Category: Tribunnews.com Internasional

  • Sebelum Wafat, Paus Fransiskus Ternyata Telepon Gereja Gaza Setiap Hari selama Lebih dari Setahun – Halaman all

    Sebelum Wafat, Paus Fransiskus Ternyata Telepon Gereja Gaza Setiap Hari selama Lebih dari Setahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) dalam usia 88 tahun.

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan itu meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Sebelum meninggal, Paus Fransiskus berbicara berkali-kali tentang konflik di Gaza dan terus berhubungan dengan sekelompok orang Kristen Palestina di Jalur Gaza.

    Hal ini sebagaimana diungkapkan Pastor Gabriel Romanelli, seorang pendeta di Gereja Keluarga Kudus ritus Latin di Gaza.

    Ia mengatakan kepada BBC Newshour bahwa Paus Fransiskus menelepon mereka setiap hari selama lebih dari satu setengah tahun untuk memeriksa keselamatan mereka – dan bahkan mempelajari beberapa frasa bahasa Arab.

    “Ia (Paus Fransiskus) memanggil kami dan memberikan berkat. Ia mengucapkan terima kasih atas doa-doa kami untuknya.”

    “Tidak mudah untuk tinggal di sini,” kata Romanelli, Selasa (22/4/2025), dilansir BBC.

    “Jadi sebagai seorang pendeta di sini, merasakan kedekatan dengan Paus sendiri bagi kami merupakan tanda yang sangat jelas dan sangat kuat akan belas kasihan Tuhan dan dorongan untuk melayani Tuhan di Gereja-Nya,” ungkapnya.

    Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Gaza

    Dalam pidatonya pada Minggu Paskah di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan, Paus Fransiskus memilih untuk mengungkapkan “kedekatannya dengan penderitaan umat Kristen di Palestina dan Israel, dan dengan seluruh rakyat Israel dan Palestina”.

    Ia melanjutkan dengan menyatakan bahwa ia “memikirkan masyarakat Gaza, dan khususnya komunitas Kristen di sana, di mana konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan.”

    Dikutip dari Al Jazeera, tentu saja pidato itu merujuk pada genosida yang sedang dilakukan Israel di Jalur Gaza, yang secara resmi telah menewaskan lebih dari 51.200 warga Palestina sejak Oktober 2023.

    Paus Fransiskus mengakhiri pemikirannya mengenai “konflik mengerikan” ini dengan “seruan kepada pihak-pihak yang bertikai: serukan gencatan senjata, bebaskan para sandera, dan bantulah orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai!”

    Paus Fransiskus memilih untuk menggunakan bahasa yang tidak mencerminkan kengerian yang sedang terjadi di Gaza.

    Meskipun ia tidak menunjukkan secara pasti siapa yang harus disalahkan atas fakta bahwa kini ada “orang-orang yang kelaparan” yang membutuhkan bantuan – ini tentu saja merujuk pada keputusan Israel pada awal Maret untuk menghentikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza -sebuah tindakan yang merupakan bentuk kelaparan paksa dan kejahatan perang.

    Sementara itu, di Jalur Gaza, umat Kristen berkumpul dalam ketakutan pada Minggu Paskah di Gereja Santo Porphyrius di Kota Gaza, yang dibom pada Oktober 2023 tak lama setelah dimulainya genosida.

    Serangan itu menewaskan sebanyak 18 warga Palestina yang mengungsi di sana, termasuk umat Kristen.

    Di Tepi Barat dan Yerusalem, pejabat Israel menggagalkan akses ke tempat-tempat suci bagi banyak anggota komunitas Kristen, yang telah mengalami peningkatan serangan oleh pemukim Yahudi dan bentuk-bentuk penganiayaan lain yang didukung negara.

    Hanya sekitar 6.000 warga Palestina Tepi Barat yang menerima izin dari Israel untuk menghadiri kebaktian Paskah tahun ini di Gereja Makam Suci di Yerusalem Timur yang diduduki, yang secara terduga dimiliterisasi untuk acara tersebut.

    Seperti yang dicatat Al Jazeera, “bahkan perwakilan Vatikan di Palestina ditolak masuk ke gereja”.

    PERSAHABATAN PAUS FRANSISKUS – Momen Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar menyalami dan mencium pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiskus, yang berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 5 September 2024. Pada 21 April 2025, Paus Fransiskus wafat setelah sempat menjalani perawatan sakit pneumonia. (Tribunnews.com/Handout)

    Rencana Pemakaman Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus diketahui menghindari banyak kemegahan dan upacara Gereja.

    Paus Fransiskus meminta agar jenazahnya tidak diletakkan di atas panggung tinggi, yang merupakan upacara pemakaman tradisional, di tengah Basilika Santo Petrus untuk penghormatan terakhir dari masyarakat.

    Sebaliknya umat beriman yang datang untuk berkabung hanya akan dapat melihat jasadnya di dalam peti jenazah yang tutupnya telah dibuka.

    Pemakamannya, menurut adat Gereja, biasanya diadakan dalam waktu empat hingga enam hari setelah kematiannya, dengan misa pemakaman diadakan di Lapangan Santo Petrus.

    Pemakaman kepausan secara tradisional merupakan urusan yang rumit, tetapi Paus Fransiskus bertindak tahun lalu untuk menyederhanakan pengaturannya.

    Ia akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang tidak dimakamkan di Vatikan, di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus – dan malah memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, dekat ikon Madonna kesayangannya.

    Paus Fransiskus juga meminta untuk dimakamkan dalam peti mati kayu sederhana – tidak seperti pendahulunya yang dimakamkan dalam tiga peti mati bertingkat tradisional yang terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Paus Fransiskus Wafat

  • Rusia Serang Target Sipil, Putin Tuduh Ukraina Jadikan Lokasi Itu Tameng Militer – Halaman all

    Rusia Serang Target Sipil, Putin Tuduh Ukraina Jadikan Lokasi Itu Tameng Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Vladimir Putin membenarkan serangan Rusia terhadap fasilitas sipil Ukraina dengan berdalih bahwa mereka menargetkan pasukan Ukraina dan pasukan asing.

    Ketika berbicara dengan Russia 1 TV, Putin menanggapi usulan Ukraina agar kedua pihak memperpanjang gencatan senjata Paskah dan menghentikan serangan terhadap sasaran sipil.

    Presiden Rusia mengklaim bahwa Ukraina berulang kali menggunakan infrastruktur sipil untuk kebutuhan militer.

    Putin mengatakan Rusia melakukan serangan lain terhadap fasilitas pertanian di Wilayah Odessa Ukraina, yang menurut militer Rusia lokasi itu adalah tempat Ukraina dan pendukung asingnya menjalankan operasi pengujian senjata.

    “Pihak berwenang Kyiv bersama dengan kurator dan asisten asing mengorganisasikan, mencoba mengorganisasikan, produksi dan pengujian sistem rudal baru,” kata Putin kepada Russia 1 TV pada hari Senin (21/4/2025).

    “Itu adalah fasilitas sipil, sipil, tetapi digunakan untuk tujuan militer,” tambahnya.

    Selain itu, Putin menanggapi laporan mengenai serangan besar-besaran Rusia terhadap fasilitas sipil di wilayah Sumy, yang disebutnya sebagai balasan terhadap serangan Ukraina di Kursk, wilayah perbatasan Rusia.

    “Semua orang tahu serangan yang dilakukan angkatan bersenjata kita di pusat kongres universitas di Sumy. Apakah itu lokasi sipil? Tentu. Namun, serangan itu digunakan untuk memberi penghargaan kepada pasukan yang telah melakukan kejahatan di Wilayah Kursk,” kata Putin.

    “Kami menganggap orang-orang itu sebagai penjahat yang harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka selama penyerbuan ke wilayah perbatasan Rusia,” imbuhnya. 

    “Hal ini dilakukan justru untuk menghukum mereka,” lanjutnya, seperti diberitakan Russia Today.

    Dalam pernyataannya, Putin juga menanggapi berita mengenai berakhirnya gencatan senjata Paskah yang berlaku pada hari Sabtu (19/4/2025) hingga Senin (21/4/2025).

    “Hal ini perlu diselesaikan. Ini semua adalah subjek untuk studi menyeluruh,” kata Putin, kemudian mengatakan Rusia tidak mengesampingkan keputusan semacam itu.

    Pada hari Senin, Putin mengonfirmasi gencatan senjata selama 30 jam antara Rusia dan Ukraina telah berakhir.

    Mengutip laporan Kementerian Pertahanan Rusia, Putin mengatakan pasukan Ukraina melanggar gencatan senjata Paskah hingga ribuan kali, sebuah tuduhan yang juga dilontarkan Ukraina terhadap Rusia.

    Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap Putin bersedia untuk memperpanjang gencatan senjata Paskah setidaknya hingga 30 hari.

    Namun, Kremlin mengumumkan bahwa Putin belum mengindikasikan akan adanya perpanjangan gencatan senjata.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Penyebab Paus Fransiskus Meninggal: Stroke Diikuti Koma dan Gagal Jantung – Halaman all

    Penyebab Paus Fransiskus Meninggal: Stroke Diikuti Koma dan Gagal Jantung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025).

    Vatikan mengatakan Paus Fransiskus meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Kematian tersebut dikonfirmasi pada Senin (21/4/2025) oleh Dr. Andrea Arcangeli, kepala departemen kesehatan Vatikan.

    Diberitakan AP News, Paus Fransiskus yang menderita penyakit paru-paru kronis dan menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru saat masih muda, dirawat di rumah sakit selama 38 hari awal tahun ini setelah mengalami krisis pernapasan yang berkembang menjadi pneumonia ganda.

    Paus Fransiskus menghindari banyak kemegahan dan upacara Gereja.

    Paus Fransiskus meminta agar jenazahnya tidak diletakkan di atas panggung tinggi, yang merupakan upacara pemakaman tradisional, di tengah Basilika Santo Petrus untuk penghormatan terakhir dari masyarakat.

    Sebaliknya umat beriman yang datang untuk berkabung hanya akan dapat melihat jasadnya di dalam peti jenazah yang tutupnya telah dibuka.

    Pemakamannya, menurut adat Gereja, biasanya diadakan dalam waktu empat hingga enam hari setelah kematiannya, dengan misa pemakaman diadakan di Lapangan Santo Petrus.

    Dilansir BBC, pemakaman kepausan secara tradisional merupakan urusan yang rumit, tetapi Paus Fransiskus bertindak tahun lalu untuk menyederhanakan pengaturannya.

    Ia akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang tidak dimakamkan di Vatikan, di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus – dan malah memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, dekat ikon Madonna kesayangannya.

    Fransiskus juga meminta untuk dimakamkan dalam peti mati kayu sederhana – tidak seperti pendahulunya yang dimakamkan dalam tiga peti mati bertingkat tradisional yang terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.

    Pemilihan Paus yang Baru

    Paus adalah kepala Gereja Katolik.

    Umat Katolik Roma percaya bahwa ia mewakili garis keturunan langsung dari Yesus Kristus.

    Ia dianggap sebagai penerus Santo Petrus yang masih hidup, yang merupakan pemimpin di antara murid-murid pertama Kristus, yaitu para Rasul.

    Hal itu memberinya kekuasaan penuh dan tanpa hambatan atas seluruh Gereja Katolik dan menjadikannya sumber otoritas penting bagi sekitar 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Paus tinggal di Kota Vatikan, negara merdeka terkecil di dunia. Kota ini dikelilingi oleh ibu kota Italia, Roma.

    Paus tidak menerima gaji, tetapi semua biaya perjalanan dan biaya hidupnya dibayar oleh Vatikan.

    Meninggalnya Paus Fransiskus memicu proses politik bagi Gereja untuk memilih pemimpin baru.

    Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Vatikan untuk menghadiri pemilihan, yang dikenal sebagai konklaf.

    Secara tradisional, masa berkabung selama 15 hari dilaksanakan sebelum konklaf dimulai.

    Namun, pendahulu Fransiskus, Benediktus, mengubah aturan pada tahun 2013 untuk mengizinkan konklaf dimulai lebih awal jika para kardinal menghendaki.

    Pemungutan suara biasanya dilakukan 15-20 hari setelah kematian Paus.

    PENAMPILAN PUBLIK TERAKHIR – Tangkapan layar YouTube ABC News pada Minggu (20/4/2025) menampilkan Paus Fransiskus yang membuat penampilan publik yang mengejutkan untuk memberkati ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk misa Minggu Paskah. (Tangkapan layar YouTube ABC News)

    Paus baru dipilih oleh Dewan Kardinal – sekelompok pejabat paling senior Gereja, yang semuanya laki-laki, semuanya ditunjuk oleh Paus dan biasanya semuanya adalah uskup yang ditahbiskan.

    Saat ini ada 252 kardinal Katolik, tetapi hanya 135 yang memenuhi syarat untuk memberikan suara karena mereka yang berusia di atas 80 tahun dapat mengambil bagian dalam debat tetapi tidak dapat memilih.

    Sementara itu, antara kematian Paus dan pemilihan penggantinya, Dewan Kardinal mengatur Gereja.

    Mereka menjalankan bisnis gereja sehari-hari, tetapi memiliki kekuasaan terbatas karena sebagian besar administrasi pusat Gereja berhenti bekerja.

    Lalu, biasanya, kepala departemen Vatikan mengundurkan diri dari jabatan mereka sampai mereka dikukuhkan atau digantikan oleh Paus yang baru.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Paus Fransiskus Wafat

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.154: Pertama Kali, Putin Sebut Rusia-Kyiv Bisa Berunding Langsung – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.154: Pertama Kali, Putin Sebut Rusia-Kyiv Bisa Berunding Langsung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.154 pada Selasa (22/4/2025).

    Militer Ukraina melaporkan peringatan serangan udara di Kyiv pada tengah malam.

    Pada pukul 01.02 waktu setempat, pasukan pertahanan udara beroperasi di wilayah Kyiv melawan pesawat tak berawak Rusia.

    Peringatan serangan udara telah dicabut di Kyiv pada pukul 1.39 waktu setempat, seperti diberitakan Suspilne.

    Putin: Rusia Terbuka dengan Perundingan Bilateral dengan Ukraina

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun bahwa ia terbuka untuk perundingan bilateral dengan Ukraina.

    “Kami selalu membicarakan hal ini, bahwa kami memiliki sikap positif terhadap inisiatif perdamaian apa pun. Kami berharap perwakilan rezim Kyiv akan merasakan hal yang sama,” kata Putin, saat berbicara di TV pemerintah Rusia, Senin (21/4/2025).

    Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya Putin menuntut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diganti sebelum hal itu dapat terjadi.

    Sementara itu, Zelensky mengatakan Kyiv siap untuk setiap diskusi guna menghentikan serangan terhadap sasaran sipil. 

    “Ukraina mempertahankan usulannya untuk tidak menyerang setidaknya sasaran sipil. Dan kami mengharapkan tanggapan yang jelas dari Moskow. Kami siap untuk setiap pembicaraan tentang cara mencapai hal ini,” kata Presiden Ukraina, dalam pidatonya pada Senin malam.

    Putin dan Zelensky menghadapi tekanan dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengancam akan meninggalkan upaya perdamaiannya kecuali ada kemajuan yang dicapai.

    Tidak ada pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari 2022, seperti diberitakan The Guardian.

    Delegasi Ukraina akan Pergi ke London

    Delegasi Ukraina dijadwalkan tiba di London pada hari Rabu (23/4/2025) untuk melakukan pembicaraan dengan Inggris, Prancis, dan AS.

    “Kami siap untuk melangkah maju sekonstruktif mungkin,” kata Zelensky.

    Pembicaraan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan di Paris minggu lalu, di mana AS dan negara-negara Eropa membahas cara-cara untuk mengakhiri perang dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dilaporkan menyampaikan rencana Washington untuk mengakhiri perang. 

    Zelensky mengatakan pembicaraan di London memiliki tugas utama untuk mendorong gencatan senjata tanpa syarat, yang menurutnya pertemuan itu harus menjadi titik awal.

    Kebocoran Intelijen: Trump Dukung Perdamaian yang Untungkan Putin

    Kebocoran informasi menunjukkan pemerintahan Trump sekarang mendorong kesepakatan damai yang sangat menguntungkan Rusia.

    Kesepakatan itu akan mencakup jeda konflik di sepanjang garis depan 1.000 km yang ada; pengakuan bahwa Krimea adalah milik Moskow; dan veto terhadap keanggotaan Ukraina di NATO.

    Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang direbut Rusia pada tahun 2022 akan menjadi bagian dari zona “netral”. 

    Sebelumnya, Rusia mempertahankan tuntutannya terhadap Ukraina untuk menyerahkan semua tanah yang telah didudukinya.

    Namun, Ukraina menolak dan mengatakan itu sama saja menyerah kepada Rusia, menegaskan bahwa menyerahkan wilayah bukanlah jaminan bahwa Rusia tidak akan menyerang mereka lagi.

    Gegara Viktor Obran Memihak Putin, UE akan “Menghukum” Hongaria

    Uni Eropa sedang mempertimbangkan opsi “nuklir” yaitu mencabut hak suara Hongaria berdasarkan perjanjian pasal 7 UE karena Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban memihak kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Di bawah kepemimpinan Viktor Orban, Hongaria telah berulang kali berupaya memblokir sanksi UE terhadap Rusia, meskipun akhirnya mundur.

    Hungaria telah memveto pencairan 6 miliar Euro untuk mengganti rugi negara-negara UE yang memberikan bantuan militer ke Ukraina dan menolak menandatangani deklarasi untuk mendukung Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Vatikan: Paus Fransiskus Wafat karena Stroke, Koma, Gagal Jantung, dan Masalah Kesehatan Lainnya – Halaman all

    Vatikan: Paus Fransiskus Wafat karena Stroke, Koma, Gagal Jantung, dan Masalah Kesehatan Lainnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Vatikan mengungkapkan Paus Fransiskus meninggal dunia karena stroke otak yang menyebabkan koma dan gagal jantung ireversibel.

    Paus Fransiskus mengalami koma sebelum meninggal dunia di Vatikan pada Senin (21/4/2025) pagi pukul 07.35 waktu setempat.

    Vatikan mengatakan kematian Paus Fransiskus pada usia 88 tahun itu dikonfirmasi dengan ekokardiogram.

    “Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Vatikan dan ditandatangani oleh direktur kesehatan dan kebersihan Vatikan, Profesor Andrea Arcangeli, menyatakan bahwa kematian dikonfirmasi melalui rekaman elektrokardiogram,” menurut laporan DW, mengutip pernyataan resmi Vatikan, Selasa (22/4/2025).

    Surat pernyataan itu mengatakan penyebab kematian Paus Fransiskus adalah stroke, koma, dan gagal kardiovaskular.

    Dokumen itu juga menyebutkan masalah kesehatan Paus Fransiskus, termasuk kegagalan pernapasan akut akibat pneumonia polimikroba bilateral, bronkiektasis multipel, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Sebelumnya, Vatikan mengumumkan kematian Paus Fransiskus.

    “Saya menyatakan bahwa Yang Mulia Paus Fransiskus (Jorge Mario Bergoglio), lahir di Buenos Aires (Argentina) pada tanggal 17 Desember 1936, penduduk Negara Kota Vatikan, warga negara Vatikan, meninggal pada pukul 7:35 pagi pada tanggal 21 April 2025, di apartemennya di kediaman Santa Marta,” bunyi pernyataan Vatikan pada hari Senin.

    Kematiannya terjadi hampir sebulan setelah ia keluar dari rumah sakit karena pneumonia ganda.

    Wasiat Paus Fransiskus

    Dalam pernyataannya kepada publik, Vatikan juga mengungkap surat wasiat Paus Fransiskus.

    Menurut surat wasiat tersebut, Paus Fransiskus ingin dimakamkan di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore di Roma.

    Paus Fransiskus juga meminta agar dimakamkan di dalam tanah, tanpa hiasan khusus tetapi dengan tulisan “Fransiskus.” 

    Menurut hukum Gereja Katolik, pemakaman Paus Fransiskus harus dilakukan antara hari keempat dan keenam setelah kematiannya, seperti diberitakan Sky News.

    Sehingga, pemakaman diperkirakan akan dilaksanakan antara Jumat, 25 April, dan Minggu, 27 April.

    Peraturan gereja juga menetapkan Dewan Kardinal mengadakan sidang pertamanya untuk memilih paus baru antara hari ke-15 dan ke-20 setelah kematian paus.

    Sidang tersebut diperkirakan akan berlangsung antara tanggal 6 dan 10 Mei.

    Paus Fransiskus adalah paus pertama dari Amerika Latin dan seorang Jesuit, dan digambarkan memiliki pandangan reformis dan moderat.

    Jorge Mario Bergoglio, yang menjadi Paus Fransiskus, lahir pada 17 Desember 1936, di Buenos Aires, Argentina, dari orang tua imigran Italia.

    Ia terpilih menjadi Paus pada tanggal 13 Maret 2013 dan menjalankan tugasnya sebagai Paus hingga kematiannya pada 21 April 2025. 

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Pemakaman Paus Fransiskus Digelar setelah 9 Hari Berkabung, Disemayamkan di Santa Maria Maggiore – Halaman all

    Pemakaman Paus Fransiskus Digelar setelah 9 Hari Berkabung, Disemayamkan di Santa Maria Maggiore – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasca Paus Fransiskus dilaporkan meninggal dunia, Vatikan mengumumkan masa berkabung selama sembilan hari, Senin (21/4/2025).

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Paus. Pada pukul 07.35 pagi ini (pukul 12.35 WIB), Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa,” ungkap Kardinal Kevin Farrell dalam siaran televisi Vatikan.

    Sementara Misa untuk Paus Fransiskus yang meninggal dunia di Vatikan pada Senin (21/4), akan digelar di Gereja Makam Suci: Patriarkat Latin Yerusalem, yang disucikan oleh umat Kristiani, pada Rabu (23/4) mendatang.

    Dalam periode masa berkabung, berbagai kegiatan liturgis dan kenegaraan ditangguhkan.

    Umat Katolik di seluruh dunia juga diimbau mengadakan misa arwah sebagai bentuk penghormatan terakhir, sebagaimana dikutip dari News Week.

    Setelah pengumuman kematian, Kardinal Kevin Farrell yang menjabat sebagai Kamerlengo langsung menjalankan prosedur awal.

    Ia turut menyegel apartemen pribadi Paus dan mulai menyiapkan proses pemakaman.

    Selanjutnya cincin Nelayan, simbol kepausan yang dikenakan Paus Fransiskus, juga segera dihancurkan bersama segel resmi untuk mencegah penyalahgunaan.

    Selama masa jeda kepemimpinan, kegiatan administratif Gereja Vatikan ditangani Dewan Kardinal.

    Kendati demikian mereka memiliki kewenangan terbatas dan fokus pada persiapan pemilihan Paus baru.

    Sementara Camerlengo yang menjadi pemimpin sementara Vatikan, bertugas mengelola logistik dan persiapan pemakaman serta konklaf.

    Setelah 15-20 hari pemakaman digelar, konklaf atau pemilihan paus baru dimulai.

    Adapun pemilihan ini dilakukan oleh para kardinal elektor (yang berusia di bawah 80 tahun) di Roma.

    Mereka berdoa, berdiskusi, dan mempersiapkan proses pemilihan Paus baru. 

    Pemakaman di Gelar di luar Vantikan

    Untuk saat ini, jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di peti jenazah di kapel kediaman tempat tinggalnya di Saint Martha Vatikan pukul 8 malam waktu setempat atau pukul 01.00 WIB

    Selanjutnya setelah masa berkabung selesai, pemakaman Paus Fransiskus yang lahir dengan Jose Mario Bergoglio itu akan dilangsungkan di luar Vatikan.

    Lantaran dalam wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus mengungkapkan rencananya untuk mendobrak tradisi dan dimakamkan di luar Vatikan.

    Paus Fransiskus memilih tempat peristirahatan terakhirnya di Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di seberang Sungai Tiber, Roma.

    Hal tersebut berbanding jauh dengan pendahulunya yang biasa dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus.

    Pada saat itu, Paus Fransiskus beralasan dirinya merasakan “hubungan yang sangat kuat” dengan basilika tersebut.

    Paus Fransiskus semasa hidup biasa mengunjungi basilika itu pada Minggu pagi untuk menghormati Perawan Maria.

    Dia juga disebut secara tradisional pergi berdoa di Basilika Santa Maria Maggiore sebelum dan sesudah setiap perjalanan luar negerinya.

    Pemakaman Paus Fransiskus akan menjadi yang pertama sejak Leo XIII, yang meninggal dunia tahun 1903 silam, yang tidak dimakamkan di Basilika Santo Petrus.

    Pakai Peti Kayu Sederhana

    Tak hanya itu dalam wasiat terakhirnya Paus juga meminta agar prosesi penguburannya ingin disederhanakan.

    Meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad untuk menguburkan para Paus yang meninggal.

    Dalam postingan situs resmi Vatikan pada November 2024 lalu, Paus Fransiskus memutuskan untuk meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad saat menguburkan para Paus yang meninggal.

    Sesuai tradisi, para Paus yang meninggal akan dimakamkan di dalam tiga peti jenazah yang saling terkait, yang terbuat dari kayu pohon cemara, pohon timah dan pohon ek.

    Namun dalam wasiat terakhirnya Paus Fransiskus meminta agar dirinya dimakamkan di dalam satu peti jenazah yang terbuat dari kayu sederhana berlapis seng.

    Disebutkan juga, Paus Fransiskus tidak akan disemayamkan di atas panggung tinggi, atau catafalque, di Basilika Santo Petrus untuk dilihat para pelayat, seperti yang terjadi pada para paus sebelumnya.

    Meski begitu para pelayat nantinya akan tetap dipersilakan untuk memberikan penghormatan terakhir.

    Namun jenazah Paus Fransiskus akan dibiarkan berada di dalam peti, dengan bagian tutupnya dibuka.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Harga Jual Jet Boeing dan Airbus Melonjak 30 Persen Imbas Tarif Impor Trump   – Halaman all

    Harga Jual Jet Boeing dan Airbus Melonjak 30 Persen Imbas Tarif Impor Trump   – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , WASHINGTON – Kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memakan korban baru, membuat harga pesawat produksi Boeing dan Airbus semakin mahal.

    Sebelum tarif impor diberlakukan dan perang harga mencuat, sumber Straits Times mengungkap bahwa harga pesawat jet komersial telah naik sebanyak 30 persen sejak 2018.

    Namun pasca tarif impor yang diberlakukan Trump, kebijakan ini berdampak luas terhadap berbagai sektor. Salah satu akibat yang paling mencolok adalah meningkatnya harga bahan baku dan komponen meningkat secara drastis, yang kemudian berdampak langsung pada biaya produksi pesawat.

    “Dibandingkan dengan tahun 2018, harga jet komersial telah naik sekitar 30 persen,” kata seorang pakar penerbangan yang tidak mau disebutkan namanya.

    Kenaikan harga pesawat juga dikonfirmasi Raksasa kedirgantaraan Amerika dan Eropa, mereka mengungkap telah bergulat dengan biaya yang lebih tinggi untuk bahan utama seperti titanium, komponen dan energi, serta tekanan biaya tenaga kerja secara keseluruhan.

    Direktur Pelaksana Konsultan AeroDynamic Advisory Richard Aboulafia menyebut harga sederet bahan dan peralatan pesawat meroket 40 persen sejak 2021.

    Itu bahkan belum termasuk dampak tarif Trump sebesar 25 persen untuk baja dan aluminium yang digunakan dalam pesawat terbang. Apabila tarif Trump terus diterapkan dalam jangka waktu yang lama maka hal tersebut dapat mendongkrak harga produksi pesawat.

    ”Produk seperti casting, forgings, dan apapun yang terbuat dari titanium bakal melambung,” ujar Aboulafia,

    “Agak ironis. Bahan mentah bukan masalah, tetapi Donald Trump bertekad untuk mewujudkan masalah,” imbuhnya.

    Harga pesawat Boeing 787 Dreamliner, misalnya, yang biasa dipatok sekitar 386 juta dolar AS atau Rp 6,5 triliun (Kurs Rp 16.862 ) dan Boeing 737 MAX dibanderol bernilai 159 juta dolar AS atau Rp 2,6 Triliun, naik dibandingkan 2023 yang masing-masing dihargai 292 juta dolar AS atau Rp 4,9 triliun serta 121,6 juta dolar AS atau Rp 2 triliun.

    Begitu pula dengan harga pesawat Airbus A321neo yang dipatok sekitar 148 juta dolar AS sekitar Rp 2,4 triliun. Ini naik dibandingkan harga 2018 yang masih di level 129,5 juta dolar AS atau Rp 2,1 triliun.

    Boeing maupun Airbus belum memberikan komentar apapun terkait isu kenaikan harga pesawat dan jet. Diketahui Boeing belum memperbarui harga pesawat yang ia tawarkan sejak 2023.

    Sementara katalog Airbus tidak menyentuh sejak 2018, perusahaan berdalih penggunaan katalog harga dihentikan “sejak lama” karena harga tersebut “tidak terpaku erat dengan harga akhir, yang didasarkan pada setiap kontrak spesifik dalam hal konfigurasi dan detail pesawat”, kata perusahaan itu .

    “Harga katalog benar-benar fiksi,” kata Tn. Aboulafia.

    “Anda mendapat diskon 50 persen jika datang dengan pakaian yang bagus.” menambahkan.

    Kendati harga pesawat Boeing dan Airbus telah mengalami kinerja yang drastis tetapi Boeing dan Airbus diketahui memiliki backlog atau tumpukan pesanan yang bisa bertahan hingga 10 tahun meskipun tak ada pesanan baru.

    Hal ini terjadi karena pertumbuhan kelas menengah di Asia, Afrika, dan Timur Tengah membuat permintaan perjalanan udara terus meningkat.

    Alhasil maskapai seperti Emirates, Qatar Airways, Indigo, Lion Air, hingga AirAsia terus melakukan ekspansi. Sehingga semakin banyak permintaan, semakin panjang antrian produksi.

    Selain permintaan yang membludak, backlog terjadi karena adanya gangguan rantai pasok global sejak pandemi COVID-19, mengakibatkan pengiriman pesanan pesawat jadi terlambat.

    Boeing misalnya mengalami masalah kualitas dan sertifikasi pada 737 MAX dan 787, memperlambat pengiriman. Hal inilah yang membuat backlog semakin menumpuk karena pengiriman tertunda.

  • Paus Fransiskus Wafat, Pesan Damai Terakhir untuk Dunia di Tengah Konflik Gaza dan Ukraina – Halaman all

    Paus Fransiskus Wafat, Pesan Damai Terakhir untuk Dunia di Tengah Konflik Gaza dan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal sebagai sosok pembawa damai, wafat pada Senin (21/4/2025).

    Sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus meninggalkan pesan-pesan kuat yang menyerukan perdamaian di tengah konflik global yang terus berkecamuk.

    Dalam wawancara terakhirnya dengan CBS News yang dirilis pada Minggu (20/4/2025), Paus Fransiskus menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Gaza dan Ukraina.

    Ia menegaskan, umat manusia tidak belajar dari sejarah.

    “Kita tidak belajar,” ujarnya.

    “Semoga Tuhan mengasihani kita semua.”

    Paus mengecam keras serangan udara Israel ke Gaza yang telah menewaskan ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

    Ia menyebut tragedi tersebut sebagai sesuatu yang “sangat menyakitkan.”

    “Anak-anak yang tak bersalah mati, dan itu tidak masuk akal,” ucapnya dengan nada prihatin.

    Ia juga menyoroti invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022.

    Menurut Paus, konflik tersebut mencerminkan kegagalan dunia dalam menghentikan kekerasan dan memilih jalan damai.

    “Perang hanya menciptakan kehancuran,” katanya.

    “Kita tidak boleh melupakannya.”

    Paus Fransiskus menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk mengutamakan dialog, bukan senjata.

    “Kita harus bicara. Kita harus mencari jalan damai. Perang bukanlah jalan,” tegasnya.

    Pesan itu menjadi warisan terakhirnya sebagai seorang pemimpin yang selalu menempatkan kemanusiaan dan perdamaian di atas segalanya.

    Vatikan di bawah kepemimpinannya juga secara konsisten menyerukan gencatan senjata dan akses kemanusiaan penuh ke Gaza.

    Wafatnya Paus Fransiskus menjadi kehilangan besar bagi dunia, khususnya mereka yang percaya perdamaian masih mungkin diwujudkan.

    Namun, pesan-pesan damainya akan terus hidup, menjadi pengingat bagi dunia, tanpa kasih dan dialog, umat manusia hanya akan mengulang penderitaan yang sama.

    Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus, Dirawat di RS 14 Februari 2025

    Dikutip dari Catholic News Agency, Paus Fransiskus mulai dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, pada 14 Februari 2025 karena mengalami bronkitis.

    Kondisinya kemudian berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-paru, Philstar melaporkan.

    Selama perawatan, Paus mengalami beberapa krisis pernapasan serius.

    Pada 28 Februari, ia mengalami bronkospasme yang menyebabkan muntah dan aspirasi, sehingga memerlukan ventilasi mekanis non-invasif.

    Kemudian, pada 3 Maret, terjadi dua episode gagal napas akut akibat akumulasi lendir di saluran pernapasan, Malay Mail melaporkan.

    Selain masalah pernapasan, Vatican News melaporkan Paus juga didiagnosis menderita trombositopenia dan anemia, yang memerlukan transfusi darah.

    Pada 23 Februari, diumumkan, beliau mengalami gagal ginjal tahap awal, meskipun kondisinya tetap “terkendali”.

    Meskipun menghadapi tantangan kesehatan yang berat, Paus Fransiskus tetap menunjukkan semangat yang kuat dan terus menjalankan tugas-tugasnya sebisa mungkin.

    Pada 11 Maret, kondisi beliau dilaporkan membaik, dan dokter menyatakan, nyawanya tidak lagi dalam bahaya. 

    Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 dalam usia 88 tahun.

    Dikutip dari AP News, selama masa kepemimpinannya, beliau dikenal karena pendekatan yang rendah hati dan fokus pada inklusivitas, serta telah membawa perubahan signifikan dalam Gereja Katolik selama 12 tahun masa kepausannya. 

    Ucapan Belasungkawa dari Pemimpin Dunia

    Setelah kabar duka ini, ucapan belasungkawa datang dari seluruh dunia.

    Iran

    Presiden Iran, yang merupakan negara dengan mayoritas Muslim, menyampaikan belasungkawa kepada umat Kristen global.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baqaei, menyampaikan, “Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua umat Kristen di seluruh dunia.”

    Prancis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang selalu berpihak pada mereka yang paling rentan.

    “Paus Fransiskus selalu menunjukkan kepedulian terhadap yang paling rapuh dan melakukannya dengan rendah hati,” kata Macron.

    Israel

    Di Israel, Presiden Isaac Herzog memuji Paus Fransiskus sebagai pria yang beriman dan memiliki belas kasih tak terbatas.

    “Ia mendedikasikan hidupnya untuk mengangkat derajat kaum miskin dan menyerukan perdamaian di dunia yang sedang dilanda masalah,” ujarnya.

    Belanda

    Dari Belanda, Perdana Menteri Dick Schoof mengatakan Paus Fransiskus akan dikenang sebagai seorang pemimpin yang selalu mengangkat isu-isu penting dengan tindakan belas kasih.

    “Kami mengenangnya dengan penuh rasa hormat,” kata Schoof.

    Jerman

    Pemimpin Jerman, Friedrich Merz, menambahkan bahwa Paus Fransiskus akan dikenang karena komitmennya yang tak kenal lelah terhadap anggota masyarakat yang paling lemah.

    Italia

    Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyampaikan perasaan kesedihan yang mendalam atas kepergian Paus.

    Ia mengenang persahabatan dan ajaran Paus yang tak pernah berhenti, bahkan di saat-saat sulit dan penuh penderitaan.

    “Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Bapa Suci dengan hati yang penuh kesedihan,” kata Meloni, seperti yang dilansir Reuters.

    Parlemen Eropa dan Komisi Uni Eropa

    Di Eropa, Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen juga mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam.

    Metsola menyebut Paus Fransiskus sebagai “Paus Rakyat” yang dikenang karena cintanya pada kehidupan, perdamaian, dan keadilan sosial.

    “Dia menginspirasi jutaan orang, jauh melampaui Gereja Katolik, dengan kerendahan hati dan cintanya yang begitu murni bagi mereka yang kurang beruntung,” tulis Von der Leyen.

    Reaksi dari Gaza dan Palestina

    Bagi warga Palestina, terutama di Gaza, kepergian Paus Fransiskus dirasakan sangat mendalam.

    Paus dikenal sebagai salah satu pemimpin paling vokal yang selalu mengecam perang di Gaza dan menyerukan gencatan senjata.

    Komunitas Kristen di Gaza mengenang Paus sebagai pemimpin yang selalu mendengarkan mereka dan mendukung mereka dalam situasi yang sulit.

    Paus Fransiskus juga meninggalkan kesan mendalam di kalangan pejabat Katolik dan non-Katolik.

    Wakil Presiden AS JD Vance mengenang pertemuannya dengan Paus pada Minggu Paskah dan menyebut pengalaman tersebut sebagai suatu kehormatan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Doa Berkat Terakhir Paus Fransiskus, Pesan Damai dan Harapan Sebelum Berpulang – Halaman all

    Doa Berkat Terakhir Paus Fransiskus, Pesan Damai dan Harapan Sebelum Berpulang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama dari Amerika Latin, wafat pada Senin (21/4/2025).

    Fransiskus menghembuskan nafas terakhirnya di usia 88 tahun akibat komplikasi penyakit paru-paru kronis dan pneumonia ganda, Ap News melaporkan.

    Sehari sebelum wafat, pada Minggu Paskah (20/4/2025), Paus Fransiskus tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat tradisional Urbi et Orbi.

    Meskipun terlihat lemah dan tidak dapat mengangkat tangannya sepenuhnya, beliau menyapa umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan memberkati seorang bayi. 

    Dalam pesan Urbi et Orbi terakhirnya, Paus Fransiskus menyoroti konflik di berbagai belahan dunia.

    Situasi di Gaza tak luput dari perhatiannya.

    Paus mengutuk meningkatnya antisemitisme dan ketidakpedulian terhadap kaum marginal.

    Bapa Suci turut menyerukan perdamaian yang berakar pada kebebasan beragama, berpikir, dan berekspresi, The Times melaporkan.

    Sebelumnya, pada 20 April, Paus Fransiskus sempat bertemu secara pribadi dengan Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, untuk bertukar salam Paskah.

    Dalam pertemuan singkat ini, Paus menekankan pentingnya kasih Kristiani yang universal. 

    Paus Fransiskus dikenal karena pendekatannya yang rendah hati dan fokus pada inklusivitas.

    Selama 12 tahun masa kepemimpinannya, beliau memperjuangkan hak-hak kaum miskin, menekankan belas kasih di atas doktrin, dan mendorong dialog antaragama.

    Beliau juga dikenal karena upayanya dalam perlindungan lingkungan dan reformasi keuangan Vatikan.

    Meninggalnya Paus Fransiskus memicu proses suksesi kepausan tradisional yang dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell sebagai Camerlengo.

    Para pemimpin dunia dan tokoh agama menyampaikan belasungkawa dan mengenang warisan beliau yang mendalam dalam mempromosikan perdamaian dan persatuan global. 

    Doa berkat terakhir Paus Fransiskus menjadi penutup yang penuh makna dari kehidupan seorang pemimpin yang telah memberikan kontribusi besar bagi Gereja Katolik dan dunia.

    Pesan Paskah dan Berkat “Urbi et Orbi” oleh Paus Fransiskus
    (20 April 2025)

    “Saudara dan saudari terkasih, Selamat Paskah!

    Hari ini, di seluruh dunia, Gereja mengumumkan, “Yesus telah bangkit!” — Dia benar-benar bangkit!

    Sebagaimana di pagi Paskah, perempuan-perempuan pergi ke makam dan menemukannya kosong, demikian juga kita sekarang diundang untuk melihat peristiwa ini dengan mata iman: Yesus, yang disalibkan, telah bangkit!

    Kebangkitan-Nya bukan sekadar kembali dari kematian, melainkan awal dari kehidupan baru, yang terbuka bagi kita semua — kehidupan dalam perdamaian, kasih, dan pengharapan.

    Hari ini, kita ingin menatap Kristus yang Bangkit dan membiarkan cahaya-Nya menyinari sudut-sudut tergelap dunia.

    Gaza dan Tanah Suci

    Saya memikirkan secara khusus Gaza, Israel, dan seluruh Tanah Suci, yang telah lama menderita kekerasan dan kebencian.

    Saya menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan semua sandera.

    Saya menyerukan akses kemanusiaan yang cepat bagi mereka yang menderita, dan mendesak komunitas internasional untuk membantu rakyat Palestina dan Israel hidup berdampingan dalam damai, dengan dua negara, dalam keamanan dan pengakuan timbal balik.

    Ukraina

    Saya tidak lupa Ukraina, yang masih dilanda perang sejak lebih dari dua tahun lalu.

    Semoga terang Kristus yang Bangkit menerangi para pemimpin untuk mencari solusi yang adil dan langgeng, dan mengakhiri penderitaan rakyat.

    Sudan, Kongo, dan Wilayah Lain

    Saya berdoa untuk rakyat Sudan, yang menderita akibat konflik bersenjata yang tidak terlihat dan sering dilupakan dunia.

    Saya juga berdoa bagi rakyat Republik Demokratik Kongo, khususnya di wilayah timur yang terus dilanda kekerasan.

    Semoga senjata dihentikan dan dibuka jalan dialog.

    Saya memikirkan negara-negara yang menghadapi ketidakstabilan, seperti Myanmar, Lebanon, Syria, dan Haiti.

    Semoga Kristus yang Bangkit membawa harapan dan pemulihan di tengah penderitaan mereka.

    Anak-anak, Korban Tak Bersalah Perang

    Saya tidak bisa tidak memikirkan anak-anak, korban utama dari konflik ini.

    Banyak dari mereka terluka, banyak juga yang kehilangan orang tua, rumah, dan masa depan.

    Ini tidak bisa dibenarkan.

    Kita harus mengatakan, cukup! Jangan biarkan anak-anak menjadi korban kebencian dan keserakahan manusia.

    Ajakan untuk Damai

    PENAMPILAN PUBLIK TERAKHIR – Tangkapan layar YouTube ABC News pada Minggu (20/4/2025) menampilkan Paus Fransiskus yang membuat penampilan publik yang mengejutkan untuk memberkati ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk misa Minggu Paskah. (Tangkapan layar YouTube ABC News)

    Kepada semua yang memiliki tanggung jawab dalam politik dan militer:

    Saya memohon, dengan rendah hati, berhentilah!

    Cukup perang, cukup kebencian, cukup balas dendam.

    Mari kita bangun dunia yang damai, dengan membuka hati dan tangan satu sama lain.

    Saudara dan saudari, Kristus telah bangkit!

    Mari kita menjadi saksi hidup-Nya.

    Mari kita bawa terang kebangkitan-Nya ke tempat di mana masih ada kegelapan, luka, dan air mata.

    Selamat Paskah untuk semua!

    Semoga rahmat dan damai Tuhan menyertai kalian semua.”

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Terowongan Baru Bermunculan, Al-Qassam Umumkan Penyergapan Mematikan Unit Teknik Tentara Israel – Halaman all

    Terowongan Baru Bermunculan, Al-Qassam Umumkan Penyergapan Mematikan Unit Teknik Tentara Israel – Halaman all

    Terowongan Baru Bermunculan, Al-Qassam Umumkan Penyergapan Mematikan Unit Teknik Tentara Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Sayap militer gerakan perlawanan Palestina, Brigade Al Qassam, Senin (21/4/2025) menyatakan kalau para petempurnya melakukan penyergapan mematikan yang menargetkan unit teknik Tentara Israel di Kota Gaza timur.

    Pernyataan dari kelompok tersebut mengatakan bahwa para pejuang tersebut memancing unit tersebut ke pintu masuk terowongan yang telah dipasangi bahan peledak di lingkungan Al-Tuffah.

    Begitu pasukan ‘Israel’ tiba, bahan peledak tersebut diledakkan, yang mengakibatkan apa yang digambarkan kelompok tersebut sebagai banyaknya korban di antara para prajurit.

    Penyergapan terjadi di sebelah timur daerah Al-Tuffah, dekat garis depan pertempuran yang sedang berlangsung.

    Oemuda Palestina berjalan di dalam terowongan yang digunakan untuk latihan militer di kamp yang dikelola Hamas pada tahun 2016. Hamas mengatakan telah membangun terowongan sepanjang 300 mil di bawah tanah Gaza. (Adel Hana/AP)

    Terowongan-Terowongan Baru

    Penyergapan-penyergapan ini menandai kembalinya operasi gerilya yang dilakukan Brigade Al-Qassam dengan memanfaatkan jaringan terowongan yang hingga kini belum bisa diatasi sepenuhnya oleh IDF.

    Sebelumnya, pada Minggu, Al Qassam juga menyergap pasukan Israel di Beit Hanoun, Gaza Utara.

    Kembali aktifnya Al Qassam melakukan penyergapan membuat seorang pengamat militer Israel mewanti-wanti IDF.

    Dia mengatakan, sayap militer Hamas berhasil mengubah kelemahannya menjadi keunggulannya.

    Avi Ashkenazi, nama pengamat itu, mengatakan Hamas kini lebih memilih untuk menyimpan sisa-sisa kekuatan militernya.

    Hamas enggan terlibat dalam pertempuran melawan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara berhadap-hadapan. Kelompok itu memilih untuk melarikan diri lewat terowongan.

    “Hamas paham bahwa IDF beroperasi dengan sebagian kekuatannya, bahkan kurang, jadi memilih untuk menunggu pertempuran utama atau pertempuran besar,” kata Ashkenazi dalam artikel yang terbit di Maariv hari Minggu, (20/4/2025).

    Dia mengatakan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, sudah menerapkan strategi gerilya sebagai bagian dari strategi baru dalam perang di Gaza.

    Ashkenazi menyinggung laporan media Arab Saudi yang menyebutkan Hamas sedang sibuk merekrut 30.000 pejuang baru.

    Pada saat yang bersamaan, Hamas menggali terowongan dan membuat jebakan untuk IDF.

    Di samping itu, para pejuangnya memantau aktivitas IDF, melepaskan tembakan, dan menunggu peluang.

    “Ketika peluang itu datang, mereka berupaya mengikuti pasukan [Israel], menyerang dengan tembakan antitank, dan bahkan mendokumentasikan kerusakannya demi tujuan propaganda,” ujarnya.

    Menurut dia, peristiwa serangan Hamas beberapa hari belakangan ini menunjukkan strategi Hamas itu.

    Serangan itu dilakukan oleh para pejuang Hamas yang berada di dalam terowongan.

    Ashkenazi mengatakan hampir tiap hari tentara Israel menemukan terowongan baru di Gaza.

    “Beroperasi keluar dari kesukarannya dan menggunakan taktik gerilya, mengubah kelemahan militernya menjadi keuntungan taktis: menembak dari jarak jauh, menanam bom, dan kabur cepat, inilah cara yang coba mereka gunakan untuk membuat IDF kehilangan keseimbangan,” kata pengamat yang juga kolumnis surat kabar Maariv itu.

    Dia mengatakan IDF sadar akan ancaman seperti itu dan kini sedang melakukan tindakan yang sesuai.

    “Manuver saat ini sedang dijalankan dengan cara yang diperhitungkan, sembari menjaga margin keamanan, memperluas penggunaan pasukan zeni dan penggunaan tembakan untuk melindungi pasukan, memastikan sayap pertahanan, membersihkan area jebakan, mencari lokasi pintu masuk dan terowongan dan mencegah upaya musuh untuk membuat sergapan.”

    Menurut dia, Kementerian Pertahanan Israel memahami bahwa operasi IDF di Gaza ditujukan untuk menekan Hamas. Namun, operasi itu merupakan proses yang “rapuh”.

    “Karena Hamas kini mengobarkan perang gerilya, mengikuti rencana dan prosedur operasi, sembari melindungi nyawa para pejuang, menjadi upaya rumit yang tidak punya jaminan mampu dijalankan dalam jangka panjang.”

    SAYAP MILITER – Foto file Khaberni yang diambil, Kamis (13/3/2025) yang menunjukkan personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas saat berkumpul dalam parade militer. Seorang analis dan penulis Israel, Gideon Levy meyakini kalau Hamas akan tetap eksis terlepas dari niat Israel melancarkan perang lagi di Gaza dengan kekuatan yang lebih besar dari agresi sebelumnya. (Khaberni/tangkap layar)

    Hamas menyimpan pasukannya

    Hamas saat ini diklaim sedang mengamankan 20.000 pejuangnya di Jalur Gaza.

    Media Israel bernama Yedioth Ahronoth menyebut Hamas kini mengubah strateginya. Para pejuang Hamas itu disimpan dulu demi menghadapi potensi serangan darat Israel selanjutnya.

    Meski menyimpan para pejuangnya agar tetap utuh, Hamas terus mencari peluang untuk menyerang pasukan Israel ketika aset strategisnya berada dalam bahaya.

    Sabtu kemarin, (19/4/2025), Hamas menyerang patroli pasukan Israel di perbatasan Gaza. Satu tentara IDF tewas dan tiga lainnya terluka.

    Tewasnya tentara itu merupakan kasus pertama tewasnya anggota IDF dalam tiga bulan terakhir.

    Terakhir kalinya tentara IDF tewas ialah pada bulan Januari lalu. Saat itu ada lima tentara Brigade Nahal yang tewas karena ledakan di sebuah bangunan di Beit Hanoun.

    Menurut penyelidikan IDF, para pejuang Hamas yang terlibat serangan itu muncul dari pintu terowongan yang tidak terdeteksi. Terowongan itu sebenarnya sudah ditandai agar nanti dihancurkan IDF.

    Hamas menembakkan sebuah RPG ke satu kendaraan yang membawa satuan pengintaian. Lalu, ada bom yang menghantam tim penyelamat yang tiba di tempat kejadian.

    Seorang tentara yang bernama G’haleb Sliman Alnasasara (35) yang berasal dari Kota Rahat tewas.

    Serangan seperti itu merupakan yang kedua kalinya dalam seminggu terakhir di zona penyangga atau buffer zone.

    Dalam serangan sebelumnya, pejuang Hamas muncul dari terowongan dan menargetkan Brigade Lapis Baja Ke-401 yang sedang memperluas zona keamanan di Kota Daraj dan Tuffah. Israel mengaku berhasil melenyapkan pejuang Hamas itu.

    Yedioth Ahronoth mengklaim Hamas baru-baru ini memindahkan sebagian besar pasukannya guna menyimpan kekuatan demi menghadapi kemungkinan serangan darat besar-besaran oleh Israel.

    Pada waktu yang sama, Hamas berupaya menyerang pasukan Israel, terutama jika infrastruktur terowongannya terancam oleh IDF.

    Di sisi lain, IDF sudah mengurangi pengerahan tentara cadangan di pemukiman Israel dekat perbatasan.

     

    (oln/khbrn/rntv/tribunnews*)