Category: Tribunnews.com Internasional

  • Pesawat B-52 AS dan Jet Tempur Israel Unjuk Kekuatan di Dekat Iran – Halaman all

    Pesawat B-52 AS dan Jet Tempur Israel Unjuk Kekuatan di Dekat Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada hari Kamis (6/3/2025) bahwa Angkatan udara Israel dan AS telah melakukan latihan militer gabungan di Mediterania Timur.

    Latihan gabungan yang melibatkan pesawat pengebom jarak jauh ini terjadi pada Selasa (4/3/2025).

    Latihan ini dilakukan pada saat yang sangat kritis, kemungkinan menunjukkan pesan kepada Iran atas adanya potensi serangan terhadap fasilitas nuklir Teheran.

    Dua jenis jet tempur terlihat melintasi langit Mediterania Timur pada saat itu.

    “Jet tempur F-35 dan F-15 Israel ikut serta dalam latihan di Mediterania Timur bersama pesawat pengebom strategis jarak jauh B-52 AS,” kata tentara Israel, dikutip dari Middle East Eye.

    Seperti diketahui, pesawat B-52 milik AS memiliki kemampuan untuk membawa bom untuk menyerang fasilitas nuklir bawah tanah Iran.

    Latihan gabungan ini dianggap sebagai unjuk kekuatan terhadap Teheran selama masa ketegangan.

    “Latihan tersebut difokuskan pada koordinasi operasional antara kedua militer untuk “meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai ancaman regional,” tambah IDF, dikutip dari Xinhua News.

    Latihan tersebut dilakukan pada saat yang sensitif di Timur Tengah.

    Di mana gencatan senjata Israel-Hamas masih belum ada kesepakatan hingga saat ini.

    Sementara Israel mengancam akan menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan potensi dukungan AS.

    Dukungan AS yang diberikan untuk Israel dalam menyerang fasilitas nuklir Iran sempat diungkapkan oleh Presiden Trump pada bulan Februari, lalu.

    Ia mengatakan lebih suka membuat kesepakatan dengan Iran tentang non-nuklir.

    Namun jika tidak berhasil, ia mengancam akan mengebom Iran.

    Pada hari Kamis, Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk menghentikan dan memeriksa kapal tanker minyak Iran di laut.

    Ini mengacu pada perjanjian internasional yang bertujuan untuk mencegah perdagangan senjata pemusnah massal.

    Trump mengatakan bahwa pihaknya akan menggunakan Inisiatif Keamanan Proliferasi 2003 untuk mencoba dan menghentikan ekspor minyak Iran.

    Trump telah berjanji untuk kembali melakukan kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran.

    Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin meningkat setelah pada 2018, di bawah pemerintahan Donald Trump.

    Di mana saat itu Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran. 

    Perjanjian tersebut berisi tentang perjanjian Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman untuk  mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

    Teheran mematuhi kesepakatan tersebut hingga Washington menarik diri, tetapi kemudian mulai membatalkan komitmennya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Israel-AS dan Iran

  • Viral Pria di China Dilarikan ke Rumah Sakit setelah Mencoba Alat Simulasi Melahirkan selama 3 Jam – Halaman all

    Viral Pria di China Dilarikan ke Rumah Sakit setelah Mencoba Alat Simulasi Melahirkan selama 3 Jam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria di China viral di media sosial setelah mencoba alat simulasi melahirkan dan berujung dilarikan ke rumah sakit.

    Dilaporkan media lokal NetEase News dan China Times, pria tersebut berasal dari Provinsi Henan di China bagian tengah.

    Ia menjalani simulasi melahirkan atas permintaan dari kekasihnya.

    Sang kekasih berkata simulasi itu adalah “ujian” sebelum mereka menikah.

    Di media sosialnya, pacar pria itu berkata ibu dan saudara perempuannya berpendapat bahwa pacarnya harus merasakan tantangan yang dialami wanita.

    Dengan merasakan sakitnya melahirkan, diharapkan sang pria akan memperlakukan istrinya dengan baik nantinya.

    Pria tersebut awalnya tidak setuju, tapi akhirnya menerima tantangan itu setelah dirayu.

    Simulasi melahirkan itu menggunakan arus listrik yang menstimulasi kulit dan otot, yang menggambarkan seperti apa nyeri kontraksi rahim saat persalinan.

    Di media sosial Xiaohongshu atau Red Note, sang wanita berkata bahwa dalam 90 menit pertama, tingkatan sakit dinaikkan secara manual.

    Sementara pada sesi selanjutnya hingga akhir, intensitas sakit berapa pada level maksimal.

    “Pacar saya mulai berteriak dan kesulitan pada level 8,” ujarnya.

    “Dia berkeringat dan menangis pada level 10.”

    “Dan di akhir, ia terengah-tengah.”

    “Aku dan saudara perempuanku terus menerus menyeka keringatnya.”

    Lelaki itu kemudian kelelahan, basah karena keringat, dan muntah setibanya di rumah.

    Wanita itu menjelaskan kepada kekasihnya bahwa ia tidak bermaksud menyakiti, hanya ingin pacarnya itu memahami kesulitan yang dialami wanita yang melahirkan.

    Meski begitu, simulasi itu nampaknya berbuntut panjang.

    Seminggu kemudian, si pria dilarikan ke rumah sakit karena sakit perut.

    Dokter menemukan bahwa bagian usus halusnya rusak parah dan harus diangkat.

    Ibu si pria akhirnya melarang pacar anaknya itu mengunjungi di rumah sakit.

    Sang ibu berkata bahwa pertunangan telah batal.

    “Saya diberitahu bahwa sebagian usus halus kekasih saya harus diangkat. Saya bersedia bertanggung jawab sampai dia sembuh,” tulis si wanita.

    Hingga berita ini ditulis, tidak dijelaskan bagaimana kondisi si pria selanjutnya.

    Mengutip SCMP, seorang pengacara berkata jika masalah yang dialami pria itu benar berkaitan dengan simulasi melahirkan, maka kekasihnya bisa dituntut.

    Di China, siapa pun yang menyebabkan cedera pada seseorang, harus mengganti biaya medis, perawatan, transportasi, nutrisi, dan biaya rehabilitasi lainnya.

    Postingan wanita itu di Red Note itupun viral.

    Banyak yang mengkritik wanita itu dan keluarganya karena memaksa pria itu menjalani simulasi rasa sakit selama tiga jam yang tidak masuk akal.

    “Biasanya rasa sakit melahirkan itu bertahan paling lama 10 menit. Keluarga pacarnya itu tidak waras,” kata seorang pengguna media sosial.

    Pengguna lainnya menulis, “Rasa sakit yang dialami wanita yang melahirkan melibatkan reaksi fisik dan emosi yang tidak benar-benar bisa disimulasikan.”

    “Cinta sejati tidak butuh ujian, waktu yang akan membuktikan semuanya,” ujar pengguna lainnya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Pajak Impor Kanada-Meksiko Ditunda, Trump: Penangguhan Bakal Selamatkan Produsen Mobil AS – Halaman all

    Pajak Impor Kanada-Meksiko Ditunda, Trump: Penangguhan Bakal Selamatkan Produsen Mobil AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump memperlonggar kebijakannya, dengan menunda penerapan pajak sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko bagi produsen tertentu.

    Adapun pembebasan tarif ditujukan utamanya untuk mobil yang dibuat di Amerika Utara yang telah mematuhi perjanjian perdagangan bebas USMCA (Amerika Serikat-Meksiko-Kanada).

    Perjanjian USMCA memungkinkan barang untuk bergerak di antara ketiga negara itu dengan bebas tarif jika mereka mengikuti aturan tertentu.

    Aturan tersebut mengharuskan suatu produk dibuat sepenuhnya di Amerika Utara atau diubah secara substansial di Amerika Utara jika terbuat dari komponen dari negara lain.

    Untuk produk seperti mobil, 75 persen kontennya harus berasal dari Amerika Utara.

    Penangguhan rencananya bakal dilakukan selama satu bulan ke depan, dengan syarat produsen otomotif harus mematuhi perjanjian tersebut.

    “Produsen mobil dikecualikan dari tarif bea masuk sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko selama satu bulan,” tegas Trump dalam press press conference yang dikutip dari Al Jazeera.

    Kesepakatan ini yang dinegosiasikan oleh Trump selama masa jabatan pertamanya, setelah adanya permohonan dari Ford, General Motors dan Stellantis, yang memiliki rantai pasokan yang membentang di seluruh Amerika Utara.

    “Presiden terbuka untuk mendengar tentang pengecualian tambahan,” ujar Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt.

    “Dia selalu membuka dialog terbuka dan dia akan selalu melakukan apa yang dia yakini benar untuk rakyat Amerika,” paparnya.

    Sebelum pelonggaran diberlakukan, Trump sempat mengenakan tarif tinggi pada mobil dan suku cadangnya yang diimpor ke Amerika Serikat, yang dikenal sebagai tarif “keamanan nasional”.

    Namun kebijakan Trump terkait kenaikan tarif impor dinilai dapat memicu efek buruk bagi produsen otomotif.

    Pengenaan tarif impor yang tinggi berpotensi mengganggu kelancaran pasokan komponen, yang bisa menyebabkan keterlambatan produksi, meningkatkan biaya, atau bahkan memaksa pabrik-pabrik otomotif untuk mengurangi tingkat produksi.

    Tak hanya itu, kebijakan pajak Trump pada akhirnya akan berdampak pada harga mobil yang diproduksi di AS.

    Mobil-mobil bisa dipatok lebih mahal, mengurangi daya saing mobil buatan AS, baik di pasar domestik maupun internasional, karena konsumen cenderung memilih produk dengan harga yang lebih kompetitif.

    Alhasil penjualan dalam industri otomotif AS menurun, merugikan daya saing industri otomotif AS dalam jangka panjang.

    Alasan tersebut yang membuat Trump melunak, memberikan sedikit kelegaan bagi pasar setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir.

    Penundaan ini diharap dapat dimanfaatkan para produsen mobil untuk mengembangkan rencana mereka mengalihkan lebih banyak produksi dan investasi ke AS seperti permintaan Trump.

    Selain itu Trump penagguhan tarif pajak dapat memberikan waktu bagi para produsen mobil agar dapat menghadapi ketidakpastian lebih lanjut.

    Kendati begitu, Trump menegaskan bahwa ia belum sepenuhnya melunak dalam perang dagang dengan Kanada dan Meksiko. 

    Ia juga akan terus memperketat kebijakan kepada kedua negara itu demi mencegah lonjakan imigrasi ilegal dan perdagangan obat-obatan terlarang yang masuk ke AS melalui Kanada dan Meksiko.

    Pasar Saham Rebound

    Pasca Trump mengumumkan rencana penangguhan selama satu bulan, sejumlah saham perusahaan otomotif dilaporkan rebound, seperti di antaranya Saham Ford naik lebih dari 5 persen.

    Lonjakan serupa juga disusul saham General Motors yang menguat melewati 7 persen. Selanjutnya saham Stellantis di AS melompat tinggi hingga tembus 9 persen.

    Sekitar tiga dari empat anggota S&P 500 berakhir lebih tinggi, Russell 2000 yang berfokus pada kapitalisasi pasar kecil ikut naik sekitar naik 1,12 persen ke level 5.842,63.

    Sementara itu, indeks Nasdaq Composite bertambah 1,46 persen menjadi 18.552,73.

    Indeks Dow Jones Industrial Average juga ditutup menguat 485,60 poin (1,14 persen) pada level 43.006,59, kembali hijau setelah anjlok lebih dari 1.300 poin selama dua sesi terakhir.

    Saham teknologi seperti Microsoft dan Tesla juga menanjak dalam sesi tersebut, menandai perubahan setelah sektor tersebut memimpin penurunan pasar baru-baru ini.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Trump Makin Beringas, Ancam Bakal Deportasi 240 Ribu Warga Ukraina yang Cari Perlindungan ke AS – Halaman all

    Trump Makin Beringas, Ancam Bakal Deportasi 240 Ribu Warga Ukraina yang Cari Perlindungan ke AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mendeportasi atau mencabut status hukum sementara untuk sekitar 240.000 orang Ukraina yang melarikan diri ke AS.

    Rencana Trump diungkap seorang pejabat senior Trump dan tiga sumber yang akrab dengan masalah tersebut pada Kamis (6/3/2025).

    Deportasi massal akan mulai dilakukan Trump paling cepat pada April 2025, sebagai bagian dari kebijakan luas pemerintahan Trump untuk mengakhiri program pembebasan bersyarat kemanusiaan yang diberikan Presiden  sebelumnya Joe Biden terhadap warga Ukraina.

    “Ini bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk mencabut status hukum lebih dari 1,8 juta migran yang diizinkan memasuki AS di bawah program pembebasan bersyarat kemanusiaan sementara yang diluncurkan di bawah pemerintahan Biden,” kata salah satu sumber, dikutip dari New York Post.

    Sebelum kebijakan deportasi diberlakukan, pada era presiden Joe Biden, Gedung Putih sempat membuka program pembebasan bersyarat bagi warga Ukraina yang ingin tinggal sementara di AS selama perang dengan Rusia berlangsung.

    Program ini mulai dibuka sejak 2022 silam, memungkinkan lebih dari 1,8 juta warga Ukraina untuk memasuki AS dengan status perlindungan sementara.

    Joe Biden merancang program pembebasan bersyarat ini untuk memberikan jalur hukum sementara guna mencegah imigrasi ilegal dan memberikan bantuan kemanusiaan. 

    Alasan Trump Depak Warga Ukraina

    Akan tetapi buntut perseteruan panas yang terjadi antara Presiden Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada pekan lalu, Trump kini semakin keras dengan Ukraina.

    Meski begitu, Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Tricia McLaughlin dengan tegas menolak pernyataan yang menyebut Trump melakukan deportasi karena ada kaitannya dengan adu mulut yang terjadi dengan Zelensky.

    Lantaran pencabutan perlindungan bagi warga Ukraina sedang berlangsung sebelum Trump secara terbuka berselisih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky minggu lalu.

    Hal tersebut dilakukan sesuai perintah eksekutif Trump yang dikeluarkan pada tanggal 20 Januari, meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri AS untuk menghentikan semua program yang terkait perlindungan era Biden.

    Termasuk mencabut pembebasan bersyarat bagi warga Ukraina.

    Tak hanya itu deportasi juga akan diberlakukan bagi 530.000 warga Kuba, Haiti, Nikaragua, dan Venezuela yang tiba di AS pada Mei 2023 dan menetap di DeWitt, Iowa.

    Menurut email internal Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE), migran yang kehilangan status pembebasan bersyaratnya dapat menghadapi deportasi cepat tanpa batasan waktu tertentu.

    Adapun imigran yang dimaksud ialah mereka Mereka yang memasuki AS melalui jalur resmi tetapi tanpa status penerimaan resmi.

    Kebijakan Trump Picu Kekhawatiran

    Keputusan ini memicu kekhawatiran di kalangan imigran yang sebelumnya dilindungi oleh kebijakan Biden.

    Bahkan banyak dari mereka kini menghadapi ketidakpastian mengenai status hukum mereka di AS.

    Seperti Liana Avetisian, salah satu warga Ukraina yang kabur ke AS bersama suaminya, dan putrinya yang berusia 14 tahun.

    Avetisian kini tengah dibayangi ketidakpastian. Avetisian yang bekerja di bidang real estate di Ukraina dan suaminya bekerja konstruksi melarikan diri dari Kyiv pada Mei 2023.

    Ia memutuskan untuk memulai kehidupan baru di AS dan membeli rumah di kota kecil DeWitt, Iowa.

    Namun saat ini mereka terancam harus angkat kaki dari AS padahal telah menghabiskan sekitar 4.000 dolar AS untuk biaya pendaftaran guna memperbarui pembebasan bersyarat dan mencoba mengajukan program lain yang dikenal sebagai Status Perlindungan Sementara.

    “Kami tidak tahu harus berbuat apa, saya merasa pusing karena khawatir dengan situasi ini,” kata Avetisian.

    Kekhawatiran serupa juga diungkap Rafi, mantan perwira intelijen Afghanistan yang memasuki AS secara legal pada Januari 2024 melalui aplikasi CBP One.

    Ia memperoleh status pembebasan bersyarat selama dua tahun. Namun, pada 13 Februari, saat menghadiri pertemuan rutin di kantor ICE, statusnya dicabut dan ia langsung ditahan.

    Rafi telah mengajukan permohonan suaka dan dijadwalkan menghadiri sidang pada April.

    Pengacaranya meminta ICE untuk membebaskannya, menekankan bahwa ia tidak memiliki catatan kriminal dan memiliki kasus suaka aktif terkait pekerjaannya dengan militer AS di Afghanistan. 

    Namun, ICE menolak permintaan tersebut, dengan menyatakan bahwa kebijakan prioritas imigrasi saat ini berakhir pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan Trump.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Tragedi Latihan Militer: Jet Tempur Korsel Salah Jatuhkan Bom di Pemukiman, Belasan Warga Luka-luka – Halaman all

    Tragedi Latihan Militer: Jet Tempur Korsel Salah Jatuhkan Bom di Pemukiman, Belasan Warga Luka-luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah insiden terjadi di Korea Selatan, di mana dua jet tempur secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom di area pemukiman warga, mengakibatkan 15 orang terluka.

    Peristiwa ini terjadi pada Kamis (6/3/2025) sekitar pukul 10 pagi waktu setempat.

    Pesawat Angkatan Udara KF-16 tersebut, keliru menjatuhkan bom di luar lokasi latihan militer yang telah ditentukan.

    Informasi ini diperoleh dari kantor berita lokal Yonhap, yang mengutip keterangan dari pejabat militer dan petugas pemadam kebakaran.

    Lokasi jatuhnya bom berada di sebuah desa di Pocheon, sekitar 40 km sebelah utara Seoul.

    Insiden terjadi saat latihan tembak bersama antara pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

    Angkatan Udara Korea Selatan menyatakan, delapan bom tersebut “dilepaskan secara tidak normal” di luar area latihan tembak yang seharusnya.

    Menurut laporan dari BBC dan The Korea Herald, dua orang mengalami luka parah, sementara 13 lainnya mengalami luka ringan.

    Seluruh korban luka telah dilarikan ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan medis.

    Salah satu korban, seorang pria berusia 60 tahun, harus menjalani operasi akibat terkena pecahan peluru di lehernya.

    Korban lainnya mengalami patah tulang bahu.

    Lima dari korban luka adalah anggota tentara.

    Sekitar 50 warga yang tinggal di area tersebut telah dievakuasi ke balai kota sebagai langkah pengamanan.

    Pihak Angkatan Udara Korea Selatan menjelaskan, empat bom salah sasaran akibat kesalahan input koordinat oleh salah satu pilot.

    Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kesalahan pada jet tempur kedua.

    “Kami telah mengonfirmasi melalui pernyataan pilot bahwa koordinat tersebut tidak dimasukkan secara akurat dalam proses persiapan penerbangan,” kata seorang pejabat Komando Operasi Angkatan Udara.

    Angkatan Udara Korea Selatan menyampaikan permohonan maaf atas insiden ini dan berjanji untuk memberikan kompensasi kepada para korban.

    “Kami menyesal atas kerusakan warga sipil akibat kecelakaan pelepasan (bom) yang tidak normal dan berharap pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka,” kata pernyataan dari Angkatan Udara Korea Selatan.

    Seorang pejabat angkatan udara mengatakan kepada CNN bahwa para pejabat belum mengesampingkan kemungkinan adanya malfungsi.

    Kerusakan akibat pengeboman ini meliputi rumah-rumah warga, gereja, dan gudang.

    Wali Kota Pocheon, Baek Young-hyun, menggambarkan lokasi kejadian sebagai “medan perang yang sebenarnya” dan meminta penghentian sementara semua latihan militer sampai langkah-langkah keamanan yang memadai dapat dipastikan.

    Latihan tembak langsung ini melibatkan Angkatan Udara dan Darat Korea Selatan bersama Pasukan Amerika Serikat di Korea, dan berlangsung di dekat perbatasan antar-Korea.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Lavrov: Rusia Tolak Pasukan Eropa di Ukraina dan Macron Sebar Kebohongan soal Kami – Halaman all

    Lavrov: Rusia Tolak Pasukan Eropa di Ukraina dan Macron Sebar Kebohongan soal Kami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Rusia menolak penempatan pasukan asing di Ukraina.

    Ia menegaskan Rusia siap berdialog dengan Ukraina dan membahas akar penyebab perang yang berlangsung sejak tahun 2022.

    Sergei Lavrov juga mengomentari pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia pada Rabu (5/3/2025).

    “Krisis di Ukraina dapat diselesaikan dalam beberapa minggu jika Barat berhenti memasok senjata ke Kyiv,” kata Sergei Lavrov dalam pernyataannya di Moskow pada Kamis (6/3/2025).

    “Beberapa negara Barat melihat perdamaian di Ukraina lebih buruk daripada perang,” imbuhnya, seperti diberitakan RIA Novosti.

    Ia juga mengomentari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan Rusia adalah ancaman.

    “Siapa yang percaya bahwa Rusia saat ini akan berhenti di Ukraina?” kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu malam.

    Macron mengindikasikan bahwa Rusia sedang mempersiap untuk memperluas invasinya di Eropa.

    Lavrov mengatakan pernyataan itu hanyalah omong kosong.

    Ia kembali menekankan bahwa tidak ada ruang untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian Eropa ke Ukraina jika perang berakhir.

    Rusia, kata Lavrov, akan menganggap pasukan penjaga perdamaian Eropa sebagai kehadiran NATO di Ukraina.

    “Pengerahan pasukan militer Eropa di Ukraina berarti perang langsung oleh negara-negara Eropa melawan Rusia,” tegasnya.

    Selain itu, Lavrov juga mengkritik pernyataan Macron ketika bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada Senin (24/2/2025) lalu.

    Dalam pertemuan tersebut, Macron mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin melanggar semua perjanjian dengan Ukraina di masa lalu.

    “Aneh sekali mendengar bahwa Tuan Macron, dengan cara yang agresif, melanjutkan pekerjaan Napoleon, yang ingin menaklukkan Rusia, tetapi menutupi niatnya yang sebenarnya, tidak perlu dijelaskan, ia juga mulai berbicara dan mengkritik Putin,” katanya.

    “Macron memutuskan untuk mengikuti jalan Zelensky, yang saat berada di Ruang Oval, berbohong tanpa rasa malu,” lanjutnya, merujuk pada pertemuan Macron dengan Presiden AS Donald Trump pada 24 Februari lalu.

    Menurutnya, pesan-pesan seperti itu dibutuhkan oleh para pemimpin negara Barat untuk menjelaskan dan membenarkan dukungan mereka terhadap perang di Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Bertemu Pemimpin Uni Eropa usai Cekcok dengan Trump, Zelensky Akui Bersyukur: Kami Tidak Sendirian – Halaman all

    Bertemu Pemimpin Uni Eropa usai Cekcok dengan Trump, Zelensky Akui Bersyukur: Kami Tidak Sendirian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin Uni Eropa (UE) pada Kamis (6/3/2025).

    Volodymyr Zelensky merasa bersyukur karena Uni Eropa berdiri di sisi Ukraina, saat blok tersebut memulai pembicaraan krisis untuk menghadapi perubahan sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dari Kyiv.

    Kunjungan Zelensky ke Brussels dilakukan saat ia berusaha keras untuk kembali terlibat dengan Washington setelah perselisihan di Gedung Putih.

    Zelensky menyatakan dirinya siap untuk bekerja menuju kesepakatan damai di bawah “kepemimpinan kuat” Trump dan untuk menyelesaikan kesepakatan mengenai akses AS ke sumber daya mineral Ukraina.

    Pertemuan puncak hari Kamis mempertemukan semua 27 pemimpin Uni Eropa untuk pertama kalinya sejak pertemuan yang menegangkan minggu lalu antara Trump dan Zelensky.

    Sejak itu, Washington telah menangguhkan bantuan militer dan pembagian informasi intelijen yang telah membantu Kyiv melawan invasi Rusia.

    “Kami sangat bersyukur bahwa kami tidak sendirian. Dan ini bukan sekadar kata-kata,” ujar Zelensky kepada wartawan saat pembicaraan dimulai, berdiri di samping para pemimpin Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Antonio Costa, dilansir Al Arabiya.

    Dengan komitmen jangka panjang Amerika terhadap keamanan Eropa yang kini diragukan, blok tersebut berada di bawah tekanan untuk bangkit pada saat ini.

    Minggu ini, calon pemimpin Jerman berikutnya telah berjanji untuk mengubah haluan pertahanan secara historis.

    “Ini adalah momen penting bagi Eropa,” kata von der Leyen, yang telah menyusun rencana yang bertujuan memobilisasi 800 miliar euro untuk “mempersenjatai kembali Eropa” dalam menghadapi ancaman dari Rusia.

    “Eropa menghadapi bahaya yang nyata dan nyata, dan oleh karena itu Eropa harus mampu melindungi dirinya sendiri,” kata kepala komisi tersebut kepada wartawan.

    “Ini juga merupakan momen penting bagi Ukraina,” imbuhnya.

    “Kita harus menempatkan Ukraina pada posisi yang mampu melindungi dirinya sendiri dan mendorong terciptanya perdamaian yang adil dan langgeng,” lanjut dia.

    Kebutuhan Keamanan yang Mendesak

    Diberitakan AP News, awal minggu ini, Trump memerintahkan penghentian sementara pasokan militer AS ke Ukraina saat ia berupaya menekan Zelensky agar terlibat dalam negosiasi untuk mengakhiri perang dengan Rusia, sehingga membawa urgensi baru pada pertemuan puncak hari Kamis.

    Pertemuan hari Kamis kemungkinan besar tidak akan membahas kebutuhan Ukraina yang paling mendesak.

    Pertemuan ini tidak ditujukan untuk segera menambah senjata dan amunisi guna mengisi kekosongan pasokan yang disebabkan oleh pembekuan AS.

    Semua negara juga tidak akan setuju untuk membuka blokir aset Rusia yang dibekukan senilai sekitar 183 miliar euro ($196 miliar) yang disimpan di lembaga kliring Belgia, sejumlah uang tunai yang dapat disita.

    Meski begitu, orang Eropa menggarisbawahi pentingnya momen tersebut.

    Namun mungkin tantangan terbesar bagi UE adalah mengambil sikap bersatu di saat UE terpecah belah, karena sebagian besar tindakan blok tersebut memerlukan dukungan bulat.

    Hongaria mengancam akan memveto sebagian pernyataan KTT tentang Ukraina, seperti halnya Perdana Menteri Slowakia Robert Fico.

    “Kita harus mengambil keputusan, tidak peduli satu atau dua pihak yang berseberangan setiap saat,” kata Presiden Lithuania Gitanas Nauseda.

    “Jika tidak, sejarah akan menghukum kita dan kita akan membayar harga yang sangat mahal,” jelasnya.

    EROPA DUKUNG ZELENSKY – Tangkap layar diambil dari media sosial X Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer pada Senin (3/2/2025), memperlihatkan para pemimpin Eropa yang tengah menghadiri pertemuan di London, Inggris pada Minggu (2/3/2025) untuk membahas rencana negosiasi perdamaian perang Ukraina usai Zelensky terlibat cekcok dengan Presiden AS Donald Trump. (Tangkap layar X Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer)

    Pertemuan puncak hari Kamis kemungkinan tidak akan menghasilkan keputusan langsung mengenai pengeluaran untuk Ukraina atau pertahanannya sendiri.

    Pertemuan puncak Uni Eropa lainnya yang akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keputusan akan diadakan pada 20-21 Maret.

    Sebagai informasi, Donald Trump terlibat cekcok dengan Volodymyr Zelensky selama pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di depan pers, Jumat (28/2/2025) lalu.

    Ketika berada di Gedung Putih, Volodymyr Zelensky mempertanyakan kecondongan Donald Trump ke arah Rusia.

    Trump lantas menuduh Zelensky bersikap tidak sopan saat perbedaan pendapat di antara mereka meletus menjadi adu mulut.

    Trump bersikeras Zelensky kalah dalam perang Ukraina dan berkata, “orang-orang sekarat, kalian kekurangan tentara.”

    Meski begitu, Zelensky mengatakan hubungannya dengan Amerika Serikat masih dapat diperbaiki.

    Ia tetap optimis, bahkan setelah Donald Trump meneriakinya dalam kemarahan di Gedung Putih, dan menuduhnya menolak berdamai dengan Rusia.

    “Tentu saja,” kata Zelensky saat ditanya dalam wawancara Fox News apakah hubungan dengan Trump dapat diselamatkan, Jumat.

    “Hubungan AS-Ukraina melibatkan lebih dari dua presiden,” katanya.

    Zelensky menambahkan, Ukraina sangat membutuhkan bantuan Washington dalam perang melawan militer Rusia yang jauh lebih besar dan lebih bersenjata.

    “Akan sulit tanpa dukungan Anda,” kata Zelensky di Fox — saluran berita favorit Trump.

    Sementara itu, selama kunjungannya dengan Trump, Zelensky diharapkan menandatangani kesepakatan yang memungkinkan AS memperoleh akses lebih besar ke mineral tanah jarang Ukraina dan mengadakan konferensi pers bersama.

    Namun, rencana itu dibatalkan setelah perbincangan sengit antara para pemimpin di depan awak media.

    Tidak jelas apa arti kegagalan itu bagi kesepakatan yang menurut Trump penting untuk membayar AS atas lebih dari $180 miliar bantuan Amerika yang dikirim ke Kyiv sejak dimulainya perang.

    Pemimpin Ukraina diminta meninggalkan Gedung Putih oleh penasihat utama Trump tak lama setelah Trump meneriakinya, menunjukkan penghinaan terbuka.

    “Anda mempertaruhkan Perang Dunia III, dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara ini, negara yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang dikatakan banyak orang,” kata Trump kepada Zelensky, masih dari AP News.

    Diketahui, tujuan utama Zelensky dalam aksi duduk itu adalah untuk menekan Trump agar tidak meninggalkan negaranya dan memperingatkan agar tidak terlalu dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Sebaliknya, ia malah dibentak-bentak sementara Trump tampak mempermainkan drama di depan kamera.

    Trump telah membuat Kyiv dan sekutu Eropa khawatir dengan perubahan kebijakan AS yang tiba-tiba, menampilkan dirinya sebagai mediator antara Putin dan Zelensky dan menolak untuk mengutuk invasi Rusia.

    Trump menyebut Zelensky sebagai “diktator” minggu lalu dan mengatakan dia percaya Putin akan “menepati janjinya” mengenai gencatan senjata.

    Trump mengatakan kepada Zelensky, sebagai mediator, dia tidak dapat mengkritik salah satu pihak utama.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Terungkap, Unit 8200 Israel Sadap Besar-besaran Komunikasi Palestina Buat Bikin AI Mirip ChatGPT – Halaman all

    Terungkap, Unit 8200 Israel Sadap Besar-besaran Komunikasi Palestina Buat Bikin AI Mirip ChatGPT – Halaman all

    Terungkap, Unit 8200 Israel Sadap Besar-besaran Komunikasi Palestina Buat Bikin AI Mirip ChatGPT

    TRIBUNNEWS.COM – Badan pengawasan militer Israel dilaporkan telah menggunakan sejumlah besar hasil sadapan komunikasi entitas Palestina untuk membangun alat kecerdasan buatan yang kuat mirip dengan ChatGPT.

    “Artificial Intelligence buatan Israel ini diharapkan akan mengubah kemampuan mata-matanya,” tulis laporan investigasi The Guardian.

    Laporan itu melansir liputan investigasi gabungan yang dilakukan media Israel-Palestina, +972 Magazine dan outlet berbahasa Ibrani, Local Call.

    “Investasi menemukan kalau Unit 8200 (unit intelijen militer Israel) melatih model AI untuk memahami bahasa Arab lisan menggunakan percakapan telepon dan pesan teks dalam jumlah besar. Percakapan dan teks ini diperoleh melalui pengawasan ekstensifnya terhadap wilayah yang diduduki (Palestina),” kata laporan tersebut.

    Menurut sumber yang mengetahui proyek tersebut, unit intelijen militer Israel (IDF) tersebut mulai membangun model untuk membuat alat canggih seperti chatbot yang mampu menjawab pertanyaan tentang orang-orang yang dipantaunya dan memberikan wawasan mengenai volume besar data pengawasan yang dikumpulkannya, mirip-mirip apa yang bisa dilakukan ChatGPT.

    “Badan penyadapan elite Israel, yang kemampuannya setara dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA), mempercepat pengembangan sistemnya setelah dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023. Model tersebut masih dalam tahap pelatihan (uji coba) pada paruh kedua tahun lalu. Tidak jelas apakah model tersebut sudah digunakan (secara aktif),” kata laporan tersebut.

    Sebagai informasi, badan penyadapan elite yang dimaksud adalah Unit 8200, yang dalam bahasa Ibrani dikenal sebagai Shmone Matayim. Unit itu setara dengan National Security Agency (NSA) Amerika Serikat atau GCHQ dalam organisasi militer Kerajaan Inggris.

    Upaya untuk membangun model bahasa besar (large language model/LLM) – sistem pembelajaran mendalam yang menghasilkan teks seperti manusia – sedikit banyak diungkapkan oleh seorang mantan teknolog intelijen militer Israel yang mengatakan kalau dia mengawasi proyek tersebut.

    Pernyataan dia beberapa waktu lalu luput dari perhatian media-media besar, kata Guardian.

    “Kami mencoba membuat kumpulan data terbesar yang memungkinkan [dan] mengumpulkan semua data yang pernah dimiliki negara Israel dalam bahasa Arab,” kata mantan pejabat tersebut, Chaked Roger Joseph Sayedoff, kepada hadirin di sebuah konferensi AI militer di Tel Aviv tahun lalu.

    Model tersebut, katanya, membutuhkan “jumlah data yang sangat banyak”.

    Tiga mantan pejabat intelijen yang mengetahui inisiatif tersebut mengonfirmasi keberadaan LLM Israel ini dan berbagi rincian tentang konstruksinya. 

    Beberapa sumber lain menjelaskan bagaimana Unit 8200 menggunakan model pembelajaran mesin berskala lebih kecil pada tahun-tahun sebelum meluncurkan proyek ambisius tersebut – dan dampak yang telah ditimbulkan oleh teknologi tersebut.

    “AI memperkuat kekuatan,” kata seorang sumber yang mengetahui pengembangan model AI Unit 8200 dalam beberapa tahun terakhir.

    “Ini bukan hanya tentang mencegah serangan penembakan, saya dapat melacak aktivis hak asasi manusia, memantau pembangunan Palestina di Area C [Tepi Barat]. Saya memiliki lebih banyak alat untuk mengetahui apa yang dilakukan setiap orang di Tepi Barat,” kata sumber tersebut soal dampak kehadiran model ini bagi kemampuan mata-mata Israel.

    Rincian skala model baru ini menjelaskan penyimpanan besar-besaran Unit 8200 atas isi komunikasi yang disadap, yang dimungkinkan oleh apa yang digambarkan oleh pejabat intelijen Israel dan Barat saat ini dan sebelumnya, sebagai pengawasan menyeluruh terhadap telekomunikasi Palestina.

    Proyek ini juga menggambarkan bagaimana Unit 8200, seperti banyak badan mata-mata di seluruh dunia, berupaya memanfaatkan kemajuan AI untuk melakukan tugas-tugas analitis yang kompleks dan memahami sejumlah besar informasi yang mereka kumpulkan secara rutin, yang semakin menentang pemrosesan manusia saja.

    Personel satuan intelijen Unit 8200 Israel. (Allisraelnews)

    Mesin Tebak-tebakan, Rentan Kesalahan

    Namun, integrasi sistem seperti LLM dalam analisis intelijen memiliki risiko karena sistem tersebut dapat memperburuk bias dan rentan membuat kesalahan, demikian peringatan para ahli dan pegiat hak asasi manusia.

    Sifatnya yang tidak transparan juga dapat mempersulit pemahaman tentang bagaimana kesimpulan yang dihasilkan AI dicapai.

    Zach Campbell, seorang peneliti senior pengawasan di Human Rights Watch (HRW), menyatakan kekhawatirannya kalau Unit 8200 akan menggunakan LLM untuk membuat keputusan penting tentang kehidupan warga Palestina di bawah pendudukan militer. 

    “Itu mesin tebak-tebakan,” katanya.

    “Dan pada akhirnya tebakan-tebakan ini dapat digunakan untuk memberatkan orang.”

    Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak menjawab pertanyaan Guardian tentang LLM baru tersebut, tetapi mengatakan kalau IDF “menggunakan berbagai metode intelijen untuk mengidentifikasi dan menggagalkan aktivitas teroris oleh organisasi-organisasi musuh di Timur Tengah”.

    Kumpulan Besar Komunikasi Berbahasa Arab

    Unit 8200 telah mengembangkan serangkaian alat yang didukung AI dalam beberapa tahun terakhir. 

    Sistem seperti The Gospel dan Lavender termasuk di antara sistem yang dengan cepat diintegrasikan ke dalam operasi tempur dalam perang di Gaza, memainkan peran penting dalam pemboman IDF di wilayah tersebut dengan membantu mengidentifikasi target potensial (baik orang maupun bangunan) untuk serangan mematikan.

    Selama hampir satu dekade, unit 8200 juga telah menggunakan AI untuk menganalisis komunikasi yang disadap dan disimpannya, menggunakan serangkaian model pembelajaran mesin untuk memilah informasi ke dalam kategori yang telah ditentukan sebelumnya, belajar mengenali pola, dan membuat prediksi.

    Setelah OpenAI merilis ChatGPT pada akhir tahun 2022, para ahli AI di Unit 8200 memproyeksikan membangun alat yang lebih luas yang mirip dengan chatbot. 

    Sekarang menjadi salah satu LLM yang paling banyak digunakan di dunia, ChatGPT didukung oleh apa yang disebut “model dasar”, AI serbaguna yang dilatih pada volume data yang sangat besar dan mampu menanggapi pertanyaan yang rumit.

    Awalnya, Unit 8200 kesulitan membangun model pada skala ini.

    “Kami tidak tahu bagaimana cara melatih model dasar,” kata Sayedoff, mantan pejabat intelijen, dalam presentasinya.

    Pada satu tahap, unit tersebut mengirim permintaan yang gagal kepada OpenAI untuk menjalankan ChatGPT pada sistem keamanan militer mereka (Guardian mengklaim OpenAI menolak berkomentar).

    Namun, ketika IDF memobilisasi ratusan ribu pasukan cadangan sebagai respons terhadap serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober, sekelompok perwira dengan keahlian dalam membangun LLM kembali ke unit 8200 dari sektor swasta.

    Beberapa berasal dari perusahaan teknologi besar AS, seperti Google, Meta, dan Microsoft.

    (Guardian memberikan disclaimer kalau Google mengatakan pekerjaan yang dilakukan karyawannya sebagai pasukan cadangan “tidak terkait” dengan perusahaan tersebut. Meta dan Microsoft menolak berkomentar.)

    Tim ahli kecil tersebut segera mulai membangun LLM yang memahami bahasa Arab, kata beberapa sumber, tetapi pada dasarnya harus memulai dari awal setelah menemukan bahwa model bahasa Arab komersial dan sumber terbuka yang ada dilatih menggunakan bahasa Arab tertulis standar – yang digunakan dalam komunikasi formal, literatur, dan media – alih-alih bahasa Arab lisan.

    “Tidak ada transkrip panggilan atau percakapan WhatsApp di internet. Jumlahnya tidak cukup untuk melatih model seperti itu,” kata salah satu sumber.

    Tantangannya, imbuh mereka, adalah “mengumpulkan semua teks [bahasa Arab] yang pernah dimiliki unit tersebut dan menaruhnya di tempat terpusat”.

    Mereka mengatakan data pelatihan model tersebut akhirnya terdiri dari sekitar 100 miliar kata.

    Seorang sumber terpercaya yang memahami proyek tersebut mengatakan kepada Guardian bahwa kumpulan komunikasi yang luas ini mencakup percakapan dalam dialek Lebanon dan Palestina.

    Sayedoff mengatakan dalam presentasinya bahwa tim yang membangun LLM “hanya berfokus pada dialek yang membenci kita”.

    Unit tersebut juga berupaya melatih model untuk memahami terminologi militer tertentu dari kelompok militan, kata sumber.

    Namun, pengumpulan data pelatihan yang sangat besar tampaknya mencakup sejumlah besar komunikasi dengan sedikit atau tidak ada nilai intelijen tentang kehidupan sehari-hari warga Palestina.

    “Seseorang memanggil seseorang dan menyuruh mereka keluar karena mereka menunggu di luar sekolah, itu hanya sekadar percakapan, itu tidak menarik. Namun untuk model seperti ini, itu sangat berharga,” kata salah satu sumber.

    Tentara Israel anggota Unit 8200 yang berspesialisasi di bidang intelijeb dan siber saat bekerja. (photo credit: IDF SPOKESPERSON’S UNIT)

    Kontrol dan Pengawasan Wilayah Pendudukan  yang Difasilitasi AI

    Unit 8200 bukanlah satu-satunya badan mata-mata yang bereksperimen dengan teknologi AI generatif.

    Di Amerika Serikat (AS), CIA telah meluncurkan alat seperti ChatGPT untuk menyaring informasi sumber terbuka.

    Badan mata-mata Inggris juga tengah mengembangkan LLM mereka sendiri, yang juga disebut-sebut tengah dilatih dengan kumpulan data sumber terbuka.

    Tetapi beberapa mantan pejabat keamanan AS dan Inggris mengatakan komunitas intelijen Israel tampaknya mengambil risiko lebih besar daripada sekutu terdekatnya ketika mengintegrasikan sistem berbasis AI baru ke dalam analisis intelijen.

    Seorang mantan kepala mata-mata barat mengatakan pengumpulan besar-besaran konten komunikasi Palestina oleh intelijen militer Israel memungkinkannya menggunakan AI dengan cara “yang tidak dapat diterima” justru oleh badan intelijen di negara-negara dengan pengawasan yang lebih kuat atas penggunaan kekuatan pengawasan dan penanganan data pribadi yang sensitif.

    Campbell, dari Human Rights Watch, mengatakan penggunaan materi pengawasan untuk melatih model AI adalah “invasif dan tidak sesuai dengan hak asasi manusia”.

    “Sebagai kekuatan pendudukan, Israel berkewajiban untuk melindungi hak privasi warga Palestina,” katanya. 

    “Kita berbicara tentang data yang sangat pribadi yang diambil dari orang-orang yang tidak dicurigai melakukan kejahatan, yang digunakan untuk melatih alat yang kemudian dapat membantu membangun kecurigaan,” tambahnya.

    Nadim Nashif, direktur 7amleh, sebuah kelompok advokasi dan hak digital Palestina, mengatakan bahwa warga Palestina telah “menjadi subjek di laboratorium Israel untuk mengembangkan teknik-teknik ini dan menjadikan AI sebagai senjata, semuanya demi tujuan mempertahankan rezim apartheid dan pendudukan, di mana teknologi-teknologi ini digunakan untuk mendominasi suatu bangsa, untuk mengendalikan kehidupan mereka”.

    Beberapa perwira intelijen Israel saat ini dan sebelumnya yang memahami model pembelajaran mesin skala kecil yang digunakan oleh Unit 8200 – cikal bakal model dasar – mengatakan AI membuat pengawasan menyeluruh terhadap warga Palestina lebih efektif sebagai bentuk kontrol, khususnya di Tepi Barat, tempat mereka mengatakan AI berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penangkapan.

    Dua sumber mengatakan model tersebut membantu IDF menganalisis percakapan telepon yang disadap secara otomatis dengan mengidentifikasi warga Palestina yang mengekspresikan kemarahan terhadap pendudukan atau keinginan untuk menyerang tentara atau orang-orang yang tinggal di pemukiman ilegal.

    Salah satu sumber mengatakan bahwa ketika IDF memasuki desa-desa di Tepi Barat, AI akan digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang menggunakan kata-kata yang dianggap menunjukkan “pembuat onar”.

    “Hal ini memungkinkan kami untuk bertindak berdasarkan informasi dari lebih banyak orang, dan ini memungkinkan kontrol atas populasi,” kata sumber ketiga. “Ketika Anda memiliki begitu banyak informasi, Anda dapat menggunakannya untuk tujuan apa pun yang Anda inginkan. Dan IDF memiliki sangat sedikit batasan dalam hal ini.”

    Kesalahan Adalah Keniscayaan

    Bagi badan mata-mata, nilai dalam pengembangan dasar adalah model tersebut dapat mengambil “semua yang pernah dikumpulkan” dan mendeteksi “hubungan dan pola yang sulit dilakukan manusia sendiri”, kata Ori Goshen, salah satu pendiri AI21 Labs. 

    Beberapa karyawan perusahaan Israel tersebut mengerjakan proyek LLM baru tersebut saat bertugas sebagai cadangan.

    Namun Goshen, yang sebelumnya bertugas di Unit 8200, menambahkan: “Ini adalah model probabilistik – Anda memberi mereka perintah atau pertanyaan, dan mereka menghasilkan sesuatu yang tampak seperti sihir. Namun, sering kali, jawabannya tidak masuk akal. Kami menyebutnya ‘halusinasi.’”

    Brianna Rosen, mantan pejabat keamanan nasional Gedung Putih dan sekarang menjadi peneliti senior di Universitas Oxford, mencatat, meskipun alat seperti ChatGPT dapat membantu analis intelijen, “mendeteksi ancaman yang mungkin terlewatkan oleh manusia, bahkan sebelum ancaman itu muncul, alat itu juga berisiko menarik hubungan yang salah dan kesimpulan yang salah”.

    Ia mengatakan sangat penting bagi badan intelijen yang menggunakan alat-alat ini untuk dapat memahami alasan di balik jawaban yang mereka hasilkan.

    “Kesalahan akan terjadi, dan beberapa kesalahan tersebut dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat serius,” tambahnya.

    Pada bulan Februari, Associated Press melaporkan kalau AI kemungkinan digunakan oleh petugas intelijen untuk membantu memilih target dalam serangan udara Israel di Gaza pada bulan November 2023 yang menewaskan empat orang, termasuk tiga gadis remaja.

    Sebuah pesan yang dilihat oleh kantor berita tersebut menunjukkan kalau serangan udara tersebut dilakukan secara tidak sengaja.

    IDF tidak menanggapi pertanyaan Guardian tentang bagaimana Unit 8200 memastikan model pembelajaran mesinnya, termasuk LLM baru yang sedang dikembangkan, tidak memperburuk ketidakakuratan dan bias.

    IDF juga tidak mengatakan bagaimana ia melindungi hak privasi warga Palestina saat melatih model dengan data pribadi yang sensitif.

    “Karena sifat informasi yang sensitif, kami tidak dapat menguraikan alat-alat tertentu, termasuk metode yang digunakan untuk memproses informasi,” kata seorang juru bicara.

    “Namun, IDF menerapkan proses yang cermat dalam setiap penggunaan kemampuan teknologi,” imbuh mereka.

    “Itu termasuk keterlibatan integral personel profesional dalam proses intelijen untuk memaksimalkan informasi dan presisi hingga tingkat tertinggi.”

     

    (oln/thgrdn/*)

  • Seputar Perundingan Rahasia Nan Langka AS-Hamas: Sapaan dan Ancaman Trump Saat Israel Cemburu – Halaman all

    Seputar Perundingan Rahasia Nan Langka AS-Hamas: Sapaan dan Ancaman Trump Saat Israel Cemburu – Halaman all

    Seputar Pembicaraan Rahasia Nan Langka AS-Hamas: Sapaan dan Ancaman Trump Saat Israel Cemburu

    TRIBUNNEWS.COM – Gedung Putih, Rabu (5/3/2025) mengonfirmasi kalau seorang utusan Amerika Serikat (AS) berbicara langsung dengan pihak gerakan Palestina, Hamas.

    Pembicaraan itu dilaporkan untuk mengamankan pembebasan sandera Amerika yang ada di tangan Hamas.

    Hal ini menandai perubahan kebijakan Washington yang telah melabeli Hamas sebagai organisasi teroris.

    Di sisi lain, pembicaraan langsung AS-Hamas ini membuat pihak Israel resah dan berbau ‘cemburu’ karena merasa tidak diberitahu secara jelas oleh pihak Washington.

    Namun, Gedung Putih menyatakan, Israel sudah diberitahui akan pembicaraan langsung AS dengan Hamas ini.

    “Israel telah diajak berkonsultasi mengenai masalah ini, dan lihatlah, dialog dan pembicaraan dengan orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan apa yang terbaik bagi kepentingan rakyat Amerika adalah sesuatu yang menurut Presiden adalah jal benar, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menuturkan kepada wartawan.

    Bagi banyak kalangan, kesediaan AS berunding dengan organisasi yang sudah mereka labeli sebagai ‘organisasi teroris’ adalah hal langka.

    Dalam kasus Hamas, terakhir kali AS berunding dengan gerakan perlawanan Palestina itu adalah 28 tahun silam.

    “Pemerintahan Donald Trump mengadakan pembicaraan rahasia dengan Hamas, menandai komunikasi langsung pertama dengan kelompok Palestina itu sejak 1997,” demikian laporan Axios Kamis (6/3/2025), mengutip dua sumber yang mendapat informasi mengenai pembicaraan tersebut.

    Diskusi AS-Hamas dilaporkan fokus pada pembebasan tawanan Amerika yang ditahan Hamas di Gaza, dan kemungkinan kesepakatan yang lebih luas untuk mengakhiri perang.

    Utusan presiden AS untuk urusan penyanderaan Adam Boehler memimpin perundingan dari pihak AS, yang berlangsung di Doha, Qatar.

    Laporan tersebut mengatakan bahwa perundingan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya karena AS telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris pada tahun 1997.

    Selain membebaskan tawanan Amerika, pembicaraan tersebut mencakup pembahasan kesepakatan yang lebih luas untuk membebaskan semua tawanan yang tersisa dan mencapai gencatan senjata jangka panjang – menurut sumber tersebut.

    Ada 59 tawanan yang ditahan Hamas di Gaza setelah fase pertama gencatan senjata yang rapuh berakhir.

    Intelijen Israel mengatakan hanya 22 yang masih hidup.

    Lima warga Amerika masih ditawan Hamas. Edan Alexander yang berusia 21 tahun diyakini masih hidup.

    Status sisa sandera lainnya masih belum pasti.

    TEMUI SANDERA ISRAEL- Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan para sandera Israel yang dibebaskan Hamas di Gedung Putih pada 6 Maret 2025. Trump lalu mengeluarkan ultimatum ke Hamas setelah pertemuan ini. (RNTV/TangkapLayar)

    Trump Temui Para Mantan Sandera

    Terkait situasi itu, Presiden AS, Donald Trump dilaporkan bertemu dengan para tawanan yang dibebaskan di Gedung Putih di tengah pembicaraan rahasia AS-Hamas

    Mantan tawanan yang pernah ditahan di Gaza bertemu dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih pada Rabu.

    Pada kesempatan itu, Trump mendengarkan langsung cerita dari para mantan sandera Hamas tentang penahanan.

    Trump kemudian menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan pembebasan sandera tersisa Israel yang masih ada di tangan Hamas.

    Menurut pernyataan dari Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, Trump “mendengarkan dengan saksama kisah-kisah memilukan dari para sandera.”

    Para mantan sandera, pada gilirannya, mengungkapkan rasa terima kasih atas usahanya. “Para sandera berterima kasih kepada Presiden Trump atas usahanya yang gigih untuk membawa semua sandera pulang,” tambah Leavitt.

    Delegasi mantan sandera Israel yang pernah ditawan Hamas tersebut antara lain Iair Horn, Omer Shem Tov, Eli Sharabi, Keith Siegel, Aviva Siegel, Naama Levy, Doron Steinbrecher, dan Noa Argamani.

    Setelah pertemuan tersebut, Trump dilaporkan mengeluarkan pesan tegas kepada Hamas, dengan menyatakan, “ini adalah peringatan terakhir,” sebagaimana dilaporkan oleh Ynet.

    AGRESI – Pasukan Israel (IDF) mengamati situasi dalam agresi militer di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Israel Gelisah Tak Diberitahu AS Secara Langsung

    Pembicaraan langsung rahasia antara pemerintahan AS dan Hamas, yang menandai komunikasi pertama antara AS dan kelompok Palestina tersebut sejak 1997, ini rupanya membuat Israel resah.

    Berbau kecemburuan, menurut New York Times, Israel mengetahui pembicaraan AS-Hamas ini melalui saluran tidak langsung.

    Artinya, laporan mengindikasikan kalau Israel tidak diberitahu langsung oleh AS, melainkan melalui pihak ketiga. 

    “Sementara Gedung Putih menyatakan bahwa Israel diajak berkonsultasi mengenai pembicaraan tersebut, sumber-sumber Israel menyatakan kalau mereka diberi tahu dengan cara yang berbeda,” tulis laporan yang dilansir RNTV, Kamis.

    Diskusi AS-Hamas ini, yang dipimpin oleh Adam Buehler, utusan Trump untuk urusan tawanan, berlangsung di Qatar tetapi gagal menghasilkan terobosan langsung. 

    Akan tetapi, sumber-sumber mengindikasikan kalau “para pihak (baik AS maupun Hamas) tetap membiarkan pintu terbuka (peluang negosiasi dan pembicaraan lanjutan.” 

    The Wall Street Journal melaporkan kalau kontak awal antara AS dan Hamas terjadi sebulan lalu di Doha, di mana Buehler meminta pembebasan tawanan Amerika.

    Sebagai tanggapan, Hamas membebaskan warga negara Amerika Sagi Dekel Chen pada tanggal 15 Februari.

    Meskipun hukum AS melarang negosiasi dengan organisasi teroris yang ditunjuk, dan Amerika Serikat secara resmi menggolongkan Hamas sebagai salah satu organisasi teroris, pengecualian memungkinkan utusan Presiden untuk urusan tawanan untuk terlibat dalam diskusi yang bertujuan untuk mengamankan pembebasan warga negara Amerika.

    Israel telah menanggapi dengan keprihatinan atas keterlibatan Washington dengan Hamas.

    Pihak Tel Aviv menyiratkan, pembicaraan AS-Hamas tanpa memberitahu Israel secara langsung, menimbulkan pertanyaan tentang implikasi dari pembicaraan ini mengingat keselarasan yang erat antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Trump.

    Artinya, ketidaktransparanan AS ke Israel berbanding terbalik dengan keakraban yang ditunjukkan Trump dan Netanyahu.

    Sapaan dan Ancaman Trump ke Hamas Saat Israel Cemburu

    Seolah mengerti kegelisahan Israel, setelah bertemu dengan para mantan sandera Israel yang pernah ditawan Hamas, Trump mengeluarkan ultimatumnya kepada Hamas.

    Trump mengunggah pesan di platform media sosialnya, Truth Social, pada Kamis malam, yang ditujukan kepada Hamas, menuntut pembebasan segera para tawanan dan pemulangan jenazah orang-orang yang diduga dibunuh oleh kelompok tersebut.

    “Shalom Hamas, yang berarti Halo dan Selamat Tinggal — Anda dapat memilih. Bebaskan semua Sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang telah Anda bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi Anda,” tulis Trump.

    Trump mengkritik Hamas karena menyimpan mayat orang-orang yang terbunuh, dengan mengatakan, “Hanya orang sakit dan bejat yang menyimpan mayat, sedangkan kalian sakit dan bejat!”

    Ia menegaskan kalau Israel akan menerima semua dukungan yang diperlukan untuk “menyelesaikan pekerjaan,”.

    Trump menyatakan, “Saya akan mengirimkan semua yang dibutuhkan Israel untuk menyelesaikan pekerjaan, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan selamat jika kalian tidak melakukan apa yang saya katakan.”

    Dalam postingannya, Trump juga menyebutkan pertemuannya dengan mantan sandera yang menurut Trump para mantan sandera itu hidupnya telah hancur.

    Ia mengeluarkan peringatan terakhir kepada pimpinan Hamas, mendesak mereka untuk meninggalkan Gaza: “Sekaranglah saatnya untuk meninggalkan Gaza, selagi Anda masih memiliki kesempatan.”

    Berbicara kepada rakyat Gaza, Trump memperingatkan, “Masa depan yang indah menanti, tetapi tidak jika Anda menyandera. Jika Anda melakukannya, Anda MATI! Buatlah keputusan yang CERDAS.” Ia mengakhiri dengan ultimatum yang tegas: “BEBASKAN SANDERA SEKARANG, ATAU AKAN ADA HUKUMAN YANG HARUS DIBAYAR NANTI!”

    Postingan Trump menandai peningkatan retorika yang signifikan, yang mencerminkan ketegangan yang sedang berlangsung seputar negosiasi pembebasan sandera dan konflik Gaza yang berlangsung di tengah ketidakpastian gencatan senjata.

    Berikut sapaan dan ancaman Trump ke Hamas secara lengkap di platform Truthsocial:

    “Shalom Hamas” means Hello and Goodbye – You can choose. Release all of the Hostages now, not later, and immediately return all of the dead bodies of the people you murdered, or it is OVER for you. Only sick and twisted people keep bodies, and you are sick and twisted! I am sending Israel everything it needs to finish the job, not a single Hamas member will be safe if you don’t do as I say. I have just met with your former Hostages whose lives you have destroyed. This is your last warning! For the leadership, now is the time to leave Gaza, while you still have a chance. Also, to the People of Gaza: A beautiful Future awaits, but not if you hold Hostages. If you do, you are DEAD! Make a SMART decision. RELEASE THE HOSTAGES NOW, OR THERE WILL BE HELL TO PAY LATER!

    DONALD J. TRUMP, PRESIDENT OF THE UNITED STATES OF AMERICA

    Respons Hamas Atas Ultimatum Trump

    Hamas kemudian menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump pada Kamis, yang disebutnya sebagai “ultimatum” tersebut.

    Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Ancaman-ancaman ini memperumit masalah yang terkait dengan perjanjian gencatan senjata dan mendorong pemerintah Pendudukan Israel untuk menghindari pemenuhan kewajibannya.”

    Qassem menjelaskan bahwa kesepakatan yang dimediasi oleh Washington itu menguraikan pembebasan tahanan Palestina dalam tiga tahap.

    Ia menambahkan kalau Hamas telah menyelesaikan bagiannya pada tahap pertama, sementara Tel Aviv telah menghindari tahap kedua.

    Qassem menekankan, “Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah AS adalah menekan Pendudukan Israel untuk memulai negosiasi tahap kedua sebagaimana yang diuraikan dalam perjanjian gencatan senjata.”

    Sementara itu, juru bicara Hamas lainnya, Abdel Latif Al-Qanou, mengatakan kepada Kantor Berita Sawa, “Ancaman berulang Trump terhadap rakyat kami mendukung upaya Perdana Menteri “Israel” Netanyahu untuk menarik kembali perjanjian dan mengintensifkan pengepungan dan kelaparan terhadap rakyat kami.”

    Al-Qanou melanjutkan, “Cara terbaik untuk mengamankan pembebasan tawanan “Israel” yang tersisa adalah dengan melibatkan pendudukan dalam negosiasi tahap kedua dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perjanjian, yang dimediasi oleh pihak ketiga.”

    Ancaman-ancaman Donald Trump ini muncul di saat yang sensitif, dengan Hamas menegaskan kembali komitmennya untuk memenuhi perjanjian gencatan senjata dan mendesak Tel Aviv untuk melaksanakan semua ketentuannya.

    Kelompok tersebut menyerukan para mediator untuk memulai tahap kedua negosiasi, yang mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza dan penghentian total agresi.

     

    (oln/rntv/*)

  • AS Tak Beri Data Intelijen, Ukraina Gagal Gunakan HIMARS untuk Serangan Jarak Jauh ke Rusia – Halaman all

    AS Tak Beri Data Intelijen, Ukraina Gagal Gunakan HIMARS untuk Serangan Jarak Jauh ke Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) berhenti memberi Ukraina data intelijen yang diperlukan untuk mengoperasikan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) untuk melakukan serangan jarak jauh terhadap Rusia.

    “Amerika memutus sambungan intelijen penting untuk peringatan pada pukul 2 siang di Kyiv. Sebelumnya menargetkan data untuk HIMARS,” tulis jurnalis Oliver Carroll dari The Economist di media sosial pada Kamis (6/3/2025).

    Menurut laporan tersebut, Ukraina tidak lagi menerima informasi real time untuk serangan jarak jauh menggunakan HIMARS.

    Sementara itu, surat kabar The Washington Post melaporkan bahwa selama sebulan terakhir, setidaknya satu tim Ukraina yang bertanggung jawab untuk meluncurkan roket HIMARS belum menerima koordinat untuk serangan dengan jarak sekitar 64 km melewati garis depan antara pasukan Rusia dan Ukraina.

    Militer Ukraina menambahkan dalam beberapa minggu terakhir bahwa transmisi koordinat tersebut telah berhenti, yang mengisyaratkan penghentian de facto dalam pertukaran informasi intelijen antara AS dan Ukraina.

    AS Tangguhkan Sharing Info Intelijen dan Bantuan Militer ke Ukraina

    Sebelumnya Direktur CIA John Ratcliffe mengonfirmasi informasi bahwa AS telah menangguhkan pengiriman senjata dan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina.

    “(Penangguhan) Ini akan mencakup segalanya mulai dari laporan manusia hingga penilaian rencana dan niat serta distribusi pasukan Rusia, hingga citra satelit, yang menyatakan Rusia memiliki sejumlah tank di balik bukit ini atau kami perkirakan mereka akan memindahkan satu peleton ke sini pada waktu tertentu,” kata John Ratcliffe kepada Fox Business Network pada Rabu (5/3/2025).

    Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengisyaratkan penangguhan itu untuk memberikan tekanan kepada Ukraina.

    “AS telah mengambil langkah mundur dalam berbagi informasi intelijen dengan Ukraina,” katanya seraya menambahkan AS dan Ukraina terlibat dalam pembicaraan untuk memajukan kesepakatan perjanjian mineral yang sebelumnya gagal ditandatangani.

    HIMARS merupakan sistem roket artileri yang dapat menembakkan roket berpemandu jarak jauh dan dapat meluncurkan hingga enam roket sekaligus atau satu rudal balistik ATACMS.

    Masih belum jelas berapa lama pembekuan pembagian intelijen ini akan berlangsung, seperti diberitakan RBC Ukraina.

    Keputusan AS untuk membekukan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina menyusul penghentian bantuan militer AS untuk Ukraina pada Senin (3/3/2025).

    Pemerintahan Donald Trump dikabarkan mengambil langkah tersebut untuk menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar bekerja sama dengan Trump untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Rusia.

    Zelensky dan Donald Trump sebelumnya berdebat sengit dalam pertemuan mereka di Gedung Putih pada Jumat (28/2/2025) yang mengakibatkan kegagalan kedua negara untuk menandatangani perjanjian mineral.

    Menyusul penangguhan bantuan militer AS, Zelensky pada Selasa (4/3/2025) mengirimkan surat kepada Donald Trump yang menyatakan ia siap membicarakan perdamaian dan menandatangani perjanjian mineral.

    Perjanjian mineral tersebut merupakan upaya Donald Trump yang meminta imbalan kepada Ukraina atas bantuan AS selama perang melawan Rusia.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina