Category: Tribunnews.com Internasional

  • Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Suriah menerima pengiriman uang kertas baru dari Rusia di tengah kelangkaan uang tunai di negara tersebut.

    Sementara itu, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan keras kepada Israel dan Amerika selama pertukaran sandera.

    Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Rusia Cetak Uang Tunai Baru untuk Suriah, Barat Masih Ragu-Ragu Cabut Sanksi

    EKONOMI SURIAH – Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Minggu (16/2/2025), menampilkan laporan berita mengenai nilai pound Suriah yang naik seminggu setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Rusia kirimkan uang kertas baru ke Suriah karena ekonomi Suriah yang masih sulit dan Barat belum mencabut seluruh sanksinya terhadap negara tersebut. (Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic)

    Bank sentral Suriah menerima pengiriman uang kertas pound/lira Suriah baru dari Rusia untuk mengatasi kekurangan uang tunai yang telah memperparah kondisi ekonomi negara tersebut.

    Mengutip Financial Times, Bank Sentral Suriah mengumumkan pada Jumat (14/2/2025) bahwa uang lira Suriah telah tiba dari Rusia melalui Bandara Internasional Damaskus.

    Namun, pihak bank tidak mengonfirmasi jumlah pastinya.

    Para bankir dan pelaku bisnis sebelumnya menyatakan bahwa kelangkaan uang tunai sangat menghambat perekonomian Suriah.

    Pengiriman ini menjadi bukti bahwa Suriah masih bergantung pada Rusia, tempat di mana lira Suriah telah dicetak selama bertahun-tahun.

    Seorang produsen dan pengecer tekstil, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa kelangkaan uang tunai telah mencapai titik kritis.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera: Tidak Ada Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

    Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan tegas saat pertukaran sandera pada hari Sabtu (15/2/2025).

    Brigade Al-Qassam mengibarkan spanduk dengan pesan tegas yang menolak rencana Amerika Serikat tentang pemindahan warga Palestina dari Gaza dalam upacara serah terima sandera.

    Rencana tersebut, yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, bertujuan untuk mengambil alih Gaza serta memindahkan warganya ke negara-negara tetangga.

    Salah satu spanduk yang dipamerkan memuat tulisan, “Kami adalah prajurit, wahai Yerusalem, jadilah saksi,” dalam tiga bahasa: Arab, Inggris, dan Ibrani, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Spanduk tersebut juga menampilkan bendera negara-negara Arab, termasuk Palestina, Mesir, Yordania, Lebanon, Aljazair, dan Arab Saudi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pertemuan tertutup hari Rabu, menolak tawaran pemerintahan Trump untuk melepaskan setengah dari sumber daya mineral negara itu dengan imbalan dukungan AS.

    Kesepakatan yang tidak biasa itu akan memberikan Amerika Serikat 50 persen saham di semua sumber daya mineral Ukraina, termasuk grafit, lithium, dan uranium, sebagai kompensasi atas dukungan masa lalu dan masa depan dalam upaya perang Kyiv melawan Rusia, menurut dua pejabat Eropa.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang proposal tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Trump juga mengupayakan sumber daya energi Ukraina.

    Negosiasi terus berlanjut, menurut pejabat Ukraina lainnya, yang, seperti pejabat lainnya, berbicara dengan syarat anonim mengingat sensitivitas pembicaraan tersebut, seperti disebutkan Miami Herald.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Ramai-ramai Jaksa AS Mundur, Ogah Patuhi Perintah Trump untuk Setop Skandal Korupsi Walikota New York

    Enam jaksa Amerika Serikat (AS) di New York dan Washington DC, memilih mengundurkan diri.

    Pengunduran diri massal ini merupakan bentuk penolakan mereka untuk mematuhi perintah Presiden Donald Trump.

    Pasalnya, mereka diminta untuk membatalkan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Wali Kota New York, Eric Adams.

    Sejak awal menjabat, Trump memecat jaksa-jaksa yang menangani kasus hukum yang menyeret dirinya.

    Selain itu, ia juga menuntut informasi mengenai ribuan agen FBI yang terlibat dalam penyelidikan serangan 6 Januari di Gedung Capitol AS.

    Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York, Danielle Sassoon, mengundurkan diri melalui surat sepanjang delapan halaman.

    Dalam suratnya, Sassoon menjelaskan pengacara Adams “berulang kali menyiratkan adanya quid pro quo” atau pertukaran, menawarkan bantuan kepada Trump dalam isu imigrasi jika kasus ini dihentikan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Yevheniia Kravchuk: Ukraina Siapkan Langkah Strategis Jika AS Hentikan Bantuan Militer ke Kiev – Halaman all

    Yevheniia Kravchuk: Ukraina Siapkan Langkah Strategis Jika AS Hentikan Bantuan Militer ke Kiev – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Deputi Parlemen Ukraina Yevheniia Kravchuk menegaskan, Ukraina siap mengambil langkah strategis untuk mempertahankan diri jika terjadi penghentian bantuan militer dari Amerika Serikat.

    “Jika bantuan militer dari Amerika Serikat berhenti, Ukraina tentu harus meningkatkan produksi militernya sendiri,” ujar Kravchuk dalam wawancara di Munich Security Conference 2025, Yevheniia Kravchuk, dikutip Senin, 17 Februari 2025.

    Saat ini Ukraina sudah memproduksi sejumlah peralatan militer penting, termasuk howitzer kaliber 155 mm, jutaan drone, drone deep strike, FPV (First-Person View), dan drone laut.

    Selain memperkuat kemampuan produksi dalam negeri, Ukraina juga berencana memperluas kerja sama militer dengan negara-negara Eropa.

    Kravchuk menyatakan dukungannya terhadap pandangan yang menyebutkan bahwa Eropa harus berperan lebih besar dalam menjaga keamanan benua tersebut.

    “Kami setuju dengan pernyataan yang dibuat oleh Trump dan pemerintahannya bahwa Eropa harus turun tangan lebih banyak. Ini adalah isu keamanan benua Eropa,” jelasnya.

    Kravchuk juga menyoroti bahwa dukungan militer AS tidak hanya bermanfaat bagi Ukraina, tetapi juga mendukung ekonomi AS.

    “Senjata yang diberikan Amerika Serikat kepada kami diproduksi di Amerika Serikat,” ujarnya.

    “Ini adalah bagian dari ekonomi mereka, dengan banyak pabrik yang mempekerjakan orang Amerika. Jadi, ini bukan sesuatu yang merugikan ekonomi AS,” tambahnya.

    Dengan situasi geopolitik yang dinamis, Ukraina terus memperkuat posisinya untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia sambil memaksimalkan dukungan internasional.

    Munich Security Conference menjadi ajang penting bagi Ukraina untuk mempertegas komitmen ini kepada komunitas global.

    Sebelumya, Presiden AS Donald Trump meminta bantuan AS ke Ukraina senilai 500 miliar (Rp 8.192 triliun) dikompensasi dalam bentuk penyerahan mineral logam tanah jarang di Ukraina kepada AS.

    Dalam wawancara baru-baru ini, Donald Trump menekankan bahwa Washington harus mendapatkan kompensasi, khususnya dalam bentuk mineral logam tanah jarang, sebagai imbalan atas dukungan substansialnya kepada Kiev.

    Dukungan Amerika terhadap Ukraina kini datang dengan harga yang mahal—kekayaan mineral senilai $500 miliar, menurut Presiden AS Donald Trump.

    Pada bagian kedua wawancara untuk Fox News yang ditayangkan Senin malam, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat harus diberi kompensasi atas bantuan keuangan besar yang telah diberikannya kepada Kiev dalam perangnya melawan Rusia.

    “Saya katakan kepada mereka [Ukraina] bahwa saya menginginkan logam tanah jarang senilai $500 miliar. Dan mereka pada dasarnya setuju untuk melakukannya, jadi setidaknya kita tidak merasa bodoh,” kata Trump.

    “Kalau tidak, kami bodoh. Saya katakan kepada mereka bahwa kami harus—’kami harus mendapatkan sesuatu. Kami tidak bisa terus membayar uang ini,’” imbuhnya.

    Ukraina Punya Cadangan Mineral Penting: Lithium dan Titanium 

    Ukraina memiliki cadangan mineral penting yang signifikan, seperti lithium dan titanium, yang sangat penting bagi industri modern. 

    Negara ini juga memiliki cadangan batu bara, minyak, gas, dan uranium yang sangat besar.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memanfaatkan prospek keterlibatan AS dalam mengembangkan sumber daya negaranya untuk mempertahankan dukungan Trump. 

    Usulan tersebut juga dimasukkan dalam “rencana kemenangan” Ukraina, yaitu kerangka kebijakan ekonomi dan keamanan yang dirancang untuk memastikan perdamaian abadi dengan Rusia.

    “Orang Amerika paling banyak membantu, dan karena itu orang Amerika harus mendapatkan keuntungan paling banyak,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Jumat. 

    “Saya juga ingin membicarakan hal ini dengan Presiden Trump.”

    Trump sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya Ukraina, menekankan ambisinya untuk mengalahkan China dalam mengamankan bahan-bahan penting.

    Awal bulan ini, ia mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval, “Kami tengah berupaya membuat kesepakatan dengan Ukraina, yang mana mereka akan mengamankan apa yang kami berikan kepada mereka dengan tanah jarang dan berbagai hal lainnya.”

     

  • Aktris Korea Selatan Kim Sae-ron Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya – Halaman all

    Aktris Korea Selatan Kim Sae-ron Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aktris Korea Selatan Kim Sae-ron ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada usia 24 tahun, Minggu (16/2/2025). 

    Berdasarkan laporan Reuters, jasad Kim Sae-ron ditemukan seorang teman yang kemudian segera menghubungi pihak berwenang.

    Teman Kim Sae-ron menemukan jasadnya di rumahnya sekitar pukul 16:50, waktu setempat.

    Menurut laporan kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam kejadian ini. 

    Meski demikian, penyelidikan terkait penyebab kematiannya masih terus berlangsung.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga maupun agensi yang menaunginya.

    Kim Sae-ron dikenal luas sejak kecil sebagai aktris cilik berbakat.

    Namanya melambung setelah membintangi film The Man from Nowhere pada tahun 2010.

    Saat itu, Kim Sae-ron beradu akting dengan aktor Won Bin.

    Kariernya terus menanjak dengan berbagai peran dalam film dan drama Korea, termasuk serial Bloodhounds.

    Kabar duka ini mengejutkan industri hiburan Korea Selatan dan para penggemarnya di seluruh dunia.

    Banyak rekan selebritas dan penggemar yang menyampaikan belasungkawa melalui media sosial.

    Sebelumnya, Kim Sae-ron sempat menghadapi berbagai kontroversi, termasuk insiden mengemudi dalam keadaan mabuk pada tahun 2022 yang berdampak pada kariernya.

    Namun, ia tetap menjadi salah satu aktris yang memiliki banyak penggemar setia.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto)

  • Rilis Senin Besok, Elon Musk Klaim Grok 3 Buatan X Lebih Pintar dari Deepseek dan ChatGPT – Halaman all

    Rilis Senin Besok, Elon Musk Klaim Grok 3 Buatan X Lebih Pintar dari Deepseek dan ChatGPT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Persaingan industri kecerdasan buatan atau Artificial Inteligence (AI) pada awal tahun 2025 ini bisa dibilang kian memanas setelah Elon Musk mengumumkan bakal merilis Grok 3 pada Senin (17/2/2025).

    Seperti yang diketahui sebelumnya, panasnya persaingan industri kecerdasan buatan ini terjadi setelah munculnya produk AI buatan China pada awal tahun ini yakni Deepseek dan Qwen.

    Kedua produk AI asal negeri bambu tersebut diklaim jauh lebih pintar dan ekonomis dari Meta AI ataupun ChatGPT yang selama ini mendominasi.

    Akibat dirilisnya produk AI dari China tersebut, saham-saham teknologi asal negara barat yang erat kaitannya dengan pengembangan AI di ChatGPT atau Meta pun bertumbangan.

    Seolah tak mau kalah, para pengembang AI dari negeri barat pun melakukan “balasan” dengan merilis teknologi kecerdasan buatan yang diklaim memiliki kemampuan lebih pintar.

    Hal ini terjadi setelah perusahaan rintisan (startup) berbasis kecerdasan buatan milik Elon Musk, yakni xAI, berencana meluncurkan chatbot bernama Grok 3 pada Senin esok.

    Sosok bos perusahaan mobil listrik pintar Tesla tersebut bahkan mengklaim bahwa produk AI buatan xAI ini lebih cerdas daripada ChatGPT ataupun Deepseek.

    “Peluncuran Grok 3 dengan demonstrasi langsung akan dilakukan pada Senin malam pukul 20.00 waktu Pasifik. Ini adalah kecerdasan buatan terpintar di Bumi.” tulis Elon Musk dalam cuitannya pada Minggu (16/2/2025).

    Sebelumnya, Elon Musk mengungkapkan rencana peluncuran chatbot Grok 3 dalam sebuah konferensi video yang digelar di World Government Summit di Dubai pada hari Kamis (13/2/2025).

    Ia menyatakan bahwa model AI ini akan melampaui kemampuan semua chatbot pesaing yang telah dirilis sebelumnya.

    Musk juga menegaskan bahwa model tersebut dilatih menggunakan data sintetis dan memiliki kemampuan untuk mengenali kesalahan yang dibuat dengan menganalisis data guna mencapai konsistensi logis.

    Keyakinan Musk terkait kemampuan Grok 3 ini pun menjadi perhatian banyak pihak mengingat sosoknya bisa dibilang sebagai pemain lama di dunia kecerdasan buatan.

    Hal ini terjadi mengingat Musk merupakan salah satu pendiri OpenAI bersama Sam Altman pada tahun 2015.

    Perusahaan AI yang kini dipimpin Altman tersebut saat ini dikenal menjadi sosok yang mendominasi industri kecerdasan buatan melalui Chat GPT sebelum mereka mulai diusik dengan kehadiran Deepseek yang hadir dengan biaya lebih murah dan kemampuan lebih pintar.

    Konflik Musk dan OpenAI kian Panas

    Kehadiran Grok 3 yang akan dirilis besok ini bisa dibilang bak menuangkan bensin di kobaran api mengingat Musk dan OpenAI yang dipimpin oleh Sam Altman tengah bersitegang.

    Hal ini terjadi setelah Musk mencoba untuk membeli perusahaan kecerdasan buatan yang berbasis di San Fransisco tersebut .

    Sebelumnya, pada Selasa (11/2/2025), Musk dirumorkan akan membeli OpenAI melalui sebuah konsorsium dengan dana sekitar $97,4 miliar atau setara Rp1.592 triliun 

    Menanggapi hal tersebut, Dewan Direksi OpenAI, akhirnya angkat bicara terkait isu alih kepemilikan yang dikabarkan akan dilakukan oleh Elon Musk.

    Dikutip dari Reuters, pada Rabu (12/2/2025), Dewan Direksi OpenAI menegaskan bahwa mereka belum menerima penawaran resmi dari pihak mana pun, termasuk dari konsorsium yang dipimpin oleh Elon Musk

    Pernyataan ini bertentangan dengan klaim pengacara Musk, Marc Toberoff, yang sehari sebelumnya menyatakan bahwa tawaran pembelian telah dikirimkan kepada penasihat hukum eksternal OpenAI di firma Wachtell, Lipton, Rosen & Katz melalui email pada Senin (10/2/2025).

     Menurut Toberoff, dokumen penawaran sepanjang empat halaman itu telah ditandatangani oleh Musk dan beberapa investor lainnya serta ditujukan kepada dewan direksi.

    “Apakah Sam Altman memilih untuk menyampaikan atau menahan informasi ini dari anggota dewan lainnya adalah di luar kendali kami,” ujar Toberoff, merujuk pada CEO OpenAI.

    ENGGAN JUAL OPENAI – CEO OpenAI Sam Altman dalam sebuah wawancara yang diunggah di channel YouTube Y Combinator pada 8 November 2024. Dewan direksi OpenAI pada hari Rabu ini (12/2/2025) menegaskan pihaknya belum menerima penawaran resmi dari mana pun termasuk konsorsium yang dipimpin Elon Musk.

    Menanggapi hal tersebut, Sam Altman selaku CEO OpenAI memberikan bantahan keras.

    Dalam wawancara dengan Reuters, Altman menegaskan, “OpenAI tidak dijual!”

    Ia juga menyebut bahwa tawaran dari konsorsium yang dipimpin Musk tidak perlu dianggap serius.

     “Ini adalah salah satu taktiknya untuk mencoba mengganggu kami,” kata Altman, merujuk pada Musk .

     Altman juga menilai langkah Musk sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.

    “Saya tidak punya kata apa pun untuk disampaikan. Menurut saya, ini (tawaran Musk) adalah hal yang konyol,” ujarnya dalam sela-sela KTT AI di Paris.

    Dalam pesan internal kepada karyawan pada Senin (10/2/2025), Altman menambahkan bahwa meskipun dewan direksi belum secara resmi meninjau penawaran tersebut, mereka berencana untuk menolaknya demi menjaga misi OpenAI.

     (Tribunnews.com/Bobby)

  • Kejepit Kerumunan Peziarah di New Delhi, 18 Tewas – Halaman all

    Kejepit Kerumunan Peziarah di New Delhi, 18 Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya 18 orang, termasuk 10 wanita dan 3 anak-anak, tewas dalam insiden tragis yang terjadi di Stasiun Kereta Api New Delhi pada Sabtu malam, 15 Februari 2025.

    Insiden ini terjadi saat ribuan peziarah Hindu berusaha naik kereta untuk menghadiri festival keagamaan tahunan, Mahakumbh Mela.

    Kronologi Kejadian

    Kerumunan besar terjadi di dua peron stasiun sekitar pukul 8 malam waktu setempat (14:30 GMT).

    Para peziarah sedang menunggu kereta menuju kota Prayagraj, yang berjarak 624 kilometer dari New Delhi, tempat festival keagamaan terbesar dalam kalender Hindu tersebut diadakan.

    Kepala Menteri Delhi, Atishi, awalnya melaporkan bahwa 15 orang tewas, namun Press Trust of India kemudian memperbarui jumlah korban menjadi 18 orang.

    Upaya Penanganan

    Menteri Perkeretaapian India, Ashwini Vaishnaw, mengungkapkan bahwa empat kereta tambahan telah dikerahkan untuk mengatasi lonjakan penumpang yang tiba-tiba.

    Sebuah penyelidikan juga telah diperintahkan untuk mencari tahu penyebab kerumunan yang mematikan ini.

    Menurut saksi mata, kerumunan sangat padat di peron. “Orang-orang berlarian melintasi peron dan situasi menjadi kacau, menyebabkan orang-orang saling terjatuh,” ungkap seorang pria yang menyaksikan kejadian tersebut.

    Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan bagaimana orang-orang berusaha masuk ke dalam gerbong kereta yang sudah sangat penuh.

    Media lokal, Times of India, melaporkan bahwa lonjakan massa ini dipicu oleh keterlambatan dua kereta, yang menyebabkan semakin banyak orang menunggu di peron.

    Konteks Festival Mahakumbh Mela

    Festival Mahakumbh Mela adalah acara keagamaan yang sangat penting bagi umat Hindu.

    Sejak dimulai pada Januari, sekitar 500 juta orang telah mengunjungi festival ini.

    Namun, kerumunan besar pada acara seperti ini sering kali berisiko menyebabkan kecelakaan.

    Bulan lalu, setidaknya 30 orang tewas dalam desakan di Mahakumbh Mela, dan pada 2013, lebih dari 36 orang tewas tertimpa reruntuhan bangunan saat festival yang sama diadakan di Prayagraj.

    Pada 1954, lebih dari 400 orang tewas akibat terinjak-injak atau tenggelam dalam kerumunan festival.

    Kejadian terbaru ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan dalam mengelola kerumunan besar, terutama pada acara-acara besar keagamaan seperti Mahakumbh Mela.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dua Tewas, Tiga Terluka Akibat Serangan Israel di Lebanon – Halaman all

    Dua Tewas, Tiga Terluka Akibat Serangan Israel di Lebanon – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu malam, 15 Februari 2025, serangan pesawat nirawak Israel di Lebanon selatan menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya.

    Insiden ini terjadi di jalan JarjouLouaizeh, wilayah Iqlim al-Tuffah.

    Detil Serangan

    Menurut laporan koresponden Al Mayadeen, kendaraan yang menjadi sasaran serangan tersebut terbakar setelah dihantam rudal berpemandu.

    Sementara itu, pesawat tak berawak Israel juga terpantau terbang di atas Jabal al-Rihane, seperti dilaporkan oleh Jezzine National News Agency.

    Pembongkaran Rumah oleh Pasukan Israel

    Seiring dengan serangan udara, pasukan Israel melaksanakan operasi pembongkaran besar-besaran di beberapa lokasi, termasuk di kota Yaroun di distrik Bint Jbeil.

    Pembongkaran juga terjadi di daerah hutan Labouneh serta di Kfar Kila.

    Dalam waktu kurang dari satu jam setelah serangan di Iqlim al-Tuffah, pasukan Israel kembali melakukan pembongkaran yang menargetkan rumah-rumah tambahan di Yaroun.

    Sebelumnya pada hari yang sama, serangan pesawat tak berawak Israel juga menargetkan lingkungan Aqaba di pinggiran Ainata Bint Jbeil, namun tidak ada korban yang dilaporkan.

    Pelanggaran Gencatan Senjata

    Serangan-serangan ini dianggap sebagai pelanggaran berkelanjutan terhadap perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon.

    Perjanjian yang mulai berlaku pada 27 November 2024 mengharuskan penghentian semua permusuhan setelah 60 hari.

    Israel seharusnya menarik pasukannya paling lambat pada 26 Januari 2025, dengan perpanjangan hingga 18 Februari 2025.

    Namun, Israel tetap mempertahankan posisinya di Lebanon selatan dan melanjutkan serangan terhadap kota-kota di wilayah tersebut, yang melanggar kesepakatan gencatan senjata serta Resolusi PBB 1701.

    Israel mengeklaim mendapat persetujuan dari pemerintah AS untuk mempertahankan lima pos di Lebanon selatan dan menolak rencana Prancis yang mengusulkan percepatan penarikan pasukannya.

    Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, menegaskan penolakan Lebanon terhadap kehadiran Israel di lima lokasi tersebut dan menolak perpanjangan batas waktu penarikan pasukan.

    Serangan dan pembongkaran yang dilakukan oleh Israel di Lebanon selatan semakin menambah ketegangan di kawasan yang sudah bergejolak ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • ICRC: 50.000 Orang Hilang dalam Konflik Ukraina-Rusia – Halaman all

    ICRC: 50.000 Orang Hilang dalam Konflik Ukraina-Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 menyebabkan hilangnya banyak orang.

    Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan bahwa hampir 50.000 orang hilang akibat konflik ini.

    Laporan tersebut disampaikan oleh Dusan Vujasanin, kepala Biro Badan Penelusuran Pusat ICRC.

    Vujasanin menyatakan bahwa jumlah orang hilang ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu, di mana sebelumnya ICRC mencatat sekitar 23.000 orang hilang pada tahun 2024. “Sejak Februari 2024, jumlah orang hilang yang belum terungkap meningkat lebih dari dua kali lipat mencapai hampir 50.000,” ujar Vujasanin yang dilansir oleh AFP pada Jumat, 14 Februari 2025.

    Profil Orang Hilang

    Sebagian besar orang yang hilang adalah personel militer, terdiri dari prajurit pria dan wanita dari Rusia maupun Ukraina.

    ICRC berusaha untuk mencari tahu kondisi orang-orang ini dan menginformasikan keluarga mereka. “Kami mencoba mencari apakah orang-orang yang hilang tersebut ditahan, dibunuh, atau hilang kontak setelah melarikan diri,” tambah Vujasanin.

    ICRC juga menerima laporan tentang sekitar 16.000 orang yang ditahan sebagai tawanan perang dan warga sipil oleh kedua belah pihak.

    Namun, Vujasanin menekankan bahwa angka tersebut tidak mencerminkan semua tawanan yang masih ditahan, karena beberapa sudah dibebaskan.

    Upaya Perdamaian dan Pertemuan Eropa
    Pertemuan Pemimpin Eropa

    Dalam perkembangan lain, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengusulkan pertemuan darurat antara para pemimpin Eropa pada Sabtu, 15 Februari 2025.

    Pertemuan ini direncanakan berlangsung pada Senin, 17 Februari 2025, untuk membahas berbagai isu penting terkait konflik Ukraina, termasuk upaya Amerika Serikat untuk mengecualikan para pemimpin Eropa dari perundingan perdamaian.

    “Pertemuan ini diharapkan dapat membahas posisi yang harus diambil oleh Eropa terkait keanggotaan Ukraina di NATO di masa depan,” ungkap sumber dari The Guardian.

    Tanggapan dari Pemimpin Eropa

    Presiden Finlandia Alexander Stubb menekankan pentingnya tindakan nyata dari Eropa. “Tidak mungkin kita bisa berdiskusi atau bernegosiasi tentang masa depan Ukraina atau struktur keamanan Eropa tanpa melibatkan pihak Eropa,” kata Stubb kepada wartawan di Munich.

    Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa perdamaian hanya bisa dicapai jika kedaulatan Ukraina terjamin. “Solusi apapun yang mengarah pada pemisahan keamanan Eropa dan Amerika tidak akan kami terima,” tegas Scholz.

    Perang ini telah menyebabkan peningkatan eksponensial dalam jumlah orang yang hilang, yang kini mencapai antara 1.000 hingga 5.000 kasus per bulan.

    Upaya pencarian dan penyelamatan ini menjadi sangat penting di tengah situasi yang semakin kritis.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kejepit Kerumunan Peziarah di New Delhi, 18 Tewas – Halaman all

    3 Anak dan 10 Wanita Tewas Kejepit Kerumunan Peziarah yang Padati Peron Stasiun Kereta Api New Delhi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya 18 orang, termasuk 10 wanita dan 3 anak-anak, tewas dalam sebuah kerumunan besar di Stasiun Kereta Api New Delhi, India, pada Sabtu (15/2/2025) malam.

    Insiden terjadi saat ribuan peziarah Hindu berusaha naik kereta untuk menghadiri festival keagamaan tahunan Mahakumbh Mela, Al Jazeera melaporkan.

    Kerumunan besar ini, terjadi di dua peron di stasiun sekitar pukul 8 malam waktu setempat (14:30 GMT).

    Para peziarah tersebut, sedang menunggu kereta yang akan membawa mereka menuju kota Prayagraj, tempat festival keagamaan terbesar dalam kalender agama Hindu itu diadakan.

    Festival Mahakumbh Mela menarik jutaan orang setiap tahunnya.

    Lokasinya berjarak sekitar 624 kilometer dari ibu kota India, New Delhi, titik pemberangkatan bagi sebagian besar peserta.

    Kepala Menteri Delhi, Atishi, melaporkan awalnya bahwa 15 orang tewas dalam kerumunan tersebut.

    Press Trust of India kemudian memperbarui jumlah korban tewas menjadi 18 orang.

    Menteri Perkeretaapian India, Ashwini Vaishnaw, menyatakan bahwa empat kereta tambahan telah dikerahkan untuk mengangkut lonjakan penumpang yang terjadi secara tiba-tiba di stasiun tersebut.

    Sebuah penyelidikan juga telah diperintahkan untuk mencari tahu apa yang salah.

    Menurut saksi mata, kerumunan sangat padat di peron.

    “Orang-orang berlarian melintasi peron, dan situasi menjadi kacau, menyebabkan orang-orang saling terjatuh,” kata seorang pria yang menyaksikan kejadian tersebut.

    Rekaman video yang dibagikan di media sosial menunjukkan bagaimana orang-orang mencoba masuk ke dalam gerbong kereta yang sudah sangat penuh.

    Media lokal, Times of India, melaporkan bahwa lonjakan massa ini dipicu oleh keterlambatan dua kereta.

    Hal ini menyebabkan semakin banyak orang menunggu di peron.

    Ketika kereta yang baru tiba, orang-orang bergegas menaikinya, menyebabkan kerumunan semakin tidak terkendali.

    Beberapa penumpang dilaporkan pingsan, dan rumor tentang adanya penyerbuan menyebabkan kepanikan lebih lanjut.

    Festival Mahakumbh Mela adalah acara keagamaan yang sangat penting bagi umat Hindu.

    Sejak dimulai pada Januari, sekitar 500 juta orang telah mengunjungi festival ini.

    Kerumunan besar yang terjadi pada acara seperti ini sering kali berisiko menyebabkan kecelakaan.

    Bulan lalu, setidaknya 30 orang tewas dalam sebuah desakan di Mahakumbh Mela, saat jutaan umat Hindu berkumpul untuk mandi di air sungai suci.

    Selain itu, pada 2013, lebih dari 36 orang tewas tertimpa reruntuhan bangunan saat festival yang sama diadakan di Prayagraj.

    Pada 1954, lebih dari 400 orang tewas karena terinjak-injak atau tenggelam dalam kerumunan festival.

    Sistem kereta api India, yang merupakan jaringan kereta api terbesar keempat di dunia, juga telah mengalami beberapa kecelakaan serius dalam dua tahun terakhir.

    Salah satunya adalah tabrakan kereta pada 2023 yang menewaskan sedikitnya 288 orang.

    Situasi ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan dalam mengelola kerumunan besar, terutama pada acara-acara besar keagamaan seperti Mahakumbh Mela.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Pengunduran Diri Massal Jaksa AS Terkait Korupsi Wali Kota New York – Halaman all

    Pengunduran Diri Massal Jaksa AS Terkait Korupsi Wali Kota New York – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Enam jaksa di Amerika Serikat, yang bekerja di New York dan Washington D.C., mengundurkan diri secara bersamaan sebagai bentuk penolakan terhadap perintah Presiden Donald Trump untuk menghentikan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Wali Kota New York, Eric Adams.

    Latar Belakang Pengunduran Diri

    Pengunduran diri ini dipicu oleh permintaan dari Kementerian Kehakiman AS yang meminta pencabutan dakwaan terhadap Adams, yang merupakan anggota Partai Demokrat.

    Adams menjadi Wali Kota New York pertama yang didakwa secara pidana, menghadapi tuduhan penipuan dan penyuapan.

    Dalam surat pengunduran dirinya, Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York, Danielle Sassoon, mengungkapkan bahwa pengacara Adams telah menyiratkan adanya quid pro quo terkait kasus ini.

    “Proses yang terburu-buru dan dangkal dalam mengambil keputusan ini tampaknya dilakukan bekerja sama dengan tim hukum Adams dan tanpa masukan langsung dari saya,” ujar Sassoon, seperti dikutip dari CNN.

    Tindakan Kementerian Kehakiman

    Pengunduran diri para jaksa ini terjadi setelah Wakil Jaksa Agung sementara, Emil Bove, mengeluarkan perintah untuk mencabut kasus Adams.

    Dalam memo dua halaman yang dirilis, Bove berargumen bahwa proses hukum yang sedang berjalan menghambat Adams dalam menangani isu imigrasi ilegal dan kejahatan dengan kekerasan.

    Bove, yang sebelumnya merupakan pengacara pribadi Trump, menginisiasi pertemuan dengan pengacara Adams dan jaksa terkait untuk membahas pencabutan kasus tersebut.

    Reaksi Terhadap Keputusan

    Keputusan Departemen Kehakiman untuk menghentikan kasus ini menuai reaksi beragam.

    Pengacara Adams, Alex Spiro, menyatakan bahwa kliennya tidak bersalah dan berharap kasus ini dapat segera dilupakan. “Meskipun banyak klaim sensasional, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia pernah melanggar hukum,” tegas Spiro.

    Sementara itu, Sassoon mengkhawatirkan bahwa pencabutan kasus ini justru akan memperkuat kekhawatiran publik terhadap politisasi Kementerian Kehakiman.

     

    Kasus korupsi yang melibatkan Wali Kota New York ini menjadi sorotan publik dan berpotensi mempengaruhi pencalonan Adams dalam pemilihan Wali Kota mendatang.

    Pengunduran diri massal para jaksa mencerminkan ketidakpuasan terhadap intervensi politik dalam proses hukum di AS, yang berpotensi merusak independensi lembaga penegak hukum.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pemecatan Massal Pegawai AS: Upaya Trump Hemat 50 Juta Dolar – Halaman all

    Pemecatan Massal Pegawai AS: Upaya Trump Hemat 50 Juta Dolar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Donald Trump mengumumkan pemecatan ribuan pegawai pemerintah AS pada Kamis, 13 Februari 2025, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi anggaran negara.

    Pemecatan ini melibatkan pegawai dari berbagai lembaga pemerintahan dan diperkirakan dapat menghemat biaya hingga USD 50 juta.

    Rincian Pemecatan

    Berdasarkan laporan Reuters, surat pemutusan hubungan kerja (PHK) telah dikirimkan dalam 48 jam terakhir kepada pegawai yang sebagian besar baru direkrut dan masih dalam masa percobaan.

    Pegawai yang terpengaruh bekerja di lembaga seperti Departemen Pendidikan, Biro Perlindungan Keuangan Konsumen, dan Administrasi Bisnis Kecil.

    Data pemerintah menunjukkan bahwa sekitar 280.000 pekerja sipil pemerintah memiliki masa kerja kurang dari dua tahun, yang membuat mereka lebih mudah diberhentikan.

    Contohnya, Departemen Urusan Veteran melaporkan pemecatan lebih dari 1.000 karyawan yang masih dalam masa percobaan.

    Dampak Keuangan

    Pemecatan ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada anggaran.

    Departemen Urusan Veteran mengeklaim bahwa tindakan ini dapat menghemat lebih dari USD 98 juta (sekitar Rp 15 triliun) per tahun.

    Sementara itu, Biro Perlindungan Keuangan Konsumen diperkirakan akan mengalami pemecatan lebih banyak dari yang sebelumnya diperkirakan.

    Upaya Efisiensi Anggaran

    Sebagai bagian dari inisiatif efisiensi anggaran, Trump juga menandatangani perintah eksekutif pada Januari lalu untuk membentuk Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) dan menunjuk Elon Musk sebagai pemimpin lembaga tersebut.

    Musk bertugas melakukan perampingan besar-besaran terhadap 23 juta pegawai sipil federal.

    Namun, keputusan ini menghadapi tantangan hukum.

    Sebanyak 14 negara bagian menggugat secara federal, menuduh Trump menunjuk Musk tanpa otorisasi dari Kongres.

    Paul Light, pakar layanan publik di New York University, menyatakan bahwa pemecatan massal ini dapat merusak kapasitas pemerintah federal dalam menjalankan fungsinya.

    Anggaran Pemerintah AS

    Menurut penyelidikan Kongres, pemerintah AS menghabiskan sekitar USD 271 miliar (sekitar Rp 459 triliun) setiap tahunnya untuk membayar gaji pegawai federal sipil.

    Sekitar 60 persen dari total anggaran tersebut digunakan untuk membayar pegawai di Departemen Pertahanan, Keamanan Dalam Negeri, dan Urusan Veteran.

    Pada 15 Februari 2025, lebih dari 400 pegawai di Departemen Keamanan Dalam Negeri juga diberhentikan, termasuk dari Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) dan Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS.

    Pemecatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi pegawai yang dianggap tidak penting dalam misi dan berstatus masa percobaan.

    Pemecatan massal ini merupakan bagian dari reformasi yang diluncurkan Trump untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi dalam pemerintahan federal.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).