Category: Tribunnews.com Internasional

  • Tak Juga Merebut Pokrovsk, Rusia Diduga Ubah Strategi Perangnya Untuk Menguasai Donetsk – Halaman all

    Tak Juga Merebut Pokrovsk, Rusia Diduga Ubah Strategi Perangnya Untuk Menguasai Donetsk – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Meski telah mengepung kota Pokrovsk, militer Rusia tidak juga berusaha merebut kota gudang logistik pasukan Kiev di Donetsk, Ukraina timur.

    Dibanding pekan-pekan sebelumnya, di mana pasukan gabungan dari Moskow terus menggempur baik dari darat maupun udara, beberapa hari ini serangan disebut telah berkurang.

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina seperti dikutip dari Ukrinform mengabarkan sepanjang 24 jam Senin (23/12/2024) Rusia telah menyerang sebanyak 21 kali.

    Serangan di sektor Pokrovsk tersebut terjadi di wilayah Myroliubivka, Dachenske, Novyi Trud, Novotroitske, Zelene, Novoielyzavetivka, Novoolenivka, Novopustynka dan Uspenivka.

    Ukraina mengklaim sebanyak dengan 11 serangan berhasil ditangkis, sementara pertempuran sengit lainnya masih berlangsung.

    Pertempuran tersebut menurut Institut Studi Perang (ISW) terus berkurang dibanding pekan lalu, di mana setiap hari hampir terjadi lebih dari 40 pertempuran.

    Dengan semakin melemahnya perlawanan Ukraina di wilayah Pokrovsk, mestinya Rusia secepatnya ‘menghabisi’ kota paling strategis yang juga menjadi transit rotasi pasukan Ukraina ke seluruh wilayah Donetsk tersebut. 

    Saat ini ada dua kota strategis di barat daya Donetsk yang belum sepenuhnya dikuasai Rusia yaitu Pokrovsk dan Kurakhovo. Namun dengan kalahnya jumlah personel dan senjata Ukraina, maka penaklukan dua kota tersebut diyakini hanya menunggu waktu.

    ISW memprediksi bahwa Rusia kemungkinan menerapkan strategi baru. Vladimir Putin diduga sedang mengganti strategi perangnya, yaitu  dengan memfokuskan upaya untuk mengamankan perolehan teritorial daripada merebut kota-kota besar.

    “Putin mungkin telah memerintahkan komando militer untuk menunda perebutan kota strategis Pokrovsk, dengan fokus pada kemajuan melalui ladang terbuka dan permukiman kecil. Pasukan Rusia sekarang berada 10 kilometer dari perbatasan administratif wilayah Donetsk dan Dnipropetrovsk,” demikian analisis ISW.

    Lembaga asal Amerika Serikat tersebut menekankan bahwa perebutan seluruh wilayah Donetsk tetap menjadi salah satu tujuan utama Kremlin. Kemajuan ini kemungkinan digunakan sebagai elemen propaganda untuk menunjukkan keberhasilan tentara Rusia baik di dalam negeri maupun internasional.

    Analis menambahkan bahwa operasi terorganisasi terhadap kota-kota yang dibentengi dengan baik dapat memperlambat laju kemajuan, yang sangat penting bagi upaya Kremlin untuk menunjukkan superioritas Rusia di panggung dunia.

    Sementara media Ukraina lainnya, Ukrainska Pravda mengabarkan, pasukan Rusia secara bertahap bergerak maju ke selatan dan barat daya Pokrovsk. 

    Namun, masih belum jelas apakah mereka akan dapat menggunakan kemajuan ini untuk mengepung kota tersebut atau apakah mereka bermaksud untuk maju ke perbatasan administratif Oblast Donetsk.

    Pasukan Ukraina bertempur melawan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

    Tidak jelas upaya mana yang akan diprioritaskan oleh komando militer Rusia. Kemungkinan besar Presiden Rusia Vladimir Putin telah menugaskan militer untuk mengonsolidasikan perolehan teritorial daripada merebut permukiman besar.

    Komando Rusia tampaknya telah membagi tanggung jawab untuk sektor Pokrovsky antara pasukan gabungan ke-2 dan ke-41 dari Distrik Militer Pusat. Namun, ISW belum mengamati aktivitas signifikan di area tanggung jawab ZVA.

    Penurunan kemampuan tempur pasukan Rusia dapat memperlambat kemajuan mereka ke arah Pokrovsky. Peningkatan kerugian lapis baja selama setahun terakhir, terutama di antara unit-unit yang berada di garis depan selama sebagian besar tahun 2024, juga dapat memengaruhi laju operasi mereka. (Ukrinform/Pravda/ISW/Tribunnews.com)

  • Istri PM Netanyahu Diduga Terlibat Intimidasi Saksi dan Melecehkan Pejabat Hukum – Halaman all

    Istri PM Netanyahu Diduga Terlibat Intimidasi Saksi dan Melecehkan Pejabat Hukum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan orang dilaporkan telah mengajukan pengaduan polisi tentang tuduhan tindakan kriminal yang dilakukan oleh istri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Sara.

    Dalam pengaduan tersebut, mereka mengatakan bahwa Sara berusaha melakukan intimidasi terhadap seorang saksi dalam persidangan Netanyahu, dikutip dari Middle East Monitor.

    Tidak hanya itu, Sara diduga juga melecehkan pejabat hukum dan kritikus keluarga.

    Tuduhan ini berawal dari program investigasi Channel 12 Israel, Uvda yang mengungkapkan pesan teks dari mendiang ajudan Benjamin Netanyahu, Hanni Bleiweiss.

    Di mana teks tersebut menjelaskan bahwa Sara Netanyahu dan putranya terlibat dalam upaya untuk melemahkan lawan politik, memengaruhi persidangan korupsinya, dan menargetkan pengunjuk rasa, sembari berupaya memberi penghargaan kepada petugas polisi yang patuh.

    Sara Netanyahu juga diduga memerintahkan Bleiweiss untuk mengirim aktivis dari partai Likud milik suaminya untuk melecehkan tetangga, orang tua dari seorang pilot militer yang gugur, yang aktif dalam demonstrasi menentang perdana menteri.

    Dalam pesan WhatsApp yang diperoleh Uva dari ponsel Bleiweiss tersebut, Sara juga menginstruksikan Bleiweiss agar menyuruh aktivis Likud mempublikasikan serangan terhadap saksi kunci dalam salah satu kasus pidana terhadap perdana menteri, Hadas Klein, dikutip dari The Times of Israel.

    Bleiwess diminta untuk mengintimidasi saksi di luar rumahnya menjelang, atau selama kesaksiannya di pengadilan.

    Tak hanya ditujukan kepada saksi, Sara juga minta kepada Bleiwess agar mengintimidasi dan melecehkan  jaksa agung saat itu Avichai Mandelblit dan Wakil Jaksa Negara Liat Ben Ari.

    Gelombang pengaduan tersebut dipimpin oleh anggota Parlemen Israel dari Partai Buruh, Naama Lazim.

    Lazim meminta pihak berwenang untuk segera menyelidiki tuduhan tersebut.

    “Sara Netanyahu harus diselidiki,” tulis Lazimi di X.

    Pengaduan tersebut telah diajukan kepada  jaksa agung, kepala unit Lahav 433 Kepolisian Israel, dan Jaksa Negara Amit Aisman.

    Selain Lazim, tiga ajudan parlemen juga mengadukan ajuan yang sama di kantor Polisi Lev Tel Aviv.

    Tiga ajudan tersebut membuat grup WhatsApp agar orang-orang ikut mengajukan tuduhan tersebut.

    Partai Likud Sebut Tuduhan Tersebut Palsu

    Partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menanggapi laporan tersebut.

    Menurutnya, tuduhan tersebut adalah tuduhan palsu.

    “Runtuhnya tuntutan sembrono terhadap Perdana Menteri Netanyahu di pengadilan bukanlah alasan untuk menganiaya istrinya dengan tuduhan palsu,” kata pernyataan Likud. 

    “Apakah Anda tidak lelah dengan ini,” tambahnya.

    Pada awal bulan ini, Netanyahu telah menghadiri sidang korupsi dalam 3 kasus.

    Ia dituduh melakukan penipuan, pelanggaran kepercayaan hingga penyuapan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Sara Netanyahu

  • Luigi Mangione Mengaku Tidak Bersalah atas Pembunuhan CEO UnitedHealth Brian Thompson – Halaman all

    Luigi Mangione Mengaku Tidak Bersalah atas Pembunuhan CEO UnitedHealth Brian Thompson – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Luigi Mangione, pria berusia 26 tahun, dituduh menembak mati CEO United Healthcare, Brian Thompson.

    Ia mengaku tidak bersalah atas tuduhan negara bagian New York yang menuduhnya melakukan “tindakan terorisme”, Al Jazeera dan Ap News melaporkan.

    Permohonan diajukan di pengadilan Manhattan pada hari Senin (23/12/2024).

    Ia muncul di pengadilan pada hari Senin dengan tangan diborgol dan mengenakan sweater merah marun di atas kemeja berkerah putih.

    Sambil mencondongkan tubuhnya ke mikrofon, ia berkata “tidak bersalah” ketika ditanya bagaimana ia mengaku terhadap dakwaan yang diajukan.

    Dakwaan tersebut memuat 11 tuduhan, termasuk tiga dakwaan pembunuhan, salah satunya pembunuhan sebagai “tindakan terorisme”.

    Ia menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah atas dakwaan negara bagian, tetapi dapat menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah atas dakwaan federal.

    Selama sidang di pengadilan hari Senin, ia terkadang tersenyum saat berbicara dengan pengacaranya dan mengulurkan tangan kanannya setelah seorang petugas melepas borgolnya.

    Di luar gedung pengadilan, puluhan pendukung meneriakkan, “Bebaskan Luigi,” diiringi bunyi terompet.

    Natalie Monarrez, warga Staten Island berusia 55 tahun, mengatakan dia bergabung dalam demonstrasi karena dia kehilangan ibunya dan juga tabungan hidupnya akibat penolakan klaim asuransi.

    “Meskipun ekstrem, hal itu mengguncang perbincangan bahwa kita perlu menangani masalah ini,” katanya tentang penembakan tersebut.

    “Sudah cukup, orang-orang sudah muak.”

    Jaksa federal mengajukan tuntutan terhadap Mangione terkait pembunuhan Thompson pada Rabu (4/12/2024) di luar sebuah hotel di Midtown Manhattan.

    Mangione ditangkap di Pennsylvania pada Senin (9/12/2024) dan diekstradisi minggu lalu ke New York.

    Minggu lalu, Mangione, yang merupakan lulusan Universitas Pennsylvania yang bergengsi dan berasal dari keluarga berpengaruh di Maryland, muncul di pengadilan federal di New York untuk pertama kalinya.

    Dia tidak diminta untuk mengajukan pembelaan atas dakwaan federal.

    Dakwaan tersebut mencakup satu tuduhan penggunaan senjata api untuk melakukan pembunuhan.

    Selain itu, terdapat satu tuduhan penguntitan lintas negara bagian yang mengakibatkan kematian dan satu lagi penguntitan melalui fasilitas lintas negara bagian yang juga berujung pada kematian.

    Luigi Mangione, pria berusia 26 tahun, dituduh menembak mati CEO United Healthcare, Brian Thompson.

    Kejahatan Berat

    Pada konferensi pers minggu lalu, Jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg menyatakan bahwa penerapan undang-undang terorisme mencerminkan beratnya kejahatan tersebut.

    Ia menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan yang menakutkan, terencana dengan baik, dan bertujuan menimbulkan keterkejutan, perhatian, serta intimidasi.

    “Dalam istilah paling mendasar, ini adalah pembunuhan yang dimaksudkan untuk menimbulkan teror,” tambahnya.

    Mangione ditahan di penjara federal Brooklyn bersama beberapa terdakwa terkenal lainnya, termasuk Sean “Diddy” Combs dan Sam Bankman-Fried.

    Luigi Mangione, pria berusia 26 tahun, dituduh menembak mati CEO United Healthcare, Brian Thompson.

    Seorang lulusan Ivy League dari keluarga terkemuka di Maryland, Mangione tampaknya telah menjauhkan diri dari keluarga dan teman-temannya dalam beberapa bulan terakhir.

    Ia sering memposting di forum daring tentang perjuangannya melawan nyeri punggung.

    Menurut perusahaan asuransi tersebut, Mangione tidak pernah menjadi klien UnitedHealthcare

    Thompson, seorang ayah dengan dua anak sekolah menengah atas, telah bekerja di perusahaan raksasa UnitedHealth Group selama 20 tahun dan menjadi CEO divisi asuransinya pada tahun 2021.

    Pembunuhan itu telah mendorong beberapa orang untuk menyuarakan kekesalan mereka terhadap perusahaan asuransi kesehatan di AS.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Trump Ingin Kembalikan Nama Gunung di Alaska, dari Denali ke McKinley Lagi  – Halaman all

    Trump Ingin Kembalikan Nama Gunung di Alaska, dari Denali ke McKinley Lagi  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden terpilih Donald Trump berjanji akan mengganti nama gunung di Alaska dari Denali menjadi Gunung McKinley.

    Pada tahun 2015, mantan presiden Barack Obama telah mengubah nama gunung tersebut menjadi Denali.

    Selama bertahun-tahun, pejabat setempat mendesak pemerintah federal untuk mengadopsi nama Denali sejak Alaska secara resmi menetapkannya sebagai nama puncak gunung tersebut pada tahun 1975.

    Tujuan Obama mengubah nama gunung adalah untuk mencerminkan tradisi penduduk asli Alaska serta preferensi banyak penduduk Alaska, dikutip dari AP News.

    Nama ‘Denali’ kata  Athabascan yang berarti “yang tinggi” atau “yang agung.”

    Namun sebelum gunung tersebut diberi nama Denali, gunung ini diberi nama Gunung McKinley pada tahun 1896 berdasarkan nama Presiden William McKinley.

    Hingga akhirnya Obama mengubahnya karena ditentang oleh anggota parlemen di negara bagian asal McKinley, Ohio.

    Pada tahun 2016, Trump sempat mengusulkan untuk membatalkan tindakan Obama.

    Akan tetapi, ia akhirnya tidak melanjutkan usulannya setelah senoator Alaska keberatan.

    Menurut Trump, alasan dirinya mengubah nama gunung tersebut untuk menghormati Presiden McKinley.

    “McKinley adalah presiden yang sangat baik, bahkan mungkin presiden yang hebat. Mereka mencopot namanya dari Mount McKinley. Itulah yang mereka lakukan kepada orang-orang. Presiden McKinley adalah presiden yang bertanggung jawab atas terciptanya sejumlah besar uang. Itulah salah satu alasan kami akan mengembalikan nama Mount McKinley, karena menurut saya ia pantas mendapatkannya,” kata presiden terpilih tersebut, dikutip dari NewsWeek.

    Namun sayangnya, banyak yang tidak setuju dengan rencana Trump.

    Seperti, senator neara bagian Demokrat hingga Senator Republik.

    Melalui X, senator negara bagian Demokrat Scott Kawasaki mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan usulan Trump, dan ingin nama gunung tersebut tetap, tidak diubah.

    “Eh. Tidak. Itu Denali,” jelasnya.

    Sementara Senator Republik Lisa Murkowski, yang selama bertahun-tahun mendorong undang-undang untuk mengubah nama menjadi Denali, mengatakan bahwa nama yang cocok untuk gunung di Alaska ini adalah ‘Denali’.

    “Hanya ada satu nama yang layak untuk gunung tertinggi di Amerika Utara: Denali — yang Agung,” tulis Murkowski di X.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump

  • Puluhan Warga Suriah di Mesir Ditahan dan Terancam Deportasi usai Rayakan Kejatuhan Assad – Halaman all

    Puluhan Warga Suriah di Mesir Ditahan dan Terancam Deportasi usai Rayakan Kejatuhan Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mesir telah memerintahkan deportasi tiga warga Suriah yang ditahan setelah ikut serta dalam perayaan jalanan di Kairo menyusul jatuhnya Presiden Bashar al-Assad.

    Menurut laporan dari Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi (EIPR), pasukan keamanan pada 8-9 Desember menangkap sekitar 30 warga Suriah di Kota 6 Oktober, Kairo.

    Penangkapan ini terjadi setelah perayaan spontan atas berakhirnya lebih dari lima dekade kekuasaan dinasti Assad di Suriah.

    Kerusuhan dimulai setelah pemberontak Suriah menguasai Damaskus, dengan laporan bahwa Assad dan keluarganya melarikan diri ke Rusia.

    Perayaan di luar Masjid Al-Hosary berlangsung sekitar 15 menit sebelum bubar, lapor Middle East Eye.

    Namun, di Distrik Kedua Kota 6 Oktober, polisi menangkap 20 warga Suriah secara acak setelah membubarkan kerumunan tersebut.

    EIPR menyebutkan bahwa enam tahanan dengan izin tinggal dibebaskan pada keesokan harinya.

    Namun, mereka yang memegang kartu pencari suaka sementara (kartu kuning) tetap ditahan dan dipindahkan ke otoritas paspor dan imigrasi di Abbasiya sebelum dikembalikan ke kantor polisi.

    Pada Rabu (11/12/2024), tiga dari mereka menghadapi ancaman deportasi.

    Di laman resminya, EIPR menyuarakan kekhawatiran atas potensi deportasi ini karena Suriah masih dianggap tidak aman oleh UNHCR.

    Organisasi tersebut juga menyoroti bahwa langkah keamanan berlebihan ini membatasi kebebasan berekspresi, termasuk dalam bentuk perayaan publik.

    EIPR mendesak pemerintah Mesir untuk segera membebaskan para tahanan dan mematuhi hukum nasional serta perjanjian internasional tentang hak-hak pengungsi dan pencari suaka.

    Perjanjian internasional melarang pemulangan paksa ke negara asal yang dapat membahayakan keselamatan atau nyawa pengungsi.

    Suriah sendiri menyumbang separuh populasi pengungsi dan pencari suaka di Mesir, dengan lebih dari 136.700 pengungsi Suriah terdaftar di UNHCR pada Desember 2021.

    EIPR meminta otoritas Mesir menghormati komitmen internasional dan melindungi hak-hak para pengungsi.

    Menlu Turki Bertemu Pemimpin HTS

    Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, bertemu dengan pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang kini menjabat sebagai kepala pemerintahan baru Suriah, Abu Mohammed al-Jolani (Ahmed Al-Sharaa), di Damaskus pada Minggu (22/12/2024).

    Pertemuan ini berlangsung dua hari setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan kunjungan Fidan untuk membahas pemerintahan baru Suriah.

    Dalam pertemuan tersebut, Fidan dan Sharaa membahas pentingnya persatuan dan stabilitas Suriah serta menyerukan pencabutan semua sanksi internasional terhadap negara tersebut.

    Fidan menyatakan dukungan penuh Turki terhadap masa transisi Suriah pasca-runtuhnya rezim Assad, seraya menyampaikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi negara itu.

    “Dengan pencabutan sanksi, kami berharap hari-hari tergelap Suriah telah berlalu,” ujar Fidan, dikutip dari Al Jazeera.

    Langkah ini menandai komitmen Turki dalam memfasilitasi stabilitas regional dan rekonstruksi Suriah.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Khamenei Bantah Kendalikan Proksi: Iran Tak Butuh Perwakilan di Kawasan – Halaman all

    Khamenei Bantah Kendalikan Proksi: Iran Tak Butuh Perwakilan di Kawasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa negaranya tidak membutuhkan kelompok proksi untuk bertindak militer di kawasan Timur Tengah.

    Dikutip dari The Times of Israel dan Iran International, dalam pidatonya di Teheran pada Minggu (22/12/2024), Khamenei membantah klaim bahwa Iran memerintahkan kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, atau Houthi di Yaman.

    “Mereka (kelompok tersebut) berperang berdasarkan keyakinan mereka, bukan atas perintah kami,” tegas Khamenei.

    “Jika kami memutuskan untuk bertindak, kami tidak membutuhkan proksi,” ujar Khamenei saat berbicara kepada sekelompok audiens di Hussainiya Imam Khomeini.

    Ia juga menolak narasi bahwa Iran kehilangan pengaruhnya di kawasan dan kehilangan kendali atas kelompok-kelompok yang didukungnya di kawasan.

    Pernyataan Khamenei datang di tengah situasi yang semakin menekan Iran baik secara internal maupun eksternal.

    Melalui pidatonya, Khamenei berusaha membangun narasi bahwa Iran tetap kuat dan tidak bergantung pada proksi untuk melindungi kepentingannya.

    Namun, kondisi di lapangan menunjukkan tantangan besar bagi Iran dalam mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah.

    Di dalam negeri, pemerintah menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan tudingan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang memicu kerusuhan untuk melemahkan stabilitas politik.

    Khamenei menegaskan bahwa rakyat Iran tidak akan tunduk pada “tentara bayaran Amerika” dan akan mempertahankan kedaulatan mereka.

    Kehilangan sekutu strategis, kerugian besar di kalangan kelompok proksi, dan tekanan dari Israel serta negara-negara Barat juga semakin memperumit upaya Iran untuk menjaga stabilitas dan kekuatannya di kawasan.

    Pernyataan Khamenei ini tidak hanya mencerminkan sikap defensif Iran, tetapi juga mengindikasikan bahwa negara tersebut mungkin menghadapi strategi baru untuk menyesuaikan diri dengan realitas geopolitik yang terus berubah.

    Kerugian di Kalangan Proksi Iran

    Di sisi lain, serangan udara Israel yang dilancarkan pada Oktober 2023 menghancurkan pertahanan udara Iran dan beberapa instalasi militernya.

    Serangan itu tidak hanya merusak fasilitas strategis tetapi juga menunjukkan kelemahan sistem pertahanan Iran, yang tidak mampu memberikan respons yang signifikan terhadap serangan tersebut.

    Kerugian besar juga dialami oleh kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran.

    Di Lebanon, Hizbullah kehilangan sekitar 3.000-4.000 anggotanya sejak konflik dengan Israel dimulai pada Oktober 2023.

    Serangan Israel di Beirut bahkan menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan sejumlah komandan senior lainnya.

    Di Gaza, Hamas menghadapi tantangan besar setelah lebih dari setahun pemboman Israel.

    Dilaporkan bahwa 17.000 anggota Hamas telah tewas sejak konflik dimulai, dan infrastruktur kelompok itu mengalami kerusakan parah.

    Sementara itu, Houthi di Yaman juga menjadi sasaran serangan Amerika Serikat dan Inggris atas aktivitas mereka di Laut Merah.

    Houthi secara terbuka menyatakan dukungan kepada Hamas sebagai solidaritas terhadap Gaza.

    Situasi di Suriah: Jatuhnya Bashar al-Assad

    Kondisi di Suriah menambah beban bagi Iran.

    lihat foto
    Bashar al-Assad

    Jatuhnya Presiden Bashar al-Assad, sekutu strategis Iran di kawasan, menjadi pukulan telak bagi poros perlawanan anti-Israel yang dipimpin Teheran.

    Assad selama ini berperan sebagai penghubung utama untuk menyuplai senjata ke Hizbullah di Lebanon.

    Khamenei menyebut situasi ini sebagai “kemunculan kekuatan baru” di Suriah dan mendorong pemuda negara itu untuk melawan ketidakamanan yang dirancang oleh musuh-musuh mereka.

    Namun, kehilangan sekutu seperti Assad membuat Iran semakin terisolasi dalam mempertahankan pengaruhnya di kawasan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Tangkap Dokter Yordania, IDF Pakai Robot Taruh Kotak Berisi Peledak di Gerbang RS Kamal Adwan – Halaman all

    Israel Tangkap Dokter Yordania, IDF Pakai Robot Taruh Kotak Berisi Peledak di Gerbang RS Kamal Adwan – Halaman all

    Israel Tangkap Dokter Asal Yordania, IDF Pakai Robot Taruh Kotak Berisi Peledak di Gerbang RS 

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pendudukan Israel (IDF) menangkap dokter Yordania Abdullah Salameh Al-Balawi saat ia menuju ke Jalur Gaza sebagai bagian dari misi bantuan medis, Pusat Informasi Palestina melaporkan, Senin (23/12/2024).

    Penangkapan tersebut terjadi pada Kamis di Jembatan Raja Hussein, perbatasan antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki.

    Al-Balawi, seorang dokter bedah umum di Rumah Sakit Pemerintah Al-Ruwaished, merupakan bagian dari delegasi beranggotakan 12 orang yang diorganisasi oleh Asosiasi Medis Palestina-Australia-Selandia Baru (PANZMA).

    Organisasi tersebut telah memperoleh persetujuan resmi dari Israel untuk perjalanan tersebut.

    Keluarga Al-Balawi mengatakan “delegasi medis diberitahu oleh pihak Israel bahwa ia ditahan untuk penyelidikan.”

    Polisi pendudukan Israel kemudian memberi tahu keluarga bahwa ia ditahan di pusat penahanan Petah Tikva.

    Pihak berwenang tidak memberikan penjelasan mengenai penangkapannya atau kondisi penahanannya, imbuh keluarga tersebut.

    Pihak keluarga segera menghubungi Kementerian Luar Negeri Yordania, yang mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang menindaklanjuti masalah tersebut.

    Pihak keluarga menjelaskan bahwa “setelah berkomunikasi dengan pengacara, mereka diberitahu bahwa penahanan diperpanjang hingga Kamis, 26 Desember, dengan larangan bertemu dengan pengacara sejak jam pertama penangkapan.”

    Sebuah kendaraan robotik militer Israel meletakkan kotak berisi bahan peledak di Gerbang Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza Utara dalam sebuah pengepungan yang sudah berlangsung berhari-hari.

    Pakai Robot Taruh Bahan Peledak di Gerbang RS Kamal Adwan

    Terkait aksi Israel terhadap entitas kesehatan yang ditujukan untuk Gaza, Pasukan IDF dilaporkan telah menempatkan kotak berisi bahan peledak di dekat gerbang Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

    Sebuah video yang dibagikan oleh Direktur rumah sakit, Hussam Abu Safiya hari ini tampak menunjukkan hal tersebut.

    Rekaman itu memperlihatkan sebuah kendaraan Israel membawa kotak kayu bertuliskan kata “bahaya” dan tanda bahaya (segitiga dengan tanda seru) di luar salah satu gerbang rumah sakit.

    Klik di sini untuk melihat VIDEO

    “Kendaraan pendudukan Israel, menggunakan perangkat robotik, menempatkan kotak-kotak bahan peledak di gerbang rumah sakit,” kata Abu Safiya dalam sebuah posting Facebook.

    Ia menambahkan bahwa pasukan Israel baru-baru ini meledakkan bangunan perumahan di dekat rumah sakit menggunakan alat peledak serupa.

    Hari ini, Abu Safiya memperingatkan bahwa fasilitas medis tersebut menghadapi pemboman Israel setiap hari, yang menurutnya merupakan bagian dari “kampanye pembunuhan dan pemindahan paksa yang disengaja.”

    Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara dilaporkan dalam kondisi mengerikan setelah dikepung tentara Israel. Pasukan zionis juga mengusir pra staf medis dan pasein untuk pergi per 9 Oktober 2024. (tangkap layar)

    Rudal Berisi Paku dan Potongan Logam

    Pasukan Israel mengerahkan robot bermuatan bahan peledak di sekitar rumah sakit Kamal Adwan.

    Serangan itu terjadi selama berminggu-minggu di Rumah Sakit yang terletak di sebelah utara Beit Lahiya, di mana staf telah melaporkan serangan penembak jitu pada unit perawatan intensif fasilitas tersebut.

    Dilaporkan bahwa pasukan zionis Israel telah mengirim tiga robot bermuatan bahan peledak ke daerah sekitar rumah sakit.

    Mengutip Al Jazeera, 10 drone quadcopter Israel juga telah dijatuhkan di rumah sakit dalam beberapa jam terakhir, menyebabkan kebakaran di lantai tiga fasilitas itu.

    Laporan lainnya, di kamp pengungsi Shati, di barat laut Kota Gaza, sekelompok orang menjadi sasaran dalam serangan pesawat tak berawak dan rudal Israel.

    Empat orang tewas tepat di tempat.

    “Kami tidak dapat menunjukkan rekaman ini di layar, tetapi itu menunjukkan tubuh-tubuh yang terkoyak oleh rudal,” tertulis dalam laporan Al Jazeera.

    Rudal yang digunakan oleh militer Israel dikemas dengan paku dan potongan-potongan kecil logam.

    Dan ketika bom tersebut meledak, serpihan-serpihan ‘terbang’ dengan kecepatan tinggi, melukai korban disekitarnya hingga mengalami pendarahan hebat.

    Usai ledakan bom tersebut selain korban tewas, beberapa yang terluka dipindahkan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.

    Dan di Beit Lahiya, dua orang tewas di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan ketika mereka mencoba untuk pindah dari rumah tempat mereka berlindung ke yang lain, mencari keselamatan dan perlindungan, masih mengutip Al Jazeera. 

    Sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan telah menjadi sasaran serangan berulang oleh Israel.

    Ada juga serangan oleh quadcopters di unit gawat darurat rumah sakit sepanjang hari.

    Banyak staf medis di sana berisiko kehilangan nyawa mereka, padahal dilaporkan mereka tengah berupaya bekerja menolong korban di Gaza sebanyak yang mereka bisa.

     

  • Media Israel: Tentara Bergelimpangan Kena Jebakan di Jabalia, IDF Pakai Metode Baru Operasi Militer – Halaman all

    Media Israel: Tentara Bergelimpangan Kena Jebakan di Jabalia, IDF Pakai Metode Baru Operasi Militer – Halaman all

     Media Israel: IDF Ubah Jabalia dari Kota Paling Ramai di Dunia Jadi Kota Hantu

    TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Israel, Haaretz menerbitkan laporan panjang dari kamp pengungsi Jabalia, di utara Jalur Gaza.

    Dalam laporannya, media tersebut mengonfirmasi kalau kamp tersebut telah berubah menjadi kota hantu, setelah sebelumnya menjadi salah satu tempat paling ramai di dunia sebelum perang.

    Analis urusan militer surat kabar tersebut, Amos Harel, mengatakan bahwa tentara Israel (IDF) menghancurkan sekitar 70 persen bangunan di kamp Jabalia, selama operasi militer yang dimulai di sana pada tanggal 5 Oktober 2024.

    Momen itu merupakan ketiga kalinya tentara Israel menyerbu kamp Jabalia, yang pertama pada Desember 2023, dan yang kedua pada Mei lalu, menurut Harel.

    Selama kunjungan singkat ke kamp tersebut, Harel menambahkan, “Dapat dilihat bahwa beberapa bangunan yang tersisa pun mengalami kerusakan yang nyata.

    Analis tersebut menyatakan, sulit untuk membandingkan situs dan bangunan besar Hizbullah yang diledakkan oleh tentara Israel di desa-desa di Lebanon selatan, dan perluasan poros Philadelphia di Rafah (Gaza selatan), dengan apa yang terjadi selama dua setengah bulan terakhir di kamp Jabalia, dalam hal tingkat keparahan dan cakupan kehancuran.

    Harel menyamakan Jabalia dengan kota hantu, dengan mengatakan: “Di luar Anda dapat melihat sekelompok anjing berkeliaran mencari sisa makanan.”

    Pasukan infanteri Tentara Israel (IDF) saat melaksanakan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara. Penyergapan demi penyergapan menyebabkan kerugian besar di kalangan IDF. (rntv/tangkap layar)

    IDF Bergelimpangan Kena Jebakan

    Divisi Lapis Baja ke-162 IDF dilaporkan mengoperasikan 4 brigade tempur di Jabalia dan di kota-kota tetangga Beit Hanoun dan Beit Lahia (utara), menurut Haaretz.

    Harel menyebut, Izz al-Din Haddad, komandan sayap militer Hamas di Jalur Gaza utara, sedang mengoordinasikan upaya untuk menghadapi pasukan Israel di kamp tersebut.

    Dia mengatakan kalau Hamas melancarkan pertempurannya di sana melalui kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang yang dipersenjatai dengan senjata ringan, rudal RPG, bahan peledak, dan alat peledak lainnya.

    Sejak dimulainya invasi terakhir pada Oktober lalu, 35 tentara Israel telah tewas dalam pertempuran di dalam dan sekitar kamp dan ratusan dari mereka terluka, menurut Harel.

    Kamp Jabalia di Gaza Utara, sebelum dan sesudah perang.

    Metode Baru Operasi IDF Sangat Menghancurkan 

    Menurut analis Haaretz, setelah pasukan Israel menderita sejumlah besar kematian dan cedera, terutama ketika pasukan IDF memasuki rumah-rumah jebakan, metode operasi yang berbeda diadopsi.

    Dia menjelaskan bahwa tentara Israel telah mulai mengambil gerakan yang lebih lambat dan hati-hati.

    Metode ini akan meninggalkan kehancuran besar-besaran, namun mengurangi jumlah kematian di antara pasukannya.

    Metode ini dilakukan dengan membombardir secara beruntun sebuah titik sampai kemudian pasukan darat IDF bergerak ke titik selanjutnya.

    Begitu seterusnya.

    Dia mengatakan bahwa dalam dua minggu pertama operasi, warga ragu-ragu untuk meninggalkan kamp Jabalia, namun tentara Israel meningkatkan tekanan, termasuk penembakan besar-besaran di dekat warga sipil untuk memaksa mereka segera pergi.

    Gambar satelit Jabalia pada Desember 2023 (Maxar)

    Perwujudan General’s Plans

    Harel menunjukkan bahwa apa yang terjadi di kamp Jabalia, berlangsung di tengah niat Israel mewujudkan General’s Plan (rencana para jenderal).

    Dalam skenario ini, Israel bermaksud untuk memindahkan seluruh penduduk sipil Palestina dari utara dan selatan Jalur Gaza hingga Koridor Netzarim di Kota Gaza.

    Rencana para jenderal adalah rencana yang diusulkan – pada awal September lalu – oleh mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Mayor Jenderal Giora Eiland, dan didukung oleh puluhan perwira senior dan mantan perwira militer.

    Dengan begitu, Israel mendapatkan kendali Israel atas distribusi bantuan kemanusiaan dengan melakukan pengepungan di Jalur Gaza utara dan menggusur penduduknya, menurut surat kabar Yedioth Ahronoth.

    Menurut rencana, seluruh wilayah utara Koridor Netzarim (yang didirikan oleh tentara Israel di tengah Jalur Gaza untuk memisahkan utara dari selatan), yaitu Kota Gaza dan seluruh lingkungannya, akan menjadi wilayah berstatus daerah militer tertutup.

    Dengan kata lain, seluruh penduduk di wilayah tersebut, yang diperkirakan oleh tentara Israel berjumlah sekitar 300.000 orang, akan terpaksa segera meninggalkan wilayah tersebut melalui koridor yang diklaim aman oleh tentara Israel, menurut sumber yang sama.

    Omong Kosong Israel Soal Safe Zone

    Namun, orang-orang Palestina tidak mempercayai apa yang Israel anggap sebagai jalur atau wilayah aman (safe zone), karena mereka sebelumnya terpaksa mengungsi ke wilayah yang dianggap aman, dan kemudian berulang kali terkena pemboman Israel, yang mengakibatkan korban jiwa, luka-luka, dan kehancuran besar-besaran.

    Pada tanggal 5 Oktober, tentara Israel kembali menginvasi Jalur Gaza utara, dengan dalih mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuasaannya di wilayah tersebut, sementara Palestina mengatakan bahwa Tel Aviv ingin menduduki wilayah tersebut dan mengubahnya menjadi zona penyangga setelah menggusur mereka. 

    Dengan dukungan Amerika, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan hampir 153.000 warga Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan anak-anak. tua.

    Israel terus melakukan pembantaian, mengabaikan dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada 21 November, terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant, karena melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza.

     

    (oln/khbrn/*)
     

  • Hamas Serahkan Daftar Tahanan, Israel Tolak Bebaskan Marwan Barghouti, Ben-Gvir Mau Sabotase – Halaman all

    Hamas Serahkan Daftar Tahanan, Israel Tolak Bebaskan Marwan Barghouti, Ben-Gvir Mau Sabotase – Halaman all

    Hamas Serahkan Daftar Tahanan, Israel Tolak Bebaskan Marwan Barghouti, Ben-Gvir Mau Sabotase

    TRIBUNNEWS.COM – Negosiasi antara Israel dan Hamas mengenai kesepakatan pertukaran tahanan berlanjut.

    Dalam laporan perkembangan negosiasi, Hamas dilaporkan sudah menyerahkan daftar nama tahanan yang diminta untuk dibebaskan oleh Israel.

    Pada saat yang sama, Israel mengajukan daftar 34 tahanan yang menuntut pembebasan mereka pada tahap pertama.

    Dilaporkan, Israel menyatakan menolak untuk melepaskan beberapa nama seperti Marwan Barghouti, seorang pemimpin gerakan Fatah.

    Menurut laporan yang diterbitkan oleh situs berbahasa Ibrani “Ynet”, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membuat marah keluarga para tahanan yang ditawan Hamas dengan pernyataannya baru-baru ini.

    Pernyataan Netanyahu itu menegaskan bahwa ia “tidak akan setuju untuk mengakhiri perang sebelum melenyapkan Hamas”.

    Bagi keluarga tahanan yang ditawan Hamas, pernyataan Netanyahu dianggap sebagai konflik posisi yang potensial menghambat tercapainya kesepakatan akhir negosiasi pertukaran tahanan dengan Hamas.

    Dalam sebuah pernyataan, Einav Tsinguker, perwakilan keluarga tahanan Israel, ibu dari sandera Matan Tsinguker mengatakan, “Netanyahu ingin mengubur Matan,” mengacu pada kekhawatiran akan terganggunya negosiasi karena pernyataan Netanyahu tersebut.

    Sumber-sumber Palestina juga mengindikasikan tahap pertama dari kesepakatan tersebut mencakup pembebasan 250 tahanan Palestina.

    Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan seorang anggota Brigade Al-Qassam menyerahkan sandera kepada pejabat Komite Palang Merah Internasional di Gaza pada 24 November 2023, sebelum mereka dipindahkan ke Israel. Setelah 48 hari baku tembak dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, sandera pertama yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diserahkan pada 24 November, kata kedua belah pihak, hampir tujuh minggu setelah mereka ditangkap. (Photo by HAMAS MEDIA OFFICE / AFP) (AFP/-)

    Tawar-menawar Israel-Hamas

    Negosiasi yang sedang berlangsung juga berhias tawar-menawar mengenai isu-isu lain seperti pembukaan penyeberangan Rafah serta penarikan mundur pasukan Israel, dan kembalinya para pengungsi. 

    Israel menuntut jaminan untuk mengakhiri perang dengan Hamas, yang masih menjadi perdebatan utama dalam negosiasi.

    Di sisi lain, Hamas bersikeras memasukkan jaminan mengakhiri perang jika tercapai kesepakatan berkelanjutan.

    Namun desakan Israel untuk menghilangkan kekuasaan Hamas di Gaza mungkin menghambat tuntutan tersebut, sehingga membuat kesepakatan tahap kedua, yang mencakup pembebasan tentara dan tahanan, menjadi lebih rumit.

    Sedangkan tahap ketiga fokus pada pelepasan jenazah.

    Mengenai deportasi, laporan menegaskan bahwa Hamas mungkin setuju untuk mendeportasi beberapa tahanan ke negara ketiga seperti Türkiye atau Qatar, sementara Israel menentang persetujuan untuk membebaskan banyak dari mereka.

    Beberapa permasalahan masih tertunda, seperti tuntutan Israel untuk mendeportasi pejabat senior atau menerima kompensasi khusus.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz menegaskan bahwa poros Philadelphia dan poros Netzer tidak akan menjadi hambatan untuk mencapai kesepakatan, yang tampaknya disetujui oleh Hamas sampai batas tertentu.

    Namun Hamas bersikeras agar Israel sepenuhnya menarik diri dari beberapa wilayah.

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir: (khaberni)

    Upaya Sabotase Ben-Gvir

    Di sisi lain, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dituduh membocorkan informasi dan menuntut verifikasi kemajuan kesepakatan, yang dapat mengakibatkan tertundanya beberapa isu yang bisa menunda kesepakatan akhir gencatan senjata.

    Dalam konteks terkait, mantan Menteri Angkatan Darat Israel Benny Gantz menekankan bahwa penundaan negosiasi dapat mengakibatkan hilangnya nyawa banyak tahanan, dan menekankan bahwa situasi saat ini memerlukan percepatan solusi dan mengakhiri negosiasi secepat mungkin.

    Dia menambahkan, keterlambatan dalam menyelesaikan kesepakatan dapat menyebabkan lebih banyak kerugian.

    Adapun pada tahap pertama kesepakatan, Israel berupaya untuk membebaskan lebih banyak tahanan Israel yang ada di tangan Hamas.

    “Namun Hamas tetap bersikeras pada jumlah yang terbatas, perselisihan terkait daftar tersebut diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin,” tulis khaberni.

     

    (oln/khbrn/*)
     

  • Bantah Laporan Mesir, Media Ibrani: Israel Tak akan Setuju Tarik Pasukan dari Poros Philadelphia – Halaman all

    Bantah Laporan Mesir, Media Ibrani: Israel Tak akan Setuju Tarik Pasukan dari Poros Philadelphia – Halaman all

    Bantah Laporan Mesir, Media Ibrani: Israel Tak akan Setuju Tarik Pasukan dari Poros Philadelphia
     

    TRIBUNNEWS.COM – Media Ibrani mengutip sumber informasi melaporkan kalau Israel belum dan tidak akan setuju untuk menarik pasukannya (IDF) dari sebagian besar poros perbatasan Philadelphia antara Mesir dan Jalur Gaza.

    Laporan ini untuk meng-counter sebuah saluran televisi Mesir yang melaporkan bahwa, sebagai bagian dari negosiasi mengenai kesepakatan tahanan dengan Hamas, Israel setuju untuk menarik diri dari sebagian besar wilayah poros Philadelphia, untuk mencapai kesepakatan.

    “Sementara sumber Ibrani mengatakan, “Laporan yang dimuat di media Arab tidak benar. Israel belum setuju dan tidak akan setuju untuk menarik diri dari ‘poros Philadelphia’,” tulis laporan tersebut dikutip Khaberni, Senin (23/12/2024)

    Sumber yang dikutip  pernyataannya tersebut menjelaskan, Israel ngotot tetap menempatkan pasukannya di Poros Philadelphia demi menghalangi Hamas “memperkuat dan mempersenjatai kembali dirinya.”

    Bantahan sumber tersebut muncul sebagai respons terhadap apa yang dimuat saluran Mesir Al-Ahmar, kemarin.

    Al-Ahmar dalam laporan menyatakan kalau kesepakatan Israel-Hamas tersebut mencakup penarikan tentara Israel dari sebagian besar poros Philadelphia.

    “Selain itu ada kesepakatan untuk mengaktifkan kembali penyeberangan Rafah di Rafah-Mesir. Sesuai perjanjian penyeberangan tahun 2005, tanpa kehadiran Israel,” bunyi laporan Al-Ahmar.

    Tentara Israel berpatroli di sepanjang koridor Philadelphia di Rafah di Jalur Gaza pada 13 September 2024. (SHARON ARONOWICZ/AFP)

    Hamas: Israel Jangan Tambah Syarat

    Pejuang Palestina, Hamas, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza semakin mungkin tercapai, asalkan Israel tidak terus-menerus mengajukan syarat tambahan.

    Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan delegasi Hamas dengan pemimpin Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina di Kairo.

    Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan, “Kemungkinan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza lebih dekat dari sebelumnya, asalkan Israel tidak memaksakan persyaratan baru.” Pernyataan ini dirilis pada hari Sabtu dan mencerminkan harapan untuk mengakhiri agresi yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

    Pertemuan di Kairo pada hari Jumat, 20 Desember 2023, menghasilkan komitmen untuk menghentikan agresi Israel dan mengutuk keterlibatan internasional yang dianggap memalukan.

    Delegasi juga membahas penderitaan rakyat Palestina dan kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan Israel.

    Mereka berharap dapat melanjutkan komunikasi dan koordinasi terkait perkembangan agresi Israel dan negosiasi gencatan senjata.

    Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginformasikan kepada keluarga tahanan di Gaza bahwa kondisi untuk mencapai kesepakatan pertukaran sandera telah membaik, meskipun belum ada kesepakatan yang dicapai.

    Ini menjadi pernyataan pertama dari kantor Netanyahu mengenai kemajuan dalam negosiasi sejak perang dimulai.

    Respons Warga Israel

    Jajak pendapat terbaru oleh Lazar Research menunjukkan bahwa sekitar 74 persen warga Israel mendukung gencatan senjata segera, dengan 57 persen pemilih koalisi juga setuju untuk mengakhiri perang di Gaza.

    Namun, Netanyahu tetap tidak ingin menghentikan perang secara permanen dan menolak menarik pasukannya dari Gaza.

    Sebagai informasi, konflik ini telah menyebabkan lebih dari 45.000 warga Palestina tewas dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memaksa hampir seluruh populasi 2,3 juta orang mengungsi dari rumah mereka.

    Serangan Israel yang terus berlanjut mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

    Dengan situasi yang semakin mendesak, harapan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata kini tergantung pada sikap Israel dalam negosiasi yang tengah berlangsung.