Category: Tribunnews.com Internasional

  • Donald Trump Akan Usir 1.445.549 Warga Asing Keluar dari AS, Berasal dari 208 Negara, Bagaimana WNI? – Halaman all

    Donald Trump Akan Usir 1.445.549 Warga Asing Keluar dari AS, Berasal dari 208 Negara, Bagaimana WNI? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, AS – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mulai menepati janjinya untuk memulai deportasi massal mengusir para imigran yang masuk ke negara itu secara ilegal.

    Deportasi massal telah dilakukan sejak pekan lalu dengan memulangkan ratusan warga Meksiko pulang ke negaranya.

    Sebelum dideportasi, aparat terkait di AS melakukan penggerebekan besar-besaran di kota-kota AS, dari New York hingga Denver, pada minggu pertama Donald Trump menjabat presiden AS.

    Jutaan Warga Asing akan Dideportasi

    Menurut Newsweek, jika deportasi terus berlanjut maka  akan butuh waktu sekitar 28 tahun untuk memenuhi janji presiden Donald Trump memulangkan lebih dari 11 juta orang warga asing di negara itu.

    Data publik dari pelacakan penerbangan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE ), dianalisis oleh ahli pihak ketiga, menunjukkan telah ada tiga penerbangan deportasi menggunakan pesawat militer sejak Presiden Trump menjabat Senin lalu.

    “Mereka bermaksud melakukan lebih banyak lagi. Mereka bermaksud mendeportasi lebih banyak orang dari pedalaman dan itu tentu saja membutuhkan lebih banyak sumber daya,” kata Tom Cartwright, dari kelompok advokasi Witness at the Border, kepada Newsweek pada hari Selasa (28/1/2025).

    Didukung Publik Amerika

    Presiden Donald Trump  memenuhi janjinya untuk mendeportasi massal imigran ilegal.

    Jajak pendapat terkini menunjukkan dukungan kuat bagi kebijakan Trump ini, baik dari Partai Republik maupun Demokrat.

    Namun untuk mewujudkan janji kampanye Trump ini terbentur hambatan birokrasi yang umum, seperti sumber daya dan uang. 

    Tom Homan “raja perbatasan” yang baru, mengatakan bahwa pemerintah akan membutuhkan anggaran setidaknya $86 miliar untuk mendeportasi warga asing.

    Jumlah Sebenarnya Warga Asing di AS

    Perkiraan jumlah Imigran yang berada di AS secara ilegal bervariasi, dengan perkiraan terbaik dari pemerintah federal dan Pew Research menetapkan sekitar 11 juta oranh. 

    Namun, tidak semua dari mereka masuk dalam radar ICE untuk dideportasi.

    Data yang dirilis pada bulan Desember menunjukkan setidaknya ada 1.445.549 warga negara dari 208 negara yang menunggu deportasi.

    Mereka saat ini berada di seluruh AS, beberapa ribu lainnya ditahan di berbagai fasilitas di seluruh negeri.

    Cartwright mengatakan bahwa selama enam bulan terakhir, rata-rata ada 126 penerbangan deportasi yang dilakukan oleh ICE per bulan, dengan sekitar 115 orang di setiap pesawat.

    Artinya sekitar 3.500 orang dideportasi setiap bulan.

    Selain itu, ada sekitar 15.000 dan 17.000 orang dipulangkan ke Meksiko melalui jalur darat.

    Dalam laporan tahunannya untuk tahun 2024, tahun terakhir masa jabatan penuh Biden, ICE mengatakan telah memulangkan 271.484 orang, jumlah terbanyak sejak 2019.

    Badan tersebut mengatakan hal ini, sebagian, karena keberhasilan negosiasi dengan negara-negara lain untuk mencegah masuknya migran.

    Meksiko sering menerima sekitar lima penerbangan setiap hari Selasa, kata Cartwright, tetapi ini tidak terjadi sehari setelah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025 lalu.

    Meksiko telah mengatakan tidak akan menerima penerbangan militer.

    Hingga Selasa pagi belum jelas apakah layanan reguler telah dilanjutkan.

    Kolombia mengirim pesawatnya sendiri untuk menjemput sekitar 200 orang yang dideportasi pada hari Senin kemarin.

     Para orang asing yang dideportasi mengatakan kepada media lokal bahwa mereka telah dijemput di perbatasan AS-Meksiko setelah permintaan suaka mereka ditolak.

    Tidak satu pun dari 200 orang tersebut memiliki catatan kriminal di kedua negara , menurut pemerintah Kolombia.

    Pada hari Jumat, Gedung Putih membagikan foto-foto imigran ilegal yang digiring ke pesawat militer dengan tangan diborgol.

    Jumlah total migran dan tujuan mereka tidak dipublikasikan.

    Cartwright mengatakan penggunaan pesawat kargo militer, sebuah inisiatif baru, belum tentu merupakan cara yang efisien untuk memulangkan migran.

     Meskipun Gedung Putih tidak menyebutkan jumlah atau tujuan, penerbangan militer secara realistis hanya dapat mengangkut sekitar 80-84 orang, dibandingkan dengan sekitar 120 orang yang dapat diangkut oleh pesawat komersial pada umumnya, kata Cartwright.

    “Menurut saya, penerbangan ini tidak hanya tidak manusiawi karena memuat orang ke dalam pesawat kargo, menurut saya, hanyalah bentuk lain dari tindakan kriminal, tetapi juga tidak efisien,” katanya.

    Data yang dihimpun oleh Witness at the Border menunjukkan 90 penerbangan deportasi sejauh ini pada bulan Januari.

    Dalam dua minggu terakhir pemerintahan Biden, rata-rata harian adalah sekitar 5,5 penerbangan per hari.

     Angka itu turun menjadi 4,8 penerbangan per hari dalam seminggu terakhir.

    Jumlah total deportasi lebih sulit didapat. ICE menerbitkan beberapa data secara publik, tetapi data tersebut jarang diperbarui dan tidak selalu memberikan gambaran lengkap tentang pekerjaannya.

    Badan tersebut juga berpendapat di pengadilan bahwa mereka tidak selalu dapat memenuhi permintaan data.

    Masalah Baru

    Austin Kocher, seorang pakar imigrasi yang mengajar di Universitas Syracuse, mengatakan kepada Newsweek bahwa janji kampanye Trump yang luas tentang imigrasi berpotensi menciptakan serangkaian masalah baru di lembaga yang bertugas melaksanakan janjinya.

    Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menjelaskan lebih lanjut ketika ditanya oleh seorang reporter berapa banyak dari mereka yang telah dideportasi memiliki catatan kriminal. 

    “Semuanya,” katanya. 

    “Karena mereka melanggar hukum negara kita secara ilegal dan karena itu mereka adalah penjahat.”

    Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, dalam jumpa pers hari Selasa kemarin.

    “Kepada warga negara asing yang berpikir untuk mencoba masuk secara ilegal ke Amerika Serikat – pikirkan lagi. Di bawah Presiden ini, Anda akan ditahan dan dideportasi. Setiap hari warga Amerika menjadi lebih aman karena adanya penjahat kejam yang disingkirkan oleh pemerintahan Presiden Trump dari komunitas kita.”

    Bagaimana dengan WNI yang Ada di AS?

    Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C. Ida Bagus Made Bimantara, Sabtu (25/1/2025), mengingatkan seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat untuk senantiasa membawa kartu identitas dan bersikap tenang saat berhadapan dengan petugas imigrasi dan bea cukai (Immigration and Custom Enforcement/ICE) jika terjadi pemeriksaan.

    Diplomat tertinggi di KBRI Washington yang akrab disapa dengan Sade itu menyampaikan imbauan tersebut seiring dimulainya operasi pemeriksaan identitas imigran dan penggerebekan warga yang diduga tidak memiliki status hukum tetap di Amerika Serikat.

    “Selalu membawa kartu identitas dan apabila diberhentikan oleh petugas imigrasi. Ingat, bahwa seluruh warga dari negara mana pun di AS, dilindungi oleh hukum dan konstitusi AS. Artinya, kita berhak untuk tidak bicara dan menelepon pengacara ketika menghadapi situasi keimigrasian atau situasi hukum lain di AS,” ujar Sade dikutip dari VOA Indonesia.

    WNI Tanpa Status Hukum Kini Pasrah

    Salah seorang WNI tanpa status hukum tetap di DC, yang tidak ingin disebut namanya karena khawatir dengan kemungkinan dampaknya, mengatakan kepada VOA bahwa ia “siap pulang jika memang tertangkap.”

    “Saya serahkan pada Gusti Allah. Saya sudah di AS lebih dari 25 tahun, saya selalu bayar pajak, saya tidak pernah terlibat hal yang aneh-aneh. Saya hanya jadi tukang bersih rumah, jualan, apapun saya lakukan supaya anak saya bisa sekolah bagus,” ujarnya.

    Menurut WNI itu, dia sudah berupaya untuk mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan, tetapi prosesnya mandek di pengacara.

    “Saya sudah ke KBRI, hanya ditawari SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor-red). Jadi jika akhirnya saya harus pulang, saya siap. Saya pasrah,” ujarnya lirih.

    Sumber: Newsweek/VOA Indonesia

     

  • Gaza Butuh Setidaknya 120.000 Tenda, Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara yang Hancur oleh Israel – Halaman all

    Gaza Butuh Setidaknya 120.000 Tenda, Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara yang Hancur oleh Israel – Halaman all

    Penampungan Mendesak Dibutuhkan saat Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara yang Hancur oleh Israel

    TRIBUNNEWS.COM- Ratusan ribu warga sipil Palestina yang mengungsi dan telah kembali ke Gaza utara sangat membutuhkan akomodasi karena besarnya kerusakan yang disebabkan oleh perang genosida Israel. 

    Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan pada tanggal 28 Januari bahwa warga Palestina di jalur utara “membutuhkan setidaknya 120.000 tenda.” 

    Warga yang mengungsi ke wilayah utara mengatakan tidak ada listrik dan fasilitas penting telah hancur.

    “Ada ruang operasi yang didedikasikan untuk memantau kondisi para pengungsi. Lebih dari 33 kamp telah disiapkan untuk menampung para pengungsi,” tambahnya, seraya menekankan bahwa “konvoi para pengungsi yang kembali ke utara membentang hingga ratusan meter.”

    Lebih dari  300.000  warga Palestina telah kembali ke wilayah utara yang hancur setelah para pengungsi  mulai membanjiri  kembali kota mereka yang hancur pada hari Senin. 

    Warga sipil yang berbicara dengan Al Jazeera pada hari Selasa mengatakan fasilitas dan infrastruktur hancur total. 

    Mereka mengatakan mereka membutuhkan generator karena tidak ada listrik sama sekali, dan semua tangki air di atap gedung telah hancur atau rusak parah – seraya menambahkan bahwa mereka telah kembali menjadi “tanah terlantar.”

    Rumah sakit, khususnya, berada dalam kondisi yang sangat buruk akibat kampanye Israel terhadap fasilitas medis di seluruh wilayah tersebut – yang meningkat secara signifikan pada bulan-bulan terakhir perang, khususnya di wilayah utara. 

    Sisa wilayah kantong itu juga hancur. Menurut PBB, hampir 70 persen dari semua bangunan di Gaza hancur atau rusak. 

    Di kota paling selatan Rafah, kehancuran tersebar luas, dan persenjataan yang belum meledak menimbulkan ancaman serius bagi penduduk. 

    “Layanan kesehatan, termasuk bantuan kemanusiaan lainnya dan pembangunan kembali kota, dibutuhkan agar kehidupan dapat kembali ke Rafah, tetapi masih terlalu berbahaya bagi orang-orang untuk kembali di sebagian besar wilayah. Saat kami akan mengunjungi bekas klinik MSF Shabboura di Rafah, kami melihat seorang anak bermain dengan granat di wilayah Mawasi. Meskipun kami tidak dapat mendengar bom lagi, masih ada bahaya,” kata pejabat Doctors Without Borders (MSF) Pascale Coissard pada 27 Januari. 

    Rafah sebelumnya menampung kelompok pengungsi Palestina terbesar – sekitar 1,5 juta orang – yang terusir dari berbagai wilayah di Gaza akibat serangan udara Israel, perintah evakuasi paksa, dan operasi darat yang menghancurkan. 

    MSF mengatakan membersihkan persenjataan yang tidak meledak di Rafah saja akan memakan waktu bertahun-tahun. 

    Meskipun mengalami kematian, kehancuran, dan hukuman kolektif, ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi kembali ke lingkungan mereka yang hancur di Gaza Utara, mengalahkan upaya pemerintah Israel untuk melakukan pembersihan etnis di Jalur Gaza.

    Ribuan warga Palestina akhirnya bersatu kembali dengan keluarga mereka. Mereka kembali ke rumah mereka yang hancur dengan tekad penuh untuk membangun kembali kehidupan mereka dan masa depan kebebasan mereka.

    SUMBER: THE CRADLE

  • Putin: Tanpa Campur Tangan AS, Perang Rusia-Ukraina Bisa Berakhir dalam Hitungan Minggu – Halaman all

    Putin: Tanpa Campur Tangan AS, Perang Rusia-Ukraina Bisa Berakhir dalam Hitungan Minggu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang Rusia di Ukraina akan berakhir dalam hitungan minggu jika Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat tidak ikut campur.

    Menurut Putin, bantuan militer dari AS dan sekutunya di negara-negara Barat membuat perang Ukraina sejak Februari 2022 masih berlangsung hingga saat ini.

    “Mereka tidak bisa bertahan hidup tanpa sponsor Barat. Mereka tidak akan bertahan sebulan jika uang dan amunisi habis,” kata Vladimir Putin dalam wawancara dengan jurnalis VGTRK, Pavel Zarubin, di Moskow pada Selasa (28/1/2025).

    “Semuanya bisa berakhir dalam waktu satu setengah hingga dua bulan. Ukraina praktis tidak memiliki kedaulatan, dalam hal itu,” imbuh presiden Rusia.

    Ia mengatakan jika AS dan negara Barat yang mendukung Ukraina menginginkan perdamaian maka harus mempertimbangkan syarat dari Rusia.

    “Ini sangat mudah dilakukan,” katanya, seperti diberitakan Aawsat.

    Putin menegaskan Ukraina dapat melakukan perundingan dengan Rusia jika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membatalkan dekritnya.

    “Kyiv dapat mengisyaratkan kesediaannya untuk berunding dengan membatalkan dekrit yang melarang semua perundingan dengan Rusia,” kata Putin. 

    Menurutnya, tanpa langkah tersebut, setiap perundingan yang diusulkan akan sama tidak sahnya dengan Zelensky yang masa jabatan presidennya berakhir pada 20 Mei tahun lalu.

    Sementara itu Asisten Presiden Rusia, Nikolai Patrushev, mengatakan Barat tertarik untuk memperpanjang perang di Ukraina untuk memastikan aktivitas dan keuntungan dari komplek industri militernya tetap berjalan.

    Surat kabar Ouest France pada Selasa kemarin menerbitkan laporan yang mengindikasikan AS mampu meningkatkan keuntungan dari penjualan senjata pada tahun 2024 berkat perang di Ukraina.

    “Persentase peningkatan keuntungan Amerika dari penjualan tersebut senjata mencapai 29 persen, dan mencapai 318,7 miliar dolar,” bunyi laporan tersebut.

    AS dan pendukung Ukraina lainnya telah menyalurkan lebih dari $200 miliar bantuan ke Ukraina, mulai dari senjata, peralatan, dan amunisi.

    Rusia telah menunjuk dukungan ini sebagai upaya menjadikan Barat secara de facto terlibat dalam perang, yang secara resmi dibantah oleh Washington dan Brussels.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Volodymyr Zelensky Mengatakan Banyak Proyek Dihentikan karena AS Membekukan Bantuan untuk Ukraina – Halaman all

    Volodymyr Zelensky Mengatakan Banyak Proyek Dihentikan karena AS Membekukan Bantuan untuk Ukraina – Halaman all

    Volodymyr Zelensky Mengatakan Banyak Proyek Dihentikan karena AS Membekukan Bantuan untuk Ukraina

    TRIBUNNEWS.COM- Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky meyakinkan warga bahwa pemerintahannya akan memprioritaskan kebutuhan yang paling mendesak.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pada hari Selasa bahwa pemerintahnya akan turun tangan untuk mengatasi kesenjangan pendanaan mendesak yang ditinggalkan oleh penangguhan bantuan luar negeri AS baru-baru ini, yang telah mengganggu berbagai inisiatif kemanusiaan di seluruh negeri.

    Keputusan pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk membekukan hampir semua bantuan asing minggu lalu telah memengaruhi beberapa program di Ukraina, termasuk yang mendukung anak-anak, veteran, dan media lokal. 

    Langkah tersebut juga memengaruhi proyek-proyek yang bertujuan melindungi infrastruktur penting.

    “Hari ini saya menginstruksikan pejabat pemerintah untuk melaporkan program-program dukungan AS yang saat ini ditangguhkan. Ini adalah program-program kemanusiaan,” kata Zelensky dalam pidatonya malam itu.

    Pemimpin Ukraina meyakinkan warga bahwa pemerintahannya akan memprioritaskan kebutuhan yang paling mendesak. “Ada banyak proyek. Kami akan menentukan mana yang penting dan butuh solusi sekarang. Kami dapat menyediakan sebagian dana ini melalui keuangan publik kami,” katanya.

    Zelensky mencatat bahwa pemerintah akan fokus pada program-program yang secara langsung menguntungkan kelompok rentan dan upaya pemulihan negara. 

    “Kami pasti akan mendukung hal-hal yang menjadi prioritas, yang menyangkut anak-anak Ukraina, para veteran kami, dan program-program untuk melindungi infrastruktur kami,” imbuhnya.

    Dampak Pembekuan Bantuan

    Penghentian bantuan, yang merupakan bagian dari peninjauan 90 hari yang diperintahkan oleh pemerintahan Trump, telah menyebabkan penutupan layanan utama.

    Misalnya, Veteran Hub, sebuah organisasi yang menawarkan dukungan kepada para veteran, terpaksa menutup pusatnya di Vinnytsia dan menghentikan hotline dukungannya karena kekurangan dana.

    Pengumuman Zelensky muncul di tengah meningkatnya pengawasan dari donatur internasional.

    Meskipun bantuan militer AS ke Ukraina tidak terpengaruh oleh pembekuan tersebut, kekhawatiran tetap ada tentang bagaimana dana tersebut dialokasikan dan dikelola.

    Audit Pentagon baru-baru ini mengungkap bahwa bantuan militer AS senilai $1,1 miliar tidak dipertanggungjawabkan secara memadai, dengan sebagian dana dilaporkan dihabiskan untuk proyek-proyek yang tidak terkait di Eropa.

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Workshop Literasi PPI Yaman: Merangkai Kata untuk Masa Depan – Halaman all

    Workshop Literasi PPI Yaman: Merangkai Kata untuk Masa Depan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada tanggal 16 Januari 2025, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman menyelenggarakan sebuah acara workshop dan pameran literasi yang berlokasi di Kantor Satgas KBRI Muscat Tarim.

    Acara ini dimulai pada pukul 08.00 pagi dan berlangsung hingga 13.00 siang.

    Dihadiri oleh pelajar Indonesia di Yaman serta perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat dan kedaerahan, seperti PCINU Yaman dan Raudhatul Banjariyyin, acara ini bertujuan untuk meningkatkan semangat literasi di kalangan peserta.

    Acara ini dibuka dengan paparan dari Ust. Fauzan Sajid, seorang penulis produktif dan mahasiswa Universitas Al-Wasathiyyah Yaman.

    Sebagai pendiri komunitas literasi “Teman Hamka”, Ust. Fauzan menjelaskan berbagai jenis karya tulis yang bisa menjadi referensi bagi calon penulis.

    Dalam sesi yang dipimpin Ust. Fauzan, peserta diberikan contoh karya tulis yang telah sukses diterbitkan, termasuk novel, esai, artikel jurnalistik, dan puisi.

    Selain itu, ia mempromosikan beberapa karyanya yang telah mendapatkan perhatian luas di kalangan pembaca.

    Ust. Fauzan juga berbagi tips menulis yang berguna untuk mengasah kemampuan penulisan peserta.

    Sesi kedua diisi oleh Ust. M. Naufal Zein, seorang penulis dan penggiat literasi yang berpengalaman.

    Ust. Naufal menjelaskan tahapan yang harus dilalui untuk menjadi penulis yang produktif.

    Ia menekankan bahwa proses menulis bukan hanya tentang kemampuan teknis, melainkan juga tentang konsistensi dan ketekunan dalam mengolah ide.

    Menurut Ust. Naufal, menulis adalah cara untuk menuangkan keluh kesah dan pikiran yang dapat bermanfaat bagi pembaca.

    “Tumpahkan semua keluh kesah kalian menjadi karya,” ujarnya, memberikan semangat kepada para peserta untuk menulis tanpa rasa ragu.

    Acara ditutup dengan sosialisasi program terbaru PPI Yaman, yaitu Literoom, sebuah klub baca dan menulis yang bertujuan untuk mendorong semangat literasi di kalangan pelajar Indonesia di Yaman.

    Ahmad Reza Febriansyah, perwakilan Departemen Pendidikan dan Keilmuan PPI Yaman, menjelaskan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam klub ini.

    Kegiatan ini meliputi diskusi buku, workshop menulis, dan proyek penulisan bersama.

    Program ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pelajar untuk berkreasi, berbagi ide, dan meningkatkan kemampuan menulis mereka.

    Selain seminar dan workshop, sejumlah organisasi masyarakat dan organisasi kedaerahan juga berpartisipasi dengan mengadakan games dan membagikan doorprize berupa buku-buku karya anggota mereka.

    Kehadiran aktivitas ini menambah keceriaan dan memberikan afirmasi positif terhadap upaya meningkatkan literasi di kalangan pelajar Indonesia di Yaman.

    Dengan suksesnya acara ini, PPI Yaman berharap dapat terus mengembangkan potensi literasi para anggotanya dan memberikan kontribusi yang berarti bagi dunia kepenulisan Indonesia di tingkat internasional.

    PPI Yaman ingin memastikan bahwa setiap pelajar dapat merangkai kata-kata yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mampu mengubah dunia.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hamas Kecam PA Gara-gara Dituduh Ikut Diskusi untuk Bentuk Negara Mini-Palestina – Halaman all

    Hamas Kecam PA Gara-gara Dituduh Ikut Diskusi untuk Bentuk Negara Mini-Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) membantah tuduhan Otoritas Palestina (PA) yang mengatakan Hamas terlibat dalam pembicaraan rahasia untuk membentuk negara mini-Palestina.

    “Kami menyesalkan kepresidenan Otoritas Palestina yang melibatkan nama gerakan tersebut dalam pertemuan mencurigakan untuk membahas gagasan mengenai negara mini-Palestina,” kata juru bicara Hamas, Hazem Qassem, Selasa (28/1/2025) malam.

    “Kami menyerukan kepada pihak berwenang untuk menghentikan kampanye misinformasi dan memberikan prioritas pada kepentingan yang lebih tinggi dan untuk menanggapi seruan kami untuk menertibkan internal dengan cara yang dapat membantu upaya bantuan rakyat kami dan menghilangkan dampak agresi, dan untuk berdiri bersama untuk melindungi rakyat kita dan hak-hak nasional dan sejarah mereka,” lanjutnya.

    Ia juga menekankan tesis ini hanyalah imajinasi beberapa orang berpengaruh yang berkuasa untuk mendistorsi citra Hamas yang berhasil memaksa Zionis Israel untuk menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

    Sebelumnya media PA, WAFA, menanggapi laporan media luar yang menuduh Hamas terlibat dalam pembicaraan rahasia bersama sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), dan negara lain tentang pembentukan negara mini-Palestina dan pertukaran tanah yang luas dengan Israel.

    “Presidensi Palestina mengeluarkan peringatan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proyek-proyek yang meragukan tersebut, khususnya Hamas, dan mendesak mereka untuk tidak terus terlibat dengan rencana ini,” bunyi laporan WAFA, pada Senin (27/1/2025).

    “Presidensi menegaskan bahwa skema semacam itu merupakan pengkhianatan terhadap darah dan pengorbanan rakyat Palestina, yang telah berjuang selama satu abad untuk mendirikan negara merdeka di seluruh tanah nasional mereka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” lanjutnya.

    Hamas dan Israel mencapai kesepakatan perjanjian gencatan senjata setelah beberapa bulan perundingan intensif di Kota Kairo, Mesir dan di Kota Doha, Qatar dengan partisipasi mediator dari Mesir, Qatar, dan sekutu Israel, AS.

    Implementasi perjanjian gencatan senjata tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu atau 42 hari.

    Selama pelaksanaan tahap pertama, Israel dan Hamas akan melakukan pertukaran 33 tahanan Israel dengan imbalan ribuan tahanan Palestina.

    Selain itu, warga Palestina di Jalur Gaza juga diperbolehkan untuk kembali ke Gaza utara.

    Hamas dan Israel memulai implementasi perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza pada 19 Januari 2025, yang diawali dengan pertukaran 3 tahanan Israel dan 90 tahanan Palestina.

    Pertukaran kedua dilakukan pada 25 Januari 2025 dengan menukar empat tentara wanita Israel dan 200 tahanan Palestina, dengan 70 di antaranya dideportasi ke Kairo, Mesir.

    Saat ini, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 47.306 jiwa dan 111.483 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (26/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sementara itu pencarian korban yang tertimbun reruntuhan masih berlanjut, menurut laporan Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) memulai Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Jurnalis Terkenal AS: Rezim Joe Biden Ingin Bunuh Putin saat Perang Rusia-Ukraina – Halaman all

    Jurnalis Terkenal AS: Rezim Joe Biden Ingin Bunuh Putin saat Perang Rusia-Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden diduga pernah berupaya membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina.

    Dugaan itu disampaikan oleh Tucker Carlson, seorang jurnalis dan mantan pembawa acara Fox News, dalam wawancara hari Senin, (27/1/2025).

    Carlson menyebut ada banyak pejabat AS dan mantan pejabat AS yang cemas karena Presiden AS saat ini, Donald Trump, ingin mendeklasifikasi banyak dokumen pemerintah. Mereka menyebut upaya Trump itu sangat membahayakan.

    “Saya pikir ini salah satu alasan [eks Menteri Luar Negeri] Antony Blinken sangat mendorong adanya perang nyata, berupaya membunuh Putin, sebagai contoh. Pemerintahan Biden melakukannya, mereka berusaha membunuh Putin,” ujar Carlson dikutip dari Russia Today.

    Dia tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai dugaan rencana pembunuhan tersebut.

    Namun, dia menyebut upaya itu adalah sesuatu “gila” karena membahayakan keamanan dunia.

    “Siapa yang akan mengambil alih Rusia? Apa yang terjadi pada senjata-senjata nuklir di sebuah negara yang sangat kompleks sehingga orang luar bahkan tidak bisa memahaminya. Akan gila sekali jika kalian masih berpikir tentang hal seperti itu.”

    Para pejabat AS tak pernah mengakui ada rencana untuk membunuh Putin atau pemimpin Rusia lainnya.

    Meski demikian, media AS Newsweek pada bulan September 2022 melaporkan para pejabat pertahanan AS pernah membahas suatu “serangan pemenggalan kepala” apabila Rusia menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

    Di sisi lain, Rusia sudah berulang kali membantah bahwa senjata nuklir menjadi salah satu pilihan yang bisa diambil. Menurut Rusia, tidak ada target di Ukraina untuk senjata seperti itu.

    Adapun Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menafsirkan “serangan pemenggalan kepala” itu sebagai ancaman pembunuhan terhadap kepala negara Rusia.

    “Jika gagasan seperti itu sungguh dipertimbangkan, mereka yang terlibat harus berpikir dengan hati-hati mengenai dampak yang bisa terjadi,” kata Lavrov pada saat itu.

    Sementara itu, Rusia pada bulan Mei 2023 sempat menuding Ukraina berupaya membunuh Putin di Kremlin dengan serangan drone kendati drone itu bisa dilumpuhkan.

    Ukraina membantah terlibat dalam serangan itu. Adapun Blinken mengklaim saat itu AS tak tahu akan ada serangan.

    Carlson pada bulan Februari 2024 pernah pergi Rusia untuk mewawancarai Putin. Pada bulan Desember tahun yang sama dia pergi lagi Rusia, kali ini untuk mewawancarai Lavrov.

  • Ejek Donald Trump, Iran Minta Penduduk Israel Diusir Saja ke Greenland – Halaman all

    Ejek Donald Trump, Iran Minta Penduduk Israel Diusir Saja ke Greenland – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menanggapi usul Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang pemindahan warga Palestina di Jalur Gaza ke Yordania dan Mesir.

    Araghchi menentang tegas usul itu. Dia lalu mengejek Trump dengan cara memintanya mengusir penduduk Israel ke Greenland.

    “Saran saya berbeda. Ketimbang memindahkan warga Palestina, cobalah mengusir penduduk Israel, bawa mereka ke Greenland sehingga mereka bisa membunuh dua lalat dalam satu tepukan,” kata Araghchi saat diwawancarai Sky News di Kota Teheran hari Senin, (28/1/2025), dikutip dari Press TV.

    Trump belakangan ini memang disorot karena berulang kali meminta AS untuk mencaplok Greenland yang menjadi wilayah otonom Denmark.

    Sabtu lalu, (25/1/2025), Trump bahkan meyakini Greenland nantinya akan dimiliki AS.

    “Saya pikir kita akan memilikinya,” kata dia kepada wartawan saat berada di dalam pesawat Air Force One.

    Dia juga mengklaim Greenland yang berpenduduk 57.000 jiwa itu “ingin bergabung” dengan AS.

    Sebelumnya, dalam pembicaraan dengan Trump melalui telepon, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menegaskan bahwa Greenland tidak dijual.

    Trump memang pernah mengungkapkan kemungkinan pembelian Greenland saat dia menjabat sebagai presiden untuk pertama kalinya, yakni tahun 2019 lalu. Dia mengklaim kendali AS atas Greenland “sangat dibutuhkan” demi keamanan internasional.

    “Saya tidak tahu apa klaim Denmark tentang hal itu, tetapi akan menjadi tindakan yang sangat tidak bersahabat jika mereka tidak mengizinkannya terjadi karena itu demi melindungi dunia yang bebas ini,” ucap Trump.

    Araghchi peringatkan AS-Israel agar tak serang fasilitas nuklir

    Dalam momen yang sama, Araghchi memperingatkan Israel dan AS agar tidak menyerang fasilitas nuklir Iran.

    Menurut Araghchi, jika serangan itu terjadi, akan muncul “bencana sangat mengerikan” di seluruh kawasan Timur Tengah.

    “Serangan apa pun terhadap fasilitas nuklir kami akan segera mendapat balasan tegas,” ujar Araghchi.

    Meski demikian, dia meyakini Israel dan AS tidak akan berani menyerang fasilitas nuklir Iran.

    “Tetapi saya tidak yakin mereka akan melakukan hal yang gila itu. Ini sungguh gila dan ini akan mengubah Timur Tengah menjadi bencana yang sangat buruk,” katanya.

    Untuk menunjukkan bahwa program nuklir bertujuan baik, Iran menandatangani kesepakatan yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama tahun 2015.

    Namun, AS menarik diri dari perjanjian itu tahun 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran sehingga masa depan perjanjian itu tidak dapat dipastikan.

    Setahun berselang Iran mencabut batasan-batasan yang diatur dalam JCPOA karena pihak lain tidak memenuhi komitmennya.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memberi sinyal bahwa dia menginginkan kesepakatan baru dengan Iran. Dia bahkan mengatakan hal itu akan bagus.

    Araghchi mengaku siap mendengarkan apa kata Trump. Namun, dia berujar perlu lebih dari sekadar kata-kata agar Iran bisa yakin untuk memulai negosiasi dengan AS. Itu karena AS pernah menarik diri dari JCPOA.

    “Situasinya berbeda dan jauh lebih susah daripada yang sebelumnya,” kata dia.

    “Ada banyak hal yang harus diselesaikan oleh pihak lain agar bisa meyakinkan kami. Kami belum mendengar selain kata ‘bagus’ itu, dan sudah jelas bahwa ini tidak cukup.”

  • Pilih Abaikan Fakta, Trump Minta AS Buat ‘Iron Dome’ yang Bisa Jatuhkan Hampir Semua Rudal – Halaman all

    Pilih Abaikan Fakta, Trump Minta AS Buat ‘Iron Dome’ yang Bisa Jatuhkan Hampir Semua Rudal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta negaranya membuat sistem pertahanan “Iron Dome”.

    Trump pada hari Senin, (27/1/2025), dilaporkan sudah menandatangani perintah eksekutif untuk pembuatan sistem pertahanan itu.

    “Kita harus segera membuat sistem pertahanan Iron Dome yang sangat canggih dan mampu melindungi warga Amerika,” kata Trump di Miami, dikutip dari The Times of Israel.

    Menurut Trump, Iron Dome itu akan dibuat di dalam negeri. Iron Dome dikenal luas sebagai sistem pertahanan udara milik Israel.

    Saat kampanye Pilpres AS 2024, Trump memang berulang kali berjanji untuk membuat Iron Dome versi AS.

    Akan tetapi, dia mengabaikan fakta bahwa Iron Dome dibuat untuk menangkis rudal jarak pendek sehingga sistem itu tak cocok untuk mencegat rudal balistik antarbenua yang menjadi ancaman utama AS.

    Sementara itu, selain mengandalkan Iron Dome, Israel juga memiliki sejumlah sistem pertahanan lain. Sistem itu untuk menangkis rudal jarak menengah dan jauh.

    Lewat perintah eksekutifnya, Trump meminta Kementerian Pertahanan AS membuat sistem pertahanan untuk melawan “rudal balistik, rudal hipersonik, rudal penjelajah canggih, dan serangan udara generasi selanjutnya dari musuh yang setara, hampir setara, dan musuh yang jahat”.

    “Dalam 60 hari sejak perintah dikeluarkan, Menteri Pertahanan harus: (a) menyerahkan referensi arsitektur, persyaratan berdasarkan kemampuan, dan rencana penerapan sistem pertahanan rudal generasi terbaru kepada Presiden,” demikian perintah Trump.

    Di samping itu, Trump meminta adanya peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral dalam pengembangan dan pengoperasian sistem pertahanan rudal.

    “Demi meningkatkan dan mempercepat penyediaan sistem pertahanan rudal AS untuk sekutu dan rekan,” kata Trump.

    Politikus Partai Republik itu juga kembali memuji Iron Dome yang digunakan Israel untuk menembak jatuh roket-roket Hamas dan Hizbullah.

    “Mereka (Israel) menembak jatuh hampir setiap rudal. Jadi, saya pikir AS berhak atas sistem itu,” ujar Trump.

    Iron Dome Selayang Pandang

    Iron Dome adalah sistem pertahanan udara jarak dekat yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industry.

    Sistem  ini pertama kali dikerahkan pada tahun 2011. Iron Dome menjadi lapisan pertahanan terdalam di langit Israel.

    Iron Dome memiliki tiga tugas. Pertama, mendeteksi ancaman dari udara; kedua, memprediksi titik hantamannya; ketiga, menangkisnya.

    Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, radar Iron Dome mendeteksi target dalam jangkauan 4 hingga 70 km.

    Jika suatu target, misalnya rudal, tidak mengancam nyawa warga dan infrastruktur, target itu dibiarkan.

    Iron Dome memiliki peluncur rudal yang berisi hingga 20 rudal Tamir.

    Sistem ini mudah dipindahkan karena peluncur roket tidak memerlukan alat transportasi khusus.

    Iron Dome memiliki catatan yang baik karena berhasil menangkis sekitar 90 persen rudal selama 12 tahun terakhir.

    Namun, sistem ini kewalahan ketika menghadapi banyak rudal yang ditembakkan dalam waktu berdekatan.

    Diwartakan oleh Samaa TV, beberapa rudal Hamas juga masih bisa menembus sistem pertahanan itu.

    Pakar keamanan bernama John Erath menyebut Iron Dome juga memiliki kekurangan, salah satunya ialah biaya operasional yang sangat mahal. Setiap rudal penangkis berharga puluhan ribu dolar.

    Kemudian, sistem itu hanya bisa membawa rudal penangkis dalam jumlah terbatas dalam satu waktu.

    (Tribunnews)

  • Game Changer, Iran Akuisisi Jet Tempur Sukhoi Su-35 Generasi 4,5 Rusia: Lawan Sepadan F-16 Israel? – Halaman all

    Game Changer, Iran Akuisisi Jet Tempur Sukhoi Su-35 Generasi 4,5 Rusia: Lawan Sepadan F-16 Israel? – Halaman all

    Pertama Kalinya, Iran Akuisisi Jet Tempur Sukhoi SU-35 Generasi 4,5 Rusia, Lawan Sepadan F-16 Israel?

     

    TRIBUNNEWS.COM  – Untuk pertama kalinya, pejabat senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengakui kalau negaranya telah mengakuisisi pesawat tempur Sukhoi Su-35 (Flanker-E) generasi 4,5 buatan Rusia.

    Langkah akuisisi Jet Sukhoi Su-35 ini dilakukan guna memodernisasi angkatan udara Iran yang selama ini masih bergantung pada pesawat tempur berumur.

    Akuisisi jet tempur Sukhoi Su-35 oleh Iran dibenarkan Wakil Koordinator Markas Besar Khatamul-Anbiya Iran, Ali Shamdani kepada Student News Network dan dikutip kantor berita internasional, Reuters.

    Sebagai informasi, Khatamul-Anbiya adalah nama untuk markas komando tempur terpadu Angkatan Bersenjata Iran.

    “Bila diperlukan, kami melakukan pembelian (peralatan) militer untuk memperkuat kekuatan udara, darat, dan laut kami. … Produksi peralatan militer juga telah dipercepat. Jika musuh bertindak tidak bijaksana, mereka akan menderita akibat pahit karena diserang oleh rudal kami, dan tidak ada kepentingan mereka di wilayah pendudukan yang akan aman,” katanya.

    Musuh yang dimaksud Shamdani adalah Israel, negara seteru Iran selama satu dekade terakhir yang beberapa kali sudah saling melancarkan serangan langsung ke wilayah satu sama lainnya sepanjang 2024 silam.

    Belakangan, akuisisi ini juga akan menjadikan Iran punya senjata yang tepat untuk meladeni jet tempur F-16 Israel yang selama ini merajalela melakukan operasi serangan jarak jauh ke wilayah Teheran.

    BERMANUVER – Jet tempur Israel Air Forces (IAF), Angkatan Udara Israel bermanuver dalam latihan gabungan Red Flag di pangkalan angkatan udara Nellis di Nevada, waktu tidak diketahui. Israel berencana meng-upgrade sistem perlindungan jet-jet F-16 mereka, memantik spekulasi kalau serangan ke Iran segera terjadi. (kredit foto: UNIT JURU BICARA IDF/Militer Israel)

     
    Meski begitu, Shamdani tidak mengungkapkan jumlah jet tempur Sukhoi Su-35 yang diperoleh Iran dari Rusia atau apakah jet tempur tersebut telah diterima oleh Iran.

    Pada November 2023, kantor berita Iran Tasnim melaporkan bahwa Teheran telah menyelesaikan persiapan untuk membeli jet tempur dari Rusia.

    Awal bulan ini, Iran dan Rusia menandatangani kemitraan strategis yang komprehensif, namun tidak menyebutkan transfer senjata.

    Namun disebutkan bahwa kedua negara akan mengembangkan ‘kerja sama militer-teknis’ mereka.

    BUATAN RUSIA: Jet tempur Su-35 Flanker-E buatan Rusia. Iran dilaporkan sudah mengakuisisi jet tempur model ini. (tangkap layar twitter)

    Game Changer di Kawasan Timur Tengah

    Awal bulan ini, situs Defense Security Asia melaporkan kalau jet tempur Sukhoi Su-35 yang diakuisisi Teheran akan mulai memasuki layanan dengan Angkatan Udara Iran tahun ini.

    Hal tersebut dibenarkan oleh laporan Iran Observer melalui akun di platform X miliknya.

    Pesawat tempur Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4,5 dan kehadirannya di Angkatan Udara Iran tentunya akan meningkatkan kemampuan angkatan udara negara tersebut yang selama ini berjuang dalam program modernisasi akibat sanksi ekonomi dan militer internasional.

    “Kehadiran pesawat tempur Sukhoi Su-35 dalam inventaris Angkatan Udara Iran juga akan mengubah keseimbangan kekuatan udara di Timur Tengah yang selama ini didominasi oleh negara-negara sekutu Amerika Serikat yang mengoperasikan pesawat tempur modern buatan Barat,”.
     
    Pesawat tempur modern Angkatan Udara Iran saat ini adalah MiG-29 yang diperoleh sepuluh tahun lalu serta pesawat tempur buatan Amerika Serikat seperti F-4 dan F-14 yang diperolehnya saat negara tersebut berada di bawah kekuasaan Shah Iran sebelum tahun 1979.
     
    Iran dilaporkan menerima dua jet tempur Sukhoi Su-35SE pertama buatan Rusia pada 18 November.

    LEPAS LANDAS – Tangkapan layar yang diambil dari situs Defense Security Asia Selasa (28/1/2025), menunjukkan jet tempur Sukhoi Su-35 (Flanker-E) lepas landas. Iran dilaporkan sudah mengakuisisi jet tempur jenis ini dari Rusia.

    Akusisi 50 Unit Jet

    Menurut laporan media Jerman “Flugrvue”, penyerahan kedua jet tempur tersebut dilakukan dalam upacara tertutup di fasilitas manufaktur pesawat Komsomolsk-on-Amur (KnAAPO) di wilayah timur jauh Rusia.

    “Kedua pesawat tempur Sukhoi Su-35 tersebut dibongkar (disassembled) menjadi beberapa bagian pesawat sebelum diterbangkan ke Bandara Mehrabad di Teheran menggunakan pesawat angkut Antonov An-124-100 Rusia,” demikian laporan tersebut.

    Setelah tiba di Bandara Mehrabad, bagian-bagian pesawat tempur tersebut akan dibawa ke Pangkalan Angkatan Udara di Hamadan untuk dirakit kembali, sehingga Iran dapat memiliki pesawat tempur generasi 4,5 pertamanya.

    Menurut laporan media Jerman, Iran ingin mengakuisisi pesawat tempur Su-35SE untuk menggantikan pesawat tempur F-14 Tomcat yang berbasis di Isfahan.
     
    Iran dilaporkan akan menerima hingga 50 jet tempur Su-35 dan bukan 24 seperti yang dinyatakan sebelumnya.
     
    Dengan bertambahnya jumlah pesawat tempur Su-35 oleh Iran menjadi 50 unit, maka akan memungkinkan angkatan udara negara tersebut untuk menghentikan operasional sebagian pesawat tempur F-4 Phantom yang saat ini bertugas di Skuadron Taktis ke-31 yang berbasis di Hamadan.

    Defense Security Asia melaporkan bahwa Iran akan menerima sebanyak enam jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia dalam waktu dekat, kemungkinan besar akan ditempatkan di Pangkalan Udara Hamadan seperti spekulasi sebelumnya.

    Enam jet tempur generasi 4,5 yang diberi nama “Super Sukhoi” akan diterbangkan oleh pilot Rusia ke pangkalan angkatan udara Iran, menurut informasi di platform media sosial.
     
    Keenam pesawat tempur Su-35 tersebut diyakini merupakan kelompok pertama dari beberapa kelompok pesawat tempur Su-35 yang kemungkinan besar akan dikirim Rusia ke Iran dalam beberapa bulan dan tahun mendatang.

    “Kehadiran jet tempur Sukhoi Su-35 di Pangkalan Udara Hamadan seiring dengan pembangunan beberapa shelter pesawat yang gencar dilakukan di Pangkalan Angkatan Udara Iran di Hamadan,” tulis laporan tersebut.

     

     

    (oln/DSA/*)