Category: Tribunnews.com Internasional

  • Serangan dan Pemindahan Paksa: Warga Palestina Terjepit di Tanah Sendiri – Halaman all

    Serangan dan Pemindahan Paksa: Warga Palestina Terjepit di Tanah Sendiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel telah membatasi akses warga Palestina ke sekitar dua pertiga wilayah Gaza dengan menetapkan sebagian besar kawasan tersebut sebagai zona terlarang, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

    Menurut laporan Al Jazeera, salah satu daerah yang terdampak adalah Rafah, di mana Israel mengeluarkan perintah pemindahan baru pada 31 Maret 2025, dengan peringatan akan adanya serangan militer yang lebih besar.

    Pembatasan ini juga mencakup bagian dari Kota Gaza.

    Pada Jumat pagi, 4 April 2025, pasukan Israel melancarkan serangan darat baru di Kota Gaza untuk memperluas apa yang mereka sebut sebagai zona keamanan.

    Kejadian ini memicu gelombang pengungsian massal terbesar selama konflik ini, yang memaksa ratusan ribu warga Palestina yang sebelumnya sudah mengungsi untuk kembali meninggalkan tempat tinggal mereka.

    Perjuangan terbesar yang dihadapi warga Palestina saat ini adalah pengungsian.

    Abu Hazem Khalef, seorang pria lanjut usia yang mengungsi dari wilayah timur Kota Gaza, menyatakan, “Kami dipaksa pergi dan kami bahkan tidak tahu harus ke mana.”

    JALUR GAZA – Peta Jalur Gaza yang dirilis OCHA PBB pada 4 April 2025, memperlihatkan zona terlarang. OCHA menyebut dua pertiga wilayah Jalur Gaza berada di bawah perintah pengungsian Israel atau di zona terlarang, semua penyeberangan ditutup. (X OCHA OPT (Palestine)/@ochaopt)

    Sementara itu, Mahmoud al-Gharabli, warga Palestina lainnya, menambahkan, “Kami kelelahan dan benar-benar hancur.” Banyak yang mencari tempat yang aman untuk mendirikan tenda, tetapi tidak jelas kemana mereka harus pergi.

    Serangan militer tersebut dilakukan setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam akan meningkatkan tekanan militer terhadap Hamas.

    Kembali pada Jumat, pasukan Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menewaskan sedikitnya 38 orang, sementara serangan sehari sebelumnya menyebabkan 112 kematian, mayoritas diantaranya perempuan dan anak-anak.

    Kondisi di Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza sangat memprihatinkan, dengan laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa banyak mayat tergeletak di lantai, dan dokter merasa tak berdaya dalam menyelamatkan nyawa.

    Gencatan Senjata Runtuh

    Israel melanjutkan serangannya ke Gaza sejak 18 Maret 2025, mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan.

    Upaya perundingan dengan Hamas untuk mencapai kesepakatan lebih lanjut mengalami kebuntuan.

    Netanyahu menuntut agar Hamas membebaskan 59 sandera Israel yang tersisa sebagai imbalan untuk tahanan Palestina dan bantuan kemanusiaan.

    Namun, Israel menolak untuk berkomitmen mengakhiri perang atau menarik pasukannya dari Gaza.

    Netanyahu juga menuntut agar Hamas melucuti senjatanya, sebuah syarat yang disebut oleh Hamas sebagai garis merah.

    Sementara itu, Hamas mengusulkan untuk kembali ke kerangka gencatan senjata tiga tahap yang telah disepakati sebelumnya dan menawarkan pembebasan seluruh sandera secara bersamaan sebagai imbalan untuk gencatan senjata permanen.

    Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, lebih dari 50.523 warga Palestina telah tewas dan sekitar 114.638 orang mengalami luka-luka.

    Di sisi lain, sebanyak 1.139 orang tewas di Israel akibat serangan Hamas, dengan lebih dari 200 orang masih disandera.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Houthi Menanggapi Klaim Iran Tarik Pasukan dari Yaman – Halaman all

    Houthi Menanggapi Klaim Iran Tarik Pasukan dari Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior dari kelompok Houthi, juga dikenal sebagai Ansar Allah Yaman, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menanggapi laporan tentang penarikan pasukan Iran dari Yaman.

    Laporan tersebut muncul di tengah serangan militer yang diluncurkan oleh Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi.

    Mengutip sebuah laporan dari The Telegraph, pada Kamis, 3 April 2025, dilaporkan bahwa Iran mulai menarik personel militernya dari Yaman.

    Namun, pejabat Houthi membantah keberadaan pasukan Iran di wilayah tersebut.

    “Masalahnya, tidak ada pasukan Iran di Yaman yang bisa ditarik,” ujar pejabat tersebut.

    “Jadi ini bukan sesuatu yang perlu dibantah, tapi cukup ditertawakan.”

    Serangan militer AS terhadap kelompok Houthi dimulai pada 15 Maret 2025, dan merupakan operasi militer paling intensif yang dilakukan sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden.

    Trump, yang berkomitmen untuk menjaga perdamaian di Timur Tengah, mengancam balasan langsung terhadap Iran sambil mencoba untuk menghidupkan kembali negosiasi mengenai program nuklir Iran.

    Pejabat Houthi juga mengomentari klaim Trump bahwa serangan AS telah menyebabkan kematian sejumlah pemimpin senior Houthi.

    Moammar al-Eryani, mantan menteri informasi pemerintah Yaman yang digulingkan oleh Houthi, sebelumnya menyatakan bahwa hingga 70 anggota Houthi tewas dalam serangan tersebut.

    Pejabat Houthi menekankan bahwa sejak awal eskalasi serangan AS, mereka sudah memiliki informasi yang cukup mengenai target-target yang diserang.

    “Kami telah mengambil semua langkah pencegahan untuk menghindari dampak buruk apa pun, dan dengan rahmat Allah, kami berhasil melakukannya,” ujarnya.

    Ia juga menyatakan bahwa mereka menganggap agresi AS sebagai kegagalan, karena tidak mencapai tujuan apa pun kecuali menewaskan warga sipil.

    Dalam konteks konflik yang lebih luas, Houthi sebelumnya meluncurkan serangan terhadap Israel dan lalu lintas maritim di Laut Merah.

    Setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza pada Januari, Houthi sempat menghentikan serangannya.

    Namun, serangan dilanjutkan ketika Israel dianggap melanggar kesepakatan tersebut.

    “Operasi militer kami terus berjalan dan tidak pernah berhenti. Kami tidak mengizinkan kapal Israel melintasi wilayah kami sejak kami mengumumkan larangan tersebut sebagai respons terhadap penolakan Israel atas kesepakatan di Gaza,” jelas pejabat Houthi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Insiden Viral Pramugari Digigit Penumpang di Penerbangan Shenzhen Airlines – Halaman all

    Insiden Viral Pramugari Digigit Penumpang di Penerbangan Shenzhen Airlines – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penerbangan Shenzhen Airlines di China mengalami penundaan yang cukup signifikan selama dua jam akibat insiden yang melibatkan salah satu pramugari.

    Insiden ini terjadi saat pramugari berusaha untuk melerai pertengkaran antara dua penumpang yang dipicu oleh masalah bau badan.

    Menurut laporan dari South China Morning Post (SCMP), insiden tersebut terjadi pada 1 April, ketika pesawat bersiap terbang dari Shenzhen menuju Shanghai.

    Pertengkaran ini dimulai ketika dua penumpang perempuan yang duduk bersebelahan saling mengadu.

    Salah satu penumpang mengeluh tentang bau badan penumpang di sampingnya.

    Namun, penumpang yang dipermasalahkan justru membalas dengan keluhan terhadap aroma parfum yang terlalu menyengat.

    Meski awalnya hanya berupa adu mulut, situasi ini semakin memanas dan berujung pada konfrontasi fisik.

    Ketika pertengkaran berlangsung, dua pramugari yang didampingi oleh dua rekannya segera turun tangan untuk melerai.

    Sayangnya, dalam upaya tersebut, salah satu pramugari malah mengalami insiden yang tak terduga—ia digigit oleh salah satu penumpang.

    Akibat gigitan tersebut, lengan pramugari berdarah dan ia segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

    Pihak berwenang pun mengamankan kedua penumpang yang terlibat dalam perkelahian.

    Namun, hingga kini belum ada informasi mengenai sanksi yang akan diberikan kepada mereka.

    Sebagai respons terhadap insiden ini, seluruh penumpang diminta turun dari pesawat, dan penerbangan akhirnya berangkat setelah penundaan selama dua jam.

    Shenzhen Airlines dalam pernyataannya menyatakan, “Kami berupaya sebaik mungkin untuk melindungi hak-hak hukum penumpang dan karyawan kami.” Mereka juga mengimbau para penumpang untuk mematuhi peraturan dan bersikap lebih beradab selama penerbangan.

    Insiden ini tak hanya mengundang perhatian media, tetapi juga ramai diperbincangkan di media sosial.

    Namun, insiden seperti ini bukanlah hal baru di China.

    Sebelumnya, pada Mei tahun lalu, dua penumpang pria terlibat perkelahian dalam penerbangan dari Taipei ke Los Angeles, yang juga menyebabkan salah satu pramugari dipukul saat mencoba melerai.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Netanyahu Bertemu Trump: Strategi Menghadapi Tarif Impor 17 Persen – Halaman all

    Netanyahu Bertemu Trump: Strategi Menghadapi Tarif Impor 17 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel kini berada dalam situasi yang cukup sulit setelah terpapar tarif impor baru sebesar 17 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.

    Dalam upaya untuk mengatasi dampak dari kebijakan ini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan negosiasi dengan pihak Gedung Putih untuk mencari kemungkinan pengurangan tarif tersebut.

    Apa Dampak dari Kebijakan Tarif Trump?

    Israel, yang dikenal sebagai sekutu dekat Amerika Serikat, mendapati dirinya terjerat dalam kebijakan perdagangan yang ketat.

    Trump tidak menunjukkan tanda-tanda melunak, bahkan kebijakan tarif baru ini diumumkan hanya sehari setelah Israel mencabut semua bea masuk atas impor dari AS.

    Asosiasi Produsen Israel (MAI) menggambarkan keputusan ini sebagai “sangat mengejutkan”, karena menimbulkan tantangan besar bagi perekonomian negara tersebut.

    Menyikapi situasi ini, pemerintah Israel berusaha keras untuk berkomunikasi dengan otoritas AS, dengan harapan bisa mendapatkan pengecualian dari tarif yang dikenakan.

    Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menegaskan bahwa Kementerian Keuangan sedang melakukan dialog dengan pemerintah AS untuk memperkecil dampak dari tarif impor baru ini.

    Siapa yang Terlibat dalam Negosiasi?

    Untuk mempercepat proses negosiasi, Netanyahu dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Trump di Gedung Putih pada 6 Februari 2025.

    Menariknya, kunjungan ini menjadikan Netanyahu sebagai pemimpin asing pertama yang mencoba melakukan negosiasi langsung mengenai tarif impor dengan Presiden Trump.

    Sumber-sumber yang mengetahui rencana tersebut menyebutkan bahwa selain membahas tarif, kunjungan Netanyahu juga akan berfokus pada masalah Gaza dan isu-isu lain di kawasan tersebut.

    Mengapa Trump Memberlakukan Tarif Impor Ini?

    Donald Trump menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi defisit perdagangan AS, melindungi industri dalam negeri, dan memperbaiki keseimbangan perdagangan dengan negara lain.

    Data yang ada menunjukkan defisit perdagangan AS mencapai 12 triliun dollar AS dengan 92 negara pada tahun 2024, yang menurut Trump, adalah situasi darurat nasional.

    Dengan kebijakan ini, Trump berharap dapat meningkatkan pendapatan AS hingga 600 miliar dollar AS per tahun.

    Peter Navarro, penasihat perdagangan Gedung Putih, menambahkan bahwa jika target ini tercapai, ini akan menjadi lonjakan penerimaan pajak terbesar negeri itu sejak Perang Dunia II.

    Dalam situasi yang menegangkan ini, Netanyahu dan pemerintah Israel berupaya untuk mengamankan keuntungan bagi ekonomi mereka, sambil menghadapi tantangan yang datang dari kebijakan perdagangan yang agresif.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tarif Impor Donald Trump: Ancaman bagi Industri Otomotif – Halaman all

    Tarif Impor Donald Trump: Ancaman bagi Industri Otomotif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dampak dari kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, semakin terasa di industri otomotif.

    Terbaru, raksasa otomotif Stellantis mengumumkan pemutusan hubungan kerja sementara terhadap 900 karyawan di pabrik-pabriknya di Amerika Serikat.

    Keputusan ini tidak hanya berimplikasi pada Stellantis, tetapi juga berpengaruh pada perusahaan-perusahaan otomotif lainnya seperti Nissan dan Volkswagen.

    Mengapa Stellantis Memutuskan PHK Sementara?

    Stellantis mengumumkan pemutusan hubungan kerja sementara setelah tarif impor yang tinggi terhadap Kanada dan Meksiko memicu ketidakstabilan di pasar otomotif.

    Kebijakan ini telah menyebabkan “perang dagang,” yang membuat perusahaan harus menghentikan sementara pabrik yang beroperasi di AS.

    Pabrik-pabrik tersebut berfungsi untuk memproduksi sistem transmisi dan stamping untuk diler di Kanada.

    Dalam pengumuman resminya yang dikutip CNN International, Stellantis menjelaskan bahwa meskipun karyawan yang terimbas tidak akan langsung kehilangan gaji berkat kesepakatan kontrak serikat pekerja.

    Meski begitu mereka tetap berisiko kehilangan penghasilan jika pemberhentian produksi di pabrik Meksiko dan Kanada diperpanjang.

    Bagaimana Rencana Perusahaan ke Depan?

    Selain PHK, Stellantis juga merencanakan penutupan pabrik perakitan di Toluca, Meksiko, yang memproduksi Jeep Compass dan Wagoneer S, pada April 2025.

    Sebagai langkah responsif untuk mengurangi kerugian akibat tarif impor, Stellantis menawarkan diskon khusus untuk seluruh lini produk mereka, termasuk Ram, Dodge, dan Chrysler.

    Diskon ini diharapkan dapat menarik minat konsumen dan meningkatkan penjualan di tengah kekhawatiran kenaikan harga kendaraan akibat tarif 25 persen.

    Bagaimana Kebijakan Tarif Mempengaruhi Produsen Mobil Lainnya?

    Kebijakan tarif impor juga berdampak signifikan pada produsen mobil Jepang, seperti Nissan.

    Perusahaan ini terpaksa menghentikan penjualan SUV QX50 dan SUV crossover coupe QX55 yang diproduksi di pabrik Aguascalientes, Meksiko.

    Sementara itu, Volkswagen memberi tahu para diler di AS bahwa mereka akan menambah biaya impor untuk mobil yang dikirim dari Eropa dan Meksiko.

    Ini dapat menyebabkan kenaikan harga jual mobil Volkswagen di AS, yang berpotensi mempengaruhi daya beli konsumen.

    Apa yang Dilakukan Produsen Lainnya?

    Di sisi lain, Ford Motor Co dan Hyundai mengambil langkah berbeda.

    Keduanya mengumumkan program diskon untuk kendaraan yang diimpor dari luar AS.

    “Kami tahu konsumen khawatir terhadap potensi kenaikan harga dan kami ingin memberikan stabilitas dalam beberapa bulan ke depan,” ungkap Jose Munoz, CEO Hyundai.

    Langkah ini diambil untuk menjaga daya tarik harga dan memastikan volume penjualan tetap stabil, meski terjadi perubahan dalam biaya produksi akibat kebijakan tarif.

    Kebijakan tarif impor Trump telah menyebabkan dampak yang mendalam di industri otomotif, dari PHK massal hingga perubahan strategi penjualan oleh produsen mobil.

    Perusahaan harus beradaptasi dengan cepat untuk mengatasi tantangan yang ada, dengan harapan dapat menjaga stabilitas dan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

    Ketidakpastian yang dihasilkan oleh kebijakan ini menuntut perhatian dari semua pemangku kepentingan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi industri otomotif.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tarif Impor Trump, Begini Respons Indonesia dan Negara Asia – Halaman all

    Tarif Impor Trump, Begini Respons Indonesia dan Negara Asia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah di Asia, termasuk Indonesia, India, dan Vietnam, kini tengah melakukan lobi secara intensif kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk meminta pengurangan tarif impor yang baru diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.

    Dalam konteks ini, bagaimana respons Indonesia dan negara-negara lain terhadap kebijakan tarif baru ini?

    Apa Dampak Tarif Impor Terhadap Ekspor Indonesia?

    Setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan tarif impor tinggi sebesar 32 persen untuk barang-barang asal Indonesia, pemerintah Indonesia merespons dengan mengirimkan tim lobi tingkat tinggi ke Gedung Putih.

    Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, menyatakan bahwa pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk menyikapi kebijakan tarif baru ini.

    Pemerintah Indonesia juga sedang menghitung dampak dari penerapan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh AS, dan tengah mengkaji berbagai langkah untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.

    Hasan menekankan, “Melalui cara ini pemerintah berharap agar kebijakan tarif Trump tidak berdampak banyak bagi ekspor Indonesia.” Total nilai ekspor Indonesia ke AS pada Februari 2025 mencapai 235 miliar dollar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Bagaimana dengan Negara-Negara Lain di Asia?

    Negara-negara lain di Asia juga tidak tinggal diam.

    India, misalnya, tengah melakukan lobi untuk menuntut pengurangan tarif yang dikenakan sebesar 26 persen.

    Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India sedang mengupayakan penyelesaian cepat melalui Perjanjian Perdagangan Bilateral yang saling menguntungkan dengan AS.

    Di sisi lain, Vietnam menghadapi situasi yang lebih serius dengan tarif impor yang mencapai 46 persen.

    Presiden Vietnam, To Lam, melakukan komunikasi langsung dengan Trump, berharap agar tarif tersebut dapat dikurangi.

    Trump mengkonfirmasi bahwa percakapan dengan To Lam sangat produktif dan menyebutkan bahwa Vietnam bersedia memangkas tarif barang dari AS menjadi nol jika berhasil mencapai kesepakatan yang menguntungkan.

    Apa Harapan dari Lobi-lobi Ini?

    Dengan berbagai upaya yang dilakukan, baik oleh Indonesia, India, maupun Vietnam, semua negara berharap agar kebijakan tarif baru dari AS tidak menghancurkan potensi ekspor mereka.

    Keberhasilan lobi ini diharapkan dapat memberikan kelonggaran dalam perdagangan dan mendorong hubungan ekonomi yang lebih baik di masa mendatang.

    Sebagai kesimpulan, persaingan untuk melobi pemerintah AS ini menunjukkan betapa pentingnya kebijakan perdagangan bagi perekonomian negara-negara Asia.

    Dengan total nilai ekspor yang signifikan, negara-negara ini berharap dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan untuk memastikan keberlanjutan perdagangan di kawasan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tarif Impor Trump Dituduh Merugikan Bisnis AS – Halaman all

    Tarif Impor Trump Dituduh Merugikan Bisnis AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perusahaan asal Florida, Simplified yang bergerak dalam produksi alat bisnis eceran, telah melayangkan gugatan terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Gugatan ini mencuat sebagai reaksi terhadap kebijakan tarif impor yang dianggap merugikan bisnis mereka.

    Simplified, yang berkantor pusat di Pensacola, Florida, mengalami kerugian parah akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Trump.

    Mengutip dari Politico, gugatan ini merupakan yang pertama diterima oleh Trump setelah pengumuman kebijakan tarif tertinggi.

    Dalam pengaduan yang diajukan ke pengadilan federal pada 4 April 2025, Simplified mengungkapkan bahwa mereka menghadapi pembengkakan kerugian, karena harus membayar lebih untuk produk-produk mentah yang diimpor dari Tiongkok.

    Kenapa Simplified Menggugat?

    Dalam gugatan tersebut, Simplified menuduh bahwa Trump secara tidak sah mengabaikan kewenangan Kongres dengan mengenakan tarif berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional tahun 1977.

    Mereka meminta agar hakim memblokir penerapan tarif dan membatalkan perubahan yang dilakukan Trump pada jadwal tarif AS.

    Salah satu poin penting dalam gugatan ini adalah bahwa tarif harus dikenakan dengan izin dari Kongres, dan harus berdasarkan undang-undang perdagangan yang memerlukan investigasi serta penemuan fakta yang mendetail. “Ia akan diberitahu untuk menyatakan keadaan darurat nasional berdasarkan beberapa masalah nasional yang sudah berlangsung lama,” demikian isi gugatan.

    Siapa Lagi yang Menggugat Trump?

    Tidak hanya Simplified, lembaga hukum terkemuka di AS, The New Civil Liberties Alliance (NCLA), juga melayangkan gugatan terhadap Trump.

    Gugatan ini merupakan respons terhadap kebijakan tarif resiprokal yang baru diumumkan.

    Menurut Andrew Morris, Penasihat Litigasi Senior NCLA, tindakan Trump untuk memberlakukan tarif pada barang-barang dari China melanggar konstitusi, merampas hak Kongres, dan mengganggu pemisahan kekuasaan yang dijamin oleh Konstitusi AS.

    Apa Tanggapan Dari Gedung Putih?

    Meskipun belum ada tanggapan resmi dari perwakilan Gedung Putih mengenai gugatan ini, Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kristi Noem, yang juga menjadi tergugat, membela kebijakan tarif tersebut.

    Dia menegaskan bahwa kebijakan ini perlu diterapkan agar AS tidak bergantung pada rantai pasokan dari negara asing dan untuk menjauhkan industri AS dari praktik perdagangan ilegal.

    Apa Dampak Kebijakan Tarif Ini?

    Sebelum gugatan ini, Trump memperluas tarif impor terhadap produk Tiongkok hingga 34 persen pada semua barang yang diimpor.

    Dengan tambahan tarif baru ini, barang-barang asal Tiongkok di AS kini dikenakan bea masuk lebih dari 54 persen.

    Langkah ini dianggap sebagai eskalasi paling tajam dalam perang dagang antara AS dan China, yang dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Tiongkok hingga 25 poin persentase dan memicu penurunan permintaan serta ekspor global.

    Sebagai bentuk balasan, Tiongkok telah mengeluarkan 11 perusahaan AS dari daftar entitas yang dapat dipercayai dan memberlakukan pembatasan ekspor terhadap 16 perusahaan AS.

    Mereka juga memberlakukan larangan ekspor terhadap tujuh jenis mineral tanah jarang seperti samarium dan gadolinium.

    Secara keseluruhan, gugatan ini mencerminkan ketegangan yang meningkat antara pengusaha AS, kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Trump, dan dampak ekonomi yang lebih luas dari perang dagang antara AS dan China.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • PBB: Israel Ubah Dua Pertiga Wilayah Gaza Menjadi Zona Terlarang – Halaman all

    PBB: Israel Ubah Dua Pertiga Wilayah Gaza Menjadi Zona Terlarang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel membatasi akses warga Palestina ke sekitar dua pertiga wilayah Gaza dengan menetapkan sebagian besar wilayah sebagai zona terlarang atau melalui perintah pemindahan paksa.

    Hal itu disampaikan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

    Mengutip Al Jazeera, salah satu wilayah yang termasuk dalam zona terlarang tersebut adalah Rafah.

    Di Rafah, militer Israel mengeluarkan perintah pemindahan baru pada 31 Maret lalu, dengan peringatan bahwa mereka akan kembali “bertempur dengan kekuatan besar”.

    Pembatasan ini juga mencakup sebagian Kota Gaza.

    Pada Jumat (4/4/2025) pagi, pasukan Israel melancarkan serangan darat baru di Kota Gaza untuk memperluas apa yang mereka sebut sebagai “zona keamanan”.

    Eskalasi ini memicu salah satu gelombang pengungsian massal terbesar selama perang, memaksa ratusan ribu warga Palestina, banyak di antaranya sudah mengungsi berkali-kali, untuk kembali meninggalkan tempat tinggal mereka.

    “Perjuangan terbesar kami sekarang adalah pengungsian,” ujar Abu Hazem Khalef, seorang pria lanjut usia yang mengungsi dari wilayah timur Kota Gaza, kepada Al Jazeera.

    “Saya menuju ke wilayah barat Kota Gaza, mencari tempat di mana saya bisa mendirikan tenda.”

    “Kami dipaksa pergi, dan kami bahkan tidak tahu harus ke mana,” tambah Mahmoud al-Gharabli, warga Palestina lainnya yang juga mengungsi.

    “Kami kelelahan dan benar-benar hancur.”

    Ancaman Netanyahu

    Serangan militer tersebut dilakukan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan meningkatkan tekanan militer untuk memaksa Hamas menyetujui tuntutan Israel.

    “Kami sekarang membagi Jalur Gaza dan meningkatkan tekanan, selangkah demi selangkah, agar mereka menyerahkan sandera kami,” kata Netanyahu dalam pesan video pada Rabu (2/4/2025).

    Pada Jumat, pasukan Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran yang menewaskan sedikitnya 38 orang, menurut sumber medis kepada Al Jazeera.

    Sehari sebelumnya, Kamis, serangan serupa dilaporkan menewaskan 112 orang, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

    Kondisi di Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza, yang juga dikenal sebagai Rumah Sakit Baptis, sangat memprihatinkan.

    Banyak korban dari wilayah utara dibawa ke fasilitas ini.

    “Kami melihat mayat-mayat tergeletak di lantai, jumlahnya mencapai puluhan,” kata kontributor Al Jazeera, Hani Mahmoud.

    “Para dokter tampak tak berdaya. Mereka tidak tahu harus berbuat apa.”

    “Dalam kondisi seburuk ini, mereka tidak bisa menyelamatkan nyawa siapa pun.”

    Kebuntuan Gencatan Senjata

    Israel kembali melanjutkan serangannya ke Gaza sejak 18 Maret 2025, mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan.

    Upaya perundingan dengan Hamas gagal mencapai kesepakatan lanjutan.

    Netanyahu menginginkan agar Hamas membebaskan 59 sandera Israel yang tersisa dengan imbalan tahanan Palestina dan bantuan kemanusiaan, namun Israel menolak berkomitmen untuk mengakhiri perang atau menarik pasukan dari Gaza.

    Untuk kesepakatan gencatan senjata berikutnya, Netanyahu bersikeras agar Hamas melucuti senjatanya, tuntutan yang disebut Hamas sebagai “garis merah”.

    Netanyahu juga menginginkan kendali penuh atas keamanan di Gaza dan berencana mengusir warga Palestina dari wilayah tersebut.

    Sementara itu, Hamas menyerukan kembalinya pada kerangka gencatan senjata tiga tahap yang pernah disepakati sebelumnya.

    Mereka juga menawarkan pembebasan seluruh sandera secara bersamaan sebagai imbalan atas gencatan senjata permanen.

    Sejak 7 Oktober 2023, perang Israel di Gaza telah menewaskan 50.523 warga Palestina dan melukai 114.638 orang.

    Di sisi lain, sebanyak 1.139 orang tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober, dan lebih dari 200 orang disandera.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Netanyahu Kelimpungan Israel Kena Tarif Impor Trump,  Ajak AS Berunding Minta Kortingan – Halaman all

    Netanyahu Kelimpungan Israel Kena Tarif Impor Trump,  Ajak AS Berunding Minta Kortingan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Israel Benyamin Netanyahu diketahui tengah berunding dengan juru bicara Gedung Putih di untuk mendapat pengurangan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

    Upaya ini dilakukan pemerintah Israel usai sekutu dekat AS ini terdampak tarif baru Trump sebesar 17 persen.

    Meski Israel merupakan sekutu terdekat AS, hal ini tak lantas membuat Trump melunak.

    Trump justru semakin agresif memberlakukan kebijakan tarif impor baru terhadap negara-negara yang dianggap sebagai kawan dan lawan, termasuk di antaranya ke Israel.

    Mengutip dari The Guardian, adapun kebijakan tarif impor diumumkan Trump hanya sehari setelah Israel menghapus seluruh bea masuk yang tersisa atas impor dari AS.

    Asosiasi Produsen Israel (MAI) mengatakan pengumuman tarif Trump benar-benar mengejutkan mereka, lantaran keputusan tersebut menimbulkan “tantangan besar” bagi ekonomi Israel.

    Israel Lobi Trump 

    Mengantisipasi terjadinya gonjang-ganjing ekonomi di tengah perang, pemerintah Israel mengungkap pihaknya sedang menghubungi otoritas AS “untuk menjamin pengecualian Israel”.

    Pejabat Israel juga mengatakan, bahwa mereka telah berkomunikasi dengan otoritas AS dan Israel untuk memastikan pengecualian Israel.

    “Kementerian Keuangan terus melakukan dialog dengan pemerintah AS dengan tujuan mengurangi cakupan tarif dan mengurangi dampaknya terhadap industri Israel,” tulis Menteri Keuangan Bezalel Smotrich di X.

    Netanyahu Akan Temui Trump

    Untuk mempercepat proses negosiasi, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan akan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih pada Senin (6/4/2025) waktu Amerika Serikat.

     Hal ini diungkap empat sumber yang mengetahui rencana itu mengkonfirmasi kabar tersebut.

    Tak dirinci dengan siapa Netanyahu akan bertandang ke AS untuk menemui Presiden Donald Trump.

    Namun sumber itu mengatakan kunjungan Netanyahu menjadikan dirinya sebagai pemimpin asing pertama yang bertemu langsung dengan Trump untuk mencoba merundingkan kesepakatan terkait tarif.

    Lebih lanjut selain membahas tarif impor, kunjungan Netanyahu ke AS dimaksudkan untuk membahas Gaza dan sejumlah isu lainnya di kawasan tersebut.

    Alasan Trump Memberlakukan Tarif Impor

    Trump berdalih upayanya ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS, melindungi industri dalam negeri serta memperbaiki keseimbangan perdagangan dengan negara-negara lain.

    Trump beranggapan kebijakan menaikkan tarif sebagai jalan keluar menyembuhkan ekonomi AS dari defisit perdagangan 

    ”Kita akhirnya mengutamakan Amerika,” kata Trump.

    Ini lantaran data perdagangan AS di tahun 2024 menunjukkan bahwa negara Hollywood ini mengalami defisit perdagangan barang sebesar 1,2 triliun dollar AS dengan 92 negara.

    Trump menganggap defisit perdagangan yang dialami AS saat ini adalah kondisi darurat nasional, sehingga pemerintah perlu memberlakukan kebijakan agresif.

    Lewat cara ini penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, mengatakan, kebijakan tarif baru akan mendongkrak pendapatan AS hingga 600 miliar dollar AS per tahun.

    Jika target tersebut terwujud, pendapatan itu akan menjadi lonjakan penerimaan pajak terbesar negeri itu sejak Perang Dunia II.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Houthi Tertawa atas Klaim Iran Tinggalkan Yaman di Tengah Serangan AS – Halaman all

    Houthi Tertawa atas Klaim Iran Tinggalkan Yaman di Tengah Serangan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Ansar Allah Yaman, yang lebih dikenal sebagai kelompok Houthi, mengejek laporan yang menyebut bahwa Iran menarik diri dari Yaman di tengah serangan Amerika Serikat.

    Mengutip seorang pejabat tinggi Iran, The Telegraph melaporkan pada Kamis (3/4/2025) bahwa Iran telah mulai menarik personel militernya dari Yaman.

    Pejabat tersebut meyakini bahwa Houthi tidak akan mampu bertahan dalam beberapa bulan mendatang—atau bahkan dalam hitungan hari.

    Namun dalam wawancara dengan Newsweek pada Jumat (4/4/2025), seorang pejabat senior Houthi menertawakan laporan tersebut dan membantah keberadaan pasukan Iran di Yaman.

    “Masalahnya, tidak ada pasukan Iran di Yaman yang bisa ditarik,” ujarnya.

    “Jadi ini bukan sesuatu yang perlu dibantah, tapi cukup ditertawakan.”

    Pejabat itu juga membantah klaim Presiden AS Donald Trump yang menyebut bahwa serangan AS telah menewaskan sejumlah pemimpin senior Houthi—klaim yang didukung oleh Moammar al-Eryani, mantan menteri informasi pemerintah Yaman yang digulingkan oleh Houthi satu dekade lalu.

    Eryani sebelumnya mengatakan bahwa hingga 70 anggota Houthi tewas dalam serangan tersebut, termasuk beberapa komandan lapangan terkemuka dan anggota elit Korps Garda Revolusi Islam Iran.

    PEJUANG HOUTHI – Foto ini diambil dari Telegram Houthi pada Jumat (28/3/2025) memperlihatkan pejuang Houthi memegang senjata dalam sebuah foto peringatan 10 tahun perang Yaman yang diunggah pada Kamis (27/3/2025). Pejabat Houthi menertawakan klaim yang menyebut pasukan Iran telah meninggalkan Yaman di tengah serangan udara dari Amerika Serikat. (Telegram Houthi)

    Namun, menurut pejabat Houthi itu, informasi tersebut tidak akurat.

    “Semua informasi itu menyesatkan dan jauh dari kenyataan. Sejak awal eskalasi serangan AS terhadap Yaman, publikasi informasi semacam itu, baik tentang penghancuran kemampuan militer maupun penargetan para pemimpin, tidak ada yang benar,” tegasnya.

    “Di Sanaa, sejak awal kami sudah memiliki informasi yang cukup dan detail mengenai serangan pertama Amerika dan target-targetnya. Kami pun telah mengambil semua langkah pencegahan untuk menghindari dampak buruk apa pun, dan dengan rahmat Allah, kami berhasil melakukannya.”

    Ia juga menambahkan:

    “Karena itu, kami menganggap agresi Amerika sebagai kegagalan sejak hari pertama. Serangan itu tidak mencapai tujuan apa pun, kecuali membunuh warga sipil.”

    Serangan AS Terhadap Yaman

    Sebagai informasi, Amerika Serikat telah meluncurkan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman sejak 15 Maret 2025.

    Dilansir Newsweek, serangan ini menjadi operasi militer paling intensif yang dilakukan AS sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu, dengan janji menjaga perdamaian di Timur Tengah.

    Trump juga mengancam akan melakukan balasan langsung terhadap Iran, meski di saat yang sama ia berupaya menghidupkan kembali negosiasi terkait program nuklir negara itu.

    Hampir tujuh tahun setelah Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada masa kepresidenannya yang pertama, Trump dikabarkan telah memberikan tenggat waktu 60 hari kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam sebuah surat yang disampaikan bulan lalu, untuk negosiasi ulang.

    Sebelumnya, Houthi telah melancarkan serangan terhadap Israel serta lalu lintas maritim di Laut Merah dan perairan sekitarnya.

    Houthi sempat menghentikan serangan pada Januari setelah tercapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

    Namun, serangan kembali dilanjutkan setelah Israel dianggap melanggar kesepakatan tersebut.

    “Operasi militer kami terus berjalan dan tidak pernah berhenti. Kami tidak mengizinkan kapal Israel melintasi wilayah kami sejak kami mengumumkan larangan tersebut sebagai respons terhadap penolakan Israel atas kesepakatan di Gaza. Hingga kini, tidak ada satu pun kapal yang lolos,” ujar pejabat Houthi itu.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)