Category: Tribunnews.com Internasional

  • Idul Fitri 2025: Penetapan Tanggal di Berbagai Negara – Halaman all

    Idul Fitri 2025: Penetapan Tanggal di Berbagai Negara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah negara telah mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Fitri 2025 akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Penetapan tanggal ini didasarkan pada hasil pemantauan hilal yang dilakukan di berbagai wilayah.

    Mari kita simak lebih lanjut mengenai bagaimana penentuan ini dilakukan dan apa yang dikatakan oleh pihak berwenang dari berbagai negara.

    Apa yang Menjadi Dasar Penetapan Tanggal Idul Fitri 2025?

    Keputusan untuk menentukan tanggal Idul Fitri 2025 ini didasarkan pada pengamatan bulan sabit Syawal, yang ternyata tidak terlihat pada malam Sabtu, 29 Maret 2025.

    Menurut laporan dari Hindustan Times, pihak berwenang di Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, dan Australia telah mengonfirmasi bahwa Hari Raya akan jatuh pada tanggal tersebut.

    Apa yang Dikatakan Pihak Berwenang di Berbagai Negara?

    Di Bangladesh, Komite Penampakan Bulan Nasional menyatakan bahwa bulan sabit tidak terlihat, sehingga puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari.

    Oleh karena itu, mereka menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2025 jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.

    Indonesia juga mengeluarkan keputusan serupa, di mana pemerintah menetapkan hari pertama Idul Fitri 2025 pada tanggal yang sama, setelah gagal mengamati bulan sabit Syawal pada malam yang sama.

    Sementara itu, di India, pengamatan yang dilakukan pada Sabtu, 29 Maret 2025, menunjukkan bahwa bulan sabit akan terlihat pada hari Minggu, 30 Maret 2025, sehingga mereka juga memastikan perayaan akan dilaksanakan pada Senin, 31 Maret 2025.

    Di Malaysia, Pusat Astronomi Internasional mengonfirmasi bahwa bulan sabit Syawal akan tampak dengan mata telanjang pada hari Minggu, menjadikan 31 Maret sebagai hari perayaan.

    Hal yang sama juga berlaku untuk Brunei dan Australia, di mana Dewan Fatwa bersama dengan tiga organisasi keagamaan lainnya menetapkan tanggal yang sama.

    Bagaimana Perayaan Idul Fitri Di Australia?

    Australia dikenal sebagai negara multikultural yang menyelenggarakan berbagai perayaan keagamaan dan budaya.

    Dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 2025, komunitas Muslim di Australia diharapkan akan mengadakan berbagai kegiatan amal, termasuk pembagian makanan dan barang kebutuhan pokok bagi yang membutuhkan.

    Perayaan ini umumnya dimulai dengan shalat berjamaah di masjid dan ruang terbuka untuk menampung jumlah jemaah yang besar.

    Apa yang Terjadi di Negara Lain?

    Sebagian besar negara di Timur Tengah seperti Suriah, Yordania, Libya, Oman, dan Iran juga menyatakan hari Senin sebagai hari Idul Fitri 2025.

    Sementara itu, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya seperti Uni Emirat Arab dan Qatar memutuskan untuk merayakannya pada hari Minggu, 30 Maret 2025, berdasarkan hasil pengamatan bulan yang dilakukan pada malam yang sama.

    Mengapa Penetapan Ini Penting?

    Penetapan tanggal Idul Fitri penting karena menandai berakhirnya bulan Ramadhan.

    Selain itu, keputusan ini menjadi panduan bagi umat Muslim di berbagai negara untuk merayakan hari raya dengan cara yang sama.

    Dengan pengumuman ini, umat Islam di seluruh dunia kini bersiap untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 2025 dengan penuh suka cita.

    Mari kita sambut perayaan ini dengan semangat kebersamaan dan amal kepada sesama.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Korban Tewas Gempa Myanmar Capai 1.644 Orang, Infrastruktur Rusak Perlambat Proses Penyelamatan – Halaman all

    Korban Tewas Gempa Myanmar Capai 1.644 Orang, Infrastruktur Rusak Perlambat Proses Penyelamatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah militer Myanmar mengatakan pada Sabtu (29/3/2025) bahwa jumlah korban tewas akibat gempa yang mengguncang Myanmar bertambah menjadi lebih dari 1.600 orang.

    Tidak hanya itu, gempa berkekuatan 7,7 SR ini juga mengakibatkan lebih dari 3.000 orang terluka.

    “Sebanyak 1.644 orang tewas dan lebih dari 3.400 orang terluka, dengan sedikitnya 139 orang masih hilang setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter tersebut,” menurut pernyataan dari pemerintah militer Myanmar, dikutip dari Al Jazeera.

    Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, upaya penyelamatan terhadap infrastruktur yang rusak.

    “Kerusakan pada jalan tol Yangon-Nay Pyi Taw-Mandalay mengakibatkan gangguan layanan, dengan retakan dan distorsi permukaan yang memaksa bus jalan raya menghentikan operasinya,” kata badan PBB itu dalam sebuah pernyataan.

    Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh militer Myanmar.

    Korban berjatuhan, tapi pihaknya sulit mengakses lokasi untuk menyelamatkan para korban.

    “Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan terkena dampak, yang mengakibatkan jatuhnya korban dan cedera di kalangan warga sipil. “

    “Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang dilakukan di daerah yang terkena dampak,” kata militer Myanmar.

    Kekurangan Pasokan Medis

    OCHA juga melaporkan, saat ini pihaknya kekurangan pasokan medis untuk menyelamatkan para korban.

    “Kekurangan parah pasokan medis, termasuk peralatan trauma, kantong darah, anestesi dan alat bantu di negara yang diisolasi dari dunia luar oleh junta militer – juga telah mempersulit upaya bantuan, katanya, dikutip dari OCHA, dikutip dari CNN.

    Saat ini, puluhan petugas medis telah dikerahkan di beberapa wilayah di Myanmar.

    Beberapa wilayah di antaranya, Kota Mandalay, Magway, Nay Pyi Taw, dan Sagaing di Myanmar bagian tengah dan barat laut.

    Namun terdapat beberapa wilayah yang terdampak paling parah, tapi akses untuk menuju ke lokasi sulit.

    “Di bagian selatan, Kota Nyaungshwe, Kalaw dan Pinlaung merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak gempa,” kata OCHA dalam sebuah pernyataan.

    OCHA juga mengatakan bahwa banyak korban yang masih berada di jalan-jalan sekitar rumahnya karena tempat tinggalnya hancur akibat gempa.

    Banyak dari mereka yang juga takut akan adanya gempa susulan.

    “Ribuan orang menghabiskan malam di jalan atau (di) ruang terbuka karena kerusakan dan kehancuran rumah atau takut akan gempa susulan,” kata badan tersebut.

    OCHA melaporkan bahwa terdapat sekitar 1.200 rumah, 3 sekolah dan satu hotel yang hancur akibat gempa.

    Tak ada sinyal dan padamnya listrik juga menjadi penyebab yang mengambat operasi penyelamatan.

    Oleh karena itu, OCHA meminta kepada semua pihak untuk segera mengirimkan bantuan.

    “Seiring dengan semakin meluasnya bencana ini, bantuan kemanusiaan yang mendesak sangat dibutuhkan untuk membantu mereka yang terkena dampak,” tambahnya.

    Sebagai informasi, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025).

    Gempa terjadi sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat di dekat Mandalay.

    Kemudian gempa susulan terjadi beberapa menit kemudian, berkekuatan 6,4 SR.

    Getaran gempa berkekuatan besar ini juga terasa hingga Thailand.

    Di Myanmar, gempa berkekuatan besar ini merobohkan bangunan, jambatan hingga merusak jalan.

    Setiap jalan khususnya di kota Mandalay, dipenuhi bangunan yang runtuh.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gempa di Myanmar

  • Palestina, Arab Saudi, UEA, Qatar, Sudan, Yaman, dan Inggris Rayakan Lebaran 2025 Hari Ini – Halaman all

    Palestina, Arab Saudi, UEA, Qatar, Sudan, Yaman, dan Inggris Rayakan Lebaran 2025 Hari Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Palestina, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Sudan, Yaman, dan Inggris merayakan Hari Raya Idul Fitri 2025 pada hari ini, Minggu (30/3/2025).

    Panitia pemantau hilal Arab Saudi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengamatan hilal saat matahari terbenam,  Sabtu (29/3/2025).

    Kepala astronom Abdullah al-Khudairi di Observatorium Sudair mengatakan, hilal telah terlihat tepat 8 menit setelah matahari terbenam.

    “Matahari terbenam hari ini, Sabtu, di lokasi Observatorium Sudair terjadi pada pukul 18.12 (waktu Saudi), dan bulan sabit akan terbenam 8 menit kemudian,” katanya, dikutip dari Al-Arabiya.

    Sebagian besar komunitas Muslim Inggris mengikuti Arab Saudi.

    “Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa besok, Ahad, 30 Maret 2025, adalah hari pertama Idul Fitri,” kata Pengadilan Kerajaan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Resmi Saudi pada X, dikutip dari The New Arab.

    Uni Emirat Arab dan Qatar juga mengonfirmasi bahwa Idulfitri akan dimulai pada hari Minggu.

    Pihak berwenang di Palestina, Sudan, dan Yaman membuat pengumuman serupa.

    Mufti Besar Lebanon, Sheikh Abd al-Latif Drian, mengatakan bahwa umat Muslim Sunni di negara itu juga akan merayakan hari raya tersebut pada Minggu, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Dengan ditetapkannya Hari Raya Idul Fitri 2025, maka ini menandai berakhirnya puasa Ramadhan 2025.

    Ada sekitar 1,9 miliar Muslim di seluruh dunia, sekitar 25 persen dari populasi dunia, Al Jazeera melaporkan.

    Indonesia memiliki populasi Muslim tertinggi di dunia, dengan sekitar 240 juta Muslim yang tinggal di negara ini.

    Pakistan berada di urutan kedua dengan sekitar 225 juta Muslim, diikuti oleh India (211 juta), Bangladesh (155 juta), dan Nigeria (111 juta).

    Hari Raya Idul Fitri 2025 di Indonesia dan Malaysia

    Dilansir Hindustan Times, Pemerintah Indonesia menetapkan hari pertama Hari Raya Idul Fitri 2025 pada 31 Maret setelah gagal mengamati bulan sabit Syawal pada Sabtu (29/3/2025) malam.

    Hal serupa juga terjadi di Bangladesh, India, Malaysia, dan Australia.

    Di Bangladesh, Komite Penampakan Bulan Nasional menyatakan, bulan sabit tidak terlihat. Sehingga puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari, dengan Hari Raya Idul Fitri 2025 jatuh pada Senin (31/3/2025).

    India, yang pada Sabtu (29/3/2025) menandai hari ke-28 Ramadan, memperkirakan bahwa bulan sabit akan terlihat pada Minggu (30/3/2025), sehingga perayaan Hari Raya Idul Fitri 2025 dipastikan jatuh pada hari Senin (31/3/2025).

    Menurut Pusat Astronomi Internasional (IAC), Malaysia juga mengonfirmasi bahwa hilal awal Syawal akan terlihat dengan mata telanjang pada Minggu, menjadikan 31 Maret sebagai hari Hari Raya Idul Fitri 2025 .

    Brunei mengikuti keputusan ini setelah memastikan bulan akan tampak pada Minggu (30/3/2025).

    Di Australia, Dewan Fatwa bersama tiga organisasi keagamaan lainnya menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2025 pada 31 Maret.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Wanita Selamat Setelah 30 Jam Terperangkap di Reruntuhan Apartemen Mandalay Pasca-Gempa Myanmar – Halaman all

    Wanita Selamat Setelah 30 Jam Terperangkap di Reruntuhan Apartemen Mandalay Pasca-Gempa Myanmar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita terjebak di dalam reruntuhan sebuah apartemen Mandalay setelah gempa mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (28/3/2025).

    Setelah terjebak selama 30 jam, tim penyelamat berhasil menyelamatkan wanita berusia 30 tahun tersebut dalam keadaan hidup pada hari Sabtu (29/3/2025).

    Wanita bernama Phyu Lay Khaing berhasil dibawa keluar dari Sky Villa Condominium oleh tim penyelamat dengan menggunakan tandu.

    Untuk mengecek kondisinya setelah terjebak, wanita tersebut segera dilarikan ke rumah sakit.

    Komunikasi Tak Putus meski Terjebak di Bawah Reruntuhan

    Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) mengatakan wanita berusia 30 tahun tersebut tetap menjalin komunikasi dengan sang suami saat terjebak.

    “Dia mampu tetap berkomunikasi dengan dunia luar di tengah upaya penyelamatan yang sedang berlangsung,” kata MOFA, dikutip dari Focus Taiwan.

    Sang suami, Ye Aung yang juga terjebak telah diselematkan terlebih dahulu.

    “Suaminya, yang bersamanya saat gempa terjadi, telah ditarik dari reruntuhan dan hanya menderita luka ringan,” tambahnya.

    Ye Aung mengaku dirinya tak menyangka jika sang istri berhasil ditemukan dengan kondisi masih hidup.

    “Awalnya saya tidak menyangka dia akan hidup,” kata Ye Aung kepada AFP, dikutip dari The Strait Times.

    Saat sang istri berhasil selamat, pria yang memiliki dua putra tersebut mengaku sangat senang.

    “Saya sangat senang mendengar kabar baik,” kata pria tersebut.

    Sebagai informasi, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar pada hari Jumat (28/3/2025).

    Gempa terjadi sekitar pukul 12.50 siang, waktu setempat di dekat Mandalay.

    Kemudian gempa susulan terjadi beberapa menit kemudian, berkekuatan 6,4 SR.

    Getaran gempa berkekuatan besar ini juga terasa hingga Thailand.

    Di Myanmar, gempa berkekuatan besar ini merobohkan bangunan, jambatan hingga merusak jalan.

    Setiap jalan khusunya di kota Mandalay, dipenuhi bangunan yang runtuh.

    Warga yang putus asa menunggu di luar rumah dan tempat usaha mereka yang rusak dan rata dengan tanah untuk menunggu tim penyelamat dan bantuan dari pemerintah, dikutip dari Al Jazeera.

    Gempa ini mengakibatkan listrik di kota berpenduduk lebih dari 1,5 juta jiwa ini padam.

    Oranng-orang berkerumun di sebuah pom bensin di Mandalay untuk mendapatkan bahan bakar.

    Toko-toko, restoran hingga kedai teh pun tutup akibat gempa.

    Sementara jumlah korban tewas akibat gempa bumi Myanmar telah meningkat menjadi 1.644 orang, dikutip dari The Guardian.

    Junta Myanmar mengatakan bahwa gempa ini mengakibatkan 3.408 orang terluka.

    Sekitar 139 orang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gempa di Myanmar

  • Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri 2025 Jatuh pada Hari Ini, 30 Maret 2025 – Halaman all

    Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri 2025 Jatuh pada Hari Ini, 30 Maret 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Arab Saudi akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 2025 pada hari ini, 30 Maret 2025.

    Dengan ditetapkannya Hari Raya Idul Fitri 2025, maka ini menandai berakhirnya puasa Ramadhan 2025.

    “Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa besok, Ahad, 30 Maret 2025, adalah hari pertama Idul Fitri,” kata Pengadilan Kerajaan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Resmi Saudi pada X, dikutip dari The New Arab.

    Penetapan Idul Fitri berdasarkan penampakan hilal yang terlihat.

    Panitia pemantau hilal Arab Saudi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengamatan hilal pada Sabtu, 29 Maret, 2025 pada saat matahari terbenam.

    Hal tersebut, dikonfirmasi oleh Kepala astronom Abdullah al-Khudairi di Observatorium Sudair.

    Ia mengatakan, hilal telah terlihat tepat 8 menit setelah matahari terbenam.

    “Matahari terbenam hari ini, Sabtu, di lokasi Observatorium Sudair terjadi pada pukul 18.12 (waktu Saudi), dan bulan sabit akan terbenam 8 menit kemudian,” katanya, dikutip dari Al-Arabiya.

    Uni Emirat Arab dan Qatar juga mengonfirmasi bahwa Idulfitri akan dimulai pada hari Minggu.

    Pihak berwenang di Palestina, Sudan, dan Yaman membuat pengumuman serupa.

    Mufti Besar Lebanon, Sheikh Abd al-Latif Drian, mengatakan bahwa Muslim Sunni di negara itu juga akan merayakan hari raya tersebut pada hari Minggu, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Sementara Suriah, Yordania, Libya, Oman, dan Iran menyatakan hari Senin sebagai hari Idul Fitri 2025.

    Di Inggris, Sebagian besar komunitas Muslim mengikuti Arab Saudi.

    Idul Fitri merupakan hari raya yang dirayakan umat Islam di seluruh dunia.

    Namun berbeda dari hari-hari lainnya, Idul Fitri sangat istimewa di negara-negara Islam.

    Saat Idul Fitri, umat muslim akan melaksanakan sholat berjamaah di sebuah masjid.

    Setelah sholat, biasanya umat Muslim akan bersilaturahmi dengan sanak saudara.

    Beberapa negara memiliki tradisi yang berbeda. Di Arab Saudi, pertemuan keluarga biasanya akan dilengkapi dengan beberapa hidangan khas.

    Seperti,  kabsa daging, roti “al-qursan”, “jareesh” dengan ayam, serta sayuran, biryani, dikutip dari Morocco World News.

    Sementara di Marocco, makanan yang dihidangkan adalah couscous biasa dengan tujuh sayuran, yang lain memilih untuk memasak hidangan khusus seperti ‘tefaya’ yaitu couscous dengan bawang karamel, dan ‘djaj mhmer’, yaitu ayam panggang dengan rempah-rempah dan saus gurih yang terkenal disebut ‘deghmira’.

    Hari Raya Idul Fitri memang menjadi waktu yang penuh kegembiraan, kedamaian, dan berbagi kebahagiaan bersama keluarga serta sesama Muslim di seluruh dunia.

    Ini adalah momen yang sangat dinantikan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Idul Fitri 2025 dan Arab Saudi

  • Ukraina dan AS Disindir Kalah Telak 5-0 dalam Perundingan dengan Rusia, Ini Alasannya – Halaman all

    Ukraina dan AS Disindir Kalah Telak 5-0 dalam Perundingan dengan Rusia, Ini Alasannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang eks diplomat senior Ukraina menyebut Ukraina dan Amerika Serikat (AS) kalah telak dalam perundingan dengan Rusia di Arab Saudi.

    Konstantin Eliseev, nama diplomat itu, mengklaim poin-poin penting yang perhatian Ukraina telah diabaikan.

    Pembicaraan di Arab Saudi itu ditujukan untuk memulihkan kesepakatan ekspor biji-bijian tahun 2022.

    Rusia sudah menyetujui mekanisme untuk menyediakan koridor laut yang aman untuk mengekspor biji-bijian Ukraina.

    Namun, Rusia hanya akan mendukungnya jika Barat mencabut sanski terhadap lembaga keuangan Rusia, misalnya menghubungkan kembali Bank Pertanian Rusia dengan sistem pembayaran SWIFT.

    Menurut Eliseev, Ukraina telah kalah besar saat melawan Rusia di meja perundingan.

    “Mungkin saya akan mengecewakan beberapa orang, tetapi kami, maksudnya kami dan Amerika, kalah sepenuhnya dalam negosiasi ini. Saya akan berkata 5-0, satu bola setelah yang lainnya masuk ke jaring kami. Kami kalah. Mari jujur,” kata Eliseev hari Jumat kemarin dikutip dari Russia Today.

    Dia mengungkapkan alasan kekalahan itu, yakni ditinggalkannya kepentingan Ukraina. Yang paling memprihatinkan adalah absennya jaminan yang terkait dengan keamanan pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

    “Persoalan tentang pelabuhannya adalah tidak dilindung dari serangan dengan cara apa pun,” katanya.

    Kemudian, dia mengatakan sudah tanda-tanda mencabut pembatasan terhadap bank-bank Rusia di sistem SWIFT.

    “Dan ini sangat buruk,” ujarnya.

    Eliseev berujar kemampuan Rusia untuk menyerang target dari kapal tidak dibatasi dalam pembicaraan itu.

    Dia juga menyebutnya kurangnya penerapan prinsip pertukaran tawanan “semua untuk semua”. Semenjak perang meletus, Rusia dan Ukraina rutin melakukan pertukaran tawanan.

    Menurut Eliseev, keprihatinan lainnya adalah absennya negara-negara Eropa pendukung Ukraina dalam proses negosiasi.

    “Rusia berhasil menjauhkan rekan-rekan Eropa kami dari meja perundingan.”

    Rusia menegaskan bahwa pengurangan sanksi menjadi syarat untuk gencata senjata di laut. Namun, Uni Eropa menolak dan menyebutkan sanksi akan tetap ada hingga Rusia menarik penuh pasukannya dari semua wilayah Ukraina.

  • Banyak Perwira Israel Frustrasi, Bersurat ke Kepala Staf, Ratusan Ribu Tentara IDF Kena Mental – Halaman all

    Banyak Perwira Israel Frustrasi, Bersurat ke Kepala Staf, Ratusan Ribu Tentara IDF Kena Mental – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan perwira cadangan Israel mengungkapkan rasa frustrasi mereka kepada Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir.

    Para perwira Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ini mengeluh karena pasukan dikirim kembali ke Jalur Gaza “tanpa tujuan yang jelas”.

    Keluhan tersebut disampaikan mereka kepada Zamir lewat sepucuk surat pada hari Kamis kemarin.

    Media penyiaran Israel, KAN, menyebut mereka menuntut Zamir agar segera menentukan tujuan melanjutkan perang di Gaza beserta jadwalnya.

    KAN menyebut surat permintaan itu sebagai sesuatu yang tidak biasa.

    Sementara itu, media Israel lainnya, Yedioth Ahronoth, pada bulan Februari kemarin mengabarkan ada 170.000 tentara Israel yang memerlukan bantuan psikologis setelah menjalani dinas militer selama berbulan-bulan.

    Dari jumlah itu, puluhan ribu di antaranya adalah tentara cadangan. Mereka mendaftar program terapi “Amit” yang diluncurkan oleh Kementerian Keamanan Israel.

    Namun, media Israel tersebut mengatakan Israel kekurangan terapis untuk program itu.

    Adapun laman Friends of Israel Disabled Veterans pada bulan yang sama melaporkan ada sekitar 10.000 tentara Israel yang menderita disabilitas psikologis, termasuk post-traumatic stress disorder (PTSD).

    Di samping itu, jumlah tentara Israel yang menjadi difabel atau menderita cacat telah bertambah lebih dari 6.000 orang.

    Sebanyak 14.700 tentara dan aparat keamanan Israel dilaporkan terluka sejak perang di Gaza dan Lebanon meletus.

    Israel kekurangan tentara

    Militer Israel dilaporkan mengalami krisis prajurit karena banyak tentara cadangannya menolak ikut berperang di Gaza.

    Saat ini Israel bersiap memperluas operasi militernya di Gaza. Ada puluhan ribu tentara yang akan dipanggil dalam waktu dekat.

    Media terkenal Israel bernama Haaretz melaporkan seorang komandan senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menyinggung banyaknya tentara cadangan yang menolak menjalankan kewajiban.

    Alasan utamanya adalah kekecewaan besar atas kebijakan pemerintah dan perasaan bahwa pemerintah belum cukup melakukan banyak hal untuk membebaskan sandera di Gaza.

    Alasan lainnya adalah penolakan tentara atas rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengecualikan warga Israel ultra-Ortodoks dari dinas militer dan keinginan pemerintah untuk menguatkan kontrolnya atas pengadilan.

    Beberapa tentara cadangan mengaku para prajurit dan komandan mengalami keletihan yang begitu besar. Mereka kesulitan menjalani dinas.

    “Sudah melewati batas,” kata Alon Gur yang mengundurkan diri dari Angkatan Udara Israel minggu lalu setelah dicopot karena menolak berdinas.

    Gur menuding pemerintah Israel lebih mengutamakan politik ketimbang nyawa manusia.

    Pekan kemarin Haaretz menyebut respons panggilan berdinas berikutnya diperkirakan tidak akan mencapai lebih dari 50 persen. 

    Awal Maret lalu pemerintah Israel menyetujui RUU yang akan memungkinkan IDF memanggil hingga 400.000 tentara cadangan.

    Dua minggu kemudian Israel melanjutkan serangan ke Gaza dan menghalangi pembicaraan tahap kedua gencatan.

  • Puluhan Ribu Orang Berdemo di Israel,  Mayoritas Warga Israel Ingin Perang Gaza Disudahi – Halaman all

    Puluhan Ribu Orang Berdemo di Israel,  Mayoritas Warga Israel Ingin Perang Gaza Disudahi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan ribu orang diperkirakan akan berunjuk rasa di seluruh Israel pada Sabtu malam, (29/3/2025), waktu setempat.

    Mereka menuntut pembebasan warga Israel yang masih disandera Hamas di Jalur Gaza. Selain itu, mereka menolak perombakan yudisial.

    The Times of Israel melaporkan unjuk rasa utama akan dimulai pukul 18.30 di Lapangan Habima, Kota Tel Aviv.

    Selepas itu, para pengunjuk rasa akan turun menuju ke Jalan Benin untuk bergabung dengan keluarga sandera yang juga sudah berdemo di jalan itu.

    Unjuk rasa turut digelar di Lapangan Sandera. Di sana nantinya akan ada pidato dari Iair Horn, seorang sandera yang telah dibebaskan.

    Akan ada pula pidato dari seorang pensiunan jenderal bernama Yom-Tov Samia dan aktor Michael Rapaport.

    Tempat lain yang menjadi lokasi unjuk rasa adalah Yerusalem, Carmei Gat, dan Persimpangan Sha’ar HaNegev.

    Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengimbau semua warga Israel ikut serta dalam unjuk rasa besar-besaran itu, terlepas dari apa pun latar belakang politiknya.

    Demonstrasi itu digelar di tengah momen disahkannya undang-undang reformasi pengadilan, mandeknya negosiasi sandera, dan pemecatan Ronen Barat, kepala Shin Bet atau dinas keamanan Israel.

    Mayoritas warga Israel ingin perang diakhiri

    Menurut survei, sebanyak 69 persen warga Israel mendukung perang di Gaza diakhiri agar kesepakatan pembebasan sandera bisa tercapai. Adapun jumlah yang menolak mencapai 21 persen.

    Survei itu dirilis oleh Channel 12 pada hari Jumat kemarin.

    Pada kalangan pendukung koalisi pemerintahan Israel, ada 54 persen yang menginginkan perang diakhiri. Yang menolak ada 32 persen.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga kini menolak mengakhiri perang demi mengamankan pembebasan 59 sandera yang masih berada di Gaza. Dia mengatakan perang baru bisa berakhir jika Hamas telah dilenyapkan dan tak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

    Dari 59 sandera itu, sebanyak 24 di antaranya diyakini masih hidup.

    Netanyahu juga menolak merundingkan tahap kedua gencatan senjata. Jika tahap kedua terwujud, semua sandera akan dibebaskan, lalu perang diakhiri dan Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza.

    Namun, Netanyahu lebih memilih untuk membebaskan lebih banyak sandera dengan cara memperpanjang tahap pertama gencatan. Hal ini akan memungkinkan Israel untuk melanjutkan perang.

    Menurut pemerintahan Netanyahu, mengakhiri perang sebagai imbalan atas pembebasan sandera akan membuat Hamas tetap berkuasa di Gaza.

    Per 18 Maret kemarin, Israel mulai kembali melancarkan serangan ke Gaza.

    Para pengkritik Netanyahu mengatakan penambahan operasi militer justru akan membahayakan nyawa sandera yang masih hidup. Di samping itu, serangan-serangan terbaru Israel juga disebut tidak akan bisa membuat Israel mencapai tujuannya.

    Selama gencatan senjata Januari hingga Maret, Hamas telah membebaskan 30 sandera. Rinciannya adalah 20 warga sipil Israel, 5 tentara, dan 5 warga negara Israel.

    Hamas juga menyerahkan jasad delapan warga Israel yang meninggal.

  • Hamas Diklaim Setujui Gencatan Senjata 50 Hari Mulai Lebaran, 5 Sandera Israel Akan Dibebaskan – Halaman all

    Hamas Diklaim Setujui Gencatan Senjata 50 Hari Mulai Lebaran, 5 Sandera Israel Akan Dibebaskan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat Mesir mengklaim Hamas bersedia membebaskan lima sandera Israel dengan imbalan gencatan senjata saat Lebaran.

    “Sekarang pemerintah Israel dan Amerika Serikatlah (AS) yang harus mengambil keputusan,” kata pejabat itu kepada New Arab.

    Menurut laporan, sandera berkewarganegaraan AS-Israel bernama Edan Alexander akan dibebaskan lewat kesepakatan itu.

    Narasumber yang familier dengan negosiasi gencatan senjata berkata kepada media Lebanon bernama Al Akhbar bahwa Mesir mengusulkan gencatan sementara yang mencapai sekitar 50 hari. 

    Sebagai gantinya, Hamas akan membebaskan lima sandera, sedangkan Israel membebaskan sejumlah warga Palestina. Di samping itu, ada mekanisme untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Pejabat Mesir menyebut Mesir optimistis dengan pembaruan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

    Menurut dia, Mesir kini sedang berupaya mempercepat negosiasi dengan cara menyodorkan “usul realistis” yang didukung AS dan Qatar.

    “Kairo mengupayakan semua pihak, termasuk Wasington, agar mendorong Israel untuk membuat konsesi nyata yang akan menjadi tercapainya kesepakatan,” kata seorang pejabat senior Mesir.

    Sementara itu, media penyiaran Israel, KAN, melaporkan para juru penengah melihat kesediaan di antara para pejabat senior Hamas untuk membebaskan sejumlah sandera demi mewujudkan gencatan senjata saat Lebaran.

    Laporan KAN itu keluar setelah seorang diplomat senior Arab berkata kepada The Times of Israel bahwa Qatar menyampaikan usul AS mengenai gencatan senjata kepada Hamas.

    Terbaru, Walla melaporkan seorang pejabat Israel mengklaim Hamas menyetujui usul Mesir perihal gencatan senjata 50 hari yang dimulai sejak Lebaran nanti.

    Pejabat itu mengatakan jasad para sandera juga akan dserahkan saat gencatan senjata. Namun, dia tidak mengungkapkan jumlahnya.

    Lalu, dia menyebut Israel mungkin akan mengajukan tawaran balasan.

     

  • Tragedi Gempa 7.7 di Myanmar dan Thailand: Cerita Korban Selamat – Halaman all

    Tragedi Gempa 7.7 di Myanmar dan Thailand: Cerita Korban Selamat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar dan Thailand baru-baru ini telah meninggalkan jejak luka yang mendalam.

    Dengan lebih dari 1000 orang dipastikan tewas, banyak cerita selamat yang muncul dari kejadian tragis ini.

    Pada hari Jumat, 28 Maret 2025, gempa berkekuatan 7.7 telah mengguncang pusat Myanmar, dan dampaknya terasa hingga ke negara tetangga seperti Thailand dan bahkan China.

    Menurut laporan dari berbagai sumber, tim penyelamat saat ini tengah berusaha menjangkau korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

    Bagaimana Korban Selamat Menghadapi Gempa?

    Seorang warga di Mandalay, Myanmar, menggambarkan detik-detik gempa yang menyayat hati kepada BBC. “Kota ini seperti kota yang hancur,” ungkapnya.

    Gempa itu berlangsung selama tiga hingga empat menit, dan saat menerima pesan dari teman-teman, ia menyadari bahwa gempa tidak hanya terjadi di Yangon, tetapi juga di banyak tempat di seluruh negeri.

    Di Nay Pyi Taw, ibu kota Myanmar, seorang petugas penyelamat menjelaskan tantangan yang mereka hadapi.

    “Kami berusaha menyelamatkan seseorang yang terjebak di dalam rumah tetapi tidak berhasil. Kami hanya bisa menemukan orang di tempat yang suaranya masih terdengar,” ujarnya.

    Di Bangkok, seorang pekerja konstruksi bernama Khin Aung menceritakan bagaimana ia berhasil melarikan diri dari gedung pencakar langit yang runtuh.

    “Ketika shift kerja saya berakhir sekitar pukul 1 siang, saya keluar untuk mengambil air dan melihat adik laki-laki saya sebelum keluar,” katanya kepada AFP.

    Saat ia keluar, Aung melihat debu di mana-mana dan segera berlari untuk menyelamatkan diri dari gedung yang runtuh.

    “Saat saya menelepon saudara laki-laki dan teman-teman saya, sambungan terputus dan gedung itu runtuh,” ujarnya dengan nada yang sulit menggambarkan perasaannya.

    Di Chinatown, seorang turis bernama John juga mengalami situasi mencekam.

    “Tiba-tiba lantai mulai bergerak. Saya melihat ke bawah dan semua orang mulai berteriak panik,” ceritanya.

    “Kami semua sangat ketakutan, berlari, berteriak, dan saling mendorong untuk keluar dari gedung,” tambahnya.

    Lebih dari 1000 orang dipastikan tewas di Myanmar setelah gempa berkekuatan 7.7 mengguncang negara tersebut.

    Menurut laporan terbaru, jumlah korban di Bangkok juga mencatat enam orang tewas dengan 26 orang terluka dan 47 orang lainnya masih hilang.

    Di Myanmar, junta militer melaporkan 2376 orang terluka dan 30 orang hilang, dengan peringatan dari Jenderal militer Min Aung Hlaing bahwa lebih banyak korban jiwa masih mungkin terjadi.

    Gempa susulan berkekuatan 6.4 juga terjadi setelah gempa awal, menambah ketidakpastian dan keresahan di daerah yang terdampak.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).