Category: Tribunnews.com Internasional

  • Tak Bisa Diterjunkan dari Udara Karena Terlalu Berat, AS Batalkan Program “Tank Ringan” M10 Booker – Halaman all

    Tak Bisa Diterjunkan dari Udara Karena Terlalu Berat, AS Batalkan Program “Tank Ringan” M10 Booker – Halaman all

    Tidak Dapat Diterjunkan dari Udara Karena Terlalu Berat, Amerika Batalkan Program “Tank Ringan” M10 Booker

    TRIBUNNEWS.COM – Karena bobotnya yang terlalu berat sebagai “tank ringan”, Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk membatalkan lebih banyak pengadaan “tank ringan” M10 Booker.

    Dengan berat total 42 ton, M10 Booker bukanlah tank ringan, meskipun sering disebut sebagai tank ringan oleh industri pertahanan dan perwira senior Angkatan Darat AS.

    “Dengan berat 42 ton, tank ringan M10 Booker tidak dapat diterjunkan menggunakan pesawat angkut C-130 seperti yang diinginkan oleh para perencana di Departemen Pertahanan AS saat mereka pertama kali mengembangkannya (M10 Booker),” menurut analis militer.

    Keputusan untuk membatalkan pengadaan sekitar 500 “tank ringan” M10 Booker diumumkan oleh Sekretaris Angkatan Darat AS, Dan Driscoll dalam diskusi meja bundar baru-baru ini di Departemen Pertahanan negara tersebut.

    Ia menggarisbawahi kesalahan manajemen dan inefisiensi yang membuat M10 Booker terlalu mahal dan tidak sesuai untuk tugas yang seharusnya dilakukannya, meskipun produsen kendaraan tersebut, General Dynamics, telah mengirimkan 80 “tank ringan” tersebut ke Angkatan Darat Amerika Serikat.

    Investasi Sia-sia

    Dan Driscoll menyebutnya sebagai “contoh klasik dari kesalahan investasi yang sia-sia dan keputusan yang buruk oleh militer.”

    Tank M10 Booker awalnya dikembangkan sebagai kendaraan serang ringan yang dapat dijatuhkan dari udara, tetapi akhirnya menjadi berbobot 42 ton, membuatnya tidak cocok untuk misi yang dimaksudkan, termasuk diangkut melalui udara menggunakan pesawat C-130.

    Menteri Angkatan Darat AS mengakui kekurangan tersebut dengan menyatakan, “Kami memiliki tank yang berat,” sambil menekankan ketidaksesuaian antara desain kendaraan dan kebutuhan operasional aktual.

    Ia mengkritik Angkatan Darat AS dengan menyatakan kalau mereka seharusnya mengidentifikasi masalah tersebut dengan cepat dan memperbaikinya tetapi tidak melakukannya.

    Pembatalan program pengadaan M10 Booker merupakan bagian dari inisiatif yang lebih besar oleh Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth untuk merombak seluruh proses pengadaan Angkatan Darat AS.

    Inisiatif ini bertujuan untuk fokus pada sistem persenjataan yang lebih cepat, lebih fleksibel, dan berteknologi tinggi seperti penggunaan  pesawat tak berawak , serta menghentikan program lama yang tidak lagi relevan atau tumpang tindih.

    TERLALU BERAT – Tank M10 Booker Amerika Serikat (AS) saat menembakkan peluru. Tank ini tadinya diproyeksikan menjadi tank ringan untuk mendukung pasukan artileri, namun produksinya dihentikan karena bobotnya, sekitar 42 ton dianggap terlalu berat.

    Jembatan di Fort Campbell Sampai Runtuh

    Masalah berat “tank ringan” M10 Booker menjadi lebih sorotan setelah beberapa sumber mengungkapkan apa yang terjadi di Fort Campbell.

    Fort Campbell, pangkalan utama Angkatan Darat AS yang terletak di perbatasan Kentucky-Tennessee, dilaporkan mengalami keruntuhan jembatan karena tidak mampu menopang beban “tank ringan” M10 Booker.

    Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang program tersebut.

    Menurut sumber teknik militer yang mengetahui insiden tersebut, sedikitnya dua jembatan kecil di jaringan latihan taktis dan pergerakan di Fort Campbell runtuh selama latihan yang melibatkan M10 Booker dengan berat 42 ton — jauh melebihi perkiraan berat awal kendaraan tersebut.

    M10 Booker awalnya dikembangkan sebagai kendaraan lapis baja ringan yang dapat diterjunkan melalui udara untuk mendukung pasukan infanteri dalam operasi berkecepatan tinggi, tetapi sekarang semakin dipertanyakan, tidak hanya dalam hal peran strategisnya, tetapi juga dampak fisiknya terhadap lingkungan operasi.

    “Jembatan yang dibangun pada tahun 1960-an dan 1970-an tidak dirancang untuk menahan tekanan berulang dari platform seberat ini,” kata seorang insinyur senior Angkatan Darat, yang menjelaskan bahwa tim perbaikan darurat harus dikerahkan setelah insiden tersebut untuk memulihkan akses ke area utama pangkalan.

    Kegagalan struktural yang tiba-tiba telah memicu tinjauan internal terhadap kondisi infrastruktur di pangkalan militer di seluruh negeri, khususnya di fasilitas yang direncanakan untuk menampung M10 Booker, di tengah kekhawatiran bahwa insiden seperti itu dapat memengaruhi jadwal pelatihan dan keselamatan personel.

    Perkembangan ini menambah kemunduran lain dalam serangkaian masalah yang mengganggu program M10 Booker.

    Para analis memperingatkan bahwa runtuhnya jembatan tersebut dapat semakin merusak kepercayaan terhadap platform tersebut, sehingga memicu seruan bagi Pentagon untuk menilai ulang tidak hanya efektivitas kendaraan tersebut, tetapi juga tingkat kesiapan infrastruktur dalam negeri untuk mendukung sistem persenjataan modern.

    M10 Booker, sebelumnya dikenal sebagai Mobile Protected Firepower (MPF), adalah kendaraan tempur Angkatan Darat Amerika Serikat baru yang dikembangkan oleh General Dynamics Land Systems (GDLS) untuk memberikan dukungan tembakan berat kepada unit infanteri ringan di medan perang.

    Seputar Tank M10 Booker

    Meskipun dirancang sebagai kendaraan “ringan”, M10 Booker memiliki bobot tempur sekitar 42 ton , membuatnya lebih berat daripada kendaraan infanteri tradisional dan hampir seberat beberapa tank tempur utama.

    Dalam hal persenjataan utama , M10 Booker dilengkapi dengan meriam senapan 105 mm , yang mampu memberikan tembakan langsung terhadap target lapis baja, benteng, dan ancaman darat lainnya. Meriam ini dilengkapi dengan sistem pengisian semi-otomatis dan menggunakan berbagai amunisi standar NATO.
     
    Persenjataan sekundernya mencakup senapan mesin koaksial 7,62 mm serta senapan mesin berat 12,7 mm (kaliber 0,50) yang dipasang di menara , membuat M10 cocok untuk menghadapi ancaman infanteri dan pesawat terbang rendah.

    Dalam hal perlindungan, kendaraan ini menggunakan lapis baja modular yang dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan misi. Ia dirancang untuk menahan tembakan senjata ringan, pecahan artileri, serta serangan IED (alat peledak rakitan) sedang.
    M10 Booker ditenagai oleh mesin diesel berkekuatan 800 tenaga kuda , yang memungkinkannya mencapai kecepatan maksimum sekitar 72 km/jam di jalan raya dan beroperasi di berbagai medan kasar.

    Sistem suspensi yang dapat disesuaikan (suspensi hidropneumatik) memberikan stabilitas tinggi saat memotret dalam gerakan dan selama gerakan cepat di medan yang tidak rata.

    Kendaraan ini juga dilengkapi dengan sistem penglihatan dan penargetan generasi terbaru , termasuk sensor inframerah, detektor laser, dan sistem manajemen medan perang digital yang memungkinkannya beroperasi dalam jaringan dengan unit lain.

    Meskipun awalnya dimaksudkan untuk dapat diterbangkan menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules, bobotnya pada akhirnya membuat M10 tidak cocok untuk penerjunan udara atau transportasi langsung oleh platform tersebut.

    Sekarang, tank macam itu lebih cocok untuk digunakan dengan pesawat yang lebih besar seperti C-17 Globemaster III.

     

    ((oln/dsa/*))

  • Tentara Bayaran Inggris yang Bertempur untuk Ukraina Pilih Tewas Ketimbang Tertangkap Rusia – Halaman all

    Tentara Bayaran Inggris yang Bertempur untuk Ukraina Pilih Tewas Ketimbang Tertangkap Rusia – Halaman all

    Tentara Bayaran Inggris yang Bertempur Bela Ukraina Lebih Pilih Tewas Ketimbang Tertangkap Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang tentara bayaran asal Inggris yang bertempur di Ukraina memberi pengakuan kalau personel Angkatan Bersenjata Rusia memiliki reputasi yang sangat brutal.

    Saking brutalnya pasukan Rusia, sampai-sampai unit tentara bayaran itu setuju untuk tidak pernah ditangkap hidup-hidup.

    Pasukan Rusia adalah “orang-orang yang sangat berbahaya, seringkali fanatik atau putus asa yang akan menyiksa dan membunuh Anda jika mereka menangkap Anda,” kata Macer Gifford.

    Gifford dilansir BI, memiliki nama asli Harry Rowe yang sebelumnya berprofesi sebagai  pedagang di Inggris.

    Gifford, yang sebelumnya menjadi sukarelawan untuk bertempur di Suriah, disebutkan bertempur di lokasi-lokasi penting di Ukraina, termasuk di Kherson dan Lyman.

    Dalam lansira BI, mantan tentara bayaran ini berbicara tentang realitas perang melawan Rusia, dan keputusan sulit yang harus diambil unitnya.

    Tentara Rusia di garis depan (TASS)

    Aksi-Aksi Brutal, Diminta Gali Lubang Kubur Sendiri Lalu Ditembak

    Ulasan BI itu menggambarkan, laporan tindak penyiksaan oleh personel dari kedua kubu sebenarnya bermunculan.

    Namun, menurut penyelidikan PBB tahun lalu, laporan adanya penyiksaan oleh tentara Ukraina terhadap personel Rusia yang tertangkap “berhenti ketika para tahanan tiba di tempat penahanan resmi”. 

    “Tidak demikian halnya dengan Rusia. Investigasi tersebut menyatakan bahwa ada “penyiksaan dan perlakuan buruk yang meluas dan sistematis” terhadap tawanan perang di seluruh sistem penahanan Rusia,” kata laporan itu.

    Aksi-aksi brutal itu termasuk pemukulan, sengatan listrik, kekerasan seksual, pencekikan, perampasan tidur, dan eksekusi pura-pura, katanya.

    “Terjadi pula pembunuhan, satu di antara yang terkenal adalah tentara Ukraina Oleksandr Matsievsky. Dia dipaksa menggali kuburnya sendiri sebelum ditembak di tahanan,” BBC melaporkan .

    “Rusia telah melakukan segala macam kejahatan yang dapat Anda bayangkan,” kata Gifford.

    Itulah sebabnya unitnya mengadakan perjanjian — bahkan mengeluarkan satu anggota yang mencoba menyerah saat baku tembak, katanya.

    Ada kesepakatan bahwa “tidak seorang pun di unit itu boleh ditangkap hidup-hidup,” katanya.

    Mengakui bahwa semua perang bersifat kekerasan, Gifford mengatakan ia tetap “benar-benar terkejut” dengan apa yang ia lihat dalam pertempuran melawan Rusia.

    Rusia Belajar dari ISIS

    Gifford yakin bahwa pasukan Rusia mempelajari banyak taktik brutal mereka di Suriah.

    Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan dukungan militer kepada presiden Suriah saat itu, Bashar Assad, mulai tahun 2015, dengan memasok peralatan militer dan serangan udara untuk memukul mundur kelompok pemberontak, termasuk ISIS.

    Namun, kelompok itulah yang tampaknya telah memberikan model bagi pasukan Rusia di Ukraina, kata Gifford.

    “Tingkat dan cakupan” kebiadaban Rusia terhadap warga sipil, katanya, mengingatkannya “pada taktik yang sama yang digunakan ISIS.”

    Gifford mengenang bagaimana, selama ia bertempur di Suriah, ia menemukan sangkar, alat penyiksaan, dan kasur dengan rantai di sampingnya untuk menahan tawanan wanita di wilayah yang dikuasai ISIS.

    “Saya pikir ISIS adalah kelompok pinggiran, bahwa mereka adalah kelompok yang unik,” katanya, tetapi menurutnya, “banyak praktik brutal mereka telah diadopsi oleh Rusia — terutama, saya kira, karena mereka sangat efektif di Suriah,” tambahnya.

    Rusia berhasil menghancurkan sebagian besar pasukan dan peralatan Ukraina yang memasuki wilayah Kursk, menurut klaim Komandan Pasukan Khusus Rusia, Akhmat Alaudinov. Situasi di wilayah Kursk telah terkendali. (Sputnik)

    Mesin Perang Rusia

    Gifford menggambarkan mesin perang Rusia sebagai “sangat besar dan sangat berbahaya.”

    Namun, meski Rusia memimpin dalam hal skala jumah — di mana pasukan tumbuh hingga mencapai 1,5 juta tentara aktif — pasukan Moskow telah “dihancurkan” di Ukraina, katanya.

     Pendekatan Rusia terhadap perang adalah tentang skala dan serangan “meat grinder” yang mana jumlah korban yang sangat besar ditoleransi, kata Gifford.

    “Perbedaan yang nyata” antara kedua negara itu bermuara pada “cara mereka menghargai kehidupan,” tambahnya.

    “Ukraina berjuang untuk hidup mereka. Rusia hanya berjuang untuk mendapatkan lebih banyak wilayah, dan itulah perbedaannya.”

    Namun Gifford menekankan bahwa sekutu Ukraina perlu berhenti melihat perang sebagai “konflik di pinggiran Eropa,” dan bagi Putin hal ini berarti lebih dari itu.

    Baginya, ini adalah “perang pemusnahan,” kata Gifford. Ini adalah “perang untuk mengakhiri semua perang di mata Vladimir Putin.”

    “Rusia secara rutin membantah tuduhan kejahatan perang. Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar,” tulis disclaimer laporan BI tersebut.

     

     

    (oln/BI/*)
     
     
     
     
     
     

     

  • Kremlin Sebut Pertemuan Trump-Putin Memang Perlu, tapi Harus Dipersiapkan dengan Baik – Halaman all

    Kremlin Sebut Pertemuan Trump-Putin Memang Perlu, tapi Harus Dipersiapkan dengan Baik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kremlin menjelaskan tentang kemungkinan pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Arab Saudi.

    Kremlin mengatakan, pertemuan itu perlu tetapi Putin tidak merencanakan perjalanan ke Timur Tengah pada pertengahan Mei 2025.

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, yang ditanya oleh wartawan tentang komentar Trump bahwa ia mungkin mempertimbangkan untuk bertemu dengan Putin selama perjalanan ke Arab Saudi bulan ini, mengatakan bahwa kepala Kremlin tidak memiliki jadwal perjalanan ke sana.

    Meski begitu, menurutnya pertemuan seperti itu jelas menjadi pembicaraan semua orang.

    “Dan dalam banyak hal kami pikir itu tentu perlu,” kata Peskov, Senin (5/5/2025), dilansir Al Arabiya.

    “Itu harus dipersiapkan dengan baik dan itu membutuhkan upaya di berbagai tingkat ahli, termasuk kontak berkelanjutan antara Moskow dan Washington,” paparnya.

    “Tetapi sejauh ini tidak ada hal spesifik tentang ini,” tegas Peskov.

    Perjalanan Trump ke Timur Tengah

    Trump akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) akhir bulan ini untuk mengambil bagian dalam pertemuan puncak dengan para pemimpin Teluk, Axios melaporkan.

    Putin belum pernah bertemu dengan Presiden AS yang sedang menjabat itu, sejak ia mengadakan pertemuan puncak di Jenewa pada Juni 2021 dengan pendahulu Trump, Joe Biden.

    Putin dan Trump telah berbicara melalui telepon beberapa kali tahun ini saat pemimpin AS tersebut berupaya menengahi berakhirnya perang.

    Sebelumnya, Trump, yang berjanji untuk segera merundingkan akhir perang di Ukraina tak lama setelah ia kembali menjabat.

    Trump mengatakan pada akhir pekan bahwa ia dan para penasihatnya telah melakukan “diskusi yang sangat baik” tentang Rusia dan Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

    Gencatan Senjata

    Dikutip dari AP News, Rusia dan Ukraina tetap berselisih pendapat mengenai proposal gencatan senjata yang saling bersaing.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan gencatan senjata mungkin dilakukan “bahkan mulai hari ini” jika Moskow serius ingin mengakhiri perang.

    Berbicara pada Minggu (4/5/2025) pada konferensi pers bersama Presiden Ceko Petr Pavel, Zelensky mencatat bahwa Rusia telah mengabaikan proposal AS untuk gencatan senjata penuh selama 54 hari dan berterima kasih kepada Republik Ceko karena mendukung seruan Ukraina untuk gencatan senjata selama 30 hari.

    “Putin sangat ingin memamerkan tank-tanknya di parade (Hari Kemenangan)” kata Zelensky.

    “Tetapi ia harus berpikir untuk mengakhiri perangnya,” lanjutnya.

    Zelensky kembali menyatakan skeptisisme mendalamnya atas usulan Rusia untuk melakukan gencatan senjata selama 72 jam di Ukraina guna menandai Hari Kemenangan dalam Perang Dunia II, dengan mengatakan bahwa Moskow terus melancarkan ratusan serangan meskipun secara terbuka mengisyaratkan minatnya pada gencatan senjata sebagian.

    “Bahkan selama Paskah, meskipun ada janji — termasuk kepada Amerika Serikat — Rusia melakukan lebih dari seratus serangan,” kata Zelensky, merujuk pada serangan Rusia selama gencatan senjata Paskah selama 30 jam yang dideklarasikan secara sepihak oleh Putin.

    Zelensky telah berulang kali menyerukan jeda permusuhan yang lebih substansial selama 30 hari, seperti yang awalnya diusulkan AS.

    Kremlin mengatakan gencatan senjata Hari Kemenangan didasarkan pada alasan kemanusiaan dan akan berlangsung dari awal 8 Mei dan berlangsung hingga akhir 10 Mei untuk menandai kekalahan Moskow atas Nazi Jerman pada tahun 1945 — hari libur sekuler terbesar Rusia.

    Zelensky berterima kasih kepada Pavel atas dukungan militer negaranya dan mengatakan Ukraina berharap untuk menerima 1,8 juta peluru artileri pada tahun 2025 sebagai bagian dari inisiatif yang dipimpin Ceko untuk memasok bantuan militer ke Kyiv.

    Inisiatif tersebut, yang diluncurkan pada tahun 2024 dan didukung oleh sekutu NATO, memasok Ukraina dengan 1,5 juta peluru artileri tahun lalu.

    Zelensky juga mengatakan bahwa ia telah berdiskusi dengan Pavel mengenai “langkah selanjutnya dalam pengembangan koalisi penerbangan kami”, yaitu pembentukan sekolah pelatihan F-16.

    Ia mengatakan bahwa pangkalan semacam itu tidak dapat dibuka di Ukraina karena serangan Rusia.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Hamas: Israel Tak Akan Sukses Duduki Gaza, Perlawanan Semakin Kuat – Halaman all

    Hamas: Israel Tak Akan Sukses Duduki Gaza, Perlawanan Semakin Kuat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin senior Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, Mahmoud al-Mardawi, menegaskan bahwa rencana Israel untuk menduduki seluruh Jalur Gaza tidak akan berhasil dan perlawanan rakyat Palestina akan terus menguat.

    Menurutnya, ancaman Israel itu hanyalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk menghancurkan semangat rakyat Palestina, memaksa mereka menyerahkan hak-hak mereka, dan meninggalkan tempat-tempat suci mereka, dikutip dari Palestine Chronicle.

    Pernyataan ini muncul setelah bocoran yang mengungkapkan bahwa pemerintah Israel telah menyetujui rencana besar untuk menduduki Jalur Gaza sepenuhnya. 

    Media Israel melaporkan bahwa rencana tersebut mencakup perluasan operasi militer di seluruh wilayah Gaza hingga mencapai kendali penuh. 

    Sehari sebelumnya, Kepala Staf Israel Eyal Zamir mengumumkan bahwa puluhan ribu panggilan cadangan telah dikeluarkan untuk menghadapi operasi tempur yang diperluas.

    Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, al-Mardawi menegaskan bahwa Hamas tidak akan menerima penyelesaian apa pun yang gagal memenuhi tuntutan utama rakyat Palestina.

    Tuntutan tersebut mencakup pembebasan semua tawanan Israel yang ditahan oleh kelompok perlawanan, gencatan senjata total, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dimulainya proses rekonstruksi pasca-kerusakan besar-besaran, serta pembebasan semua tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Di sisi lain, pemerintah Israel semakin agresif. 

    Kabinet Keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui rencana untuk memanggil pasukan cadangan dan menyerahkan tanggung jawab distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza kepada militer Israel.

    Rencana tersebut mencakup penguasaan total wilayah Gaza serta pemindahan penduduk ke wilayah selatan demi alasan ‘perlindungan’.

    Namun, kebijakan ini mendapat penolakan dari sebagian pihak di Israel sendiri. 

    Kepala Angkatan Darat Eyal Zamir memperingatkan bahwa operasi militer besar-besaran dapat membahayakan para sandera yang masih ditahan Hamas, dikutip dari Al Mayadeen.

    Sementara tokoh oposisi seperti Yair Lapid mempertanyakan tujuan militer yang tidak jelas dari Netanyahu.

    Selain itu, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir bahkan mendorong pemblokiran total terhadap makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar, sebuah langkah yang dikritik Zamir karena dapat memicu tuduhan pelanggaran hukum internasional.

    Sementara itu, al-Mardawi menggambarkan kondisi di Gaza sebagai bencana kemanusiaan akibat blokade total dan serangan yang terus berlanjut. 

    Ia memperingatkan bahwa anak-anak Gaza menghadapi ancaman kematian akibat kekurangan gizi akut.

    Di Tepi Barat, katanya, rakyat Palestina juga menderita akibat kebijakan Yahudisasi, pemindahan paksa, dan kelaparan.

    Meski krisis memburuk, al-Mardawi menegaskan bahwa keteguhan dan perlawanan rakyat Palestina tetap menjadi satu-satunya cara untuk menghadapi agresi Israel.

    “Semua upaya pendudukan untuk memaksakan kehendaknya melalui ancaman dan kekerasan massal akan gagal,” ujarnya. 

    Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak punya pilihan lain selain menuntut kesepakatan komprehensif yang dapat menjamin keselamatan dan keamanan mereka.

    Sementara itu, Israel terus melancarkan serangannya di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Korban sipil akibat serangan Israel terus meningkat. 

    Lebih dari 52.500 warga Palestina dilaporkan telah tewas dalam pembantaian di Gaza.

    Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. 

    Serangan ini juga telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan hampir seluruh populasinya mengungsi.

    Selain itu, Israel memperketat pengepungan terhadap wilayah tersebut dengan menghalangi masuknya makanan, air, obat-obatan, listrik, dan bantuan kemanusiaan lainnya yang sangat dibutuhkan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Hamas dan Konflik Palestina vs Israel

  • Asimetris, Rudal Houthi Rp 328 Juta Bisa Hancurkan Drone MQ-9 Reaper AS yang Nilainya Rp 493 Miliar – Halaman all

    Asimetris, Rudal Houthi Rp 328 Juta Bisa Hancurkan Drone MQ-9 Reaper AS yang Nilainya Rp 493 Miliar – Halaman all

    Senjata Ansar Allah Berbiaya Rendah Merusak Aset Militer AS yang Mahal

    TRIBUNNEWS.COM- Rudal berbiaya rendah Ansar Allah mengungkap ketidakseimbangan biaya yang semakin besar dalam peperangan modern, menjatuhkan pesawat tak berawak AS yang mahal dan membebani anggaran pertahanan Barat, Ynet melaporkan.

    Ketidakseimbangan yang berkembang dalam peperangan modern terlihat ketika rudal berbiaya rendah yang ditembakkan oleh Ansar Allah mampu menjatuhkan pesawat tak berawak AS bernilai tinggi, memberikan beban berat pada anggaran pertahanan Barat dan mengintensifkan krisis yang sedang berlangsung di wilayah Laut Merah, menurut laporan surat kabar Israel Ynet .

    Ketimpangan yang mencolok ini terlihat ketika rudal yang diperkirakan menelan biaya $20.000 (Rp 328 juta) yang ditembakkan dari Yaman berhasil menembak jatuh pesawat nirawak MQ-9 Reaper AS yang bernilai lebih dari $30 juta (Rp 493 Miliar), menurut Ynet. 

    Tren ini menandakan pergeseran yang meresahkan dalam ekonomi peperangan modern, karena senjata yang relatif murah menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi militer Barat.

    Ketidakseimbangan biaya ini menjadi pusat perkembangan terkini di Laut Merah, tempat operasi berkelanjutan oleh Ansar Allah telah mengganggu rute perdagangan global yang penting dan memaksa Barat untuk mengalokasikan sumber daya yang signifikan guna menjaga keamanan maritim.

    Laporan tersebut mencatat bahwa “Amerika Serikat telah melancarkan lebih dari 800 serangan udara terhadap target-target di Yaman sejak 15 Maret, namun rentetan serangan pesawat tanpa awak dan rudal belum berhenti.”

    Ditambahkannya bahwa “seiring Houthi terus menargetkan kapal-kapal yang terhubung dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Israel di salah satu koridor maritim paling kritis di dunia, tekanan militer dan ekonomi terhadap AS dan sekutu-sekutunya meningkat, tanpa ada tanda-tanda akan berakhir.”

    Perang asimetris dan pengurangan keuangan

    Jonathan Schanzer, analis riset di Foundation for Defense of Democracies, menggambarkan operasi Ansar Allah sebagai operasi yang sifatnya asimetris. 

    “Tidak perlu menimbulkan korban dalam jumlah besar; itu sudah cukup untuk membuat lawan Anda menderita kerugian finansial,” jelasnya.

    Menurut Schanzer, Iran telah mengubah strateginya, tidak lagi mengirim sistem rudal lengkap. Sebaliknya, Iran memasok komponen seperti suku cadang, pesawat nirawak, sistem pemandu, dan hulu ledak, yang kemudian dirakit oleh Ansar Allah di Yaman.  

    “Pendekatan modular ini membuat intersepsi menjadi lebih sulit dan memastikan rantai pasokan yang stabil,” katanya.

    Anggaran pertahanan negara-negara Barat terbatas

    Kolonel Inggris pensiunan Richard Kemp berpendapat bahwa ketidakseimbangan biaya yang semakin meningkat tidak dapat dipertahankan, dengan mencatat bahwa mencegat satu rudal atau mempertahankan operasi angkatan laut membutuhkan biaya jutaan dolar, sementara biaya serangan pesawat tanpa awak hanya sebagian kecil dari biaya tersebut.

    Baik Kemp maupun Schanzer mengkritik strategi Barat. Kemp secara khusus menyalahkan respons Washington di bawah pemerintahan Biden, dengan menunjuk pada apa yang ia gambarkan sebagai kesalahan langkah strategis dalam menghapus Ansar Allah dari daftar organisasi teroris. 

    Ia mengklaim tindakan tersebut ditujukan untuk menenangkan Iran tetapi pada akhirnya memungkinkan terjadinya eskalasi saat ini.

    Schanzer menyuarakan kekhawatiran tersebut, dengan menyatakan bahwa pemboman udara saja tidak akan menyelesaikan konflik, mengingat dukungan militer Iran yang terus berlanjut. 

    Ia menggambarkan situasi tersebut sebagai siklus penghancuran dan regenerasi, di mana “untuk setiap fasilitas rudal yang dihancurkan atau komandan yang disingkirkan, Ansar Allah membangun dan menggantinya.”

    Dengan dukungan logistik dan taktis yang berkelanjutan dari Iran, Schanzer memperingatkan bahwa konflik yang didorong oleh biaya ini dapat berlangsung tanpa batas, sehingga menimbulkan tantangan strategis dan ekonomi jangka panjang bagi AS dan sekutunya.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Pemerintah Arab Saudi Ingatkan Fatwa Dewan Ulama Senior terkait Larangan Berhaji secara Ilegal – Halaman all

    Pemerintah Arab Saudi Ingatkan Fatwa Dewan Ulama Senior terkait Larangan Berhaji secara Ilegal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tak hanya menjadi perhatian pemerintahan Mohammed bin Salman, tren meningkatnya perjalanan ibadah Haji secara ilegal ikut menjadi perhatian bagi Dewan Ulama Senior Arab Saudi.

    Hal ini coba untuk terus diingatkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi di unggahan media sosialnya pada Senin ini (5/5/2025).

    “Melaksanakan haji tanpa izin bertentangan dengan kepentingan umum dan menentang kewenangan yang sah. Siapa yang melakukan demikian, menanggung dosanya,” terang kementerian tersebut di akun resmi mereka di X yakni @MoHU_En.

    “Melaksanakan haji tanpa izin merupakan pelanggaran yang berdampak pada orang lain—bukan hanya pelanggarnya—dan semakin luas bahayanya, semakin besar dosanya.” tulis akun tersebut.

    Di dua cuitan tersebut, pihak Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga mencantumkan pernyataan resmi dari Dewan Ulama Senior Arab Saudi terkait permasalahan tersebut.

    Pada pernyataan yang dirilis pada 17 Syawal 1445 H atau 26 April 2024 tahun lalu tersebut, Dewan Ulama Senior Arab Saudi menegaskan bahwa mengantongi izin adalah kewajiban bagi jemaah yang ingin mendatangi tempat-tempat suci dalam periode haji.

    Melalui izin tersebut, maka para jemaah yang berhaji akan menjalankan ibadahnya sesuai dengan kemaslahatan yang dikehendaki syariat.

    Dewan Ulama Senior Arab Saudi mengingatkan bahwa Syariat Islam datang untuk memperbaiki dan memperbanyak kemaslahatan serta mencegah dan mengurangi kemafsadatan atau kemudaratan.

    Karena dasar tersebut, maka mereka menyatakan bahwa tidak diperbolehkan melakukan ibadah haji tanpa izin, dan pelanggarnya dinilai berdosa.

    “Allah SWT telah mengagungkan syiar-syiar haji ke Baitullah dan tempat-tempat suci-Nya. Firman Allah SWT: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah suci (Ka’bah) sebagai tempat berkumpul dan tempat aman bagi manusia. (Kami berfirman): ‘Janganlah kamu menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun dan sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, orang yang beribadah, dan orang yang ruku’ serta sujud’.” (QS. Al-Anfal: 125).” terang pihak Dewan Ulama Senior Arab Saudi 

    Dalam hadis riwayat Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang berhaji ke Baitullah ini, lalu tidak melakukan perbuatan keji dan maksiat, maka ia pulang sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya” (muttafaqun ‘alayh).

    Allah SWT juga berfirman: “Barang siapa yang bermaksud melakukan kezaliman di dalamnya, maka Kami akan merasakan kepadanya azab yang pedih” (QS. Al-Hajj: 25). 

    Sebagai bagian untuk menghilangkan kezaliman dalam pelaksanaan ibadah haji, Pemerintah Arab Saudi pun telah mewajibkan pengurusan izin haji bagi siapa pun yang ingin menunaikannya, dengan prosedur tertentu untuk mendapatkan izin tersebut.

    Dewan Ulama Senior telah meninjau tantangan dan risiko yang diajukan delegasi dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Haji dan Umrah, serta Komite Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi terkait potensi bahaya jika tidak mematuhi kewajiban pengurusan izin.

    Berdasarkan hal tersebut, Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyampaikan poin-poin berikut:

    Pertama: Wajib hukumnya untuk melakukan pengurusan izin yang berlandaskan prinsip syariat guna mempermudah jalannya ibadah haji.

    Kedua: Kewajiban pengurusan izin haji dan ketaatan terhadap peraturan ini sejalan dengan kemaslahatan yang dikehendaki syariat, yaitu memperbaiki dan memperbanyak kemaslahatan serta mencegah dan mengurangi kemafsadatan.

    Instansi yang mengatur haji merancang rencana musim haji secara komprehensif, termasuk keamanan, kesehatan, akomodasi, dan layanan lainnya, sesuai jumlah jemaah yang telah mendapat izin.

    Semakin sesuai jumlah jemaah dengan kuota yang ditetapkan, maka semakin tinggi kualitas layanan yang diberikan, yang merupakan tujuan syariat. 

    Ketiga: Kewajiban mengantongi izin haji termasuk ketaatan kepada penguasa dalam hal yang makruf. .

    Keempat: Dewan Ulama Senior Arab Saudi telah meninjau dampak buruk dan risiko besar jika banyak jemaah yang tidak mengantongi izin dalam berhaji.

    Hal itu dapat memengaruhi keselamatan dan kesehatan jemaah, kualitas layanan, serta rencana pergerakan dan pengaturan jemaah di antara tempat-tempat suci.

    Pertimbangan tersebut juga menunjukkan bahwa haji tanpa izin tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga jemaah lain yang taat aturan. 

    Dalam syariat, bahaya yang menyebar lebih besar dosanya daripada bahaya yang terbatas.

    SUASANA KAKBAH – Suasana area Kakbah di awal musim haji Jumat (2/5/2025). Pemerintah Arab Saudi memberlakukan aturan ketat hanya jemaah yang punya visa haji bisa masuk Makkah. (HO/MEDIA CENTER HAJI/MCH 2025)

    Dalam hadis muttafaqun ‘alayh, Nabi SAW bersabda: “Seorang Muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya” serta “Tidak boleh ada kemudharatan dan tidak boleh menyebarkan kemudharatan” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

    *Berdasarkan penjelasan di atas, maka tidak diperbolehkan melakukan ibadah haji tanpa izin, dan pelakunya berdosa karena melanggar perintah penguasa yang dikeluarkan demi kemaslahatan umum, terutama untuk mencegah bahaya yang meluas bagi seluruh jemaah.

    Jika seseorang tidak dapat mengurus izin haji meski haji adalah wajib, maka ia dianggap tidak mampu.

    Allah SWT berfirman: “Bertakwalah kamu kepada Allah menurut kemampuanmu” (QS. At-Taghabun: 16) dan “Dan kewajiban haji ke Baitullah hanya berlaku bagi orang-orang yang mampu sampai ke sana” (QS. Ali Imran: 97).

    Berdasarkan empat poin tersebut, Dewan Ulama Senior Arab Saudi menasihati semua Muslim untuk bertaqwa kepada Allah SWT, khususnya bagi yang ingin menunaikan ibadah haji dengan cara menaati izin dan peraturan yang berlaku.

    Dewan Ulama Senior Arab Saudi juga mengingatkan Haji yang mabrur adalah yang terbebas dari perbuatan keji, maksiat, dan perselisihan tanpa hak.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Kabinet Israel Setujui Perluasan Operasi Militer di Gaza – Halaman all

    Kabinet Israel Setujui Perluasan Operasi Militer di Gaza – Halaman all

    Kabinet Israel Setujui Perluasan Operasi Militer di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Militer Israel meningkatkan serangannya terhadap Gaza saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengizinkan tindakan militer yang lebih luas, memobilisasi puluhan ribu tentara cadangan.

    Kabinet keamanan “Israel”, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah menyetujui perluasan bertahap perang yang sedang berlangsung di Gaza, menurut lembaga penyiaran publik Israel Kan , mengutip sumber-sumber informasi.

    Militer Israel mengerahkan puluhan ribu tentara cadangan.

    Letnan Jenderal Eyal Zamir, panglima militer Israel, mengonfirmasi bahwa militer telah mulai mengeluarkan puluhan ribu perintah panggilan untuk pasukan cadangan.

    Dalam pernyataan video yang diunggah di X, Netanyahu mengatakan bahwa ia sedang mengadakan pertemuan kabinet keamanan untuk membahas “tahap selanjutnya” perang di Gaza. 

    Pernyataannya muncul beberapa jam setelah sebuah rudal, yang diluncurkan dari Angkatan Bersenjata Yaman, mendarat di dekat Bandara Ben Gurion “Israel”.

    “Kami meningkatkan tekanan dengan tujuan memulangkan rakyat kami [tawanan] dan mengalahkan Hamas,” kata Zamir, berbicara kepada pasukan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh militer.

    “Israel” melanjutkan operasi daratnya di Gaza pada bulan Maret, setelah mengingkari gencatan senjata yang didukung AS yang telah menghentikan sementara perang selama dua bulan. Sejak saat itu, entitas pendudukan telah menguasai sekitar sepertiga wilayah Gaza.

    Hal ini terjadi saat Perlawanan Palestina terus menghadapi perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan telah menegaskan kesiapannya untuk menanggapi setiap eskalasi lebih lanjut oleh pendudukan.

    Krisis kemanusiaan di Gaza makin parah akibat blokade Israel

    Perang di Gaza semakin memanas di tengah meningkatnya seruan internasional agar “Israel” mencabut blokade bantuan yang diberlakukan pada bulan Maret. 

    Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk dengan cepat, dengan lebih dari 2,3 juta warga Palestina kini bergantung pada pasokan bantuan yang sangat terbatas.

    “Israel” melancarkan perang genosida di Gaza setelah serangan oleh Perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023. Sejak saat itu, lebih dari 52.000 warga Palestina telah terbunuh , menurut otoritas kesehatan setempat.

    Jalur Gaza masih hancur, dan korban kemanusiaan terus meningkat karena blokade Israel membatasi pasokan penting.

    ‘Israel’ tolak gencatan senjata sementara, berencana tingkatkan aksi di Gaza

    Pada hari Jumat, surat kabar Israel, Israel Hayom, melaporkan bahwa “Israel bersikeras memperluas operasi militernya” di wilayah kantong Palestina.

    Surat kabar itu menambahkan bahwa “Israel” “memberi tahu para mediator tentang penolakannya terhadap usulan gencatan senjata di Gaza dan penarikannya dari persyaratan yang telah disepakati dalam beberapa hari terakhir.”

    Menurut Israel Hayom , “Israel menyatakan keinginannya untuk mempertahankan kehadiran militernya di dalam Jalur Gaza hingga akhir tahun dan memperluas cakupan operasi militernya.”

    Media Israel juga melaporkan bahwa “Israel” sedang bergerak menuju tindakan yang lebih agresif di Gaza dalam waktu dekat dan perluasan pertempuran secara bertahap.

    Negosiasi gencatan senjata di Gaza menemui jalan buntu.

    Pada akhir April, kepala intelijen Mesir, Hassan Rashad, bertemu dengan negosiator Israel di Kairo untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mencapai gencatan senjata di Gaza, menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir.

    Pertemuan dengan delegasi Israel, yang dipimpin oleh Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, menyusul kunjungan delegasi Hamas ke Kairo beberapa hari sebelumnya, Al-Qahera News melaporkan.

    Mesir, bersama Qatar dan Amerika Serikat, telah berada di garis depan upaya diplomatik untuk mengakhiri perang yang menghancurkan di Jalur Gaza, yang kini memasuki bulan ke-18.

    Seorang pejabat Hamas, yang berbicara kepada AFP dengan syarat anonim, mengatakan kelompoknya terbuka terhadap “pertukaran tahanan satu kali dan gencatan senjata selama lima tahun.”

    Putaran perundingan baru ini terjadi setelah Hamas menolak usulan Israel awal bulan ini, dan menyebutnya sebagian.

    Hamas terus bersikeras bahwa perjanjian apa pun harus mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza dan gencatan senjata permanen, suatu kondisi yang sejauh ini ditolak “Israel” untuk diterima.

    “Israel” menuntut pembebasan semua tawanan di Gaza dan pelucutan senjata Hamas, persyaratan yang dianggap kelompok Palestina sebagai “garis merah”.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Yaman Nyatakan Blokade Udara Penuh Terhadap Israel Hingga Genosida Gaza Berhenti – Halaman all

    Yaman Nyatakan Blokade Udara Penuh Terhadap Israel Hingga Genosida Gaza Berhenti – Halaman all

    Yaman Nyatakan Blokade Udara Terhadap Israel Hingga Genosida Gaza Berhenti

    TRIBUNNEWS.COM- Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan blokade udara penuh terhadap “Israel”, yang menargetkan Bandara Ben Gurion sebagai tanggapan atas meningkatnya agresi di Gaza, menurut juru bicara Yehya Saree.

    Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan blokade udara terhadap “Israel” dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Minggu, dalam eskalasi terbaru mereka terhadap entitas Zionis yang mendukung Gaza.

    ” Menanggapi meningkatnya agresi Israel dan meluasnya operasi militer di Gaza, Angkatan Bersenjata Yaman telah mengumumkan blokade udara penuh terhadap Israel,” kata Juru Bicara YAF Brigadir Jenderal Yehya Saree dalam sebuah pernyataan.

    “Angkatan Bersenjata Yaman akan menegakkan blokade udara dengan berulang kali menyerang bandara , dengan Bandara Ben Gurion, yang dikenal sebagai Bandara Lod di Israel, sebagai target utama mereka,” tegasnya.

    Pernyataan itu menghimbau semua maskapai penerbangan internasional untuk menanggapi ancaman ini dengan serius sejak dikeluarkan dan membatalkan semua penerbangan ke bandara Israel demi menjaga keselamatan pesawat dan penumpangnya.

    “Yaman yang bangga, bebas, dan merdeka tidak akan menerima pelanggaran berkelanjutan yang ingin dilakukan musuh dengan menargetkan negara-negara Arab seperti Lebanon dan Suriah. Negara ini [Yaman] tidak takut konfrontasi dan menolak penyerahan diri,” tambah pernyataan itu.

     

     

     

     

     

     

     

    Hal ini terjadi di tengah pembatalan penerbangan ke “Israel” secara luas oleh maskapai penerbangan asing besar menyusul rudal balistik Yaman yang mendarat hanya 200 meter dari bandara Ben Gurion pada hari Minggu.

    Yaman terus melakukan operasi terhadap ‘Israel’

    Sebelumnya pada hari itu, Angkatan Bersenjata Yaman meluncurkan rudal balistik hipersonik yang menargetkan bandara Ben Gurion di wilayah Palestina yang diduduki, khususnya ditujukan ke Terminal 3.   

    Media Israel melaporkan pada hari Minggu bahwa rudal yang diluncurkan Yaman menghantam dekat Terminal 3 Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, memicu gumpalan asap yang terlihat, mengganggu penerbangan dan lalu lintas kereta api di dekatnya, dan menyebabkan beberapa orang terluka menurut responden darurat Magen David Adom.

    Saree menyatakan bahwa rudal itu berhasil melewati sistem pertahanan AS dan Israel, membunyikan sirene di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, dan menyebabkan lebih dari tiga juta pemukim mengungsi.

    Channel 12 melaporkan bahwa, menurut badan keamanan, baik sistem pertahanan rudal Arrow 3 maupun THAAD tidak berhasil mencegat rudal tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran di kalangan pendudukan Israel atas keamanan Bandara Ben Gurion karena berkembangnya kekhawatiran bahwa maskapai penerbangan mungkin akan menangguhkan penerbangan ke wilayah tersebut. 

    Seorang sumber tingkat tinggi Yaman mengatakan kepada  Al Mayadeen  bahwa meskipun AS telah menempatkan puluhan satelit di Saada dan provinsi lainnya, Amerika Serikat telah gagal menetralisir senjata Angkatan Bersenjata Yaman, dan menekankan bahwa “Tidak ada sistem intersepsi, terlepas dari ukuran atau jenisnya, yang akan mampu melawan rudal Yaman.” 

    Maskapai besar membatalkan penerbangan ke Tel Aviv

    Beberapa maskapai penerbangan internasional besar , seperti Lufthansa, Air France, Delta, dan Wizz Air, menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv pada hari Minggu setelah rudal balistik Yaman mendarat di sekitar Bandara Internasional Ben Gurion.

    Grup Lufthansa, yang meliputi SWISS, Austrian Airlines, dan Brussels Airlines, menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Bandara Ben Gurion di Tel Aviv hingga 6 Mei, membatalkan keberangkatan hari Minggu dari Frankfurt, Wina, Zurich, dan Munich sambil mengatur pemesanan ulang bagi penumpang yang terkena dampak.

    Air France membatalkan penerbangannya pada hari Minggu ke Tel Aviv, sementara TUS Airways menangguhkan operasi ke dan dari Siprus hingga 5 Mei, sementara Air India menghentikan semua rute Tel Aviv hingga 6 Mei, dan British Airways memperpanjang pembatalan hingga 7 Mei.

    United Airlines juga menangguhkan operasinya, dengan menghentikan sementara penerbangan dua kali sehari New York-Tel Aviv hingga setidaknya 8 Mei karena “perusahaan memantau dengan saksama perkembangan kondisi keamanan,” menurut pernyataan resmi maskapai tersebut.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Iran Ultimatum Trump, Ancam Bakal Gempur Pangkalan Militer AS di Timur Tengah – Halaman all

    Iran Ultimatum Trump, Ancam Bakal Gempur Pangkalan Militer AS di Timur Tengah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh mengancam akan membalas setiap tindakan militer AS dengan menargetkan pangkalan militer pasukan Amerika di Timur Tengah.

    Nasirzadeh mengatakan bahwa Iran tidak memendam permusuhan terhadap tetangganya.

    Tetapi memperingatkan bahwa jika Washington melancarkan serangan, pangkalan AS yang terletak di negara tetangga tersebut akan dianggap sebagai target yang sah.

    Ia juga menekankan bahwa Iran memiliki kapasitas dan kesiapan militer untuk merespons dengan kekuatan setara jika negara mereka menjadi sasaran agresi

    “Jika kami diserang jika perang dipaksakan kepada kami, kami akan merespons dengan tegas,” ucap Nasirzadeh dilansir Al Arabiya.

    “Kami akan menargetkan kepentingan dan pangkalan-pangkalan mereka (AS-red),” tegasnya.

    Gertakan tersebut dilontarkan Nasirzadeh sebagai bagian dari langkah pembalasan, mencerminkan sikap Iran yang waspada dan siap untuk mempertahankan kedaulatannya.

    Mengingat belakangan ini ketegangan antara Iran dan AS terus memanas, hingga membuat situasi geopolitik di kawasan tersebut menegang.

    Adapun ketegangan itu terjadi sejak 12 Apil silam tepatnya ketika Iran dan AS gagal terlibat dalam perundingan nuklir.

    Iran menekankan pentingnya negosiasi tidak langsung dan menolak pendekatan yang mengedepankan ancaman atau tekanan. 

    Sementara itu, AS menginginkan kesepakatan yang lebih ketat dan langsung, dengan penekanan pada pembatasan program nuklir Iran dan pengawasan yang lebih ketat.

    Perbedaan pendekatan ini lantas menyebabkan kesulitan dalam mencapai titik temu yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, hingga perundingan nuklir Iran dan AS gagal ditekan.

    Iran Pamer Rudal Baru 

    Bersamaan dengan gertakan yang ditujukan Iran kepada AS, Teheran mengungkap bahwa militernya baru saja merilis rudal balistik terbaru bernama Qassem Basir.

    “Rudal Qassem Basir adalah rudal balistik berbahan bakar padat dengan jangkauan 1.200 kilometer (746 mil),” tulis kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan pemerintah Iran

    Tak seperti rudal tempur Iran sebelumnya, rudal ini mampu menyerang target-target yang terletak jauh di kawasan Timur Tengah, termasuk pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang jaraknya sekitar 1.200 km.

    Menariknya, Qassem Basir dilengkapi dengan sistem pemandu yang memungkinkan rudal ini untuk melakukan manuver selama penerbangan.

    Kemampuan ini membuatnya lebih sulit untuk dilacak atau dihentikan oleh sistem pertahanan udara musuh, seperti Iron Dome Israel atau sistem pertahanan rudal lainnya. 

    Selain itu kelebihan ini juga mampu  meningkatkan kemungkinan rudal untuk mencapai targetnya meskipun ada upaya untuk mengalihkan atau menghancurkannya di udara.

    Qassem Basir juga dibekali fitur penting yang mampu menargetkan dengan presisi tinggi, bahkan tanpa bergantung pada GPS. 

    Ini membuatnya lebih tahan terhadap gangguan sinyal atau upaya untuk merusak sistem navigasi yang digunakan oleh musuh, seperti yang dapat terjadi pada sistem GPS atau satelit.

    Untuk bahan bakarnya, Qassem Basir menggunakan bahan bakar padat, yang memberikan keunggulan dalam hal daya tahan dan stabilitas selama penerbangan. B

    Bahan bakar padat juga memungkinkan rudal ini siap diluncurkan dengan waktu yang lebih singkat dan lebih efektif dalam berbagai kondisi cuaca.

    Bagi Iran, rudal ini lebih dianggap sebagai alat pertahanan yang dapat mempengaruhi perubahan dalam kebijakan luar negeri negara-negara besar.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • TeleMessage, Aplikasi Mirip Signal yang Digunakan Mantan Pajabat AS Diretas, Bukti Keamanan Lemah? – Halaman all

    TeleMessage, Aplikasi Mirip Signal yang Digunakan Mantan Pajabat AS Diretas, Bukti Keamanan Lemah? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aplikasi pesan instan TeleMessage, yang menyerupai Signal dan digunakan oleh mantan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, dilaporkan telah diretas.

    Laporan ini pertama kali diungkap oleh situs teknologi 404 Media pada Minggu (4/5/2025).

    Peretas anonim mengklaim telah mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur backend TeleMessage.

    Hal itu memungkinkan peretas untuk menyadap beberapa pesan pengguna.

    Pesan dari Waltz atau pejabat kabinet Trump lainnya tidak termasuk di antara yang disadap, dikutip dari Al Arabiya.

    TeleMessage adalah aplikasi modifikasi dari Signal yang dirancang untuk mengarsipkan pesan setelah didekripsi, guna memenuhi persyaratan kepatuhan pemerintah terkait penyimpanan dokumen.

    Fitur tambahan ini dapat menimbulkan risiko keamanan jika tidak diterapkan dengan baik.

    Sebelumnya, Waltz menjadi sorotan setelah secara tidak sengaja menambahkan seorang jurnalis ke dalam grup Signal.

    Grup tersebut digunakan untuk mendiskusikan tentang tindakan militer AS di Yaman.

    Insiden ini memicu kekhawatiran tentang praktik keamanan komunikasi di tingkat tertinggi pemerintahan AS.

    Foto yang diambil selama rapat kabinet menunjukkan Waltz menggunakan aplikasi yang tampak seperti Signal, namun sebenarnya adalah TeleMessage.

    Aplikasi ini dikembangkan oleh perusahaan Israel, TeleMessage, yang kini dimiliki oleh Smarsh yang berbasis di Portland, Oregon.

    Signal, sebagai platform pesan terenkripsi ujung ke ujung, menekankan bahwa mereka tidak dapat menjamin privasi atau keamanan versi tidak resmi dari aplikasi mereka, The Express Tribune melaporkan.

    Hingga saat ini, TeleMessage, Smarsh, Waltz, dan Gedung Putih belum memberikan komentar resmi terkait insiden peretasan ini.

    Reuters juga belum dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

    Insiden ini menyoroti pentingnya penggunaan aplikasi komunikasi yang aman dan resmi oleh pejabat pemerintah, terutama dalam menangani informasi sensitif dan rahasia negara.

    Profil dan Sosok Mike Waltz

    Mike Waltz adalah sosok berlatar belakang militer dan politisi konservatif yang pernah menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump.

    Karier gemilangnya di bidang pertahanan dan politik tercoreng oleh skandal Signal Gate.

    Waltz bertugas selama 27 tahun di militer, termasuk misi tempur di Afghanistan, Timur Tengah, dan Afrika, serta meraih empat Bintang Perunggu—dua di antaranya untuk keberanian.

    Sebelum terjun ke politik, Waltz menjabat di Pentagon dan Gedung Putih pada masa pemerintahan George W. Bush.

    Di DPR, ia aktif di Komite Intelijen, Angkatan Bersenjata, dan Urusan Luar Negeri, serta vokal mengkritik kebijakan China melalui Gugus Tugas Tiongkok DPR.

    Penasihat Keamanan Nasional Trump

    Pada November 2024, Donald Trump menunjuk Waltz sebagai Penasihat Keamanan Nasional.

    Trump menyebutnya sebagai “pakar dalam ancaman dari China, Rusia, Iran, dan terorisme global.”

    Waltz, yang juga suami dari mantan penasihat keamanan dalam negeri Julia Nesheiwat, dipandang sebagai figur moderat di kabinet Trump.

    Ia hanya bertahan lebih dari 100 hari sebagai penasihat keamanan nasional.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)