Category: Tribunnews.com Internasional

  • Lolos dari Serangan Israel, Pejabat PBB Bantah Klaim Israel: Bandara Sanaa Bukan Markas Houthi – Halaman all

    Lolos dari Serangan Israel, Pejabat PBB Bantah Klaim Israel: Bandara Sanaa Bukan Markas Houthi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat tinggi PBB di Yaman yang lolos dari serangan Israel di bandara Israel membantah klaim Israel pada hari Jumat (27/12/2024).

    Awalnya, Israel mengklaim bahwa pihaknya berhasil menargetkan infrastruktur militer di Yaman untuk menyelundupkan senjata Iran.

    Namun dengan tegas, tuduhan Israel tersebut dibantah oleh koordinator kemanusiaan PBB Julien Harneis.

    Harneis menegaskan bandara Sanaa merupakan fasilitas sipil, bukanlah markas militer Houthi.

    “Bandara Sanaa adalah lokasi sipil yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Harneis, dikutip dari Al-Arabiya.

    Ia juga menjelaskan bahwa bandara Sanaa digunakan saat ini digunakan untuk penerbangan dan Komite Palang Merah Internasional.

    “Digunakan oleh Komite Palang Merah Internasional, digunakan untuk penerbangan sipill, itu tujuannya,” tegasnya.

    Harneis kemudian meminta kepada semua pihak untuk tidak menjadikan fasilitas sipil sebagai target mereka.

    “Pihak-pihak yang bertikai memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa mereka tidak menyerang sasaran sipil. Kewajiban itu ada pada mereka, bukan pada kita. Kita tidak perlu membuktikan bahwa kita adalah warga sipil,” jelasnya.

    Harneis Ceritakan Pengalaman Mengerikan Saat Serangan Israel Dekat Bandara Yaman

    Harneis mengatakan saat serangan Israel menghantam bandara Utama Yaman, dirinya, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan 18 staf lainnya akan menaiki pesawat.

    Ia menceritakan bahwa serangan tersebut berasal dari selatan dan utara mereka.

    “Ada satu serangan udara sekitar 300 meter (985 kaki) di selatan kami dan serangan udara lainnya sekitar 300 meter di utara kami,” katanya.

    Harneis mengatakan bahwa dirinya takut serangan ini menghancurkan pesawat Yamenia Air yang hendak mendarat.

    “Yang paling menakutkan tentang serangan udara itu bukanlah dampaknya terhadap kami tetapi serangan udara itu terjadi ketika pesawat sipil dari Yemenia Air, yang membawa ratusan warga Yaman, hendak mendarat,” katanya.

    “Faktanya, pesawat dari Yemenia Air itu sedang mendarat, meluncur, ketika kontrol lalu lintas udara dihancurkan,” jelasnya.

    Meski begitu, pesawat tersebut akhirnya berhasil mendarat dengan selamat.

    “Meskipun pesawat itu berhasil mendarat dengan selamat, situasinya bisa jauh, jauh lebih buruk,” jelasnya.

    Atas insiden ini, salah seorang staf PBB terluka parah.

    Gabriel Elizondo dari Al Jazeera, melaporkan dari markas besar PBB di New York, mengatakan Ghebreyesus dan stafnya dievakuasi ke tempat aman tak lama setelah serangan di bandara.

    “PBB memberi tahu kita bahwa semua staf mereka sudah ditemukan. Namun, jangan salah, ini adalah keputusan yang sangat sulit,” kata Elizondo.

    Juru bicara PBB Stephanie Tremblay mengatakan kepada wartawan bahwa delegasi baru saja menyelesaikan diskusi mengenai situasi kemanusiaan di Yaman dan sedang merundingkan pembebasan staf PBB yang ditahan.

    “Sekretaris Jenderal menekankan bahwa hukum internasional, termasuk hukum humaniter sebagaimana berlaku, harus dihormati setiap saat, dan ia menghimbau semua pihak untuk menghormati dan melindungi warga sipil serta infrastruktur sipil,” katanya.

    “Personel bantuan kemanusiaan juga tidak boleh menjadi sasaran dan harus dihormati dan dilindungi setiap saat,” tegasnya.

    Bandara Sanaa Telah Beroperasi Kembali

    Wakil Menteri Perhubungan dan Pekerjaan Umum, Ketua Otoritas Penerbangan Sipil dan Meteorologi, Yahya Al-Sayani, mengumumkan Bandara Sanaa telah beroperasi kembali pada hari Jumat (27/12/2024).

    “Operasi di Bandara Internasional Sana’a telah dilanjutkan, termasuk penerbangan sipil ke Yordania dan penerbangan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi kemanusiaan di Yaman, menyusul pemboman langsung oleh pasukan agresi Israel,” katanya, dikutip dari Hodhod Yamen News Agency.

    Al-Siyani menjelaskan penerbangan Yemeni Airways lepas landas dari Bandara Sana’a menuju Bandara Internasional Queen Alia di Yordania sesuai jadwal, mematuhi persyaratan dan standar yang berlaku di bandara internasional.

    Menurut Al-Sayani, situasi tersebut ditangani sesuai dengan rencana darurat yang telah disiapkan sebelumnya, yang melibatkan evakuasi warga dan penumpang, pengaturan barang bawaan bagi penumpang yang tiba dan staf PBB.

    Ia memastikan bandara beroperasi dalam waktu dua belas jam, baik secara teknis maupun profesional.

    Serangan Israel ini telah mengakibatkan 4 warga tewas dan lebih dari 20 orang terluka.

    Adapun 20 orang tersebut adalah pekerja bandara hingga wisatawan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Houthi

  • Kebakaran di Rumah Sakit Gaza Akibat Serangan Israel, Nasib Pasien Belum Diketahui – Halaman all

    Kebakaran di Rumah Sakit Gaza Akibat Serangan Israel, Nasib Pasien Belum Diketahui – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan menyerbu di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

    Kebakaran besar terjadi setelah serangan langsung yang menyebabkan kerusakan signifikan.

    Ruang bagian arsip, sterilisasi, pemeliharaan, dan ruang operasi turut dihancurkan.

    Sejumlah orang mencoba memadamkan api dengan air dari mesin dialisis yang dicampur dengan klorin.

    Tapi sebagian malah menderita luka bakar di tangan bahkan wajah mereka.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza mengungkapkan bahwa pasukan Israel membawa puluhan staf rumah sakit, termasuk direktur Hussam Abu Safia, untuk diinterogasi.

    Nasib banyak pasien yang berada di dalam rumah sakit belum diketahui.

    Hingga kini, kabar Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr Hussam Abu Safia juga belum diketahui.

    Pasukan Israel secara paksa membersihkan fasilitas medis tersebut.

    Warga Palestina yang mengungsi dari Rumah Sakit Kamal Adwan juga dipukuli dan dibiarkan kedinginan setelah penyerbuan tersebut.

    Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa sekitar 400 orang, termasuk staf medis, pasien, dan pengungsi, dibebaskan setelah ditahan oleh pasukan Israel.

    Beberapa pengungsi mengungkapkan bahwa mereka dipukuli dengan popor senapan dan terpaksa berjalan kaki untuk mencari tempat perlindungan.

    Israel Sangkal Bakar Rumah Sakit

    Letnan Kolonel Nadav Shoshani, seorang perwira Angkatan Darat Israel, menanggapi laporan ini.

    Dia mengatakan bahwa penyelidikan awal tidak menemukan kaitan antara aktivitas militer Israel dan kebakaran di rumah sakit.

    Shoshani menyebutkan bahwa klaim mengenai pembakaran rumah sakit tersebut tidak berdasar.

    Akan tetapi kesaksian saksi mata yang dikumpulkan oleh Al Jazeera dan media lainnya membantah klaim tersebut.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menghancurkan fasilitas medis yang vital.

    Iran Kecam Serangan Israel

    Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan Israel ini sebagai kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional.

    Juru bicara kementerian, Esmaeil Baghaei, menyatakan bahwa serangan ini merupakan bagian dari genosida Palestina yang sedang berlangsung dan mengecam keheningan internasional terhadap tindakan ini.

    Dia juga menegaskan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di Gaza bertujuan untuk menghancurkan sistem perawatan kesehatan di wilayah tersebut.

    Operasi Lain

    Sementara itu, militer Israel juga meluncurkan serangan mematikan lainnya di Gaza.

    Pada Jumat (27/12/2024) malam, serangan udara Israel menewaskan dua orang di Remal, Kota Gaza, serta satu orang di Sabra dekat Rumah Sakit Lapangan Yordania.

    Selain itu, serangan Israel juga menewaskan tujuh orang yang terjebak dalam reruntuhan rumah keluarga di kamp pengungsi Maghazi.

    Serangan-serangan ini menambah derita bagi warga Gaza yang telah terkepung selama berbulan-bulan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Turki Umumkan 30.000 Warga Suriah Kembali ke Tanah Air Pasca Assad – Halaman all

    Turki Umumkan 30.000 Warga Suriah Kembali ke Tanah Air Pasca Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Turki mengumumkan bahwa lebih dari 30.000 warga Suriah telah kembali ke negara asal mereka sejak runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024.

    Ini merupakan langkah signifikan dalam proses pemulihan dan stabilisasi pasca-perang yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.

    Apa yang Dikatakan Menteri Dalam Negeri Turki?

    Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengungkapkan dalam wawancara dengan saluran berita lokal TGRT bahwa sebanyak 30.663 orang telah kembali ke Suriah, dengan sekitar 30 persen dari mereka lahir di Turki.

    Dalam pernyataannya yang dilaporkan oleh Al Jazeera dan Al Mayadeen, Yerlikaya juga menambahkan bahwa warga Suriah yang kembali diizinkan untuk keluar masuk Turki hingga tiga kali pada paruh pertama tahun 2025.

    Bagaimana Kondisi Warga Suriah di Turki?

    Pada hari yang sama, sejumlah warga Suriah yang tinggal di Turki berunjuk rasa untuk mengenang para korban rezim al-Assad dan konflik yang telah berlangsung selama 13 tahun.

    Sejak awal perang pada 2011, jutaan warga Suriah melarikan diri dari negara mereka, dan dengan jatuhnya al-Assad, banyak dari mereka yang berharap dapat kembali.

    Turki mengambil langkah-langkah untuk mendukung pengembalian pengungsi, termasuk membuka konsulat jenderal di Aleppo dan mengaktifkan kembali kedutaan besar di Damaskus pada 14 Desember 2024.

    Pembukaan kedutaan ini berlangsung enam hari setelah kejatuhan al-Assad yang dikuasai oleh kelompok oposisi, Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Apa Langkah Selanjutnya yang Ditempuh Turki?

    Pemerintah Turki juga berencana untuk membuka kantor manajemen migrasi di Aleppo, daerah asal sebagian besar pengungsi Suriah yang kini berada di Turki.

    Selain itu, izin untuk kembali ke Suriah bagi pengungsi juga akan diberikan, dengan ketentuan untuk keluar dan masuk hingga tiga kali dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

    Ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi hidup mereka yang telah lama berada di Turki dan memfasilitasi pemulihan wilayah yang kini dikuasai oleh oposisi.

    Apa yang Terjadi dengan Keluarga Assad?

    Sementara itu, situasi dalam keluarga Assad juga menjadi perhatian publik.

    Laporan media Turki baru-baru ini mengindikasikan bahwa Asma al-Assad, istri mantan Presiden Bashar al-Assad, sedang mengajukan gugatan perceraian.

    Ia dilaporkan ingin meninggalkan Rusia dan mencari kehidupan baru di Inggris, tempat kelahirannya.

    Namun, Rusia menolak klaim tersebut.

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa laporan itu tidak berdasar, sementara pemerintah Inggris menegaskan bahwa Asma tidak diterima kembali karena dikenakan sanksi internasional.

    Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menegaskan bahwa tindakan serupa yang diambil terhadap individu-individu yang terlibat dengan kelompok teroris juga bisa berlaku untuk Asma.

    Situasi keluarga Assad di Moskow tetap menjadi perhatian, terutama di tengah upaya Rusia untuk menjaga hubungan dengan pemerintahan baru Suriah pascajatuhnya rezim Assad.

    Kesimpulan

    Dengan lebih dari 30.000 warga Suriah yang telah kembali ke kampung halaman mereka dan langkah-langkah yang diambil oleh Turki untuk memfasilitasi pemulihan, harapan bagi stabilitas dan perbaikan kondisi hidup di Suriah semakin terlihat.

    Namun, dinamika politik dan sosial, termasuk isu dalam keluarga Assad, tetap menjadi tantangan yang perlu diperhatikan ke depan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • UNICEF: Hampir Satu dari Lima Anak Tinggal di Zona Konflik – Halaman all

    UNICEF: Hampir Satu dari Lima Anak Tinggal di Zona Konflik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hampir satu dari lima anak di dunia tinggal di daerah yang terkena dampak konflik, dengan lebih dari 473 juta anak menderita tingkat kekerasan terburuk sejak perang dunia kedua, menurut angka yang diterbitkan oleh PBB, laman resmi UNICEF melaporkan.

    Organisasi bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak-anak, UNICEF, mengatakan pada Sabtu (28/12/2024) bahwa persentase anak-anak yang tinggal di zona konflik di seluruh dunia telah meningkat dua kali lipat dari sekitar 10 persen pada tahun 1990-an menjadi hampir 19 persen.

    UNICEF juga memperingatkan bahwa peningkatan dramatis dalam bahaya terhadap anak-anak ini tidak boleh menjadi “kenormalan baru”.

    Dengan semakin banyaknya konflik yang terjadi di seluruh dunia dibandingkan dengan masa mana pun sejak 1945, UNICEF mengatakan bahwa anak-anak semakin banyak menjadi korban.

    Mengutip data terbaru yang tersedia, dari tahun 2023, PBB memverifikasi rekor 32.990 pelanggaran berat terhadap 22.557 anak.

    Angka ini merupakan yang tertinggi sejak dewan keamanan mengamanatkan pemantauan dampak perang terhadap anak-anak di dunia hampir 20 tahun yang lalu, dikutip dari The Guardian.

    Jumlah korban tewas setelah hampir 15 bulan perang Israel di Gaza diperkirakan lebih dari 45.000 dan dari kasus yang telah diverifikasi, PBB mengatakan 44 persen adalah anak-anak.

    Di Ukraina, PBB mengatakan telah memverifikasi lebih banyak korban anak selama sembilan bulan pertama tahun 2024 dibandingkan sepanjang tahun 2023, dan memperkirakan akan ada peningkatan lebih lanjut pada tahun 2025.

    Penderitaan Anak-anak

    Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, menyatakan bahwa dari hampir semua aspek, tahun 2024 merupakan salah satu tahun terburuk yang pernah tercatat bagi anak-anak yang berkonflik dalam sejarah UNICEF.

    Ia menjelaskan bahwa hal ini berlaku baik dari segi jumlah anak yang terkena dampak maupun tingkat dampaknya terhadap kehidupan mereka.

    “Seorang anak yang tumbuh di daerah konflik lebih mungkin putus sekolah, kekurangan gizi, atau dipaksa meninggalkan rumah mereka – terlalu sering berulang kali – dibandingkan dengan seorang anak yang tinggal di tempat yang damai,” ungkap Russell.

    “Ini tidak boleh menjadi hal yang biasa. Kita tidak boleh membiarkan satu generasi anak-anak menjadi korban perang yang tidak terkendali di dunia.”

    UNICEF khususnya menyoroti penderitaan perempuan dan anak perempuan, di tengah maraknya laporan pemerkosaan dan kekerasan seksual dalam konflik.

    Dikatakan bahwa di Haiti telah terjadi peningkatan 1.000 persen dalam jumlah insiden kekerasan seksual terhadap anak yang dilaporkan sepanjang tahun 2024 saja.

    UNICEF juga menunjukkan bahwa anak-anak khususnya terkena dampak kekurangan gizi pada masa perang, ancaman yang sangat mematikan di Sudan dan Gaza.

    Lebih dari setengah juta orang di lima negara yang dilanda konflik mengalami kelaparan.

    Konflik juga berdampak serius pada akses anak-anak terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.

    Sebanyak 40 persen anak-anak yang tidak divaksinasi atau kurang divaksinasi tinggal di negara-negara yang sepenuhnya atau sebagian terkena dampak konflik, membuat mereka jauh lebih rentan terhadap wabah penyakit seperti campak dan polio.

    Polio terdeteksi di Gaza pada bulan Juli, pertama kalinya virus tersebut muncul di sana selama seperempat abad.

    Kampanye vaksinasi yang dipimpin PBB, yang dimungkinkan oleh serangkaian gencatan senjata sementara dan sebagian, berhasil menjangkau lebih dari 90 persen populasi anak.

    UNICEF melaporkan bahwa lebih dari 52 juta anak di negara-negara yang dilanda konflik kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

    Sebagian besar anak di Jalur Gaza dan sebagian besar anak di Sudan tidak bersekolah selama lebih dari satu tahun.

    Di negara-negara lain yang dilanda konflik, termasuk Ukraina, Republik Demokratik Kongo, dan Suriah, sekolah-sekolah telah rusak, hancur, atau dialihfungsikan, sehingga jutaan anak tidak dapat mengakses pendidikan.

    “Dampaknya terhadap kesehatan mental anak-anak juga sangat besar,” kata UNICEF.

    Sebuah studi yang didukung oleh lembaga amal War Child awal bulan ini melaporkan bahwa 96 persen anak-anak di Gaza merasa bahwa kematian mereka sudah dekat dan hampir setengahnya ingin mati sebagai akibat dari trauma yang telah mereka alami.

    “Anak-anak di zona perang menghadapi perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup yang merampas masa kecil mereka,” kata Russell.

    “Sekolah mereka dibom, rumah-rumah hancur, dan keluarga-keluarga tercerai-berai,”

    “Mereka tidak hanya kehilangan keamanan dan akses terhadap kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, tetapi juga kesempatan untuk bermain, belajar, dan sekadar menjadi anak-anak. Dunia ini mengabaikan anak-anak ini,”

    “Saat kita menatap tahun 2025, kita harus berbuat lebih banyak untuk membalikkan keadaan dan menyelamatkan serta meningkatkan kehidupan anak-anak.”

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • China Pamer Kapal Amfibi Terbesar di Dunia, Diklaim Punya Teknologi Elektromagnetik – Halaman all

    China Pamer Kapal Amfibi Terbesar di Dunia, Diklaim Punya Teknologi Elektromagnetik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer China meluncurkan kapal serbu amfibi Tipe 076 generasi pertama, di tengah meningkatnya ketegangan teritorial di Laut China Selatan (LCS).

    Kapal serbu amfibi Tipe 076 yang dijuluki Sichuan ini kapal generasi baru dengan bobot lebih dari 40.000 ton, yang mampu membawa pesawat sayap tetap, helikopter, dan pesawat amfibi,

    Dalam memulai debutnya kapal yang dinamai berdasarkan provinsi di barat daya China ini berlayar dari Shanghai dan diberi nomor lambung 51.

    “Kapal serbu amfibi Tipe 076 memasuki air pada hari Jumat pada upacara peluncuran di galangan kapal di Shanghai,” kata Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) mengutip dari CNN International.

    Setelah peluncurannya, kapal ini akan menjalani pengujian lebih lanjut, termasuk uji coba Komisioning Peralatan untuk memastikan seluruh sistem operasional berfungsi optimal.

    Selanjutnya kapal akan melalui uji tambahan serta uji coba laut guna memverifikasi kinerja kapal sebelum sepenuhnya operasional untuk menjaga wilayah strategis China.

    Kapal amfibi Sichuan dikembangkan secara independen sebagai “aset utama” untuk memajukan transformasi Angkatan Laut China.

    Kapal itu, bahkan digambarkan sebagai kapal serbu amfibi terbesar di dunia oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional.

    Membawa lebih banyak kekuatan udara ke angkatan laut Tiongkok saat negara Asia itu menghadapi titik-titik panas di Laut Cina Selatan dan di Selat Taiwan. 

    Serta meningkatkan kemampuan serangan bawah laut sekaligus memperkuat posisi strategis militer China di kawasan Asia-Pasifik yang dikenal memiliki kekuatan angkatan laut terbesar di dunia.

    Kapal serbu amfibi Tipe 076 ini diklaim berbeda dan lebih canggih bila dibandingkan dengan kapal tempur lainnya.

    Dengan bobot perpindahan muatan penuh lebih dari 40.000 ton, tipe 076 termasuk di antara kapal serbu amfibi terbesar di dunia.

    Menariknya kapal ini memiliki superstruktur pulau kembar dan dek penerbangan panjang penuh, kata Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) dalam sebuah pernyataan .

    Kapal ini memiliki juga dilengkapi dengan konfigurasi superstruktur “two island”, desain yang belum pernah digunakan pada kapal Tiongkok lainnya.

    Keunggulan yang menonjol lainnya, yakni kapal ini mengadopsi sistem ketapel elektromagnetik.

    Memungkinkannya membawa pesawat sayap tetap bersama dengan helikopter dan peralatan amfibi yang biasanya ditemukan pada kapal perang.

    Tak hanya itu, sistem ketapel elektromagnetik yang disematkan dalam kapal memungkinkan Type 076 untuk meluncurkan pesawat yang lebih besar dan lebih berat daripada yang dapat dilakukannya tanpa teknologi tersebut. 

    Itu berarti pesawat dapat membawa lebih banyak bahan bakar, memperluas jangkauannya dan jangkauan kapal sebagai platform tempur dan lebih banyak bom atau rudal, yang membuat kapal itu lebih mematikan.

    Lebih lanjut kemampuan Tipe 076 sebagai kapal pendarat amfibi, mampu mengerahkan lebih dari 1.000 marinir.

    Laporan CSIS menyatakan bahwa dengan ukuran kapal yang besar, Tipe 076 mampu membawa lebih banyak barang daripada kapal serbu amfibi tipe 075 milik China yang lebih kecil.

    Hingga kapal serbu amfibi kelas Amerika milik Angkatan Laut AS, dan kapal induk helikopter kelas Izumo milik Jepang, yang sedang diubah untuk membawa F-35B.

    Peluncuran tipe 076 Sichuan menandai langkah maju Tiongkok dalam teknologi militer maritim, mencerminkan ambisi negara tersebut untuk terus memperkuat kehadirannya di perairan internasional.

    “Itu menunjukkan komitmen Angkatan Laut PLA terhadap peperangan ekspedisi dan amfibi serta perluasan kemampuan untuk melakukannya,” kata Carl Schuster, seorang analis militer dan mantan kapten Angkatan Laut AS.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Hasil Penyelidikan Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines Dirilis, Ada Gangguan Fisik dari Luar – Halaman all

    Hasil Penyelidikan Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines Dirilis, Ada Gangguan Fisik dari Luar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hasil penyelidikan tentang jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines jenis Embraer 190 menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi akibat gangguan eksternal fisik dan teknis dari luar.

    Pernyataan itu diungkap oleh juru bicara Azerbaijan Airlines setelah selesai melakukan penyelidikan awal.

    Black box kedua pesawat Azerbaijan Airlines ditemukan persis di lokasi kecelakaan dekat Bandara Akatau, Kazakhstan, pada Jumat (27/12/2024).

    Mengutip dari CNN International, juru bicara Azerbaijan Airlines menjelaskan bahwa hasil  pesawat yang jatuh di Kazakhstan pada Hari Natal mengalami “gangguan eksternal fisik dan teknis”.

    Pesawat Embraer 190 yang mengangkut 67 penumpang itu seharusnya terbang ke arah barat laut dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan. 

    Namun, pesawat tersebut malah menyimpang jauh melintasi Laut Kaspia.

    Tak lama pesawat melakukan pendaratan darurat di sekitar tiga kilometer dari Kota Aktau yang merupakan pusat minyak dan gas di pantai timur Laut Kaspia.

    Imbas insiden tersebut, 38 orang dilaporkan tewas sementara 29 orang, termasuk 2 anak, telah dibawa ke fasilitas medis untuk menjalani perawatan intensif.

    AS Tuding Rusia Jadi Dalang Utama

    Awalnya Azerbaijan Airlines mengatakan pesawat itu menabrak kawanan burung. 

    Meski demikian, pesawat ini jatuh dengan keadaan bagian ekor penuh dengan lubang bekas tembakan.

    Foto-foto dan video yang beredar luas menunjukkan lubang-lubang menganga lebar di bagian belakang pesawat jenis Embraer 190 tersebut.

    Seorang pejabat AS mengatakan bahwa indikasi awal menunjukkan sistem antipesawat Rusia bernama Pantsir-S mungkin telah menjatuhkan pesawat penumpang tersebut. 

    Reuters juga melaporkan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia, mengutip beberapa sumber anonim di Azerbaijan yang mengetahui penyelidikan tersebut.

    Mereka mengatakan ketika pesawat mengudara, ada aktivitas drone di atas Kota Grozny, Rusia. 

    Rudal darat Rusia kemudian menembak pesawat tersebut seiring dengan operasinya terhadap drone. 

    Rudal itu meledak di samping pesawat dan pecahan pelurunya mengenai penumpang.

    Sumber-sumber pemerintah menjelaskan pilot sempat berupaya meminta pendaratan darurat ke bandara Rusia mana pun, tetapi tak diberikan izin.

    Akhirnya pesawat yang telah rusak karena terkena pecahan peluru itu diperintahkan terbang melintasi Laut Kaspia menuju Kota Aktau di Kazakhstan.

    “Itu benar-benar bukti kuat adanya rudal permukaan ke udara,” kata Miles O’Brien, analis kedirgantaraan CNN, seraya menambahkan bahwa pesawat itu terbang di atas Chechnya “di tengah meningkatnya aktivitas militer.”

    Rusia Minta Publik Tak Sebar Hoax

    Sebagai tanggapan atas kecelakaan tersebut, sebuah tim dari Azerbaijan yang dipimpin oleh Presiden Ilham Aliyev telah dikirim ke Kazakhstan untuk membantu penyelidikan.

    Sejauh ini Moskow dengan tegas membantah bahwa pihaknya menembak pesawat Azerbaijan Airlines dengan rudal hingga mengakibatkan kapal terbang itu jatuh.

    Moskow juga mendesak publik untuk tidak menyebar informasi palsu terkait jatuhnya Azerbaijan Airlines hingga proses investigasi rampung digelar.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak mungkin menembakkan rudal ke pesawat komersial yang membawa penumpang sipil.

    “Kami, tentu saja, tidak akan melakukan ini dan tidak seorang pun boleh melakukan ini,” kata Peskov di Moskow.

    “Mengajukan hipotesis apapun sebelum hasil investigasi keluar adalah hal yang salah,” ucapnya.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Negaranya Diserang Israel, Gubernur Damaskus: Suriah Tak Punya Masalah dengan Israel, Tolak Musuhan – Halaman all

    Negaranya Diserang Israel, Gubernur Damaskus: Suriah Tak Punya Masalah dengan Israel, Tolak Musuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Damaskus, Maher Marwan, mengatakan rezim yang saat ini berkuasa di Suriah tidak punya masalah dengan Israel.

    Marwan berbicara atas nama Ahmed Hussein al-Sharaa atau Abu Mohammad al-Julani, pemimipin Hayat Tahrir al-Sham di Suriah.

    Dalam wawancaranya dengan media AS NPR, Marwan menyebut pemerintah Suriah saat ini ingin memfasilitasi hubungan baik antara Israel dan Suriah.

    Setelah rezim Bashar al-Assad ditumbangkan HTS, Israel mulai membombardir fasilitas militer Suriah. Bahkan, Israel menduduki sebagian Dataran Tinggi Golan sehingga memicu kekhawatiran akan adanya pencaplokan wilayah.

    “Israel mungkin merasa takut. Jadi, Israel sedikit bergerak maju, sedikit mengebom, dll.,” kata Marwan.

    “Kami tidak takut kepada Israel, masalah kami bukan dengan Israel.”

    Dia mengklaim rezim Suriah saat ini tak ingin ikut campur dalam perkara yang akan mengancam keamanan Israel atau keamanan negara lain.

    Tank militer Suriah yang disita oleh militer Israel (IDF) di Suriah Selatan, 11 Desember 2024. (IDF/Timesof Israel)

    Di samping itu, dia meminta Amerika Serikat (AS) untuk memfasilitasi hubungan yang lebih baik antara Israel dan Suriah.

    “Ada orang-orang yang ingin hidup berdampingan. Mereka ingin perdamaian. Mereka tidak ingin bersengketa,” ujar Marwan.

    Sementara itu, sudah ada laporan dari media Israel yang menyebut AS telah mendesak Israel untuk menghubungi HTS. Seorang pejabat AS juga mengatakan AS telah menyampaikan pesan dari HTS.

    “Kami ingin perdamaian, dan kami tak bisa jadi musuh Israel atau musuh siapa saja,” kata Marwan.

    Di sisi lain, Israel juga memberikan sinyal ingin membangun hubungan dengan rezim baru Suriah.

    Akan tetapi, awal Desember ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan ancaman keras.

    “Jika rezim ini mengizinkan Iran untuk membangun diri kembali di Suriah, atau mengizinkan pengiriman senjata Iran atau senjata lain apa pun kepada Hizbullah, atau menyerang kita, kita akan membalasnya dengan keras dan meminta bayaran mahal atas itu,” kata Netanyahu dikutip dari The Times of Israel.

    Dia mengatakan siapa pun yang mengikuti jejak Assad bakal bernasib seperti dia.

    Julani tolak berkonflik dengan Israel

    Adapun Julani yang saat ini menjadi pemimpin de facto di Suriah mengaku berkomitmen mematuhi perjanjian tahun 1974.

    “Kami bersiap mengembalikan para pemantu dari PBB (pasukan perdamaian PBB di zona demiliterisasi),” kata Julani.

    “Kami tak menginginkan konflik apa pun dengan Israel atau siapa pun dan kami tidak akan membiarkan Suriah menjadi tempat melancarkan serangan. Rakyat Suriah perlu istirahat dan serangan perlu diakhiri dan Israel harus menarik diri ke posisi sebelumnya,” kata Julani kepada The Times of London beberapa waktu lalu.

    Dia mengklaim Israel berhak menargetkan pasukan yang didukung Iran sebelum pemerintahan Assad tumbang. Namun, Israel tak punya alasan yang sah untuk tetap beroperasi di Suriah.

    Hingga saat ini Suriah dan Israel tidak punya hubungan diplomatik dan secara formal masih bertikai.

    Pada tahun 1974 ditandatangani perjanjian antara Suriah dan Israel berupa zona demiliterisasi di perbatasan Suriah-Israel.

    Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Julani (Daily News Egypt)

    Julani mengkritik serangan besar Israel ke Suriah beberapa waktu lalu dan tindakan pasukan Israel (IDF) menduduki sebagian wilayah Suriah.

    IDF mengklaim tujuannya beroperasi di Suriah ialah hanya untuk memastikan keamanan Israel.

    Julani mengatakan dalih Israel menduduki Suriah itu suatu alasan yang lemah dan tidak bisa digunakan sebagai pembenaran.

    “Israel sudah jelas melewati batas di Suriah, itu merupakan ancaman eskalasi tak berdasar di kawasan ini,” kata Julani saat diwawancarai Syria TV.

    “Kondisi suriah yang letih karena perang, setelah konflik dan perang bertahun-tahun, tidak mengizinkan adanya konfrontasi baru. Prioritas saat ini adalah pembangunan kembali dan stabilitas, tidak ditarik ke dalam sengketa yang bisa memunculkan kehancuran lebih lanjut.”

    Di samping itu, dia mengatakan solusi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan stabilitas. Menurutnya, “petualangan politik yang tanpa perhitungan” tidak dihendaki.

    (Tribunnews/Febri)

  • Momen Pertama Kalinya Sistem THAAD AS di Israel Tangkis Rudal Houthi: Kami Sudah Menunggu 18 Tahun – Halaman all

    Momen Pertama Kalinya Sistem THAAD AS di Israel Tangkis Rudal Houthi: Kami Sudah Menunggu 18 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sistem pertahanan udara Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) kiriman Amerika Serikat (AS) untuk Israel dilaporkan berhasil menangkis rudal balistik yang ditembakkan kelompok Houthi.

    Rudal tersebut diluncurkan Jumat dini hari, (27/12/2024), atau sehari sesudah Israel membombardir Yaman.

    Kala itu sirene meraung di Israel bagian tengah, termasuk daerah Tel Aviv, Sharon, dan Shfela.

    Israel mengklaim THAAD berhasil mencegat rudal sehingga tidak ada korban jiwa maupun kerusakan langsung.

    Peristiwa itu merupakan momen pertama kali THAAD digunakan oleh Israel sejak dikirimkan pada bulan Oktober kemarin.

    THAAD dioperasikan oleh sekitar 100 tentara AS yang ditempatkan di Israel. Sistem itu dirancang untuk menangkis rudal di altitudo tinggi, bahkan di luar atmosfer, dengan energi kinetik.

    “Kami sudah menunggu hal ini selama 18 tahun,” kata salah satu tentara AS yang mengoperasi THAAD, dikutip dari Yedioth Ahronoth.

    Bisa dikatakan bahwa THAAD memiliki sistem pertahanan Arrow milik Israel. THAAD bisa menargetkan berbagai tahapan lintasan terbang rudal musuh.

    Sistem peluncuran rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Angkatan Darat AS telah siap di Israel, 4 Maret 2019. (© Cory PAYNE / DVIDS / AFP)

    Pejabat Israel menganggap THAAD telah meningkatkan sistem pertahanan berlapis Israel secara signifikan

    Mantan Komandan Pertahanan Udara Israel Brigjen Zvika Haimovich berujar bahwa pengoperasian THAAD di Israel itu merupakan hal yang tak lazim.

    Pasalnya, AS menyerahkan pasukannya agar berada di bawah perintah Israel. Padahal, di bagian dunia lain, AS tidak menggunakan cara itu.

    Spesifikasi THAAD

    Dikutip dari RBC Ukraina, THAAD dirancang untuk menangkis rudal balistik jarak menengah atau pesawat musuh pada altitudo tinggi di luar atmosfer.

    Sistem canggih itu diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS bernama Locheed Martin Missiles and Space.

    THAAD tidak menggunakan hulu ledak, tetapi energi kinetik. Oleh karena itu, THAAD jauh lebih efektif daripada sistem pertahanan Patriot dalam melawan target berkecepatan tinggi (PAC-1 dan PAC-2).

    Rudal penangkis THAAD memiliki bobot 900 kg dan panjangnya 6,17 meter. Rudal itu bisa menangkis target di atas stratosfer dengan ketinggian 150 hingga 200 km. Jangkauannya mencapai 200 km.

    Adapun kecepatan rudalnya mencapai 2.700 hingga 2.800 meter per detik atau tak kurang dari Mach 8 (delapan kali kecepatan suara).

    AS mengirimkan THAAD ke Israel setelah Iran menyerang Israel pada bulan Oktober 2024.

    Israel kemudian meminta tambahan peluncur THAAD karena meningkatnya ancaman dari Iran.

    Houthi sebut serangannya sukses

    Berbeda dengan militer Israel, Houthi mengklaim serangan rudalnya ke Israel membuahkan hasil.

    “Pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman menjalankan operasi yang menargetkan Bandara Ben Gurion di Yaffa menggunakan satu rudal hipersonik berjenis ‘Palestina 2,’” kata juru bicara Houthi, Brigjen Yahya Saree, dikutip dari kantor berita Saba.

    Saree mengklaim rudal itu sukses menghantam target dan menimbulkan korban jiwa.

    Sementara itu, IDF mengaku sukses menangkis rudal itu. Sirene peringatan sengaja dibunyikan karena adanya kekhawatiran mengenai jatuhnya pecahan rudal.

    Menurut IDF, tidak ada laporan kerusakan di bandara. Kedatangan pesawat ke Ben Gurion sempat ditunda selama 30 menit.

    Dikabarkan ada 18 warga Israel yang terluka ringan saat berlarian menuju tempat perlindungan. Ada dua orang yang mengalami gangguan kecemasan.

    Melalui akun X miliknya, IDF melaporkan ada jutaan warga Israel yang bersembunyi di shelter saat Houthi menyerang.

    Selain menembakkan rudal, Houthi juga mengaku meluncurkan pesawat tanpa awak atau drone yang turut menargetkan daerah Yaffa.

    Houthi mengatakan serangan Israel sebelumnya ke Yaman hanya akan meningkatkan tekad rakyat Yaman untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.

    Serangan itu terjadi ketika Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sedang di Bandara Internasional Sanaa.

    “Ketika kami akan naik pesawat dalam penerbangan kami dari Sanaa, sekitar dua jam lalu, bandara diserang dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka,” kata Ghebreyesus di X.

    Saat itu dia berada Yaman karena sedang dalam misi untuk membebaskan staf PBB yang ditahan dan meninjau situasi kemanusiaan di negara itu.

    (Tribunnews/Febri)

  • Ledakan Terdengar sebelum Pesawat Azerbaijan Jatuh, Tembakan Pertahanan Udara Rusia Jadi Penyebab? – Halaman all

    Ledakan Terdengar sebelum Pesawat Azerbaijan Jatuh, Tembakan Pertahanan Udara Rusia Jadi Penyebab? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban selamat kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan mengaku mendengar dentuman keras saat sebelum kecelakaan terjadi.

    Pesawat Azerbaijan Airlines J2-8243 jatuh pada Rabu (25/12/2024).

    Kecelakaan Azerbaijan Airlines menyebabkan 38 orang tewas dan 29 lainnya selamat.

    Dentuman keras didengar penumpang Azerbaijan Airlines saat pesawat mendekati tujuan awalnya di Grozny, Rusia selatan.

    “Setelah dentuman… Saya pikir pesawat akan hancur berkeping-keping,” kata Subhonkul Rakhimov, salah satu penumpang, dilansir Reuters, Sabtu (28/12/2024).

    Dia mengatakan mulai melafalkan doa dan mempersiapkan diri untuk menghadapi akhir setelah mendengar dentuman itu.

    “Jelas bahwa pesawat mengalami kerusakan,” ujarnya.

    “Pesawat itu seperti mabuk, tidak lagi seperti pesawat yang sama.”

    Penumpang lain mengatakan kepada Reuters bahwa dia juga mendengar dentuman keras.

    “Saya sangat takut,” kata Vafa Shabanova, seraya menambahkan bahwa ada dentuman kedua.

    Dia kemudian diminta oleh seorang pramugari untuk pindah ke bagian belakang pesawat.

    Kedua penumpang itu mengatakan bahwa tampaknya ada masalah dengan kadar oksigen di kabin setelah dentuman itu.

    Kata Awak Pesawat

    Sementara itu, seorang pramugara, Zulfugar Asadov, mengatakan pendaratan di Grozny ditolak karena kabut sehingga pilot memutar pesawat. Pada saat itu terdengar dentuman dari luar pesawat.

    “Pilot baru saja mengangkat pesawat ketika saya mendengar dentuman dari sayap kiri. Ada tiga dentuman,” katanya.

    Sesuatu menghantam lengan kirinya, dan kabin kehilangan tekanan.

    Azerbaijan Airlines menangguhkan sejumlah penerbangan ke kota-kota di Rusia pada hari Jumat dan menyatakan bahwa mereka menganggap kecelakaan itu disebabkan oleh “gangguan eksternal fisik dan teknis”. 

    Tetapi, mereka tidak merinci gangguan tersebut.

    Dugaan Sistem Pertahanan Udara Rusia Jadi Penyebab

    Masih dari Reuters, empat sumber yang mengetahui temuan awal penyelidikan Azerbaijan terhadap kecelakaan itu mengatakan pada hari Kamis bahwa pertahanan udara Rusia secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat tersebut.

    Rusia mengatakan penting untuk menunggu hasil investigasi resmi untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.

    Diketahui, pesawat ini jatuh dengan keadaan bagian ekor penuh dengan lubang bekas tembakan.

    Foto-foto dan video yang beredar luas menunjukkan lubang-lubang menganga lebar di bagian belakang pesawat jenis Embraer 190 tersebut.

    Warganet pun menilai lubang itu mungkin disebabkan oleh serpihan rudal yang meledak tak jauh dari badan pesawat.

    Netizen percaya pesawat penerbangan 8243 itu telah ditembak jatuh oleh serangan udara, demikian dilaporkan Anadolu Agency.

    Komentar serupa juga dilontarkan sejumlah pakar penerbangan yang menyatakan bahwa pesawat Azerbaijan Airlines kemungkinan telah ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia di atas wilayah Republik Chechnya.

    Sebelum jatuh, Pesawat Embraer 190, dengan nomor penerbangan J2-8243, sedang dalam perjalanan dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Grozny, ibu kota wilayah Chechnya di Rusia selatan.

    Namun, saat berada di tengah perjalanan pesawat dilaporkan menyimpang ratusan mil dari rute yang direncanakan.

    Pada pukul 11.28 waktu setempat, komunikasi dengan pesawat terputus, dan sekitar pukul 11.30, pesawat Azerbaijan Airlines itu menghantam daratan pada upaya melakukan putaran ketiga.

    Terungkap bahwa pesawat tidak mengalami pendaratan keras, melainkan jatuh dengan puing-puing pesawat ditemukan di lokasi kecelakaan.

    Kemudian, kobaran api yang muncul dari pesawat Azerbaijan Airlines berhasil dipadamkan pada pukul 12.05.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Namira)

  • Petempur Al Qassam ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia – Halaman all

    Petempur Al Qassam ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia – Halaman all

    Petempur Hamas ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia

    TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan operasi rumit penyerangan yang menargetkan unit Pasukan Pendudukan Israel (IDF) di daerah Tel Al-Zaatar, timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

    Pada Jumat, brigade Al-Qassam melaporkan, operasi penyerangan ke IDF itu dinyatakan kompleks karena melibatkan sejumlah metode dalam beberapa fase.

    Fase pertama, seorang anggota Brigade Al-Qassam melakukan aksi bom bunuh diri dengan ‘memeluk’ tentara Israel yang terdiri dari beberapa personel.

    “Al Qassam menyatakan salah satu pejuangnya meledakkan sabuk peledak di antara kelompok lima tentara IDF, yang mengakibatkan korban di kedua belah pihak,” kata laporan tersebut.

    Setelah insiden ini, Brigade Al Qassam melaksanakan fase kedua serangan dengan menargetkan pasukan evakuasi yang hendak menolong para personel IDF yang tewas dan terluka karena serangan pertama.

    “Al Qassam lebih lanjut menyatakan kalau saat tim penyelamat IDF mendekati lokasi kejadian untuk menyelamatkan rekan mereka, para pejuang mereka berhasil menembak mati dua tentara tambahan sebelum melemparkan beberapa granat rakitan ke arah pasukan yang tersisa,” kata pernyataan itu dilansir RNTV, Jumat (27/12/2024).

    Mayor Komandan Kompi IDF Tewas

    Terkait serangan di Jabalia, Gaza Utara tersebut, dilansir Khaberni, pihak tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Jumat malam kalau satu di antara korban tewas adalah komandan kompi pasukan.

    “Seorang komandan kompi IDF tewas dalam bentrokan di Jabalia, Jalur Gaza utara, IDF menjelaskan kalau personel yang tewas adalah seorang (berpangkat) mayor,” kata laporan Khaberni.

    Tentara IDF mengindikasikan kalau dua tentaranya juga terluka dalam insiden yang sama, salah satunya mengalami luka-luka serius.

    Penembak runduk Brigade Al Qassam menembakkan senapan sniper Ghoul hasil produksi lokal Milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza. (Brigade Al-Qassam/Media militer)

    Perwira IDF Tewas Kena Penembak Jitu di Netzarim

    Sebelumnya, Tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Kamis bahwa seorang perwira juga terbunuh di Jalur Gaza.

    Radio Angkatan Darat Israel, mengutip sumber militer di IDF, mengkonfirmasi pembunuhan seorang perwira berpangkat mayor di Jalur Gaza.

    Sumber tersebut menjelaskan, petugas tersebut tewas terkena peluru penembak jitu hari ini di kawasan Netzarim di Jalur Gaza tengah.

    “Sumber menyebutkan, orang tersebut bernama Amit Levy, ketua tim batalion patroli, dan berusia 35 tahun,” kata laporan itu.

    Sejauh ini, Tentara pendudukan Israel mengakui kalau sebanyak 823 tentaranya telah tewas sejak awal perang pada 7 Oktober 2023.  

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    IDF Didera Burnout

    Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.

    Avi Askhenazi, nama pakar itu, dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.

    Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.

    Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan.

    Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.

    Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.

    Pada saat kejadian, pasukan Levi sedang bergerak di atas sebuah kendaraan. Kendaraan itu melaju tanpa penerangan.

    Diyakini ada ada pasukan lain yang beroperasi di area itu dan melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius.

    Pasukan Israel dalam agresi militernya di Jalur Gaza mendapat serangan sergapan berupa peledakan rumah jebakan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. (Khaberni)

    “Tampaknya pasukan Levi didentifikasi sebagai pasukan musuh [oleh pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi di antara dua pasukan itu,” kata Askhenazi dalam kolom di Maariv hari Kamis, (26/12/2024).

    Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.

    Lalu, Askhenazi mengatakan Divisi 99 dan 162 IDF sudah beroperasi di Gaza selama berbulan-bulan. Tingkat keletihan kedua divisi itu sangat tinggi.

    Dia mengatakan tentara Israel yang beroperasi di tempat yang sama memunculkan burnout.

    “Tentara mulai membuat kesalahan, fokus dalam misi mulai berkurang, ketegangan operasional berkurang, risiko kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa meningkat,” kata seorang narasumber militer yang dikutip oleh Askhenazi.

    Askhenazi mengatakan tentara Israel dikerahkan terlalu lama di medan tempur akan merasa lebih aman dan kurang terancam. Hal itu membuat banyak musuh bisa mendekat tanpa diketahui.

    “Ada kekacauan di dalam batalion. Para tentara dan komandan sudah letih. Ada masalah dengan para penjaga, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang merencanakan keluarnya kita dari posisi bertahan dengan cara yang berbahaya,” kata salah satu tentara Israel yang terluka karena kecelakaan.

    Askhenazi menyebut IDF telah mengakui bahwa keletihan tentara akibat operasi militer memang tinggi, terutama di Divisi 162 dan 99 yang hanya beroperasi di Gaza.

    Sementara itu, satuan dan divisi lain beroperasi di zona tempur berbeda, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah.

    Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (Khaberni)

    Jumlah tentara Israel yang tewas

    IDF mengklaim jumlah tentara Israel yang tewas sejak perang meletus ialah 822 personel.

    Sebanyak 390 di antaranya tewas sejak operasi militer Israel di Gaza. Adapun korban luka mencapai 5.524 tentara.

    Di sisi lain, warga Palestina yang tewas karena serangan Israel kini mencapai lebih dari 45.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.