Category: Tribunnews.com Internasional

  • Media Israel: Hasil Menarik Terungkap dari Autopsi Yahya Sinwar, Berperang Pakai Doping Captagon? – Halaman all

    Media Israel: Hasil Menarik Terungkap dari Autopsi Yahya Sinwar, Berperang Pakai Doping Captagon? – Halaman all

    Media Israel: Hasil Menarik Terungkap dari Otopsi Yahya Sinwar, Benarkah Pakai Captagon? 

     
    TRIBUNNEWS.COM – Lembaga Penyiaran Israel, KAN, Jumat (21/2/2025) melaporkan hasil menarik yang ditemukan dari autopsi yang dilakukan Tentara Israel (IDF) terhadap jenazah mendiang pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

    Laporan itu menyebut kalau tes yang dilakukan oleh IDF terhadap jenazah Sinwar menunjukkan bahwa darahnya bebas dari jejak zat narkotika.

    Sebagai informasi, laporan yang diterbitkan media tersebut, menyematkan frase “hasil menarik” terkait laporan akhir otopsi jenazah Sinwar, yang disiapkan oleh tentara Israel tersebut.

    Kata “menarik” ditonjolkan karena selama ini IDF menuduh kalau para petempur Hamas menggunakan doping, berupa narkotika sehingga kuat berperang di tengah situasi kesulitan bahan makanan di Gaza.

    Menurut Otoritas Penyiaran Israel, IDF telah menyiapkan laporan akhir dalam beberapa hari terakhir mengenai otopsi yang dilakukan terhadap jenazah Sinwar. 

    “Pengujian yang dilakukan oleh militer mencakup berbagai macam zat narkotika, dan semua hasilnya negatif,” kata laporan itu.

    Laporan menambahkan,  di antara hasil paling menonjol yang terungkap dari hasil pemeriksaan itu adalah bahwa satu-satunya zat yang muncul dalam konsentrasi tinggi dalam darah Sinwar adalah kafein.

    Kafein ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman, dan secara alami terdapat dalam biji kopi.

    Pada Oktober 2024, sekitar setahun setelah dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa dan perang genosida oleh Israel yang menghancurkan Jalur Gaza, Sinwar dibunuh di kota Rafah di Jalur Gaza selatan oleh peluru tentara Israel saat dia sedang berperang.

    Media Israel mengedarkan foto-foto barang milik Sinwar yang didokumentasikan oleh IDF saat pemimpin Hamas tersebut dibunuh.

    Foto-foto itu menunjukkan kalau dia memiliki sebuah tasbih, sebotol kecil parfum, sebatang permen, buku-buku doa, selain itu juga sebuah lampu kecil, dan senjata tajam.

    Dalam gambar arsip yang diambil pada tanggal 14 Desember 2022, Yahya Sinwar, yang saat itu menjabat sebagai kepala gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza, melambaikan tangan kepada para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut, di Kota Gaza. – Menteri luar negeri Israel telah menyerukan untuk “segera menyingkirkan” Yahya Sinwar, yang ditunjuk oleh Hamas pada tanggal 6 Agustus 2024 sebagai pemimpin politik baru kelompok militan tersebut menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran minggu lalu. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

    Tuduhan Palsu

    Laporan mengenai hasil analisis dan pemeriksaan jenazah Yahya Sinwar ini membantah segala tuduhan dan klaim Israel yang berusaha memberikan stigma negatif terhadap pejuang Hamas

    “Sebagaimana laporan KAN bahwa tidak adanya jejak Captagon merupakan kejutan bagi tentara Israel,” tulis ulasan Khaberni, Jumat.

    Israel mengklaim bahwa Captagon adalah obat yang sebelumnya diduga digunakan oleh pejuang elite Hamas.

    Otoritas Penyiaran Israel menilai kalau laporan – yang diselesaikan beberapa hari terakhir oleh IDF mengenai analisis darah Sinwar – membawa implikasi penting di aspek strategis dan intelijen.

    Laporan KAN menambahkan kalau para pemimpin tinggi militer Israel saat ini sedang mempelajari laporan tersebut dalam semua dimensi intelijen dan strategis.

    “Semua rincian hasil autopsi Sinwar belum diungkapkan,” kata laporan tersebut.

    “Tetapi jelas bahwa dokumen tersebut mungkin berdampak pada pergerakan militer dan politik di masa mendatang,” tambah KAN dalam laporannya.

    Hal yang dimaksud soal ‘dampak keputusan militer’ IDF terkait jenazah Sinwar tersebut merujuk pada situasi yang terjadi pekan lalu.

    Saat itu, gencatan senjata terancam bubar karena sejumlah hal.

    “Perkiraan Israel menunjukkan kalau salah satu alasannya (terancam berhentinya gencatan snejata) adalah ancaman dari Mohammed Sinwar (adik Yahya) untuk menggagalkan negosiasi, atau bahkan benar-benar melaksanakan ancamannya, apabila tuntutannya untuk mengambil kembali jenazah saudaranya tidak dipenuhi Israel,” kata laporan tersebut.

    Israel sejauh ini menolak menyerahkan jenazah Yahya Sinwar ke Hamas.

    Israel menahan jenazah mendiang pemimpin Hamas tersebut di lokasi yang tidak ditentukan.

    Dalam konteks yang sama, Otoritas Israel melaporkan bahwa tentara memutuskan untuk tidak mengekstraksi peluru yang ditemukan di kepala Sinwar yang menyebabkan kematiannya.

    “Tindakan ini  membuat identifikasi tentara yang menembaknya akan sulit dilakukan,” menurut laporan KAN.

    Seorang pria menunjukkan jeruk palsu berisi pil Captagon (obat terlarang) dan disimulasikan dalam kotak berisi buah asli, setelah pengiriman dicegat oleh bea cukai dan brigade anti-narkoba di pelabuhan Beirut, di ibukota Lebanon, pada 29 Desember. 2021. Agen bea cukai Lebanon menyita hari ini, sembilan juta pil Captagon disembunyikan dalam pengiriman jeruk di pelabuhan Beirut, yang ditujukan ke salah satu negara Teluk, Menteri Dalam Negeri Lebanon Bassan al-Mawlawi mengumumkan. (ANWAR AMRO / AFP)

    Apa Itu Captagon

    Seperti diberitakan The Week, paada November 2023, para pejabat dari IDF dan pemerintah Amerika Serikat mengklaim laporan kalau para militan Hamas mengonsumsi stimulan palsu yang dikenal sebagai Captagon.

    Konsumsi itu dilakukan ketika mereka melakukan serangan pada tanggal 7 Oktober di Israel.

    Captagon yang juga dikenal sebagai “obat jihad”, “Captain Courage”, dan “kokain orang miskin”, dilaporkan turut memicu serangan yang masif pada hari itu. 

    Captagon adalah nama merek obat fenethylline hydrochloride , yang awalnya dibuat pada tahun 1960-an di Jerman Barat untuk mengobati kondisi seperti gangguan pemusatan perhatian, depresi, dan narkolepsi, menurut laporan Insider .

    Obat tersebut akhirnya dilarang pada tahun 1980-an karena “sifatnya yang sangat adiktif,” tambah outlet tersebut, tetapi “perdagangan gelap” Captagon palsu telah berkembang pesat di Timur Tengah sejak saat itu.

    Obat tersebut tetap sangat umum di wilayah tersebut dan “sangat berkembang pesat” di negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. 

    Versi obat terlarang tersebut merupakan campuran “amfetamin dan teofilin,” dan terkadang dicampur dengan zat lain seperti kafein dan parasetamol, pereda nyeri, menurut laporan Reuters .

    Seperti stimulan lainnya, Captagon membantu mencegah tidur dan rasa lapar sekaligus membuat pengguna lebih fokus. Obat tersebut tetap populer di kalangan pejuang dalam Perang Saudara Suriah dan militan dari ISIS. 

    Sejak setidaknya tahun 2014, Suriah telah dianggap sebagai produsen dan konsumen obat yang signifikan.

    Damaskus membantah kalau mereka terlibat dalam perdagangan Captagon.

    “Namun, narasumber mengatakan produksi dan distribusi obat tersebut “telah menghasilkan miliaran dolar” bagi Bashar al-Assad dan sekutunya kala berkuasa “saat mereka mencari jalur ekonomi,” menurut laporan Al Jazeera. 

    Meskipun obat tersebut tidak memiliki pengakuan nama di luar Timur Tengah, baik Inggris maupun Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatiran atas produksinya yang terus berlanjut di Suriah . 

    Mendiang pemimpin Hamas Yahya Sinwar selama pertempuran di Gaza pada waktu yang tidak diketahui. (Tangkapan layar: rekaman Hamas/Al-Jazeera)

    Kemartiran Sinwar

    Oktober lalu, tentara Israel mengumumkan bahwa terbunuhnya pimpinan gerakan Hamas di Jalur Gaza adalah suatu kebetulan.

    “Kami tidak tahu Sinwar ada di sana,” kata juru bicara militer Daniel Hagari saat itu.

    “Awalnya kami mengidentifikasi dia sebagai pria bersenjata di dalam gedung. Dia terlihat mengenakan topeng dan melemparkan papan kayu ke arah pesawat tanpa awak, beberapa detik sebelum dia terbunuh.”

    Pada tanggal 18 Oktober, Hamas menyatakan berduka atas kematian pemimpinnya, Yahya Sinwar, dan mengonfirmasi bahwa ia tewas dalam konfrontasi dengan tentara Israel.

    Hal ini terjadi sehari setelah tentara Israel dan Shin Bet menerbitkan pernyataan bersama yang mengumumkan tewasnya tiga orang dalam operasi yang dilakukan oleh IDF di Jalur Gaza, termasuk Sinwar.

    Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan oleh faksi-faksi Palestina di Gaza terhadap pemukiman Israel dan pangkalan-pangkalan militer yang berdekatan dengan Jalur Palestina pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kerugian besar bagi manusia dan militer Israel, serta berdampak negatif pada reputasi badan keamanan dan intelijen Israel di mata internasional. 

     

    (oln/khbrn/theweek/*)

     
     

  • Pengakuan Broker Tenaga Kerja di Jepang Mengatur 200 Pekerja Indonesia di Oarai Ibaraki – Halaman all

    Pengakuan Broker Tenaga Kerja di Jepang Mengatur 200 Pekerja Indonesia di Oarai Ibaraki – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Seorang broker tenaga kerja di Jepang telah mengatur lebih dari 200 pekerja Indonesia termasuk yang ilegal di Jepang, mengungkapkan kisahnya kepada media Gendai Business (GB) yang diberitakan kemarin (20/2/2025).

    “Kami terhubung dengan banyak presiden perusahaan Jepang yang berbeda dan  memediasi orang Indonesia  termasuk metode kejahatan yang terlalu berbahaya,” ungkap Lupo roker nama samaran tersebut do kota  Oarai, Prefektur Ibaraki baru-baru ini.

    Bagi orang Indonesia yang tidak memiliki kualifikasi kerja, mereka ditempatkan di tempat tinggal atau tempat kerja dan menerima biaya rujukan sebesar 50.000 yen per orang, dijadikan stok sementara sebelum ada perusahaan Jepang yang membutuhkannya.

     Ini adalah metode kriminal dari “broker imigran” yang beroperasi dalam kegelapan di Kota Oarai, Prefektur Ibaraki. 

    Dengan syarat anonim, reporter GB mewawancarai mantan broker yang telah mengatur lebih dari 200 orang Indonesia. 

    Modus operandi

    “Saya mendapat telepon dari seorang presiden yang saya kenal dan bertanya, ‘Apakah ada orang di sana?’”

    Orang Indonesia menyumbang setengah dari penduduk asing, dan dikatakan bahwa lebih dari 1.000 orang masih tinggal secara ilegal di Kota Oarai, Prefektur Ibaraki. 

    “Peliputan kami  telah melaporkan tentang “kota imigran” seperti itu dua kali di masa lalu, tetapi tidak pernah ada banyak penduduk kota yang mencoba berbicara tentang keberadaan “pialang imigran” yang menarik tali di belakang imigran ilegal.

    Bahkan, bahkan ketika  mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam industri lokal, beberapa penduduk kota hanya menjawab, “Itu semua karena mereka adalah broker.” Bahkan menutup mulut mereka secara langsung.

    Di tengah semua ini, wartawan GB terhubung dengan seorang pria Indonesia yang dulu mencari nafkah sebagai “broker imigran” melalui serangkaian wawancara. 

    Menunggu di tempat parkir yang ditunjuk sebagai tempat pertemuan, Hiace yang dicat hitam berhenti di depan sang wartawan. 

    Pria yang keluar dari sana, Dimas (nama samaran), tertawa dan berkata, “Saya tahu Anda meliput area ini, dan saya langsung mendapat informasi dari orang-orang di kota.”

    Sampai dia berhenti dari pekerjaannya sebagai broker beberapa tahun yang lalu, dia telah membantu hampir 200 orang Indonesia mencari tempat tinggal dan bekerja di negara itu secara ilegal. Duduk di sofa di restoran keluarga, Dimas mulai berbicara.

    “Saya sering mendapat telepon dari teman-teman Indonesia. Beberapa dari mereka telah tinggal lebih lama di Jepang. Mereka bertanya kepada saya apakah ada lowongan  pekerjaan saat ini, jadi saya mengatur perusahaan pembongkaran terdekat atau perusahaan kentang kering.”

    Jumlah “pialang imigran” yang terlibat dalam lingkaran ini ada sekitar 20 orang di Kota Oarai, dan lebih dari 50 orang jika  termasuk Kota Hokita dan Kota Hitachinaka. Para broker terus berhubungan dan menyadari pengawasan polisi dan otoritas imigrasi.

    “Kami terhubung dengan presiden perusahaan pengolahan makanan laut, petani kentang kering, dan pekerja pembongkaran, dan karena ini adalah kota kecil, kami saling mengenal dengan cepat melalui pub dengan berbagai teman,” katanya.

    Setelah ada keinginan bekerja dari seseorang Dimas segera mengirim orang-orang Indonesia yang belum bekerja.

    Ketika seorang rekan senegaranya di negara Indonesia menghubungi danberkata, “Saya ingin tinggal di Jepang, lalu saya akan memperkenalkan dia  ke sebuah properti di Oarai.”

    Dimas mengaku tidak mengenal banyak orang yang menjadi presiden perusahaan real estat, jadi  sering beralih ke broker lain dan bertanya, “Apakah Anda punya kamar tambahan?” 

    Dia menerima remunerasi sekitar 50.000 yen dari orang Indonesia untuk setiap kasus perumahan dan pekerjaan. 

    “Itulah berapa banyak yang saya peroleh sejauh ini. Artinya 200 x 50.000 yen Dimas telah mendapat 10.000.000 yen dari memperkenalkan WNI bekereja di Jepang,” katanya.

    Petani Ubi Jalar Kering

    Ketika berada di Indonesia, Dimas  hanya bisa mendapatkan sekitar 30.000 yen sebulan, jadi bekerja sebagai broker tampak seperti mimpi bagi Dimas.

    Akibatnya, dia membeli dua mobil di  Indonesia, membeli tanah dan bahkan membangun rumah.

    Baginya, “mitra bisnis” utama adalah petani kentang kering yang dikenal terutama pada masa  musim dingin Prefektur Ibaraki.

    “Kentang kering hanya bisa dikeringkan dari November hingga Maret. Jadi kami membutuhkan tenaga kerja selama waktu itu. Namun, sistem magang teknis membutuhkan waktu dari waktu trainee melamar hingga waktu trainee dapat bekerja, dan ada juga biaya awal. Untuk petani kecil dan menengah yang tidak perlu mempekerjakan peserta magang teknis sepanjang tahun, broker adalah kehadiran yang nyaman.”

    Tentu saja, presiden petani juga mempekerjakan setelah mengetahui bahwa dia tinggal lebih lama, tetapi dia tidak memeriksa visa karyawan sama sekali. 

    Dengan begitu, bahkan jika kita mengetahui bahwa dia bekerja secara ilegal, maka kita bisa lolos dengan mengatakan bahwa kita  ditipu oleh pria yang memperkenalkan.

    Tidak peduli seberapa banyak pemerintah menindak, selama penduduk setempat melihat orang Indonesia hanya sebagai ‘tenaga kerja yang nyaman’, masalahnya tidak akan terpecahkan.

    Di daerah petani kentang kering “Yushin” perusahaan ini tidak mempekerjakan satu orang pun asing.

    Menurut seorang petani kentang kering di Kota Hitachinaka, yang terletak di sebelah Kota Oarai, saat ini ada sekitar 400 hingga 500 petani kentang kering, dan sekitar 40 di antaranya, atau 10 persen, mempekerjakan pekerja ilegal Indonesia. 

    Selama wawancara, seorang pria yang menjalankan pertanian kentang kering di kota mengaku, “Ada beberapa hal yang tidak ingin saya bicarakan banyak, ini adalah area abu-abu.”

    Lalu dia mulai berbicara tentang perasaannya yang rumit.

    “Sejujurnya, lebih dari setengah karyawan kami adalah orang Indonesia, tetapi kami belum memeriksa visa mereka. Saya memintanya supaya bisa  tinggal lebih lama.

    Kemudian, tentu saja, jika Biro Imigrasi mengetahuinya, itu akan menjadi tanggung jawab operator, dan nama saya mungkin muncul di koran. Tapi saya siap untuk kenyataan bahwa jika saya tertangkap, saya tidak bisa menahannya,” ungkap seorang petani Jepang yang mempekerjakan ilegal Indonesia.

    “Lagi pula, butuh waktu dan uang bagi peserta magang teknis untuk benar-benar bekerja, bukan? Tentu saja, beberapa petani besar memiliki rumah kaca ber-AC dan menanam ubi jalar kering sepanjang tahun.

    Tapi kami juga ketat dalam hal biaya, jadi kami harus berkonsentrasi pada hal ini  sepanjang tahun. Ketika itu terjadi, kami membutuhkan tenaga kerja yang cepat, jadi kami pasti harus mempekerjakan seseorang yang tidak kami kenal di mana pun.”

    “Realitas Pahit” dari Sistem Magang Teknis

    Apa pendapat NPO “Asosiasi Ibaraki Indonesia” tentang situasi ini? Perwakilan perusahaan, Yuyasu Sakamoto (75 tahun), mengatakan, “Jika Anda tidak memiliki perusahaan yang mampu membelinya, Anda tidak dapat mempekerjakan peserta magang teknis.”

    “Saat mempekerjakan peserta magang teknis, Anda harus melamar ke ‘organisasi pengawas’ yang termasuk dalam Organisasi Pelatihan Magang Teknis seperti kami, dan pemberi kerja membutuhkan uang dan waktu.

    “Selain itu, dibutuhkan setidaknya tiga bulan untuk menyelesaikan berbagai prosedur dan aplikasi, dan hanya karena Anda datang ke Jepang tidak berarti Anda akan dipaksa untuk segera bisa bekerja.

    Untuk bulan pertama, Anda harus belajar bahasa Jepang di fasilitas seperti kami dan belajar tentang budaya dan kehidupan. Butuh banyak waktu dan uang, jadi jika Anda bukan perusahaan yang mampu membelinya, Anda mungkin akan ragu-ragu.”

    Ketika dia pergi, Dimas berkata, “Tidak ada pekerja Jepang, jadi tidak akan pernah ada lagi yang tinggal lebih lama.”

    Di masa depan, jumlah daerah yang menderita kekurangan tenaga kerja karena penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua akan meningkat secara nasional. Situasi di Oarai mungkin mengisyaratkan masa depan Jepang.

    Diskusi tenaga kerja Indonesia di Jepang tersebut juga dilakukan kelompok Pencinta Jepag gratis silakan gabung dengan email ke: tkyjepang@gmail.com. Kirimkan nama alamat dan nomor whatsappmu.

  • Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel – Halaman all

    Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu marah setelah Hamas salah menyerahkan jenazah para sandera.

    Hamas seharusnya menyerahkan empat jenazah, yakni Shiri Bibas beserta kedua anaknya, Kfir dan Ariel, serta Oded Lifshitz.

    Namun, ternyata jenazah Shiri Bibas tak ada di dalam peti mati yang diserahkan oleh Hamas kepada Israel.

    Akibatnya, Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan pembalasan karena gagal melepaskan jenazah sandera Shiri Bibas.

    Basem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan “kesalahan yang tidak diharapkan” bisa saja terjadi, terutama karena pemboman Israel telah mencampurkan jasad sandera Israel dan warga Palestina, yang ribuan di antaranya masih terkubur di reruntuhan.

    “Kami menegaskan bahwa tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepentingan kami untuk menahan badan mana pun atau tidak mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang kami tandatangani,” kata Basem Naim, dikutip dari Reuters.

    Hamsas mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya akan menyelidiki pernyataan Israel dan mengumumkan hasilnya.

    Kegagalan menyerahkan jenazah keempat peti mati pada hari Kamis, memicu kemarahan di Israel dan memicu ancaman pembalasan dari Netanyahu.

    “Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri beserta seluruh sandera kami – baik yang hidup maupun yang sudah meninggal – dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini,” kata Netanyahu.

    Ia menuduh Hamas bertindak “dengan cara yang sangat sinis” dengan menempatkan jasad seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah, bukan Bibas.

    Hamas mengatakan pada November 2023 bahwa anak-anak dan ibu mereka telah tewas dalam serangan udara Israel.

    Kedua belah pihak telah berulang kali menuduh pihak lain melakukan pelanggaran gencatan senjata, dengan Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera atas apa yang disebutnya penolakan Israel untuk mengizinkan bahan perumahan dan bantuan lainnya masuk ke Gaza.

    Palang Merah mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya “prihatin dan tidak puas” dengan fakta bahwa penyerahan jenazah tidak dilakukan secara pribadi dan bermartabat.

    Salah satu kelompok utama yang mewakili keluarga sandera mengatakan mereka “ngeri dan hancur” mendengar berita bahwa jenazah Shiri Bibas belum dikembalikan, tetapi menyerukan gencatan senjata untuk terus membawa kembali seluruh 70 sandera yang masih berada di Gaza.

    “Selamatkan mereka dari mimpi buruk ini,” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.

    Meskipun ada kemarahan atas Shiri Bibas, tidak ada indikasi bahwa Israel tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan mengenai fase kedua kesepakatan gencatan senjata.

    Militer Sebut Anak-Anak Bibas Dibunuh secara Keji

    Militer Israel menuduh Hamas telah membunuh dua anak laki-laki Bibas dengan “darah dingin” dan dengan “tangan kosong”.

    “Ariel dan Kfir Bibas dibunuh oleh teroris dengan darah dingin.”

    “Mereka tidak menembak dua anak laki-laki itu – mereka membunuh mereka dengan tangan kosong.”

    “Setelah itu, mereka melakukan tindakan mengerikan untuk menutupi kekejaman ini,” kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dikutip dari AFP.

    Secara terpisah, keluarga Bibas menuduh Benjamin Netanyahu gagal melindungi orang-orang yang mereka cintai selama serangan Hamas pada tahun 2023 dan gagal membawa mereka pulang.

    Komentar keluarga tersebut merupakan yang pertama sejak Israel mengumumkan bahwa jenazah yang diterima dari Hamas pada hari Kamis bukanlah jenazah Shiri Bibas seperti yang diklaim oleh kelompok militan Palestina tersebut.

    Halaman tersebut mengonfirmasi bahwa tiga jenazah lainnya yang diserahkan adalah jenazah aktivis perdamaian veteran Oded Lifshitz dan dua putra Shiri, Kfir dan Ariel.

    Kakak ipar Shiri, Ofri Bibas, menuduh bahwa otoritas Israel, khususnya Netanyahu, telah gagal melindungi para sandera dan telah menelantarkan mereka.

    “Adalah tanggung jawab dan kewajiban Israel untuk membawa mereka kembali hidup-hidup,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis atas nama keluarga melalui kelompok kampanye Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang.

    “Tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka pada tanggal 7 Oktober, dan tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka dalam penahanan.”

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami tidak menerima permintaan maaf dari Anda di saat yang menyakitkan ini,” katanya.

    Ofri Bibas pun memohon kepada Presiden AS Donald Trump untuk membantu Israel dan keluarganya menyelesaikan misi penting ini. (*)

  • Indonesia Peace Convoy di Kudus Gelorakan ‘Ayo Rekonstruksi Gaza’ – Halaman all

    Indonesia Peace Convoy di Kudus Gelorakan ‘Ayo Rekonstruksi Gaza’ – Halaman all

    Indonesia Peace Convoy di Kudus Gelorakan ‘Ayo Rekonstruksi Gaza’

    Hasanuddin Aco/Tribunnews.com

    TRIBUNNEWS.COM – Ribuan masyarakat Kudus, Jawa Tengah dengan menggunakan ratusan kendaraan mengikuti konvoi solidaritas Palestina  bertajuk Indonesia Peace Convoy (IPC), Jumat (21/2/2025). 

    Sebelum berkonvoi, peserta berkumpul di GOR Bung Karno Kudus untuk mendengarkan orasi dari sejumlah tokoh Kudus dan KH Bachtiar Nasir, inisiator IPC.

    Dalam orasinya, UBN, sapaan akrab KH Bachtiar Nasir mengungkapkan sejumlah tahapan kehancuran dan karakter bangsa Israel. Dikatakan UBN, bangsa Yahudi memiliki karakter binatang. 

    Bahkan, istri Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, Siti Aisyah, menyebut bangsa Yahudi dengan panggilan kera dan babi.

    “Kita melihat genosida, pembantaian kemanusiaan di Palestina sana. Mereka itu kelakuannya seperti manusia atau binatang?” kata UBN.

    UBN meyakini kezaliman Israel dan sekutunya pasti cepat atau lambat kembali kepada mereka. 

    Hal ini sesuai surat Al Isra ayat 7, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untukmu dirimu sendiri.”

    “Sesungguhnya perkara mudah bagi Allah membalas kezaliman mereka,” katanya. 

    UBN lantas memberikan contoh peristiwa kebakaran hebat di Los Angeles, Amerika Serikat. Negeri Pam Sam tersebut diketahui adalah sekutu Israel.

    “Bagaimana cara Allah selesaikan? Cuma gulungan api. Api yang menggulung di dalam angin. Kalau saja Los Angeles Allah pindahkan ke Israel, dalam semalam habis atau tidak?” ujar UBN.

    Selain itu, UBN menyinggung soal proposal rekonstruksi Gaza yang ditawarkan Donald Trump dan proposal Mesir. Trump dan dunia Arab kemudian menyepakati proposal yang diajukan Mesir.

    UBN menilai, baik proposal Mesir maupun proposal Trump sama-sama tidak menguntungkan masa depan Palestina. “Maka yang terjadi bukan proposal Trump. Bukan juga proposal Mesir. Namun, proposal Allah,” jelas UBN.

    Kerusakan infrastruktur akibat kezaliman Israel di Gaza tidak terelak. Infrastruktur seperti rumah, sekolah, dan rumah sakit luluh lantak akibat  serangan bom Israel.

    Untuk itu, UBN mengajak masyarakat Indonesia bersama-sama membantu rekonstruksi di Gaza. Membantu membangun rumah untuk berteduh, membantu sekolah untuk masa depan anak-anak Gaza, dan membantu membangun kembali rumah sakit.

     “Aktifkan media sosial. Ayo bantu rekonstruksi di Gaza. Kita mempunyai kekuatan untuk membantu,” tegas Ketua Umum Perkumpulan AQL ini.

    Setelah ditutup doa, massa bergerak berkonvoi kendaraan dengan beratribut Palestina berkeliling kota Kudus.

    Sepanjang jalan yang dilalui,  masyarakat antusias menyaksikan konvoi. Yel-yel ‘free Palestine’ menggema di tengah kepadatan lalu lintas kota Kudus. Konvoi berakhir kembali ke GOR Bung Karno Kudus.

  • Shin Bet Tangkap Para Tersangka Pengangkut Pelaku Bom Bus Tel Aviv: Ada Warga Yahudi Israel – Halaman all

    Shin Bet Tangkap Para Tersangka Pengangkut Pelaku Bom Bus Tel Aviv: Ada Warga Yahudi Israel – Halaman all

    Shin Bet Tangkap Tersangka Pengangkut Pelaku Bom Bus Tel Aviv: Ada Warga Yahudi Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Badan keamanan Israel, Shin Bet dilaporkan menangkap sejumlah tersangka peledakan sejumlah bus kosong di pinggiran kota Tel Aviv, Bat Yam dan Holon Jumat (21/2/2025) dini hari.

    “Shin Bet menangkap tiga tersangka, termasuk sedikitnya satu orang Yahudi Israel, yang diduga mengemudikan sedikitnya satu orang yang diduga meledakkan beberapa bom di bus-bus tersebut,” tulis laporan Times of Israel, Jumat.

    Media berbahasa Ibrani melaporkan bahwa tersangka Yahudi Israel akan dibawa untuk sidang penahanan hari ini.

    Selain itu, seorang warga Palestina yang berada di Israel secara ilegal juga dilaporkan ditahan terkait dengan serangan tersebut serta sedikitnya satu tersangka lainnya.

    Shin Bet menolak berkomentar, dengan alasan penyelidikan masih berlangsung.

    Curiga Bom Berasal dari Tepi Barat

    Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam peledakan bus-bus tersebut.

    Pihak berwenang Israel mengatakan ledakan pertama terjadi di depo bus dekat stadion Bat Yam, diikuti ledakan lain di tempat parkir terdekat.

    Ledakan ketiga kemudian dilaporkan terjadi di depo dekat Wolfson Medical Center di Holon, Tel Aviv.

    “Setelah ledakan tersebut, polisi menemukan bom yang belum meledak yang terpasang di sebuah bus di Bat Yam, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan serangan yang lebih luas. Bom tersebut, yang beratnya lima kilogram, bertuliskan huruf Arab,” tulis laporan media Israel, Ynet.

    Komandan Polisi Distrik Tel Aviv Chaim Sargrof mengatakan, “Alat peledak itu ditemukan bersama alat pengatur waktu. Saya dapat mengatakan bahwa alat itu kasar; alat itu tampaknya berasal dari Tepi Barat.”

    Sargrof menambahkan, “Ini adalah insiden yang terjadi secara serentak di beberapa lokasi. Sampai saat ini, pencarian di kereta dan bus telah selesai, dan kami sedang berupaya untuk menentukan berapa banyak tersangka yang terlibat.”

    Dalam respons Israel atas peledakan tersebut, Radio tentara pendudukan Israel melaporkan kalau IDF memutuskan untuk mengerahkan 3 batalyon baru untuk memperkuat pasukannya di Tepi Barat.

    “Pengerahan 3 batalyon IDF ini dilakukan setelah operasi serangan Bat Yam, yang mencakup penempatan alat peledak di sejumlah bus,” tulis laporan tersebut dilansir Khaberni, Jumat.

    Amukan IDF atas serangkaian ledakan ini dikhawatirkan membuat Tepi Barat yang diduduki tengah menghadapi krisis baru dan eskalasi berbahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Seorang pejabat di Kantor Perdana Menteri Israel, mengatakan sebelumnya pada Jumat kalau Benjamin Netanyahu memandang pemboman di Tel Aviv dengan sangat serius dan akan memerintahkan operasi ofensif yang ketat di Tepi Barat.

    “Dengan dalih insiden “pengeboman bus” di Tel Aviv, IDF akan menambah catatan operasi “Tembok Besi” yang telah memasuki bulan kedua, di mana agresi ini telah menelan puluhan korban jiwa dan luka-luka,” tulis laporan Khaberni.

    Kantor Perdana Menteri Israel, juga mengumumkan kalau Netanyahu telah mengeluarkan perintah kepada IDF untuk melaksanakan operasi intensif di Tepi Barat terhadap apa yang ia gambarkan sebagai “sarang teroris”.

    Perintah pengintensifan agresi militer ini bertepatan dengan keputusan untuk mengerahkan 3 unit baru setelah insiden pengeboman bus.

    TERBAKAR – Sebuah bus terbakar setelah ledakan di tempat parkir di Bat Yam, Tel Aviv, 20 Februari 2025. Seorang tersangka peledakan bus Tel Aviv dilaporkan merupakan seorang Yahudi Israel. (timesofisrael)

    Analis: Bisa Jadi Rekayasa

    Beberapa analis mengungkapkan kemungkinan bahwa ledakan tersebut bukan sekadar insiden biasa.

    Melainkan sebuah rekayasa untuk mengalihkan perhatian publik dari situasi politik yang tengah memanas di Israel.

    Seorang analis Israel, Ihab Jabarin menyoroti kecepatan Israel dalam menyimpulkan bahwa insiden ini bersifat nasionalistis.

    Ia mempertanyakan siapa yang akan diuntungkan dari kejadian ini, terutama di tengah kritik terhadap pemerintah Israel terkait pemulangan tahanan dalam peti mati.

    Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Jabarin mengingatkan bahwa insiden serupa telah terjadi di masa lalu, sering kali tanpa klaim tanggung jawab dari pihak mana pun.

    Namun, waktu kejadian ini mencurigakan, karena terjadi ketika pemerintah Israel berada dalam tekanan akibat kebijakan perangnya di Gaza dan Tepi Barat. 

    Jabarin berspekulasi bahwa Israel dapat memanfaatkan insiden ini untuk memperkuat narasi keamanan nasional serta meningkatkan agresinya di Tepi Barat dan Gaza.

    Tekanan Politik dan Intelijen Israel

    Selain itu, ledakan ini juga dapat berdampak pada dinamika politik dalam negeri Israel. 

    Jabarin menduga bahwa insiden ini mungkin memberikan alasan bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengganti Kepala Shin Bet, Ronen Bar, setelah sebelumnya Kepala Staf Militer Herzl Halevi mengundurkan diri akibat tekanan dari koalisi sayap kanan.

    Sementara itu, pakar militer Brigadir Jenderal Elias Hanna mencatat bahwa respons militer Israel terhadap ledakan ini menunjukkan adanya kepanikan. 

    Ia mengkritik kegagalan intelijen Israel dalam mendeteksi ancaman ini sejak awal serta langkah militer yang berlebihan dalam menampilkan bom yang telah dijinakkan kepada publik.

    Hanna juga menyoroti fokus Israel pada tulisan Arab di bom tersebut, yang menurutnya tidak memiliki signifikansi militer, dikutip dari Palestine Chronicle.

    Di tengah ketegangan ini, laporan dari situs berita Walla mengungkap bahwa alat peledak yang ditemukan di Bat Yam direncanakan untuk meledak secara bersamaan pada Jumat pagi. 

    Radio militer Israel juga mengklaim bahwa upaya pengeboman ini kemungkinan berasal dari Tepi Barat.

    Sementara itu, operasi militer Israel di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara terus berlanjut selama sebulan terakhir.

    Puluhan warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, telah menjadi korban tewas akibat agresi ini. 

    Sebagian besar wilayah di Tepi Barat seperti, kamp pengungsi di Tulkarm, Nour Shams, dan Jenin hancur akibat serangan Israel.

    Ledakan di Bat Yam, baik disengaja maupun tidak, meningkatkan ketegangan antara Israel dan Palestina serta memicu spekulasi mengenai motif di balik insiden tersebut.

  • Warga Israel Sebut Netanyahu Telantarkan Keluarga Mereka, Masih Menanti Nasib Sandera Shiri Bibas – Halaman all

    Warga Israel Sebut Netanyahu Telantarkan Keluarga Mereka, Masih Menanti Nasib Sandera Shiri Bibas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Israel menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal melindungi orang yang mereka cintai selama serangan Hamas tahun 2023.

    Keluarga Bibas dari Israel menyebut Benjamin Netanyahu gagal membawa orang-orang yang mereka cintai pulang.

    Warga bernama Ofri Bibas mengatakan, ia masih menunggu untuk mengetahui nasib saudara iparnya, Shiri Bibas.

    Meski begitu, keluarganya “tidak berniat membalas dendam saat ini”.

    “Tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka pada 7 Oktober, dan tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka dalam tahanan.”

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami tidak menerima permintaan maaf dari Anda pada saat yang menyakitkan ini,” kata Ofri Bibas dalam sebuah pernyataan, Jumat (21/2/2025), dilansir The Guardian.

    Sementara itu, Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan membuat Hamas ‘membayar’ karena gagal membebaskan jenazah sandera Shiri Bibas sesuai kesepakatan.

    Pernyataan itu muncul setelah para ahli Israel mengatakan, satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas pada Kamis (20/2/2025), adalah seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya dan bukan Shiri Bibas, yang kedua putranya, Kfir dan Ariel, diserahkan dan diidentifikasi.

    Netanyahu menuduh Hamas bertindak “dengan cara yang sangat sinis” dengan menempatkan jenazah seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah.

    Netanyahu lantas menyebut jenazah yang diserahkan Hamas bukan Shiri Bibas, yang diculik bersama kedua putranya dan suaminya, Yarden, selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    “Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri bersama semua sandera kami – baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal – dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini,” katanya dalam sebuah pernyataan video, Jumat, dikutip dari Al Arabiya.

    Diberitakan Arab News, selama serangan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, Hamas memfilmkan dan kemudian menyiarkan rekaman yang menunjukkan penculikan keluarga Shiri Bibas dari rumah mereka di dekat perbatasan Gaza.

    Ariel saat itu berusia empat tahun, sedangkan Kfir adalah sandera termuda yang baru berusia sembilan bulan.

    Ayah mereka, yang juga ditangkap selama serangan itu, dibebaskan awal bulan ini.

    Sandera tua yang jenazahnya dikembalikan pada hari Kamis, diidentifikasi sebagai Oded Lifshitz, seorang jurnalis veteran dan pembela hak-hak Palestina sejak lama.

    Penjelasan Hamas

    Hamas mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan kesalahan dalam mengidentifikasi jenazah manusia yang diserahkan kepada Israel berdasarkan kesepakatan gencatan senjata.

    Basem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan “kesalahan yang tidak diharapkan” bisa saja terjadi, terutama karena pemboman Israel telah mencampurkan jasad sandera Israel dan warga Palestina, yang ribuan di antaranya masih terkubur di reruntuhan.

    “Kami menegaskan bahwa tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepentingan kami untuk menahan badan-badan atau tidak mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang kami tandatangani,” katanya dalam sebuah pernyataan, Jumat, masih dari Arab News.

    Hamas mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya akan menyelidiki pernyataan Israel dan mengumumkan hasilnya.

    Diketahui, militan Palestina menggelar upacara untuk mengembalikan keempat jenazah di bekas pemakaman di kota Khan Yunis, Gaza selatan, Kamis (20/2/2025).

    Pemulangan jenazah tersebut merupakan bagian dari fase awal enam minggu gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025.

    Sejauh ini, Hamas telah menghasilkan pembebasan 19 sandera Israel yang masih hidup dengan imbalan lebih dari 1.100 tahanan Palestina.

    JENAZAH SANDERA ISRAEL – Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang tayang pada 20 Februari 2025, memperlihatkan proses penyerahan jenazah sandera Israel oleh Hamas. Israel mengklaim salah satu jenazah yang dikembalikan Hamas pada Kamis (20/2/2025) bukanlah jenazah sandera Israel. Gencatan senjata sekali lagi terancam kolaps. (Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, Juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou, menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sengaja “menghambat pelaksanaan fase kedua” gencatan senjata Gaza.

    Menteri Keuangan Israel sayap kanan, Bezalel Smotrich, telah menuntut segera kembalinya pertempuran di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki setelah tiga bus kosong meledak di sebuah depot parkir dekat Tel Aviv.

    Seorang pria Palestina dilaporkan tewas semalam ketika sebuah kendaraan militer Israel bertabrakan dengan mobilnya selama operasi Israel di Tulkarem, bagian dari serangan besar-besaran militer Israel selama berminggu-minggu di beberapa wilayah Tepi Barat utara.

    Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan tidak ada rumah mobil yang masuk ke Jalur Gaza untuk warga Palestina yang mengungsi, dan menambahkan, “sejumlah terbatas” rumah mobil telah memasuki Jalur Gaza, tetapi rumah-rumah tersebut telah ditetapkan untuk digunakan oleh organisasi-organisasi internasional.

    Militer Israel mengklaim, satu dari empat jenazah tawanan Israel yang diserahkan di Gaza kemarin bukanlah Shiri Bibas, dan menggambarkan jenazah tersebut sebagai “anonim” serta menuntut Hamas mengembalikan jenazah yang benar.

    Hamas mengatakan jasad tawanan itu tampaknya tercampur dengan sisa-sisa manusia lainnya di reruntuhan serangan udara Israel.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan intensifikasi operasi militer di Tepi Barat yang diduduki setelah tiga bus yang diparkir meledak di Bat Yam, dekat Tel Aviv, tanpa korban jiwa.

    Kementerian Kesehatan Gaza telah mengonfirmasi 48.319 kematian warga Palestina dalam  perang Israel di Gaza,  sementara 111.749 orang terluka.

    Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas  menjadi sebanyak 61.709 orang, dengan mengatakan ribuan warga Palestina yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Biarpun Miskin, Kota ini ‘Ogah’ Tunduk pada Partai Ekstremis Kanan – Halaman all

    Biarpun Miskin, Kota ini ‘Ogah’ Tunduk pada Partai Ekstremis Kanan – Halaman all

    Gelsenkirchen, di wilayah Ruhr, Jerman bagian barat, adalah kota termiskin di negara ini. Sampah berserakan di jalan-jalan dan taman, dan apartemen kosong dan terbengkalai sering terlihat.

    Di kota ini, satu dari empat orang yang bekerja hidup masih perlu tunjangan kesejahteraan sosial. Pendapatan tahunan rata-rata penduduk di sini adalah yang terendah di seluruh Jerman, bahkan tidak mencapai €18.000 dan tingkat penganggurannya adalah yang tertinggi di seluruh negeri, yakni lebih dari 14%.

    Menjadi wali kota Gelsenkirchen mungkin merupakan pekerjaan tersulit di negara ini. Karin Welge-lah orangnya, dia bilang: “Gelsenkirchen memiliki sejarah yang tidak seperti kota Jerman lainnya. Kota ini menjadi kaya dan makmur dengan sangat cepat. Dan kemudian terjadi keruntuhan struktural yang sangat brutal,” demikian ia berkisah kepada DW.

    “Sebelum tahun 1960, ada sekitar 400.000 orang yang tinggal di sini. Selama perubahan struktural, jumlah ini turun drastis menjadi 258.000 pada saat krisis keuangan. Setengah dari pekerjaan yang membayar iuran asuransi sosial hilang,” lanjutnya.

    Selama era “keajaiban ekonomi” di bekas Jerman Barat dari tahun 1950-an hingga 1970-an, kota ini berkembang pesat. Kota ini menarik “pekerja tamu” dari Polandia, Italia, dan Turki dan bahkan bangkit menjadi kota penghasil batu bara terpenting di Eropa.

    Pada tahun 2008, tambang Westerholt mengakhiri operasinya sebagai tambang terakhir di Gelsenkirchen. Namun, selama setengah abad sebelumnya, kota ini terus mengalami kemunduran.

    Perubahan struktural meski pundi-pundi kosong

    Batu bara adalah bagian dari sejarah; industri jasa dan pendidikan adalah masa depan. Namun, Gelsenkirchen berada dalam situasi yang sama seperti banyak kota Jerman lainnya: Kota itu tidak punya ”cuan”.

    Pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) menetapkan berapa banyak pengeluaran yang boleh dilakukan Kota Gelsenkirchen. Dan, menurut Welge, inilah yang mereka dengar: “Anda tidak diizinkan untuk mempekerjakan lebih banyak orang dalam administrasi, dan Anda tidak diizinkan untuk berinvestasi lebih banyak.”

    “Meskipun investasi sangat dibutuhkan di tempat-tempat yang keadaannya rapuh. Kami belum membangun sekolah di sini sejak tahun 1970-an,” ujar Welge.

    AfD meraup untung dari berbagai masalah kota

    Selain itu, perluasan Uni Eropa tahun 2007 menyebabkan banyaknya orang-orang yang tidak berpendidikan dari Bulgaria dan Rumania datang ke kota tersebut, yang sejauh ini sebagian besar gagal untuk terintegrasi dengan baik.

    Dan hal itu memiliki konsekuensi politik. Wilayah Ruhr secara tradisional merupakan basis bagi Partai Sosial Demokrat (SPD) yang berhaluan kiri-tengah, partainya Kanselir Olaf Scholz, yang juga merupakan partai di mana Karin Welge bernaung. Namun, masa ketika SPD biasa memperoleh 60% suara dalam pemilihan umum telah berlalu.

    Sebaliknya, partai populis sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) telah memperoleh keuntungan selama bertahun-tahun belakangan. Sejak tahun 2017, ketidakpercayaan dan islamofobia mengalami peningkatan dramatis dalam apa yang dulunya merupakan wadah peleburan budaya Jerman.

    “Reputasi Gelsenkirchen selama bertahun-tahun sebagai wadah peleburan budaya yang sukses, dengan kisah imigrasi yang bagus untuk diceritakan telah dengan cepat berubah menjadi sebaliknya. Dan itu membuka jalan bagi kekuatan radikal,” kata Welge.

    Proyek Nordsternpark: Melawan tren

    Jika ada satu orang yang mewakili dan memahami sejarah Gelsenkirchen dengan segala suka dukanya, maka orang itu adalah Reinhold Adam. Pria berusia 79 tahun itu bekerja keras di tambang saat remaja, mengikuti magang pertambangan, dan kemudian bekerja sebagai teknisi listrik di tambang Nordstern.

    Dan ke lokasi tambang inilah ia melakukan tur berpemandu hari ini. Kisah-kisahnya tentang para penambang dan persahabatan mereka sering membuat pengunjung meneteskan air mata, beberapa di antaranya datang dari tempat yang jauh seperti Kanada, Jepang, dan Australia.

    Setelah tambang ditutup pada tahun 1993, sebuah taman lanskap dibangun di lokasi industri seluas 100 hektare yang dikunjungi setiap tahun oleh 200.000 orang. Di antara fitur-fiturnya adalah area panjat tebing, amfiteater, dan menara berkelok-kelok dengan platform pengamatan setinggi 83 meter. Pengunjung yang menikmati pemandangan panorama selalu kagum dengan betapa hijaunya Gelsenkirchen, papar Adam dengan bangga.

    Namun, terlepas dari berbagai upaya untuk membuat kehidupan di Gelsenkirchen benar-benar menarik, AfD meraup 21,7% suara pada pemilu Parlemen Eropa tahun 2024 dan hanya terpaut 1.600 suara dari peringkat pertama.

    Adam tidak dapat memahami bagaimana ini bisa terjadi. “Solidaritas selalu menjadi kekuatan orang-orang di daerah Ruhr; sebenarnya itu sangat penting di antara para penambang,” katanya. “Namun sayangnya hal itu telah hilang. Dulu orang-orang mencari solusi; kini, hal pertama yang mereka khawatirkan adalah mencari seseorang untuk disalahkan.”

    Namun menurutnya: “Kita tidak dapat selalu meminta bantuan kota dan negara, kita harus mengambil tindakan sendiri.”

    Trendi dan multikultural: Kreativquartier Bochumer Strasse

    Bochumer Strasse di distrik Ückendorf adalah satu tempat di mana banyak orang beraksi dalam beberapa tahun terakhir. Di sini, bangunan-bangunan yang bobrok dan hancur di daerah terlarang telah diubah menjadi “Modell und Kreativquartier” (Kawasan Model dan Kreatif) dengan kafe, galeri, dan gereja yang telah diubah menjadi lokasi acara.

    Banyak orang telah melakukan kerja sukarela di sini. Masyarakat Merenovasi Kota (SEG) Gelsenkirchen dan Negara Bagian NRW telah mensubsidi proyek-proyek dan membeli properti, untuk membantu menghidupkan kembali distrik tersebut.

    Salah satu relawannya adalah Kirsten Lipka. Sejak keadaan mencapai titik terendah pada tahun 2016, keadaan telah membaik di distrik tersebut, ujarnya. “Saat ini, bahkan mahasiswa dari Köln pindah ke sini karena mereka tidak mampu untuk tinggal di sana,” kata Lipka. “Bahkan, orang-orang yang kembali dari Berlin berkata, ‘kami tidak begitu suka di sana lagi. Ückendorf masih ‘polos’.”

    Frank Eckardt, yang lahir di Gelsenkirchen dan kini mengajar sebagai peneliti perkotaan di Bauhaus-Universität di Weimar, menganggap Ückendorf sebagai anugerah. “Selama beberapa dekade, ada perasaan sangat pasrah di sini,” katanya kepada DW. “Anda merasa tidak ada yang dilakukan, kami bangkrut. Dari sudut pandang psikologis, sangat penting bagi orang-orang untuk sekarang memiliki tempat di sini di mana Anda melihat sesuatu sedang terjadi. Namun, kami belum mencapai titik di mana orang-orang berkata: ‘Mengapa saya harus meninggalkan Gelsenkirchen, ini kota keren.’”

    Artikel ini aslinya ditulis dalam bahasa Jerman.

  • VIDEO Trump Ultimatum Zelensky, Gerak Cepat Akhiri Perang Rusia atau Akan Kehilangan Ukraina – Halaman all

    VIDEO Trump Ultimatum Zelensky, Gerak Cepat Akhiri Perang Rusia atau Akan Kehilangan Ukraina – Halaman all

    Presiden AS Donald Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk segera mencari solusi guna mengakhiri perang melawan Rusia.

    Tayang: Jumat, 21 Februari 2025 21:07 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk segera mencari solusi mengakhiri perang melawan Rusia.

    Jika terlambat, kemungkinan paling buruk Zelensky akan kehilangan negaranya.

    Hal itu disampaikan Trump lewat platform Truth Social mililknya, Rabu (19/2/2025).

    Ia menuduh Zelensky telah menyalahgunakan bantuan dari AS serta mengambil keuntungan dari pemerintahan Joe Biden.

     

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Hamas Rilis 6 Nama Sandera Israel yang akan Dibebaskan Hari Sabtu Besok – Halaman all

    Hamas Rilis 6 Nama Sandera Israel yang akan Dibebaskan Hari Sabtu Besok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan Hamas akan membebaskan 6 tahanan besok, Sabtu, sebagai  bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.

    Pertukaran tersebut akan membebaskan dua tahanan Israel yang ditahan Hamas sejak tahun 2014 yaitu Avera Mengistu dan Hisham Al-Sayed, selain sandera yang ditahan sejak 7 Oktober 2023.

    Abu Ubaida menulis keenam nama tahanan tersebut melalui unggahan di Telegram resminya.

    “Dalam rangka #AlAqsa_Flood_Deal untuk pertukaran tawanan, Brigade Al-Qassam memutuskan untuk membebaskan tawanan Zionis berikut besok, Sabtu, 22-02-2025:

    Eliya Maimon Isaac Cohen
    Omer Shem Tov
    Omer Wenkert
    Tal Shoham
    Avera Mengistu
    Hisham Al-Sayed”

    Sementara itu, Israel akan membebaskan sekitar 600 tahanan Palestina, termasuk 50 orang dengan hukuman seumur hidup dan hukuman yang panjang, 47 orang dari mereka yang dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tentara Israel “Gilad Shalit tahun 2011” yang ditangkap kembali, dan sekitar 444 tahanan pria dan wanita yang ditangkap selama perang di Gaza.

    Kemarin, Kamis (20/2/2025), Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel yang terdiri dari Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83).

    Menurut perjanjian gencatan senjata tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel termasuk delapan jenazah sandera dan Israel akan membebaskan ribuan tahanan Palestina.

    Sejak perjanjian tersebut berlaku pada 19 Januari 2025, Hamas telah membebaskan 19 sandera Israel yang masih hidup dan empat jenazah sandera.

    Pembebasan enam sandera besok akan menjadi pertukaran tahanan gelombang ke delapan.

    Sementara itu, penyerahan empat jenazah lainnya belum dijadwalkan.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Jawab Tuduhan Israel Soal Pemalsuan Jenazah Sandera Shiri Bibas, Hamas: Jasad Hancur dan Tercampur – Halaman all

    Jawab Tuduhan Israel Soal Pemalsuan Jenazah Sandera Shiri Bibas, Hamas: Jasad Hancur dan Tercampur – Halaman all

    Jawab Tuduhan Israel Soal Palsukan Jenazah Sandera, Hamas: Jasad Sudah Hancur dan Tercampur

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas menanggapi tuduhan Israel mengenai pemalsuan jenazah Shiri Bibas dalam prosesi penyerahan jasad sandera di Khan Younis, Gaza Selatan, Kamis (20/2/2025).

    Israel menyatakan, satu dari empat jenazah yang dikembalikan Hamas dalam prosesi itu bukan lah sandera Israel seperti yang dijanjikan dalam kesepakatan, Shiri Bibas.

    Menjawab tuduhan itu, pejabat Hamas Ismail al-Thawabteh, Jumat (21/2/2025) menyatakan kalau jasad Bibas, “sudah hancur berkeping-keping setelah bercampur dengan sisa-sisa jasad manusia lainnya di bawah reruntuhan lokasi yang sengaja dibombardir oleh pesawat pendudukan,”.

    Laporan RNTV mengulas, alasan yang dilontarkan Hamas mengindikasikan kalau serangan udara Israel adalah penyebab hilangnya sebagian besar dari jasad tersebut.

    Dia menambahkan, “Netanyahu sendiri yang mengeluarkan perintah untuk melakukan pengeboman langsung dan tanpa ampun, dan ia bertanggung jawab penuh atas pembunuhan terhadap dirinya dan anak-anaknya dengan cara yang mengerikan.”

    PETI HITAM – Tangkap layar khaberni, Jumat (21/2/2025) yang menunjukkan para petempur Hamas mengangkat peti hitam berisi jenazah sandera Israel yang tewas dalam penahanan. Jasad ini dikembalikan ke Israel dalam prosesi yang dilakukan di Khan Younis, Gaza Selatan, Kamis (21/2).

    Netanyahu: Pelanggaran Perjanjian, Hamas Bakal Bayar Mahal

    Sebagai tanggapan atas jawaban Hamas, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam dan mengancam kalau Hamas akan membayar ‘harga mahal’ atas ini.

    Netanyahu menuduh Hamas mengembalikan jenazah seorang wanita tak dikenal dan bukannya jenazah Shiri Bibas, ibu dua anak laki-laki yang jasadnya diidentifikasi pada Kamis malam .

    “Beberapa jam setelah otoritas Israel mengonfirmasi identitas Oded Lifshitz dan saudara laki-lakinya Ariel dan Kfir Bibas , Netanyahu menuduh Hamas memindahkan jenazah seorang wanita Gaza, bukan jenazah Shiri. Ia tidak mengomentari nasib wanita itu,” kata laporan YNet .

    “Negara Israel menundukkan kepala dalam duka cita atas dua anak kecil, bayi tak berdosa, saudara laki-laki—Ariel dan Kfir Bibas—dan atas Oded Lifshitz, salah satu pendiri Kibbutz Nir Oz,” kata Netanyahu.

    “Ketiganya dibunuh secara brutal di penangkaran Hamas selama minggu-minggu pertama perang. Kekejaman Hamas tidak mengenal batas,” kata Netanyahu.

    Netanyahu menuduh Hamas bertindak dengan “sinisme yang tak terbayangkan” dengan tidak mengembalikan Shiri Bibas bersama putra-putranya.

    “Sebaliknya, mereka menempatkan jasad seorang wanita Gaza di dalam peti mati,” katanya.

    PEMBEBASAN SANDERA – Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa salah satu peti mati dari empat jenazah sandera Israel; Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka bernama Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83), dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Kamis. (Telegram Brigade Al-Qassam)

    Netanyahu berjanji akan bekerja “dengan tegas” untuk membawa pulang Shiri, “bersama dengan semua sandera kami—baik yang masih hidup maupun yang sudah tewas.”

    Pernyataannya disampaikan sehari sebelum enam sandera Israel diperkirakan akan dibebaskan dalam putaran baru pertukaran sandera-tahanan, pada Sabtu (22/2/2025).

    Para sandera Israel tersebut termasuk Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed, bersama dengan empat sandera yang diklasifikasikan sebagai sakit atau terluka—Omer Wenkert, Eliya Cohen, Tal Shoham, dan Omer Shem Tov.

    Netanyahu memperingatkan bahwa Israel akan membuat Hamas “membayar harga penuh” atas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran perjanjian.

    “Kenangan suci Oded Lifshitz dan Ariel serta Kfir Bibas akan selalu diabadikan di hati bangsa ini,” katanya. “Semoga Tuhan membalaskan darah mereka. Dan kami akan mengingat mereka.”

    Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa identifikasi Kfir dan Ariel Bibas dilakukan dengan cepat dan meyakinkan.

    “Kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa mereka dibunuh dengan cara yang brutal, sebuah fakta yang didukung oleh intelijen,” kata IDF.

    Para pejabat menekankan bahwa Israel akan memastikan dunia tahu bahwa “bayi dan anak itu dibunuh berdasarkan informasi intelijen yang kuat, bukan hanya pemeriksaan forensik.

    Ynet menyatakan dan pembunuhan keluarga Bibas terjadi pada bulan November 2023.

     

    (oln/rntv/ynet/*)