Category: Tribunnews.com Internasional

  • Fakta Baru: Yoon Suk Yeol Izinkan Penembakan Selama Darurat Militer – Halaman all

    Fakta Baru: Yoon Suk Yeol Izinkan Penembakan Selama Darurat Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jaksa di Korea Selatan mengungkapkan fakta baru mengenai Presiden Yoon Suk Yeol yang diduga mengizinkan penggunaan kekerasan, termasuk penembakan, oleh militer saat pemberlakuan darurat militer.

    Temuan ini diungkapkan dalam laporan setebal 10 halaman yang diperoleh AFP pada 28 Desember 2024.

    Laporan tersebut merupakan bagian dari dakwaan terhadap mantan Menteri Pertahanan Kim Yonghyun.

    Dalam laporan, Yoon disebut memberikan instruksi ekstrem kepada Kepala Komando Pertahanan Ibu Kota, Lee Jinwoo, untuk memaksa masuk ke Majelis Nasional.

    “Apakah kalian masih belum masuk? Apa yang kalian lakukan? Dobrak pintu dan seret mereka keluar, bahkan jika itu berarti menembak,” ujar Yoon sesuai dengan dokumen yang dikutip dari AL Arabiya.

    Yoon juga dilaporkan memerintahkan Kepala Komando Kontraintelijen Pertahanan, Jenderal Kwak Jongkeun, untuk memastikan anggota parlemen dikeluarkan dari ruang sidang.

    “Dobrak pintu-pintu dengan kapak jika perlu dan seret semua orang keluar,” perintahnya.

    Presiden Yoon Terapkan Darurat Militer di Korsel

    Pada 3 Desember 2024, Yoon Suk Yeol mengumumkan pemberlakuan darurat militer untuk melindungi negara dari kekuatan antinegara yang dianggap bersimpati dengan Korea Utara.

    Keputusan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk politisi dalam negeri yang menilai tindakan tersebut ilegal dan inkonstitusional, seperti yang dilaporkan oleh BBC.

    Politisi dari berbagai partai, termasuk Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin oleh Yoon, mengkritik keputusan tersebut.

    Beberapa anggota partai merasa langkah ini terlalu drastis dan berpotensi merusak stabilitas politik negara.

    Pemimpin oposisi terbesar, Lee Jaemyung dari Partai Demokrat (DP), segera menentang keputusan tersebut dan menyerukan anggota parlemen untuk berkumpul di gedung parlemen.

    Seruan Lee mendapat respons luar biasa dari masyarakat, dengan ribuan orang bergegas menuju gedung parlemen yang dijaga ketat oleh aparat keamanan.

    Pada sekitar pukul 01.00 pada hari Rabu, parlemen Korea Selatan yang dihadiri oleh 190 dari 300 anggotanya menggelar pemungutan suara untuk memutuskan nasib deklarasi darurat militer tersebut.

    Setelah perdebatan panjang dan sorakan dari para pengunjuk rasa, keputusan diambil untuk menolak usulan tersebut, menjadikan deklarasi darurat militer yang dikeluarkan oleh Presiden Yoon tidak sah.

    Korea Selatan terakhir kali memberlakukan darurat militer pada tahun 1979, dan situasi ini semakin menambah tekanan terhadap Yoon di tengah persidangan pemakzulannya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tragedi di Zhuhai: 35 Tewas, Pelaku Tabrak Kerumunan Dijatuhi Hukuman Mati – Halaman all

    Tragedi di Zhuhai: 35 Tewas, Pelaku Tabrak Kerumunan Dijatuhi Hukuman Mati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria bernama Fan Weiqiu, berusia 62 tahun, dijatuhi hukuman mati setelah menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang yang sedang berolahraga di Zhuhai pada 11 November 2024.

    Insiden tragis ini mengakibatkan 35 orang tewas.

    Kronologi Insiden

    Pada malam hari, sekitar pukul 20.00, Fan Weiqiu melaju dengan SUV-nya menuju kerumunan di Pusat Olahraga Zhuhai.

    Menurut laporan, Fan dalam keadaan marah akibat masalah pribadi, termasuk pernikahan yang gagal dan proses perceraian yang dianggap tidak adil.

    Setelah menabrak puluhan orang, Fan ditemukan oleh petugas polisi di dalam mobilnya, mencoba melukai diri dengan pisau.

    Dia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.

    Pengadilan Menengah Rakyat Zhuhai menyatakan bahwa perilaku kriminal Fan sangat tercela dan kejahatannya dilakukan dengan cara yang brutal, lapor media milik negara, CCTV.

    Insiden ini menarik perhatian Presiden China, Xi Jinping, yang mengutuk serangan tersebut dan menyerukan hukuman berat bagi pelaku.

    Kasus Serupa

    Vonis hukuman mati terhadap Fan dijatuhkan beberapa hari setelah pengadilan di Hunan menjatuhkan hukuman mati yang ditangguhkan kepada seorang pria bernama Huang Wen.

    Huang menabrakkan mobilnya ke kerumunan di dekat sekolah dasar pada 19 November 2024, yang menyebabkan 30 orang terluka.

    Pengadilan di Changde, Hunan, menjatuhkan hukuman mati dengan penangguhan selama dua tahun, yang berarti hukuman tersebut dapat diubah menjadi penjara seumur hidup tergantung pada perilaku Huang selama periode tersebut.

    Huang melancarkan serangan sebagai pelampiasan frustrasi akibat kerugian investasi dan konflik keluarga.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • WHO: Serangan Israel di RS Kamal Adwan Akibatkan Layanan Medis Terhenti di Gaza – Halaman all

    WHO: Serangan Israel di RS Kamal Adwan Akibatkan Layanan Medis Terhenti di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara telah menghentikan seluruh layanan medis di fasilitas kesehatan terakhir yang tersisa di wilayah tersebut.

    Serangan ini menyebabkan beberapa departemen utama rumah sakit terbakar dan hancur parah.

    “Laporan awal menunjukkan bahwa serangan ini telah membuat rumah sakit tidak dapat beroperasi kembali,” ungkap WHO dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Arabiya.

    WHO juga melaporkan bahwa 60 petugas kesehatan dan 25 pasien dalam kondisi kritis masih terjebak di dalam rumah sakit.

    Beberapa pasien lainnya terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia yang juga mengalami kerusakan.

    Pembatasan Akses

    WHO menyoroti bahwa serangan ini terjadi setelah meningkatnya pembatasan akses bagi mereka dan mitra-mitra kesehatan di RS Kamal Adwan.

    “Permusuhan dan penggerebekan seperti ini menggagalkan semua upaya kami untuk menjaga fasilitas tersebut tetap berfungsi secara minimal,” tambah WHO.

    Organisasi ini juga memperingatkan bahwa serangan yang terus berlanjut akan menyebabkan lebih banyak korban jiwa di Gaza.

    WHO menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas kesehatan harus dihentikan.

    “Kengerian ini harus diakhiri dan perawatan kesehatan harus dilindungi,” tegas WHO.

    Penahanan Staf Medis

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa kontak dengan staf di dalam rumah sakit telah terputus.

    “Pasukan pendudukan telah menahan direktur rumah sakit dan puluhan staf medis untuk diinterogasi,” kata pernyataan kementerian yang dikelola Hamas.

    Di antara yang ditahan adalah direktur RS, Hossam Abu Safiyeh, dan direktur pertahanan, Ahmed Hassan al-Kahlout.

    Militer Israel mengeklaim bahwa mereka melakukan operasi di area Rumah Sakit Kamal Adwan karena rumah sakit tersebut diduga menjadi markas Hamas.

    Namun, klaim ini langsung dibantah oleh Hamas.

    Juru bicara Hamas, Osama Hamdan, menyebut tuduhan tersebut sebagai kebohongan dan menegaskan bahwa tidak ada anggota Hamas yang berada di rumah sakit tersebut.

    Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.

    Serangan ini telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memaksa hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang untuk mengungsi dari rumah mereka.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Jaksa Ungkap Fakta Baru, Presiden Yoon Ternyata Izinkan Penembakan selama Darurat Militer – Halaman all

    Jaksa Ungkap Fakta Baru, Presiden Yoon Ternyata Izinkan Penembakan selama Darurat Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, diduga mengizinkan militer menggunakan kekerasan, termasuk senjata api selama memberlakukan darurat militer.

    Temuan ini diungkapkan dalam laporan jaksa setebal 10 halaman yang diperoleh AFP pada Sabtu (28/12/2024).

    Laporan tersebut merupakan bagian dari dakwaan terhadap mantan Menteri Pertahanan, Kim Yong-hyun.

    Tidak hanya satu fakta, dalam laporan Jaksa, terdapat fakta lain yang baru saja terungkap.

    Di mana pada tanggal 3 Desember 2024, Yoon bersumpah akan mengumumkan darurat militer tidak hanya satu kali, melainkan 3 kali.

    Namun laporan ini ditolak keras oleh pengacara Yoon, Yoon Kab-keum.

    Dalam laporan tersebut, Yoon disebut memberikan instruksi ekstrem kepada kepala Komando Pertahanan Ibu Kota, Lee Jin-woo, untuk memaksa masuk ke Majelis Nasional.

    “Apakah kalian masih belum masuk? Apa yang kalian lakukan? Dobrak pintu dan seret mereka keluar, bahkan jika itu berarti menembak,” ujar Yoon sesuai dengan dokumen tersebut, dikutip dari AL-Arabiya.

    Selain itu, Yoon juga dilaporkan memerintahkan Kepala Komando Kontraintelijen Pertahanan, Jenderal Kwak Jong-keun, untuk memastikan anggota parlemen dikeluarkan dari ruang sidang.

    “Dobrak pintu-pintu dengan kapak jika perlu dan seret semua orang keluar,” perintahnya.

    Namun pengacara Yoon, Yoon Kab-keun, membantah keras laporan tersebut.

    Ia mengatakan bahwa laporan tersebut tidak masuk akal.

    “Laporan sepihak yang tidak sesuai dengan keadaan objektif maupun akal sehat,” katanya.

    Meski demikian, pengungkapan ini semakin menambah tekanan terhadap Yoon di tengah persidangan pemakzulannya.

    Penerapan Darurat Militer Korsel

    Pada tanggal 3 Desember, Korea Selatan dikejutkan oleh pengumuman Presiden Yoon Suk-yeol yang menyatakan pemberlakuan darurat militer untuk melindungi negara dari kekuatan “anti-negara” yang dianggap bersimpati dengan Korea Utara. 

    Keputusan Yoon ini langsung memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk politisi dalam negeri yang menilai deklarasi tersebut sebagai tindakan ilegal dan inkonstitusional, dikutip dari BBC.

    Politisi dari berbagai partai politik di Korea Selatan, termasuk dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin oleh Yoon sendiri, mengkritik keputusan tersebut. 

    Partai Kekuatan Rakyat, yang dikenal dengan pandangan konservatifnya, menyebut langkah ini sebagai “langkah yang salah” dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. 

    Bahkan, sejumlah anggota partai yang seharusnya mendukung pemerintahan Yoon merasa bahwa langkah tersebut terlalu drastis dan berpotensi merusak stabilitas politik negara.

    Pemimpin oposisi terbesar di negara itu, Lee Jae-myung dari Partai Demokrat (DP), yang merupakan partai beraliran liberal, segera menyuarakan penentangannya. 

    Lee menyerukan agar anggota parlemen dari partainya berkumpul di gedung parlemen untuk menanggapi deklarasi darurat militer tersebut. 

    Tak hanya itu, Lee juga mengajak rakyat Korea Selatan untuk hadir sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggapnya otoriter tersebut.

    Seruan Lee mendapat respons luar biasa dari masyarakat. 

    Ribuan orang segera bergegas menuju gedung parlemen, yang kini dijaga ketat oleh aparat keamanan. 

    Para pengunjuk rasa dengan tegas meneriakkan slogan-slogan seperti “Tidak ada darurat militer” dan “Hancurkan kediktatoran”.

    Suasana memanas ketika beberapa anggota parlemen berhasil melewati barikade keamanan, bahkan ada yang memanjat pagar untuk dapat mencapai ruang pemungutan suara dan menanggapi deklarasi tersebut.

    Pada sekitar pukul 01:00 pada hari Rabu, parlemen Korea Selatan, yang dihadiri oleh 190 dari 300 anggotanya, akhirnya menggelar pemungutan suara untuk memutuskan nasib deklarasi darurat militer itu. 

    Setelah perdebatan panjang dan sorakan dari para pengunjuk rasa yang terus menggema di luar gedung, parlemen memutuskan untuk menolak usulan tersebut. 

    Deklarasi darurat militer yang dikeluarkan oleh Presiden Yoon dinyatakan tidak sah.

    Korea Selatan terakhir kali memberlakukan darurat militer pada tahun 1979.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Krisis Korea

  • Analisis: Rudal Oreshnik yang Dibangga-banggakan Rusia Rupanya Masih Bergantung pada Peralatan Barat – Halaman all

    Analisis: Rudal Oreshnik yang Dibangga-banggakan Rusia Rupanya Masih Bergantung pada Peralatan Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rudal balistik Oreshnik, yang pertama kali diluncurkan Rusia terhadap Ukraina pada November 2024 lalu, ternyata diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Rusia yang masih bergantung pada peralatan canggih dari Barat.

    Temuan ini berdasarkan analisis dari Financial Times, yang dilaporkan oleh Ukrinform.

    Dua lembaga rekayasa senjata terkemuka Rusia, yaitu Institut Teknologi Termal Moskow dan Sozvezdiye Concern, diidentifikasi oleh intelijen Ukraina sebagai pengembang rudal Oreshnik.

    Kedua lembaga tersebut merekrut karyawan yang berpengalaman dalam menggunakan sistem pengerjaan logam dari produsen asal Jerman dan Jepang.

    Hal ini menyoroti ketergantungan Kremlin pada sumber daya asing, khususnya di bidang kontrol numerik komputer (CNC), teknologi penting untuk memproduksi Oreshnik.

    Institut Teknologi Termal Moskow, yang memainkan peran penting dalam mengembangkan rudal balistik berbahan bakar padat Rusia, mengumumkan pada tahun 2024 bahwa mereka menggunakan sistem CNC dari Fanuc, Siemens, dan Heidenhain.

    Fanuc berasal dari Jepang, sementara Siemens dan Heidenhain berasal dari Jerman.

    Ketiga perusahaan tersebut adalah pemimpin dalam teknologi CNC presisi tinggi.

    Ketiga perusahaan ini disebutkan dalam iklan Sozvezdie, yang mencantumkan sistem kontrol otomatis dan sistem komunikasi untuk penggunaan militer sebagai salah satu spesialisasinya.

    Rudal Oreshnik (newsinfo.ru)

    Rudal yang Dibanggakan Putin

    Pada 21 November 2024, rudal Rusia menyerang fasilitas militer Ukraina di kota Dnipro.

    Setelah serangan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin tampil di TV, membanggakan serangan yang dilancarkan oleh rudal hipersonik barunya.

    Putin memperingatkan Barat bahwa penggunaan rudal berikutnya bisa ditujukan terhadap sekutu Ukraina yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.

    Putin mengatakan rudal itu disebut “Oreshnik,” yang dalam bahasa Rusia berarti “pohon hazelnut.”

    Apa yang Diketahui tentang Oreshnik?

    Mengutip AP News, senyum puas terpancar di wajah Putin saat ia menggambarkan bagaimana Oreshnik melesat ke sasarannya dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara, atau Mach 10, “seperti meteorit.”

    Putin mengklaim bahwa rudal tersebut kebal terhadap sistem pertahanan rudal apa pun.

    Pejabat militer Ukraina mengatakan rudal itu mencapai Mach 11.

    Jenderal Sergei Karakayev, kepala Pasukan Rudal Strategis Rusia, mengatakan Oreshnik dapat membawa hulu ledak nuklir maupun konvensional dan memiliki jangkauan untuk mencapai target di Eropa.

    Pentagon mengatakan Oreshnik adalah jenis rudal balistik jarak menengah eksperimental (IRBM), yang didasarkan pada rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-26 Rubezh Rusia.

    Serangan pada bulan November menandai pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang.

    Rudal jarak menengah dapat terbang antara 500 hingga 5.500 kilometer.

    Senjata semacam itu dilarang berdasarkan perjanjian era Soviet yang dibatalkan oleh Washington dan Moskow pada 2019.

    Direktorat Intelijen Utama Ukraina mengatakan rudal tersebut memiliki enam hulu ledak, yang masing-masing membawa enam submunisi.

    Muatannya berupa hulu ledak yang dapat ditargetkan secara independen, seperti sekelompok hazelnut yang tumbuh di pohon, yang menjadi inspirasi untuk nama rudal tersebut.

    Putin mengklaim senjata itu sangat kuat sehingga penggunaan beberapa rudal semacam itu — bahkan yang dilengkapi dengan hulu ledak konvensional — bisa sama dahsyatnya dengan serangan nuklir.

    “Oreshnik mampu menghancurkan bunker bawah tanah tiga, empat, atau lebih lantai di bawah tanah,” kata Putin dengan bangga, sambil mengancam akan menggunakannya terhadap distrik pemerintahan di Kyiv.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Pejabat PBB Bantah Klaim Israel Soal Bandara Sanaa – Halaman all

    Pejabat PBB Bantah Klaim Israel Soal Bandara Sanaa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM Pejabat tinggi PBB di Yaman, Julien Harneis, menanggapi klaim Israel yang menyebut bandara Sanaa sebagai markas militer Houthi.

    Dalam pernyataannya, Harneis menegaskan bahwa bandara tersebut adalah fasilitas sipil yang digunakan untuk penerbangan kemanusiaan.

    Israel sebelumnya mengeklaim bahwa serangan yang dilancarkan pada Jumat lalu ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur militer yang digunakan untuk menyelundupkan senjata Iran.

    Namun, Harneis dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

    “Bandara Sanaa adalah lokasi sipil yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,” jelasnya, seperti dikutip dari Al Arabiya.

    Harneis juga meminta semua pihak untuk tidak menjadikan fasilitas sipil sebagai target.

    “Kewajiban untuk melindungi sasaran sipil ada pada pihak-pihak yang bertikai, bukan pada kami,” tambahnya.

    Pejabat PBB Ceritakan Pengalaman Mengerikan Saat Serangan

    Dalam insiden tersebut, Harneis dan delegasi PBB lainnya nyaris terkena serangan udara saat mereka bersiap untuk terbang.

    “Ada satu serangan udara sekitar 300 meter di selatan kami dan serangan lainnya sekitar 300 meter di utara kami,” ungkapnya.

    Serangan tersebut terjadi saat pesawat Yemenia Air yang mengangkut ratusan penumpang hendak mendarat.

    Meskipun pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat, Harneis mengungkapkan kekhawatirannya.

    “Yang paling menakutkan adalah ketika serangan udara terjadi saat pesawat sipil sedang mendarat,” katanya.

    Insiden ini mengakibatkan satu staf PBB terluka parah.

    Gabriel Elizondo dari Al Jazeera melaporkan bahwa semua staf PBB berhasil dievakuasi ke tempat aman.

    Juru bicara PBB, Stephanie Tremblay, menegaskan pentingnya menghormati hukum internasional dan perlindungan terhadap warga sipil.

    Bandara Sanaa Beroperasi Kembali

    Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan dan Pekerjaan Umum Yaman, Yahya Al-Sayani, mengumumkan bahwa Bandara Sanaa telah beroperasi kembali setelah serangan.

    “Operasi di Bandara Internasional Sanaa telah dilanjutkan, termasuk penerbangan sipil ke Yordania,” katanya, seperti dilaporkan oleh Hemodhod Yemen News Agency.

    Al-Sayani memastikan bahwa situasi ditangani sesuai dengan rencana darurat yang telah disiapkan sebelumnya.

    Meskipun serangan Israel mengakibatkan empat warga tewas dan lebih dari 20 orang terluka, bandara berhasil beroperasi dalam waktu dua belas jam setelah insiden tersebut.

    Dengan situasi yang terus berkembang, Harneis dan PBB menekankan perlunya perlindungan terhadap infrastruktur sipil dan personel bantuan kemanusiaan di Yaman.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Israel Serbu RS Kamal Adwan: Direktur dan Staf Ditahan – Halaman all

    Israel Serbu RS Kamal Adwan: Direktur dan Staf Ditahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, pada hari Jumat, 28 Desember 2024.

    Dalam serangan tersebut, sebagian besar bangunan di fasilitas medis yang tersisa di wilayah tersebut dibakar, memaksa ratusan orang di dalamnya untuk mengungsi.

    Menurut Direktur Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Bursh, “Pasukan pendudukan sekarang berada di dalam rumah sakit dan mereka membakarnya.” Kontak dengan staf di dalam rumah sakit telah terputus, dan Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa IDF (Angkatan Pertahanan Israel) telah menahan direktur rumah sakit, Hossam Abu Safiyeh, serta puluhan staf medis lainnya untuk diinterogasi.

    “Direktur pertahanan, Ahmed Hassan al-Kahlout, juga ditahan oleh IDF,” tambah Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

    Juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyatakan bahwa serangan Israel telah menghancurkan sistem medis di rumah sakit tersebut, membuatnya tidak dapat digunakan lagi.

    Setelah serangan, militer Israel mengeklaim bahwa Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi markas Hamas.

    Namun, klaim tersebut dibantah oleh Hamas.

    Juru bicara Hamas, Osama Hamdan, mengatakan bahwa “apa yang dituduhkan Israel adalah kebohongan.” Ia menambahkan bahwa penargetan rumah sakit tersebut merupakan bagian dari rencana jenderal Israel untuk mencegah keteguhan warga sipil.

    Kerusakan Rumah Sakit

    Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Youssef Abu el-Rish, mengungkapkan bahwa serangan tersebut telah menghanguskan departemen bedah, laboratorium, dan gudang di rumah sakit.

    “Semua ruangan di RS Kamal Adwan telah terbakar habis,” ujarnya.

    Pasien yang berada di rumah sakit juga dipaksa pindah oleh IDF ke Rumah Sakit Indonesia, yang mengalami kekurangan pasokan medis, air, dan listrik.

    Sekitar 350 orang yang berada di Kamal Adwan terpaksa dipindahkan ke sekolah terdekat, termasuk 75 pasien dan pendampingnya, serta 185 staf medis.

    Latar Belakang Konflik

    Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata.

    Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Jumlah Gelandangan di Amerika Melonjak Jadi 771 Ribu Orang di 2024 – Halaman all

    Jumlah Gelandangan di Amerika Melonjak Jadi 771 Ribu Orang di 2024 – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS (HUD) mencatat jumlah gelandangan atau tunawisma di Amerika Serikat (AS) meningkat sebesar 18 persen selama setahun terakhir.

    Adapun lonjakan gelandangan meningkat buntut terjadinya bencana alam di beberapa bagian negara AS, menghancurkan rumah para migran hingga mereka kehilangan tempat tinggal. 

    Masalah ini semakin diperparah lantaran inflasi yang mencekik membuat perumahan dibanderol dengan harga yang tinggi.

    Selain biaya perumahan, laporan HUD menandai “gaji yang stagnan di antara rumah tangga berpenghasilan menengah dan rendah, dan dampak berkelanjutan dari rasisme sistemik” sebagai faktor lainnya.

    Masalah ini yang membuat para imigran kesulitan memperoleh tempat tinggal, alhasil mereka lebih memilih untuk tinggal di tempat terbuka, dengan cara membangun tenda-tenda di trotoar kota, penampungan darurat, tempat perlindungan, perumahan transisi, atau di lokasi yang tidak memiliki tempat izin tinggal di AS.

    “Krisis perumahan terjangkau nasional yang makin memburuk, inflasi yang meningkat, upah yang stagnan di kalangan rumah tangga berpendapatan menengah dan bawah, dan efek berkelanjutan dari rasisme sistemik telah meregangkan sistem layanan tunawisma hingga ke batas maksimalnya,” bunyi laporan HUD dikutip dari Al Jazeera.

    Data yang dirilis HUD pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa lebih dari 771.000 orang dinyatakan sebagai tunawisma menurut penghitungan tahunan yang dilakukan pada satu malam di bulan Januari 2024.

    Jumlah tersebut naik 18 persen dari tahun 2023, ini berarti sekitar 23 dari setiap 10.000 orang di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut adalah tunawisma.

    Adapun jumlah tunawisma itu sebagian besar didominasi oleh  anak-anak di bawah usia 18 tahun, menandai peningkatan sebesar 33 persen dengan 150.000 anak mengalami krisis, menurut data tersebut.

    Orang kulit hitam, yang merupakan 12 persen dari total populasi AS dan 21 persen dari populasi AS yang hidup dalam kemiskinan, mewakili 32 persen dari semua orang yang jadi tunawisma.

     

  • Cerita Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines: Saya Pikir Itu Doa Terakhir Saya – Halaman all

    Cerita Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines: Saya Pikir Itu Doa Terakhir Saya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Beberapa korban selamat dari kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan, sebuah negara yang berbatasan dengan Rusia, angkat bicara untuk pertama kalinya sejak tragedi yang terjadi pada Hari Natal itu.

    Dalam wawancara terbaru dengan New York Times yang diterbitkan pada Jumat, 27 Desember, pramugara Zulfugar Asadov, pramugari Aydan Rahimli, dan penumpang Subhonkul Rakhimov menceritakan pengalaman mereka mengenai kecelakaan tersebut.

    Pada hari itu, pesawat Azerbaijan Airlines dengan nomor penerbangan 8243 sedang dalam perjalanan ke Grozny, Rusia, dari ibu kota Azerbaijan, Baku, dengan membawa 67 orang di dalamnya.

    Sebanyak 29 orang selamat, sementara 38 lainnya tewas.

    “Saya bersyukur masih hidup,” kata Asadov kepada Times dalam wawancara telepon dari ranjang rumah sakitnya di Baku.

    “Saya pikir itu doa terakhir saya,” kata Rakhimov, yang mengingat bagaimana dia langsung berdoa setelah mendengar suara keras di pesawat dan melihat kerusakan pada badan pesawat.

    Rakhimov, yang duduk di bagian belakang pesawat, menggambarkan kekacauan yang terjadi.

    Dia mengatakan tubuhnya terbentur-bentur, dan dia tidak mendengar suara lain selain teriakan orang-orang di sekitarnya.

    “Saya menyadari bahwa kami telah mendarat,” katanya.

    “Saya tidak tahu harus tertawa atau menangis.”

    pramugari Aydan Rahimli saat diwawancarai media lokal (AnewZ)

    Sementara itu, Rahimli mengatakan bahwa saat dia terbangun, dia sudah diangkut ke luar pesawat.

    “Saya membuka mata dan melihat para pekerja. Saya bertanya di mana saya berada, dan mereka mengatakan bahwa kami berada di Aktau.”

    Putri pramugara Asadov, Konul, menceritakan bagaimana dia mengetahui bahwa ayahnya selamat dari kecelakaan pesawat yang fatal.

    Konul melihat video kecelakaan pesawat tersebut yang beredar di media sosial.

    Dia terkejut ketika mengetahui bahwa ayahnya selamat.

    “Ketika saya mendengar suaranya, saya pikir saya sedang ditipu, karena saya merasa tidak mungkin dia bisa selamat dari insiden sebesar itu. Saya pikir seseorang sedang memalsukan suaranya untuk menghibur saya,” ujar Konul saat menerima telepon dari ayahnya.

    Konul menambahkan bahwa dia biasanya menghubungi ayahnya sebelum setiap penerbangan.

    Namun, karena cuaca hari itu cerah, dia tidak melakukannya.

    “Saya selalu meneleponnya sebelum penerbangan jika cuaca buruk,” kata putri Asadov.

    Menurut Times, seorang penumpang mengingat bahwa dia mendengar suara ledakan keras, kemudian melihat Asadov terhantam benda keras di lengannya, meskipun tidak jelas benda apa atau dari mana asalnya.

    Dalam gambar selebaran yang dirilis oleh kementerian situasi darurat Kazakhstan, spesialis darurat bekerja di lokasi jatuhnya jet penumpang Azerbaijan Airlines dekat kota Aktau di Kazakh barat pada 25 Desember 2024. (Photo by Handout / Kazakhstan’s emergency situations ministry / AFP) (AFP/HANDOUT)

    Saat ini, pejabat Azerbaijan, Kazakhstan, dan Rusia sedang melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut.

    Namun, Azerbaijan Airlines mengatakan hasil awal menunjukkan bahwa pesawat tersebut mengalami gangguan eksternal, baik fisik maupun teknis.

    Sementara itu, Gedung Putih menyebutkan adanya “indikasi awal” bahwa sistem pertahanan udara Rusia mungkin telah menjatuhkan pesawat Azerbaijan Airlines tersebut.

    Mengutip Euronews, penilaian pada Jumat oleh juru bicara keamanan nasional John Kirby mendukung penilaian yang dibuat oleh beberapa pejabat Azerbaijan dan pakar penerbangan, yang sama-sama menyalahkan kecelakaan tersebut pada respons Rusia terhadap serangan udara Ukraina.

    Kirby mengatakan bahwa AS memiliki bukti yang mengarah pada kemungkinan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia.

    Namun, dia menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut, dengan alasan bahwa penyelidikan masih berlangsung.

    Ketika ditanya apakah AS memiliki informasi intelijen yang mendukung kesimpulan tersebut atau hanya mengandalkan spekulasi dari para ahli berdasarkan penilaian visual terhadap kecelakaan itu, Kirby menjawab, “Ya.”

    Ia mengatakan akan “membiarkannya begitu saja.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • WHO: Serangan Israel di RS Kamal Adwan Akibatkan Layanan Medis Terhenti di Gaza – Halaman all

    WHO: Serangan Israel Hancurkan Rumah Sakit Kamal Adwan, Layanan Medis Terhenti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan serangan Israel yang menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan, yang merupakan fasilitas kesehatan terakhir di Gaza tak bisa beroperasi kembali.

    “Serangan pagi ini terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan telah menghentikan layanan fasilitas kesehatan utama terakhir di Gaza utara. Laporan awal menunjukkan bahwa beberapa departemen utama terbakar dan hancur parah selama serangan itu,” kata WHO dalam sebuah pernyataan pada X, dikutip dari Al-Arabiya.

    WHO mengatakan 60 petugas kesehatan dan 25 pasien di dalam kondisi kritis masih berada di rumah sakit.

    Namun beberapa pasien lainnya harus dilarikan ke RS Indonesia.

    “Pasien dalam kondisi sedang hingga parah terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia yang hancur dan tidak berfungsi,” jelas WHO.

    Menurut WHO, serangan dan penggerebakan Israel ini terjadi setelah Israel memberlakukan pembatasan terhadap WHO di RS Kamal Adwan.

    “Penggerebekan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan ini terjadi setelah meningkatnya pembatasan akses bagi WHO dan mitra, serta serangan berulang terhadap atau di dekat fasilitas tersebut sejak awal Oktober,” kata WHO.

    Tak terima dengan insiden ini, WHO mengatakan bahwa serangan Israel ini justru membuat fasilitas medis ini lumpuh total.

    WHO juga memperingatkan bahwa serangan Israel akan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.

    “Permusuhan dan penggerebekan seperti itu menggagalkan semua upaya dan dukungan kami untuk menjaga fasilitas tersebut tetap berfungsi secara minimal. Pembongkaran sistematis sistem kesehatan di Gaza merupakan hukuman mati bagi puluhan ribu warga Palestina yang membutuhkan perawatan kesehatan,” tambahnya.

    Dengan tegas, WHO meminta kepada Israel untuk menghentikan serangan mereka di fasilitas kesehatan.

    “Kengerian ini harus diakhiri dan perawatan kesehatan harus dilindungi,” tegasnya.

    Tak hanya itu, WHO juga menyerukan kembali gencatan senjata Hamas-Israel.

    Sebagai informasi, Israel membakar Rumah Sakit Kamal Adwan pada hari Jumat (28/12/2024).

    Sebagian besar bangunan di fasilitas medis terakhir yang tersisa di Jalur Gaza utara itu hangus terbakar.

    Wakil menteri kesehatan Gaza, Youssef Abu el-Rish mengatakan bahwa serangan Israel telah membuat departemen bedah, laboratorium dan gudang di rumah sakit hangus terbakar.

    “Kamal Adwan menderita pengepungan yang menyesakkan, karena departemen operasi dan bedah, laboratorium, pemeliharaan, unit ambulans dan gudang telah terbakar habis,” kata Youssef Abu el-Rish.

    Direktur dan Staf Medis Ditahan

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan kontak telah terputus dengan staf di dalam rumah sakit di Beit Lahiya, yang telah dikepung selama berminggu-minggu.

    Tak hanya membakar RS Kamal Adwan, IDF juga menahan direktur RS dan staff medis.

    “Pasukan pendudukan telah membawa puluhan staf medis dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke pusat penahanan untuk diinterogasi, termasuk direktur, Hossam Abu Safiyeh,” kata kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al-Arabiya.

    Badan Pertahanan Sipil Gaza juga melaporkan bahwa direktur pertahanan, Ahmed Hassan al-Kahlout juga ditahan oleh IDF.

    Atas serangan Israel ini, sistem medis di rumah sakit hancur, tak ada yang tersisa.

    “Pendudukan telah menghancurkan sistem medis, kemanusiaan, dan pertahanan sipil di utara, sehingga tidak dapat digunakan lagi,” kata Mahmud Bassal, juru bicara Badan Pertahanan Sipil.

    Beberapa saat setelah serangan terjadi, militer Israel mengatakan telah melakukan operasi di area Rumah Sakit Kamal Adwan dan mengklaim bahwa RS tersebut menjadi markas Hamas.

    Namun klaim Israel tersebut langsung dibantah oleh Hamas.

    Juru bicara Hamas, Osama Hamdan mengatakan bahwa apa yang dituduhkan Israel adalah kebohongan.

    Tidak ada anggota Hamas yang berada di rumah sakit tersebut.

    Hamdan mengatakan bahwa Israel menggunakan ‘rencana jenderal’ untuk menyerang RS Kamal Adwan.

    “Menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan merupakan implementasi dari rencana jenderal dan untuk mencegah segala bentuk keteguhan warga sipil,” kata Hamdan kepada Al Jazeera.

    Apa yang disebut “rencana jenderal” tersebut melibatkan Israel yang secara paksa memindahkan penduduk di Gaza utara, mengepung wilayah tersebut dan menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

    Konflik Palestina vs Israel

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel