Category: Tribunnews.com Internasional

  • Hari ke-1089 Perang Rusia-Ukraina: AS dan Rusia Berunding – Halaman all

    Hari ke-1089 Perang Rusia-Ukraina: AS dan Rusia Berunding – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1089, mendekati peringatan tiga tahun konflik yang dimulai pada 24 Februari 2022.

    Pada minggu depan, pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia dijadwalkan mengadakan perundingan di Arab Saudi, namun Ukraina tidak diundang untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut.

    Pertemuan AS dan Rusia

    Menurut laporan The Guardian, delegasi AS yang akan hadir dalam pertemuan tersebut terdiri dari Menteri Luar Negeri Marco Rubio, penasihat keamanan nasional Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff.

    Mereka diperkirakan akan membahas upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina, seperti yang dilaporkan oleh Reuters dan AFP.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan ketidakpuasan atas ketidakhadiran Ukraina dalam pembicaraan ini. “Ukraina tidak akan terlibat dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis,” tegas Zelensky.

    Pembicaraan Telepon Antara Menlu AS dan Rusia

    Sebelumnya, pada Sabtu, 15 Februari 2025, Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, melakukan pembicaraan melalui telepon.

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan bahwa kedua pihak sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump.

    Seruan Zelensky untuk Dukungan Militer

    Dalam konferensi di Munich, Zelensky menyerukan pembentukan tentara Eropa, mengatakan, “Tentara kami saja tidak cukup, kami butuh dukungan Anda.” Seruan ini menunjukkan pentingnya dukungan internasional bagi Ukraina di tengah situasi yang semakin rumit.

    Isu Mineral Tanah Langka

    Di sisi lain, pemerintahan Trump dilaporkan mengusulkan agar Ukraina memberikan 50 persen dari cadangan mineral tanah langka yang dimilikinya sebagai imbalan untuk bantuan AS.

    Zelensky menilai perjanjian tersebut tidak memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina dan tidak melindungi kepentingan nasional.

    Ukraina memiliki cadangan mineral penting, termasuk titanium, litium, dan uranium, yang dapat berkontribusi pada industri pertahanan dan energi hijau.

    Serangan Drone di Grayvoron

    Sementara itu, di wilayah Belgorod, Rusia, sebuah drone dilaporkan menjatuhkan peledak di kota Grayvoron.

    Gubernur Vyacheslav Gladkov menyatakan tidak ada korban dalam insiden tersebut, meskipun kerusakan terjadi pada beberapa bangunan akibat ledakan.

    Dengan situasi yang terus berkembang, ketegangan antara Rusia dan Ukraina tetap tinggi, dan perundingan di Arab Saudi menjadi salah satu titik fokus dalam upaya mencari solusi untuk konflik yang berkepanjangan ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Mengapa Zelensky Tolak Kesepakatan Mineral dengan AS? Simak Faktanya! – Halaman all

    Mengapa Zelensky Tolak Kesepakatan Mineral dengan AS? Simak Faktanya! – Halaman all

    KIEV, Ukraina – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak untuk menandatangani kesepakatan yang memberikan akses kepada Amerika Serikat (AS) terhadap mineral tanah langka di Ukraina.

    Penolakan ini terjadi di tengah desakan dari Presiden AS Donald Trump untuk mendapatkan kompensasi melalui sumber daya alam Ukraina.

    Latar Belakang Penolakan

    Zelensky menolak permintaan Trump yang terungkap awal bulan ini, di mana Trump meminta Ukraina untuk membayar bantuan yang diberikan AS dengan hak atas sumber daya alam mereka.

    Menurut laporan dari Josh Rogin, reporter Washington Post, delegasi Kongres AS telah memberikan dokumen kepada Zelensky yang ingin ditandatangani, memberikan hak AS atas 50 persen cadangan mineral Ukraina di masa depan.

    Namun, Zelensky menolak untuk menandatanganinya dengan alasan bahwa ia belum sempat membaca dokumen tersebut dan merasa proposal itu sepihak.

    Potensi Sumber Daya Alam Ukraina

    Ukraina memiliki potensi besar sebagai pemasok utama bahan baku penting di dunia.

    Negara ini menyimpan cadangan titanium dan litium terbesar di Eropa, serta deposit besar berilium, mangan, galium, uranium, zirkonium, grafit, apatit, fluorit, dan nikel.

    Banyak dari mineral ini sangat penting untuk industri pertahanan, teknologi tinggi, dan energi hijau.

    Alasan Penolakan

    Zelensky mengungkapkan bahwa kesepakatan tersebut tidak memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina. “Perjanjian ini harus ditulis secara hukum dengan benar dan harus terkait dengan jaminan keamanan. Namun, saya belum melihat kaitannya dalam dokumen tersebut,” ujarnya.

    Ia juga menekankan bahwa sumber daya alam Ukraina bukan milik presiden, tetapi milik rakyat Ukraina.

    Zelensky mengundang perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa untuk berpartisipasi dalam operasi pertambangan di Ukraina, dengan hak eksklusif bagi mereka yang memberikan dukungan signifikan kepada negara tersebut. “Ini adalah keputusan yang sangat serius dan saya tidak akan menandatangani sekadar kertas,” tegas Zelensky.

     

    Penolakan Zelensky terhadap kesepakatan mineral dengan AS mencerminkan kekhawatiran mendalam mengenai keamanan Ukraina dan perlindungan terhadap sumber daya alamnya.

    Dalam konteks ketegangan yang terus berlanjut dengan Rusia, keputusan ini menunjukkan komitmen Ukraina untuk melindungi kepentingan nasionalnya dan memastikan bahwa sumber daya alam tetap tersedia untuk generasi mendatang.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pengalaman Menyedihkan Para Sandera Palestina yang Dibebaskan Israel – Halaman all

    Pengalaman Menyedihkan Para Sandera Palestina yang Dibebaskan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel baru-baru ini membebaskan 369 warga Palestina pada Sabtu, 15 Februari 2025, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

    Namun, dari jumlah tersebut, empat di antaranya dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

    Kondisi Para Sandera

    Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan bahwa para sandera yang dibebaskan saat ini dirawat di rumah sakit di Ramallah, Tepi Barat.

    Meskipun sebagian besar tawanan Israel umumnya dalam kondisi baik, banyak dari mereka menunjukkan tanda-tanda fisik yang memprihatinkan.

    Banyak yang kehilangan berat badan secara drastis dan mengalami kesulitan berjalan akibat penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi selama penahanan.

    Menurut laporan Kantor Media Tahanan Palestina, kondisi yang dialami oleh para tahanan menunjukkan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

    Beberapa mantan tahanan menceritakan kengerian yang mereka alami di penjara Israel, di mana sebagian besar dari mereka dipenjara tanpa tuduhan.

    Pengalaman Menyedihkan

    Amir Abu Radah, salah satu warga Palestina yang dibebaskan, mengungkapkan pengalamannya selama 18 bulan di penjara gurun Nafha.

    Ia menyatakan bahwa selama di sana, pihak berwenang memutus aliran air dan listrik, sehingga membuat kondisi penjara semakin sulit. “Kami tidak memiliki sarana komunikasi apa pun dan terisolasi dari dunia luar,” ungkapnya.

    Hazem Rajab, warga Palestina lainnya yang dibebaskan, juga berbagi pengalaman buruknya.

    Ia menceritakan bahwa sejak awal penangkapannya pada Desember 2023, ia dan tahanan lainnya dipukuli secara brutal. “Orang Israel mengatakan kepada kami, ‘Selamat datang di neraka’. Itu benar-benar neraka,” kenangnya.

    Laporan dari Nour Odeh dari Al Jazeera menyebutkan bahwa warga Palestina yang dibebaskan berada dalam kondisi sangat buruk dan menderita kekurangan gizi akibat menahan lapar selama 15 bulan terakhir.

    Mereka hanya diizinkan mandi setiap 10 hari, yang semakin memperburuk kondisi kesehatan mereka.

    Penahanan Tanpa Bukti

    Salah satu mantan tahanan, Mohammed el-Halabi, yang merupakan mantan kepala World Vision di Gaza, dipenjara selama hampir sembilan tahun sebelum dibebaskan pada 15 Februari 2025.

    Ia mengungkapkan bahwa ia dihukum tanpa bukti yang jelas dan menjadi sasaran penyiksaan fisik serta psikologis yang semakin parah sejak dimulainya perang di Gaza.

    Berat badannya turun drastis dari 95 kilogram menjadi hanya 45 kilogram.

    Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera

    Dikutip dari CNN, pada awal minggu ini, Hamas sempat menunda pembebasan sandera setelah menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata.

    Namun, setelah berdiskusi dengan mediator dari Mesir dan Qatar, Hamas akhirnya memutuskan untuk melanjutkan proses pembebasan sandera.

    Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan terima kasih atas pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang mendukung pembebasan sandera.

    Pernyataan tersebut dianggap membantu mendorong Hamas untuk melanjutkan proses pembebasan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Rudal Israel Terjang Kendaraan di Lebanon Selatan, 2 Orang Tewas dan 3 Terluka – Halaman all

    Rudal Israel Terjang Kendaraan di Lebanon Selatan, 2 Orang Tewas dan 3 Terluka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu (15/2/2025) malam, dua orang tewas dan tiga lainnya terluka setelah serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan sebuah kendaraan dengan rudal berpemandu di jalan Jarjou’-Louaizeh, wilayah Iqlim al-Tuffah di Lebanon selatan.

    Kendaraan yang menjadi sasaran terbakar setelah serangan itu, sebagaimana dilaporkan oleh koresponden Al Mayadeen.

    Pada saat yang sama, pesawat tak berawak Israel dilaporkan terbang di atas Jabal al-Rihane di wilayah Jezzine, National News Agency melaporkan.

    Di sisi lain, pasukan Israel melakukan operasi pembongkaran besar-besaran dengan menghancurkan beberapa rumah di kota Yaroun di distrik Bint Jbeil.

    Pembongkaran serupa juga dilakukan di daerah hutan Labouneh, di seberang Alma al-Shaab dan Naqoura di distrik Tyre.

    Kurang dari satu jam setelahnya, pasukan Israel melakukan pembongkaran kedua di Yaroun yang menargetkan rumah-rumah tambahan.

    Pembongkaran besar-besaran juga terjadi di kota Kfar Kila di selatan Lebanon.

    Sebelumnya pada hari itu, serangan pesawat tak berawak Israel juga menargetkan lingkungan Aqaba di pinggiran Ainata, Bint Jbeil, meskipun tidak ada korban dilaporkan.

    Serangan-serangan ini merupakan pelanggaran berkelanjutan terhadap perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon.

    Pasukan Israel terus menyerang warga sipil, menghancurkan rumah-rumah, dan melakukan serangan udara di wilayah selatan dan Beqaa.

    Perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 27 November 2024 mengharuskan penghentian semua permusuhan setelah 60 hari.

    Israel seharusnya menarik pasukannya paling lambat pada 26 Januari 2025.

    Periode ini diperpanjang hingga 18 Februari.

    Israel tetap mempertahankan posisinya di Lebanon Selatan dan melakukan serangan terhadap kota-kota di selatan dan timur Lebanon, melanggar kesepakatan gencatan senjata serta Resolusi PBB 1701.

    Israel bersikeras mempertahankan lima pos di Lebanon Selatan, mengklaim mendapat persetujuan dari pemerintah AS, yang terlibat dalam komite pemantauan proses gencatan senjata.

    Israel juga menolak rencana Prancis yang mengusulkan percepatan penarikan pasukannya dari Lebanon.

    Usulan Prancis adalah agar pasukan penjaga perdamaian PBB, termasuk pasukan Prancis, mengambil alih lima lokasi utama di Lebanon selatan untuk memastikan mundurnya pasukan Israel sebelum batas waktu 18 Februari.

    Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, menegaskan bahwa Lebanon menolak kehadiran Israel di lima lokasi tersebut dan menolak perpanjangan batas waktu penarikan pasukan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • 50.000 Orang Dilaporkan Hilang dalam Perang Ukraina yang Berlangsung Hampir 3 Tahun – Halaman all

    50.000 Orang Dilaporkan Hilang dalam Perang Ukraina yang Berlangsung Hampir 3 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun menyebabkan banyak orang hilang.

    Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan, hampir 50.000 orang hilang sejak perang yang dimulai pada Februari 2022.

    Laporan ini disampaikan oleh kepala Biro Badan Penelusuran Pusat (CTA) ICRC, Dusan Vujasanin.

    Vujasanin juga mengatakan, jumlah orang hilang ini meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun lalu.

    Sebelumnya, ICRC melaporkan ada sekitar 23.000 orang hilang pada 2024.

    “Sejak Februari 2024, jumlah orang hilang yang belum terungkap meningkat lebih dari dua kali lipat, mencapai hampir 50.000,” kata Vujasanin, yang dilansir oleh AFP pada Jumat (14/2/2025).

    Ia mengungkapkan sebagian besar dari orang-orang yang hilang adalah personel militer.

    Mereka terdiri dari prajurit pria dan wanita dari Rusia maupun Ukraina.

    ICRC bekerja untuk mencari tahu apa yang terjadi pada orang-orang ini dan memberitahu keluarga mereka.

    Mereka juga mencoba mencari apakah orang-orang yang hilang tersebut ditahan, dibunuh, atau hilang kontak setelah melarikan diri.

    ICRC mengungkapkan diberi tahu tentang sekitar 16.000 orang yang ditahan sebagai tawanan perang dan warga sipil oleh kedua belah pihak dalam perang ini.

    Namun, Vujasanin menekankan jumlah ini tidak mencerminkan semua tawanan yang masih ditahan, karena beberapa sudah dibebaskan.

    Sejak perang dimulai pada Maret 2022, ICRC telah berusaha mengoordinasikan pencarian orang yang hilang melalui Biro Badan Penelusuran Pusatnya.

    Perang ini telah menyebabkan “peningkatan eksponensial” dalam jumlah orang yang hilang, yang kini meningkat dari 1.000 menjadi 5.000 kasus per bulan.

    Selain itu, Presiden AS Donald Trump berjanji untuk segera mengakhiri perang ini.

    Pada 12 Februari 2025, Trump mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, meminta untuk memulai pembicaraan agar perang ini bisa segera berakhir.

    Macron Ingin Eropa Gelar Pertemuan, Bahas Perdamaian Ukraina

    Dalam perkembangan lain, terkait situasi di Ukraina, pada Sabtu (15/2/2025) malam, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengusulkan diadakannya pertemuan darurat antara para pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

    Pertemuan ini diadakan karena meningkatnya kekhawatiran atas upaya Presiden AS, Donald Trump untuk menguasai proses perdamaian Ukraina, The Guardian melaporkan.

    Pertemuan tersebut, yang kemungkinan akan berlangsung pada Senin (17/2/2025), diharapkan akan membahas beberapa isu penting.

    Salah satunya adalah upaya Amerika Serikat untuk mengecualikan para pemimpin Eropa dari perundingan perdamaian Ukraina.

    Selain itu, pertemuan ini juga akan membahas posisi yang harus diambil oleh Eropa, terkait keanggotaan Ukraina di NATO di masa depan.

    Mereka juga akan mencari cara agar Ukraina dapat diberikan jaminan keamanan, baik melalui NATO maupun melalui beberapa kekuatan Eropa.

    Finlandia Desak Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Omongan

    Presiden Finlandia, Alexander Stubb, menegaskan Eropa harus lebih banyak bertindak daripada hanya berbicara.

    Hal ini ia ungkapkan menyusul kekhawatiran tentang potensi dikucilkannya Eropa dari perundingan terkait Ukraina.

    “Tidak mungkin kita bisa berdiskusi atau bernegosiasi tentang Ukraina, masa depan Ukraina, atau struktur keamanan Eropa, tanpa melibatkan pihak Eropa,” kata Stubb kepada wartawan di Munich.

    Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya Eropa untuk bertindak bersama dalam menghadapi isu ini. “Eropa perlu bertindak bersama,” tegas Stubb.

    Jerman: Butuh Jaminan Kedaulatan Ukraina untuk Perdamaian

    Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan perang antara Ukraina dan Rusia hanya bisa berakhir dengan perdamaian jika kedaulatan Ukraina terjamin.

    “Solusi apapun yang mengarah pada pemisahan keamanan Eropa dan Amerika tidak akan kami terima. Hanya satu orang yang akan diuntungkan dari ini: Presiden Putin,” kata Scholz pada Sabtu (15/2/2025).

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Ramai-ramai Jaksa AS Mundur, Ogah Patuhi Perintah Trump untuk Setop Skandal Korupsi Walkot New York – Halaman all

    Ramai-ramai Jaksa AS Mundur, Ogah Patuhi Perintah Trump untuk Setop Skandal Korupsi Walkot New York – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Enam jaksa Amerika Serikat (AS) di New York dan Washington DC, memilih mengundurkan diri.

    Pengunduran diri massal ini merupakan bentuk penolakan mereka untuk mematuhi perintah Presiden Donald Trump.

    Pasalnya, mereka diminta untuk membatalkan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Wali Kota New York, Eric Adams.

    Sejak awal menjabat, Trump memecat jaksa-jaksa yang menangani kasus hukum yang menyeret dirinya.

    Selain itu, ia juga menuntut informasi mengenai ribuan agen FBI yang terlibat dalam penyelidikan serangan 6 Januari di Gedung Capitol AS.

    Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York, Danielle Sassoon, mengundurkan diri melalui surat sepanjang delapan halaman.

    Dalam suratnya, Sassoon menjelaskan pengacara Adams “berulang kali menyiratkan adanya quid pro quo” atau pertukaran, menawarkan bantuan kepada Trump dalam isu imigrasi jika kasus ini dihentikan.

    Setelah Sassoon menolak menandatangani berkas pencabutan kasus Adams, Wakil Jaksa Agung sementara, Emil Bove, yang merupakan mantan pengacara pribadi Trump, mencoba mencari jalan lain dengan mendekati bagian integritas publik di kantor pusat Kementerian Kehakiman untuk menutup kasus ini.

    Dalam surat pengunduran dirinya kepada Jaksa Agung Pam Bondi, Sassoon menyatakan bahwa ia “terkejut” dengan keputusan untuk mencabut dakwaan terhadap Adams.

    “Saya tetap bingung dengan proses yang terburu-buru dan dangkal dalam mengambil keputusan ini, yang tampaknya dilakukan bekerja sama dengan tim hukum Adams dan tanpa masukan langsung dari saya mengenai alasan akhir pencabutan kasus,” tulis Sassoon, dikutip dari CNN.

    Sassoon juga menjelaskan Bove mengingatkannya untuk mempertimbangkan kewajibannya dalam membela kepentingan Amerika Serikat dan mengajukan argumen dengan itikad baik demi kepentingan pemerintahan.

    Menurut Sassoon, pencabutan kasus Adams justru akan memperkuat, bukan mengurangi, kekhawatiran publik terhadap politisasi Kementerian Kehakiman.

    Ia juga menyatakan bahwa Adams kini menggunakan memo tersebut untuk menyatakan dirinya tidak bersalah di hadapan publik.

    Sassoon, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala bagian banding, memiliki latar belakang konservatif yang kuat.

    Ia merupakan anggota Federalist Society dan pernah menjadi asisten hakim mendiang Antonin Scalia di Mahkamah Agung AS.

    Setelah menduduki posisi puncak di kejaksaan, ia sempat menulis opini di Wall Street Journal yang mengkritik kebijakan pengampunan Presiden Joe Biden.

    Perintah Kementerian Kehakiman untuk menghentikan kasus korupsi terhadap Adams dianggap sebagai upaya melemahkan independensi kantor kejaksaan AS.

    Bove mengeluarkan perintah pencabutan kasus Adams setelah bertemu pengacara Adams, Alex Spiro dan William Burck, serta Sassoon, dua jaksa dalam kasus Adams, dan kepala bagian banding di kantor Kementerian Kehakiman pada akhir Januari, dikutip dari New York Times.

    Dalam memo dua halaman yang dikeluarkan pada Senin (10/2/2025), Bove memerintahkan jaksa untuk mencabut kasus Adams “secepat mungkin”.

    Memo tersebut menyebut bahwa proses hukum yang sedang berjalan “menghambat kemampuan Wali Kota Adams untuk fokus penuh dalam menangani imigrasi ilegal dan kejahatan dengan kekerasan,” yang secara terang-terangan menunjukkan motif politik di balik keputusan tersebut.

    Bove, yang menginisiasi pertemuan tersebut, mengajukan berbagai pertanyaan tajam.

    Ia menekankan apa yang disebut pemerintahan Trump sebagai “senjata politik” terhadap lawan-lawannya dan mempertanyakan apakah kasus ini menghambat Adams dalam menjalankan tugasnya sebagai wali kota, menurut seorang sumber yang mengetahui jalannya pertemuan, seperti yang dilansir oleh AFP.

    Pada 11 Februari 2025, Departemen Kehakiman AS memerintahkan jaksa federal untuk menghentikan kasus korupsi yang melibatkan Wali Kota New York, Eric Adams.

    Perintah ini diberikan setelah Adams, yang merupakan anggota Partai Demokrat, menjalin hubungan baik dengan Presiden Trump.

    Adams, yang menjadi Wali Kota New York pertama yang didakwa secara pidana, bersikeras tidak bersalah atas dakwaan penipuan dan penyuapan yang menjerat dirinya.

    Adams juga menolak seruan untuk mengundurkan diri yang marak sejak tahun lalu.

    Skandal korupsi ini dipandang sebagai masalah besar bagi upaya Adams untuk mencalonkan diri kembali dalam pemilihan Wali Kota New York pada November lalu.

    Dalam pembelaan dirinya, Adams mengklaim ia dihukum tanpa bukti karena kritikannya terhadap kebijakan imigrasi mantan Presiden Joe Biden.

    Trump, yang juga menghadapi serangkaian kasus hukum, menyatakan solidaritasnya terhadap Adams selama kampanye pilpres lalu.

    Trump bahkan menyebut Adams diadili “karena berbicara menentang perbatasan terbuka.”

    Keputusan Departemen Kehakiman AS untuk menggugurkan kasus Adams ini menuai sambutan positif.

    Pengacara Adams, Alex Spiro, menegaskan kalau kliennya memang sejak awal tidak bersalah.

    “Seperti yang saya katakan sejak awal, Wali Kota tidak bersalah — dan dia akan menang. Hari ini dia akan menang,” ucap Spiro dalam tanggapannya.

    “Meskipun banyak keriuhan dan klaim sensasional, pada akhirnya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia pernah melanggar hukum apa pun. Sekarang, syukurlah, Wali Kota dan New York dapat melupakan penuntutan yang sangat disayangkan dan salah arah ini,” ujarnya.

    Sosok Adams, yang pernah disebut sebagai calon bintang Partai Demokrat, baru-baru ini meningkatkan kontak dengan rekan-rekan Trump dari Partai Republik.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi – Halaman all

    Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM -Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pertemuan tertutup hari Rabu, menolak tawaran pemerintahan Trump untuk melepaskan setengah dari sumber daya mineral negara itu dengan imbalan dukungan AS.

    Kesepakatan yang tidak biasa itu akan memberikan Amerika Serikat 50 persen saham di semua sumber daya mineral Ukraina, termasuk grafit, litium, dan uranium, sebagai kompensasi atas dukungan masa lalu dan masa depan dalam upaya perang Kyiv melawan Rusia, menurut dua pejabat Eropa.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang proposal tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Trump juga mengupayakan sumber daya energi Ukraina.

    Negosiasi terus berlanjut, menurut pejabat Ukraina lainnya, yang, seperti pejabat lainnya, berbicara dengan syarat anonim mengingat sensitivitas pembicaraan tersebut, seperti diberitakan Miami Herald.

    Namun, perluasan proposal dan negosiasi yang menegangkan di sekitarnya, menunjukkan jurang yang semakin lebar antara Ukraina dan Amerika Serikat mengenai dukungan AS yang berkelanjutan dan potensi berakhirnya perang. Permintaan setengah dari mineral Ukraina diajukan pada hari Rabu, ketika Menteri Keuangan AS Scott Bessent bertemu dengan Zelenskyy di ibu kota, Kyiv, yang merupakan kunjungan pertama pejabat pemerintahan Trump ke Ukraina.

    Departemen Keuangan menolak berkomentar tentang negosiasi apa pun.

    Setelah melihat usulan tersebut, Ukraina memutuskan untuk meninjau rinciannya dan memberikan usulan balasan ketika Zelenskyy mengunjungi Konferensi Keamanan Munich pada hari Jumat dan bertemu dengan Wakil Presiden JD Vance, menurut pejabat tersebut.

    Tidak jelas apakah usulan balasan diajukan. Zelenskyy, yang berbicara kepada wartawan di Munich pada hari Sabtu, mengakui bahwa ia telah menolak usulan dari pemerintahan Trump.

    Ia tidak menyebutkan secara rinci apa saja ketentuan kesepakatan tersebut, selain mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak mencakup jaminan keamanan dari Washington.

    “Saya tidak melihat adanya hubungan ini dalam dokumen tersebut,” katanya.

    “Menurut saya, dokumen itu belum siap untuk melindungi kami, kepentingan kami.”

    Jaminan keamanan adalah kuncinya, karena Ukraina yakin Amerika Serikat dan Inggris telah gagal memenuhi kewajiban mereka untuk melindungi negara berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada akhir Perang Dingin, ketika Ukraina menyerahkan senjata nuklir Rusia di wilayahnya.

    Diplomat Eropa punya keberatan lain. Mereka mengeluh bahwa negosiasi itu berbau kolonialisme, era ketika negara-negara Barat mengeksploitasi negara-negara yang lebih kecil atau lebih lemah untuk mendapatkan komoditas.

    Di Munich, jurang pemisah juga muncul antara Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa mengenai rencana pemerintahan Trump untuk mengakhiri perang. Banyak dari mereka mengatakan mereka lebih bingung daripada sebelum mereka tiba.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang tawaran Bessent mengatakan tawaran itu tidak hanya mencakup setengah dari mineral Ukraina, tetapi juga sumber daya alam lainnya seperti minyak dan gas.

    Pejabat itu juga mengatakan proposal tersebut memberi Amerika Serikat hak atas setengah dari pendapatan Ukraina dari ekstraksi sumber daya dan penjualan lisensi ekstraksi baru.

    Menyetujui tuntutan ini akan membuat pemerintah Ukraina kehilangan pendapatan jutaan dolar yang saat ini hampir seluruhnya diinvestasikan untuk pertahanan negara.

    Pada paruh pertama tahun lalu, Naftogaz, perusahaan minyak dan gas milik negara Ukraina, melaporkan laba yang melebihi $500 juta. 

    Gagasan untuk memanfaatkan sumber daya mineral Ukraina mulai terbentuk musim panas lalu. Pemerintah Zelenskyy, yang mencoba menarik pendekatan bisnis Presiden Donald Trump dan khawatir Trump akan menepati janjinya untuk menghentikan bantuan militer dan keuangan ke Ukraina, memutuskan untuk mengajukan kesepakatan yang pada dasarnya akan menukar mineral penting Ukraina dengan bantuan Amerika.

    Presiden Ukraina menyampaikan gagasan tersebut kepada Trump selama pertemuan di New York pada bulan September, dan usulan tersebut mendapat dukungan dari tokoh politik berpengaruh, termasuk Senator Lindsey Graham, RS.C.

    Usulan tersebut juga muncul setelah sejumlah pengusaha AS — termasuk Ronald S. Lauder, seorang teman Trump yang kaya — menunjukkan minat untuk berinvestasi di sumber daya mineral Ukraina. 

    Ukraina selalu menyatakan bahwa akses ke sumber daya alamnya akan diperoleh dengan imbalan jaminan keamanan yang kuat dari Amerika Serikat. 

    Namun, salah satu pejabat Ukraina mengatakan bahwa proposal tersebut tidak memuat komitmen semacam itu, dan malah menganggap akses ke sumber daya Ukraina sebagai pembayaran yang terlambat untuk bantuan militer dan keuangan Amerika di masa lalu.

    Ukraina memiliki 109 endapan mineral penting, termasuk endapan yang mengandung bijih titanium, litium, dan uranium, menurut daftar yang disusun oleh Sekolah Ekonomi Kyiv, selain ladang minyak dan gas alam.

    Namun, beberapa di antaranya berada di wilayah yang sudah diduduki Rusia atau dekat dengan garis depan. Nilainya tidak pasti.

    Selain risiko invasi Rusia yang berulang setelah gencatan senjata — risiko yang ingin dikurangi melalui kesepakatan dengan Amerika Serikat — masalah yang mengakar dalam iklim bisnis Ukraina telah menghambat investasi selama sebagian besar sejarah pascakemerdekaan negara itu. Ini termasuk regulasi yang rumit dan transaksi orang dalam oleh pengusaha dan politisi Ukraina, yang dapat membatasi keuntungan dari pengaturan tersebut.

    Bahkan sebelum perang, hanya sedikit investor yang berminat pada transaksi pertambangan Ukraina. Namun, ada preseden bagi Ukraina untuk mencampuradukkan keamanan dan bisnis dengan Amerika Serikat di bawah Trump. 

    Dalam masa jabatan pertamanya, pada tahun 2017, ia membuat kesepakatan bagi Ukraina untuk membeli batu bara dari Pennsylvania guna menggantikan batu bara dari tambang-tambang di Ukraina yang hilang akibat pendudukan Rusia setelah invasi tahun 2014.

    Kostiantyn Yelisieiev, mantan diplomat dan wakil kepala staf di bawah presiden Ukraina pada saat kesepakatan itu dibuat, mengingat bahwa kesepakatan itu telah memungkinkan Trump untuk menyatakan bahwa ia telah menyelamatkan lapangan pekerjaan di Pennsylvania, negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya.

    Bagi Kyiv, kesepakatan itu membuka pintu bagi Trump untuk memberikan bantuan militer yang mematikan kepada Ukraina dengan persetujuan penjualan rudal anti-tank Javelin. Saat itu, pejabat Ukraina menganggapnya sebagai sebuah keberhasilan, kata Yelisieiev.

    “Hal itu menegaskan bahwa Trump bukanlah orang yang menghargai nilai-nilai, tetapi orang yang mementingkan kepentingan dan uang,” dan bahwa Ukraina dapat menemukan cara untuk bekerja sama dengannya dalam hal keamanan, katanya. 

    Namun kesepakatan yang sedang dibahas sekarang, katanya, meningkatkan pendekatan tersebut dengan cara yang dapat memberikan kemenangan propaganda bagi Rusia dengan menggambarkan perang sebagai pertempuran untuk sumber daya alam, bukan kemerdekaan atau demokrasi Ukraina.

    “Lebih penting untuk mengatakan ini tentang melindungi demokrasi dan mengalahkan Putin,” katanya, mengacu pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    AS dan Rusia Berunding

    Para pejabat AS dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang untuk memulai pembicaraan yang bertujuan mengakhiri perang Moskow yang telah berlangsung hampir tiga tahun di Ukraina, kata seorang anggota parlemen AS dan seorang sumber yang mengetahui perencanaan tersebut pada hari Sabtu (15 Februari).

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman pada hari Jumat, mengatakan Ukraina tidak diundang ke pembicaraan di Arab Saudi dan Kyiv tidak akan terlibat dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis, dikutip dari Asia One.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, penasihat keamanan nasional Mike Waltz, dan utusan Gedung Putih untuk Timur Tengah Steve Witkoff akan berkunjung ke Arab Saudi, kata Perwakilan AS Michael McCaul kepada Reuters. Belum jelas siapa yang akan mereka temui dari Rusia.

    Di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, McCaul mengatakan tujuan pembicaraan itu adalah untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Zelenskiy “untuk akhirnya membawa perdamaian dan mengakhiri konflik ini”.

    Sebuah sumber yang mengetahui rencana tersebut mengonfirmasi rencana pembicaraan di Arab Saudi antara pejabat AS dan Rusia. Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Trump, yang mulai menjabat pada 20 Januari, telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina. Ia melakukan panggilan telepon terpisah kepada Putin dan Zelenskiy pada hari Rabu, membuat sekutu-sekutu Washington di Eropa khawatir bahwa mereka akan disisihkan dari proses perdamaian apa pun.

    Ketakutan tersebut sebagian besar terbukti pada hari Sabtu ketika utusan Trump untuk Ukraina mengatakan Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan, setelah Washington mengirimkan kuesioner ke ibu kota Eropa untuk menanyakan kontribusi apa yang dapat mereka berikan untuk jaminan keamanan bagi Kyiv.

    Sebelumnya pada hari Sabtu, Rubio berbicara dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov. Mereka sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Trump, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Zelenskiy mengatakan pada hari Jumat bahwa ia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki, tetapi tidak menyebutkan kapan. Namun, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa ia tidak berencana untuk bertemu dengan pejabat AS atau Rusia selama kunjungan tersebut.

    Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina dan telah perlahan maju ke arah timur selama berbulan-bulan, sementara tentara Kyiv yang lebih kecil bergulat dengan kekurangan tenaga kerja dan mencoba mempertahankan sebagian wilayah di Rusia bagian barat.

    Rusia menuntut Kyiv menyerahkan wilayahnya dan menjadi negara netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun. Ukraina menuntut Rusia menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan menginginkan keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah serangan oleh Moskow.

    Amerika Serikat dan Eropa telah memberikan bantuan militer puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak perang dimulai. Trump mengatakan bahwa ia mendukung Ukraina tetapi sedang mencari jaminan untuk pendanaan AS bagi Kyiv.

    AS dan Ukraina saat ini tengah merundingkan kesepakatan yang dapat membuka peluang bagi investasi AS untuk kekayaan alam Ukraina yang melimpah. Tiga sumber mengatakan AS mengusulkan untuk mengambil alih kepemilikan 50 persen mineral penting Ukraina.

    Zelenskiy mengatakan pada hari Sabtu bahwa rancangan kesepakatan tersebut tidak memuat ketentuan keamanan yang dibutuhkan Kyiv.

     (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Ketegangan di Lebanon: Protes Hizbullah Terhadap Pengaruh AS dan Israel – Halaman all

    Ketegangan di Lebanon: Protes Hizbullah Terhadap Pengaruh AS dan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah, gerakan perlawanan yang berbasis di Lebanon, baru-baru ini menegaskan posisi mereka terhadap pengaruh asing, khususnya dari Amerika Serikat dan Israel.

    Dalam konteks ini, Iran disebut sebagai negara sahabat yang berkomitmen untuk mendukung Lebanon.

    Penegasan ini muncul di tengah kekhawatiran atas tekanan yang dihadapi Lebanon dari kekuatan luar.

    Mahmoud Qamati, Wakil Kepala Dewan Politik Hizbullah, dalam pernyataannya di ibu kota Lebanon pada 15 Februari 2025, menyatakan bahwa “Iran adalah negara yang bersahabat.”

    Qamati menjelaskan bahwa hubungan antara Iran dan Lebanon bersifat historis dan strategis, menekankan bahwa Iran telah memberikan dukungan kepada Lebanon tanpa syarat.

    Hizbullah juga mengekspresikan ketidakpuasan atas larangan yang dikenakan oleh pemerintah Lebanon terhadap penerbangan Iran.

    Menurut Qamati, larangan ini dianggap sebagai penghinaan terhadap kedaulatan Lebanon dan menunjukkan bahwa negara tersebut berada di bawah kontrol Amerika.

    Qamati menekankan, “Kami tidak menerima tanah air kami dikendalikan oleh Amerika dan Israel,” sebagai kritik terhadap ketundukan pemerintah Lebanon terhadap tekanan eksternal.

    Protes melawan dominasi AS dan Israel juga terlihat, meskipun demonstrasi tersebut sering kali dihadang oleh pasukan keamanan Lebanon.

    Dalam perkembangan terbaru, pejabat Iran mengecam keputusan pemerintah Lebanon yang membatasi penerbangan Iran.

    Iran menegaskan posisinya sebagai sekutu yang dapat diandalkan bagi Lebanon, dengan menawarkan bantuan di berbagai sektor seperti energi dan rekonstruksi, tanpa melanggar kemerdekaan Lebanon.

    Gencatan Senjata Israel-Lebanon

    Sementara itu, meskipun gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah disepakati sejak November 2024, pelanggaran terhadap perjanjian tersebut masih sering terjadi.

    Serangan terbaru dilakukan oleh kendaraan udara nirawak Israel di daerah Aqaba, selatan Lebanon, pada 15 Februari 2025.

    Meskipun tidak ada korban, serangan ini menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut.

    Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, mengungkapkan bahwa meskipun Israel berencana menarik pasukannya dari Lebanon pada tanggal 18 Februari 2025, rencana itu masih menyisakan lima lokasi yang akan tetap dijaga.

    Pemerintah Lebanon menolak permintaan tersebut, memperlihatkan ketidakpuasan terhadap dominasi asing yang terus mengganggu stabilitas negara.

    Hizbullah menyerukan agar pemerintah Lebanon bertanggung jawab untuk memastikan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah selatan Lebanon.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1089: AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi, Tak Undang Ukraina? – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1089: AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi, Tak Undang Ukraina? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina hampir memasuki peringatan tiga tahun pekan depan.

    Per hari ini, Minggu (16/2/2025), perang Rusia di Ukraina telah berlangsung selama 1089 hari.

    The Guardian mencatat, pejabat Amerika dan Rusia akan mengadakan perundingan di Arab Saudi minggu depan.

    Mereka tampaknya bakal membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina, Reuters dan AFP melaporkan mengutip pejabat AS.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, penasihat keamanan nasional, Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah, Steve Witkoff menjadi delegasi AS pada pertemuan itu.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak diundang ke pembicaraan itu.

    “Kyiv tidak akan terlibat dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis,” tegas Zelensky.

    Simak peristiwa lainnya yang dirangkum Tribunnews.com berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1089:
    Menlu AS dan Rusia Rundingkan Situasi Ukraina Lewat Telepon

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov membahas situasi di Ukraina melalui panggilan telepon pada Sabtu (15/2/2025).

    “Kedua pihak menyatakan kesediaan bersama mereka untuk berinteraksi dalam isu-isu internasional yang mendesak, termasuk penyelesaian di sekitar Ukraina,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

    Moskow mengatakan bahwa keduanya sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump.

    Zelensky Serukan Pembentukan Tentara Eropa

    Presiden Ukraina menyerukan pembentukan tentara Eropa saat berbicara di konferensi Muncih.

    “Tentara kami saja tidak cukup, kami butuh dukungan Anda,” ucap Zelensky, Sabtu (15/2/2025).

    AS Berniat “Rampas” Mineral Tanah Langka Ukraina

    Pemerintahan Trump mengusulkan kepada Ukraina agar AS diberi 50 persen mineral tanah langka negara yang dilanda perang itu, demikian dilaporkan NBC.

    Trump mendesak Ukraina membayar bantuan yang Gedung Putih gelontorkan dengan sumber daya alam atau SDA yang mereka miliki.

    Akan tetapi Zelensky menilai perjanjian tersebut tidak memiliki jaminan keamanan untuk Ukraina dan tidak melindungi kepentingan negara.

    Ukraina memiliki cadangan titanium dan litium terbesar di Eropa, serta deposit besar berilium, mangan, galium, uranium, zirkonium, grafit, apatit, fluorit, dan nikel.

    Banyak dari mineral ini yang dapat menjadi sangat penting untuk industri pertahanan, teknologi tinggi, dan energi hijau.

    Drone Jatuhkan Peledak di Grayvoron

    Dikutip dari Suspilne, drone menjatuhkan peledak di Grayvoron, Belgorod, Ukraina.

    “Kota Grayvoron di wilayah Belgorod diserang oleh pesawat tak berawak,” tulis Gubernur Vyacheslav Gladkov di saluran Telegramnya.

    “Tidak ada yang terluka,” katanya.

    Menurut gubernur, satu pesawat tak berawak menjatuhkan alat peledak ke sebuah truk, kemudian terbakar tetapi segera dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran.

    “Pesawat tak berawak lain menjatuhkan alat peledak di kawasan permukiman: jendela-jendela pecah di dua rumah pribadi, fasad dan pagar terpotong,” tulis Gladkov.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Hizbullah Tolak Kendali Amerika dan Israel atas Lebanon: Iran Negara yang Bersahabat – Halaman all

    Hizbullah Tolak Kendali Amerika dan Israel atas Lebanon: Iran Negara yang Bersahabat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon menyatakan Iran sebagai negara sahabat, sekaligus mengecam keputusan otoritas Lebanon yang mencegah pesawat Iran mendarat di Beirut karena tekanan Israel.

    “Iran adalah negara yang bersahabat,” ujar Mahmoud Qamati, Wakil Kepala Dewan Politik Hizbullah, dalam pernyataannya di ibu kota Lebanon, Sabtu (15/2/2025), mengutip PressTV.

    Qamati mengungkapkan hal ini sebagai tanggapan atas protes rakyat Lebanon terhadap campur tangan rezim Israel di negara mereka.

    Ia menekankan bahwa hubungan antara Iran dan Lebanon bersifat historis dan strategis, dan Iran selama ini telah mendukung Lebanon tanpa memaksakan syarat apapun.

    “Jika para politisi memilih untuk tunduk, maka gerakan perlawanan akan menolak penghinaan dari Amerika dan Israel. Kami tidak akan pernah menerimanya,” tegas Qamati.

    Penolakan Terhadap Pendudukan Amerika dan Tekanan Israel

    Qamati juga menyampaikan ketidakpuasannya atas larangan penerbangan Iran ke Lebanon.

    Ia menyebut larangan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap kedaulatan Lebanon serta bukti bahwa Amerika memerintah negara tersebut melalui tekanan.

    “Kami tidak menerima tanah air kami dikendalikan oleh Amerika dan Israel,” tegasnya lagi, menyoroti ketundukan pemerintah Lebanon terhadap tekanan eksternal.

    HIZBULLAH DUKUNG IRAN – Tangkap layar YouTube Al Mayadeen Programs yang tayang dan diambil pada Minggu (16/2/2025), menampilkan Wakil Kepala Dewan Politik Hizbullah, Mahmoud Qamati (kiri) dalam sebuah aksi demonstrasi di Beirut pada Sabtu (15/2/2025). Hizbullah menyatakan dukungannya terhadap Iran sekaligus menolak dominasi Amerika dan Israel. (Tangkap layar YouTube Al Mayadeen Programs)

    Protes menentang dominasi Amerika dan Israel di Lebanon pun terjadi.

    Para demonstran Lebanon mengutarakan penolakan mereka.

    Namun, aksi protes tersebut mendapat hadangan dari pasukan keamanan Lebanon, yang melemparkan gas air mata ke arah para demonstran.

    Di sisi lain, Iran juga mengecam keputusan pemerintah Lebanon dan kembali menegaskan dukungannya terhadap kedaulatan Lebanon.

    Pejabat Iran menekankan bahwa Teheran tetap menjadi sekutu yang dapat diandalkan bagi Lebanon, menawarkan bantuan dalam berbagai sektor seperti energi dan rekonstruksi, tanpa melanggar kemerdekaan negara tersebut.

    “Hizbullah akan terus berupaya untuk menyingkirkan musuh dari Lebanon selatan dan tidak akan menerima sikap resmi apapun yang memperluas kehadiran musuh di tanah kami,” tambah Qamati.

    Pelanggaran Israel atas Gencatan Senjata dengan Lebanon

    Meskipun gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah Lebanon disepakati sejak November tahun lalu, pelanggaran masih sering terjadi. 

    Terbaru, sebuah kendaraan udara nirawak Israel melancarkan serangan di Lebanon selatan, beberapa hari sebelum tenggat waktu penarikan pasukan Israel sesuai perjanjian gencatan senjata.

    Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan bahwa serangan terjadi di daerah Aqaba di pinggiran kota Ainata, distrik Bint Jbeil, pada Sabtu (15/2/2025).

    Meskipun tidak ada korban luka, ambulans segera dikerahkan ke lokasi kejadian.

    Sebelumnya, seorang pejabat keamanan Israel menyatakan bahwa militernya siap menarik diri dari wilayah Lebanon, dengan rencana penyerahan wilayah tersebut kepada tentara Lebanon pada 18 Februari.

    ISRAEL LANGGAR PERJANJIAN – Gambar ini menunjukkan dampak serangan pesawat nirawak Israel di pinggiran kota Ainata, Lebanon selatan, pada tanggal 15 Februari 2025. (Foto oleh Kantor Berita Nasional resmi Lebanon (NNA))

    Namun, menurut Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, Amerika Serikat menginformasikan bahwa meskipun Israel akan menarik pasukannya, mereka tetap berencana menempatkan pasukan di lima lokasi berbeda.

    Pemerintah Lebanon dengan tegas menolak permintaan tersebut.

    Setelah mengalami kerugian besar selama hampir 14 bulan permusuhan dan tidak mencapai tujuannya, Israel akhirnya menerima gencatan senjata dengan Hizbullah yang mulai berlaku pada 27 November.

    Namun, sejak perjanjian tersebut, serangan oleh pasukan Israel tetap berlangsung hampir setiap hari, termasuk serangan udara di berbagai wilayah Lebanon.

    Pada 10 Januari, Lebanon secara resmi mengajukan pengaduan kepada Dewan Keamanan PBB terkait agresi Israel yang menargetkan lahan pertanian dan ternak di wilayah selatan, yang dinilai melanggar gencatan senjata.

    Hizbullah menyerahkan tanggung jawab kepada pemerintah Lebanon untuk memastikan penarikan penuh pasukan militer Israel dari Lebanon selatan.

    Pada 27 Januari, Lebanon mengumumkan persetujuan untuk memperpanjang gencatan senjata dengan Israel hingga 18 Februari, meskipun militer Israel belum sepenuhnya mematuhi tenggat waktu penarikan pasukan.

    Selain itu, puluhan orang dilaporkan tewas di wilayah selatan selama masa tersebut.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)