Category: Tribunnews.com Internasional

  • Teror Bom Guncang Rusia, Tewaskan Jenderal Senior Moskow Jelang Lawatan Trump Ke Kremlin – Halaman all

    Teror Bom Guncang Rusia, Tewaskan Jenderal Senior Moskow Jelang Lawatan Trump Ke Kremlin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat militer senior Rusia dilaporkan tewas usai Moskow diguncang teror bom, Jumat (25/4/2025).

    Menurut pernyataan resmi pihak berwenang Rusia, jenderal senior yang tewas tersebut adalah Jenderal Yaroslav Moskalik yang saat ini menjabat sebagai wakil kepala Direktorat Operasi Utama pada Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia.

    Dikutip dari The Guardian, Yaroslav Moskalik tewas setelah menjadi korban ledakan bom misterius, menjelang Vladimir Putin memulai pertemuan penting di Kremlin dengan utusan khusus Donald Trump, Steve Witkoff.

    Komite Investigasi Rusia mengatakan bom misterius itu merupakan alat peledak rakitan isi pecahan logam yang dipasang di bawah mobil Volkswagen Golf milik Moskalik. 

    Tak dirinci jenis bubuk logam apa yang dimasukan dalam bom rakitan itu, namun para penyelidik memperkirakan hasil ledakan itu setara dengan 300 gram TNT.

    Imbas ledakan dahsyat itu, jenderal Yaroslav Moskalik bahkan sampai terlempar “beberapa meter”.

    Sementara kendaraan yang diparkir di samping mobil-mobil lain di dalam kawasan permukiman di sebelah blok apartemen bertingkat tinggi, terbakar habis setelah ledakan.

    Kematian Jenderal Yaroslav Moskalik menambah daftar panjang pejabat militer Rusia yang menjadi sasaran serangan dalam beberapa tahun terakhir. 

    Sejauh ini otoritas Rusia belum mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

    Sementara, beberapa sumber menyebutkan serangan ini merupakan ulah kelompok oposisi dalam negeri atau elemen militan yang tidak puas dengan kebijakan militer Rusia di Ukraina dan Suriah.

    Bukan Kali Pertama

    Pasca-insiden ini terjadi, pihak berwenang Rusia berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh dan membawa pelaku ke pengadilan, mengingat kejadian seperti bukan kali pertama yang dialami Moskow.

    Desember lalu, sebuah serangan bom turut menewaskan Letnan Jenderal Igor Kirillov, yang menjabat sebagai komandan Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi Rusia (RChBZ). 

    Ia dibunuh bersama seorang ajudannya saat mereka keluar dari sebuah gedung di Moskow.

    Para penyelidik Rusia menuding serangan tersebut dilakukan oleh dinas khusus Ukraina dengan melibatkan alat peledak yang disembunyikan di dalam skuter listrik, yang ditempatkan di sebelah pintu masuk dan dipantau melalui kamera yang dipasang di mobil yang diparkir.

    Teror Bom Terjadi saat Lawatan Trump ke Kremlin

    Sebagai informasi, kematian Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik dalam ledakan bom mobil di Balashikha menjadi sangat mencolok karena bertepatan dengan kunjungan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS Donald Trump, ke Moskow. 

    Kunjungan ini bertujuan membahas inisiatif perdamaian yang diprakarsai Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

    Sejumlah pihak khawatir bahwa pembunuhan ini bisa dianggap sebagai bentuk sabotase terhadap proses diplomasi damai yang sedang dijajaki.

    Atau bahkan sebagai pesan politik dari pihak-pihak yang menolak perdamaian.

    Imbas teror ini menciptakan iklim ketidakpercayaan, yang berpotensi membuat proses negosiasi menjadi lebih sulit, terutama jika Rusia menganggap itu bukan kebetulan semata.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Pesawat Polisi Jatuh saat Uji Terbang di Hua Hin Thailand, Enam Orang Tewas – Halaman all

    Pesawat Polisi Jatuh saat Uji Terbang di Hua Hin Thailand, Enam Orang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah kecelakaan terjadi ketika sebuah pesawat polisi kecil jatuh ke laut di dekat Bandara Hua Hin, Thailand pada Jumat (25/4/2025), pagi, waktu setempat.

    Insiden ini menewaskan enam orang personel polisi di dalamnya.

    Kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 08.15 pagi, hanya 100 meter dari pantai di dekat Hotel Baby Grand Hua Hin, distrik Cha-am, Phetchaburi, dikutip dari Bangkok Post.

    Pesawat tersebut adalah DHC-6-400 Twin Otter, milik Divisi Penerbangan Kepolisian Kerajaan Thailand.

    Menurut juru bicara Kepolisian, Letnan Jenderal Polisi Archayon Kraithong, pesawat itu tengah menjalani uji terbang sebagai bagian dari persiapan latihan terjun payung di Hua Hin, dikutip dari AP News.

    Dalam pesawat tersebut terdapat tiga pilot, dua mekanik, dan satu teknisi pesawat. 

    Lima orang dinyatakan tewas di lokasi kejadian.

    Kelima korban tewas di antaranya, Pol Col Prathan Khiewkham (pilot), Pol Lt Col Panthep Maneewachirangkul (pilot), Pol Lt Thanawat Mekprasert (teknisi pesawat), Pol L/Cpl Jeerawat Maksakha (mekanik), dan Pol Sgt Maj Prawat Pholhongsa (mekanik).

    Satu korban lainnya, Kapten Polisi Chaturong Wattanapaisarn, sempat dilarikan ke Rumah Sakit Hua Hin dalam kondisi luka parah.

    Namun, ia dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 4 sore waktu setempat.

    Sehingga total jumlah korban yang tewas adalah enam orang.

    Kepala Kepolisian Nasional, Kittharath Punpetch, mengunjungi lokasi kecelakaan dan sempat menjenguk Kapten Polisi Chaturong di rumah sakit sebelum korban meninggal dunia.

    Pesawat Twin Otter yang jatuh tersebut merupakan salah satu dari tiga unit yang diperoleh RTP pada tahun 2020, dikutip dari The Nation Thailand.

    Pesawat ini buatan Viking Air Kanada dan dikenal sebagai pesawat serbaguna yang mampu lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek (STOL). 

    Selain digunakan untuk transportasi personel, pesawat ini juga bisa dimodifikasi untuk evakuasi medis, pencarian dan penyelamatan, hingga pengerahan pasukan udara.

    Pesawat ini dapat membawa hingga 19 penumpang.

    Tidak hanya itu, pesawat ini mampu dimodifikasi untuk menampung hingga empat tempat tidur rumah sakit, beserta kursi untuk dokter dan perawat. 

    Menurut laporan awal, sesaat setelah tinggal landas dari bandara Hua Hin, pesawat kehilangan keseimbangan.

    Sebuah video dari pantai menunjukkan pesawat sempat naik, lalu menukik secara vertikal ke laut, dan terbelah dua saat menghantam permukaan air.

    Penyelidikan menyeluruh tengah dilakukan.

    Termasuk analisis terhadap data dari kotak hitam pesawat, untuk mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan ini.

    (Tribunnews.com/Farrah)

  • Siapa yang akan menjadi Paus berikutnya? Inilah para kandidat utama – Halaman all

    Siapa yang akan menjadi Paus berikutnya? Inilah para kandidat utama – Halaman all

    Setelah Paus Fransiskus meninggal dunia, siapa yang akan menjadi Paus berikutnya?

    Untuk menentukan pemimpin Gereja Katolik dan 1,4 miliar umatnya, Dewan Kardinal akan bertemu dalam konklaf di Kapel Sistina. Pada sesi itu, mereka akan berembuk dan kemudian memberikan suara untuk kandidat pilihan masing-masing sampai akhirnya satu nama terpilih secara bulat.

    Para kardinal tidak hanya memilih seorang Paus, tetapi juga akan memilih sosok dengan perspektif global yang luas. Sebab untuk pertama kalinya, kurang dari setengah dari seluruh kardinal yang memiliki hak pilih berasal dari Eropa.

    Meski 80?ri para kardinal dipilih langsung oleh mendiang Paus Fransiskus, bukan berarti mereka condong ke kubu “progresif” atau “tradisionalis”.

    Karena alasan tersebut, sulit memprediksi siapa yang akan terpilih sebagai Paus berikutnya.

    Apakah para kardinal akan memilih seorang Paus dari Afrika atau Asia? Atau apakah mereka justru mendukung sosok yang berpengalaman dari administrasi Vatikan?

    Berikut sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Paus Fransiskus.

    Pietro Parolin

    Warga negara: Italia

    Usia: 70 tahun

    Kardinal Parolin adalah Menteri Luar Negeri Vatikan merangkap penasihat utama Paus Fransiskus.

    Sebagai menlu, dia juga mengepalai Kuria Roma alias administrasi pusat Gereja.

    Karena telah bertindak efektif sebagai wakil paus, Parolin disebut-sebut sebagai calon utama pengganti Paus Fransiskus.

    Dia dipandang sebagai sosok yang cenderung memprioritaskan diplomasi dan pandangan global.

    Para pengritiknya menganggap hal itu sebagai masalah, sementara para pendukungnya melihatnya sebagai kekuatan.

    Namun, dia mengkritik legalisasi pernikahan sesama jenis di sejumlah negara.

    Dia menyebut referendum di Republik Irlandia pada 2015 yang melegalkan pernikahan sejenis sebagai “kekalahan bagi kemanusiaan”.

    Walau diunggulkan, Kardinal Parolin amat menyadari pepatah kuno Italia kuno yang menekankan ketidakpastian proses pemilihan paus: “Dia yang memasuki konklaf sebagai Paus, meninggalkan konklaf sebagai kardinal.”

    Sekitar 213 dari 266 Paus sebelumnya adalah orang Italia, namun selama 40 tahun terakhir tidak ada orang Italia yang menjadi Paus.

    Kondisi itu diprediksi akan bertahan mengingat semakin sedikit pejabat-pejabat Gereja Katolik Roma yang berasal dari Italia dan Eropa.

    Luis Antonio Gokim Tagle

    Warga Negara: Filipina

    Usia: 67 tahun

    Mungkinkah Paus berikutnya berasal dari Asia?

    Kardinal Tagle memiliki pengalaman pastoral selama puluhan tahun—yang berarti dia telah menjadi pemimpin Gereja yang aktif di masyarakat, bukan diplomat Vatikan atau pakar hukum Gereja.

    Gereja Katolik sangat berpengaruh di Filipina. Sekitar 80% penduduknya menganut Katolik.

    Negara tersebut saat ini memiliki rekor lima anggota Dewan Kardinal—yang dapat menjadi faksi lobi yang penting bila mereka semua mendukung Kardinal Tagle.

    Dia dianggap moderat dalam definisi Katolik, dan telah dijuluki “Fransiskus Asia” karena dedikasinya terhadap isu-isu sosial dan simpatinya terhadap para migran—sikap yang juga disandang mendiang Paus Fransiskus.

    Dia menentang hak aborsi, dan menyebutnya sebagai “suatu bentuk pembunuhan” —suatu posisi yang sejalan dengan sikap Gereja yang lebih luas bahwa kehidupan dimulai pada saat pembuahan. Dia juga menentang eutanasia.

    Namun pada 2015 saat menjabat sebagai Uskup Agung Manila, Kardinal Tagle meminta Gereja untuk menilai kembali sikapnya yang “keras” terhadap kaum gay, janda cerai, dan ibu tunggal.

    Dia mengatakan bahwa kekerasan di masa lalu telah menimbulkan kerusakan yang berkepanjangan dan membuat orang merasa “diberi label”, dan bahwa setiap individu berhak mendapatkan belas kasihan dan rasa hormat.

    Kardinal Tagle dianggap sebagai kandidat Paus sejak konklaf 2013 saat Fransiskus terpilih.

    Ketika ditanya satu dekade lalu bagaimana pandangannya tentang kemungkinan dia menjadi paus berikutnya, dia menjawab: “Saya menganggapnya sebagai lelucon! Kocak.”

    Fridolin Ambongo Besungu

    Warga Negara: Kongo

    Usia: 65 tahun

    Sangat mungkin Paus berikutnya berasal dari Afrika, tempat Gereja Katolik terus bertumbuh dan menambah jutaan penganut.

    Kardinal Ambongo adalah kandidat utama, yang berasal dari Republik Demokratik Kongo (DRC).

    Dia telah menjadi Uskup Agung Kinshasa selama tujuh tahun, dan diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus.

    Dia adalah seorang konservatif budaya, yang menentang pemberkatan pernikahan sesama jenis, dengan menyatakan bahwa “pernikahan sesama jenis dianggap bertentangan dengan norma budaya dan pada hakikatnya jahat”.

    Meskipun Kristen adalah agama mayoritas di Kongo, umat Kristen di sana mengalami penganiayaan kelompok yang menyebut dirinya sebagai ISIS dan kelompok pemberontak terkait.

    Dengan latar belakang itulah, Kardinal Ambongo dianggap sebagai pendukung Gereja yang gigih.

    Namun dalam sebuah wawancara pada 2020, dia mendukung pluralitas agama, dengan mengatakan: “Biarkan Protestan menjadi Protestan dan Muslim menjadi Muslim. Kami akan bekerja sama dengan mereka. Namun setiap orang harus menjaga identitas mereka sendiri.”

    Komentar semacam itu dapat membuat beberapa kardinal bertanya-tanya apakah dia sepenuhnya memeluk misi mereka—mengingat umat Katolik berharap ajaran Gereja Katolik bisa disebarkan ke seluruh dunia.

    Peter Kodwo Appiah Turkson

    Warga Negara: Ghana

    Usia: 76 tahun

    Jika dipilih oleh rekan-rekannya, Kardinal Turkson akan mendapat kehormatan sebagai Paus asal Afrika pertama selama 1.500 tahun.

    Seperti Kardinal Ambongo, dia mengaku tidak menginginkan status itu.

    “Saya tidak yakin apakah ada yang bercita-cita menjadi Paus,” katanya kepada BBC pada 2013.

    Ketika ditanya apakah Afrika memiliki alasan kuat untuk menjadi Paus berikutnya berdasarkan pertumbuhan Gereja di benua itu, dia mengatakan bahwa dia merasa Paus tidak boleh dipilih berdasarkan statistik, karena “pertimbangan semacam itu cenderung mengaburkan masalah”.

    Dia adalah orang Ghana pertama yang diangkat menjadi kardinal, pada 2003 di bawah Paus Yohanes Paulus II.

    Seperti Kardinal Tagle, Kardinal Turkson dianggap sebagai calon Paus satu dekade kemudian, ketika Fransiskus terpilih. Bahkan, para petaruh menjadikannya favorit sebelum dilakukan pemungutan suara.

    Seorang gitaris yang pernah bermain di sebuah band funk, Kardinal Turkson dikenal karena kehadirannya yang energik.

    Seperti banyak kardinal dari Afrika, dia cenderung konservatif. Namun, dia menentang kriminalisasi terhadap komunitas gay di negara-negara Afrika, termasuk negara asalnya Ghana.

    Dalam wawancara BBC pada 2023, ketika parlemen Ghana sedang membahas rancangan undang-undang yang memberikan hukuman berat kepada orang-orang LGBTQ+, Turkson mengatakan dia merasa homoseksualitas tidak boleh diperlakukan sebagai pelanggaran.

    Pada 2012, dia dituduh membuat prediksi yang menakut-nakuti tentang penyebaran Islam di Eropa,

  • Spanyol Setop Beli Amunisi dari Israel, Netanyahu Murka Curhat Rugi Rp126 Miliar – Halaman all

    Spanyol Setop Beli Amunisi dari Israel, Netanyahu Murka Curhat Rugi Rp126 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Spanyol resmi membatalkan kontrak pembelian peluru dan amunisi dari perusahaan Israel yang nilainya mencapai jutaan dolar.

    Pembatalan kerja sama secara sepihak ini diumumkan Kementerian Dalam Negeri Spanyol.

    Dalam keterangan resminya, Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengungkapkan negaranya resmi menghentikan kontrak pembelian senjata dengan perusahaan Israel, IMI Systems.

    Sebagai informasi, sejak 2023 Spanyol menjadi salah satu negara Eropa yang vokal dan kritis terhadap agresi militer Israel di Gaza

    Bersama Norwegia dan Irlandia, Spanyol bahkan menyatakan mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

    Pada Februari 2024, negara itu menyatakan tidak akan membeli senjata dari Israel.

    Namun, pada bulan yang sama, Kementerian Dalam Negeri Spanyol menandatangani kesepakatan dengan IMI Solutions untuk membeli 15 juta butir amunisi.

    Adapun amunisi tersebut ditujukan untuk Garda Sipil, pasukan polisi semi militer Spanyol.

    Tak berselang lama setelah kesepakatan ditekan, sekutu sayap kiri negara itu mulai melayangkan kritik keras.

    Bahkan, sekelompok partai sayap kiri mengancam akan menarik diri dari koalisi pemerintahan apabila Spanyol tak membatalkan pembelian senjata itu.

    Partai sayap kiri menilai pembelian senjata dari Israel akan mendukung tindakan Netanyahu dalam melakukan genosida di Gaza.

    “Membeli amunisi ini akan menunjukkan bahwa Spanyol tidak mendukung Palestina. Itu akan menjadi pengkhianatan terhadap lebih dari 50.000 orang yang telah tewas di Gaza,” kata Igor Otxoa, dari organisasi Guernica Palestine, sebuah organisasi sipil,.

    Alasan itu yang membuat partai sayap kiri menolak keras kerja sama dengan Israel, mengingat selama beberapa tahun terakhir Israel telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia atau melanggar prinsip-prinsip internasional terkait perlindungan sipil dan keadilan.

    Khawatir pertikaian ini memicu rusaknya hubungan yang sudah tegang antara kaum Sosialis dan Sumar dalam pemerintahan Spanyol, pemerintah pusat akhirnya sepakat untuk membatalkan kerja sama dengan Israel. 

    “Setelah menghabiskan semua jalur negosiasi, perdana menteri, wakil perdana menteri, dan kementerian terkait telah memutuskan untuk membatalkan kontrak dengan perusahaan Israel IMI Systems,” kata seorang sumber pemerintah, kepada Al Jazeera.

    “Pemerintah membatalkan kesepakatan tersebut setelah Sumar, sekelompok partai sayap kiri, mengancam akan menarik diri dari koalisi pemerintahan,” imbuh sumber itu.

    Israel Rugi Rp126 Miliar

    Merespons keputusan pembatalan yang dilakukan Spanyol, Pemerintah Israel di bawah pimpinan Benyamin Netanyahu langsung melontarkan kecaman keras.

    Ia mengecam keputusan Spanyol yang menurutnya “secara sepihak” membatalkan kontrak bernilai jutaan dolar itu.

    Tel Aviv bahkan menuding pemerintah Spanyol “mengorbankan pertimbangan keamanan negara demi kepentingan politik”.

    “Israel mengecam keras keputusan pemerintah Spanyol yang secara sepihak melanggar kontrak yang telah ditandatangani dengan perusahaan pertahanan IMI Systems, serta pernyataannya untuk tidak menjalin kerja sama pertahanan lagi dengan perusahaan-perusahaan Israel di masa depan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel kepada AFP.

    “Spanyol kembali berpihak pada sisi sejarah yang salah-menentang negara Yahudi yang tengah membela diri dari serangan teroris.”

    Imbas pembatalan kerja sama pembelian senjata, perusahaan Israel, IMI Systems dilaporkan merugi hingga 7,8 juta dolar AS atau sekitar Rp126 Miliar.

    Meskipun jumlahnya tidak sebesar kontrak senjata besar lainnya, namun tetap berdampak pada pemasukan perusahaan.

    Mempengaruhi reputasi Israel di pasar internasional, terutama di Eropa, yang semakin kritis terhadap kebijakan luar negeri Israel terkait konflik di Gaza.

    Hal ini tentunya dapat mempersulit perusahaan Israel dalam memenangkan kontrak serupa di masa depan

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Pendeta Bethlehem Kritik Para Pemimpin Dunia karena Mengabaikan Seruan Paus Fransiskus untuk Gaza – Halaman all

    Pendeta Bethlehem Kritik Para Pemimpin Dunia karena Mengabaikan Seruan Paus Fransiskus untuk Gaza – Halaman all

    Pendeta Bethlehem Mengkritik Para Pemimpin Dunia karena Mengabaikan Seruan Paus Fransiskus untuk Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Seorang pendeta di Betlehem mengecam “kemunafikan” para pemimpin dunia atas penghormatan mereka kepada mendiang Paus Fransiskus.

    Para pemimpin dunia gagal mengakui penderitaan warga Palestina di Gaza yang dilanda perang serta akhir pekan Paskah “terburuk” yang pernah dialami umat Kristen Palestina dalam ingatan baru-baru ini.

    “Paskah kali ini, dalam konteks tindakan Israel di Yerusalem Timur, ini adalah yang terburuk yang pernah ada,” kata Pendeta Munther Isaac, seorang pendeta Kristen dan teolog, kepada MEE Live . “Tampaknya keadaan semakin buruk setiap tahun.”

    Pendeta itu muncul di MEE Live untuk membahas warisan Paus Fransiskus, yang kematiannya pada Senin Paskah mengakhiri akhir pekan yang dirusak oleh serangan udara di Gaza, kekerasan pemukim di Tepi Barat yang diduduki, dan pelarangan jamaah Palestina dari tempat-tempat suci di Yerusalem.

    “Kita tidak boleh menerima begitu saja pencaplokan Yerusalem Timur sebagai status quo,” kata Isaac, seraya merujuk pada keputusan Israel yang melarang ribuan umat Kristen Palestina menghadiri kebaktian di Kota Tua Yerusalem.

    “Sangat sulit untuk memahami penindasan ini, kekerasan terhadap orang-orang yang hanya ingin pergi ke gereja,” kata Isaac.

    “Tujuannya jelas. Israel ingin memperkuat kendali mereka atas Kota Tua Yerusalem, termasuk tempat-tempat suci, untuk memberikan Yerusalem identitas Yahudi secara eksklusif, bukan apa yang kita semua harapkan – Yerusalem menjadi kota yang dihuni oleh tiga agama dan dua orang, dalam kesetaraan dan rasa hormat satu sama lain. Apa yang dilakukan Israel benar-benar tercela, dan saya berharap dunia memperhatikannya.”

    Komentarnya muncul saat para pemimpin dunia dari semua golongan memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus tetapi gagal mengakui seruan terakhirnya yang mendorong diakhirinya perang di Gaza.

    “Kita akan mendengar hari ini, besok, minggu depan, kata-kata penghormatan untuk Paus Fransiskus dari para pemimpin dunia, dari para politisi,” kata Isaac. “Semua kata-kata ini, menurut pendapat saya, hanya menunjukkan kemunafikan.” 

    Semasa hidupnya, Paus Fransiskus menelepon Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza hampir setiap hari, untuk menanyakan keadaan umatnya di daerah kantong yang hancur itu.

    Tetapi sejak kematiannya, sebagian besar pemimpin dunia telah menahan diri untuk mengakui warisannya.

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menggambarkan Fransiskus sebagai “seorang Paus untuk orang miskin, yang tertindas, dan yang terlupakan”, sementara Raja Charles mengatakan Paus telah “sangat menyentuh kehidupan banyak orang”.

    “Jika mereka tulus,” kata Isaac, “mereka akan mengikuti teladannya. Mereka tidak hanya menuntut gencatan senjata, tetapi juga pertanggungjawaban.”

    Pada bulan November, Paus Fransiskus menyerukan penyelidikan apakah kampanye Israel di Gaza merupakan genosida terhadap rakyat Palestina.

    “Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida,” tulisnya dalam bukunya, Hope Does Not Disappoint .

    “Hal ini harus diselidiki secara cermat untuk menentukan apakah hal ini sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh para ahli hukum atau badan internasional.”

    Buku ini diterbitkan beberapa hari sebelum Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)  mengeluarkan  surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menuduh mereka melakukan berbagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Beberapa hari sebelum ICC mengeluarkan surat perintah penangkapannya, sebuah  laporan komite khusus PBB  menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, dan kebijakan serta praktik di  Gaza  yang dapat mengarah pada “kemungkinan genosida”.

    “Membunuh anak-anak bukanlah jalan ke depan”

    Dalam wawancara tersebut, Isaac juga mengkritik kemunafikan dalam liputan media tentang warisan Fransiskus, mengingat momen di tahun 2014 ketika Paus menjadi berita utama global dengan berhenti untuk berdoa di tembok yang memisahkan Israel dari Tepi Barat.

    “Ada begitu banyak kemunafikan di balik mereka yang membagikan kisah itu, namun melupakan situasi, pendudukan, penderitaan rakyat Palestina saat Paus pergi.

    “Semua orang berhenti, semua orang mengambil gambar, semua orang berbicara tentang momen ketika dia menyentuh tembok. Namun kemudian dia pergi, dan semuanya berakhir dengan cara yang sama yaitu meliput – atau bahkan mengabaikan – apa yang terjadi di Palestina.”

    Namun bagi umat Kristen Palestina, kata pendeta itu, solidaritas Paus Fransiskus akan tetap hidup.

    “Ia tidak hanya menyentuh tembok. Ia menyentuh keburukan apartheid. Dan lebih dari itu, ia menyentuh hati kita, menunjukkan kepada kita bahwa ia melihat melalui rasa sakit dan penderitaan kita.”

    Solidaritas Paus Fransiskus dengan warga Palestina telah memicu kritik, dan bahkan perayaan atas kematiannya, dari dalam Israel, di mana pemerintah menghapus unggahan media sosialnya sendiri yang menyampaikan belasungkawa atas kematian pria berusia 88 tahun itu.

    Pihak lain secara gamblang menuduh Paus melakukan “antisemitisme”. Zvika Klein, pemimpin redaksi The Jerusalem Post, mengklaim Paus telah menunjukkan “dukungan tanpa syarat untuk Hamas”.

    “Ini memalukan, benar-benar memalukan,” kata Isaac. “Sangat memalukan bahwa tuduhan antisemitisme terus dijadikan senjata, bahkan dalam upaya untuk mencoreng reputasi orang hebat seperti Paus Fransiskus.

    “Dia tidak memihak satu kelompok orang terhadap kelompok lain. Dia membela kemanusiaan, dia membela keadilan, dan dia menentang perang.

    “Dan dia jelas memahami bahwa membunuh anak-anak bukanlah jalan keluar.”

    Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 50.000 warga Palestina dan mengubah sebagian besar wilayah kantong itu menjadi neraka yang tidak dapat dihuni.

    Seluruh keluarga dan lingkungan telah musnah, dengan sekolah dan rumah sakit berulang kali hancur akibat serangan udara dan tembakan tank. 

    Sejak melanjutkan ofensifnya setelah mengingkari kesepakatan gencatan senjata pada tanggal 2 Maret, Israel, yang didukung besar-besaran oleh AS, Inggris dan kekuatan barat lainnya, telah menolak untuk mengizinkan pasokan penyelamat nyawa, termasuk makanan, obat-obatan, bahan bakar dan minyak goreng, untuk memasuki jalur tersebut.

    Awal bulan ini, Jaringan Organisasi Non-Pemerintah Palestina (PNGO) memperingatkan bahwa situasi di Gaza telah mencapai “tahap kelaparan tingkat lanjut”, diperburuk oleh pengeboman gudang makanan, pabrik desalinasi air, dan penutupan dapur umum.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST EYE

  • Pejabat Senior Israel Bocorkan Informasi Rahasia, Termasuk Informasi Rencana Israel Serang Iran – Halaman all

    Pejabat Senior Israel Bocorkan Informasi Rahasia, Termasuk Informasi Rencana Israel Serang Iran – Halaman all

    Pejabat Senior Israel Bocorkan Informasi Rahasia, Termasuk Persiapan Rencana Serang Iran

    TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel telah membuka penyelidikan terhadap kebocoran dokumen militer sensitif baru-baru ini oleh anggota Skuadron 69 angkatan udara, yang mencakup persiapan untuk serangan potensial terhadap Iran. 

    Data tersebut diunggah ke Click Portal, sistem manajemen berkas yang digunakan oleh tentara Israel, oleh anggota skuadron angkatan udara elit, menurut laporan Haaretz .

    Sistem ini paling sering digunakan untuk berkas dan data yang tidak diklasifikasikan. Siapa pun yang memiliki akses ke Click Portal dapat melihat dokumen yang bocor, termasuk ratusan ribu anggota cadangan, veteran, dan rekrutan. 

    “Materi yang diunggah oleh perwira senior dapat diakses oleh semua pengguna. Beberapa berkas telah dipindai dan diunggah menggunakan [aplikasi China] CamScanner, aplikasi pemindai dokumen seluler yang sebelumnya dihapus dari Google Play Store karena kerentanan keamanan,” kata laporan tersebut.

    “Dokumen-dokumen ini mencakup ringkasan investigasi keselamatan dan jadwal untuk berbagai acara mendatang, termasuk yang dirahasiakan seperti pengarahan tentang status kesiapan tempur menjelang potensi serangan terhadap Iran. Menurut catatan sistem, beberapa dokumen ini diunggah oleh komandan skuadron sendiri,” tambahnya. 

    Beberapa berkas memuat presentasi pelatihan rahasia untuk penggunaan persenjataan rahasia dan metode untuk menangani persenjataan musuh.

    Tidak ada kerusakan yang terjadi dan berkas telah dihapus dari sistem. 

    Namun, insiden tersebut telah memicu kekhawatiran atas “kerentanan yang mengkhawatirkan” pada sistem komputasi awan yang digunakan oleh militer, seperti Click Portal. 

    “Ini melanggar dua prinsip dasar doktrin keamanan informasi IDF: pemisahan berbagai bagian pasukan, dan kerahasiaan informasi pasukan,” kata pakar keamanan kepada Haaretz .

    Para pejabat angkatan udara terkejut bahwa pelanggaran itu terjadi dari unit elit, yang terlibat dalam pembunuhan kepala Hizbullah Hassan Nasrallah tahun lalu.

    Kepala angkatan udara saat ini, Tomer Bar, sebelumnya adalah anggota Skuadron 69.

    Seorang juru bicara Israel mengatakan insiden itu adalah “masalah serius yang segera ditangani,” seraya menambahkan bahwa “Investigasi menyeluruh sedang dilakukan, dipimpin oleh Kepala Departemen Keamanan Informasi bekerja sama dengan angkatan udara.”

    Kebocoran tersebut muncul di tengah laporan bahwa Israel sedang mempersiapkan serangan potensial terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Laporan New York Times (NYT) minggu lalu mengutip sumber yang mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump menolak usulan Israel untuk melakukan serangan gabungan terhadap fasilitas nuklir Iran. 

    Menurut laporan NYT, usulan serangan Israel memuat sejumlah opsi untuk sejumlah skenario, termasuk satu skenario yang melibatkan pasukan komando Israel yang melakukan operasi darat terhadap fasilitas nuklir Iran dengan dukungan jet tempur AS.

    Sehari kemudian, sejumlah pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Israel “tidak menutup kemungkinan” untuk melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dalam waktu dekat.

    Menteri luar negeri Israel membantah laporan bahwa rencana semacam itu sedang dibuat dalam wawancara baru-baru ini. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Pakistan Tutup Wilayah Udaranya bagi India karena Ketegangan Meningkat Akibat Serangan Kashmir – Halaman all

    Pakistan Tutup Wilayah Udaranya bagi India karena Ketegangan Meningkat Akibat Serangan Kashmir – Halaman all

    Pakistan Tutup Wilayah Udaranya bagi India karena Ketegangan Meningkat Akibat Serangan Kashmir

    TRIBUNNEWS.COM- Pada tanggal 24 April, Pakistan memerintahkan penutupan wilayah udaranya untuk semua maskapai penerbangan milik atau yang dioperasikan India dan penangguhan perdagangan segera menyusul penurunan hubungan diplomatik New Delhi dengan Islamabad dan penangguhan perjanjian mengenai penggunaan perairan sistem Sungai Indus.

    “Pakistan dengan tegas menolak pengumuman India untuk menangguhkan Perjanjian Perairan Indus … Setiap upaya untuk menghentikan atau mengalihkan aliran air milik Pakistan sesuai dengan Perjanjian Perairan Indus … akan dianggap sebagai Tindakan Perang dan akan ditanggapi dengan kekuatan penuh,” kata kantor Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif dalam sebuah pernyataan.

    Islamabad juga menangguhkan perjanjian bilateral utama dan hubungan lintas batas. 

    Pihak berwenang menambahkan bahwa semua visa yang dikeluarkan untuk warga negara India berdasarkan Skema Pengecualian Visa SAARC (SVES) telah ditangguhkan dan memerintahkan semua warga negara India yang saat ini berada di Pakistan berdasarkan SVES, kecuali peziarah Sikh, untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam.

    Tindakan tersebut dilaksanakan sebagai tanggapan atas perintah New Delhi pada Rabu malam yang mengharuskan semua warga Pakistan yang tinggal di negara itu meninggalkan negara itu paling lambat tanggal 29 April.

    Pengumuman ini menyusul penangguhan perjanjian pembagian air dengan Pakistan, penutupan perbatasan darat utama, dan penurunan hubungan diplomatik, hanya lebih dari 24 jam setelah orang-orang bersenjata menewaskan 26 orang di Kashmir yang dikelola India.

    Serangan pada Selasa sore dilaporkan diklaim oleh Front Perlawanan, kelompok militan yang diyakini terkait dengan Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan.

    Kashmir, wilayah yang tegang di perbatasan India-Pakistan, telah lama menjadi titik api, dengan kedua negara mengklaimnya. 

    New Delhi menuduh Islamabad mendukung terorisme lintas batas, sementara Islamabad menuduh India melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap penduduk mayoritas Muslim.

    New Delhi mengatakan tindakannya akan tetap berlaku “hingga Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali mencabut dukungannya terhadap terorisme lintas batas.” 

    Perdana Menteri India Narendra Modi juga berjanji pada hari Kamis untuk menghukum semua yang bertanggung jawab “sampai ke ujung bumi.”

    Pakistan dengan keras membantah klaim tetangganya dan mengadakan pertemuan keamanan nasional yang langka pada hari Kamis.

    “Dengan tidak adanya investigasi yang kredibel dan bukti yang dapat diverifikasi, upaya untuk menghubungkan serangan Pahalgam dengan Pakistan adalah hal yang sembrono, tidak rasional, dan mengalahkan logika,” kata kantor perdana menteri. 

    Ditambahkannya bahwa India “harus menahan godaan untuk mengeksploitasi insiden tragis tersebut demi keuntungannya sendiri dan bertanggung jawab penuh atas kegagalannya dalam memberikan keamanan kepada rakyat.”

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Spanyol Akhiri Kesepakatan Bernilai Jutaan Dolar dengan Elbit Systems, Produsen Senjata Israel – Halaman all

    Spanyol Akhiri Kesepakatan Bernilai Jutaan Dolar dengan Elbit Systems, Produsen Senjata Israel – Halaman all

    Spanyol Akhiri Kesepakatan Bernilai Jutaan Dolar dengan Produsen Senjata Israel

    TRIBUNNEWS.COM- Pemerintah Spanyol memerintahkan penghentian segera kontrak senilai 7,5 juta dolar untuk membeli amunisi dari sebuah perusahaan yang memiliki hubungan langsung dengan pembuat senjata Israel Elbit Systems pada tanggal 24 April. 

    Perdana Menteri Pedro Sanchez membatalkan kesepakatan setelah Sumar, sekelompok partai sayap kiri, mengancam akan meninggalkan koalisi pemerintahan.

    “Setelah menghabiskan semua jalur negosiasi, perdana menteri, wakil perdana menteri, dan kementerian yang terlibat telah memutuskan untuk membatalkan kontrak ini,” kata seorang sumber pemerintah kepada Al Jazeera .

    Awal minggu ini, Menteri Dalam Negeri Fernando Grande-Marlaska meresmikan kontrak dengan perusahaan milik Israel Guardian Homeland Security SA untuk lebih dari 15 juta butir amunisi, yang menyebabkan kehebohan di Istana Moncloa mengingat janji Sanchez pada Februari 2024 untuk tidak membeli senjata dari Israel terkait genosida Gaza.

    Media Spanyol melaporkan bahwa pihak berwenang menekankan komitmen partai-partai pemerintah koalisi progresif (PSOE dan Sumar) “terhadap perjuangan Palestina dan perdamaian di Timur Tengah.” 

    Mereka juga mencatat bahwa sejak kampanye pembersihan etnis yang didukung AS dimulai di Gaza pada Oktober 2023, Spanyol belum membeli atau menjual senjata ke perusahaan-perusahaan Israel, “dan tidak akan melakukannya di masa mendatang.”

    Namun, terlepas dari klaim dari Istana Moncloa, pada bulan Februari, Progressive International (PI), Gerakan Pemuda Palestina, dan Komite Layanan Sahabat Amerika mengungkapkan bahwa lebih dari 60.000 bagian senjata telah diangkut ke Israel melalui bandara Zaragoza di Spanyol utara sejak Oktober 2023.

    “Bukti menunjukkan bahwa penerbangan ini masih berlanjut hingga hari ini,” kata penyidik ​​kepada elDiario.es , seraya menambahkan bahwa pengiriman tersebut meliputi “suku cadang dan aksesori untuk artileri, senapan, peluncur roket/granat, dan senapan mesin” serta “suku cadang dan aksesori untuk revolver dan pistol.”

    Pada bulan Desember, The Intercept mengungkap bahwa Washington mengirim lebih dari seribu ton amunisi ke Israel melalui kapal yang berlabuh di pangkalan angkatan laut AS di Spanyol, meskipun ada embargo Madrid terhadap kapal yang membawa kargo militer menuju Israel.

    “Pengiriman material militer melalui pangkalan militer Amerika di Spanyol, yang mungkin digunakan dalam melakukan kejahatan internasional, lebih sulit dideteksi,” kata anggota parlemen Spanyol Enrique Santiago kepada media yang berkantor pusat di New York tersebut.

    Spanyol batalkan kesepakatan senjata senilai $7,5 juta (Rp 126 Miliar) dengan Israel

    Spanyol telah membatalkan kontrak senilai €6,6 juta ($7,5 juta) untuk jutaan peluru dari produsen senjata Israel, IMI Systems, menyusul reaksi keras dari anggota junior koalisi pemerintahan yang mengutuk kesepakatan itu sebagai pelanggaran terhadap sikap pro-Palestina negara itu dan perjanjian koalisi.

    Menurut Guardian, Perdana Menteri Pedro Sánchez mempertanyakan apakah tindakan militer Israel sesuai dengan hukum humaniter internasional, dan menggambarkan meningkatnya jumlah korban tewas Palestina sebagai “sungguh tak tertahankan”.

    Pemerintahannya juga secara resmi mengakui Negara Palestina dan berjanji tidak akan terlibat dalam perdagangan senjata dengan Israel sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Meskipun demikian, Kementerian Dalam Negeri Spanyol telah mendorong untuk melanjutkan pembelian 15,3 juta butir amunisi 9 mm untuk Guardia Civil, dengan mengklaim bahwa kontrak tersebut terlalu maju dan mahal untuk dibatalkan, dan penting untuk operasi penegakan hukum.

    Keputusan ini memicu kemarahan dari koalisi sayap kiri Sumar, yang dipimpin oleh Menteri Tenaga Kerja, Yolanda Díaz, dengan para anggotanya mengecam kesepakatan apa pun dengan “negara genosida”.

    Kontroversi tersebut meningkatkan ketegangan yang ada antara Partai Sosialis Sánchez dan Sumar, yang juga menentang usulan pemerintah untuk menambah anggaran militer sebesar €10,5 miliar guna memenuhi kewajiban NATO.

    Pada hari Kamis, kantor pemerintah yang mewakili Sánchez dan Díaz mengumumkan bahwa kontrak akan dihentikan dan izin impor akan ditolak. Pemerintah mengutip kegagalan total dalam negosiasi dan menyatakan bahwa mereka sekarang sedang mencari penasihat hukum untuk masalah tersebut.

    “Partai-partai yang membentuk pemerintahan koalisi progresif berkomitmen kuat terhadap perjuangan Palestina dan perdamaian di Timur Tengah,” kata sumber-sumber pemerintah. “Itulah sebabnya Spanyol tidak akan membeli senjata dari, atau menjual senjata kepada, perusahaan-perusahaan Israel.”

    SUMBER: THE CRADLE, MIDDLE EAST MONITOR

  • Israel Mangkir Pemakaman Paus Fransiskus, Ogah Kirim Satu pun Perwakilan Resmi ke Vatikan – Halaman all

    Israel Mangkir Pemakaman Paus Fransiskus, Ogah Kirim Satu pun Perwakilan Resmi ke Vatikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel dilaporkan tidak akan mengirim satu pun perwakilan resmi ke pemakaman Paus Fransiskus yang dijadwalkan berlangsung besok, Sabtu (26/4/2025).

    Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Haaretz.

    Media Israel ini menyebut keputusan pemerintah diambil di tengah ketegangan antara Vatikan dan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama perang di Gaza.

    Netanyahu dan sejumlah menteri dalam kabinetnya diketahui bersikap sangat kritis terhadap Paus Fransiskus.

    Kritik ini muncul karena Paus secara terbuka mengecam pembunuhan warga sipil dan penahanan bantuan kemanusiaan di Gaza oleh militer Israel.

    Paus Fransiskus secara konsisten menyuarakan keprihatinannya atas penderitaan rakyat Palestina, terutama selama invasi Israel ke Gaza yang memicu kecaman global.

    Sikap tegas Paus dianggap menyinggung kepemimpinan Israel yang menilai pernyataan tersebut tidak seimbang dan berpihak.

    Israel sendiri merupakan rumah bagi sekitar dua persen warga beragama Kristen.

    Negara ini juga memiliki sejumlah situs suci penting dalam tradisi Kekristenan.

    Beberapa di antaranya adalah Gereja Makam Suci di Yerusalem, yang diyakini sebagai lokasi penyaliban, penguburan, dan kebangkitan Yesus.

    Ada pula Gereja Kelahiran di Betlehem, tempat yang dipercaya sebagai lokasi kelahiran Yesus Kristus.

    Keputusan Israel untuk tidak hadir dalam pemakaman pemimpin Gereja Katolik sedunia ini memicu perdebatan luas, terutama di kalangan komunitas internasional yang berharap adanya sikap hormat atas tokoh agama dunia.

    Langkah ini dinilai sebagai bentuk ketegangan diplomatik yang semakin memperlebar jurang antara Israel dan Vatikan.

    Paus Fransiskus sendiri dikenal sebagai pemimpin spiritual yang vokal membela nilai kemanusiaan, terlepas dari latar belakang agama atau politik.

    Israel Dikecam usai Hapus Ucapan Belasungkawa atas Wafatnya Paus Fransiskus

    Pasukan Israel kembali melancarkan operasi militer dini hari di kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki.

    Menurut laporan kantor berita Wafa, pasukan menyerbu kota tersebut saat fajar dan menargetkan wilayah Jalan Fatayer serta at-Taawon.

    Sejumlah rumah warga dilaporkan digerebek dan digeledah selama operasi berlangsung, meski belum ada laporan penahanan.

    Sementara itu, kebijakan terbaru Kementerian Luar Negeri Israel juga menuai kecaman luas, setelah pihaknya menghapus ucapan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus.

    Menurut harian Yedioth Ahronoth, kementerian tersebut memerintahkan semua misi diplomatik dan akun media sosial resmi untuk menghapus postingan belasungkawa, tanpa memberikan penjelasan.

    Sebelumnya, akun-akun resmi itu menuliskan pesan duka: “Beristirahatlah dalam damai, Paus Fransiskus. Semoga kenangannya menjadi berkat.”

    Langkah penghapusan ini memicu kemarahan di kalangan diplomat Israel dan pengamat internasional, serta dianggap menyinggung umat Katolik di seluruh dunia.

    Beberapa duta besar Israel menyuarakan ketidaksetujuan mereka melalui grup WhatsApp internal, menyebut kebijakan itu bisa merusak citra negara di mata umat Kristen.

    “Kami menghapus tweet sederhana dan tidak bersalah yang mengungkapkan belasungkawa mendasar — dan jelas bagi semua orang bahwa ini hanya karena kritik Paus terhadap Israel atas pertempuran di Gaza,” ujar seorang diplomat, dikutip Yedioth Ahronoth.

    Kementerian juga melarang para diplomat Israel untuk menandatangani buku belasungkawa di kedutaan besar Vatikan.

    Seorang duta besar mengaku mendapat “perintah tegas untuk menghapus” tanpa klarifikasi lebih lanjut, dan hanya diberi tahu bahwa masalah tersebut “sedang ditinjau.”

    Kebijakan ini menambah tekanan terhadap Israel yang belakangan dikritik karena sikap kerasnya terhadap suara-suara internasional yang mengecam agresi militer di Gaza.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • PLO Resmi Bentuk Jabatan Wakil Presiden Palestina untuk Pertama Kali, Siapa yang akan Dipilih? – Halaman all

    PLO Resmi Bentuk Jabatan Wakil Presiden Palestina untuk Pertama Kali, Siapa yang akan Dipilih? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) baru saja mengambil langkah penting dalam sejarah dengan memberikan suara untuk membentuk posisi wakil presiden pada Kamis (24/4/2025).

    Keputusan ini dianggap sebagai upaya pembukaan jalan bagi calon pengganti Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang telah memimpin Palestina selama lebih dari dua dekade.

    Seorang anggota Dewan Pusat PLO, Rizq Namoura mengonfirmasi bahwa pemungutan suara untuk membentuk posisi wakil presiden dilakukan dengan dukungan yang hampir bulat.

    Dalam sebuah wawancara dengan Palestine TV, Namoura menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan pertama kalinya posisi semacam ini diperkenalkan dalam struktur organisasi PLO.

    Siapa yang akan Dipilih?

    Menurut pernyataan dari kantor berita WAFA, sebanyak 170 anggota Dewan Pusat Palestina, yang merupakan badan pengambil keputusan tertinggi di Palestina mendukung keputusan tersebut.

    Sementara itu, dari sebanyak itu, hanya satu anggota yang menentang dan beberapa lainnya memilih abstain, dikutip dari Al-Arabiya.

    Meskipun keputusan untuk membentuk posisi wakil presiden telah diambil, PLO belum menunjuk seseorang secara langsung untuk mengisi jabatan tersebut.

    Abbas, yang kini berusia 89 tahun, berhak menugaskan wakilnya, memberhentikannya dari jabatannya atau menerima pengunduran dirinya di masa depan.

    Keputusan ini datang di tengah tekanan yang terus meningkat pada Abbas untuk melaksanakan reformasi internal, termasuk mengenai perencanaan suksesi kepemimpinan.

    Abbas telah memimpin PLO dan Otoritas Palestina (PA) sejak kematian Yasser Arafat pada tahun 2004.

    Namun selama bertahun-tahun, ia menolak untuk merumuskan strategi penggantian yang jelas.

    Hingga akhirnya menjadi sorotan utama bagi sekutu-sekutu baik di dalam maupun luar negeri, dikutip dari Al Mayadeen.

    Langkah ini juga diambil setelah Abbas mengumumkan pada bulan Maret tentang pembentukan jabatan wakil presiden serta pemberian amnesti bagi anggota Fatah yang telah diusir, sebagai bagian dari upaya merestrukturisasi Otoritas Palestina (PA).

    Abbas sebelumnya mengungkapkan rencana tersebut dalam sebuah pertemuan puncak di Kairo, yang dihadiri oleh para pemimpin Arab untuk membahas rekonstruksi pascaperang dan tata kelola Gaza.

    Namun, keputusan PLO ini tidak diterima secara merata di dalam Palestina. 

    Gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengkritik keputusan Dewan Pusat PLO.

    Menurut Hamas, langkah ini semakin memperkuat isolasi dan pemisahan antara PLO dan rakyat Palestina yang lebih luas.

    Hamas juga menekankan bahwa membangun kembali PLO serta menyelenggarakan pemilihan umum yang komprehensif adalah jalan terbaik untuk memulihkan persatuan nasional Palestina.

    Sebagai informasi, pembentukan jabatan wakil presiden ini menandakan langkah pertama dalam reformasi struktural yang diinginkan oleh Abbas untuk menghadapi tantangan kepemimpinan di masa depan.

    Dengan posisi wakil presiden, diharapkan bisa memberikan stabilitas dalam kepemimpinan Palestina, mengingat usia Abbas yang semakin lanjut dan ketidakpastian yang terus mengiringi masa depan politik Palestina.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait PLO dan Mahmoud Abbas