Category: Tribunnews.com Internasional

  • Angkat Tema Toleransi, Film Karya Mahasiswa Indonesia Menang di Kompetisi Internasional Malaysia – Halaman all

    Angkat Tema Toleransi, Film Karya Mahasiswa Indonesia Menang di Kompetisi Internasional Malaysia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mahasiswa Indonesia dari Albukhary International University (AIU), Malaysia, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih juara pertama dalam kompetisi film pendek kepahaman Islam (VIPKI 2024).

    Diselenggarakan oleh Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM), Rabu (4/12/2024), kompetisi ini mengusung tema “Harmoni” dan diikuti oleh 125 tim pelajar universitas di seluruh Malaysia.

    Tim pemenang terdiri dari mahasiswa jurusan Bachelor of Media and Communication, yaitu Angga Winata, Fazhaliani Shariffatul’ Muna, Zalfa Tsania Rachman, Siti Fatma Fauziah, dan Salma Fairus Izdihar.

    Untuk pertama kalinya mengikuti kompetisi ini, mereka sukses membawa pulang hadiah sebesar RM 15.000 atau setara dengan Rp 54.000.000.

    Karya mereka, film pendek berjudul “Kembali”, terinspirasi dari kisah nyata.

    Film ini menceritakan dengan indah perjalanan seorang anak yatim yang menemukan kembali ajaran mendiang ibunya—bahwa perbuatan baik selalu kembali, dalam bentuk apa pun.

    Selain menyampaikan pesan moral yang kuat, “Kembali” juga menggambarkan harmoni dalam masyarakat multikultural Malaysia, selaras dengan tema kompetisi.

    Prestasi ini tidak lepas dari dukungan penuh Albukhary International University dalam hal akademik dan fasilitas industri yang komprehensif.

    Seluruh anggota tim juga merupakan penerima beasiswa penuh dari Albukhary Foundation, yang tidak hanya mencerminkan kemampuan luar biasa mereka, tetapi juga menegaskan dedikasi universitas dalam mempromosikan pemahaman lintas budaya melalui penceritaan kreatif.

    Kemenangan ini menjadi bukti kemampuan mahasiswa Indonesia untuk bersaing di kancah internasional dan memperkuat peran seni kreatif sebagai media dalam menyebarkan nilai-nilai universal seperti toleransi, harmoni, dan persatuan.

    (*)

  • Sirene Meraung-raung di 70 Titik Tel Aviv, Abu Obaida Serukan Houthi Gencarkan Rudal ke Israel – Halaman all

    Sirene Meraung-raung di 70 Titik Tel Aviv, Abu Obaida Serukan Houthi Gencarkan Rudal ke Israel – Halaman all

    Sirene Meraung-raung di Tel Aviv, Abu Obaida Serukan Houthi Gencarkan Rudal ke Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Abu Obaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, memuji serangan rudal yang diluncurkan oleh kelompok Houthi di Yaman terhadap Tel Aviv.

    Dalam pernyataan di saluran Telegram gerakan itu, Abu Obaida memuji Houthi atas dukungan kuat mereka terhadap Gaza.

    Dia juga mendesak Houthi untuk meningkatkan serangan hingga Israel dipaksa menghentikan “perang genosida”-nya.

    Seruan itu merujuk serangan rudal terbaru kelompok Yaman ke wilayah utama pendudukan Israel, Kamis (19/12/2024).

    Selain itu, Abu Obaida mengutuk serangan udara Israel terhadap Yaman.

    Dia menekankan kalau serangan Israel ini menegaskan posisi Pendudukan Israel sebagai musuh seluruh dunia Arab.

    Di samping itu, juru bicara Hamas juga menyerukan tindakan kolektif melawan kejahatan Israel dan mendukung Palestina, yang ia gambarkan sebagai garis pertahanan pertama bagi kawasan tersebut.

    Puing-puing rudal serangan Houthi Yaman dicegat oleh rudal sistem pertahanan udara Israel di Tel Aviv, Kamis (19/12/2024) dini hari.

    Sirene Meraung di Tel Aviv Saat Houthi Luncurkan Rudal, Israel Serang Sana’a

    Adapun serangan rudal Houthi ke Israel menyebabkan sirene peringatan bergema di lebih dari 70 pemukiman dan kota di wilayah metropolitan Tel Aviv.

    Menurut laporan koresponden RNTV, Houthi  meluncurkan rudal balistik dari Yaman menuju ibu kota negara pendudukan tersebut.

    Media Israel melaporkan, militer Israel (IDF) mengklaim kalau serangan rudal Houthi bisa dicegat.

    Adapun sirene yang meraung merupakan bentuk peringatan akan potensi bahaya jatuhnya puing rudal akibat tindak intersepsi oleh sistem pertahanan udara Israel.

    “Sirene dinyalakan untuk memperingatkan warga akan potensi ancaman, yang menyebabkan peningkatan langkah-langkah keamanan di wilayah tersebut,” kata laporan itu. 

    Puing-puing dari rudal tersebut menghantam sebuah sekolah di Ramat Gan, menyebabkan kerusakan yang signifikan.

    Media berbahasa Ibrani kemudian melaporkan bahwa runtuhnya gedung utama sekolah tersebut disebabkan oleh rudal pencegat Israel.

    Di sisi lain, dalam perkembangan terkait eskalasi konflik, media yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan kalau serangan udara agresif Israel menargetkan infrastruktur utama di Yaman, termasuk pembangkit listrik pusat di kota Hodeidah dan Sana’a.

    Militer ‘Israel’ mengonfirmasi serangan tersebut, dengan menyatakan bahwa angkatan udaranya menyerang target-target Houthi di Yaman, termasuk pelabuhan dan infrastruktur energi.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menyetujui operasi tersebut, dengan menekankan, “Kami tidak akan menoleransi peluncuran rudal ke Israel atau ancaman terhadap rute-rute maritim.”

    Peristiwa ini menandai meningkatnya ketegangan regional secara signifikan, dan semakin memperumit dinamika konflik yang sedang berlangsung.

    Foto menunjukkan dampak serangan Israel terhadap pembangkit listrik di dekat ibu kota Yaman, Sana’a, pada 19 Desember 2024. (X)

    Houthi Teguh Dukung Gaza

    Atas serangan Israel itu, Kelompok Houthi bersumpah untuk membalas setelah serangan Israel di Yaman

    Gerakan Houthi, yang secara resmi dikenal sebagai Ansarallah, mengeluarkan tanggapan pertamanya terhadap serangan udara Israel di Yaman, dengan menggambarkan serangan tersebut sebagai “kejahatan perang teroris.”

    Pemimpin Houthi Mohammed Ali al-Houthi mengecam serangan Israel-Amerika terhadap warga sipil di Yaman, dengan menyatakan bahwa serangan itu “tidak akan menghalangi Yaman untuk memenuhi tugasnya mendukung Gaza.”

    Ia menekankan komitmen Yaman yang teguh terhadap perjuangan Palestina.

    Tokoh senior Houthi lainnya, Nasr al-Din Amer, menyatakan bahwa menargetkan infrastruktur sipil “tidak akan memengaruhi kemampuan ofensif Yaman untuk menghalangi musuh Zionis.”

    Ia menggambarkan konflik tersebut sebagai “perang suci dalam solidaritas dengan Gaza dan Tepi Barat.”

    Media yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa sembilan orang tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan udara Israel, yang menargetkan infrastruktur utama di Sana’a dan Hodeidah, termasuk pembangkit listrik pusat.

    Sebagai balasan, juru bicara militer Houthi mengumumkan operasi yang berhasil menargetkan dua lokasi militer di Jaffa yang diduduki, dan menyebutnya sebagai pembalasan langsung terhadap serangan Israel.

  • Israel Tembakkan Rudal ke Yaman, Menteri Katz: Tangan Panjang Kami Akan Mencapai Houthi – Halaman all

    Israel Tembakkan Rudal ke Yaman, Menteri Katz: Tangan Panjang Kami Akan Mencapai Houthi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel Katz bersumpah akan menargetkan para pemimpin gerakan Houthi.

    Pernyataan ini diungkapkan Katz tepat setelah Israel meluncurkan rentetan rudal ke Yaman pada Kamis (19/12/2024), pagi ini.

    Menurut outlet berita televisi utama yang dijalankan oleh Houthi, Al Masirah TV, serangan Israel ini menewaskan 9 orang.

    Merasa tidak puas, Katz mengatakan bahwa Israel akan terus melancarkan serangan ke Yaman hingga menargetkan pemimpin Houthi.

    “Saya memperingatkan para pemimpin organisasi Houthi: Tangan panjang Israel akan mencapai Anda juga,” kata Katz dalam sebuah posting di X, dikutip dari Al-Arabiya.

    Katz bersumpah Israel tidak akan menyerah dalam melancarkan serangan dengan menargetkan Houthi.

    “Siapa pun yang mengangkat tangan melawan negara Israel, tangannya akan dipotong, siapa pun yang menyakiti, akan disakiti tujuh kali lipat,” tegasnya.

    Rentetan Rudal Israel Hantam Pelabuhan hingga Fasilitas Minyak Yaman

    Israel melancarkan 4 kali serangan rudal ke pelabuhan as-Salif dan dua serangan lainnya menghantam fasilitas minyak Ras Isa.

    “Musuh melancarkan empat serangan agresif yang menargetkan pelabuhan dan dua serangan yang menargetkan fasilitas minyak,” Al Masirah melaporkan, dikutip dari Al Jazeera.

    Selain pelabuhan dan fasilitas minyak, Israel juga menyasar dua pembangkit listrik Yaman.

    “Serangan itu juga menargetkan dua pembangkit listrik pusat di selatan dan utara ibu kota, Sanaa,” tambahnya.

    Serangan yang menyasar provinsi barat Hodeidah dan ibu kota Yaman telah menewaskan 9 orang.

    Israel mengkonfirmasi serangan tersebut dan mengklaim telah menyerang target militer milik pejuang Houthi.

    “Target yang diserang digunakan oleh pasukan Houthi untuk operasi militer mereka,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

    Beberapa jam sebelumnya, militer Israel mengklaim telah mencegat rudal yang diluncurkan Houthi.

    Menurut militer Israel, sirene berbunyi di Israel di tengah karena kekhawatiran akan jatuhnya pecahan peluru.

    Puing-puing rudal Houthi menghantam sebuah bangunan di sekolah Ramat Gan runtuh.

    Dua hari sebelumnya, sebuah rudal balistik yang diluncurkan ke Israel memicu sirene di sebagian besar wilayah Israel tengah.

    Ini pertama kalinya sirene berbunyi setelah hampir sebulan tidak ada serangan.

    IDF mengatakan rudal itu berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara sebelum melintasi perbatasan negara.

    Sirene terdengar di Tel Aviv, Holon, Rishon Lezion, Petah Tikva, Ramat Gan, Herzliya dan banyak daerah sekitarnya.

    Beberapa pemukim di Tepi Barat Utara juga mengklaim telah mendengar sirene.

    Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan petugas medisnya merawat lima orang yang mengalami luka ringan saat berlari mencari tempat berlindung saat sirene berbunyi di Tel Aviv, Petah Tikvah, Kfar Saba, Holon, dan di persimpangan Em Hamoshavot, dikutip dari The Times of Israel.

    Sirene terakhir kali dibunyikan di pusat kota Tel Aviv pada 18 November 2024.

    Ini terjadi karena adanya tembakan roket dari Lebanon.

    Militan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah melancarkan serangan terhadap pelayaran internasional di dekat Yaman sejak November lalu.

    Serangan ini sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina dalam perang Israel dengan Hamas.

    (Tribunnews.com/Farrah)

  • Houthi Kecam ‘Kemunafikan Barat’ setelah Israel Mengebom Fasilitas Sipil di Yaman – Halaman all

    Houthi Kecam ‘Kemunafikan Barat’ setelah Israel Mengebom Fasilitas Sipil di Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara baru di ibu kota Yaman, Sana’a, dan provinsi strategis di bagian barat Hudaydah.

    Saluran televisi Yaman, al-Masirah, melaporkan pada hari Kamis (19/12/2024) bahwa serangan udara tersebut menargetkan pembangkit listrik Haziz dan Dhahban di dekat ibu kota, serta pelabuhan Hudaydah dan fasilitas minyak Ras Isa.

    Dikatakan bahwa sembilan warga sipil tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan tersebut.

    Tim pertahanan sipil berhasil memadamkan api di pembangkit listrik Dhahban, sementara upaya terus dilakukan di Haziz, tambah laporan tersebut.

    Sementara itu, militer Israel (IDF) mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa jet tempurnya telah mengebom Yaman setelah adanya serangan rudal dan pesawat nirawak di wilayah yang diduduki.

    “Pemboman fasilitas sipil oleh AS-Israel menunjukkan kemunafikan Barat”

    Menanggapi serangan tersebut, Mohammed Al-Bukhaiti, anggota biro politik gerakan perlawanan Ansarullah atau Houthi, mengatakan bahwa pengeboman fasilitas sipil oleh AS-Israel di Yaman mengungkap kebenaran tentang kemunafikan Barat.

    Mengutip PressTV, dalam sebuah unggahan di akun X miliknya pada Kamis pagi, Al-Bukhaiti menegaskan kembali bahwa operasi militer Angkatan Bersenjata Yaman untuk mendukung Gaza akan terus berlanjut.

    “Kami akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi hingga kejahatan genosida di Gaza berhenti dan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar diizinkan masuk ke penduduknya,” tambahnya.

    Postingan Mohammed Al-Bukhaiti di X (X)

    Serangan Israel terjadi hanya beberapa jam setelah militer Israel mengatakan telah mencegat rudal Yaman sebelum memasuki wilayah pendudukan.

    Serangan tersebut memicu sirIne roket di seluruh Tel Aviv dan bagian tengah wilayah pendudukan, yang menyebabkan lebih dari satu juta pemukim mengungsi, menurut laporan media Israel.

    Dampak pencegatan tersebut, pecahan peluru jatuh di wilayah Tel Aviv dan merusak sebuah sekolah dan beberapa kendaraan.

    Sejak dimulainya perang Israel-Hamas di Jalur Gaza, pasukan Yaman melakukan operasi untuk mendukung warga Palestina.

    Mereka menyerang target di seluruh wilayah pendudukan, menembaki kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju atau meninggalkan pelabuhan Israel di Laut Merah selatan, Selat Bab el-Mandeb, Teluk Aden, dan bahkan di Laut Arab.

    Angkatan Bersenjata Yaman menekankan bahwa mereka akan melanjutkan operasi anti-Israel mereka hingga Israel mengakhiri serangan berdarahnya di Gaza.

    Israel Ancam Pemimpin Houthi

    “Tangan panjang” Israel akan menjangkau para pemimpin gerakan Houthi, ujar Menteri Pertahanan Israel Katz pada hari Kamis (19/12/2024), setelah melancarkan serangan udara di beberapa wilayah di Yaman.

    “Saya peringatkan para pemimpin organisasi Houthi: tangan panjang Israel juga akan menjangkau Anda,” kata Katz dalam sebuah posting di X. 

    “Siapa pun yang mengangkat tangan melawan Israel, tangannya akan dipotong; siapa pun yang menyakiti, akan disakiti tujuh kali lipat.” 

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Israel Serang Yaman, Rentetan Rudal Hantam Pelabuhan dan Fasilitas Minyak – Halaman all

    Israel Serang Yaman, Rentetan Rudal Hantam Pelabuhan dan Fasilitas Minyak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel melancarkan serangan udara ke Yaman pada Kamis (19/12/2024), pagi, waktu setempat.

    Menurut outlet berita utama yang dijalankan oleh Houthi, TV Al-Masirah, rentetan rudal Israel menghantam pelabuhan as-Salif dan dua serangan lainnya menghantam fasilitas minyak Ras Isa.

    “Musuh melancarkan empat serangan agresif yang menargetkan pelabuhan dan dua serangan yang menargetkan fasilitas minyak,” Al Masirah melaporkan, dikutip dari Al Jazeera.

    Serangan yang menyasar provinsi barat Hodeidah ini telah menewaskan 7 orang.

    Tidak hanya itu, Israel juga melancarkan serangan di ibu kota Yaman, Sanaa yang menewaskan 2 orang.

    “Serangan itu juga menargetkan dua pembangkit listrik pusat di selatan dan utara ibu kota, Sanaa,” tambahnya, dikutip dari Al-Arabiya.

    Sehingga total korban tewas akibat serangan Israel di Yaman menjadi 9 orang.

    Israel mengkonfirmasi serangan tersebut dan mengklaim telah menyerang target militer milik pejuang Houthi.

    “Target yang diserang digunakan oleh pasukan Houthi untuk operasi militer mereka,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

    Beberapa jam sebelumnya, militer Israel mengklaim telah mencegat rudal yang diluncurkan Houthi.

    Menurut militer Israel, sirene berbunyi di Israel di tengah karena kekhawatiran akan jatuhnya pecahan peluru.

    Puing-puing rudal Houthi menghantam sebuah bangunan di sekolah Ramat Gan runtuh.

    Dua hari sebelumnya, sebuah rudal balistik yang diluncurkan ke Israel memicu sirene di sebagian besar wilayah Israel tengah.

    Ini pertama kalinya sirene berbunyi setelah hampir sebulan tidak ada serangan.

    IDF mengatakan rudal itu berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara sebelum melintasi perbatasan negara.

    Sirene terdengar di Tel Aviv, Holon, Rishon Lezion, Petah Tikva, Ramat Gan, Herzliya dan banyak daerah sekitarnya.

    Beberapa pemukim di Tepi Barat Utara juga mengklaim telah mendengar sirene.

    Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan petugas medisnya merawat lima orang yang mengalami luka ringan saat berlari mencari tempat berlindung saat sirene berbunyi di Tel Aviv, Petah Tikvah, Kfar Saba, Holon, dan di persimpangan Em Hamoshavot, dikutip dari The Times of Israel.

    Sirene terakhir kali dibunyikan di pusat kota Tel Aviv pada 18 November 2024.

    Ini terjadi karena adanya tembakan roket dari Lebanon.

    Militan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah melancarkan serangan terhadap pelayaran internasional di dekat Yaman sejak November lalu, sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina dalam perang Israel dengan Hamas.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Israel dan Houthi

  • Netanyahu Kunjungi Gunung Hermon, IDF Siap Bangun Benteng Pertahanan – Halaman all

    Netanyahu Kunjungi Gunung Hermon, IDF Siap Bangun Benteng Pertahanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan tetap berada di zona penyangga perbatasan Suriah, khususnya di puncak Gunung Hermon, setelah runtuhnya rezim Bashar al-Assad.

    Kunjungan Netanyahu ke puncak Gunung Hermon pada Selasa, 17 Desember 2024, menjadikannya pemimpin Israel pertama yang masih menjabat menginjakkan kaki di wilayah tersebut.

    Pernyataan Netanyahu dan Rencana IDF

    Netanyahu menyatakan bahwa kehadiran IDF di puncak Gunung Hermon adalah penting untuk keamanan Israel.

    “Kami akan tetap tinggal sampai ditemukan kesepakatan lain yang menjamin keamanan Israel,” kata Netanyahu, dikutip dari Times of Israel.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan, Israel Katz, menginstruksikan militer untuk segera membangun benteng pertahanan di lokasi tersebut.

    “Kami akan tetap tinggal sampai ditemukan kesepakatan lain yang menjamin keamanan Israel,” ujar Katz.

    Seorang pejabat militer Israel yang meminta namanya dirahasiakan menyatakan bahwa tidak ada rencana untuk mengevakuasi warga Suriah yang tinggal di desa-desa dalam zona penyangga.

    Zona penyangga ini dibentuk oleh PBB setelah Perang Timur Tengah tahun 1973, dan sejak itu, pasukan PBB telah berpatroli di daerah tersebut.

    Tanggapan PBB dan HTS

    Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, mengkritik tindakan Israel yang dianggap melanggar kesepakatan tahun 1974 yang membentuk zona penyangga.

    “Pendudukan adalah pendudukan, entah itu berlangsung seminggu, sebulan, atau setahun,” tegas Dujarric.

    Di sisi lain, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Mohammed al-Julani, meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik diri dari wilayah Suriah.

    Al-Julani menegaskan, “Kami tidak ingin berkonflik dengan pihak manapun,” dan menambahkan bahwa rakyat Suriah butuh ketenangan.

    Klaim Israel atas Wilayah Udara Suriah

    Pekan lalu, Israel dilaporkan telah menjatuhkan 1.800 bom di sekitar 500 target di Suriah.

    Dikutip dari Al Mayadeen, komando militer Israel menyatakan bahwa mereka kini mampu melakukan operasi secara aman di wilayah udara Suriah setelah menguasai sebagian besar wilayah tersebut.

    Serangan-serangan ini dianggap melanggar hukum internasional oleh para ahli PBB.

    Operasi yang dinamakan “Panah Bashan” ini mencerminkan ambisi ekspansi Israel, dengan serangan yang menargetkan sistem pertahanan udara dan fasilitas strategis di berbagai kota Suriah.

    Tumbangnya Rezim al-Assad

    Rezim Bashar al-Assad tumbang pada 7 Desember 2024, setelah ibu kota Damaskus jatuh ke tangan kelompok oposisi bersenjata.

    Oposisi berhasil menguasai banyak wilayah, termasuk Aleppo dan Idlib, hingga akhirnya Damaskus juga jatuh ke tangan mereka, dilansir Middle East Monitor.

    Dengan ini, era pemerintahan al-Assad yang berlangsung selama 61 tahun resmi berakhir.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • CIA Kejar Setoran Demi Gencatan Senjata di Gaza Terealisasi, Hamas-Israel Turunkan Gengsi? – Halaman all

    CIA Kejar Setoran Demi Gencatan Senjata di Gaza Terealisasi, Hamas-Israel Turunkan Gengsi? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seperti sedang kejar setoran, Direktur CIA, William J. Burns terbang ke Qatar untuk membahas gencatan senjata antara Hamas dengan Israel di Gaza.

    Burns tiba di Qatar pada Rabu (18/12/2024) untuk segera mengakhiri perang paling mematikan di Gaza.

    Optimisme gencatan senjata di Gaza segera terlaksana semakin meningkat setelah negosiasi yang alot tidak membuahkan hasil.

    Para pejabat yang terlibat langsung dalam perundingan ini mengatakan kedua belah pihak hampir mencapai gencatan senjata.

    Mengutip New York Times, sudah berbulan-bulan sejak pembicaraan gencatan senjata di Gaza dimulai, Hamas dan Israel terus-terusan saling menyalahkan setiap terjadi kebuntuan.

    Jika kesepakatan kali ini tercapai, hal tersebut akan menjadi jeda pertama dalam pertempuran sejak November 2023.

    Meski begitu, seorang pejabat yang mengetahui masalah perundingan ini memperingatkan bahwa masih ada rintangan besar yang terjadi dalam pertemuan tersebut.

    Pejabat itu mencatat bahwa Burns diperkirakan akan bertemu hanya dengan pejabat dari Qatar, bukan dari Mesir atau Israel.

    Berbeda dengan negosiasi sebelumnya, kedua pihak pada umumnya menahan diri untuk tidak membocorkan rincian pembicaraan kepada media.

    Beberapa analis mengatakan mereka yakin bahwa penghentian komunikasi tersebut menunjukkan bahwa Israel dan Hamas lebih serius tentang kesepakatan kali ini.

    Menurut pejabat yang mengetahui pembicaraan tersebut, para mediator telah mengusulkan gencatan senjata yang dimulai dengan gencatan senjata selama 60 hari.

    Selama fase ini, Hamas akan membebaskan sekitar 100 sandera yang masih ditahan di Gaza — beberapa di antaranya telah meninggal — sebagai ganti warga Palestina yang dipenjara di Israel.

    Mediator Qatar dan Mesir, yang telah menjadi perantara pembicaraan bersama AS, berharap gencatan senjata awal akan berlanjut menjadi gencatan senjata permanen.

    Israel telah menuntut agar pasukannya sebagian besar tetap berada di dua segmen Gaza.

    Pertama, yang dikenal sebagai koridor Netzarim, melalui Gaza tengah, membelah bagian utara dan selatan daerah kantong itu.

    Kemudian kedua, yang disebut Koridor Philadelphia, di sepanjang perbatasan wilayah itu dengan Mesir.

    Hamas sebelumnya menuntut Israel segera keluar sepenuhnya dari daerah kantong itu.

    Namun, kelompok itu kini bersedia menoleransi kehadiran Israel yang lebih lama di beberapa bagian dari dua koridor itu asalkan Israel akhirnya menarik diri, menurut seseorang yang mengetahui pemikiran Hamas.

    Memasuki Tahap Akhir

    Tentara Pendudukan Israel (IDF) di wilayah Jalur Gaza. IDF dilaporkan menjalankan Rencana Jenderal untuk mengusir warga Gaza Utara, mencaplok wilayah, dan mendirikan pemukiman untuk warga Yahudi di wilayah tersebut. (khaberni/HO)

    Pejabat senior Palestina yang terlibat dalam negosiasi tidak langsung mengatakan kepada BBC sebelumnya bahwa pembicaraan berada dalam “tahap yang menentukan”.

    Senada dengan pejabat Palestina, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga mengatakan kesepakatan lebih dekat dari sebelumnya.

    Dalam beberapa minggu terakhir, AS, Qatar dan Mesir telah melanjutkan upaya mediasi mereka – melaporkan keinginan yang lebih besar dari kedua belah pihak dalam perang 14 bulan ini untuk mencapai kesepakatan.

    Delegasi Israel yang digambarkan sebagai “tingkat pekerja” saat ini berada di Ibu Kota Qatar, Doha, di tengah serangkaian kunjungan diplomatik di wilayah tersebut.

    Pejabat Palestina itu menguraikan rencana tiga tahap yang akan membebaskan warga sipil dan tentara wanita yang disandera di Gaza dalam 45 hari pertama, dengan pasukan Israel menarik diri dari pusat kota, jalan pesisir dan jalur tanah strategis di sepanjang perbatasan dengan Mesir.

    Akan ada mekanisme bagi warga Gaza yang mengungsi agar dapat kembali ke wilayah utara, kata pejabat itu.

    Tahap kedua akan menyaksikan pembebasan sandera yang tersisa dan penarikan pasukan sebelum tahap ketiga mengakhiri perang.

    Dari 96 sandera yang masih ditawan di Gaza, 62 orang diduga oleh Israel masih hidup.

    Rencana tersebut tampaknya didasarkan pada kesepakatan yang digariskan Presiden AS Joe Biden pada tanggal 31 Mei, dan laporan dari semua pihak menekankan ada rincian utama yang harus diselesaikan.

    “Kami belum pernah sedekat ini dengan kesepakatan mengenai sandera sejak kesepakatan sebelumnya,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Israel kepada anggota komite urusan luar negeri parlemen Israel pada hari Senin.

    Surat kabar al-Araby al-Jadeed kemudian melaporkan bahwa Hamas telah menyerahkan daftar sandera Israel yang sakit dan lanjut usia, serta mereka yang berkewarganegaraan AS kepada pejabat intelijen Mesir.

    Surat kabar itu mengatakan ada juga nama-nama tahanan Palestina yang dituntut kelompok itu sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Tentara Israel Berlomba Bunuh Warga Palestina, yang Punya ‘Body Count’ Terbanyak Akan Menang – Halaman all

    Tentara Israel Berlomba Bunuh Warga Palestina, yang Punya ‘Body Count’ Terbanyak Akan Menang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel di Jalur Gaza dilaporkan berlomba membunuh sebanyak mungkin warga Palestina.

    Menurut tentara Israel, pihaknya telah menjadikan Koridor Netzarim di Gaza sebagai “zona pembunuhan”.

    Koridor Netzarim adalah jalan sepanjang 6 km di selatan Kota Gaza. Koridor itu membentang dari timur ke barat, mulai dari perbatasan Israel hingga Laut Tengah.

    “Pasukan di lapangan menyebutnya sebagai ‘jalur jasad,’’’ kata seorang panglima Israel di Divisi 252 dikutip dari Al Jazeera yang mengutip media terkenal Israel bernama Haaretz.

    “Setelah penembakan, jasad tidak dikumpulkan, menarik perhatian sekumpulan anjing yang datang untuk memakan mereka. Di Gaza orang-orang tahu bahwa di mana pun kalian melihat anjing itu, kalian harus menghindari tempat itu.”

    Kepada Haaretz, tentara Israel secara anonim berujar bahwa ada perintah untuk membunuh siapa pun yang memasuki area itu, termasuk warga sipil, misalnya anak-anak.

    Dia mengklaim para tentara Israel berlomba-lomba untuk menembak dan membunuh sebanyak mungkin warga Palestina.

    “Kami membunuh warga sipil di sana yang kemudian dihitung sebagai ‘teroris,’” kata seorang perwira yang baru saja dibebaskan dari tugasnya di Divisi 252.

    “Pengumuman dari juru bicara tentara Israel tentang jumlah korban jiwa telah mengubah hal itu menjadi kompetisi di antara satuan-satuan,” katanya.

    “Jika Divisi 99 membunuh 150 orang, satuan lainnya berusaha membunuh 200.”

    IDF berupaya menguasai setidaknya 4 wilayah besar. Salah satu yang paling menonjol adalah koridor Netzarim. (X/Twitter)

    Hamas rekrut ribuan juru tempur baru

    Narasumber militer Israel di Komando Selatan mengklaim Hamas telah merekrut ribuan juru tempur baru untuk sayap militernya, yakni Brigade Al-Qassam.

    Kepada media Israel bernama Walla, narasumber itu menyinggung dua sosok penting di Jalur Gaza. 

    Keduanya ialah Muhammad Sinwar atau Abu Ibrahim (saudara eks Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar) dan Izz ad-Din al-Haddad atau Abu Suhaib.

    Muhammad Sinwar disebut telah mengambil alih pasukan di Gaza selatan, terutama di Khan Younis.

    Sementara itu, al-Haddad mengepalai Al-Qassam dan sebelumnya pernah menjadi anggota dewan militer.

    Sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023, keduanya berhasil menghindari intelijen Israel.

    Menurut narasumber di Komando Selatan, Sinwar dan al-Haddad beroperasi secara terpisah. Metode operasi masing-masing juga tidak seperti biasanya.

    Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obeida (X/Twitter)

    Adapun di dalam militer Israel muncul beragam opini tentang seberapa jauh kehancuran yang mendera Brigade Al-Qassam dan kebangkitan brigade itu selama setengah tahun belakangan.

    Menurut narasumber itu, para pejuang Hamas yang berhasil lari dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kini berkumpul di dua area utama.

    Disebutkan pula, dalam beberapa bulan terakhir para pejuang itu mulai berkumpul di bangunan yang dibuat Hamas.

    Ada panglima baru, pelatihan, dan perubahan metode tempur untuk melawan operasi IDF. Mereka membangun garis pertahanan baru.

    Divisi 162 Israel disebut telah menghancurkan garis-garis pertahanan di Jabalia selama dua bulan lalu.

    “Sinwar dan al-Haddad sangat berhati-hati agar tidak memperlihatkan diri mereka,” kata narasumber yang mengetahui hal itu.

    Israel serang Khan Younis

    Israel menyerang Khan Younis pada Rabu. Serangan itu menewaskan setidaknya tiga warga Palestina dan melukai lima lainnya.

    Anadolu Agency melaporkan serangan itu menargetkan sebuah tenda yang menampung para pengungsi dan sekumpulan warga sipil.

    Tenda itu dimiliki keluarga Al-Amour. Sepasang suami istri tewas di tenda.

    Sumber di Rumah Sakit Erop Gaza mengatakan pihaknya menerima tiga jasad dan merawat lima korban luka.

    Sementara itu, dalam serangan terpisah, drone Israel menembakkan rudal ke sekelompok warga sipil di Al-Qarara, Khan Younis bagian selatan. Serangan itu menwaskan satu warga Palestina dan melukai dua lainnya.

    Saat ini jumlah warga Palestina yang tewas karena serangan Israel telah mencapai lebih dari 45.000 orang. Kebanyakan dari pada korban adalah wanita dan anak-anak.

    Bulan lalu Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan di Gaza.

    (Tribunnews/Febri)

  • Turki dan Lebanon Akan Kerja Sama usai Penggulingan Assad, Erdogan: Era Baru Telah Dimulai di Suriah – Halaman all

    Turki dan Lebanon Akan Kerja Sama usai Penggulingan Assad, Erdogan: Era Baru Telah Dimulai di Suriah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya dan Lebanon akan bekerja sama mengenai Suriah.

    Kerja sama itu dilakukan setelah penggulingan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad awal bulan ini.

    “Era baru kini telah dimulai di Suriah. Kami sepakat bahwa kami harus bertindak bersama sebagai dua tetangga penting Suriah,” ungkap Erdogan dalam konferensi pers, bersama Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati, Rabu (18/12/2024), dilansir The Guardian.

    “Stabilitas Suriah berarti stabilitas kawasan,” jelas Erdogan.

    Ia menambahkan, pembangunan kembali Suriah di perbatasan akan menjadi prioritas mereka, karena kepemimpinan sementara Suriah berupaya membangun kembali infrastruktur setelah 14 tahun konflik dan sanksi yang melumpuhkan.

    Erdogan berharap Uni Eropa akan mendukung pemulangan warga Suriah yang meninggalkan negara itu selama perang saudara.

    Diketahui, jutaan warga Suriah melarikan diri ke Turki untuk mencari perlindungan, dengan mayoritas tinggal di Istanbul, Gaziantep atau Sanliurfa.

    Lebanon juga merupakan rumah bagi sejumlah besar pengungsi Suriah.

    “Ini adalah periode kritis di mana kita perlu bertindak dengan persatuan, solidaritas, dan rekonsiliasi bersama,” tambah Erdogan.

    Pemerintahan yang ‘Inklusif’ Diperlukan di Suriah

    Pada Selasa (17/12/2024), Erdogan mengatakan bahwa pemerintahan yang inklusif diperlukan di Suriah.

    Erdogan juga meminta Uni Eropa untuk mendukung pemulangan warga Suriah yang melarikan diri selama perang saudara selama 13 tahun di negara itu.

    “Kami telah melihat bahwa kami sepakat tentang pembentukan pemerintahan yang inklusif di Suriah,” kata Erdogan pada konferensi pers bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Ankara, dikutip dari Arab News.

    Negara-negara Barat secara bertahap membuka saluran bagi otoritas baru di Damaskus yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), meskipun mereka terus menunjuknya sebagai kelompok teroris.

    Erdogan mengatakan tidak ada tempat bagi organisasi teroris di wilayah tersebut, merujuk secara khusus pada kelompok militan Daesh dan Kurdi.

    Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan sebelumnya telah menyoroti pentingnya proses transisi yang inklusif di Suriah.

    PBB: Satu Juta Warga Suriah Mungkin Kembali

    Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa mereka memperkirakan sekitar satu juta orang akan kembali ke Suriah pada paruh pertama tahun 2025, setelah runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad.

    Assad melarikan diri dari Suriah, saat pasukannya meninggalkan tank dan peralatan lainnya dalam menghadapi serangan kilat yang dipelopori oleh Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), yang mengakhiri lima dekade pemerintahan represif oleh keluarga Assad.

    Pemerintahan tersebut ditandai dengan pemenjaraan dan pembunuhan massal terhadap para tersangka pembangkang, dan hampir 14 tahun perang saudara yang menyebabkan lebih dari 500.000 orang meninggal dan memaksa setengah dari populasi tersebut meninggalkan rumah mereka.

    Penggulingan Assad memicu perayaan di seluruh Suriah dan sekitarnya, dan telah mendorong banyak orang untuk mulai kembali ke negara mereka yang dilanda perang.

    “Kami telah meramalkan bahwa kami berharap dapat melihat sekitar satu juta warga Suriah kembali antara Januari dan Juni tahun depan,” kata Rema Jamous Imseis, direktur Timur Tengah dan Afrika Utara untuk badan pengungsi PBB UNHCR, seperti diberitakan Arab News.

    Ia mengatakan perkembangan terkini telah membawa “sejumlah besar harapan bahwa krisis pengungsian terbesar yang kita alami di planet Bumi akhirnya akan terselesaikan.”

    Namun, ia menekankan bahwa “kita juga harus mengakui bahwa perubahan rezim tidak berarti bahwa krisis kemanusiaan yang sudah ada di sana telah berakhir.”

    Menunjuk pada “tantangan besar,” ia meminta negara-negara yang telah menampung jutaan pengungsi Suriah untuk menahan diri dari memulangkan mereka dengan tergesa-gesa.

    “Tidak seorang pun boleh dipulangkan secara paksa ke Suriah dan hak warga Suriah untuk mempertahankan akses ke suaka harus dipertahankan,” papar Imseis.

    Pejuang pemberontak Suriah merayakan di Menara Jam di jantung kota Homs pada 8 Desember 2024, setelah pasukan pemberontak memasuki kota ketiga Suriah. (AFP/AAREF WATAD)

    Hampir segera setelah jatuhnya Assad, sejumlah negara Eropa mengatakan mereka akan membekukan permintaan suaka yang tertunda dari warga Suriah.

    Sementara, partai-partai sayap kanan telah mendesak deportasi pengungsi kembali ke Suriah.

    “Apa yang kami katakan kepada pemerintah yang telah menangguhkan proses suaka adalah harap terus hormati hak untuk mengakses wilayah, untuk mengajukan klaim suaka,” kata Jamous Imseis.

    “Orang-orang tidak bisa begitu saja, setelah 14 tahun mengungsi, mengemasi tas dalam semalam dan kembali ke negara yang telah hancur karena konflik.”

    “Beri kami dan para pengungsi Suriah waktu untuk menilai apakah aman untuk kembali. Masih terlalu dini untuk melihat seberapa aman nantinya,” terang Jamous Imseis.

    Pada saat yang sama ketika banyak orang kembali ke Suriah, Jamous Imseis menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang telah menjadi pengungsi baru di Suriah dalam tiga minggu terakhir.

    “Sebagian besar adalah wanita dan anak-anak,” ungkapnya.

    Ia pun menyoroti bahwa ada juga kebutuhan untuk mengevaluasi ulang siapa yang berisiko di Suriah yang telah berubah secara radikal.

    “Profil risiko yang ada sebelum 8 Desember mungkin tidak lagi memerlukan tingkat perlindungan yang sama, atau tidak memiliki ancaman atau ketakutan yang sama terhadap pelanggaran hak-hak mereka, sedangkan sekarang dengan perubahan rezim ini, kita memiliki kelompok rentan lain yang muncul dalam proses tersebut,” imbuh dia.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Suriah

  • Eks Orang Nomor 2 di Iran Sebut HTS Mirip Al-Qaeda dan ISIS, Suriah Hadapi Masa Suram ke Depan – Halaman all

    Eks Orang Nomor 2 di Iran Sebut HTS Mirip Al-Qaeda dan ISIS, Suriah Hadapi Masa Suram ke Depan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan masa depan Suriah kini rumit dan tak menentu setelah rezim Bashar al-Assad diambrukkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham.

    Eks orang nomor dua di Iran itu mengklaim HTS memiliki kesamaan dengan Al-Qaeda dan Daesh (ISIS), dua kelompok yang secara luas dianggap sebagai teroris.

    Di samping itu, dia berujar “tampilan demokratis” HTS saat ini hanya sementara. Oleh karena itu, dia memprediksi Suriah nantinya akan menghadapi masa-masa sulit.

    Rouhani mengklaim Suriah bisa saja kembali menjadi markas Daesh dan Al-Qaeda. Hal itu juga bisa mengancam Lebanon dan Irak.

    “Apa yang terjadi di Suriah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya dan bukan sekadar hasil dua atau tiga minggu perencanaan,” kata Rouhani saat rapat hari Rabu, (18/12/2024), dikutip dari IRNA.

    “Kenyataannya ialah bahwa perang Suriah melawan Daesh dan teroris lainnya tetap tidak terselesaikan karena kengototan Turki untuk menghentikan operasi di Kota Idlib, tempat para teroris berkumpul.”

    Presiden Hassan Rouhani berbicara kepada media setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di ibukota Teheran. Iran, Jumat (21/02/2020) (AFP)

    Dia mengatakan belakang ini Rusia terpaksa mengabaikan atau meninggalkan Suriah karena memfokuskan perang di Ukraina.

    “Turki, Amerika Serikat, Israel, dan Qatar memanfaatkan situiasi ini dan beberapa negara Arab bergabung dengan mereka, memunculkan situasi baru di Suriah.”

    Selain itu, dia juga memperingatkan ancaman dari musuh besar Iran, yakni Israel.

    Rouhani mengutip penyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa perimbangan kekuatan di Timur Tengah akan berubah drastis.

    Menurut dia, pernyataan Netanyahu itu menunjukkan bahwa Israel ingin menyeret Iran ke dalam perang, tetapi gagal karena adanya kebijaksanaan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatolah Ali Khamenei.

    Dia kemudian menyinggung pentingnya memperbarui strategi-strategi Iran.

    “Strategi yang kuat tidaklah mencukupi, strategi itu harus dikembangkan ketika diperlukan.”

    Hubungan HTS dengan Al-Qaeda

    Dikutip dari BBC, HTS berawal dari organisasi bernama Jabhat al-Nusra yang dibentuk tahun 2011. Kelompok itu terafiliasi langsung dengan Al-Qaeda.

    HTS dianggap sebagai salah satu kelompok oposisi terkuat yang melawan Presiden Bashar al-Assad.

    Kelompok itu dimasukkan dalam daftar kelompok teroris oleh PBB, AS, Turki, dan negara lain.

    Akan tetapi, pemimpin HTS yang dikenal sebagai Abu Mohammed al-Jolani memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda.

    Dia membubarkan Jabhat al-Nusra kemudian membentuk organisasi baru bernama Hayat Tahrir al-Sham. Faksi-faksi lain bergabung dengan HTS setahun berselang.

    Pada saat itu mencul keraguan apakah HTS benar-benar sudah terputus dari Al-Qaeda. Akan tetapi, pesan-pesan yang disampaikan HTS menandakan bahwa kelompok itu menolak kekerasan ataupun balas dendam.

    Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Jolani (Daily News Egypt)

    Iran: AS dan Israel dalang di balik tumbangnya Assad

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding AS dan Israel berada di balik runtuhnya pemerintahan Assad.

    Dia juga mengklaim intelijen Iran sudah memberi tahun pemerintahan Assad mengenai potensi adanya serangan selama tiga bulan.

    Intel Iran memprediksi para pemuda Suriah pada akhirnya akan merebut Suriah dari tangan Assad.

    “Tak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah hasil rencana Amerika dan Zionis. Ya, pemerintahan tetangga di Iran jelas berperan dalam hal ini, dan masih berperan, semua melihatnya, tetapi konspirator utama, dalang, dan pusat komando berada di rezim Amerika dan Zionis,” kata Khamenei hari Rabu dikutip dari The Guardian.

    Dia bahkan mengklaim memiliki bukti keterlibatan AS dan Israel.

    The Guardian menyebut “pemerintahan tetangga” yang disebut Khamanei barangkali merujuk kepada Turki. Turki memainkan peran penting dalam mendukung pasukan oposisi di Suriah.

    “Biarkan semua orang tahu bahwa situasi ini tidak akan tetap seperti ini. Kenyataan bahwa beberapa orang di Damaskus merayakannya, menari, dan mengganggu rumah warga lainnya saat rezim Zionis mengebom Suriah, memasuki wilayahnya dengan tank dan artileri, tidak bisa diterima.

    Khamenei mengatakan para pemuda Suriah pasti nantinya bisa mengatasi situasi tersebut.

    (Tribunnews/Febri)