Category: Tribunnews.com Internasional

  • Apa yang Dicari Israel di Suriah? Pemimpin HTS Minta Dunia ‘Buka Mata’ untuk Lawan Agresi IDF – Halaman all

    Apa yang Dicari Israel di Suriah? Pemimpin HTS Minta Dunia ‘Buka Mata’ untuk Lawan Agresi IDF – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad, Israel seolah tak ingin kehilangan momen.

    Pasukan Israel langsung dikerahkan untuk melakukan agresi di Suriah dan merebut puncak Gunung Hermon.

    Tak hanya itu, pasukan Israel juga telah menghancurkan seluruh aset militer Suriah dengan menyerang lebih dari 500 target.

    Setelah menduduki puncak Gunung Hermon, Israel disebut-sebut telah menjadikannya hadiah yang paling bertahan lama meskipun para pejabat bersikeras bahwa pendudukannya bersifat sementara.

    “Ini adalah tempat tertinggi di kawasan ini, menghadap Lebanon, Suriah, dan Israel,” kata Efraim Inbar, direktur Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem (JISS), dikutip dari CNN.

    “Tempat ini sangat penting secara strategis. Tidak ada yang dapat menggantikan gunung,” lanjutnya.

    Puncak Gunung Hermon terletak di Suriah, di zona penyangga yang memisahkan pasukan Israel dengan Suriah selama lima puluh tahun hingga akhir pekan lalu, saat pasukan Israel mengambil alih kendalinya.

    Hingga hari Minggu, puncak tersebut didemiliterisasi dan dipatroli oleh pasukan penjaga perdamaian PBB, posisi permanen tertinggi mereka di dunia.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada hari Jumat memerintahkan militer untuk bersiap menghadapi kondisi sulit akibat pengerahan pasukan pada musim dingin.

    “Karena perkembangan di Suriah, sangat penting bagi keamanan untuk mempertahankan kendali atas puncak Gunung Hermon,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diklaim telah maju melampaui puncak hingga daerah Beqaasem, sekitar 25 kilometer dari Ibu Kota Suriah.

    Seorang juru bicara militer Israel minggu ini membantah bahwa pasukannya “maju menuju” Damaskus.

    Israel juga telah merebut Dataran Tinggi Golan, dataran tinggi strategis di Suriah barat daya yang berbatasan dengan Gunung Hermon.

    Suriah berupaya merebut kembali wilayah tersebut dalam serangan mendadak pada tahun 1973, tetapi gagal, dan Israel mencaploknya pada tahun 1981.

    Pendudukan tersebut ilegal menurut hukum internasional, tetapi Amerika Serikat (AS) mengakui klaim Israel atas Golan selama pemerintahan Trump.

    Selama puluhan tahun Israel menguasai beberapa lereng bawah Gunung Hermon, dan bahkan mengoperasikan resor ski di sana, tetapi puncaknya tetap berada di wilayah Suriah.

    Setelah melancarkan ratusan serangan udara terhadap aset militer Suriah dan merebut puncak Gunung Hermon, Israel tampaknya memanfaatkan apa yang dilihatnya sebagai momen peluang unik.

    Struktur komando Suriah berantakan, dengan posisi-posisi penting tampaknya dibiarkan tak berpenghuni setelah jatuhnya rezim Assad.

    Dikutip dari BBC, IDF mengatakan angkatan udara dan angkatan lautnya telah melakukan lebih dari 350 serangan sejak Sabtu malam, menghancurkan sekitar 70-80 persen aset militer strategis Suriah dari Damaskus hingga Latakia.

    IDF mengatakan, aset-aset itu termasuk pesawat tempur, radar dan lokasi pertahanan udara, kapal angkatan laut, serta persediaan senjata.

    “Angkatan Laut beroperasi tadi malam untuk menghancurkan armada Suriah dengan sukses besar,” kata Israel Katz.

    IDF juga telah memindahkan pasukan darat ke timur dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel ke zona penyangga demiliterisasi di Suriah dan, sekarang diakui, tepat di luarnya.

    Katz mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk “membangun zona pertahanan steril yang bebas dari senjata dan ancaman teroris di Suriah selatan, tanpa kehadiran Israel secara permanen”.

    Mantan perwira Angkatan Udara Israel berkomentar dalam posting daring bahwa beberapa serangan yang dilakukan sebagai bagian dari operasi ini didasarkan pada rencana yang dibuat beberapa tahun lalu.

    Seorang analis militer mengatakan bahwa beberapa target telah diidentifikasi oleh Israel pada pertengahan tahun 1970-an.

    Sementara itu, pasukan telah menguasai posisi-posisi di Golan, termasuk puncak Gunung Hermon, menurut media Israel.

    “Wilayah itu menjamin kendali strategis atas seluruh wilayah selatan Suriah, yang menimbulkan ancaman langsung bagi Israel,” situs berita Ynet mengutip pernyataan Kobi Michael, seorang peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) Israel.

    “Tidak ada titik pandang yang lebih tinggi daripada wilayah Suriah di Golan,” lanjutnya.

    Kepala Staf IDF Sebut Israel Tak Tertarik dengan Suriah

    Keberadaan Pasukan Israel di Puncak Gunung Hermon, Suriah. Israel mengklaim perjanjian pasca-perang tahun 1973 yang mengharuskan mereka melepaskan penguasaan sejumlah wilayah Suriah, termasuk Gunung Hermon, bubar dengan sendirinya sejak rezim pemerintahan Bashar al-Assad tumbang. (rntv/tangkap layar)

    Kepala Staf IDF, Herzi Halevi mengatakan Israel tidak akan campur tangan dalam perkembangan di Suriah.

    “Kami tidak ikut campur dalam apa yang terjadi di Suriah. Kami tidak berniat mengelola Suriah,” tegas Halevi kepada The Jerusalem Post.

    Halevi mencatat bahwa IDF terus melindungi warga Israel, khususnya di Dataran Tinggi Golan, dari ancaman eksternal.

    Pernyataan senada juga diutarakan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Netanyahu dalam sebuah video mengungkapkan bahwa Israel tidak berniat campur tangan dalam urusan internal Suriah.

    “Namun, kami tentu berniat melakukan segala hal yang diperlukan untuk menjaga keamanan kami,” kata Netanyahu, dikutip dari CNN.

    Pemimpin HTS Minta Dunia ‘Buka Mata’

    Para pendukung menyambut pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang memimpin serangan pemberontak kilat untuk merebut Damaskus dari kendali pemerintah, Abu Mohammed al-Jawlani (tengah), sebelum menyampaikan pidatonya di Masjid Umayyah yang merupakan bangunan bersejarah di ibu kota pada tanggal 8 Desember 2024. – Jolani, yang kini menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa, memberikan pidato saat massa meneriakkan “Allahu akbar (Tuhan Maha Besar),” seperti yang ditunjukkan dalam video yang dibagikan oleh para pemberontak di saluran Telegram mereka. (Photo by Aref TAMMAWI / AFP) (AFP/AREF TAMMAWI)

    Pemimpin Hayat Tahrir-al-Sham (HTS), Abu Mohammed al-Julani meminta dunia untuk membuka mata mereka terhadap tindakan Israel yang menginvasi wilayah Suriah.

    Al-Julani juga menyerukan masyarakat internasional untuk campur tangan dan membantunya menghentikan serangan Israel.

    Dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu di saluran TV Suriah yang berbasis di Istanbul, Ahmad al-Sharaa atau al-Julain berbicara tentang Israel untuk pertama kalinya sejak mengambil alih negara tersebut.

    Al-Julani mengatakan bahwa “argumen Israel sudah tidak berdasar” dan “tidak membenarkan pelanggaran yang mereka lakukan baru-baru ini”.

    Dikutip dari Russia Today, pemimpin HTS itu menekankan bahwa Yerusalem Barat telah “melewati batas” di negara tersebut, yang dapat mengancam eskalasi di kawasan tersebut.

    Maka dari itu, al-Julani meminta masyarakat internasional untuk campur tangan dalam situasi ini dan “memikul tanggung jawabnya terhadap eskalasi ini”.

    Ia percaya bahwa satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan stabilitas adalah melalui “solusi diplomatik” dan “menjauh dari insiden militer yang tidak dipikirkan dengan matang”.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • CPA Australia Luncurkan Panduan untuk Mendukung UMKM Indonesia Naik Kelas – Halaman all

    CPA Australia Luncurkan Panduan untuk Mendukung UMKM Indonesia Naik Kelas – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – CPA Australia, badan profesional akuntansi memperkenalkan panduan  untuk mendorong berkembangnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    Panduan ini berisi tips bagi UMKM di berbagai bidang seperti peningkatan operasional, manajemen risiko, tata kelola, dan keberlanjutan bisnis.

    Survei Tahunan Usaha Kecil Asia-Pasifik CPA Australia mendapati temuan bahwa usaha kecil Indonesia termasuk yang tercepat pertumbuhannya di kawasan, meskipun masih terdapat peluang untuk perbaikan.

    Kepala Regional CPA Australia untuk Asia Tenggara Priya Terumalay mengatakan, hasil survei menunjukkan momentum pertumbuhan yang terus kuat di Indonesia selama dua tahun terakhir, mencerminkan kepercayaan terhadap bisnis dan perekonomian.

    “Dengan data survei yang menunjukkan kemungkinan beberapa usaha kecil lokal dapat naik kelas menjadi bisnis besar dan sukses secara global dalam beberapa tahun mendatang, profesi akuntansi perlu mendukung pembangunan kapasitas sebagai mitra dan penasihat terpercaya,” ujarnya, Minggu (15/12/2024).

    Dikatakannya, perangkat ini menyediakan alat dan panduan penting untuk mendukung UMKM membangun ketahanan bisnis dan meningkatkan efisiensi operasional.”

    Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Adi Budiarso menambahkan pentingnya UMKM dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan dukungan profesional seperti akuntan.

    “Dia mengatakan, UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 60 persen PDB dan mempekerjakan 97 persen tenaga kerja.

    Dengan lebih dari 64 juta UMKM pada tahun 2023, mereka sangat penting bagi stabilitas ekonomi dan pembangunan inklusif.

    “Untuk membuka potensi penuh mereka sebagai penggerak transformasi ekonomi, kita harus mendukung mereka dengan kebijakan yang tepat, akses keuangan, digitalisasi, dan praktik berkelanjutan.”

    Menurutnya, Panduan Pengelolaan UMKM dari CPA Australia adalah upaya yang patut diapresiasi untuk memberikan panduan berharga kepada UMKM guna meningkatkan daya saing mereka.

    Perangkat ini diluncurkan pada acara Member Recognition Ceremony untuk memberikan penghargaan kepada anggota CPA Australia yang telah mencapai status CPA setelah berhasil menyelesaikan Program CPA, anggota yang telah mencapai status Fellow, serta anggota senior dengan masa keanggotaan 10 hingga 30 tahun.

  • Hizbullah Kehilangan Jalur Pasokan Militer pasca Jatuhnya Rezim Assad, Berharap Suriah Jauhi Israel – Halaman all

    Hizbullah Kehilangan Jalur Pasokan Militer pasca Jatuhnya Rezim Assad, Berharap Suriah Jauhi Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan partainya kehilangan jalur pasokan militer setelah jatuhnya kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Sebelumnya dikabarkan, Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mendapat pasokan senjata melalui Suriah, di mana rezim Assad memfasilitasinya sebagai timbal balik atas bantuan Iran untuk melawan oposisi Suriah.

    “Ya, Hizbullah kehilangan rute pasokan militer melalui Suriah pada tahap ini, tetapi kehilangan ini merupakan bagian kecil dari kerja perlawanan,” kata Naim Qassem dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu (14/12/2024), tanpa menyebut nama Assad.

    “Rezim baru bisa datang, dan rute ini bisa kembali normal, dan kita bisa mencari cara lain,” tambahnya.

    Dalam pidato pertamanya sejak jatuhnya rezim Assad, ia menekankan rakyat Suriah mempunyai hak untuk memilih pemerintahan, konstitusi, dan pilihan mereka.

    “Kami berharap akan terjadi koordinasi antara masyarakat Suriah dan Lebanon serta pemerintah kedua negara,” katanya, dikutip dari Al Araby.

    Menurutnya, Hizbullah saat ini belum bisa mengambil posisi dan sikap terhadap oposisi Suriah yang berkuasa setelah menggulingkan rezim Assad.

    “Hizbullah tidak dapat menghakimi kekuatan baru ini sampai mereka stabil dan mengambil posisi yang jelas,” katanya.

    Ia berharap penguasa baru Suriah nantinya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel.

    Pemimpin Hizbullah itu menegaskan, hubungan Suriah dengan Israel nantinya akan mempengaruhi sikap Hizbullah terhadap Suriah.

    “Kami juga berharap partai penguasa baru ini akan menganggap Israel sebagai musuh dan tidak menormalisasi hubungan dengannya. Ini adalah berita utama yang akan memengaruhi sifat hubungan antara kami dan Suriah,” lanjutnya, seperti diberitakan Aawsat.

    Sebelum jatuhnya rezim Assad, Naim Qassem berpidato tentang dukungan Hizbullah untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    “Agresi terhadap Suriah dipimpin oleh Amerika dan Israel melalui kelompok takfiri sejak 2011,” katanya ketika berpidato pada Kamis (5/12/2024), tiga hari sebelum jatuhnya rezim Assad.

    Hizbullah mulai melakukan intervensi di Suriah pada 2013, untuk membantu rezim Assad melawan pasukan oposisi yang berusaha menggulingkannya saat itu.

    Jatuhnya Rezim Assad

    Rezim Assad dari Partai Ba’ath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah oposisi bersenjata mengumumkan keberhasilannya merebut ibu kota Suriah, Damaskus.

    Sebelumnya, aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meluncurkan serangan pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.

    Pemimpin HTS, Abu Muhammad Al-Julani, mendeklarasikan runtuhnya rezim Assad melalui pidato di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

    Assad dan keluarganya dikabarkan kabur ke luar negeri, namun keberadaannya belum diketahui.

    Runtuhnya rezim Assad adalah buntut dari perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 ketika rakyat Suriah menuntut turunnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Iran mulai membantu rezim Assad pada 2011 dan Rusia mulai terlibat pada 2015.

    Pertempuran sempat meredup pada 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.

    Bashar al-Assad berkuasa sejak 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada 1971-2000.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Agar Warganya Cepat Punya Anak, Pemkot Tokyo Berlakukan 4 Hari Kerja dalam Sepekan – Halaman all

    Agar Warganya Cepat Punya Anak, Pemkot Tokyo Berlakukan 4 Hari Kerja dalam Sepekan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Kota Metropolitan Tokyo memberlakukan empat hari kerja seminggu bagi pegawai pemerintah metropolitan mulai April 2025 demi mengatasi krisis populasi.

    Kota Tokyo kini menghadapi krisis populasi yang parah akibat penurunan angka kelahiran baru, sementara populasi warganya yang menua semakin banyak.

    Mengutip Money Control, inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh orang tua yang bekerja, khususnya perempuan, dengan mendorong keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. 

    Kebijakan “cuti parsial pengasuhan anak” yang baru juga akan memungkinkan beberapa pegawai untuk bekerja dua jam lebih sedikit per hari. 

    Gubernur Tokyo Yuriko Koike menekankan perlunya menciptakan opsi kerja yang fleksibel sehingga perempuan dapat mempertahankan karier sambil mengelola tanggung jawab pengasuhan anak.

    Angka kelahiran Jepang sangat rendah, yakni 1,2, sedangkan Tokyo berada di angka 0,99, jauh di bawah angka 2,1 yang dibutuhkan untuk menstabilkan populasi. 

    Para pekerja kantoranmemadati gerbong kereta rel listrik pada jam-jam sibuk saat berangkat dan pulang kerja di Kota Tokyo. Pemerintah Kota Metropolitan Tokyo memberlakukan empat hari kerja seminggu bagi pegawai pemerintah metropolitan mulai April 2025 demi mengatasi krisis populasi.

    Meskipun ada langkah-langkah sebelumnya seperti cuti orang tua, subsidi penitipan anak, insentif tunai, dan bahkan aplikasi kencan yang dikelola pemerintah, angka kelahiran terus menurun.

    Empat hari kerja seminggu dapat meringankan budaya kerja Jepang yang menuntut, yang secara tidak proporsional membebani perempuan dengan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. 

    Studi menunjukkan kebijakan semacam itu meningkatkan partisipasi pria dalam pekerjaan rumah tangga, yang dapat mendukung wanita untuk memiliki lebih banyak anak. 

    Misalnya, pria menghabiskan 22 persen lebih banyak waktu untuk mengasuh anak selama uji coba kerja empat hari seminggu di beberapa wilayah.

    Meskipun perubahan sosial diperlukan untuk penerapan yang meluas, penelitian menunjukkan kerja empat hari seminggu meningkatkan produktivitas, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan. 

    Jepang Juga Hadapi Kesenjangan Gender

    Mengutip Firstpost.com, para ahli percaya bahwa budaya kerja Jepang yang tidak kenal ampun, yang dikenal dengan jam kerja yang panjang dan tekanan yang kuat, merupakan hambatan utama untuk menyeimbangkan karier dengan kehidupan keluarga.

    Lingkungan ini telah berkontribusi pada kesenjangan gender yang mencolok dalam partisipasi angkatan kerja. 

    Data dari Bank Dunia mengungkapkan tingkat partisipasi sebesar 55 persen untuk wanita dibandingkan dengan 72 persen untuk pria.

    Minggu kerja empat hari dapat menawarkan solusi. Dengan memberi karyawan lebih banyak waktu untuk kehidupan keluarga, hal itu dapat mengurangi sebagian tekanan pada orang tua yang bekerja. 

    Bukti dari uji coba global menunjukkan bahwa perubahan ini mengarah pada pembagian pekerjaan rumah tangga yang lebih adil.

    Dalam uji coba tahun 2022 yang dilakukan oleh 4 Day Week Global, perusahaan di enam negara menerapkan empat hari kerja seminggu.

    Pria dalam uji coba ini melaporkan menghabiskan 22 persen lebih banyak waktu untuk mengasuh anak dan 23 persen lebih banyak waktu untuk pekerjaan rumah tangga.

    Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa bekerja satu hari lebih sedikit dalam seminggu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan, kata Peter Miscovich, pemimpin masa depan kerja global di perusahaan jasa real estat JLL kepada Fortune.

    Para pekerja kantoranmemadati gerbong kereta rel listrik pada jam-jam sibuk saat berangkat dan pulang kerja di Kota Tokyo. Pemerintah Kota Metropolitan Tokyo memberlakukan empat hari kerja seminggu bagi pegawai pemerintah metropolitan mulai April 2025 demi mengatasi krisis populasi.

    “Keuntungan dari semua itu adalah berkurangnya stres, berkurangnya kelelahan, istirahat yang lebih baik, tidur yang lebih baik, biaya yang lebih rendah bagi karyawan, tingkat fokus dan konsentrasi yang lebih tinggi selama jam kerja, dan dalam beberapa kasus, komitmen yang lebih besar terhadap organisasi sebagai hasilnya,” kata Miscovich kepada majalah tersebut.

    Faktanya, lebih dari 90 persen karyawan yang terlibat dalam uji coba ini ingin melanjutkan dengan minggu kerja yang dipersingkat.

    Namun, di Jepang, menerapkan empat hari kerja seminggu akan membutuhkan perubahan budaya yang signifikan.

    Sementara penelitian menunjukkan jadwal yang dikurangi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan, perubahan seperti itu mungkin memerlukan waktu untuk mendapatkan penerimaan yang lebih luas.

    Laporan Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Sumber: Kontan

     

  • Abu Ubaida: Beberapa Sandera Tewas Dibom Israel, Netanyahu Ingin Mereka Mati – Halaman all

    Abu Ubaida: Beberapa Sandera Tewas Dibom Israel, Netanyahu Ingin Mereka Mati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abu Ubaida, juru bicara militer gerakan Hamas, Brigade al-Qassam, mengatakan tentara Israel baru-baru ini mengebom sebuah tempat di mana beberapa tahanan musuh berada.

    Ia mencatat tentara Israel mengulangi serangan yang sama untuk memastikan kematian mereka.

    “Kami memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi bahwa musuh sengaja mengebom tempat itu dengan tujuan membunuh para tahanan dan penjaga mereka,” katanya dalam sebuah video yang diunggah di Telegram, Sabtu (14/12/2024).

    “Anggota Al-Qassam melakukan upaya untuk mengekstraksi tahanan musuh, dan mereka berhasil,” lanjutnya.

    Ia mengatakan salah satu sandera berhasil ditemukan, namun nasib lainnya belum diketahui.

    “Salah satu dari mereka berhasil ditemukan dan nasibnya tidak diketahui,” jelasnya, seperti diberitakan Al Araby.

    Abu Ubaida menganggap Perdana Menteri pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, pemerintahannya dan tentaranya bertanggung jawab penuh atas peristiwa ini dan atas kehidupan para tahanan mereka.

    Dalam video selanjutnya yang diunggah Brigade al-Qassam pada hari yang sama, memperlihatkan animasi Netanyahu yang menembaki tahanan Israel.

    Video tersebut berjudul “Mimpi besar Netanyahu adalah mereka semua mati.”

    Video itu diawali dengan kutipan pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang berjanji akan memulangkan seluruh tahanan. 

    Klip tersebut kemudian menampilkan gambar sejumlah tahanan yang tewas akibat operasi tentara Israel di Jalur Gaza.

    Klip itu juga menyertakan adegan animasi di mana sejumlah tentara tampak membawa tiga peti mati dan hendak menguburkannya di kuburan yang berisi puluhan peti mati, beberapa di antaranya memiliki gambar tahanan yang dibunuh.

    Sementara karakter yang mewakili Netanyahu menunggu mereka di salah satu kuburan yang digali untuk tahanan Israel yang baru terbunuh.

    Setelah karakter kartun yang mewakili Netanyahu menyelesaikan proses penguburan, dia berkata, “Berapa banyak yang tersisa… 99 atau 100?” 

    “Kapan saya akan bangun dari tidur saya ketika mereka semua telah dikuburkan dan berkas ini sudah selesai?” kata karakter itu.

    Kemudian video itu ditutup dengan kalimat, “Impian besar Netanyahu adalah agar mereka semua mati.”

    Dua minggu lalu, Hamas mengumumkan pembunuhan 33 tahanan Israel, yang sebagian besar tewas akibat pemboman Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.930 jiwa dan 106.624 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (15/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

    Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Bandara Baiyun Perkuat Hubungan Ekonomi Global melalui Stasiun Konsultasi Indonesia-Tiongkok – Halaman all

    Bandara Baiyun Perkuat Hubungan Ekonomi Global melalui Stasiun Konsultasi Indonesia-Tiongkok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada 12 Desember 2024, Pusat Layanan Investasi dan Stasiun Konsultasi China-Indonesia “Two Countries, Twin Parks” resmi dibuka di Terminal 2 Keberangkatan Internasional Bandara Baiyun, Guangzhou, China.

    Peresmian ini menjadi tonggak baru dalam memperkuat kerja sama investasi dan perdagangan antara kedua negara.

    Konsul Jenderal Republik Indonesia di Guangzhou, Ben Perkasa Drajat, menyatakan bahwa inisiatif ini mempererat hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara yang telah memiliki nilai perdagangan bilateral sebesar 129 miliar USD, di mana lebih dari 20 persen berasal dari wilayah selatan Tiongkok.

    Selain itu, lebih dari sepertiga investasi besar Tiongkok di Indonesia juga berasal dari wilayah ini, menandakan pentingnya peran strategis selatan Tiongkok dalam hubungan bilateral.

    General Manager Baiyun Guangzhou Co., Ltd, Luo Shupeng, menambahkan bahwa Bandara Baiyun berkomitmen memberikan layanan internasional terbaik untuk memperdalam hubungan ekonomi global, menjadikan stasiun konsultasi ini simbol vitalitas baru untuk persahabatan kedua negara.

    Presiden Asosiasi Pengusaha Indonesia Guangdong, Chen Riling, menegaskan bahwa proyek “Two Countries, Twin Parks,” yang menghubungkan Kawasan Industri Terpadu Batang di Indonesia dengan Fuzhou Yuanhong Investment Zone di Tiongkok, akan meningkatkan efisiensi investasi, menarik hingga 200 perusahaan.

    “Dan menciptakan 200.000 lapangan pekerjaan dalam 2-3 tahun mendatang,” ujarnya.

    Dengan kolaborasi ini, Indonesia dan Tiongkok tidak hanya memperkuat kerja sama ekonomi, tetapi juga meletakkan dasar bagi pembangunan berkelanjutan melalui proyek unggulan “Belt and Road”.

  • Cerita kegagalan yang mengawali penemuan internet – ‘Kami hanya berusaha membuatnya berfungsi’ – Halaman all

    Cerita kegagalan yang mengawali penemuan internet – ‘Kami hanya berusaha membuatnya berfungsi’ – Halaman all

    Pada tanggal 29 Oktober 1969, dua ilmuwan menghubungkan dua komputer yang terpisah sekitar 563 kilometer. Sebuah pesan sempat dikirim melalui koneksi itu, tapi jaringan yang mereka buat tiba-tiba tak berfungsi. Apa yang terjadi pada peristiwa bersejarah tersebut?

    Pada puncak Perang Dingin, Charley Kline dan Bill Duvall adalah dua insinyur cerdas yang berada di garis depan salah satu eksperimen teknologi paling ambisius.

    Kline merupakan mahasiswa pascasarjana berusia 21 tahun di Universitas California Los Angeles (UCLA). Adapun Duvall adalah insyisur sistem komputer berusia 29 tahun di Stanford Research Institute (SRI).

    Keduanya kala itu sedang mengerjakan sistem yang disebut Arpanet—nama sebuah proyek Jejaring Badan Proyek Penelitian Lanjutan. Didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, proyek ini bertujuan untuk menciptakan jaringan yang memungkinkan pengiriman data secara langsung tanpa saluran telepon.

    Sistem tersebut disusun menggunakan metode pengiriman data yang disebut “packet switching”—yang nantinya menjadi dasar internet modern.

    Kline dan Duvall saat itu melakukan uji coba pertama dari sebuah teknologi yang akan mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Namun hal pertama yang harus mereka lakukan sebelum uji coba itu adalah masuk ke jaringan tersebut (log in).

    Kline duduk di depan kibornya, di antara dinding berwarna hijau limau di Boelter Hall Room 3420 UCLA. Dia tengah bersiap untuk terhubung dengan Duvall, yang sedang bekerja dengan komputernya di negara bagian California.

    Namun Kline bahkan belum sempat menyelesaikan kata “L-O-G-I-N” sebelum Duvall memberitahunya melalui telepon bahwa sistemnya rusak. Berkat kesalahan itu, “pesan” pertama yang dikirimkan Kline kepada Duvall pada hari musim gugur tahun 1969 hanyalah huruf “L-O”.

    Koneksi mereka aktif dan berjalan sekitar satu jam kemudian setelah beberapa penyesuaian. Kerusakan awal pada sistem tadi ternyata hanyalah sebuah kesalahan kecil dalam pencapaian yang nantinya akan menjadi begitu luar biasa.

    Namun tak seorang pun menyadari pentingnya momen tersebut.

    “Tentu saja saya tidak memahaminya saat itu. Kami hanya berusaha mewujudkannya,” kata Kline.

    BBC berbicara dengan Kline dan Duvall untuk memperingati 55 tahun peristiwa tersebut.

    Setengah abad setelah kerusakan awal tadi, internet telah mengecilkan seluruh dunia menjadi sebuah kotak hitam kecil yang pas di saku Anda—yang mendominasi perhatian kita dan menyentuh pengalaman hidup terjauh.

    Namun internet bermula dari dua laki-laki yang merasa frustasi ketika gagal terhubung ke dunia maya untuk pertama kalinya.

    Wawancara ini telah diedit agar lebih runut dan ringkas.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    Bisakah Anda menjelaskan komputer yang mengaktifkan Arpanet? Apakah itu komputer yang besar dan berisik?

    Kline: Itu adalah komputer kecil–menurut standar waktu itu. Seukuran lemari es. Suaranya agak bising karena kipas pendingin, tapi senyap dibandingkan dengan suara semua kipas di komputer Sigma 7 kami. Terdapat lampu di bagian depan yang berkedip, saklar yang dapat mengontrol IMP [Interface Message Processor], dan pembaca pita kertas yang dapat digunakan untuk memuat perangkat lunak.

    Duvall: Komputer-komputer itu berada di rak yang cukup besar untuk menampung satu set lengkap perlengkapan suara untuk pertunjukan besar hari ini. Namun kekuatan mereka ribuan bahkan jutaan atau miliaran kali lebih lemah dibandingkan prosesor di Apple Watch. Ini adalah masa lalu!

    Apa yang terjadi pada momen ketika Anda mulai mengetik L-O?

    Kline: Tidak seperti situs web dan sistem lain saat ini, ketika Anda menghubungkan terminal ke sistem SRI, tidak ada yang terjadi sampai Anda mengetik sesuatu.

    Jika Anda ingin menjalankan suatu program, Anda harus masuk ke sistem terlebih dahulu—dengan mengetikkan kata login– dan sistem akan menanyakan nama pengguna dan kata sandi Anda.

    Saat saya mengetikkan karakter itu di terminal saya–model teletype 33–karakter tersebut akan dikirim dari terminal saya ke program yang saya tulis untuk komputer SDS Sigma 7.

    Program itu akan mengambil karakter tersebut, memformatnya menjadi pesan dan mengirimkannya ke Pemroses Pesan Antarmuka.

    Ketika diterima oleh SRI, sistem itu akan memperlakukan pesan seolah-olah datang dari terminal lokal dan akan memprosesnya. Sistem tersebut akan menggemakan karakter tersebut (mereplikasinya di terminal).

    Dalam hal ini, kode milik Duvall akan mengambil karakter tersebut dan memformatnya menjadi pesan dan mengirimkannya ke IMP untuk kembali ke UCLA. Ketika saya menerimanya, saya akan mencetaknya di terminal saya.

    Saya sedang menelepon Duvall ketika kami mencoba ini. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya mengetik huruf L. Dia memberi tahu saya bahwa dia telah menerima huruf L dan mengulanginya kembali.

    Saya berkata kepadanya bahwa karakter itu dicetak. Lalu saya mengetik huruf O. Sekali lagi, berfungsi dengan baik. Saya mengetik huruf G. Tapi Duvall lantas memberi tahu saya bahwa sistemnya rusak, dan dia akan menelepon saya kembali.

    Duvall: Sistem UCLA tidak mengantisipasi bahwa ia akan menerima G-I-N setelah Kline mengetik L-O, sehingga mengirimkan pesan kesalahan ke komputer SRI. Saya tidak ingat persis apa pesannya, tapi apa yang terjadi selanjutnya adalah karena koneksi jaringan jauh lebih cepat daripada yang terlihat sebelumnya.

    Kecepatan koneksi normal adalah 10 karakter per detik sedangkan Arpanet dapat mengirimkan karakter hingga 5.000 karakter per detik.

    Hasil dari pesan yang dikirim dari UCLA ke komputer SRI membanjiri buffer input yang hanya diharapkan 10 karakter per detik.

    Rasanya seperti mengisi gelas dengan selang kebakaran. Saya segera mengetahui apa yang terjadi, mengubah ukuran buffer dan membangun kembali sistem, yang memakan waktu sekitar satu jam.

    Tahukah Anda bahwa ini bisa menjadi momen bersejarah?

    Kline: Tidak, tentu saja saat itu saya tidak melakukannya.

    Duvall: Tidak juga. Ini merupakan satu langkah maju dalam konteks yang lebih luas dari pekerjaan yang kami lakukan di SRI yang kami yakini akan mempunyai dampak yang besar.

    Ketika Samuel Morse mengirim pesan telegraf pertama pada tahun 1844, dia sangat tertarik pada drama, dengan mengetikkan “Apa yang telah Tuhan kerjakan” di saluran dari Washington, DC ke Baltimore, Maryland, AS. Jika Anda bisa kembali, apakah Anda akan mengetik sesuatu yang lebih berkesan?

    Kline: Tentu saja, jika saya menyadari pentingnya hal ini. Tapi kami hanya berusaha mewujudkannya.

    Duvall: Tidak. Ini adalah pengujian pertama dari sistem yang sangat rumit dengan banyak bagian yang bergerak. Untuk mendapatkan sesuatu yang rumit ini pada pengujian pertama merupakan hal yang dramatis.

    Bagaimana suasana saat pesan tersebut dikirimkan?

    Duvall: Kami sendirian di laboratorium komputer masing-masing pada malam hari. Kami berdua senang bisa menjalani tes pertama yang sukses sebagai puncak dari banyak pekerjaan. Saya pergi ke bar lokal untuk makan burger dan minum bir.

    Kline: Saya senang itu berhasil dan pulang ke rumah untuk tidur.

    Apa yang Anda harapkan dari Arpanet?

    Duvall: Saya melihat pekerjaan yang kami lakukan di SRI sebagai bagian penting dari visi yang lebih besar, yaitu pekerja informasi yang terhubung satu sama lain dan berbagi masalah, pengamatan, dokumen, dan solusi.

    Apa yang tidak kami lihat adalah adopsi secara komersial dan kami juga tidak mengantisipasi fenomena media sosial dan wabah disinformasi yang terkait.

    Meskipun, perlu dicatat, bahwa dalam risalah Douglas Engelbart tahun 1962 yang menggambarkan visi keseluruhan, dia mencatat bahwa kemampuan yang kami ciptakan akan memicu perubahan besar dalam masyarakat dan kami perlu menggunakan dan mengadaptasi alat yang kami ciptakan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul dari penggunaannya di masyarakat.

    Aspek internet apa saat ini yang mengingatkan Anda pada Arpanet?

    Duvall: Merujuk pada visi yang lebih besar yang diciptakan oleh kelompok Engelbart (antara lain tetikus, pengeditan layar penuh, tautan), internet saat ini merupakan evolusi logis dari ide-ide tersebut, yang tentu saja diperkuat oleh kontribusi banyak orang yang cerdas dan pintar. Orang dan organisasi yang inovatif.

    Kline: Kemampuan untuk menggunakan sumber daya dari orang lain. Itulah yang kami lakukan saat menggunakan situs web. Kami menggunakan fasilitas situs web dan programnya, fitur-fiturnya. Dan tentu saja email.

    Arpanet cukup banyak menciptakan konsep perutean dan banyak jalur dari satu situs ke situs lainnya. Sistem itu dapat digunakan jika jalur komunikasi gagal.

    Hal ini juga memungkinkan peningkatan kecepatan komunikasi dengan menggunakan beberapa jalur secara bersamaan. Konsep-konsep tersebut telah terbawa ke internet.

    Saat kami mengembangkan protokol komunikasi untuk Arpanet, kami menemukan masalah, mendesain ulang dan meningkatkan protokol serta mempelajari banyak pelajaran yang terbawa ke Internet.

    TCP/IP (standar dasar untuk koneksi internet) dikembangkan baik untuk menghubungkan jaringan, khususnya Arpanet dengan jaringan lain, dan juga untuk meningkatkan kinerja, keandalan, dan banyak lagi.

    Bagaimana perasaan Anda tentang peringatan 55 tahun peristiwa tersebut?

    Kline: Rasanya campur aduk. Secara pribadi, saya merasa ini penting, tapi sedikit barangkali ada yang berlebihan.

    Arpanet dan apa yang dihasilkannya sangatlah penting. Bagi saya, hari peringatan ini hanyalah salah satu dari banyak peristiwa. Menurut saya, yang lebih penting daripada ulang tahun ini adalah keputusan Arpa untuk membangun Jaringan dan terus mendukung perkembangannya.

    Duvall: Senang rasanya mengingat asal muasal internet, namun yang paling penting adalah banyaknya upaya yang telah dilakukan sejak saat itu untuk mengubahnya menjadi bagian penting dalam masyarakat di seluruh dunia.

    Web modern tidak didominasi oleh peneliti pemerintah atau akademis, namun oleh beberapa perusahaan terbesar di dunia. Bagaimana perasaan Anda tentang perkembangan yang terjadi dengan internet? Apa yang paling Anda khawatirkan?

    Kline: Kita menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, dan ini sangat penting. Sulit membayangkan kita tidak memilikinya lagi.

    Salah satu keuntungan dari keterbukaan internet dan tidak adanya kontrol pemerintah adalah munculnya ide-ide baru, seperti belanja daring, perbankan, streaming video, situs berita, media sosial, dan banyak lagi.

    Namun karena berbagai hal ini telah menjadi sangat penting bagi kehidupan kita, hal ini menjadi sasaran aktivitas negatif.

    Kami terus-menerus mendengar tentang bagaimana segala sesuatunya telah dikompromikan. Ada pelanggaran privasi yang sangat besar. Dan perusahaan besar (seperti Google, Meta, Amazon serta penyedia layanan internet seperti Comcast dan AT&T) menurut saya memiliki kekuatan yang terlalu besar. Tapi saya tidak yakin ada solusi yang tepat atas hal ini.

    Duvall: Menurut saya, ada bahaya besar jika internet didominasi oleh suatu entitas. Kita telah melihat kekuatan disinformasi dalam mengarahkan kebijakan dan pemilu. Kita juga telah melihat kekuatan perusahaan dalam mempengaruhi arah norma-norma sosial dan pembentukan generasi dewasa dan remaja.

    Kline: Salah satu ketakutan terbesar saya adalah penyebaran informasi palsu.

    Berapa kali Anda mendengar seseorang berkata, “Saya melihatnya di internet”. Penyebaran informasi palsu selalu mungkin dilakukan, namun mengirimkan surat, memasang papan reklame, atau memasang iklan TV membutuhkan biaya yang besar.

    Sekarang itu bisa dilakukan dengan murah dan mudah. Dan ketika hal ini menjangkau jutaan orang, hal ini diulangi dan dianggap sebagai fakta.

    Ketakutan lainnya adalah semakin banyaknya sistem penting yang berpindah ke internet, maka akan semakin mudah menimbulkan gangguan serius jika sistem tersebut dimatikan atau disusupi. Misalnya, tidak hanya sistem komunikasi tetapi perbankan, utilitas, transportasi, dll.

    Duvall: Internet mempunyai kekuatan yang besar, namun karena tidak mengindahkan peringatan Engelbart pada tahun 1962, kita belum secara efektif menggunakan kekuatan internet untuk mengelola dampak sosialnya.

    Apa pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman Anda di Arpanet, yang dapat menjadikan Arpanet tempat yang lebih baik bagi semua orang?

    Kline: Meskipun keterbukaan internet memungkinkan adanya eksperimen dan penggunaan baru, kurangnya kontrol dapat menyebabkan kompromi.

    Arpa tetap mengendalikan Arpanet. Dengan cara itu mereka dapat memastikan semuanya berfungsi, membuat keputusan tentang protokol mana yang diperlukan, menangani masalah seperti nama situs dan masalah lainnya.

    Meskipun Icann (Perusahaan Internet untuk Nama dan Nomor yang Ditugaskan) masih mengelola sebagian dari hal tersebut, terdapat perbedaan pendapat internasional mengenai bagaimana cara untuk bergerak maju dan apakah AS memiliki terlalu banyak kendali.

    Namun kita masih memerlukan beberapa kendali untuk menjaga jaringan tetap berfungsi. Selain itu, karena Arpanet berukuran relatif kecil, kami dapat bereksperimen dengan perubahan besar dalam desain, protokol, dan banyak lagi. Itu akan sangat sulit saat ini.

    Duvall: Kita berada di tepi jurang dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan akses refleksif yang dimilikinya kepada semua orang yang menggunakan internet.

    Internet mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa–beberapa di antaranya berdampak buruk secara sosial. AI kini berada pada ambang batas tersebut, dan tidak dapat dipisahkan dari internet. Dan bukan hal yang tidak masuk akal untuk menyebut AI sebagai ancaman nyata. Saatnya untuk mengenali bahaya dan janjinya sekarang.

  • Pejabat Senior Hamas: Gencatan Senjata dengan Israel di Gaza Potensial Terjadi Sebelum Akhir Tahun – Halaman all

    Pejabat Senior Hamas: Gencatan Senjata dengan Israel di Gaza Potensial Terjadi Sebelum Akhir Tahun – Halaman all

    Pejabat Senior Hamas: Gencatan Senjata dengan Israel di Gaza Potensial Terjadi Sebelum Akhir Tahun

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada surat kabar Saudi Al-Sharq bahwa “ada peluang bagus” untuk mengumumkan kesepakatan tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza sebelum pergantian tahun.

    Menurut surat kabar tersebut, dilansir Khaberni Sabtu (14/12/2024) pejabat Hamas tersebut mengatakan, kunci dari peluang keberhasilan gencatan senjata ini ada di tangan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

    “Jika Presiden terpilih AS Donald Trump berhasil mencegah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (yang ingin) menghindar atau menghalangi (gencatan senjata), kita akan menghadapi perjanjian pertukaran (sandera) dalam tiga tahap dan perjanjian gencatan senjata bertahap, mungkin sebelum akhir tahun ini,” kata tokoh Hamas itu dikutip Khaberni dari Al-Sharq

    Sumber yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan kepada surat kabar tersebut kalau “ada kemajuan nyata dalam perundingan gencatan senjata,”.

    Laporan menambahkan kalau “negosiasi berlangsung dengan cara yang sangat rahasia.”

    Pekan lalu, Hamas juga memaparkan daftar nama tahanan yang masih hidup sebagai langkah awal menuju kesepakatan tersebut.

    Hamas Longgarkan Tuntutan

    Setelah lebih dari setahun keberatan, Hamas telah menyetujui tuntutan Israel agar IDF tetap berada di Gaza untuk sementara waktu di bawah kesepakatan gencatan senjata-penyanderaan.

    Demikian menurut laporan khusus yang dimuat The Wall Street Journal, pada Kamis (12/12/2024), mengutip mediator Arab.

    Hamas selama berbulan-bulan bersikeras bahwa mereka tidak akan menyetujui kesepakatan kecuali jika kesepakatan itu mencakup penghentian permanen perang di Gaza.

    Juga menghendaki  penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Namun, laporan itu mengatakan bahwa Hamas tampaknya melonggarkan tuntutannya, dan juga telah memberikan kepada para mediator daftar tahanan yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan baru.

    Para mediator mengatakan kepada The Journal bahwa daftar tersebut terdiri dari warga negara AS, wanita, orang tua dan mereka yang memiliki kondisi medis, dan juga menyertakan nama lima sandera yang telah dipastikan tewas.

    Laporan itu menambahkan bahwa negosiator Israel mendesak agar lebih banyak tahanan dibebaskan pada tahap awal gencatan senjata.

    Pada saat yang sama, disebutkan bahwa mereka telah sepakat untuk menarik pasukan secara bertahap dari Koridor Philadelphia di perbatasan Gaza-Mesir.

    Hamas juga dilaporkan telah sepakat bahwa mereka tidak akan terlibat dalam pengelolaan sisi Palestina di Penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza.

    Ancaman Son of Hamas

    Mosab Hassan Yousef , putra mantan pemimpin Hamas Sheikh Hassan Yousef, yang kisahnya dijelaskan dalam buku Son of Hamas atau Anak Hamas, baru-baru ini mengunggah pesan di akun X.

    Ia memperingatkan pemimpin baru Suriah Abu Mohammed al-Jolani atau dikenali juga Julani.

    Yousef telah menjadi suara terkemuka dalam diskusi Barat tentang terorisme, khususnya terorisme jihad Islam, karena latar belakang dan keterlibatannya dengan Hamas .

    Dalam unggahannya pada hari Rabu (11/12/2024), Mosab Hassan Yousef memperingatkan Barat agar tidak mengakui atau melegitimasi al-Jolani.

    Menurutnya, jika hal itu terjadi prediksinya akan memiliki konsekuensi yang mematikan bagi kemanusiaan. 

    Unggahan itu tampaknya menyebabkan akun X miliknya ditangguhkan, Yousef sebelumnya memberi pesan.

    “Sebuah kekaisaran Islam baru telah lahir; jangan memberinya makan, tapi buatlah ia kelaparan,” tulisnya dikutip dari All Israel.

    Mantan anggota Hamas yang kini menjadi agen Shin Bet Israel itu mengatakan, sebagian besar warga Timur Tengah dan seluruh dunia tidak menyadari konsekuensi yang menghancurkan dari perkembangan baru di Suriah (Al-Sham).  

    Masalahnya, lanjut Yousef, adalah generasi jihadis baru lebih canggih daripada kelompok teroris mana pun di masa lalu. 

    Dia mengatakan bahwa Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya dikenal sebagai Jabhat al-Nusra (Front al-Nusra), dan memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan ISIS, telah mengubah strategi politik, tetapi bukan identitas, untuk meninabobokan negara-negara Barat agar percaya bahwa mereka telah melakukan reformasi.

    Mengutip upaya HTS untuk memulai layanan bus dan melanjutkan fungsi kota lainnya di wilayah yang direbut sebagai bukti reformasi yang mereka duga, Yousef memperingatkan bahwa kegiatan ini dimaksudkan “untuk memanipulasi masyarakat internasional dengan menunjuk tokoh-tokoh pemerintah yang moderat.”

    “Mereka memiliki kesabaran dan tidak terburu-buru menyerang musuh-musuh mereka; strategi baru mereka adalah membangun infrastruktur dan institusi, serta memperoleh pengakuan global untuk mendirikan Ummah Jihadi [organisasi Muslim global],” ia memperingatkan. 

    “Strategi baru mereka adalah menciptakan iklim yang sesuai yang akan mengarah pada pembentukan negara Jihadi.”

     Amerika Serikat dan sekutunya tidak boleh mengakui atau melegitimasi penguasa baru Damaskus, tidak peduli seberapa cerdik mereka akan memainkan kartu mereka untuk memanipulasi masyarakat internasional dengan menunjuk tokoh-tokoh pemerintahan yang moderat.

    Lebih jauh lagi – dan pada bagian postingan yang kemungkinan membuatnya diblokir – mantan anggota Hamas tersebut menganjurkan “penghapusan pemimpin utama pemberontak, terutama Al Julani, sebelum mereka memperoleh lebih banyak dukungan dan simpati dari masyarakat yang putus asa dan mendambakan perubahan dan kebebasan, yang akan memungkinkan munculnya kepemimpinan yang sah.”

    “Memberikan penghargaan atau pujian kepada para Jihadis karena menggulingkan diktator Suriah yang brutal adalah sebuah kesalahan, mereka mungkin memainkan peran penting, tetapi mereka bukanlah kekuatan sebenarnya yang menjatuhkan Assad,” klaim Yousef. 

    “Al-Julani memiliki potensi untuk menciptakan Negara Teroris yang kuat yang belum pernah kita alami sebelumnya,” kata Putra Hamas tersebut.

    “Ia cenderung membangunnya secara perlahan, penuh perhatian, dan sabar. Teroris global ini tidak berintegrasi dari seorang Jihadi menjadi seorang negarawan, ia mengubah dirinya dari seorang Jihadi biasa menjadi seorang Khalifah Islam modern, dan membiarkannya berkembang akan memiliki konsekuensi yang mematikan bagi kemanusiaan.” 

    Mantan anggota Hamas itu bukan satu-satunya suara dari Timur Tengah yang memperingatkan agar tidak menerima klaim reformasi al-Jolani.

    Peneliti Yayasan Pertahanan Demokrasi Hussain Abdul-Hussain memperingatkan bahwa Ahmed Hussein al-Sharaa, yang menggunakan nama samaran Abu Mohammed al-Jolani, tampaknya menerapkan hukum Syariah di banyak wilayah yang telah dikuasainya. 

    Abdul-Hussain menegaskan bahwa al-Jolani telah menempatkan pemerintah Idlib yang menegakkan Syariah sebagai pemerintah transisi bagi Suriah, yang bukan merupakan pertanda baik bagi janjinya untuk menghormati dan melindungi minoritas non-Muslim. 

    “Saya berharap proyeksi saya ternyata salah dan Sharaa telah berubah dan bersikap moderat, atau “dewasa,” seperti yang ia katakan kepada CNN,” tulis Abdul-Hussain. “Namun, saya tidak berharap terlalu banyak.” 

    Pengucilan Para Pemimpin Suriah

    Di Damaskus, para diplomat telah menyuarakan keprihatinan mengenai pengucilan para pemimpin oposisi politik lainnya.

    Kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) dengan cepat mengonsolidasikan otoritasnya atas negara Suriah, menunjukkan kecepatan yang sama seperti saat mereka mengambil alih negara itu, Reuters melaporkan.

    Kelompok tersebut telah mengerahkan pasukan polisi, membentuk pemerintahan sementara, dan memulai pertemuan dengan utusan asing, sehingga memicu kekhawatiran mengenai inklusivitas kepemimpinan baru Damaskus, kantor berita tersebut menunjukkan.

    Sejak HTS menggulingkan Bashar al-Assad pada hari Minggu sebagai bagian dari aliansi, para pejabatnya—yang sebelumnya menjalankan pemerintahan Islam di sudut terpencil di barat laut Suriah—telah mengambil alih kantor-kantor pemerintahan di Damaskus.

    Pada hari Senin, Mohammad al-Bashir , yang sebelumnya menjabat sebagai kepala pemerintahan daerah di Idlib yang dikuasai HTS, diangkat sebagai perdana menteri sementara Suriah. 

    Langkah ini menggarisbawahi dominasi HTS di antara faksi-faksi bersenjata yang berjuang selama lebih dari 13 tahun untuk mengakhiri kekuasaan al-Assad.

    Meskipun HTS memutuskan hubungannya dengan organisasi teroris al-Qaeda pada tahun 2016, HTS telah meyakinkan para pemimpin suku, pejabat lokal, dan warga sipil selama perjalanannya menuju Damaskus bahwa agama minoritas akan dilindungi.

    Pemerintah sementara yang baru kurang inklusif, Kata Seorang Sumber

    Di kantor gubernur Damaskus, Mohammad Ghazal—seorang insinyur sipil berusia 36 tahun dari Idlib yang sekarang mengawasi urusan administratif—menepis kekhawatiran terhadap pemerintahan Islam.

    “Tidak ada yang namanya pemerintahan Islam. Bagaimanapun, kita adalah Muslim dan itu adalah lembaga atau kementerian sipil,” katanya, dikutip dari AL MAYADEEN.

    “Kami tidak memiliki masalah dengan etnis dan agama apa pun,” katanya, seraya menambahkan bahwa “yang membuat masalah adalah rezim [Assad].”

    Namun, muncul kekhawatiran mengenai komposisi pemerintahan sementara yang baru , yang sangat bergantung pada para administrator dari Idlib. Reuters mengutip empat tokoh oposisi dan tiga diplomat yang mengatakan bahwa proses tersebut kurang inklusif.

    Walaupun al-Bashir telah menyatakan ia hanya akan menjabat hingga Maret, HTS, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, Turki, dan lainnya, belum menguraikan aspek penting dari transisi tersebut, termasuk rencana untuk konstitusi baru.

    “Anda mendatangkan (menteri) dari satu warna, seharusnya ada partisipasi dari yang lain,” tegas Zakaria Malahifji, Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Suriah dan mantan penasihat politik oposisi di Aleppo.

    Ia menggambarkan kurangnya konsultasi dalam pembentukan pemerintahan sebagai sebuah kesalahan.

    “Masyarakat Suriah beragam dalam hal budaya, suku bangsa, jadi sejujurnya ini mengkhawatirkan,” tegasnya.

    Seperti pejabat “Pemerintah Keselamatan” yang berafiliasi dengan HTS lainnya yang direlokasi dari Idlib ke Damaskus, Ghazal telah mendesak pegawai negeri untuk kembali bekerja, seraya menekankan keadaan negara yang mengerikan.

    “Ini adalah negara yang runtuh. Ini adalah reruntuhan, reruntuhan, reruntuhan,” katanya.

    Sasaran langsung Ghazal untuk tiga bulan ke depan termasuk memulihkan layanan dasar dan merampingkan birokrasi. Ia mengumumkan rencana untuk menaikkan gaji, yang saat ini rata-rata $25 per bulan, agar sesuai dengan upah minimum $100 di Salvation Government.

    Persaingan Antar Faksi Timbulkan Risiko terhadap Stabilitas

    Meskipun HTS mendominasi, faksi-faksi bersenjata lainnya, terutama di dekat perbatasan dengan Yordania dan Turki, tetap aktif, sehingga menimbulkan risiko bagi stabilitas di Suriah pasca-Assad, Reuters mencatat, seraya menambahkan bahwa persaingan antar faksi, yang berakar pada konflik bertahun-tahun, semakin memperparah tantangan-tantangan ini.

    Yezid Sayigh, seorang peneliti senior di Carnegie Middle East Center, menyatakan bahwa HTS “jelas berusaha mempertahankan momentum di semua tingkatan.”

    Ia memperingatkan risikonya, termasuk potensi pembentukan rezim otoriter baru dengan dalih Islam.

    Namun, ia menunjukkan bahwa keberagaman oposisi dan masyarakat Suriah kemungkinan akan mencegah satu kelompok pun memonopoli kekuasaan.

    Dalam konteks yang sama, Reuters mengutip sumber oposisi yang mengetahui konsultasi HTS yang mengklaim bahwa semua sekte Suriah akan terwakili dalam pemerintahan sementara.

    Selama tiga bulan ke depan, isu utama yang akan diputuskan termasuk apakah Suriah mengadopsi sistem presidensial atau parlementer, sumber itu menambahkan.

    Dalam wawancara untuk Il Corriere della Sera pada hari Rabu, al-Bashir menekankan bahwa pemerintah sementara akan mengundurkan diri pada bulan Maret 2025.

    Ia menguraikan prioritas seperti memulihkan keamanan, menegakkan kembali otoritas negara, memulangkan pengungsi, dan menyediakan layanan penting.

    Ketika ditanya apakah konstitusi baru akan memiliki kerangka Islam, al-Bashir menyatakan bahwa rincian seperti itu akan dibahas selama proses penyusunan konstitusi.

    Di Damaskus, para diplomat telah menyuarakan kekhawatiran tentang pengecualian terhadap para pemimpin oposisi politik lainnya.

    “Kami prihatin – di mana semua pemimpin oposisi politik,” kata seorang diplomat.

    Yang lain mencatat potensi dampak destabilisasi dari faksi-faksi bersenjata yang belum dilucuti senjatanya atau didemobilisasi.

    Joshua Landis, seorang pakar Suriah dan direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Oklahoma, menyarankan bahwa al-Jolani “harus segera menegaskan kewenangannya untuk menghentikan kekacauan yang terjadi.”

    “Namun, ia juga harus berupaya meningkatkan kapasitas administratifnya dengan melibatkan para teknokrat dan perwakilan dari berbagai komunitas,” tegas Landis.

     

    (oln/khbrn/tribunnews/*)

     

  • AS Mau Angkut Ribuan Tank Soviet Milik Suriah Rezim Assad ke Ukraina Buat Lawan Rusia – Halaman all

    AS Mau Angkut Ribuan Tank Soviet Milik Suriah Rezim Assad ke Ukraina Buat Lawan Rusia – Halaman all

    AS Mau Angkut Ribuan Tank Soviet Milik Suriah Rezim Assad ke Ukraina Buat Lawan Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah runtuhnya pemerintahan Suriah pada 8 Desember, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dilaporkan melakukan kunjungan diplomatik mendadak ke Yordania dan Turki pada tanggal 11 Desember.

    Situs militer BM melansir, tujuan resmi perjalanan Blinken itu adalah mendiskusikan tentang masa depan Suriah yang kini terpecah-pecah dan mempengaruhi situasi geopolitik kawasan secara luas.

    Namun, rupanya ada tujuan lain Blinken, yaitu berkenaan dengan potensi akses Barat ke gudang senjata besar Suriah rezim Bashar al Assad yang kini menjadi ‘tak bertuan’.

    Sebelum direbut dan dikendalikan pihak oposisi yang kin berkuasa di Suriah, AS rupanya ingin menyita senjata-senjata Suriah itu untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia.

    Menariknya, sebagian besar gudang senjata militer Suriah merupakan senjata era Soviet dan yang dipasok Rusia sendiri saat rezim Assad berkuasa.

    “Persenjataan ini mencakup segala hal mulai dari peluru artileri canggih hingga tank tempur utama (Main Battle Tank) dan kendaraan lapis baja yang canggih,” kata laporan BM, dikutip Sabtu (14/12/2024).

    Laporan itu menyatakan, persenjataan Suriah, yang telah lama dianggap sebagai aset strategis bagi kekuatan regional dan global, kini diposisikan sebagai pengubah permainan potensial dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

    Apa saja yang ada di gudang senjata Suriah?

    Persediaan senjata Suriah—mulai dari sejumlah besar peluru artileri 152 mm dan 122 mm hingga lebih dari 3.000 tank termasuk model T-54/55, T-62, T-72, dan T-90.

    Barisan persenjataan ini dapat secara signifikan mengubah keseimbangan kekuatan di garis depan, terutama karena sumber daya militer Ukraina sendiri terus menyusut.

    “Dengan Rusia yang telah meningkatkan pasokan dan produksi senjatanya melalui peningkatan internal dan dukungan eksternal dari Korea Utara, perbedaan kekuatan senjata antara kedua belah pihak terus tumbuh,” tambah laporan itu.

    Apa yang Terjadi Kalau Ukraina Pakai Senjata Eks-Militer Suriah?

    Dari sudut pandang teknis, peralatan militer Suriah menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi pasukan Ukraina. 

    Tank T-72 dan T-90, meski tidak canggih menurut standar modern, tetap memiliki kemampuan tangguh, termasuk lapis baja komposit, senjata laras halus 125 mm yang kuat, dan sistem penargetan canggih yang dapat memberi Ukraina peningkatan signifikan dalam brigade tank mereka.

    Kemungkinan mengintegrasikan tank Suriah ke dalam pasukan Ukraina yang ada sangat penting, karena persediaan tank modern milik Kiev sendiri masih terbatas.

    Adapun perlengkapan perang yang dipasok Barat masih lambat terwujud.

    Aspek artileri dari persediaan senjata Suriah juga memiliki nilai strategis yang signifikan.

    Diperkirakan 1 juta peluru artileri dalam persediaan senjata Suriah akan secara substansial meningkatkan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan pemboman berkelanjutan terhadap posisi Rusia.

    Peluru artileri 152 mm, khususnya, bisa jadi sangat menarik, karena kompatibel dengan sistem lama buatan Soviet dan artileri lebih modern yang digunakan oleh pasukan Ukraina.

    “Dampak pasokan semacam itu akan terasa bukan hanya dari besarnya volume amunisi tetapi juga dari fleksibilitas operasional yang diberikannya kepada unit artileri Ukraina, yang berpotensi memberi pengaruh besar dalam pertempuran berkepanjangan,” tulis ulasan BM, memperkirakan dampak bila ribuan persenjataan dan amunisi Suriah pindah ke tangan Ukraina.

    Di lapangan, transfer logistik sejumlah besar persenjataan dari Suriah ke Ukraina tetap menjadi tantangan utama. 

    Pengaruh Turki terhadap milisi Islamis Suriah, yang menguasai sebagian besar wilayah utara Suriah, kemungkinan akan menjadi kunci dalam memfasilitasi transfer ini.

    Pengaruh Ankara terhadap milisi-milisi ini—yang banyak di antaranya memiliki hubungan dengan unit-unit militer Turki—menempatkannya pada peran sentral.

    “Sebagai imbalan atas kerja sama, AS dapat menawarkan berbagai insentif kepada Turki, seperti mengurangi dukungan bagi kelompok-kelompok Kurdi di Suriah, meningkatkan bantuan ekonomi, dan berpotensi memfasilitasi kembalinya Turki ke program F-35,” kata laporan itu

    Secara teknis, proses transfer akan memerlukan koordinasi antara intelijen AS, logistik Turki, dan pejabat militer Ukraina untuk memastikan pergerakan senjata-senjata ini secara efektif.

    Sementara transfer senjata Barat terhambat oleh tantangan logistik dan lingkungan keamanan yang kompleks di Suriah, skala dan urgensi transfer potensial ini menunjukkan bahwa operasi yang terkoordinasi dengan baik dapat dilakukan.

    “Lebih jauh lagi, potensi masuknya senjata-senjata ini dapat menjadi salah satu perubahan paling signifikan dalam keseimbangan kekuatan di Ukraina sejak perang dimulai,” kata ulasan itu.

    Tank Rusia menggempur posisi tentara Ukraina di garis depan Donetsk (Kementerian Pertahanan Rusia/TASS)

    Pemindahan artileri dan persenjataan Suriah akan memberi pasukan Ukraina tidak hanya lebih banyak daya tembak tetapi juga redundansi yang sangat dibutuhkan dalam sistem persenjataan mereka, meningkatkan kemampuan mereka untuk mempertahankan tekanan terhadap pasukan Rusia, khususnya di Donbas dan front selatan.

    Namun, implikasi yang lebih luas dari perkembangan ini tidak hanya terbatas pada perangkat keras militer. Pengalihan senjata Suriah ke Ukraina, yang difasilitasi oleh Turki, dapat menandakan perubahan signifikan dalam aliansi regional dan perhitungan strategis.

    Dengan memanfaatkan persediaan besar Suriah, Barat tidak hanya akan meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina tetapi juga semakin mengikis keunggulan strategis Rusia di kawasan tersebut.

    Saat Rusia terus menghadapi kesulitan dalam mempertahankan jalur pasokan dan produksi persenjataannya, persediaan Suriah merupakan sumber daya penting yang dapat memperpanjang durasi konflik dan semakin melemahkan upaya Rusia untuk menegaskan dominasinya di wilayah tersebut.

    Potensi pengalihan ini menggarisbawahi sifat peperangan modern yang semakin teknis dan beraneka ragam, di mana pengendalian dan pergerakan sumber daya militer yang besar sama pentingnya dengan pertempuran di medan perang.

    Saat perang di Ukraina terus berlanjut, kemampuan untuk memanfaatkan sumber pasokan militer yang tidak terduga—seperti Suriah—mungkin terbukti menjadi salah satu faktor paling menentukan dalam membentuk hasil konflik.

    Apa Langkah untuk Mencegah Senjata Suriah Pindah ke Ukraina?

    Dengan jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada tanggal 8 Desember, Rusia menemukan dirinya dalam ikatan strategis, dengan pertanyaan utama adalah bagaimana mencegah persenjataan Suriah jatuh ke tangan Ukraina.

    Persediaan besar Suriah, termasuk lebih dari 1 juta peluru artileri dan ribuan tank tempur utama seperti T-54/55, T-62, dan T-72, merupakan sumber daya yang signifikan bagi militer Ukraina, yang sedang bergulat dengan kekurangan peralatan yang semakin meningkat.

    Masalah utama bagi Rusia bukan hanya hilangnya kendali langsung atas angkatan bersenjata Suriah menyusul jatuhnya Assad tetapi juga ketidakstabilan yang disebabkan oleh fragmentasi wilayah Suriah.

    Beberapa faksi bersenjata, masing-masing dengan kepentingannya sendiri, kini bersaing untuk menguasai aset militer yang penting. Meskipun Rusia mungkin berupaya memengaruhi faksi-faksi ini, situasi politik yang terpecah-pecah membuat hal ini menjadi tugas yang sulit.

    Pasukan Rusia mungkin mencoba melakukan serangan terarah terhadap rute logistik yang dapat dilalui senjata untuk mengalir ke Ukraina, termasuk serangan udara atau serangan siber.

    Namun, mengingat semakin besarnya pengaruh Turki dan Israel di wilayah tersebut, tindakan tersebut mungkin terbukti tidak efektif.

    Secara teknis, Rusia dapat menggunakan pengaruh terbatas atas jaringan logistik, tetapi menghentikan transfer senjata ini akan menjadi tantangan jika Turki atau perantara lain memilih untuk berpartisipasi dalam pengaturan tersebut.

    Kemungkinan besar, Rusia akan fokus pada upaya diplomatik dengan Iran dan Turki untuk memblokir transfer ini. Upaya ini dapat mencakup tekanan kepada Turki untuk menutup rute transportasi melalui wilayahnya atau mencegah pergerakan senjata Suriah berdasarkan perjanjian perdagangan.

    “Namun, kemampuan Rusia untuk mengambil tindakan signifikan masih dibatasi oleh realitas geopolitik, yang tidak lagi menguntungkan Moskow,” kata ulasan tersebut.

  • Tragedi Festival Thailand: Ledakan Bom Rakitan Tewaskan Tiga Orang – Halaman all

    Tragedi Festival Thailand: Ledakan Bom Rakitan Tewaskan Tiga Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah ledakan bom rakitan terjadi di sebuah festival di distrik Umphang, Provinsi Tak, Thailand, pada hari Jumat menjelang tengah malam.

    Insiden ini mengakibatkan tiga orang tewas dan 48 lainnya mengalami luka-luka.

    Kronologi Kejadian

    Ledakan terjadi saat sebuah alat peledak rakitan dilemparkan ke arah kerumunan pengunjung festival.

    Menurut pihak kepolisian, dua orang dinyatakan meninggal di lokasi kejadian, sementara satu korban lainnya meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand menyatakan bahwa sebelum ledakan, terdapat perkelahian antara kelompok-kelompok yang bermusuhan di lokasi tersebut.

    Bukti forensik menunjukkan bahwa alat peledak yang digunakan adalah bom rakitan.

    Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menginstruksikan pihak berwenang untuk segera memburu pelaku ledakan.

    Dalam pernyataannya, Perdana Menteri meminta agar korban yang terluka segera mendapatkan perawatan.

    “Perdana Menteri telah mengerahkan Kepala Polisi Nasional dan badan keamanan setempat untuk memprioritaskan perawatan bagi yang terluka dan melakukan investigasi secara menyeluruh,” kata Jirayu Huangsub, juru bicara Kantor Perdana Menteri.

    Tindakan Keamanan

    Sebagai langkah pencegahan, Perdana Menteri juga menginstruksikan peningkatan langkah-langkah keamanan di seluruh festival di Thailand.

    Ini termasuk inspeksi terhadap bahan berbahaya untuk memastikan keselamatan publik.

    “Langkah-langkah ini harus segera dilaksanakan dengan laporan kemajuan disampaikan kepada Perdana Menteri,” imbuh Jirayu.

    Penanganan Korban

    Perdana Menteri menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dan berjanji untuk menanggung biaya pengobatan bagi korban luka, serta memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.

    Saat penyelidikan berlangsung, polisi di Provinsi Tak telah menangkap dua tersangka terkait insiden ledakan tersebut dan sedang melakukan interogasi terhadap mereka.

    Dengan adanya kejadian tragis ini, diharapkan pihak berwenang dapat segera mengungkap motif dan pelaku di balik ledakan yang meresahkan masyarakat.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).