Category: Tribunnews.com Internasional

  • Zelensky Disebut Kena Smackdown Trump, AS Bisa Keluar dari NATO jika Eropa Sembrono – Halaman all

    Zelensky Disebut Kena Smackdown Trump, AS Bisa Keluar dari NATO jika Eropa Sembrono – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdebatan panas antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih tempo hari masih disorot.

    Fox News menyebut perdebatan itu berakhir setelah Trump mengusir Zelensky dari Gedung Putih.

    Sementara itu, media terkenal Rusia bernama Sputnik menyebut cekcok Trump dengan Zelensky itu membuat para sekutu AS kaget.

    Dalam artikel yang terbit Sabtu pekan lalu, media itu mengatakan Zelensky telah terkena “smackdown” Trump.

    Smackdown itu menjadi peringatan bagi Barat yang terlalu terbiasa dengan political correctness atau kesantunan politik.

    “Zelensky datang jauh-jauh ke Washington untuk menandatangani perjanjian yang terbatas secara finansial, tanpa jaminan keamanan, yang dipasarkan di negaranya sendiri sebagai kebalikannya,” kata jurnalis kenamaan Turki bernama Ceyda Karan kepada Sputnik.

    “Trump dan [Wakil Presiden AS J.D.] Vance secara terbuka telah menyatakan dia (Zelensky) kalah, bertaruh dengan nyawa rakyatnya sendiri, bahwa dia tidak tidak punya personel yang tersisa dan perdamaian harus dibuat.”

    Dalam perbicangan panas di Gedung Putih, Trump dan Vance menuding Zelensky ingin menyeret dunia ke dalam Perang Dunia Ketiga. Menurut Karan, dua pejabat tinggi AS itu memang berkata yang sebenarnya.

    “Apa yang mencolok di sini adalah bahwa Trump menyodorkan kebenaran kepada dunia Barat, yang sudah terbiasa dengan kesantunan politk,” katanya.

    Karan mengatakan Zelensky mencoba bermain menjadi “pahlawan yang sedang dianiaya” oleh Trump.

    Permintaan Trump akan sumber daya mineral Ukraina diperlihatkan kepada dunia seolah-olah Zelensky adalah korban. Padahal, Zelensky sendiri yang menawarkan mineral itu.

    AS bisa keluar dari NATO

    Jika AS berhenti membantu Ukraina, negara-negara Eropa akan kesulitan mempertahankan jumlah bantuan militer untuk Ukraina.

    Mikael Valtersson, veteran militer sekaligus politikus Swedia, mengatakan Eropa setidaknya harus menambah bantuannya hingga dua kali lipat jika ingin menggantikan bantuan AS.

    Jika hal itu terjadi, Eropa akan menanggung beban yang sangat berat.

    Sementara itu, Charles Ortel, seorang analis di Wall Street, mengatakan sepanjang AS masih menggelontorkan bantuan besar untuk pertahanan Eropa, para elite oligarki di Eropa masih bisa meneruskan bisnis dan kehidupan mewah mereka seperti biasanya.

    “Rekan Eropa kita tampaknya menginginkan perang dengan segala cara, meyakini bahwa Amerika yang akan membayarnya dan orang Amerika yang akan sekarat,” katanya.

    Ortel mengklaim Inggris dan Uni Eropa merasa bebas memprovokasi Rusia karena meyakini keamanan Eropa telah dijamin dengan Pasal 5 dalam perjanjian NATO.

    Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap NATO. AS sebagai anggota NATO diharuskan membela Eropa jika Eropa diserang Rusia.

    Keterlibatan AS dalam konflik Ukraina-Rusia membuat makin banyak pajak yang dibayarkan oleh warga AS berakhir di Eropa.

    Ortel meyakini AS mungkin tak punya pilihan selain keluar dari NATO jika Eropa terus melakukan tindakan sembrono, yakni mengobarkan perang.

    “AS tak punya urusan mensubsidi Eropa dan membelanya,” kata Ortel.

    “Saya meyakini kami punya kewajiban kepada warga negara kami untuk mengurangi komitmen pertahanan kami terhadap Eropa secara drastis dan mencabut jaminan perjanjian NATO, jika tidak keluar dari NATO karena situasi saat ini.”

    (*)

  • Detail Serangan Penembakan yang Guncang Haifa, Hamas: Balasan Aksi Brutal Israel di Tepi Barat – Halaman all

    Detail Serangan Penembakan yang Guncang Haifa, Hamas: Balasan Aksi Brutal Israel di Tepi Barat – Halaman all

    Detail Penembakan dan Penusukan yang Guncang Haifa, Hamas: Balasan Aksi Brutal Israel di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi Pendudukan Israel, Senin (3/2/2025) melaporkan insiden penembakan yang menguncang Haifa, kota pelabuhan di Israel barat laut.

    Pihak kepolisian Israel mengonfirmasi insiden ini menimbulkan korban jwa dan beberapa orang terluka.

    Menurut polisi Israel, dugaan serangan penembakan terjadi di Lev Hamifratz Mall di Haifa, dekat stasiun bus pusat, dan pasukan polisi segera menuju ke lokasi kejadian.

    “Laporan awal menunjukkan banyak korban bertumbangan,” kata RNTV, mengutip lansiran media Israel.

    Otoritas penyiaran publik Israel, KAN juga melaporkan serangan penusukan di dekat halte bus dekat kompleks komersial di Haifa, di mana enam orang terluka.

    Sumber-sumber lain mengonfirmasi sedikitnya satu korban tewas dan beberapa lainnya mengalami luka serius di pusat komersial tersebut.

    “Pasukan Israel dilaporkan menembak penyerang di tempat kejadian,” kata laporan itu.

    GUNCANG HAIFA – Polisi Israel berjaga di lokasi serangan penembakan di Lev Hamifratz Mall di Haifa, dekat stasiun bus pusat, Senin (3/3/2025). Serangan ini mengguncang Haifa karena laporan awal menunjukkan banyak korban, seperti yang diliput oleh media Israel.

    Rincian Serangan, Aparat Israel Salah Tembak

    Penyerang tiba dengan bus dari Shfa Amr ke stasiun bus pusat di Haifa.

    Saat memasuki pusat komersial (pusat perbelanjan), penyerang menghunus pisau dan mulai menusuk beberapa pemukim Yahudi Israel sebelum pasukan keamanan tiba.

    Sekelompok besar pasukan keamanan Israel, termasuk polisi, Shin Bet (keamanan internal Israel), dan tentara Israel (IDF), merespons dengan melepaskan tembakan ke arah penyerang.

    “Aparat keamanan Israel secara keliru menembak seorang pemukim bersenjata, karena mengira dia adalah kaki tangan penyerang,” kata laporan tersebut.

    Serangan itu mengakibatkan kematian seorang pemukim, yang ditembak, sementara empat lainnya menderita luka serius setelah ditikam beberapa kali.

    Penyerang itu kemudian dilumpuhkan dengan ditembak hingga tewas.

    Polisi Israel dan pejabat Shin Bet mengonfirmasi bahwa identitas penyerang masih belum diketahui.

    PENGHANCURAN TEPI BARAT – Pasukan Israel selama operasi militer penghancuran Tepi Barat di dalam kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, 24 Februari 2025. Israel diduga melancarkan operasi bertajuk Tembok Besi ini untuk mewujudkan aneksasi menyuluruh di Tepi Barat. (Foto EPA)

    Hamas: Respons Atas Aksi Brutal Israel di Tepi Barat

    Hamas mengeluarkan pernyataan pers yang memuji serangan penusukan di Haifa, menyebutnya sebagai reaksi alami terhadap kejahatan Pendudukan Israel yang sedang berlangsung.

    Pernyataan Hamas itu menekankan kalau serangan itu melambangkan perlawanan Palestina dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk berjuang sampai pendudukan dihapus dari wilayah Palestina.

     Gerakan tersebut menggambarkan serangan itu sebagai respons terhadap pelanggaran brutal Israel, termasuk pembunuhan, penghancuran, pemindahan di Tepi Barat utara, pengepungan di Gaza, dan upaya berkelanjutan untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka.

    Mereka juga mengutuk penodaan Masjid Al-Aqsa oleh pasukan Israel.

    Hamas menyerukan peningkatan upaya perlawanan, mendesak warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan wilayah pendudukan untuk menghadapi musuh dengan segala cara yang tersedia.

    Pernyataan itu diakhiri dengan menegaskan kembali tekad mereka untuk membebaskan tanah Palestina, mengusir penjajah, dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

     

    (oln/rntv/*)

  • Pasukan Israel Jadi ‘Pahlawan Kesiangan’, Baru Datang sesudah Pejuang Terakhir Hamas Pergi – Halaman all

    Pasukan Israel Jadi ‘Pahlawan Kesiangan’, Baru Datang sesudah Pejuang Terakhir Hamas Pergi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hasil penyelidikan tentang serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 menunjukkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) datang terlambat.

    Kepala Staf Umum IDF, Letjen Herzi Halevi, mengatakan pasukan pertama IDF bahkan baru sampai di pemukiman Nir Oz setelah pejuang terakhir Hamas angkat kaki dari sana.

    Nir Oz disebut sebagai pemukiman yang paling terdampak parah oleh serangan Hamas. Halezi menyebut seperempat warga pemukiman itu tewas atau diculik.

    Halevi lalu mengatakan terlalu banyak pasukan Israel yang pergi ke Sderot, kota di Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza.

    Dua pasukan dikirimkan ke Nir Oz. Namun, pasukan itu terlibat dalam pertempuran lain saat menuju ke pemukiman itu. Keduanya bahkan tidak sampai di Nir Oz.

    “Dampaknya sangat parah,” kata Halevi hari Minggu, (2/3/2025), dikutip dari The Times of Israel.

    Menurut Halevi, warga Nir Oz mengklaim tentara pertama baru tiba setelah pejuang terakhir Hamas pergi.

    “Inilah hal terburuk yang bisa kami dengar,” ujar bos IDF itu.

    Dia menyebut absennya data intelijen adalah bagian besar dalam kegagalan IDF. Kata dia, data intelijen itu bisa mengubah kenyataan. Sayangnya, IDF tidak mendapatkannya.

    PAMER SENJATA – Foto yang diambil dari Telegram Brigade Al-Quds pada Sabtu (15/2/2025) menunjukkan tentara Hamas memamerkan senjata dan perlengkapan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berhasil mereka sita. (Telegram Brigade Al-Quds)

    Kemudian, Halevi membahas sinyal-sinyal dari Hamas yang menujukkan mereka sedang merencanakan sesuatu. Sinyal itu baru diterima beberapa jam menjelang serangan.

    “Pertanyaan utamanya ada di sini: Bisakah kita memahami apa yang diterima pada malam itu secara berbeda, dan membuat keputusan berbeda?”

    Dia mengatakan Hamas mengaktifkan SIM card milik warga Israel pada Jumat malam tanggal 6 Oktober. Hal ini turut dilaporkan oleh intelijen IDF.

    Meski demikian, menurut Halevi, peristiwa seperti ini sudah pernah terjadi berkali-kali.

    IDF juga mengecek pergerakan pejabat senior Hamas. Hasil pengecekan menunjukkan mereka melakukan aktivitas seperti biasa.

    Halevi berujar beberapa minggu menjelang serangan, Hamas lebih sering mendiskusikan serangan yang dilancarkan dari Tepi Barat.

    Para pejabat tinggi IDF sudah diberi tahu tentang sinyal-sinyal buruk dari Gaza sekitar pukul 03.00 atau beberapa jam sebelum serangan. Sayangnya, pemberitahuan itu sudah terlambat.

    “Staf Umum, termasuk saya, memahami gambaran itu sekitar pukul 03.00. Saya pikir sudah terlalu telat,” ucap Halevi.

    “Sinyal pertama muncul pukul 09.00 hingga 09.30 pada malam sebelumnya. Namun, sinyal itu tidak mencukupi.”

    Menurut dia, setiap orang yang mengetahui sinyal itu meyakini tidak akan terjadi sesuatu dalam waktu dekat.

    Halevi menyebut level peringatan tidak ditingkatkan. Meski demikian, dia juga menyebut ada terlalu banyak hal yang sedang terjadi di Gaza dan tidak jelas.

    727 tentara IDF harus hadapi 5.000 pejuang Hamas

    Hasil penyelidikan IDF mengenai serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 mulai diungkapkan.

    Menurut IDF, divisi Israel yang bertanggung jawab melindungi Israel selatan, yakni Divisi Gaza, dikalahkan selama berjam-jam oleh Hamas.

    Kekacauan dan kebingungan mendera tentara Israel sehingga memperlambat aksi balasan mereka pada hari itu.

    The Times of Israel melaporkan, pada saat itu, ada lebih dari 5.000 pejuang Hamas yang menyerbu Israel. Di sisi lain, hanya ada 767 tentara Israel yang ditempatkan di perbatasan.

    Akibatnya sudah bisa diduga, yakni Divisi Gaza ditumbangkan Hamas. Staf Umum Israel disebut tidak memahami besarnya serangan Hamas dan gagal menjelaskan situasi operasional.

    Hal itu menjadi tantangan besar bagi IDF untuk menghalangi serangan Hamas. IDF terbukti gagal melindungi warga Israel dan tidak siap menghadapi serangan besar.

    Menurut IDF, serangan Hamas dimulai pukul 06.29 waktu setempat dan melibatkan lebih dari 5.000 pejuang. Pada saat yang bersamaan ada hampir 4.700 roket yang ditembakkan ke Israel.

    Hamas menggunakan bom dan menerobos pagar perbatasan di 114 lokasi, termasuk 37 gerbang yang dipaksa dibuka.

    Pukul 06.37 waktu setempat, Divisi Gaza mengumumkan “Parash peleshet”, yaitu kode yang merujuk kepada skenario penerobosan paling ekstrem dan melibatkan puluhan pejuang Hamas.

    Divisi Gaza dikalahkan selama hampir 10 jam. Disebut hanya ada sekitar 700 tentara yang menjaga perbatasan sepanjang 59 kilometer itu. Banyak di antara mereka yang tewas.

    (*)

  • Mau Lengser, Bos Besar IDF Akui Remehkan Hamas, Kaget Serangan 7 Oktober Bisa Terjadi – Halaman all

    Mau Lengser, Bos Besar IDF Akui Remehkan Hamas, Kaget Serangan 7 Oktober Bisa Terjadi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Herzi Halevi mengaku meremehkan kelompok Hamas di Jalur Gaza.

    Halevi mengatakan dia beserta IDF meyakini Hamas tidak akan mampu melancarkan serangan 7 Oktober 2023 yang membuat gempar seluruh Israel.

    Dalam serangan itu ada sekitar 1.200 orang yang tewas. Hamas lalu menculik 251 orang yang dijadikan sebagai sandera.

    Halevi mengaku kurang mencemaskan ancaman dari Gaza. Dia lebih mengkhawatirkan bahaya di perbatasan Israel lainnya.

    Kata dia, warga Israel saat serangan terjadi mempertanyakan keberadaan IDF.

    Halevi yang sebentar lagi lengser dari jabatannya itu mengaku bertanggung jawab secara pribadi atas kegagalan IDF. Menurutnya, dia dan IDF secara keseluruhan telah gagal melindungi warga Israel.

    “Saya tahu banyak orang tewas, dan kata-kata terakhir mereka adalah, ‘Di mana IDF?’ Saya mengetahui itu. Mengetahuinya adalah hal yang sangat berat bagi kami,” kata Halevi hari Minggu, (2/3/2025), dikutip dari The Times of Israel.

    Dia mengklaim tak pernah berpikir serangan seperti itu akan terjadi. Menurut dia, IDF akan bertindak dengan cara berbeda jika mengetahui serangan itu berpotensi terjadi.

    “Kami menganggap Hamas adalah kekuatan militer yang terbatas. Kami tidak melihat adanya skenario kejutan besar serangan Hamas sebagai skenario realistis,” kata dia.

    “Dan jika ada sesuatu seperti itu, asumsi kita adalah kita akan mendapatkan peringatan sebelumnya dari intelijen militer.”

    Hasil kajian IDF adalah bahwa kombinasi peringatan dari intelijen, pagar keamanan di sekitar Gaza, dan pengamanan dari pasukan IDF bakal memberikan perlindungan yang sesuai. Namun, hasil kajian itu “hancur”.

    Dia menyangka perbatasan Gaza adalah perbatasan yang paling sedikit memerlukan perhatian.

    “Kami merasa pembatas bawah tanah itu sangat tinggi kualitasnya, bahwa pengumpulan data intelijen sudah maju, dan bahwa topografi akan membantu, dan kami menempatkan perbatasan utara sebagai yang paling diperhatikan untuk menghadapi Hizbullah,” ujarnya menjelaskan.

    “Kami sempat berpikir situasi kita bagus secara keseluruhan.”

    IDF keliru mengambil kesimpulan

    Kepala Komando Selatan IDF Mayjen Yaron Finkelman juga membuat pernyataan mengenai gagalnya IDF menghadapi serangan Hamas.

    Finkelman mengatakan malam sebelum serangan adalah “malam tanpa tidur” bagi dia.

    Saat itu dia menyelidiki sinyal intelijen aneh yang muncul dari Gaza. Sinyal itu memang menjadi perhatian IDF, tetapi IDF tidak menganggapnya sangat penting sehingga Israel kehilangan peluang untuk mencegah serangan Hamas.

    “Saya begadang sepanjang malam untuk melakukan peninjuan situasi,” kata Finkelman.

    Dia mengaku bersikap acuh tak acuh mengenai sinyal itu.

    “Saya menantang dan menanyai para pejabat intelijen, empat pejabat independen yang berbeda.”

    “Gambaran yang mereka sodorkan kepada saya berisi dua unsur penting. Pertama ini bukan sesuatu yang sangat dekat dalam kerangka waktu dekat. Kedua, bahwa pasukan penyerang milik Hamas, Nukhba, beroperasi seperti biasa.”

    Sayangnya gambaran atau kesimpulan itu salah. Hamas pada akhirnya menyerang Israel.

    “Itu adalah kenyataan intelijen yang saya terima. Terlepas dari itu, komandan bertanggung jawab atas segalanya, termasuk intelijen.”

    “Kami mengambil beberapa tindakan, yang jika dipikir tentu tidak mencukupi.”

    (*)

     

  • Israel Hentikan Semua Pasokan ke Gaza, Tuai Kritikan Internasional, Dianggap sebagai Alat Pemerasan – Halaman all

    Israel Hentikan Semua Pasokan ke Gaza, Tuai Kritikan Internasional, Dianggap sebagai Alat Pemerasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel telah menghentikan semua makanan dan barang lainnya yang masuk ke Gaza.

    Keputusan Israel itu sebagai bentuk pengepungan yang dilakukannya pada hari-hari awal perangnya dengan Hamas.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan penyedia bantuan kemanusiaan lainnya mengkritik keras keputusan Israel tersebut.

    Mereka menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

    “Alat pemerasan,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dilansir Arab News.

    Kemudian, mediator utama Mesir menuduh Israel menggunakan “kelaparan sebagai senjata.”

    Lalu, kelompok bantuan Oxfam menyoroti tindakan Israel yang dinilai sembrono.

    “Tindakan hukuman kolektif yang sembrono,” kata Oxfam.

    Kelaparan telah menjadi masalah selama perang bagi lebih dari 2 juta penduduk Gaza.

    Beberapa pakar bantuan juga telah memperingatkan kemungkinan terjadinya kelaparan.

    Sekarang ada kekhawatiran tentang hilangnya kemajuan yang dilaporkan para pakar dalam enam minggu terakhir gencatan senjata.

    Sementara itu, Israel berusaha menekan kelompok militan Hamas agar menyetujui apa yang digambarkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai usulan Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata, alih-alih memulai negosiasi pada fase kedua yang jauh lebih sulit.

    Pada fase kedua, Hamas akan membebaskan para sandera yang masih hidup sebagai imbalan atas penarikan Israel dari Gaza dan gencatan senjata yang langgeng.

    600 Truk Bantuan per Hari

    Tahap pertama gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025 dan memungkinkan lonjakan bantuan ke Gaza.

    Rata-rata 600 truk berisi bantuan masuk per hari.

    600 truk bantuan harian itu dimaksudkan untuk terus masuk selama tiga tahap gencatan senjata.

    Namun, Hamas mengatakan kurang dari 50 persen dari jumlah truk yang disepakati yang membawa bahan bakar, untuk generator dan keperluan lainnya, diizinkan masuk.

    Hamas juga mengatakan masuknya hewan hidup dan pakan ternak, yang penting untuk ketahanan pangan, ditolak masuk.

    Namun, warga Palestina di Gaza mampu menimbun beberapa persediaan.

    “Gencatan senjata membawa sejumlah bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, tetapi itu jauh dari cukup untuk menutupi kebutuhan yang sangat besar,” kata Dewan Pengungsi Norwegia, Minggu (2/3/2025).

    ASAP MENGEPUL – Tangkapan layar Khaberni pada Minggu (2/3/2025) yang menunjukkan asap mengepul dari serangan udara Israel di Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Tuduhan pada Israel

    Diberitakan AP News, Israel memberlakukan pengepungan di Gaza pada hari-hari awal perang dan baru melonggarkannya di bawah tekanan AS.

    Badan-badan PBB dan kelompok-kelompok bantuan menuduh Israel tidak memfasilitasi cukup banyak bantuan selama 15 bulan perang.

    Mahkamah Pidana Internasional mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa Israel telah menggunakan “kelaparan sebagai metode peperangan” ketika mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu tahun lalu.

    Tuduhan tersebut juga menjadi inti kasus Afrika Selatan di Mahkamah Internasional yang menuduh Israel melakukan genosida.

    Namun, Israel membantah tuduhan tersebut.

    Israel mengatakan telah mengizinkan masuknya cukup bantuan dan menyalahkan kekurangan bantuan pada apa yang disebutnya ketidakmampuan PBB untuk mendistribusikannya.

    Israel juga menuduh Hamas menyedot bantuan — tuduhan yang diulangi Netanyahu pada hari Minggu.

    Kenneth Roth, mantan kepala Human Rights Watch, mengatakan Israel sebagai kekuatan pendudukan memiliki “kewajiban mutlak” untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan berdasarkan Konvensi Jenewa, dan menyebut keputusan Israel sebagai “dimulainya kembali strategi kelaparan kejahatan perang” yang menyebabkan dikeluarkannya surat perintah ICC.

    Sebagai informasi, perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang.

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina.

    Kementerian itu mengatakan lebih dari separuh korban tewas adalah wanita dan anak-anak.

    Kementerian itu tidak menyebutkan berapa banyak korban tewas yang merupakan kombatan.

    Pengeboman Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza hingga hancur dan menyebabkan sekitar 90 persen penduduk mengungsi.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Israel Hentikan Semua Pasokan ke Gaza, Tuai Kritikan Internasional, Dianggap sebagai Alat Pemerasan – Halaman all

    Buldoser Israel Menghancurkan Rumah-rumah di Kamp Pengungsi Nour Shams pada Hari Pertama Ramadan – Halaman all

    Buldoser Israel Menghancurkan Rumah-rumah di Kamp Pengungsi Nour Shams pada Hari Pertama Ramadan

    TRIBUNNEWS.COM- Pada hari pertama Ramadan, buldoser militer Israel memasuki kamp pengungsi Nour Shams di Tepi Barat yang diduduki, menghancurkan rumah-rumah dan merusak jalan-jalan di lingkungan al-Manshiya, Anadolu Agency melaporkan.

    Nihad Al-Shawish, kepala Komite Rakyat kamp Nour Shams, mengatakan kepada Anadolu bahwa “beberapa buldoser militer menyerbu lingkungan al-Manshiya, menghancurkan jalan dan merobohkan sebagian bangunan tempat tinggal.”

    Ia menambahkan bahwa pasukan Israel memaksa penduduk di sekitar area kamp Nour Shams untuk mengungsi, dengan alasan mereka tengah mempersiapkan “ledakan skala besar.”

    “Tentara telah memerintahkan semua penghuni kamp untuk pergi,” kata Shawish.

    Serangan militer terhadap Nour Shams kini telah memasuki hari ke-21, sementara pasukan Israel telah menargetkan kota-kota di Tepi Barat utara, khususnya Jenin dan Tulkarem, selama lebih dari sebulan sebagai bagian dari serangan militer yang sedang berlangsung, menewaskan sedikitnya 64 orang dan membuat ribuan orang mengungsi.

    Pada tanggal 23 Februari, tank-tank Israel memasuki kamp pengungsi Jenin dalam eskalasi militer yang tidak terlihat sejak tahun 2002.

    Otoritas Palestina telah memperingatkan bahwa serangan militer yang berkelanjutan merupakan bagian dari rencana yang lebih luas oleh pemerintah Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat dan mendeklarasikan kedaulatan atasnya, yang secara resmi dapat menandai berakhirnya solusi dua negara.

    Serangan itu adalah yang terbaru dalam eskalasi militer di Tepi Barat, di mana sedikitnya 927 warga Palestina tewas dan hampir 7.000 orang terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal sejak dimulainya serangan terhadap Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

    Mahkamah Internasional menyatakan pada bulan Juli bahwa pendudukan jangka panjang Israel atas wilayah Palestina adalah “melanggar hukum,” dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Paus Fransiskus Tulis Surat dari Rumah Sakit, Sampaikan Pesan Perdamaian Dunia – Halaman all

    Paus Fransiskus Tulis Surat dari Rumah Sakit, Sampaikan Pesan Perdamaian Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus masih berjuang melawan pneumonia yang dideritanya.

    Meski dalam kondisi sakit, pemimpin Gereja Katolik Dunia itu tetap menyampaikan pesan kepada umat yang telah mendoakannya.

    Vatikan menyampaikan surat yang ditulis oleh Paus dari rumah sakit.

    Dalam surat tersebut, Paus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada umat beriman yang selalu mendukungnya dalam kondisinya saat ini.

    “Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda, dan pada saat ini, saya merasa seolah-olah saya ‘didukung’ dan didukung oleh semua umat Tuhan. Terima kasih semuanya!” tulis Paus, dikutip dari Vatican News.

    Tidak hanya melalui surat yang ia tulis, melalui akun X, ia juga menuliskan pesan terima kasih kepada seluruh umat yang mendoakannya.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dari hati banyak umat beriman di berbagai belahan dunia: Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda dan, pada saat ini, saya merasa ‘didukung’ dan dikuatkan oleh semua Umat Tuhan. Terima kasih kepada semua!” tulisnya.

    Tak hanya itu, Paus Fransiskus juga menyerukan umatnya untuk terus berdoa demi perdamaian dunia. 

    Ia menyebutkan bahwa dari tempatnya saat ini, perang tampak semakin tidak masuk akal. 

    “Saya berdoa terutama untuk perdamaian. Dari sini, perang tampak semakin tidak masuk akal,” katanya, dikutip dari The Guardian.

    Ia meminta umat Katolik di seluruh dunia untuk mendoakan negara-negara yang tengah dilanda konflik, seperti Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Kivu.

    “Mari kita berdoa untuk Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Kivu yang menjadi martir,” tambahnya.

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari lalu.

    Ia dirawat setelah didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan dan pneumonia di kedua paru-parunya.

    Vatikan mengumumkan bahwa pada Minggu (2/3/2025) pagi, Paus beristirahat dengan baik sepanjang malam.

    Kondisi Paus juga telah stabil karena saat ini tidak memerlukan ventilasi mekanis non-invasif, hanya terapi oksigen aliran tinggi dan tidak mengalami demam.

    Sebelumnya, pada hari Jumat (28/2/2025), Paus mengalami kejadian yang menyerupai serangan asma yang menyebabkan beliau mengalami kesulitan bernapas.

    Paus lebih rentan terhadap infeksi paru-paru karena saat muda ia pernah mengalami radang selaput dada.

    Ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di Argentina ketika masih menjalani pelatihan untuk menjadi pendeta.

    Doa untuk kesembuhan Paus terus dilakukan di Basilika Santo Petrus serta di berbagai kota di Italia dan seluruh dunia. 

    Sebelum dirawat di rumah sakit, Paus memiliki jadwal yang padat.

    Terutama dalam rangka menyambut Tahun Yubileum Katolik yang menjadi agenda penting bagi umat Katolik di seluruh dunia.

    Meskipun tengah berjuang melawan penyakitnya, Paus Fransiskus tetap menunjukkan keteguhan hati dan kepeduliannya terhadap perdamaian dunia.

    Umat Katolik di seluruh dunia pun terus memberikan dukungan dan doa bagi kesembuhannya.

    Semua berharap agar ia segera pulih dan dapat kembali menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus

  • Pasukan Israel Hancurkan Pabrik Kurma di Tepi Barat dan Rebut Lahan Pertanian di Yerusalem Timur – Halaman all

    Pasukan Israel Hancurkan Pabrik Kurma di Tepi Barat dan Rebut Lahan Pertanian di Yerusalem Timur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel menghancurkan sebuah pabrik kurma dan sebuah toko komersial di Lembah Yordan, sebelah utara kota Yerikho.

    Sementara itu, otoritas Israel memerintahkan seorang pria Palestina untuk meninggalkan pertaniannya di Yerusalem Timur yang diduduki.

    Alasannya adalah lokasi pertanian tersebut terlalu dekat dengan kamp militer Israel, Wafa melaporkan.

    Pihak berwenang Israel juga mengharuskan pemilik pertanian untuk mengevakuasi lebih dari dua dunam tanah (sekitar setengah hektar) dan menghancurkan beberapa bangunannya, termasuk kandang domba, di lingkungan al-Issawiya, yang terletak di sebelah timur Yerusalem.

    Kelompok Muslim AS Kecam Larangan Israel atas Bantuan ke Gaza

    Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengecam keputusan sayap kanan Israel yang memblokir semua bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, Al Jazeera melaporkan.

    CAIR menyebutnya sebagai tambahan kasus kejahatan perang terhadap para pemimpin Israel di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).

    “Keputusan pemerintah sayap kanan yang diduga sebagai penjahat perang, Benjamin Netanyahu, untuk memblokir semua bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil Gaza selama Ramadan adalah kejahatan perang yang jelas dan merupakan bukti lebih lanjut dari niat genosida Israel,” kata CAIR yang berbasis di Washington, DC.

    “Kampanye kejam dan ilegal Israel yang terus berlanjut dengan membuat kelaparan paksa menambah bukti lebih lanjut atas kasus genosida yang dilakukan oleh Pengadilan Kriminal Internasional terhadap pejabat Israel,” imbuh CAIR.

    CAIR mencatat laporan media yang menunjukkan bahwa langkah tersebut dikoordinasikan dengan pemerintahan Trump.

    “Sangat tidak masuk akal jika pemerintah negara kita dilaporkan mendukung kejahatan terhadap kemanusiaan ini,” paparnya.

    Sementara itu, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Dalam keputusan mereka, hakim ICC mengatakan ada alasan yang cukup untuk meyakini bahwa Netanyahu dan Gallant bertanggung jawab secara pidana atas berbagai tindakan, termasuk pembunuhan, penganiayaan, dan kelaparan sebagai senjata perang dalam “serangan yang meluas dan sistematis terhadap penduduk sipil Gaza.”

    Perkembangan Terkini Konflik Israel vs Hamas

    Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Setelah Hamas Tolak Perpanjang Gencatan Senjata

    Israel memblokir masuknya semua bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang dilanda perang setelah Hamas menolak tuntutannya untuk memperpanjang tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, yang berakhir pada Sabtu (1/3/2025).

    Keputusan ini diambil setelah negosiasi untuk memperpanjang gencatan senjata gagal, sehingga mengarah pada penghentian bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh penduduk sipil Gaza.

    Hamas Tolak Perpanjangan Gencatan Senjata, Tuntut Pembebasan Tawanan dan Penarikan Israel

    Hamas menuduh Israel melakukan pemerasan dan bersikeras agar gencatan senjata berlanjut ke tahap kedua, yang mencakup pembebasan semua tawanan yang tersisa di Gaza, penarikan penuh Israel dari daerah kantong Palestina tersebut, dan diakhiri perang.

    Israel Ancam Potong Listrik dan Air ke Gaza

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Hamas bahwa akan ada tindakan lebih lanjut.

    Media Israel melaporkan bahwa pemerintah berencana untuk memutus pasokan listrik dan air ke Gaza sebagai langkah selanjutnya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Knesset Persiapkan Rencana Perluasan Permukiman Massal ‘Yerusalem Raya’ – Halaman all

    Knesset Persiapkan Rencana Perluasan Permukiman Massal ‘Yerusalem Raya’ – Halaman all

    Knesset Persiapkan Rencana Perluasan Permukiman Massal Yerusalem Raya

    TRIBUNNEWS.COM- Sebuah komite menteri Israel diperkirakan akan menyetujui sebuah rancangan undang-undang pada akhir pekan yang akan melegalkan aneksasi permukiman ilegal di sekitar Yerusalem Timur yang diduduki dalam upaya untuk mendirikan “Yerusalem Raya,” menurut sebuah laporan oleh Haaretz yang dirilis pada tanggal 28 Februari. 

    RUU tersebut, yang diperkenalkan oleh MK Likud Dan Illouz, bertujuan untuk menggabungkan pemukiman seperti Ma’ale Adumim, Beitar Illit, Givat Ze’ev, Efrat, dan Ma’ale Mikhmas ke dalam kerangka administratif baru.

    Jika disetujui oleh komite, rancangan undang-undang tersebut akan dilanjutkan ke Knesset untuk pembacaan pendahuluan dan, jika disahkan, akan memerlukan tiga kali pembacaan sebelum menjadi undang-undang.

    Dukungan terhadap RUU tersebut kuat dari pemerintah dan beberapa faksi oposisi. 

    Haaretz mengutip asosiasi sayap kiri Israel Ir Amim, yang memperingatkan bahwa RUU tersebut dapat membuka jalan bagi pencaplokan tambahan di Tepi Barat yang diduduki dan menjadi hambatan besar bagi solusi politik apa pun di masa mendatang. Illouz membela langkah tersebut, dengan menegaskan bahwa itu adalah langkah yang diperlukan menuju kedaulatan penuh Israel atas Tepi Barat yang diduduki, membandingkannya dengan undang-undang sebelumnya yang disahkan meskipun ada tekanan internasional.

    “Hukum, yurisdiksi, dan administrasi [Israel] akan berlaku di wilayah Wilayah Metropolitan Yerusalem,” bunyi rancangan undang-undang tersebut, yang disebut RUU Metropolitan Yerusalem. 

    Illouz mengatakan kepada Times of Israel bahwa RUU tersebut merupakan sebuah “langkah penting” dan “mencerminkan prinsip inti: Israel harus bertindak berdasarkan apa yang benar, bukan karena takut,” seraya menambahkan bahwa “kedaulatan kami atas Yerusalem dan Tanah Israel secara historis, hukum, dan moral dibenarkan.”

    Dalam wawancara dengan Haaretz , MK mengatakan hal ini adalah “langkah besar menuju kedaulatan penuh (aneksasi Tepi Barat).”

    Pemerintah Israel telah memperluas permukiman ilegal di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Awal bulan ini, Tel Aviv mengeluarkan tender untuk pembangunan hampir 1.000 rumah pemukim di wilayah tersebut. 

    Kekhawatiran berkembang bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk mendukung ambisi Israel untuk mencaplok seluruh wilayah Tepi Barat – yang direbut secara ilegal oleh tentara Israel selama perang tahun 1967. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1104: Zelensky Bertemu Raja Charles III – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1104: Zelensky Bertemu Raja Charles III – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina telah memasuki hari ke-1104 pada Senin (3/3/2025).

    Ketegangan masih terus meningkat di sepanjang perbatasan dan dampak yang jauh meluas ke seluruh dunia.  

    Di tengah situasi yang terus memanas, pertemuan penting terjadi antara dua tokoh besar dunia, yaitu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Raja Charles III dari Inggris.

    Kunjungan ini, membawa makna simbolis yang mendalam, baik bagi Ukraina yang terus berjuang menghadapi agresi Rusia, maupun bagi hubungan diplomatik antara Ukraina dan Inggris.

    Selengkapnya simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1104:

    Zelensky-Raja Charles III Bertemu

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu Raja Charles III di Sandringham, Inggris.

    Dikutip dari The Guardian, pertemuan ini terjadi setelah Zelensky menghadiri pertemuan puncak Starmer dengan pemimpin Eropa.

    Ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, sebelumnya pada 2023, mereka bertemu di Istana Buckingham.

    Inggris telah menjadi pendukung utama Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia, memberikan bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan.

    Pada peringatan kedua invasi Rusia, Raja Charles menyatakan dukungan penuh kepada Ukraina, menyebut agresi Rusia sebagai “agresi yang tak terlukiskan” dan memuji keberanian rakyat Ukraina.

    Kunjungan ini mempererat hubungan antara kedua negara dan mempertegas komitmen Inggris untuk terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia.

    Diharapkan pertemuan ini memberikan dampak positif bagi Ukraina dalam memperkuat aliansi internasional.

    Inggris Sediakan 5.000 Rudal Pertahanan untuk Ukraina

    Inggris akan menyediakan 5.000 rudal pertahanan udara untuk Ukraina, seperti yang diumumkan oleh Starmer. 

    Inggris akan mengalokasikan £1,6 miliar (sekitar US$2 miliar) untuk pembelian rudal multiperan ringan, yang dikenal dengan nama Martlet. 

    Rudal ini diproduksi oleh perusahaan pembuat senjata Thales.

    Martlet memiliki jangkauan lebih dari 6 km (3,7 mil) dan dapat ditembakkan dari berbagai platform, baik di darat, laut, maupun udara.

    Zelensky Puji Dukungan Eropa dan Tekankan Pentingnya Jaminan Keamanan

    Zelenskyy memuji “dukungan yang jelas dari Eropa, Inggris, Uni Eropa, dan Turki” setelah kembali ke Ukraina dari pertemuan puncak di London yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

    “Lebih banyak persatuan, lebih banyak kemauan untuk bekerja sama,” ucap Zelensky.

    “Semua orang bersatu dalam isu utama – agar perdamaian menjadi nyata, kita membutuhkan jaminan keamanan yang nyata. Ini adalah posisi seluruh Eropa,” imbuhnya.

    Zelensky Puji Dukungan AS dan Tegaskan Jaminan Keamanan sebagai Kunci Perdamaian

    Zelenskyy mengungkapkan pentingnya dukungan Amerika Serikat.

    “Kami berterima kasih atas semua dukungan yang kami terima. Tidak ada hari di mana kami tidak merasa bersyukur.”

    Ia menekankan, ketahanan Ukraina bergantung pada bantuan mitra internasional, yang juga berkontribusi pada keamanan mereka sendiri.

    “Yang kami butuhkan adalah perdamaian, bukan perang tanpa akhir. Dan itu sebabnya kami mengatakan jaminan keamanan adalah kuncinya,” tambah Zelenskyy.

    Sebelumnya, Zelenskyy berupaya memajukan pembicaraan dengan Presiden AS, Donald Trump, setelah pertemuan yang sulit.

    Ia mengisyaratkan kesiapan Ukraina untuk menandatangani kesepakatan mineral dan berharap untuk pembicaraan “konstruktif” dengan pemerintah AS mengenai langkah selanjutnya.

    Pada Minggu (2/3/2025) malam, sebuah pesawat nirawak Rusia menyerang gedung apartemen bertingkat di kota Kharkiv, Ukraina, yang merupakan kota terbesar kedua di negara tersebut.

    Serangan ini menyebabkan kebakaran dan melukai delapan orang, menurut wali kota Kharkiv, Ihor Terekhov.

    Selain itu, tiga bangunan tempat tinggal lainnya rusak akibat serangan tersebut.

    Di kota Zaporizhzhia, serangan pesawat nirawak Rusia lainnya melukai seorang warga sipil.

    Serangan ini memicu kebakaran besar di sebuah bangunan tempat tinggal, menghancurkan atapnya, yang sebagian runtuh.

    Dua orang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan.

    Gelombang ledakan yang terjadi merusak rumah-rumah di sekitarnya, menyebabkan puluhan orang kehilangan tempat tinggal.

    Ukraina Protes Rotasi IAEA di Zaporizhzhia melalui Wilayah Pendudukan

    Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melakukan rotasi pengamat di PLTN Zaporizhzhia melalui wilayah pendudukan Ukraina, yang disertai oleh personel militer Rusia.

    Kementerian Luar Negeri Ukraina menanggapi tindakan ini dengan mengirimkan nota protes kepada IAEA, menganggapnya sebagai evakuasi kemanusiaan yang dilakukan di bawah tekanan Rusia.

    Dikutip dari Suspilne, rotasi ini melibatkan 27 pengamat IAEA, termasuk tiga inspektur, yang bertugas memantau keselamatan operasional dan fisik stasiun.

    Untuk pertama kalinya, rute rotasi melewati sepenuhnya wilayah yang dikuasai oleh Rusia dan didampingi oleh prajurit Garda Rusia.

    Rotasi ini seharusnya dilakukan sebulan lalu, namun tertunda dua kali.

    Ukraina mengutuk fakta bahwa rotasi ini melibatkan wilayah yang mereka anggap sebagai pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial.

    Kementerian Luar Negeri Ukraina juga menuduh Rusia memaksa karyawan IAEA untuk tetap tinggal lebih lama dari yang direncanakan, menyebabkan tekanan psikologis yang besar.

    Ukraina menegaskan, tindakan tersebut melanggar hukum internasional dan resolusi Majelis Umum PBB, serta memperingatkan agar tidak ada tindakan serupa di masa depan.

    Prancis dan Inggris Usulkan Gencatan Senjata Satu Bulan di Ukraina

    Prancis dan Inggris mengusulkan gencatan senjata sebagian selama sebulan antara Rusia dan Ukraina, yang tidak mencakup pertempuran darat.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan hal ini dalam wawancara dengan surat kabar Le Figaro pada Minggu (2/3/2025).

    Menurut Macron, gencatan senjata ini akan berlaku di udara, laut, dan fasilitas energi, namun tidak mencakup pertempuran di darat.

    Macron menjelaskan bahwa keuntungan dari inisiatif ini adalah kemampuannya untuk lebih mudah dikendalikan.

    Namun, ia juga menekankan tantangan dalam memverifikasi kepatuhan terhadap gencatan senjata, mengingat garis depan yang panjang, yang sejauh ini setara dengan jarak antara Paris dan Budapest.

    Macron menambahkan, pada tahap kedua, tentara Eropa akan dikerahkan di wilayah Ukraina.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)