Category: Tribunnews.com Internasional

  • Terkepung, Perwira Ukraina Akui Hanya Kuasai 30 Persen Wilayah Kurakhovo – Halaman all

    Terkepung, Perwira Ukraina Akui Hanya Kuasai 30 Persen Wilayah Kurakhovo – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Pertempuran di kota Kurakhovo, barat daya Donetsk, Ukraina timur terus berlangsung.

    Hingga Selasa (24/12/2024) malam, Rusia berhasil menguasai pemukiman yang berdekatan dengan Storozhevoe, dan juga maju lebih jauh ke barat di wilayah Novodarovka.

    Pasa sisi lain, di wilayah Velyka Novosilka, Kurakhovo barat, Angkatan Bersenjata Ukraina “membobol” Makarovka, yang telah dikepung sehari sebelumnya.

    Informasi publik Deep State melaporkan pasukan Ukraina berhasil menembus ketatnya pengepungan Rusia dan kabur dari wilayah tersebut.

    Tentara Rusia juga tetap maju ke Kurakhovo dan daerah sekitarnya. 

    Secara khusus, desa Zelenovka dan Sukhie Yaly direbut, membawa Rusia lebih dekat ke jalan raya yang penting secara strategis dari wilayah Zaporizhia.

    Pada saat yang sama, Angkatan Bersenjata Ukraina juga maju ke Kurakhovo, sedikit memotong tonjolan barat di dekat jalan raya.

    Seorang perwira Ukraina dengan panggilan Alex mengatakan, meski terus terdesak namun pasukannya masih menguasai sekitar 30 persen wilayah Kurakhovo.

    Ia menggambarkan bahwa Rusia terus berusaha mengepung mereka dan taktik Rusia saat ini berbeda dari sebelumnya ketika berbulan-bulan mendekati kota itu.

    Dalam laporan pengamatan anak buahnya sepanjang front pertempuran, kata Alex, pada penyerbuan dua-tiga bulan lalu pasukan Rusia menggunakan puluhan kendaraan lapis baja.

    Saat ini tentara Kremlin melakukan penyerbuan secara eksklusif, cukup mengerahkan pasukan infanteri yang terkadang menggunakan sepeda motor.

    “Mereka mencoba mendekati kota dari berbagai sisi melalui perkebunan hutan, seperti yang telah saya tulis,” kata Alex seperti dikutip dari Strana, Rabu (25/12/2024).

    Alex mengungkapkan, kemajuan aktif musuh telah dihentikan. “Tetapi situasinya sulit,” ujar Alex.

    Kota Kurakhovo, Donetsk, saat digempur pasukan Rusia (Staf Angkatan Darat Ukraina)

    Pada sisi lain, perwira tersebut mengungkapkan bahwa Rusia sengaja membiarkan pasukan Kiev yang terkepung untuk pergi dari kantong tersebut.

    Namun para prajurit Vladimir Putin, jelasnya, tidak akan mengizinkan adanya pasokan masuk ke dalam kantong dan evakuasi normal. “Mereka mengawasinya dan memegang erat-erat,” ujarnya.

    Alex mengatakan, pasukan Rusia terus meningkatkan serangan terhadap pemukiman Ulakli, yang dilalui jalan raya utama Kurakhovo – Zaporozhye. 

    “Juga di kota itu, musuh menekan di bagian tengah, ke selatan dan berusaha merebut Petropavlovka untuk menciptakan ancaman dari utara,” ujarnya. 

    Menurutnya, tujuan musuh adalah mencapai Andreyevka dan membanting kuali ini hingga tertutup. 

    “Mereka yang tetap berada di dalam kantong ini memahami hal ini, tetapi mereka belum bereaksi terhadap hal ini, sungguh memalukan, dan saya bahkan tahu alasannya,” tulisnya.

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina telah melaporkan bahwa pertempuran masih berlangsung di wilayah perkotaan kota Kurakhovo. 

    “Pertempuran masih berlangsung di wilayah perkotaan Kurakhovo,” demikian tulis Staf Umum dikutip dari Ukrainska Pravda.

    Di garis depan Kurakhoveo pasukan pertahanan Ukraina menangkis 30 serangan Rusia. Rusia mencoba maju mendekati permukiman Sontsivka, Stari Terny, Kurakhove, Yasenove, Dachne, dan ke arah Andriivka. (Strana/Ukrainska Pravda/Tribunnews.com)

  • Songsong Era Baru, Pemerintah Sementara Suriah Bubarkan Milisi Pemberontak Bentuk Pasukan Negara – Halaman all

    Songsong Era Baru, Pemerintah Sementara Suriah Bubarkan Milisi Pemberontak Bentuk Pasukan Negara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah baru Suriah mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan faksi-faksi pemberontak mengenai pembubaran dan integrasi ke dalam pasukan pertahanan reguler. 

    Kabar itu di ungkap langsung oleh pemerintahan Suriah yang baru yang dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa, dua minggu setelah Presiden Bashar al-Assad meninggalkan Suriah.

    Dalam keterangan resminya, al-Sharaa menjelaskan faksi-faksi bersenjata di Suriah sepakat membubarkan diri dan bergabung dengan pasukan negara.

    Namun dalam kesempatan ini, kelompok Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah timur laut diketahui tidak ikut bergabung dengan pasukan negara.

    “Pertemuan antara al-Sharaa dan para pemimpin kelompok itu berakhir dengan kesepakatan tentang pembubaran semua kelompok dan integrasi mereka di bawah pengawasan kementerian pertahanan,” ungkap pernyataan pemerintahan baru Suriah, dikutip France24.

    Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Tengah, Barbara Leaf menyebut pembubaran kelompok-kelompok teroris dilakukan agar tidak menimbulkan ancaman bagi Suriah, serta sejumlah mitra-mitra lainnya di wilayah tersebut.

    Sebelum pembubaran milisi dilakukan, Perdana Menteri baru Suriah, Mohammed al-Bashir, minggu lalu memberi sinyal kepada kementerian untuk melakukan restrukturisasi.

    Restrukturisasi dilakukan dengan menunjuk mantan faksi pemberontak dan perwira yang membelot dari tentara Bashar al-Assad dengan dalih menghindari bentrokan antara berbagai kelompok.

    Kepemilikan Senjata di Bawah Kendali Negara

    Pasca pembentukan pasukan negara disahkan, al-Sharaa mengatakan semua senjata akan berada di bawah kendali negara termasuk yang dimiliki oleh pasukan pimpinan Kurdi.

    “Kami sama sekali tidak akan mengizinkan adanya senjata di negara itu diluar kendali negara, baik dari faksi revolusioner maupun faksi yang ada di wilayah SDF”, merujuk pada Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi, dikutip dari AFP.

    “Kami berupaya melindungi sekte dan kelompok minoritas dari segala serangan yang terjadi di antara mereka” dan dari faktor “eksternal” yang mencoba memanfaatkan situasi “untuk menimbulkan perselisihan sektarian”, imbuh Sharaa

    Dengan kebijakan baru ini, al-Sharaa menilai semua fraksi dan masyarakat Suriah bisa hidup berdampingan, menciptakan kenyamanan bersama.

    Pemerintah Sementara Suriah Awali Era Baru

    Pemerintah sementara Suriah berkomitmen untuk memulai era baru dengan membangun masa depan yang lebih adil bagi rakyat Suriah.

    Juru bicara pemerintah sementara, Obaid Arnaut menyatakan, tujuan utama mereka adalah membangun kembali kepercayaan rakyat terhadap sistem peradilan dan supremasi hukum.

    “Pengadilan khusus akan dibentuk untuk menuntut pertanggungjawaban bagi mereka yang terlibat dalam kejahatan terhadap rakyat Suriah selama pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang telah digulingkan,” katanya.

    Selain itu, pemerintah sementara juga berencana untuk mereformasi lembaga-lembaga negara yang tercemar oleh praktik korupsi dengan memprioritaskan mereka yang memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap negara.

    Untuk mempercepat pembangunan Suriah era baru, pemerintah berencana akan berfokus pada pembangunan infrastruktur serta penguatan ekonomi baik secara internal maupun eksternal, dengan melibatkan semua lapisan masyarakat Suriah.

    (Tribunnews.co /Namira Yunia)

  • Serangan Rasis Terhadap Migran Melonjak Usai Insiden di Magdeburg – Halaman all

    Serangan Rasis Terhadap Migran Melonjak Usai Insiden di Magdeburg – Halaman all

    Belum jelas motif apa yang menggerakkan tersangka pelaku untuk melancarkan teror mobil terhadap pengunjung pasar natal di Magdeburg, Jumat (20/12) pekan lalu. Warga negara Arab Saudi itu kini berada dalam tahanan kepolisian.

    Sesaat setelah insiden mematikan itu, komunitas ekstrem kanan mulai memobilisasi kampanye nasional anti kaum migran di Jerman.

    “Belum pernah saya mengalami situasi yang sedemikian mengancam,” kata seorang mahasiswa asing di Magdeburg, kepada pusat pencegahan tindak kekerasan “Salam” di negara bagian Sachsen-Anhalt. LSM tersebut melaporkan adanya lonjakan jumlah aduan oleh warga asing yang dibidik kelompok ekstrem kanan.

    Didorong, diludahi dan dihina

    “Warga di jalan yang menyerupai migran asing didamprat sebagai sebagai ‘teroris’, ‘penjahat’ dan ‘dungu’, kadang-kadang didorong dan diludahi”; demikian laporan dari LSM “Salam”.

    Ancaman telah meluas sehingga komunitas migran saling memperingatkan satu sama lain di grup WhatsApp dan Facebook, serta menghimbau agar menghindari tempat keramaian umum.

    Fakta bahwa pelaku serangan di Magdeburg bukan cuma warga negara Saudi, tapi juga diduga kuat berpandangan islamofobia dan berideologi ekstrem sayap kanan, adalah sebuah paradoks, kata peneliti radikalisme Hans Goldenbaum dari “Salam” di Mitteldeutscher Rundfunk.”Hal ini menunjukkan keefektifan wacana ekstremis sayap kanan dan betapa terisolasinya wacana tersebut dari kenyataan.”

    Mobilisasi nasional ekstremis kanan

    Setelah serangan mematikan ke pasar Natal hari Jumat (20/12) lalu, partai-partai, asosiasi dan kelompok ekstremis sayap kanan dan neo-Nazi dikabarkan melakukan mobilisasi di seluruh negeri. Mereka menyerukan deportasi massal terhadap warga asing ilegal dari Jerman.

    Pekan lalu, ratusan neo-Nazi berkumpul dalam demonstrasi ekstremis sayap kanan di Magdeburg. Dilaporkan, peserta demo juga melakukan serangan terhadap jurnalis.

    Salah satu pembicara pada acara tersebut adalah Thorsten Heise, petinggi neo-Nazi yang sangat militan dan sudah berulangkali berurusan dengan aparat keamanan, karena antara lain pernah mencoba menabrak seorang pengungsi dengan mobil.

    Video dari acara tersebut menunjukkan bagaimana Heise meminta peserta demo untuk menyusup ke klub-klub sosial, pemadam kebakaran, dan pemerintahan.

    Jurnalis dan pengamat melaporkan bahwa peserta merespons ajakan Heise dengan meneriakkan yel-yel “Jerman bangkit!”. Slogan tersebut dikenal sebagai milik Nazi dan dilarang diucapkan di Jerman.

    Kampanye pemilu di masa berkabung

    Pada Senin (23/12), partai Alternatif für Deutschland, AfD, menyerukan aksi berkabung, setelah sebelumnya berkampanye memprotes kebijakan keimigrasian.

    Ribuan orang mengikuti seruan tersebut, di mana petinggi partai berkumpul dengan simpatisan, kaum muda dan kaum ekstremis sayap kanan dari kelompok hooligan Magdeburg. Mereka dapat dengan mudah dikenali dari pemakaian penutup wajah, tato, dan pakaian khas. Umumnya, warga berkulit putih tidak mempunyai masalah dengan mereka.

    Selama pidato pemimpin partai AfD Alice Weidel, massa berulang kali meneriakkan “Deportasi, deportasi, deportasi.” Usai acara yang umumnya sepi pengunjung, para peserta muda berparade di jalanan. Mereka menyerang fotografer, meneriakkan slogan-slogan ekstremis sayap kanan sembari menyeringai dan mencibir. Tidak ada jejak kedukaan.

    Peringatan terhadap instrumentalisasi

    Pakar ekstremisme sayap kanan Magdeburg David Begrich dari asosiasi Miteinander e.V. memperkirakan Insiden di Magdeburg akan ramai dieksploitasi secara politik, terutama oleh AfD.

    Dalam wawancara dengan DW, Begrich mengkritik keras gaya kampanye di Magdeburg. Menurutnya, setelah serangan yang menewaskan lima orang dan melukai sekitar 200 orang itu, fokus semua elemen masyarakat harus tertuju pada para korban dan mereka yang terkena dampak.

    “Saya merasakan kebingungan dan kelumpuhan yang luar biasa di Magdeburg. Serangan ini telah menimbulkan luka yang mendalam di kota ini. Hal ini juga mempengaruhi saya secara pribadi: rekan-rekan istri saya juga termasuk di antara yang terluka.”

    “Selama korban masih berjuang antara hidup dan mati di rumah sakit, instrumentalisasi serangan amok untuk kepentingan apapun harus dilarang,” kata Begrich. “Nasib para korban sekarang harus menjadi fokus. Urusan lain belakangan. Masyarakat kota tidak menginginkan instrumentalisasi apa pun.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

  • Faksi-Faksi di Suriah Sepakat Bubar, Siap Bersatu di Bawah Kementerian Pertahanan – Halaman all

    Faksi-Faksi di Suriah Sepakat Bubar, Siap Bersatu di Bawah Kementerian Pertahanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Faksi-faksi bersenjata Suriah sepakat untuk membubarkan diri dan bergabung di bawah Kementerian Pertahanan pada pemerintahan yang baru.

    “Langkah itu diambil selama pertemuan di Damaskus antara kepala pemerintahan baru Suriah Ahmed al-Sharaa dan perwakilan faksi revolusioner di Suriah,” lapor kantor berita negara SANA, Selasa (24/12/2024).

    Ahmed al-Sharaa atau yang terkenal dengan nama Abu Muhammad Al-Julani adalah pemimpin aliansi oposisi bersenjata Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sekaligus kepala operasi militer yang menumbangkan rezim Presiden Bashar al-Assad.

    Foto-foto yang diterbitkan oleh SANA menunjukkan sejumlah besar pemimpin faksi Suriah menghadiri pertemuan dengan al-Sharaa.

    Sebelumnya pada Minggu (22/12/2024), Al-Julani menyatakan faksi-faksi tersebut akan mengumumkan pembubaran mereka dan bergabung dengan tentara.

    “Selama revolusi, ada banyak kelompok, tetapi itu tidak dapat berlanjut di negara ini. Dalam beberapa hari mendatang, Kementerian Pertahanan akan diumumkan, dan sebuah komite pejabat militer senior akan dibentuk untuk menciptakan tentara masa depan Suriah. Setelah itu, kelompok-kelompok itu akan bubar,” kata Al-Julani selama konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, di Damaskus pada Minggu.

    Meski sebagian besar faksi setuju, namun tidak jelas apakah kesepakatan itu mencakup faksi yang dipimpin Kurdi di timur laut Suriah.

    Pekan lalu, Perdana Menteri Suriah, Mohammed al-Bashir mengatakan kementerian akan direstrukturisasi dengan menggunakan mantan faksi pemberontak dan perwira yang membelot dari tentara mantan Presiden Bashar al-Assad, seperti diberitakan ABC Net.

    Jatuhnya Rezim Assad di Suriah

    Rezim Assad dari Partai Ba’ath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah oposisi bersenjata mengumumkan keberhasilannya merebut ibu kota Suriah, Damaskus.

    Sebelumnya, aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meluncurkan serangan pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.

    Pemimpin HTS, Abu Muhammad Al-Julani, mendeklarasikan runtuhnya rezim Assad melalui pidato di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

    Assad dan keluarganya dikabarkan kabur ke Rusia, tempat ia memperoleh suaka.

    Runtuhnya rezim Assad adalah buntut dari perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 ketika rakyat Suriah menuntut turunnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Iran mulai membantu rezim Assad pada 2011 dan Rusia mulai terlibat pada 2015.

    Pertempuran sempat meredup pada 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.

    Bashar al-Assad berkuasa sejak 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada 1971-2000.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Persis Israel, Otoritas Palestina Larang Al Jazeera Masuk dan Meliput di Tepi Barat  – Halaman all

    Persis Israel, Otoritas Palestina Larang Al Jazeera Masuk dan Meliput di Tepi Barat  – Halaman all

    Persis Israel, Otoritas Palestina Larang Al Jazeera Meliput di Tepi Barat 

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Fatah yang menaungi pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA), pada Senin (23/12/2024) dilaporkan mengeluarkan larangan terhadap kantor berita asal Qatar Al Jazeera untuk meliput kawasan di Tepi Barat.

    Alasan PA melarang masuknya kantor berita tersebut ke Tepi Barat karena menganggap liputan media tersebut tentang operasi Otoritas Palestina di kamp pengungsi Jenin sebagai hasutan terhadap pasukan keamanan Palestina.

    Pasukan PA diketahui menjalankan kampanye militer dalam operasi ‘Melindungi Tanah Air’ yang menargetkan milisi bersenjata yang berafiliasi dengan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ).

    Al Jazeera yang juga dianggap Israel sebagai corong organisasi pembebasan Palestina, Hamas, dinilai secara sistematis menggambarkan Otoritas Palestina secara negatif.

    Al Jazeera juga dinilai melakukan hasutan untuk menentang operasi pasukan keamanan Otoritas Palestina dengan cara yang membahayakan nyawa mereka.

    Sebagai catatan, Personel Al Jazeera dilarang meliput pemakaman seorang perwira yang tewas di kamp pengungsi Jenin pada Selasa pekan lalu.

    “Kepada semua karyawan Al Jazeera yang bekerja di wilayah Palestina, kami berharap Anda merenungkan tindakan Anda dan mengundurkan diri dari saluran yang bias ini yang telah menghancurkan dan terus menghancurkan dunia Arab,” tulis Fatah kepada staf saluran tersebut.

    “Al Jazeera membanjiri media dengan kebohongan, terutama di Palestina, berpihak pada sekelompok tentara bayaran yang bermusuhan di kamp Jenin dan mencoba menampilkan mereka sebagai pahlawan yang melawan pendudukan,” tambahnya.

    Pernyataan itu ditujukan kepada staf Al Jazeera yang beroperasi di wilayah Palestina tempat saluran tersebut melanjutkan kegiatannya.

    Pasukan IDF bertopeng lengkap dengan membawa sejumlah senjata tempur memaksa masuk gedung siaran, menyusuri tiap lorong studio TV yang menjadi kantor pusat biro Al Jazeera di Tepi Barat. Penggrebekan itu dilakukan sembari menuduh saluran TV Al Jazeera telah membantu kelompok perlawanan Palestina Hamas. (Al Jazeera)

    Persis Aksi Israel

    Aksi PA melarang Al Jazeera meliput ini persis apa yang dilakukan pihak pendudukan Israel.

    Pada awal September silam, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersenjata lengkap dan bertopeng bahkan menyerbu kantor berita Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki.

    Selama penggerebekan tersebut, IDF menyampaikan perintah penutupan selama 45 hari kepada kantor media milik Qatar tersebut, pada Minggu (22/9/2024) pagi.

    Dari video yang diberitakan dan beredar luas di jejaring sosial, terlihat rombongan IDF dengan paksa memasuki gedung yang kantor Al Jazeera.

    Di video itu, seorang tentara IDF tampak menyerahkan surat perintah penutupan 45 hari kepada Kepala Biro Al Jazeera Tepi Barat, Walid al-Omari.

    Al-Omari mengatakan surat perintah penutupan yang diberikan IDF berisi tuduhan kalau jaringan tersebut melakukan hasutan dan dukungan terhadap terorisme.

    Jivara Budeiri dari Al Jazeera mengatakan pasukan Israel menggunakan gas air mata di sekitar kantor Al Jazeera dan Lapangan Al-Manara di jantung kota Tepi Barat yang diduduki.

    Ia menambahkan bahwa tentara Israel menyita kamera mereka.

    Budeiri mengatakan ia khawatir militer mungkin mencoba menghancurkan arsip Al Jazeera, yang disimpan di kantor tersebut.

    Kendaraan militer Israel meninggalkan Ramallah setelah serangan itu.

    Pada tahun 2022, pasukan Israel membunuh koresponden veteran Al Jazeera Shireen Abu Akleh saat dia melaporkan dari Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

    Setahun sebelumnya, militer Israel juga mengebom sebuah menara yang menampung kantor jaringan tersebut di Gaza.

    Al Jazeera mengecam larangan pelaporan di Israel awal tahun ini, menyebutnya sebagai tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia dan hak dasar untuk mengakses informasi.

    Izin pers jurnalis Al Jazeera dicabut

    Pada pertengahan September ini, Israel mengumumkan telah mencabut izin pers empat jurnalis Al Jazeera yang bekerja di negara itu, Kamis (12/9/2024).

    Dalam sebuah pernyataan Direktur Kantor Pers Pemerintah Nitzan Chen menyebut, Al Jazeera adalah media yang menyebarkan konten palsu, yang menghasut warga Israel dan Yahudi.

    “(Al Jazeera) merupakan ancaman bagi tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF),” katanya, Kamis (12/9/2024).

    Wartawan di Israel tidak diwajibkan memiliki kartu pers yang dikeluarkan Kantor Pers Pemerintah.

    Namun, tanpa kartu tersebut akan sulit mengakses parlemen atau kantor kementerian pemerintah.

    Pernyataan tersebut mengatakan penggunaan kartu pers oleh para jurnalis Al Jazeera dapat “membahayakan keamanan negara pada saat darurat militer ini.”

    Keempat jurnalis Al Jazeera yang bekerja penuh waktu itu adalah warga negara Israel atau penduduk Palestina di Yerusalem timur yang dianeksasi, menurut kantor berita AFP.

    Staf Al Jazeera yang tersisa, termasuk produser video dan fotografer, diizinkan bekerja di sana karena pemerintah menganggap mereka tidak secara aktif memproduksi konten, VOA News melaporkan.

    Namun Walid Omary, Kepala Biro Al Jazeera untuk wilayah Palestina mengatakan kepada AFP, pemerintah Israel belum memberi tahu kantor beritanya terkait keputusan tersebut.

    Israel menuduh Al Jazeera bias dalam liputannya tentang perang Israel-Hamas.

     

  • Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang? – Halaman all

    Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang? – Halaman all

    Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang?
     

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Lebanon, Hizbullah dilaporkan sudah mengumumkan tempat di mana jenazah Hassan Nasrallah, mantan sekretaris jenderal gerakan ini, akan dimakamkan.

    Berdasarkan keputusan pejabat Hizbullah, jenazah Hassan Nasrallah akan dimakamkan di tempat di jalan lama menuju Bandara Internasional Rafic Hariri di Lebanon, menurut narasumber ke surat kabar Al-Sharq al-Awsat, dilansir MNA, Selasa (24/12/2024).

    “Sumber itu juga melaporkan bahwa tempat ini seharusnya diubah menjadi kuil,” tulis MNA.

    Disebutkan, persiapan sedang dilakukan untuk upacara pemakaman bersama untuk Nasrallah dan Hashem Safiuddin, kepala dewan eksekutif Hizbullah.

    Anggota Organisasi Mahasiswa Imamia, sayap mahasiswa Muslim Syiah, ikut serta dalam protes untuk mengutuk pembunuhan Hassan Nasrallah, mendiang pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, di Karachi pada 29 September 2024. – Ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota Pakistan pada 29 September setelah kelompok Hizbullah yang didukung Iran mengonfirmasi bahwa pemimpin lamanya telah tewas oleh serangan udara Israel di Lebanon. (Photo by Asif HASSAN / AFP) (AFP/ASIF HASSAN)

    Kenapa Prosesi Baru Dilaksanakan 3 Bulan Setelah Kematiannya?

    Seperti diketahui, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan dahsyat di Dahieh, pinggiran selatan Beirut pada 27 September 2024.

    Artinya, ada rentang sekitar 3 bulan bagi Hizbullah untuk mengumumkan prosesi penguburan Nasrallah.

    Kenapa begitu lama?

    Sebuah artikel di lorientlejour, sempat mengulas alasan di balik tertundanya penguburan Hassan Nasrallah.

    Saat dibunuh Israel pada 27 September lalu, kematian Nasrallah baru diumumkan keesokan harinya oleh Hizbullah.

    “Sumber-sumber yang dekat dengan partai tersebut kemudian mengklaim kalau jasadnya, yang masih utuh, saat ditarik keluar dari jurang dalam yang ‘digali’ oleh puluhan bom yang dilemparkan Israel ke “markas besar” gerakan pro-Iran tersebut,” tulis laporan lorientlejour. 

    Sejak saat itu, informasi telah beredar tentang pemakaman Nasrallah, namun baru terjawab setelah pernyataan terbaru Hizbullah tersebut mengenai lokasi pemakaman meski belum juga ditentukan kapan.

    Hassan Nasrallah (via Atlantic Council)

    Alasan Keamanan

    Sebuah laporan dari AFP, mengutip sumber yang dekat dengan partai tersebut, mengindikasikan kalau mediang pemimpin Hizbullah dimakamkan “sementara” di lokasi rahasia.

    Hal itu lantaran Hizbullah khawatir kalau prosesi pemakaman Nasrallah akan menjadi sasaran serangan Israel pada periode itu sebelum gencatan senjata terjadi. 

    “Hassan Nasrallah dimakamkan di lokasi sementara, sambil menunggu keadaan yang memungkinkan pemakaman umum,” kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.

    Sumber yang sama menyebutkan bahwa pemakaman umum di pinggiran selatan Beirut tidak mungkin diselenggarakan saat itu “karena ancaman Israel untuk menargetkan peserta pemakaman dan lokasi pemakaman.”

    “Oleh karena itu, kekhawatiran keamananlah yang muncul di sini, tulis ulasan tersebut.

    Menurut seorang pejabat Lebanon yang dikutip AFP dan yang juga meminta identitasnya dirahasiakan, Hizbullah mencoba, melalui para pemimpin Lebanon, untuk memperoleh “jaminan” dari Amerika Serikat untuk menyelenggarakan pemakaman umum bagi Nasrallah. 

    Namun karena serangan Israel yang terus-menerus terhadap Lebanon, Hizbullah tidak dapat memperoleh jaminan tersebut saat itu.

    Sejak dimulainya bentrokan antara Hizbullah dan tentara Israel pada 8 Oktober 2023, partai Syiah tersebut lazimnya menyelenggarakan upacara pemakaman dengan sangat ramai.

    “Hizbullah kadang mengumpulkan ribuan orang, bahkan ketika upacara tersebut diadakan di tempat-tempat yang menjadi sasaran serangan Israel, untuk mengenang para pejuangnya yang terbunuh “dalam perjalanan ke Yerusalem” dan para pemimpinnya yang terbunuh,” tulis laporan L’Orient-Le Jour. 

    Lingkungan sekitar pemakaman terkadang menjadi sasaran serangan Israel dalam beberapa bulan terakhir.

    Merujuk pada situasi gencatan senjata saat ini, sepertinya Hizbullah menilai situasi sudah cukup terkendali bila prosesi penguburan Nasrallah dihadiri oleh ribuan orang karena Israel berada dalam ‘pengawasan’ gencatan senjata. 

    Pemakaman ‘Sementara’ 

    Kebiasaan Islam biasanya mengharuskan jenazah dikuburkan secara cepat.

    “Namun, ritual Muslim, baik Syiah maupun Sunni, memperbolehkan penguburan di lokasi sementara dalam keadaan luar biasa, menurut penjelasan seorang syekh di MTV: “Tidak ada yang salah dengan menunda penguburan orang yang meninggal dan misalnya menempatkannya di dalam peti jenazah untuk sementara,” katanya kepada saluran tersebut seperti dikutip L’Orient-Le Jour. 

    “Itu bisa memakan waktu berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun.”

    Hal ini dikonfirmasi kepada L’Orient-Le Jour oleh Sheikh Mohammad Nokari, seorang hakim di pengadilan Beirut.

    “Kita tidak harus terburu-buru dalam pemakaman. Jika keadaan tidak memungkinkan, bisa ditunda beberapa hari dengan satu syarat: jenazah tidak rusak,” jelasnya.

    “Jadi, jenazahnya bisa dikubur sementara sambil menunggu dipindahkan ke tempat lain. Makam kayu atau logam diperlukan. Ini sudah dilakukan beberapa kali dalam sejarah, seperti di Riad el-Solh,” imbuh Sheikh Nokari, merujuk pada mantan Perdana Menteri Lebanon yang dibunuh pada tahun 1951.

     

    (oln/MNA/LLJ/*)

     

  • Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam – Halaman all

    Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam – Halaman all

    Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam

     

    TRIBUNNEWS.COM – Pendudukan Israel terus mengintensifkan serangan militer di wilayah Gaza Utara yang secara buta menyasar berbagai fasilitas sipil dan medis.

    Sumber-sumber Palestina melaporkan, saat fajar pada Selasa (24/12/2024), kalau pasukan pendudukan Israel melakukan operasi pengeboman yang menargetkan bangunan di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara.

     
    “Kendaraan militer tentara pendudukan Israel menembak langsung ke rumah sakit, menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas medis,” kata laporan Khaberni.  

    Sumber tersebut memastikan sekitar 20 orang, termasuk pasien dan tenaga medis, terluka akibat ledakan berturut-turut yang mengguncang area sekitar rumah sakit.

    Beberapa pasien juga terluka di dalam rumah sakit akibat kerusakan akibat operasi pengeboman tentara Israel.  

    Juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida. Al Qassam menyatakan, insiden terbaru mengakibatkan tewasnya sandera Israel yang ditahan di Gaza oleh para petempur Qassam yang bertugas menjaga sandera. Pakar militer mengindikasikan kalau Qassam mengirimkan pesan peringatan ke Israel kalau mereka mulai mengeksekusi sandera Israel sebagai balasan atas pembataian demi pembantaian yang dilakukan IDF di Jalur Gaza. (khaberni)

    Abu Obaida: Nyawa Sandera Israel Terancam

    Terkait intensifnya militer Israel membombardir Gaza Utara, Abu Obaida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas menyatakan genosida dan pembersihan etnis di Jalur Gaza utara menyasar warga sipil yang tidak bersalah dilakukan Israel untuk menutupi skandal dan aib tentara Zionis.

    Dia menyatakan kalau nasib sejumlah tahanan Israel bergantung pada kemajuan pergerakan tentara pendudukan Israel, ratusan meter di beberapa daerah yang menjadi sasaran agresi IDF.

    Abu Obaida juga menyiratkan kalau para pejuang pembebasan Palestina tetap teguh menjalankan perlawanan terhadap agresi IDF.

    “Kepahlawanan para mujahidin dan kinerja lapangan mereka di Jalur Gaza utara merupakan model inspiratif bagi seluruh orang merdeka di dunia,” kata Abu Obaida, dikutip Khaberni.

     Dia menekankan bahwa Israel menyembunyikan kerugian nyata dan kondisi menyedihkan tentaranya di Jalur Gaza utara demi menjaga citra tentaranya.

    RS Terakhir di Gaza Utara

    Rumah Sakit Terakhir di Gaza Utara, RS Kamal Adwan, Gaza utara, terancam mandek beroperasi setelah menjadi target serangan drone dan tank Israel.

    Serangan ini diungkap langsung oleh Dr. Hussam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan dalam keterangan resmi yang diunggah Al Jazeera. 

    “Kami kini kembali menghadapi pengeboman langsung di unit perawatan intensif,” kata Dr. Hussam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

    “Sudah lebih dari satu jam ini, peluru terus berjatuhan ke arah kami dari setiap sudut, mil, dan arah,” imbuhnya.

    Menurut saksi mata yang ada dilokasi, drone Israel menargetkan generator listrik dan tangki bahan bakar di rumah sakit yang berlokasi di Kota Beit Lahia itu.

    Membuat seluruh fasilitas tidak memperoleh pasokan listrik, hingga rumah sakit yang merupakan satu dari sedikit rumah sakit yang masih beroperasi di daerah tersebut kini terancam mandek beroperasi.

    Sementara Marwan Al Hams, Direktur Rumah Sakit Lapangan di Kementerian Kesehatan Gaza, menyebutkan bahwa situasi di rumah sakit tersebut “kritis”.

    Lantaran, wilayah tersebut dibombardir tanpa henti dan rumah sakit tersebut menjadi sasaran langsung serangan udara Israel.

    Tak hanya melumpuhkan operasional RS, Rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan sejumlah warga Palestina yang terluka akibat serangan peluru Israel.

    Mereka bahkan harus berlindung di koridor rumah sakit, jauh dari jendela, untuk menghindari tembakan ke fasilitas tersebut. 

    “Banyak korban luka saat peluru menembus dinding, yang juga merusak peralatan,” jelas Dr. Hussam.

    “Bagian perawatan bayi, bagian bersalin, dan seluruh bagian rumah sakit menjadi sasaran pasukan pendudukan dengan berbagai jenis senjata, termasuk tembakan penembak jitu, peluru tank, dan quadcopter,” tambahnya.

    Pasien Kelimpungan Cari Tempat Berlindung

    Serangan Israel yang terus-menerus selama lebih dari 14 bulan telah menghancurkan daerah kantong itu, membuat hampir seluruh penduduknya kelimpungan mencari mengungsi tempat berlindung. 

    Selain itu, serangan Israel yang semakin membabi buta turut menewaskan 34 warga Palestina, termasuk 19 orang sejak Minggu dini hari, dalam 24 jam terakhir.

    Akibatnya, jumlah korban tewas di Gaza membludak lebih dari 45.000 orang.

    Di mana sebagian besar anak-anak dan wanita, telah tewas dalam serangan yang telah menimbulkan kecaman global.

    Dr. Hussam Abu Safia mengatakan pasukan Israel menggunakan dalih, rumah sakit tersebut merupakan zona pertempuran untuk membenarkan serangan terhadap rumah sakit tersebut.

    Sebelum Israel membombardir RS Adwan, Kepala rumah sakit mengatakan bahwa IDF memerintahkan untuk menutup total RS itu.

    Namun, karena tidak ada cukup ambulans untuk mengeluarkan ratusan pasien, alhasil ‘hampir mustahil’ pihak RS mengevakuasi semua pasien.

    Israel Melanggar Semua Aturan Perang 

    Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini,menilai Israel telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza.

    Oleh karenanya Ia meminta semua pihak mendesak PM Netanyahu untuk segera menyerukan penghentian serangan untuk melindungi warga sipil.

    “Eskalasi selama 24 jam terakhir. Semakin banyak warga sipil dilaporkan tewas dan terluka,” tulisnya dalam unggahan di akun X miliknya, dikutip dari Anadolu.

    “Serangan terhadap sekolah dan rumah sakit telah menjadi hal biasa. Dunia tidak boleh menjadi kebal terhadap ini. Semua perang memiliki aturan, dan semua aturan itu telah dilanggar,” imbuh Lazzarini.

    Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Rilisnya surat perintah penangkapan tersebut menjadikan Netanyahu, Gallant, dan Deif sebagai tersangka yang diburu secara internasional. 

    Pasalnya, ICC sekarang secara teoritis membatasi pergerakan Netanyahu karena salah satu dari 124 anggota nasional pengadilan tersebut akan diwajibkan untuk menangkapnya di wilayah mereka.

    Selain itu surat penangkapan Netanyahu juga memberikan dampak luas, seperti melemahkan legitimasi kampanye Israel di Gaza. Kemudian merusak hubungan antara Tel Aviv dan sekutunya.

     

     

  • Hamas: Gencatan Senjata Perang Gaza Sudah Dekat Kecuali Israel Minta Syarat Baru – Halaman all

    Hamas: Gencatan Senjata Perang Gaza Sudah Dekat Kecuali Israel Minta Syarat Baru – Halaman all

    Hamas: Gencatan Senjata Sudah Dekat Kecuali Israel Minta Syaratan Baru
     
     
     
    TRIBUNNEWS.COM – Tiga faksi milisi Pembebasan Palestina, dilaporkan optimistis kalau peluang tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan akan semakin dekat jika Israel tidak menetapkan persyaratan baru, Khaberni melaporkan, Selasa (24/12/2024).

    Terkait itu, seorang pemimpin Gerakan Perlawanan Hamas mengindikasikan kalau kesepakatan tersebut dapat mewujudkan sebelum akhir tahun, jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tidak memblokirnya.

    Hamas mengatakan – dalam pernyataannya kalau delegasi pihaknya, Jihad Islam, dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, bertemu di Kairo apda Jumat pekan lalu, guna membahas jalannya perang Israel di Gaza.

    Mereka juga membahas perkembangan negosiasi tidak langsung untuk gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran tahanan, dan semua variabel determinan di tingkat regional.

    Hamas mengatakan, delegasi tiga faksi Palestina sepakat bahwa “kemungkinan mencapai kesepakatan lebih dekat dari sebelumnya jika musuh berhenti menetapkan persyaratan baru.”

    Hamas menambahkan, “Kami sepakat dengan para pemimpin Jihad dan Front Populer untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai semua perkembangan terkait agresi Israel terhadap rakyat kami dan negosiasi gencatan senjata.”

    Hamas juga menyatakan, pihaknya berdiskusi dengan PIJ dan Front Populer mengenai proyek komite dukungan masyarakat untuk mengelola Jalur Gaza, dan pentingnya memulai langkah-langkah praktis untuk membentuk komite tersebut dan mengumumkannya sesegera mungkin.

    Perbedaan yang Tak Mengganggu

    Dalam konteks terkait, Agence France-Presse melansir ucapan seorang pemimpin Hamas, yang mengatakan:

    “Diskusi telah berlangsung lama dan penting, dan sebagian besar poin terkait isu gencatan senjata dan pertukaran tahanan telah disepakati, dan beberapa poin penting telah disepakati. Tetap ada kesenjangan, tapi tidak mengganggu (peluang kesepakatan).”

    Pemimpin Hamas ini menambahkan, dengan syarat namanya tidak dipublikasikan,  kalau “Perjanjian tersebut dapat terwujud sebelum akhir tahun ini jika Netanyahu tidak mengganggu perjanjian tersebut dengan persyaratan baru.”

    Dia menjelaskan, “Perjanjian tersebut, jika diumumkan dan dilaksanakan, akan menetapkan penghentian perang secara bertahap dan penarikan militer Israel secara bertahap dari Jalur Gaza, namun perjanjian tersebut berakhir dengan kesepakatan serius untuk pertukaran tahanan, penghentian perang secara permanen, dan penghentian perang secara permanen. penarikan penuh dari Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi, dan tidak kembalinya permusuhan dengan jaminan mediator dan rekonstruksi internasional.”

    Israel: Kondisi Negosiasi Membaik

    Kemarin lusa, kantor Netanyahu memberi tahu keluarga tahanan di Jalur Gaza bahwa kondisi untuk mencapai kesepakatan pertukaran dengan faksi-faksi Palestina telah “membaik” meski belum mencapai kesepakatan akhir.

    Menurut surat kabar “Israel Today”, ini adalah pertama kalinya kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang berbicara tentang “perkembangan” dalam negosiasi sejak awal perang genosida – yang dilancarkan Israel terhadap batu, pohon, dan segala yang terkait rakyat Palestina. – pada tanggal 7 Oktober 2023.

    Selasa lalu, media Mesir memberitakan bahwa Kairo dan Doha melakukan upaya intens dengan semua pihak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Israel menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina di penjara-penjaranya, dan diperkirakan ada 100 tahanan Israel yang ditahan oleh milisi perlawanan Palestina di Jalur Gaza.

    Adapun Hamas mengumumkan bahwa puluhan dari mereka (sandera Israel) terbunuh dalam serangan acak Tentara Israel.

    Hamas telah berulang kali menegaskan selama beberapa bulan terakhir kesiapannya untuk mencapai kesepakatan, dan mengumumkan persetujuannya pada Mei lalu atas proposal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden.

    Namun, Netanyahu mundur dari usulan Biden, dengan mengajukan syarat baru, terutama soal kelanjutan perang genosida dan keengganannya menarik tentara Israel dari Gaza.

    Sementara Hamas menuntut penghentian perang sepenuhnya, penarikan total tentara pendudukan Israel, dan kesepakatan pertukaran yang adil.

    Pekan lalu, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengumumkan kalau tentara Israel bermaksud mengambil kendali keamanan di Jalur Gaza dan berhak beroperasi di sana setelah perang, seperti yang terjadi di Tepi Barat yang diduduki.

    Pihak oposisi dan keluarga tahanan Israel menuduh Netanyahu menghalangi perjanjian tersebut, demi mempertahankan posisi dan pemerintahannya.

    Para menteri Israel dari kelompok ultranasionalis ekstrem, termasuk Menteri Keamanan Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan mundur dari pemerintahan dan menggulingkannya jika syarat penghentian perang Gaza diterima Israel.

    Dengan dukungan Amerika, Israel telah melakukan – sejak 7 Oktober 2023 – genosida di Gaza yang menyebabkan hampir 153.000 warga Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan orang. anak-anak dan orang tua.

    Israel melanjutkan pembantaiannya di hadapan seluruh dunia, mengabaikan dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada tanggal 21 November, terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Galant, karena melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza.
     

  • Citra Satelit Ungkap Aksi Penggusuran Massal Israel di Gaza Utara: Separuh Jabalia Hilang  – Halaman all

    Citra Satelit Ungkap Aksi Penggusuran Massal Israel di Gaza Utara: Separuh Jabalia Hilang  – Halaman all

    Citra Satelit Ungkap Aksi Penggusuran Massal Israel di Gaza Utara: Separuh Jabalia Hilang 

    TRIBUNNEWS.COM – Citra satelit terbaru menunjukkan Israel melakukan pembongkaran dan penggusuran massal di Gaza utara, The Washington Post melaporkan pada hari Senin.

    Penggusuran massal itu dilakukan di kawasan pemukiman demi mendirikan benteng militer yang Israel sebut sebagai koridor penyangga keamanan.

    Operasi penggusuran itu sudah dimulai sejak 5 Oktober 2024 di Gaza Utara seperti Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun.

    “Aksi Israel ini telah menggusur puluhan ribu warga Palestina, sementara Israel menyatakan operasi tersebut akan terus berlanjut “selama diperlukan.”,” tulis laporan Ynet, mengutip lansiran Post, Selasa (24/12/2024).

    Kendaraan militer di dekat Rumah Sakit Indonesia di Jabalia, 24 Oktober. (Foto: Planet Labs)

    Menurut PBB, lebih dari 100.000 warga Palestina telah meninggalkan wilayah tersebut dalam 11 minggu terakhir, sehingga jumlah penduduknya menjadi kurang dari 50.000 jiwa—seperdelapan dari jumlah penduduk sebelum perang.

    Kelompok-kelompok kemanusiaan juga melaporkan adanya pembatasan ketat terhadap bantuan yang sampai ke wilayah tersebut.

    Citra satelit menunjukkan seluruh lingkungan dihancurkan, jalan baru dibangun, dan benteng militer yang luas didirikan.

    “Hampir setengah dari kamp pengungsi Jabaliya telah dihancurkan atau dibersihkan, dengan koridor militer sekarang menghubungkan jalan barat dan timur, menciptakan jalur dari laut ke perbatasan Israel,” kata laporan Ynet.

    Mirip Koridor Netzarim, Bedanya Ini Dilakukan di Pemukiman Padat

    Para ahli menyamakan koridor baru itu dengan Koridor Netzarim, yang pernah membelah Gaza menjadi dua.

    Namun, mereka mencatat bahwa tidak seperti wilayah pertanian di Koridor Netzarim, operasi ini dilakukan di wilayah perkotaan yang padat penduduk, dan menggambarkannya sebagai “penghancuran kota-kota Palestina.”

    Citra satelit Jabaliya; tengah: kemungkinan koridor militer baru Israel. (Foto: Planet Labs)

    Penghancuran di Jabaliya: Hampir setengah dari kamp pengungsi dihancurkan atau ‘dibersihkan’ antara 14 Oktober dan 15 Desember (Ynet)

    IDF dilaporkan telah membangun platform pertahanan tinggi untuk hampir 150 kendaraan militer di sekitar Jabaliya pada akhir Oktober, dengan benteng dan jalan tambahan muncul di citra satelit hingga pertengahan Desember.

    Penduduk Palestina dan data satelit PBB menunjukkan lebih dari 5.000 bangunan di Jabalia, 3.600 di Beit Lahia, dan 2.000 di Beit Hanoun telah dihancurkan Israel sejak perang Gaza dimulai. 

    Israel mengklaim telah memberikan peringatan melalui selebaran, panggilan telepon, dan pesawat tanpa awak yang mendesak warga sipil untuk mengungsi, namun penduduk Gaza Utara mengatakan, “Tidak ada tempat berlindung dari serangan Israel.”

    Kelompok hak asasi manusia mengkritik evakuasi massal tersebut, dengan mengatakan tindakan IDF sejalan dengan strategi yang diuraikan dalam “Rencana Jenderal” yang kontroversial.

    The General’s Plan yang dimaksud mengusulkan penunjukan Gaza utara sebagai zona militer tertutup, memaksa evakuasi massal, dan mengepung daerah tersebut hingga kelompok milisi Palestina menyerah atau terbunuh.

    Citra satelit pada tanggal 15 Desember menunjukkan kerusakan besar di Beit Lahia dan Jabaliya, (Foto: Planet Labs)

    Kanan: Beit Lahia pada tanggal 5 Desember; kiri: Beit Lahia pada 12 November.

    Israel Bantah Pengusiran Paksa

    Israel membantah tuduhan adanya pemindahan paksa penduduk Gaza Utara.

    Menteri Pertahanan Israel Katz dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer menulis surat kepada pemerintahan Biden, dengan mengatakan, “Israel tidak memiliki kebijakan untuk mengevakuasi warga sipil secara paksa dari Gaza, termasuk wilayah utara.”

    Adapun The Post menyoroti pernyataan dari mantan menteri pertahanan Moshe Ya’alon yang menuduh IDF melakukan “pembersihan etnis” dan “kejahatan perang.”

    Laporan Palestina merinci serangan gencar terhadap pemukiman warga sipil, pemisahan massal selama evakuasi, dan dugaan penyiksaan terhadap mereka yang mencoba melarikan diri.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan minggu lalu bahwa mereka “tidak melihat” bukti evakuasi paksa di Gaza.

    Pihak AS juga menambahkan bahwa tindakan tersebut akan menjadi “garis merah” bagi pemerintah AS.

    Pasukan IDF memasuki wilayah Gaza utara pada bulan Oktober. (Foto: IDF)

    Citra satelit juga mengungkapkan perubahan signifikan pada geografi Gaza, dengan benteng IDF mencerminkan taktik yang digunakan di zona penyangga sebelumnya, seperti Koridor Netzarim dan Koridor Philadelphia.

    Koridor militer kini membagi wilayah Gaza utara, memungkinkan apa yang digambarkan oleh seorang pakar sebagai “operasi pembersihan yang lebih sistematis” sekaligus memberlakukan batas de facto yang membatasi pergerakan ke selatan.

    Citra satelit menunjukkan peningkatan kerusakan di Beit Lahia antara tanggal 15 November dan 15 Desember.

    Dengan perang yang sedang berlangsung, negosiasi mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera masih menjadi perdebatan.

    Hamas telah menuntut agar keluarga-keluarga Palestina diizinkan untuk kembali ke Gaza utara sebagai bagian dari gencatan senjata, sebuah titik kritis utama dalam pembicaraan negosiasi gencatan senjata dengan Israel.

    (oln/Ynet/*)

     

  • Media AS: Israel Krisis Tentara, Bentuk Unit Tempur Pertama Berisi Perempuan Yahudi Ortodoks – Halaman all

    Media AS: Israel Krisis Tentara, Bentuk Unit Tempur Pertama Berisi Perempuan Yahudi Ortodoks – Halaman all

    Media AS: Krisis Tentara, Israel Bentuk Unit Tempur Pertama Perempuan Yahudi Ortodoks
     
    TRIBUNNEWS.COM – Media Amerika Serikat (AS), Bloomberg mengkonfirmasi – dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Jumat (20/12/2024), kalau militer Israel (IDF) membentuk unit tempur pertama yang berisi perempuan dari kalangan zionis religius.

    Kalangan zionis religius yang dimaksud adalah komunitas Yahudi Ortodoks yang tadinya berada dalam pengecualian sistem wajib militer di ketentaraan Israel.

    “Mengingat kekurangan tentara dengan berlanjutnya perang di Jalur Gaza serta meningkatnya jumlah wanita di komunitas Yahudi Ortodoks (Haredim) Israel yang ingin berperang, IDF membentuk unit tempur pertama berisi kaum wanita beragama (Haredim),” tulis laporan Bloomberg yang dikutip Khaberni, Selasa (24/12/2024).

    Media AS itu juga menyatakan kalau unit tempur baru tersebut berisi beberapa lusin wanita tentara, namun dapat diperluas jika terbukti berhasil.

    “Unit tersebut mencakup kepemimpinan yang semuanya perempuan dan seorang penasihat agama, yang merupakan pertama kalinya IDF menciptakan sistem dan peran ini dalam militer,” kata laporan tersebut.

    Laporan menambahkan, beberapa rekrutan perempuan di unit ini akan bertugas sebagai pasukan intelijen tempur.

    Para wanita ini akan menjalani pelatihan yang akan berlangsung selama 8 bulan, setelah itu mereka akan bergabung dengan batalion perempuan.

    Wanita tentara di militer Israel (IDF). Wanita biasanya bertugas di ketentaraan Israel dengan wajib militer. Namun, seiring krisis personel yang mendera, IDF kini membuka rekrutan untuk wanita untuk mengisi tempat di unit tempur, termasuk dari kalangan Yahudi Ortodoks yang tadinya berada dalam status pengecualian militer.

    IDF Krisis Tentara

    Situs berita tersebut, mengutip pernyataan tentara Israel, melaporkan “perekrutan unit keagamaan perempuan bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi perempuan yang tertarik dalam peran tempur,”.

    Sebagai catatan, sebelum Israel melancarkan perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, kaum Yahudi Ortodoks menganggap bahwa perempuan tidak boleh berpartisipasi dalam pertempuran di ketentaraan.

    “Wanita Yahudi Ortodoks bisa saja mendapat pengecualian dari wajib militer bagi perempuan dan laki-laki di tentara Israel, namun berlanjutnya perang di Jalur Gaza selama lebih dari setahun dan perluasan wilayahnya hingga mencakup Lebanon, serta militer. operasi di Suriah, menyebabkan kekurangan yang signifikan dalam jumlah tentara Israel,” menurut apa yang dilaporkan Bloomberg. 

    Bloomberg jua mewawancarai seorang wanita tentara di unit tempur berisi wanita Haredim tersebut.

    Sosok wanita tentara yang direkrut tersebut mengatakan kepada Bloomberg, “Tentara Israel benar-benar membutuhkan lebih banyak pejuang. Kami selalu mendengarnya,”.

    Channel 12 Israel mengatakan pada Kamis kalau IDF menderita kekurangan parah sekitar 7.000 pejuang dan pendukung tempur karena perang yang sedang berlangsung di beberapa sektor.

    Situasi ini membuat IDF kemungkinan akan merekrut ribuan pemuda Haredim (Yahudi ultra-Ortodoks) untuk mengatasi krisis personel militer tersebut.

    “Kementerian Perang Israel sebelumnya telah mengungkapkan rencana baru yang bertujuan merekrut 10.000 tentara untuk mengkompensasi kerugian perang yang dilancarkan Israel di front Gaza dan Lebanon, termasuk merekrut sekitar 6.000 Haredim dalam waktu dua tahun,” kata laporan Khaberni.

    Sistem persenjataan Iran dilaporkan tengah disiapkan untuk membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu (31/8/2024). (Mehr News Agency)

    Iran Ancaman Terbesar Israel

    Terkait perang multi-front yang dihadapi Israel, Koresponden Urusan Utara dan Militer Maariv Israel, Avi Ashkenazi, menyebut kekuatan militer Iran tetap menjadi yang terbesar dibandingkan dengan Israel.

    Israel disebut-sebut akan kewalahan jika meniatkan diri untuk melawan Iran bila perang pecah.

    Menurut Ashkenazi, Iran memiliki kekuatan besar, dengan ratusan ribu rudal, ekonomi yang lebih besar dari Israel, dan sumber daya yang besar, termasuk mineral, gas alam, dan minyak.

    Dalam pernyataan Ashkenazi, ia mempertanyakan apakah Israel mampu terlibat perang melawan Iran, dan menekankan, masalahnya lebih kompleks.

    Dikutip dari Al Mayadeen, Ashkenazi juga menyebut Lembaga Intelijen Israel, Mossad marah besar setelah adanya kebocoran dari wartawan politik yang mengklaim kepala Mossad merekomendasikan peluncuran kampanye melawan Iran.

    Kepala Mossad, David Barnea pun langsung menyatakan laporan tersebut tidak sepenuhnya akurat.

    “Saya berasumsi Barnea mengacu pada rencana operasional yang dapat merugikan Iran. Saya yakin itulah yang dimaksudnya,” kata Ashkenazi.

    Ashkenazi pun menekankan pentingnya untuk tidak meremehkan Iran, bahkan ketika mereka terluka.

    “Akhirnya, Barnea mengakui bahwa pada akhirnya, Israel akan mundur dari perang dengan Iran,” ucap Ashkenazi.

    AS Khawatir pada Iran

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sangat khawatir dengan Iran yang menurutnya makin melemah.

    Meski semakin melemah, AS khawatir dengan pembangunan senjata nuklir yang dilakukan oleh Iran.

    Iran telah mengalami kemunduran dalam pengaruh regionalnya setelah serangan Israel terhadap sekutunya, Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon, diikuti oleh jatuhnya Presiden Suriah yang bersekutu dengan Iran, Bashar al-Assad.

    Serangan Israel terhadap fasilitas Iran, termasuk pabrik rudal dan pertahanan udara, telah mengurangi kemampuan militer konvensional Teheran.

    “Tidak mengherankan ada suara-suara (di Iran) yang mengatakan, ‘Hei, mungkin kita perlu mengembangkan senjata nuklir sekarang juga. Mungkin kita harus meninjau kembali doktrin nuklir kita’,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan kepada CNN.

    Iran mengatakan program nuklirnya bersifat damai, tetapi telah memperluas pengayaan uranium sejak Trump, dalam masa jabatan presiden 2017-2021, menarik diri dari kesepakatan antara Teheran dan negara-negara besar dunia yang membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

    Sullivan mengatakan ada risiko bahwa Iran mungkin mengabaikan janjinya untuk tidak membangun senjata nuklir.

    “Ini adalah risiko yang sedang kami waspadai sekarang. Ini adalah risiko yang secara pribadi saya sampaikan kepada tim yang akan datang,” ucap Sullivan.

    Trump, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari, dapat kembali ke kebijakan garis kerasnya terhadap Iran dengan meningkatkan sanksi terhadap industri minyak Iran.

    Sullivan mengatakan Trump akan memiliki kesempatan untuk melakukan diplomasi dengan Teheran, mengingat “negara Iran yang melemah”.

    “Mungkin dia (Trump) bisa datang kali ini, dengan situasi yang dialami Iran, dan benar-benar menyampaikan kesepakatan nuklir yang mengekang ambisi nuklir Iran untuk jangka panjang,” katanya.

    Iran Bersumpah Hancurkan Tentara Bayaran AS

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Khamenei.ir)

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei telah bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang bersedia menjadi tentara bayaran Amerika Serikat (AS).

    Pernyataan Ali Khamenei ini muncul setelah Pemimpin Tertinggi itu marah karena Iran selalu disalahkan ketika Timur Tengah memanas.

    Dalam pidatonya, Khamenei menguraikan strategi AS untuk mendominasi negara-negara, yang katanya berputar di sekitar dua skenario.

    Pertama, mendirikan rezim despotik yang sejalan dengan kepentingan mereka.

    Lalu yang kedua adalah mengobarkan kekacauan dan kerusuhan ketika rezim seperti itu tidak dapat didirikan.

    “Di Suriah, mereka menggunakan kerusuhan dan menciptakan kekacauan,” jelas Khamenei, dikutip dari IRNA.

    Dirinya pun mengkritik tindakan AS dan Israel baru-baru ini, yang menyatakan bahwa rasa kemenangan mereka saat ini telah mengarah pada retorika yang gegabah.

    “Sekarang, mereka membayangkan telah meraih kemenangan. Orang Amerika, rezim Zionis, dan kaki tangannya merasa telah berhasil, yang membuat mereka membual.”

    “Inilah sifat orang-orang yang berbuat jahat — ketika mereka yakin telah menang, mereka kehilangan kendali atas lidah mereka dan mengucapkan omong kosong,” ujarnya.

    Ia secara khusus menanggapi komentar terbaru dari seorang pejabat AS, yang dianggap Khamenei sebagai provokasi tak berdasar.

    “Orang-orang ini telah terjerumus ke dalam omong kosong. Seorang pejabat Amerika, dalam pernyataan sombongnya—meskipun dibalut dengan kehalusan, tetapi sepenuhnya jelas—mengatakan, ‘Siapa pun yang memicu kerusuhan di Iran, kami akan mendukung mereka’. Orang-orang bodoh ini mengira mereka telah menemukan emas,” tegas Khamenei.

    “Poin pertama adalah bahwa bangsa Iran akan menghancurkan siapa pun yang bersedia bertindak sebagai tentara bayaran Amerika dalam masalah ini,” pungkas Khamenei.

     

    (oln/khbrn/blmbrg/*)