar Mau Tampung Warga Gaza, Reaksi Kemlu RI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menugaskan badan intelijen Mossad untuk mencari negara yang bisa menampung warga Gaza.

    Laporan terbaru menyebutkan Israel telah menghubungi Sudan, Somalia, Indonesia dan negara-negara lainnya untuk menerima pengungsi warga Gaza Palestina.

    Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.

    Demikian dikutip dari Times of Israel dikutip hari ini, Sabtu (29/3/2025).

    Media itu memberitakan bahwa beberapa negara telah mengkonfirmasi menerima sejumlah kecil warga Palestina yang sakit, kebanyakan anak-anak, untuk dirawat.

    Namun demikian  hingga saat ini belum ada negara yang setuju untuk menampung sejumlah besar warga Gaza.

    Didukung Donald Trump

    Upaya Israel ‘mengusir’ warga Gaza telah mendapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Bulan lalu, Trump mengumumkan rencananya agar Amerika Serikat mengambil alih Gaza dan merelokasi seluruh populasi dua juta orang.

    Meski belakangan dia  mengklarifikasi bahwa tidak ada warga Palestina yang akan diusir secara paksa.

    Trump juga menyangkal  rencana relokasi itu  sebagai pembersihan etnis di Gaza.

    Israel juga bersikeras bahwa warga Gaza tidak akan dipaksa pergi tetapi para pejabat belum menjelaskan bagaimana caranya warga Gaza pergi secara sukarela.

    Menurut situs berita Axios, AS tidak secara aktif berupaya memajukan rencana Trump.

    Sementara utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff malah  fokus pada pemulihan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas.

    Israel Klaim Telah Hubungi Indonesia dan Lainnya

    Israel klaim telah melakukan  pembicaraan dengan negara-negara Afrika Timur yang dilanda konflik, Somalia dan Sudan Selatan agar bisa menampung warga Gaza.

    “Termasuk berbicara dengan Indonesia dan negara-negara lain agar  menerima warga Palestina,” demikian Axios melaporkan, mengutip dua pejabat Israel dan seorang mantan pejabat AS.

    Namun media itu menyebut pembicaraan tersebut belum membuahkan hasil.

    Laporan sebelumnya telah menyebutkan Suriah , Sudan dan wilayah Somaliland yang memisahkan diri sebagai tujuan potensial untuk merelokasi warga Gaza yang sedang diincar AS dan Israel.

    Ditolak Palestina dan Dunia Arab

    Otoritas Palestina dan dunia Arab sebelumnya telah menolak keras upaya relokasi warga Gaza.

    Dengan alasan bahwa warga Palestina seharusnya diizinkan untuk tetap tinggal di Jalur Gaza.

    Memindahkan mereka ke tempat lain hanya akan memicu lebih banyak konflik dan ekstremisme di tempat lain.

    Bantahan Kemlu RI

    Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Rolliansyah Soemirat, memastikan pemerintah tidak pernah membahas rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia.

    Hal itu sekaligus menanggapi informasi yang beredar dari media asing.

    “Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas dengan pihak manapun ataupun mendengar informasi tentang rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia yang disebut oleh beberapa media asing,” ujar Rolliansyah dalam keterangannya, Kamis (27/3/2025).

    Rolliansyah kembali menegaskan tidak ada satu pun kesepakatan pemerintah dengan pihak mana pun terkait wacana tersebut.

    “Dapat kami tegaskan bahwa tidak ada pembahasan apalagi kesepakatan antara Indonesia dengan pihak manapun mengenai hal tersebut,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia menambahkan saat ini pemerintah justru lebih mengedepankan rencana gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Selain itu, desakan agar pembangunan kembali Gaza pasca penjajahan Israel.

    “Saat ini, Indonesia lebih memfokuskan dan mendorong terwujudnya Gencatan Senjata tahap II dan masuknya bantuan kemanusiaan, serta memastikan dimulainya rekonstruksi di Gaza,” pungkasnya.

     

  • Israel Kecewa, Pejabat AS Bocorkan Info Intelijen untuk Serang Houthi Yaman – Halaman all

    Israel Kecewa, Pejabat AS Bocorkan Info Intelijen untuk Serang Houthi Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel kecewa dengan bocornya obrolan di aplikasi Signal yang mengungkap mereka memberi informasi intelijen kepada AS sehingga AS dapat melancarkan operasi militer terhadap gerakan Ansar Allah (Houthi) di Yaman.

    Sebelumnya, surat kabar Amerika Serikat (AS), Wall Street Journal, mengutip pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya, yang mengungkap pembagian informasi intelijen antara Israel dan AS.

    Pejabat itu mengatakan informasi yang disampaikan Israel ke AS didasarkan pada sumber intelijen Israel di Yaman, termasuk data lokasi seorang pemimpin Houthi.

    Wall Street Journal tidak merinci peran informasi ini dalam mengarahkan serangan AS terhadap Houthi.

    Namun, Israel menyatakan kekecewaan mendalam terhadap AS setelah data tersebut bocor dan dipublikasikan.

    Israel menganggap hal ini sebagai pelanggaran kerahasiaan intelijen yang dapat membahayakan sumbernya.

    Sebelumnya, pada Senin (24/3/2024), jurnalis Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi The Atlantic, menulis sebuah artikel yang mengungkap percakapan rahasia dalam grup obrolan Signal.

    Obrolan tersebut melibatkan pejabat AS yang membahas rincian tentang serangan militer yang diantisipasi terhadap Houthi.

    Menurut Goldberg, pada 11 Maret 2025, ia menerima permintaan panggilan di aplikasi Signal dari seorang pengguna bernama Mike Waltz, nama penasihat keamanan nasional presiden AS.

    Dua hari kemudian, ia ditambahkan ke grup obrolan tertutup tempat pejabat pemerintahan Presiden AS Donald Trump membahas serangan militer di Yaman.

    Pada 15 Maret 2025, seorang pengguna di grup tersebut, Pete Hegseth (nama Menteri Pertahanan AS), mengunggah pesan yang merinci serangan AS yang akan datang terhadap Houthi, termasuk target, jenis senjata yang digunakan, dan perkiraan waktu serangan.

    Tak lama kemudian, unggahan di media sosial mulai melaporkan serangan udara AS di Yaman, yang menunjukkan waktu kebocoran informasi bertepatan dengan operasi sebenarnya.

    Menyusul kontroversi seputar laporan tersebut, Donald Trump menyatakan kelompok tersebut tidak merilis informasi rahasia.

    Presiden AS menegaskan ia tidak melihat adanya ancaman keamanan dalam masalah tersebut, seperti diberitakan Saudi Shafaqna. 

    Ia juga menyatakan keyakinan penuh terhadap tim keamanan nasionalnya, termasuk Waltz, meskipun adanya skandal pelanggaran data.

    Sementara itu, Mike Waltz membantah mengetahui mengapa Goldberg ditambahkan ke obrolan tertutup.

    Sementara Departemen Pertahanan AS belum mengeluarkan komentar resmi apa pun tentang masalah tersebut.

    Sebelumnya AS memulai serangannya terhadap Houthi di Yaman pada 15 Maret 2025.

    Sekutu Israel tersebut meluncurkan serangan Udara di berbagai kota di Yaman utara.

    Houthi memulai kembali operasi militernya terhadap kapal-kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah pada 14 Maret 2025, menyusul penolakan Israel untuk memenuhi tuntutan Houthi agar membuka jalur bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    Sebelumnya pada 19 November 2023, Houthi menyatakan solidaritas untuk mendukung Gaza yang menghadapi serangan Israel.

    Serangan Houthi terhadap Israel sempat berhenti ketika Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Israel menyepakati gencatan senjata pada 19 Januari 2025, sebelum akhirnya Israel melanggar perjanjian tersebut dengan meluncurkan serangan ke Gaza pada 18 Maret 2025. 

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Cerita Korban Selamat Gempa Myanmar-Thailand: Lantai Bergerak, Orang-Orang Panik dan Berteriak – Halaman all

    Cerita Korban Selamat Gempa Myanmar-Thailand: Lantai Bergerak, Orang-Orang Panik dan Berteriak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban selamat dari gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand, yang menewaskan lebih dari 1.000 orang, menceritakan bagaimana mereka selamat dari kematian sementara bangunan-bangunan di sekitar mereka runtuh dalam sekejap mata.

    Dilansir India Times, tim penyelamat saat ini masih berusaha menjangkau korban yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.

    Rangkaian gempa, dengan yang terkuat berkekuatan 7,7, menyebabkan kerusakan luas, merobohkan bangunan, menghancurkan jembatan, dan merusak jalan.

    Seperti Kota yang Hancur

    Seorang warga di Mandalay, Myanmar, menggambarkan detik-detik gempa kepada BBC.

    “Kota ini seperti kota yang hancur,” katanya.

    “Beberapa orang masih terjebak di bawah reruntuhan.”

    “Gempanya sangat dahsyat.”

    “Saya belum pernah melihat gempa seperti itu sebelumnya.”

    “Gempa berlangsung sekitar tiga hingga empat menit.”

    “Saya menerima pesan dari teman-teman dan menyadari bahwa gempa tidak hanya terjadi di Yangon, tetapi juga di banyak tempat di seluruh negeri,” ujar korban selamat lainnya.

    Di ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw, seorang petugas penyelamat mengatakan mereka berusaha menyelamatkan seseorang yang terjebak di dalam rumah, tetapi tidak berhasil.

    Mereka kemudian menemukan mayat dan berhasil menyelamatkan satu orang yang terluka parah dari sebuah toko tukang emas, di mana petugas toko melaporkan 17 orang masih terjebak.

    “Kami hanya bisa menemukan orang di tempat yang suaranya masih terdengar,” kata petugas penyelamat.

    Gedung di Bangkok Runtuh dalam Sekejap

    Seorang pekerja konstruksi menceritakan bagaimana ia berhasil lolos dari maut setelah gedung pencakar langit di Chatuchak, Bangkok runtuh dalam sekejap.

    “Ketika shift kerja saya berakhir sekitar pukul 1 siang, saya keluar untuk mengambil air dan melihat adik laki-laki saya sebelum keluar,” kata pekerja konstruksi Khin Aung kepada AFP.

    “Saat saya keluar, saya melihat debu di mana-mana dan segera berlari menyelamatkan diri dari gedung yang runtuh,” tambah Aung.

    “Saya menelepon saudara laki-laki dan teman-teman saya melalui panggilan video, tetapi hanya satu yang mengangkat telepon.”

    “Saya tidak bisa melihat wajahnya dan hanya mendengar dia berlari.”

    “Saat itu seluruh gedung berguncang, dan ketika saya sedang meneleponnya, sambungan terputus dan gedung itu runtuh,” kata Aung.

    “Saya tidak dapat menggambarkan perasaan saya; kejadian itu terjadi dalam sekejap,” ujarnya.

    Situasi di Chinatown, Thailand

    GEMPA MYANMAR THAILAND – Seorang turis di Bangkok diwawancarai media India, ANI, mengenai gempa yang ia rasakan pada Jumat, 28 Maret 2025. Ia berkata orang-orang panik dan berteriak saat lantai mulai bergoyang (Tangkap layar X ANI)

    Di Chinatown, tak jauh dari gedung tersebut runtuh, seorang turis menceritakan guncangan yang ia rasakan.

    “Saya berada di Chinatown, yang dikenal sebagai tempat berbelanja,” kata seorang turis bernama John.

    “Tiba-tiba, lantai mulai bergerak. Saya melihat ke bawah, dan semua orang mulai berteriak, panik, dan berusaha keluar dari pasar melalui lorong-lorong sempit.”

    “Kami semua sangat ketakutan, berlari, berteriak, dan saling mendorong untuk keluar dari gedung.”

    “Tidak ada yang terjadi di pasar Chinatown itu, namun di Chatuchak, situasinya berbeda.”

    “Saya tidak yakin gedung apa itu, tetapi gedung setinggi 30 lantai yang sedang dibangun itu runtuh.”

    “Kami melihat gambar-gambar keruntuhannya, jadi saya yakin ada banyak orang di bawah reruntuhan.”

    Pihak berwenang memperkirakan hingga 100 pekerja mungkin terperangkap di bawah reruntuhan gedung yang kini hanya tersisa puing-puing.

    Lebih dari 1.000 Orang Tewas

    Lebih dari 1.000 orang dipastikan tewas di Myanmar setelah gempa berkekuatan 7,7 mengguncang pusat negara itu pada Jumat (28/3/2025), menyebabkan getaran yang terasa hingga China dan Thailand, serta menghancurkan bangunan di wilayah tersebut.

    Menurut laporan The Independent, Bangkok melaporkan jumlah korban tewas menjadi enam orang dengan 26 orang terluka, sementara 47 orang lainnya masih hilang di berbagai lokasi di ibu kota Thailand.

    Junta militer Myanmar melaporkan, 2.376 orang terluka dan 30 orang hilang.

    Jenderal militer yang berkuasa, Min Aung Hlaing, memperingatkan lebih banyak korban jiwa masih harus diantisipasi.

    Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa tersebut memiliki kedalaman 10 km dan berpusat di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

    Gempa susulan berkekuatan 6,4 terjadi setelah gempa awal.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)