Category: Tribunnews.com Internasional

  • Rusia Cabut Status Taliban Afghanistan dari Daftar Teroris, Putin Cari Sekutu Baru di Timur Tengah? – Halaman all

    Rusia Cabut Status Taliban Afghanistan dari Daftar Teroris, Putin Cari Sekutu Baru di Timur Tengah? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia segera mengakui pemerintah Taliban di Afghanistan dan menghapusnya dari daftar teroris yang dilarang Rusia.

    Sebelumnya, parlemen Rusia memberikan suara mendukung rancangan undang-undang (RUU) yang memungkinkan penghapusan Taliban Afghanistan dari daftar teroris dalam pertemuan pada Selasa (10/12/2024).

    “Majelis rendah parlemen, Duma Rusia, menyetujui RUU tersebut dalam pembacaan pertama dari tiga pembacaan yang diperlukan,” kata kantor berita Interfax.

    Taliban menggulingkan kekuasaan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Agustus 2021 dan pasukan pimpinan AS yang mendukung pemerintah Afghanistan menarik diri setelah 20 tahun berperang melawan Taliban.

    Ketika tidak ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah di Afghanistan, Rusia secara bertahap membangun hubungan dengan Taliban.

    Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Juli lalu memberikan sinyal bahwa Taliban menjadi sekutunya dalam memerangi terorisme.

    Taliban mengatakan pihaknya berupaya memberantas keberadaan organisasi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di Afghanistan.

    Sebelumnya, Taliban ditambahkan ke daftar hitam Rusia pada tahun 2003 karena mendukung separatis di Kaukasus Utara.

    Kabar penghapusan Taliban Afghanistan dari daftar teroris ini muncul setelah Rusia kehilangan sekutunya di Timur Tengah ketika oposisi bersenjata Suriah menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang didukungnya sejak tahun 2015.

    Taliban Sambut Keputusan Rusia

    Kementerian Luar Negeri pemerintah sementara Afghanistan menyambut baik keputusan Duma Negara Rusia yang menghapus Taliban dari daftar kelompok teroris.

    Duma Negara Rusia menyetujui RUU dalam pembacaan pertama dari tiga pembacaan wajib untuk menghapus Taliban dari daftar kelompok terlarang.

    “Kementerian Luar Negeri Emirat Islam Afghanistan menyambut baik keputusan parlemen Federasi Rusia untuk menyetujui usulan yang bertujuan menghapus ‘Gerakan Taliban’, yang sebelumnya disebut sebagai Emirat Islam Afghanistan, dari daftar organisasi terlarang di Rusia,” kata juru bicara kementerian Taliban, Abdul Qahar Balkhi, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun X miliknya pada Rabu (11/12/2024) malam.

    “Langkah ini merupakan perkembangan besar dan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Afghanistan dan Federasi Rusia,” tambah pernyataan itu.

    Senada dengan itu, Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintah sementara Afghanistan, mengatakan keputusan itu adalah langkah penting dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Afghanistan dan Rusia.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Putin Tolak Temui Assad, Menlu Rusia: Kembalilah ke Suriah, Selesaikan Masalahmu Sendiri – Halaman all

    Putin Tolak Temui Assad, Menlu Rusia: Kembalilah ke Suriah, Selesaikan Masalahmu Sendiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan menolak untuk bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad setelah ia kabur ke Rusia.

    Kabar kaburnya keluarga Assad ke Rusia menyusul runtuhnya rezim Assad setelah oposisi merebut ibu kota Suriah, Damaskus pada 8 Desember lalu.

    Setelah kekuasaannya runtuh, Bashar al-Assad dikabarkan berupaya mencari bantuan kepada sekutunya, Rusia.

    “Pada hari ketiga peluncuran operasi ‘Pencegahan Agresi’ yang diluncurkan oleh faksi oposisi Suriah untuk menggulingkan Bashar al-Assad, tersebar informasi rezim itu tiba di Moskow untuk bertemu Putin dan meminta bantuannya dalam menghadapi faksi oposisi,” lapor Al Arab TV, mengutip laporan koresponden, Saad Khalaf, Kamis (12/12/2024).

    Namun, upaya tersebut ditolak oleh Putin dan hanya Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, yang menemuinya.

    “Putin menolak menerima Assad. Menteri Luar Negeri Rusia yang menemuinya kemudian menolaknya,” kata sumber itu.

    Menurut laporan itu, Sergei Lavrov mengatakan, “Kembalilah dan selesaikan sendiri masalah Anda.”

    Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan jika keluarga Assad mendapatkan suaka di Rusia maka itu adalah keputusan Putin.

    “Jika Rusia memberikan suaka kepada Assad dan keluarganya, ini akan menjadi keputusan yang diambil oleh Presiden Rusia Vladimir Putin,” kata Dmitry Peskov.

    “Tentu saja, keputusan serupa tidak dapat dibuat tanpa kepala negara, dan keputusan ini adalah keputusannya,” lanjutnya.

    Ia menegaskan tidak ada pertemuan antara Putin dan Assad yang dijadwalkan baru-baru ini.

    “Tidak ada pertemuan (yang diantisipasi antara Putin dan Assad) dalam agenda resmi presiden Rusia,” katanya.

    Sementara itu, Rusia yang mendukung rezim Assad sejak tahun 2015 untuk melawan oposisi, telah membangun sejumlah pangkalan militer di Suriah.

    Nasib pangkalan militer itu kini sedang dalam upaya perlindungan.

    “Keamanan kedua pangkalan itu sangat penting. Kami melakukan segala yang mungkin dan diperlukan untuk berkomunikasi dengan mereka yang dapat memberikan keamanan. Tentara kami juga mengambil tindakan pencegahan,” kata Dmitry Peskov.

    Sebelumnya, dikabarkan bahwa oposisi yang menggulingkan rezim Assad menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan lembaga diplomatik di Suriah.

    Runtuhnya Rezim Assad dalam Perang Saudara Suriah

    Rezim Assad yang berada di bawah Partai Baath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah oposisi mengumumkan perebutan ibu kota Suriah, Damaskus.

    Sebelumnya, oposisi bersenjata Suriah yang terdiri dari banyak faksi, meluncurkan serangan pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.

    Aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dipimpin oleh Abu Muhammad Al-Julani mendeklarasikan runtuhnya rezim Assad melalui pidato di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

    Runtuhnya rezim Assad ini adalah buntut dari perang saudara yang berlangsung sejak tahun 2011.

    Iran mulai membantu rezim Assad pada tahun 2011 dan Rusia mulai terlibat pada tahun 2015.

    Pertempuran sempat meredup pada tahun 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.

    Rezim Bashar al-Assad berkuasa sejak tahun 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad pada 1971-2000.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Menlu Iran Abbas Araghchi Serukan Persatuan Regional untuk Hentikan Serangan Israel ke Suriah – Halaman all

    Menlu Iran Abbas Araghchi Serukan Persatuan Regional untuk Hentikan Serangan Israel ke Suriah – Halaman all

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menggarisbawahi perlunya persatuan regional dalam menghadapi agresi pendudukan Israel di Suriah.

    Tayang: Kamis, 12 Desember 2024 13:07 WIB

    AFP/JALAA MAREY

    Gambar ini menunjukkan pasukan militer Israel mengemudi di zona penyangga Suriah, dekat desa Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, pada 11 Desember 2024. – Setelah serangan kilat oleh pejuang pemberontak Islam menggulingkan presiden Bashar al-Assad , Israel, yang berbatasan dengan Suriah, mengirim pasukan ke zona penyangga di sebelah timur Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, yang digambarkan oleh Menteri Luar Negeri Gideon Saar sebagai “langkah terbatas dan sementara” untuk “alasan keamanan”. (Photo by Jalaa MAREY / AFP) 

    Menlu Iran Abbas Araghchi Serukan Persatuan Regional untuk Hentikan Serangan Israel ke Suriah

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menggarisbawahi perlunya persatuan regional dalam menghadapi agresi pendudukan Israel di Suriah.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyoroti urgensi mobilisasi segera dan efektif negara-negara regional dan persatuan mereka untuk menghentikan agresi Israel dan penghancuran Suriah.

    Araghchi menyatakan bahwa rezim Israel telah berusaha menghancurkan hampir setiap infrastruktur pertahanan dan sipil di Suriah dan telah menduduki lebih jauh wilayah Suriah yang melanggar perjanjian pelepasan tahun 1974 dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 350.

    Ia mengkritik Dewan Keamanan PBB karena gagal bertindak tegas, dengan mengatakan, 
    “Dewan Keamanan PBB—yang memiliki tanggung jawab utama untuk menghentikan agresi yang melanggar hukum—dipersempit menjadi pengamat yang diborgol karena hambatan yang dilakukan AS.”

    Araghchi menekankan bahwa tetangga Suriah, serta dunia Arab dan Muslim dan bahkan setiap negara anggota PBB yang peduli terhadap supremasi hukum, prinsip-prinsip dasar Piagam PBB dan hukum internasional, tidak dapat bersikap acuh tak acuh.

    SUMBER: AL MAYADEEN

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Israel Babat Kemampuan Militer Suriah, Luncurkan 350 Serangan dalam 48 Jam – Halaman all

    Israel Babat Kemampuan Militer Suriah, Luncurkan 350 Serangan dalam 48 Jam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Selasa (10/12/2024), sebuah laporan mengejutkan datang dari lembaga pemantau perang oposisi Suriah.

    Israel membabat kemampuan militer Suriah dengan meluncurkan lebih dari 350 serangan udara dalam rentang waktu 48 jam, BBC melaporkan.

    Serangan tersebut mengakibatkan kehancuran signifikan di seluruh Suriah.

    “Angkatan Laut Suriah telah hancur total akibat serangan tersebut,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.

    Serangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah jatuhnya senjata strategis ke tangan pihak oposisi yang ingin menggulingkan rezim Bashar Assad.

    Dalam rangka menjaga stabilitas dan keamanan, Israel mengeklaim bahwa serangan ini dilakukan untuk menghancurkan stok senjata yang ada di Suriah.

    Hal ini juga sebagai respons terhadap ancaman militan Hizbullah yang beroperasi di wilayah perbatasan Suriah-Lebanon.

    Menurut pejabat militer Israel, sasaran serangan termasuk sistem pertahanan udara, depot rudal, serta lokasi produksi senjata di Damaskus dan kota-kota lainnya.

    Rudal Israel menyerang dua fasilitas angkatan laut di Suriah, menghancurkan setidaknya enam kapal rudal era Soviet.

    Meskipun rincian lengkap tidak diumumkan, aksi ini menegaskan niat Israel untuk tidak membiarkan musuh-musuhnya memiliki akses terhadap kemampuan militer yang memadai.

    Reaksi Internasional

    Serangan Israel ini tidak lepas dari perhatian internasional.

    Mesir, Yordania, dan Arab Saudi mengutuk aksi tersebut, menyebutnya sebagai eksploitasi terhadap kekacauan di Suriah dan pelanggaran hukum internasional.

    Sementara itu, PBB juga meminta Israel dan Suriah untuk menghormati perjanjian pelepasan yang telah ada sejak 1974.

    Walaupun kehidupan di Suriah menunjukkan tanda-tanda normalisasi, laporan tentang pencurian bantuan kemanusiaan masih terus bermunculan.

    Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun rezim lama telah runtuh, tantangan untuk membangun kembali negara masih sangat besar.

    Kehidupan di Suriah Pasca Serangan

    Di tengah gejolak yang terjadi, masyarakat Suriah perlahan-lahan menemukan harapan baru setelah penggulingan rezim Assad.

    Kehidupan di Damaskus mulai kembali normal, dengan bank-bank dan toko-toko dibuka kembali.

    Kota Damaskus kini dipenuhi dengan semangat baru.

    Banyak warga yang merayakan kejatuhan rezim Assad, berharap untuk mengakhiri praktik suap yang selama ini membebani mereka.

    Pengungsi Suriah Balik Kampung

    Baru-baru ini, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa negaranya akan membuka perbatasan baru bagi pengungsi Suriah yang ingin kembali ke tanah air mereka.

    Pengumuman ini memicu banyak warga Suriah berbondong-bondong menuju penyeberangan perbatasan, berusaha untuk pulang, Al Jazeera melaporkan.

    Pemandangan di perbatasan saat ini menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan beberapa tahun lalu.

    Sebelumnya, antrean panjang orang-orang terlihat melarikan diri dari Suriah menuju Turki.

    Namun, kini untuk pertama kalinya, mereka tampak ingin pulang.

    Menurut pengamatan di lapangan, pemerintah Turki berupaya memfasilitasi kepulangan pengungsi dengan menambah jumlah titik perbatasan.

    Hal ini memungkinkan pengungsi untuk diperiksa dan diizinkan masuk kembali dengan lebih mudah.

    Dengan dibukanya penyeberangan perbatasan baru, semakin banyak pengungsi merasa memiliki kesempatan untuk kembali ke rumah mereka.

    Langkah ini tentu membawa harapan baru bagi banyak pengungsi Suriah yang telah lama berada di Turki.

    lihat foto
    Anggota masyarakat Suriah meneriakkan slogan-slogan saat berkumpul di Lapangan Syntagma di Athena untuk merayakan berakhirnya rezim diktator Suriah Bashar al-Assad setelah pejuang pemberontak menguasai ibu kota Suriah, Damaskus, pada malam hari, 8 Desember 2024. – Pemberontak yang dipimpin kaum Islamis menggulingkan penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad, dalam serangan kilat yang disebut utusan PBB sebagai “momen penting” bagi negara yang dirusak oleh perang saudara. (Photo by Angelos TZORTZINIS / AFP)

    Kembalinya mereka ke tanah air setelah bertahun-tahun dapat memberikan kesempatan untuk memulai hidup baru di kampung halaman.

    Namun, meskipun banyak yang ingin kembali, tantangan tetap ada.

    Keamanan, stabilitas, dan kondisi di Suriah masih menjadi pertimbangan utama bagi mereka yang ingin pulang.

    Keputusan untuk kembali bukanlah hal yang sepele, dan setiap pengungsi tentu memiliki pertimbangan yang mendalam mengenai langkah ini.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Alasan Konflik Suriah Bisa Rugikan Iran dan Rusia, Penerus Bashar al-Assad Jadi Kunci – Halaman all

    Alasan Konflik Suriah Bisa Rugikan Iran dan Rusia, Penerus Bashar al-Assad Jadi Kunci – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Konflik di Suriah yang berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad justru bisa menjadi kerugian Iran dan Rusia. Mengapa demikian?

    Pengamat dunia Internasional sekaligus Kepala Program Studi Magister Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahmad Sahide menyebut Iran dan Rusia menjadi dua pihak yang dirugikan atas berakhirnya rezim Bashar al-Assad.

    Ahmad mengatakan, sejak 1979 terdapat dua kubu yang membangun kekuatan politik di Suriah.

    “Satu kubu dipimpin oleh Iran, dan itu di sana ada Suriah dulu, ada Libya, Hamas, dan Hizbullah.”

    “Kemudian ada kubu yang dipimpin oleh Arab Saudi yang itu tentu pro dengan Amerika Serikat dan Israel,” ungkap Ahmad Sahide dalam talkshow Overview Tribunnews, Rabu (11/12/2024).

    Suriah, lanjut Ahmad, merupakan negara mayoritas Sunni yang dipimpin oleh kelompok Syiah.

    “Itulah yang membuat Suriah dengan Iran mudah untuk membangun aliansi politik karena di Iran kita tahu mayoritas Syiah kurang lebih 90 persen.”

    “Tetapi uniknya di Suriah Bashar al-Assad mampu membangun dan mempertahankan rezimnya sekian lama,” ujarnya.

    Setelah Bashar al-Assad jatuh, Ahmad menyebut yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang akan akan menjadi pemimpin Suriah berikutnya?

    “Apakah kemudian dari kelompok Sunni? Nah kalau kemudian dari kelompok Sunni nantinya yang berkuasa memberi ruang itu tentu akan menjadi kerugian bagi Iran,” ungkapnya.

    Bagaimana dengan Rusia?

    Ahmad Sahide mengungkapkan, apabila kelompok Sunni yang menjadi pemimpin Suriah dan tidak pro dengan Rusia, maka itu akan merugikan kepentingan negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.

    “Kita tahu bahwa dari Suriah ke Rusia itu kan ada pipa minyak di bawah laut, nah itu pasti akan terganggu kalau kemudian rezim yang berkuasa nantinya itu tidak pro dengan dengan Rusia.”

    “Maka kemarin kan Putin mengatakan ya, jangan sampai kemudian kepentingan Rusia itu diganggu dengan adanya dinamika politik yang terjadi di Suriah,” ungkapnya.

    “Nah ke depannya tentu pertanyaannya adalah siapa yang akan menjadi menjadi pemimpin Suriah berikutnya, apakah kelompok yang pro dengan Iran dan Rusia atau kemudian yang pro dengan Amerika Serikat,” ujar Ahmad Sahide.

    Diketahui sebelumnya, Pada 8 Desember 2024, rezim Bashar al-Assad runtuh setelah pasukan oposisi berhasil merebut ibu kota, Damaskus.

    Serangan kilat ini dimulai pada akhir November 2024, dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan didukung oleh kelompok pemberontak lainnya.

    Mereka berhasil menguasai kota-kota penting seperti Aleppo, Hama, dan Homs sebelum akhirnya mencapai Damaskus.

    Setelah itu, Bashar al-Assad meninggalkan Suriah menuju Rusia.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto)

  • PM Transisi Mohammed Al-Bashir Minta Pengungsi Suriah Balik Kampung: Negara Butuh Dukungan Kalian – Halaman all

    PM Transisi Mohammed Al-Bashir Minta Pengungsi Suriah Balik Kampung: Negara Butuh Dukungan Kalian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri transisi Suriah, Mohammed Al-Bashir menyerukan kepada seluruh warganya yang berada di luar negeri untuk segera kembali ke tanah air.

    Menurutnya, setelah penggulingan presiden lama Bashar Al-Assad, para pengungsi tidak perlu takut untuk kembali ke Suriah.

    “Saya menyerukan kepada semua warga Suriah di luar negeri: Suriah sekarang adalah negara bebas yang telah mendapatkan harga diri dan martabatnya,” kata Al-Bashir, dikutip dari Al-Arabiya.

    Dengan kembalinya para pengungsi, diharapkan dapat membantu membangun kembali negara Suriah dengan masa depan yang lebih baik.

    “Kembalilah. Kita harus membangun kembali, dilahirkan kembali, dan kita membutuhkan bantuan semua orang,” jelasnya.

    Ia yakin bahwa para pengungsi ini memiliki pengalaman yang luar biasa untuk membangun kembali Suriah.

    “Modal manusia mereka, pengalaman mereka akan memungkinkan negara ini untuk berkembang,” tambahnya.

    Mohammed Al-Bashir ditunjuk oleh kelompok oposisi sebagai PM sementara untuk memimpin Suriah selama masa transisi.

    Pernyataan tersebut diumumkan melalui akun Telegram televisi pemerintah pada hari Selasa (10/12/2024).

    Mohammed al-Bashir akan mengemban tugas barunya selama tiga bulan ke depan.

    “Komando umum telah menugaskan kami untuk menjalankan pemerintahan transisi hingga 1 Maret,” kata sebuah pernyataan yang dikaitkan dengan al-Bashir di akun Telegram televisi pemerintah, dikutip dari The New Arab.

    Al-Bashar berharap dengan terpilihnya dia sebagai PM transisi, maka akan membuat negara mereka jauh lebih stabil dan tenang dari masa pemerintahan Bashar Al-Assad.

    Seperti diketahui, Assad telah berkuasa dengan ayahnya di Suriah sejak tahun 1971.

    Selama masa pemerintahannya, Bashar Al-Assad diduga telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan melakukan penyiksaan.

    Tidak hanya itu, perang saudara Suriah yang berlangsung hampir 14 tahun menewaskan telah menewaskan 500.0000 warga.

    Sementara Al-Assad telah digulingkan oleh kelompok oposisi dalam serangan besar-besaran yang berpuncak pada perebutan ibu kota Damaskus pada Minggu.

    Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.

    Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada hari Minggu (8/12/2024).

    Tak sendiri, Assad dikabarkan kabur dari Suriah bersama keluarganya.

    “Presiden al-Assad dari Suriah telah tiba di Moskow. Rusia telah memberi mereka (dia dan keluarganya) suaka atas dasar kemanusiaan,” tulis Interfax, dikutip dari Al-Arabiya.

    Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Peskov.

    Peskov mengatakan Assad telah diberi suaka di Rusia, dan mengatakan keputusan itu dibuat oleh Presiden Vladimir Putin. 

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Suriah

  • Polisi Korsel Gerebek Kantor Presiden Yoon Suk Yeol, Pengawal Halangi Masuk Gedung Utama – Halaman all

    Polisi Korsel Gerebek Kantor Presiden Yoon Suk Yeol, Pengawal Halangi Masuk Gedung Utama – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi Korea Selatan menyerbu kantor Presiden Yoon Suk Yeol pada Rabu (11/12/2024).

    Menurut laporan kantor berita Korea Selatan Yonhap, penggeledahan ini adalah bagian dari upaya penegak hukum untuk memastikan tindakan yang dilakukan Yoon yaitu mendeklarasikan darurat militer pada minggu lalu termasuk pemberontakan.

    Akan tetapi, ketika Badan Kepolisian Nasional, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, Garda Polisi Majelis Nasional, dan penyidik hendak memasuki gedung utama, dihalangi oleh pengawal atau pejabat kemanan Yoon Suk Yeol, dikutip dari NBC News.

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara kepolisian Korea Selatan.

    “Penyidik ​​telah memperoleh akses ke kantor layanan sipilnya, namun, saat ini kami tidak dapat memasuki gedung utama karena pembatasan akses yang diberlakukan oleh pasukan keamanan presiden,” kata seorang juru bicara kepolisian, dikutip dari The Guardian.

    Beberapa pengamat sebelumnya mengatakan bahwa dinas keamanan presiden kemungkinan tidak akan mengizinkan penggeledahan di kantor Yoon, dengan mengutip undang-undang yang melarang penggeledahan di lokasi yang mengandung rahasia negara tanpa persetujuan dari mereka yang bertanggung jawab di area tersebut.

    Penggerebekan ini terjadi tepat setelah tersiar kabar mantan Menteri Pertahanan, Kim Yong Hyun mencoba mengakhiri hidup ketika ditahan di pusat penahanan di Seoul.

    Kim ditangkap oleh jaksa pada Rabu pagi atas tuduhan memainkan peran kunci dalam pemberontakan dan melakukan penyalahgunaan kekuasaan. 

    Kim menjadi orang pertama yang ditangkap secara resmi atas perintah darurat militer, dikutip dari AP News.

    Kim dikenal sebagai salah satu orang terdekat Yoon.

    Ia dituding sebagai orang yang merekomendasikan darurat militer kepada Yoon.

    Tidak hanya itu, Kim juga dituduh telah mengirim pasukan ke Majelis Nasional untuk menghalangi anggota parlemen memberikan suara.

    Seorang juru bicara pengadilan distrik pusat Seoul mengatakan, dilakukan pengangkapan terhadap Kim lantaran ada kemungkinan ia memusnahkan bukti yang ada.

    Sebelum resmi ditangkap, Kim sempat membuat sebuah pernyataan pada Selasa (10/12/2024).

    Dalam pernyataan tersebuut, ia mengumumkan telah mengundurkan diri dan meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.

    “Meminta maaf sebesar-besarnya karena telah menimbulkan kecemasan yang signifikan kepada publik,” katanya.

    Ia juga mengaku bahwa penererapan darurat militer pada minggu lalu atas usulannya.

    Namun ia meminta keringanan hukuman bagi prajurit yang dikerahkan dalam menghalangi anggota parlemen memberikan suara pada saat itu.

    Selain Kim, dua pejabat senior polisi juga telah ditahan pada hari yang sama.

    Sementara itu, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol telah ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan penghasutan atas penetapan darurat militer pada 3 Desember 2024.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Yoon Suk Yeol

  • Enam rudal ATACMS Amerika Hancurkan Pangkalan Udara Rusia di Rostov, Kremlin Janjikan Pembalasan – Halaman all

    Enam rudal ATACMS Amerika Hancurkan Pangkalan Udara Rusia di Rostov, Kremlin Janjikan Pembalasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Rusia telah mengkonfirmasi bahwa sebuah serangan rudal telah menghantam pangkalan udara militer mereka di Taganrog, wilayah Rostov, pada Rabu pagi (11/12/2024) waktu setempat.

    Enam rudal ATACMS yang disuplai oleh Amerika Serikat diluncurkan pasukan Ukraina dalam serangan yang sangat terarah ini.

    Meski otoritas Rusia menyatakan bahwa semua rudal tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara, puing-puing dari hulu ledak yang terintersepsi masih menyebabkan luka-luka di antara personel yang berada di lokasi.

    “Serangan ini menimbulkan kerusakan kecil pada dua bangunan di zona teknis pangkalan udara dan tiga kendaraan militer. Mobil sipil yang terparkir di dekat lokasi juga rusak akibat serpihan,” ungkap Kementerian Pertahanan Rusia.

    Laporan lokal menunjukkan bahwa serangan tersebut mengakibatkan korban, terutama di antara personel yang bertugas di barak yang diduga menjadi target utama.

    Ledakan yang terjadi sekitar pukul 04:00 waktu setempat, menurut Gubernur Rostov, Yuri Slyusar, mengguncang kawasan tersebut dan menyulut kekhawatiran baru tentang konflik yang berkepanjangan antara Moskow dan Kyiv.

    Setelah ledakan, walikota Taganrog, Svetlana Kambulova, memimpin upaya pemulihan dengan menetapkan zona evakuasi sepanjang satu kilometer di sekitar lokasi kejadian untuk melakukan pemeriksaan keamanan.

    Serangan ini menandai eskalasi ketegangan yang baru dalam konflik ini.

    Pejabat Rusia di Kremlin mengancam akan membalas dengan tindakan yang tepat atas provokasi yang dilakukan Ukraina.

    Keputusan ini akan menunjukkan komitmen Rusia untuk mempertahankan posisinya di tengah serangan yang semakin canggih.

    “Serangan ini tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” tegas Kementerian Pertahanan Rusia.

    Kerusakan Infrastruktur Sipil

    Walaupun tidak ada laporan mengenai korban jiwa di lokasi industri yang terkena dampak, serangan tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan pada infrastruktur.

    Sebuah fasilitas industri dilaporkan hancur, mengakibatkan 14 kendaraan rusak.

    Selain itu, ruang pemanas yang terletak di Jalan Tsiolkovsky membuat 27 bangunan perumahan kehilangan pemanasan selama beberapa jam.

    ATACMS: Senjata Mematikan dalam Konflik Modern

    Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) yang digunakan dalam serangan ini merupakan salah satu alat paling ampuh militer AS untuk serangan presisi jarak jauh.

    Dirancang untuk menyerang aset-aset bernilai tinggi di dalam wilayah musuh, kemampuan ATACMS untuk menyerang pada jarak yang jauh dengan akurasi tinggi menjadikannya ideal untuk menghantam target-target strategis.

    Dari pengenalan pertamanya pada awal 1990-an, ATACMS telah mengalami banyak perkembangan.

    Versi awalnya, MGM-140, memiliki jangkauan 165 mil dan dirancang untuk menargetkan sasaran dengan presisi.

    Namun, kebutuhan untuk menangani konsentrasi angkatan musuh yang lebih besar mendorong pengembangan lebih lanjut.

    Versi terbaru, ATACMS ER (Extended Range), memungkinkan serangan hingga 310 mil atau hampir 500 km.

    Dengan peningkatan kemampuan panduan yang lebih baik dan opsi muatan yang lebih fleksibel, ATACMS menjadi salah satu senjata yang paling adaptif dalam arsenal militer AS.

    Dari Perang Teluk hingga Perang Irak, ATACMS telah terbukti efektif dalam menghancurkan kekuatan musuh di awal konflik.

    Kemampuan untuk mengirimkan daya hancur yang mematikan dengan cepat sangat penting dalam pertempuran modern yang semakin kompleks.

    Ancaman rudal balistik

    Sementara itu, Rusia dapat kembali meluncurkan rudal balistik jarak menengahnya yang mematikan terhadap Ukraina dalam waktu dekat, kata Pentagon pada hari Rabu.

    Sabrina Singh, juru bicara Pentagon, mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan bahwa serangan dapat dilakukan “dalam beberapa hari mendatang.”

    Ia menambahkan bahwa AS tidak menganggap rudal ini — yang disebut Oreshnik — sebagai pengubah permainan di medan perang, tetapi Rusia “berusaha menggunakan setiap senjata yang mereka miliki di gudang senjata mereka untuk mengintimidasi Ukraina.”

    Ia mengatakan AS mendasarkan peringatannya pada penilaian intelijen baru, tetapi ia tidak dapat memberikan rincian lainnya, termasuk di mana Rusia mungkin menyerang.

    Pejabat AS mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa AS melihat Rusia membuat persiapan untuk peluncuran rudal lainnya, yang digunakan untuk pertama kalinya bulan lalu.

    Para pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim untuk membahas informasi sensitif tersebut.

    Ancaman itu muncul saat Presiden terpilih Donald Trump telah berjanji untuk mengakhiri perang dan sekutu Barat menyarankan bahwa negosiasi untuk melakukannya dapat dimulai musim dingin ini.

    Singh mengatakan AS akan terus mendukung Ukraina, termasuk dengan sistem pertahanan udara tambahan yang dirancang untuk melindungi negara itu dari serangan udara.

    Beberapa hari yang lalu, AS menjanjikan bantuan keamanan baru senilai hampir $1 miliar untuk Ukraina, termasuk amunisi untuk pertahanan udara.

    Kementerian Pertahanan Rusia juga mengisyaratkan bahwa Moskow siap untuk membalas karena Ukraina menggunakan enam rudal ATACMS buatan AS untuk menyerang pangkalan udara militer di Taganrog di wilayah selatan Rostov pada hari Rabu, yang mengakibatkan cedera pada tentara.

     Dikatakan bahwa dua rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara dan empat lainnya dibelokkan oleh aset peperangan elektronik.

    “Serangan dengan senjata jarak jauh Barat ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tindakan yang relevan akan diambil,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Ini bukan pertama kalinya pejabat AS memperingatkan tentang potensi tindakan atau langkah strategis Rusia, sebagian sebagai upaya diplomatik untuk mengirim pesan kepada Moskow dan mungkin memengaruhi keputusan.

    Menjelang invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, AS secara terbuka membahas intelijen bahwa Rusia sedang mempersiapkan pasukan untuk bergerak menuju Kyiv.

    Dan kemudian secara terbuka mengatakan bahwa Moskow menempatkan pasukannya di Ukraina timur untuk melakukan “operasi bendera palsu” yang akan menciptakan dalih bagi pasukannya untuk menyerang.

    Menurut pejabat AS, Rusia hanya memiliki beberapa rudal Oreshnik dan rudal tersebut membawa hulu ledak yang lebih kecil daripada rudal lain yang secara rutin diluncurkan Rusia ke Ukraina.

    Rusia pertama kali menembakkan rudal tersebut dalam serangan pada tanggal 21 November terhadap kota Dnipro di Ukraina.

    Rekaman video kamera pengawas dari serangan tersebut menunjukkan bola-bola api besar menembus kegelapan dan menghantam tanah dengan kecepatan yang mencengangkan.

    Itu adalah pertama kalinya senjata tersebut digunakan dalam pertempuran.

    Dalam beberapa jam setelah serangan terhadap fasilitas militer tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil langkah langka dengan berbicara di TV nasional untuk membanggakan rudal hipersonik baru tersebut.

    Ia memperingatkan Barat bahwa penggunaan berikutnya dapat ditujukan terhadap sekutu NATO Ukraina yang mengizinkan Kyiv menggunakan rudal jarak jauh mereka untuk menyerang wilayah Rusia.

    Serangan itu terjadi dua hari setelah Putin menandatangani versi revisi doktrin nuklir Rusia yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir.

    Doktrin tersebut memungkinkan respons nuklir potensial oleh Moskow bahkan terhadap serangan konvensional terhadap Rusia oleh negara mana pun yang didukung oleh kekuatan nuklir.

    Serangan itu juga terjadi segera setelah Presiden Joe Biden setuju untuk melonggarkan pembatasan penggunaan senjata jarak jauh buatan Amerika oleh Ukraina untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia, dan hanya satu hari setelah AS mengatakan akan memberikan ranjau antipersonel kepada Ukraina untuk membantu memperlambat kemajuan Rusia di medan perang.

    “Kami yakin bahwa kami memiliki hak untuk menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan penggunaan senjata mereka terhadap fasilitas kami,” kata Putin saat itu.

  • Pemimpin HTS Sebut Suriah Belum Siap untuk Perang Lagi, Rakyatnya Sudah Lelah, Singgung Ketakutan – Halaman all

    Pemimpin HTS Sebut Suriah Belum Siap untuk Perang Lagi, Rakyatnya Sudah Lelah, Singgung Ketakutan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al-Golani, menyatakan Suriah tidak siap untuk terlibat dalam perang lagi.

    Abu Mohammed Al-Golani yang sekarang menggunakan nama aslinya, Ahmed Al-Sharaa, itu menyebut rakyat Suriah telah kelelahan akibat konflik selama bertahun-tahun.

    “Orang-orang sudah lelah dengan perang, dan itulah sebabnya negara ini belum siap memasuki perang baru,” lapor saluran TV Al Jazeera yang berbasis di Qatar mengutip pernyataan Ahmed Al-Shara, Rabu (11/12/2024).

    Dilansir TASS, ia menyatakan bahwa ada “ketakutan di Suriah yang disebabkan oleh kehadiran rezim (Bashar) Assad.”

    “Sekarang setelah jatuh, negara ini bergerak menuju pembangunan, rekonstruksi, dan stabilitas,” lanjutnya.

    Kronologi Jatuhnya Rezim Assad

    Dikutip dari Al Jazeera, pasukan oposisi merebut Damaskus pada Minggu (8/12/2024) pagi, mengakhiri 50 tahun kekuasaan keluarga al-Assad dalam serangan mendadak yang mencapai ibu kota hanya dalam 12 hari.

    Serangan dimulai pada 27 November, ketika pasukan oposisi yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), melancarkan serangan dari pangkalan mereka di provinsi Idlib di Suriah barat laut dan kemudian bergerak ke selatan untuk menggulingkan Bashar al-Assad.

    Pada Sabtu (7/12/2024), pasukan oposisi merebut sebagian besar wilayah Deraa di selatan Suriah – tempat lahirnya pemberontakan tahun 2011.

    Masyarakat juga mengambil tindakan sendiri dan bergabung dalam pertempuran, lalu berbaris ke utara bersama para pejuang, menurut analis politik dan aktivis Nour Adeh.

    Kelompok selatan bergerak ke utara sementara pejuang barat laut mendekati Homs, kota berikutnya di jalan raya menuju Damaskus.

    Rezim merasa tertekan saat menyaksikan pejuang oposisi mendekat dari semua sisi.

    Pasukannya mengalami keruntuhan organisasi, menurut Sanad, badan investigasi digital Al Jazeera, dengan gambar-gambar yang muncul menunjukkan para prajurit meninggalkan senjata dan seragam mereka sementara banyak yang melarikan diri dengan berjalan kaki dari posisi militer mereka.

    Runtuhnya moral ini memicu demonstrasi luas di daerah pedesaan sekitar Damaskus, di mana para pengunjuk rasa merobek poster al-Assad dan menyerang posisi militer.

    Karena putus asa ingin menghentikan oposisi, rezim mengebom Jembatan Rastan, namun pasukan oposisi tetap merebut Homs, pada Minggu dini hari.

    Dengan itu, mereka telah memisahkan al-Assad dari benteng pertahanannya di pesisir pantai, tempat dua pangkalan militer Rusia berada.

    Perebutan Homs merupakan “lonceng kematian bagi kemungkinan yang tersisa bagi tentara Suriah untuk mengkonsolidasikan kekuatannya dan mengambil tindakan,” kata profesor Universitas Oklahoma Joshua Landis kepada Al Jazeera.

    Dengan kelompok oposisi bersenjata mendekati Damaskus dari segala arah, kota itu terjerumus ke dalam kekacauan.

    Ruang operasi militer mengerahkan divisi “Bulan Sabit Merah”, yang dilatih khusus untuk serangan perkotaan, sementara banyak pasukan pemerintah diperintahkan untuk mundur ke Bandara Internasional Damaskus dan pusat keamanan di pusat kota Damaskus, tetapi tidak ada hasil.

    Para pejuang oposisi mengatakan mereka telah menguasai Pangkalan Udara Mezzeh di Damaskus, sebuah kemenangan strategis dan simbolis karena pangkalan tersebut digunakan oleh pemerintah untuk serangan roket dan serangan udara terhadap wilayah yang dikuasai oposisi sepanjang perang.

    Dalam waktu dua jam, rekaman baru muncul dari Lapangan Umayyah di jantung kota Damaskus, menunjukkan warga merayakan saat pasukan oposisi memasuki ibu kota tanpa perlawanan, dengan tembakan perayaan dan nyanyian yang menandakan jatuhnya al-Assad.

    Pada pukul 6 pagi tanggal 8 Desember, para pejuang menyatakan Damaskus telah dibebaskan, yang mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad telah meninggalkan negara tersebut.

    Orang-orang dengan cepat membongkar simbol-simbol pemerintahan keluarga al-Assad.

    Kemenangan para militan Suriah dalam menggulingkan rezim Bashar Assad di Suriah diwarnai dengan ucapan empati kepada warga Gaza yang masih tertindas. (Tangkapan layar X/ @officialxkathir)

    Perkembangan Terkini Konflik Suriah

    Perdana Menteri transisi baru Suriah, Mohammed al-Bashir, mengatakan salah satu tujuan pertamanya adalah “memulangkan jutaan pengungsi Suriah yang berada di luar negeri”.

    Militer Israel mengatakan telah melakukan 480 serangan terhadap Suriah dalam 48 jam terakhir, menghancurkan 15 kapal angkatan laut , baterai anti-pesawat dan lokasi produksi senjata di beberapa kota.

    Al-Bashir mengatakan warga Suriah membutuhkan “stabilitas dan ketenangan” dan bahwa dia bekerja sama dengan pejabat rezim Bashar al-Assad untuk mengatur ulang layanan dan lembaga publik.

    Pejuang oposisi Suriah mengatakan mereka telah mengambil alih kota timur laut Deir Az Zor dari pasukan pimpinan Kurdi.

    Ahmed al-Sharaa, juga dikenal sebagai Abu Mohammed al-Julani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham, telah berjanji untuk membangun kembali Suriah, dengan mengatakan bahwa warga Suriah “kelelahan” setelah 14 tahun perang.

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa AS dan Israel berada di balik jatuhnya Bashar al-Assad dan mengatakan “poros perlawanan” yang dipimpin Teheran akan “mencakup” seluruh kawasan.

    Badan kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan mitranya di Suriah telah mengidentifikasi 52 ladang ranjau di seluruh negara itu sejak awal Desember.

    Bank dan toko telah dibuka kembali saat pasukan oposisi mencoba memulai kembali kehidupan normal, tetapi terjadi kekurangan pangan di kota-kota besar, dan harga-harga melonjak.

    Seorang komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) telah mengumumkan gencatan senjata dengan Tentara Nasional Suriah yang didukung Turki setelah berhari-hari pertempuran di sekitar kota utara Manbij.

    Pasukan oposisi yang dipimpin HTS juga maju di Deir Az Zor di timur yang dikuasai Kurdi, setelah menguasai kota dan bandara militernya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Suriah

  • Tentara Lebanon Siap Dikerahkan ke Kota-kota Perbatasan di Tengah Pelanggaran Israel – Halaman all

    Tentara Lebanon Siap Dikerahkan ke Kota-kota Perbatasan di Tengah Pelanggaran Israel – Halaman all

    Tentara Lebanon Siap Dikerahkan ke Kota-kota Perbatasan di Tengah Pelanggaran

    TRIBUNNEWS.COM- Tentara Lebanon memulai pengerahan pasukannya di kota-kota perbatasan, termasuk al-Khiam, untuk mengamankan daerah tersebut, membersihkan persenjataan yang belum meledak, dan memastikan penarikan pasukan pendudukan Israel, di tengah pelanggaran gencatan senjata yang sedang berlangsung.

    Koresponden Al Mayadeen di Lebanon selatan melaporkan bahwa Angkatan Darat Lebanon akan mulai dikerahkan di posisi terdepan di kota al-Khiam, Ain Arab, dan Hammams.

    Koresponden kami mencatat bahwa Angkatan Darat Lebanon tengah bersiap memasuki permukiman di al-Khiam sebagai bagian dari tahap pertama penempatannya di wilayah perbatasan. Buldosernya siap memasuki bagian utara kota, sementara tim teknik Angkatan Darat bersiap bergerak dan ditempatkan di wilayah sekitar.

    Tim-tim ini akan memasuki al-Khiam utara dengan buldoser untuk membersihkan jalan, memeriksa sisa-sisa rudal, peluru, dan persenjataan yang belum meledak, serta memastikan penarikan pasukan pendudukan Israel sebelum unit tentara lainnya yang bertugas dikerahkan.

    Perlu dicatat bahwa “Israel” terus melanggar perjanjian gencatan senjata dengan mengebom desa-desa perbatasan di sepanjang perbatasan Palestina-Lebanon.

    Israel’ kembali melanggar gencatan senjata, menewaskan satu orang dan melukai 4 orang di Lebanon Selatan
    Dua rudal Israel menargetkan sebuah kendaraan di dekat pos pemeriksaan Tentara Lebanon di Bint Jbeil, Lebanon Selatan, menewaskan satu orang dan melukai empat tentara. 

    Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Tentara Lebanon mengonfirmasi bahwa satu warga sipil tewas , sementara empat tentara mengalami luka-luka akibat agresi Israel. 

    Dalam konteks ini, Menteri Tenaga Kerja Lebanon Mustafa Bayram mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa “Israel” tidak mematuhi gencatan senjata, dan bahwa masalah tersebut saat ini berada di tangan pemerintah Lebanon dan Komite Quintet.

    Pada hari Sabtu, serangan udara Israel menewaskan enam orang di Lebanon selatan, menandai eskalasi signifikan hanya 10 hari setelah gencatan senjata antara Hizbullah dan “Israel” berlaku.

    Gencatan senjata, yang dilaksanakan pada tanggal 27 November, bertujuan untuk mengakhiri perang yang menghancurkan yang telah merenggut ribuan nyawa dan menyebabkan massa mengungsi di kedua belah pihak.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN