Category: Tribunnews.com Internasional

  • Sandera Israel Tewas Ditembaki IDF Tahun Lalu, Disebut Salah Sasaran – Halaman all

    Sandera Israel Tewas Ditembaki IDF Tahun Lalu, Disebut Salah Sasaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel mengungkap kematian seorang sandera laki-laki berusia 25 tahun pada tahun lalu karena tembakan yang dilepaskan oleh tentara Israel (IDF).

    “Sekitar setahun yang lalu, pasukan Israel berangkat untuk membebaskan Noa Argamani yang ditawan, yang dibebaskan pada bulan Juni lalu,” lapor Channel12 Israel, Minggu (22/12/2024).

    Namun, IDF menemukan informasi intelijen yang mengatakan informasi tersebut salah.

    “Secara rinci, tentara pendudukan tiba di gedung dan membuka pintu masuk,” lanjutnya.

    Awalnya, pejuang perlawanan menembaki mereka dengan rentetan peluru yang besar.

    Sejumlah anggota IDF terluka akibat serangan dari pejuang perlawanan.

    “Operasi penyelamatan tiba-tiba berubah menjadi operasi untuk mengevakuasi korban luka karena sejumlah anggota unit khusus terluka parah,” lapor Channel12 Israel.

    Menurut laporan Channel12 Israel, setelah kembalinya pasukan Israel, Badan Intelijen Militer (Aman) menerima informasi intelijen yang mengatakan orang yang berada di dalam gedung itu bukanlah seorang Noa Argamani, melainkan tahanan Sahar Baruch, yang ditangkap dari rumahnya di Be’eri.

    “Selama operasi penyelamatan dan pertempuran sengit yang terjadi di dalam gedung, Sahar terbunuh dengan tembakan di kepala,” lanjutnya.

    Menurut laporan tersebut, Sahar Baruch, seorang tahanan yang ditahan oleh Brigade Al-Qassam, yang kematiannya diumumkan oleh tentara Israel setahun yang lalu, terbunuh dalam upaya penyelamatannya.

    Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh surat kabar Israel Maariv menunjukkan 74 persen warga Israel percaya Israel harus berusaha mencapai kesepakatan komprehensif untuk memulangkan semua tahanan di Gaza.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.259 jiwa dan 107.627 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (22/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

    Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Trump Ancam Rebut Kembali Kendali atas Terusan Panama, Sebut Tarif Berlebihan – Halaman all

    Trump Ancam Rebut Kembali Kendali atas Terusan Panama, Sebut Tarif Berlebihan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden terpilih Donald Trump mengancam akan mengambil alih Terusan Panama.

    Ia menuduh negara Amerika Tengah itu mematok tarif yang berlebihan kepada kepada kapal-kapal AS dan angkatan laut Amerika.

    Trump menganggap ‘tarif selangit’ itu sangat tidak adil.

    “Angkatan Laut dan Perdagangan kita telah diperlakukan dengan cara yang sangat tidak adil dan tidak bijaksana. Biaya yang dibebankan oleh Panama sungguh menggelikan,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya pada hari Sabtu (21/12/2024), dikutip dari Al Jazeera.

    Dalam pidatonya di Arizona pada hMinggu (22/12/2024), ia menegaskan AS terus-terusan diperlakukan tidak adil.

    “AS diperas di Terusan Panama seperti di tempat lain,” katanya.

    Ia merasa ditipu dan berjanji pada saat ia menjabat sebagai presiden pada bulan depan, akan segera menghentikannya.

    “Penipuan total terhadap negara kita ini akan segera dihentikan,”  tegasnya.

    Trump kemudian mengklaim, adanya pengaruh Cina yang semakin terus bertama di sekitar terusan itu.

    “Itu semata-mata tanggung jawab Panama, bukan China atau siapa pun,” katanya dalam unggahan aslinya.

    “Kami tidak akan dan tidak akan pernah membiarkannya jatuh ke tangan yang salah!,” tegasnya.

    Oleh karena itu, Trump meminta dengan tegas kepada presiden Panama untuk memenuhi permintaannya dalam menurunkan tarif pada kapal-kapal AS.

    Jika tidak, Trump bersumpah akan mengambil alih Terusan Panama.

    “Itu tidak diberikan untuk kepentingan orang lain, tetapi hanya sebagai tanda kerja sama dengan kami dan Panama. Jika prinsip moral dan hukum dari sikap murah hati untuk memberi ini tidak diikuti, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan,” kata Trump.

    Komentar Trump tersebut menyusul postingan serupa sehari sebelumnya di mana ia mengatakan Terusan Panama merupakan ‘aset nasional yang vital’ bagi AS.

    Beberapa jam setelah Trump memberikan ancaman, Presiden Panama, Jose Raul Mulino, langsung menanggapi dengan tegas.

    Mulino dengan tegas mengatakan Terusan Panama sampai kapanpun akan tetap menjadi milik Panama.

    “Setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah di sekitarnya adalah milik Panama dan akan tetap menjadi milik Panama,” kata Mulino dalam rekaman yang diunggah di media sosial.

    Tuduhan Trump terhadap China juga langsung dibantah keras oleh Mulino.

    Menurutnya, permintaan Trump terkait penururan tarif Terusan Panama tidak dapat diwujudkan begitu saja.

    “Biaya tidak diputuskan berdasarkan keinginan,” katanya.

    Bagi Panama, Terusan ini adalah kunci bagi perekenomian negara tersebut.

    Terusan Panama adalah sebuah jalur perairan buatan sepanjang sekitar 82 kilometer yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik melalui Tanah Genting Panama, sebuah wilayah sempit di Amerika Tengah. 

    Terusan sepanjang 51 mil ini dibangun pada awal tahun 1900-an, dikutip dari BBC.

    Sejak dibangun, AS terus mempertahankan kendali atas zona kanal tersebut hingga tahun 1977.

    Hingga 31 Desember 1999, Terusan Panama dikelola oleh Amerika Serikat. Setelah itu, sesuai dengan perjanjian Torrijos-Carter, pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Panama.

    Hingga akhirnya pada tahun 1999, Panama mengambil alih kendali Terusan tersebut setelah masa administrasi bersama habis.

    Setiap tahunnya, terhitung mencapai 14.000 kapal yang melintasi Terusan Panama.

    Termasuk kapal kontainer yang membawa mobil, gas alam dan barang-barang lainnya, serta kapal militer.

    Terusan Panama adalah sumber pendapatan utama bagi Panama, menghasilkan sekitar 20 persen dari pendapatan tahunan negara.

    Ratusan juta ton barang melewati terusan ini setiap tahun, menjadikannya jalur vital untuk perdagangan global.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump

  • Penghinaan-Penghinaan Terbesar Rusia ke Bashar al-Assad yang Anehnya Diterima dengan Tangan Terbuka – Halaman all

    Penghinaan-Penghinaan Terbesar Rusia ke Bashar al-Assad yang Anehnya Diterima dengan Tangan Terbuka – Halaman all

    Penghinaan-Penghinaan Terbesar Rusia ke Bashar al-Assad yang Anehnya Diterima dengan Tangan Terbuka

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden terguling Suriah, Bashar al-Assad saat ini mungkin masih hidup dengan nyaman di Moskow dari ‘kebaikan’ Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Tapi di balik kehidupannya saat ini, Assad menjalani hari-hari dengan penuh kehinaan dari negara yang saat ini memberikannya suaka demi bisa hidup dan bernyawa, tulis ulasan Khaberni, dikutip Senin (23/12/2024).

    Ulasan itu menulis, betapa pada tahun-tahun sebelum jatuhnya Bashar al-Assad dipenuhi dengan sejumlah hinaan yang ditujukan kepadanya oleh Rusia.

    Namun, anehnya, seperti tidak punya harga diri, Assad menerima hinaan-hinaan itu secara mudah.

    Ulasan itu menggambarkan penerimaan Assad atas hinaan Rusia dengan kalimat, ‘dia menerimanya dengan tangan terbuka’.

    “Seperti yang dia gambarkan sendiri, dia menyerahkan kedaulatan negara (ke Rusia), sebagai hadiah darinya, untuk pendukung militernya yang membantunya membunuh warga Suriah dan menumpahkan darah mereka. Dan dia (Rusia) adalah sekutu yang sama yang memutuskan agar sang presiden ‘boneka’ untuk dievakuasi,” papar ulasan tersebut.

    “Dia diselundupkan dari pangkalan Rusia pada jam-jam terakhir sebelum pengumuman resmi kejatuhannya,” sambung ulasan tersebut memaparkan berbagai jenis hinaan Rusia ke Assad yang diterima dengan ‘tangan terbuka’.

    Apa saja hinaan terbesar Rusia ke Assad tersebut?

    Diminta untuk Kabur Bukan Atas Keinginan Sendiri, Diangkut Kapal Kargo

    Bashar al-Assad, yang mengumumkan kejatuhannya dan melarikan diri ke Rusia pada tanggal 8 bulan ini, menerima lebih dari satu penghinaan besar dari sekutunya, Rusia.

    Sebagai catatan, Rusia memang memberi Assad dukungan militer, selama tahun-tahun kepemimpinannya untuk berperang melawan mereka yang memberontak terhadapnya. 

    “Penghinaan ini, yang diterima Assad “dengan tangan terbuka,” adalah harga atas kesombongannya dan mempersenjatai tentara asing untuk membunuh rakyatnya sendiri, seperti yang disebutkan dalam literatur revolusi Suriah beberapa tahun yang lalu,” tulis ulasan Khaberni.

    Ulasan tersebut menggarisbawahi pernyataan pertama Assad pasca-lengser, pada 16 Desember 2024.

    Patut dicatat, pernyataan Assad yang dilaporkan itu diunggah di saluran Telegram milik kepresidenan Suriah pada Senin pekan lalu, meskipun tidak jelas siapa yang saat ini mengendalikannya – atau apakah dia sendiri yang menulisnya.

    Pada unggahan itu, Assad mengatakan, ketika ibu kota Suriah jatuh ke tangan pemberontak, dia pergi ke pangkalan militer Rusia di provinsi Latakia “untuk mengawasi operasi tempur” hanya untuk melihat bahwa pasukan Suriah telah meninggalkan posisi.

    Pangkalan udara Hmeimim juga menjadi sasaran “serangan intensif oleh serangan pesawat tak berawak” dan Rusia telah memutuskan untuk menerbangkannya ke Moskow, katanya.

    Dalam pernyataan tersebut – yang diterbitkan dalam bahasa Arab dan Inggris – mantan pemimpin Suriah tersebut dilaporkan menjelaskan apa yang terjadi pada tanggal 8 Desember – dan bagaimana dia tampaknya dikepung di pangkalan Rusia.

    “Karena tidak ada cara yang layak untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta komando pangkalan untuk mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam, 8 Desember,” bunyi pernyataan itu.

    “Ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi militer terakhir dan kelumpuhan semua lembaga negara yang tersisa.”

    Pernyataan itu menambahkan bahwa “tidak pada saat apa pun selama peristiwa ini saya mempertimbangkan untuk mengundurkan diri atau mencari perlindungan, juga tidak ada usulan yang diajukan oleh individu atau pihak mana pun”.

    “Ketika negara jatuh ke tangan pemberontak dan kemampuan untuk memberikan kontribusi yang berarti hilang, posisi apa pun menjadi tidak ada gunanya,” katanya.

    Assad akhirnya terbang menggunakan pesawat Surih Ilyushin Il-76T, sebuah pesawat kargo yang diperuntukan untuk pengangkutan barang dan logistik.

    Khaberni menilai, ini menjadi sebuah penghinaan besar bagi Assad dari Rusia karena artinya, tentara Assad tidak meminta hal ini.

    “Assad juga tidak memintanya. Perintah evakuasi ini datang dari pasukan asing yang memutuskan untuk memindahkannya untuk mengamankan pelariannya,” kata tulisan itu.

    Militer Rusia mencegah Assad mengikuti Putin di Suriah

    Dihalangi untuk Mendekati Putin di Negaranya Sendiri 

    Ulasan itu kemudian menggambarkan, penghinaan di muka publik paling terkenal yang diterima Al-Assad dari sekutu Rusianya, dengan tangan terbuka, saat tentara Rusia menghalanginya untuk bergerak dan berjalan di negaranya sendiri, Suriah.

    Penghinaan Rusia yang paling terkenal terhadap Bashar al-Assad itu terjadi pada Desember 2017, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi pangkalan militernya di daerah Hmeimim di kota Jableh di Latakia, Suriah.

    Putin mendatangi pangkalan militer Rusia itu untuk berpidato di depan para pasukannya yang bertugas di negara orang.

    Dari video yang tersebar luas di media sosial saat itu, awalnya Assad tampak menyambut kedangan Presiden Rusia.

    Namun setelah itu, Putin tampak berjalan jauh di depan Assad.

    Bashar al-Assad mencoba mengejar langkah Putin, namun seorang tentara Rusia mencegah Assad berjalan.

    “Di belakang Putin, tentara Rusia itu meletakkan tangannya di siku Assad, mencegahnya untuk mengejar. Assad menganggukkan kepalanya, tanda setuju atas pencegahan tersebut.

    Kaum oposisi rezim Assad saat itu menyebut insiden tersebut sebagai adegan yang “memalukan”.

    “Dengan menggunakan tangan, mereka mencegah dia berjalan di tanahnya sendiri. Penghinaan ini karena presiden rezim tersebut menyerahkan kedaulatan negaranya (ke Rusia), dengan imbalan melindungi tahtanya, menurut terhadap komentar dan kritik yang menghujaninya bahkan ketika seorang tentara Rusia diulurkan untuk mencegahnya mengikuti Presiden Rusia Putin,” tulis Khaberni. 

    Patut dicatat bahwa penghinaan paling terkenal yang dimaksud tidak terbatas pada aksi pencegahan tentara Rusia menggunakan tangan ke Assad.

    Di balik insiden itu, Rusia juga tidak memberi tahu Assad tentang pengaturan kunjungan pada acara yang akan diadakan Putin.

    “Rusia tidak melakukan koordinasi protokol apa pun dengan Assad sebagai presiden untuk menentukan acara tersebut. Assad memutuskan untuk mengikuti Putin, tapi dia dicegah, dan dia menerima penghinaan itu. Hal ini terlihat jelas dari anggukannya kepada tentara Rusia yang menghalanginya, dengan senyuman puas, saat Assad berdiri bersama pengawal dan tentara presiden Rusia lainnya, menunggu Putin menyelesaikan pidatonya,” kata ulasan itu.

    Kejutan Kunjungan Pejabat Rusia di Depan Pintu Istana

    Penghinaan lain Rusia ke Assad yang menggambarkan betapa sang presiden terguling Suriah sama sekali tak berarti dan tidak memiliki ‘harga diri’ adalah momen pada tanggal 18 Juni 2016.

    “Al-Assad pernah dikejutkan, dari pintu istananya, oleh kunjungan pejabat tinggi Rusia, tanpa ada yang menyadarinya,” kata ulasan itu.

    Insiden penghinaan yang disebutkan di atas terjadi ketika media rezim menerbitkan gambar Assad menerima Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia pada saat itu.

    Assad menyambutnya dengan mengatakan: “Saya sangat senang bertemu dengan Anda kejutan yang menyenangkan!”

    Namun, kejutan yang nyata dan memalukan adalah Al-Assad tidak mengetahui identitas tamunya yang akan mengunjunginya, sehingga dia berkata kepadanya dalam sebuah video terkenal: “Saya tidak tahu bahwa Anda akan datang sendiri!”

    “Assad mengakui bahwa dia belum menerima kabar dari siapa pun bahwa Menteri Pertahanan Rusia akan mengunjungi negaranya, namun dia terkejut olehnya di depan pintu istananya, dan inilah mengapa Al-Assad berkata, “Sebuah kejutan,” yang dia gambarkan sebagai sesuatu yang menyenangkan”,” tulis ulasan tersebut.

    Dalam foto tanggal 20 November 2017 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, memeluk Presiden Suriah Bashar Assad di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi, Rusia. (Mikhail Klimentyev, Kremlin Pool Photo via AP, File)

    Singa yang Menunduk

    Rangkaian penghinaan lain yang diterima Al-Assad dengan tangan terbuka dari sekutu Rusianya, juga terjadi salah satunya terjadi pada tanggal 20 November 2017. 

    Pada hari itu, Al-Assad muncul di “Sochi” Rusia, tempat dia bertemu dengan Presiden Rusia.

    Assad sendirian, tanpa kehadiran pejabat apa pun di rezimnya, di mana Assad memeluk dan memeluk Presiden Rusia, dalam sebuah gambar yang menimbulkan ejekan yang parah.

    Ejekan muncul karena posisi “memalukan” di mana Assad saat datang dia membungkuk dan memeluk Putin.

    Ulasan khaberni menulisnya dengan kata ‘singa yang menunduk’.

    “Presiden Rusia, dengan cara yang melampaui norma-norma diplomatik, memeluknya tampak seolah-olah bak sang ayah sedang memeluk putranya yang ketakutan, menenangkannya, dan menepuk punggungnya. Sebuah pemandangan yang tidak layak untuk posis presiden,” menurut apa yang diberitakan di pers Arab.

    Assad Diangkut Pesawat Kargo ke Moskow

    Di antara penghinaan lain yang diterima Assad adalah pemindahannya ke Rusia dengan pesawat kargo Rusia.

    Pada tahun 2017, laporan menunjukkan bahwa Bashar al-Assad “dikirim” oleh pesawat kargo Rusia, yang lepas landas dari bandara pangkalan udara Rusia di pesisir “Jableh”.

    Perlu dicatat bahwa berita perjalanan Assad ke Moskow, dengan pesawat kargo, tidak terbatas pada sumber lokal atau Arab saja, namun dipublikasikan pada saat itu oleh media Rusia.

    Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa media Assad tidak menyangkal berita tersebut, begitu pula media sekutu Rusianya.

     

    (oln/khbrn/*)

     

  • 6 Fakta AS Batalkan Hadiah 10 Juta Dolar untuk Kepala Pimpinan HTS Abu Mohammed al-Julani – Halaman all

    6 Fakta AS Batalkan Hadiah 10 Juta Dolar untuk Kepala Pimpinan HTS Abu Mohammed al-Julani – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Jumat (20/12/2024), Amerika Serikat (AS) mengumumkan pembatalan hadiah 10 juta dolar AS.

    Hadiah tersebut sebelumnya ditawarkan untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan Abu Mohammed al-Julani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Pembatalan hadiah ini terjadi setelah AS mengadakan pembicaraan dengan pemerintah baru Suriah yang dipimpin oleh al-Julani.

    Dalam pertemuan tersebut, al-Julani, yang dulunya memiliki hubungan dengan al-Qaeda berjanji, HTS akan memastikan, para pejuang tidak lagi mengancam stabilitas negara dan kawasan.

    “Keputusan ini diambil setelah mendengar ‘pesan positif’ selama pembicaraan, termasuk janji al-Julani untuk tidak membiarkan HTS kembali ke jalur ekstremis,” kata Asisten Menteri Luar Negeri AS, Barbara Leaf yang memimpin delegasi tersebut.

    Berikut fakta-fakta pembatalan hadiah 10 juta dolar AS untuk kepala Abu Mohammed al-Julani.

    Fakta-fakta pembatalan hadiah 10 juta dolar AS untuk Abu Mohammed al-Julani
    1. Diskusi AS dengan Pemerintah Baru Suriah

    Kunjungan Barbara Leaf menandai pertama kali diplomat AS ke Suriah setelah Presiden Bashar al-Assad digulingkan.

    Di Damaskus, Leaf bertemu dengan pemerintah baru untuk membahas masa depan Suriah, termasuk transisi politik yang sedang berlangsung setelah kejatuhan rezim Assad.

    Dalam pertemuan tersebut, al-Julani menjanjikan, HTS akan memastikan kelompoknya tidak lagi mengancam stabilitas negara dan kawasan.

    Al-Julani yang kini dipandang lebih moderat dan pragmatis dalam beberapa isu, seperti hak-hak perempuan dan pluralisme, berusaha menunjukkan perubahan sikap setelah HTS berhasil menggulingkan Assad.

    “Kami berkomitmen untuk tidak membiarkan ekstremisme mengambil alih Suriah,” kata al-Julani dalam pertemuan tersebut.

    2. Pertimbangan Pencabutan Status Teroris untuk HTS

    AS juga mengindikasikan sedang mempertimbangkan pencabutan label “teroris” yang diberikan kepada HTS pada 2018.

    Hal ini mengingat perubahan sikap al-Julani yang lebih moderat, serta keinginan AS untuk memfasilitasi proses pemulihan di Suriah.

    Namun, pencabutan status teroris akan bergantung pada tindakan nyata dari HTS untuk memastikan mereka tidak lagi menjadi ancaman.

    “Kami akan terus memantau tindakan nyata yang diambil oleh HTS, dan keputusan akan bergantung pada komitmen mereka terhadap perdamaian,” jelas seorang pejabat AS.

    3. Kejatuhan Rezim Assad dan Peran HTS

    Rezim Bashar al-Assad resmi jatuh pada 8 Desember 2024 setelah serangan kilat yang dilancarkan oleh HTS.

    Dalam waktu singkat, HTS berhasil merebut Damaskus dan beberapa kota besar lainnya.

    Kejatuhan ini menandai berakhirnya lebih dari dua dekade pemerintahan Assad yang dimulai pada 2000 setelah menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad.

    “Kemenangan ini merupakan hasil dari perjuangan panjang rakyat Suriah untuk kebebasan,” ujar seorang juru bicara HTS.

    lihat foto
    Muhammad al-Julani, pemimpin aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sekaligus Kepala Departemen Operasi Militer Suriah.

    4. Reaksi terhadap Kejatuhan Rezim Assad

    Kejatuhan rezim Assad disambut dengan sambutan positif oleh beberapa pihak internasional, termasuk AS.

    Gedung Putih menyampaikan ucapan selamat atas “pembebasan Suriah” dan mengakui kemenangan bagi rakyat Suriah.

    Pemerintahan baru Suriah berjanji untuk memastikan inklusi dalam proses politik dan menghormati hak-hak berbagai komunitas di negara tersebut.

    “Ini adalah kemenangan besar bagi rakyat Suriah, yang telah lama berjuang untuk kebebasan dan perdamaian,” ujar juru bicara pemerintahan transisi Suriah.

    5. Pemulihan Ekonomi Suriah

    Al-Julani mengungkapkan bahwa prioritasnya adalah memulihkan kondisi ekonomi Suriah yang hancur akibat perang saudara yang berlangsung sejak 2011.

    AS memberikan dukungan untuk proses pemulihan ini, termasuk bantuan teknis untuk mendokumentasikan kejahatan rezim Assad, dengan fokus pada penggalian kuburan massal yang mungkin ada.

    “Kami berkomitmen untuk membantu Suriah memulai kembali proses pemulihannya,” kata seorang pejabat AS.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Rendahnya Imunisasi Picu Wabah Campak di Khyber-Pakhtunkhwa Pakistan – Halaman all

    Rendahnya Imunisasi Picu Wabah Campak di Khyber-Pakhtunkhwa Pakistan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penolakan masyarakat terhadap vaksin menimbulkan dampak tragis di provinsi Khyber-Pakhtunkhwa (K-P), Pakistan.

    Dikutip dari Hamrakura.com pada Senin (23/12/2024), sebanyak 78 anak di provinsi tersebut meninggal dunia akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah vaksin dalam beberapa tahun terakhir.

    Kematian-kematian ini diyakini merupakan dampak buruk dari misinformasi serta keraguan seputar imunisasi.

    Salah satu harian terkemuka di Pakistan, The Express Tribune, editorialnya baru-baru ini, mengutip data resmi pemerintah dan menyebutkan bahwa 65 persen kematian akibat campak dan 90 persen kasus difteri terjadi di antara anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi. Hal ini menyoroti semakin rentannya anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin yang berpotensi menyelamatkan nyawa mereka.

    Krisis yang terjadi di K-P memerlukan perhatian segera dalam upaya memerangi meningkatnya gelombang penolakan vaksin beserta dampak buruknya. Kematian 78 anak-anak ini menjadi pengingat suram akan efektivitas dan bahayanya jika tidak menggunakan vaksin. 

    Penyakit campak dan difteri, yang dulunya mampu dikendalikan melalui program vaksinasi, kini muncul kembali dengan konsekuensi mematikan.  Penyakit-penyakit ini berbahaya bagi anak kecil, yang dapat mengalami komplikasi parah seperti ensefalitis, gagal napas, dan bahkan kematian.

    Data dari K-P mengungkapkan pola meresahkan. Campak menyebabkan banyak kematian, di mana 65 persen kematian terjadi pada anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi. Demikian pula, kasus difteri menunjukkan prevalensi 90 persen di antara mereka yang belum menerima vaksin. 

    Faktor Pemicu Keraguan Vaksinasi

    Statistik ini memberikan gambaran jelas mengenai risiko terkait penolakan vaksin dan menekankan pentingnya peran imunisasi dalam menjaga kesehatan masyarakat. Berikut beberapa faktor yang berkontribusi terhadap keraguan untuk vaksin di K-P:

    Misinformasi dan mitos: Misinformasi yang merajalela tentang vaksin telah memicu skeptisisme dan ketakutan di kalangan orang tua. 

    Keyakinan yang salah bahwa vaksin menyebabkan kemandulan, mengandung zat berbahaya, atau merupakan bagian dari konspirasi asing semakin meluas, khususnya di daerah pedesaan. 

    Platform media sosial dan kampanye misinformasi lokal telah memperkuat klaim tidak berdasar ini, sehingga menimbulkan kekhawatiran yang meluas.

    Pengaruh budaya dan agama: Norma budaya dan keyakinan agama juga memainkan peran penting dalam penolakan vaksin. 

    Beberapa komunitas menganggap vaksinasi tidak sesuai dengan tradisi atau praktik keagamaan mereka. 

    Para pemimpin agama yang menentang vaksinasi semakin memperkuat persepsi ini, sehingga membuat para orang tua enggan memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka.

    Kurangnya kesadaran dan pendidikan: Kurangnya kesadaran mengenai pentingnya vaksin dan perannya dalam mencegah penyakit berkontribusi terhadap keraguan.

    Banyak orang tua di K-P tidak menyadari dampak buruk dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, sehingga menyebabkan mereka meremehkan risiko menghindari imunisasi.

    Tantangan aksesibilitas: Dalam beberapa kasus, tantangan logistik seperti infrastruktur layanan kesehatan yang buruk, kekurangan vaksin, dan terbatasnya akses ke pusat vaksinasi memperburuk masalah ini. 

    Keluarga-keluarga di daerah terpencil seringkali kesulitan mencapai fasilitas kesehatan, sehingga sulit untuk memvaksinasi anak-anak mereka.

    Hilangnya 78 nyawa anak muda di K-P tidak hanya mewakili krisis kesehatan masyarakat, namun juga tragedi kemanusiaan yang sangat besar. 

    Banyak keluarga berduka atas kematian anak-anak mereka, yang sebenarnya bisa dicegah melalui tindakan sederhana dan hemat biaya. 

    Selain kerugian yang dirasakan secara langsung, masyarakat luas juga menderita karena wabah penyakit seperti campak dan difteri membebani sumber daya layanan kesehatan dan menghambat pembangunan sosio-ekonomi.

    Wabah juga menimbulkan risiko bagi individu yang divaksinasi, terutama mereka yang sistem kekebalannya lemah dan bergantung pada kekebalan kelompok untuk perlindungan.

    Ketika cakupan vaksinasi menurun, kekebalan kelompok melemah, sehingga menciptakan peluang penyebaran penyakit.

    Pendekatan dari Berbagai Sisi

    Dinamika ini semakin menggarisbawahi pentingnya tingkat vaksinasi yang tinggi untuk melindungi seluruh masyarakat. Untuk mengatasi krisis keraguan terhadap vaksin di K-P, diperlukan pendekatan berbagai berbagai sisi. 

    Pemerintah, organisasi layanan kesehatan, dan tokoh masyarakat harus berkolaborasi untuk menerapkan intervensi yang efektif:

    Kampanye kesadaran masyarakat: Kampanye kesadaran yang ditargetkan sangat penting untuk menghilangkan mitos dan mendidik masyarakat tentang manfaat vaksinasi. Kampanye-kampanye ini harus memanfaatkan bahasa lokal, pesan-pesan yang sesuai dengan budaya, dan tokoh masyarakat yang terpercaya untuk menumbuhkan kepercayaan dan pemahaman.

    Melibatkan para pemimpin agama: Melibatkan para pemimpin agama dalam upaya vaksinasi dapat membantu melawan resistensi yang berakar pada keyakinan agama. Dengan mendidik para pemimpin mengenai pentingnya imunisasi, mereka dapat menjadi pendukung vaksin di komunitas mereka, mendorong penerimaan dan kepatuhan.

    Memperkuat infrastruktur layanan kesehatan: Meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan di daerah terpencil sangatlah penting. Hal ini termasuk memastikan ketersediaan vaksin, mengerahkan tim vaksinasi keliling, dan berinvestasi pada fasilitas kesehatan untuk menjadikan imunisasi lebih nyaman bagi keluarga.

    Memerangi misinformasi: Upaya untuk melawan misinformasi harus bersifat proaktif dan kuat. 

    Pemerintah dan LSM dapat berkolaborasi dengan platform media sosial untuk memantau dan mengatasi informasi palsu tentang vaksin. Mempromosikan informasi yang akurat dan berbasis bukti dapat membantu mengubah persepsi masyarakat dan membangun kembali kepercayaan.

    Memberikan insentif untuk vaksinasi: Memberikan insentif untuk vaksinasi, seperti tunjangan finansial atau persyaratan pendaftaran sekolah, dapat mendorong orang tua yang ragu-ragu untuk mengimunisasi anak mereka. 

    Langkah-langkah ini telah terbukti efektif di wilayah lain dan dapat disesuaikan dengan konteks lokal di K-P.

    Implikasi Global

    Krisis keraguan terhadap vaksin di K-P bukan hanya masalah lokal; hal ini mempunyai implikasi global.

    Organisasi internasional seperti UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memainkan peran penting dalam mendukung upaya vaksinasi di Pakistan. Keterlibatan mereka mencakup pemberian bantuan teknis, pendanaan program imunisasi, dan advokasi kesetaraan vaksin.

    Selain itu, kolaborasi internasional sangat penting untuk mengatasi tantangan kesehatan lintas batas. 

    Penyakit seperti campak dan difteri tidak mengenal batas negara, dan wabah di satu wilayah dapat dengan cepat menyebar ke wilayah tetangga. 

    Memperkuat kemitraan kesehatan global adalah kunci mencegah munculnya kembali penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Kematian 78 anak di Khyber-Pakhtunkhwa adalah pengingat tragis akan konsekuensi mematikan dari penolakan vaksin.

    Kerugian yang dapat dicegah ini menyoroti perlunya tindakan segera untuk mengatasi keraguan terhadap vaksin dan memastikan bahwa setiap anak memiliki akses terhadap imunisasi yang dapat menyelamatkan nyawa.

    Dengan memprioritaskan pendidikan, memerangi misinformasi, dan memperkuat infrastruktur layanan kesehatan, para pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk membangun masa depan di mana penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tidak lagi merenggut nyawa orang yang tidak bersalah. 

    Tanggung jawab terletak pada pemerintah, penyedia layanan kesehatan, tokoh masyarakat, dan individu untuk memperjuangkan imunisasi dan melindungi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di seluruh Pakistan.

    SUMBER

  • Pernyataan Kemlu RI Soal Insiden Erdogan Tinggalkan Ruangan KTT D8 saat Presiden Prabowo Pidato – Halaman all

    Pernyataan Kemlu RI Soal Insiden Erdogan Tinggalkan Ruangan KTT D8 saat Presiden Prabowo Pidato – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meninggalkan ruangan ketika Presiden Prabowo Subianto tengah berpidato di forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Kairo, Mesir pada Kamis (19/12/2024).

    Sontak keluarnya Erdogan jadi perbincangan dan banyak menimbulkan pertanyaan, lantaran belum ada kejelasan soal kejadian itu.

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia merespons peristiwa ini. 

    Juru bicara Kemlu RI yang juga Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat menjelaskan, apa yang dilakukan Erdogan adalah hal lumrah. 

    Ini karena para ketua delegasi setiap negara yang hadir dalam ruangan memiliki banyak agenda pertemuan paralel pada saat KTT D-8 berlangsung.

    “Sesuatu hal yang lumrah bahwa para ketua delegasi itu melakukan banyak pertemuan paralel pada saat pertemuan internasional, antara lain untuk lakukan pertemuan bilateral dengan ketua delegasi lain di ruangan lain,” kata Roy dalam keterangannya, Senin (23/12/2024).

    “Jadi sifat keluar masuk ruangan meeting adalah hal yang lumrah untuk meeting internasional (termasuk di forum PBB),” lanjutnya.

    Delegasi Indonesia pun tidak bisa memberikan komentar terhadap jadwal ketua delegasi negara lain yang tidak hadir atau keluar ruangan ketika pertemuan utama berlangsung. 

    Namun Kemlu RI menegaskan, hubungan Erdogan dengan Presiden Prabowo masih amat hangat, terlebih kedua pemimpin negara juga sempat bertemu singkat menjelang dan setelah KTT, serta ketika bertemu di acara luncheon atau makan siang, agenda yang digelar setelah KTT rampung.

    “Khusus dengan Presiden Turki, dapat disampaikan bahwa kedua pemimpin lakukan pertemuan dalam situasi yang sangat bersahabat termasuk pada saat duduk berdekatan pada acara lunch yang diselenggarakan setelah berakhirnya KTT,” kata Roy.

  • Pesawat Tabrak Cerobong Asap di Brasil, Tewaskan Seorang Pengusaha dan Keluarganya – Halaman all

    Pesawat Tabrak Cerobong Asap di Brasil, Tewaskan Seorang Pengusaha dan Keluarganya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah pesawat kecil jatuh di sebuah kota di Brasil pada hari Minggu (22/12/2024).

    Badan Pertahanan Sipil Brasil melalui X mengatakan bahwa pesawat sebelum jatuh menabrak cerobang asap sebuah rumah.

    Tidak hanya itu, pesawat kemudian menabrak lantai 2 sebuah gedung hingga menabrak sebuah toko ponsel di pemukiman Gramado.

    Akibat insiden ini, 10 penumpang meninggal dunia dan belasan orang terluka.

    “Sebuah pesawat kecil jatuh di sebuah kota di Brasil yang populer di kalangan wisatawan pada hari Minggu, menewaskan seluruh 10 penumpang di dalamnya dan melukai lebih dari selusin orang di darat,” kata Badan Pertahanan Sipil Brasil, dikutip dari AP News.

    Pertahanan Sipil mengatakan bahwa 10 penumpang yang tewas adalah satu keluarga.

    Mereka adalah keluarga pengusaha Brasil Luiz Claudio Galeazzi.

    Saat itu, Luiz menjadi pilot dalam pesawat tersebut dan sedang mengajak keluarganya bepergian ke Negara Bagian Sao Paulo.

    Kabar duka ini dikonfirmasi oleh perusahaan Galeazzi, Galeazzi & Associados melalui LinkedIn.

    Pihak perusahaan mengonfirmasi bahwa pria berusia 61 tahun itu berada di dalam pesawat.

    Tidak sendiri, Luiz bepergian bersama istri dan ketiga putrinya beserta beberapa anggota lainnya.

    Salah seorang karyawan perusahaan yang ikut dalam pesawat tersebut juga dinyatakan meninggal dunia.

    “Di saat kesedihan yang mendalam ini, kami sangat berterima kasih atas ungkapan solidaritas dan kasih sayang yang kami terima dari teman, kolega, dan masyarakat,” bunyi pernyataan perusahaan.

    “Kami juga menyampaikan solidaritas kami kepada mereka yang terdampak kecelakaan ini di wilayah tersebut,” tambahnya.

    Sementara 17 korban yang terluka dilarikan ke rumah sakit.

    “Sebagian besar dirawat di rumah sakit karena menghirup asap dari kebakaran yang disebabkan oleh kecelakaan tersebut,” kata Departemen Keamanan Publik wilayah, dikutip dari CNN.

    Sementara itu, Gubernur Rio Grande do Sul Eduardo Leite mengatakan 2 korban luka dalam kondisi serius karena luka bakar.

    Dalam rekaman video yang beredar, menunjukkan lokasi kejadian di mana api berkobar di luar sebuah gedung.

    Puing-puing juga terlihat berserakan di tanah.

    Rekaman itu juga menunjukkan langit mendung dengan kabut menutupi area tersebut.

    Sementara sebelum pesawat tersebut terbang, kamera kemanan tampak merekam detik-detik keberangkatan dari bandara Canela.

    Beberapa menit setelah terbang, pesawat tersebut jatuh sekitar 10 km dari bandara.

    Menurut keterangan pihak berwenang, penyebab masih belum diketahui dan sedang dalam penyelidikan.

    Atas insiden ini, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyampaikan belasungkawa.

    Ia berharap korban segera pulih dan penyebab kecelakaan segera diselidiki.

    “Saya berharap para korban luka segera pulih. Angkatan Udara sedang menyelidiki penyebab kecelakaan dan pemerintah federal siap membantu pemerintah negara bagian dan otoritas setempat untuk mengklarifikasi situasi sesegera mungkin,” tulisnya.

    Gramado merupakan salah satu kota di Brasil yang menjadi daya tarik wisatawan.

    Terletak di pegnungan Serra Gaucha, kota ini memiliki cuaca sejuk dan menjadi tempat hiking wisatawan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

  • Israel Tangkap 6 Warga Palestina di Tepi Barat, RS Gaza Utara Gelap Gulita Dihajar Drone IDF – Halaman all

    Israel Tangkap 6 Warga Palestina di Tepi Barat, RS Gaza Utara Gelap Gulita Dihajar Drone IDF – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tentara Israel melakukan penggerebekan di wilayah pemukiman warga Palestina di Tepi Barat dan menangkap setidaknya enam warga Palestina hari Minggu, 22 Desember 2024.

    Informasi yang disampaikan kelompok urusan tahanan melaporkan, satu dari enam warga Tepi Barat yang ditahan Israel tersebut adalah seorang anak dan dijebloskan ke tahanan.

    Penggerebekan oleh tentara Israel menyasar wilayah pemukiman di Tulkarem, Nablus, Tubas, dan Ramallah, berdasarkan informasi yang dipublikasikan Masyarakat Tahanan Palestina seperti dikutip Anadolu.

    Penangkapan baru ini menjadikan jumlah warga Palestina yang ditahan oleh tentara Israel di Tepi Barat sejak Oktober tahun lalu mencapai 12.100 orang lebih, termasuk mereka yang dibebaskan setelah ditangkap, menurut angka perkiraan Palestina.

    Jumlah tersebut belum termasuk mereka yang ditangkap dari Jalur Gaza yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan.

    Seorang pria Palestina ditahan atas tuduhan “melempar batu” selama penggerebekan Israel di Hebron, Tepi Barat pada 20 Desember 2024.

    Selama beberapa tahun terakhir, militer Israel telah melakukan serangan rutin di Tepi Barat, yang meningkat seiring dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.

    Warga Palestina juga diserang dengan kekerasan oleh pemukim ilegal Israel.

    Setidaknya 824 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 6.500 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah pendudukan, menurut Kementerian Kesehatan.

    Drone IDF Hajar Rumah Sakit di Gaza Utara

    Serangan drone Israel menyebabkan pemadaman listrik di rumah sakit Gaza utara

    Listrik padam total di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada hari Minggu setelah pesawat tak berawak Israel menyerang pembangkit listrik dan tangki bahan bakar di fasilitas tersebut, Anadolu melaporkan.

    Menurut para saksi mata, serangan drone Israel menyerang generator listrik dan tangki bahan bakar di rumah sakit di kota Beit Lahia, sehingga listrik mati total.

    Marwan Al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di Kementerian Kesehatan Gaza, menggambarkan situasi di rumah sakit tersebut “mengerikan,” dan mengatakan bahwa komunikasi dengan staf medis telah terputus.

    Pada hari Sabtu, direktur rumah sakit, Hussam Abu Safiya, mengatakan bahwa fasilitas medis tersebut menghadapi serangan Israel yang “belum pernah terjadi sebelumnya” sehingga menyebabkan kerusakan parah.

    Israel terus melanjutkan operasi darat skala besar di Gaza utara sejak 5 Oktober untuk mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, berkumpul kembali.

    Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.

    Pemandangan dari Rumah Sakit Kamal Adwan, rusak akibat serangan tentara Israel di kota Beit Lahia, Gaza pada 27 Oktober 2024.

    Sejak itu, tidak ada bantuan kemanusiaan yang memadai, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut, sehingga penduduknya berada di ambang kelaparan.

    Serangan gencar tersebut merupakan episode terbaru dalam perang brutal Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.200 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

    Pengadilan Kriminal Internasional bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza.

     

  • Tanggapi Serangan AS ke Sanaa, Houthi Sebut Serangan Teroris Tak Cegah Solidaritas untuk Gaza – Halaman all

    Tanggapi Serangan AS ke Sanaa, Houthi Sebut Serangan Teroris Tak Cegah Solidaritas untuk Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat senior Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, segera menanggapi serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Sanaa, ibu kota Yaman.

    Al-Houthi menyebut serangan tersebut sebagai “serangan teroris” dan mengkritik tindakan AS yang ia anggap sebagai bentuk kekerasan dan kriminalitas yang melanggar hukum internasional.

    Dalam pernyataannya di X, anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi ini menegaskan bahwa meskipun AS melakukan serangan teroris, hal itu tidak akan menghentikan dukungan kelompoknya untuk Gaza.

    “Serangan teroris yang gegabah terhadap Yaman tidak menghentikan dukungan (untuk Gaza),” tegasnya.

    Dilansir Reuters, serangan udara yang dilakukan oleh militer AS menargetkan fasilitas penyimpanan rudal dan lokasi komando yang terkait dengan kelompok Houthi di Sanaa.

    Komando Pusat AS (CENTCOM) menjelaskan bahwa serangan ini bertujuan untuk melemahkan kemampuan operasional Houthi di wilayah tersebut.

    Serangan ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Houthi dan Israel, serta meningkatnya serangan balasan dari Houthi terhadap Israel.

    Meskipun serangan dari AS dan Inggris terus berlangsung, Houthi menegaskan bahwa solidaritas mereka terhadap Gaza tetap tidak tergoyahkan.

    Mereka berkomitmen untuk terus mendukung perjuangan Palestina, meskipun serangan teroris yang dilakukan oleh AS di Yaman semakin meningkat.

    Houthi menyatakan bahwa dukungan mereka terhadap Palestina adalah bagian penting dari perjuangan mereka di kawasan ini, yang tidak akan terpengaruh oleh serangan yang dilakukan terhadap Sanaa.

    Mereka tetap menegaskan bahwa tindakan AS di Yaman tidak akan memengaruhi sikap mereka terhadap Gaza.

    Serangan Houthi ke Israel

    Kelompok Houthi telah melancarkan serangan terhadap Israel, termasuk peluncuran rudal balistik.

    Pada Sabtu (21/12/2024) dini hari, Houthi meluncurkan rudal yang mengarah ke wilayah Tel Aviv-Jaffa, yang mengakibatkan 16 orang terluka ringan.

    Serangan ini merupakan bagian dari upaya Houthi untuk menekan Israel agar menghentikan operasi militernya di Gaza, yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa.

    Houthi juga telah menargetkan jalur pelayaran di Laut Merah sebagai bagian dari kampanye solidaritas mereka dengan Palestina.

    Respons AS dan Inggris

    Dilansir The Guardian, sebagai tanggapan terhadap serangan Houthi, AS dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap fasilitas yang dikuasai Houthi di Yaman.

    AS juga menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pejabat Houthi, termasuk gubernur bank sentral di Sanaa, yang dituduh membantu kelompok tersebut memperoleh komponen senjata.

    Serangan dan sanksi ini menunjukkan ketegangan yang meningkat antara kedua belah pihak.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Tanpa Gencatan Senjata saat Natal, Zelensky Tuduh Hungaria Sok-sokan, Harapan Paus Fransiskus Pupus – Halaman all

    Tanpa Gencatan Senjata saat Natal, Zelensky Tuduh Hungaria Sok-sokan, Harapan Paus Fransiskus Pupus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di semua zona perang pada Malam Natal nanti.

    Ia mengutuk kekejaman pemboman sekolah dan rumah sakit di Ukraina dan Gaza.

    Pidato Paus dikutip oleh kantor berita AP , sebagaimana dilaporkan oleh European Pravda, berharap, agar senjata tidak bersuara dan lagu-lagu Natal dikumandangkan.

    “Marilah kita berdoa agar pada hari Natal akan ada gencatan senjata di semua medan perang, di Ukraina, di Tanah Suci, di seluruh Timur Tengah, dan di seluruh dunia,” kata Paus.

    Fransiskus, seperti yang sering dilakukannya, mengenang penderitaan Ukraina, yang terus dirundung oleh serangan terhadap kota-kota yang “kadang-kadang merusak sekolah, rumah sakit, dan gereja.”

    Ia juga mengungkapkan kesedihannya saat berbicara tentang Gaza, “atas kekejaman tersebut, penembakan anak-anak dengan senapan mesin, pemboman sekolah dan rumah sakit.”

    Sementara itu, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban baru-baru ini meningkatkan upayanya untuk membangun “gencatan senjata Natal” antara Ukraina dan Rusia.

    Hal itu direspons oleh Kementerian Luar Negeri Ukraina yang meminta Hungaria untuk menahan diri dari memanipulasi perang di Ukraina.

    Khususnya terkait usulan gencatan senjata Natal.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, memberikan penegasan.

    “Tidak ada “gencatan senjata Natal” yang nyata di atas meja” dan bahwa usulan yang dituduhkan tersebut “hanya sekadar aksi humas oleh pihak Hungaria.”

    Ketegangan antara Kyiv dan Budapest meningkat setelah Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menelepon penguasa Kremlin Vladimir Putin minggu lalu.

    Setelah itu, Orban mengatakan bahwa ia telah mengusulkan gencatan senjata dan pertukaran tawanan perang skala besar antara Kyiv dan Moskow untuk Natal tetapi mengklaim bahwa Presiden Volodymyr Zelenskyy telah menolak gagasan tersebut.

    Kyiv menekankan bahwa pihaknya pertama kali mengetahui usulan “gencatan senjata” dari laporan media, karena pihak Hungaria belum mengomunikasikannya secara langsung.

    Sebelumnya, Presiden Zelenskyy mengkritik upaya Orban untuk menampilkan dirinya sebagai “mediator” dalam “penyelesaian” perang Rusia-Ukraina.

    Ancaman Rudal Rusia

    Defence Blog memberitakan, saat negara-negara Barat terus memperdebatkan hak Ukraina untuk menyebarkan rudal balistik dan jelajah jarak pendek untuk pertahanan diri, Rusia memperluas persenjataan mereka, mempersenjatai diri dengan rudal jarak jauh canggih dan bahkan senjata nuklir taktis.

    Kontras yang mencolok ini telah menjadi masalah mendesak bagi Ukraina, yang terus-menerus diserang rudal yang diluncurkan Rusia dan serangan udara yang berasal dari pangkalan di dekat perbatasan.

    Selama berbulan-bulan, Ukraina telah meminta persetujuan Barat untuk menggunakan rudal balistik jarak pendek dan rudal jelajah canggih untuk menargetkan pangkalan perbatasan Rusia.

    Lokasi-lokasi ini merupakan pusat penting untuk meluncurkan serangan udara dan serangan rudal balistik terhadap kota-kota dan infrastruktur Ukraina.

    Meskipun ancaman terus-menerus ada, diskusi di Barat berjalan lambat, sering kali dibatasi oleh masalah politik dan logistik.

    “Negara-negara demokrasi yang lemah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berdebat apakah akan mengizinkan Ukraina menggunakan ATACMS dan Taurus. Sementara itu, negara-negara otoriter dengan mudah mengubah Belarus menjadi proksi nuklir dan bersiap untuk menyerang Ukraina dengan rudal balistik jarak menengah Korea Utara,” tulis Oleksandr Arhat, salah satu pendiri Militarnyi, di platform media sosial X.

    Rusia semakin bergantung pada kemitraan dengan rezim sekutu untuk memperkuat persenjataannya.

    Salah satu contoh penting adalah Belarus, tempat senjata nuklir taktis yang dirancang untuk digunakan dengan sistem rudal Iskander telah dikerahkan.

    Moskow juga telah mengumumkan rencana untuk memasok Belarus dengan rudal balistik jarak menengah RS-26 Oreshnik pada tahun 2025, sebuah perkembangan yang dapat mengancam negara Eropa mana pun.

    Bersamaan dengan itu, Rusia telah menerima sistem rudal taktis dari Korea Utara, termasuk KN-23—yang juga dikenal sebagai Hwasong-11—yang telah digunakan secara luas terhadap target-target Ukraina.

    Andrii Cherniak, seorang perwakilan dari Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina, melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan sekitar 60 rudal Korea Utara selama invasi skala penuhnya ke Ukraina.

    Laporan terbaru dari Militarnyi mengindikasikan bahwa Rusia mungkin telah memperoleh rudal balistik jarak menengah KN-15 Pukguksong-2 milik Korea Utara.

    Sistem berkemampuan nuklir ini, yang terlihat di Oblast Tyumen, Rusia, diperkirakan memiliki jangkauan 2.000 kilometer, yang berpotensi menimbulkan ancaman jauh melampaui batas Ukraina.

    Ketimpangan dalam kemampuan rudal menyoroti ketidakseimbangan yang semakin besar.

    Sementara permintaan Ukraina untuk sistem Barat yang canggih seperti rudal Tomahawk dan Taurus masih dalam pertimbangan, rezim otokratis dengan cepat meningkatkan kemampuan ofensif mereka. Dinamika ini berisiko tidak hanya melemahkan upaya pertahanan Ukraina tetapi juga mengganggu stabilitas lanskap keamanan Eropa yang lebih luas.

    Seiring berkembangnya situasi, negara-negara demokrasi Barat harus bergulat dengan konsekuensi keputusan yang tertunda sementara negara-negara otoriter terus bertindak dengan impunitas relatif.

    (Tribunnews.com/Chrysnha)